industri semen_kelompok 2_iiib.pdf

Upload: rezkinugroho

Post on 02-Mar-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Makalah

TRANSCRIPT

  • 1

    INDUSTRI SEMEN

    TUGAS PROSES INDUSTRI KIMIA

    OLEH:

    KELOMPOK II

    KELAS III B

    DAHLIA QADARI 331 11 005

    WINDA ANGGRENI P. 331 11 007

    MUH. REZKY NUGROHO 331 11 010

    FERNIYANTI 331 11 032

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

    2013

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

    berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga makalah yang bertema Industri

    Semen ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun berdasarkan teori-teori yang

    telah ada sebelumnya dari berbagai narasumber yang kemudian disatukann

    sehingga bermanfaat dalam menambah wawasan khususnya untuk para pelajar

    dan pelaku industri.

    Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya lengkap dan

    memiliki banyak kekurangan, baik dalam segi cara penyajian jenis alat, contoh

    kasus, hukum-hukum yang berlaku dan lain-lain, penyusun meminta maaf.

    Sehingga penyusun berhara kepada pembaca yang budiman agar dapat

    memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini

    lebih lanjut.

    Dalam kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada

    rekan-rekan yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, baik

    dalam hal penyediaan materi maupun dukungan moril sehingga makalah ini dapat

    terselesaikan.

    Makassar, Oktober 2013

    Penyusun

  • 3

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ....................................................................................... 1

    Kata Pengantar ....................................................................................... 2

    Daftar Isi ................................................................................................ 3

    Bab I Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang ...................................................................... 4

    1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 5

    1.3. Tujuan .................................................................................. 5

    Bab II Pembahasan

    2.1. Pengertian Semen .................................................................. 6

    2.2. Bahan Baku dan Reaksi Pembentukan Semen ....................... 6

    2.3. Jenis-jenis Semen ..................................................................... 7

    2.4. Petunjuk Pemilihan Semen Masonry .................................... 13

    2.5. Karateristik Material Semen .................................................. 14

    2.6. Proses Pembuatan Semen ....................................................... 17

    2.7. Alat-alat Pembuatan Semen ................................................... 20

    2.8. Dampak Industri Semen ......................................................... 23

    Bab III Penutup

    3.1. Kesimpulan ............................................................................ 26

    3.2. Saran ....................................................................................... 26

    Daftar Pustaka ........................................................................................ 27

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal

    bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang

    merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur,

    ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi

    Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina

    yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun

    menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan

    Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton.

    Peristiwa tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman

    dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat

    bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu

    vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di

    Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

    Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun

    1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.

    Pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-

    an M), John Smeaton, seorang insinyur asal Inggris menemukan kembali

    ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan

    memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara

    suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

    Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas

    dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains

    material yaitu suatu cabang ilmu yan meliputi pengembangan dan penerapan

    pengetahuan yang mengkaitkan komposisi, struktur dan pemrosesan material

    dengan sifat-sifat kegunaannya.semen termasuk material yang sangat akrab

    dalam kehidupan kita sehari-hari.

  • 5

    1.2.Rumusan Masalah

    a. Apa yang dimaksud dengan semen itu sendiri ?

    b. Bagaimana pengaruh bahan penyusun terhadap jenis-jenis semen ?

    c. Bagaimana proses pembuatan semen dalam industri semen ?

    1.3.Tujuan

    Makalah ini disusun dengan tujuan untuk:

    a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan semen

    b. Mengetahui apa saja jenis-jenis semen

    c. Mengetahui proses pembuatan semen dalam industri semen

  • 6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Semen

    Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang

    mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu

    kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai

    bahan perekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian

    yang kompak atau dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang

    memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan.

    Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang

    bersifat hidrolis artinya jika dicampur dengan air dalam jumlah

    tertentu akan mengikat bahan bahan lain menjadi satu kesatuan

    massa yang dapat memadat dan mengeras. Secara umum semen

    dapat didefenisikan sebagai bahan perekat yang dapat merekatkan

    bagianbagian benda padat menjadi bentuk yang kuat kompak dan

    keras.

    Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara

    membakar batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan orang

    inggris, pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran

    batu kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan dibakar

    menjadi lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur

    (CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan karbon dioksida(CO2). Batu kapur

    tohor (CaO) bereaksi dengan senyawa-senyawa lain membemtuk klinker

    kemudian digiling sampai menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan

    Portland

  • 7

    2. 2. Bahan Baku dan Reaksi Pembentukan Semen

    Bahan baku yang umum digunakan dalam proses pembuatan

    semen yaitu: batu kapur (CaCO3), tanah liat (Al2O3.2SiO2.xH2O), pasir

    besi (Fe2O3), dan pasir (SiO2).

    Reaksi pembentukan semen:

    CaCO3 + Al2O3.2SiO2.xH2O + Fe2O3 + SiO2 3CaO.SiO2 (C3S) +

    2CaO.SiO2 (C2S) + 3CaO.Al2O3 (C3A) + 4CaO.Al2O3.Fe2O3 (C4AF)

    2. 3. Jenis-Jenis Semen

    No. SNI Nama

    SNI 15-0129-2004 Semen portland putih

    SNI 15-0302-2004 Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement

    (PPC)

    SNI 15-2049-2004 Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)

    SNI 15-3500-2004 Semen portland campur

    SNI 15-3758-2004 Semen masonry

    SNI 15-7064-2004 Semen portland komposit

    a) => Semen Portland

    Semen portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak

    dipakai serta merupakan jenis semen hidrolik yang terpenting.

    Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan, plesteran,bahan

    penambal, adukan encer (grout) dan sebagainya.Semen portland

    dipergunakan dalam semua jenis beton struktural seperti tembok, lantai,

    jembatan, terowongan dan sebagainya, yang diperkuat dengan tulangan

    atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen portland itu digunakan dalam

    segala macam adukan seperti fundasi,telapak, dam,tembok penahan,

    perkerasan jalan dan sebagainya.Apa bila semen portland dicampur

  • 8

    dengan pasir atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan

    bata atau batu,atau sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok

    sebelah luar maupun sebelah dalam.

    Bilamana semen portland dicampurkan dengan agregat kasar (batu

    pecah atau kerikil). dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air,maka

    terdapatlah beton. Semen portland didefinisikan sesuai dengan ASTM

    C150, sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker

    yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang pada umumnya

    mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan

    yang digiling bersama dengan bahan utamanya. Perbandingan-

    perbandingan bahan utama dari semen portland adalah sebagai berikut:

    Semen alam adalah sebuah semen hidrolik yang dihasilkan dengan

    pembakaran batu kapur yang mengandung lempung, terdapat secara

    alamiah, pada suhu lebih rendah dari suhu pengerasan dan kemudian

    menggilingnya menjadi serbuk halus.Kadar silika, alumina dan oxida besi

    cukup untuk mendapat gabungkan diri dengan kalsiumoxida sehingga

    terjadi senyawa-senyawa kalsium silikat dan aluminat, yang dapat

    dianggap mempunyai sifat-sifat hidrolik seperti semen alam. Kita kenal

    dua jenis semen alam, jenis pertama pada umumnya dipergunakan dalam

    konstruksi beton bersamasama dengan semen portland.Jenis kedua adalah

    semen yang telah dibubuhi bahan pembantu yaitu udara, jenis semen

    kedua ini fungsinya sama seperti yang telah diutarakan diatas. Semen alam

    tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang tidak terlindung terhadap

    pengaruh cuaca langsung, akan tetapi dapat dipergunakan dalam adukan

    atau beton yang tidak pernah akan mengalami tegangan tinggi, atau dalam

    keadaan yang membutuhkan banyak bahan namun sama sekali tidak

    memperhitungkan kekuatan bahan tersebut.

    Tipe-tipe semen Prtland

    Tipe I Ordinary Portland Cement adalah semen portland

    yang dipakai untuk segala macam konstruksi apabila

  • 9

    tidak diperlukan sifatsifat khusus, misalnya ketahanan

    terhadap sulfat, panas hiderasi dan sebagainya. Ordinary

    Portland Cement mengandung 5 % MgO, dan 2,53 %

    SO3. Sifatsifat Ordinary Portland Cement berada diantara sifat

    sifat moderate heat semen dan high early strength portland cement.

    Tipe II ( Moderate Heat Portland Cement ) Moderate Heat

    Portland Cement adalah semen portland yang dipakai

    untuk pemakaian konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap

    sulfat dan panas hiderasi yang sedang, biasanya

    digunakan untuk daerah pelabuhan dan bangunan sekitar

    pantai.

    Tipe III (High Early Strength Portland Cement ) High Early

    Strength Portland Cement adalah semen portland

    yang gunakan keadaankeadaan darurat dan musim dingin. Juga

    dipakai untuk produksi beton tekan. High Early

    Strength Portland Cement ini mempunyai kandungan C3S

    lebih tinggi dibandingkan dengan semen tipe lainnya sehingga

    lebih cepat mengeras dan cepat mengeluarkan kalor.

    digunakan untuk pembangunan gedunggedung besar,

    pekerjaan pekerjaan berbahaya, pondasi, pembetonan pada

    udara dingin, dan pada prestressed coccretel, yang memerlukan

    kekuatan awal yang tinggi.

    Tipe IV ( Low Heat Portland Cement ) Low Heat Portland Cement

    adalah semen portland yang digunakan untuk bangunan dengan

    panas hiderasi rendah misalnya pada bangunan beton yang

    besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah keretakan.

    Low Heat Portland Cement ini mempunyai kandungan C3S

    dan C3A lebih rendah sehingga pengeluaran kalornya lebih

    rendah. Semen ini biasa digunakan untuk pembuatan atau

    keperluan hidraulik engineering yang memerlukan panas

    hiderasi rendah.

  • 10

    Tipe V ( Shulphato Resistance Portland Cement ) Shulphato

    Resistance Portland Cement adalah semen portland

    yang mempunyai kekuatan tinggi terhadap sulfur dan memiliki

    kandungan C3A lebih rendah bila dibandingkan dengan tipetipe

    lainnya, sering digunakan untuk bangunan di daerah yang

    kandungan sulfatnya tinggi, misalnya: pelabuhan,

    terowongan, pengeboran di laut, dan bangunan pada

    musim panas.

    => Semen Non Portland Semen Alam (Natural Cement) Semen alam merupakan semen

    yang dihasilkan dari proses pembakaran batu kapur dan

    tanah liat pada suhu 8501000 oC kemudian tanah yang

    dihasilkan digiling menjadi semen halus.

    Semen Alumina Tinggi (High Alumina Cement) Semen

    Alumina Tinggi pada dasarnya adalah suatu semen

    kalsium aluminat yang dibuat dengan meleburkan

    campuran batu gamping, bauksit, dan bauksit ini

    biasanya mengandung oksida besi, silika, magnesia, dan

    ketidak murnian lainnya. Cirinya ialah bahwa kekuatan

    semen ini berkembang dengan cepat, dan ketahananya

    terhadap air laut dan air yang mengandung sulfat lebih baik.

    Semen Portland Pozzolan. Semen Portland Pozzolan adalah bahan

    yang mengandung senyawa silika dan alumina dimana bahan

    pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat seperti semen

    akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air, maka

    senyawa senyawa tersebut akan bereaksi membentuk

    kalsium aluminat hidrat yang bersifat hidraulis. Semen portland

    pozzolan merupakan suatu bahan pengikat hidraulis yang dibuat

    dengan menggiling bersamasama terak semen portland dan bahan

  • 11

    yang mempunyai sifat pozzolan , atau mencampur secara

    merata bubuk

    Semen portland dan bubuk bahan lain yang mempunyai

    sifat pozzolan.

    Bahan pozolan yang ditambahkan besarnya antara 1540 %. Semen

    Sorel. Semen Sorel adalah semen yang dibuat melalui reaksi

    eksotermik larutan magnesium kloida 20 % terhadap suatu ramuan

    magnesia yang didapatkan dari kalsinasi magnesit dan magnesia

    yang didapatkan dari larutan garam Semen Sorel mempunyai

    sifat keras dan kuat, mudah terserang air dan sangat

    korosif. Penggunaannya terutama adalah semen lantai, dan sebagai

    dasar pelantai dasar seperti ubin dan terazu.

    Portland Blast Furnance Slag Cement. dalah semen yang dibuat

    dengan cara menggiling campuran klinker semen portland

    dengan kerak dapur tinggi (Blast Furnance Slag) secara

    homogen. Kerak (slag) adalah bahan .non metal hasil samping dari

    pabrik pengecoran besi dalam tanur (Dapur Tinggi) yang

    mengandung campuran antara kapur (CaCO3 ) silika (SiO 2)

    dan alumina. Sifat semen ini jika kehalusannya cukup,

    mempunyai kuat tekan yang sama dengan semen portland,

    betonnya lebih stabil dari beton semen portland ,

    permeabilitinya rendah, pemuaian dan penyusutan dalam

    udara kering sama dengan semen portland.

    b) Semen masonry

    semen hidrolis, yang digunakan terutama dalam pekerjaan

    menembok dan memplester konstruksi, yang terdiri dari campuran dari

    semen portland atau campuran semen hidrolis dengan bahan yang bersifat

    menambah keplastisan (seperti batu kapur, kapur yang terhidrasi atau

    kapur hidrolis) bersamaan dengan bahan lain yang digunakan untuk

    meningkatkan satu atau lebih sifat seperti waktu pengikatan (setting time),

  • 12

    kemampuan kerja (workability), daya simpan air (water retention), dan

    ketahanan (durability).

    1) Semen masonry jenis N

    semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan

    pasangan, sehingga adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat

    mutu adukan pasangan jenis N, atau bila ditambahkan semen portland

    atau semen hidrolis, campuran dapat menghasilkan adukan pasangan

    yang memenuhi syarat mutu jenis S atau M

    2) Semen masonry jenis S

    semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan

    , sehingga adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu

    jenis S atau bila ditambahkan semen portland atau semen hidrolis,

    campuran dapat menghasilkan adukan pasangan yang memenuhi syarat

    mutu jenis M

    3) Semen masonry jenis M

    semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan

    pasangan, sehingga adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat

    mutu jenis M

    4) Semen portland campur

    suatu bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama dari

    terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan organik

    yang bersifat tidak bereaksi (inert)

    5) Pasir standar Ottawa

    pasir silika yang terdiri dari hampir seluruhnya kuarsa murni yang

    dibulatkan secara alami dan digunakan untuk penyiapan mortar pada

    pengujian semen hidrolis

  • 13

    6) Pasir gradasi

    pasir standar Ottawa yang digradasi dengan menggunakan antara

    ayakan 0,600 mm (No.30) dan ayakan 0,150 mm (No.100)

    7) Pasir standar gradasi Ottawa 20 30

    pasir standar yang sebagian besar lolos ayak 0,850 mm (No.20) dan

    tertahan pada ayakan 0,600 mm (No.30)

    2. 4. Petunjuk pemilihan semen masonry

    Petunjuk dan pemilihan semen masonry dapat dilihat pada Tabel 1 di

    bawah ini:

    Tabel 1 Petunjuk pemilihan semen masonry

    No Lokasi Jenis bangunan Jenis mortar

    Disarankan Pilihan

    1.

    2.

    Bangunan tidak

    terlindungi cuaca

    - Bangunan atas

    - Bangunan bawah

    Bangunan

    terlindungi cuaca

    - Dinding penahan

    beban

    - Dinding tidak

    menahan

    beban

    - Dinding sandaran

    Pondasi, penguat

    lubang,selokan,trotoar,

    teras

    Dinding penahan beban

    Partisi menahan beban

    S

    N

    N

    S

    S

    S

    N

    M

    M atau S

    S

    M atau N

    M

    M

    S atau M

  • 14

    Partisi tidak menahan

    Beban

    2. 5. Karakterisasi Material Semen

    Sifat-Sifat Semen Portland:

    a. Hiderasi Semen

    Hiderasi semen adalah reaksi antara komponen-komponen semen

    dengan air. Untuk mengetahui hiderasi semen, maka harus mengenal

    hiderasi dari senyawa-senyawa yang terkandung dalam semen ( C2S, C3S,

    C3A, C4AF)

    b. Hiderasi Kalsium Silikat ( C2S, C3S)

    Kalsium Silikat di dalam air akan terhidrolisa menjadi kalsium

    hidroksidsa Ca(OH)2 dan kalsium silikat hidrat (3CaO.2SiO2.3H2O) pada

    suhu 30oC

    2 (3CaO.2SiO2) + 6H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + 3 Ca(OH)2

    2 (3CaO.2SiO2) + 4H2O 3CaO.2SiO2.2H2O + Ca(OH)2

    Kalsium Silikat hidrat (CSH) adalah silikat di dalam kristal yang tidak

    sempurna, bentuknya padatan berongga yang sering disebut Tobermorite

    Gel.

    Adanya kalsium hidroksida akan membuat pasta semen bersifat basa

    (pH= 12,5) hal ini dapat menyebabkan pasta semen sensitive terhadap

    asam kuat tetapi dapat mencegah baja mengalami korosi.

    c. Hiderasi C3A

    Hiderasi C3A dengan air yang berlebih pada suhu 30oC akan

    menghasilkan kalsium alumina hidrat (3CaO. Al2O3. 3H2O) yang mana

    kristalnya berbentuk kubus di dalam semen karena adanya gypsum maka

    hasil hiderasi C3A sedikit berbeda. Mula-mula C3A akan bereaksi dengan

    gypsum menghasilkan sulfo aluminate yang kristalnya berbentuk jarum

  • 15

    dan biasa disebut ettringite namun pada akhirnya gypsum bereaksi semua,

    baru terbentuk kalsium alumina hidrat (CAH).

    Hiderasi C3A tanpa gypsum (30oC):

    3CaO. Al2O3+ 6H2O 3CaO. Al2O3. 6H2O

    Hiderasi C3A dengan gypsum (30oC):

    3CaO. Al2O3 + 3 CaSO4+ 32H2O 3CaO.Al2O3 + 3 CaSO4 + 32H2O

    Penambahan gypsum pada semen dimaksudkan untuk menunda

    pengikatan, hal ini disebabkan karena terbentuknya lapisan ettringite pada

    permukaan-permukaan Kristal C3A.

    d. Hiderasi C4AF (30 H2O oC)

    4CaO. Al2O3. Fe2O3+ 2Ca(OH)2+10H2O 4CaO.Al2O3.6H2O

    + 3CaO.Fe2O3.6H2O

    e. Setting dan Hardening

    Setting dan Hardening adalah pengikatan dan penerasan semen setelah

    terjadi reaksi hiderasi. Semen apabila dicampur dengan air akan

    menghasilkan pasta yang plastis dan dapat dibentuk (workable) sampai

    beberapa waktu karakteristik dari pasta tidak berubah dan periode ini

    sering disebut Dorman Period (period tidur).

    Pada tahapan berikutnya pasta mulai menjadi kaku walaupun masih

    ada yang lemah, namun suhu tidak dapat dibentuk (unworkable). Kondisi

    ini disebut Initial Set, sedangkan waktu mulai dibentuk (ditambah air)

    sampai kondisi Initial Set disebut Initial Setting Time (waktu pengikatan

    awal). Tahapan berikutnya pasta melanjutkan kekuatannya sehingga

    didapat padatan yang utuh dan biasa disebut Hardened Cement Pasta.

    Kondisi ini disebut final Set sedangkan waktu yang diperlukan untuk

    mencapai kondisi ini disebut Final Setting Time (waktu pengikatan akhir).

  • 16

    Proses penerasan berjalan terus berjalan seiring dengan waktu akan

    diperoleh kekuatan proses ini dikenal dengan nama Hardening.

    Waktu pengikatan awal dan akhir dalam semen dalam prakteknya

    sangat penting, sebab waktu pengikatan awal akan menentukan

    panjangnya waktu dimana campuran semen masih bersifat plastik. Waktu

    pengikatan awal minimum 45 menit sedangkan waktu akhir maksimum 8

    jam.

    Reaksi pengerasan

    C2S + 5H2O C2S. 5H2O

    C3S + 5H2O C2S6. 5H2O + 13 Ca(OH)2

    C3A+ 3Cs+ 32H2O C3A. 3Cs+.32H2O

    C4AF + 7H2O C3A.6 H2O+ CF. H2O

    MgO+ H2O Mg(OH)2

    f. Panas Hiderasi

    Panas hiderasi adalah panas yang dilepaskan selama semen

    mengalami proses hiderasi. Jumlah panas hiderasi yang terajdi tergantung,

    tipe semen, kehalusan semen, dan perbandingan antara air dengan semen.

    Kekerasan awal semen yang tinggi dan panas hiderasi yang besar

    kemungkinan terajadi retak-retak pada beton, hal ini disebabkan oleh

    fosfor yang timbul sukar dihilangkan sehingga terajdi pemuaian pada

    proses pendinginan.

    g. Penyusutan

    Ada tiga macam penyusutan yang terjadi di dalam semen, diantaranya:

    1) Drying Shringkage ( penyusutan karean pengeringan)

    2) Hideration Shringkage (penyuautan karena hiderasi)

    3) Carbonation Shringkage (penyuautan karena karbonasi)

    Yang paling berpengaruh pada permukaan beton adalah Drying

    Shringkage, penyusutan ini terjadi karena penguapan selama proses setting

    dan hardening. Bial besaran kelembabannya dapat dijaga, maka keretakan

  • 17

    beton dapat dihindari. Penyusutan ini dioengaruhi juga kadar C3A yang

    terlalu tinggi.

    h. Kelembaban

    Kelembaban timbul karena semen menyerap uaap air dan CO2 dan

    dalam jumlah yang cukup banyak sehigga terjadi penggumpalan. Semen

    yang menggumpal kualitasnya akan menurun karena bertambahnya Loss

    On Ignition (LOI) dan menurunnya spesifik gravity sehingga kekuatan

    semen menurun, waktu pengikatan dan pengerasan semakin lama, dan

    terjadinya false set.

    Loss On Ignation (Hilang Fajar)

    Loss On Ignation dipersyaratkan untuk mencegah adanya mineral-mneral

    yang terurai pada saat pemijaran, dimana proses ini menimbulkan

    kerusakan pada batu setelah beberapa tahun kemudian.

    i. Spesifik Gravity

    Spesifik Gravity dari semen merupakan informasi yang sangat penting

    dalam perancangan beton. Didalam pengontrolan kualitas Spesifik gravity

    digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kesempurnaan pembakaran

    klinker, dan juga menetahui apakah klinker tercampur dengan impuritis.

    j. False Set

    Proses yang terjadi bila adonan mengeras dalam waktu singkat. False

    Set dapat dihindari dengan melindungi semen dari pengaruh udara luar,

    sehingga alkali karbonat tidak terbentuk didalam semen.

    2. 6. Proses Pembuatan Semen

    2. 6. 1. Proses Basah

    Tahap-tahap dalam proses pembuatan semen adalah pemggilingan

    (grinding), pencampuran (mixing), dan pembakaran (firing). Pada proses

    basah, tahap penggilingan dan pencampuran dilakukan secara basah, yaitu

    dengan kadar air 30-40%.

  • 18

    Tahap pembakaran (firing) dalam rotary kiln meliputi proses:

    Drying: penguapan air (kadar umpan sekitar 35%)

    Calcination: dissosiasi CaCO3 menjadi CaO dan CO2, serta

    dekomposisi tanah liat Al2O3.2SiO2.xH2O menjadi Al2O3 +

    SiO2 + H2O

    Sintering: mulai melelehnya sebagian bahan baku

    Reaction: terbentuknya C2S, C3S, C4AF, C3A, dan lain-lain.

    Temperatur rotary kiln pada akhirnya sekitar 1643K, didinginkan

    secara cepat dengan suatu alat pendingin, dan kemudian disimpan

    dalam klinker storage. Akhirnya klinker ini ditambahkan dengan

    sedikit gypsum dan digiling secra kering di dalam clinker grinding

    mill menjadi semen. Gypsum ditambahkan 4-5% untuk

    memperlambat pengerasan semen pada waktu pemakaian. Berikut

    diagram alir pembuatan semen melalui proses basah:

    Keuntungan proses basah:

    Umpan lebih homogeny, semen yang diperoleh lebih baik

    Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan satu unit

    homogenizer

  • 19

    Debu yang timbul relative sedikit

    Kerugian proses basah :

    Bahan bakar yang digunakan lebih banyak, butuh air yang cukup banyak

    Tanur yang digunakan terlalu panjang karena memerlukan zona dehidrasi

    yang lebih panjang untuk mengendalikan kadar air.

    Biaya produksi lebih mahal

    2. 6. 2. Proses Kering

    Pada proses kering, bahan baku yang digunaka merupakan bahan

    baku kering dimana seluruh bahan baku harus dikeringkan terlebih dahulu,

    kemudian dicampur. Campuran bahan-bahan kering kemudian dijadikan

    umpan kering ke dalam klinker. Tahap pembakaran dilakukan dalam

    suspension preheater dan short rotary kiln dengan bagian-bagian sebagai

    berikut:

    Pengeringan: terjadi dalam suspension preheater kadar air dari 5%

    menjadi 0,5-1%

    Kalsinasi: terjadi dalam suspension preheater dan sebagian tetap

    terjadi di dalam short rotary kiln

    Sintering dan reaction: Terjadi dalam short rotary kiln

    Proses selanjutnya sama dengan proses basah, yakni dilakukan

    penambahan gypsum dan penggilingan akhir. Berikut adalah proses

    pembuatan semen melalui proses kerig:

  • 20

    Keuntungan proses keering:

    Tanur yang digunakan relative pendek

    Panas yang dibutuhkan rendah, sehingga bahan bakar yang dipakai relative

    sedikit, dan membutuhkan air yang relative sedikit pula

    Kapasitas produksi lebih besar

    Kerugian proses kering:

    Kadar air sangat mengganggu proses, karena material menempel pada alat

    Campuran umpan kurang homogeny

    Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap debu.

    2. 7. Alat-alat Pembuatan Semen

    1) Unit Pengolahan Bahan (Raw Mill)

    a. Rotary Dryer

    Fungsinya untuk mengeringkan bahan baku. Pengeringan dilakukan

    dengan mengalirkan gas panas sisa pembakaran dari kiln secara

    cocurrent.

    b. Double Roller Chrusher

  • 21

    Fungsinya adalah untuk memperkecil ukuran limestone, sand clay, sand

    koreksi dan pasir besi setelah keluar dari dryer.

    c. Hopper Raw Mix

    Fungsinya adalah untuk mencampur dan menggiling bahan baku yang

    akan diumpankan ke kiln.

    d. Air Separator

    Fungsinya untuk memisahkan material halus dengan material kasar

    dimana material halus akan keluar sebagai produk, sedangkan material

    kasar dihaluskan lagi di raw grinding mill.

    e. Tetra Cyclone

    Fungsi alat ini adalah untuk memisahkan material halus dengan

    material kasar yang terbawa aliran gas keluar dari air separator.

    f. Spray Tower

    Fungsinya untuk mendinginkan gas panas hasil pembakaran di kiln

    yang berlebih dari suspension preheater.

    g. Weighing Feeder

    Fungsinya untuk menimbang limestone yang keluar dari bin agar

    konstan jumlahnya.

    h. Raw Grinding Mill

    Fungsi alat ini adalah untuk menggiling bahan baku yang

    diumpankan ke kiln.

    i. Raw Mill Fan

    Fungsi alat ini adalah untuk menarik material dari raw mill yang sudah

    halus untuk dibawa bersama aliran udara masuk ke cyclone.

  • 22

    j. Electrostatic Presipitator

    Fungsinya adalah untuk menangkap debu yang ada dalam aliran gas

    yang akan dibuang melalui cerobong sehingga tidak menimbulkan

    polusi.

    k. Raw Meal Silo

    - Blending Silo : untuk homogenisasi raw meal dengan bantuan udara.

    - Storage silo :untuk menyimpan raw meal sebelum diumpankan ke

    kiln.

    2) Unit Pembakaran

    a. Suspention Prehater

    Fungsinya adalah sebagai pemanas awal umpan rotary.

    b. Rotary Kiln

    Fungsinya untuk proses kalsinasi dan sinterisasi tepung baku menjadi

    Clinker.

    c. Kiln Feed Bin

    Fungsinya adalah untuk menampung umpan kiln yang siap untuk

    diumpankan.

    d. Air Quenching Cooler

    Fungsinya untuk mendinginkan Clinker secara mendadak dari 1400oC

    menjadi 900-950oC pada chamber 1.

    3) Unit Penggilingan Akhir

    a. Clinker Storage Silo

    Fungsinya adalah sebagai tempat penampungan Clinker.

  • 23

    b. Finish Grinding Mill

    Fungsinya adalah untuk menggiling campuran Clinker dengan

    Gypsum yang ditambahkan agar menjadi halus.

    c. Air Separator

    Fungsi alat ini adalah untuk memisahkan mineral halus dengan

    mineral kasar dimana pertikel halus akan keluar sebagai produk

    sedangakna partikel kasar keluar untuk dihaluskan kembali di finish

    grinding mill.

    4) Unit Pengisian Packing

    a. Cement Silo

    Fungsinya adalah untuk menampung semen yang berasal dari finish

    mill sebelum masuk ke unit packing.

    b. Vibrating Screen

    Fungsinya adalah untuk menyaring semen dari pengotor sebelum

    masuk ke storage silo untuk pengepakan.

    c. Storage Silo

    Fungsinya adalah untuk menampung semen yang telah melewati

    vibrating screen untuk selanjutnya diumpankan ke rotary packer.

    d. Rotary Feeder

    Fungsinya adalah untuk mengatur pengumpanan semen.

    e. Valve Bag Packing Machines

    Fungsinya adalah untuk memasukkan semen kedalam kantong semen

  • 24

    2. 8. Dampak dari Industri Semen

    1) Eksplorasi yang terus menerus dan berlebihan, pasti akan mengganggu

    keseimbangan lingkungan. Misalnya, berkurangnya ketersediaan air tanah.

    2) Seiring dengan proses produksi semen, dihasilkan pula gas karbon

    dioksida (CO2) dalam jumlah yang banyak sehingga sangat mempengaruhi

    kondisi atmosfer dan mempercepat terjadinya pemanasan global.

    Misalnya: Meningkatnya suhu udara perkotaan. Menurut International

    Energy Authority: World Energy Outlook, produksi semen ortland

    menyumbang tujuh persen dari keseluruhan karbon dioksida yang

    dihasilkan berbagai sumber.

    3) Produksi semen juga menimbulkan dampak tersebarnya abu ke udara

    bebas sehingga mengakibatkan penyakit gangguan pernafasan. Studi

    kesehatan lingkungan menyebutkan, bahwa debu semen merupakan debu

    yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mengakibatkan

    penyakit sementosis.

    4) Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah

    liat

    5) Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk

    minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan

    kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan

    dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada

    musim hujan

    6) Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi

    pada suatu lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di

    tempat itu menjadi berkurang, sehingga persediaan air tanah menjadi

    menipis, akibatnya persediaan ait tanah menjadi makin sedikit. Akibat

    lanjutan adalah sungai menjadi kering pada musim kemarau dan

  • 25

    sebaliknya sungai akan banjir (debit air menjadi sangat tinggi) karena

    tanah tidak mampu lagi menyerap air yang mengalir terlalu cepat

    7) Kebisingan yang terdiri dari tiga jenis sumber bunyi :

    - Mesin-mesin yang digunakan dalam pabrik,

    - Alat-alat besar seperti traktor yang dipakai pada waktu pengambilan

    bahan baku,

    - Dentuman dinamit yang digunakan pada waktu pengambilan kapur

    8) Berkurangnya keanekaragaman flora, berubahnya pola vegetasi dan jenis

    endemik, berubahnya pembentukkan klorofil dan proses fotosintesa.

    9) Berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan

    langka). Berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-

    hewan tersebut

    Penanggulangan

    - Menerapkan pola produksi blended cement yang bisa menurunkan separuh

    emisi CO2

    - Mengganti sebagian bahan-bahan dalam pembuatan semen dengan bahan

    yang lebih ramah lingkungan

  • 26

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang

    mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu

    kesatuan yang kokoh.

    Beberapa jenis semen diantaranya semen portland putih, semen portland

    pozolan, semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC), semen

    portland campur, semen masonry, semen portland komposit.

    Proses pembuatan semen terdiri atas proses basah dan proses kering

    dimana perbedaan terjadi pada kandungan air pada umpan klinker

    3.2 Saran

    Penggalian dan pengolahan semen sangat mendukung kemajuan suatu

    Negara, tetapi yang jangan dilupakan adalah masalah limbah. Untuk

    mengatasi permasalah tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak,

    diantaranya:

    - Industri, diharapkan sebelum membuang limbah pabriknya harus

    dimenetralisasinya atau mendaurnya.

    - Pemerintah, diharapkan melakukan pengawasan yang ketat terhadap

    industri-industri, terutama dalam masalah penanggulangan limbahnya.

    - Masyarakat, diharapkan turut serta dalam melakukan pengawasan kinerja

    industri-industri terutama masalah penanggulangan limbahnya.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA

    - http://henrinurcahyo.wordpress.com/2007/08/05/pabrik-semen-dan-ancaman-

    ekologis/

    - http://nches.blogspot.com/2009/10/dampak-semen-dari-segi-positif-

    maupun.html

    - http://id.wikipedia.org/wiki/Semen#Jenis_semen

    - http://henrinurcahyo.wordpress.com/2007/08/05/pabrik-semen-dan-ancaman

    ekologis/

    - http://nches.blogspot.com/2009/10/dampak-semen-dari-segi-positif-

    maupun.html

    - www.wikipedia.indutry-cement.com

    - http://nurlailahcuteinfo.blogspot.com/2012/04/makalah-pembuatan-

    semen.html

    - http://mheea-nck.blogspot.com/2011/06/industri-pembuatan-semen.html