karakteristik organoleptik bubuk flavor kepala ikan tenggiri dengan bahan pengisi tepung terigu

Upload: annisa-rizki-ramadhani

Post on 07-Aug-2018

286 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    1/87

     

    KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK

    BUBUK FLAVOR KEPALA IKAN TENGGIRI DENGAN

    BAHAN PENGISI TEPUNG TERIGU

    SKRIPSI

    ANNISA RIZKI RAMADHANI

    NPM 230110100092 

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    PROGRAM STUDI PERIKANAN

    JATINANGOR

    2015

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    2/87

     

    KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK

    BUBUK FLAVOR KEPALA IKAN TENGGIRI DENGAN

    BAHAN PENGISI TEPUNG TERIGU

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Menempuh Sidang Sarjana

    ANNISA RIZKI RAMADHANI

    NPM 230110100092 

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    PROGRAM STUDI PERIKANAN

    JATINANGOR

    2015

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    3/87

     

    JUDUL : KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUBUK FLAVOR

    KEPALA IKAN TENGGIRI DENGAN BAHAN PENGISI

    TEPUNG TERIGU

    PENULIS : ANNISA RIZKI RAMADHANI

    NPM : 230110100092

    Jatinangor, 30 Maret 2015

    Menyetujui:

    Komisi Pembimbing:

    Ketua,

    Prof. Dr. Ir. Junianto, M.P.

     NIP 19670817 199203 1 005

    Anggota,

    Dr. Agus Asep Handaka Suryana, S.Pi., MT

     NIP 19710817 200604 1 002

    Dekan,

    Dr. Ir. Iskandar, M.Si.

     NIP 19610306 198601 1 001

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    4/87

     

    PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

    DAN SUMBER INFORMASI 

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Karakteristik

    Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi

    Tepung Terigu” adalah hasil karya saya dengan bimbingan dari komisi

     pembimbing. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya

    orang lain yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan telah disebutkan dalam

    teks dan dicantumkan dalam daftar acuan di bagian akhir skripsi ini.

    Jatinangor, Maret 2015

    Annisa Rizki Ramadhani230110100092

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    5/87

     

    ABSTRAK

    Annisa Rizki Ramadhani (Dibawah bimbingan: Junianto dan Agus Asep

    Handaka Suryana). 2015. Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala

    Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu.

    Penelitian mengenai penambahan tepung terigu sebagai bahan pengisi

    terhadap karakteristik organoleptik bubuk flavor kepala ikan tenggiri bertujuan

    untuk menentukan konsentrasi bahan pengisi yang tepat agar menghasilkan

    karakteristik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling disukai dan

    mengetahui sifat fisik dan proksimat bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling disukai. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil

    Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Nutrisi

    Ternak Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada bulan

    April 2014 sampai bulan November 2014. Metode penelitian yang digunakan

    adalah metode eksperimental dengan lima perlakuan. Perlakuan yang diberikan

     berdasarkan konsentrasi penambahan tepung terigu sebesar 0%, 10%, 12,5%.

    15%, dan 17,5% dari berat kaldu cair (b/b). Parameter yang diamati dalam

     penelitian yaitu uji organoleptik (uji hedonik). Setelah didapatkan hasil uji

    hedonik dilakukan uji fisik (rendemen, massa jenis, kelarutan, kapasitas

     pengikatan air) dan uji proksimat (kadar protein, kadar air, kadar lemak) terhadap

    sampel bubuk flavor yang paling disukai. Hasil penelitian uji hedonik panelis

    terhadap penampakan, warna, aroma dan rasa bubuk flavor kepala ikan tenggiri

    dengan perlakuan penambahan tepung terigu yang paling disukai adalah

     perlakuan 15% dengan nilai alternatif 7,59. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

     bubuk flavor kepala ikan tenggiri perlakuan penambahan tepung terigu 15%

    memiliki karakteristik berupa tingkat rendemen sebesar 10,67%, kelarutan

    29,61%, massa jenis 0,7 g/ml, kapasitas pengikatan air 80,48%, kadar protein

    18,28%, kadar air 7,33% dan kadar lemak 3,87%.

    Kata Kunci: bubuk flavor, kepala ikan tenggiri, tepung terigu, tingkat kesukaan 

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    6/87

     

    ABSTRACT

    Annisa Rizki Ramadhani. (Supervised by: Junianto and Agus Asep

    Handaka Suryana). 2015. The Sensory Characteristic Of Narrow-Barred

    Spanish Mackerel Fish Head Flavor Powder With Wheat Flour Filler.

    The purpose of this research was to study wheat flour addition percentage

    to the most prefered Narrow-Barred Spanish Mackerel fish head flavor powder

     by panelist and to study physical and proximate characteristics of the most

     prefered treatment. This research was conducted at the Laboratory of Fishery

    Product Industrial Technology Faculty of Fisheries and Marine Science andLaboratory of Ruminant Nutrition Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran

    University in April until November 2014. The method of this research was an

    experimental method with five treatments. The treatments based on addition

     percentage of wheat flour at 0%, 10%, 12,5%, 15%, and 17,5% yield percentage

    addition to the weight of broth liquid (w/w). The monitored parameter were

    sensory test (hedonic test). After the result of hedonic test comes out, physical

    test (rendement of flavor powder, bulk density, solubility and water holding

    capacity) and proximate test (protein content, lipid content and moisture/ water

    content) were done on the sample of  the most prefered flavor powder. Based on

    the Bayes test, the treatment with 15% wheat flour addition was the most prefered

     by panelists and it had 7,59 alternative value. The study result showed that

     Narrow-Barred Spanish Mackerel fish head flavor powder with 15% addition

    wheat flour as filler had characteristics 10,67% rendement percentage, solubility

    29,61%, bulk density 0,7 g/ml, water holding capacity 80,48%, protein content

    18,28%, water content 7,33% and lipid content 3,87%.

    Keywords:  flavor powder, narrow-barred spanish mackarel fish head, wheat

     flour, hedonic level  

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    7/87

     

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala

     berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    “Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan

    Bahan Pengisi Tepung Terigu”. Penulis dalam menyusun skripsi ini banyak

    mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

     penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1.  Prof. Dr. Ir. Junianto, M.P., selaku Ketua komisi pembimbing atas segala

     bimbingan, saran dan masukannya kepada penulis.

    2.  Dr. Agus Asep Handaka Suryana, S.Pi., MT, selaku anggota komisi

     pembimbing dan dosen wali yang telah membimbing penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    3.  Rusky Intan Pratama, S.T.P., M.Si., selaku dosen penelaah atas segala

     bimbingan, saran dan masukannya kepada penulis.

    4. 

    Dr. Ir. Iskandar, M.Si., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

    Universitas Padjadjaran.

    5.  Bapak dan Ibu atas segala doa, semangat dan kasih sayangnya yang selalu

    tercurah kepada penulis.

    6.  Ibu Tuti sebagai asisten Laboratorium Nutrisi dan Ruminansia Fakultas

    Peternakan Universitas Padjadjaran yang telah membantu dalam pengujian

    fisik dan kimia bubuk flavor.

    7.  Denissa, Hannes, Luciana, Prima, Hasany, Fidanar, Juwita, Siska, Silmi,

    Mardiana, Satriya, Lugina, Esty, Nawang dan Tito atas segala dukungan dan

     bantuannya kepada penulis.

    8.  Teman-teman mahasiswa 2010 kelas A dan B Jurusan Perikanan Fakultas

    Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atas segala masukan

    dan bantuannya.

    9.  Semua pihak yang telah membantu dalam proses perwujudan skripsi ini.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    8/87

     

    Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna bagi

     penulis secara pribadi dan semua yang telah memberikan bantuan serta dukungan

    dalam penyusunan skripsi ini.

    Jatinangor, Maret 2015

    Annisa Rizki Ramadhani

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    9/87

     

    vii

    DAFTAR ISI

    BAB Halaman

    DAFTAR TABEL...................................................................  ix

    DAFTAR GAMBAR ..............................................................  x

    DAFTAR LAMPIRAN..........................................................  xi

    I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang.................................................................... 1

    1.2 Identifikasi Masalah........................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian................................................................ 31.4 Kegunaan Penelitian........................................................... 3

    1.5 Kerangka Pemikiran........................................................... 3

    1.6 Hipotesis............................................................................. 4

    II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Ikan Tenggiri...................................................................... 5

    2.2 Limbah Kepala Ikan Tenggiri............................................. 6

    2.3 Flavor.................................................................................. 7

    2.4 Prosedur Pembuatan Flavor................................................ 9

    2.4.1 Pemanasan....................................................................... 102.4.2 Bahan Pengisi dan Bumbu Pada Pengolahan Flavor....... 10

    2.4.3 Pengeringan...................................................................... 13

    2.5 Teflon.................................................................................. 13

    III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian............................................. 15

    3.2 Bahan dan Alat Penelitian.................................................. 15

    3.2.1 Bahan............................................................................... 15

    3.2.2 Alat.................................................................................. 15

    3.3 Metode Penelitian............................................................... 16

    3.4 Prosedur Penelitian............................................................. 17

    3.5 Uji Organoleptik................................................................. 19

    3.6 Analisis Data....................................................................... 19

    IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Karakteristik Organoleptik.................................................. 22

    4.1.1 Penampakan Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri........... 22

    4.1.2 Warna Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri..................... 24

    4.1.3 Aroma Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri.................... 25

    4.1.4 Rasa Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri....................... 26

    4.1.5 Pengambilan Keputusan Dengan Metoda Bayes............. 28

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    10/87

     

    viii

    4.2 Karakteristik Fisik............................................................... 29

    4.3 Karateristik Proksimat........................................................ 32

    V SIMPULAN

    5.1 Simpulan............................................................................. 34

    5.2 Saran................................................................................... 34

    DAFTAR ACUAN.................................................................. 35

    LAMPIRAN............................................................................. 39

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    11/87

     

    ix

    DAFTAR TABEL

     Nomor  Judul Halaman

    1. Kandungan Gizi Ikan Tenggiri................................................. 5

    2. Kandungan Asam Lemak Ikan Tenggiri................................... 6

    3. Formula Bumbu Pada Pembuatan Bubuk Flavor..................... 17

    4. Rata-Rata Penampakan Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu............... 22

    5. Rata-Rata Warna Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu............... 24

    6. Rata-Rata Aroma Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu............... 26

    7. Rata-Rata Rasa Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu............... 27

    8.  Nilai Bobot Kriteria Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri........ 28

    9. Matriks Keputusan Penilaian Bubuk Flavor Kepala Ikan

    Tenggiri dengan Metoda Bayes............................................... 29

    10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik...................................... 29

    11. Hasil Pengamatan Karakteristik Proksimat.............................. 32

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    12/87

     

    x

    DAFTAR GAMBAR

     Nomor  Judul Halaman

    1. Kepala Ikan Tenggiri................................................................... 6

    2. Teflon........................................................................................... 14

    3. Skema Pembuatan Bubuk Flavor Dari Ekstrak Kepala Ikan

    Tenggiri....................................................................................... 18

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    13/87

     

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

     Nomor  Judul Halaman

    1. Uji Organoleptik........................................................................... 40

    2. Kuesioner Uji Organoleptik.......................................................... 41

    3. Kuesioner Penentuan Produk (Bayes).......................................... 42

    4. Operational Prosedur Pembuatan Bubuk Flavor Kepala Ikan

    Tenggiri......................................................................................... 44

    5. Tahapan Pembuatan Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri........... 46

    6. Produk Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan PerlakuanPersentase Penambahan Tepung Terigu....................................... 48

    7. Uji Fisik Massa Jenis ( Bulk Density)............................................ 49

    8. Uji Fisik Kelarutan....................................................................... 50

    9. Uji Fisik Kapasitas Pengikatan Air (Water Holding Capacity).... 51

    10. Rincian Berat dan Bahan Baku yang Digunakan Pada

    Pembuatan Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri.......................... 52

    11. Perhitungan Uji Fisik.................................................................... 53

    12. Hasil Uji Organoleptik Terhadap Penampakan, Warna, Aroma,dan Rasa........................................................................................ 56

    13. Hasil Perhitungan Rank Penampakan Bubuk Flavor Kepala

    Ikan Tenggiri dengan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu..... 57

    14. Hasil Perhitungan Rank Warna Bubuk Flavor Kepala Ikan

    Tenggiri dengan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu............. 60

    15. Hasil Perhitungan Rank Aroma Bubuk Flavor Kepala Ikan

    Tenggiri dengan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu............. 63

    16. Hasil Perhitungan Rank Rasa Bubuk Flavor Kepala Ikan

    Tenggiri dengan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu............. 66

    17. Hasil Perhitungan Metode Bayes.................................................. 69

    18. Manipulasi Matriks dalam Menentukan Bobot Kriteria

    Penampakan, Warna, Aroma dan Rasa......................................... 70

    19. Uji Proksimat................................................................................ 72

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    14/87

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Berdasarkan data resmi dari Departemen Kelautan dan Perikanan Republik

    Indonesia, volume produksi perikanan tangkap di laut untuk jenis ikan tenggiri

     pada tahun 2009 sebesar 120.997 dan pada tahun 2010 meningkat sebesar

    15,89% yaitu sebanyak 140.227 ton (KKP 2011). Ikan tenggiri biasanya

    dipasarkan dalam keadaan segar atau beku. Sejumlah negara maju lebih

    menyukai ikan tenggiri yang dipasarkan dalam bentuk potongan tipis ( fillet ) atau

    tanpa tulang (boneless) dan dikemas dalam kaleng (canned ) seperti ikan sarden.

    Ikan tenggiri mengandung protein yang cukup tinggi. Kebutuhan manusia

    terhadap protein hewani dapat dipenuhi dengan mengonsumsi ikan tenggiri yang

    memiliki kandungan protein sebesar 19,23 % (Septiarini 2008).

    Ikan tenggiri dapat dimasak dengan berbagai cara tergantung selera. Ikan

    tenggiri dapat diolah menjadi bentuk makanan lain, tidak selalu dimakan dalam

     bentuk ikan utuh. Cara pemasakan seperti perebusan (broiling ), penggorengan

    ( frying ), pemanggangan (baking ) dan pengasapan merupakan metode umum yang

    digunakan untuk mengolah ikan tenggiri. Hasil olahan lain dari ikan tengiri

     berupa kerupuk, pempek dan bakso. Konsumsi masyarakat terhadap ikan tenggiri

     juga meningkat seiring banyaknya daging ikan tenggiri dibuat sebagai bahan

    olahan  seafood   sehingga menyebabkan limbah yang dihasilkan meningkat.

    Industri yang banyak menghasilkan limbah berupa kepala ikan tenggiri adalah

    industri pembuatan pempek dan otak-otak.

    Kepala ikan tenggiri apabila diekstraksi dengan cara perebusan akan

    didapatkan konsentrat kaldu cair. Kaldu cair kepala ikan tenggiri dapat digunakan

    sebagai bahan penyedap masakan karena rasanya yang gurih khas cita rasa

    tenggiri. Apabila kaldu cair hendak digunakan dan dipasarkan untuk masyarakat

    luas maka kaldu cair masih tergolong bersifat bulky / memakan tempat karena

    kadar airnya masih sangat tinggi. Kaldu cair harus diproses terlebih dahulu

    sehingga berbentuk bubuk agar mudah didistribusikan dan praktis digunakan.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    15/87

    2

    Bubuk flavor dapat ditemui di pasar dalam bentuk bubuk bumbu ekstrak

    daging yang telah dikemas secara ekonomis seperti bumbu penyedap Royko,

    Masako, Mamasuka dan Knor. Bubuk flavor yang beredar sebagian besar terbuat

    dari daging (sapi atau ayam) yang mengandung kandungan lemak jenuh,

     berpotensi menimbulkan kolestrol yang dapat memicu hipertensi. MSG

    ( Monosodium glutamat ) sebagai bahan tambahan pangan yang selalu terdapat

    dalam bubuk flavor yang beredar juga berpotensi dalam jangka waktu dekat

    menimbulkan migrain, peningkatan waktu kambuh pada penderita asma dan

    dalam jangka waktu panjang berpotensi memicu kanker maupun penyakit

    (Millichap 2003).

    Pembuatan bubuk flavor dari kaldu kepala ikan tenggiri yang bersifat cair

    memerlukan penambahan bahan pengisi agar kaldu ikan tenggiri ini mudah

    dikeringkan menggunakan  teflon/wajan anti lengket. Bahan pengisi yang

    digunakan adalah tepung terigu. Karbohidrat dan gluten yang terdapat didalam

    tepung terigu mampu menjadi agen flavor dan agen enkapsulasi protein maupun

    lemak yang terdispersi dalam air (Chaundy et al.  2003). Agen flavor dan

    enkapsulasi protein merupakan bahan yang dapat memerangkap flavor dan

     protein dalam bentuk partikel sehingga tidak rusak sewaktu proses pengeringan/

     pemanasan akibat denaturasi protein.

    Bubuk flavor yang berkualitas memiliki penampakan, warna, aroma dan

    rasa yang disukai oleh panelis dan memiliki kandungan gizi yang tinggi.

    Konsentrasi bahan pengisi sangat berpengaruh terhadap karakteristik bubuk

    flavor kepala ikan tenggiri. Penambahan bahan pengisi berupa tepung terigu jika

    terlalu banyak maka flavor kepala ikan tenggiri di dalamnya akan semakin

     berkurang dan pada saat proses pengeringan dilakukan, akan sulit kering

    disebabkan sifat gluten yang menarik air. Penambahan bahan pengisi berupa

    tepung terigu jika terlalu sedikit maka bubuk flavor kepala ikan tenggiri nantinya

    akan cepat berwarna terlalu kecoklatan bila dipanaskan agak lama akibat proses

     pemanasan. Titik didih/ autoignition temperature  pati pada terigu yang tinggi

    yaitu sebesar 4100C, sehingga mampu menghambat rambatan panas ke seluruh

     bagian adonan flavor yang dikeringkan (ICSC 2004). Oleh karena itu penelitian

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    16/87

    3

    3

    ini perlu dilakukan agar dapat menentukan konsentrasi bahan pengisi yang tepat

    agar menghasilkan karakteristik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling

    disukai.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian diatas, masalah yang diidentifikasi adalah sejauh mana

     pengaruh konsentrasi tepung terigu sebagai bahan pengisi terhadap karakteristik

    organoleptik bubuk flavor kepala ikan tenggiri.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

    1)  Menentukan konsentrasi bahan pengisi yang tepat agar menghasilkan

    karakteristik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling disukai.

    2)  Mengetahui sifat fisik dan proksimat dari bubuk flavor kepala ikan

    tenggiri yang paling disukai tersebut.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

    konsentrasi bahan pengisi berupa terigu yang tepat untuk menghasilkan

    karakteristik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling disukai.

    1.5 Kerangka Pemikiran

    Kepala ikan tenggiri merupakan salah satu limbah padat dari industri

     pempek dan otak-otak yang hanya menggunakan daging ikan tenggiri sebagai

     bahan baku. Kepala ikan tenggiri mempunyai persentase limbah paling besar jika

    dibandingkan jenis limbah ikan lainnya seperti bagian sirip, duri dan bagian perut

    yaitu sebesar 14,78 % (Zaitsev et al . 1969 dalam Nurilmala 2004).

    Pembuatan flavor bubuk ikan tenggiri memerlukan bahan pengisi untuk

    meningkatkan total padatan, melapisi komponen flavor, mencegah kerusakan

     bahan akibat pemanasan dan mempercepat proses pengeringan. Bahan pengisi

    yang umum digunakan untuk mengubah minyak, protein maupun lemak menjadi

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    17/87

    4

    4

     partikel-partikel padat adalah bahan murni ( pure material ) yang mengandung

    satu macam zat makanan yaitu berupa karbohidrat ataupun protein. Jenis bahan

     pengisi yang mengandung karbohidrat dan umum digunakan adalah tepung

    tapioka, terigu dan maizena (Master 1989 diacu dalam Wahyuni 1997).

    Menurut Aniar (2008) di antara bahan pengisi berupa terigu, maizena dan

    tapioka, perlakuan terigu dengan konsentrasi 100 g tepung/liter kaldu cair ayam

    dan brokoli menghasilkan bubuk kaldu instan terbaik dengan karakteristik kadar

    air 5,93%; kadar protein 11,22%; kadar lemak 7,24% dan warna kekuningan (b*)

    2,31. Menurut Komalasari (2003) bahan pengisi berupa terigu dan tepung tapioka

    dengan perbandingan 1:1 yang digunakan untuk pembuatan bubuk flavor kepala

    udang windu sebesar 15% menghasilkan bubuk flavor terbaik secara

    organoleptik. Menurut Suharso (2006) bahan pengisi berupa terigu dan tepung

    tapioka dengan perbandingan 1:1 yang digunakan untuk pembuatan flavor bubuk

    kepala udang windu sebesar 5% menghasilkan flavor bubuk terbaik secara

    organoleptik. Menurut Kanpairo (2012) bahan pengisi berupa maltodextrin

    dengan konsentrasi 7 % yang digunakan untuk pembuatan bubuk flavor tuna dari

    limbah cair pengalengan tuna menghasilkan bubuk flavor paling disukai. Menurut

    Badarudin (2007) bahan pengisi berupa maltodextrin dengan konsentrasi 20%

    yang digunakan untuk pembuatan bubuk flavor yogurt menghasilkan bubuk

    flavor terbaik secara organoleptik. Uji pendahuluan pembuatan bubuk flavor

    kepala ikan tenggiri dilakukan dengan bahan pengisi tepung terigu pada

    konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20% lalu dilakukan analisis berupa uji

    organoleptik (penampakan, warna, aroma dan rasa) dan hasilnya panelis

    menyukai bubuk flavor ikan tenggiri dengan konsentrasi 15%.

    1.6 Hipotesis

    Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan suatu hipotesis bahwa

    konsentrasi bahan pengisi berupa terigu yang tepat untuk menghasilkan

    karakteristik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling disukai adalah 15%.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    18/87

     

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Ikan Tenggiri (Scomberomorus sp .)

    Tenggiri adalah jenis ikan yang tergolong ekonomis penting dan menjadi

    salah satu ikan yang digemari di dunia. Ikan ini umumnya hidup disekitar

     perairan pantai dan sering ditemukan di permukaan dekat perairan karang.

    Wilayah penyebaran ikan tenggiri yaitu di perairan Sumatera, perairan Madura,

     perairan Indo-Pasifik, Laut Cina Selatan dan India (Budiman 2006). 

    Ikan tenggiri biasanya dipasarkan dalam keadaan segar atau beku. Sejumlah

    negara maju lebih menyukai ikan tenggiri yang dipasarkan dalam bentuk

     potongan tipis ( fillet ) atau tanpa tulang (boneless). Beberapa negara mengolah

    ikan tenggiri untuk dikemas dalam kaleng (canned ) seperti ikan sarden. Ikan laut

    merupakan salah satu sumber makanan yang kaya akan asam lemak tak jenuh.

    Senyawa ini dibuktikan memberi efek positif bagi kesehatan seperti menurunkan

    resiko penyakit jantung, kanker, arhitis dan lain-lain (Berghe & Barnathan 2005).

    Beberapa contoh komposisi asam lemak tak jenuh pada ikan laut yaitu ikan layur

    sebesar 85,26%, tenggiri sebesar 41,09% dan tongkol sebesar 38,21% (Rusky et

    al. 2011). Kandungan nilai gizi ikan tenggiri dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Kandungan Gizi Ikan Tenggiri

    No Kandungan Persentase (%)

    1 Protein 19,23

    2 Lemak 0,9

    3 Abu 1,384 Air 76,49

    Sumber: Septiarini (2008)

    Hasil penelitian terhadap orang Eskimo dan masyarakat Jepang menunjukkan

     bahwa orang yang mengkonsumsi ikan dalam jumlah banyak, jarang ditemukan

    menderita penyakit koroner. Daging ikan mengandung protein berkualitas tinggi

    dan vitamin yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan ketahanan tubuh.

    Semua ikan pelagis mengandung Omega 3 yang  bermanfaat untuk mencegah

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    19/87

    6

    6

    terjadinya penggumpalan keping-keping darah sehingga mengurangi risiko

    terkena jantung koroner dan kandungan Omega 3 pada ikan tenggiri sebesar

    19,74% (Fardha 2000). Kandungan asam lemak ikan tenggiri dapat dilihat pada

    Tabel 2.

    Tabel 2. Kandungan Asam Lemak Ikan Tenggiri

    No Jenis Asam Lemak Persentase (%)

    1 UFA (Asam Lemak yang Tidak Teridentifikasi) 5,93

    2 SAFA ( Asam Lemak Jenuh) 40,11

    3 MUFA (Asam Lemak Tidak Jenuh Tunggal) 28,84

    4 PUFA (Asam Lemak Tidak Jenuh Ganda) 24,125 Omega 3 19,74

    6 DHA/EPA (Asam Lemak Tidak Jenuh Rantai Panjang) 5,97Sumber: Fardha (2000)

    2.2 Limbah Kepala Ikan Tenggiri

    Limbah ikan adalah ikan utuh setelah diambil daging ikannya sehingga yang

    tertinggal adalah bagian yang terdiri dari kepala, ekor, tulang dan duri

    (Machbubatul 2008). Kepala ikan tenggiri merupakan salah satu limbah padat

    dari industri filet tenggiri, pempek dan otak-otak yang hanya menggunakan

    daging ikan tenggiri sebagai bahan baku. Secara rasional bagian-bagian yang

    tidak dapat dimakan dari tubuh ikan adalah bagian kepala sekitar 14,78%, bagian

    tulang sekitar 11,7%, bagian sirip sekitar 3,4%, kulit sekitar 4% , duri sekitar 2%

    dan bagian isi perut sekitar 4,8% (termasuk gelembung renang, hati, gonad)

    (Zaitsev et al . 1969 dalam Nurilmala 2004).

    Gambar 1. Kepala Ikan Tenggiri

    Pemanfaatan limbah perikanan berupa kepala ikan, sirip, tulang dan kulit

    telah digunakan dalam beberapa hal yaitu sebagai fortifikasi dalam produk

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    20/87

    7

    7

    makanan seperti cookies  guna menambah kandungan kalsium dan kulit ikan

    sebagai bahan pembuatan aksesoris seperti dompet dan jam tangan. Selain itu

    kepala ikan tenggiri juga dapat dibuat tepung, konsentrat, hidrolisat dan isolat

     protein ikan. Kepala ikan tenggiri dalam bentuk utuh juga masih memiliki nilai

    ekonomis karena kepala ikan tenggiri terkadang diolah menjadi masakan gulai

    khas padang (Muaris 2013).

    2.3 Flavor

    Flavor didefinisikan sebagai gabungan persepsi yang diterima oleh indera

    kita yaitu bau, rasa, penampakan, sentuhan dan bunyi saat kita mengkonsumsi

    makanan (Lindsay 1985 dalam Winarno 2002). Protein, lemak, dan karbohidrat

    adalah komponen struktural pada sel makhluk hidup yang merupakan sumber

    terbesar pembentuk flavor (Supran 1978 dalam  Wahyuni 1997). Bagian dalam

    mulut dan rongga mulut banyak terdapat saraf rasa yang dapat mendeteksi manis,

    asam, asin, dan pahit sedangkan dalam hidung terdapat saraf olfaktori yang

    mampu mendeteksi bau yang berbeda-beda. Rasa adalah sensasi dalam

    mendeteksi kelarutan komponen dalam saliva atau dalam campuran makanan dan

    kontak komponen dalam saraf rasa. Bau adalah sensasi yang dikirimkan oleh

    impuls saraf ke otak. Hal yang luar biasa adalah kemampuan kita untuk

    mengingat banyak bau dan kemampuan otak untuk menerima dan mendeteksi bau

    yang berbeda pada saat bersamaan. Perasaan adalah sensasi umum yang

    distimulasi oleh saraf trigeminal dalam kulit muka, lidah dan gigi (Meyer 1978

    dalam Wahyuni 1997).

    Flavor dapat dibuat dari campuran berbagai komponen flavor, baik yang

    alami maupun sintetik. Berdasarkan bentuk fisiknya flavor dapat diklasifikasikan

    menjadi tiga kelas yaitu bentuk padat ( solid ), bentuk cair (liquid ), dan bentuk

     pasta ( paste) (Furia dan Nicolo 1970 dalam Ismiwarti 2005). Flavor kering atau

     bubuk berasal dari flavor cair yang diabsorbsi oleh bahan pembawa kering atau

    dienkapsulasi oleh edible polimer yang bersifat inert seperti gum arab atau pati.

    Flavor kering atau bubuk banyak dipergunakan untuk produksi gelatin, minuman

     bubuk, adonan kue dan adonan es krim (Heath 1986 dalam Winarno 2002).

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    21/87

    8

    8

    Flavor dapat dihasilkan dari beberapa jenis proses yaitu:

    1)  Senyawa volatil dan non volatil biokimia yang dihasilkan selama

     proses metabolisme tanaman normal dan masih ada ketika tanaman

    dipanen.

    2)  Komponen flavor yang dihasilkan melalui proses reaksi katalisis

    enzim.

    3)  Flavor yang dihasilkan dari proses fermentasi dan kegiatan bakteri.

    4)  Flavor yang dihasilkan melalui proses pemanasan.

    Pembuatan flavor kepala ikan tenggiri yang dilakukan pada penelitian ini

    diperoleh dari hasil pemanasan sehingga diperoleh ekstrak flavor kepala ikan

    tenggiri. Pada pembuatan flavor dari ikan red hake, perebusan dengan

     perbandingan 2:5 (air dan ikan) pada suhu 850C selama 15 menit dan dilanjutkan

    dengan proses hidrolisis protein menggunakan enzim protease ( savarose) pada

    suhu 500C menghasilkan flavor terbaik (Imm dan Lee 1999). Perebusan udang

     Parapenaeus longirostris pada suhu 850C selama 30 menit dengan penambahan

    0,5% NaCl menghasilkan flavor udang cair terbaik (Cambero et al  1998 dalam 

    Ismiwarti 2005). Menurut Komalasari (2003) pembuatan flavor dilakukan pada

     perebusan suhu 900C selama 15 menit dengan perbandingan 2:1 (air dan udang)

    menghasilkan bubuk flavor terbaik.

    Bubuk flavor kepala udang windu ( Penaeus monodon) yang terpilih secara

    organoleptik, dihasilkan pada perlakuan pengeringan flavor cair udang windu

    dengan penambahan bahan pengisi sebesar 5% (b/v) dan bumbu menggunakan

    alat drum dryer   pada suhu 1000C dan tekanan 3,5 atm (Suharso 2006).

    Berdasarkan nilai rendemen yang dihasilkan dan uji organoleptik, bubuk flavor

    cangkang rajungan terbaik yaitu bubuk flavor dengan perlakuan waktu ekstraksi

    120 menit (Ismiwarti 2005). Proses pemanasan mengakibatkan terjadinya reaksi

    kimia sehingga terbentuk senyawa sekunder dan tersier yang dapat berinteraksi

    lebih lanjut membentuk senyawa-senyawa volatil pembentuk flavor (Mottram

    1991 dalam Aniar 2008). Reaksi kimia pembentuk flavor yaitu reaksi maillard  

    (reaksi antara gugus amina dan gugus karboksil), oksidasi lemak, deproteinase

    (Wong 1989 dalam Ismiwarti 2005).

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    22/87

    9

    9

    Reaksi  Maillard merupakan reaksi antara senyawa karbonil yang berasal

    dari gula pereduksi dan amina yang berasal dari asam amino atau protein

    sedangkan reaksi oksidasi merupakan reaksi antara oksigen dan asam lemak

     jenuh. Reaksi Maillard antara karbohidrat dengan gugus amino secara alami tidak

    memerlukan bahan kimia tambahan dan akan berlangsung dalam kondisi suhu,

    waktu, pH dan kelembaban yang terkendali (Oliveira et al.  2014). Komponen

     pembentuk flavor yang dominan adalah senyawa heterosiklik yang mengandung

    oksigen, nitrogen, sulfur dan kombinasinya (Reineccius 1981 dalam  Suharso

    2006). Senyawa hasil reaksi  Maillard   lain yang mempengaruhi flavor adalah

     pyrone, karbonil, pyrole, pyrazine, oxazole, lhiazole,  senyawa sulfur yang

    merupakan hasil dari degradasi Strecker , hasil kondensasi dan reaksi lanjutan.

    Oksidasi lemak yang mempengaruhi flavor pada proses pemanasan adalah

    autooksidasi, degradasi panas dan pemecahan enzimatis. Hasil oksidasi lemak

    adalah senyawa aldehid tidak jenuh, asam lemak jenuh dan tidak jenuh, keton,

    alkohol, ester, hidrokarbon,lakton dan senyawa aromatik (Wong 1989 dalam 

    Damuringrum 2002).

    Flavor dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk fisiknya yaitu bentuk cair,

     pasta dan padat. Contoh flavor cair meliputi minyak essensial, ekstrak cair,

    essence  larut air, emulsi dan konsentrasi cair. Flavor bentuk pasta meliputi

    ekstrak lembut, resin, emulsi dan resinoidin konsentrat. Flavor bentuk padat

    meliputi flavor bentuk kristal, bubuk dan enkapsulasi. Flavor padat merupakan

    flavor yang telah dikeringkan dengan  plate dryer, drum dryer , maupun  spray

    dryer  (Reineccius 1981 dalam Suharso 2006). Flavor bentuk bubuk berasal dari

    flavor cair yang diabsorbsi oleh bahan pembawa kering atau dienkapsulasi oleh

    edible  polimer yang bersifat inert   yaitu gum arab dan pati (Heath 1986 dalam 

    Suharso 2006).

    2.4 Prosedur Pembuatan Flavor

    Pembuatan bubuk flavor kepala ikan tenggiri melalui beberapa tahapan yaitu

     pertama proses pencucian kepala ikan tenggiri (Komalasari 2003). Kedua,

     penambahan bumbu dan air ke dalam panci bersama kepala ikan tenggiri sebelum

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    23/87

    10

    10

    direbus. Ketiga, ekstraksi flavor dengan cara pemanasan/ perebusan. Keempat,

     penyaringan kaldu menggunakan saringan sehingga didapatkan kaldu yang

     jernih. Kelima, penambahan bahan pengisi berupa terigu dengan perlakuan

    konsentrasi yang berbeda. Keenam, pengeringan menggunakan teflon / wajan anti

    lengket. Ketujuh, menghaluskan hasil pengeringan flavor menggunakan  grinder  

    serta pengayakan menggunakan saringan. 

    2.4.1 Pemanasan

    Pembuatan flavor dilakukan dengan cara mengekstraksi bahan yang dapat

    mengeluarkan cita rasa yang diinginkan. Pemanasan dengan suhu tinggi pada

    daging selain dapat membunuh bakteri juga diharapkan senyawa flavor akan

    lebih banyak terekstraksi. Waktu pemanasan ikan tergantung ukurannya, biasanya

    80 –  90 menit untuk ukuran besar dan 20 –  30 menit untuk ukuran kecil (Ibrahim

    2002). Berdasarkan studi mengenai komponen flavor pada kepiting dengan

     perlakuan waktu ekstraksi komponen yang berbeda maka dinyatakan bahwa

    komponen non volatil yang berperan penting dalam formasi substansi volatil

    dapat melekat pada ekstrak flavor rajungan setelah dilakukan pemanasan pada

    suhu antara 850C dan 1000C (Hayashi et al. 1993 dalam Ismiwarti 2005).

    2.4.2 Bahan Pengisi dan Bumbu pada Pengolahan Flavor

    Bahan pengisi pada pengolahan flavor yaitu bahan yang ditambahkan

    dengan tujuan untuk memerangkap flavor dan meningkatkan kandungan total

     padatan dalam larutan (Sadikin 1993 dalam Ismiwarti 2005). Penambahan bumbu

     pada pengolahan flavor bertujuan sebagai pengawet dan penambah cita rasa.

    Bahan pengisi dalam proses pembuatan bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang

    digunakan adalah tepung terigu. Bumbu yang digunakan adalah bawang putih,

     bawang merah, merica dan garam.

    A.  Tepung Terigu

    Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling

    (Astawan 2002). Terigu banyak digunakan sebagai bahan pengikat karena dapat

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    24/87

    11

    11

    mengabsorbsi air dengan baik (Astawan 2002). Keistimewaan terigu diantara

     serealia  lainnya adalah kemampuannya membentuk gluten pada saat terigu

    dibasahi dengan air. Biasanya mutu terigu yang dikehendaki untuk produk roti

    adalah terigu yang memilki kadar air 14 %, kadar protein 8 – 12 %, kadar abu

    0,25 – 0,60 %, dan gluten basah 24 – 30 % (Astawan 2002). Mutu terigu yang

    dipakai pada pembuatan bubuk flavor kepala ikan tenggiri pada penelitian ini

    adalah yang mengandung protein 11- 12 % sedang karena sifatnya yang

    serbaguna.

    Gluten adalah komponen terpenting dalam terigu yang berupa protein

    glutenin dan gliadin yang dapat bereaksi dengan air sehingga membentuk massa

    yang elastis. Adanya penekanan-penekanan pada adonan yang terbuat dari terigu

    dan air, menyebabkan gluten akan menangkap udara sehingga apabila dibiarkan

    adonan akan mengembang. Hal ini memungkinkan terbentuknya tekstur yang

    lembut dan elastis (Astawan 2002).

    Berdasarkan kandungan gluten (protein), tepung terigu yang beredar

    dipasaran dapat dibedakan menjadi 3 macam (Astawan 2002) yaitu :

    1) 

     Hard flour  

    Tepung ini berkualitas paling baik. Kandungan proteinnya 12-13%.

    Tepung ini biasanya digunakan untuk pembuatan roti dan mi berkualitas

    tinggi. Contohnya, terigu Cakra Kembar.

    2)  Medium hard flour  

    Terigu jenis ini mengandung protein 9,5-11%. Tepung ini banyak

    digunakan untuk pembuatan roti mi, dan macam-macam kue, serta biskuit.

    Contohnya: terigu Segitiga Biru.

    3) 

    Soft flour  

    Terigu ini mengandung protein sebesar 7-8,5%. Penggunaannya cocok

    sebagai bahan pembuatan kue dan biskuit. Contohnya: terigu Kunci Biru.

    B. Bawang Putih

    Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi

    karena memiliki beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur, bawang putih

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    25/87

    12

    12

    memegang peranan sebagai tanaman apotek hidup. Manfaat utama bawang putih

    adalah sebagai bumbu penyedap masakan yang membuat masakan menjadi

     beraroma dan mengundang selera. Meskipun kebutuhan untuk bumbu masakan

    hanya sedikit, namun tanpa kehadirannya masakan akan terasa hambar (Damanik

    et al.  2010). Kandungan di dalam 100 gram umbi bawang putih mengandung

     protein 6,36 gram, lemak 0,5 gram, karbohidrat 33,05 gram, kalsium (Ca) 181

    miligram, fosfat (P) 153 miligram, zat besi (Fe) 1,7 miligram, kalium (K) 401

    miligram dan beberapa mineral lain yang jumlahnya tidak terlalu besar. Beberapa

    vitamin juga terdapat dalam umbi bawang putih seperti vitamin C, beta-carotene,

    vitamin A dan vitamin E (USDA 2014).

     Allicin  merupakan komponen utama yang memberikan bau khas pada

     bawang putih.  Allicin  dihasilkan ketika bawang putih diiris atau dihancurkan

    yang akan menimbulkan reaksi enzimatik yaitu enzim alliinase  yang

    mengkonversi alliin menjadi allicin. Allicin dikenal sebagai suatu senyawa yang

    kuat daya anti bakterinya, kira-kira daya kerjanya sama dengan  penisilin terhadap

     bakteri. Daya kerja allicin  sebanding dengan 15 unit  penisilin per miligramnya

    (Winarno 2002).

    C. 

    Bawang Merah

    Bawang merah mempunyai nama ilmiah yaitu  Allium cepa var ascalonium 

    (Wibowo 2007). Bawang merah termasuk salah satu sayuran umbi multiguna.

    Paling penting didayagunakan sebagai bahan bumbu dapur sehari-hari dan

     penyedap berbagai masakan (Rukmana 1994 dalam Ismiwarti 2005). Kandungan

    di dalam 100 gram umbi bawang merah, kandungan airnya saja dapat mencapai

    sekitar 80 – 85 gram atau 80 – 85 %. Proteinnya sekitar 1,5 %, lemak 0,3 % dan

    karbohidrat 9,2 %. Komponen gizi lainnya diantaranya β-karoten (50 IU),

    thiamin (30 mg), riboflavin 0,04 mg), niasin (20 mg) dan asam askorbat (9 mg).

    Kandungan lain yang terdapat pada umbi bawang merah yaitu 334 mg mineral

    kalium dengan sekitar 30 kalori tenaga. Kandungan zat besinya sekitar 0,8 mg

    dan fosfornya 40 mg Umbi bawang merah mempunyai efek antiseptik dari

    senyawa alliin atau allisin (Wibowo 2007).

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    26/87

    13

    13

    D.  Merica

    Merica ( Piper nigrum L.) merupakan rempah-rempah yang sering

    digunakan dalam pengolahan pangan. Merica biasanya ditambahkan pada bahan

    makanan sebagai penyedap masakan sangat digemari karena memiliki 2 sifat

     penting yaitu rasa dan aroma yang pedas. Kedua sifat tersebut disebabkan adanya

    zat piperin dan piperanin (Rismunandar et al. 2003).

    E.  Garam

    Garam dipergunakan manusia sebagai salah satu metode pengawetan

     pangan yang pertama dan masih dipergunakan secara luas mengawetkan berbagai

    macam makanan. Garam pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai penambah

    cita rasa pada bahan pangan secara umum.Penggunaan garam dianjurkan tidak

    terlalu banyak karena akan menyebabkan terjadinya penggumpalan atau  salting

    out  dan rasa produk menjadi asin (Buckle et al. 2009).

    2.4.3 Pengeringan

    Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau

    menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menggunakan energi panas.

    Pada umumnya kandungan air bahan dikurangi sampai batas tertentu sehingga

     pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme dapat dihentikan (Winarno 2002).

    Selain itu pula pengeringan merupakan cara untuk menghilangkan sebagian besar

    air dari suatu bahan dengan bantuan energi panas dari sumber alam (sinar

    matahari) atau buatan (alat pengering). Biasanya kandungan air tersebut

    dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi (Yusup 2010).

    Alat pengering yang dipakai untuk mengeringkan bubuk flavor kepala ikan

    tenggiri adalah teflon.

    2.5 Teflon

    Teflon adalah  polytetrafluoroethylene  (PTFE) yang memiliki struktur

    molekul berupa rantai atom karbon yang panjang, mirip dengan polimer lainnya.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    27/87

    14

    14

    Rantai atom yang panjang ini dikelilingi oleh atom fluor. Ikatan antara atom

    karbon dengan fluor sangat kuat.

    Gambar 2. Teflon

    Teflon memiliki tingkat friksi paling kecil diantara bahan padat apapun

    yang dikenal yang menyebabkannya dapat berfungsi dengan sangat baik sebagai

     permukaan anti lengket bagi proses pengggorengan.

    Teflon memiliki sifat –  sifat yang unik diantaranya (Gorman 2001):

    1)  Tahan terhadap banyak bahan kimia termasuk  ozone, chlorine, acetic

    acid, ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid . Satu – satunya bahan

    kimia yang bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali.

    2) 

    Anti radiasi ultra violet dan tahan segala cuaca.

    3) 

    Anti lengket.

    4)  Mempunyai performa yang baik pada temperatur ekstrim, tahan pada

    temperatur -240°C sampai pada 260°C. Teflon memiliki titik leleh 3420 C.

    5)  Bersifat hidrofobik (tidak suka air).

    Teflon adalah bahan yang tahan terhadap temperatur yang tinggi dan

    membuat masakan tidak akan lengket pada alat memasak tersebut walaupun tidak

    menggunakan minyak. Penggunaan teflon dalam pengeringan flavor bubuk

    kepala ikan tenggiri disebabkan sifat kaldu dari kepala ikan tenggiri yang sangat

    lengket apabila dipanaskan hingga kering (Gorman 2001).

    http://www.lenntech.com/faqozone.htmhttp://www.lenntech.com/faqclo2.htmhttp://www.lenntech.com/water-disinfection/disinfection-byproducts.htmhttp://www.lenntech.com/water-disinfection/disinfection-byproducts.htmhttp://www.lenntech.com/zeolites-removal.htmhttp://www.lenntech.com/matter-cycles.htmhttp://www.lenntech.com/matter-cycles.htmhttp://www.lenntech.com/zeolites-removal.htmhttp://www.lenntech.com/water-disinfection/disinfection-byproducts.htmhttp://www.lenntech.com/water-disinfection/disinfection-byproducts.htmhttp://www.lenntech.com/faqclo2.htmhttp://www.lenntech.com/faqozone.htm

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    28/87

     

    15

    BAB III

    BAHAN DAN METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Perikanan

    Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Nutrisi Ternak

    Ruminansia Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Waktu penelitian

    dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai bulan November 2014.

    3.2 Bahan dan Alat Penelitian

    3.2.1 Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian:

    1) 

    Kepala ikan Tenggiri sebanyak 4 kilogram didapatkan dari limbah

     pemiletan ikan Tenggiri di pasar Caringin.

    2)  Tepung terigu sebagai bahan pengisi sebanyak 500 gram.

    3) 

    Bawang putih, bawang merah, merica dan garam sebagai bumbu.

    4) 

    Plastik polietilen sebagai bahan pengemas.

    5)  Air putih untuk penetralisir lidah panelis.

    6) 

    Aquades, tablet Kjedahl, H2SO4, NaOH, Na2S2O3,H3BO3, HCl, K 2SO4,

    HgO, metilen merah, metilen biru, alkohol dan petroleum eter untuk uji

     proksimat

    3.2.2 Alat

    Alat-alat yang digunakan dalam penelitian:

    1) 

    Wadah plastik untuk wadah kepala ikan sebelum dimasak.

    2)  Timbangan untuk menimbang bahan baku.

    3)  Pisau untuk memotong-motong bahan baku.

    4)  Panci untuk merebus larutan kaldu.

    5)  Kompor untuk memanaskan larutan kaldu.

    6)  Pengaduk untuk mengaduk larutan kaldu.

    7) 

    Talenan untuk alas memotong bahan baku.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    29/87

    16

    16

    8) 

    Saringan untuk menyaring larutan kaldu.

    9)  Sendok untuk mengambil bahan baku.

    10) Wajan anti lengket/ teflon untuk mengeringkan larutan kaldu.

    11) 

    Solep plastik untuk membantu melepas kaldu kering dari wajan.

    12) Grinder  untuk menghancurkan gumpalan kaldu yang sudah kering.

    13) Ayakan untuk mengayak bubuk kaldu.

    14) Sealer  plastik sebagai alat bantu mengemas bubuk

    15) Kertas saring whatman no. 42, gelas ukur, tabung sentrifuge, beaker

    glass, sentrifuge (uji fisik)

    16) 

    Timbangan, cawan porselin, desikator dan oven untuk uji kadar air.

    17) Timbangan, labu Kjeldahl, biuret dan alat destilasi untuk uji kadar protein

    18) Tabung soxhlet , oven, desikator dan timbangan untuk uji kadar lemak

    19) 

    Stiker label untuk melabeli sampel pada uji organoleptik.

    3.3 Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental,

    dengan lima perlakuan penambahan bahan pengisi tepung terigu sebanyak 0%,

    10%, 12,5%, 15% dan 17,5% dari berat kaldu cair (b/b). Parameter yang diamati

    dari bubuk flavor yang dihasilkan adalah karakteristik organoleptik yang meliputi

    rasa, penampakan, warna. Uji organoleptik yang digunakan adalah uji hedonik

    dengan menggunakan panelis semi terlatih sebanyak 15 panelis. Jumlah panelis

    merupakan jumlah ulangan dalam penelitian ini. Data hasil uji organoleptik

    dianalisis menggunakan statistik non parametrik yaitu uji Friedman dan uji Chi-

    Kuadrat.

    Selain itu juga ada parameter lain yang diamati yaitu parameter fisik

    (rendemen, massa jenis, kelarutan, kapasitas pengikatan air) dan parameter

     proksimat (kadar protein, air dan lemak), akan tetapi kedua parameter ini hanya

    diamati pada bubuk flavor yang paling disukai. Uji fisik dan uji proksimat

    dianalisis secara deskriptif.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    30/87

    17

    17

    3.4 Prosedur Penelitian

    Tahap-tahap penelitian bubuk flavor (modifikasi Damuringrum 2002) yaitu:

    1)  Kepala ikan tenggiri segar dipotong-potong dan dicuci hingga bersih.

    2) 

    Kepala yang sudah bersih kemudian dicampur dengan bumbu dan air.

    Perbandingan kepala ikan tenggiri dengan air (1:2). Penambahan bumbu-

     bumbu (bawang merah, bawang putih, garam, merica) dengan formula

     bumbu seperti yang dicantumkan pada Tabel 3 .

    Tabel 3. Formula Bumbu Pada Pembuatan Bubuk Flavor

    BumbuPersentase Per Berat Air Yang

    Digunakan Untuk Ekstraksi Kaldu

    Bawang Putih ( Allium sativum L.) 2 %

    Bawang Merah ( Allium cerpa L.) 2 %Merica ( Piper nigrum L.)  0,1 %

    Garam 10%

    Sumber: modifikasi Ismiwarti 2005

    3)  Setelah bumbu, kepala ikan tenggiri, dan air dicampur di dalam panci lalu

    direbus selama 120 menit dengan suhu perebusan 85

    0

    C-100

    0

    C.4)

     

    Kaldu hasil rebusan disaring dengan saringan lalu cairan kaldu (filtrat)

    yang tersaring/bebas ampas dipakai untuk tahap selanjutnya.

    5)  Kaldu (filtrat) yang sudah disaring, diberi perlakuan penambahan bahan

     pengisi yang diberikan berupa tepung terigu sebanyak 0%, 10%, 12,5%,

    15% dan 17,5% dari berat kaldu ikan yang dihasilkan. Setelah dicampur

    dengan bahan pengisi lalu diaduk hingga homogen.

    6)  Pada pasta flavor dilakukan pengeringan dengan teflon  / wajan anti

    lengket. Pasta flavor dihamparkan tipis-tipis sehingga dihasilkan lapisan

    tipis flavor kering dengan ketebalan ±0,25 mm. Pengeringan di teflon

    selama ± 2 menit.

    7)  Flavor yang telah kering dihancurkan menggunakan grinder hingga

     berbentuk bubuk.

    8) 

    Bubuk flavor tersebut kemudian dikemas dengan plastik.

    9)  Sampel bubuk flavor masing-masing perlakuan di uji organoleptik.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    31/87

    18

    18

    10) 

    Bubuk flavor yang paling disukai kemudian di uji fisik dan proksimat

    (Lampiran 11 dan Lampiran 19)

    11) Data uji organoleptik dianalisis menggunakan stastistik non parametrik

    menggunakan uji Friedman dan uji Chi-Kuadrat. Data uji fisik dan

     proksimat dianalisis secara deskriptif.

    Skema pembuatan bubuk flavor dapat dilihat pada Gambar 3. Standard

    operational procedure (SOP) lengkap disajikan pada Lampiran 4.

    Gambar 3. Skema Pembuatan Bubuk Flavor Dari Ekstrak Kepala Ikan

    Tenggiri. Modifikasi (Ismiwarti 2005) dan (Damuringrum 2002)

    Kepala Ikan

    Tenggiri

    Pembersihan

    Penimbangan

    Penambahan air.

    Kepala ikan tenggiri : air (1:2)

    Penambahan bumbu

    Perebusan

    Suhu: 850C-1000C,Waktu: 120 menit

    Penyaringan

    Kaldu (filtrat)

    Penambahan bahan pengisi terigu

    dari berat kaldu cair (b/b)

    0%, 10%, 12,5%, 15% dan 17,5%

    Pengeringan dengan teflon/ wajan

    anti panas

    Penghalusan menggunakan grinder

    Bubuk FlavorUji Organoleptik,

    Uji Fisik dan Uji

    Proksimat

    Pengemasan

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    32/87

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    33/87

    20

    20

     proksimat. Data hasil pengujian uji fisik dan data uji proksimat dianalisis secara

    deskriptif. Analisis non parametrik yang dilakukan untuk pengujian organoleptik

    menggunakan analisis varian dua arah uji  Friedman  dengan uji Chi-kuadrat

    (Sudrajat 1999). Statistik yang digunakan dalam uji Friedman didefinisikan

    dengan rumus sebagai berikut:

      12+1

    =− 3 + 1 

    Keterangan:

    X

    2

     = Statistik Uji Friedman B = Ulangan

    k = Perlakuan

    Rj = Total Rangking setiap perlakuan

    Jika ada angka yang sama dilakukan perhitungan faktor koreksi (FK) dengan

    rumus sebagai berikut:

    1 − ∑

    − 1

     

         Nilai signifikansi harga observasi X2c dapat diketahui dengan

    menggunakan tabel harga-harga kritis Chi-kuadrat  dengan db=k-1; α=0,05. 

    Kaidah keputusan untuk menguji hipotesis yaitu:

    H0 = Pemberian tepung terigu pada bubuk flavor kepala ikan tenggiri tidak

    memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kesukaan

    H1 = Pemberian tepung terigu pada bubuk flavor kepala ikan tenggiri

    memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kesukaan

    Jika harga X2c hitung < X2(α(k -1)), maka H0  diterima dan H1  ditolak dan

     jika X2c > X2(α(k -1)), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Apabila H1 diterima, maka

     perlakuan memberi perbedaan yang nyata dan pengujian dilanjutkan untuk

    mengetahui nilai median yang tidak sama atau untuk mengetahui adanya

     perbedaan antar perlakuan dengan menggunakan uji perbandingan berganda

    ( Multiple Comparison) dengan rumus sebagai berikut:

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    34/87

    21

    21

    | − | ≥[/−1] +1/6 Keterangan:

    | − |  = selisih jumlah rangking tiap perlakuanRi = rata-rata peringkat dari sampel ke-i

    Rj = rata-rata peringkat dari sampel ke-j

    a = eksperimen wise error  

     b = banyaknya ulangan

    k = banyaknya perlakuan

    z = nilai pada tabel Z untuk multiple comparison

    Pengambilan keputusan terhadap nilai bobot relatif dari kriteria

     penampakan, warna, aroma dan rasa dilakukan dengan perbandingan berpasangan

    ( Pairwise Comparison) dengan cara mengubah perbandingan berpasangan

    dengan suatu himpunan bilangan yang mempresentasikan prioritas relatif dari

    kriteria dan alternatif/perlakuan. Penyelesaian hasil perbandingan berpasangan

    tersebut dilakukan dengan manipulasi matriks untuk menentukan bobot kriteria.

    Menentukan hasil yang terbaik dalam penelitian ini dengan cara menggunakan

    metode Bayes. Metode Bayes merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

    melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif

    atau perlakuan dengan mempertimbangkan kriteria (Marimin 2004).

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    35/87

     

    22

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Karakteristik Organoleptik

    Uji hedonik merupakan cara pengujian menggunakan indera manusia

    sebagai alat utamanya. Karakteristik organoleptik yang diamati dengan uji

    hedonik yaitu penampakan, warna, aroma dan rasa dari bubuk flavor kepala ikan

    tenggiri. Foto produk bubuk flavor kepala tenggiri disajikan pada Lampiran 6.

    4.1.1  Penampakan Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Penampakan merupakan parameter organoleptik yang pertama dan penting

    untuk dinilai oleh panelis karena bila kesan penampakan produk baik atau

    disukai, maka panelis akan melihat parameter organoleptik yang lainnya (warna,

    aroma dan rasa). Penampakan yang dilihat oleh panelis pada bubuk flavor yaitu

     bagaimana penerimaan mereka terhadap tingkat kehalusan maupun kekasaran

    dari partikel bubuk dan bagaimana penerimaan mereka terhadap tingkat

    kelembaban yang terlihat pada bubuk flavor. Bubuk flavor yang partikel

    serbuknya terlihat halus dan kering pasti lebih disukai panelis dibandingkan

     bubuk flavor yang partikel serbuknya terlihat kasar dan lembab (Suharso 2006).

    Hasil pengamatan penampakan bubuk flavor kepala ikan tenggiri dengan

     perlakuan penambahan konsentrasi tepung terigu disajikan pada Tabel 4

    sedangkan pengamatan dan perhitungan pada Lampiran 13.

    Tabel 4. Rata-Rata Penampakan Bubuk Flavor Kepala Ikan TenggiriBerdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu

    Perlakuan Penambahan

    Tepung Terigu (%)

    Median Rata-Rata Penampakan

    0 5 5,00 a

    10 7 7,13 b

    12,5 7 6,60 ab

    15 9 7,80 b

    17,5 7 7,53 b

    Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

    nyata menurut uji perbandingan berganda taraf 5%

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    36/87

    23

    23

    Berdasarkan hasil penelitian terhadap penampakan bubuk flavor,

    diperoleh nilai median yang bervariasi antara 5, 7 dan 9 yang berarti ada produk

    yang diterima biasa, agak disukai dan disukai oleh panelis namun tidak ada

     produk yang ditolak / tidak disukai oleh panelis. Rata-rata penampakan bubuk

    flavor berkisar 5,00 sampai 7,80. Hasil rata-rata penampakan tertinggi adalah

     perlakuan penambahan tepung terigu sebanyak 15% dengan nilai rata-rata

     penampakan sebesar 7,80 diikuti dengan perlakuan penambahan tepung terigu

    17,5% lalu 10% dan 12,5% , sedangkan hasil rata-rata penampakan terendah

    yaitu perlakuan penambahan tepung terigu sebanyak 0%. Penampakan bubuk

    flavor kepala ikan tenggiri dengan penambahan tepung terigu sebanyak 15%

    lebih disukai oleh panelis karena partikel serbuknya terlihat halus dan kering.

    Berdasarkan uji statistik pada Lampiran 13 menunjukkan bahwa

     penambahan tepung terigu dengan konsentrasi berbeda memberikan pengaruh

    nyata terhadap penerimaan panelis pada penampakan bubuk flavor kepala ikan

    tenggiri. Bubuk flavor dengan penambahan tepung terigu 0% berbeda nyata

    terhadap bubuk flavor dengan perlakuan penambahan tepung terigu 10%, 15%,

    dan 17,5% karena terlihat bahwa bubuk flavor dengan penambahan tepung terigu

    0% memiliki partikel serbuk paling kasar dan lembab dibanding dengan

     perlakuan lainnya. Penampakan bubuk flavor kepala ikan tenggiri dengan

     penambahan bahan pengisi 12,5% tidak berbeda nyata dengan bubuk flavor

     perlakuan 10%, 15% dan 17,5% maupun dengan bubuk flavor perlakuan 0%, ini

    disebabkan adanya kesalahan praktikan pada saat proses penghancuran

    menggunakan grinder maupun pengayakan bubuk flavor sehingga ada partikel-

     partikel bubuk flavor yang belum cukup halus pada perlakuan ini.

    Penambahan bahan pengisi yang mengandung karbohidrat dapat

    meningkatkan total padatan bubuk flavor. Semakin tinggi jumlah total padatan

    yang dikeringkan sampai batas tertentu maka kecepatan penguapan air akan

    semakin tinggi. Penguapan air yang tinggi maka sifat bubuk flavor yang

    dihasilkan akan semakin kering (Master 1989 dalam  Badarudin 2006).

    Penambahan tepung terigu pada konsentrasi tertentu dapat memberi efek kering,

    ringan dan halus pada bubuk flavor yang disukai oleh panelis.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    37/87

    24

    24

    Penelitian Aniar (2008) kaldu ayam dan brokoli diberi perlakuan bahan

     pengisi berupa tepung terigu, maizena dan tapioka dengan konsentrasi

     penambahan bahan pengisi yang berbeda pula yaitu 5%, 10%, 15% dan 20%

    terhadap volume kaldu cair ayam dan brokoli (b/v). Hasil penelitian Aniar (2008)

    ditemukan bahwa kadar lemak bubuk flavor kaldu ayam dan brokoli ini

    mengalami penurunan seiring penambahan jumlah bahan pengisi baik itu tepung

    terigu, maizena maupun tapioka. Artinya, semakin banyak bahan pengisi yang

    ditambahkan maka kadar lemaknya akan semakin menurun. Efek lembab dan

    kasar yang terlihat pada partikel bubuk flavor kepala ikan tenggiri perlakuan

     penambahan tepung terigu 0% dimungkinkan karena kadar lemaknya yang tinggi

    sehingga dengan penambahan terigu, bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang

    dihasilkan lebih terlihat kering dan halus.

    4.1.2  Warna Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Warna merupakan parameter penting pada makanan baik yang diproses

    maupun tidak diproses. Warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan

    kimia dalam makanan seperti pencoklatan dan karamelisasi (Winarno 2002).

    Bubuk flavor yang warnanya krem akan lebih menarik panelis dibandingkan

     bubuk flavor yang berwarna kecoklatan. Hasil pengamatan warna bubuk flavor

    kepala tenggiri dengan perlakuan penambahan konsentrasi tepung terigu disajikan

     pada Tabel 5 sedangkan pengamatan dan perhitungan pada Lampiran 14.

    Tabel 5. Rata-Rata Warna Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu

    Perlakuan PenambahanTepung Terigu (%)

    Median Rata-Rata Warna

    0 5 5,00 a

    10 7 6,47 ab

    12,5 7 7,53 b

    15 9 8,07 b

    17,5 7 7,00 ab

    Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

    nyata menurut uji perbandingan berganda taraf 5%

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    38/87

    25

    25

    Berdasarkan hasil penelitian terhadap warna bubuk flavor, diperoleh nilai

    median yang bervariasi antara 5, 7 dan 9 yang berarti ada produk yang diterima

     biasa, agak disukai dan disukai oleh panelis namun tidak ada produk yang ditolak

    / tidak disukai oleh panelis. Rata-rata warna bubuk flavor berkisar 5,00 sampai

    8,07. Hasil rata-rata warna tertinggi adalah perlakuan penambahan tepung terigu

    sebanyak 15% dengan nilai rata-rata warna sebesar 8,07 diikuti dengan perlakuan

     penambahan tepung terigu 12,5% lalu 17,5% dan 10% , sedangkan hasil rata-rata

    warna terendah yaitu perlakuan penambahan tepung terigu sebanyak 0%. Warna

     bubuk flavor kepala ikan tenggiri dengan penambahan tepung terigu sebanyak

    15% lebih disukai oleh panelis karena warna kremnya identik dengan warna

     bubuk flavor sapi komersial (Royko), tidak terlalu keputihan maupun kecoklatan.

    Warna bubuk flavor yang berwarna kecoklatan disebabkan adanya proses

     pemanasan saat pengeringan yang memicu terjadinya reaksi  Maillard . Reaksi 

     Maillard merupakan reaksi antara senyawa karbonil yang berasal dari gula

     pereduksi dan amina yang berasal dari asam amino (protein dalam kaldu kepala

    ikan tenggiri) dan dapat menimbulkan warna kecoklatan pada makanan (Wong

    1989 dalam Komalasari 2003).

    Berdasarkan uji statistik pada Lampiran 14 menunjukkan bahwa

     penambahan tepung terigu dengan konsentrasi berbeda memberikan pengaruh

    nyata terhadap penerimaan panelis pada warna bubuk flavor kepala ikan tenggiri.

    Bubuk flavor dengan penambahan tepung terigu 0% berbeda nyata terhadap

     bubuk flavor dengan perlakuan penambahan tepung terigu 12,5% dan 15%

    karena terlihat bahwa bubuk flavor dengan penambahan tepung terigu 0%

    memiliki warna yang terlalu coklat bila dibandingkan dengan bubuk flavor sapi

    komersial.

    4.1.3  Aroma Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Beberapa industri pangan menyimpulkan bahwa uji aroma sangat penting

    karena dapat memberikan hasi penilaian yang disukai atau tidak disukai pada

     produk makanan. Bahan pengisi yang baik memiliki aroma yang tawar (tidak

     berbau/ beraroma) sehingga tidak mempengaruhi aroma produk bubuk flavor

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    39/87

    26

    26

    yang dihasilkan (Sadikin 1993). Hasil pengamatan aroma bubuk flavor kepala

    ikan tenggiri dengan perlakuan penambahan konsentrasi tepung terigu disajikan

     pada Tabel 6 sedangkan pengamatan dan perhitungan pada Lampiran 15 .

    Tabel 6. Rata-Rata Aroma Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu

    Perlakuan Penambahan

    Tepung Terigu (%)

    Median Rata-Rata Aroma

    0 7 6,47 a

    10 7 6,20 a

    12,5 7 6,33 a

    15 7 6,47 a17,5 7 6,33 a

    Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

    nyata menurut uji perbandingan berganda taraf 5%

    Berdasarkan hasil penelitian terhadap aroma bubuk flavor diperoleh nilai

    median sama pada setiap perlakuan yaitu 7 yang berarti semua produk diterima

    oleh panelis. Rata-rata aroma bubuk flavor berkisar 6,20 sampai 6,47. Hasil rata-

    rata aroma tertinggi adalah perlakuan tanpa penambahan tepung terigu (kontrol)

    0% dan perlakuan penambahan tepung terigu 15% dengan nilai rata-rata aroma

    sebesar 6,47 sedangkan hasil rata-rata aroma terendah yaitu perlakuan

     penambahan tepung terigu 10%. Berdasarkan uji statistik pada Lampiran 15

    menunjukkan bahwa penambahan tepung terigu dengan konsentrasi berbeda tidak

    memberikan pengaruh nyata terhadap penerimaan panelis pada aroma bubuk

    flavor kepala ikan tenggiri. Tepung terigu memiliki aroma yang tawar khas

    gandum atau tidak berbau tajam/ menyengat menurut Buckle et al . (2009)

    sehingga cocok digunakan sebagai bahan pengisi bubuk flavor kepala ikantenggiri. Menurut panelis, semua bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang dicoba

    tidak ada yang memiliki perbedaan aroma yang signifikan satu sama lain karena

    aroma kaldu ikan tenggiri yang kuat.

    4.1.4  Rasa Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Rasa adalah respon lidah terhadap rangsangan yang diberikan oleh suatu

    makanan. Penginderaan rasa terbagi menjadi empat rasa utama yaitu manis, asin,

     pahit dan asam. Menurut Winarno (2002) penerimaan panelis terhadap rasa

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    40/87

    27

    27

    dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain senyawa kimia, suhu, konsentrasi

    dan interaksi dengan komponen rasa yang lain. Rasa merupakan faktor yang

    sangat penting dalam menentukan keputusan akhir konsumen untuk dapat

    menerima atau menolak suatu produk walaupun parameter penilaian yang lain

     baik tetapi jika rasa tidak enak maka produk akan segera ditolak oleh konsumen.

    Hasil pengamatan rasa bubuk flavor kepala ikan tenggiri dengan perlakuan

     penambahan konsentrasi tepung terigu disajikan pada Tabel 7 sedangkan

     pengamatan dan perhitungan pada Lampiran 16.

    Tabel 7. Rata-Rata Rasa Bubuk Flavor Kepala Ikan TenggiriBerdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu

    Perlakuan Penambahan

    Tepung Terigu (%)

    Median Rata-Rata Rasa

    0 7 6,20 a

    10 7 6,73 a

    12,5 7 7,13 a

    15 7 6,33 a

    17,5 7 7,00 a

    Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

    nyata menurut uji perbandingan berganda taraf 5%

    Berdasarkan hasil penelitian terhadap rasa bubuk flavor diperoleh nilai

    median sama pada setiap perlakuan yaitu 7 yang berarti semua produk diterima

    oleh panelis. Rata-rata rasa bubuk flavor berkisar 6,20 sampai 7,13. Hasil rata-

    rata rasa tertinggi adalah perlakuan penambahan tepung terigu 12,5% sedangkan

    hasil rata-rata rasa terendah yaitu bubuk flavor kepala ikan tenggiri tanpa

     penambahan tepung terigu (kontrol) 0%. Berdasarkan uji statistik pada Lampiran

    16 menunjukkan bahwa penambahan tepung terigu dengan konsentrasi berbedatidak memberikan pengaruh nyata terhadap penerimaan panelis pada rasa bubuk

    flavor kepala ikan tenggiri. Tepung terigu memiliki rasa yang tawar seperti ciri

    khas pati pada umumnya yaitu tidak berasa asin, pahit, asam maupun manis

    menurut Buckle et al. (2009), oleh karena itu penambahan tepung terigu sebagai

     bahan pengisi tidak akan memberi pengaruh pada rasa bubuk flavor kepala ikan

    tenggiri. Menurut panelis, semua bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang dicoba

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    41/87

    28

    28

    setelah diseduh air panas, tidak ada yang memiliki perbedaan rasa yang signifikan

    satu sama lain karena rasa kaldu ikan tenggiri yang kuat dipadu dengan rasa asin.

    4.1.5 Pengambilan Keputusan Dengan Metoda Bayes

    Pengambilan keputusan terhadap nilai bobot relatif dari kriteria

     penampakan, aroma, warna, dan rasa bubuk flavor kepala ikan tenggiri dilakukan

    dengan perbandingan berpasangan ( Pairwise Comparison), pengambilan

    keputusan dengan metode Bayes yaitu suatu teknik yang digunakan untuk

    melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif

    atau perlakuan dengan mempertimbangkan bobot kriteria dan nilai median

    (Marimin 2004).

    Data hasil uji perbandingan berpasangan terhadap kriteria penampakan,

    aroma, warna dan rasa bubuk flavor kepala ikan tenggiri dari ke-15 panelis

    disajikan pada Lampiran 17. Penyelesaian hasil perbandingan berpasangan

    tersebut dilakukan dengan manipulasi matriks untuk menentukan bobot kriteria

    disajikan pada Lampiran 18. Hasil perhitungan terhadap bobot kriteria

     penampakan, aroma, warna dan rasa bubuk flavor disajikan pada Tabel 8.

    Tabel 8. Nilai Bobot Kriteria Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Kriteria Bobot Kriteria

    Penampakan 0,16

    Aroma 0,24

    Warna 0,13

    Rasa 0,47

    Berdasarkan perhitungan terhadap bobot kriteria penampakan, aroma,

    warna dan rasa bubuk flavor didapatkan hasil bahwa rasa mempunyai nilai yang

    lebih besar dibandingkan kriteria lainnya dengan bobot kriteria sebesar 0,47, ini

    membuktikan kriteria rasa paling berpengaruh terhadap penilaian bubuk flavor.

    Hasil perhitungan terhadap bobot kriteria dan dalam menentukan perlakuan

    terbaik dengan mempertimbangkan kriteria penampakan, aroma, warna dan rasa

     bubuk flavor disajikan pada Tabel 9 dan cara perhitungan disajikan pada

    Lampiran 18 .

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    42/87

    29

    29

    Tabel 9. Matriks Keputusan Penilaian Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri

    Dengan Metoda Bayes

    Perlakuan (%)Kriteria Nilai

    AlternatifPenampakan Aroma Warna Rasa

    0 5 7 5 7 6,41

    10 7 7 7 7 7,00

    12,5 7 7 7 7 7,00

    15 9 7 9 7 7,59

    17,5 7 7 7 7 7,00

    Bobot Kriteria 0,16 0,24 0,13 0,47

    Berdasarkan perhitungan dengan metode Bayes didapatkan hasil bahwa

     bubuk flavor kepala ikan Tenggiri dengan perlakuan penambahan tepung terigu

    sebesar 15% memiliki nilai alternatif tertinggi yaitu sebesar 7,59 (disukai).

    Berdasarkan nilai alternatif dapat disimpulkan bahwa dari semua parameter yang

    diamati, bubuk flavor kepala ikan Tenggiri dengan perlakuan penambahan tepung

    terigu sebesar 15% merupakan perlakuan paling disukai diantara perlakuan

    lainnya.

    4.2 Karakteristik Fisik

    Uji fisik dilakukan untuk mengetahui karakter fisik bubuk flavor kepala

    ikan tenggiri. Uji ini dilakukan terhadap bubuk flavor kepala ikan tenggiri 15%.

    Uji fisik yang dilakukan adalah rendemen, kelarutan, massa jenis dan kapasitas

     pengikatan air / water holding capacity (WHC), hasilnya disajikan pada Tabel 10.

    Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik

    No Uji Fisik Sampel Bubuk 15%

    1 Rendemen (%) 10,67

    2 Kelarutan (%) 29,61

    3 Massa Jenis (g/ml) 0,7

    4 WHC (%) 80,48

    Perhitungan rendemen menggunakan metode gravimetri dilakukan untuk

    mengetahui efisiensi proses pembuatan bubuk flavor kepala ikan tenggiri. Hasil

     perhitungan rendemen menunjukkan bahwa bubuk flavor dengan perlakuan

     penambahan tepung terigu 15% memiliki rendemen sebesar 10,67%. Penggunaan

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    43/87

    30

    30

     bahan pengisi dengan menggunakan tepung terigu dan tepung tapioka dengan

     perbandingan 1:1 konsentrasi 8% menghasilkan rendemen bubuk flavor cangkang

    rajungan sebesar 10,61% (Ismiwarti 2005). Peningkatan total padatan dari bubuk

    flavor disebabkan adanya penambahan bahan pengisi (Kanpairo et al . 2012).

    Perhitungan massa jenis (bulk density) dilakukan untuk mengetahui sifat

    bulky  (menghabiskan tempat) dari bubuk flavor. Semakin kecil massa jenisnya

    maka volumenya akan semakin besar (banyak menghabiskan tempat). Semakin

     besar massa jenisnya maka volumenya akan semakin kecil. Nilai massa jenis

    didapatkan setelah diuji secara triplo lalu hasilnya di rata-rata. Massa jenis bubuk

    flavor dipengaruhi oleh massa jenis total solid konsentrat flavor dan massa jenis

     bahan pengisinya (Kanpairo et al. 2012).

    Kelarutan adalah salah satu parameter penting dalam fisikokimia terutama

     pada produk-produk konsentrat protein. Uji kelarutan diperlukan karena pada

    aplikasinya bubuk flavor dicampurkan ke dalam masakan sebagai penyedap

    terutama uji kelarutan terhadap pelarut air. Nilai kelarutan didapatkan setelah

    diuji secara triplo lalu hasilnya di rata-rata. Kelarutan bubuk flavor kepala ikan

    tenggiri dengan perlakuan penambahan tepung terigu 15% memiliki tingkat

    kelarutan rata-rata sebesar 29,61%. Jika dibandingkan dengan bubuk flavor ikan

    tuna dengan bahan pengisi maltodextrin pada penelitian Kanpairo et al . (2012)

    yang memiliki tingkat kelarutan 60,87%-70,12%, bubuk flavor kepala ikan

    tenggiri dengan bahan pengisi tepung terigu konsentrasi 15% memiliki tingkat

    kelarutan yang tergolong rendah. Akibatnya bubuk flavor kepala ikan tenggiri

    yang dihasilkan kurang cocok bila diaplikasikan pada masakan yang

    membutuhkan bubuk flavor yang langsung larut dalam air, jernih dan tanpa

    endapan, contohnya masakan sop, kuah bakso dan kuah mie.

    Adanya sifat insoluble  gluten terhadap pelarut air yang terdapat dalam

    tepung terigu membuat bubuk flavor memiliki tingkat kelarutan yang rendah.

    Tepung terigu mengandung 5 jenis protein yang berbeda yaitu albumin

    (leucosin), globulin, prolamin (gliadin), glutelin (glutenin), dan protease.

    Albumin dan globulin memiliki sifat larut dalam air, namun untuk glutelin dan

    gliadin hanya bisa larut pada pelarut yang bersifat asam dan pelarut alkalin.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    44/87

    31

    31

    Campuran antara glutelin dan gliadin ini yang biasa disebut gluten yang memiliki

    sifat tidak larut dalam air (Inamine 1967 dalam Suharso 2006).

    Pada umumnya penggunaan bahan pengisi untuk produk bubuk flavor

     biasanya menggunakan dekstrin dan maltodekstrin. Dekstrin dan maltodekstrin

    memiliki tingkat kelarutan rata-rata 99% terhadap pelarut air (Shogren et al. 

    2006). Maltodekstrin dan dekstrin merupakan produk hasil hidrolisis pati

    menggunakan asam atau enzim. Proses pembuatan maltodekstrin dan dekstrin

    memerlukan waktu dan ketelitian terutama saat proses hidrolisisnya, akibatnya

    tepung maltodekstrin dan dekstrin jarang terdapat di pasar atau bahkan hanya bisa

    dipesan secara khusus.

    Bubuk flavor yang terdapat di pasar seperti merk Royko, Masako,

    Mamasuka dan Knor, rata-rata semuanya menggunakan dekstrin maupun

    maltodekstrin. Bubuk-bubuk flavor di pasaran yang ada sekarang ini secara kasat

    mata terlihat bahwa tingkat kelarutannya tinggi dan cocok digunakan untuk jenis-

     jenis masakan seperti sop yang membutuhkan kaldu jernih tanpa endapan. Bubuk

    flavor kepala ikan tenggiri dengan penambahan bahan pengisi tepung terigu

    dengan tingkat kelarutan yang rendah bisa diaplikasikan juga untuk jenis-jenis

    masakan seperti nasi goreng, capcay dan aneka tumisan yang tidak terlalu

    membutuhkan jenis kaldu jernih tanpa endapan.

    Kapasitas pengikatan air/ water holding capacity  (WHC) yaitu

    kemampuan suatu bubuk kering untuk mengabsorbsi air maupun uap air. Uji

    kapasitas pengikatan air perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana

    karakteristik bubuk flavor apabila disimpan di udara bebas lalu untuk mengetahui

    karakteristik bubuk tersebut, mudah menyerap air di sekitar atau tidak. Jika

     bubuk flavor mudah menyerap air maka bubuk flavor akan mudah lembab yang

    akan memicu terjadinya perubahan kimia akibat kapang, bakteri dan enzim

    (Bragadottir et al.  2007). Nilai kapasitas pengikatan air didapatkan setelah

    dilakukan secara triplo lalu hasilnya dirata-rata. Kapasitas pengikatan air bubuk

    flavor kepala ikan tenggiri dengan perlakuan penambahan tepung terigu 15%

    sebesar 80,48%. Bubuk ikan Saithe ( Pollachius virens) memiliki kapasitas

     pengikatan air sebesar 121% dan diuji sebelum diadakan penyimpanan ( storage)

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    45/87

    32

    32

    lalu menjadi 99% setelah disimpan 6 bulan ditempat yang tertutup dan kering

    (Bragadottir et al. 2007). Bubuk ikan mudah menyerap air dari lingkungan dan

    mudah dihinggapi jamur sehingga harus diberi perlakuan penyimpanan yang

     benar seperti menyimpan bubuk pada kemasan tertutup dan kedap udara.

    4.3 Karakteristik Proksimat

    Uji proksimat dilakukan untuk mengetahui kandungan gizi bubuk flavor

    kepala ikan tenggiri perlakuan 15%. Uji proksimat yang dilakukan adalah kadar

    air, kadar protein dan kadar lemak yang hasilnya disajikan pada Tabel 11.

    Tabel 11. Hasil Pengamatan Karakteristik Proksimat

    No Uji Proksimat Sampel Bubuk 15%

    1 Kadar Air (%) 7,33

    2 Kadar Protein (%) 18,28

    3 Kadar Lemak (%) 3,87

    Kadar air dari suatu bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya

    awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan bakteri,

    kapang dan khamir untuk berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan

    (Winarno 2002). Kadar air merupakan jumlah atau kandungan air yang hilang

    dari bahan jika bahan pangan dipanaskan pada suhu tertentu yang tidak jauh lebih

    tinggi dari titik didih air (Ahza 2000). Pengukuran kadar air merupakan

     parameter yang penting bagi flavor bubuk. Kerusakan yang terjadi akibat

     peningkatan kadar air berupa penggumpalan dan pengerasan.

    Hasil uji proksimat terhadap kadar air bubuk flavor kepala ikan tenggiri pada perlakuan penambahan tepung terigu 15% menghasilkan kadar air sebesar

    7,33%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengeringan bubuk flavor cukup baik

    mengingat jika dibandingkan dengan karakteristik bubuk flavor tuna pada

     penelitian Kanpairo (2012) dengan bahan pengisi maltodextrin dan pengeringan

    menggunakan spray dryer, kadar airnya berkisar 4,63-7,46%. Kadar air yang

    rendah diharapkan dapat memberikan masa simpan bubuk flavor yang lebih lama.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    46/87

    33

    33

    Protein adalah makromolekul yang tersusun atas unit-unit asam amino

    satu sama lainnya melalui ikatan peptida (Winarno 2002). Protein ada yang larut

    dalam air namun ada pula yang tidak larut. Protein hewani yang berasal dari ikan

    dibutuhkan oleh tubuh karena protein ikan kaya akan asam amino esensial maka

    itu semakin besar kadar protein semakin baik mutu bubuk flavor kepala ikan

    tenggiri. Hasil uji proksimat terhadap kadar protein bubuk flavor kepala ikan

    tenggiri pada perlakuan penambahan tepung terigu 15% menghasilkan nilai kadar

     protein sebesar 18,28 %. Penelitian Ismiwarti (2005) bubuk flavor cangkang

    rajungan dengan bahan pengisi tepung terigu dan tapioka perbandingan 1:1

    konsentrasi 8%, waktu ekstraksi 90 menit, memiliki kadar protein sebesar 8,11%.

    Lemak merupakan zat makanan yang penting karena dapat menghasilkan energi

     bagi tubuh manusia. Lemak yang terkandung dalam ikan adalah asam lemak tak

     jenuh yang diantaranya dikenal dengan Omega-3 dan Omega-6 yang dapat

    menurunkan resiko penyakit jantung dengan melancarkan pembuluh darah dan

     juga berfungsi untuk suplemen otak untuk anak-anak. Kerusakan lemak di dalam

     bahan pangan dapat terjadi selama pengolahan dan penyimpanan. Kerusakan

    lemak mengakibatkan bahan pangan menjadi bau dan rasa yang tidak enak. Hasil

    uji proksimat terhadap kadar lemak bubuk flavor kepala ikan tenggiri pada

     perlakuan penambahan tepung terigu 15% menghasilkan nilai kadar lemak

    sebesar 3,87 %. Penelitian Ismiwarti (2005) bubuk flavor cangkang rajungan

    dengan bahan pengisi tepung terigu dan tapioka perbandingan 1:1 konsentrasi

    8%, waktu ekstraksi 90 menit, memiliki kadar lemak sebesar 6,49%.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    47/87

     

    34

    BAB V

    SIMPULAN

    5.1 Simpulan

    Konsentrasi bahan pengisi (tepung terigu) sebanyak 15% (b/b)

    menghasilkan karakteristik organoleptik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang

     paling disukai dengan perhitungan nilai alternatif terbesar yaitu 7,59. Bubuk

    flavor dengan tingkat penambahan bahan pengisi sebanyak 15% memiliki

    karakteristik fisik berupa tingkat rendemen sebesar 10,67%, kelarutan 29,61%,

    massa jenis 0,7 g/ml dan kapasitas pengikatan air 80,48% sedangkan karakteristik

     proksimatnya yaitu kadar protein 18,28%, kadar air 7,33% dan kadar lemak

    3,87%.

    5.2 Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disarankan bahwa perlu

    dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai teknik pengeringan dan jenis bahan

     pengisi lain dari bubuk flavor kepala ikan tenggiri.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    48/87

     

    35

    DAFTAR ACUAN

    Ahza, B. A. 2000. Perubahan Mutu Selama Proses Pengolahan. Skripsi. Fakultas

    Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Almunady, T. P., Heni Y., dan Mila W. 2012.  Analisis Kualitatif dan Kuantitatif

     Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3, Omega-6 dan Karakterisasi Minyak

     Ikan Patin.  Skripsi. Jurusan Kimia, Universitas Sriwijaya. Sumatera

    Selatan.

    Aniar, H.S. 2008. Optimasi Pengolahan Kaldu Ayam Dan Brokoli Dalam Bentuk

     Instan Dan Analisa Biaya Produksi.  Tesis. Universitas Brawijaya.

    Malang.

    Astawan, M. 2002. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta.

    AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Official

     Analytical Chemists. AOAC. Washington.

    Badarudin. 2006.  Penggunaan Maltodextrin Pada Yogurt Bubuk Ditinjau Dari

    Uji Kadar Air Keasaman, pH, Rendemen, Reabsorbsi Uap Air,

     Kemampuan Keterbasahan dan Sifat Kedispersian. Skripsi. Fakultas

    Peternakan, Universitas Brawijaya. Malang.

    Budiman I. 2006. Teknologi Penangkapan dan Pengembangan Usaha Perikanan

    Tenggiri di Kabupaten Belitung: Suatu Pendekatan Sistem Bisnis

     Perikanan. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Berghe, J. P. and Branathan, G. 2005. Fatty acids from lipids of marine

    organisms: molecular biodiversity, roles as biomarkers, biologically

    active compounds, and economical aspects.  Adv. Biochem.

     Engin/Biotechnol. Vol 96 : 49-125. 

    Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton, 2009.  Ilmu Pangan.

     Penerjemah: H. Purnomo dan Adiono.  Universitas Indonesia Press.

    Jakarta.

    Bragadottir M, Eyjolfur R and Kristin AP. 2007. Stability of Fish Powder Made

    From Saithe ( Pollachius virens) as Measured by Lipid Oxidation andFunctional Properties.  Journal Aquatic Food Product Technology. Vol

    16 (1): 115-136 . University of Iceland.

    Cambero MI, Jaramillo CJ, Ordonez JA, Cobos A, Pereira CI and Fernando

    GDG. 1998. Effect of Cooking Conditions On The Flavour Compounds

    And Composition Of Shrimps (Parapenaeus longirostris) broth.  Z

     Lebenzum unters Forsch A. Vol 206: 311-322.

    Chaundy FK, Scott P, Rudolph E, and Finnan. 2003. Composition Containing

    Gluten And Polysaccharides That Contain Uronic Acid Residues Usefull

     For Encapsulating Fats, Oils And Solids. United States Patent. Mount

    Olive.

  • 8/19/2019 Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu

    49/87

     

    36

    Damanik dan Rimbun, M.S. 2010.  P