kandungan logam berat (pb, cd, cu) pada bintang … · organisme yang terpapar logam berat...

26
KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG LAUT (Astropecten sp.) DI PERAIRAN KRONJO DAN CITUIS, KABUPATEN TANGERANG FEBI AYU PRAMITHASARI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: buiphuc

Post on 09-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu)

PADA BINTANG LAUT (Astropecten sp.) DI PERAIRAN

KRONJO DAN CITUIS, KABUPATEN TANGERANG

FEBI AYU PRAMITHASARI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian
Page 3: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kandungan Logam

Berat (Pb, Cd, Cu) pada Bintang Laut (Astropecten sp.) di Perairan Kronjo dan

Cituis, Kabupaten Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2014

Febi Ayu Pramithasari

NRP C24100030

Page 4: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

ABSTRAK

FEBI AYU PRAMITHASARI. Kandungan Logam Berat (Pb, Cd, Cu) pada

Bintang Laut (Astropecten sp.) di Perairan Kronjo dan Cituis, Kabupaten

Tangerang. Dibimbing oleh YUSLI WARDIATNO dan ETTY RIANI.

Teknik evaluasi lingkungan yang dilakukan berdasarkan analisis jaringan

organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring

pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian ini, dilakukan analisa

kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu pada Astropecten sp. yang berasal dari

perairan pesisir Kronjo dan Cituis, Kabupaten Tangerang. Analisis logam berat

dilakukan dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS).

Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam tubuh Astropecten sp. di kedua perairan

terdapat kandungan logam Pb, Cd, Cu yang bervariasi, dengan urutan terbesar

berturut-turut adalah Pb, Cd, dan Cu. Konsentrasi ketiga logam tersebut

cenderung lebih besar pada Astropecten sp. yang ditemukan di perairan Kronjo.

Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya proses akumulasi logam berat yang

dilakukan Astropecten sp. serta mengindikasikan bahwa Astropecten sp. dapat

digunakan dalam kegiatan biomonitoring pencemaran logam berat di perairan.

Kata kunci: Astropecten sp., biomonitoring, logam berat, pesisir kabupaten

Tangerang

ABSTRACT

FEBI AYU PRAMITHASARI. Heavy Metal (Pb, Cd, Cu) Content in Seastar

(Astropecten sp.) at Kronjo and Cituis, Tangerang Regency. Supervised by

YUSLI WARDIATNO and ETTY RIANI.

Environmental evaluation technique based on the analysis of the tissues of

organisms that exposed to heavy metal pollution is an aquatic biomonitoring

activities that are often performed. In this study, analysis of heavy metals Pb, Cd,

and Cu in Astropecten sp. derived from Cituis and Kronjo, coastal waters

Tangerang Regency. The heavy metals concentration were analyzed using Atomic

Absorption Spectrofotometer (AAS). The results showed the heavy metals

variation in Astropecten sp. in both sites, with the largest order of concentration

were Pb, Cd, and Cu. The concentrations of the three metals tend to be larger in

Astropecten sp. found in Kronjo. The results of this analysis indicate that the

accumulation of heavy metals do Astropecten sp. and indicates that Astropecten sp.

can be used as in biomonitoring heavy metal pollution in waters.

Keywords: Astropecten sp., biomonitoring, coastal waters Tangerang Regency,

heavy metals

Page 5: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan

pada

Departemen Manajemen Sumber daya Perairan

KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu)

PADA BINTANG LAUT (Astropecten sp.) DI PERAIRAN

KRONJO DAN CITUIS, KABUPATEN TANGERANG

FEBI AYU PRAMITHASARI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian
Page 7: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

Judul Skripsi : Kandungan Logam Berat (Pb, Cd, Cu) pada Bintang Laut

(Astropecten sp.) di Perairan Kronjo dan Cituis, Kabupaten

Tangerang

Nama : Febi Ayu Pramithasari

NIM : C24100030

Program studi : Manajemen Sumber Daya Perairan

Disetujui oleh

Dr Ir Yusli Wardiatno, MSc

Pembimbing I

Dr Ir Etty Riani, MS

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir M. Mukhlis Kamal, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan karya

ilmiah yang berjudul “Kandungan Logam Berat (Pb, Cd, Cu) pada Bintang Laut

(Astropecten sp.) di Perairan Kronjo dan Cituis, Kabupaten Tangerang” ini.

Karya ilmiah ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan studi untuk

mendapatkan gelar sarjana perikanan.

2. Penelitian yang pembiayaannya bersumber dari PT. Kapuk Naga Indah

yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat (LPPM).

3. Ir Zairion, MSc sebagai dosen pembimbing akademik.

4. Dr Ir Yusli Wardiatno, MSc sebagai ketua komisi pembimbing dan Dr Ir

Etty Riani, MS sebagai anggota komisi pembimbing yang telah memberi

arahan dan masukan dalam penulisan karya ilmiah ini.

5. Dr Ir Isdrajad Setyobudiandi, MSc selaku penguji tamu dan Dr Ir Rahmat

Kurnia, MSi selaku komisi pendidikan Departemen Manajemen Sumber

Daya Perairan atas saran dan masukan yang sangat berarti.

6. Keluarga: Bapak (Dede Rustandi), Mama (A. Rosmiati), Yoga Satriabaya

atas kasih sayang, doa, dan dukungan baik moril maupun materil.

7. Teman-teman penelitian Kronjo: Inggar, Werdhiningtyas, Serli, Fanny,

Runi, Nissa, Akrom, Nina, Lusita, Andini, Dito, Kak Anna, Kang Asep,

dan semua tim Kronjo lainnya

8. Teman-teman MSP angkatan 47 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,

terima kasih atas segala bentuk bantuan dan dukungan yang telah

diberikan.

9. Teman-teman lainnya serta seluruh pihak yang telah membantu dan

memberikan semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Febi Ayu Pramithasari

Page 9: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 3

METODE 3

Lokasi dan Waktu 3 Alat dan Bahan 4 Prosedur Kerja 4 Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Hasil 6 Pembahasan 9

KESIMPULAN 11 DAFTAR PUSTAKA 12 LAMPIRAN 14 RIWAYAT HIDUP 16

Page 10: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

DAFTAR TABEL

1 Nilai biokonsentrasi logam berat (Pb, Cd, Cu) dari sedimen ke

Astropecten sp. 8 2 Nilai biokonsentrasi logam berat (Pb, Cd, Cu) dari air ke Astropecten sp. 9 3 Konsentrasi rata-rata logam berat berbagai biota echinoid di berbagai

wilayah 11

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir perumusan masalah penelitian kandungan logam berat (Pb,

Cd, Cu) pada bintang laut (Astropecten sp.) di Perairan Kronjo dan Cituis,

Kabupaten Tangerang 2 2 Lokasi pengambilan contoh bintang laut (Astropecten sp.) di Perairan

Kronjo dan Cituis 3 3 Bintang Laut (Astropecten sp.) 4 4 Alat tangkap garok 4 5 Kandungan logam berat Pb pada Astropecten sp. di perairan Kronjo dan

Cituis 7 6 Kandungan logam berat Cd pada Astropecten sp. di perairan Kronjo dan

Cituis 7 7 Kandungan logam berat Cu pada Astropecten sp. di perairan Kronjo dan

Cituis 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis kandungan logam berat (Pb, Cd, Cu) pada bintang laut

(Astropecten sp.) 14 2 Contoh perhitungan biokonsentrasi logam berat dari sedimen 14 3 Hasil uji t kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu 14

Page 11: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Tangerang merupakan salah satu wilayah di Provinsi Banten

dengan jumlah penduduk yang terus meningkat hingga mencapai 3.050.929 jiwa

pada tahun 2013. Selain peningkatan jumlah penduduk, terjadi pula peningkatan

pembangunan di Kabupaten Tangerang. Salah satunya, pembangunan di bidang

industri. Jumlah perusahaan (subsektor industri) yang terdapat di Kabupaten

Tangerang mencapai kurang lebih 119 perusahaan, diantaranya adalah industri

pakaian jadi, industri tekstil dan kulit, industri kertas, industri logam dasar,

industri kimia, minyak bumi, dan batu bara (BPS Kab. Tangerang 2013).

Pembangunan industri di wilayah Kabupaten Tangerang menimbulkan

banyak dampak positif dan negatif. Dampak negatif tersebut timbul dari

masuknya bahan-bahan berbahaya ke perairan pesisir Tangerang melalui limbah

industri yang dibuang ke sungai. Wilayah pesisir Kabupaten Tangerang yang

terkena dampak negatif limbah industri, yaitu wilayah Perairan pesisir Kronjo dan

Cituis. Limbah tersebut menyebabkan gangguan terhadap kondisi biota akuatik

dan penurunan kualitas perairan.

Limbah industri yang masuk ke perairan Kronjo dan Cituis mengandung

berbagai macam material termasuk logam berat yang sering digunakan sebagai

bahan baku produksi (Rochyatun et al. 2006). Beberapa logam berat, seperti Fe,

Mn, Cu, dan Zn merupakan mikronutrien esensial yang bersifat racun bagi

organisme air dan manusia pada konsentrasi yang tinggi (Laws 1993). Logam

berat merupakan unsur kimia alami yang berbahaya dan beracun karena dapat

terakumulasi di dalam lingkungan maupun dalam tubuh organisme. Akumulasi

jangka panjang dapat menyebabkan kanker (karsinogenik).

Logam berat yang masuk ke perairan dapat dianalisis melalui berbagai cara,

diantaranya dengan melihat kandungan logam berat yang terakumulasi pada biota

akuatik. Selain itu, Darmono (1995) menyatakan bahwa dalam upaya memonitor

pencemaran logam di perairan, analisis biota akuatik lebih penting dibandingkan

dengan analisis air. Biota akuatik yang dapat digunakan sebagai media untuk

menggambarkan kondisi logam berat di perairan adalah biota akuatik yang

memiliki sifat-sifat tertentu, salah satunya bentos. Hal ini disebabkan karena biota

akuatik khususnya bentos adalah organisme yang berperan sebagai penyimpanan

utama partikel yang masuk ke dalam sistem perairan (Laws 1993). Selain itu,

umumnya biota bentik memiliki sifat filter feeder ataupun deposit feeder serta

tingkat mobilitas yang rendah, sehingga biota-biota bentik banyak digunakan

dalam biomonitoring logam berat di perairan.

Bintang laut jenis Astropecten sp. yang termasuk dalam kelas Asteroidea

(Purwati dan Arbi 2012) merupakan salah satu biota bentik yang banyak

ditemukan di wilayah Indo-Pasifik (Hyman 1955), diantaranya Perairan Kronjo

dan Cituis. Menurut Purwati dan Arbi (2012), hingga saat ini di Indonesia belum

banyak penelitian yang mengkaji mengenai akumulasi kandungan logam berat

dalam tubuh bintang laut, karena kajian lebih banyak difokuskan pada penelitian

kebiasaan makan, cara makan (Aziz 1996), taksonomi, dan pola persebaran. Oleh

Page 12: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

2

karena itu, diperlukan suatu pengkajian lebih lanjut mengenai kemampuan bintang

laut untuk mengakumulasi logam berat.

Perumusan Masalah

Pesatnya laju pembangunan kawasan industri di daerah sekitar perairan

Kronjo dan Cituis membuat limbah (logam berat) yang dihasilkan dan dibuang ke

perairan tersebut semakin bertambah. Bintang laut sebagai salah satu biota

akuatik yang bersifat bentik diduga dapat mengakumulasikan logam berat.

Namun, kajian mengenai kemampuan bintang laut dalam mengakumulasi logam

berat masih jarang dilakukan. Rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian

ini disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Perumusan masalah penelitian kandungan logam berat (Pb, Cd, Cu)

pada bintang laut (Astropecten sp.) di Perairan Kronjo dan Cituis,

Kabupaten Tangerang

Jumlah Astropecten sp.

melimpah di perairan

Kronjo dan Cituis yang

belum dimanfaatkan

Masukan limbah dari

kegiatan antropogenik

ke badan air

Analisis

kandungan logam

berat pada tubuh

Astropecten sp.

Faktor

konsentrasi logam

berat dari air dan

sedimen

Pemanfaatan

Astropecten sp. dalam

kegiatan biomonitoring

pencemaran logam berat

Page 13: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kandungan logam berat Pb, Cd,

dan Cu yang terakumulasi dalam tubuh bintang laut (Astropecten sp.) dan

membandingkan kandungan logam Pb, Cd, dan Cu pada Astropecten sp. yang

terdapat di Kronjo dan Cituis.

METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 hingga Maret 2014. Lokasi

penelitian berada di Perairan Kronjo dan Cituis, Kabupaten Tangerang seperti

tertera pada Gambar 2.

Gambar 2 Lokasi pengambilan contoh bintang laut (Astropecten sp.) di Perairan

Kronjo dan Cituis

Kegiatan penelitian ini meliputi pengambilan contoh di lapangan serta analisa

logam berat (Pb, Cd, dan Cu) di laboratorium. Pengambilan contoh dilakukan

sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan Juni dan Agustus 2013 serta Maret 2014.

Kegiatan persiapan sampel dilakukan di Laboratorium BioMikro 1, Departemen

Manajemen Sumber Daya Perairan dan analisis logam berat dilakukan di

Laboratorium Pengujian, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 14: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

4

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya, garok, cool box,

penggaris, alat tulis, data sheet, timbangan, plastik klip, kamera, GPS, dan AAS

(Atomic Absorption Spectrofotometer). Bahan yang digunakan meliputi bahan

kimia untuk analisis logam berat dan contoh bintang laut (Gambar 3).

Gambar 3 Bintang laut (Astropecten sp.)

Prosedur Kerja

Pengambilan dan persiapan sampel

Pengambilan contoh bintang laut dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Penentuan lokasi penangkapan dilakukan berdasarkan

informasi yang diperoleh dari nelayan sekitar. Contoh bintang laut diambil dari

lokasi penelitian Kronjo dan Cituis sebanyak 3 kali ulangan (Juni, Agustus, dan

Maret) dengan lebih kurang 5 substasiun pada masing-masing lokasi. Alat

tangkap yang digunakan untuk mengambil contoh adalah garok (Gambar 4).

Garok dioperasikan selama 15-30 menit setiap pengambilan contoh.

Gambar 4 Alat tangkap garok

Page 15: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

5

Prinsip kerja alat tangkap garok, yaitu menyapu bagian dasar perairan dan

biota yang tersapu akan masuk ke dalam kantung jaring. Kemudian hasil

tangkapan diangkat ke atas kapal untuk kemudian disortir, diberi label, dan

dimasukkan ke dalam cool box berisi es batu. Sebelum sampel dianalisis, sampel

biota diukur panjang dan bobot terlebih dahulu, selanjutnya disimpan di lemari

pendingin sampai dianalisis. Bagian biota yang dianalisis mencakup seluruh

tubuh bintang laut tanpa dipisahkan organ per organ. Analisis dilakukan secara

komposit, yaitu contoh biota yang diperoleh dari tarikan garok di 5 substasiun

pada setiap lokasi penelitian digabungkan, setelah itu lebih kurang 100 gram

bintang laut diambil secara acak untuk dianalisis ke laboratorium.

Analisis kandungan logam berat

Sebelum tahap analisis kandungan logam berat, contoh biota didestruksi

terlebih dahulu, yaitu contoh dioksidasi oleh asam sehingga logam yang

terkandung di dalam biota menjadi terlarut. Proses pembuatan larutan standar dan

kalibrasi dilakukan sesuai metode Nitric Acid-Perchloric Acid Digestion. Analisis

kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu pada contoh menggunakan AAS (Atomic

Absoption Spectrophotometer) sesuai metode Direct Air-Acetylene Flame Method

dengan panjang gelombang untuk logam Pb, Cd, dan Cu secara berturut-turut

adalah 283,3 nm; 228,8 nm; dan 324,7 nm (Rice et al. 2012).

Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data kandungan logam berat (Pb, Cd, Cu)

pada Astropecten sp. yang berasal dari Perairan Kronjo dan Cituis. Analisis data

yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji statistika (uji t), dan analisis faktor

biokonsentrasi.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yang digunakan berupa sebaran frekuensi dan grafik.

Analisis secara deskriptif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

mengenai kandungan logam berat dalam bintang laut. Selain itu, analisis

deskriptif ini juga dimaksudkan untuk membandingkan kandungan logam berat

pada bintang laut yang terdapat di Kronjo dan Cituis serta perbandingan

kandungan logam berat yang terdapat dalam sedimen dan biota.

Analisis statistika (uji t)

Analisis statistika yang digunakan adalah uji t dengan bantuan software

yang relevan. Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kandungan

logam berat pada Astropecten sp. di kedua lokasi penelitian. Hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 : Kandungan logam berat pada Astropecten sp. yang berasal dari Perairan

Kronjo dan Cituis tidak berbeda nyata

H1 : Kandungan logam berat pada Astropecten sp. yang berasal dari Perairan

Kronjo dan Cituis berbeda nyata

Page 16: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

6

Pengambilan keputusan pada hipotesis dilakukan dengan melihat nilai

probabilitas pada uji t, jika nilai probabilitas uji t lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima, dan apabila nilai probabilitas uji t lebih kecil dari 0,05 maka

keputusannya tolak H0 (Walpole 1993).

Analisis faktor biokonsentrasi

Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

faktor biokonsentrasi. Faktor biokonsentrasi (Bioconcentration Factor, BCF)

dihitung untuk mengetahui kemampuan bintang laut (Astropecten sp.) dalam

mengakumulasi logam berat Pb, Cd, dan Cu yang didefinisikan sebagai

perbandingan antara logam berat dalam organisme dengan kadar logam dalam

sedimen atau air (Vassiliki dan Konstantina 1984 in Falusi dan Olanipekun 2007):

BCF =Corg.

Cair/Csed.

Ket:

BCF = Faktor biokonsentrasi

C org = Konsentrasi logam berat dalam organisme

C sed = Konsentrasi logam berat dalam sedimen

C air = Konsentrasi logam berat dalam air

Menurut Van Esch (1977) in Siregar (2013), nilai BCF yang diperoleh dapat

dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu: (1) nilai BCF lebih besar dari 1000

masuk dalam kategori sifat akumulatif tinggi, (2) nilai BCF 100 sampai dengan

1000 disebut sifat akumulatif sedang, dan (3) BCF kurang dari 100 dikategorikan

dalam kelompok sifat akumulatif rendah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kandungan Pb (Timbal)

Hasil analisis menunjukkan bahwa Astropecten sp. yang ditemukan di kedua

perairan mengandung logam berat Pb dengan nilai yang bervariasi. Kandungan Pb

dalam Astropecten sp. diperoleh dari hasil analisis dengan AAS disajikan pada

Gambar 5.

Gambar 5 menunjukkan bahwa Astropecten sp. di kedua lokasi penelitian

mengandung kadar Pb, namun terdapat perbedaan yang cukup besar antara

Astropecten sp. di Kronjo dan Cituis (Gambar 5). Bintang laut yang ditemukan di

Perairan Kronjo mengandung Pb yang lebih besar (7,890 mg/kg) dibandingkan di

Cituis (5,435 mg/kg), namun hasil uji t menunjukkan bahwa kandungan logam

berat Pb di Kronjo dan Cituis tidak berbeda nyata (p > 0,05) yang disajikan dalam

lampiran 3.

Page 17: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

7

Gambar 5 Kandungan logam berat Pb pada Astropecten sp. di Perairan Kronjo

dan Cituis

Kandungan Cd (Cadmium)

Cd merupakan salah satu logam yang diketahui terakumulasi di dalam tubuh

Astropecten sp. baik di Kronjo maupun Cituis. Nilai logam Cd dalam tubuh

Astropecten sp. yang dianalisis cukup bervariasi (Gambar 6).

Gambar 6 Kandungan logam berat Cd pada Astropecten sp. di Perairan Kronjo

dan Cituis

Gambar 6 menunjukkan kandungan Cd pada Astropecten sp. di Kronjo

sebesar 1,163 mg/kg, dan di Cituis sebesar 0,552 mg/kg. Perbedaan Cd pada

Astropecten sp. di kedua lokasi tidak berbeda nyata berdasarkan uji t (p > 0,05)

yang disajikan pada lampiran 3.

Kandungan Cu Logam esensial yang dianalisis dalam penelitian ini adalah Cu. Hasil

analisis menunjukkan perbedaan kandungan logam Cu dalam Astropecten sp.

pada kedua perairan (Gambar 7).

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

Kronjo Cituis

Kan

du

ngan

Pb

mg/k

g

Lokasi

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Kronjo Cituis

Kan

du

ngan

Cd

mg/k

g

Lokasi

Page 18: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

8

Gambar 7 Kandungan logam berat Cu pada Astropecten sp. di Perairan Kronjo

dan Cituis

Gambar 7 menunjukkan bahwa di dalam tubuh Astropecten sp. yang berasal

dari kedua lokasi penelitian mengandung logam berat Cu. Kandungan Cu pada

Astropecten sp. di Perairan Kronjo (0,255 mg/kg) lebih tinggi dibandingkan

logam Cu pada Astropecten sp. yang ditemukan di Cituis (0,225 mg/kg), namun

tidak berbeda nyata berdasarkan hasil uji t (p > 0,05) yang disajikan pada

lampiran 3.

Faktor biokonsentrasi logam berat

Faktor biokonsentrasi logam berat (Pb, Cd, Cu) dari sedimen merupakan

salah satu parameter yang turut dihitung dalam penelitian ini. Secara umum nilai

faktor biokonsentrasi untuk masing-masing jenis logam dalam Astropecten sp.

berbeda-beda untuk setiap wilayah perairan (Tabel 1).

Tabel 1 Nilai biokonsentrasi logam berat (Pb, Cd, Cu) dari sedimen ke

Astropecten sp.

Lokasi Ulangan

Kons. Logam dalam

sedimen

Kons. Logam dalam

Astropecten sp. Faktor biokonsentrasi

Cu Pb Cd Cu Pb Cd Cu Pb Cd

Kronjo 1 4,733 td td 0,015 8,810 0,076 0,003 - -

2 31,000 11,230 0,100 0,494 6,970 2,250 0,016 0,620 22,500

Cituis 1 4,940 1,950 td 0,015 7,170 0,043 0,003 3,677 -

2 20,130 11,880 0,100 0,435 3,700 1,060 0,022 0,312 10,600

Hasil yang diperoleh menunjukkan urutan nilai faktor biokonsentrasi dari

sedimen adalah Cd>Pb>Cu. Nilai BCF yang diperoleh menunjukkan bahwa

tingkat akumulasi logam berat dari sedimen termasuk dalam kategori akumulasi

yang rendah (Tabel 1), karena nilai BCF yang diperoleh kurang dari 100.

Selain itu dalam penelitian ini dihitung pula nilai faktor biokonsentrasi

logam (Pb, Cd, Cu) dari air baik untuk wilayah Kronjo maupun Cituis. Nilai

faktor biokonsentrasi logam pada Astropecten sp. terhadap konsentrasi logam di

air sangat bervariasi. Namun terdapat suatu kesamaan antara Astropecten sp. yang

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

Kronjo Cituis

Kan

du

ngan

Cu

mg/k

g

Lokasi

Page 19: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

9

berasal dari Kronjo dan Cituis, yaitu nilai faktor biokonsentrasi logam terbesar

berturut-turut adalah Cd>Pb>Cu. Namun nilai faktor biokonsentrasi Astropecten

sp. di Kronjo memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan Astropecten sp. yang

ditemukan di Cituis (Tabel 2).

Tabel 2 Nilai biokonsentrasi logam berat (Pb, Cd, Cu) dari air ke Astropecten sp.

Lokasi Ulangan

Kons. Logam dalam

air

Kons. Logam dalam

Astropecten sp. Faktor biokonsentrasi

Cu Pb Cd Cu Pb Cd Cu Pb Cd

Kronjo 1 0,005 0,503 0,001 0,015 8,810 0,076 3 17 76

2 0,003 0,009 0,001 0,494 6,970 2,250 165 774 2250

Cituis 1 0,005 0,010 0,001 0,015 7,170 0,043 3 717 43

2 0,003 0,011 0,001 0,435 3,700 1,060 145 336 1060

Nilai faktor biokonsentrasi dari air yang diperoleh dapat dikategorikan

akumulasi rendah (BCF<100) sampai akumulasi tinggi (BCF>1000). Perbedaan

nilai faktor biokonsentrasi yang diperoleh dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi

logam yang terdapat di perairan dan juga konsentrasi logam yang terakumulasi

dalam tubuh biota. Apabila dibandingkan, nilai faktor biokonsentrasi logam dari

air lebih tinggi dibandingkan nilai faktor biokonsentrasi logam dari sedimen. Hal

ini disebabkan karena kandungan logam di sedimen lebih tinggi dibandingkan di

air, sehingga nilai faktor biokonsentrasi di air menjadi lebih tinggi.

Pembahasan

Hasil analisis menunjukkan bahwa logam berat Pb, Cd, dan Cu terakumulasi

dalam tubuh Astropecten sp. yang berasal dari Perairan Kronjo dan juga Cituis.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Astropecten sp. memiliki kemampuan

untuk mengakumulasi logam berat yang terdapat di lingkungan perairan.

Akumulasi logam berat dalam Astropecten sp. disebabkan karena biota yang

berasal dari filum Echinodermata tersebut merupakan salah satu biota yang hidup

di dasar perairan atau bentik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahman (2006),

bahwa organisme yang mencari makan di dasar perairan akan memiliki peluang

yang besar untuk terpapar logam berat yang telah terikat di sedimen.

Nilai kandungan logam berat (Pb, Cd, Cu) dalam tubuh Astropecten sp.

yang teranalisis pada penelitian ini cukup bervariasi berdasarkan jenis logam berat

dan lokasi. Weisner et al. (2001) menyatakan bahwa penyerapan dan pelepasan

logam berat memang merupakan suatu proses yang dinamis dan dipengaruhi oleh

banyak faktor. Variasi kandungan logam berat pada Astropecten sp. dalam

penelitian ini diduga bergantung pada nilai kandungan logam berat yang terdapat

di sedimen dan air. Besar atau kecil kandungan logam berat di sedimen dan air di

Perairan Kronjo dan Cituis dipengaruhi oleh limbah dari aktivitas yang terdapat

disekitar perairan tersebut, yaitu berupa limbah domestik dan industri, mengingat

jumlah penduduk Kabupaten Tangerang yang mencapai lebih dari 3 juta jiwa serta

berbagai macam jenis industri yang terdapat di wilayah Tangerang. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat beberapa peneliti yang mengatakan bahwa buangan kota

Page 20: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

10

dan industri merupakan dua sumber masukan terbesar logam berat ke dalam

lingkungan perairan laut yang berasal dari kegiatan manusia dan dapat

meningkatkan jumlah logam di perairan (Bu-Olayan dan Thomas 2001;

Mukhtasor 2007; Soualili et al. 2008).

Kandungan logam berat Pb pada Astropecten sp. di Kronjo dan Cituis cukup

tinggi. Kandungan Pb dalam Astropecten sp. mencapai nilai 7,890 mg/kg, nilai

tersebut diduga disebabkan oleh tingginya limbah domestik yang masuk ke

perairan sebagai dampak tingginya pemukiman penduduk di kedua lokasi. Hal ini

sama seperti hasil yang diperoleh pada penelitian Nasution dan Siska (2011), yaitu

tingginya kandungan logam berat Pb disebabkan akibat padatnya kawasan

pemukiman penduduk di sekitar lokasi penelitian tersebut. Selain itu diduga

kandungan logam Pb yang tinggi bersumber dari kegiatan pelayaran kapal nelayan

yang terdapat di Kronjo dan Cituis. Palar (1994) menyatakan bahwa logam Pb

banyak masuk ke perairan melalui buangan air ballast kapal serta emisi mesin

berbahan bakar minyak yang digunakan sebagai anti-knock pada mesin. Selain

berkontribusi menyumbang Pb, kegiatan perkapalan tersebut juga turut

menyumbang masukan logam Cd di Kronjo dan Cituis, karena logam berat Cd

juga berasal dari aktifitas manusia, seperti limbah pasar, limbah rumah tangga,

aktivitas transportasi laut, dan aktivitas perbaikan kapal laut (Nordic 2003).

Sedangkan logam Cu yang terakumulasi dalam tubuh Astropecten sp. diduga

bersumber dari kegiatan industri, pertambangan Cu, industri galangan kapal,

kegiatan di pelabuhan (Palar 1994), industri campuran logam, dan anti fouling

paint (Hutagalung 1991). Industri kimia, minyak bumi, plastik, tekstil, kertas,

industri logam dasar, serta industri barang dari logam merupakan industri-industri

di wilayah Kabupaten Tangerang yang diduga menghasilkan limbah yang

mengandung logam berat Pb, Cd, dan Cu.

Tingginya nilai Pb dan Cd pada Astropecten sp. di Kronjo dan Cituis

berkaitan dengan sifat kedua logam tersebut yang mudah terendapkan dan

membentuk sedimen serta bersifat akumulatif (Rahman 2006; Rumahlatu 2012).

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan logam

berat dalam tubuh Astropecten sp. di wilayah Perairan Kronjo lebih besar

dibandingkan dengan yang terdapat di wilayah Perairan Cituis. Sama halnya

seperti penelitian yang dilakukan oleh Weisner et al. (2001), tingginya nilai Pb

dan Cd diduga karena adanya pengaruh masukan limbah dari sungai yang

mengandung logam berat.

Perhitungan faktor biokonsentrasi (Bioconcentration Factor, BCF)

bertujuan untuk melihat besarnya akumulasi logam berat dari sedimen maupun air

yang terjadi pada Astropecten sp.. Penelitian ini menunjukkan bahwa akumulasi

logam dari sedimen oleh Astropecten sp. di kedua lokasi termasuk kategori

akumulasi rendah, dengan urutan nilai BCF terbesar adalah Cd>Pb>Cu.

Sedangkan nilai BCF dari air menunjukkan bahwa akumulasi logam berat pada

tubuh Astropecten sp. termasuk kategori akumulasi rendah sampai akumulasi

tinggi, dengan urutan yang sama dengan urutan nilai BCF dari sedimen. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa logam Cd lebih sulit untuk diekskresikan oleh tubuh

Astropecten sp. dibandingkan dengan Pb dan Cu. Nilai BCF di Perairan Kronjo

cenderung lebih besar dibandingkan dengan Perairan Cituis. Hal ini

mengindikasikan bahwa bintang laut yang berasal di Perairan Kronjo memiliki

Page 21: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

11

daya pelepasan logam berat yang lebih rendah dibandingkan bintang laut yang

berasal dari Perairan Cituis.

Hingga saat ini, terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan para

peneliti terkait dengan kemampuan biota echinoid dalam mengakumulasi logam

berat. Hasil dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan

biokonsentrasi pada jenis organisme echinoid yang berlainan di lokasi yang

berbeda seperti yang tertera pada Tabel 3.

Tabel 3 Konsentrasi rata-rata logam berat berbagai biota echinoid di berbagai

wilayah

Biota Lokasi

Pengamatan

Konsentrasi Logam Sumber

Pb Cd Cu

Diadema setosum

(gonad) Singapura 1,320 8,180 5,320

Flammang et al.

(1997)

Holothuria leueospilota

(seluruh tubuh)

Sabah

(Malaysia) 0,300 0,050 0,870

Hashmi et al.

(2014)

Holothuria edulis

(seluruh tubuh)

Sabah

(Malaysia) 0,140 0,120 1,120

Hashmi et al.

(2014)

Astropecten sp.

(seluruh tubuh)

Kronjo 7,890 1,163 0,255 Penelitian ini

Cituis 5,435 0,552 0,225

Tabel 3 menunjukkan bahwa Astropecten sp. pada penelitian ini memiliki

kemampuan mengakumulasi logam Pb lebih tinggi dibandingkan biota echinoid

pada penelitian lain, seperti bulu babi dan teripang. Selain itu jumlah Astropecten

sp. di Perairan Kronjo dan Cituis cukup banyak atau mendominasi di wilayah

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa bintang laut jenis Astropecten sp. dapat

dimanfaatkan dalam kegiatan biomonitoring pencemaran logam berat seperti biota

echinoid lainnya terutama di wilayah Perairan Tangerang, karena dapat

mengakumulasi logam berat. Hal ini sesuai dengan pernyataan den Besten et al.

(2001) dan Coteur et al. (2003) bahwa biota dari kelompok echinoid merupakan

biota yang dapat mengakumulasi logam berat dan dapat dimanfaatkan sebagai

bioindikator untuk pencemaran logam berat di lingkungan perairan (Warnau et al.

1995; Flammang 1997; Temara et al. 1998). Hal ini disebabkan karena kelompok

biota echinoid tidak dapat melakukan osmoregulasi secara efisien dan kondisi

demikianlah yang menjadikan biota echinoid dapat menggambarkan perubahan

kondisi lingkungan yang terjadi (Duquesne dan Riddle 2002).

KESIMPULAN

Logam Pb, Cd, dan Cu terakumulasi di dalam tubuh bintang laut

(Astropecten sp.) baik yang berasal dari perairan Kronjo maupun Cituis dengan

urutan kandungan dari yang terbesar adalah Pb, Cd, Cu. Logam berat pada

Astropecten sp. yang berasal dari Perairan Kronjo lebih besar dibanding Cituis.

Astropecten sp. di Kronjo maupun Cituis memiliki kemampuan melepas logam Pb

yang lebih rendah dibandingkan logam Cd dan Cu.

Page 22: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

12

DAFTAR PUSTAKA

Aziz A. 1996. Makanan dan cara makan berbagai jenis Bintang Laut. Oseana.

21(3):13-22.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. 2013. Kabupaten Tangerang

dalam Angka 2013. BPS Kab. Tangerang [Internet]. [diakses 9 Maret

2014]. Tersedia pada: http://bpskabtangerang.co.id.

Bu-Olayan AH, Thomas BV. 2001. Heavy metal accumulation in the Gastropod,

Cerithium scabridum L., from the Kuwait Coast. Environmental

Monitoring and Assessment. 68:187-195.

Coteur G, Gillan D, Joly G, Pernet P, Dubois P. 2003. Field contamination of the

Starfish Asterias rubens by metals. Part 1: short- and long-term

accumulation along a population gradient. Environ Toxicol Chem.

22:2134-2144.

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta (ID): UI-

pr.

den Besten PJ, Valk S, Weerlee EV, Nolting RF, Postma JF, Everaarts JM. 2001.

Bioaccumulation and biomarkers in the Sea Star Asterias rubens

(Echinodermata, Asteroidea): A North Sea field study. Mar Environ res.

51:365-387.

Duquesne S, Riddle MJ. 2002. Biological monitoring of heavy metal

contamination in coastal waters off Casey Station, Windmill Islands, East

Antartica. Polar Biol. 25:206-215.

Falusi BA, Olanipekun EO. 2007. Bioconcentration factors of heavy metals in

tropical Crab (Carcarinus sp.) from River Aponwe, Ado-Ekiti, Nigeria.

Journal of Applied Sciences & Environmental Management. 11(4):51-54.

Flammang P, Warnau M, TemaraA, Lane DJW, Jangoux M. 1997. Heavy metal

in Diadema setosum (Echinodermata, Echinoidea) from Singapore Coral

Reefs. Journal of Sea Research. 38:35-45.

Hashmi MI, Thilakar R, Hussein MA, Hoque Z. 2014. Determination of seven

heavy metals in eight species of Sea Cucumbers. Sci. Int. 2(1):261-262.

Hutagalung HP. 1991. Pencemaran laut oleh logam berat dalam status

pencemaran laut di Indonesia dan teknik pemantauannya. P30-LIPI. Jakarta.

Hyman LH. 1995. The Invertebrates: Echinodermata, the Coelomate Bilateria vol

IV. New York (US): Mcgraw-Hill Book, Inc.

Laws EA. 1993. Aquatic Pollution: An Introductionary Text, 2nd Ed. Canada

(US): John Wiley & Sons, Inc.

Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Jakarta (ID): Pradnya Paramita.

Nasution S, Siska M. 2011. Kandungan logam berat timbal (Pb) pada sedimen

dan Siput Strombus canarium di Perairan Pantai Pulau Bintan. Jurnal Ilmu

Lingkungan. 5(2):82-93.

Nordic. 2003. Cadmium Review. Denmark: Prepared by COWI A/S on behalf of

the Nordic Council of Ministers

Palar H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta (ID): Rineka

Cipta.

Purwati P, Arbi UY. 2012. Karakter morfologi Bintang Laut untuk identifikasi.

Oseana. 37(1):7-15.

Page 23: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

13

Rahman A. 2006. Kandungan logam berat timbal (Pb) dan cadmium (Cd) pada

beberapa jenis Krustasea di Pantai Batakan dan Takisung Kabupaten Tanah

Laut Kalimantan Selatan. BIOSCIENTIAE. 3(2):93-101.

Rice EW, Baird RB, Eaton AD, Clesceri LS. 2012. Standard Method for The

Examination of Water and Wastewater. Ed ke-22. New York (US): APHA.

Rochyatun E, Kaisupy MT, Rozak A. 2006. Distribusi logam berat dalam air dan

sedimen di perairan muara Sungai Cisadane. Makara, Sains. 10(1):35-40.

Rumahlatu D. 2012. Aktivitas makan dan pertumbuhan Bulu Babi Deadema

setosum akibat paparan logam berat kadmium. Jurnal Ilmu Kelautan. 17

(4):183-189.

Siregar NMA. 2013. Analisis kandungan logam berat Pb dan Cd pada Keong

Tutut (Bellamya javanica v. d Bush 1884) di Waduk Saguling, Jawa Barat.

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Soualili D, Dubois P, Gosselin P, Pernet P, Guillou M. (2008). Assessment of

seawater pollution by heavy metals in the neighbourhood of algiers: Use of

The Sea Urchin Paracentrotus lividus as a bioindicator. Journal Marine

Science. 65:132–139.

Temara A, Aboutboul P, Warnau M, Jangoux M, Dubois P. 1998. Uptake and

fate of lead in the common Asteroid Asterias rubens (Echinodermata).

Water Air Soil Pollut. 102:201-208.

Walpole RE. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

515 hlm.

Warnau M, Ledent G, Temara A, Jangoux M, Dubois P. 1995. Experimental

cadmium contamination of the Echinoids Paracentrotus lividus-influence of

exposure mode and distribution of the metal in the organism. Mar Ecol

Prog Ser. 116:117-124.

Weisner L, Burkhart G, Christiane F. 2001. Temporal and spatial variability in

the heavy-metals content of Dreissea polymorpha (Pallas) (Mollusca:

Bivalvia) from the Kleines Haff (northeastern Germany). Hydrobiologia.

443:137-145.

Page 24: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

14

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil analisis kandungan logam berat (Pb, Cd, Cu) pada bintang laut

(Astropecten sp.)

Lokasi Kandungan logam berat (mg/kg)

Cu Pb Cd

Kronjo 0,015 8,810 0,076

0,494 6,970 2,250

Rata-rata 0,254 7,890 1,163

Cituis 0,015 7,170 0,043

0,435 3,700 1,060

Rata-rata 0,225 5,435 0,551

Lampiran 2 Contoh perhitungan biokonsentrasi logam berat dari sedimen dan air

BCF =Corg.

Cair /Csed .

1 Logam Pb

BCF =7,170

1,950= 3,677

2 Logam Cd

BCF =2,250

0,100= 22,500

3 Logam Cu

BCF =0,435

20,128= 0,022

Lampiran 3 Hasil uji t kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu

a. Logam berat Pb

Two-Sample T-Test and CI: Kronjo; Cituis

Two-sample T for Kronjo vs Cituis

N Mean StDev SE Mean

Kronjo 2 7,89 1,30 0,92

Cituis 2 5,44 2,45 1,7

Page 25: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

15

Difference = mu (Kronjo) - mu (Cituis)

Estimate for difference: 2,46

95% CI for difference: (-22,50; 27,41)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1,25 P-Value = 0,430 DF

= 1

b. Logam berat Cd

Two-Sample T-Test and CI: kronjo; cituis Two-sample T for kronjo vs cituis

N Mean StDev SE Mean

kronjo 2 1,16 1,54 1,1

cituis 2 0,552 0,719 0,51

Difference = mu (kronjo) - mu (cituis)

Estimate for difference: 0,61

95% CI for difference: (-14,64; 15,86)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0,51 P-Value = 0,700 DF

= 1

c. Logam berat Cu

Two-Sample T-Test and CI: kronjo; cituis Two-sample T for kronjo vs cituis

N Mean StDev SE Mean

kronjo 2 0,255 0,339 0,24

cituis 2 0,225 0,297 0,21

Difference = mu (kronjo) - mu (cituis)

Estimate for difference: 0,030

95% CI for difference: (-4,018; 4,077)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0,09 P-Value = 0,941 DF

= 1

Page 26: KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, Cu) PADA BINTANG … · organisme yang terpapar logam berat merupakan suatu kegiatan biomonitoring pencemaran perairan yang kerap dilakukan. Pada penelitian

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 2 Februari 1993

dari ayah Dede Rustandi dan ibu Abay Rosmiati. Penulis

adalah anak pertama dari dua bersaudara. Tahun 2010 penulis

lulus dari SMA Negeri 1 Cigombong dan pada tahun yang

sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di

Departemen Manajemen Sumber daya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis sempat menjadi

asisten praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air pada tahun ajaran 2012/2013

dan 2013/2014, asisten praktikum Ekologi Perairan pada tahun ajaran 2012/2013,

dan asisten praktikum Avertebrata Air pada tahun ajaran 2013/2014. Selain itu

penulis juga turut aktif dalam beberapa kepanitiaan pada kegiatan-kegiatan yang

diselenggarakan di cakupan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Penulis juga turut mengikuti lomba dibidang seni tingkat Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan. Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis yaitu Juara I

lomba tari tradisional FMCF 2012, Juara II tari tradisional PORIKAN 2013, dan

Juara I lomba tari tradisional FMAC 2014.