hubungan kadar neutrofil dengan luaran klinis …

71
1 HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS PENDERITA STROK ISKEMIK AKUT ASSOCIATION OF NEUTROPHYL LEVEL WITH CLINICAL OUTCOME IN ACUTE ISCHEMIC STROKE LAURA BIANCA SYLVIA HUWAE PASCASARJANA KEDOKTERAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU (COMBINED DEGREE) PROGRAM STUDI ILMU PENYAKIT SARAF UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

1

HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARANKLINIS PENDERITA STROK ISKEMIK AKUT

ASSOCIATION OF NEUTROPHYL LEVEL WITH CLINICALOUTCOME IN ACUTE ISCHEMIC STROKE

LAURA BIANCA SYLVIA HUWAE

PASCASARJANA KEDOKTERANPROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU

(COMBINED DEGREE)PROGRAM STUDI ILMU PENYAKIT SARAF

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2013

Page 2: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

2

HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARANKLINIS PENDERITA STROK ISKEMIK AKUT

Tesis

Sebagai salah satu Syarat mencapai Gelar Magister

Program Studi

Neurologi

Disusun diajukan oleh

LAURA BIANCA SYLVIA HUWAE

Kepada

KONSENTRASI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALISTERPADU

(COMBINED DEGREE)PROGRAM STUDI BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2013

Page 3: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

3

TESIS

HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARANKLINIS PENDERITA STROK ISKEMIK AKUT

Disusun dan diajukan oleh :

LAURA BIANCA SYLVIA HUWAE

Nomor Pokok : P1507209211

telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis

pada tanggal 17 September 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui

Komisi Penasihat,

dr. Cahyono Kaelan,Sp.PA(K), Ph.D,Sp.S(K) dr. Abdul Muis, Sp.S(K)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Biomedik Direktur ProgramPascasarjana Universitas Hasanuddin

Prof. dr. Rosdiana Natzir, Ph.D Prof. Dr. Ir. Mursalim

Page 4: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

4

Pembimbing

1. dr. Cahyono Kaelan, Sp.PA(K), Ph.D,Sp.S(K) 1. ………………….2. dr. Abdul Muis, Sp.S(K) 2. ………………….

Mengetahui,

Ketua Bagian Kepala Program Studi

Dr. Muh. Akbar, Sp.S, Ph.D dr. Abd Muis, Sp.S(K)

Page 5: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

5

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : LAURA BIANCA SYLVIA HUWAE

No.Stambuk : P1507209211

Program Studi : Biomedik / PPDS Terpadu ( Combined

Degree ) FK.UNHAS

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 17 September 2013

Yang menyatakan

LAURA BIANCA SYLVIA HUWAE

Page 6: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

6

KATA PENGANTAR

Puji Syukur yang setinggi-tingginya saya panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapatmenyelesaikan karya ilmiah akhir yang berjudul : HUBUNGAN KADARNEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS PENDERITA STROK ISKEMIKAKUT, yang merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikanpendidikan program studi biomedik konsentrasi pendidikan dokterspesialis terpadu (Combined Degree) program Pascasarjana UniversitasHasanuddin.

Penulis yakin dan percaya bahwa penyusunan tesis ini dapatterlaksana dengan baik berkat adanya kerja keras dan ketekunan sertakesabaran berbagai pihak yang terlibat. Penulis mempunyai keterbatasansehingga bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak yangtelah memberikan saran dan petunjuk sehingga penulis mampumenyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik.

Melalui tulisan tesis ini, perkenankanlah penulis mengucapkanterima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : dr. Cahyono Kaelan, Sp.PA(K), PH.D, Sp.S sebagaiketua komisi penasehat; dr. Abdul Muis, Sp.S(K), Prof. Dr. dr. AmiruddinAliah, MM, Sp.S(K), dr. Mansyur Arif, Ph.D, Sp.PK (K), dan Dr. dr. IdhamJaya Ganda, Sp.A (K) sebagai anggota komisi penasehat atas bantuandan bimbingannya serta saran yang diberikan muali dari pengajuan judulsampai selesainya tesis ini.

Terima kasih yang sebesar-besrnya juga penulis sampaikankepada Ketua bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas KedokteranUniversitas Hasanuddin dr. Muhammad Akbar, Sp.S, Ph.D, KetuaProgram Studi dr. Abdul Muis, Sp.S (K) yang tidak mengenal lelahmendidik, memberikan arahan dan saran selama dalam masa pendidikan.

Terima kasih penulis haturkan kepada Direktur ProgramPascasarjana, ketua Program Studi Biomedik, dan ketua KonsentrasiPendidikan Dokter Spesialis Terpadu (Combined Degree) yang telahmemberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti programpendidikan Dokter Spesialis Terpadu; para Direktur RS Dr. WahidinSudirohusodo, Direktur Rs Labuang Baji, Direktur RS Unhas, Direktur RSIslam Faisal, Kepala RS Pelamonia, Direktur RS Ibnu Sina, Direktur RSAkademis dan direktur RS Haji yang telah memberikan fasilitas tempatdan sarana belajar kepada penulis di masing-masing rumah sakit yang

Page 7: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

7

dipimpinnya, dan kepada Ketua bagian/UP dan staf Anatomi, Fisiologi danPatologi Anatomi yang telah menerima penulis untuk stase di bagianmasing-masing dan telah memberikan ilmu yang mempunyai relevansidengan bagian Ilmu Penyakit Saraf.

Terima kasih juga kepada teman sejawat Ime, Rahmat, Santi,Thea, Darma, Erwin, Ham, Nadiah, Arie, dan rekan-rekan residen pesertaPPDS Ilmu Penyakit Saraf yang selama ini saling membagi pengetahuandan pengalaman, berdiskusi serta menjalin kerjasama dan persaudaraanselama pendidikan, kepada pak isdar, ibu masse, dan sukur yang selalusiap membantu serta paramedic disemua rumah sakit yang pernahpenulis pernah bertugas selama pendidikan.

Penulis tak lupa menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada ayahanda Ir. Th.E.O Huwae; ibunda Maria Huwae danT. Hutabarat; Suami tercinta dr. Johan Bruiyf Bension serta anak kamitercinta Jacey Belva Gracia Hutagalung, yang senantiasa setia dan sabar,memberikan dukungan penuh dan mendoakan penulis serta saudara-saudara penulis beserta keluarga yang juga senantiasa mendoakan,memberikan nasehat dan dorongan moril selama penulis menjalanipendidikan.

Terakhir kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebut satupersatu namanya, terima kasih atas segala bantuan yang diberikan.Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi, membimbing dan memberdorongan kepada penulis dan semoga ilmu yang telah penulis perolehdapat dijalankan dan dikembangkan untuk tugas kemanusiaan danpendidikan.

Makassar, September 2013

Penulis

Page 8: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

8

ABSTRAK

LAURA BIANCA SYLVIA HUWAE. Hubungan kadar neutrofil denganluaran klinis penderita strok iskemik akut (dibimbing oleh Cahyono Kaelan,Abdul Muis, Amiruddin Aliah, Mansyur Arif, Idham Jaya Ganda).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar neutrofildengan luaran klinis strok iskemik akut.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional denganpendekatan longitudinal, pada strok iskemik akut yang dilakukan di rumahsakit Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya di Makassar, dari bulanJanuari hingga Juni 2013. 40 sanpel pasien strok iskemik akut yangmemenuhi kriteria inklusi diperiksa kadar neutrofil dan luaran klinis yangdinilai dengan skor National Institute Of Health Stroke Scale (NIHSS),yang dilakukan pada onset ≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kadar neutrofilsecara bermakna berhubungan dengan luaran strok iskemik akut.

Kata Kunci : Kadar neutrofil, strok iskemik akut, luaran klinis penderita

Page 9: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

9

ABSTRACT

LAURA BIANCA SYLVIA HUWAE, Association Of Neutrophyl Level WithClinical Outcome In Acute Ischemic Stroke (supervised by CahyonoKaelan, Abdul Muis, Amiruddin Aliah, Mansyur Arif, Idham Jaya Ganda)

This research aimed to investigate the association of neutrophyllevel with clinical outcome in acute ischemic stroke.

This is an observational study with longitudinal approach in acuteischemic stroke in Wahidin Sudirohusodo Hospital and the network fromJanuary until June 2013. We perform assessment of neutrophil level andclinical outcome using National Institute Of Health Stroke Scale (NIHSS)skor in 40 samples acute ischemic stroke patient that comply the inclusioncriteria in onset ≤ 72 hours and ten days after onset.

The study shows that the increase of neutrophil level has asignificant correlation with the clinical outcome of acute ischemic stroke.

Key Word : Neutrophyl level, acute stroke ischemic, clinical outcome

Page 10: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PEMBIMBING iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK x

ABSTRACT xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

DAFTAR SINGKATAN xvii

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Hipotesis penelitian 5

E. Manfaat penelitian 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 7

A. Defenisi Strok 7

B. Klasifikasi strok 7

Page 11: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

11

C. Faktor resiko strok 8

D. Gambaran klinis 9

E. Patofisiologi strok iskemik 10

F. Peran inflamasi pada strok iskemik akut 11

G. Neutrofil dan Strok Iskemik 13

H. Luaran klinis strok 17

I. Kerangka teori 19

J. Kerangka konsep 20

K. Defenisi operasional dan kriteria 21

III. METODE PENELITIAN 23

A. Desain penelitian 23

B. Tempat dan waktu penelitian 23

C. Populasi penelitian 23

D. Sampel dan cara pengambilan sampel 23

E. Besar sampel 23

F. Kriteria inklusi dan ekskulsi 23

1. Kriteria inklusi 23

2. Kriteria eksklusi 24

G. Identifikasi variabel 25

H. Cara kerja 24

I. Analisa data 25

J. Etika penelitian 25

K. Skema Alur Penelitian 26

IV. HASIL PENELITIAN 27

V. PEMBAHASAN 37

VI. SIMPULAN DAN SARAN 44

A. Simpulan 44

B. Saran 44

DAFTAR PUSTAKA 45

LAMPIRAN-LAMPIRAN 51

Page 12: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

12

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian 28

2. Distribusi kadar neutrofil dan skor NIHSS penderita

strok iskemik akut onset ≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset 293. Perbandingan rerata kadar neutrofil penderita strok

iskemik akut onset ≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset 304. Perbandingan Skor NIHSS penderita strok iskemik akut onset

≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset 31

5. Perbandingan Kadar Neutrofil dengan skor NIHSS

penderita strok iskemik akut onset ≤ 72 jam 336. Perbandingan kadar neutrofil dan Skor NIHSS penderita

strok iskemik akut hari ke-10 dari onset 347. Hubungan antara perubahan kadar neutrofil dan skor NIH 34

8. Hubungan antara umur, jenis kelamin, hipertensi dan DM

dengan luaran strok 36

Page 13: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

13

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1. Formulir persetujuan peserta penelitian 47

Lampiran 2. Rekomendasi persetujuan etik 48

Lampiran 3. Lembar skor NIHSS 49

Lampiran 4. Data dasar sampel penelitian 51

Page 14: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

14

DAFTAR SINGKATAN

TNF Tumor Necrotizing Factor

IL Interleukin

NIHSS National Institute of Health Stroke Scale

WHO World Health Organization

TIA Transient Iskemic Attack

AF Atrium Fibrilasi

CBF Cerebral Blood Flow

COX cyclooxygenase

INOS Inducible Nitrat Oksida Synthase

ICAM Intracellular cell Adhesion Molecule

CT-Scan Computerized Tomograpy Scaning

DM Diabetes Melitus

DNA Deoxynuclead Acid

RS Rumah Sakit

EDTA Ethylene Diamine Tetracetic Acid

Page 15: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Strok adalah masalah kesehatan utama, salah satu sumber

gangguan otak manusia pada masa puncak produktif, menjadi penyebab

kematian nomor tiga dan penyebab kecacatan nomor satu.(Misbach J,2007) Di

Amerika Serikat strok menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab

kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Setiap tahunnya 500.000

orang-orang Amerika terserang strok, 400.000 orang terkena strok iskemik

dan 100.000 orang menderita strok hemoragik ( termasuk perdarahan

intraserebral dan subarachnoid ) dengan 175 orang diantaranya

mengalami kematian. Di Indonesia, walaupun belum ada peneltian

epidemiologi yang sempurna, Budiarso dkk melaporkan mortalitas strok

dari survei rumah tangga sebesar 37,3 per 100.000 penduduk. (Gofir, 2007)

Meningkatnya usia harapan hidup yang oleh keberhasilan

pembangunan nasional dan berkembangnya modernisasi serta globalisasi

di Indonesia akan cenderung menuingkatkan resiko terjadinya penyakit

vaskuler. (Guideline Stroke, 2011)

Strok iskemik adalah suatu defisit neurologis yang berlangsung

secara tiba-tiba yang disebabkan oleh steosis pembuluh darah fokal atau

global akibat berkurangnya suplai oksigen pada daerah yang terlibat. Bila

Page 16: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

16

aliran darah otak terganggu tetapi tidak terlalu berat keadaan iskemik

dapat pulih kembali asalkan pengobatan dimulai cukup cepat. Iskemik otak

menyebabkan aktivasi mikroglia dan astrosit serta mediator inflamasi

lainnya sehingga meningkatkan kerentanan neuron, menyebabkan

kerusakan sawar darah otak dan lebih merangsang gliosis. Akibatnya

kerusakan dan kematian sel akan terjadi. Selanjutnya, sitokin merangsang

ekspresi molekul adhesi dan ekstravasasi neutrofil dan monosit ke dalam

jaringan iskemik.(Lakhan et al 2009)

Respons inflamatorik pada proses strok iskemik merupakan suatu

proses penting yang mempengaruhi perjalanan strok pada fase akut,

karena dapat memperberat perjalanan strok iskemik yaitu dengan

mempercepat berkembangnya penumbra menjadi infark. Unsur inflamasi

berupa unsur seluler seperti neutrofil dan unsur molekuler seperti sitokin.

Selama iskemik otak terjadi peristiwa fundamental pada daerah disekitar

sel yang mengalami iskemik, antara lain reaksi inflamasi yang dimulai

dengan diproduksinya sitokin proinflamasi pada daerah iskemik yang akan

menimbulkan pengerahan leukosit. Adanya leukosit terutama neutrofil

pada daerah iskemik dapat menimbulkan lesi yang lebih berat (reperfusion

injury) melalui mekanisme plugging, pengeluaran zat mediator

vasokontriksi, pelepasan enzim hidrolitik, lipid peroksidase dan pelepasan

radikal bebas.(Yamasaki Y et al, 1997)

Kerusakan jaringan otak akibat strok merupakan penyebab

perburukan klinis penderita yang dapat berakhir dengan kematian atau

Page 17: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

17

kecacatan. Mekanisme patobiologi yang dapat menjelaskan perburukan

keadaan klinis penderita strok hingga kini belum banyak dipahami. Salah

satu pendekatan yang dimaksud ialah perihal peranan sitokin dalam

proses inflamasi yang terjadi pada masa akut strok iskemik. Sitokin yang

dihasilkan oleh limfosit T memegang peranan dalam proses biologi

kerusakan jaringan akibat inflamasi. Beberapa sitokin yang bersifat

proinflamasi seperti IL-1, IL-6, TNF-α dilepaskan pada tahap awal proses

iskemik otak, tetapi masih belum jelas bagaimana proses inflamasi

tersebut dapat memperburuk gambaran klinis penderita.(Aliah A, 2005)

Pada penelitian yang dilakukan Suroto disimpulkan bahwa sitokin

pro-inflamatorik, terutama IL-8 berperan dalam merekrut neutrofil sebagai

komponen penting dalam respons inflamasi pada strok iskemik.(Suroto,2002)

Sedangkan Audebert et al, didapatkan peningkatan neutrofil pada pasien

dengan strok iskemik akut berhubungan dengan beratnya strok dan

terdapat hubungan bermakna antara jumlah volume lesi dan

leukosit.(Audebert et al, 2004) Dengan semakin tinggi jumlah leukosit darah,

semakin besar volume lesi. Hal ini disebabkan pada leukosit teraktivasi

menyebabkan kerusakan lebih jauh pada lesi iskemik melalui mekanisme

reperfusi atau cedera sekunder (wang Q, 2007)

Guven H et al pada penelitiannya mengatakan bahwa jumlah leukosit

dan neutrofil yang tinggi berhubungan dengan penyakit pembuluh darah

dan dapat menjadi prediktor keparahan strok.(Guven H et al,2010) Menurut

Hatta SW et al dalam penelitiannya, bahwa semakin tinggi volume lesi

Page 18: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

18

maka semakin tinggi pula jumlah leukosit dan neutrofil baik pada strok

iskemik maupun strok hemoragik, sehingga jumlah lekosit yang tinggi

dapat digunakan untuk memprediksi besarnya volume lesi.(Hatta SW,2010)

Sedangkan menurut Buck H.B et al pada penelitiannya menyimpulkan

bahwa leukosit perifer dan jumlah neutrofil yang tinggi, tidak termasuk

jumlah limfosit berhubungan dengan besarnya volume infark pada strok

iskemik akut.(Buck H B et al,2008) Pada penelitian Siegler J et al menyimpulkan

neutrofil pasien strok iskemik akut dengan skor NIHSS tinggi saat masuk

RS berhubungan dengan luaran fungsional yang buruk. (Siegler J et al,2012)

Pada penderita strok iskemik diketahui faktor resiko yang dapat

meningkatkan kematian dan perburukan klinisnya. NIHSS (National

Institutes of Health Stroke Scale) menilai luaran klinis neurologis dengan

cakupan yang cukup luas, sehingga dapat menggambarkan fungsi otak

secara keseluruhan dan merupakan skala penilaian yang dewasa ini

sering digunakan untuk penilaian luaran strok iskemik. Berdasarkan hal

tersebut di atas dan sejauh penelusuran penulis, penelitian tentang kadar

neutrofil dengan luaran strok iskemik belum dilakukan di Makassar,

sehingga perlu dilakukan penelitian tentang hubungan kadar neutrofil

dengan luaran strok iskemik akut.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : apakah ada

Page 19: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

19

hubungan antara kadar neutrofil dengan luaran klinis penderita strok

iskemik akut berdasarkan The National Institute of Health Stroke Scale?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. TUJUAN UMUM

Mengetahui hubungan antara kadar neutrofil terhadap luaran klinis

penderita strok iskemik akut

2. TUJUAN KHUSUS

a. Mengetahui kadar neutrofil penderita strok iskemik akut onset

≤ 72 jam

b. Menetapkan skor NIHSS penderita strok iskemik akut onset ≤ 72

jam

c. Mengetahui kadar neutrofil penderita strok iskemik akut hari ke-10

dari onset

d. Menetapkan skor NIHSS penderita strok iskemik akut hari ke-10

dari onset

e. Membandingkan perubahan kadar neutrofil dengan perubahan

skor NIHSS onset ≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset

f. mengetahui hubungan kadar neutrofil dengan perubahan skor

NIHSS onset ≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset

D. HIPOTESIS

Terdapat hubungan antara kadar neutrofil dengan luaran strok iskemik

akut berdasarkan skor NIHSS.

Page 20: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

20

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Sebagai sumber ilmu pengetahuan mengenai kadar neutrofil

dan hubunganya dengan luaran klinis pada penderita strok

iskemik akut.

2. Sebagai bahan informasi awal bagi penderita dan keluarganya

untuk menjelaskan keluaran klinis pada strok iskemik akut.

3. Sebagai sumber informasi dan bacaan yang diharapkan dapat

bermanfaat bagi penelitian selanjutnya

Page 21: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI STROK

Strok adalah suatu sindrom yang ditandai oleh defisit neurologi yang

menetap yang berlangsung lebih dari 24 jam, menyebabkan gangguan

fokal sistem saraf pusat akibat gangguan sirkulasi serebral.(Aminoff MJ, 2005)

Menurut WHO Strok adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi

serebral baik fokal maupun global, yang berlangsung secara cepat, lebih

dari 24 jam atau menyebabkan kematian tanpa ditemukannya penyebab

lain yang jelas selain gangguan vaskuler. (Warlow et al 2007)

B. KLASIFIKASI STROK

Berdasarkan gambaran klinik, patologi anatomi, sistem pembuluh

darah dan stadiumnya, dikenal bermacam – macam klasifikasi strok.

Dasar klasifikasi yang berbeda – beda ini perlu, sebab jenis strok

mempunyai pengobatan, preventif dan prognosis yang berbeda, walaupun

patogenesisnya serupa.

Klasifikasi modifikasi Marshall :

1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya :

Page 22: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

22

a. Strok Iskemik

1. Transient Iskemic Attack ( TIA )

2. Trombosis serebri

3. Emboli serebri

4. Infark lakurar

b. Strok Hemoragik

1. Perdarahan intraserebral

2. Perdarahan subarachnoid

3. Infark hemoragik

2. Berdasarkan stadium/pertimbangan waktu :

a. Transient iskemik attack

b. Strok in evolution

c. Completed stroke

3. Berdasarkan sistem pembuluh darah

a. Sistem karotis

b. Sistem vetebrobasiler

C. FAKTOR RISIKO

Faktor resiko strok dibagi 3 yaitu: (1) Faktor resiko yang tak dapat

diubah (non-modifiable risk factor) meliputi : umur, bangsa / etnis, jenis

kelamin dan faktor turunan. (2). Faktor resiko yang bisa dirubah

(modifiable risk factor) meliputi : hipertensi, penyakit jantung, fibrilasi

atrium (AF), diabetes melitus, dislipidemia, merokok, penyakit karotis

Page 23: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

23

asimptomatik, penyakit infeksi, alkohol, riwayat TIA/strok. (3). Faktor

resiko yang sedang dalam taraf penelitian epidemiologik : kegemukan,

diet, kegiatan fisik, stress, hematokrit, hiperkoagulabilitas, terapi sulih

hormon, hiperhomosisteinemia, antibodi anti fosfolipid, faktor–faktor

lipoprotein, kontrasepsi oral, proses inflamasi, fibrinogen, ateroma aorta.

( Aliah A, 2004; Becker JU,2010)

D. GAMBARAN KLINIS

Defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba merupakan suatu tanda khas

dari strok. Gejala klinis strok berbeda pada berbagai kasus tergantung dari

luas dan letak lesinya. Gejala tersebut terdiri dari :(Manzoni 2005, Syahrir 2009)

1. Gejala klinis karotis

a. Disfungsi motorik berupa hemiparese kontralateral dan parese

motorik saraf cranial ipsilateral dengan parese ekstremitas

b. Disfungsi sensorik berupa hemiparese kontralateral, hipestesi

saraf cranial ipsilateral dengan hipestesi ekstremitas dan juga

berupa parestesi

c. Gangguan visual berupa hemianopsia homonim kontralateral

d. Gangguan fungsi luhur, seperti afasia dan agnosia

e. Gangguan fungsi otonom berupa inkontinensia dan retensi urin,

gangguan defekasi, impotensi, gangguan keringat, dan lain-lain

2. Gejala klinis sIstem vertebrobasiler

a. Disfungsi motorik berupa hemiparese alternans, yaitu parese

motorik saraf kranial kontralateral dengan parese ekstremitas

Page 24: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

24

b. Disfugsi sensorik berupa hemihipestesi alternans, yaitu hipestesi

saraf kranial kontralateral dengan hipestesi ekstremitas

c. Gangguan visual berupa hemianopsia homonym satu atau dua

sisi lapangan pandang dan buta total

d. Gangguan lainnya berupa gangguan keseimbangan, vertigo dan

diplopia.

E. PATOFISIOLOGI STROK ISKEMIK

Patofisiologi strok iskemik dapat dibedakan menjadi 2 bagian besar,

yaitu: (1) masalah vaskular, hematologi, dan jantung sebagai awal

berkurang atau berhentinya aliran darah (CBF = cerebral blood flow ); dan

(2) masalah perubahan biokimia yang terjadi akibat gangguan aliran darah

(iskemik) sehingga dapat terjadi nekrosis dari jaringan saraf, yaitu neuron,

sel glia, dan lain-lain.

Setelah penghentian suplai darah akibat oklusi atau hipoperfusi dari

pembuluh darah, kematian sel neuronal terjadi pada pusat area infark

dalam beberapa menit. Area yang mengelilingi pusat disebut penumbra

iskemik, yang terdiri dari kerusakan fungsional tetapi jaringan otak masih

hidup yang mendapat suplai darah dari pembuluh kolateral. Area ini dapat

berubah menjadi infark akibat kerusakan neuronal sekunder yang

dicetuskan oleh gangguan pada kaskade biokimia sehingga menyebabkan

efek sitotoksik dan eksitoksik.(Morris DL, 2001)

Page 25: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

25

Pada strok iskemik, berkurangnya aliran darah ke otak menyebabkan

reaksi hipoksemia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi-reaksi

berantai yang berakhir dengan kematian sel-sel otak dan unsur-unsur

pendukungnya. (Lumbantobing, 2007) Iskemik otak mengakibatkan perubahan

dari sel neuron otak secara bertahap, yaitu: (Sjahrir H, 2003; Austen, 1990)

1. Terjadi penurunan aliran darah, pengurangan oksigen, kegagalan

energi, terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion.

2. Eksitoksitas dan kegagalan homeostasis ion, spreading depression,

3. Terjadi inflamasi

4. Apoptosis

Selama iskemik terjadi perubahan patologis sel, tergantung lamanya

iskemik. Pada kerusakan iskemik reversibel, sel kembali normal jika

tersedia lagi oksigen dan substrat metabolik melalui restorasi aliran darah

dalam waktu singkat. Bila iskemik yang terjadi cukup lama, suatu saat

akan terjadi keadaan dimana kerusakan sel semakin parah dan

progresivitas kerusakan berlangsung terus menerus sehingga terjadi

iskemik yang irreversible.(Rosen HJ, 2005)

F. PERAN INFLAMASI PADA STROK ISKEMIK AKUT

Inflamasi daerah iskemik kompleks dengan ditandai produksi dan

interaksi sitokin, kemokin, adhesi molekul, radikal bebas, dan enzim

perusak (cyclooxygenase-2 (COX-2), inducible nitrat oksida synthase

Page 26: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

26

(iNOS), dan proteinase). Neutrofil dan monosit/maksrofag, microglia,

astrosit, sel endotel dan neuron terlibat dalam reaksi inflamasi in situ.

Inflamasi seluler dimulai dari iskemia endotel mikrovaskuler.

Neutrofil sebagai partisipan awal respons mikrovaskuler serebral pada

iskemia serebral fokal, dengan cepat memasuki jaringan otak di daerah

iskemik, diikuti invasi monosit. Reseptor adhesi leukosit P-selektin,ICAM-1

dan E-selectin pada endotel mikrovaskuler, dan cunter-receptor pada

leukosit, harus muncul secara cepat. Transmigrasi neutrofil ke dalam

jaringan iskemik terjadi pada venule-venule kapiler. .(Alderton W, et al, 2002)

Sel microglia (komponen sel imun intrinsik) mulai mati jam ke-4

setelah iskemik di daerah pusat infark. Komponen sel imun ekstrinsik

bermigrasi dari pembuluh darah masuk ke daerah infark. Komponen

ekstrinsik (neutrofil) menginfiltrasi pusat infark pada hari 1-3 dan magrofag

akan memenuhi seluruh lesi 3-14 hari setelahnya.

Sebaliknya, pada tepi lesi infark, dalam 4-7 hari terjadi pengaktifan

microglia yang memperlihatkan perubahan morfologi setelah sebelumnya

terjadi infiltrasi makrofag baru terjadi kemudian.

Proses inflamasi dihubungkan dengan pembersihan debris dan

proses perbaikan. Mikroglia yang aktif mengalami transformasi menjadi

fagosit dan bersama makrofag membatasi infark. Sitokin diperkirakan

mempunyai efek menguntungkan pada cedera otak karena hilangnya

reseptor TNF α pada TNF-reseptor menyebabkan peningkatan sensitifitas

Page 27: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

27

terhadap iskemia otak dan pembeian IL-1 dapat meningkatkan toleransi

terhadap iskemia.

Reperfusi segera setelah sumbatan pembuluh darah dapat

menormalkan kembali fungsi neuron, namun bila dilakukan setelah terjadi

iskemia, maka reperfusi tidak dapat menghambat kerusakan neuron.

Reperfusi pada jaringan yang sudah mengalami iskemia justru akan

berbahaya karena menimbulkan peningkatan infiltrasi sel inflamasi dan

oksigen yang dapat menyebabkan peningkatan radikal bebas. Reperfusi

jaringan iskemik dengan cepat menimbulkan ekspresi sitokin inflamasi

khususnya TNF α dan IL-β.(Alderton W, et al, 2002)

G. NEUTROFIL DAN STROK ISKEMIK

Neutrofil merupakan salah satu jenis sel granulosit yang memiliki

diameter 12-15 µm dengan inti padat khas yang terdiri atas 2 sampai 5

lobus dan sitoplasma yang pucat dengan garis batas tidak beraturan

mengandung banyak granula merah lembayung. Neutrofil merupakan

populasi terbanyak pada sirkulasi sel darah putih dan menjadi perantara

fase yang paling awal dari respon inflamasi. Produksi neutrofil distimulasi

oleh granulocyte colony-stimulating factor. Pada orang dewasa produksi

lebih dari 1x1011 per hari, dengan nilai normal 2,5-7,5x103/uL, dan untuk

neonatus 10,0-25,0 x 103/uL. (Sacher R, McPherson R, 2004)

Neutrofil merupakan 70% jumlah leukosit dalam sirkulasi. Neutrofil

merupakan lini pertama pertahanan tubuh apabila jaringan rusak atau

Page 28: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

28

benda asing masuk ke dalam tubuh. Biasanya hanya berada dalam

sirkulasi kurang dari 48 jam sebelum bermigrasi. Akumulasi neutrofil di

otak terjadi 6 jam dari onset iskemik dan berlangsung hingga 6 bertahan

dan akan menurun pada hari 10 dan berhubungan dengan keparahan

defisit neurologis.(Segel B.G,Halterman M, Lichtman M, 2011) Del Zoppo et al

menyebutkan bahwa neutrofil berperan dalam maturasi dari reperfusion

injury yang timbul segera setelah iskemia serebral fokal, yaitu berperan

dalam pembentukan edema, peningkatan postcapillary venule endothelial

permeability, pembentukan radikal bebas superoksida, gangguan

integritas jaringan dan akhirnya berkembang menjadi infark.

Berbagai bukti menujukan bahwa pada strok iskemik akut terjadi

proses inflamasi. Bukti tersebut antara lain dengan didapatkannya banyak

neutrofil pada jaringan iskemik. Inflamasi seluler dimulai dengan adaya

iskemik pada endotel mikrovaskuler. Neutrofil merupakan partisipan awal

partisipan awal dari respon mikrovaskuler otak pada iskemik otak fokal,

yang dengan cepat memasuki jaringan otak didaerah iskemik, diikuti oleh

invasi monosit. Awal pergerakan pada sel-sel radang luar otak kedalam

jaringan sistem saraf pusat ini memerlukan adhesi lekosit P-selektin,

Intracellular cell Adhesion Molecule-1 (ICAM-1) dan E-selektin pada

endotel mikrovaskuler, dan counter-receptor (seperti 2 integrin CD 18)

pada lekosit, yang harus muncul secara cepat. Transmigrasi neutrofil

kedalam jarangan yang iskemik terjadi pada venula paska kapiler.(Murray RK

et al,1993)

Page 29: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

29

Hampir seluruh sel dalam otak, termasuk sel endotel, makrofag

pervaskuler, mikroglia, astrosit, dan neuron dapat menghasilkan

interleukin-1 B (IL-1 B) dan Tumor Necrosis Factor α (TNFα). Bertemunya

sel endotel dengan kedua siTokin tadi memicu pengeluaran ICAM-1 dan

E-selektin. Sementara itu, IL-1 B dan TNF α dapat langsung mematikan

sel, utamanya bila sintesis protein terhambat, seperti pada keadaan

neuron yang mengalami iskemik ringan. Sitokin merupakan subtansi

protein imunoregulatorik yang disekresi oleh sel dari sitem imun. Karena

semua sitokin merupakan protein atau glikoprotein sedangkan membrane

plasma dari sel eukariota tidak permeable terhadap makromolekul, maka

sitokin tidak dapat langsung memasuki sel target. Karena itu pengaruh

sitokin terhadap fungsi sel harus dilakukan melalui interaksi dengan

struktur diluar membrane plasma (disebut reseptor).(Wang Q et al.2007)

Pada umumnya, reseptor sitokin terdiri dari 3 bagian :a)

menyediakan tempat pengikatan sitokin dan memberikan spesifitas untuk

ikatan tertentu (ekstraseluler). b) (transmembran) merupakan dua lapisan

fosfolipid dari membrane plasma. C) (intraseluler) memiliki aktifitas

enzimatik atau mengikat molekul lain. Sinyal yang berada didalam sel

adalah sebagai respon terhadap ikatan sitokin. Sitokin adalah mediator

peptide yang memodulasi berbagai fungsi seluler melalui rangkaian

otokrin, parakrin, dan endokrin. Pada salah satu riset neuroimunologi

didapatkan penemuan bahwa beberapa sitokin dihasilkan dalam

Page 30: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

30

kerusakan otak akut. Kejadian seluler setelah kerusakan otak, khas

ditandai dengan invasi lekosit dan aktivasi glia.

Pada strok iskemik akut umumnya didapati peningkatan sitokin pro-

inflamatorik seperti IL-1 B dan TNF α, sedangkan sitokin anti inflamatorik

tidak berubah seperti IL-4 atau justru menurun seperti TGF β 1. Ekspansi

dari ICAM-1 IR pada kapiler dari korteks yang iskemik dan daerah

penumbra ini meningkat dari jam ke-3 sampai 24 jam setelah reperfusi

atau reoksigenasi. Adanya infiltrsi lekosit yang tampak pada daerah

iskemik dari jam 12 sampai 24 setelah reperfusi, menunjukan bahwa

ekspresi molekul adhesi pada sel endotel mendahului infiltrasi lekosit.

Migrasi dari lekosit diduga diarahkan oleh gradient atraktan yang

larut transendotel. Produk dari aktivasi komponen dan metabolit

arakidonat merupakan kemotraktan yang telah banyak dikenal. Suatu

factor kemotaktik lekosit yang kuat adalah sitokin kemotaktik atau

kemokin. Salah satu kemokin yang terkenal yaitu IL 8, dan aktif terhadap

neutrofil. Atraktan kimia terhadap neutrofil yang diinduksi sitokin (CINC)

yang juga suatu kemokin C-X-C, mungkin merupakan kemotraktan utama

yang bertanggung jawab terhadap rekruitmen neutrofil. Il 8 dan CINC

dihasilkan oleh sel endotel lekosit, sebagai respon terhadap IL-1 B dan

sitokin TNF α.

Efek lekosit dalam pathogenesis kerusakan iskemik otak adalah :

1. Penurunan aliran darah otak

2. Eksaserbasi kerusakan sawar darah otah atau parenkim

Page 31: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

31

Mikroglia selain sebagai makrofag otak, juga merupakan sumber

sitokin yang utama diotak. Dengan adanya stressor iskemik, microglia

akan mengalami stress dan meningkatkan pengeluaran sitokin IL-1 B dan

TNF α dan mungkin juga IL-6 (sebagai sitokin pro-inflamatorik).

Selanjutnya sitokin anti inflamatorik (IL-4, IL-10, TGF B) akan menekan

ekspresi Il-8, sedangkan sitokin pro-inflamatorik akan memicu ekspresi IL-

8 oleh microglia, yang bekerja sebagai kemotraktan terhadap

neutrofil.(Murray RK et al.1993) Bednar et al menyebutkan bahwa aktivasi

neutrofil akan memperberat kerusakan otak pada stroke akut, tetapi

hubungan waktu antara aktivasi neutrofil dan kejadian iskemik pada

keadaan klinik belum jelas. Dari penelitiannya Bednar mendapatkan

bahwa aktivasi neutrofil terjadi pada hari pertama serangan strok iskemik,

menurutnya hal ini dapat dimanfaatkan dalam mempertimbangkan

penanganan yang diarahkan terhadap penekanan fungsi neutrofil pada

strok iskemik.(suroto 2002)

G. LUARAN KLINIS STROK

Luaran strok dapat berupa keadaan penderita pada akhir masa strok

tertentu ( misalnya, hari ke sepuluh setelah onset) dengan sembuh

sempurna, cacat, atau bahkan meninggal dunia. Untuk pemantauan

kemajuan hasil perawatan masa akut adalah dengan NIHSS. National

Institute of Health Stroke Score (NIHSS) adalah suatu skala penilaian

yang dilakukan pada pasien strok untuk melihat kemajuan hasil perawatan

fase akut. Dapat dilakukan dua kali, saat masuk dan saat keluar.

Page 32: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

32

Perbedaan nilai saat masuk dan keluar dapat dijadikan salah satu patokan

keberhasilan perawatan.(Misbach J,2011) Nilai NIHSS adalah 0-44. Terdiri dari

13 komponen, antara lain (KNI,2009)

1. Derajat kesadaran, menjawab pertanyaan, mengikuti perintah

2. Gerakan mata konjugat horizontal

3. Lapang pandang pada tes konfrontasi

4. Parese wajah

5. Motorik lengan kanan

6. Motorik lengan kiri

7. Motorik tungkai kanan

8. Motorik tungkai kiri

9. Ataksia anggota badan

10. Sensorik

11. Bahasa terbaik

12. Disartria

13. Neglect/tidak ada atensi

Penilaiannya adalah <4 : strok ringan; Nilai 4-15, sedang dan nilai >

15 :berat. Keunggulan NIHSS, pemeriksaan diperlukan waktu hanya

kurang dari 15 menit, telah banyak dilakukan, berguna untuk kondisi strok

akut, mudah dipelajari dan strok yang dipakai sederhana dan tingkat

reliabilitasnya tinggi. Beberapa factor yang mempengaruhi luaran klinis

strok pada fase akut adalah jenis lesi berat, defisit neurologis saat masuk,

usia, peningkatan glukosa dan suhu tubuh.(Adam dan viktor,2005)

Page 33: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

33

H. KERANGKA TEORI

Strok iskemik akut

Reaksi inflamasi

Neutrofilmeningkat

Maturasi dari reperfusi injuri

- Pembentukan edema- Peningkatan postcapillary venule- Endothelial permeability

Page 34: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

34

I. KERANGKA KONSEP

: Variabel tergantung : hubungan variabel tergantung

: variabel bebas : hubungan variabel bebas

: variabel antara : hubungan variabel antara

: variabel kendali : hubungan variabel kendali

: variabel perancu : hubungan variabel peranc

Luas danletak lesi

KADAR

NEUTROFIL

Strok iskemik

Maturasi dari reperfusi injuri

- Pembentukan edema- Peningkatan

postcapillary venuleendothelial permeability

- Pembentukan radikalbebas

- Ggn integritas jaringan

Luaran strokiskemik Umur

Jenis kelamin Hipertensi DM

Page 35: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

27

J. DEFENISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBJEKTIF

1. Strok iskemik adalah strok yang pada pemeriksaan CT scan otak

terdapat lesi hipodens atau isodens yang sesuai gambaran CT

scan suatu strok iskemik dan sesuai hasil interpretasi spesialis

radiologi

2. Strok iskemik akut adalah penderita strok iskemik yang masuk

rumah sakit pada fase akut

3. NIHSS adalah alat pemeriksaan dengan memakai lembar evaluasi

yang dikutip dari guedline stroke

4. Luaran strok adalah angka penilaian klinis yang diperoleh dari

penggunaan NIHSS pada penderita strok iskemik akut

5. Kadar Neutrofil adalah jumlah neutrofil absolut yang dihitung

dengan menggunakan alat t 2000 i.

6. Luaran klinis penderita berdasarkan penilaian NIHSS dibagi dalam

3 kategori yaitu ringan < 4, sedang 4-15, berat > 15

Page 36: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan

longitudinal.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo sampai

jumlah sampel terpenuhi.

C. POPULASI PENELITIAN

Populasi penelitian adalah semua pasien strok iskemik akut

dengan onset kurang dari 72 jam pada perawatan di bagian saraf

RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS jejaring.

D. SAMPEL DAN CARA PENGAMBILAN SAMPEL

Sampel adalah semua populasi terjangkau yang memeuhi

kriteria inklusi penelitian. Sampel penelitian diperoleh berdasarkan

urutan masuknya pasien ke rumah sakit (consecutive sampling).

E. BESAR SAMPEL

Page 37: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

29

Pada penelitian ini dipilih tingkat kesalahan 5% maka besar

sampel dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

n = Zα2PQ

d2

n = (1,96)2 x 0,15 x 0.85

0,12

n = 40,32 (dibulatkan menjadi 40 sampel)

Keterangan:

n = Besar sampel.

Z = Nilai standar = 1,96 dengan interval kepercayaan IK 95%

P = Penderita SI dengan luaran klinis yang buruk

q = 1 – p = 0,5

d = Degree of reliability ( α = 0.05)

Diperoleh besar sampel n = 40,32 dibulatkan menjadi 40 sampel

F. KRITERIA INKLUSI DAN KRITERIA EKSKLUSI

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien strok iskemik akut < 72 jam

b. Baru pertama kali menderita strok

c. Bersedia ikut dalam penelitian dengan menandatangani

surat pernyataan persetujuan oleh penderita/wali pasien

2. Kriteria Eksklusi

Page 38: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

30

a. Pasien yang tidak menderita penyakit sistemik berat

(penyakit jantung yang berat, penyakit paru, penyakit

ginjal)

b. Pasien tidak menderita penyakit infeksi

c. Riwayat demam sebelumnya

d. Pesien dengan strok berulang

e. Pasien dengan penggunaan obat steroid dan NSAID

f. Pasien dengan infark hemoragik

g. Pasien DO dari penelitian

G . IDENTIFIKASI VARIABEL

1. Variabel bebas (independen) : neutrofil

2. Variabel tergantung (dependen) : luaran strok

3. Variabel antara : mekanisme inflamasi pada strok iskemik

4. Variabel kendali : faktor-faktor resiko strok

H. CARA KERJA

1. Semua penderita strok iskemik akut yang sesuai kriteria inklusi

dimasukkan dalam penelitian ini. Dilakukan pencatatan, anamnesis,

pemeriksaan klinis umum dan neurologis, pemeriksaan kadar

neutrofil penderita strok onset ≤ 72 jam.

2. Pemeriksaan neutrofil dilakukan di laboratorium Patologi Klinis RS dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan menggunakan alat t 2000 i.

Sampel darah diambil dari darah vena sebanyak 5 cc dalam tabung

yang diberi antikoagulan EDTA.

Page 39: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

31

3. Defisit neurologis dinilai dengan National Institutes of Health Stroke

Scale (NIHSS), yang sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan CT

Scan kepala untuk memastikan diagnosis suatu strok iskemik.

4. Kemudian pasien diterapi sesuai protap dengan pemberian

neuroprotektor yaitu piracetam dan antiagregasi trombosit yaitu

aspilet.

5. Pada hari ke-10 perawatan diperiksa ulang kadar neutrofil dan dinilai

skor NIHSSnya. Pasien yang selama penelitian mengalami infeksi dan

pasien yang sebelum hari ke-10 perawatan pulang dari rumah sakit

dikeluarkan dari penelitian.

I. ANALISA DATA

Data yang diperoleh dan diolah menggunakan SPSS 17

berupa anlisa bivariat dan univariat.

J. ETIKA PENELITIAN

Sebelum dilakukan penelitian, informasi dan penjelasan secara rinci

harus disampaikan pada subjek. Setelah mendapat penjelasan

penderita/wali menandatangani formulir persetujuan bersedia ikut dalam

penelitian, dan tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan atas seijin serta

sepengetahuan penderita/wali dan menandatangani lembar informed

consent

Page 40: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

32

ALUR PENELITIAN

Pasien strok iskemik serangan pertama

dari IGD/Rawat inap/poliklinik

(Anamnesis, Pem. Fisik, CT scan kepala)

Onset ≤ 72 jam Perawatan hari ke 10 setelah onset

Data

Analisa

Simpulan

Mengukur/menilai

- Ukur kadar neutrofil

- Nilai NIHSS (Ringan, Sedang, Berat)

< 7,5x103/uL

>7,5x103 /uL

Page 41: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RS Wahidin Sudirohusoda dan jejaringnya,

dan diperoleh 40 kasus strok iskemik akut onset ≤ 72 jam yang memenuhi

kriteria inklusi. Jika dikelompokan berdasarkan jenis kelamin dan

kelompok umur, dinyatakan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian

variabel N (%)

kelompok umur

< 45 tahun 5 (12,5%)

45-65 tahun 24 (60%)

>65 tahun 11 (27,5%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 23 (57,5%)

Perempuan 17 (47,5%)

Faktor Resiko

Hipertensi - ya 28 (70%)

- tidak 12 ( 30%)

DM - ya 22 (55%)

- tidak 18 (45%)

Page 42: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

34

Sumber data primer

N = 40

Pada tabel diatas didapatkan penderita strok lebih banyak laki-laki

(57,5%) dibandingkan perempuan (47,5%) dan paling banyak pada

kelompok umur 45-65 tahun (60%), <45 tahun 12,5% dan > 65 tahun

27,5%. Pada faktor resiko lebih banyak ditemukan pada penderita

hipertensi sebanyak 28 (70%), dan dislipidemia 22 (55%).

Tabel 2. Distribusi kadar neutrofil dan skor NIHSS penderita strok iskemik

akut onset ≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset

kadar neutrofil skor NIHSS ≤ 72 jam Total

Ringan Sedang Berat

a. ≤ 72 jam

Normal (< 7,5x103) 2 (9,5%) 19 (90,5%) 0 (0%) 21 100%)

Tinggi ( > 7,5x103) 0 (0%) 18 (94,7%) 1 (5,3%) 19(100%)

Total 2 (5,0%) 37 (92,5%) 1 (2,5%) 40 (100%)

b. Hari Ke-10 dari onset

Normal ( < 7,5x103) 6 (20,0%) 24 (80,0%) 0(0%) 30 (100%)

Tinggi (> 7,5x103) 0 (0%) 9 (10,0%) 1 (10,0%) 10 (100%)

Total 6 (15,0%) 33 (82,5%) 1 (2,5%) 40 (100%)

Page 43: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

35

Sumber : data primer

Pada tabel diatas menunjukan lebih banyak ditemukan penderita

strok iskemik akut onset ≤ 72 jam kadar neutrofil normal dengan skor

NIHSS sedang sebanyak 90,5%. Sedangakan kadar neutrofil tinggi

dengan skor NIHSS 92,5%. Pada penderita strok iskemik akut hari ke-10

dari onset didapatkan kadar neutrofil normal dengan skor NIHSS sedang

sebanyak 80,0% dan kadar tinggi dengan skor NIHSS sedang sebanyak

10,0%.

Tabel 3. Perbandingan rerata kadar neutrofil penderita strok iskemik akut

onset ≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset

Kadar Neutrofil N Rerata SD P

Onset ≤ 72 jam 40 7386,65 2507,14 0,000

Hari ke-10 dari onset 40 6094,80 2466,76

Sumber : data primer

Terdapat penurunan kadar neutrofil pada hari ke-10 dari onset.

Page 44: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

36

Netrofil IINetrofil I

14,000

12,000

10,000

8,000

6,000

4,000

2,000

35

Gambar 1 menunjukan bahwa rerata kadar neutrofil penderita strok

iskemik akut onset ≤ 72 jam lebih tinggi daripada rerata kadar neutrofil

penderita strok iskemik akut hari ke-10 dari onset.

Tabel 4. Perbandingan Skor NIHSS penderita strok iskemik akut onset

≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset

Skor NIHSS N Rerata SD P

onset ≤ 72 jam 40 8,03 3,059 0,000

hari ke-10 dari onset 40 6,98 3,254

Sumber : data primer, uji T berpasangan

Gambar 1. Perbandingan rerata kadar neutrofil penderita strok

iskemik Onset ≤ 72jam dan hari ke-10 dari onset

Page 45: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

37

NIHSS IINIHSS I

14

12

10

8

6

4

2

Tabel diatas, menunjukkan bahwa rerata skor NIHSS penderita

strok iskemik onset ≤ 72 jam, 8,03 lebih tinggi daripada rerata skor NIHSS

penderita strok iskemik hari ke-10 dari onset 6,98 dan perbedaan rerata

tersebut bermakna, yang ditunjukkan oleh nilai P = 0,000 dengan uji T

berpasangan.

Gambar 2. menunjukan bahwa rerata skor NIHSS penderita strok

iskemik akut onset ≤ 72 jam lebih tinggi daripada rerata skor NIHSS

penderita strok iskemik akut hari ke-10 dari onset.

Gambar.2 perbandingan skor NIHSS penderita strok iskemik akut

onset ≤ 72 jam dan hari ke-10 dari inset

Page 46: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

38

Tabel 5. Perbandingan Kadar Neutrofil dengan skor NIHSS penderita strok

iskemik akut onset ≤ 72 jam

Kadar neutrofil Skor NIHSS Total P

≤ 72 jam Ringan Sedang Berat

Normal (< 7,5x103) 2 19 0 21 0,001

Tinggi ( > 7,5x103) 0 18 1 19

Total 2 37 1 40

Nilai P, uji Chi Square

Pada tabel diatas menunjukan bahwa perbandingan kadar

neutrofil dengan Skor NIHSS pada penderita strok iskemik akut onset ≤ 72

jam didapatkan nilai p 0,001 uji chi square.

Page 47: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

39

Tabel 6. Perbandingan kadar neutrofil dan Skor NIHSS penderita strok

iskemik akut hari ke-10 dari onset

Kadar neutrofil hari Skor NIHSS Total P

Hari ke-10 dari onset Ringan Sedang Berat

Normal ( < 7,5x103) 6 24 0 30 0,001

Tinggi (> 7,5x103) 0 9 1 10

Total 6 33 1 40

Nilai P, Uji Chi square

Dengan uji Chi Square didapatkan nilai p 0,001 pada perbandingan

kadar neutrofil dengan skor NIHSS pada penderita strok iskemik akut hari

ke-10 dari onset.

Tabel 7. Hubungan antara perubahan kadar neutrofil dan skor NIHSS

Skor NIHSS

Kadar neutrofil r = 0,784

P = 0,000

N = 40

uji Korelasi Pearson

Page 48: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

40

Analisis statistik pada tabel diatas, dengan menggunakan uji

Pearson Correlation menunjukan adanya hubungan bermakna antara

kadar neutrofil dengan skor NIHSS onset ≤ 72 jam dan hari ke-10

perawatan dari 40 sampel penelitian, dimana diperoleh nilai korelasi

pearson 0,000 dan nilai kekuatan korelasi 0,784 menggambarkan suatu

korelasi yang kuat serta arah korelasi searah yang artinya bahwa,

semakin tinggi kadar neutrofil semakin buruk luaran klinisnya.

Page 49: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

41

Tabel 8. Hubungan antara umur, jenis kelamin, hipertensi dan DM dengan

luaran strok

Variabel NIHSS p

Membaik tidak membaik (95% CI)

a. Kelompok umur

< 45 tahun 11 10 0,301 0,508

46-65 tahun 10 6 0,139-1,848

>65 tahun 3 1

b. Jenis Kelamin

Laki-laki 13 10 0,601 0,709

Perempuan 11 6 0,195-2,581

c. Faktor Resiko

Hipertensi

- ya 14 14 0,049 0,200

- tidak 10 2 0,037-1,083

DM

- ya 9 12 0,027 0,214

- tidak 14 4 0,052-0,876

Nilai p dengan uji Chi Square, OR: Odd Ratio, IK : Interval Kepercayaan

Pada tabel diatas menunjukan bahwa tidak ada perbedaan

bermakna antara umur dan jenis kelamin dengan luaran strok, sedangkan

Page 50: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

42

faktor resiko hipertensi dan DM menunjukan ada hubungan bermakna

dengan luaran klinis.

Page 51: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

43

BAB V

PEMBAHASAN

Strok adalah penyakit dengan patofisiologi yang sangat kompleks.

Keterlambatan intervensi dalam hitungan jam, hari bahkan minggu

pertama setelah oklusi pembuluh darah, dapat menimbulkan perburukan

atau kerusakan karena dalam waktu singkat sel saraf di dalam jaringan inti

(core) iskemik akan mati, sementara mayoritas sel saraf yang survive di

daerah penumbra juga akan bertahan dalam waktu yang tidak terlalu

lama. Penanganan stroke pada beberapa hari pertama serangan stroke

iskemik adalah sangat penting, karena masih ada kemungkinan bagi

jaringan otak yang iskemik didaerah penumbra untuk kembali berfungsi

normal, sehingga perluasan infark dapat dicegah. Adanya penemuan

tentang peranan dan mekanisme inflamasi pada kerusakan saraf iskemik,

memberikan peluang adanya target baru bagi intervensi terapi terhadap

stroke iskemik..(Mitsios 2006, Mohr 2011)

Pada penelitian ini didapatkan sampel penderita strok iskemik akut

yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 40 orang, terdiri dari 23 (57,5%)

penderita laki-laki dan 17 (47,5%) penderita perempuan, hasil ini sesuai

dengan yang ditemukan Misbach dkk (1997) yang melaporkan bahwa

penderita strok lebih banyak didapatkan pada laki-laki (53,7%)

dibandingkan perempuan.

Page 52: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

44

Usia rata-rata penderita yang menjadi subjek penelitian ini berkisar

59 tahun dengan kelompok usia terbanyak adalah > 45 -65 tahun, yaitu 24

(60%) kasus, yang disusul oleh kelompok usia > 65 tahun yaitu 11

(27,5%) kasus, dan usia < 45 tahun 5 orang (12,5%) kasus. hasil ini

sesuai dengan yang dilaporkan oleh Misbach dkk (1997) bahwa penderita

terbanyak didapatkan pada kelompok usia 45-65 tahun yaitu 50,5%

disusul kelompok usia > 65 tahun ( 35,5 %) dan 45 tahun (12,9%) (Misbach

dkk.,1997) hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Aliah

dan Muis (2002), mendapatkan penderita strok iskemik akut terbanyak

pada kelompok 60-69 tahun (41%) kemudian umur 50-59 tahun (26%),

umur 40-49 tahun (20%), >75 tahun (10%) dan kelompok < 40 tahun (3%)

(Aliah dan Muis.,2002) Dari data ini terlihat peningkatan kejadian strok yang

berkorelasi dengan bertambahnya umur, dan menunjukan bahwa usia dan

jenis kelamin merupakan salah satu faktor resiko yang tidak dapat

dimodifikasi. Adapun laporan statistik strok di berbagai negara diperoleh

data rata-rata umur menderita strok yang bervariasi, hal ini kemungkinan

dipengaruhi oleh perkembangan gaya hidup dan tingkat pemahaman

tentang kesehatan penduduknya yang bervariasi pada masing-masing

negara (Misbach J, 2011). Hipertensi merupakan faktor risiko utama strok.

Dikategorikan hipertensi bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan

140/90 mmHg. Pada penelitian kami, semua sampel menderita hipertensi,

ini membuktikan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko terbanyak pada

strok iskemik. Menurut penelitian Iqbal et al (2006), faktor risiko utama dan

Page 53: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

45

paling signifikan adalah hipertensi dan ditemukan sekitar 82% dari

penderita, hal ini mempengaruhi luaran strok. Sedangkan penderita DM

pada penelitiaan ini terdapat hubungan bermakna dengan luaran strok,

dimana DM mempengaruhi luaran strok akibat pengaruh terhadap

pembuluh darah yang menyebabkan infark kecil subkortikal yang disebut

strok lakunar, namun juga dapat mengenai pembuluh darah besar

intracranial karena mempunyai efek terjadinya kerusakan endotel.

Penanganan pederita strok dengan diabetes mellitus harus mendapat

perhatian baik karena bila tidak akan memperburuk luaran penderita.(Baliga

et al, 2006)

Penelitian ini merupakan pendekatan longtudinal untuk melihat

perubahan reaksi inflamasi strok iskemik akut pada fase awal dengan

onset 0-72 jam ( hari ke-1 s/d 3) dari onset, data ini diperoleh dengan

anamnesa dari subjek/penderita atau keluarganya secara serius tentang

tanggal onset dan jam waktu kejadian,serta tanggal dan jam ditanda

tangani ketika MRS. Jangka waktu ini didasarkan atas teori dan metoda

laporan penelitian bahwa proses inflamasi berlangsung dari awal atau

onset penyakit hingga 2-3 hari kemudian.

Kadar neutrofil yang tinggi pada onset ≤ 72 jam dengan rerata

7386,65. Hal ini sama dengan temuan dari Dongaran R.A (2007) dimana

jumlah neutrofil penderita strok iskemik akut onset < 72 jam rata-rata

adalah 7076,6/uL, temuan dari Aliah A (2005) pada strok iskemik

perubahan kadar sitokin pun mencapai puncaknya pada darah tepi di hari

Page 54: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

46

ke-3. Sedangkan menurut Price C.J.S et al (2004) dari 15 pasien yang

diteliti ada 9 pasien dengan neutrofil yang tinggi ditemukan dalam waktu

24 jam dari onset. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

pada fase akut terjadi inflamasi berupa pergerakan leukosit yang

dipengaruhi oleh sitokin TNF α dan IL-1 terutama neutrofil yang menuju

kedaerah iskemik. Sesudah masa akut terlewati reaksi inflamasi

berangsur menghilang ditandai dengan penurunan kadar sitokin

proinflamatori yang diproduksi.

Data pada Tabel 4 menunjukan bahwa rerata skor NIHSS hari-10

perawatan lebih rendah dan hasil uji statistik menunjukan ada perbedaan

bermakna antara skor NIHSS onset ≤ 72 jam dengan hari ke-10

perawatan nilai p 0,000. Perubahan skor NIHSS dapat menggambarkan

perubahan derajat beratnya strok iskemik yang diderita penderita.

Penelitian dari Siegler et al yang menyimpulkan neutrofil pasien strok

iskemik akut dengan skor NIHSS tinggi saat masuk RS berhubungan

dengan luaran fungsional yang buruk.(Siegler et al, 2012) Penurunan skor

NIHSS diperkirakan berhubungan dengan peranan fisioterapi yang

diberikan juga berkaitan dengan kemampuan serebral mengatasi

reperfusion injury, dimana radikal bebas berperan dalam proses tersebut.

Perbandingan kadar neutrofil dan skor NIHSS penderita strok

iskemik akut onset ≤ 72 jam dan hari ke-10 dari onset didapatkan nilai p

0,001. Hubungan antara neutrofil penderita strok iskemik akut dan luaran

klinis dengan menggunakan skor NIHSS terdapat signifkan yang berarti

Page 55: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

47

melalui uji korelasi Pearson dengan nilai p = 0,000 sehingga dapat

disimpulkan bahwa kadar neutrofil awal dapat digunakan untuk

memprediksi skor NIHSS yang didapat. Guven et al, 2010, pada

penelitiannya mengatakan bahwa jumlah leukosit dan neutrofil yang tinggi

berhubungan dengan penyakit pembuluh darah dan dapat menjadi

prediktor keparahan strok.(Guven et al, 2010) Sementara Dongoran (2007)

menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa dengan meningkatnya jumlah

neutrofil pada fase akut merupakan indikator keluaran pasien strok

iskemik akut pada jam 10-72 onset.(Dongoran, 2007) Guldiken et al (2008)

menyimpulkan penelitiannya bahwa tidak ada perubahan signifikan pada

mean platelet volume pada strok iskemik akut, tetapi leukosit dan neutrofil

yang tinggi dapat menjadi parameter keparahan strok iskemik. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumar A.D et al, bahwa leukosit

yang tinggi berhubungan dengan luaran fungsional yang buruk.(Kumar AD,

2012) Perbaikan motorik dapat terjadi pada fase awal setelah onset strok

dan perbaikan motorik akan mencapai fase plateau setelah 3 sampai 6

bulan kemudian. Perbaikan fungsional dipengaruhi oleh proses patologi

pada daerah penumbra, edema, dan penanganan tekanan darah pada lesi

yang reversibel yang terjadi beberapa minggu setelah onset. Ince B et

al,2012 dalam penelitiannya mengatakan jumlah leukosit dan neutrofil

mungkin berhubungan dengan keparahan strok iskemik. Dengan target

strategi terapi dapat menghambat perkembangan kerusakan jaringan dan

melindungi saraf.(Ince B et al,2012) Pada penelitian yang kami lakukan ini

Page 56: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

48

didapatkan satu sampel dengan kadar neutrofil onset ≤ 72 jam tinggi

dengan skor NIHSSnya juga tinggi dan onset hari-10 kadar neutrofil dan

skor NIHSS juga meningkat, dengan lesi infark yang luas hampir separuh

hemisfer tetapi diekslusi oleh karena penderita dengan riwayat penyakit

jantung yang berat.

Hasil ini sesuai dengan patofisiologi strok iskemik akut secara

selular saat terjadi iskemik jaringan maka neutrofil akan melekat dan

bermigrasi melewati endothelium dari mikrovaskuler otak. Pada saat di

ektravaskular neutrofil akan memproduksi radikal bebas, melepaskan

enzim proteolitik, menstimulasi pelepasan neutrofil yang menyebabkan

terjadinya pergerakan neutrofil dan leukosit lainnya. Neutrofil yang tinggi

jumlahnya selama reperfusi, neutrofil intravaskular dan akumulasi jaringan

merupakan komponen dari respon inflamasi.

Neutrofil bisa menyebabkan perburukan luaran melalui peyumbatan

mikrosirkulasi dan vasokontriksi serta infiltrasi ke neuron. Pada keadaan

iskemik terjadi peningkatan produksi radikal bebas selama reperfusi.

Ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dapat mempengaruhi

fungsi serebral dan merusak sel neuron melalui mekanisme peningkatan

peroksidase lipid pada membrane sel, kerusakan oksidatif DNA,

kerusakan protein serta induksi apoptosis dan nekrosis.

Kekuatan penelitian ini adalah dengan metode penelitian observasi

longitudinal yang memberikan keakuratan hasil yang didapat. Sedangkan

Page 57: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

49

kelemahan penelitian ini, adalah tidak mengendalikan faktor resiko DM,

tidak menghitung kadar neutrofil dengan luasnya infark pada CT Scan

kepala dan tidak dilakukan pengukuran kadar neutrofil secara serial.

Page 58: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

50

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

1. Terdapat hubungan perubahan kadar neutrofil dengan perubahan

luaran klinis strok iskemik akut.

2. Terdapat peningkatan kadar neutrofil pada onset ≤ 72 jam dan

terjadi penurunan pada hari ke-10 dari onset.

3. Terdapat perubahan atau penurunan skor NIHSS yang terjadi

pada hari-10 dari onset.

SARAN

1. Dilakukan penelitian terkait judul ini sebaiknya dilakukan

pengukuran kadar neutrofil secara serial

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan kadar

neutrofil dengan besarnya lesi.

Page 59: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

51

DAFTAR PUSTAKA

Austen, Bendall J, 1990. Confusion and dementia in The neurology of

Elderly. Springer Verlag, British. 33 – 40

Alderto W, Cooper C, Kowles R. Nitrocoxides syntase : Structure, function,

inhibition. Biochemical J . 2002:357:593-615

Aliah A., Widjaja D. 2004. Faktor resiko strok pada beberapa rumah sakit

di Makassar periode januari-september 2000. Jurnal Medika

Nusantara; 25: 1-5

Aliah A., 2005. Analisis Dinamika Kadar Interleukin-10 dan Tumor

Necrosis Faktor-Alpha Serum dan Likuor Serebrospinal terhadap

Derajat Klinis pada Penderita Strok Iskemik Akut. Disertasi. Program

Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Audebert H.J et al. 2004. Systemic inflammatory respons depends on

initial stroke severity but is attenuated by successful trombolysis,

stroke. 35: 2128-2133

Aminoff J.M., Greenberg D.A., and Simon R.P. 2005. Stroke in : Clinical

Neurology 6th ed. Lange medical BOOKS Mc Graw-Hill. NewYork.

285-297

Adam R.D., Victor M. 2005. Principles of Neurology. 8th Ed. McGraw-Hill

Book Co: New York

Buck B. H., et al. 2008. Early Neurophilia Is Associated With Volume Of

Icshemic Tissue in Acute Stroke: A Journal of Cerebral Circulation.

Vol.39:355-360

Page 60: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

52

Becker J. U. 2010. Stroke , Ischemic (http://www.emedicine.com) diakses

9 april 2010

Baliga SB, Weiberger J. 2006. Diabetes and Stroke: Part one-Risk Factors

and Pathophysiology. Division of Endocrinology & Metabolism: North

General Hospital. USA

Dongoran R.A., 2007. Jumlah Neutrofil Absolut Sebagai Indikator

Keluaran Strok Iskemik. Semarang

Goysal Y., 1999. Uji Perbedaan Beberapa Faktor Korpuskuler yang

Mempengaruhi Viskositas Darah pada Kejadian Strok Non

Hemoragik Akut dengan Bukan Strok

di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Ujung Pandang. Tesis. Program

Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin. Makassar

Gofir A., 2007. Pengantar Manajemen Strok Komprehensif dalam

Manajemen Strok Komprehensif. Pustaka Cendikia Press.

Yogyakarta. Hal 1-3

Guldiken B., Ozkan H., Kabayel L., 2008. Mean Platelet Volume and

Peripheral Blood Count Response in Acute Ischemic Stroke.

Academic Journals Database. Vol. 25. No 3: 130

Guven H., Cilliler A.E., Sarikaya S.A., Koker C., Comoglu S.S., 2010. The

Etiologic and Prognostic Importance of High Leukocyte and

Neutrophill Counts in Acute Ischemic Stroke. Journal of Neurological

Sciences (Turkish). Vol.27. No 3:311-318

Page 61: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

53

Guideline Stroke, 2011. Pokdi Stroke, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf

Indonesia (PERDOSSI),Hal: 1-2

George B, Segel, et al., 2011. The Paradox of The Neutrophil’s in Tissue

Injury. Journal of Leukocyte Biology. Vol.89 ; 365-366

Hatta S.W., Ilyas M., Murtala B., Liyadi F., 2010. Profil Hitung Leukosit

Darah Pada Fase Akut Strok Hemoragik dan Strok Iskemik di

Hubungkan Volume Lesi Pada Pemeriksaan CT Scan Kepala. Tesis

Ince B., Goksan B., Zeyden G., Erkol D. 2012 Leukocyte and Neutrophil :

Predictors For The Stroke Severity. Istanbul University Cerrahpasa

Fakulty of Medicine Departement of Neurology. Istanbul, Turkey.

Kolegium Neurologi Indonesia (KNI). 2009. Buku Modul Induk

Neurovaskuler. Perdossi. Hal:106-11

Lumbantobing MS, 2007. Mengapa Strok dapat terjadi? Dalam Strok

Bencana Peredaran Darah di otak , FKUI, Jakarta. hal 1 – 5

Kumar A.D, Boehme A.K, Siegler J.E, Gillete M, Albright K.C, Schild S.M.,

2012. Leukocytosis in Patients with Neurologic Deterioration after

Acute Icshemic Stroke is Associated with Poor Outcomes. Journal of

Stroke & Cerebrovascular Disease. USA

Misbach J., 1997. Epidemiology of Stroke in Indonesia. Dalam : Current

Status in the Treatment of Acute Stroke; Musyawarah Kerja dan

Pertemuan Ilmiah Berkala Tahunan Perdossi, Malang

Misbach J., 2007. Pandangan Umum mengenai Strok dalamUnit Strok,

Manajemen Strok Secara Komprehensif. FKUI. Jakarta. Hal 1-9

Page 62: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

54

Murray R.K., Granner D.K., Mayer P.A., Rodwell V.W., 1993. Harper’s

Biochemistry.24th ed. Stamford:Appleton & Lange. :120-122;736-37

Morris D.L. 2001. Stroke Epidemiology. Foundation For Education and

Research in Neurologycal Emergencies (FENRE)

Mazzoni P, Pearson TS, Rowland LP. 2005. Cerebralvascular diseases. In

merritt’s neurology handbook. 2nd ed. Lippincott Williams & wilkins.

Philadelphia

Maradjabessy A. 2010. Hubungan laju Endap Darah dengan Luaran Klinis

Penderita Strok Iskemik Akut. Tesis. Fakultas Kedokteran

Universiras Hasanuddin

Morrison H, Mckee D, ritter L., 2011. Systemic Neutrophil Activation in a

mouse Model of Ischemic Stroke and Reperfusion. Sage Journals.

Arizona,USA

Mitsios N, Gaffney J et al. 2006. Pathophysiology of Acute Ischemic

Stroke: An Analysis of Common Signalling Mechanisms and

Identification of New Molecular Targets. Pathobiology 2006 ; 73:159-

175

Mohr J.P, Wolf P.A, Grotta J.C et al., 2011. STROKE. Pathophysiology,

Diagnosis, and Managemen. Fifth Edition. Elsevier Sauder.

Rosen H. J., 2005. Neural Correlates of Recovery from Aphasia After

Damage to Left Inferior frontal Cortex in Neurology Vol. 55

Page 63: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

55

Rita. 2008. Hubungan Mean Platelet Volume Pada Strok Iskemik Akut dan

Luaran Klinis Penderita. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin

Suroto. 2002. Kadar Sitokin Pro-inflamatorik dan Jumlah Neutrofil Pada

Stroke Iskemik Akut. Berkala Ilmu Kedokteran Vol.34. No.2

Sjahrir H, 2003. Patofisiologi Iskemik Otak, Neuroanatomi dalam Strok

Iskemik, Yandira Agung, Medan, hal 13 – 26.

Sacher R, McPherson R. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium.

Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.2004. p.22-6

Siegler J, Boelume A, Gillette M, Kumar A, Albright K, Martin-Schild S.

2012 : Does Admission Leukocytisis or Neutrophilia negatively

Impact Outcome in Acute Ischemic Strok? Ameican Academy of

Neurology.

Stroke Statistics. Available at:www.strokeassociation.org/statistics

Wang Q, Tang XN, Yenari MA. 2007: The inflammatory response in

stroke. Journal Neuroimmunol , 184:53-68

Yamasaki Y, Kogure K. 1997. Cytokines, Growth Factors, Adhesive

Molecules and Inflamatory after Ischemic. In:(Welch KMA, Caplan

LR, Reis DJ, Seisejo BK, Weir B). Primer on Cerebrovaskular

Disease. San Diego Acaddemic

Page 64: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

56

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN SETELAH MENDAPAT PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………………………………………...........

Umur : .................................................................

Alamat : .................................................................

Setelah mendengar/membaca dan mengerti penjelasan yang diberikan oleh

dr. Laura Bianca Sylvia Huwae mengenai tujuan, manfaat apa yang diperoleh padapenelitian ini, serta risiko yang mungkin terjadi, maka dengan ini saya menyatakansetuju ikut dalam penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.

Saya tahu bahwa keikutsertaan saya ini bersifat sukarela tanpa paksaan, sehingga sayabisa menolak ikut atau mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa kehilangan hak sayauntuk mendapat pelayanan kesehatan. Juga saya berhak bertanya atau memintapenjelasan bila ada hal yang belum jelas atau masih ada hal yang ingin saya ketahuitentang penelitian ini. Biaya pada pemeriksaan ini semuanya akan ditanggung olehpeneliti.

Apabila terjadi perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapaimufakat.

Makassar,................................

NAMA TANDA TANGAN TGL/BLN/TH

Pasien :............................. .................................... ................................

Saksi : 1......................... .................................... ................................

2......................... .................................... ................................

DISETUJUI OLEH

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

FAK.KEDOKTERAN UNHAS

Tgl :…………………..

Page 65: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

57

Peneliti Utama : dr. Laura Bianca Sylvia Huwae

Hp : 0852-43245171

Alamat : BTP Tamalanrea mas Blok M1/33

Dokter Penanggung jawab medis : dr. Cahyono Kaelan, Ph.D, Sp.PA(K), Sp.S

Alamat : Bagian Ilmu Penyakit Saraf, Jl. Perintis Kemerdekaan Km 11,

HP : 0811416242

Page 66: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

58

Lampiran 3

Nama Pasien :……………………… No. Reg. / RS :……………

Tgl MRS / Onset :………………………………

Ruangan :………………………………

Umur / Kelamin :……………………………… L /P

Alamat lengkap :……………………..............

Telepon :……………………………...

Dokter yang memeriksa :………………………..........

National Institutes Of Health Stroke Score (NIHSS)

Aktivitasskor

100

1.DERAJAT KESADARAN Sadar penuh 0

Somnolen 1

Stupor 2

Koma 3

2. MENJAWAB PERTANYAAN Dapat menjawab 2 pertanyaan

Dgn benar (mis,bulan berapadan

usia)

0

Hanya dapat menjawab 1pertanyan. Dengan benar/tidakdapat bicara km Terpasangpips endotrakea

/disartria

1

Page 67: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

59

Tidak bisa menjawab kedua

pertanyaan dgn benar /afasia /

stupor

2

3. MENGIKUTI PERINTAH Dapat melakukan 2 perintahdengan benar (mis, buka mathdan tutup mata)

0

Hanya dapat melakukanperintah dengan benar.

1

Tidak dapat melakukan keduaperintah dng benar

2

4. GERAKAN ABNORMAL KONJUGAT

HORISONTAL

Normal 0

Gerakan abnormal hanya pada1 mata Deviasi yangkuat/parese

1

Konjugat total pada keduamata.

2

5. LAPANG PANDANG PADAKONFRONTASI

Tidak ada gangguan 0

Kuadran-anopsia 1

Hemianopsia total 2

Hemianopsia bilateral / butakortikal

3

6. PARESIS WAJAH Normal 0

Paresis ringan 1

Paresis parsial 2

Paresis total 3

7.MOTORIK LENGAN KANAN Tidak ada simpangan bilapasien disuruh mengangkatkedua lenganna selama 10detik

0

Page 68: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

60

Lengan menyimpang ke bawahsebelum sepuluh detik

1

Lengan terjatuh ke

kasur/badan /tidak dapatdiluruskan secara penuh

2

Tidak dapat melawan gravitasi 3

Tidak ada gerakan 4

Tidak dapat diperiksa X

8. MOTORIK LENGAN KIRI Idem no. 5

9. MOTORIK TUNGKAI KANAN Idem no. 5

10. MOTORIK TUNGKAI KIRI Idem no. 5

11. ATAKSIA ANGGOTA BADAN Tidak ada 0

Pada 1 ekstremitas 1

Pada 2 atau lebih ekstemitas 2

Tidak dapat di periksa 3

12. SENSIBILITAS Normal 0

Terganggu parsial 1

Terganggu total berat 2

13. BAHASA Tidak ada afasia 0

Afasia ringan sedang 1

Afasia berat 2

Tidak dapat di perikasa X

Sumber dikutip dari Guidelines stroke 2009

Page 69: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

61

Skor nilai NIHSS dibagi dalam 3 kategori:

1. Ringan bila total skor < 4

2. Sedang bila skor 4-15

3. Berat bila skor >15

Page 70: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

62

HASIL REKAPITULASI

no Nama RM/tglmasuk

Jeniskelamin

umur onset

NetrofilI

NIHSSI

Netrofil II

NIHSS II

1 tn.m 16/1/13 L 60 2 7250 6 6800 52 tn.em 12/2/13 L 65 2 7190 5 6040 43 Ny.s 17/2/13 P 38 1 3750 6 3560 54 tn.s 19/2/13 L 53 2 6080 8 5960 75 St. m 3/02/13 P 70 3 6590 9 5490 66 Abd.

H12/2/12 L 65 1 7830 12 7800 12

7 Ny.m 10/2/13 P 65 3 4910 5 4080 48 Ny.An

.N17/2/13 P 81 1 3750 5 3720 4

9 Ny. S 9/2/13 P 54 3 8690 12 8901 1210 tn. B L 53 2 4420 10 3750 811 tn. R 20/2/13 L 48 1 4100 8 3820 712 Siti m 20/2/13 P 68 1 7510 13 7511 1313 Hj. M 1/3/13 P 49 1 12800 14 7510 1214 tn.D 21/2/13 L 62 2 9250 8 5410 715 tn. P 6/3/13 L 45 3 8220 7 6000 616 tn.N 13/3/13 L 44 3 8320 8 6630 617 tn.S 10/3/13 L 57 1 8800 9 1245

011

18 Abd.t 12/3/13 L 47 1 9640 9 7050 819 tn. D 25/4/13 L 72 1 12920 14 5560 1020 Ny.A 29/4/13 P 72 3 5210 5 4180 421 tn. A.i 8/5/13 L 60 3 6330 10 7440 1022 Dg. T 7/5/13 L 72 2 9200 7 8350 623 Ny.S 6/5/13 P 32 3 4620 4 3600 324 tn.us 9/5/13 L 63 1 3400 4 3350 325 Muh.

Y60.87.09

L 70 1 9790 7 4240 5

26 Ny.mt 562017 P 44 1 5520 8 5210 727 H.M.A 20/5/13 L 49 2 5080 7 5230 728 Ny. I 27/5/13 P 56 3 9716 7 9710 629 Ny. R 27/5/13 P 40 2 10350 8 3800 530 Ny. M 30/5/13 P 78 3 4830 6 3090 531 Ny.H 31/5/13 P 56 2 8480 8 5000 632 tn. S 28/5/13 L 52 1 6980 12 6250 1133 Dg l 1/6/13 L 56 2 6540 3 5080 2

Page 71: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS …

63

34 Ny.J 6/6/13 P 62 2 6990 5 3910 335 tn.N 13/6/13 L 57 3 12090 13 1273

013

36 tn.G 12/6/13 L 72 3 3990 3 2820 237 tn.M 10/6/13 L 50 3 8900 12 1080

012

38 tn.U 21/6/13 L 68 2 6410 4 4630 339 Ny.J 20/6/12 P 58 1 9980 10 7390 1040 Ny.M

dg b20/6/12 P 65 2 9040 10 8940 9