ikan bawal

31
BAB I PENDAHULUAN Bagi sebagian masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pantai, ikan bawal bukanlah barang aneh. Ikan yang ditangkap di laut ini banyak dijual di pasar maupun swalayan. Ikan bawal mempunyai daging yang rasanya enak dan kandungan gizinya tergolong tinggi. Tak heran bila ikan bawal sangat digemari masyarakat. Namun, karena harganya cukup mahal, tidak semua lapisan masyarakat mampu membelinya, terlebih bagi orang yang berpenghasilan pas- pasan. Akhir-akhir ini muncul ikan jenis baru yang namanya sama, tetapi lingkungan hidupnya berbeda. Bawal jenis baru ini hidup di air tawar, bukan di laut. Karena bentuk tubuhnya mirip dengan bawal laut dan hidupnya di air tawar, maka masyarakat menyebutnya bawal air tawar. Di kalangan petani ikan, ikan ini cukup disebut bawal. Rasa daging dan kandungan gizinya tidak kalah dengan bawal laut. Akan tetapi, harganya tidak mahal dan bisa dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat sehingga wajar saja bila ikan ini pun banyak dicari orang. 1.1. Dari Ikan Hias Menjadi Ikan Konsumsi Ikan bawal air tawar di Indonesia mempunyai sejarah sedikit berbeda dengan jenis ikan lainnya. Sebagian besar 1

Upload: putra-harapan-bangsa

Post on 19-Jun-2015

5.881 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: IKAN BAWAL

BAB I

PENDAHULUAN

Bagi sebagian masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pantai, ikan

bawal bukanlah barang aneh. Ikan yang ditangkap di laut ini banyak dijual di

pasar maupun swalayan. Ikan bawal mempunyai daging yang rasanya enak

dan kandungan gizinya tergolong tinggi. Tak heran bila ikan bawal sangat

digemari masyarakat. Namun, karena harganya cukup mahal, tidak semua

lapisan masyarakat mampu membelinya, terlebih bagi orang yang

berpenghasilan pas-pasan.

Akhir-akhir ini muncul ikan jenis baru yang namanya sama, tetapi

lingkungan hidupnya berbeda. Bawal jenis baru ini hidup di air tawar, bukan di

laut. Karena bentuk tubuhnya mirip dengan bawal laut dan hidupnya di air

tawar, maka masyarakat menyebutnya bawal air tawar. Di kalangan petani ikan,

ikan ini cukup disebut bawal. Rasa daging dan kandungan gizinya tidak kalah

dengan bawal laut. Akan tetapi, harganya tidak mahal dan bisa dijangkau

oleh berbagai lapisan masyarakat sehingga wajar saja bila ikan ini pun banyak

dicari orang.

1.1. Dari Ikan Hias Menjadi Ikan Konsumsi

Ikan bawal air tawar di Indonesia mempunyai sejarah sedikit berbeda

dengan jenis ikan lainnya. Sebagian besar ikan yang ada di Indonesia,

biasanya kalau tidak dijadikan sebagai ikan konsumsi, Ikan tersebut dijadikan

ikan hias. Namun, ikan bawal air tawar justru bisa berfungsi kedua-duanya.

Pada saat benih, bawal air tawar dijadikan ikan bias, sedangkan ikan yang

sudah besar dijadikan ikan konsumsi. Sampai sekarang selain diperjualkan

sebagai ikan bias, bawal juga diperdagangkan sebagai ikan konsumsi.

Bawal air tawar menjadi ikan bias boleh dibilang wajar karena bentuk

tubuhnya cukup unik, pipih seperti ikan discus. Selain itu, warnanya menarik,

gerakannya mempesona, dan mempunyai sifat bergerombol bila dipelihara

1

Page 2: IKAN BAWAL

dalam jumlah banyak. Oleh karenanya, ikan ini, terutama yang masih kecil,

sering dipelihara dalam akuarium yang dipajang di dalam rumah.

Menjadi ikan konsumsi, bawal pun juga boleh dibilang wajar karena

pertumbuhannya cepat dan dapat mencapai ukuran besar (500 gram). Dari

hasil uji coba di Balai Budidaya Air

Tawar Sukabumi dan pengalaman beberapa orang petani di Bogor dan

Sukabumi, bawal yang berumur 6 minggu sudah bisa mencapai berat 3 gram,

umur 12 minggu bisa mencapai 25 gram, umur 6 bulan sudah mencapai ukuran

konsumsi, yaitu 500 gram. Di habitatnya, ikan bawal dapat mencapai berat 30

kg.

1.2 Ikan Negeri Samba

Dilihat asal usulnya, bawal bukanlah ikan asli Indonesia, tetapi berasal dari

negeri Samba, Brazil. Ikan ini dibawa ke Indonesia oleh para importir ikan hias

dari Singapura dan Brazil pada tahun 1980. Selain ke Indonesia, ikan bawal

pun sudah tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Di setiap negara, ikan ini

mempunyai nama yang berlainan. Di Indonesia ikan ini disebut bawal karena

mirip dengan bawal laut; di Amerika dan Inggris disebut red bally pacu karena

bagian perutnya berwarna kemerahan; di Peru disebut gamitama; dan di

Venezuela disebut cachama. Di negara asalnya, ikan ini disebut tambaqui.

Adapun nama ilmiahnya adalah Colossoma macropomum.

Meskipun kedudukan ikan bawal belum bisa disejajarkan dengan ikan-ikan

konsumsi lainnya, tetapi kehadirannya memiliki arti tersendiri, terutama dalam

memperkaya khasanah ikan budidaya di Indonesia. Bila telah populer, tidak

menutup kemungkinan ikan bawal dapat mengalahkan kedudukan ikan-ikan

lainnya.

2

Page 3: IKAN BAWAL

Warna merah pada perutnya membuat bawal layak dipajang sebagai ikan hias

Selain pertumbuhannya cepat, kelebihan lain ikan bawal adalah cara

memeliharanya yang tidak rumit. Ikan ini dapat dipelihara di kolam dengan

tingkat kelangsungan hidup yang tinggi. Bawal yang dipelihara dalam kolam

pendederan dan pembesaran kelangsungan hidupnya dapat mencapai 90 %.

Persentase tersebut Iebih tinggi dibandingkan ikan nila dan ikan mas yang

kelangsungan hidupnya paling tinggi 80 %. Selain itu, bawal dapat dipelihara

dalam kepadatan tinggi. Walau cara memelihara bawal mudah, tetapi jangan

sekali-kali dipelihara di jaring terapung karena ikan ini dapat merobek-robek

jaring dan kabur lewat jarring yang robek tersebut.

1.3 Prospek Pasar Bawal Air Tawar

Berbeda dengan ikan mas dan lele yang hanya dijual di pasar dalam negeri,

ikan bawal selain dapat dipasarkan di dalam negeri juga diekspor ke berbagai

negara. Negara-negara yang sudah bisa menampung ikan bawal dari

Indonesia di antaranya Hongkong dan

3

Page 4: IKAN BAWAL

Karena pertumbuhannya cepat, bawal air tawar pun dibudidayakan untuk ikan

konsumsi

Amerika Sebagian besar ikan bawal yang dikirim ke sana ukurannya atau

sebagai ikan bias. Jumlah kebutuhan kedua Negara tersebut mencapai puluhan

juta. Tetapi yang baru terpenuhi hanya 10 persen saja. Inilah peluang yang

sangat besar bagi para peternak bawal untuk mencari dolar.

Di dalam negeri sendiri ikan bawal mulai digemari oleh berbagai kalangan

masyarakat, terutama di Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah dan jawa Timur.

Dari keempat propinsi tersebut Jawa Barat boleh dibilang sebagai pelopor

karena di propinsi inilah ikan bawal

pertama kali dikembangkan. dalam satu musim tidak kurang 500 juta benih

dijual ke berbagai propinsi di Indonesia dan angka tersebut berarti sudah

ratusan juta rupiah telah diraih dan komoditas ini.

1.4 Pola Pengembangan

Untuk memenuhi kebutuhan benih dan ikan bawal sebagai ikan konsumsi,

pola pengembangan bawal dapat dibagi dalam beberapa subsistem. Subsistem

ini meliputi pembenihan, pendederan pembesaran, dan subsistem penunjang.

Setiap pelaku dapat bergerak dalam masing-masing subsistem tergantung dari

modal yang dimiliki dan prasarana budi daya yang tersedia. Dapat pula setiap

pelaku bergerak mulai dari pembenihan sampai pembesaran.

4

Page 5: IKAN BAWAL

1). Subsistem pembenihan

Pada subsistem pembenihan, pelaku mulai dari kegiatan memelihara induk

sampai menghasilkan benih ukuran 2 inci atau seberat 3 gram seriap ekornya.

Benih ukuran tersebut dilemparkan ke subsistem pendederan atau langsung di

ekspor. Kegiatan ini biasanya dilakukan selama 6 minggu.

2). Subsistem pendederan

Pada subsistem pendederan, pelaku memulai dari kegiatan memelihara

benih ukuran 2 inci sampai benih mencapai ukuran 4 inci atau seberat 25 gram

per ekornya. Benih ukuran ini dilempar lagi ke subsistem pembesaran.

Kegiatan ini biasanya dilakukan selama 6 minggu.

3). Subsistem pembesaran

Pada subsistem pembesaran, pelaku bertugas membesarkan benih dari

hasil pendederan ukuran 4 inci (25 g) sampai menjadi ikan konsumsi.

Kegiatan ini biasanya dilakukan selama 3 bulan. Di samping itu, subsistem ini

bertugas pula dalam mencari pasar dalam dan luar negeri.

4). Subsistem penunjang

Pada subsistem penunjang, pelaku bertugas menyediakan sarana dan

prasarana yang dibucuhkan oleh masing-masing subsistem, seperti

menyediakan pakan tambahan, peralatan, dan sarana produksi lainnya.

Adanya subsistem tersebut diharapkan kegiatan budi daya dapat berjalan

lancar karena masing-masing subsistem mempunyai tugas yang berlainan dan

akan terjalin suatu kerja sama yang sating menguntungkan.

5

Page 6: IKAN BAWAL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ibarat orang akan memilih pasangan hidup yang harus mengerahui dulu

asal-usulnya, memilih ikan yang akan dipelihara juga harus mengetahui seluk

beluknya. Ini bukan berarti ikan tersebut harus menuruti kemauan manusia

tetapi manusialah yang harus menuruti kemauan ikan agar kehidupannya dan

perkembangannya sesuai dengan yang diharapkan. Ada lima hal penting yang

harus diketahui dari ikan bawal yaitu silsilah, morfologi, lingkungan hidup,

kebiasaan makan, dan kebiasaan berkembang biak.

A. Silsilah

Seorang ahli perikanan bernama Bryner mengemukakan silsilah

(sistematika) ikan bawal air tawar sebagai berikut :

Filum : Chordata

Subfilum : Craniata

Kelas : Pisces

Subkelas : Neoptergii

Ordo : Cypriniformes

Subordo : Cyprinoidea

Famili : Characidae

Genus : Colossoma

Spesies : Colossoma macropomum

B. Morfologi

Bila silsilah ikan bawal sudah diketahui, hal kedua yang perlu diketahui adalah

morfologi (bagian luar tubuh). Dari arah samping, tubuh bawal tampak

membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila

dipotong secara vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh pipih (compresed)

6

Page 7: IKAN BAWAL

dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh

seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan

lele atau gross carp. Tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan.

Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, di mana setengah bagian sisik belakang

menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap,

sedangkan bagian hawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian tepi

sirip perut, sirip anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna

merah ini merupakan dri khusus bawal sehingga oleh orang Inggris dan

Amerika disebut red bally pacu.

Dibanding dengan badannya, bawal memiliki kepala kecil dengan mulut

terletak di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke atas. Matanya kecil dengan

lingkaran berbentuk seperti cincin. Rahangnya pendek dan kuat serta memiliki

gigi seri yang tajam. Bawal memiliki 5 buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip

dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil

dengan sehuah jari-jari agak keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari- jari

lainnya lemah. Berbeda dengan sirip punggung bawal laut yang agak

panjang, letak sirip ini pada bawal air tawar agak ke belakang. Sirip dada, sirip

perut, dan sirip anus kecil dan jari-jarinya lemah. Demikian pula dengan

sirip ekor, jari-jarinya lemah, tetapi berbentuk cagak.

C. Lingkungan Hidup

Sama seperti ikan lain, bawal pun menghendaki lingkungan yang baik dan

sesuai untuk hidupnya. Untuk mengetahuinya, dilakukan pengamatan di habitat

aslinya. Di Brasil, bawal banyak ditemukan di sungai Amazon dan sering juga

ditemukan di sungai Orinoco, Venezuela. Hidupnya bergerombol di daerah

yang aliran sungainya deras tetapi ditemukan pula di daerah yang airnya

tenang, terutama saat benih. Untuk menciptakan lingkungan yang baik bagi

bawal ada banyak hal yang hams diperhatikan, terutama dalam memilih lahan

usaha, di antaranya ketinggian tempat, jenis tanah, dan air.

7

Page 8: IKAN BAWAL

BAB III

PENYIMPANAN SARANA DAN PRASARANA

Setelah mengenal seluk beluk ikan bawal, mulailah belajar mengenai cara

memproduksinya. Pengetahuan mengenai budidaya bawal harus benar-benar

dikuasai agar setiap tahapannya dapat dijalankan dengan baik dan tidak

menemukan kendala yang dapat menghambat proses produksi keberhasilan

dalam budidaya didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sarana

dan prasarana yang diperlukan baik untuk budi daya ikan konsumsi maupun

ikan hias ddak jauh berbeda. Umumnya yang membedakan hanya

kapasitasnya. Budidaya untuk ikan Has biasanya dalam skala yang lebih kecil

dibandingkan budi daya ikan konsumsi sehingga sarana dan prasarana yang

dibutuhkan pun lebih kecil atau lebih sedikit.

A. Prasarana

Untuk memproduksi ikan bawal diperlukan beberapa prasarana pokok yang

memenuhi persyaratan sesuai dengan sifat-sifat biologis ikan bawal. Prasarana

ini meliputi hatchery, kolam pemeliharaan induk, kolam pendederan, dan kolam

pembesaran. Menyiapkan Sarana dan Prasarana

1. Hatchery

Hatchery atau bangsal benih merupakan suatu bangunan yang biasa

digunakan untuk melakukan kegiatan pembenihan, terutama mulai dari

pemijahan sampai menghasilkan larva. Bangunan im dapat dibuat secara

permanen, semi permanen, atau secara sederhana yang penting diberi atap

sebagai peneduh. Agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, hatchery harus

memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

1) Berada dekat dengan sumber air atau memiliki sumber air sendiri.

8

Page 9: IKAN BAWAL

2) Letak sumber airnya lebih tinggi dari lokasi hatchery agar air

mudah dialirkan ke dalam hatchery (kecuali bila menggunakan pompa

air).

3) Kuantitas airnya cukup agar kegiatannya dapat berjalan secara

kontinu.

4) Kualitas airnya baik, misalnya jernih, kandungan oksigennya tinggi atau

sekitar 4 ppm, dan tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan

ikan.

5) Lokasinya dekat dengan areal perkolaman.

6) Keamanannya terjamin.

7) Dekat dengan jalan dan tranportasinya lancar.

Setiap hatchery harus mempunyai fasilitas yang lengkap agar bisa berfungsi

sebagaimana mestinya. Selain itu, tata letaknya harus diatur secara tepat.

Fasilitas yang harus dibuat untuk hatchery ikan bawal yaitu :

1) bak penampungan air bersih,

2) bak pemberokan,

3) bak pemijahan,

4) tempat penetasan telur,

5) bak penampung benih,

6) tempat blower (aerator),

7) gudang,

8) kantor, dan

9) listrik

a. Bak penampungan air bersih

Bak penampung air bersih merupakan tempat untuk menampung air agar air

selalu tersedia, terlebih ketika dibutuhkan. Letak bak ini harus lebih rendah dari

sumber air agar air mudah dialirkan, Bak penampungan air harus kuat dan

kokoh sehingga dapat menampung air dalam volume yang besar. Oleh sebab

9

Page 10: IKAN BAWAL

itu, sebaiknya bak ini dibuat dari beton atau tembok. Bentuk bak bisa empat

persegi panjang atau bujur sangkar, tergantung kondisi setempat. Ukurannya

pun tergantung besarnya hatchery. Untuk hatchery skala kecil (produksinya

200.000 ekor benih), bak cukup dibuat dengan panjang 2 m, lebar 2 m, dan

tinggi 1 m. Bak ini dihubungkan langsung ke

Bak penampungan

sumber air dengan menggunakan paralon yang ukarannya disesuaikan dengan

besarnya debit air. Selain itu, pada bagian lain dihubungkan ke masing-masing

bagian hatchery. Bak ini harus dibuat juga lubang pengeluaran untuk

mengeringkan atau menguras bila sudah lama digunakan.

b. Bak pemberokan

Bak pemberokan merupakan tempat untuk menyimpan induk-induk yang

sudah matang gonad (dari bak pemeliharaan) sampai jelang induk tersebut

dipijahkan. Bak ini dapat pula dikatakan sebagai tempat untuk

mengadaptasikan induk-induk dari kolam yang lingkungannya lebih luas ke

tempat pemijahan yang lebih sempit.

Bentuk pemberokan ini bisa bermacam-macam tergantung dan keadaan

tempatnya. Namun, bentuk yang paling balk adalah empat persegi panjang.

Bak ini sebaiknya tidak terlalu luas sebab akan menyulitkan pada waktu

menangkap induk yang akan dipijahkan Luas bak bisa berkisar antara 8 - 12 m2

10

Page 11: IKAN BAWAL

(2 m x 4 m atau 3 m x 4 m) dengan tinggi antara 1,25 - 1,5 m. Bak ini dapat

diairi maksimal setengah bagiannya agar induk yang diberok tidak loncat

keluar.

Bak pemberokan harus dilengkapi dengan pintu pemasukan dan

pengeluaran air untuk memudahkan dalam mengisi maupun mengeringkan bak.

Pintu-pintu ini dibuat di bagian tengah dari panjang atau lebar bak agar sirkulasi

airnya baik. Pintu pemasukan air bias dibuat dari pipa peralon berdiameter 2

inci yang dilengkapi dengan keran untuk mengatur debit air yang masuk dalam

bak. Pintu pengeluaran juga dibuat dari paralon yang berdiameter 4 inci.

Ukuran paralon pengeluaran lebih besar tujuannya agar bak dapat dikeringkan

dengan cepat. Pada pintu pengeluaran, umumnya dipasang keni sebagai

tempat memasukan paralon pengatur tinggi air.

Hal lain yang paling penting pada bak pemberokan ini adalah kondisi airnya.

Air yang masuk ke dalam bak pemberokan harus kontinyu dan bersih (tidak

mengandung zat makanan).

c. Bak pemijahan

Pembenihan bawal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu induced

breeding dan induced spawning. Pemijahan secara induced breeding artinya

dalam bak pemijahan diisi dengan induk-induk yang sudah disuntik hingga

menjelang induk akan mengeluarkan telurnya. Adapun dalam pemijahan secara

induced spawning, bak pemijahan dapat diartikan sebagai tempat

mempersatukan induk jantan dan induk betina yang sudah disuntik agar terjadi

pemijahan. Kondisi bak pemijahan harus baik untuk mendukung terjadinya

pemijahan.

Bentuk dan konstruksi bak pemijahan, termasuk pintu pemasukan dan

pengeluarannya, sama dengan bak pemberokan. Ukuran bak pemijahan lebih

luas dibanding bak pemberokan, yaitu 20 - 24 m2. (4 m x 5 m atau 4 X 6 m) dan

tinggi 1,25 - 1,5 m. Bak pemijahan harus dipasang kawat dan paku di bagian

atasnya untuk tempat mengikat tali hapa pemijahan. Bak ini juga dihubungkan

ke bala penampungan air dengan paralon dan untuk mengatur debit air

dipasang keran.

11

Page 12: IKAN BAWAL

Air yang masuk ke bak pemijahan harus tetap kontinu karena pada waktu

pemijahan airnya harus tetap mengalir. Dengan demikian, sirkulasi air menjadi

baik dan oksigen dapat terus tersuplai sesuai yang dibutuhkan ikan bawal.

Selain itu, bila telur yang sudah dikeluarkan akan dapat teraduk. Keadaan

airnya juga harus bersih agar telur-telur tidak kotor dan tidak terbungkus lumpur

yang dapat menurunkan daya tetas telur.

d. Tempat penetasan telur

Telur hasil pemijahan perlu ditampung di dalam suatu tempat yang dikenal

dengan nama tempat penetasan telur. Ada tiga macam tempat penetasan yang

dapat digunakan, yaitu corong dari kain terilin, akuarium, dan konikel.

Ukuran dan daya tampung ketiga macam tempat penetasan telur tersebut

diuraikan sebagai berikut.

1). Corong penetasan

Telah dijelaskan bahwa telur-telur ikan bawal sifatnya tenggelam dan tidak

menempel. Beberapa menit setelah cerjadi pembuahan, telur-telur akan

mengembang sampai 3 - 4 kali lipat diameter telurnya. Untuk menetaskannya,

diperlukan kondisi lingkungan yang sesuai agar telur yang sudah mengembang

tidak pecah. Salah satu tempat yang bisa digunakan untuk menetaskan telur

adalah corong penetasan.

Corong penetasan telur ikan bawal dibuat dari kain terilin atau kain lainnya

yang halus dan tipis. Kain ini bisa dibeli di toko tekstil. Corong penetasan

berbentuk kerucut dengan garis tengah bagian atas 40 - 60 cm dan tinggi 50 m.

Agar berbentuk bulat, bagian atas diberi kawat ukuran 0,5 cm. Bagian atas atau

kawat tersebut diberi tali untuk mengikat corong tersebut agar kedudukannya

tidak berubah. Pada bagian dasar corong atau bagian moncongnya diberi

selang kecil ukuran 1/4 inci sebagai tempat mengalirkan air. Jumlah corong

yang harus dibuat tergantung jumlah induk yang

12

Page 13: IKAN BAWAL

Bak penetasan

akan dipijahkan. Untuk sacu ekor induk ukuran 4 kg, dibutuhkan 15 - 20 buah

corong.

Selain corong penetasan, dalam menetaskan telur bawal perlu dibangun

pula baknya untuk memasang atau menempatkan corong tersebut. Bak ini

dibuat dari tembok atau beton. Bak mempunyai ukuran panjang 6 m, lebar

1,5 m, dan tinggi 1 m. Untuk mengalirkan air Ice masing-masing corong

penecasan, bak ini dihubungkan langsung dengan bak penampungan air

dengan menggunakan paralon 1,5 inci. Pada bagian tepi bak, dipasang

keran-keran sebagai pengatur debit air yang dialirkan ke setiap corong

penetasan. Jumlah keran yang dipasang tergantung jumlah corong. Bak ini juga

dilengkapi dengan batang-batang besi yang sudah dipasang memanjang

13

Page 14: IKAN BAWAL

sebagai tempat mengikatkan corong-corong tersebut agar kedudukannya tidak

goyang.

Untuk memudahkan pengeringan setelah digunakan, bak penetasan

dilengkapi pula dengan pintu yang dipasang di bagian ujung dan tengah bak.

Pintu pengeluaran air dibuat dari pipa paralon 3 inci. Untuk mengatur ketinggian

airnya, paralon tersebut dipasang secara tegak lurus. Paralon ini juga

digunakan untuk pembuangan air sehari-hari.

2). Akuarium

Akuarium yang sering digunakan untuk memelihara ikan hias di dalam

rumah, dapat pula digunakan dalam kegiatan pembenihan ikan, terutama saat

penetasan dan pemeliharaan larva. Bentuk akuarium sebaiknya empat persegi

panjang dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm acau

panjang 80 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 60 cm. Jumlah akuarium yang

dibutuhkan tergantung dari jumlah induk yang akan dipijahkan. Biasanya untuk

seekor induk yang beratnya 4 kg membutuhkan akuarium sebanyak 30 buah

ukuran 60 x 40 x 40 (cm) atau 20 buah ukuran 80 x 60 x 60 (cm).

3). Konikel

Tempat penetasan telur bawal juga bisa menggunakan konikel. Konikel ini

terbuat dari fiber gloss berwarna putih. Garis tengahnya 150 cm dan tingginya

120 cm. Bagian atas setinggi 100 cm mempunyai tepi tegak lurus, sedangkan

20 cm ke bawahnya membentuk kerucut. Dengan bentuk seperti ini, sirkulasi air

akan berjalan baik dan penyebaran telur yang ditetaskan bisa merata.

Konikel ini dilengkapi pula dengan lubang pengeluaran air yang dibuat di

tengahnya atau moncongnya. Lubang pengeluaran air ini disambung dengan

paralon ukuran 1 inci dan panjang 90 cm. Fungsi lubang ini untuk

mengeluarkan air atau mengeringkan konikel bila sudah digunakan serta

pembuangan air sehari-hari.

Untuk mensuplai air ke dalam konikel, konikel ini dihubungkan ke bak

penampungan air dengan peralon ukuran 1 inci dan keran untuk mengatur debit

airnya. Paralon tersebut kedudukannya sejajar dengan pipa pengeluaran air.

14

Page 15: IKAN BAWAL

2. Kolam pemeliharaan induk

Kolam pemeliharaan induk merupakan tempat yang digunakan untuk

memelihara induk atau calon induk yang sudah matang kelamin sampai induk

siap dipijahkan. Kolam pemeliharaan induk bisa pula disebut sebagai tempat

pematangan gonad.

Jumlah kolam pemeliharan induk yang harus disediakan tergantung dari

jumlah induk yang ada. Sebaiknya kolam pemeliharaan induk dibuat beberapa

buah, minimal dua buah. Tujuannya untuk memudahkan seleksi induk yang

akan dipijahkan dan induk yang sudah dipijahkan. Apabila lahan tidak

memungkinkan, kolam ini bisa dibuat satu buah. Hal ini tidak akan

mempengaruhi perkembangan gonad karena ikan bawal tidak akan mijah

secara alami atau tidak akan mijah bila tidak disuntik terlebih dahulu. Namun,

sebaiknya kolam tersebut disekat dengan pagar bambu.

Bentuk kolam pemeliharaan induk bisa bermacam-macam, tergantung

keadaan lokasinya. Namun, sebaiknya kolam berbentuk empat persegi panjang

sebab sirkulasi airnya lebih merata. Kolam ini sebaiknya tidak terlalu luas

agar mudah dalam pengelolaannya. Luas kolam yang ideal antara 100 - 200

m . Dengan luas tersebut, akan memudahkan dalam pengeringan kolam

maupun penangkapan induk yang akan diseleksi.

Kedalaman kolam ini juga harus diperhatikan karena ada pengaruhnya

terhadap proses pematangan gonad. Di habitat asalnya, induk atau calon induk

banyak ditemukan di perairan yang agar dalam. Oleh sebab itu, kedalaman

kolam pemeliharaan induk sebaiknya 80 - 100 cm. Dengan demikian, kolam

harus mempunyai ketinggian minimal 125 m sehingga jarak antara permukaan

air kolam dan bagian atas pematang 25 cm.

Kolam pemeliharaan induk juga harus memiliki sistem pengairan yang baik,

Maksudnya, kolam mempunyai sistem sirkulasi air yang baik. Sistem pengairan

yang baik adalah secara paralel. Dengan sistem ini, setiap kolam akan

mendapat air baru dan bila dikeringkan tidak mengganggu kolam yang lainnya.

Kolam ini juga harus dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air

agar memudahkan pada waktu pengeringan dan pengisian air kembali. Letak

15

Page 16: IKAN BAWAL

pintu-pintu berada di tengah-tengah pada lebar kolam dalam posisi sejajar.

Pintu pemasukan bisa dibuat dari paralon 4 inci, sedangkan pintu pengeluaran

sebaiknya dibuat secara permanent (tembok). Pintu pengeluaran seperri ini

terkenal dengan istilah monik.

3. Kolam pendederan

Kolam pendederan bawal merupakan tempat untuk memelihara larva-larva

sampai benih dengan ukuran yang siap dipelihara di tempat pembesaran.

Biasanya, pendederan ikan bawal ini dilakukan dalam beberapa tahap, yakni

pendederan pertama, dan pendederan kedua. Jadi, kolam pendederan ini harus

dibuat beberapa buah atau tergantung dari jumlah dan ukuran induk yang

dipijahkan. Bentuk kolam ini sama seperti kolam pemeliharaan, yakni empat

persegi panjang. Pintu pemasukan airnya dibuat dari pipa paraIon ukuran 5 inci.

Adapun pintu pengeluarannya dibuat dalam bentuk monik. Pintu pengeluaran

air seperti ini akan mempercepat proses pengeringan kolam. Selain itu, kolam

ini harus mernpunyai luas ideal agar mudah dalam pengelolaannya. Luasnya

antara 500 - 1.000 m2.

4. Kolam pembesaran

Kolam pembesaran ikan bawal merupakan tempat untuk memelihara benih

yang berasal dari kolam pendederan hingga benih menjadi ikan ukuran

konsumsi atau calon induk. Bentuk kolam pembesaran sama dengan kolam

pendederan, ukurannya antara 200 - 500 m. Namun, jumlah kolam harus lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah kolam pendederan. Kegiatan dalam

pembesaran bawal biasanya akan memerlukan waktu yang lebih lama, minimal

4 - 5 bulan. Oleh sebab itu, kondisi kolam haras betul-betul baik.

B. Sarana Produksi

Dalam membudidayakan ikan bawal, selain prasarana harus memadai,

sarana produksinya pun harus tersedia agar kegiatan produksi dapat berjalan

lancar dan target produksi pun dapat tercapai. Sarana produksi budi daya ikan

bawal yang harus disediakan meliputi induk jantan dan induk betina, pakan

16

Page 17: IKAN BAWAL

tambahan, pupuk, kapur, hormon perangsang, dan obat-obatan. Banyaknya

sarana produksi yang harus disediakan tergantung dari skala usaha dan target

produksi yang akan dicapai.

1. Induk jantan dan induk betina

Sarana produksi pertama yang harus disediakan adalah induk jantan dan

induk betina. Untuk saat ini, induk bawal memang sulit diperoleh karena

masyarakat belum banyak yang membudidayakannya. Beberapa sumber yang

dapat menyediakan bibit yaitu balai penelitian perikanan, balai benih ikan,

dinas perikanan, atau petani pembenih di daerah tertentu. Walaupun induk

sudah diperoleh dari instansi yang sudah dipercaya keberadaannya, tetapi

kualitasnya harus dilihat dulu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

memilih induk yaitu :

Induk betina yang matang gonad terlihat bagian perut yang membesar

1) bentuk tubuh harus normal,

2) induk jancan dan induk bctina bukan satu kcturunan,

3) induk tersebut harus sudah mcncapai umur dewasa, yaitu 4 tahun

untuk induk hctina dan 3 tahun untuk induk jantan, serta

4) induk yang akan dipijahkan tersebut harus matang gonad.

Dengan dipilihnya induk yang berkualitas haik, diharapkan akan diperoleh

benih-benih yang berkualitas baik pula. Selain itu. induk yang berkualitas baik

akan menghasilkan telur-telur yang banyak jumlahnya.

Apabila induk diperoleh dari hasil budi daya sendiri maka induk tersebut juga

harus berkualitas baik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

memperolah induk-induk

17

Page 18: IKAN BAWAL

yang berkualitas baik. Salah satu di antaranya adalah dengan mengadakan

seleksi. Seleksi ini dimulai sejak ikan berupa benih dan dilakukan dalam

beberapa tahap,

1) Tahap pertama dilakukan pada benih-benih dalam pendederan

pertama, yaitu dengan memilih benih yang paling cepat

pertumbuhannya, bentuk normal, dan tidak cacat.

Induk jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan warna mwrah kurang

menyala

2) Benih-benih pilihan tersebut kemudian dipelihara dalam kolam khusus.

Setelah dipelihara 6 - 8 minggu, benih-benih hasil seleksi ini dipanen dan

dilakukan seleksi tahap kedua.

3) Benih-benih hasil seleksi tahap kedua ini, dipelihara lagi di kolam khusus

dalam waktu antara 8 - 10 minggu. Setelah itu, anakan ini dipanen dan

diseleksi lagi untuk tahap ketiga.

4) Demikian seterusnya, seleksi dilakukan dalam tahap berikutnya sampai

benih tersebut mencapai ukuran calon induk. Dengan demikian, calon-

calon induk yang diperoleh kualitasnya akan baik.

Terkadang orang seenaknya saja dalam memilih induk, tanpa berpikir akibat

negatif yang akan timbul. Misalnya, dengan mengawinkan induk-induk yang

berasal dari satu keturunan. Kejadian ini akan berakibat kurang baik terhadap

anak-anaknya. Perkawinan sel kerabat (inbreeding) akan menghasilkan

keturunan yang kualitasnya menurun, misalnya benihnya mempunyai

pertumbuhan yang lambat dan mudah terserang penyakit.

18

Page 19: IKAN BAWAL

2. Pakan tambahan

Sarana produksi kedua yang hams disediakan dalam membudidayakan ikan

bawal adalah pakan. Seperti pada manusia, pakan akan digunakan oleh ikan

unmk sumber energi, memperbaiki sel-sel yang rusak, pertumbuhan, dan

perkembangbiakan (reproduksi). Pada tahap pertama pakan akan digunakan

untuk energi, terutama pergerakan tubuh. Bila energi sudah cukup, zat

makanan akan digunakan untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Bila hal

ini sudah terpenuhi maka zat makanan akan digunakan untuk membangun

tubuh atau pertumbuhan. Kemudian, zat makanan yang masih tersisa baru

akan digunakan untuk reproduksi. Jadi, bila menginginkan produksi ikan yang

tinggi maka makanan harus tersedia setiap saat. Pakan untuk ikan bawal bisa

berasal dari dua sumber, pakan alami dan pakan tambahan.

3. Pupuk

Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk menyuburkan air kolam. Kolam

yang subur akan banyak mengandung pakan alami yang bermacam-macam

jenisnya dan beragam ukurannya. Pakan alami akan dimanfaatkan terutama

oleh larva dan benih ikan sebagai makanan sehingga ikan dapat hidup dengan

baik dan tumbuh dengan cepat. Salah satu cara untuk menyuburkan kolam

adalah dengan mengadakan pemupukan.

4. Kapur

Sarana produksi lainnya yang cukup penting adalah kapur. Kapur digunakan

pada saat persiapan kolam. Pengapuran pada umumnya memiliki beberapa

tujuan, di antaranya untuk menaikan pH (derajat keasaman), meningkatkan

alkalinitas, serta memberantas hama dan penyakit. Jenis kapur yang umum

digunakan yaitu kapur rohor (CaC03) - kapur yang biasa digunakan sebagai

pencampur bahan bangunan. Kapur ini dapat diperoleh di toko bahan

bangunan. Jumlah yang hams disediakan terganrung dari kebutuhan, kolam

yang luasnya 1.000 m2 membutuhkan rata-rata 5 kg kapur.

19

Page 20: IKAN BAWAL

5. Hormon perangsang

Seperti kebanyakan ikan yang berasal dari negara lain, ikan bawal pun

sampai saat ini belum bisa dipijahkan secara alami. Pemijahan baru dapat

dilakukan dengan pemijahan buatan. Untuk pemijahan buatan ini, diperlukan

hormon yang dapat merangsang terjadinya ovulasi telur. Ada beberapa hormon

yang sering digunakan, di antaranya LHRH (luteinizing hormone releasing

hormon), PG (pituary gland) atau lebih dikenal dengan hipofisa, HCG (human

choironic gonadotropin), dan Ovaprim (merk dagang). Aktivitas biologi LHRH

analogue yang biasa dijual adalah dalam bentuk serbuk berwarna putih.

Hormon tersebut dapat larut dalam air dan harus disimpan dalam tempat yang

kering, teduh, dan tidak lembab.

Hipofisa (PG) merupakan suatu kelenjar dalam tubuh yang dapat digunakan

sebagai hormon perangsang dalam pembenihan buatan

ikan. Pada ikan mas, kelenjar ini terletak di bawah otak. Bila otak ikan diangkat

maka kelenjar hipofisa secara mudah dapat terpisah dari hipothalamus.

Kelenjar hipofisa mengandung dua hormon, yaitu LH (Utilizing hormone) dan

FSH. LH akan berfungsi sebagai pengatur ovulasi, sedangkan FSH berfungsi

untuk meningkatkan perkembangan dan kematangan telur. Hipofisa yang

digunakan dalam pembenihan buatan dapat berasal dari ikan sejenis atau

dapat pula dari ikan mas. Kelenjar hipofisa ikan mas merupakan kelenjar yang

dapat digunakan untuk semua jenis ikan (universal).

20

Page 21: IKAN BAWAL

BAB V

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Dalam budidaya ikan, adanya serangan hama dan penyakit merupakan

salah satu kendala yang sering dihadapi. Kendala inilah yang paling ditakuri

petani karena harapan untuk memperoleh keuntungan bisa pudar. Walaupun

sama-sama merugikan, tetapi kerugian yang diakibatkan oleh serangan

penyakit lebih besar dibanding kerugian karena hama.

Ada dua cara pengendalian hama dan penyakit yang bisa dilakukan, yaitu

pencegahan dan pengobatan. Pencegahan merupakan upaya untuk menjaga

agar tidak terjadi serangan, sedangkan pengobatan merupakan upaya untuk

mengobati ikan-ikan yang sakit agar sembuh. Dari kedua cara tersebut,

pencegahan merupakan cara yang paling efektif dibanding pengobacan karena

biayanya lebih murah dan tidak ada efek sampingan terhadap ikan dan orang

yang mengonsumsi ikan.

Pencegahan dan Pengobatan Secara Umum

Meski tidak begitu besar kerugian akibat hama, tetapi adanya hama tetap

harus dicegah. Ada beberapa cara untuk mencegah hadirnya hama, di

antaranya yaitu :

1) kolam dikeringkan sampai tanah dasarnya retak-retak,

2) dilakukan pengapuran saat persiapan kolam,

3) pada pintu pemasukan air dipasang saringan.

Adapun cara mencegah serangan penyakit dapat dengan beberapa cara, di

antaranya yaitu

1) mengeringkan kolam untuk memotong siklus hidup penyakit,

2) melakukan pengapuran saat persiapan kolam agar penyebab penyakit

bisa mati,

3) menjaga kondisi ikan agar tetap sehat dan tidak stress,

4) menjaga kondisi lingkungan hidup agar sesuai kebutuhan ikan

21

Page 22: IKAN BAWAL

5) mengurangi kepadatan ikan untuk mencegah kontak langsung antar-

ikan, menghindari terjadinya penurunan kadar oksigen dalam air, serta

mengikatnya kadar NH3,

6) memberi pakan tambahan yang cukup, tetapi tidak berlebihan

7) mencegah terjadinya luka pada tubuh ikan dengan penanganan yang

baik,

8) mencegah masuknya binatang pembawa penyakit, seperti burung,

siput, dan lain-lain.

22

Page 23: IKAN BAWAL

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, Beberapa Penyakit pada Ikan Air Tawar dan Cara Penanggulangannya (Bogor: International Development Research dan Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, 1990).

_____, "Colossoma si Bawal Air Tawar", Techner, No. 03, Tahun I, 1992.

_____, "Membesarkan Benih Bawal Air tawar", Techner, No. 03, Tahun I, 1992.

_____, 'Mengatasi Penyakit pada Ikan", Suara Karya, 1 Juli 1997.

_____, "Moina, Pakan Alternatil Pengganti Artemia", Suara Karya, 7 Okcober 1998.

_____, "Pembenihan Bawal Airfl'awar", TecfinCT, No. 03, Tahun 1992.

Zonevelt N. et al, Prinsif-prinsif Budidaya Ikan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991)

23