ichal edibel film

Click here to load reader

Upload: ichal-vagansha

Post on 01-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TEKNIK PENGEMASAN DAN LABELING AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR

TEKNIK PENGEMASAN DAN LABELING AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR

KATA PENGANTAR

ASSALAMU ALAIKUM WR.WBAlhamdu Lillahi Rabbil Alamin, sebagai ucapan tanda syukur penulis haturkan kepada sang pemberi anugerah, Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, sebagai pelengkap tugas mata kuliah Teknik Pengemasan dan Labeling dengan judul Kemasan Edibel Film .Penyusunan makalah ini bertujuan agar kita mampu mengenali berbagai jenis kemasan dan bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari hari. Dengan harapan, semoga dengan hadirnya makalah ini, dapat dijadikan sebagai referensi untuk memberikan pengetahuan baru kepada pembaca. Dengan selesainya laporan ini tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada :1 Ibu Hartini, selaku dosen pada mata kuliah Teknik Pengemasan dan Labeling.2 Seluruh rekan rekan yang telah memberikan banyak sumbangsih kepada penulis dalam penyusunan laporan ini.Demikianlah yang bisa saya sampaikan, semoga usha kita bersama dalam memajukan dunia industri mendapat ridho dari ALLAH SWT.WASSALAM Parepare, Januari 2013 KELOMPOK IIDAFTAR ISIHalamanKata Pengantar1Daftar Isi2BAB I. PENDAHULUAN1. Latar Belakang...32. Tujuan Penulisan5BAB II. PEMBAHASAN1. Sejarah Kemasan Edibel Film62. Pengertian Kemasan Edibel Film 73. Bahan Bahan Pembuat84. Sifat Sifat Edibel Film135. Kelebihan dan Kekurangan146. Aplikasi Kemasan Edibel Film157. Fungsi Kemasan Edibel Film16BAB III. PENUTUP1. Kesimpulan 182. Saran19DAFTAR PUSTAKA20BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangDewasa ini, teknologi pengemasan berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia. Revolusi industri yang telah mengubah tatanan hidup manusia ke arah kehidupan yang lebih modern, telah pula mengubah teknologi kemasan hingga mencakup aspek perlindungan pangan (mutu nutrisi, cita rasa, kontaminasi dan penyebab kerusakan pangan) dan aspek pemasaran (mempertahankan mutu, memperbaiki tampilan, identifikasi produk, informasi komposisi dan promosi).Saat ini meskipun kemasan alami masih juga digunakan, namun telah banyak berkembang kemasan yang termasuk dalam kelompok kemasan sintetis dan kemasan modern. Berbagai jenis material kemasan sintetis bahan pangan yang beredar di masyarakat, misalnya kertas, kaca, kaleng dan plastik mempunyai keunggulan dan kelemahan tertentu, sehingga penggunaannya juga didasarkan pada kecocokan dengan sifat bahan pangan yang dikemas.Perkembangan ilmu pengetahuan telah meningkatkan kesadaran manusia untuk hidup sehat. Hal itu telah mengembangkan fungsi teknologi pengemasan pangan menjadi lebih luas, yaitu untuk: 1. Menjaga produk pangan agar tetap bersih, terlindung dari kotoran dan kontaminasi.

2. Menjaga produk pangan dari kerusakan fisik, perubahan kadar air dan pengaruh sinar.3. Memudahkan dalam membuka/menutup, memudahkan dalam penanganan, pengangkutan dan distribusi.4. Menyeragamkan produk pangan dalam ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan standar yang ada. 5. Menampakkan identifikasi, informasi, daya tarik dan tampilan yang jelas dari bahan pangan yang dikemas sehingga dapat membantu promosi/penjualan. 6. Memberikan informasi melalui sistem labeling, bagaimana cara penggunaan produk, tanggal kadaluwarsa dan lain-lain.

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan lingkungan, mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan teknologi bahan kemasan yang dapat terdegradasi secara alami. Salah satu penelitian yang dilakukan terhadap biopolimer yang berasal dari hasil pertanian, yaitu bahan yang tersusun dari komponen lemak, protein, karbohidrat atau gabungan dari ketiga unsur tersebut adalah edible film. Edible film merupakan lapisan tipis dari materi yang dapat dimakan yang diletakkan diatas permukaan produk makanan untuk menyediakan penghalang bagi uap air, oksigen dan perpindahan padatan dari makanan tersebut.

Aplikasi dapat dilakukan langsung pada permukaan makanan dengan cara pencelupan, penyemprotan atau brushing. Edible film dapat meningkatkan stabilitas dan kualitas makanan dengan berlaku sebagai penghalang minyak, oksigen, dan uap air. Selanjutnya, edible film merupakan bahan potensial pembawa antioksidan yang dapat meminimalkan atau mencegah adanya oksidasi lemak.

2. Tujuan PenulisanMenjelaskan pengertian kemasan edibel film, kelebihan dan kekurangannya, dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari hari.

BAB IIPEMBAHASAN1. Sejarah Kemasan Edibel FilmAnda tentu pernah atau bahkan sering mengkonsumsi makanan dan minuman kemasan, seperti minuman botol atau makanan yang dibungkus plastik. Biasanya, setelah anda menghabiskan isi dari kemasan tersebut, anda akan membuangnya ke tempat sampah atau tempat lainnya.Tentu hal ini tidak baik untuk ekosistem dan lingkungan, karena bahan plastik terkenal membutuhkan proses bahkan sampai ribuan tahun agar bisa terurai secara natural dan menjadi bagian dari tanah atau alam.Nah, mensiasati hal tersebut, para ilmuwan dari Harvard University berhasil mengembangkan bahan untuk membuat kemasan plastik yang bisa dikonsumsi alias dimakan.

Gambar 1 : Ilustrasi Kemasan Edibel FilmBahan tersebut merupakan membran yang dikombinasikan dengan bahan partikel makanan, sehingga saat anda memakan kemasan tersebut, akan merasakan rasa makanan yang kelak akan disesuaikan dengan jenis dari isi kemasan. Sejauh ini para ilmuwan tersebut telah berhasil membuat membran bahan kemasan dengan rasa jeruk, buah tomat dan rasa anggur.Seiring dengan kesadaran manusia akan masalah ini, maka dikembangkanlah jenis kemasan dari bahan organik dan bahan-bahan terbarukan (renewable). Salah satu jenis kemasan yang bersifat ramah lingkungan adalah kemasan edible (edible packaging). Keuntungan dariedible packagingadalah dapat melindungi produk pangan, penampakan asli produk dapat dipertahankan, dapat langsung dimakan, serta aman bagi lingkungan.Tentu saja penemuan dan penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi dunia dan lingkungan, apalagi setelah bumi kita semakin rusak dan kotor oleh sampah-sampah yang sulit di serap oleh alam. Kelak mungkin, saat kita minum sebuah minuman botol, setelah habis isi botol tersebut, kita akan mengunyah "botol" nya sekalian. Kalaupun tidak, maka botol-botol tersebut akan diambil oleh para pemulung dan tunawisma yang kelaparan untuk di makan.

2. Pengertian Kemasan Edibel FilmKemasan edibel adalah kemasan yang dapat ikut dikonsumsi, bersifat mewadahi dan memberi bentuk yang bersifat melindungi bahan pangan dari kehilangan substansi yang mudah menguap (volatil), reaksi antarsubstansi, penyerapan uap air dari udara dan reaksi ketengikan oksidatif. Kemasan edibel adalah suatu jenis bahan pengemas yang dapat dikonsumsi dan digunakan untuk membungkus bahan pangan sehingga bahan pangan secara umum terhindar dari penurunan atau penyimpangan mutu akibat pengaruh lingkungan, dalam jangka waktu tertentu. Ditinjau dari fungsi pengemasan, kemasan edibel lebih berfungsi sebagai pelindung bahan pangan dari penyimpangan mutu, kemasan edibel tidak mengenal migrasi komponen berbahaya dan dapat memperbaiki kekurangan pengemasan sintesis.Ciri kemasan edibel yang ideal adalah :a) Mampu memberi perlindungan terhadap produk pangan.b) Dapat meningkatkan mutu dan nilai tambah produk pangan.c) Bersifat ramah lingkungan, kuat tidak berbahaya bagi kesehatan konsumen.d) Ramah lingkungan.e) Mampu mempercepat penyajian makanan.

3. Bahan- Bahan Pembuat Komponen utama penyusun edible film dikelompokan menjadi tiga, yaitu hidrokoloid, lipida, dan komposit. Hidrokoloid yang dapat digunakan untuk membuat edible film adalah protein (gelatin, kasein, protein kedelai, protein jagung dan gluten gandum) dan karbohidrat (pati, alginat, pektin, gum arab, dan modifikasi karbohidrat lainnya).Gambar 2 : Edibel Film - Protein

Lipid yang digunakan adalah lilin/wax, Lilin adalah ester yang terbentuk dari asam lemak dengan alcohol monohidrat rantai panjang yang tersusun atas esterserilministrat., gliserol dan asam lemak. Dan komposit adalah bahan yang didasarkan pada campuran hidrokoloid dan lipida. Adapun bahan tambahan Edible film, yaitu :a) GliserolUntuk memperbaiki sifat plastik maka ditambahkan berbagai enis tambahan atau aditif. Bahan tambahan ini sengaja ditambahkan dan berupa komponen bukan plastik yang diantaranya berfungsi sebagai plasticizer, penstabil pangan, pewarna, enyerap UV dan lain-lain. Bahan itu dapat berupa senyawa organik maupun anorganik yang biasanya mempunyai berat molekul rendah.Gliserol adalah senyawa golongan alkohol polihidrat dengan 3 buah gugus hidroksil dalam satu molekul (alcohol trivalent). Rumus kimia gliserol adalah C3H8O3, dengan nama kimia 1,2,3 propanatriol. Berat molekul gliserol adalah 92,1 massa jenis 1,23 g/cm2 dan titik didihnya 209C.Gliserol memiliki sifat mudah larut dalam air, meningkatkan viskositas larutan, mengikat air, dan menurunkan Aw. Gliserol merupakan plasticizer yang bersifat hidrofilik, sehingga cocok untuk bahan pembentuk film yang bersifat hidrofobik seperti pati. Ia dapat meningkatkan sorpsi molekul polar seperti air. Peran gliserol sebagai plasticizer dan konsentrasinya meningkatkan fleksibilitas film.

b) PlasticizerPlasticizer merupakan bahan tambahan yang diberikan pada waktu proses agar plastik lebih halus dan luwes. Fungsinya untuk memisahkan bagian-bagian dari rantai molekul yang panjang.Plasticizer adalah bahan non volatile dengan titik didih tinggi yang apabila ditambahkan ke dalam bahan lain akan merubah sifat fisik dan atau sifat mekanik dari bahan tersebut. Plasticizer ditambahkan untuk mengurangi gaya intermolekul antar partikel penyusun pati yang menyebabkan terbentuknya tekstur edible film yang mudah patah (getas).Molekul plasticizer akan mengganggu kekompakan pati, menurunkan interaksi intermolekul dan meningkatkan mobilitas polimer. Selanjutnya menyebabkan peningkatan elongasi dan penurunan Tensile strength seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol. Penurunan interaksi intermolekul dan peningkatan mobilitas molekul akan memfasilitasi migrasi molekul uap air.Plasticizer menurunkan gaya inter molekuler dan meningkatkan mobilitas ikatan polimer sehingga memperbaiki fleksibilitas dan extensibilitas film. Ketika gliserol menyatu, terjadi beberapa modifikasi struktural di dalam jaringan pati, matriks film menjadi lebih sedikit rapat dan di bawah tekanan, bergeraknya rantai polimer dimudahkan, meningkatkan fleksibilitas film. Tanpa plasticiser amilosa dan amilopektin akan membentuk suatu film dan suatu struktur yang bifasik dengan satu daerah kaya amilosa dan amilopektin. Interaksi-interaksi antara molekul-molekul amilosa dan amilopektin mendukung formasi film, menjadikan film pati jadi rapuh dan kaku. Keberadaan dari plasticizer di dalam film pati bisa menyela pembentukan double helices dari amilosa dengan cabang amilopektin, lalu mengurangi interaksi antara molekulmolekul amilosa dan amilopektin, sehingga meningkatkan fleksibilitas film pati.

c) Pati tapiokaSemua pati yang terdapat secara alami tersusun dari dua macam molekul pektin (amilosa dan amilopektin). Amilosa merupakan polimer berantai lurus, 1-4 glukosidik, sedangkan amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan 1-6 glukosidik. Molekul-molekul berrantai lurus, yaitu amilosa yang berdekatandan bagian rantai yang lurus pada bagian luar atau ujungujung amilopektin tersusun dengan arah sejajar. Susunan tersebut membentuk bangunan yang kristalin dan kompak. Molekulmolekul bercabang, yaitu amilopektin mempunyai susunan yang kurang kompak/amorf, sehingga lebih mudah dicapai oleh air dan enzim. Pati mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan sifat-sifat produk pangan. Pati mampu berinteraksi dengan senyawa-senyawa lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga berpengaruh pada aplikasi proses, mutu, dan penerimaan produk.Karena kemampuannya, pati dijadikan bahan pelapis yang dapat dimakan (edible film). Edible film adalah lapisan tipis dan kontinyu yang terbuat dari bahan-bahan yang dapat dimakan, dibentuk melapisi komponen makanan (coating) atau diletakkan di antara komponen makanan (film). Prinsip pembentukan edible film adalah interaksi rantai polimer menghasilkan agregat polimer yang lebih besar dan stabil. Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri. Dibandingkan dengan tepung jagung, kentang, dan gandum atau terigu, komposisi zat gizi tepung tapioka cukup baik sehingga mengurangi kerusakan tenun, juga digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih.Edible film dari tapioka memiliki sifat mekanik yang hampir sama dengan plastik dan kenampakannya trasparan. Tepung tapioka meskipun dibuat dari bahan (singkong) dengan kandungan unsur gizi yang rendah, namun masih memiliki unsur gizi.Tepung tapioka tidak termasuk di dalam golongan amilopektin, namun tepung tapioka memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan amilopektin. Sifat-sifat tepung tapioka tersebut adalah :1. Sangat jernih. Dalam bentuk pasta, amilopektin menunjukkan kenampakkan yang sangat jernih sehingga sangat disukai karena dapat mempertinggi mutu penampilan dari produk akhir.2. Tidak mudah menggumpal. Pada suhu normal, pasta dari amilopektin tidak mudah menggumpal dan kembali menjadi keras.3. Memiliki daya pemekat yang tinggi. Karena kemampuannya untuk mudah pekat, maka pemakaian pati dapat dihemat.

4. Tidak mudah pecah atau rusak. Pada suhu normal atau lebih rendah, pasta tidak mudah kental dan pecah (retak-retak). Dibandingkan dengan pati biasa, stabilitas amilopektin pada suhu amat rendah juga lebih tinggi.5. Suhu gelisasi lebih rendah. Dengan demikian juga menghemat pemakaian energy.Edible film dari pati tapioka termasuk ke dalam kelompok hidrokoloid, yang bersifat higroskopis. Umumnya film dari hidrokoloid mempunyai struktur mekanis yang cukup bagus, namun kurang bagus terhadap penghambatan uap air. Pada kondisi kandungan uap air yang tinggi, film akan menyerap uap air dari lingkungannya.d) CaSO4Untuk memperbaiki mutu gel cincau dapat ditambahkan bahan pengikat, antara lain pati, agar dan CaSO4. Penggunaan pati dengan konsentrat 0,1 % dari air pengekstrak; atau penambahan agar 0,02 % dari air pengekstrak; atau penambahan CaSO4 dengan konsentrasi 0,05 % dari bubuk daun cincau kering akan menghasilkan gel yang baik; baik untuk bubuk daun cincau kering jemur maupun kering oven.

4. Sifat-sifat Edible film Sifat fisik film meliputi sifat mekanik dan penghambatan. Sifat mekanik menunjukkan kemampuan kekuatan film dalam menahan kerusakan bahan selama pengolahan, sedangkan sifat penghambatan menunjukkan kemampuan film melindungi produk yang dikemas dengan menggunakan film tersebut. Beberapa sifat film meliputi kekuatan renggang putus, ketebalan, pemanjangan, laju transmisi uap air, dan kelarutan film.a) Ketebalan Film (mm)Ketebalan film merupakan sifat fisik yang dipengaruhi oleh konsentrasi padatan terlarut dalam larutan film dan ukuran plat pencetak. Ketebalan film akan mempengaruhi laju transmisi uap air, gas dan senyawa volatile .

b) Panjang dan KekuatanPemanjangan didefinisikan sebagai prosentase perubahan panjang film pada saat film ditarik sampai putus. Kekuatan regang putus merupakan tarikan maksimum yang dapat dicapai sampai film dapat tetap bertahan sebelum film putus atau robek. Pengukuran kekuatan regang putus berguna untuk mengetahui besarnya gaya yang dicapai untuk mencapai tarikan maksimum pada setiap satuan luas area film untuk merenggang atau memanjang.

c) Kelarutan FilmPersen kelarutan edible film adalah persen berat kering dari film yang terlarut setelah dicelupkan di dalam air selama 24 jam .

5. Kelebihan Dan KekuranganKelebihan edible film yang dibuat dari hidrokoloid diantaranya memiliki kemampuan yang baik untuk melindungi produk terhadap oksigen, karbondioksida dan lipid serta memiliki sifat mekanis yang diinginkan dan meningkatkan kesatuan struktural produk.

Kelemahannya, film dari karbohidrat kurang bagus digunakan untuk mengatur migrasi uap air sementara film dari protein sangat dipengaruhi oleh perubahan pH. Kelebihan edible film dari lipid adalah memiliki kemampuan yang baik untuk melindungi produk dari penguapan air atau sebagai bahan pelapis untuk mengoles produk konfeksioneri. Kekurangannya adalah penggunaannya dalam bentuk murni terbatas karena integritas dan ketahanannya tidak terlalu baik.Edible film dari komposit (gabungan hidrokolid dan lipid) dapat meningkatkan kelebihan dari film hidrokoloid dan lipid, serta mengurangi kelemahannya. Kelebihan kemasan edibel selain dapat melindungi pangan, kemasan ini aman dikonsumsi bersamaan dengan pangan yang dibungkus.

6. Aplikasi Kemasan Edibel FilmEdible film diaplikasikan pada makanan dengan cara pembungkusan, pencelupan, penyikatan atau penyemprotan. Contoh pangan yang menggunakan kemasan edible diantaranya, produk pangan seperti sosis,pizza, confectionary disamping itu juga digunakan sebagai pelindung produk buah-buahan seperti buah apel, dan buah pir.Edible filmharus mempunyai sifat-sifat yang sama dengan film kemasan seperti plastik, yaitu harus memiliki sifat menahan air sehingga dapat mencegah kehilangan kelembaban produk, memiliki permeabilitas selektif terhadap gas tertentu, mengendalikan perpindahan padatan terlarut untuk mempertahankan warna, pigmen alami dan gizi, serta menjadi pembawa bahan aditif seperti pewarna, pengawet dan penambah aroma yang memperbaiki mutu bahan pangan.Penggunaanedible filmuntuk pengemasan produk-produk pangan seperti sosis, buah-buahan dan sayuran segar dapat memperlambat penurunan mutu, karenaedible film dapat berfungsi sebagai penahan difusi gas oksigen, karbondioksida dan uap air, serta komponen flavor sehingga mampu menciptakan kondisi atmosfer internal yang sesuai dengan kebutuhan produk yang dikemas. Pengembangan produk kemasan luar biasa ini tentunya harus terus ditingkatkan sebagai teknologi pengemasan produk yang bernilai jual tinggi dan ramah lingkungan.

7. Fungsi Kemasan Edibel FilmFungsi dari edible film adalah sebagai penghambat perpindahan uap air, menghambat pertukaran gas, mencegah kehilangan aroma, mencegah perpindahan lemak, meningkatkan karakteristik fisik, dan sebagai pembawa zat aditif. Edible film yang terbuat dari lipida dan juga film dua lapis (bilayer) ataupun campuran yang terbuat dari lipida dan protein atau polisakarida pada umumya baik digunakan sebagai penghambat perpindahan uap air dibandingkn dengan edible film yang terbuat dari protein dan polisakarida dikarenakan lebih bersifat hidrofobik.Jumlah karbondioksida dan oksigen yang kontak dengan produk merupakan salah satu yang harus diperhatikan untuk mempertahan kualitas produk dan akan berakibat pula terhadap umur simpan produk.

Film yang terbuat dari protein dan polisakarida pada umumnya sangat baik sebagai penghambat perpindahan gas, sehingga efektif untuk mencegah oksidasi lemak. Komponen volatil yang hilang atau yang diserap oleh produk dapat diatur dengan melakukan pelapisan edible coating atau film.Edible film dapat bergabung dengan bahan tambahan makanan dan substansi lain untuk mempertinggi kualitas warna, aroma, dan tekstur produk, untuk mengontrol pertumbuhan mikroba, serta untuk meningkatkan seluruh kenampakan. Asam benzoat, natrium benzoat, asam sorbat, potasium sorbat, dan asam propionate merupakan beberapa antimikroba yang ditambahkan pada edible film untuk menghambat pertumbuhan mikroba. Asam sitrat, asam askorbat, dan ester lainnya, Butylated Hydroxyanisole (BHA), Buthylated Hydroxytoluen (BHT), Tertiary Butylated Hydroxyquinone (TBHQ) merupakan beberapa antioksidan yang ditambahkan pada edible film untuk meningkatkan kestabilan dan mempertahanka komposisi gizi dan warna makanan dengan mencegah oksidasi ketengikan, degradasi, dan pemudaran warna (discoloration).

BAB IVPENUTUP1. KESIMPULANEdible film merupakan lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan, doletakkan diantara komponen makanan yang berfungsi sebagai barrier terhadap transfer massa (missal kelembaban, oksigen, lipid, dan zat terlarut) dan sebagai carrier bahan makanan dan aditif untuk meningkatkan penanganan makanan. Edible film telah banyak dibuat dengan menggunakan komponen-komponen polisakarida, lipid, dan protein. Edibel film hidrokoloid baik terhadap transfer oksigen, karbohidrat dan lipid. Film hidrokoloid baik untuk dijadikan pengemas karena mudah larut air sehingga mudah dalam penggunaannya.Edibel film dapat dibuat dari berbagai jenis bahan diantaranya methylcellulose, lilin lebah dan plasticizer. Metylcellulose bisa membentuk film dengan kekuatan tinggi, jernih, larut air, tidak berminyak, laju oksigen dan kecepatan uap airnya rendah. Karakteristik pengemas yang dihasilkan adalah berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak bersifat toksik. Lilin adalah ester yang terbentuk dari asam lemak dengan alcohol monohidrat rantai panjang yang tersusun atas esterserilministrat. Sedangakan plasticizer berfungsi mengurangi ikatan hydrogen internal pada ikatan intermolekul.

2. PENUTUPDemikianlah yang penulis dapat paparkan dalam penyusunan makalah mengenai kemasan edibel film. Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengajai. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian akan sangat bermanfaat demi perbaikan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKAFarmamin dan Perbekalan Kesehatan dan ( Dikutip :Dra.Efriza/Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan)Diposkan oleh Berani Tampil Beda di 06:49 sumber;http://agus89smart.blogspot.com/2009/07/peper.htmlhttp://dewiherly.blogspot.com/2012/06/edible.htmlhttp://majarimagazine.com/2011/07/kemasan-edible-buah-perkembangan-teknologi-yang-luar-biasa/http://yisluth.wordpress.com/2010/12/17/review-lengkap-tentang-edible-film-pembuatannya-dari-bubuk-pektin-cincau-dan-aplikasinya/

KELOMPOK II / KEMASAN EDIBEL FILM15