kasus katarak senilis imatur destar

Upload: destar-aditya-sadega

Post on 02-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan kasus katarak senilis imature

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSODS KATARAK SENILIS IMATUR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu SyaratDalam Menempuh Program Pendidikan Profesi DokterBagian Ilmu Penyakit Mata

Disusun oleh :Destar Aditya Y01.210.6118

Pembimbing:dr. Djoko Heru Santosa, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG2015HALAMAN PENGESAHAN

Nama: Destar Aditya YNIM: 01.210.6118Fakultas: KedokteranUniversitas: Universitas Islam Sultan AgungTingkat: Program Pendidikan Profesi DokterBagian: Ilmu Kesehatan MataJudul Laporan Kasus : ODS katarak senilis imaturPembimbing: dr. Djoko Heru, Sp.M

Kudus, Juli 2015Pembimbing Kepaniteraan KlinikBagian Ilmu Kesehatan Mata RSUD KUDUS

dr. Djoko Heru S, Sp.M

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIENNama lengkap: Tn.SUmur: 48 tahunAgama: IslamPekerjaan: BuruhAlamat: Samirejo Dawe KudusTanggal Pemeriksaan: 27 Juli 2015

II. ANAMNESISAnamnesis secara: Auto anamnesis pada tanggal 27 Juli 2015Keluhan Utama: Penglihatan kedua mata kaburRiwayat Penyakit Sekarang:Seorang pasien datang ke poliklinik mata RSUD Kudus dengan keluhan penglihatan kedua mata kabur seperti melihat kabu-kabut sejak 1 bulan yang lalu. Penglihatan dirasakan menurun secara perlahan, semakin lama dirasakan semakin kabur. Penglihatan kabur saat ini dirasakan terjadi terus menerus sepanjang hari, saat melihat dekat maupun jauh. Selain itu pasien silau saat melihat cahaya. Pasien juga mengeluh kepala sering pusing. Keluhan tambahan lain yang dirasakan pasien mata sedikit merah pada mata kanan (+) sedangkan mata kiri (-), cekot-cekot (-), nyeri (-), gatal (-), keluar kotoran air mata (-), melihat ganda (-), melihat pelangi disekitar sumber cahaya (-). Sebelumnya pasien mengobati keluhan menggunakan obat tetes mata insto tapi tidak ada perubahan.

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Operasi mata (-) Riwayat Hipertensi (+) Riwayat DM (-) Riwayat trauma (-) Riwayat memakai kacamata (-)Riwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keadaan serupa.Riwayat sosial ekonomi:Kesan ekonomi cukup.

III. PEMERIKSAAN FISIKA. VITAL SIGNTensi (T):170/90 mmHgNadi (N):88 kali/ menitSuhu (T):tidak diukurRespiration Rate (RR):18 x / menitKeadaan Umum:BaikKesadaran:Compos mentisB. STATUS OFTALMOLOGI

OSGambar:

OD

Lensa keruh Lensa keruh

Oculus DextraOculus Sinistra

3/60VISUS2/60

Tidak DilakukanKOREKSITidak dilakukan

Gerak bola mata ke segala arah baikPARASE / PARALYSEGerak bola mata ke segala arah baik

Tidak ada kelainanSUPERCILIATidak ada kelainan

Edema (-), spasme (-)PALPEBRAEdema (-), spasme (-)

Injeksi (-), sekret (-)CONJUNGTIVAInjeksi (-), sekret (-)

Tidak ada kelainanSCLERATidak ada kelainan

JernihCORNEAJernih

Kedalaman cukupCAMERA OCULI ANTERIOR Kedalaman cukup

Kripte (+), Edema (-), sinekia posterior (-)IRISKripte (+),Edema (-), sinekia posterior (-)

Bulat, sentral, regular, Refleks pupil (+) NPUPILBulat, sentral, regular, Refleks pupil (+) N

Keruh sebagian , Shadow test (+)LENSAKeruh sebagian, Shadow test (+)

Tidak bisa diidentifikasiRETINATidak bisa diidentifikasi

(tidak dapat dinilai)FUNDUS REFLEKS(tidak dapat dinilai)

normalTENSIO OCULInormal

Tidak dilakukanSISTEM LACRIMALISTidak dilakukan

IV. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Ophtalmoskopi 2. Tonometri3. Retinometri

V. DIAGNOSA BANDING1. ODS Katarak Senilis Imatur2. ODS Katarak Senilis Matur3. ODS Katarak Senilis Hipermatur4. ODS Katarak Traumatik5. ODS Katarak Komplicata6. ODS Miopia

VI. DIAGNOSA SEMENTARAODS Katarak Senilis imaturDasar diagnosaPasien ini didiagnosis sebagai ODS katarak senilis imatur dengan dasar pemikiran sebagai berikut:1. Anamnesis:- Pasien berusia 48 tahun katarak senilis Penglihatan kedua mata kabur seperti tertutup kabut-kabut, perlahan-lahan semakin kabur.2. Pemeriksaan oftalmologis:- Visus OD 3/60 dan OS 2/60- Pada pemeriksaan lensa didapatkan kekeruhan dengan ODS shadow test (+)

VII. TERAPIa. Medikamentosa : Vitamin A, 1dd Ib. Pasien disarankan untuk operasi katarak (Rencana ODS ekstraksi katarak ekstra kapsular dan pemasangan Intra Ocular Lens )

VIII. PROGNOSIS OCULI DEXTRA ET SINISTRA (ODS)Quo Ad Sanam:ad bonam Quo Ad Kosmetikam: ad bonam Quo Ad Vitam:ad bonam Quo Ad Visam:ad bonam

IX. EDUKASI1. Menjelaskan pada pasien bahwa pandangan kedua mata yang kabur disebabkan katarak pada kedua lensa mata.2. Menjelaskan pada pasien bahwa katarak tidak dapat diobati dengan obat tetapi dapat disembuhkan dengan operasi dan pemberian lensa tanam pada mata.3. Menjelaskan pada pasien mengenai pentingnya operasi ekstraksi katarak, jenis tindakan, persiapan, kelebihan dan kekurangan.4. Menjelaskan tentang komplikasi yang akan terjadi apabila tidak dioperasi, kemungkinan lensa akan mencair, isi lensa akan keluar, menimbulkan reaksi peradangan dan peningkatan tekanan bola mata.5. Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin timbul selama operasi dan pascaoperasi.

TINJAUAN PUSTAKA

KATARAK

A. DEFINISIKatarak adalah suatu keadaan di mana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh.Katarak berasal dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Asalkata ini mungkin sekali karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutupoleh air terjun di depan matanya akibat. Seorang dengan katarak akan melihat benda seperti ditutupikabut. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau keduanya (Ilyas, 2009).

B. KLASIFIKASI KATARAK Berdasarkan waktu perkembangannya katarak diklasifikasikan menjadi katarakkongenital, katarak juvenil dan katarak senilis.1. Katarak kongenital dapat berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenatal dimana kelainan utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali mengakibatkan keruhnya seluruh lensa2. Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir.Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa.Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai softcataract. Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dari satu sediaan penyakit keturunan lain.3. Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Telah diketahui bahwa katarak senilis berhubungan dengan bertambahnya usia dan berkaitan dengan proses penuaan lensa.

Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium imatur,stadium matur, dan stadium hipermatur.1. Stadium insipien. Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda),terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis relatif masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheelyang nyata bila pupil dilebarkan.2. Stadium imatur. Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat di pupil ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,akibat bayangan iris pada lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+)

3. Stadium matur. Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua sinar yangmelalui pupil dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa. Tak ada bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Shadow testmembedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut dengan midriatika,oleh karena pada katarak polaris anterior juga terdapat shadow test (-), karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur, dengankoreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk lagi1/300 atau satu per tak hingga, hanya ada persepsi cahaya, walaupun lensanya belumkeruh seluruhnya. Keadaan ini disebut vera matur.

4. Stadium hipermatur. Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah. Melalui pupil, pada daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang diatasnya, yaitu kecoklatan. Pada stadium ini juga terjadikerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cairdapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak Morgagni.Pada perjalanan dari stadium I ke stadium IV, dapat timbul suatu keadaan yang disebut intumesensi yaitu penyerapan cairan bilik mata depan oleh lensa sehingga lensamenjadi cembung dan iris terdorong ke depan, bilik mata depan menjadi dangkal. Hal ini tidak selalu terjadi.Pada umumnya terjadi pada stadium II.Selain itu terdapat jenis katarak lain :Katarak rubella : Ditularkan melalui Rubella pada ibu hamilKatarak Brunesen Katarak yang berwarna coklat sampai hitam, terutama pada nucleus lensa Dapat terjadi pada pasien diabetes mellitus dan myopia tinggi.Katarak Komplikata : Katarak akibat penyakit mata lain seperti radang dan proses degenerasi. Mempunyai tanda khusus yaitu selamanya dimulai di korteks atau dibawah kapsul menuju ke korteks atau dibawah kapsul menuju sentral Pada lensa terlihat kekeruhan titik subkapsular ayng sewaktu-waktu menjadi katarak lamelar.Katarak Diabetik : Akibat adanya penyakit Diabetes Mellitus. Meningkatkan insidens maturasi katarak Pada lensa terlihat kekeruhan tebaran salju subkapsularyang sebagian jernih dengan pengobatan.Katarak Sekunder Adanya cincin Soemmering (akibat kapsul pesterior yang pecah) dan Mutiara Elsching (epitel subkapsular yang berproliferasi)Katarak TraumatikaDapat terjadi akibat trauma mekanik, agen-agen fisik (radiasi, aruslistrik, panas dan dingin) (Ilyas, 2009)C. PATOFISIOLOGILensa mengandung tiga komponen anatomis yaitu : Nukleus zone sentral Korteks perifer Kapsul anterior dan posterior Sebagian besar katarak terjadi karena suatu perubahan fisik dan perubahan kimia pada protein lensa mata yang mengakibatkan lensa mata menjadi keruh.Perubahan fisik (perubahan pada serabut halus multiple (zonula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar lensa) menyebabkan hilangnya transparansi lensa.Perubahan kimia pada protein inti lensa mengakibatkan pigmentasi progresif sehingga nukleus menjadi kuning atau kecokelatan juga terjadi penurunan konsentrasi glutation dan kalium, peningkatan konsentrasi natrium dan kalsium serta peningkatan hidrasi lensa. Perubahan ini dapat terjadi karena meningkatnya usia sehingga terjadi penurunan enzim yang menyebabkan proses degenerasi pada lensa. Penyebab pada katarak senilis belum diketahui pasti, namun diduga terjadi karena:a. Proses pada nukleusOleh karena serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong ke arah tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion kalsium dan sklerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih hipermetrop. Lama kelamaan nukleus lensa yang pada mulanya berwarna putih menjadi kekuning-kuningan, lalu menjadi coklat dan kemudian menjadi kehitam-hitaman. Karena itulah dinamakan katarak brunesen atau katarak nigra.b. Proses pada korteksTimbulnya celah-celah di antara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan penimbunan kalsium sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak, menjadi lebih miop. Berhubung adanya perubahan refraksi ke arah miopia pada katarak kortikal, penderita seolah-olah mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah (Wijana, 1983).

Perubahan lensa pada usia lanjut :1. Kapsul Menebaldankurangelastic (1/4dibandinganak) Mulaipresbiopia Bentuklamelkapsulberkurangataukabur Terlihatbahangranular2. Epitel makin tipis Selepitel (germinatif)padaekuatorbertambah besardanberat Bengkakdanfakuolisasimitokondria yangnyata3. Serat lensa Lebihirregular Padakortekskerusakanseratsel jelas Brown sclerotic nucleus, sinarultraviolet lama kelamaanmerubah proteinnukleus lensa 4. Kortekstidakberwarnakarena : Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi. Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.

D. GEJALA DAN TANDA1. Pengurangan ketajaman penglihatan secara bertahap2. Pandangan seperti ada kabut atau air terjun3. Silau, sehingga penglihatan di malam hari lebih nyaman dibandingkan siang hari4. Miopia5. Kesulitan membaca bila tidak cukup cahaya6. Sering berganti kacamataE. DIAGNOSISANAMNESIS : Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap (gejala utama katarak) Mata tidak merasa sakit, gatal , atau merah Gambaran umum gejala katarak yang lain seperti :1. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film2. Perubahan daya lihat warna3. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata4. Lampu dan matahari sangat mengganggu5. Sering meminta resep ganti kacamata6. Penglihatan ganda (diplopia)PEMERIKSAAN FISIK MATA1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan2. Melihat lensa dengan penlight dan loopDengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow).Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedangkan bayangan dekat dan kecil dengan pupil terjadi katarak matur.3. Slit lamp4. Pemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi)(Wijana, 1983)

F. DIAGNOSA BANDING1. Glaukoma2. Retinopati (anemia, DM hipotensi, hipertensi, leukimia, pigmentosa(Ilyas, 2009)

G. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan untuk katarak adalah pembedahan (operasi).Medikamentosa diberikan dengan tujuan mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh penyulit misalnya, silau maka pasien dapat menggunakan kacamata.Untuk mengurangi inflamasi dapat diberikan steroid ringan. Dapat pula dianjurkan diet dengan gizi yang seimbang, suplementasi vitamin A,C,E, serta antioksidan lainnya dengan dosis yang tepat dapat membantu memperlambat progresifitas katarak.Ekstraksi katarak adalah cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak. Dapat dilakukan dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa dengan isi kapsul lensa atau ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan nucleus) melalui kapsul anterior yang dirobek dengan meninggalkan kapsul posterior.a. Operasi katarak ekstrakapsular atau ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK)Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular, kemungkinan akan dilakukan bedah gloukoma, mata dengan presdiposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadi katarak sekunder.Tindakan ekstraksi katarak ekstrakapsuler yang terencana dilakukan apabila:1. Kita ragu apakah nukleus lentis sudah terbentuk atau belum.2. Kita mengira badan kaca mencair, misalnya pada miopia tinggi, setelah menderita uveitis.3. Telah terjadi perlengketan luas antara iris dan lensa.4. Pada operasi mata yang lainnya, telah terjadi ablasi atau prolaps badan kaca.5. Setelah operasi mata yang lainnya, timbul penempelan badan kaca pada kornea yang menyebabkan distrofi kornea.6. Terkandung maksud untuk memasang lensa intraokuler buatan.

b. Operasi katarak intrakapsular atau ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK)Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.Dapat dilakukan pada zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi da mudah diputus. Pada tindakan ini tidak akan terjadi katarak sekunder (Ilyas, 2009). Indikasi ekstraksi katarak:1. Pada bayi: kurang dari 1 tahunBila fundus tak terlihat. Bila masih dapat dilihat, katarak dibiarkan saja.2. Pada umur lanjuta. Indikasi klinis: kalau katarak menimbulkan penyulit uveitis atau glaukoma, meskipun visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi juga, setelah keadaan menjadi tenang.b. Indikasi visuil: tergantung dari katarak monokuler atau binokuler3. Katarak monokulera. Bila sudah masuk dalam stadium maturb. Bila visus pasca bedah sebelum dikoreksi, lebih baik daripada sebelum operasi4. Katarak binokulera. Bila sudah masuk dalam stadium maturb. Bila visus meskipun telah dikoreksi tidak cukup untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.Macam-macam ekstraksi katarak sesuai konsistensi dari katarak :1. Katarak cair: umur kurang dari 1 tahun, dilakukan disisi lensa2. Katarak lembek: umur 1-35 tahun, dilakukan ekstraksi linier/ekstraksi katarak ekstrakapsuler3. Katarak keras: umur lebih dari 35 tahun, dilakukan ekstraksi katarak ekstrakapsuler

H. KOMPLIKASI Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan bersamaan dengan kataraktraumatic. Komplikasi lain yang dapat berhubungan, seperti blok pupil,glaukoma sudut tertutup, uveitis,retinal detachment, rupture koroid, hifema,perdarahan retrobulbar, neuropati optik traumatic.

I. PROGNOSISPrognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis, karena adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus atau retina.Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang proresif lambat.Prognosis penglihatan pasien dikatakan baik apabila: Fungsi media refrakta baikDilakukan dengan melihat kejernihan serta keadaan media refrakta mulai dari kornea, iris, pupil dan lensa melalui lampu sentolop maupun slit lamp. Fungsi makula atau retina baikDilakukan dengan pemeriksaan retpersepsi warna, dengan cara menyorotkan cahaya merah dan hijau di depan mata yang kemudian dengan sentolop cahaya diarahkan ke mata. Fungsi N. Opticus (N.II) baik Fungsi serebral baik

Daftar Pustaka

Ilyas, H.S. 2009.Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. JakartaVaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: JakartaWijana, N., 1983, Ilmu Penyakit Mata, Jakarta