desain simbiosis industri dalam suatu kawasan industri

114
Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri Menuju Eco-Industrial Park Fatah Sulaiman PIDATO PENGUKUHAN Disampaikan pada Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

Desain Simbiosis Industridalam Suatu Kawasan Industri

Menuju Eco-Industrial Park

Fatah Sulaiman

PIDATO PENGUKUHAN

Disampaikan pada Pengukuhan Guru Besardalam Ilmu Teknik Kimia

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Page 2: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

Desain Simbiosis Industridalam Suatu Kawasan IndustriMenuju Eco-Industrial ParkCopyright ©2021

Penulis:Fatah Sulaiman

Editor:Firman Hadiansyah

Desain Sampul & Tata Letak:Desma Yuliadi Saputra

Cetakan Pertama: Januari 2021vi + 108 hlm.: 14 x 21 cmISBN 978-602-5587-88-7

DiterbitkanUNTIRTA PRESSTercatat sebagai Anggota APPTI dan IKAPIJl. Raya Jakarta, Km. 4, Telp. (0254) 280330 Ext 111 SerangGedung UPBK Universitas Sultan Ageng Tirtayasaemail: [email protected] | website: http://press.untirta.ac.id

Kutipan Pasal 44, Ayat 1 dan 2, Undang-Undang Republik Indonesia tentangHAK CIPTA. Tentang Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Nomor 19 Tahun2002 tentang HAK CIPTA, sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNo. 7 Tahun 1987 jo, Undang-Undang No. 12 Tahun 1997, bahwa:1 Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau

2

menyebarkan suatu ciptaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

iiiFatah Sulaiman

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah atas terbitnyabuku pidato pengukuhan Guru Besar Uni-

versitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang saya berijudul Desain simbiosis industri dalam suatukawasan industri menuju Eco Industrial Park.

Buku ini ditulis dan disiapkan dalam rangkamendokumentasikan beragam informasi ter-kait desain industri baik industri yang berdirisendiri, maupun industri-industri yang akanditempatkan dalam suatu kawasan industri,dengan mempertimbangkan paradigma baruaktifitas industri dalam seluruh aspeknya yaitumenerapkan konsep teknologi dan produksibersih.

Refrensi yang menjadi basis dalam penu-lisan buku ini adalah beragam teksbook danjurnal terkait implementasi teknologi produksibersih di Industri, juga hasil penelitian melalui

Page 4: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

iv Pidato Pengukuhan Guru Besar

observasi dan diskusi langsung terkait kawasan industridi Kota Cilegon.

Bagian cuplikan dari buku ini juga merupakan maka-lah yang terkait dengan Desain simbiosis Industri ProsesKimia dalam Kawasan Industri, yang disampaikan dalampengukuhan Guru Besar Bidang Teknik Kimia Universi-tas Sultan Ageng Tirtayasa.

Semoga buku ini bermanfaat bagi para mahasiswa,maupun industriawan atau pengambil kebijakan terkaitperencanaan industri dan kawasan industri, sekaligusjuga sebagai refrensi yang mendukung secara dinamisperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masadatang. Kritik dan saran pembaca, sangat kami butuhkanuntuk perbaikan edisi mendatang. Akhirnya semogabuku ini catatan amal baik bagi penulis dan semua yangmembantu terlibat dalam pembuatan buku ini, terutamabagi sivitas akademika Untirta.

Banten, Januari 2021

Fatah Sulaiman

Page 5: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

vFatah Sulaiman

PRAKATA iiiDAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN 11.1 Pendahuluan 11.2 Latar Belakang 2

1.2.1 Kawasan Industri 21.2.2 Kawasan Industri di Kota Cilegon 31.2.3 Hambatan dan Tantangan Pengembangan

Kawasan Industri 91.3 Ruang Lingkup 13

BAB II TINJAUAN FILOSOFIS 152.1 Simbiosis Industri 152.2 Eco-industrial park 432.3 Pengembangan EIP di Kawasan Industri

Kota Cilegon 63

DAFTAR ISI

Page 6: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

vi Pidato Pengukuhan Guru Besar

2.4 Framework of New Digital Eco Industrial Park 712.5 Contoh Implementasi Skenario Simbiosis

Industri dalam Kawasan 78

BAB III PENUTUP 913.1 Simpulan 913.2 Rekomendasi 943.3 Harapan 96

UCAPAN TERIMA KASIH 97DAFTAR PUSTAKA 103

Page 7: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

1Fatah Sulaiman

1.1 Pendahuluan

Pembangunan sektor industri masih di-gunakan sebagai pendekatan untuk me-

ngatasi pengangguran dan kemiskinan. Duniaindustri milik pemerintah dan swasta menjaditulang punggung dalam penyerapan tenagakerja. Perekonomian negara diharapkan men-jadi meningkat karena dengan proyek industrimaka ketergantungan terhadap barang-barangimport ditargetkan menjadi berkurang. Duniaindustri juga diharapkan mampu mendorongbangsa menjadi lebih produktif, inovatif dankreatif sehingga dalam beberapa tahun bangsakita bisa menghilangkan sifat konsumtif. Dalamperspektif lingkungan aktivitas industri jugaharus selaras dengan aspek-aspek yang terkaitdengan pengendalian pencemaran lingkungantermasuk di dalamnya mempertimbangkanefisiensi dan produktivitas dalam proses pro-

BAB IPENDAHULUAN

Page 8: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

2 Pidato Pengukuhan Guru Besar

duksi, termasuk pertimbangan keberlanjutan baik dalambidang sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2019), sektorindustri masih tetap menjadi kontributor terbesar pereko-nomian Indonesia. Sumbangan dari sektor ini mencapai2.947,3 triliun atau 19,82% dari PDB nasional yang sebe-sar Rp14.837 triliun.

1.2 Latar Belakang1.2.1 Kawasan IndustriPembangunan kawasan industri (KI) dipandang sebagaisalah satu bagian penting dari strategi pembangunan se-buah negara. Pembangunan kawasan industri yang teren-cana dengan baik akan mendorong desentralisasi pemba-ngunan sehingga pembangunan di daerah dapat berkem-bang dengan baik (Singhal dan Kapur, 2002). Pengem-bangan kawasan industri dapat mendukung dan mening-katkan perekonomian suatu negara. Negara yang berhasilmenciptakan serta mengembangkan kawasan industriserta memelihara iklim usaha yang kondusif akan dapatmenarik investor untuk berinvestasi di negara tersebut(Budiyanto, dkk, 2015).

Data pada Kementerian Perindustrian menunjuk-kan bahwa pembangunan kawasan industri di Indone-sia pertama dimulai pada tahun 1973 yaitu dengan ber-dirinya Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung (JIEP),kemudian tahun 1974 dibangun Surabaya IndustrialEstate Rungkut (SIER), selanjutnya dibangun KawasanIndustri Cilacap (tahun 1974), menyusul Kawasan Indus-tri Medan (tahun 1975), Kawasan Industri Makasar (tahun

Page 9: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

3Fatah Sulaiman

1978), Kawasan Industri Cirebon (tahun 1984), dan Kawas-an Industri Lampung (tahun 1986) (Kwanda, 2004).Dalam kurun waktu 20 tahun, Kawasan Industri telahtumbuh di 13 Provinsi dengan jumlah 81 Kawasan Industridengan luas 23.449 hektar, yang sudah operasional danmasih banyak lagi yang sedang mempersiapkan pemba-ngunan Kawasan Industri.

Bertumbuhnya pengembangan kawasan industri diIndonesia didorong dengan adanya Keputusan PresidenNo. 53/1989 tentang pembukaan bisnis pembangunankawasan industri untuk sector swasta. Hal ini disebabkanoleh terbatasnya anggaran yang dialokasi untuk program.

Saat ini, terdapat 103 kawasan industri yang telah ber-operasi dengan cakupan wilayah seluas 55.000 hektare.Sebanyak 58 di antaranya berada di Pulau Jawa, sisanyatersebar di pulau Sumatera (33 kawasan industri), Kali-mantan (8), dan Sulawesi (4). Sejak tahun 2014, peningkat-an hingga 20 kawasan industri atau sebesar 28,15 persen.Pengembangan industri teknologi tinggi, industri padatkarya, dan industri dengan konsumsi air rendah. Pengem-bangan industri industri berbasis sumber daya alam danpeningkatan efisiensi sistem logistik. Kawasan industriprioritas tahun 2020-2024 difokuskan pada industri ber-basis agro, minyak dan gas bumi, logam dan batubaraserta industri teknologi tinggi dan aerospace. Terdapat 19KI prioritas berada di luar pulau Jawa.

1.2.2 Kawasan Industri di Kota CilegonSalah satu kawasan industri yang berkembang di ProvinsiBanten yaitu kawasan industri di Kota Cilegon. Berdasar-

Page 10: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

4 Pidato Pengukuhan Guru Besar

kan laporan kinerja Pemerintah Kota Cilegon Tahun 2016,industri di Kota Cilegon dapat diklusterisasi menjadi 3jenis industri, yaitu industri baja, industri petrokimia dannonbaja, serta industri UMKM yang termasuk di dalam-nya industri kecil (home industry).

Kluster industri baja didominasi oleh industri - indus-tri yang menggunakan material baja kasar (crude steel)untuk diproses menjadi komoditas final. Kluster industripetrokimia dan non baja di Kota Cilegon umumnya seba-gian besar adalah industri kimia dan pengolahan. Di sam-ping itu juga eksis kluster industri kecil yang merupakanbasis masyarakat kelas menengah ke bawah yang meng-gunakan teknologi sederhana, diantaranya adalah indus-tri genting/batu bata, industri makanan/minuman, indus-tri kapur dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian penulis menggunakandata sekunder (berasal dari penelitian terdahulu) dan dataprimer (observasi langsung, wawancara, hasil analisis lab,uji statistik) yang analisis datanya meliputi dua hal; (1) Studikondisi eksisting kawasan industri menggunakan metodeanalisis spasial dan analisis gap, (2) Identifikasi potensi dankualitas limbah di kawasan industri Cilegon menggunakanmetode analisis deskriptif. Diperoleh beberapa poin seba-gai berikut:1) Kondisi eksisting kawasan industri Cilegona. Perubahan Tutupan Lahan

Hasil citra landsat tutupan lahan di kawasan industriCilegon pada tahun 1982, 1992, 2003, dan 2006 diperolehdata sebagai berikut:

Page 11: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

5Fatah Sulaiman

Sumber: Citra landsat 1992

Sumber: Citra landsat 1992

Page 12: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

6 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Sumber: Citra landsat 2006

Sumber: Citra landsat 2003

Gambar 1. Citra landsat perubahan peruntukan lahan1982 - 2006

Page 13: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

7Fatah Sulaiman

Hasil tersebut menunjukkan perubahan peruntukanlahan secara signifikan sekalipun secara umum masih dido-minasi oleh vegetasi. Kelas penutupan lahan yang meng-alami penerunan para kurun waktu 1983-2006 adalahhutan, kebun, tegalan dan rawa. Sedangkan kelas penutup-an lahan yang mengalami kenaikan adalah lahan terbangun.

Perubahan bentuk ruang terbuka hijau yang terjadidi Kota Cilegon disebabkan karena meningkatnya kebu-tuhan lahan untuk penggunaan kawasan dan zona indus-tri, serta lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhanpangan penduduknya.

b. Potensi GapPotensi gap yang terjadi dilihat dari parameter kri-

teria-kriteria penetapan suatu kawasan industri menjadikawasan industru berbasis ekologi yang meliputi landasanoperasional, proses produksi dan dampak yang ditimbul-kan.

Tabel 1. Potensi gap di kawasan industri kota Cilegon

Landasan Operasional Penyelenggaran Kawasan Indikator EIP Kondisi Exisiting Gap Konservasi lingkungan

Terdapat parameter fisik dan kimia ling-kungan di atas baku mutu

Menimbulkan pence-maran lingkungan

Pemilihan lokasi untuk pengembangan KI

KI sesuai dengan RTRW adan ada ren-cana pengembangan KI di luar kawasan

Kawasan belum diman-faatkan optimal pe-ngembangan kawasan baru akan meningkat-kan konservasi lahan produktif tidak sesuai peruntukkan

Kerja sama industri Pemanfaatan produk Belum ada kerja sama

Page 14: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

8 Pidato Pengukuhan Guru Besar

2) Studi potensi dan kualitas limbah di kawasanindustri di Kota CilegonDidasarkan pada hasil analisis beberapa parameter

fisik dan kimia lingkungan di sekitar kawasan yang di-bandingkan dengan baku mutu lingkungan. Hasil anali-

Landasan Operasional Penyelenggaran Kawasan Indikator EIP Kondisi Exisiting Gap Kerja sama industri Pemanfaatan produk

didasarkan pada ke-butuhan. Pengelolaan limbah dilakukan sendiri

Belum ada kerja sama antar industri dalam pe-manfaatan produk dan pengelolaan limbah se-cara terpadu

Partisipasi aktif masyarakat lokal di KI

Perencanaan banyak dilakukan secara top down

Aspirasi masyarakat kurang tertampung & cenderung menimbul-kan aksi-aksi sosial.

Faktor Dampak Aktivitas Kawasan Indikator EIP Kondisi Exisiting Gap Peningkatan ekonomi dan kesejateraan masyarakat sekitar kawasan

Peningkatan kesejateraan masyarakat sekitar kawas-an belum dirasakan secara merata

Adanya kesenjangan kese-jahteraan masyarakat seki-tar industri dengan komu-nitas industri

Hubungan sosial masyarakat yang harmonis

Perekrutan tenaga kerja dari masyarakat lokal belum sesuai aspirasi mas-yarakat. Pembinaan mela-lui CSR belum berjalan optimal.

Munculnya kecemburuan sosial dengan tenaga kerja dari luar kawasan. Dana CSR masih kecil dan tidak tepat sasaran.

Faktor Proses Produksi dalam EIP Indikator EIP Kondisi Exisiting Gap Efisiensi penggunaan sumber daya

Industri masih bergan-tung pada sumber energi fosil, bahan baku impor dan menghasilkan lim-bah industri yang belum termanfaatkan

Keterbatasan kemampuan inovasi proses dan tekno-logi untuk diversifikasi energi dan bahan baku.

Sustainable Competitive Advantage

Terdapat industri yang belum menerapkan stan-darisasi perlindungan lingkungan

Akses persaingan ekonomi global terbatas karena kinerja manajemen ling-kungan rendah

Page 15: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

9Fatah Sulaiman

sis menunjukkan beberapa parameter berada di atas bakumutu lingkungan.

1.2.3 Hambatan dan Tantangan Pengembangan Kawas-an Industri

Kondisi existing dan gap Kawasan industri di KotaCilegon telah menunjukkan terdapat beberapa hambatandan tantangan dalam pengembangan Kawasan industri,disamping banyak keuntungan yang dapat diambil daripembangunan kawasan industri. Hal ini juga ditunjuk-kan pada penelitian yang dilakukan oleh Kimberly padatahun 2011, beberapa hambatan yang dialami dalam pe-ngembangan kawasan industri, antara lain:a. Adanya kecenderungan peningkatan harga lahan yang

tinggi apabila terdapat pembangunan pada suatuKawasan;

b. Pembangunan kawasan industri yang kurang didu-kung oleh kebijakan pembangunan infrastuktur pen-dukung, seperti: jaringan jalan, pelabuhan, listrik, airbersih, serta fasilitas pengolahan limbah;

c. Beberapa industri baru masih diizinkan untuk didiri-kan di luar kawasan industri;

d. Transportasi darat, laut dan udara untuk kelancaranarus barang, baik bahan mentah maupun bahan jadi,masih belum efisien sehingga seringkali menimbulkanbiaya yang tidak efisien sehingga mengurangi minatinvestor;

e. Belum adanya insentif khusus yang diberikan olehpemerintah bagi pengembang kawasan industri mau-pun industri yang telah berlokasi di kawasan industri;

Page 16: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

10 Pidato Pengukuhan Guru Besar

f. Belum terimplementasinya regulasi yang mengaturkewenangan pusat dan daerah dalam pengembangankawasan industri;

g. Keterkaitan antara kawasan industri sering tergangguoleh peraturan daerah masing-masing;

h. Pembatasan pemanfaatan alokasi lahan untuk ka-wasan industri belum sepenuhnya ditetapkan olehmasing-masing daerah.

Selain itu, aktivitas pada kawasan industri seringkalimenemui hambatan pada proses produksi di kawasan in-dustri yang belum sepenuhnya menerapkan konsep pe-ngelolaan produksi bersih. Banyak pekerjaan pembangun-an industri maupun kegiatan lingkungan produksi sertaproses kimia yang ada didalamnya tidak mampu menjagakaidah hidup. Daerah sekitar pabrik industri banyak yangmengalami pencemaran tanah, air dan udara. Gangguankesehatan banyak terjadi pada masyarakat di sekitarpabrik. Muncul fenomena-fenomena penyakit kulit, ISPA(Infeksi Saluran Pernafasan Atas) dan masalah pencernaanpada masyarakat di sekitar daerah industri.

Oleh karenanya perwujudan green industry melaluisebuah kawasan industri yang ramah lingkungan menjaditantangan sekaligus menhadirkan hambatan untukperwujudannya. Terdapat 4 kelompok hambatan yangsecara eksplisit telah tampak di Indonesia diantaranya(1) perkembangan kesadaran dan awareness sektor swastaterhadap pentingnya mewujudkan industri hijau. Ku-rangnya implementasi perwujudan industri hijau karenaadanya keharusan mengalokasikan modal untuk peles-

Page 17: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

11Fatah Sulaiman

tarian lingkungan; (2) keterbatasan teknologi, kurangnyainisiatif dan prakarsa untuk mengembangkan konsep ke-giatan produksi yang ramah lingkungan; (3) Mayoritasperusahaan di Indonesia berskala usaha kecil dan mene-ngah, yang bersifat modal terbatas dan profit-oriented;(4) Lebarnya rentang dan keragaman kondisi geografisdengan tipe negara kepulauan membuat kesulitan tersen-diri dalam pengelolaan teknologi yang tepat.

Dalam proses produksi, seringkali digunakan bahan-bahan kimia. Pada perspektif input, bahan-bahan kimiaini sering sekali mengakibatkan keracunan bagi orangyang tidak sengaja mengenainya. Bahan-bahan kimia ter-sebut antara lain HCl, H2S H2SO4, HNO3. Bahan iniumumnya digunakan dalam melarutkan cat, vernis,lemak, oli dan karet. Bahan-bahan tersebut ada yang ber-sifat basa dan asam. Umumnya bahan-bahan inilah yangseringkali mengakibatkan gangguan pernapasan dan iritasipada kulit karena sifat asam.

Paradigma baru di era modern dalam menjalankanaktivitas industri saat ini adalah dengan mengimplemen-tasikan konsep teknologi produksi bersih (clean technology/clean production) dalam seluruh rangkaian aspek prosesindustri, mulai dari penyiapan input, proses maupun out-put, bahkan pasca pengunaan produk yang dihasilkan. Halini untuk menjaga keberlanjutan dan keberlangsunganindustri, baik industri yang berada di non kawasan mau-pun yang berada di kawasan industri. Aspek keberlanjutanindustri yang harus menjadi pertimbangan meliputi mini-mal 3 aspek yaitu, ekonomi, sosial dan lingkungan.

Page 18: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

12 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Dari ketiga jenis industri yang menonjol di Cilegondapat kita lihat bahwa ketiganya memberikan potensiterjadinya pengaruh buruk terhadap lingkungan. Bahan-bahan kimia yang direaksikan dalam proses ketiga jenisindustri tersebut menghasilkan NPO (Non-Product Out-put) yang berpotensi polutif.

Dalam industri petrokimia, karena input dasar dariindustri tersebut adalah unsur hidrokarbon (C dan H),maka NPO atau keluaran bukan produk nya adalah CO2,CO dan H2 yang tentu saja berpotensi menjadi polutan.Lebih jauh kalau bereaksi di udara akan menyebabkanpotensi hujam asam. Sementara itu pada industri Baja yangtelah dibahas di atas, bahan bakunya adalah oksida besiyang dirubah menjadi Fe. Maka dari itu Oksigen padaoksida besi akan berusaha direduksi menggunakan gasreduktor: Artinya, akan ada keluaran selain Fe yang akanterbentuk yakni CO2 dan H2O.

Keluaran bukan produk berupa CO2 dalam jumlahbesar berpotensi menjadi polutan gas buang. Dalam kon-teks simbiosis industri, potensi ini dapat dimanfaatkanmenjadi bahan baku untuk pembuatan produk lain misal-nya asam karbonat.

Keluaran bukan produk H2O dalam konteks simbio-sis industri bisa dimanfaatkan kembali dan diolah untukmenjadi air bersih setelah dilakukan treatment bisa diman-faatkan untuk berbagai keperluan, air bahan baku steam,air rumah tangga dll, sesuai spesifikasi. Industri kimia harus

Fe3O4 + gas reduktor CO CO2 + Fe Fe3O4 + gas reduktor H2 H2O (steam panas) + Fe

Page 19: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

13Fatah Sulaiman

dirancang agar tidak berdampak buruk bagi lingkunganuntuk generasi mendatang agar menjadi kekuatan pendo-rong bagi pengembangan eco-industri.

1.3 Ruang LingkupDalam naskah pidato pengukuhan Guru Besar ini akandiuraikan gagasan desain simbiosis industri melalui pe-ngembangan eco-industrial park yang didasarkan padastudi kasus pengembangan kawasan industri berbasis eko-logi di kota Cilegon berbasis proses kimia yang ramah ling-kungan dengan harapan dapat menjadi referensi kebijakandalam penyiapan suatu kawasan industri.

Page 20: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

14 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Page 21: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

15Fatah Sulaiman

2.1 Simbiosis Industri

Simbiosis industri merupakan suatu bentukkerja sama diantara industri-industri yang

berbeda. Bentuk kerja sama ini dapat mening-katkan keuntungan masing-masing industridan pada akhirnya berdampak positif padalingkungan. Dalam proses simbiosis ini limbahsuatu industri diolah menjadi bahan bakuindustri lain. Berikut ini karakteristik simbiosisindustri yang efektif meliputi:1. Industri anggota simbiosis ditempatkan

dalam satu kawasan dan memiliki bidangproduksi yang berbeda-beda.

2. Jarak antar industri dibuat dekat sehinggameningkatkan efisiensi tranportasi bahan.

3. Masing-masing industri membuat suatukesepakatan bersama dengan berprinsipekonomi yaitu saling menguntungkan.

BAB IITINJAUAN FILOSOFIS

Page 22: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

16 Pidato Pengukuhan Guru Besar

4. Masing-masing industri harus dapat berkomunikasidengan baik.

5. Tiap industri bertangung-jawab pada keselamatanlingkungan dalam kawasan tersebut.

Inisiasi grand-design simbiosis industriDalam rangka merancang sebuah simbiosis industri

berbasis proses kimia pada suatu kawasan industri dariawal, perlu disiapkan sebuah grand design yang kompre-hensif sebagai berikut:

a) Mengetahui proses dasar kimiawi industri yang akandibangunAspek fundamental sebelum melakukan perancang-

an sebuah simbiosis industri berbasis proses kimia yaitupengetahuan menyeluruh tentang proses dasar kimiawiindustri yang akan dibangun. Dari pengetahuan ini akanmuncul pemahaman juga tentang pencegahan limbah se-minimum mungkin. Lebih baik mencegah limbah dari-pada mengolah atau membersihkan limbah setelah limbahdibuat. Pencegahan terhadap limbah dapat dilakukan me-lalui pilihan reaksi, desain proses, dan daur ulang. Proseskimia dalam Industri bertujuan untuk menggunakanreaksi kimia dan proses yang memanfaatkan metode dansumber daya yang tersedia seefektif mungkin serta meng-hasilkan bahan limbah dalam jumlah sekecil mungkin.

Salah satu cara untuk mengukur efisiensi suatu pro-ses adalah dengan menghitung hasil, yang membanding-kan kuantitas produk yang diharapkan dengan jumlahaktual yang diperoleh (walaupun beberapa produk po-

Page 23: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

17Fatah Sulaiman

tensial mungkin ‘hilang’ sebagai akibat dari reaksi). Con-tohnya adalah pembuatan fenol. Awalnya, fenol dibuatdari benzena menggunakan asam sulfat dan natrium hid-roksida dalam proses multi-tahap, yang, secara keselu-ruhan, dapat dinyatakan sebagai:

Persamaan kimia menunjukkan bahwa 1 mol benzena(78 g) harus menghasilkan 1 mol fenol (94 g). Dalam prak-tiknya, jumlah fenol yang dihasilkan ditemukan hanyasekitar 77 g. Artinya hanya menghasilkan 82% dari nilaiyang diharapkan, yang dapat dianggap cukup baik. [Hasil (%) = produksi massal/massa diharapkan x 100%]

Namun, dalam reaksi tersebut ditemukan fakta bahwareaksi juga menghasilkan Non-Product Output (NPO) be-rupa 1 mol (126 g) natrium sulfat untuk setiap mol fenolyang diproduksi. NPO mungkin dapat diterima jika adacukup permintaan untuk natrium sulfat, tetapi jika tidak,ini menimbulkan masalah serius dalam pengelolaan limbahdan menambah biaya produksi secara signifikan. Hal iniberarti, jika natrium sulfat tidak dijadikan input bahan untukpabrik lainnya yang membutuhkan sehingga dapat dikata-kan bahwa reaksi ini bukan reaksi yang paling sesuai untukpembuatan fenol di kawasan industri tersebut. Umumnya,natrium sulfat digunakan dalam proses kimia pembuatandeterjen dan pembuatan pulp kertas (proses kraft).

b) Lakukan analisis terhadap keluaran bukan produk(KBP atau Non Product Output: NPO)Metode sintetis harus dirancang untuk memaksimal-

kan simbiosis penggabungan bahan-bahan yang diguna-

C6H6 + H2SO4 + 2NaOH → C6H5OH + NA2SO3 + 2H2O

Page 24: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

18 Pidato Pengukuhan Guru Besar

kan dalam proses kimiawi pada kawasan industri. Seba-gai alternatif kontrol untuk mengukur sebuah hasil reaksikimia, digunakan sebuah konsep ekonomi atom.

Konsep ini menghitung proporsi atom reaktan dalamoutput produk yang bermanfaat, dan juga dapat menen-tukan jumlah atom dari bahan awal yang berakhir seba-gai produk yang diinginkan. Disamping itu juga bisa me-nentukan jumlah atom yang akan menjadi non-productoutput. Konsep ekonomi atom didefinisikan sebagai

Semakin dekat nilainya ke 100, semakin sedikit NPO-nya. Perhitungan ini memberikan nilai ekonomi atomuntuk pembuatan fenol hanya sekitar 37% apabila meng-gunakan proses konvensional (dengan asumsi natriumsulfat adalah NPO). Nilai 37% merupakan indikator yangjelas bahwa produk utama yang ingin dihasilkan malahlebih sedikit diproduksi daripada NPO-nya. Artinya, perludilakukan pengembangan proses alternatif yang meng-hasilkan lebih sedikit NPO.

Sementara bila kita cek pembuatan fenol dari benzenadan propena, dalam proses berurutan sebagai berikut:

Keluaran sampingan dari proses ini adalah propanonyang merupakan bahan kimia yang berharga untuk proseskimia lainnya, sehingga nilai ekonomi atom untuk prosesini dapat dianggap 100%.

Namun ada juga beberapa reaksi kimia yang memilikinilai atom ekonomi 100% tapi memiliki hasil produk yang

% =

100

C6H6 + CH3CH = CH2 + O2 → C6H5OH + CH3COCH3

Page 25: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

19Fatah Sulaiman

buruk sehingga perlu dipertimbangkan baik ukuran efisien-si, hasil dan ekonomi atom. Nilai ekonomi atom bisa ditentu-kan dalam tahap perencanaan, dengan menggunakanperhitungan. Sementara kualitas hasil produk dari reaksikimia hanya dapat ditemukan secara eksperimental.

Dalam kimia organik, beberapa jenis reaksi memilikinilai ekonomi atom yang lebih baik. Reaksi penambahan(addition), kondensasi (condensation) dan penataan ulang(rearrangement) umumnya akan nilai memiliki ekonomiatom yang lebih tinggi daripada eliminasi (elimination) atausubstitusi (substitution).

Misalnya penambahan klorin ke etena, untuk mem-bentuk 1,2-dikloroetana (reaksi penting dalam pembuatanpoli (kloroetena) atau PVC) memiliki atom ekonomi100%:

Namun jika produk dihidrolisis, nilai ekonomi atomturun:

Yang pertama adalah reaksi penambahan; yang ter-akhir adalah reaksi substitusi.

Namun, saat merancang simbiosis proses kimiawidalam kawasan industri, diupayakan semaksimal mungkinuntuk tidak menggunakan atau menghasilkan zat yang me-miliki toksisitas terhadap manusia atau lingkungan. Misal-nya, keluarga polikarbonat mengandung polimer sangatpenting. Dalam proses pembuatannya sifat optik tinggi diga-bung dengan kekuatan fisik. Polikarbonat umumnyadibuat dari bisphenol A, yang strukturnya adalah:

H2C = CH2 + Cl2 → ClCH2CH2Cl

ClCH2CH2Cl + 2H2O → HOCH2CH2OH + 2HCl

Page 26: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

20 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Polikarbonat diproduksi oleh reaksi kondensasi antarabisphenol A dan karbonil klorida atau bisa juga dengandifenil karbonat. Sayangnya, karbonil klorida adalah gasyang sangat beracun, dibuat dari gas berbahaya lainnya,karbon monoksida dan klorin:

Di sisi lain, difenil karbonat diproduksi dari dimetilkarbonat, yang mudah diproduksi dari metanol, karbonmonoksida dan oksigen dalam fase cair, dengan adanyatembaga (II) klorida, CuCl2:

Dimetil karbonat, ketika dipanaskan dengan fenoldalam fase cair, membentuk difenil karbonat:

Pelajaran yang bisa diambil dari kasus di atas adalah,bahwa proses untuk produksi polikarbonat yang meng-

Page 27: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

21Fatah Sulaiman

gunakan difenil karbonat lebih tidak berbahaya daripadayang menggunakan karbonil klorida.

Produk kimia harus dirancang untuk memenuhifungsi simbiosis yang diinginkan sambil meminimalkantoksisitasnya. Eco Industrial Park diharapkan mempro-duksi bahan kimia yang berguna semaksimal mungkindengan prinsip simbiosis sekaligus juga aman bagi kitauntuk digunakan dan aman bagi lingkungan. Keamananartinya tidak mudah terbakar dan tidak beracun. Sebagaicontoh, misalnya polimer, telah dikembangkan jenispolimer yang jauh tidak lebih mudah terbakar daripadapolimer umumnya tetapi juga mempertahankan sifat-sifat seperti ketangguhan dan fleksibelitas. Polimer terse-but harus mampu menyerap dampak parah dari tekanantanpa retak dan pecah. Salah satu polimer tersebut adalahpolifenilsulfon yang memiliki struktur:

Bahan kimia yang diproduksi juga harus aman bagilingkungan. Beberapa produk kimia secara khusus di-maksudkan untuk disebarkan di tanah, digunakandalam air, disemprotkan di udara atau dicerna oleh or-ang-orang; yang lain, seperti deterjen cuci, mungkin ber-akhir di aliran air atau menjadi limbah rumah tanggauntuk ditimbun. Dalam kedua kasus terakhir ini, bahantersebut harus terdegradasi ke produk yang tidak ber-bahaya.

Page 28: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

22 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Deterjen biasanya dibuat dari garam natrium asamalkilbenzena sulfonat, dan gugus alkil bercabang. Bahanini umumnya tidak terdegradasi secara alami dan menye-babkan busa yang membuat limbah sulit untuk dikelola.Dewasa ini, senyawa-senyawa ini telah diganti dengangaram-garam natrium dari asam-asam alkylbenzene sul-fonic linier, yang lebih mudah terdegradasi. Akan tetapiproduksi detergen jenis ini tidak sederhana dan butuhbanyak penelitian untuk pengembangkannya.

Alternatif lain adalah dengan cara penggantian se-nyawa yang ditambahkan ke deterjen untuk menghi-langkan magnesium dan ion kalsium dari air keras, yangdikenal sebagai Builder (pembangun). Natrium fosfatdigunakan dalam terobosan ini, sayangnya hal ini ter-nyata malah menyebabkan masalah besar yang meng-arah pada eutrofikasi aliran air. Sekarang banyak diguna-kan bahan kimia berupa zeolit (aluminosilikat) yang lebihjinak dan tidak berpotensi polutif. Adapun yang lebihmenggembirakan lagi adalah bahwa Provinsi Banten me-miliki potensi sumber daya alam zeolit, (Sulaiman, 2017),(Ismettulloh, 2019). Zeolit bayah adalah salah satu komo-ditas mineral non logam atau mineral industri multi gunakarena memiliki sifat-sifat fisika dan kimia sebagai penye-rap, penukar ion, penyaring molekul dan sebagai katalisa-tor. Mineral-mineral yang termasuk dalam grup zeolitpada umumnya dijumpai dalam batuan tufa yang terben-tuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik yang telah meng-alami proses alterasi, proses diagenesis, dan proses hidro-termal (Kusdarto, 2008). Menurut Kusdarto (2008) dalamIsmettulloh dkk (2019), jumlah sumber daya zeolit di

Page 29: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

23Fatah Sulaiman

Pasirgombong kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, pro-vinsi Banten mencapai 123.000.000 ton dengan jenis mine-ral berupa mordenit (32,70%) dan klinoptololit (30,89%).

Di samping itu, zat tambahan (mis. pelarut atau sol-vent) bila memungkinkan tidak digunakan. Apabila ter-paksa harus menggunakan maka gunakan zat aditif yangdipakai sebisa mungkin tidak berbahaya. Reaksi yang ter-jadi dalam fase gas lebih disukai karena akan menghindaripenggunaan pelarut untuk menyatukan reaktan. Con-tohnya adalah dalam proses kimiawi pembuatan amonia,pembuatan metanol dan pembuatan etena.

Beberapa reaksi menggunakan air sebagai pelarut,misalnya dalam pembuatan senyawa anorganik sepertihidrogen peroksida, asam fosfat, natrium karbonat, dansenyawa organik seperti etana-1,2-diol dan etanol. Airbukanlah pelarut yang berbahaya tetapi merupakan sum-ber daya berharga dan penting sehingga harus dipastikanbahwa penggunaan air sebagai pelarut tidak sia-sia.

Sementara itu, dalam kasus lain seperti proses pem-buatan asam etanoat, produk itu sendiri digunakan seba-gai pelarut. Namun, pada reaksi lain ada juga yang meng-gunakan pelarut organik yang siap menguap ke atmosferkecuali jika digunakan dengan hati-hati untuk menam-pungnya. Jika memungkinkan harus dibuat desain agarpelarut alternatif yang digunakan tidak berbahaya, salahsatu contohnya adalah pengembangan cat yang terbawaair, yang menggantikan cat yang menggunakan senyawaorganik yang mudah menguap seperti hidrokarbon yangberbahaya bagi atmosfer.

Page 30: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

24 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Karbon dioksida superkritis (cair) banyak digunakansebagai pelarut dalam ekstraksi kafein dari biji kopi dandalam peralatan drycleaning terbaru menggantikan pela-rut terklorinasi seperti perchloroethene - C2Cl4.

c) Efisiensi energiPersyaratan energi dari proses kimia harus diakui

untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dan eko-nomi. Jika memungkinkan, metode sintetis harus dilaku-kan pada suhu dan tekanan sekitar.

Semua proses kimia membutuhkan energi untukmengubah bahan mentah menjadi produk yang berman-faat. Dalam industri kimia, energi digunakan untuk me-manaskan reaktan dan dalam proses seperti distilasi, pe-ngeringan produk, elektrolisis, dan pengolahan limbah.Saat ini, energi yang digunakan masih bergantung ter-utama pada bahan bakar fosil, tetapi meskipun demikianpenggunaannya dapat dikurangi dengan beberapa cara:• Perawatan

Isolasi yang baik dan peralatan yang terpeliharadengan baik (perawatan harus sempurna) akan me-ngurangi kehilangan panas.

• Pemilihan Kondisi dan ReaksiReaksi dan katalis yang beroperasi pada suhu yanglebih rendah dapat dipilih agar lebih aman. Sebagianbesar reaksi berdasarkan biosintesis bekerja pada suhuyang relatif rendah; namun ini mungkin perlu diseim-bangkan dengan energi ekstra yang sering dibutuhkanuntuk pemisahan produk.

Page 31: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

25Fatah Sulaiman

• Kombinasi Tenaga listrik dan PanasKawasan industri seringkali mempunyai pembang-kit listrik sendiri untuk mencukupi kebutuhan listrikmereka. Langkah seperti ini lebih efisien karena meng-hilangkan kehilangan transmisi, dan kelebihan panasyang dilepaskan selama proses pembangkitan dapatdigunakan di lokasi untuk berbagai tujuan dari reak-tan pre-heating hingga menjaga kantor tetap hangat.

Limbah dari pabrik seringkali masih memiliki kan-dungan energi, hal ini memungkinkan untuk meng-ubahnya menjadi bahan bakar yang bermanfaat. Pelarutlimbah dari pembuatan cat, pernis, perekat, tinta, cairanpembersih dan sebagainya dapat dibuat menjadi bahanbakar cair untuk digunakan oleh industri pembuatansemen. Bahan bakar padat juga terbuat dari karpet yangdiparut, limbah pengemasan, furnitur, plastik, dankertas, yang biasanya dibuang ke tempat pembuanganakhir (TPA) lebih baik dimanfaatkan lagi untuk solid fuel.

Ban bekas dari kendaraan umumnya sudah tidak lagidapat dikirim ke tempat pembuangan sampah karenaharus diolah lagi menjadi bentuk lain. Bisa juga diparutdan digunakan sebagai bahan bakar oleh industri semen.Satu pabrik dapat mengkonsumsi sebanyak 250.000 banbekas per tahun.

Akan tetapi produksi dari bahan jenis ini harus meme-nuhi kriteria ketat sebelum digunakan untuk mencegahadanya pembakaran yang berbahaya. Di samping itu harusada pemantauan konstan untuk memastikan emisi darikawasan industri masih tetap dalam ambang batas yang

Page 32: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

26 Pidato Pengukuhan Guru Besar

ditetapkan oleh hukum. Proses kimia konvensional harusdirombak dan dibuat lebih hemat energi. Katalis jugaharus dikembangkan agar dapat dijalankan pada suhu dantekanan yang lebih rendah karena suhu dan tekanantinggi akan sangat memakan energi. Disamping itu jugaperlu dikembangkan saringan molekuler sehingga prosesseperti pemurnian etanol dapat dilakukan pada suhukamar dan tidak perlu melalui distilasi.

Ada beberapa contoh industri yang bisa bekerja samauntuk memanfaatkan energi dengan lebih baik. Misal-nya, produksi amonia menghasilkan limbah panas dankarbon dioksida, keduanya berasal dari bahan bakar fosil.Limbah panas ini bisa disalurkan ke rumah kaca perke-bunan komersial yang besar.

Di pembangkit listrik tenaga panas bumi, uap superyang dipanaskan dihasilkan jauh di bawah tanah ketikaair bersentuhan dengan batu atau magma yang dipanas-kan dari mantel bumi diekstraksi melalui serangkaianlubang bor dan uapnya disalurkan ke turbin untuk meng-hasilkan listrik.

Sejumlah kecil karbon dioksida dan gas lain sepertihidrogen sulfida dipancarkan dari daerah panas bumi.Gas dari pembangkit listrik disalurkan ke instalasi yangberdekatan di mana karbon dioksida dipisahkan dari gasyang tidak dapat dikondensasi dan digunakan sebagaiinput untuk proses, di mana hidrogen dan karbon diok-sida dilewatkan di atas katalis padat di bawah tekanantinggi untuk menghasilkan metanol terbarukan. Hidro-gen dibuat dengan elektrolisis air menggunakan listrikdari sumber listrik tenaga air dan panas bumi. Metanol

Page 33: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

27Fatah Sulaiman

hijau ini dapat dicampur langsung dengan bensin standaratau dapat digunakan dalam esterifikasi minyak nabatiatau lemak hewani untuk menghasilkan biodiesel (FattyAcid Methyl Ester).

Pada intinya, jika ada industri yang berpotensi untuksaling bersinergi, maka harus disiapkan pembangunanproses dasar industri yang terkait dengan memiliki penge-tahuan tentang proses kimia di dalamnya dan kemampuananalisis keluaran bukan produk untuk memastikan kete-patan penanganan terhadap residu yang berpotensi polusi.Begitu juga dengan tata kelola (governance) antara keduaindustri yang bersimbiosis juga harus difikirkan dan dibi-carakan sejak awal.

d) Penggunaan bahan baku terbarukanPerkembangan teknologi kini mulai diarahkan untuk

mengurangi ketergantungan industri terhadap minyak.Oleh karena itu, penggunaan bioteknologi, biofuel danbiorefineries manjadi urgent.

Teori dan konsep tentang sumber daya terbarukankini mulai mengemukakan berbagai bahan yang diperolehdari sumber terbarukan. Misalnya produksi surfaktanyang dibuat agar mudah terurai oleh hayati, dan dalambeberapa kasus dibuat dari sumber yang berasal dari ta-naman yang dapat ditanam ulang seperti karbohidrat(sukrosa, gula) atau minyak nabati.• poliol, dari kedelai, yang digunakan untuk membuat

poliuretan.• etena dari bioetanol, dan yang digunakan untuk

membuat poli (etena) berbasis bio.

Page 34: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

28 Pidato Pengukuhan Guru Besar

• propena diproduksi dari berbagai bahan yang bio-degradable.

• 1,4-dimethylbenzene (para-xylene), dari etena ber-basis bio, dapat digunakan untuk membuat poliester.

• berbagai bahan kimia dapat dikeluarkan dari reaksikemokatalitik (bioforming), misalnya, hidroksimetil-furfural (HMF):

Hasilnya bisa dioksidasi menjadi asam dikarboksilat,

Asam ini dapat digunakan sebagai pengganti asambenzena-1,4-dikarboksilat (asam tereftalat) dan dipolime-risasi dengan diol untuk membuat poliester dengan sifatyang mirip dengan polietilena tereftalat (PET).

e) Bahan yang mudah terdegradasiProduk kimia dalam Eco-Industrial Park harus diran-

cang sehingga pada akhirnya dapat terurai menjadi pro-duk yang tidak berbahaya dan tidak bertahan lama dilingkungan (dapat dimakan oleh bakteri). Di antara bahan-bahan yang paling terkenal yang diproduksi secara sengajauntuk umur yang terbatas adalah plastik yang dapat ter-degradasi. Generasi baru surfaktan, alkylbenzene sulfonatejuga telah dirancang untuk bisa terurai lebih cepat.

Page 35: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

29Fatah Sulaiman

Perlu juga dipikirkan agar dipakai bahan Kimia yanglebih aman untuk pencegahan kecelakaan. Dampakbahan kimia terhadap kesehatan manusia dan lingkunganjuga harus dipertimbangkan, Hal ini bisa merupakan hasildari emisi rutin atau tidak sengaja dihasilkan selama pro-duksi. Bisa juga dihasilkan dari penggunaan dan pem-buangan suatu produk.

Beberapa proses kimia memerlukan penanganan ter-hadap bahan berbahaya tetapi jika memungkinkan pro-ses ini dibuat lebih aman. Salah satu caranya adalahdengan mengubah reagen yang digunakan. Misalnya, satuproses yang digunakan dalam pembuatan herbisida yangbiasanya menggunakan glifosat (dijual sebagai Roundup)bisa diganti menggunakan garam natrium asam 2,2'-imi-nodiethanoic sebagai salah satu zat antara. Proses ini dibuatdalam serangkaian reaksi dari amonia, metana (formal-dehida) dan hidrogen sianida. Meskipun hidrogen sianidaadalah pereaksi yang sangat berguna, hidrogen ini sangatberacun.

Pendekatan baru juga tengah dilakukan untuk mem-buat garam natrium yang bahan awalnya adalah amoniadan epoksietana, yang pada reaksi, membentuk 2,2'-imi-nodietanol, sering disebut diethanolamine. Selanjutnyadikonversi menjadi garam natrium dari 2,2'-iminodietha-noic acid.

Page 36: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

30 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Jadi, jika terjadi kecelakaan industri, konsekuensinyatidak akan seserius yang biasa terjadi sebelumnya, danpembersihannya pun akan lebih sederhana.

Tempat pembuatan juga umumnya menghasilkanlimbah dalam bentuk bahan yang tidak diinginkan dariproses produksi. Biasanya termasuk pelarut untuk reaksi,ekstraksi, pemurnian dan pengolahan limbah. Pelarutsering dapat didaur ulang atau, jika tidak memungkin-kan, dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar.

Banyak produk dibuang ketika mereka mencapaimasa habis pakai (expired). Idealnya, semua limbah terse-but bisa didaur ulang dan tidak dibuang ke TPA (TempatPembuangan Sampah Akhir). Kalaupun ada produk yangterpaksa tidak bisa didaur-ulang dan harus pergi ke TPA,maka harus dirancang sehingga produk ini terdegradasidengan cepat dan aman.

f) Kurangi derivatif dan gunakan katalisDerivatif yang tidak perlu harus diminimalkan atau

dihindari jika mungkin, karena langkah-langkah tersebutmemerlukan reagen tambahan dan dapat menghasilkan

Page 37: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

31Fatah Sulaiman

limbah. Reagen katalitik akan lebih baik daripada reagenstoikiometrik. Penggunaan Katalis telah memainkan peranbesar dalam pengembangan proses yang lebih berkelan-jutan untuk pembuatan bahan kimia. Ada banyak keun-tungan dalam mengembangkan dan menggunakan kata-lis untuk reaksi industri, beberapa hal yang menonjol adalah:• katalis mempengaruhi kondisi yang dibutuhkan, se-

ringkali mengurangi permintaan energi dengan me-nurunkan suhu dan tekanan yang digunakan

• katalis memungkinkan reaksi alternatif untuk digu-nakan yang memiliki ekonomi atom lebih baik dandengan demikian mengurangi limbah

• katalis mengontrol jalur reaksi lebih tepat, mengu-rangi produk samping yang tidak diinginkan danmembuatnya lebih mudah untuk memisahkan danmemurnikan produk yang diperlukan.

Katalis lebih bermanfaat dibandingkan dengan reagenstoikiometrik yang diperlukan selama reaksi berlangsung(yang tidak dapat dipulihkan kembali). Misalnya, alumi-nium klorida digunakan selama bertahun-tahun dalamproduksi alkilbenzena sulfonat, surfaktan aktif dalambanyak deterjen. Aluminium klorida diperlukan untukmempengaruhi reaksi antara benzena dan alkena rantaipanjang. Aluminium klorida tidak dapat didaur ulang danmenjadi limbah seperti aluminium hidroksida dan oksida.Kini sudah banyak kajian tentang penggunaan kataliszeolit padat dengan gugus asam dapat digunakan kembaliberkali-kali tanpa produk limbah.

Page 38: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

32 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Demikian pula, benzena dan propena diubah men-jadi cumene dalam pembuatan fenol. Reaksi ini membu-tuhkan katalis asam, seperti aluminium klorida. Zeolitpadat dengan gugus asam, seperti ZMS-5 yang kini men-jadi katalis populer:

Zeolit lebih ramah lingkungan karena efluennya jauhlebih bersih dan dapat digunakan suhu dan tekanan yanglebih rendah. Provinsi Banten memiliki potensi sumberdaya alam zeolit yang luar biasa (Sulaiman, 2017),(Ismettulloh, 2019) misalnya zeolit bayah sebagai salah satukomoditas mineral non logam atau mineral industri multiguna karena memiliki sifat-sifat fisika dan kimia sebagaipenyerap, penukar ion, penyaring molekul dan sebagaikatalisator.

Contoh serupa lainnya adalah pembuatan salah satupolimer terpenting yang digunakan untuk pembuatankain, yakni poliamida 6 (kadang-kadang dikenal sebagainilon 6). Dalam proses ini sikloheksanon diubah menjadikaprolaktam melalui oksim (dihasilkan oleh reaksi ketondengan hidroksilamin hidrogensulfat). Oksim di-isomer-kan oleh asam sulfat menjadi kaprolaktam, selanjutnyaasam sulfat yang dilepaskan dikonversi menjadi amoniumsulfat.

Page 39: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

33Fatah Sulaiman

Namun, sekali lagi dengan katalis zeolit dan situs asam,sekarang digunakan untuk mempengaruhi pengaturanulang reaksi. Zeolit dapat diregenerasi dan menghematpenggunaan dan sisa asam sulfat.

Contoh lain adalah penghilangan klorin dari limbahcair, yang biasanya hadir sebagai ion klorat (I) (hipoklorit).Ion-ion hadir karena klorinasi tetap merupakan bentukdesinfeksi air limbah yang paling umum. Namun, terobos-an ini dapat menyebabkan klorinasi bahan organik residudalam limbah, yang mengarah ke senyawa organik ter-klorinasi, yang mungkin bersifat karsinogenik (menyebab-kan kanker) atau berbahaya bagi spesies air.

Salah satu cara untuk melakukan ini adalah denganmengurangi ion hipoklorit menjadi ion klorida denganmenambahkan larutan ion nikel, besi atau kobalt ke aliranlimbah dalam tangki yang diaduk. Cara lainnya adalahdengan mereaksikan limbah dengan sulfur dioksida ataugaram yang akan bereaksi dengan air. Sulfur dioksida me-ngurangi ion hipoklorit menjadi klorida. Namun, prosesitu tidak mudah untuk ditangani dan apa pun luaran NPOnya bisa sangat berbahaya.

Berikutnya dikenal sebuah proses baru bernamaHYDECAT (The Hypochlorite Decomposition Catalysis) meng-gunakan nikel yang terbagi sangat halus yang tersebar

Page 40: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

34 Pidato Pengukuhan Guru Besar

dipadatan inert. Pelet-pelet ini berada di atas permuka-anyang dilewati effluent. Ada area permukaan lebar dari logamyang terpapar pada effluent dan nikel mengarah padareduksi ion hipoklorit menjadi ion klorida dan gas oksigen.Reaksinya adalah sebagai berikut:

Selama reaksi, ion hipoklorit diadsorpsi ke permuka-an katalis dimana ia diuraikan untuk memberikan ionklorida dengan atom oksigen, yang tersisa di permukaankatalis, bergabung dengan atom oksigen yang berdekatanuntuk membentuk molekul oksigen. Atom oksigen yangteradsorpsi juga dapat mengoksidasi senyawa organik ter-klorinasi berbahaya. Sementara Katalisnya sendiri dapatdengan mudah dibuat ulang.

Proses Hydecat pada awalnya dirancang untuk meng-hilangkan produk sampingan hipoklorit dari aliran limbahyang dihasilkan selama proses klorinasi di mana natriumhidroksida scrubber digunakan untuk menghilangkan ke-lebihan klorin, misalnya dalam produksi klorida (vinil klo-rida), titanium dioksida (dengan rute klorida) dan kloro-fluorokarbon.

g) Control tower and smart-green unitDalam rangka menuju eco-industrial park, diperlu-

kan pertimbangan dampak lingkungan dari suatu pro-duk sejak dibuat sampai tidak lagi diperlukan serta me-merlukan rencana daur ulang yang lebih rinci dan degra-dasi bahan yang dibuang. Untuk itu diperlukan sebuahcontrol tower yang berbasis IT untuk melakukan tata

Page 41: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

35Fatah Sulaiman

kelola (governance) Kawasan industry. Di samping mem-berikan fungsi governance, control-tower juga melakukananalisis real-time untuk pencegahan polusi. Metodologianalitis perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memung-kinkan pemantauan dan kontrol dalam real-time, padaproses, sebelum pembentukan bahan berbahaya.

h) Siklus yang berkelanjutanModel ini berlaku secara berkesinambungan dan

begitu selanjutnya siklus yang harus menjadi pertimbang-an dalam rangka membangun model simbiosis industrikimia dalam suatu kawasan.

Dalam hal ini juga diperlukan partisipasi inklusif darisemua stakeholder dalam rangka mendukung peroduksibersih pada suatu kawasan. Kesadaran akan simbiosisini harus dimiliki oleh seluruh elemen penta-helix (stake-holder) terkait, seperti pelaku industri, pengelola kawas-an, pemerintah, akademisi sekitar kawasan dan masya-rakat di lingkungan kawasan. Dalam rangka memacutumbuhnya kesadaran ini maka perlu diadakan berbagaipendekatan-pendekatan, misalnya ETM (Eco-IndustriTransition Management).

Reengineering Strategy pada Kawasan Industri EksistingReengineering adalah istilah yang digunakan untuk

proses perubahan radikal dalam organisasi. Perubahanproses yang radikal bisa dibangun di atas teknologi infor-masi dan komunikasi dan ini sejalan dengan trend konsepindustri 4.0. Proses reengineering yang menyeluruh dapatdiuraikan berdasarkan prosedur yang harus dijalankan

Page 42: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

36 Pidato Pengukuhan Guru Besar

di antaranya:1. Sosialisasi proses-proses di atas ke Industri eksisting

(Dissemination);2. Mencari dan setup luaran dari proses yang tepat dari

pabrik-pabrik yang ada dalam kawasan industri yangsama agar bisa digunakan untuk bahan masukan dipabrik lainnya - (Symbiosis Mapping);

3. Pengaturan regulasi dan tata kelola (Governance);4. Penyesuaian teknologi dan penyelesaian akhir

(Settlement);5. Pembentukan komunitas ekologi (Community setup);6. Pendampingan dari Pemerintah (Assistance);7. Monitoring, evaluasi, dan akreditasi (Quality Assurance);8. Sistem apresiasi, tax incentive (atau tax deductive) dan

penalty (Reward and Punishment);9. Pembinaan karakter (Eco-Industrial Park).

Sedangkan, dalam rangka memperbaiki situasi eksis-ting yang biasanya sangat kurang kondusif untuk ling-kungan, sebuah pendekatan reengineering sangat diperlu-kan. Akan tetapi sebelum melakukan langkah-langkahreengineering perlu diketahui terlebih dahulu basis keluarandari proses-proses dari bahan kimia yang bisa dipakai kem-bali serta dijadikan dasar masukan untuk industri berikut-nya. Sebagai contoh untuk rekayasa penanganan berbagaioutput hasil proses industri kimia, sebagai berikut:

a) Asam sulfatBeberapa asam sulfat dihasilkan dari asam ‘bekas’ dan

senyawa terkait seperti amonium sulfat yang merupakanproduk sampingan (side product) dalam pembuatan metil

Page 43: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

37Fatah Sulaiman

2-metilpropenoat. Asam dan senyawa biasanya dalamlarutan encer yang diuapkan di bawah vakum untukmenghasilkan larutan pekat.

Bahan ini dimasukkan ke dalam tungku dengan oksi-gen pada sekitar 1200 K untuk menghasilkan sulfurdioksida:

Sulfur dioksida dapat dikeringkan melalui jalur mela-lui asam sulfat pekat. Kemudian dioksidasi menjadi sul-fur trioksida dan karenanya asam sulfat menggunakanProses Kontak.

b) Asam hidroklorikIndustri baja adalah pengguna utama asam klorida

untuk proses pengawetan untuk menghilangkan kotoran.Industri menggunakan proses yang dikenal sebagai piro-lidrolisis untuk memulihkan asam yang dihabiskan, yangsekarang mengandung campuran besi klorida. Limbahyang digunakan pertama kali dipekatkan dalam evapo-rator, dengan HCl terlarut dikeluarkan dan dikumpul-kan. Cairan terkonsentrasi kemudian dimasukkan kedalam pemanggang pada ca 800-1000 K yang mengubahbesi klorida menjadi HCl dan besi (III) oksida, HCl lagidikumpulkan. Contoh yang paling sering adalah:

HCl dari kedua aliran diserap dalam air untuk meng-hasilkan asam hidroklorat 18% untuk digunakan kembali.

Page 44: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

38 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Banyak proses mendaur ulang reaktan dan produkuntuk menghemat bahan dan membuat proses seefisienmungkin. Contohnya adalah dalam pembuatan chlo-roethene (vinil klorida), monomer untuk pembuatan PVC.Chloroethene dibuat dari etena melalui 1,2-dikloroetana,yang kemudian dapat di-crack dengan cara:

Hidrogen klorida dapat dipakai lagi dan direaksikandengan oksigen dan lebih banyak etena. Reaksi keselu-ruhan dapat ditampilkan sebagai berikut:

c) PlastikMengumpulkan plastik, untuk kemudian dapat di-

bentuk kembali, misalnya termoplastik, seperti poli (etena)dan poli (propena), akan tampak sebagai solusi yang mena-rik. Namun, mengumpulkan dan memilah barang-barangplastik ke dalam polimer tertentu adalah proses yangmahal dan sulit. Ini sering dilakukan secara manual olehstaf terlatih yang menyortir plastik menjadi jenis dan /atau warna polimer. Saat ini sudah ada teknologi yangmampu untuk memilah plastik secara otomatis, meng-gunakan berbagai teknik spektroskopi.

Page 45: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

39Fatah Sulaiman

Pertama, spektrometri inframerah digunakan untukmembedakan antara plastik bening dan tembus cahaya.Selanjutnya sensor warna penglihatan, yang diprogramuntuk mengabaikan label, mengidentifikasi berbagai plas-tik berwarna. Spektrometri sinar-X kemudian digunakanuntuk mendeteksi atom Cl dalam poli (kloroetena) (PVC).Akhirnya spektrometer inframerah dekat digunakanuntuk mendeteksi jenis resin, yang paling penting untukpemisahan poli (etena) densitas tinggi (HDPE) dan poliesterseperti PET. Kecepatan pengurutan umumnya adalah 3item per detik.

Plastik juga dapat dipisahkan berdasarkan kepadatanmelalui pengapungan. Salah satu metode yang dikem-bangkan baru-baru ini adalah menyebarkan plastik danmelewatkannya melalui serangkaian pipa dalam suspensidalam air. Laju aliran plastik tergantung pada kerapatan,memungkinkan aliran dilepas pada titik yang berbedadi sepanjang pipa.

Daur ulang poliester, misalnya PET (dalam botol), se-karang banyak digunakan. Botol yang diperoleh kembalidicuci, ditumbuk menjadi serpih, dilebur dan diekstrusisebagai serat. Serat kemudian digunakan untuk membuatproduk seperti karpet.

Poli (etena) densitas tinggi (HDPE-High Density Poly-ethylene), biasanya digunakan untuk jus dan botol susu,juga digiling menjadi serpih, dilebur dan ditekan menjadilembaran untuk dibuat, misalnya, dibuat tempat sampahatau dicetak menjadi kontainer.

Daur ulang kantong plastik seperti ini akan menghe-mat sekitar dua pertiga energi yang digunakan untuk mem-

Page 46: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

40 Pidato Pengukuhan Guru Besar

produksi tas baru. PVC juga bisa didaur ulang dan dieks-trusi untuk pipa atau digunakan untuk bingkai jendela.

d) PolymersBeberapa polimer dapat didepolimerisasi untuk me-

reformasi monomer, yang kemudian dapat dimurnikandengan distilasi dan dipolimerisasi lagi untuk menghasil-kan polimer. Namun sayangnya proses ini masih memi-liki kelemahan bahwa limbah polimer harus disortir se-belum dipanaskan.

Misalnya, limbah PET dilarutkan dalam ester dimetildari asam benzena-1,4-dikarboksilat (asam dimetil teref-talat) dan kemudian dipanaskan dengan metanol dibawah tekanan pada 600 K. Proses ini menghasilkan duamonomer dari PET, etana-1,2- diol dan ester dimetil yangselanjutnya dimurnikan dengan distilasi.

Poliamida 6 (nilon 6), yang digunakan dalam karpet,diubah kembali menjadi monomernya, kaprolaktam.Dukungan dihapus dari karpet dan karpet kemudian di-parut dan dihancurkan. Pada pemanasan, poliamida 6mendepolimerisasi:

Page 47: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

41Fatah Sulaiman

Setelah pemurnian, dengan penyulingan, monomerdipolimerisasi lagi untuk menghasilkan poliamida 6.Dalam proses lain, tidak perlu menghilangkan lapisan(yang merupakan biaya tambahan). Sebaliknya, serat poli-amida 6 dipanaskan dalam aliran uap super panas dandidepolimerisasi.

Poliamida 6,6 yang terbuat dari dua monomer mudahuntuk digunakan kembali. Namun demikian, DuPontmemiliki proses di mana karpet, dengan alasnya dilepas,terbuat dari poliamida 6 dan poliamida 6,6 dihancurkansebelum dipanaskan dengan kuat di atmosfer gas amonia.Di antara produk-produk tersebut adalah caprolactam(dari poliamida 6) dan 1,6-diaminoheksana, yang seringdikenal sebagai hexamethylenediamine, (dari poliamida6,6). Ini dimurnikan dengan distilasi dan digunakan kem-bali untuk membuat poliamida.

Poliamida dari karpet daur ulang digunakan untukmembuat karpet baru dan untuk membuat bantal danlantai yang tangguh. Meskipun banyak program daurulang dibatasi untuk mengumpulkan karpet yang diguna-kan secara komersial (misalnya di hotel dan kantor besar),ini juga akan berubah dan karpet domestik akan diguna-kan lebih luas.

Page 48: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

42 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Polimer, seperti senyawa organik massa molekul tinggilainnya seperti alkana dalam minyak, dapat dipecahkanpada suhu tinggi untuk membentuk molekul yang lebihkecil. Sebagai contoh, jika menggunakan proses steamcracking, polimer seperti poli (etena) dan poli (propena)menghasilkan alkena dan alkana dari massa molekul kecilyang dapat digunakan dengan cara yang sama sepertiyang dibentuk dalam pemecahan naphtha.

Campuran polimer dapat diubah menjadi senyawayang berguna baik dengan pirolisis atau oksidasi. Prosesini memiliki keuntungan bahwa plastik tidak harus disor-tir dengan ketat sebelum dirawat. Campuran polimer dipa-naskan dalam aliran hidrogen pada sekitar 500 K. Jika poli-mer mengandung klor (misalnya, PVC), hidrogen kloridaterbentuk dan dicuci. Gas-gas yang tersisa kemudian di-panaskan pada suhu 700 K dan dipecah untuk memben-tuk campuran hidrokarbon biasa (alkana, alkena, aroma-tik) yang dapat dimasukkan ke dalam aliran hidrokarbonyang terbentuk dari pemecahan uap fraksi minyak.

Sebagai alternatif, gas-gas yang terbentuk dari pema-nasan campuran polimer dan dialirkan dalam perpindah-an hidrogen klorida, dicampur dengan udara dan mele-wati tungku pada suhu 1500 K untuk membentuk cam-puran karbon monoksida dan hidrogen, gas sintesis. Hasil-nya kemudian dimasukkan ke dalam gas sintesis yang di-hasilkan oleh metode biasa. Proses yang terakhir dijelaskanini, saat ini lebih sering digunakan.

Polimer dapat dibakar untuk menghasilkan energi.Masalahnya adalah bahwa pembakaran dapat menghasil-kan asap berbahaya yang harus ditangkap dengan metode

Page 49: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

43Fatah Sulaiman

lainnya. Karbon hasil pembakaran juga tidak bisa didaurulang meskipun energinya masih dapat digunakan.

e) LogamKeluaran logam umumnya masih bisa digunakan lagi

(sering disebut sebagai produksi sekunder). Proses inimenjadi semakin penting dengan lebih banyak aluminiumdan timah yang diproduksi dari sumber daur ulang dari-pada dari bijih logam. Baja dan tembaga umunya juga di-produksi melalui daur ulang dan dibuat dari beberapabahan yang merupakan limbah dari produksi sebelumnya.

Sifat-sifat logam setelah daur ulang benar-benar tidakterganggu. Kualitasnya sama dengan logam yang dipro-duksi dari bijih. Bahan untuk didaur ulang berasal daritiga sumber. Salah satunya adalah bahan limbah yangdihasilkan oleh pembuatan awal dan pengolahan logam.Bahan lainnya adalah limbah dari pembuatan logam men-jadi produk. Kedua sumber ini disebut sebagai scrap baru.Yang ketiga, yang paling umum dianggap oleh masyarakatsebagai daur ulang, adalah produk berbasis logam yangdibuang itu sendiri (scrap bekas). Jadi dalam pembuatanmobil, masing-masing dari tiga sumber logam yang dapatdidaur ulang menjadi tersedia dari pabrik baja itu sendiri,dari pabrik yang membuat mobil dan terakhir ketikamobil itu sendiri akhirnya didaur ulang.

2.2 Eco-industrial parkProses simbiosis industri akan sangat efektif jika kompo-nen-komponen industri tersebut tertata dalam suatukawasan industri terpadu (eco-industrial park). Menurut

Page 50: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

44 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Lowe (2001), eco-industrial park (EIP) merupakan suatukomunitas bisnis yang bekerja sama satu sama lain danserta melibatkan masyarakat di sekitarnya untuk lebihmengefisienkan pemanfaatan sumber daya secara ber-sama-sama, meningkatkan kualitas ekonomi & lingkung-an, serta meningkatkan SDM bagi kepentingan bisnis danjuga masyarakat sekitarnya.

Mendesain sebuah EIP tidak terlepas dari usaha-usaha bagaimana mengintegrasikan EIP dengan masyara-kat sekitarnya dan bagaimana menciptakan suatu masya-rakat yang berkelanjutan (sustainable community). Ada-pun potensi keuntungan dan model pengembangan EIPyang ada di dalamnya terjadi kerja sama dalam peman-faatan sumber daya dalam suatu kawasan industri sepertienergi, air, limbah, sistem informasi dan SDM serta sum-ber daya fasilitas, menurut Seong Oh dkk (2003) dapatdigambarkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Model Pengembangan Eco-industrial park(Seong Oh et. al, 2003)

Berikut ini merupakan referensi penerapan simbiosisindustri dalam suatu Kawasan industri.

Page 51: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

45Fatah Sulaiman

a) Kalundborg (Denmark)Kawasan Kalundborg Denmark merupakan pionir

pertama dalam menerapkan prinsip-prinsip ekosistemindustri. Pertukaran (exchange) ‘limbah’ antar industriindependen dalam suatu sektor telah berlangsung ber-abad-abad untuk alasan sederhana yaitu untuk tujuanbisnis yang lebih baik. Di sini ekosistem industri sudahdibentuk dengan mengintegrasikan simbiosis mutua-lisme antar industri yang ditempatkan dalam satu kawas-an, yaitu antara pabrik minyak, pabrik gipsum, farmasi,peternakan ikan, stasiun pembangkit tenaga batubaradan komunitas di Kota Kalundborg.

Uap dan beragam bahan mentah seperti sulfur, debuterbang dan lumpur di Kalundborg saling ditukar (ex-changed) dalam suatu ekosistem industri yang harmoni.Partisipasi perusahaan memberikan keuntungan ekonomidari pengurangan biaya untuk pembuangan limbah, me-ningkatkan efisiensi dan penggunaan sumber daya danmeningkatkan kualitas lingkungan. Sebagai contoh, gasyang dihasilkan dari pabrik minyak, yang biasanya dibuangdengan cara dibakar, dalam sistem Kalundborg dialirkanke stasiun pembangkit tenaga listrik yang memberikanpenghematan 30,000 ton batu bara per tahun.

Saat ini simbiosis proses kimia di kawasan ini melibat-kan sekitar 20 partisipan dengan pertukaran air, energidan beragam sisa / residu material yang menjadi bahanbaku atau sumber bagi proses lainnya. Pada awalnya sis-tem Kalundborg terdiri dari lima institusi inti:1) Asnæs Power Station, pembangkit listrik terbesar Den-

mark, berkapasitas batu bara, kapasitas 1.500 megawatt;

Page 52: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

46 Pidato Pengukuhan Guru Besar

2) Statoil Refinery, terbesar di Denmark, dengan kapasitas3,2 juta ton/tahun (meningkat menjadi 4,8 juta ton/tahun);

3) Gyproc, sebuah pabrik eternit, menghasilkan 14 jutameter persegi papan gipsum setiap tahun (kira-kiracukup untuk membangun semua rumah di 6 kotaseukuran Kalundborg);

4) Novo Nordisk, sebuah perusahaan bioteknologi inter-nasional, dengan penjualan tahunan lebih dari $ 2miliar. Pabrik di Kalundborg adalah yang terbesar,dan memproduksi obat-obatan (termasuk 40% daripasokan insulin dunia) dan enzim industri; dan

5) Pemerintah Kota Kalundborg memasok pemanasandistrik ke 20.000 penduduk, serta air ke rumah-rumahdan industri.

Gambar 3. Input-Output Proses Produksi AsnaesPower Station di Kawasan Simbiosis Industri

Kalundborg

Page 53: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

47Fatah Sulaiman

Selama dua dekade terakhir, para mitra ini secaraspontan mengembangkan serangkaian pertukaran bilat-eral yang juga akhirnya melibatkan sejumlah perusahaanlain. Dalam studi kasus di Kalundborg, tidak ada perenca-naan awal dari keseluruhan jaringan. Proses simbiosisberkembang akibat adanya kumpulan penawaran dari satujenis industri ke jenis industri lainnya yang masuk akalsecara ekonomi untuk menjadi pasangan simbiosis. Sim-biosis dimulai ketika Gyproc menemukan perusahaannyabisa mengambil keuntungan dari bahan bakar gas yangtersedia dari Statoil. Berawal dari kasus bisnis inilah kemu-dian, model ini ditiru oleh perusahaan-perusahaan di seki-tarnya. Sehingga akhirnya pada tahun 2000, Denmarkyang merupakan pionir dalam mempromosikan pem-bangunan yang berkelanjutan, mengeluarkan regulasi bagisuatu industri agar setiap limbah/ampas produksi dapatdiolah menjadi suatu produk yang dapat dimanfaatkanuntuk keperluan lainnya.

Page 54: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

48 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Gambar 4. Kawasan Industri di Kalunborg Denmark

Energy FlowsPembangkit listrik Asnæs berbahan bakar batubara

beroperasi pada efisiensi termal sekitar 40 persen. Sepertisemua pembangkit listrik berbahan bakar fosil lainnya,sebagian besar energi yang dihasilkan naik ke atas. Padasaat yang sama, pengguna energi besar lainnya, kilangStatoil membakar sebagian besar produk samping gasnya.

Kesepakatan yang terjadi pada kawasan IndustriKalunborg.1. Kilang bersedia menyediakan gas berlebih untuk

Gyproc, api Statoil dan mengakui bahwa gas yangterbakar ini merupakan sumber bahan bakar potensialyang murah;

Page 55: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

49Fatah Sulaiman

2. Asnæs mulai memasok ke kota dengan uap untuksistem pemanas distrik baru pada tahun 1981 dankemudian menambahkan Novo Nordisk dan Statoilsebagai pelanggan untuk uap. Pemanasan distrik,didorong oleh pemerintah kota dan Denmark, meng-gantikan sekitar 3.500 tungku minyak (sumberpolusi udara non-point yang signifikan);

3. Pembangkit listrik menggunakan air garam, dariFjord, untuk beberapa kebutuhan pendinginannya.Dengan demikian, itu mengurangi penarikan air tawardari Danau Tissø. Produk sampingan yang dihasilkanadalah air garam panas, sebagian kecil dipasok ke 57kolam tambak ikan;

4. Pada tahun 1992, pembangkit listrik mulai meng-gantikan bahan bakar, dengan menggunakan surplusgas kilang menggantikan beberapa batubara. Inihanya menjadi mungkin setelah Statoil membangununit pemulihan belerang untuk mematuhi peraturantentang emisi belerang; gas itu kemudian cukupbersih untuk digunakan di pembangkit listrik.

Material FlowsPada tahun 1976 pabrik Novo-Nordisk memulai pola

aliran material, menyamai aliran energi yang berkem-bang di Kalundborg.1. Lumpur dari proses Novo Nordisk dan dari pabrik

pengolahan air tambak digunakan sebagai pupuk ditambak terdekat. Ini adalah sebagian besar dari selu-ruh jaringan pertukaran Kalundborg, dengan totallebih dari 1 juta ton per tahun;

Page 56: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

50 Pidato Pengukuhan Guru Besar

2. Sebuah perusahaan semen menggunakan fly ashdesulfurisasi dari pembangkit listrik. Asnæs bereaksiSO2 dalam gas tumpukannya dengan kalsium karbo-nat, sehingga membuat kalsium sulfat (gypsum),yang dijualnya kepada Gyproc, memasok 2/3 darikebutuhan yang terakhir;

3. Operasi desulfurisasi kilang menghasilkan sulfur cairmurni, yang diangkut dengan truk ke Kemira, pro-dusen asam sulfat;

4. Surplus ragi dari produksi insulin di Novo Nordiskpergi ke petani sebagai makanan babi.Jaringan daur ulang dan penggunaan kembali ini telah

menghasilkan pendapatan baru dan penghematan biayabagi perusahaan yang terlibat dan mengurangi polusiudara, air, dan tanah di wilayah tersebut. Dalam istilahekologis, Kalundborg menunjukkan karakteristik jaringmakanan sederhana: organisme saling mengkonsumsibahan limbah dan energi, sehingga saling bergantung satusama lain. Pola penggunaan kembali dan daur ulang antar-perusahaan ini telah mengurangi polusi udara, air, dantanah, air yang dilestarikan dan sumber daya lainnya, danmenghasilkan aliran pendapatan baru dari produk sam-pingan yang dipertukarkan. Hingga tahun 1993, investasi$ 60 juta dalam infrastruktur (untuk mengangkut energidan material) telah menghasilkan $ 120 juta dalam pen-dapatan dan penghematan biaya.

Jørgen Christensen, Wakil Presiden dari Novo Nordiskdi Kalundborg, mengidentifikasi beberapa kondisi yangmenarik untuk dikembangan dalam jaring pertukaran(web of exchanges) dalam suatu kawasan industri:

Page 57: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

51Fatah Sulaiman

Jenis industri dalam kawasan harus berbeda, tetapiharus sesuai satu sama lain.· Pengelolaan harus bersifat komersil dan secara eko-

nomi menguntungkan.· Pengembangan harus dilakukan dengan sukarela

dalam kerangka kerjasama dan dengan melibatkansuatu lembaga independen yang menangani kebijak-an/regulasi.

· Jarak lokasi yang berdekatan secara fisik antar pelakuindustri diperlukan untuk pertimbangan biaya trans-portasi pengangkutan material dan aliran energi.

· Di Kalundborg, para manajer pabrik harus salingmengenal.

Hasil yang telah diperoleh dari simbiosis industriKalundborg yaitu:· Pengurangan konsumsi energi dan sumber daya air.· Peningkatan kualitas lingkungan karena emisi CO2

dan SO2 dapat dikurangi.· Limbah produksi seperti abu layang, sulfur, lumpur,

dan gipsum dapat diolah menjadi bahan bakuproduksi yang mempunyai nilai lebih.

· Kota Kalundborg sebagai kota industri yang palingbersih.

· Efisiensi penggunaan energi bahan bakar dapat men-capai 90%.

Secara keseluruhan, EIP di Kalundborg telah mengha-silkan keuntungan ekonomi, penghematan penggunaansumber daya alam yang berarti penghematan lingkungan,

Page 58: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

52 Pidato Pengukuhan Guru Besar

pengurangan emisi serta penggunaan ulang produklimbah.

Tabel 2. Penghematan dan keuntungan ekonomikawasan Industri di Kalunborg Denmark

Item Penghematan / Efisiensi / Keuntungan Ekonomi Air Konsumsi air berkurang 25% dengan mendaur ulang

air dan menggunakan sirkulasi antara partner kerjasama di Kawasan. Setiap tahun telah terjadi penghematan air sebanyak 1.9 juta m3 air tanah, dan 1 juta m3 air permukaan air tanah

Minyak Setiap tahun terjadi penghematan konsumsi minyak sejumlah 20.000 ton dengan berkurangnya 380 ton emisi SO2

Abu terbang Pembakaran batu bara pada Ashes Power Station menghasilkan 80.000 ton abu yang digunakan untuk pabrik semen atau ekstraksi nikel atau vanadium

Gypsum Setiap tahun BPB Gyproe A/S menerima sampai dengan 200.000 ton gypsum dari Ashes Power Station. Gypsum dapat mensubstitusi gypsum alam yang digunakan dalam memproduksi papan display misalnya untuk iklan, papan pengumuman dan sebgainya.

NovoGro NovoGro dari Novozymes A/S mensubstitusi penggunaan air asam/lime dan sebagian pupuk komersil pada 20.000 hektar tanah pertanian

Air limbah Kolaborasi dari Novozymes A/S/ Ashes Power Station dan Kalunborg Municipality dalam Kawasan treatment air, mengurangi dampak negative dari lingkungan pada Jammerland Bugt

Page 59: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

53Fatah Sulaiman

b) NISP (UK)Di Inggris, upaya sistematis mengakselerasi pengem-

bangan program IS (Industrial Simbiosis) regional padaMusim Panas 2000 dengan fokus pada kegiatan ekonomiyang berlokasi di sekitar Muara Humber bernama prog-ram BCSD-UK yang memiliki peran koordinasi programregional.

Sejak saat itu, meningkat juga minat dari wilayahInggris lainnya untuk memulai program serupa. Seka-rang ada lebih dari enam program pada berbagai tahapperkembangan yang semuanya terkait dengan ProgramIS. Contoh hubungan relasional simbiosis proses kimia-nya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Item Penghematan / Efisiensi / Keuntungan Ekonomi Limbah lain Dalam satu tahun Noveren I/S menerima 13.000 ton

kertas koran yang kualitasnya cukup baik untuk digunakan mencetak Koran, membuat karon tempat telur dan papan kertas. Sebanyak 7.000 ton, serpihan beton yang setalh diolah kembali dapat digunakan untuk menghaluskan permukaan dinding, Hasil tanaman yang tidak lolos sortir dalam setahun sampai dengan 15.000 ton dapat dugunakan kembali sebagai pupuk. Sebanyak 4.000 ton sampah besi dan baja setelah dibersihkan dan di daur ulang dapat dijual kembali, Pecahan gelas sebanyak 1.800 ton dapat dijual kembali pada produsen gelas.

Page 60: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

54 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Gambar 5. Program simbiosis industri di Inggris

c) Zero-emission park initiative (Jerman)Zero Emission Park adalah model simbisosis industri

pertama di Jerman untuk pengembangan kawasan indus-tri dan komersial yang berkelanjutan. Model ini beradadi tiga lokasi industri dari negara bagian yang ber-beda diBottrop (NRW), Bremen dan Kaiserslautern (Rhineland-Palatinate), sebuah proses pengembangan dimulai dikawasan industri, dengan mempertimbang-kan kriteriaberkelanjutan - ekologis, ekonomi dan sosial - kriteria.

Zero Emission Park menggunakan model proses meto-dis untuk pengembangan kawasan industri dan komer-sial menuju lokasi industri yang berkelanjutan, yang ke-giatan ekonominya berorientasi sedemikian rupa sehinggatidak ada efek samping yang berbahaya bagi kota, wila-yah, lingkungan, dan masyarakat. Oleh karena itu model

Steel slag Managerial Support

Wood Dust & Chips

Organic Waste

Wood Dust & Chips

Dry Organic Pellets

Offal

Steam

Gypsum

Process Water

Polystyrene Waste

Organic Waste

Waste Edible Oil

Hydrogen

Refineries

Plaster Board Manufacturer

Chemical industry

Food & Fish Processing

Protein Extraction

Pet Food

Local Farm

Furniture Production

SMEs Steel

Works Cement

Manufacturing

Gasifier Wastewater Treatment

CHP

Interior Decoration Products

Refinery By-products

Page 61: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

55Fatah Sulaiman

ini mengacu pada kombinasi perencanaan, organisasi, tek-nis, ekonomi dan langkah-langkah sosial-politik di kawas-an industri yang bersama-sama mengarah ke tujuan Zero-Emission Park.

Menurut Jerman, nol emisi berarti itu pengurangansemua efek samping yang berbahaya, baik itu ekonomi,ekologis atau sosial. Dalam implementasinya, digunakanjuga sistem informasi modern, dengan visualisasi, dan plat-form presentasi untuk publik dan komunikasi pri-badi.Dengan ‘emission-o-meter’, semua keberhasilan dapat di-capai dan divisualisasikan ke luar, baik penghematan CO2,keuntungan per-area atau optimalisasi dari berbagai bidang.

Proses pembangunan mengambil tantangan saat inidari kebijakan pembangunan perkotaan modern dan olehkarena itu terdiri dari titik fokus: energi, transportasi,mobilitas, struktur bangunan, manajemen area, struktursosial serta persyaratan perencanaan infrastruktur dan per-kotaan untuk area industri dan komersial dan integ-rasimereka ke dalam pembangunan perkotaan. Nol emisi disini berarti menghindari “efek samping berbahaya” darimelakukan bisnis di lokasi industri dan, di atas segalanya,mengurangi emisi CO2 menjadi “nol” sebanyak mungkinmelalui langkah-langkah perbaikan terus-menerus, untukkepentingan masyarakat, masyarakat dan alam, terutamadengan maksud untuk perubahan iklim.

Program dilaksanakan dari 1 Januari 2008 hingga 31Desember 2009. Lima universitas dan dua konsultan inginmencoba mengurangi efek samping dari kawasan industrisehingga emisi gas CO2 menjadi ‘nol’. Sebagai contoh,mereka memeriksa potensi untuk penataan kembali yang

Page 62: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

56 Pidato Pengukuhan Guru Besar

berkelanjutan dari lokasi di Bremen, Bottrop dan Kaisers-lautern untuk mendapatkan rekomendasi tentang imple-mentasi target emisi nol. Fokusnya adalah pada area indus-tri yang sangat berbeda secara signifikan dalam ukuran,populasi, stok bangunan, usia, struktur industri, jumlahperusahaan dan karyawan.

Sebagai bagian model program interdisipliner (mana-jemen, perencanaan kota, perencanaan lalu lintas, mana-jemen aliran material, manajemen keberlanjutan, komu-nikasi data dan jaringan, serta manajemen perawatan),kawasan industri tersebut menjadi sasaran analisis men-dalam, mengenai potensi pengembangan yang ramahlingkungan dan optimasi sumber daya.

Gambar 6. Model zero emission park di Jerman

Ener

gi a

ngin

CO2

Ke

bisin

gan

Listrik

Minyak, gas, listrik Air

Transportasi, Orang

Produk

Limbah

Listrik

Bahan baku, suku cadang

Geot

herm

al

Air h

ujan

(t

adah

an)

Air h

ujan

(kan

al)

Got

Ket: Keseimbangan ekologi - positif

Keseimbangan ekologi - negatif

Ener

gi m

atah

ari

Air h

ujan

Knal

pot

Listrik Minyak, gas, listrik

Air

Bahan baku, suku cadang

Transportasi, Orang

Produk

Limbah

Listr Minyak, gas, listrik Air Bahan baku, suku cadang

Transportasi, Orang

Produk

Limbah

Page 63: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

57Fatah Sulaiman

Pada wilayah kawasan industri yang akan dievaluasi,tanah dan bangunan harus pertama kali di desain sesuaidengan kriteria untuk bangunan berkelanjutan. Selanjut-nya dilakukan tindakan bersama dan interaksi tentanginovasi teknis, prosedural dan infrastruktur yang diperlu-kan.

Seluruh stakeholder yang terkait diundang dalam halini, baik perusahaan, pengelola dan juga masyarakat yangakan mendapat manfaat pengelolaan bersama yang dihasil-kan. Dengan demikian pengurangan CO2 menjadi ter-ukur. Setiap perusahaan dapat mengembangkan produksecara inovatif namun dampaknya terhadap lingkungantetap terukur serta terkendali. Calon perusahaan tenantbersama-sama dengan pengelola kawasan dan masyarakatbekerja bersama dalam langkah-langkah inovatif padaseluruh properti dengan cara:a. Penggunaan peluang untuk penghematan ruang dan

konstruksi yang ringkas (leanbuilding);

b. Penggunaan tanah bangunan secara ekonomis danhati-hati;

c. Meminimalkan persyaratan ruang untuk pengem-bangan swasta dan publik;

d. Tinjauan kerangka kerja yang diizinkan berdasarkanundang-undang perencanaan bangunan;

e. Adanya pembagian ruang pribadi dan publik;f. Desain ruang terbuka dengan vegetasi;g. Penggunaan atap dan fasad hijau;h. Penggunaan atap dan fasad surya;i. Audit energi dan peningkatan bangunan;

Page 64: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

58 Pidato Pengukuhan Guru Besar

j. Pengelolaan air permukaan secara alami;k. Penampungan air hasil industri, dan air proses.

d) Eco-Industri and Town Program (Kawasaki, Jepang)Perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dalam

mencapai manfaat lingkungan dan keunggulan kompe-titif dengan cara bertukar sumber daya fisik dikenal seba-gai simbiosis industri. Kemudian apabila satu sama lainperusahaan tersebut juga berkolaborasi dengan daerahperumahan disebut sebagai simbiosis perkotaan.

Kolaborasi ini menunjukkan bahwa manfaat ekono-mi dan lingkungan tampak jelas, meskipun kuantifikasisimbiosis umumnya hanya Nampak untuk energi danpenggunaan air.

Pada wilayah Kawasaki, Jepang, 14 simbiosis telahterdokumentasi dan menghubungkan baja, semen,kimia, perusahaan kertas dan bisnis daur ulang dalamsatu harmoni kerjasama. Tujuh pertukaran bahan utamamengalihkan setiap tahun setidaknya 565.000 ton limbahdari pembakaran atau TPA. Empat di antaranya secarakolektif menyajikan perkiraan peluang ekonomi sebesar13,3 miliar JPY (sekitar 130 juta USD) per tahun. Limasimbiosis melibatkan pemanfaatan produk sampingandan dua pembagian utilitas sementara lainnya adalahindustri daur ulang. Efek sinergis dari simbiosis perkotaandan industri adalah unik. Kerangka kerja legislatif untukmasyarakat berorientasi daur ulang telah berkontribusipada realisasi simbiosis, seperti halnya ketersediaan sub-sidi pemerintah melalui program Eco-Town.

Page 65: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

59Fatah Sulaiman

Gambar 7. Peta Sebaran Spasial Material Flowdi Kawasan Kawasaki Jepang

Bagian berikut menjelaskan potensi pertukaran ma-terial masing-masing perusahaan di wilayah kawasaki.a) Perusahaan semen

Perusahaan semen di wilayah Kawasaki mendaurulang lumpur limbah dari daerah perkotaan sebagaisubstitusi dari bahan jenis tanah liat perawan, dan limbahkayu, plastik, ban dan minyak sebagai pengganti batubara. Selain itu, tanur terak dari perusahaan baja yangberlokasi di dalam Kawasaki Eco-town menggunakankembali bahan NPO dari blast-furnace perusahaan bajasebagai baku semen.

Perusahaan ini mendaur-ulang Kalsium Karbonatdari bahan-bahan yang mengandung limbah sepertikerang, terutama dari makanan industri manufaktur danseafood (lihat Gambar 7).

Page 66: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

60 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Gambar 8. Aliran material dari produk sampinganyang dapat digunakan kembali di perusahaan semen

b) Perusahaan Daur UlangAda tiga jenis perusahaan daur ulang terletak di Kawa-

saki Eco-town, termasuk kertas, lampu fluorescent dan per-usahaan daur ulang alat rumah tangga. Perusahaan daurulang kertas saat ini mengumpulkan kertas bekas, sepertidokumen-dokumen yang sudah ketinggalan zaman danOffice Mixed Papers, yang meliputi kertas bekas denganstaples, plastik atau klip, dari kantor terutama berlokasidi dalam Eco-town. Selanjutnya, lumpur kertas dari jalurproduksi dibakar untuk pasokan energi. Sisa abu daripembakaran kemudian digunakan sebagai salah satubahan baku proses pembuatan semen.

Perusahaan daur ulang lampu neon menghasilkansisa kaca, dan alat rumah tangga. Perusahaan daur ulangmenghasilkan jumlah input yang signifikan dari plastikbekas yang dapat digunakan kembali sebagai bahan

Page 67: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

61Fatah Sulaiman

masukan untuk pasokan energi. Selain itu, potongan besidan beberapa logam non-ferrous dari bongkaran peralatanrumah tangga juga digunakan kembali.

c) Industri bajaPerusahaan-Perusahaan manufaktur baja saat ini me-

nerima besi dan logam non-ferrous dari pabrik alat rumahtangga sebagai tambahan scrap. Selain itu, buangan plastikdikumpulkan dari alat rumah tangga

dari daerah perkotaan kemudian dibakar sebagai tam-bahan sumber pasokan energi untuk pembuatan baja.Hasilnya, perusahaan ini menghasilkan jumlah kerak besiyang cukup banyak sebagai NPO dari blast furnace.

Feronikel dan ferrokrom adalah bahan dasar utamauntuk pembuatan produk stainless steel di perusahaanmanufaktur baja stainless; karena itu, bahan limbah yangmengandung nikel dan krom adalah target substitusi.

d) Pola pertukaran bahan multi-sektoralPola pertukaran limbah/produk sampingan terinteg-

rasi di Kawasaki Eco-town telah diidentifikasi sebagaiberikut (lihat Gambar 8).

Page 68: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

62 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Gambar 9. Matriks Aliran Material di antara EnamBisnis Utama di Wilayah Kawasaki

Di antara keenam perusahaan ini, kemungkinan aruspertukaran materialnya terkonsentrasi pada limbah plas-tik, kerak blast furnace, potongan kaca, abu dan limbahlogam serta sampah plastik dihasilkan oleh rumah tangga.

Perusahaan daur ulang di Kawasaki mendaur ulangmanufaktur baja, dan memiliki potensi untuk digunakankembali oleh perusahaan semen sebagai bahan baku danpasokan energi. Logam dari alat rumah tangga juga daur

Page 69: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

63Fatah Sulaiman

ulang untuk menjadi bahan baku perusahaan manufak-tur stainless steel.

Selain itu, perusahaan semen juga memiliki potensiuntuk mendaur ulang sisa kaca dari lampu neon (fluoresens).Abu dari perusahaan daur ulang kertas dapat didaur ulangdan dipakai sebagai tambahan oleh pabrik baja. Sementaraitu bahan limbah dari perusahaan semen yang mengandungnikel dan chrome dapat digunakan kembali oleh perusaha-an stainless steel.

2.3 Pengembangan EIP di Kawasan Industri KotaCilegon

Kondisi ekologis Indonesia dan khususnya yang ada diCilegon menunjukkan perlunya pengetatan kebijakanpemerintah. Pemerintah harus mempromosikan standarlingkungan yang tinggi, produksi bersih, emisi rendahserta penggunaan sumber energi terbarukan. Seperti kitaketahui, gas rumah kaca terkait energi (GHG) dikeluarkanoleh produksi, konsumsi komoditas dan jasa, termasukpenyimpanan dan pengangkutan barang. Buku ini ber-usaha untuk mengusulkan sebuah kerangka kerja (frame-work) yang bisa digunakan sebagai fundamental untukmembuat sistem tata kelola (Governance) Eco IndustrialPark (EIP). Oleh karenanya, sebagai bahan referensi studikasus pengembangan EIP di Kota Cilegon digunakanyang pendekatannya menggunakan dua metode analisis:

1) Analisis hierarkhi proses (AHP)Melalui analisis ini akan didapatkan gambaran alter-

natif strategi yang dapat dikembangkan dalam rangka

Page 70: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

64 Pidato Pengukuhan Guru Besar

pengelolaan kawasan, aktor yang paling berperan, faktoryang paling berpengaruh dan tujuan yang ingin di capaidalam pengembangan kawasan industri. Prinsip-prinsipdasar AHP di antaranya (1) prinsip penyusunan hierarki,(2) prinsip penentuan prioritas, (3) prinsip konsistensilogika. Setelahnya dilakukan analisis prospektif untuk me-nyusun skenario pengelolaan kawasan industri ke depandi kawasan industri Cilegon. Berikut ini hierarki strategipengelolaan kawasan industri menuju EIP.

Gambar 10. Hierarki pengelolaan kawasan industrimenuju eco-industrial park

Berdasarkan hasil FGD dengan pakar dan penelitiandi lapangan diperoleh 4 level hierarki yang terkait secaranyata mempengaruhi strategi pengembangan kawasanindustri Cilegon menuju EIP, (1) level fokus; (2) level tuju-an; (3) level aktor dan (4) level pilihan strategi.

Pada level fokus peran masing-masing stakeholderdan strategi pengembangan kawasan industri Cilegon

Page 71: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

65Fatah Sulaiman

difokuskan pada pengelolaan kawasan industri menujueco industrial park karena besaran (size) dan kompleksi-tas permasalahan dan ketergantungan masing-masingsektor dan pihak yang terkait dalam suatu kawasan indus-tri merupakan salah satu alat yang berpengaruh untukefisiensi pencapaian tujuan pelaksanaan kebijakan bebe-rapa perusahaan yang berada dalam satu kawasan.

Sedangkan pada level tujuan, tujuan ekologi menjadiprioritas utama menurut hasil diskusi dengan pakar. Ting-ginya nilai skor tujuan keberlanjutan lingkungan/ekologidibandingkan dengan tujuan lainnya menunjukkanbahwa keberlanjutan lingkungan/ekologi menjadi perhati-an utama industri dan sangat penting dimasukkan kedalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan industri.Karena keberlanjutan ekologi sebagai parameter dan as-set utama yang menyediakan kebutuhan manusia. Ling-kungan menyediakan sistem pendukung

kehidupan untuk mempertahankan keberadaan ma-nusia dan keberlanjutan suatu aktivitas ekonomi jangkapanjang.

Gambar 11. Prioritas tujuan yang ingin dicapaidalam pengelolaan kawasan industri menuju

eco-industrial park

Page 72: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

66 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Lebih lanjut, prioritas tujuan ekologi berdasarkan hasilstudi lebih menekankan pada kualitas dan daya dukunglingkungan yang sehat.

Gambar 12. Prioritas tujuan ekologi yangmendukung pengembangan kawasan industri menuju

eco-industrial park

Pada level aktor, untuk mencapai tujuan dari strategipengembangan kawasan industri Cilegon menuju eco in-dustrial park tersebut aktor yang paling berperan adalahpemerintah (eksekutif dan legislatif) hal ini menunjukkanpemerintah sebagai tidak saja dilihat dari kebijakannyadalam menetapkan sistem pengelolaan lingkungan denganmengeluarkan surat keputusan atau peraturan-peraturan,tetapi juga menfasilitasi setiap kegiatan industri dalam ben-tuk program-program pengelolaan lingkungan industriyang dapat dilaksanakan dalam jangka pendek maupunjangka panjang baik bagi industri maupun masyarakatsekitar misalnya kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pem-berdayaan masyarakat sekitar sehingga masyarakat men-dapat manfaat baik secara pendidikan maupun ekonomi.

Page 73: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

67Fatah Sulaiman

Gambar 13. Peran aktor dalam pengelolaan kawasanindustri menuju eco-industrial park

Pada tataran level strategi, berkaitan dengan tujuanyang ingin dicapai serta peran para aktor dalam penge-lolaan kawasan industri di Cilegon seperti diuraikan diatas, berbagai strategi pengembangan kawasan industriCilegon menuju eco industrial park yang dapat dilakukanseperti mengembangkan kawasan industri hijau (greenindustrial park), menerapkan simbiosis industri sekitarkawasan, membangun sistem penanganan limbah indus-tri terpadu dan penerapan CSR terpadu yang efektif dantepat sasaran. Strategi-strategi kebijakan tersebut, selan-jutnya dianalisis berdasarkan pendapat pakar. Hasil pe-nelitian menunjukkan bahwa strategi mengembangkankawasan industri hijau (green industrial park) mendu-duki prioritas pertama yang perlu dikembangkan. Halini terlihat dari hasil penilaian para pakar dengan mem-berikan nilai sebesar 29,2 % dan selanjutnya diikuti olehmembangun sistem penanganan limbah industri terpadu,menerapkan simbiosis industri sekitar kawasan serta pene-rapan CSR terpadu yang efektif dan tepat sasaran.

8%

Page 74: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

68 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Gambar 14. Prioritas strategi pengembangan kawasanindustri menuju eco-industrial park

2) Analisis prospektifLangkah selanjutnya yaitu analisis prospektif untuk

menentukan program-program prioritas yang perlu di-kembangkan ke depan. Penentuan program prioritas dila-kukan dengan menggunakan justifikasi pakar. Hasil ana-lisis menunjukkan bahwa terdapat enam program prio-ritas yang perlu mendapatkan perhatian yang serius dalamrangka pengembangan kawasan industri di Kota Cilegonmenuju green industrial park. Keenam program tersebutantara lain (1) pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah(IPAL) secara terpadu, (2) penyediaan Ruang TerbukaHijau (RTH) sebanyak 30% pada kawasan yang dimanfa-atkan masing-masing industri, (3) penegakan supremasihukum yang tegas terhadap pelanggar aturan perun-dangan yang telah dibuat terkait pengelolaan kawasan,(4) pemberian sanksi bagi industri yang tidak pro terha-

Page 75: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

69Fatah Sulaiman

dap lingkungan, dan (5) membentuk kelembagaan khu-sus untuk mengelola kawasan menuju green industrialpark, serta (6) mempertahankan daerah resapan air untukmenjamin ketersediaan air bagi kelangsungan operasionalperusahaan. Adapun hasil analisis secara rinci digambarkanseperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 15. Program prioritas dalam pengembangankawasan industri menuju eco-industrial park

Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan antarfaktor sebagaimana pada gambar sebelumnya menunjuk-kan bahwa terdapat lima faktor yang mempunyai penga-ruh dan kepentingan yang tinggi terhadap kinerja sistemyang dikaji yaitu pengembangan green industrial parkdi kawasan industri Cilegon, yaitu: (1) sanksi bagi industriyang tidak pro lingkungan, (2) penyediaan ruang terbukahijau sebesar 30% pada setiap kawasan yang dimanfaat-kan oleh setiap industri, (3) penegakan supremasi hukumyang tegas, (4) mempertahankan daerah resapan air untuk

Page 76: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

70 Pidato Pengukuhan Guru Besar

menjamin ketersediaan air bagi industri, dan (5) memben-tuk lembaga khusus dalam pengelolaan kawasan menujugreen industrial park, serta satu faktor yang mempunyaipengaruh yang tinggi walaupun ketergantungannya ren-dah terhadap kinerja sistem, yaitupembangunan instalasipengolahan limbah (IPAL) terpadu.

Dari berbagai kemungkinan yang terjadi seperti ter-sebut di atas, dapat dirumuskan tiga kelompok skenariopengembangan green industrial park di kawasan industriCilegon secara berkelanjutan yang berpeluang besar ter-jadi dimasa yang akan datang, yaitu: (1) Skenario konser-vatif-pesimistik dengan bertahan pada kondisi yang yangterjadi saat ini atau melakukan perbaikan seadanya terha-dap faktor kunci, (2) Skenario moderat-optimistik denganmelakukan perbaikan terhadap faktor kunci tetapi per-baikan yang dilakukan tidak optimal. (3) Progresif-opti-mistik dengan melakukan perbaikan terhadap seluruhfaktor kunci.

Page 77: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

71Fatah Sulaiman

Gambar 16. Tahapan pelaksanaan scenariodalam dalam pengembangan kawasan industri menuju

eco-industrial park

2.4 Framework of New Digital Eco Industrial ParkTata-kelola (Governance) menjadi tulang punggung EIP ter-masuk memperkuat pengembangan industri yang terikatmasyarakat, aliansi, kesadaran masyarakat lokal, infra-struktur dan penanganan masalah lingkungan. Banyakperusahaan telah mencoba untuk mendorong kemitraanyang muncul menggunakan teknologi internet; sebaliknyamereka biasanya gagal karena kurang ditentukan dankurangnya struktur pemerintahan (Ulrich, 2004). EIPharus dikonsentrasikan pada kekuatan perubahan dalam

Page 78: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

72 Pidato Pengukuhan Guru Besar

konsorsium industri: teknik, teknologi, tren bisnis danlangkah-langkah pemerintah “(McKinnon, 2008). Elemenpenting dari keberhasilan skema itu adalah informasi yangcepat dan akurat dari spektrum yang luas dari bidang ope-rasi (Lancioni, 2000). (Tessitore, 2015) melaporkan bahwaelemen kunci yang berhasil dari Taman Industri RamahLingkungan Italia adalah masalah administrasi, yang di-berikan oleh undang-undang nasional untuk mengeloladan mengkoordinasikan simbiosis bersama perusahaandan untuk mengembangkan lebih berkelanjutan secaralingkungan. Bahkan pemerintah tumbuh menjadi fondasidan kunci operasi efisiensi tinggi dari EIP yang lebih baik,tetapi ada hasil penelitian kecil tentang cara mengaturmekanisme kerja sama dan sistem kontrol di antara ang-gota EIP. Oleh karena itu, buku ini mengungkapkan meka-nisme pemerintahan yang mempertimbangkan karakteris-tik heterogenitas kawasan industri. Heterogenitas tahugambaran global dari zona terbatas yang meneliti kendala,mekanisme dan tantangan EIP yang ada dari wilayah yanglebih luas (gap-analysis).

Pengembangan mekanisme tata kelola untuk EIP ter-inspirasi oleh kerangka kerja (Zhang, 2009). Kontribusidari usulan buku ini untuk konsep (Zhang, 2009) terletakpada standar-standar khusus untuk pendirian EIP dan ada-nya tambahan menara kontrol (control tower) yang me-rupakan upaya digitalisasi. Faktor EIP saat ini yang ditemu-kan diproyeksikan ke dalam tata kelola hubungan (RG-Relational Governance) atau tata kelola kontraktual (CG-Contractual Governance). Misalnya, kolaborasi dalamindustri, hubungan semacam itu dapat ditetapkan sebagai

Page 79: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

73Fatah Sulaiman

kolaborasi/kerja sama kepercayaan (informal), atau diskusimeja bundar (round table discussion), dll. Namun, kerjasama tersebut juga dapat dilakukan oleh kontrak yangdilindungi oleh hukum (kontraktual).

Gambar 17. Struktur Tata Kelola Baru Untuk EIP(Sulaiman, 2016)

Dalam gambar di atas. juga diusulkan sebuah struk-tur kerangka kerja yang mendefinisikan matriks institu-sional dimana tempat transaksi diatur. Model ini merupa-kan struktur tata kelola dua dimensi yang mengusungteori ekonomi biaya transaksi (TCE-Transaction Cost Eco-nomics) dan teori relasional menggunakan investasi spesi-fik transaksi (TSI - Transaction Specific Investment). Keduametode ini dihubungkan untuk membentuk hubungantata kelola yang kuat tetapi fleksibel.

Ketidakpastian lingkungan

Perubahan

Perbedaan

Investasi Spesifik

Transaksi

Perfroma EIP

Effisiensi

Flexibilitas

Kualitas

Basis operasi

Standar kelayakan EIP

Dampak EIP

Proses Produksi ATAU

Tata kelola relasional: Norma kerjasama Diskusi (FGD) Kepercayaan

Tata kelola kontrak: Kontrak kerjasama

industri Kontrak symbiosis

industry terkait konservasi SDA & energi

Kontrak manajemen lingkungan

Tata Kelola Mekanisme

Menara kontrol EIP

Page 80: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

74 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Dalam lingkungan yang sangat tidak dapat diprediksidan banyak terjadi pelanggaran terhadap norma-normalingkungan, para pelaku industri dalam EIP dapat men-coba untuk mengatur struktur tata kelola yang positifuntuk mengelola situasi yang tak terduga dengan lebihbaik. Dari hasil beberapa penelitian sebelumnya, seperti(Geyskens, 1998), (Claro, 2003), (Cannon, 1999), (Ganesan,1994), (Klein, 1990) dan (Zhang, 2009), ketidakpastianlingkungan dapat menjadi diklasifikasikan menjadi ke-anekaragaman dan volatilitas. Keragaman lingkunganadalah tingkat keberagaman dan komponen-komponenlingkungan yang kompleks, sedangkan volatilitas ling-kungan mengacu pada perubahan pasar dan permintaanyang cepat. (Zhang, 2009) berpendapat bahwa dalamtingkat ketidakpastian yang tinggi, pelaku logistik (kon-sumen, pemasok, produsen, dan pengecer) berusahauntuk bekerja sama selama masa krisis, misalkan denganmenggunakan kontrak untuk menjalankan bisnis merekadengan aman atau bergabung menjual produk untukpasar yang sama. Dengan demikian, kerja sama timbalbalik melibatkan struktur yang mengikat yang dapatberupa tata kelola kontraktual atau tata kelola relasional.

Tata kelola kontrak (CG-Contractual Governance) ter-kait dengan perjanjian apa pun (tertulis atau lisan) yangdidekati oleh individu atau perusahaan atau lembaga apapun untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian dalamhubungan. Dalam kasus Kawasan Industri di Cilegon,ada beberapa kontrak yang muncul, misalnya kontrakpasokan limbah suatu perusahaan A yang bisa digunakansebagai input perusahaan B, kontrak pengolahan air ter-

Page 81: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

75Fatah Sulaiman

padu atau kontrak pemasaran (berdasarkan kondisi pem-belian & penjualan). Tata kelola relasional (RG-RelationalGovernance) memberikan seperangkat hubungan infor-mal dan norma sosial. Oleh karena itu, tata kelola dengankontrak (CG) memberikan aspek hubungan yang lebihnyata, eksplisit dan formal, sementara tata kelola relasionalbekerja di sisi lain yang lebih lunak, diam-diam dan infor-mal berdasarkan kepercayaan dan kejujuran. Strukturini juga terkait dengan TSI (Investasi Spesifik Transaksi)yang berkonsentrasi pada agregasi aset yang berat danmahal untuk beralih dari satu mitra transisi ke mitra tran-sisi lainnya; oleh karena itu, kekhususan aset muncul.Kekhususan aset menggambarkan investasi permanenyang dilakukan untuk mendukung transaksi tertentu.Investasi spesifik aset sangat mengungkapkan biaya yangsangat terbatas atau tidak ada nilainya di luar hubungan.(Claro, 2003) melaporkan bahwa kekhususan aset dapatmerangsang tata kelola relasional. Menurut (Williamson,1989), investasi spesifik aset dibagi menjadi lima jenis,yaitu kekhususan lokasi, kekhususan aset fisik, kekhu-susan aset manusia, aset khusus, dan modal nama merek.Dalam tataran implementasi, pengukuran kinerja denganKPI (Key Performance Indicators) tertentu adalah suatukeharusan untuk menjamin terwujudnya target-targetEIP dan menjamin keberlanjutan.

Penilaian dan pengukuran KPI terhadap EIP adalahbagian dari nafas vital untuk kelangsungan hidup ang-gota konsorsium industri dan struktur jaringan yang di-bangun. Memang, efisiensi dan optimalisasi biaya men-jadi pilihan utama untuk menjaga keberlanjutan. Ketika

Page 82: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

76 Pidato Pengukuhan Guru Besar

struktur tata kelola memiliki skor yang kurang pada duabidang ini, maka itu akan menyebabkan masalah jangkapendek atau panjang. Ukuran kinerja juga dapat diguna-kan untuk manajemen risiko. Risiko yang telah dipetakansejak awal desain, dapat dideteksi keberadaannya selamaproses berjalan. Pada saat ini, risiko dan kinerja sistemselalu dapat diukur dan dikendalikan.

Pendekatan terakhir yang menawarkan adalah digi-talisasi. Permintaan tersebut telah muncul karena desak-an bidang industri dan pasar untuk otomatisasi manu-faktur (industri 4.0). Saat ini, teknologi industri secarabertahap telah bergerak menuju otomatisasi. Produsenyang tidak mengikuti tren ini akan kalah dalam persaing-an pasar. Konsumen semakin meminta kualitas produk,presisi, dan komoditas ramah lingkungan. Koneksi antarakonsumen juga semakin mengglobal, kesan produk yangdirasakan oleh konsumen di bagian dunia akan segeradirasakan dalam waktu singkat oleh orang-orang daridaerah lain. Juga, kesadaran lingkungan mulai menguat.Produk yang tidak ramah lingkungan dan meninggalkanjejak karbon (carbon footprint) yang lebih besar tidak akanmendapat tempat di hati konsumen. Persaingan tidakhanya dianggap di tingkat produsen tetapi juga terjadidi tingkat pemasok bahkan di antara negara-negara. Saatini, mereka yang menguasai informasi dan teknologi digi-tal akan mengelola produk yang lebih berkualitas danproses yang lebih efisien. Secara bertahap akan meng-ubah persepsi produsen dan pemasok.

Struktur tata kelola yang diusulkan dalam buku inijuga menghadirkan menara kontrol (control tower) sebagai

Page 83: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

77Fatah Sulaiman

strategi digitalisasi, serta menjadi koordinator dari seluruhsupply chain. Istilah control tower diperkenalkan pertamakali di London ketika pada tahun 1921, Bandara CroydonLondon memperkenalkan menara pengontrol lalu lintasudara pertama kali. Otoritas bandara melakukannya untukmengelola operasi yang semakin kompleks dengan lebihbaik dan memastikan keselamatan setiap pilot dan penum-pang pada penerbangan yang masuk dan keluar. Controltower yang diusulkan disini memiliki tujuan yang hampirsama, meskipun apa yang dimulai di London waktu itudengan alat visibilitas sederhana dan hari ini konsep “Con-trol Tower” lebih mengarah pada konsep digitalisasi dariseluruh lini yang “terkontrol”.

Kompleksitas industri yang berkembang dan per-ubahan kecepatan dalam marketing mendorong para ma-nager untuk lebih mengoptimalkan dan mengukur ran-tai pasokan dengan control tower ini. Control tower mem-berikan layanan internet berbasis cloud yang berfokuspada penyediaan visibilitas dan kontrol rantai pasok(supply chain) dari ujung-ke-ujung. Dengan cara ini, dasarEIP yang mengedepankan simbiosis hijau dalam kawasanbisa dilakukan. Limbah yang menjadi input bagi pabriklainnya dapat diatur dan dikendalikan suplai-nya secarateratur. Dengan mengintegrasikan dan memperluas sistemERP, WMS, dan TMS milik para pemasok (supplier), pab-rikan, 3PLs, dan mitra lainnya, Control Towers harus mem-berikan kontrol yang dapat ditindaklanjuti, visibilitas gra-nular, dan operasional di seluruh rantai pasokan.

Control-Tower akan membantu mengoptimalkanwaktu tunggu pemenuhan, mengurangi biaya persediaan,

Page 84: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

78 Pidato Pengukuhan Guru Besar

mengurangi pengecualian secara waktu nyata dan mening-katkan persentase pesanan yang dikirimkan tepat waktu,penuh (On Time in Full - OTIF). Control Tower yang kuatakan melayani fungsi-fungsi berikut:a. Perencanaan Pemesanan secara realtime: Untuk

meningkatkan tingkat layanan pelanggan, MenaraKontrol harus dapat menangkap dan memanfaatkandata kunci secara realtime, seperti waktu pengiriman,ketersediaan inventaris, dan biaya transportasi. Mela-kukannya memungkinkan Anda untuk selalu memi-lih aliran pesanan terbaik, paling hemat biaya.

b. Manajemen Pengendalian: Menara Kontrol jugaharus fokus pada pengiriman pesanan OTIF secarakonsisten dengan melacak rantai pasokan dan mengi-rimkan peringatan ketika masalah muncul. Lebihpenting lagi, solusi harus memungkinkan untukmengambil tindakan langsung setelah muncul padaaplikasi.

c. Visibilitas Granular: Selain melacak dan melacak,control-tower akan memberikan visibilitas granularke dalam detail setiap pesanan untuk memenuhisecara efektif pada setiap elemen yang diperlukan.

2.5 Contoh Implementasi Skenario Simbiosis Industridalam Kawasan

Kawasan ekologi industri dapat diimplementasikandengan baik jika masing-masing industri dalam kawasantersebut dapat saling terbuka dan terhubung dengan baik.Dalam hal ini diperlukan kesepakatan bersama tentangpengelolaan kawasan industri bersama dengan tetap

Page 85: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

79Fatah Sulaiman

berpegang pada prinsip ekonomi dan keselamatan ling-kungan. Penerapan kawasan ekologi industri di Indone-sia saat ini masih pada tahap pengembangan dan masihsangat sedikit kawasan industri yang menerapkannya. Halini disebabkan adanya ketakutan industri untuk membagiinformasi tentang bahan baku, proses produksi, dan lim-bah apa yang dihasilkan. Industri masih menganggapinformasi tersebut dapat disalahgunakan oleh industri lainuntuk meniru produknya. Peran pemerintah dan masya-rakat sebagai konsumen sangat diperlukan untuk men-dorong industri menerapkan ekologi industri. Pemerintahdapat berperan dalam pembuatan kebijakan peraturandan pemberian insentif bagi industri yang menerapkanekologi industri. Masyarakat sebagai konsumen dapatmenekan industri dengan memilih produk yang dihasilkandari proses yang ramah lingkungan. Berikut ini contohimplementasi scenario symbiosis industri dalam Kawasanyang dapat menjadi bahan referensi.

Simbiosis Agroindustri menuju Eco Industrial ParkAgroindustri

Desain simbiosis agroindustri menuju eco industrialpark dapat dipergunakan untuk suatu kawasan agroindus-tri dengan menempatkan Industri Pengolahan KelapaSawit sebagai Industri utamanya. Jenis industri lain yangmasuk dalam kawasan ini adalah industri briket arang,industri peternakan sapi, industri sabun, industri pupukorganik, industri minyak goreng, industri pengolahanCPO dan industri pakan ternak. Diagram alir keterkaitandan simbiosis antar industri dapat di lihat di bawah ini.

Page 86: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

80 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Gambar 18. Diagram alir eco-Industrial ParkAgroindustri

1) Industri Utama Pengolahan Kelapa SawitIndustri pengolahan kelapa sawit di Indonesia biasa-

nya mencakup perkebunan kelapa sawit dan pengolahankelapa sawit hingga menjadi Minyak Kelapa Sawit (PalmOil) dan Minyak Kernel (Kernel Oil). Keluaran bukanproduk dan limbah industri ini sangat besar dan sangatdimungkinkan untuk dimanfaatkan oleh industri lain-nya. Keluaran bukan produk dan limbah terbesar berasaldari air limbah (proses perebusan dan peoses di IPAL)dan limbah padat. Neraca massa dari Industri PengolahanKelapa Sawit dapat di lihat pada gambar dibawah ini.

Dari neraca massa dibawah didapat keluaran bukanproduk yang dapat dimanfaatkan oleh industri lain adalahsebagai berikut (perhitungan per 1000 kg tandan buahsegar yang diolah):

Industri Pengolahan CPO CPO sebagai

Bahan Baku

Padatan Sludge Industri Pakan

Ternak

Bahan Bakar Boiler

Bungkil Kelapa

Pakan Sapi

Industri Briket Arang

Bungkil

Tempurung

Industri Pengolahan

Kelapa Sawit

Industri Peternakan

Bahan Baku RBDPO dan CPFA

Tandan Kosong

Pupuk Sludge IPAL

Bahan Bakar

Sludge IPAL Industri Pupuk

Organik Briket arang untuk pemanas

Page 87: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

81Fatah Sulaiman

Gambar 19. Neraca massa keluaran bukan produk

a. dari proses perontokan akan didapat tandan kosongsawit sebesar 200-285 kg dan serabut sebesar 130 kg.

b. dari proses decanter akan didapat limbah decantersolid sebesar 40 kg

c. dari proses pemecahan akan didapat cangkang sebe-sar 70 kg

d. dari air limbah dari proses perebusan, vacuum daripurifier akan didapat 480 liter air limbah yang diolahdi Instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

e. dari instalasi IPAL dan akan didapat sludge limbahcair sebesar 30 kg.

Keluaran bukan produk dan limbah tersebut dapatdimanfaatkan oleh industri lain yang menjadi industripendamping dalam Eco Industrial Park ini sebagaimanadapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Tandan rebus 88.5%

Buah 67% Tandan kosong 21.5%

Ampas 12.9%

Limbah padat

Minyak 1.0%

Minyak

Minyak 0.2%

CPO 22.5%

Tangki TImbun

CPO

Air 14.4%

Sludae 26.3%

26.0%

39.4%

Limbah cair

Limbah cair 60%

Air kondensat 11.1%

4.2%

5.0%

2.2%

4.2% 1.2%

10.6%

23.5% Air 9.7%

Air

TBS 100% PEREBUSAN

PERONTOKAN

PENGADUKAN

Mulsa/Pupuk

PENYARINGAN

KLARIFIKASI

DECANTER

PURIFIER

Dikeringkan

Pupuk

PENGEPRESAN

Gambar DEPERICARTER I

DEPERICARTER II

BOILER

PEMECAHAN

PEMISAHAN ANGIN

PENGERINGAN

PENYIMPANAN KERNEL

PEMISAHAN DENGAN AIR

VACUM

CANGKANG

TANGKI PENGUMPULAN LIMBAH CAIR

UNIT INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH (IPAL)

Minyak

Penguapan 0.4%

Air kondensat 11.1%

Page 88: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

82 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Gambar 20. -Eco-industrial parkdi Industri Kelapa Sawit

2) Industri Pendampinga. Industri Briket Arang

Briket arang merupakan bahan bakar alternatif yangterbuat dari hasil proses pembakaran bahan yang memi-liki ukuran/ diameter kecil (ranting, serbuk, serpih, sebe-tan, tempurung kelapa, tempurung kemiri dll). Limbahdari pengarangan yang berupa bongkah arang yang ber-ukuran kecil atau serbuk dapat diubah menjadi bentukbriket arang yang akan dapat memperbaiki sifat fisiknyaterutama kerapatan, kebersihan dan ketahanan tekanserta memperlambat kecepatan pembakaran sehinggabentuk produk tersebut akan mempunyai ukuran yangsama dan lebih disenangi konsumen. Pengubahan kom-

Bungkil

KELAPA SAWIT

DAGING BUAH

Minyak sawit

Sludge

Serabut/sabut

Minyak kasar sawit

Padatan

Sabun

Pakan ternak

Pengisi bahan bangunan

Bahan bakar papan partikel

BIJI SAWIT

Inti

Tempurung

Minyak Minyak goreng

Margarin

Salad

Dll.

Arang

Tepung tempurung

Bricket

Karbon aktif

Asap air

Pakan ternak

Bahan bakar

Industri kimia

Industri kimia

Industri pangan

Industri kimia

TANDAN KOSONG Bahan organik Briket Pakan ternak Bahan bakar

Pupuk Mulisa

Page 89: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

83Fatah Sulaiman

ponen kimia kayu menjadi bentuk karbon (arang) ter-nyata dapat memperbaiki nilai pembakarannya ditinjaudari nilai kalor bakar, mutu pembakaran dan kebersihan.Sifat pembakaran arang lebih menguntungkan diban-dingkan dengan asalnya, antara lain nilai kalor bakar lebihtinggi (6000-7000 kkal/kg) serta asap dan kotoran tersisalebih sedikit perubahan kayu menjadi arang akan lebihluas penggunaannya sebagai bahan bakar untuk rumahtangga dan industri.

Analisa input dan output untuk industri briket arangini adalah:

Gambar 21. Analisa input dan output industribriket arang

b. Industri SabunIndustri sabun menggunakan hasil olahan dari

pabrik CPO berupa RBDPO (Refined Bleached Deodor-ized Palm Oil), CPFA (Crude Palm Fatty Acid). CPO yangtelah dibleaching digunakan untuk membuat sabun cucidan sabun mandi, RBDPO dapat digunakan tanpa me-lalui pre- Treatment terlebih dahulu. Sifat kimia dan fisikaminyak CPO adalah sebagai berikut. Dalam pembuatansabun, CPO bereaksi dengan NaOH berdasarkan % TFM(Total Fatty Matter) dan SV (Saphonificasi value). % TFMmerupakan prosentase gabungan dari keseluruhan trigli-serida yang ada didalamnya. Saphonificasi value adalah

Tempurung dan cangkang dari Industri PKS

Industri briket arang

Briket arang untuk boiler pada industri sabun,

minyak goreng dan CPO

Page 90: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

84 Pidato Pengukuhan Guru Besar

total keseluruhan kandungan trigliserida yang dapat ter-sabunkan apabila direaksikan dengan basa. Industri sabunmemanfaatkan produk dari pabrik CPO sebagai bahanbaku utamanya dan briket arang sebagai bahan bakarboilernya. Produk yang dihasilkan berupa sabun sebagaiproduk utama dan gliserol sebagai produk samping.Gliserol ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahanuntuk pembuatan pakan ternak karena mengandungbanyak lemak.

Analisa input dan output untuk industri sabun iniadalah:

Gambar 22. -Analisa input dan output industri sabun

c. Industri Pemurnian CPOPemurnian CPO bahan baku dalam proses pengolah-

an ini adalah minyak kelapa sawit mentah yang diperolehmelalui proses ekstraksi dari bagian daging buah atau biasadisebut dengan nama Crude Palm Oil (CPO). Selain itu,digunakan juga bahan tambahan lain seperti bleachingearth dan asam fosfat yang akan digunakan dalam prosespemurnian. Diagram alir proses pemurnian CPO adalahsebagai berikut:

RDFO dan CPFA dari Industri CPO

Beriket arang dari Industri briket

Industri sabun

Produk sabun

Produk samping gliserol

Industri pakan ternak

Page 91: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

85Fatah Sulaiman

Gambar 23. -Industri pemurnian CPO

Analisa input dan output untuk industri pemurnianCPO ini adalah:

Gambar 24. -Analisa input dan output industri sabun

d. Industri Peternakan SapiIndustri peternakan sapi terbagi kedalam dua jenis,

yaitu industri peternakan sapi untuk sapi pedaging danindustri peternakan sapi untuk sapi perah. Kedua jenisindustri ini dapat dilakukan secara bersamaan dalam satu

Packaged Cooking Oil

Olein

Storage (in tank)

Bottling Refined Bleaced Deodorized Palm Oil (RBDPO)

Refinery

Fraksinasi

Palm Fatty Acid Distillate (PFAD)

Stearin

Keterangan: Jalur produk minyak kelapa sawit Jalur

Produk samping

RDFO dan CPFA dari Industri CPO

Beriket arang dari Industri briket

Industri Pemurnian

CPO

Produk sabun

Produk samping gliserol

Industri pakan ternak

Page 92: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

86 Pidato Pengukuhan Guru Besar

lokasi akan tetapi keduanya memerlukan pengelolaanyang berbeda.

Industri peternakan sapi pedaging bertujuan untukmenggemukkan sapi yang akan diambil dagingnya.Pakan sapi ini diatur sedemikian rupa hingga pada waktutertentu berat sapi mencapai target untuk dilakukan pemo-tongan. Dari peternakan ini akan dihasilkan air limbahdalam jumlah besar dari proses pembersihan kandangserta lumpur dari kotoran dan air seninya. Kedua limbahini dapat diolah dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah(IPAL) secara biologis dan dapat menghasilkan biogasserta sludge IPAL. Biogas dapat dimanfaatkan untuk ke-perluan sendiri dan dapat pula menjadi bahan bakar bagimasyarakat. Sementara sludge IPAL dapat digunakansebagai bahan baku industri pupuk organik.

Industri peternakan sapi perah bertujuan untuk meng-hasilkan susu murni dari sapi. Pengelolaan dan perawatanternak sapinya hampir sama dengan yang dilaksanakanpada industri peternakan sapi potong. Perbedaannya ada-lah pada komposisi pakan yang diberikan serta pengguna-an airnya. Pakan untuk ternak sapi perah bertujuan me-ningkatkan produksi susu sapi yang dihasilkan, peng-gunaan airnya juga lebih banyak karena sapi perah harusdimandikan terlebih dahulu sebelum diperas susunya danini dilakukan sehari 2 kali. Besarnya penggunaan air iniberakibat pada besarnya air limbah yang harus dikelola,akan tetapi proses pengelolaan selanjutnya sama dapat di-manfaatkan Biogas dan Sludge IPALnya untuk kegiatandan industri yang lain.

Page 93: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

87Fatah Sulaiman

Analisa input dan output untuk industri peternakansapi adalah:

Gambar 25. -Analisa input dan output industripeternakan sapi

Terkait pemanfaatan biogas sebagai salah satu hasilkeluaran bukan produk. Gambar di bawah ini menampil-kan ilustrasi pemanfaatan biogas dari industri peternakansapi

Gambar 26. Ilustrasi pemanfaatan biogas dari industripeternakan sapi

RDFO dan CPFA dari

Industri CPO

Beriket arang dari Industri

Industri Peternakan

Produk susu dan daging

BIOGAS Masyarakat

Sludge IPAL Industri Pupuk

Page 94: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

88 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekompo-sisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udarabebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar ada-lah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terba-kar) dan karbon dioksida, inilah yang disebut biogas.Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlahmikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baikuntuk proses fermentasi adalah 30-55°C, dimana padasuhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahanbahan organik secara optimal. Hasil perombakan bahanbahan organik oleh bakteri adalah gas metan adalah sebegaiberikut:• Komposisi biogas: kotoran sapi dan campuran kotor-

an ternak dengan sisa pertanian• Jenis gas: Biogas, Campuran kotoran + sisa pertanian:

Metan (CH4), Karbon dioksida (CO2), Nitrogen (N2),Karbon monoksida (CO), Oksigen (O2), Propena(C3H8), Hidrogen sulfida(H2S), sedikit Nilai kalor(kkal/m2).

• Biogas dapat disalurkan untuk penggunaan lebihlanjut melalui jaringan perpipaan.

e. Industri Pakan TernakIndustri pakan ternak merupakan industri samping

lainnya yang dapat dikembangkan dalam Eco IndustrialPark Agroindustri. Industri pakan ternak memproduksipakan dengan bahan baku utama jagung, bungkil kedelai,gandum, bungkil dan sludge dari industri pengolahankelapa sawit dan beberapa tambahan bahan lainnya. Dariindustri sabun dapat ambil produk sampingnya gliserol

Page 95: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

89Fatah Sulaiman

yang kaya akan lemak untuk menambah nutrisi padapakan ternak.

Analisa input dan output untuk industri pakan ternakadalah:

Gambar 27. Analisa input dan output industripakan ternak

f. Industri Pembuatan Pupuk OrganikIndustri pembuatan pupuk organik merupakan in-

dustri yang memanfaatkan produk dan produk sampingdari beberapa industri lainnya di Eco Industrial Park Agro-industri.

Bahan baku untuk pembuatan pupukdidapat dariIndustri Pengolahan Kelapa Sawit dan sludge IPAL peter-nakan sementara briket arang dapat digunakan bahanbaku untuk pemanasan dan proses pengeringan pupuk.Analisa input dan output untuk industri pembuatanpupuk organik adalah:

Gliserol dari industry sabun

Bungkil dan sludge dari

Industri PKS

Industri Pakan Ternak

Produk Pakan

Sludge IPAL Industri Pupuk

Organik

Peternakan sapi

Jagung, Bungkil, Kedelai, Gandum

Page 96: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

90 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Gambar 28. Analisa input dan putput industripembuatan pupuk organik

Desain Eco Industrial Park Agro industri diatas diran-cang untuk menerapkan konsep teknologi bersih secaramenyeluruh. Terjadi simbiosis industri antar industri yangada dalam kawasan tersebut dimana produk, produksamping dan limbah digunakan kembali secara berkesi-nambungan. Terbuangnya keluaran bukan produk danlimbah dari masing-masing industri diminimalisasi se-hingga hanya yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkanatau digunakan yang terbuang keluar kawasan.

Briket arang dari Industri briket

Tandan kosong dan sludge dari industri PKS

Industri Pembuatan

pupuk organik

Pupuk organik

Perkebunan kelapa sawit

Sludge IPAL dari peternakan sapi

Page 97: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

91Fatah Sulaiman

3.1 Simpulan

Keberlanjutan lingkungan/ekologi meng-haruskan industri untuk memperhatikan

arah hulu dan hilir dimana produk yang dihasil-kan harus memenuhi persyaratan ramah ling-kungan, mempunyai masa guna yang panjang,dan dapat didaur ulang (recycle) menjadi bahanbaku oleh industri lain yang bertujuan untukmeningkatkan efisiensi dalam proses produksisehingga kebutuhan materi dan energi dapatditekan sampai seminimum mungkin, inilahyang menjadi target utama dari suatu desainsimbiosis industri dalam perencanaan danpenentuan kawasan industri.

Dengan demikian keberlanjutan ekologidalam kegiatan industri mempunyai implikasiyang luas menyebar dari hulu ke hilir, karenasebuah perusahaan adalah sebuah ekosistem

BAB IIIPENUTUP

Page 98: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

92 Pidato Pengukuhan Guru Besar

yang terikat dalam jaring-jaring arus energi dan materi.Ekologi dalam kegiatan industri memperpanjang daurguna (use cycle) materi dan dengan demikian disampingmengurangi pencemaran, juga mampu mengurangi lajudeplesi sumberdaya.

Oleh karena itu, aktivitas industri industri yang adadalam suatu kawasan harus didesain sebagai sistem eko-logi industri, yaitu sistem industri yang berjalan sepertiekosistem,masing masing industri mengimplementasikankonsep teknologi produksi bersih, dimana buangan darisuatu industri dijadikan sebagai bahan baku dari industriyang lain, dan begitu seterusnya, sehingga tidak ada emisiyang terbuang. Sehingga perlu adanya kesepahaman dankesepakatan kerjasama dan hubungan simbiosis mutu-alisme antar berbagai industri dalam satu kawasan indus-tri, untuk mendukung pengelolaan kawasan industri me-nuju eco industrial park.

Untuk mengembangkan Kawasan Industri Berwa-wasan Lingkungan yang baru (inisiasi penerapan simbio-sis industri dalam Kawasan) untuk meningkatkan kinerjalingkungan kawasan industri, perlu disiapkan skenariodan komitmen operasional dalam kawasan industrisebagai berikut adalah sebagai berikut:Skenario 1 - Identifikasi Keadaan Awal

Keadaan awal yang menggambarkanindustri-industri anggota kawasan dankegiatan-kegiatan produksinya

Skenario 2- Komitmen Bersama Untuk PencegahanPencemaranIndustri-industri di suatu kawasan

Page 99: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

93Fatah Sulaiman

mengimplementasikan kegiatanPencegahan Pencemaran secara sendiri-sendiri, Implementasi konsep teknologiproduksi bersih.

Skenario 3 - Komitmen Pencegahan Pencemaran danSimbiosis IndustriIndustri-industri di suatu kawasanmengembangkan hubungan dengananggota-anggota lainnya di kawasan danmitra di luar kawasan

Skenario 4 - Penambahan Industri Baruimplementasi simbiosis industriHubungan simbiosis baru terjalin sebagaihasil adanya anggota baru di kawasan

Skenario 5 - Relokasi dan Layanan BersamaMitra di luar kawasan berpindah lokasimasuk ke dalam kawasan. KawasanIndustri Berwawasan Lingkunganmenyediakan layanan yang berkaitandengan lingkungan Produksi Bersihdapat diterapkan secara bersama-samadengan melibatkan pihak manajemenkawasan, atau dengan asosiasi industridi suatu kawasan, sehingga penerapanproduksi bersih di suatu kawasanindustri akan memberikan manfaat yanglebih besar.

Untuk penataan Kawasan industry yang sudah ber-jalan menuju terjadinya symbiosis industry dalam kerangkaeco-industrial park diperlukan proses reengineering yang

Page 100: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

94 Pidato Pengukuhan Guru Besar

menyeluruh berdasarkan prosedur yang harus dijalankandi antaranya:1. Sosialisasi proses-proses di atas ke Industri eksisting

(Dissemination);2. Mencari dan setup luaran dari proses yang tepat dari

pabrik-pabrik yang ada dalam kawasan industri yangsama agar bisa digunakan untuk bahan masukan dipabrik lainnya - (Symbiosis Mapping);

3. Pengaturan regulasi dan tata kelola (Governance);4. Penyesuaian teknologi dan penyelesaian akhir

(Settlement);5. Pembentukan komunitas ekologi (Community setup);6. Pendampingan dari Pemerintah (Assistance);7. Monitoring, evaluasi, dan akreditasi (Quality Assu-

rance);8. Sistem apresiasi, tax incentive (atau tax deductive) dan

penalty (Reward and Punishment);9. Pembinaan karakter (Eco-Industrial Park).

3.2 RekomendasiLangkah strategis yang harus ditempuh pemerintah (baikpusat maupun daerah) untuk merealisasikan strategi-stra-tegi di atas yaitu:

Pemerintah pusat:1. Peran pro-aktif pemerintah menata kawasan industri

dengan memprioritaskan pada pengendalian danperlindungan lingkungan hidup;

2. Perumusan peraturan dan perundangan yang meng-atur tugas, wewenang dan tanggung jawab;

Page 101: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

95Fatah Sulaiman

3. Implementasi dan monitoring penyederhanaan pro-sedur investasi;

4. Menyiapkan peraturan,infrastruktur dan fasilitaspengolahan limbah industri terpadu untuk kawasanindustri;

5. Membentuk konsorsium pendanaan baik dalam mau-pun luar negeri untuk pembangunan kawasan indus-tri;

6. Pemberian insentif pajak melalui kebijakan fiskal padaindustri yang menerapkan design for environment agarlebih ramah lingkungan;

7. Mengarahkan, merumuskan dan mengimplemen-tasikan instrumenhukum terkait dengan pengaturankawasan industri yang kondusif,

8. Mewujudkan good governance untuk mendorong suatuketerbukaan dalam setiap kebijakan.

Pemerintah daerah:1. Rencana penetapan peraturan daerah terkait dengan

perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) harussenantiasa mempertimbangkan kondisi aspek ekologidan masukan aspirasi masyarakat terkait, bukan se-mata-mata berorientasi pada kepentingan aspek eko-nomi, pertambahan PAD, profit making project;

2. Penyusunan dan pemberlakuan peraturan daerah yangmengatur agar industri dapat memfasilitasi saranauntuk fasilitas pelatihan;

3. Pemberlakuan peraturan daerah berkaitan denganbesaran dan pengelolaan dana corporate social respon-sibility;

Page 102: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

96 Pidato Pengukuhan Guru Besar

4. Mengevaluasi dan mengurangi perda yang bersifatkontraproduktif yang mengakibatkan investor engganberinvestasi;

5. Kemitraan dengan stakeholders terkait dalam pengem-bangan kawasan industri;

6. Pemberlakuan peraturan daerah agar industri wajibberlokasi di dalam kawasan industri;

7. Peningkatan kualitas kerja sama antara pemerintahdaerah denga npengelola kawasan industri dalam pe-netapan harga kapling kawasan industri yang realistis.

3.3 HarapanKonsep simbiosis industri dalam penentuan dan peren-canaan suatu kawasan industri dapat dijadikan referensikebijakan dalam rangka mewujudkan kawasan industriyang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan atau yangbiasa dikenal eco-industrial park. Oleh karenanya, komit-men bersama antara industri, pemerintah, pihak inves-tor, dan masyarakat untuk penerapan simbiosis industridalam suatu kawasan, antara lain:• pemanfaatan kelebihan pasokan air dan energi• penyediaan instalasi pengolah limbah bagi industri

lain• pertukaran produk samping• pemanfaatan limbah sebagai bahan baku bagi industri

lain (waste to product)• pembentukan industri jasa reparasi peralatan• pembentukan forum untuk saling tukar menukar

informasi• penelitian dan pengembangan

Page 103: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

97Fatah Sulaiman

Dalam kesempatan ini saya menyadaribahwa proses perjalanan Panjang menuju

jabatan fungsional tertinggi Guru Besar tidaklahmungkin dilakukan sendiri tanpa keterlibatanberbagai pihak, baik doa, dukungan, motivasiataupun secara teknis kompetensi keilmuanmelibatkan kolega akademik lainnya dalam pe-nyiapan beragam persyaratan untuk meraihjabatan fungsional Guru Besar, termasuk didalamnya persyaratan administratif yang mem-butuhkan banyak pihak terlibat.

Dalam kesempatan ini dengan segala ke-rendahan hati, izinkan saya menyampaikanapresiasi dan terima kasih Terima kasihku

Istri dan 3 puteriku tercinta (Hj. OmahRohmawati dan Rizkina, Dwinanda, Destriana),mohon maaf lahir bathin dan terima kasih ataspengertian, curahan waktuku yang sangat ter-batas, yang seharusnya menjadi milik kalian...,yang jelas cinta dan doaku tak pernah putus di

UCAPAN TERIMA KASIH

Page 104: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

98 Pidato Pengukuhan Guru Besar

setiap hembusan nafasku, untuk kemuliaan kalian didunia dan di akherat kelak, amiin..YRA,

Para Guru-guru, ustad-ustad, dosen-dosenku, paraKyai, dari SD/Madrasah hingga doktoral (UniversitasIndonesia, IPB University), yang telah mendidik dan men-transfer ilmu pengetahuan dan keteladanan yang sangatberarti untuk bekal perjalanan hidupku hingga saat ini.

Para Senior, Mentor sekaligus sahabat diskusi: Prof.Yoyo Mulyana, Alm., Prof. Rahman Abdullah, Alm, ProfSholeh Hidayat,Mpd, Prof. Dodi Nandika, Prof. WidjiWidodo, Prof. Roekmiyati WS, Prof. Ali Ghufron, Prof.Bunyamin Maftuh, Prof Arif Satria, Prof. Kartina, Prof.Yeyen Maryani, Prof. Palma, Prof. Anondho Wijarnako,atas bimbingan, arahan dan diskusi produktif tentangberagam informasi perkembangan Iptek, semangat risetdan pengabdian.

Ketua senat dan sekertaris Senat akademik Untirta(HRE Taufik, PhD dan Prof. Dr. Ing Asep Ridwan) besertajajaran anggota senat akademik Untirta, Kolega akade-mik, para Guru Besar, para wakil Rektor, para Dekan danwakil dekan, Direktur pascasarjana dan para wadir, KetuaLembaga, para kepala biro dan seluruh civitas akademikaUntirta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, ataskebersamaan dan harapan serta doa untuk terwujudnyacita cita bersama Untirta yang terintegrasi, smart dan greenyang unggul berkarakter dan berdaya saing di tingkatASEAN tahun 2030 nanti.

Para sejawat Rektor, pimpinan Perguruan Tingginegeri maupun swasta, atas kordinasi dan kolaborasi ber-bagai hal terkait tridharma PT.

Page 105: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

99Fatah Sulaiman

Ucapan terima kasih juga patut saya sampaikankepada seluruh staf tenaga administratif kependidikan,satpam, driver dan para OB/Cleaning service Untirta, baiklangsung mapun tidak langsung, yang telah berharap danberdoa, sehingga melancarkan ketercapaian Guru Besarsaya yang pengukuhannya dilaksanakan hari ini.

Terima kasih staf sekertaris Nurrochmah, ST, M.Pd,yang telah banyak membantu, mengarsip, mengumpul-kan serta merapihkan seluruh berkas dokumen pengaju-an Guru Besar dengan rajin dan teliti, Miftahul Ilmi, MHum, yang telah menyiapkan dokumen persiapanpengukuhan Guru Besar. H. Toing Sanwani - Driver yangsetia mendampingi dalam segala cuaca, pa Wandi OB pro-fesional yg membuat ruangan kerja nyaman dan bersih,serta banyak lagi lainnya, smoga karya anda semuamenjadi catatan amal baik, amiin...

Tak lupa, saudara saudara keluarga besar Alm. H.Sulaiman Ali Akbar, Alm. M. Arsyad Syadeli, Alm. H.Hasbullah Salam,, Keluarga Besar Yayasan Pendidikan danPanti Sosial Nurul Islam Serang Banten, MUI Banten, PWNU Banten, ICMI Banten, Forum Silaturrahmi PondokPesantren Banten, Pemrov Banten, Pemkab/kota Se ProvBanten, Kolega AMC/CMA, FT. Untirta dan Jurusan Tek-nik Kimia Untirta, Presma dan BEM KBM Untirta.

Terakhir Secara khusus ucapan terima kasih sekali-gus saya persembahkan GB saya ini, smoga berkah danbermanfaat, menjadi amal jariyah teruntuk Kedua orangTuaku:

Alm. H. sulaiman Ali Akbar dan Almh. Hj. FatirohHarun.

Page 106: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

100 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kukirim puisi:

Surat untuk Abah dan Ibu

Assalamu’alaikum, Abah.Assalamu’alaikum, Ibu.

Hari ini 52 tahun sudah usiakuMencari makna hidup penuh syukur, penuh haruHitam putih dalam setiap perjalanankuSelalu kuingat Abah dan Ibu

Sedang apa Abah? Sedang apa Ibu?Surga Allah pasti lebih syahduMenjadi tempat bertemu rindu.

Usiaku saat inihampir sama dengan usia saat Abah dan Ibu pergiMenemui Illahi Robbi.

Aku ingat betul bagaimana rasa kasih yang Ibu alirkanSejak aku memulai tangisan.

Aku sangat ingat bagaimana aroma peluhyang mengalir dari tubuh Abahsejak aku belejar jalan tertatih,belum mampu mengeja huruf-huruf hijaiyah,belum mampu menghitung angka, bagi, kali, tambah

Page 107: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

101Fatah Sulaiman

Segalanya itu menjadi energi bagiku saat ini:Energi menjadi diri sendiriEnergi memberi kasih bagi orang-orang yang kucintaiEnergi membagi bagi insaniEnergi semua hal yang kuraih saat ini

Abah, Ibu.Terima kasih atas doa-doa sepenuh hatinasihatmu pancarkan nurani suci,hingga mampu membuatku meyakiniBahwa hidup hanya sekaliHarus mengukir arti.

Page 108: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

102 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Page 109: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

103Fatah Sulaiman

DAFTAR PUSTAKA

Ana R, Carlos AT, Abel R. (2018). Environmental Analysisof Waste-to-Energy—A Portuguese Case Study.Energies 11,548. doi:10.3390/en11030548

Ana R, Carlos AT, Abel R (2018). Environmental Analysisof Waste-to-Energy:A Portuguese Case Study. Journalof Energy: MDPI

Angela N, Radu G, Susana G.A, João C. O. M. (2019).Current Status, Emerging Challenges, and Future Pros-pects of Industrial Simbiosis in Portugal. Sustainability11, 5497. doi:10.3390/su11195497.

Alan Christian Jonathan. (2016) Proses PemurnianMinyak Kelapa Sawit PT. Salim Ivomas Pratama TbkTanjung Priok Jakarta Utara, Laporan Kerja Praktek,Universitas Katolik Soegijapranata,.

Budiyanto, Pien. Saefuddin, Asep., Putri, Eka IntanKumala. (2015). Jurnal Pengelolaan SumberdayaAlam dan Lingkungan. Vol. 5 No. 2 (Desember 2015:199-209.

Page 110: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

104 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Badan Pusat Statistik. (2019). Sektor Industri Berkon-tribusi 20% Terhadap Perekonomian Nasional. BadanPusat Statistik.

Cannon, J. a. (1999). Buyer-seller relationships in businessmarkets. Journal of Marketing Research. 36 (4): 439 –460.

Claro, D. H. (2003). The Determinants of RelationalGovernance and Performance: How to Manage BusinessRelationships? Industrial Marketing Management Vol 32,703-716.

Deong-Seong Oh, Kyung-Bae Kim, Sook-Young Jeong.2003, Eco-Industrial Park Design: a DaedeokTechnovalley, case study, Department of Architecture,Chungnam National University, 220 Kung-dong,Yusong-ku, Taejon 305-764, South Korea.

Departemen Perindustrian. (2007). Gambaran SekilasIndustri Minyak Kelapa Sawit.

Departemen Pertanian, 2006. Pedoman PengelolaanLimbah Industri Kelapa Sawit.

Evlyta K. (2016). Perancangan Pabrik Sabun Mandi dariCrude Palm Oil (CPO) dan NaOH dengan ProsesSaponifikasi Kapasitas 10.000 ton/tahun. UniversitasSetia Budi, Surakarta.

Faith, K. A. (1975). Industrial Chemicals. Canada: AWilley- International Publication.

Figge, F W. (2010). Zero Emission Park - länderüber-greifendes Modellprojekt zur Entwicklung vonnachhaltigen Gewerbegebieten in Deutschland. Projektvon Nationale Stadt Entwicklung Politik, März,

Page 111: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

105Fatah Sulaiman

Fraccascia, Luca. (2018). Industrial Simbiosis And UrbanAreas: A Sistematic Literature Review And FutureResearch Directions. Procedia EnvironmentalScience, Engineering and Management 5(2) 73-83.

Ganesan, S. (1994). Determinants of long-term orienta-tion in buyer-seller relationships. Journal of Marketing,Vol. 58, No. 2, 1-19.

Geyskens, I.S. (1998). Generalizations about trust. Inter-national Journal of Research in Marketing. 15: 223-248.

Gumaya, Muhammad. (2017). Produksi Baja di PT.Krakatau Steel. Universitas Malikussaleh.

Henry Loekito, (2002). Teknologi Pengelolaan LimbahIndustri Kelapa Sawit.

Hermaslin Pasaribu. (2015). Neraca Massa dan Pengem-bangan Proses Mandiri Energi pada Pabrik CPO.Institut Pertanian Bogor.

Ibrahim, Nadine. (2017). MITIGATION-Decarbonizationunique to cities. Nature Climate Changee, Vol 7.

Ismettulloh, M., Gumelar, F., Nuryoto dan Teguh Kurnia-wan. (2019). Modifikasi zeolite alam bayah meng-gunakan asam dan pengaplikasiannya dalam pengu-rangan ammonium pada kola mikan bandeng.Journal Integrasi Proses, Vol. 8, No. 1, 07-13.

Klein, S. F. (1990). A transaction cost analysis model ofchannel integration in international markets. Journalof Marketing Research. 27(2): 196-208.

Kimberly, Febrina Kodrat. (2011). Analisa Sistem Pengem-bangan Kawasan Industri Terpadu Berwawasan Lingku-ngan Studi Kasus: PT Kawasan Industri Medan. JurnalManusia dan Lingkungan. Vol. 18 No. 2, Hal. 146-158.

Page 112: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

106 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Kwanda, T. (2004). Pengembangan kawasan industri diIndonesia. DIMENSI (Journal of Architecture and BuiltEnvironment), 28(1).

KLHK. (2013). Panduan Penanganan Air Limbah diPabrik Pengolahan Kelapa Sawit,

Krakatau Tirta Operasi dan Pemeliharaan. (2019).Pemanfaatan Air Olahan Unit Biotreatment Di CopBfks Untuk Proses Quenching.

Lancioni, R. A. (2000). The Role of the Internet in SupplyChain Management. Industrial Marketing Management(29:1), 45-56.

Mirata, Murat; “Industrial Simbiosis in the UK”, Inter-national Institute for Industrial EnvironmentalEconomics, Lund University, Sweden, 2016

Manahan, Stanley E.;”Green Cheistry and The TenCommandments Of Sustainability”, ChemCharResearch, Inc.2005.

Pemerintah Kota Cilegon. (2017). Laporan KinerjaPemerintah Kota Cilegon 2016. Pemerintah KotaCilegon, PETROGAS. Februari 2019. Vol 1. No 1.

PT. Chandra Asri Petrochemical. (2017). Kemitraaan danCSR PT. Chandra Asri. PT. Chandra Asri Petrochemical.Proses Pengolahan Industri Kelapa Sawit, www.niagakita.id 22 Juni 2019

Richard J. Sheehan; “Terephthalic Acid, DimethylTerephthalate, and Isophthalic Acid” in Ullmann’sEncyclopedia of Industrial Chemistry, Wiley-VCH,Weinheim, 2005.

Satoshi O, Hui JD, Yong G, Minoru F\, Tsuyoshi F. (2017).A Comprehensive Evaluation On Industrial & Urban

Page 113: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

107Fatah Sulaiman

Simbiosis By Combining MFA, Carbon FootprintAnd Emergy Methods—Case Of Kawasaki, Japan.Ecological Indicators Vol 73, 513-524.

Singhal, Shaleen, dan Amit Kapur. (2002). Industrial estateplanning and management in India - An integratedapproach towards industrial ecology. Journal ofenvironmental management. Vol. 66 issue 1, pp. (19-29).

Sulaiman F. (2016). Mengenal Industri Petrokimia. UntirtaPress.

Sulaiman F. (2018). Strategi Pengelolaan Industri Bersihdi Industri Petrokimia. Untirta-Press.

Sulaiman F. Santoso MI, Guswandi. The Framework OfGovernance Mechanism Using Digital Control TowerFor Managing Industrial Area Towards Eco-IndustrialPark Based On The Gap Analysis. Eco. Env. & Cons.22 (4): 2016; pp. (1753-1762), ISSN 0971–765X

Tessitore, S., Daddi, T. and Testa, F. (2015). Overview OfThe Most Developed Instances Of Eco-Industrial ParksIn Italy. Advances in Environmental Sciences, Deve-lopment and Chemistry, ISBN: 978-1-61804-239-2, 95-103

United Nations Industrial Development Organization(UNIDO). (2017). Implementation Handbook ForEco-Industrial Parks”, United Nations IndustrialDevelopment Organization.

Ulrich, W. (2004). Revolutionizing Supply ChainManagement through Holistic Governance Structures.

Williamson, O. E. (1989). Transaction cost economics. InR. Schmalemsee, and R. Willig (Eds.), Handbook ofindustrial organization (pp. 136–182). Netherlands,

Page 114: Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri

108 Pidato Pengukuhan Guru Besar

Elsevier Science.www.bulelengkab.go.id, Pemanfaatan Kotoran Ternak

Untuk Biogas, 19 November 2018.www.republika.co.id, 4 Februari 2020.Yuyun Hadiyarti, dkk, (2018). Kajian Neraca Massa pada

Industri Kelapa Sawit Studi Kasus di PT. Alam TriAbadi Kec. Murung Pudak, Kab. Tabalong, Kaliman-tan Selatan.

Zhang, X. A. (2009). A Conceptual Framework For SupplyChain Governance: An Application To Agri-FoodChains In China, China Agricultural EconomicReview 1(2). 136-154.