ekstrak kasar daun kemangi (ocimum sp.) sebagai … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun...

30
EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI BAHAN ANESTESI IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) DALAM TRANSPORTASI SISTEM KERING AKHMAD IRFAN AFANDI DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: dinhcong

Post on 19-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI

BAHAN ANESTESI IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma

macropomum) DALAM TRANSPORTASI SISTEM KERING

AKHMAD IRFAN AFANDI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Ekstrak Kasar

Daun Kemangi (Ocimum sp.) sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

(Colossoma macropomum) dalam Transportasi Sistem Kering.” adalah karya saya

sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah dicantumkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2016

Akhmad Irfan Afandi

NIM C34120020

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak

luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

Page 3: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

ABSTRAK

AKHMAD IRFAN AFANDI. Ekstrak Kasar Daun Kemangi (Ocimum sp.)

sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) dalam

Transportasi Sistem Kering. Dibimbing oleh RUDDY SUWANDI dan MALA

NURILMALA

Ikan dalam bentuk hidup diyakini lebih sehat dan terhindar dari bahan

pengawet, misalkan formalin. Transportasi ikan hidup perlu didukung oleh

teknologi yang tepat, ekonomis, efektif, dan efisien. Pemingsanan merupakan

metode yang banyak digunakan dalam transportasi sistem kering. Daun kemangi

dapat dijadikan bahan anestesi karena mengandung komponen aktif, yaitu

eugenol, linalool, dan terpeniol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

konsentrasi optimum ekstrak kasar daun kemangi dan pengaruhnya pada tingkat

kelangsungan hidup ikan bawal air tawar. Konsentrasi ekstrak yang digunakan

3%, 5%, 7%, dan 9%. Konsentrasi terbaik yang didapat yaitu 5% dengan waktu

pingsan 134 detik dan waktu sadar 29 detik. Kadar glukosa darah ikan mengalami

peningkatan setelah dilakukan simulasi transportasi. Kelangsungan hidup ikan

bawal air tawar tertinggi saat disimulasikan, yaitu sebesar 100% untuk perlakuan

dan 93% untuk kontrol dalam waktu simulasi selama 180 menit.

Kata kunci : anestesi, eugenol, ikan bawal, Ocimum sp.

ABSTRACT

AKHMAD IRFAN AFANDI. Extract of (Ocimum sp.) Leaves as Material

Anesthetic Tambaqui (Colossoma macropomum) in Dry System Transportation.

Supervised by RUDDY SUWANDI and MALA NURILMALA

Fish in live form is believed to be healthy and free from preservatives

substances, such as formaldehyde. Live fish transportation should be supported by

proper technology that is economical, effective, and efficient. Fainting is a method

widely used in the dry system transportation. Leaves of Ocimum sp. can be used

as anesthetic because it contains active components, namely eugenol, linalool, and

terpeniol. This study aimed to determine the optimum concentration of Ocimum

sp. leaves and its effect on the survival rate of tambaqui. The extract concentration

which used were 3%, 5%, 7% and 9%. The result indicated that best concentration

of Ocimum sp. leaves is 5% with a time of unconscious as long as 134 seconds

and the time conscious 29 seconds. Fish blood glucose levels increased after

simulated transporting. The highest survival rate of tambaqui was 100% (treated

sample) and 93% (control sample) after 180 minutes simulation proses.

Keywords: anesthetic, eugenol, Ocimum sp., tambaqui

Page 4: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar
Page 5: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 6: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI

BAHAN ANESTESI IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma

macropomum) DALAM TRANSPORTASI SISTEM KERING

AKHMAD IRFAN AFANDI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Departemen Teknologi Hasil Perairan

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 7: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar
Page 8: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Ekstrak Kasar Daun

Kemangi (Ocimum sp.) sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

(Colossoma macropomum) dalam Transportasi Sistem Kering” ini dapat

diselesaikan. Skripsi disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

menyelsaikan studi di Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama

kepada:

1 Dr Ir Ruddy Suwandi MS MPhil dan Dr Mala Nurilmala SPi MSi selaku dosen

pembimbing, atas segala bimbingan, motivasi dan pengarahan yang telah

diberikan kepada penulis selama penelitian.

2 Prof Dr Ir Nurjanah MS selaku penguji dan Dr Ir Agoes M. Jacoeb Dipl Biol

selaku anggota komisi pendidikan atas segala saran dan arahan yang diberikan

kepada penulis.

3 Prof Dr Ir Joko Santoso MSi selaku Ketua Departemen Tekonolgi Hasil

Perairan.

4 Dr Ir Iriani Setyaningsih MS selaku Ketua Komisi Pendidikan Departemen

Teknologi Hasil Perairan.

5 Seluruh dosen dan staf Departemen Teknologi Hasil Perairan, terimakasih atas

bimbingan, arahan, kerja sama, dan ilmu pengetahuan yang diberikan.

6 Kedua orang tua (Sentot Krisnanto dan Erna Wahyu), adik (Akhmad Sandy

Maulana), dan kerabat dekat (Agustiani Purwaningsih) yang telah mendukung,

mendoakan, memotivasi, dan memfasilitasi penulis dalam menjalankan

penelitian.

7 Kakakku (Akhmad Zainul Arifin) yang telah memberikan dukungan berupa

moril dan materil serta motivasi kepada penulis.

8 Kak Nadia, Kak Hanum, Bagus, Fajar Alam, Saryanto, Herwan, Fajar

Syahreza, Galih, dan seluruh keluarga besar mahasiswa THP 49 yang telah

banyak membantu, memberikan dukungan, semangat, kritik dan saran kepada

penulis.

9 Saeful Bahri SSi selaku Laboran yang banyak memberikan motivasi,

wejangan, kritik dan saran selama penelitian.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih

memiliki kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk

perbaikan di masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Mei 2016

Akhmad Irfan Afandi

Page 9: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang .......................................................................................... 1

Perumusan Masalah .................................................................................. 2

Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 3

METODE PENELITIAN ................................................................................. 3

Waktu dan Tempat .................................................................................... 3

Bahan dan Alat .......................................................................................... 3

Prosedur Penelitian ................................................................................... 3

Penelitian Pendahuluan ........................................................................ 4

Penelitian Utama .................................................................................. 5

Prosedur Analisis ...................................................................................... 7

Analisis Glukosa Darah ........................................................................ 7

Analisis Data ........................................................................................ 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 8

Penelitian Pendahuluan ............................................................................. 8

Penentuan Pengaruh Konsentrasi Terbaik Ekstrak Daun Kemangi

terhadap Ikan Bawal ............................................................................. 8

Pengamatan Tingkah Laku Ikan Selama Proses Pemingsanan ............ 9

Uji Kelulushidupan Ikan Bawal Air Tawar pada Suhu 15ºC ............... 10

Penelitian Utama ....................................................................................... 11

Kadar Glukosa Darah Ikan Bawal Air Tawar ...................................... 11

Simulasi Transportasi ........................................................................... 12

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 14

Kesimpulan ............................................................................................... 14

Saran ......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

LAMPIRAN ..................................................................................................... 15

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 20

Page 10: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

DAFTAR TABEL

1 Hasil pengamatan terhadap perubahan tingkah laku ikan bawal ................. 10

2 Kadar glukosa darah ikan bawal air tawar................................................... 11

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir prosedur penentuan konsentrasi terbaik ................................. 5

2 Diagram alir prosedur penentuan kelulushidupan ikan bawal pada

suhu 15ºC ..................................................................................................... 6

3 Diagram alir prosedur simulasi transportasi ................................................ 7

4 Pengaruh pemberian ekstrak kasar daun kemangi dengan konsentrasi

berbeda terhadap waktu pingsan ( ) dan sadar ( ) ............................... 8

5 Tingkat kelulushidupan (survival rate) ikan bawal air tawar pada suhu

15ºC ............................................................................................................. 11

6 Tingkat kelulushidupan ikan bawal air tawar pada kontrol ( ) dan

perlakuan ( ) saat simulasi transportasi.................................................. 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Dokumentasi kegiatan penelitian................................................................. 19

Page 11: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permintaan komoditas ikan hidup menurut Wijayanti et al. (2011)

terutama untuk ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, meningkat pesat di

pasar domestik maupun di pasar internasional. Salah satu jenis ikan yang memiliki

nilai ekonomis tinggi dan harus diperhatikan dalam teknologi transportasinya,

yaitu ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum). Ikan bawal menurut Utami

et al. (2012) merupakan ikan yang memiliki keunggulan, yakni tahan terhadap

penyakit. Keunggulan yang lain yaitu, memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dan

dapat menjadi ikan konsumsi maupun ikan hias. Ikan bawal air tawar ini memiliki

rasa daging yang enak dan gurih. Ikan ini tidak terlalu sulit untuk dibudidayakan

karena termasuk ikan omnivora. Keistimewaan tersebut membuat para petani ikan

membudidayakannya dan menjadi peluang usaha yang menjanjikan karena

permintaan konsumen setiap tahunnya terus meningkat.

Ikan dalam bentuk hidup diyakini lebih sehat dan terhindar dari bahan

pengawet, misalkan penggunaan formalin yang saat ini sedang marak terjadi pada

produk-produk hasil perikanan. Harga ikan hidup jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan harga ikan yang sudah mati. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai peluang

pasar yang menjanjikan.

Peluang pasar yang cukup menjanjikan tersebut perlu mendapat dukungan

teknologi penanganan transportasi ikan hidup yang ekonomis, efektif, dan efisien.

Penanganan dalam sistem transportasi menurut Abid et al. (2014) sangat

diperlukan untuk menjaga tingkat kelangsungan hidup ikan sampai tempat tujuan.

Stres dan aktivitas fisik selama proses transportasi ikan dapat menyebabkan

menurunnya kualitas produk. Akibat yang dapat ditimbulkan dari hal tersebut,

yaitu berdampak pada nilai ekonomis hasil produksi budidaya ikan.

Salah satu teknologi transportasi ikan hidup menurut Abid et al. (2014)

adalah sistem kering yakni tanpa menggunakan media air sebagai media

pengangkutan. Pada sistem ini, ikan dibuat dalam kondisi pingsan (anestesi)

sehingga mampu mencapai tingkat kelangsungan hidup yang tinggi di luar media

air. Anestesi ikan merupakan suatu tindakan yang membuat kondisi tubuh ikan

kehilangan rasa karena aktivitas respirasi dan metabolisme rendah, sehingga ikan

mengalami perubahan fisiologis dari keadaan sadar menjadi pingsan. Penggunaan

bahan anestesi yang diberikan pada biota umumnya bekerja melalui impuls syaraf

dengan menghambat pengiriman ion natrium melalui saluran ion natrium selektif

pada membran syaraf sehingga menurunkan tingkat metabolisme. Salah satu

tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan anestesi, yaitu daun kemangi

(Ocimum sp.).

Kemangi menurut Idrus et al. (2013) adalah tanaman kecil yang daunnya

biasa dimakan sebagai sayur mentah (lalapan), mudah didapat, dan memiliki

Page 12: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

2

harga yang murah. Pemanfaatan daun kemangi yang telah dilakukan, yaitu

sebagai substitusi aroma pada pembuatan sabun herbal antioksidan (Idrus et al.

2013), uji potensi minyak atsiri daun kemangi sebagai insektisida nabati terhadap

lalat buah (Rahayu 2014), dan efek minyak atsiri daun kemangi sebagai

antidepresan pada mencit ditinjau dari immobility time pada tail suspension test

(Insani 2010). Manfaat lain dari daun kemangi, yaitu dapat digunakan sebagai

obat untuk menyembuhkan beberapa penyakit, diantaranya sakit kepala, batuk,

diare, dan gagal ginjal karena di dalam daun kemangi terkandung komponen

bahan aktif.

Komponen yang terkandung di dalam daun kemangi menurut Hendrawati

(2009), yaitu tanin, flavonoid, steroid/triterpenoid, minyak atsiri, asam

heksauronat, pentosa, silosa, asam metil homoanisat, molludistin, serta asam

ursolat. Komponen utama yang terkandung di dalam minyak atsiri daun kemangi,

yaitu eugenol. Menurut Sumahiradewi (2014), eugenol dalam jumlah besar

mempunyai sifat sebagai stimulan, anestesi lokal, karminatif, antimetik,

antiseptik, dan antipasmedik. Penggunaan bahan anestesi menurut Husen dan

Sharma (2014) akan mengurangi tingkat metabolisme, kebutuhan oksigen,

mengurangi aktivitas umum, meningkatkan kemudahan penanganan, dan

mengurangi respon stres yang akan terjadi pada ikan. Pemilihan obat bius harus

mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain khasiat, biaya, dan kemudahan

penggunaan, serta toksisitas untuk ikan, manusia dan lingkungan. Anestesi

penting dilakukan untuk meminimalkan stres dan kerusakan fisik selama proses

transportasi. Sejauh ini belum ada penelitian mengenai pemanfaatan eugenol dari

daun kemangi untuk dijadikan bahan anestesi alami pada transportasi biota

perairan khususnya ikan bawal air tawar, sehingga penelitian ini perlu dilakukan.

Perumusan Masalah

Kebutuhan ikan segar hidup setiap tahunnya mengalami peningkatan dan

memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang sudah mati,

sehingga suatu metode transportasi ikan hidup sangat dibutuhkan. Metode

transportasi ikan hidup pada umumnya transportasi sistem basah dan ada pula

yang menggunakan transportasi sistem kering, namun masih jarang dilakukan.

Transportasi sistem kering yang digunakan adalah pemingsanan dengan suhu

rendah maupun dengan bahan anestesi. Bahan anestesi terbagi menjadi dua, yaitu

bahan anestesi alami dan bahan anestesi sintetik yang terbuat dari bahan-bahan

kimia. Saat ini, bahan anestesi alami masih sangat sedikit. Tanaman yang

berpotensi sebagai bahan anestesi yaitu kemangi, sehingga perlu penelitian lebih

lanjut mengenai keefektifan daun kemangi (Ocimum sp.) untuk dijadikan bahan

anestesi biota perairan, dalam hal ini khusus untuk ikan bawal air tawar.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimum ekstrak

kasar daun kemangi (Ocimum sp.) dan pengaruhnya pada tingkat kelangsungan

hidup ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum).

Page 13: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

3

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada

mahasiswa, pembudidaya ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum), dan

masyarakat pada umumnya tentang efektivitas pemberian ekstrak kasar daun

kemangi sebagai bahan anestesi dalam transportasi sistem kering ikan pada bawal

air tawar.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini, yaitu penulisan usulan penelitian,

penentuan metode uji, penyiapan bahan baku, preparasi bahan baku, penentuan

konsentrasi, pemingsanan, simulasi transportasi, pembugaran, pengukuran

glukosa darah, pengolahan data, dan penulisan laporan.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 - Februari 2016.

Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Karakteristik dan Penanganan

Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan bawal air tawar

yang diperoleh dari empang Mang Empay yang terletak di daerah Ciampea

dengan bobot 150 hingga 190 g per ekor. Bahan anestesi yang digunakan, yaitu

daun kemangi yang diperoleh dari Pasar Merdeka, Bogor. Bahan lain yang

digunakan saat penelitian, yaitu air, es batu, kain blacu, dan serbuk gergaji.

Alat-alat yang digunakan terdiri dari alat tulis, gunting, penggaris, gelas

ukur, blender (Sanex MX-T2GN), toples ukuran 10 L, timbangan (Tanita KD-

160), glukometer (Gluco-DR AGM 2100), kotak styrofoam berukuran 38 x 25 x

15 cm3, akuarium berukuran 50 x 35 x 30 cm

3, termometer, aerator, plastik es, tali

plastik berwarna, simulator, laptop dan stopwatch.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 tahap, yaitu penelitian

pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan terdiri dari preparasi

bahan utama, yaitu daun kemangi, pengujian konsentrasi terbaik dari daun

kemangi, dan pengujian kelangsungan hidup ikan bawal pada suhu 15oC.

Perlakuan suhu tersebut diperoleh dari hasil penelitian Hanum (2014) yang

Page 14: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

4

menunjukkan survival rate 100% hingga menit ke-120. Perlakuan suhu ini

bertujuan untuk mendapatkan temperatur terbaik pada kelangsungan hidup ikan

bawal dalam keadaan pingsan.

Penelitian utama meliputi uji kadar glukosa darah saat sebelum dan

sesudah dilakukan simulasi transportasi dan perhitungan survival rate setelah

dilakukan simulasi transportasi. Masing-masing tahapan pada penelitian utama ini

dibandingkan dengan kontrol yang tidak diberi bahan anestesi. Simulasi

transportasi menggunakan alat simulasi transportasi.

Penelitian Pendahuluan

Preparasi sampel dan ekstraksi daun kemangi

Daun kemangi yang digunakan yaitu seluruh daun yang dalam kondisi

segar. Daun yang digunakan terdiri dari lamina dan tangkai daun. Daun kemangi

dibersihkan dari kotoran. Daun kemudian ditimbang sebanyak 120, 200, 280, dan

360 g, selanjutnya kemangi yang telah ditimbang masing-masing diblender

dengan pelarut air. Air yang digunakan pada proses pemblenderan, yaitu sebanyak

500 mL yang diambil dari 4 L air yang akan digunakan. Lalu larutan diperas

dengan kain belacu ke dalam wadah. Konsentrasi didapat dari perhitungan hasil

bagi antara bobot kemangi (120, 200, 280, dan 360 g) dengan jumlah air yang

digunakan (4 L) yang dikalikan 100%. Masing-masing konsentrasi diaplikasikan pada

5 ekor ikan dan dilakukan tiga kali ulangan. Ekstrak kasar daun kemangi diperoleh

dengan konsentrasi 3%, 5%, 7%, dan 9% (b/v) dan selanjutnya dilakukan

pengujian konsentrasi terbaik pada pemingsanan ikan bawal. Besar konsentrasi

didapatkan berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukan sebelum

dilakukannya penelitian pendahuluan.

Penentuan pengaruh konsentrasi terbaik

Penentuan pengaruh konsentrasi terbaik ekstrak kasar daun kemangi

menggunakan ikan bawal air tawar yang masing-masing pada setiap perlakuan

sebanyak 5 ekor dengan bobot per ekor 150-190 g. Ikan diaklimatisasi selama 30

menit dalam akuarium dengan air bersuhu 28ºC supaya dapat beradaptasi dengan

lingkungan yang baru, kemudian ikan ditimbang terlebih dahulu dan selanjutnya

dimasukkan ke dalam wadah yang telah berisi larutan ekstrak kasar daun kemangi

dengan konsentrasi yang telah ditentukan, yaitu 3%, 5%, 7%, dan 9% untuk

dilakukan pemingsanan. Waktu pingsan diukur dari saat ikan dimasukkan ke

dalam wadah sampai mencapai kondisi pingsan. Ikan yang telah pingsan

dibugarkan kembali (recovery) pada wadah yang berisi air tanpa ekstrak kasar

daun kemangi dengan bantuan aerator. Waktu recovery diukur dari saat ikan yang

telah pingsan dimasukkan ke dalam wadah berisi air tanpa campuran ekstrak kasar

daun kemangi hingga mencapai kondisi sadar. Masing-masing perlakuan diulang

tiga kali. Diagram alir prosedur penentuan konsentrasi terbaik dicantumkan pada

Gambar 1.

Pengujian kelangsungan hidup ikan bawal pada suhu 15ºC (Hanum 2014)

Suhu perlakuan yang digunakan didasarkan pada hasil penelitian Hanum

(2014) mengenai pemingsanan ikan bawal dengan ekstrak umbi teki

menggunakan suhu 15ºC sebagai suhu terbaik yang memiliki kelangsungan hidup

100% pada waktu pingsan menit ke-120. Tujuan dari pengujian kelangsungan

Page 15: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

5

hidup ikan pada suhu 15ºC adalah untuk menentukan waktu pingsan ikan yang

efektif untuk mendapatkan survival rate yang maksimal. Ikan dipingsankan

dengan konsentrasi daun terbaik yang didapat dari penentuan pengaruh

konsentrasi terbaik, lalu dibungkus dengan kain blacu basah dan diletakkan di

dalam styrofoam bersuhu 15ºC yang telah diisi bahan pengisi serbuk gergaji dan

es yang berukuran 38 x 25 x 15 cm3. Perhitungan waktu sadar dilakukan pada

menit ke- 60, 120, 180, dan 210. Pembugaran dilakukan dalam air bersuhu 28ºC

yang diberi udara dari aerator. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.

Diagram alir prosedur penentuan kelangsungan hidup ikan bawal pada suhu 15ºC

dicantumkan pada Gambar 2.

Gambar 1 Diagram alir prosedur penentuan konsentrasi terbaik, ( ) Awal dan

akhir proses, ( ) Proses

Penelitian Utama

Simulasi transportasi

Penelitian pada tahap simulasi transportasi memiliki tujuan untuk

menentukan pengaruh ekstrak kasar daun kemangi terbaik pada uji transportasi

sistem kering terhadap tingkat kelangsungan hidup bawal air tawar jika

Daun Kemangi

Pencucian

Penimbangan (120, 200, 280, dan 360 g)

Pemblenderan dengan pelarut air 500 mL

Pemerasan dengan kain belacu ke dalam wadah

Ekstrak kasar daun kemangi

(3%, 5%, 7%, dan 9%) (b/v)

Pemingsanan dengan konsentrasi (3%, 5%, 7%, dan 9%)

Ikan bawal

Konsentrasi terbaik

(berdasarkan waktu pingsan dan sadar)

Aklimatisasi 30 menit

dengan suhu air 28°C

Data

Page 16: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

6

ditransportasikan dengan lama waktu tertentu menggunakan simulator. Simulator

transportasi yang digunakan ini menghasilkan riak air setinggi 2 cm. Simulator

transportasi merupakan alat yang memberikan getaran menyerupai kendaraan

yang berasal dari motor penggerak. Wadah yang digunakan untuk uji simulasi ini,

yaitu kotak styrofoam yang berukuran 38 x 25 x 15 cm3, dan toples dengan ukuran

6 L. Media pengisi yang digunakan, yaitu serbuk gergaji. Serbuk gergaji kering

sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu sampai bau getah kayu hilang, setelah

itu ditiriskan lalu direndam pada air bersuhu 15ºC sesuai dengan suhu pingsan

ikan bawal.

Ikan dalam kondisi sadar diaklimatisasi selama 30 menit untuk

penyesuaian lingkungan barunya, lalu ditimbang dan diukur glukosa darah awal.

Selanjutnya ikan dipingsankan dalam air yang telah diberi ekstrak kasar daun

kemangi dengan konsentrasi terbaik yang didapat dari penelitian pendahuluan.

Ikan yang telah pingsan dibungkus dengan kain blacu basah dan setelah itu

diletakkan pada kotak styrofoam bersuhu 15oC yang telah diberi bahan pengisi

berupa serbuk gergaji yang telah dicuci dan bersuhu 15oC dan diberi es 1.500 g

serta termometer untuk mengontrol suhunya. Pengamatan dilakukan selama waktu

terbaik yang didapat pada penelitian pendahuluan, yaitu 60, 120, 180, dan 210

menit. Setiap kali waktu pembugaran, dilakukan pengukuran glukosa darah akhir.

Hal tersebut dilakukan sebanyak tiga kali ulangan dan jumlah ikan yang

digunakan setiap ulangan sebanyak 5 ekor. Diagram alir prosedur simulasi

transportasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2 Diagram alir prosedur penentuan kelangsungan hidup ikan bawal pada

suhu 15ºC, ( ) Awal dan akhir proses, ( ) Proses

Pengujian tingkat kelangsunagn hidup ikan pada

suhu 15ºC di dalam styrofoam dengan media

pengisi pada waktu pingsan 60, 120, 180, dan 210

menit(berdasarkan survival rate)

Serbuk gergaji kering

Pencucian

Perendaman dalam air + es hingga suhu

mencapai suhu 15ºC

Ikan Bawal

Pemingsanan dengan

konsentrasi terbaik

Pembungkusan dengan

kain blacu basah Penirisan

Peletakan dalam styrofoam yang telah

berisi es dan bersuhu 15ºC

Data

Aklimatisasi 30 menit

dengan suhu air 28°C

Penirisan

Page 17: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

7

Gambar 3 Diagram alir prosedur simulasi transportasi, ( ) Awal dan akhir

proses, ( ) Proses

Prosedur Analisis

Analisis glukosa darah (GlucoDr AGM 2100)

Uji glukosa darah pada penelitian ini menggunakan alat GlucoDr AGM

2100 yang merupakan alat portabel dan dapat digunakan untuk mengukur kadar

gula darah. Hasil dapat diketahui dalam waktu 11 detik. Tes strip dimasukkan ke

port tes, lalu ditempelkan pada darah yang diuji. Sampel darah minimal yang

dibutuhkan untuk mengukur kadar gula darah yaitu sebanyak 4 μL. Hasil tes

Ikan bawal

Pemingsanan dengan konsentrasi 5%

ekstrak kasar daun kemangi

Pembungkusan ikan dengan kain blacu

Pengukuran glukosa darah awal

Pengisian kotak styrofoam dengan serbuk gergaji serta ikan

selama 180 dan 210 menit

Simulasi transportasi

Pembugaran dengan air bersuhu

28oC dengan aerasi

Pengukuran survival rate (SR) dan glukosa darah akhir

Perlakuan terbaik

Aklimatisasi 30 menit dengan

suhu air 28°C

Serbuk gergaji

Pencucian

Penirisan

Perendaman dalam air + es

hingga suhu mencapai suhu 15ºC

Penirisan

Page 18: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

8

kemudian ditampilkan pada layar LCD secara otomatis, meter GlucoDr akan

menampilkan hasil kadar gula darah dalam rentang 30 – 600 mg/dL.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu analisis data secara

deskriptif. Data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Excel 2010.

Analisis tersebut mempertimbangkan hasil nilai rata-rata dan standar deviasi yang

didapat untuk melihat pengaruh dari setiap perlakuan yang digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Pendahuluan

Ikan bawal air tawar yang digunakan dalam penelitian ini dalam keadaan

sehat. Hal ini ditandai dengan posisi ikan bawal air tawar dalam media air yang tegak,

kokoh, aktif, agresif, dan responsif. Bobot ikan bawal air tawar yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu antara 150-190 gram.

Penentuan Pengaruh Konsentrasi Terbaik Ekstrak Kasar Daun Kemangi

terhadap Ikan Bawal

Konsentrasi yang digunakan pada tahap ini, yaitu 3%, 5%, 7%, dan 9%.

Konsentrasi merupakan banyaknya zat terlarut yang ada didalam zat pelarut. Waktu

pingsan diukur mulai dari detik ke-0 hingga ikan pingsan. Waktu sadar dihitung

mulai dari ikan dimasukkan ke dalam air hingga ikan sadar. Hasil pengamatan

disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Pengaruh pemberian ekstrak kasar daun kemangi dengan konsentrasi

berbeda terhadap waktu pingsan ( ) dan sadar ( )

Metode anestesi menurut Akbari et al. (2010) telah banyak digunakan

dalam proses transportasi karena dapat meningkatkan kelangsungan hidup ikan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

5% 7% 9%

Wa

ktu

(d

etik

)

Konsentrasi (b/v)

151

126

90

121

59

26

Page 19: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

9

pada saat transportasi. Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

ekstrak daun kemangi maka waktu pingsan semakin cepat dan waktu sadar

semakin lama. Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya kandungan bahan aktif

yang terkandung di dalamnya. Hanum (2014) menyatakan bahwa semakin besar

konsentrasi ekstrak umbi teki yang diberikan, menyebabkan waktu pingsan

semakin cepat dan waktu sadar yang dibutuhkan semakin lama. Bahan anasteti

yang memilki sifat mudah larut dalam air menurut Imran (2012), memiliki proses

difusi zat anasteti yang sangat cepat dalam aliran darah melalui insang. Masuknya

cairan anastetik ke dalam sistem darah akan disebarkan ke seluruh tubuh termasuk

otak dan jaringan lain.

Ikan yang dipingsankan dengan konsentrasi dua atau tiga kali lebih besar

dari konsentrasi sebelumnya belum tentu memiliki waktu pingsan dua atau tiga

kali lebih cepat dari konsentrasi sebelumnya dan belum tentu memiliki waktu

sadar dua atau tiga kalinya dari konsentrasi sebelumnya. Hal ini didukung dengan

hasil penelitian Imran (2012) yang menggunakan minyak cengkeh, dimana

semakin tinggi konsentrasi minyak cengkeh akan menyebabkan semakin

lambatnya daya impuls asetilkolin sehingga menyebabkan turunnya kinerja organ

respirasi ikan zebra. Musim, kadar lemak, ukuran tubuh, aktivitas, ikan yang

sehat, umur, dan jenis kelamin merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi

kecepatan induksi bahan anestesi dan proses pemulihannya. Konsentrasi minyak

cengkeh yang semakin tinggi, menghasilkan waktu sadar menjadi lebih lama

karena adanya efek hermotik dari zat anestetik minyak cengkeh tersebut.

Ketidakmampuan toleransi metabolisme dari ikan zebra menyebabkan pengaruh

disfungsi atau penurunan fungsi kerja di dalam tubuhnya. Penurunan fungsi kerja

organ menyebabkan gangguan pada proses metabolisme dan laju respirasi di

dalam tubuh. Hal inilah yang diduga menyebabkan ikan bawal air tawar

membutuhkan waktu yang lebih lama agar pingsan pada kisaran konsentrasi

antara 5% hingga 9% dan memiliki rentang waktu sadar yang cukup lama pada

konsentrasi 9% dari konsentrasi yang lainnya.

Anestesi ideal yaitu anestesi yang mampu memingsankan ikan kurang dari

3 menit dan menyadarkannya kembali kurang lebih 5 menit (Pramono 2002).

Konsentrasi 3% tidak menyebabkan ikan pingsan berdasarkan pengamatan selama

satu jam. Perbedaan konsentrasi ekstrak daun kemangi memberikan pengaruh

yang berbeda nyata terhadap waktu pingsan dan waktu sadar ikan, kecuali pada

perlakuan konsentrasi 5% dan 7% ekstrak daun kemangi memberikan pengaruh

yang tidak berbeda nyata terhadap waktu sadar ikan. Penggunaan bahan anestesi

pada ikan menurut Downs dan Cheng (2013) dapat mengurangi tingkat stres yang

terjadi pada ikan. Penggunaan bahan anestesi yang berlebih berdasarkan

penelitian Indiana (2014), akan menyebabkan kerusakan pada beberapa organ

(insang, syaraf, ginjal, dan otak), stres berkepanjangan, cenderung menjadi racun,

dan mengakibatkan kematian pada ikan.

Pengamatan Tingkah Laku Ikan Selama Proses Pemingsanan

Pengamatan terhadap perubahan tingkah laku ikan selama proses

pemingsanan dimulai dari detik ke-0 sampai ikan tidak sadar (pingsan). Lamanya

waktu yang dibutuhkan oleh ikan yang diuji hingga mencapai tahap pingsan

berbeda-beda. Deret perlakuan dengan konsentrasi 5%, 7%, dan 9% ekstrak daun

Page 20: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

10

kemangi. Hasil pengamatan terhadap perubahan tingkah laku ikan tiap-tiap

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kemangi

memberikan pengaruh terhadap fisiologis ikan bawal air tawar. Pengamatan

dilakukan pada lamanya waktu yang dibutuhkan oleh ikan yang diuji hingga

mencapai tahap pingsan. Konsentrasi daun kemangi 9% memberikan pengaruh

fisiologis yang lebih cepat dibandingkan dengan konsentrasi 5% dan 7%. Hal ini

disebabkan oleh tinggi rendahnya kandungan bahan aktif yang terkandung di

dalamnya.

Tabel 1 Hasil pengamatan terhadap perubahan tingkah laku ikan bawal

Waktu (detik) Konsentrasi

5% 7% 9%

0-30 Normal Normal Normal, meronta

30-60 Normal Meronta Kehilangan

keseimbangan, buka

tutup insang

melambat

60-90 Meronta,

kehilangan

keseimbangan,

Kehilangan

keseimbangan, buka

tutup insang

melambat, pingsan

ringan

Buka tutup insang

melambat, pingsan

ringan

90-120 Buka tutup insang

melambat, pingsan

ringan

Pingsan (119)* Pingsan (106)*

120-150 Pingsan (134)*

*rata-rata waktu pingsan ikan

Uji Kelangsungan Hidup Ikan Bawal Air Tawar pada Suhu 15°C

Pemingsanan ikan pada tahap ini dilakukan menggunakan konsentrasi

terbaik, yaitu 5%, suhu yang digunakan 15°C, dan waktu pengamatan yang

digunakan adalah 60, 120, 180, dan 210 menit. Ikan yang telah dipingsankan

dibungkus dengan kain blacu dan diletakkan ke dalam styrofoam dengan suhu

15°C yang telah berisi es batu dan bahan pengisi. Tujuan dari hal tersebut, yaitu

untuk mendapatkan waktu pingsan terbaik ikan dalam kondisi pingsan. Tingkat

kelangsungan hidup ikan bawal air tawar disajikan pada Gambar 5.

Survival rate 100% didapat pada waktu pingsan 60, 120, dan 180 menit,

sedangkan pada waktu pingsan 210 menit didapatkan survival rate sebesar 93%.

Kematian hewan uji pada menit ke-210 dapat terjadi karena ketidakmampuan ikan

bawal dalam menoleransi suhu rendah dengan waktu yang lama. Suhu rendah

dapat menyebabkan ikan bawal tersebut menjadi stres bahkan memicu terjadinya

kematian karena suhu yang tidak sesuai dengan lingkungan hidupnya. Survival

rate merupakan hasil persentase jumlah total ikan yang hidup pada akhir

penelitian dengan jumlah total ikan pada awal penelitian. Faktor-faktor yang

Page 21: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

11

mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup ikan menurut Pratiwi (2015), yaitu

spesies, umur, ukuran ikan, jenis kelamin, kondisi tubuh, status kesehatan, dan

ketahanan relatif ikan, serta faktor lingkungan, yaitu suhu dan pH.

Gambar 5 Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) ikan bawal air tawar pada

suhu 15°C

Penelitian Utama

Penelitian utama meliputi pengukuran kadar glukosa darah dan simulasi

transportasi dengan menggunakan perlakuan konsentrasi terbaik ekstrak kasar

daun kemangi 5% dan suhu yang digunakan 15ºC, sedangkan pada kontrol ikan

tidak diberi ekstrak daun kemangi. Waktu yang digunakan adalah 180 dan 210

menit. Pengukuran glukosa darah dilakukan sebelum dan setelah ikan

dipingsankan pada suhu dan waktu yang telah ditentukan.

Kadar Glukosa Darah Ikan Bawal Kadar glukosa darah merupakan salah satu parameter yang dapat

digunakan untuk mengukur tingkat stres pada ikan. Pengujian glukosa darah

dilakukan pada saat ikan dalam keadaan sadar. Pengujian dilakukan sebanyak tiga

kali ulangan setiap perlakuan dengan jumlah hewan uji sebanyak 5 ekor. Waktu

yang digunakan pada perlakuan ini yaitu 180 dan 210 menit. Hasil analisis

glukosa darah ikan bawal air tawar disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kadar glukosa darah ikan bawal

Nilai Glukosa Darah ( mg/dL)

Waktu

Pingsan

(menit)

Kontrol Perlakuan

Sebelum Sesudah Selisih Sebelum Sesudah Selisih

180 200,73±13,20 265,27±11,44 64,54 173,73±9,35 232,60±4,81 58,87

210 104±7,79 183,27±8,73 79,26 131,87±9,75 197,73±5,39 65,87

Kadar glukosa darah berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa selisih

kenaikan glukosa darah setelah dipingsankan selama 180 dan 210 menit pada

88%

90%

92%

94%

96%

98%

100%

102%

60' 120' 180' 210'

Su

rviv

al

Ra

te (

SR

)

Waktu (Menit)

100 % 100 % 100 %

93 %

Page 22: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

12

perlakuan pemingsanan dengan anestesi memberikan selisih yang lebih rendah

dibandingkan dengan kontrol yang tidak diberi anestesi. Selisih kadar glukosa

darah yang didapat pada kontrol secara berurutan, yaitu 64,54 mg/dL dan 79,26

mg/dL dan pada perlakuan didapatkan selisih kadar glukosa darah secara

berurutan, yaitu 58,87 mg/dL dan 65,87 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa

ekstrak kasar daun kemangi sebagai bahan anestesi mampu menekan laju

metabolisme ikan bawal air tawar, sehingga dapat mengurangi tingkat stres pada

ikan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Neiffer dan Stamper (2009) yang

menyatakan bahwa pemberian bahan anestesi akan menghasilkan tingkat stres

yang lebih rendah dibandingkan dengan tanpa pemberian anestesi pada saat proses

transportasi. Data menunjukan bahwa kadar glukosa ikan mengalami peningkatan

setelah dilakukan simulasi transportasi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

Pratiwi (2015), yang menunjukan bahwa kadar glukosa ikan bawal air tawar

setelah ditransportasikan mengalami peningkatan dibandingkan dengan ikan yang

belum ditransportasikan.

Darah pada ikan sangat penting, karena menurut Hanum (2014) darah

berhubungan dengan sistem pengangkutan yang berfungsi untuk keperluan

metabolisme tubuh. Pemberian bahan anestesi pada ikan akan mempengaruhi laju

sistem pengangkutan yaitu terjadinya peningkatan kadar glukosa darah yang

disebabkan oleh stres akibat perlakuan yang diberikan. Hal serupa diungkapkan

oleh Li et al. (2009), yang menyatakan bahwa peningkatan kadar glukosa darah

merupakan efek sekunder dari stres yang terjadi. Ikan dalam kondisi stres akan

membutuhkan energi yang besar untuk mempertahankan hidupnya. Ikan yang

memiliki bobot lebih besar akan mengalami tingkat stres yang lebih tinggi ketika

mengalami stres dibandingkan dengan ikan yang memiliki bobot lebih kecil

karena energi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya lebih besar pula.

Simulasi Transportasi

Pengujian simulasi transportasi ini bertujuan untuk menentukan seberapa

besar tingkat kelangsungan hidup ikan bawal jika ditransportasikan dengan lama

waktu tertentu dalam kondisi pingsan menggunakan ekstrak kasar daun kemangi

dengan konsentrasi 5% dan suhu 15ºC. Lama waktu yang diujikan yaitu 180 dan

210 menit. Waktu ini dipilih karena pada lama waktu pemingsanan ikan bawal air

tawar menit ke-180 memiliki tingkat kelangsungan hidup yang masih tinggi yaitu

100%, dan lama waktu 210 menit juga dipilih untuk dilakukan pengujian simulasi

karena tingkat kelangsungan hidup ikan bawal masih cukup tinggi, yaitu sebesar

93%. Media yang digunakan yaitu serbuk gergaji. Hasil pengamatan tingkat

kelangsungan hidup ikan bawal air tawar yang disimulasikan dalam media serbuk

gergaji disajikan pada Gambar 6.

Media pengisi yang digunakan, yaitu serbuk gergaji. Keunggulan dari

serbuk gergaji antara lain adalah mampu mempertahankan suhu rendah selama 9

jam tanpa bantuan es dan tanpa beban di dalamnya serta memiliki daya serap air

yang sangat tinggi karena serbuk gergaji memiliki pori-pori yang besar

dibandingkan dengan media pengisi yang lain, misalnya kertas dan sekam padi

(Junianto 2003). Keunggulan lain dari serbuk gergaji, yaitu mudah didapat dan

harganya murah.

Page 23: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

13

Gambar 6 Tingkat kelangsungan hidup ikan bawal air tawar pada kontrol ( )

dan perlakuan ( ) saat simulasi transportasi

Simulator transportasi yang digunakan memiliki kecepatan rotasi sebesar

2850 RPM dan menghasilkan riak air dalam toples setinggi 2 cm. Tingkat

kelangsungan hidup ikan bawal air tawar dalam simulasi transportasi kering jika

dilihat pada Gambar 6 menunjukkan terjadinya penurunan seiring dengan

lamanya waktu simulasi yang diberikan baik pada kontrol maupun perlakuan,

namun pada diagram batang menunjukkan penurunan yang lebih tinggi terdapat

pada kontrol. Hasil yang didapat berdasarkan waktu pengamatan 180 menit pada

perlakuan maupun kontrol didapatkan hasil secara berurutan sebesar sebesar

100% dan 93%, sedangkan pada waktu pengamatan 210 menit sebesar 93% dan

67%. Hasil tersebut disebabkan adanya perlakuan, ikan berada dalam kondisi

pingsan dan ditempatkan pada kotak styrofoam yang diberi media dengan suhu

pingsan ikan bawal sehingga ikan lebih tenang dan tidak mengalami stres yang

tinggi sehingga tingkat kelangsungan hidup ikan bawal lebih tinggi. Hal ini

menunjukan bahwa semakin lama ikan bawal ditransportasikan maka tingkat

kelangsungan hidup akan semakin mengalami penurunan. Hal tersebut dapat

terjadi akibat dari peningkatan suhu yang terjadi di dalam kemasan. Simulasi

transportasi menggunakan suhu 15ºC, setelah proses tersebut terjadi kenaikan

suhu yang tidak begitu besar, yaitu menjadi 16ºC sehingga tingkat kelangsungan

hidup ikan bawal air tawar pada waktu pengamatan 180 menit masih lebih tinggi

(100%) dari hasil penelitian Pratiwi (2015) yang memiliki tingkat kelangsungan

hidup 80% pada kondisi perlakuan. Percobaan simulasi transportasi pada waktu

pengamatan 240 menit telah dilakukan untuk perlakuan 5% dan menghasilkan

angka survival rate sebesar 73%.

Suhu pada media menurut Pratiwi (2015) akan semakin meningkat seiring

dengan lamanya waktu penyimpanan. Suhu media pengisi pada saat transportasi

ikan harus disesuaikan dengan suhu pemingsanan ikan bawal karena suhu

merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam transportasi sistem kering

sehingga suhu harus di pertahankan hingga akhir transportasi. Suhu media untuk

transportasi ikan sistem kering menurut Andasuryani (2003) berkisar atau sama

dengan suhu pembiusnya.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

180' 210'

Surv

ival

rat

e (

SR)

Waktu Pemingsanan (menit)

93 % 100 %

93 %

67 %

Page 24: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Konsentrasi terbaik ekstrak kasar daun kemangi yaitu 5% dengan waktu

pingsan 134 detik dan waktu sadar 29 detik. Kelangsungan hidup ikan bawal air

tawar tertinggi dengan menggunakan konsentrasi 5% saat disimulasikan, yaitu

sebesar 100% untuk perlakuan dan 93% untuk kontrol dalam waktu simulasi

selama 180 menit.

Saran

Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan bahan anestesi bunga,

daun kemangi dengan penggolongan bagian daun, baik yang dikeringkan atau

direbus terlebih dahulu untuk melihat tingkat keefektifan yang terbaik. Penelitian

selanjutnya perlu juga dilakukan pengoptimalan metode ekstraksi, misalnya

penghancuran sampel menggunakan mortar, transportasi secara langsung, dan

penggunaan ikan bawal yang diberokan dengan umur yang berbeda untuk

mendapatkan data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Abid MS, Masithah ED, Prayogo. 2014. Potensi senyawa metabolit sekunder

infusum daun durian (Durio zibethinus) terhadap kelulushidupan ikan nila

(Oreochromis niloticus) pada transportasi ikan hidup sistem kering. Jurnal

Ilmiah Perikanan dan Kelautan 6 (1): 93-101.

Akbari S, Khoshnod MJ, Rajaian H, Afsharnasab M. 2010. The use of eugenol as

an anesthetic in transportation of with indian shrimp (Fenneropenaeus

indicus) post larvae. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences.

10: 423-429.

Andasuryani. 2003. Pengendalian suhu dan pengukuran oksigen peti kemas

transportasi sistem kering udang dan ikan dengan kendali fuzzy [tesis].

Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Downs DE, Cheng YW. 2013. Length–length and width–length conversion of

longnose skate and big skate off the pacific coast: implications for the

choice of alternative measurement units in fisheries stock assessment.

North American Journal of Fisheries Management. 33: 887–893.

Hanum K. 2014. Penggunaan ekstrak umbi teki (Cyperus rotundus L.) sebagai

bahan anestesi ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) [skripsi].

Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian

Bogor.

Page 25: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

15

Hendrawati ARE 2009. Uji toksisitas akut ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum

sancitum Linn.) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine

shrimp lethality test [skripsi]. Semarang (ID): Fakultas Kedokteran.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Husen MA, Sharma S. 2014. Efficacy of anesthetics for reducing stress in fish

during aquaculture practices a review. Journal of Science, Engineering,

and Technology. 10 (1) :104-123.

Idrus M A, Harismah K, Sriyanto A. 2013. Pemanfaatan kemangi (Ocimum

sanctum) sebagai substitusi aroma pada pembuatan sabun herbal

antioksidan. Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT): 13-17.

Imran. 2012. Daya anestesi minyak cengkeh terhadap waktu induksi dan waktu

pulih ikan zebra blacktail (Dascyllus melanurus) [skripsi]. Makasar (ID):

Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas Hasanudin.

Indiana M. 2014. Efektivitas ekstrak kasar umbi teki (Cyperus rotundus L.)

sebagai bahan anestesi ikan mas (Cyprinus carpio) [skripsi]. Bogor (ID):

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Insani RRL. 2010. Efek minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum) sebagai

antidepresan pada mencit BALB/C ditinjau dari immobility time pada tail

suspension test [skripsi]. Semarang (ID): Fakultas Kedokteran. Universitas

Diponegoro.

Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Li P, Brian R, Delbert M, Gatlin, Todd S, Ruguang C, Rebecca L. 2009. Effect of

handling and transport on cortisol response and nutrient mobilization of

golden shiner, Notemigonus crysoleucas. Journal of the World

Aquaculture Society 40(6):803-809.

Neiffer DL, Stamper MA. 2009. Fish sedation, anesthesia, analgesia, and

euthanasia: considerations, methods, and types of drugs. ILAR Journal. 50

(4): 343-360.

Pramono V. 2002. Penggunaan ekstrak Caulerpa racemosa sebagai bahan

pembius pada pra transportasi ikan nila (Oreochromis niloticus) hidup

[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut

Pertanian Bogor

Pratiwi VH. 2015. Efektivitas ekstrak kasar daun pala sebagai bahan anestesi pada

simulasi transportasi ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum)

[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut

Pertanian Bogor.

Rahayu R. 2014. Uji potensi minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.)

sebagai insektisida nabati terhadap lalat buah (Bactrocera carambolae)

[skripsi]. Yogyakarta (ID): Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Sunan

Kalijaga.

Sumahiradewi L G. 2014. Pengaruh konsentrasi minyak cengkeh (Eugenia

aromatica) terhadap kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis sp.) pada

proses transportasi. Media Bina Ilmiah 8 (1): 1-4.

Page 26: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

16

Utami IK, Haetami K, Rosidah. 2012. Pengaruh penggunaan tepung daun turi

hasil fermentasi dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan benih bawal

air tawar (Colossoma macropomum cuvier). Jurnal Perikanan dan

Kelautan 3 (4): 191-199.

Wijayanti I, Tapotubun EJ, Salim A, Nuer’aenah N, Litaay C, Putri RMS, Kaya

AOW, Suwandi R. 2011. Pengaruh temperatur terhadap kondisi anastesi

pada bawal tawar Colossoma macropomum dan lobster tawar Cherax

quadricarinatus. Prosiding seminar nasional pengembangan pulau-pulau

kecil : 67-76.

Page 27: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

17

LAMPIRAN

Page 28: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

18

Page 29: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

19

Lampiran 1 Dokumentasi kegiatan penelitian

Hewan uji (ikan bawal) Daun kemangi Pencucian daun kemangi

Pemblenderan daun Pemerasan daun Gluco DR (AGM

Peletakan ikan dalam wadah Styrofoam Simulator

Page 30: EKSTRAK KASAR DAUN KEMANGI (Ocimum sp.) SEBAGAI … · dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain ... sebagai Bahan Anestesi Ikan Bawal Air Tawar

20

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Tuban, Jawa Timur, tanggal 14 Januari 1994

dan tinggal selama 6 tahun di daerah tersebut yang kemudian berdomisili di

Citayam, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara yang bernama Akhmad Zainul Arifin dan Akhmad Sandy Maulana

dari pasangan Sentot Krisnanto dan Erna Wahyu. Pendidikan formal yang

ditempuh oleh penulis diantaranya yaitu TK Bustanul Atfal Tuban, SDS Pelita

Atsiri Permai Kabupaten Bogor, SMP Dharma Pertiwi Kota Depok, dan SMAN 1

Tajurhalang, Kabupaten Bogor. Penulis masuk di Perguruan Tinggi Negeri

Institut Pertanian Bogor melalui jalur SMPTN jalur undangan di Departemen

Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif menjadi anggota di

Himpunan Profesi Mahasiswa Teknologi Hasil Perairan (HIMASILKAN) sebagai

wakil ketua periode 2013-2014 dan bidang INFOKOM periode 2014-2015,

menjadi panitia OMBAK bidang komisi disiplin pada masa perkenalan fakultas

FPIK tahun 2014. Penulis pernah melakukan kegiatan praktik lapangan di UKM.

Al- Fadh, Boyolali, Jawa Tengah mengenai “Perencanaan Hazard Analysis

Critical Control Points (HACCP) pada Produk Abon Ikan di Usaha Kecil

Menengah (UKM) Al-Fadh, Boyolali-Jawa Tengah” yang dibimbing oleh Dra

Ella Salamah MSi. Penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Ekstrak Kasar Daun Kemangi (Ocimum canum) sebagai Bahan

Anestesi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) dalam Transportasi

Sistem Kering” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dibawah

bimbingan Dr Ir Ruddy Suwandi, MS. MPhil dan Dr Mala Nurilmala, SPi, MSi .