pemanfaatan hasil samping penangkapan dan limbah ...digilib.unila.ac.id/60216/1/tesis tanpa bab...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN HASIL SAMPING PENANGKAPAN DAN LIMBAH
PENGOLAHAN IKAN SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN BUATAN
DALAM BUDIDAYA IKAN
BAWAL BINTANG, Trachinotus blochii (Lacepede1801)
Tesis
Oleh
YUWANA PUJA
PROGAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PEMANFAATAN HASIL SAMPING PENANGKAPAN DAN LIMBAH
PENGOLAHANIKAN SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN BUATAN
DALAM BUDIDAYAIKAN
BAWAL BINTANG, Trachinotus blochii(Lacepede 1801)
Oleh
YUWANA PUJA
Keberadaan kegiatan penangkapan ikan dan industri perikanan memberikan
dampak positif untuk perkembangan ekonomi daerah dan nelayan wilayah pesisir,
namun disisi lain menimbulkan dampak permasalahan terhadap lingkungan,
akibat limbah yang dihasilkan terhadap menurunnya kualitas lingkungan.Limbah
penangkapan dan sisa produksi perikanan baik berupa hasil samping penangkapan
ikan maupun limbah pengolahan ikan masih terkandung nutrisi yang bermanfaat,
seperti kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pakan ikan budidaya. Pemanfaatan ini juga dapat menekan kebutuhan
impor tepung ikan, dan mengurangi limbah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas bahan baku limbah hasil
samping penangkapan dan pengolahan ikan, mempelajari pengaruh pelet dari
limbah tersebut terhadap pertumbuhan bobot bawal bintang, dan menganalisis
ekonomi penggunaan pelet tersebut. Desain penelitian menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan antara lain perlakuan A; Pakan buatan
dengan bahan baku hasil samping penangkapan ikan, perlakuan B; Pakan buatan
dengan bahan baku limbah pengolahan dari sisa fillet, dan kontrol; Menggunakan
pakan komersial untuk bawal bintang. Semua perlakuan dilakukan ulangan 6 kali.
Data yang diperoleh, kemudian dianalisis dengan uji statistik menggunakan
analisis sidik ragam (Anova) pada tingkat kepercayaan 95 % menggunakan SPSS
16. Jika hasil sidik ragam menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05), maka
dilakukan pengujian lanjut menggunakan uji Tukey.
Setelah pengujian selama 60 hari, bobot rata rata ikan bawal bintang, pada
Kontrol (K), memperoleh hasil tertinggi sebesar 212,25 ±2,05 g, diikuti
198,58±2,79 g (perlakuan A) dan 188,83±0,38 g (perlakuan B). Hasil analisis
Anova dan Uji Lanjut Tukey, menunjukkan berbeda nyata antara kontrol dan
kedua perlakuan A dan perlakuan B,dan antara perlakuan A juga berbeda nyata
dengan perlakuan B.
Nilai retensi protein yang diperoleh menunjukkan bahwa dari ketiga perlakuan
tidak menunjukkan perbedaan signifikan, dengan hasil, kontrol 21,85 ± 1,76,
kemudian perlakuan A sebesar 20,56 ± 2,27 dan perlakuan B 17,54 ± 1,71
.Sintasan yang dihasilkan untuk ketiga perlakuan ini sama, sebesar 100 %. Hasil
pemantauan kondisi kualitas air menunjukkan masih dalam batas yang sesuai
untuk kehidupan organisme laut.
Kata kunci : hasil samping, limbah, pakan formula, pertumbuhan, bawal bintang
ABSTRACT
UTILIZATION OF FISHERY BYCATCH AND FISH PROCESSINGAS
FORMULATED FEED RAW MATERIALS IN SILVER POMPANO,
Trachinotus blochii(Lacepede 1801) GROW OUT
By
YUWANA PUJA
The existence of the fisheries industry has a positive impact on regional economic
development and coastal fishermen, but on the other hand it causes environmental
problems, due to the resulting waste to decreasing environmental quality. Fishery
waste and the rest of fishery production both in the fishery bycatch and fish
processingwaste there are still many useful nutrients that can be used, such as
carbohydrates, proteins, fats, mineral salts, and can be used as raw material for
grow out fish feed. This utilization can also reduce the need to import fish meal,
and reduce waste.
This study aims to determine the effect of feed from the bycatchs of fish catching
and processing on the growth weight of silver pompano. The design of this study
isCompletely Randomized Design (CRD) with 3 treatments including treatment
A; Artificial feed with fishery bycatch raw material, treatment B; Artificial feed
with waste raw material from the rest of the fillets, and control; Use commercial
feed for silver pompano. All treatments were repeated 6 times. The data obtained
were then analyzed by statistical tests using analysis of variance (Anova) at a 95%
confidence level using SPSS 16. If the results of variance showed significantly
different results (P <0.05), then further testing was done using the Tukey test.
After testing for 60 days, the average weight of silver silver pompano, in control
(K), obtained the highest results of 212,25 ± 2.05 g, followed by 198,58 ± 2,79 g
(treatment A) and 188,83 ± 0,38 g (treatment B). Based on the results of the
Anova analysis and Tukey’s advanced test, it showed the significant difference
between control and both treatments as well as between treatment A and treatment
B.The results showed that the protein retention value of the three treatments had
no significant difference, with the results of the control being 21,85 ± 1,76, then
treatment A and treatment B respectively are 20,56 ± 2,27 and 17,54 ± 1,71 .
The value of the feed conversion ratio (FCR), based on the Anova test, between
controls (2,46 ± 0,10) was not significantly different from treatment A (2,60 ±
0,05) and treatment B (2,98 ± 0,05). The value of survival rate, shows the same
value for each treatment, which is 100%.The resulting synthesis for the three
treatments is the same, at 100%. The results of monitoring the condition of water
quality are still within the appropriate limits for the life of marine organisms.
Keywords : bycatch, waste, formulated feed, growth, silver pompano
PEMANFAATAN HASIL SAMPING PENANGKAPAN DAN LIMBAH
PENGOLAHAN IKAN SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN BUATAN
DALAM BUDIDAYA IKAN
BAWAL BINTANG, Trachinotus blochii (Lacepede1801)
Oleh
YUWANA PUJA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER SAINS
pada
Progam Studi Magister Ilmu Lingkungan
Pascasarjana Universitas Lampung
PROGAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
PROGAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kulon Progo, Yogyakarta, pada tanggal 1 Juli 1967. Penulis
merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Yohanes Joyo
Piyogo (Alm) dan Ibu Yohana Sutijah.
Pendidikan formal penulis diawali dari pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri
Nanggulan II di Yogyakarta (1972 – 1979). Kemudian dilanjutkan denganSekolah
Menengah Pertama (SMP) Kanisius Nanggulan, Yogyakarta (1979 – 1982),
Sekolah Menengah Atas (SMA) Sanjaya XIV Nanggulan Yogyakarta (1982 –
1985), Pendidikan dan Latihan Ahli Usaha Perikanan (Diklat AUP) Jakarta (1986
– 1989), Pada tahun 1991, penulis melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang (1991 – 1994).
Penulis bekerja sebagai pegawai negeri sipil, di Balai Besar Perikanan Budidaya
Laut Lampung, sejak tahun 1990 sampai sekarang. Pada tahun 2015 penulis
melanjutkan pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan,
Universitas Lampung dan menyelesaikan ujian Tesis pada tanggal 29 November
2019. Sebagian hasil penelitian disajikan pada International Conference on
Marine and Coastal Engineering and Sciences (ICMACES) di Bandar lampung,
tanggal 23 Agustus 2019.
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia
yang diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Pemanfaatan Hasil Samping Penangkapan Dan Limbah Pengolahan Ikan
Sebagai Bahan Baku Pakan Buatan dalam Budidaya Ikan Bawal
Bintang,Trachinotus blochii (Lacepede 1801). Penyusunan tesis ini merupakan
syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan,
Program Pascasarjana Universitas Lampung.
Dalam penyusunan tesis ini Penulis banyak mendapat bantuan baik ilmu, materiil,
petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini, Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Karomani, M.Si. selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Lampung.
3. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. selaku Wakil Direktur
Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. M. Fakih, S.H., M.S. selaku Wakil Direktur Bidang Umum
Universitas Lampung.
5. Bapak Dr. Ir. Samsul Bakri, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister
Ilmu Lingkungan yang selalu memberikan dukungan bagi mahasiswa
dalam menyelesaikan studi.
6. Bapak Drs. Tugiyono, M.Sc.,Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan semangat,
bimbingan, pengetahuan, kritik dan saran serta dukungan kepada Penulis
dalam menyelesaikan tesis.
7. Bapak Dr. Drs. Suciantoro, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan bimbingan,
saran dan pengetahuan, dalam menyelesaikan tesis.
8. Bapak Dr. Indra Gumay Febryano, S.Hut., M.Si., selaku dosen
pembimbing III yang telah banyak meluangkan waktu untuk berdiskusi,
memberikan bimbingan, pengetahuan, kritik dan saran serta selalu
memberi dukungan dan selalu mengingatkan kepada Penulis dalam
menyelesaikan tesis.
9. Bapak Prof. Dr. Ir. Udin Hasanuddin, M.T., selaku dosen penguji yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan, kritik dan saran selama
Penulis menyelesaikan tesis.
10. Bapak Dr. Indra Gumay Yudha, S.Pi., M.Si., selaku dosen penguji yang
telah banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, kritik, saran dan
koreksi kepada Penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
11. Bapak Sunaryat, S.P., M.M., selaku Plt Kepala Balai Besar Perikanan
Budidaya Laut Lampung, beserta staf, yang telah memberi kesempatan,
bantuan selama persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian tesis ini.
12. Seluruh dosen mata kuliah Program Studi Magister Ilmu Lingkungan
Universitas Lampung, atas semua ilmu, pengetahuan dan bimbingan yang
Penulis peroleh selama masa perkuliahan.
13. Bapak Yohanes Joyo Piyogo (Alm) dan Ibu Yohana Sutijah atas
dukungan, doa, kasih sayang, dan perhatian selama ini.
14. Istri tercinta, Valentina Retno Iriani, dan ananda tercinta Ignatius Kevin
Satya Pratama, serta keluarga besar Penulis yang telah banyak memberi
dukungan moril dan materiil setiap harinya.
15. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Dr. Suryadi Saputra, S.Pd., M.Si.,
Dicky Pratama, tim pabrik pakan mandiri, divisi bakobikal, tim satpam
yang telah membantu, memberikan semangat dalam menyelesaikan tesis
ini.
16. Seluruh staff Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas
Lampung yang telah banyak membimbing, membantu selama Penulis
menyeleasaikan studi.
17. Semua pihak yang telah membantu serta mendukung Penulis yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua amal baik yang telah
diberikan. Penulis berharap tugas akhir ini berguna bagi kelanjutan riset mengenai
pemanfaatan limbah perikanan, menjaga lingkungan, dan pengembagan pakan
mandiri ikan laut.
Bandar Lampung, 29 November 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....... ................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 LatarBelakang.......................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................... 5
1.3 KerangkaPemikiran .................................................................. 5
1.4 Hipotesis ................................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9
2.1 PemanfaatanLimbah Hasil Perikanan ..................................... 9
2.2 Pakan Buatan ............................................................................ 10
2.3 Biologi Ikan Bawal Bintang ..................................................... 13
III. METODE PENELITIAN ................................................................... 15
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................... 15
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................... 15
3.3 Metode Penelitian...................................................................... 16
3.4 Pelaksanaan .............................................................................. 17
3.5 Parameter yang diamati ............................................................ 19
3.6 Analisis Data ............................................................................ 21
3.7 Analisis Ekonomi ..................................................................... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 22
4.1 Hasil Analisis Kualitas Bahan Baku ........................................ 22
4.2 Penyiapan Pakan dan Pembuatan Pelet .................................... 24
4.3 Hasil Kinerja Pertumbuhan ...................................................... 29
4.4 Parameter Kualitas Air.............................................................. 33
4.5 Analisis Ekonomi ..................................................................... 35
4.6 Pemanfaatan Limbah Perikanan ............................................... 36
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 39
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 39
5.2 Saran ......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 40
LAMPIRAN ................................................................................................. 46
Lampiran 1 Gambar 10. Aktivitas pengolahan fillet dan
Gambar 11. Limbah pengolahan fillet......................
47
Lampiran 2 Gambar 12. Hasil samping penangkapan ikan di
PPI Lempasing, Bandar lampung dan
Gambar 13. Kegiatan sortir hasil penangkapan ikan
di PPI Lempasing,
Bandar lampung .................................
58
Lampiran 3 Gambar 14. Kegiatan penimbangan bahan baku
pakan dan
Gambar 15. Kegiatan penepungan dan pencetakan
pelet .....................................................
49
Lampiran 4 Gambar 16. Kegiatan pemindahan ikan bawal
bintang ke karamba jaring apung (kja)
dan
Gambar 17. Setting jaring pengujian di kja .............
50
Lampiran 5 Gambar 18. Aktivitas pemberian pakan dan
Gambar 19. Kegiatan sampling pengukuran
panjang bawalbintang ........................
51
Lampiran 6 Gambar 20. Aktivitas sampling pengukuran
sampling berat bawal bintang dan
Gambar 21. Waring untuk sampling ........................
52
Lampiran 7. Gambar 22. Timbangan gantung untuk sampling
pengukuran berat dan
Gambar 23. Meteran pengukur panjang ...................
53
Lampiran 8. Gambar 24. Pelet yang digunakan tiap perlakuan
dan
Gambar 25. Timbangan pakan .................................
54
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Formulasi pakan buatan pembesaran bawal bintang dengan
menggunakan bahan lokal ................................................................
12
2. Hasil analisis proksimat bahan baku .................................................. 23
3. Formulasi pakan perlakuan A ............................................................. 24
4. Formulasi pakan perlakuan B ............................................................. 25
5. Hasil analisis asam amino bahan baku tepung ikan ............................ 25
6. Hasil analisis proksimat pelet yang digunakan ................................... 29
7. Nilai berat awal, rerata berat akhir, rerata panjang awal, rerata
panjang akhir, pertumbuhan relatif, jumlah konsumsi pakan,
kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, konversi pakan dan
retensi protein ....................................................................................
30
8. Nilai parameter kualitas air selama pemeliharaan .............................. 34
9. Hasil perhitungan biaya pakan ........................................................... 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pikir penelitian ..................................................................
7
2. Lay out pengujian di karamba jaring apung .......................................
17
3. Bahan baku pakan A ...........................................................................
23
4. Bahan baku pakan B ...........................................................................
23
5. Mesin penepung ..................................................................................
27
6. Mixer ...................................................................................................
27
7. Mesin pencetak ...................................................................................
28
8. Mesin pengering .................................................................................
28
9. Grafik pertumbuhan ikan bawal bintang ............................................
31
10. Aktivitas pengolahan fillet .................................................................
47
11. Limbah pengolahan fillet ...................................................................
47
12. Hasil samping penangkapan ikan di PPI Lempasing,
Bandar lampung ..................................................................................
48
13. Kegiatan sortir hasil penangkapan ikan di PPI Lempasing,
Bandar lampung ..................................................................................
48
14. Kegiatan penimbangan bahan baku pakan .........................................
49
15. Kegiatan penepungan dan pencetakan pelet ....................................... 49
16 Kegiatan pemindahan ikan bawal bintang ke karamba jaring apung
(kja) .....................................................................................................
50
17. Setting jaring pengujian di kja ............................................................
50
18. Aktivitas pemberian pakan ................................................................
51
19. Kegiatan sampling pengukuran panjang bawal bintang .....................
51
20. Aktivitas sampling pengukuran sampling berat bawal bintang ..........
52
21. Waring untuk sampling .......................................................................
52
22. Timbangan gantung untuk sampling pengukuran berat ......................
53
23. Meteran pengukur panjang .................................................................
53
24. Pelet yang digunakan tiap perlakuan ..................................................
54
25. Timbangan pakan ................................................................................
54
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha penangkapan ikan semakin berkembang pesat dan pemanfaatan teknologi
canggih yang digunakan para pelaku perikanan, seperti dalam proses penangkapan
ikan dan pengolahannya menjadi produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan
pangan maupun produk bermanfaat lainnya (Gopalakrisnan, 2013). Selanjutnya
(Phillip et al., 2015) mengatakan bahwa kegiatan penangkapan ikan yang
dilakukan nelayan, menghasilkan ikan dengan berbagai jenis dan ukuran. Langkah
selanjutnya adalah melakukan pemilahan hasil ikan yang diperoleh, yang meliputi
ikan untuk ekspor, ikan untuk konsumsi manusia, ikan untuk konsumsi pakan
budidaya ikan laut, dan terakhir, tidak dapat dikonsumsi manusia dan merupakan
limbah penangkapan.Data statistik perikanan, diperoleh data volume produksi
perikanan tangkap di provinsi lampung sebesar 172.277 ton dengan nilai 5,58
trilyun pada tahun 2017. Hasil ini merupakan total volume produksi dari seluruh
kabupaten/kota si provinsi lampung, antara lain Bandar lampung, Lampung
Timur, Lampung Selatan, Lampung Barat. (Anonimous, 2018).
Keberadaan industri pengolahan perikanan memberikan dampak positif untuk
perkembangan ekonomi daerah dan nelayan wilayah pesisir, namun disisi lain,
menimbulkan dampak permasalahan terhadap lingkungan, akibat limbah yang
dihasilkannya, dimana pencemaran yang terjadi berakibat terhadap berkurangnya
2
ikan yang bisa ditangkap dan menurunnya kualitas lingkungan serta kesehatan
masyarakat (Anonimous, 2012). Wibowo et al., (2013) mengatakan bahwa
kegiatan pengolahan hasil perikanan,dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat serta memberikan peningkatan nilai sektor industri perikanan tangkap.
Namun demikian dampak negatif juga sering terjadi, karena industri pengolahan
ikan belum menerapkan prinsip pengelolaan lingkungan yang baik. Pada limbah
sisa produksi perikanan masih banyak terkandung nutrisi yang bermanfaat dan
bisa digunakan (Rustad, 2002). Industri perikanan tidak hanya menghasilkan
produk pangan yang bermanfaat dan bisa menjadi sumber pendapatan negara,
akan tetapi juga menghasilkan berbagai macam limbah, baik itu berupa limbah
padat, cair maupun gas yang merupakan hasil samping dari produksi perikanan
ini(Jayathilakan et al., 2012).
Dalam penelitiannya Price et al. ( 2013) melaporkan bahwa selain limbah
penangkapan, aktivitas budidaya ikan laut, seperti budidaya salmon di Norwegia,
yang memproduksi 1000 ton ikan per tahun, menghasilkan limbah 44 kg nitrogen
ke perairan. Dari penelitian diketahui bahwa di dalam limbah perikanan terdapat
kandungan berupa karbohidrat, protein, lemak, garam mineral, dan sisa bahan
kimia yang digunakan dalam pengolahan/pembersihan (Edward et al.,2004).
Menurut Utomo (2016) limbah hasil pengolahan perikanan dapat berupa daging
lumat, minyak ikan, tepung dan silase ikan, kolagen dan gelatin, chitin dan
chitosan, pupuk organik, dan aneka kerajinan dari sisik dan cangkang
kerang.Sampai saat ini limbah-limbah tersebut sebagian besar belum dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik, lebih banyak dibuang ke sungai, danau, laut, pantai
dan tempat-tempat pembuangan sampah. Ditambahkan oleh Irianto et al.(2014)
3
apabila kondisi ini berlangsung secara terus-menerus akan berdampak buruk pada
lingkungan serta dapat menghambat perkembangan industri perikanan pada masa
yang akan datang. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan konsep pembangunan
berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan.Sangat disayangkan,
sesuai dengan kenyataan bahwa tidak semua ikan hasil tangkapan itu dapat
dimaanfaatkan sebagai sumber daya alam yang bernilai ekonomis, karena
banyaknya ikan yang harus terbuang sebagai limbah. Limbah ikan tersebut diatas
ditumpuk di beberapa tempat,baik ditempat pelelangan ikan, maupun dipasar
tradisional. Penanganan terhadap limbah ikan tersebut belum maksimal, sehingga
menimbulkan bau busuk atau pencemaran lingkungan (Purba, 2001).
Praktek pembuangan limbah, dapat menurunkan daya guna dan nilai guna produk
perikanan, sehingga secara ekonomi sangat merugikan. Pemerintah Indonesia
telah berupaya dalam mempertahankan daya dukung lingkungan melalui
pengembangan industri yang bersih dan upaya peningkatan daya guna dan hasil
guna produk perikanan (Kongeo et al., 2010). Oleh karena itu pengembangan
manajemen limbah perikanan harus menjadi prioritas untuk dipikirkan secara
lebih serius. Strategi yang dapat diterapkan agar tercapai tujuan tersebut antara
lain melalui peningkatan efisiensi dalam penanganan dan pengolahan hasil
samping perikanan, memaksimalkan pemanfaatan limbah hasil perikanan untuk
menekan jumlah limbah yang dihasilkan, serta perlakuan yang tepat terhadap
limbah yang dibawah ambang batas yang ditentukan sehingga apabila limbah
tersebut dibuang tidak akan menjadikan pencemaran terhadap lingkungan di
sekitarnya (Yovitaroet al., 2012).
4
Permasalahanyang timbul dalam pengelolaan hasil penangkapan ikan dan
pemanfaatan limbah antara lain, kebanyakan nelayan belum memanfaatkan
limbah yang terjadi sebagai hasil samping usaha penangkapan ikan, apabila
dimanfaatkan, masih belum optimal, limbah hasil tangkap perikanan dan limbah
olahan masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan budidaya.
Upaya ini dapat menekan kebutuhan impor tepung ikan. Pemanfaatan pakan
buatan dalam produksi budidaya ikan bawal bintangmasih belum ekonomis.
Dalam pembuatan tepung ikan, pengeringan dengan menggunakan oven
menyebabkan kadar protein lebih tinggi dibandingkan pengeringan sinar matahari
karena suhu merata dan stabil sehingga membutuhkan waktu pengeringan lebih
cepat (Saputra et al., 2014). Harris et al. (2012) menjelaskan untuk dapat diterima
oleh industri pengolahan pakan, produk tepung ikan yang dihasilkan harus
memenuhi standar mutu, sehingga perlu memodifikasi proses pengolahan tepung
ikan yang selama ini dilakukan masyarakat. Dengan peningkatan mutu tersebut
maka harga jual yang diperoleh akan lebih baik.Hasil penelitian Adewale et al.
(2016) melaporkan penggunaan limbah daging ikan asap sebagai substitusi tepung
ikan dalam pakan formulasi ikan lele, memperoleh hasil yang lebih efisien
dibandingkan dengan pakan komersial untuk kan lele.
Hasil yang diinginkan dari penelitian ini, bahwa dengan penggunaan limbah
perikanan, yang dibuat tepung ikan dan selanjutnya disusun dalam formulasi
pakan buatan ikan bawal bintang. Penggunaan limbah perikanan diharapkan dapat
mendukung progam Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mengurangi
limbah perikanan, sehingga dapat menjaga kualitas air laut. Manfaat lain yang
5
diperoleh oleh pembudidaya ikan bawal bintang, dapat menekan biaya produksi
budidaya bawal bintang, dan akhirnya keuntungan yang diperoleh pembudidaya
ikan semakin besar.
1.2.Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mempelajaridan menganalisiskualitas bahan baku limbah perikanan dari hasil
samping penangkapan ikan dan limbah pengolahan fillet.
2. Mempelajari pengaruh pelet darilimbah hasil penangkapan ikan terhadap
pertumbuhan bobot bawal bintang.
3. Menganalisisekonomi penggunaan pakan formula dengan bahan baku hasil
sampimg penangkapan ikandan limbah pengolahan filletdibandingkan
penggunaan pakan komersial.
1.3. Kerangka Pemikiran
Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan nelayan, menghasilkan ikan dengan
berbagai jenis dan ukuran. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemilahan
hasil ikan yang diperoleh, yang meliputi ikan untuk ekspor, ikan untuk konsumsi
manusia, ikan untuk konsumsi pakan budidaya ikan laut, dan terakhir merupakan
limbah penangkapan. Usaha pengolahan ikan rucah (fillet), merupakan upaya
mendapatkan daging dari ikan rucah yang selanjutnya daging tersebut digunakan
untuk bahan baku olahan daging, seperti bakso ikan, empek-empek, somay, dan
lain-lain. Permasalahan yang timbul dalam kegiatan fillet, adalah limbah kepala
dan tulang rucah tersebut. Kondisi yang terjadi saat ini, antara lain :
6
1. Kebanyakan nelayan belum memanfaatkan hasil samping usaha penangkapan
ikan, dan limbah pengolahanfillet, dan apabila dimanfaatkan, masih belum
optimal.
2. Hasil samping penangkapan ikandan limbah pengolahan fillet, dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan budidaya. Upaya ini juga dapat
menekan kebutuhan impor tepung ikan.
3. Biaya produksi budidaya ikan bawal bintang dengan menggunakan pakan
komersial cukup tinggi. Dengan penggunaan limbah perikanan sebagai bahan
baku tepung ikan, dan disusun dalam formulasi pakan buatan ikan bawal
bintang, diharapkan biaya produksi budidaya bawal bintang dapat ditekan,
sehingga keuntungan yang diperoleh pembudidaya ikan semakin tinggi.
Usaha penangkapan ikan, sering menghasilkan limbah, terutama ikan yang tidak
dikonsumsi manusia, serta limbah hasil kegiatan fillet, untuk diambil daging
ikannya. Peluang limbah hasil perikanan tersebut dapat dibuat tepung ikan yang
berkualitas baik, sebagai bahan baku pembuatan pakan mandiri untuk usaha
pembesaran ikan laut.Pakan formulasi tersebut dibandingkan dengan pakan
komersial untuk mengetahui pengaruhnya dalam pertumbuhan bawal bintang.
Jika pakan formulasi dapat berpengaruh positif untuk pertumbuhan bawal bintang,
selanjutnya dianalisis ekonomi, untuk mengetahui keuntungan yang dapat
diperoleh dari usaha pembesaran bawal bintang.Pemanfaatan tersebut juga dapat
mengurangi limbah hasil perikanan, yang sering ditemukan di beberapa tempat
pelelangan ikan dan beberapa kampung nelayan.
Kerangka pikir seperti pada Gambar 1.
7
Lebih
Menguntungkan ya
tidak
Berbeda nyata
tidak
ya
ya
Pertumbuhan &
FCR lebih baik
tidak
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
Hasil samping penangkapan ikan
Dimanfaatkan sebagai tepung ikan
Bahan baku pakan bawal bintang
Analisis nutrisi
Formulasi pakan mandiri
Pemeliharaan bawalbintang Pelet komersial
Tidak dapat digunakan sebagai
pakan bawal bintang
Limbah ikan rucah Usaha fillet ikan rucah
Diasinkan Limbah fillet
Pelet mandiri
Aspek pertumbuhan Analisis ekonomi
Analisis data
Dapat digunakan untuk
pakan bawalbintang
Uji Tukey
pertumbuhan
8
1.4. Hipotesis
a. Pertumbuhan
H0 : p = 0 Pengaruh pemberian pakan A, B dan Kontrol tidak berbeda
nyata terhadap pertumbuhan ikan bawal bintang
H1 : p ≠ 0 Minimal ada satu perlakuan pemberian pakan yang berbeda
nyata terhadap pertumbuhan ikan bawal bintang.
b. FCR
H0 : p = 0 Pengaruh pemberian pakan A, B dan Kontrol tidak berbeda
nyata terhadap FCR ikan bawal bintang
H1 : p ≠ 0 Minimal ada satu perlakuan pemberian pakan yang berbeda
nyata terhadap FCR ikan bawal bintang.
c. Retensi protein
H0 : p = 0 Pengaruh pemberian pakan A, B dan Kontrol tidak berbeda
nyata terhadap retensi protein ikan bawal bintang
H1 : p ≠ 0 Minimal ada satu perlakuan pemberian pakan yang berbeda
nyata terhadap retensi protein ikan bawal bintang.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemanfaatan Limbah Hasil Perikanan
Dari hasil penelitian Harriset al.,(2012) yang mengambil limbah pembuatan
makanan khas Palembang, menunjukkan bahwa teknik pembuatan tepung ikan
yang telah di modifikasi, mampu menghasilkan tepung ikan dengan mutu III
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Ditinjau dari analisis kelayakan usaha,
yang meliputi pemilihan lokasi, ketersediaan bahan baku, proses produksi,
pemasaran, analisis dampak lingkungan, serta hasil perhitungan analisis usaha
yang menguntungkan. Edward et al.,(2004) menginformasikan bahwa di Vietnam,
produksi limbah hasil penangkapan ikan, dimanfaatkan oleh para nelayan menjadi
produk tepung ikan meskipun kandungan proteinnya rendah, dan digunakan
sebagai bahan baku pakan ikan air tawar.
Selanjutnya Widyasariet al., (2013) menyatakan bahwa kandungan gizi terutama
protein tepung kepala, tulang dan hati menunjukkan bahwa limbah pengolahan
ikan sidat memiliki nilai gizi yang tidak kalah dari produk utama kabayaki dan
juga ikan sidat segar. Oleh sebab itu limbah pengolahan ikan sidat tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku atau bahan tambahan pada diversifikasi produk
makanan. Enyididan Mgbenka (2015) menggunakan tepung limbah kacang
bambara di Nigeria, untuk menggantikan tepung ikan pada diet pakannya. Dan
diperoleh hasil, bahwa tepung limbah kacang bambara dapat menggantikan
hingga 59 % dari porsi tepung ikan.
10
Mekpiroon et al., (2016) mengatakan bahwa pemanfaatan limbah hasil
penangkapan, maupun limbah proses seafood, sebagian besar digunakan oleh
industri tepung ikan, pemanfaatan minyak ikan, biogas, dan lain-lain. Limbah ikan
yang diperoleh, meliputi kepala, usus, tulang dan sirip dengan prosentase terbesar
adalah limbah kepala, usus dan tulang, yang kaya akan protein, dan asam amino
lainnya. Ditambahkan oleh Maghaydah (2003) bahwa pemanfaatan limbah ikan
untuk menghasilkan pakan ikan dalam budidaya perikanan, akan secara signifikan
mengurangi biaya pakan dan meningkatkan kinerja ekonomi usahanya.
2.2.Pakan Buatan
Menurut Saputra et al., (2014) dalam pembuatan tepung ikan, pengeringan
dengan menggunakan oven menyebabkan kadar protein lebih tinggi dibandingkan
pengeringan sinar matahari karena suhu merata dan stabil sehingga membutuhkan
waktu pengeringan lebih cepat dibandingkan dengan pengeringan sinar matahari
dimana suhunya tidak terkontrol. Harris et al., (2012) menjelaskan untuk dapat
diterima oleh industri pengolahan pakan, produk tepung ikan yang dihasilkan
harus memenuhi standar mutu sehingga perlu memodifikasi proses pengolahan
tepung ikannya,dengan peningkatan mutu tersebut maka harga jual yang diperoleh
akan lebih baik. Selanjutnya menurut Sutikno et al., (2014) sebelum dilakukan
pencetakan, perlu diperhatikan kehalusan bahan penyusun, sehingga perlu
dilakukan pengayakan bahan baku agar hasil yang diperoleh lebih berkualitas dan
pakan buatan memiliki tekstur yang menyatu.
Pelet merupakan hasil campuran dari berbagai macam bahan baku pakan yang
harus diformulasikan dengan tepat agar kandungan nutrisinya mampu mendukung
11
pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan yang akan dipelihara dan tidak
mengandung bahan yang tercemar, serta harus aman terhadap lingkungan
(Sunarno et al., 2012). Menurut Colloso (1999) pakan merupakan salah satu
faktor yang sangat berpengaruh dalam suatu usaha budidaya, protein yang
terkandung dalam pakan haruslah sesuai dengan kebutuhan ikan untuk tumbuh.
Pertumbuhan merupakan penambahan ukuran tubuh berupa panjang, berat dan
volume serta jumlah sel-sel tubuh yang seiring dengan pertambahan waktu. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ikan antara lain genetik, seks, umur, penyakit,
parasit, makanan dan suhu perairan.
Kebutuhan protein bervariasi menurut spesies ikan, dan pemanfaatan protein
pakan untuk pertumbuhan ikan, dipengaruhi oleh ukuran ikan, kualitas protein,
kandungan energi pakan, keseimbangan kandungan nutrisi, serta tingkat
pemberian pakan. Kandungan protein pakan sangat menentukan harga pakan,
karena sebagian besar komponen pakan adalah protein (Hajra, et al., 1988).
Menurut Tacon, (1987) diet nutrisi untuk ikan laut pada fase pembesaran,
memerlukan kandungan protein 45 %, dan asam amino; lysine 2,66 % dan
metionine 0,87 %. Kebutuhan asam amino taurine akan digunakan dalam
meningkatkan fungsi penglihatan, sistem syaraf dan pertumbuhan. Metionine juga
berperan dalam menanggulangi katarak.
Contoh formulasi pakan ikan laut untuk pembesaran bawal bintang dengan bahan
baku lokal yang digunakan di kegiatan perekayasaan di Balai Besar Perikanan
Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, seperti pada tabel berikut ini :
12
Tabel 1. Formulasi pakan buatan pembesaran bawal bintangdengan
menggunakan bahan lokal.
Bahan Komposisi (%)
Tepung Ikan 20 Tepung Meat and Bone Meal (MBM) 7 Tepung Poultry Meat Meal (PMM) 12.5 Tepung Soy Bean Meal (SBM) 17.5 Tepung Corn Gluten Meal (CGM) 3.5 Tepung Tapioka 6.3 Tepung Terigu 10.6 Tepung Polard (Gandum) 10 Minyak ikan 10 Lechitin 0.4 Vitamin C 0.05 Vitamin dan Mineral Pre-Mix 0.5 Taurin 0.1 Imunostimulan 0.03 Anti mold 0.05 Anti oksidan 0.07 Mineral mix 0.4 Enzim 0.05 Garam 0.35 Methionin 0.2 Lisin 0.4 Jumlah 100
Sumber : Anonimous (2019).
Menurut Hepher (1988) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain ialah
umur, dan kondisi lingkungan, termasuk makanan. Apabila ketersediaan pakan
tidak terpenuhi, maka laju pertumbuhan akan terhambat.
Pemanfaatan dan penyimpanan nutrien dalam tubuh ikan dapat dilihat dari nilai
retensi proteinnya. Nilai retensi protein diperoleh dari perbandingan antara protein
yang tersimpan di tubuh ikan dengan protein dalam pakan yang diberikan
(Barrows dan Hardy, 2001). Menurut Niu et al., (2013) nilai retensi protein juga
sejalan dengan nilai FCR, semakin kecil nilai retensi protein, maka akan semakin
besar nilai FCR.
13
Mineral dibutuhkan ikan, terutama unsur makro elemen, seperti Kalsium (Ca),
Phospor (P), Magnesium (Mg), Sulfur (S), dan Potasium (K). Mineral berperan
dalam pembentukan tulang dan gigi, sebagai kunci pengelolaan tekanan osmotik,
mengatur pH darah, dan sebagai kofaktor dalam metabolisme (Tacon, 1987).
2.3 Biologi Ikan Bawal bintang
Menurut Saanin (1984) ikan bawal bintang diklasifikasikan sebagai berikut :
Fillum : Chordata
Sub fillum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Percoidea
Famili : Carangidae
Genus : Trachinotus
Spesies : Trachinotus blochii (Lacepede, 1801)
Bentuk tubuh ikan bawal bintang, dari arah samping tampak membulat (oval)
dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1, memiliki kepala kecil,
dengan mulut terletak di ujung kepala, sedikit ke atas, matanya kecil, dengan
lingkaran berbentuk seperti cincin, memiliki gigi yang tajam (Kalidas, 2012).
Selanjutnya menurut Odunsi (2013) ikan bawal bintang banyak terdapat di Lautan
Hindia, Afrika, Malaysia dan Jepang. Ikan ini hidup dan berenang secara
bergerombol, baik di permukaan maupun di dasar perairan.
Di Indonesia sendiri, ikan bawal bintang menjadi salah satu komoditas laut
bernilai ekonomis tinggi, dengan harga jual ikan konsumsi berkisar Rp. 80.000,00
– 95.000,00 per kg. Pemeliharaan ikan ini relatif cepat dibandingkan dengan
14
komoditas ikan laut lainnya, mudah dipelihara dan dapat dijual dalam kondisi
hidup dan mati, sehingga mempermudah dalam pemanenannya (Anonymous,
2016).
Menurut Hepher (1988) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain ialah
umur, dan kondisi lingkungan, termasuk makanan. Apabila ketersediaan pakan
tidak terpenuhi, maka laju pertumbuhan akan terhambat. Efisiensi pakan yang
tinggi menunjukkan penggunaan pakan yang efisien, sehingga hanya sedikit
protein yang dirombak untuk memenuhi kebutuhan energi dan selebihnya
digunakan untuk pertumbuhan (Wills et al., 2013). FCR merupakan banyaknya
pakan yang diberikan pada ikan untuk menghaslkan 1 kg daging. Semakin rendah
nilai FCR, semakin baik kualitas pakan tersebut. Dalam penelitiannya Nhu (2011)
menyebutkan bahwa FCR yang tinggi menunjukkan penggunaan pakan untuk
pertumbuhan kurang efisien.
15
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di BBPBL Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Teluk
Pandan, Kabupaten Pesawaran, dan untuk pembuatan formulasi pakan buatan
bawal bintang dilakukan di Pabrik Pakan BBPBL Lampung. Bahan baku limbah
perikanan diambil dari lokasi pelelangan ikan (TPI) Lempasing, Bandar
Lampung, dengan jenis hasil samping penangkapan ikan dan limbah pengolahan
fillet ikan. Pemeliharaan pembesaran bawal bintang dilakukan di karamba jaring
apung, perairan Teluk Hurun, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran.
3.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan yang digunakan antara lain :
- Mesin penepung
- Timbangan besar
- Timbangan digital
- Mesin Oven
- Mesin pencetak pakan
- Pengayak
- Sekop
- Karamba jaring apung, jaring 1 x 1 x 1,5 m3 sebanyak 18 buah
- Wadah pakan
- Serok
16
- Perangkat analisis proksimat
2. Bahan yang digunakan antara lain :
- Hasil samping penangkapan (ikan rucah campur), dan limbah
pengolahan ikan (sisa fillet ikan rucah)
- Ikan uji (benih Ikan bawal bintang, ukuran (100- 120g/ekor)
- Pakan buatan komersial
- Multivitamin
- Bahan perekat
- Air tawar untuk perendaman ikan bawal bintang
- Obat-obatan
3.3 Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perlakuan kombinasi pakan sebagai berikut :
Perlakuan A : Pakan buatan dengan bahan baku hasil samping penangkapan
ikan, berupa ikan rucah campuran
Perlakuan B : Pakan buatan dengan bahan baku limbah pengolahan fillet ikan
rucah
Kontrol : Menggunakan pakan komersial untuk bawal bintang
Semua perlakuan dilakukan ulangan 6 kali.
Adapun tata letak pengujian yang dilakukan di karamba jaring apung seperti pada
Gambar 2.
17
Gambar 2. Lay out pengujian di karamba jaring apung.
3.4 Pelaksanaan
1. Proses Pembuatan Pakan formula.
Tahap I : Hasil samping penangkapan ikan yang dihasilkan nelayan, dan limbah
pengolahan ikan, terlebih dahulu disortir (dari limbah yang lain, seperti
plastik, dan lain-lain), kemudian dijemur sinar matahari, dan selanjutnya
penepungan, dengan menggunakan mesin penepung.
Tahap II : Tepung ikan dan bahan yang lain ditimbang sesuai kebutuhan
kemudian formulasi pakan bawal bintang dengan kadar protein 37 %,
kemudian dicampur, dan dicetak dengan mesin pencetak pakan dengan
ukuran diameter 5 mm.
2. Analisis proksimat bahan baku
Bahan baku yang akan digunakan, dilakukan analisis proksimat terlebih dahulu.
Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Penguji Kesehatan Ikan dan
K6 A3 K1 A6 B1 K4
A2 B5 B4 K3 A4 B3
K2 A1
B6
A5 B2
K5
18
Lingkungan BBPBL Lampung, yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN). Setelah diketahui nilai proksimat bahan baku yang akan
digunakan, selanjutnya dilakukan penyusunan formulasi dan pencetakan pakan
buatan.
3. Persiapan wadah
Wadah yang digunakan adalah jaring ukuran 1 x 1 x 1,5 m3, di karamba jaring
apungsebanyak 18 buah, dan setiap jaring dilengkapi dengan 4 pemberat jaring di
setiap sudutnya.
4. Pemeliharaan ikan bawal bintang di karamba jaring apung
Tahapan pembesaran bawal bintang dilakukan di karamba jaring apung. Benih
bawal bintang diperoleh dari pembenihan ikan bawal bintang di BBPBL
Lampung, dengan ukuran awal 75 – 100 g/ekor. Penebaran bawal
bintangdilakukandengan padat tebar 20 ekor/m3. Pakan yang digunakan adalah
pakan formula dengan kandungan protein 37%, disertai pemberian tambahan
suplemen.
Menurut Jayakumar (2011) penggunaan pakan buatan dalam budidaya bawal
bintang, telah dilakukan untuk mengganti pakan rucah yang ketersediaan di alam
sudah mulai berkurang, karena bersaing dengan konsumsi manusia. Hal penting
yang harus diperhatikan adalah tentang kesegaran ikan rucah. Pemeliharaan ikan
selama 60 hari. Ikan terlebih dahulu dilakukan adaptasi pakan formula selama 7
hari, sebelum pelaksanaan pengujian.
19
3.5 Parameter yang diamati.
a. Laju Pertumbuhan Relatif, dihitung dengan rumus Takeuchi (1988) dengan
rumus, sebagai berikut :
Wt – Wo
LPR = x 100
Wo
Dimana : LPR : Laju Pertumbuhan Relatif (%)
Wt : Bobot rata-rata ikan hari ke – t (g)
Wo : Bobot rata-rata ikan hari ke – 0 (g)
b. Laju Pertumbuhan Harian (LPH), menyatakan pertambahan berat harian
dalam prosentase, (Mohanta, et al., 2011), dinyatakan dengan rumus :
LnWt - LnWo
LPH = x 100
t
Dimana : LPH : Laju pertumbuhan harian (%/hari)
Wt :Bobot individu rata-rata akhir pemeliharaan (g)
Wo : Bobot individu rata-rata awal pemeliharaan (g)
t :Waktu pemeliharaan (hari)
c. Kelangsungan Hidup (Survival Rate / SR)
Jumlahikan yang hidup sampai dengan akhir kegiatan yang dinyatakan
dalam bentuk prosen (%) dengan menggunakan rumus (Effendi, 2003) :
( Jumlah ikan awal - Jumlah ikan mati )
(SR) = X 100
Jumlahikan awal
20
d. Rasio Konversi Pakan (Food Convertion Ratio/FCR)
Perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan berat biomas.
FCR menurut NRC (2011) dinyatakan dengan rumus :
P
FCR =
(Bt+Bd) - Bo
FCR : Rasio konversi pakan
Bt : Biomassa bobot ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Bo : Biomassabobot ikan pada awalpemeliharaan (g)
Bd: Biomassa bobot ikan mati selamapemeliharaan (g)
P : Jumlah pakan yang dikonsumsi selama pemeliharaan (g)
e. Retensi Protein (RP)
Retensi protein yaitu sejunlah protein dari pakan yang diberikan
terkonversi menjadi protein yang tersimpan dalam tubuh ikan. Untuk
menghitung retensi protein digunakan rumus (NRC, 2011) :
RP(%) = (F-I) / P x 100
Dimana :
F= Kandungan protein dalam tubuh ikan diakhir pemeliharaan (g)
I = Kandungan protein dalam tubuh ikan diawal pemeliharaan (g)
P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g)
Sampling bobot tubuh dan pengukuran panjang ikan dilakukan setiap 15
hari.
Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pukul 08.00 dan pukul 14.00
WIB dengan metode ad satiation (ikan sampai tidak mau makan lagi).
21
Pengukuran kualitas air meliputi suhu, oksigen terlarut (DO), derajat
keasaman (pH) dan amonia dilakukan setiap 7 hari sekali.
f. Analisis Proksimat
Analisis proksimat dilakukan untuk bahan baku pakan, sebelum dilakukan
pencetakan pakan, dan analisis proksimat pelet yang sudah tercetak.
Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Penguji Kesehatan Ikan dan
Lingkungan BBPBL Lampung, yang telah terakreditasi oleh KAN.
g. Analisis Asam Amino
Analisis asam amino dilakukan untuk bahan baku pakan, sebelum
dilakukan pencetakan pakan, dan analisis asam amino pelet yang sudah
tercetak. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium PT. Saraswanti
Indo Genetech, Bogor, Jawa Barat, yang telah terakreditasi oleh KAN.
3.6. Analisis Data
Data yang diperoleh, kemudian dianalisis dengan uji statistik
menggunakan analisis sidik ragam (Anova) pada tingkat kepercayaan 95
% menggunakan SPSS 16. Jika hasil sidik ragam menunjukkan hasil yang
berbeda nyata (P<0,05), maka dilakukan pengujian lanjut menggunakan uji
Tukey.
3.7. Analisis Ekonomi
Salah satu tolok ukur keberhasilan usaha pembesaran ikan laut adalah dengan
menghitung analisis usahanya. Salah satu parameter yang digunakan untuk
menilai aspek usaha budidaya antara lain biaya pakan.
39
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bahan baku tepung ikan pada perlakuan A, yang berasal dari hasil samping
ikan rucah masih memiliki kadar protein cukup baik, yakni sebesar 43,84 %,
dan pakan B, yang berasal dari limbah fillet sebesar 36,30 %.
2. Pengaruh pelet dalam pertumbuhan bawal bintang, ditunjukkan dengan bobot
akhir rata - rata kontrol, memperoleh hasil tertinggi sebesar 212,25 ± 2,05 g
(K), diikuti perlakuan A, sebesar 198,58±2,79 g dan perlakuan B, sebesar
188,83 ± 0,38 g .
3. Pakan perlakuan A, dengan bahan baku tepung ikan yang berasal dari hasil
samping ikan rucah hasil penangkapan ikan, memberikan hasil harga produksi
yang lebih ekonomis, dibanding pakan perlakuan B dan pakan kontrol.
5.2.Saran
Pakan perlakuan A, dapat diproduksi secara massal, dan didaftarkan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan, agar memperoleh registrasi dan dapat
digunakan para pembudidaya ikan bawal bintang.
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2003. Petunjuk Teknis Budidaya Udang. Program Intensifikasi
Pembudidayaan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Anonimous, 2010. Pembesaran Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan
Kerapu Tikus (Cromileptes altevelis) di Karamba Jaring Apung, Juknis
Seri No. 7, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung.
Anonimous, 2012. Menuju Industri Perikanan Ramah Lingkungan dan
Berkelanjutan, Kementerian Lingkungan Hidup, Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonimous, 2016. Laporan Tahunan, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut
Lampung, Tahun Anggaran 2015. Balai Besar Perikanan Budidaya Laut
Lampung.
Anonimous, 2018. Kelautan dan Perikanan dalam Angka. Kementerian Kelautan
dan Perikanan, Jakarta.
Anonimous, 2019. Laporan Hasil Kegiatan Perekayasaan, Balai Besar Perikanan
Budidaya Laut Lampung, Tahun Anggaran 2018. Balai Besar Perikanan
Budidaya Laut Lampung.
Barrows, F., and Hardy, R.W., 2001. Nutrition and Feeding. In : Wedemeyer, G.
(Ed), Fish Hatchery Management. The American Fisheries Society,
Bethesda.
Bahri, S., Yunianto, N.M., Kadari, M., Andre, F., 2014. Pengembangan
Teknologi Budidaya Ikan Bawal bintang di Karamba Jaring Apung Guna
Mendukung Progam Industrialisasi Perikanan Budidaya. Prosiding
Aquaculture For Businees and Food Security. Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Boonyaratpalin, M., 1997. Nutrient requirements of marine food fish cultured in
Southeast Asia. Jurnal Aquaculture.15 (1) : 283-313.
Coloso, R.M, Murillo,G.G. Borlongan, I. And Catacutan, M.R., 1999. Sulfur
Amino Acid Requirement of Juvenile Asian Sea Bass Lates calcarifer.
Journal Application Ichthyology, 15 (1), 54 – 58
41
Dani N.P., Budiharjo A, Listyawati, S, 2005. Komposisi Pakan Buatan untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Protein Ikan Tawes (Puntius
javanicus Blkr). Jurnal BioSmart, Vol 7 (2) : 83 – 90
Edwards, P., Le A.T. and Allan, G.L. 2004. A Survey of Marine Trash fish and
Fsh meal as Aquaculture Feed Ingedients in Vietnam. ACIAR Working
Paper No. 57.ISBN 186320 421 0. Printing: Elect Printing, Australian
Centre for International Agicultural Research, GPO Box 1571 Canberra,
Australia.
Effendie, M.I, 2003. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama Press.
Yogyakarta. 163 hlm.
Effendi, M., 2009. Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu : Solusi Pemanfaatan
Ruang, Pemanfaatan Sumberdaya dan Pemanfaatan Kapasitas Asimilasi
Wilayah Pesisir yang Optimal dan Berkelanjutan. Jurnal Kelautan, 2 (1) :
81 – 86.
Ejere, V., C, Adetoun O. Adeniji, Chidinma A. Levi, Chinweike N. Asogwa and
Christian O. Chukwuka, 2014. Evaluation of Poultry Feather Meal as a
Dietary Protein Source for Clarias Gariepinus and Heterobranchus
Bidorsalis Hybrid. International Journal of Science and Technology,3 (4):
122-134
Ghaly AE, Ramakrishnan VV, Brooks MS, Budge SM, Dave D., 2013. Fish
Processing Wastes as a Potential Source of Proteins, AminoAcids and
Oils: A Critical Review. Journal Microbiology Biochemical Technology 1
(5): 107-129.
Gopalakrishnan. 2013. Customized Training in Mariculture for Maldivian
Officials. Central Marine Fisheries Research Institute (Indian Council of
Agicultural Research) Post Box No.1603, Ernakulam North P.O. Cochin-
682 018 Kerala, India.
Guo, Z, Zhu X, Liu J, Hang D, Yang Y, Lan Z, Xie S. 2012. Effect of dietary
protein perfomance,nitrogen, and energy budget, of juvenil hybrid
sturgeon, Acipenser baerii ♀x A. gueldenstaedtii♂. Journal Aquaculture. 3
(8) : 89-95
Hajra, A, Gosh, A, Mandal, S.K, 1988. Biochemical studies on the determination
of optimum dietary protein to energy ratio for tiger prawn, Penaeus
monodon (Fab.), juveniles. Aquaculture, 2 (71):71-79.
Hardy, R.W. 2000. New Developments in Aquatic Feed Ingedients, and Potential
of Enzyme Supplements. In: Cruz -Suárez, L.E., Ricque- Marie, D., Tapia-
Salazar, M., Olvera-Novoa, M.A. y Civera-Cerecedo, R., (Eds.).
42
Avances en Nutrición Acuícola V.Memorias del V Simposium
Internacional de Nutrición Acuícola. 19-22 Noviembre, 2000. Mérida,
Yucatán, Mexico.
Hepher, B. 1988 Nutrition of Pond Fishes. Cambridge University Press. Geat
Britain, 338 p
Harris, H., Dandy E., Ikromatun N. 2012. Potensi Pengembangan Industri Tepung
Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional Khas Palembang
Berbasis Ikan. Jurnal Pembangunan Manusia. 6 (3) : 75 - 82
Irianto, H.E., Ariyanti, S.D. and Giyatmi. 2014. Prospective Utilization of Fishery
By-Products In Indonesia. Seafood Processing By-Product : Trends and
Applications. Springer Science, Bussiness Media, New York.
Jayakumar, R., A.K. Abdul Nazar and G. Gopakumar. 2011. Culture of Silver
Pompano Trachinotus blochii in Coastal Aquaculture Ponds. Regional
Centre of CMFRI Mandapam Camp – 623 520, Tamil Nadu, India.
Jayathilakan, K.,Khudsia Sultana, K. Radhakrishna, and A. S. Bawa. 2012.
Utilization of Byproducts and Waste Materials from Meat, Poultry and
Fish Processing Industries: A review. Jurnal of Food Science and
Technology. 2 (1) : 36 – 49.
Kalidas, C, M. Sakthivel, G. Tamilmani, P. Ramesh K.,A. K. Abdul N, R.,
Jayakumar, Balamurugan, Ramkumar,Prem J.and G. Gopakumar, 2012.
Survival and gowth of juvenile silver pompano Trachinotus
blochii(Lacepède, 1801) at different salinities in tropical conditions. Indian
Jurnal Fisheries, 59(3) : 95-98,
Kongeo, H., Wayne C., Murdjani, M.,Bunliptanon and Chien, T. 2010. Current
Practices of Marine Finfish Cage Culture in China, Indonesia, Thailand
and Vietnam . Aquaculture Asia Magazine. Marine Finfish Aquaculture
Network. 15 (2) 32 – 40..
Lan, H.P., Michael C. C., Chappell, J, Hawke, J, Tim O.K, 2007. Gowth
Performance of Pompano (Trachinotus blochii)Fed Fishmeal and Soy
Based Dietsin Offshore OCAT Ocean CagesResults of the 2007 OCAT
Cage Feeding Trial in Hainan, China. Journal of American Soybean
Association International Marketing (ASA-IM)
Maghaydah, S., 2003. Utilization Of Fish Processing By-Products For Nutritional
Formulation Of Fish Feed. University of Wisconsin – Stout, Menomonie,
Wisconsin.
43
Masitoh, D. Subandiyono dan Pinandoyo, 2015. Pengaruh Kandungan Protein
Pakan yang Berbeda dengan Nilai E/P 8,5 kkal/g terhadap Pertumbuhan
Ikan Mas (Cyprinus carpio). Journal of Aquaculture Management and
Technologi, 4 (3) : 46-53.
Mekpiroon, A, Weerapong L.,Warangkana J.,2016. Prespective Of Waste
Utilization In Seafood Industry. Faculty Of Environmental Management,
Prince Of Songkla University, Hatyai, Songkhla, Thailand.
Mohanta,KN, Subramanian S, Korikanthimath VS. 2011. Effect of dietary protein
and lipid level on gowth, nutrient utilization and whole-body composition
of blue gourami, Trichogaster trichopterus fingerlings. Journal Animal
Physology and Animal Nutrition. 2 (3) : 126 – 136.
Nandini, T.P.S., Felicitta, R, Chelladurai, and Nagarajan, 2014. The Effect Of
Replacement Of Fish Meal By Shrimp Waste Meal (SWM)On Gowth,
Total Caroteoid And Proximate Composition OfKoi Carp (Cyprinus
carpio Haematopterus. International Journal of Arts and Science
Research. 1(1) : 24 -29.
Nhu, V.C., Huy Q.N, Thanh L.L, Mai, T.T., Soorgeloos, P., Dierckens, K.,
Reinertsen, H., Kjorsvik, E., Svennevig, N., 2011. Cobia Rachycentron
canadum. Aquaculture in Vietnam : Recent developments and prospects.
Aquaculture. 1 (2) : 20 – 25.
Niu, J. Du, Q. Du, H.Z. Lin, Y, Q. Cheang, Z. Huang, Y. Wang, J. Wang, and Y,
F. Chen, 2013. Quantitative dietary methionine requirment of juvenile
golden Pompano Trachinotus ovatus at a constant dietary cystine level.
Aquaculture Nutrition, 1 (9) : 667 - 686
[NRC] National Research Council. 2011. Nutrients requirments of fish and
shrimp. Washington (US): National Academia Press.
Odunsi, A. A., *
Akinwumi, A.O. and Falana, O. I., 2013. Replacement value of
hatchery waste meal for fish meal in the diet of laying Japanese Quail
(Coturnix coturnix japonica). International Food Research Journal 20(6):
3107-3110
Phillips, M, Henriksson P.J.G, Tran N, Chan C.Y, Mohan C.V, Rodriguez U.P,
Suri S, Hall S and Koeshendrajana S. 2015. Exploring Indonesian
Aquaculture Futures. Penang, Malaysia: WorldFish, Progam Report: 2015-
39.
Pranata, B., 2018. Kinerja Pertumbuhan Ikan Bawal Bintang Trachinotus blochii
di Karamba Jaring Apung Yang diberi Pakan Berkadar Protein Berbeda.
Skripsi, Bogor : Institut Pertanian Bogor.
44
Purba, R.M. 2001. Pemanfaatan Silase Limbah Jeroan Ikan Nila Sebagai Bahan
Substitusi Tepung Ikan Dalam Pakan Ikan Nila Gift. Progam Studi
Budidaya Perairan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rustad, T. 2003. Utilization of Marine By-Product. Electronic Journal of
Environmental Agicultural and Food Chemistry. 1 (3) : 114 – 137.
Saanin, H. 1984., Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina
Cipta, Jakarta
Sahaffer, R.V. and Nakamura, E.L. 1989. Synopsis of Biological Data on The
Cobia Rachycentron canadum (Pisces : Rachycentridae). FAO Fisheries
Synopsis, V.153.
Saputra, W.T, M. Amri, Usman B. 2014. Pengaruh Perbedaan Pengolahan
Limbah Ikan Sebagai Bahan Pakan Larva Ikan Lele (Clarias gariepinus).
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Bung Hatta, Padang.
Sasanti, A.D. dan Yulisman, 2012. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih
Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Buatan Berbahan Baku
Tepung Keong Mas (Pomacea sp.). Jurnal Lahan Suboptimal, 1(2) : 158-
162.
Seneriches, M.L.M and Chiu, Y.N.,1988. Effect of fishmeal on the gowth,
survival and feed efficiency of milkfish (Chanos chanos) fry. Aquaculture,
71:61-69.
Setiadharma, T, Wibawa, G.S, dan Setiadi, I., 2014. Performa Pertumbuhan Benih
Ikan Bawal Laut, Trachinotus blocii (Lacepede) Pada Penggelondongan
Dalam Hapa di Tambak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 6
(1) : 81-86.
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Sunarno, Joko, M.T, Reza S dan Deisi H. 2012. Petunjuk Teknis Teknologi Pakan
Ikan Ekonomis dan Efisien Berbasis Bahan Baku Lokal. Penerbit IPB
Press, Kampus Institut Pertanian Bogor, Taman Kencana, Bogor.
45
Sutikno, E, Syahrul, L., Faisal, R, Peni, D.S., Hermintarti, Martijo dan Suparjono.
2014. Petunjuk Teknis : Teknik Pembuatan Pakan Murah Dengan
Teknologi Sederhana. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau, Jepara.
Syam, A.R.2006. Parameter Stok dan Laju Tingkat Eksploitasi Ikan Mawalinya
(Selar crunensp fhalmers) di Perairan Maluku. Prosiding Seminar
Nasional Ikan IV.
Tacon, A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp. A
Training Manual, FAO. 1. The Essential Nutrients.
Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutriens. In
Watanabe T (Eds) Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texboook the
GeneralAquaculture Course. Department Of Aquatic Bioscience. Tokyo
University of Fisheries Press. Tokyo. 229 pp.
Towers, L. 2011. Seed Production of Cobia in India. The Fish Site (5 November
2011). Sheffield, UK : 5m Publishing.
Utomo, T. 2016. Pemanfaatan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan. Publikasi :
Kompasiana. Dipublikasi tanggal 26 Januari 2016.
Wibowo, T.S., Purwanto dan Bambang Y. 2013. Pengelolaan Lingkungan Industri
Pengolahan Limbah Fillet Ikan. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Widyasari, R.A.H.E, Clara M .K, Wiryawan, B.,Wiyono, E.S. dan Suseno, S.H.
2013. Pemanfaatan Limbah Ikan Sidat Indonesia (Anguilla bicolor)
Sebagai Tepung Pada Industri Pengolahan Ikandi Pelabuhan Ratu,
Kabupaten Sukabumi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK),
Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680 ISSN 1978 - 1059 Jurnal Gizi dan
Pangan, November 2013, 8(3): 215—220.
Wills, P.S., Weirich,C.R., Baptiste, R.M. and Riche, M.A 2013. Evaluation of
Commercial Marine Fish Feeds For Production of Juvenile Cobiain
Recirculating Aquaculture Systems. North American Journal of
Aquaculture.75 (2) : 178-185.
Yovitaro, N, Lestari, S.dan Hanggita S. 2012. Karakteristik Kimia Dan
Mikrobiologi Silase Keong Mas (Pomacea canaliculata) Dengan
Penambahan Asam Format dan Bakteri Asam Laktat. Progam Studi
Teknologi Hasil Perikanan, Universitas Sriwijaya, Palembang.