hipoglikemi dr is
DESCRIPTION
lllTRANSCRIPT
HIPOGLIKEMIA
Mahir, S. Ked98.70.1477
PEMBIMBING :dr. Iskandar Arifin, Sp. PD
SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD IBNU SINA GRESIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA2011
DEFINISI
HIPOGLIKEMIA MURNI
REAKSI HIPOGLIKEMI
KOMA HIPOGLIKEMI
HIPOGLIKEMI REAKTIF
Apabila kadar glukosa darah ‹ 60 mg/dl.
Apabila glukosa darah turun mendadak. (dari 400 mg/dl menjadi > 150 mg/dl)
Apabila koma, akibat glukosa darah turun sampai ‹ 30 mg/dl.
Apabila gejala hipoglikemia yang terjadi 4 – 5 jam sesudah makan. (bakat DM)
ETIOLOGI
Hipoglikemia timbul akibat peningkatan kadar
insulin yang kurang tepat, baik sesudah
penyuntikan insulin subkutan atau karena obat
yang meningkatkan sekresi insulin seperti
sulfonilurea.
KLASIFIKASI
RINGANSimtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan
aktivitas sehari-hari yang nyata.
SEDANGSimtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan
gangguan aktivitas sehari-hari.
BERAT
Sering (tidak selalu) tidak simtomatik karena gangguan
kongnitif pasien tidak mampu mengatasi sendiri.
• Membutuhkan pihak ketiga untuk membantu terapi.
• Membutuhkan terapi parenteral (glukagon i.m /
glukosa
i.v.)
• Disertai dengan koma atau kejang.
FAKTOR PREDISPOSISI HIPOGLIKEMIA
1. Kadar insulin berlebihan
Dosis berlebihan: Kesalahan dokter, farmasi,
pasien, ketidak sesuaian dengan kebutuhan
pasien atau gaya hidup
Peningkatan bioavaibilitas insulin : Absorbsi yang
lebih cepat suntik diperut, antibodi insulin,
gagal ginjal.
2. Peningkatan sensitivitas insulin
Penurunan berat badan.
Variasi siklus menstruasi, postpartum
Defisiensi hormon counter-regulatory (penyakit addison)
3. Asupan karbohidrat kurang
Makan tertunda atau lupa, porsi makan yang kurang.
Muntah.
Menyusui
4.Lain-lain
Alkohol, obat-obatan (salisilat, sulfonamid
dapat meningkatkan kerja sulfoniluria)
Absorbsi yang cepat, pemulihan glikogen otot.
MANIFESTASI KLINIS
OTONOMIKNEUROGLIKOPENI
KMALAISE
BERKERINGAT BINGUNG MUAL
JANTUNG BERDEBAR NGANTUK SAKIT KEPALA
TREMOR INKOORDINASI
LAPAR GANGGUAN VISUAL
PRILAKU YANG BERBEDA
DIAGNOSIS
Diagnosis Hipoglikemia ditegakkan apabila ada
gejala klinis seperti diatas dan gula darah kurang
dari 30 - 60 mg/dl
tergantung pada macam hipoglikeminya.
PENATALAKSANAAN
Sesudah diagnosis hipoglikemia ditegakkan
dengan pemeriksaan glukosa darah, berikan 150 –
200 ml minuman yang mengandung glukosa,
seperti buah segar, air atau teh gula (tetesi gula
kental), madu. Bila pasien kesulitan menelan dan
keadaan tidak terlalu gawat dioleskan madu lewat
mukosa rongga mulut.
Glukosa oral 10 – 20 g.
Bila gagal :
Injeksi glukosa 40% i.v. 25 ml. *)
Infus martos (maltosa) 10% atau glukosa 10%, (bila
pasien belum sadar dapat diulang 25 cc glukosa 40%
tiap ½ jam – sadar) dan dapat diulang sampai 6 kali.
Injeksi Metilprednisolon 62,5 - 125 mg i.v. Dapat
diulang dan dikombinasi Injeksi Fenitoin 3 x 100 mg
i.v atau oral sebelum makan.
Injeksi Efedrin 25 - 50 mg atau Injeksi
glukagon 1 mg i.m. (bila perlu)
Monitor glukosa darah setiap 30 menit sekali
setelah injeksi dan diarahkan ke ≥ 120
mg/dl.
Glukosa 1 flash = 25 ml 40%
RUMUS 1Diberikan 1 flash bila kadar gula darah 60 – 90 mg/dl
RUMUS 2 Diberikan 2 flash bila kadar gula darah 30 - 60 mg/dl
RUMUS 3 Diberikan 3 flash bila kadar gula darah < 30 mg/dl
KESIMPULAN
Untuk Mencegah timbulnya komplikasi menahun,
ancaman timbulnya hipoglikemia merupakan faktor
limitasi utama dalam kendali glikemi pada pasien
DM Tipe 1 dan DM Tipe 2 yang mendapat terapi
Insulin. Dengan mengenal gejala awal pasien dan
keluarga dapat mencegah timbulnya hipoglikemia
berat.
TERIMA KASIH