halaman bab 2library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-1-00111-if bab 2.pdfsetiap fakta,...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar
2.1.1 Definisi Data dan Informasi
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 21), data merupakan fakta
mentah mengenai orang, tempat, kejadian dan hal-hal yang penting dalam
organisasi. Setiap fakta, apabila berdiri sendiri, tidak mempunyai arti.
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 21), informasi adalah data
yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yanglebih
berarti untuk seseorang. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang
diharapkan memiliki arti ke penerima.
2.1.2 Definisi Sistem Informasi
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 6), sistem informasi adalah
pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan
sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah
organisasi
2.1.3 Definisi Pendekatan Berbasis-File
Menurut Connolly & Begg (2005, p. 7), pendekatan berbasis-file
adalah sekumpulan program aplikasi yang memberikan layanan kepada
7
end-users seperti pembuatan laporan. Setiap program
mendefinisikan dan mengatur datanya sendiri.
Menurut Connolly & Begg (2005, pp. 12-14), keterbatasan dari
pendekatan berbasis-file adalah
- Pemisahan dan isolasi data
Ketika data diisolasi pada file yang berbeda, akan menjadi lebih
susah untuk mengakses data yang tersedia
- Duplikasi data
Pendekatan berbasis-file yang bersifat desentralisasi akan
menyebabkan duplikasi data yang tak terkontrol dikarenakan data
disimpan secara terpisah (tidak berhubungan) sehingga jika dilakukan
perubahan pada salah satu tempat data pada tempat yang lain tidak
berubah. Hal ini akan menyebabkan duplikasi data
- Ketergantungan data - program
Struktur fisikal dan penyimpanan file data dan record
didefinisikan pada kode aplikasi. Hal ini menyebabkan perubahan
pada struktur yang sudah ada akan sulit untuk dilakukan.
- Format file yang tidak kompatibel
Struktur file yang ditanamkan pada program aplikasi
menyebabkan struktur bergantung pada bahasa pemrograman aplikasi.
Struktur file pada bahasa pemrograman yang satu dapat berbeda
dengan bahasa pemrograman yang lain. Format yang tidak
8
kompatibel ini menimbulkan kesulitan untuk memproses file
gabungan.
- Query yang tidak dinamis
Sistem berbasis-file sangat bergantung pada developer aplikasi
yang harus menulis semua query atau laporan yang dibutuhkan.
Akibatnya tipe query atau laporan yang dapat dibuat menjadi tidak
dinamis.
2.1.4 Definisi Basis Data
Menurut Indrajani (2009, p. 2), basis data adalah kumpulan
terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan. Basis data
mengkonsolidasi banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam file
terpisah.
Basis data merupakan suatu kumpulan data yang berhubungan
secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi
informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Artinya basis data
merupakan tempat penyimpanan data besar yang dapat digunakan oleh
banyak pengguna. Seluruh item basis data tidak lagi dimiliki oleh satu
departemen, tetapi menjadi sumber daya perusahaan yang dapat
digunakan bersama.
9
2.1.5 Definisi Entitas
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 271), entitas adalah
kelompok orang, tempat, objek, kejadian, atau konsep tentang apa yang
kita perlukan untuk menangkapatau menyimpan data.
2.1.6 Definisi Atribut
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 272), atribut adalah sifat
atau karakteristik deskriptif suatu entitas.
2.1.7 Pengertian Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly & Begg (2005, p. 16), Database Management
System (DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, menjaga, dan
mengendalikan akses ke basis data.
A. Fasilitas dan Komponen dari Database Management
System
Menurut Connolly & Begg (2005, pp. 16-24), fasilitas dari
DBMS adalah sebagai berikut:
1. Data Definition Language, yang memungkinkan pengguna
untuk menspesifikasikan tipe dan struktur data beserta
constraint (batasan) pada data untuk disimpan dalam basis
data.
10
2. Data Manipulation Language, yang memungkinkan pengguna
untuk melakukan insert, update, delete, dan penarikan data
dari basis data.
3. Pengendalian terhadap pengaksesan basis data, yang
menyediakan:
a. Sistem keamanan, yang mencegah unauthorized user
(pengguna yang tidak mempunyai hak akses) untuk
mengakses basis data.
b. Sistem integritas, yang mempertahankan konsistensi
dari data yang tersimpan.
c. Sistem pengendalian concurrency, yang
memperbolehkan akses secara bersamaan ke basis data.
d. Sistem pengendalian pemulihan (recovery), yang
mengembalikan basis data ke keadaan sebelumnya
yang konsisten dari suatu kegagalan hardware atau
software.
e. Katalog yang dapat diakses olehpengguna, yang berisi
deskripsi dari data di dalam basis data.
Menurut Connolly & Begg (2005, pp. 19-21), terdapat
lima komponen utama dalam lingkungan DBMS, yaitu:
1. Hardware
Hardware merupakan perangkat keras yang dibutuhkan
oleh DBMS dan aplikasi yang berhubungan agar dapat
11
berjalan. Hardware bisa dicontohkan dengan sebuah personal
computer, single mainframe, dan jaringan komputer.
2. Software
Software merupakan perangkat lunak yang
komponennya terdiri dari DBMS itu sendiri dan aplikasi
pendukungnya, bersama dengan sistem operasi yang berjalan
dan termasuk juga aplikasi jaringan jika DBMS digunakan
melalui jaringan. Umumnya perangkat lunak ini ditulis oleh
bahasa pemrograman generasi ketiga (3GL), seperti C, C++,
Java, Visual Basic dan Cobol, atau dengan bahasa
pemrograman generasi keempat (4GL) seperti SQL yang
ditanamkanpada bahasa generasi ketiga.
3. Data
Data adalah komponen yang paling penting dari DBMS,
data bagaikan jembatan yang menghubungkan komponen
mesin dengan komponen manusia. Basis data berisi data
operasional dan metadata yaitu data mengenai data. Struktur
dari basis data dinamakan schema.
4. Prosedur
Prosedur mengacu pada instruksi-instruksi dan aturan-
aturan yang mempengaruhi rancangan dan kegunaan dari basis
data. Pengguna dan staff dari sistem yang mengatur basis data
memerlukan prosedur yang terdokumentasi mengenai cara
menggunakan dan menjalankan sistem.
12
Instruksi-instruksi yang diperlukan seperti:
• Log on ke dalam DBMS
• Menggunakan fasilitas DBMS atau program aplikasi
• Memulai dan menghentikan DBMS
• Membuat backup dari basis data
• Menangani kegagalan hardware atau software, meliputi
cara mengenali komponen yang rusak dan cara
memperbaikinya
• Mengganti struktur dari tabel, mengatur ulang basis data
melalui tempat penyimpanan yang lebih dari satu,
meningkatkan performa, dan menyimpan data ke tempat
penyimpanan kedua
5. People
People adalah orang-orang atau pelaku yang terlibat dalam
sistem, yang mana adalah:
a. Data Administrators (DA)
DA adalah orang yang bertanggungjawab untuk
mengelola sumber data termasuk perencanaan basis data,
pengembangan dan pemeliharaan dari prosedur dan
bagian dari perancangan konseptual serta logikal
b. Database Administrator (DBA)
DBA adalah orang yang bertanggungjawab dalam
realisasi fisikal dari basis data, termasuk perancangan dan
13
implementasi fisikal basis data, keamanan dan kontrol
integritas, pemeliharaan dari sistem operasional, dan
memastikan kinerja aplikasi yang memuaskan untuk
pengguna.
c. Database Designer
Database designer terbagi dua jenis yaitu logical
database designers dan physical database designers.
Logical database designers memiliki tugas
mengidentifikasi data yang mana adalah entitas dan
atribut, relasi antara data dan batasan-batasan pada data
yang disimpan dalam basis data.
Physical database designer memutuskan
bagaimana perancangan basis data logikal dibuat secara
fisikal atau secara nyata.
d. Application Developers
Saat basis data telah diimplementasikan, program
aplikasi yang memberikan fungsi-fungsi yang diperlukan
untuk end-users harus diimplementasikan. Application
developers bekerja berdasarkan spesifikasi oleh analis
sistem.
e. End-Users
End-users merupakan pengguna dari basis data,
yang mana basis data tersebut dirancang dan
14
diimplementasikan dan dikelola untuk memenuhi
kebutuhan informasi mereka.
B. Keuntungan dari Database Management System
Menurut Connolly & Begg (2005, pp. 26-29), beberapa
keuntungan dari Database Management System adalah:
1. Pengendalian atas data redundancy
Dengan penggunaan pendekatan basis data, data-data
yang berulang atau yang disebut data redudancy bisa menjadi
lebih terkendali dan berkurang dibandingkan dengan sistem
berbasis file.
2. Konsistensi data
Dengan adanya pengendalian dan penghilangan
redundancy, inkonsistensi data dapat dihindari. Jika item data
di basis data hanya disimpan pada satu tempat, maka update
yang dilakukan cukup sekali saja, dan nilai yang baru akan
langsung tersedia bagipengguna.
3. Lebih banyak informasi yang bisa didapatkan dari data yang
sama
Dengan melakukan integrasi data operasional yang ada,
memungkinkan untuk mendapatkan informasi tambahan dari
data yang sama.
15
4. Pembagian data
Pada pendekatan berbasis file, file hanya dimiliki oleh
orang atau departemen tertentu yang menggunakannya.
Sementara pada pendekatan basis data, basis data dimiliki oleh
keseluruhan organisasi dan dapat dibagi antara semua
pengguna yang memiliki hak akses.
5. Integritas data lebih terjamin
Integritas data dilakukan dengan bantuan constraints
(batasan). Dengan adanya batasan pada basis data, maka
integritas atau konsistensi data yang tersimpan menjadi lebih
terjamin.
6. Keamanan meningkat
Keamanan basis data adalah perlindungan basis data
dari pengaksesan yang dilakukan oleh pengguna yang tidak
berwenang. Salah satu cara yang ditempuh adalah meminta
pengguna untuk memasukkan user ID dan password sebelum
pengguna tersebut melakukan suatu operasi terhadap basis
data. Database administrator juga bisa menentukan operasi
apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang pengguna.
7. Pelaksanaan standarisasi
Integrasi membuat seorang DBA untuk mendefinisikan
dan melakukan standarisasi yang dianggap perlu. Yang mana
termasuk standar departemen, organisasi, nasional atau
internasional untuk hal-hal seperti format data untuk
16
memberikan fasilitas seperti pertukaran data antara sistem,
ketentuan penamaan, standar dokumentasi, prosedur
pembaharuan, dan pengaturan akses.
8. Skala ekonomi
Menggabungkan semua data operasional dari organisasi
kedalam satu basis data dan membuat satu set aplikasi yang
bekerja pada satu sumber data akan membuat organisasi
mengeluarkan biaya besar. Dalam hal ini anggaran yang
biasanya dialokasikan untuk setiap departemen untuk
pengembangan dan pemeliharaan sistem berbasis file dapat
digabungkan dengan kemungkinan menghasilkan total biaya
yang lebih rendah. Anggaran yang digabungkan dapat
digunakan untuk membeli konfigurasi sistem yang lebih cocok
untuk kebutuhan organisasi.
9. Keseimbangan kebutuhan-kebutuhan yang berlawanan
Setiap pengguna atau departemen memiliki kebutuhan
yang akan bertentangan dengan kebutuhan dari pengguna lain.
Sejak basis data dibawah kendali seorang DBA, DBA dapat
membuat keputusan mengenai perancangan dan penggunaan
operasional dari basis data yang memberikan penggunaan
sumber data organisasi sebagai satu kesatuan.
17
10. Kemampuan pengaksesan dan respon data yang lebih baik
Pengguna bisa mengakses ke basis data untuk melihat
informasi dari data yang diperlukan cukup dengan command
SQL.
11. Meningkatkan produktifitas
DBMS menyediakan banyak fungsi-fungsi standar yang
membuat seorang programmer menulis pada sistem berbasis
file. Pada tingkatan utama, DBMS menyediakan rutinitas
untuk mengendalikan fungsi-fungsi yang membuat seorang
pembuat program (programmer) untuk berkonsentrasi pada
fungsional yang lebih spesifik dimana diperlukan oleh
pengguna tanpa harus mengkhawatirkan implementasi pada
tingkatan yang lebih rendah. Banyak DBMS yang
memberikan lingkungan generasi keempat yang berisi alat-alat
untuk menyederhanakan pengembangan dari aplikasi basis
data. Hal ini meningkatkan produktifitas programmer dan
mengurangi waktu pengembangan dengan penghematan biaya
terkait.
12. Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data
Dalam sistem berbasis file, deskripsi dari data dan logika
untuk mengakses data dibangun kedalam setiap program
aplikasi, membuat program itu tergantung kepada data.
Sebaliknya, DBMS memisahkan deskripsi data dari aplikasi,
18
yang mana membuat aplikasi tidak akan berubah karena
perubahan data.
13. Concurrency yang lebih baik
Dalam sistem berbasis file, jika dua atau lebih pengguna
diberi hak akses untuk mengakses data yang sama secara
simultan, akan mengakibatkan bentrok data dan kehilangan
informasi atau integritas. DBMS mengelola data yang diakses
bersamaan dan memastikan masalah tidak terjadi
14. Meningkatkan layanan backup dan recovery
Sistem berbasis file mengharuskan pengguna untuk
melindungi data mereka secara manual dan membuat
pengguna melakukan backup (membuat cadangan data) yang
memerlukan waktu lama. Berbeda dengan DBMS yang
membuat checkpoint (titik tentu) dan membuat backup secara
berkala, DBMS juga memberikan fasilitas untuk mengecilkan
jumlah dari proses yang sedang berjalan yang diikuti dengan
kegagalan.
C. Kerugian dari Database Management System
Menurut Connolly & Begg (2005, pp. 29-30), kerugian
dari Database Management System adalah:
1. Kompleksitas
Ketentuan dari fungsi yang kita harapkan dari DBMS yang
baik membuat DBMS tersebut menjadi perangkat lunak yang
amat kompleks. Kegagalan untuk mengerti sistem
19
mendatangkan keputusan perancangan yang buruk, yang mana
akan membuat konsekuensi yang serius bagi organisasi
2. Ukuran
Kompleksitas dan fungsionalitas yang tinggi membuat
DBMS menjadi sebuah perangkat lunak yang memiliki ukuran
besar, terhitung dari banyaknya megabytes dari kapasitas disk
dan membutuhkan jumlah memori yang cukup besar agar
dapat berjalan secara efisien.
3. Biaya DBMS
Biaya yang dikeluarkan untuk DBMS bervariasi,
tergantung oleh lingkungan dan fungsional yang dibutuhkan.
Makin banyak fungsionalitas dan biaya pemeliharaan, makin
besar pula biaya DBMS tersebut
4. Biaya tambahan untuk hardware
Kapasitas penyimpanan data yang dibutuhkan untuk
DBMS dan basis data kadangkala memerlukan tambahan dari
disk penyimpanan data. Untuk membuat basis data berjalan
sempurna pada masa mendatang, dibutuhkan biaya tambahan
untuk membeli hardware atau mesin yang lebih besar.
5. Biaya penggantian
Dalam beberapa situasi, biaya dari DBMS dan hardware
tambahan tidak signifikan dibandingkan dengan biaya
penggantian dari aplikasi yang sudah berjalan pada DBMS
20
baru dan hardware. Biaya ini juga termasuk biaya untuk
melatih pengguna-pengguna yang akan menggunakan sistem
baru.
6. Kinerja
Pendekatan menggunakan basis file biasanyadigunakan
pada aplikasi tertentu dan berjalan dengan baik. Namun
DBMS umum yang digunakan oleh beberapa aplikasi dalam
waktu bersamaan akan berakibat berjalan tidak secepat
biasanya.
7. Dampak dari kegagalan yang tinggi
Pemusatan dari sumber data meningkatkan rentannya
sistem. Sejak semua pengguna dan aplikasi tergantung pada
ketersediaan dari DBMS, kegagalan dari komponen manapun
membuat operasi basis data terhenti atau gagal.
2.1.8 Pengertian Data Flow Diagram
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 317), Data flow diagram
(DFD)/diagram aliran data adalah alat yang menggambarkan aliran data
melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem
tersebut.
Menurut Whitten & Bentley (2007, pp. 319-325), terdapat tiga
simbol dan satu koneksi DFD, yaitu:
21
Gambar Nama Keterangan
Agen Eksternal
Mendefinisikan seseorang, sebuah unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain yang berada di luar jangkauan proyek tetapi berinteraksi dengan sistem yang sedang dipelajari
Data Stores
Inventaris dari data yang disimpan untuk keperluan mendatang. Sinonimnya adalah file dan database.
Proses
Pekerjaan yang dilakukan pada, atau sebagai respon kepada, aliran data yang datang atau kondisi. Sinonimnya adalah transform.
Aliran data
Merepresentasikan sebuah input data ke proses atau output data (atau informasi) dari proses. Sebuah aliran data juga digunakan untuk merepresentasikan pembuatan, pembacaan, penghapusan, atau update data pada file atau database.
Tabel Error! No text of specified style in document.-1 Simbol-simbol DFD
DFD dibagi menjadi tiga yaitu :
1 Diagram Konteks
Merupakan tingkatan paling pertama yang menggambarkan ruang
lingkup dari sistem yang akan dijalankan. Diagram ini hanya memiliki
satu proses yang menggambarkan sistem secara keseluruhan dan
hubungan antara sistem dengan unit-unit diluar sistem tersebut.
22
2 Diagram Nol
Diagram yang menggambarkan proses-proses dan aliran data yang
terjadi di dalam suatu sistem. Proses-proses ini dapat dipecah menjadi
proses-proses dan aliran data yang lebih terperinci.
3 Diagram Rinci
Diagram yang menggambarkan rincian proses-proses yang ada
pada diagram nol dan proses-proses ini dapat dipecah lagi menjadi
proses-proses yang lebih terperinci.
2.1.9 Definisi Normalisasi
Menurut Connoly & Begg (2005, p. 388), normalisasi adalah
sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan sekumpulan relasi dengan
sifat – sifat yang diinginkan berdasarkan kebutuhan data dari sebuah
perusahaan.
Tujuan dari normalisasi adalah untuk mengidentifikasikan
kumpulan yang sesuai untuk relasi yang mendukung kebutuhan data dari
perusahaan.
Menurut Connoly & Begg (2005, pp. 403-409), tahap – tahap
normalisasi adalah sebagai berikut :
1. Unnormalized Form (UNF)
Sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih grup – grup yang
berulang.
2. First Normal Form (1NF)
Sebuah relasi di mana titik temu dari setiap baris dan kolom
mengandung satu dan hanya satu nilai. Untuk mengubah tabel
23
unnormalized menjadi bentuk 1NF, kita mengidentifikasi dan
menghilangkan grup berulang pada tabel.
3. Second Normal Form (2NF)
Sebuah relasi yang sudah memenuhi 1NF dan setiap atribut non-
primary key memiliki ketergantungan fungsional penuh terhadap
primary key.
Ketergantungan fungsional penuh mengindikasikan bahwa jika A
dan B adalah atribut dari sebuah relasi, B memiliki ketergantungan
fungsional penuh terhadap A jika B memiliki ketergantungan penuh
terhadap A, tetapi bukan bagian dari A.
Normalisasi dari relasi 1NF ke 2NF melibatkan penghapusan
ketergantungan parsial. Jika terdapat ketergantungan parsial, kita
menghilangkan atribut yang bergantung secara parsial dari relasi
dengan menempatkannya ke dalam sebuah relasi baru bersama
salinan dari determinannya.
4. Third Normal Form (3NF)
Sebuah relasi yang memenuhi 1NF dan 2NF, dan tidak ada atribut
non-primary-key yang memiliki ketergantungan transitif terhadap
primary key.
Ketergantungan transitif adalah sebuah kondisi di mana A, B, dan
C adalah atribut – atribut dari relasi yang mana jika A -> B dan B ->
C, maka C memiliki ketergantungan transitif terhadap A melalui B.
Normalisasi relasi 2NF ke 3NF melibatkan penghapusan
ketergantungan transitif. Jika terdapat ketergantungan transitif, kita
24
menghilangkan atribut yang bergantung secara transitif dari relasi
dengan menempatkannya ke dalam sebuah relasi baru bersama
salinan dari determinannya.
5. Boyce – Codd Normal Form (BCNF)
Sebuah relasi di mana setiap determinan adalah candidate key.
BCNF didasarkan pada ketergantungan fungsional yang
memperhatikan semua candidate key pada relasi; akan tetapi, BCNF
mempunyai constraints tambahan dibandingkan dengan 3NF.
Untuk mengetes apakah sebuah relasi BCNF, kita
mengidentifikasikan semua determinan dan memastikan bahwa
determinan tersebut adalah candidate key.
6. Fourth Normal Form (4NF)
Sebuah relasi yang memenuhi BCNF dan tidak mengandung
ketergantungan multi – valued. 4NF adalah bentuk normal yang lebih
kuat dari BCNF yang mencegah relasi mengandung ketergantungan
multi – valued, dan juga redundansi data.
7. Fifth Normal Form (5NF)
Sebuah relasi yang tidak mempunyai ketergantungan join.
Ketergantungan join menjelaskan tipe ketergantungan untuk
setiap relasi R dengan kumpulan atribut R yaitu A, B, …, Z, sebuah
relasi R memenuhi ketergantungan join jika dan hanya jika setiap
nilai dari R sama dengan join dari A, B, …, Z.
25
2.1.10 Definisi Entity Relationship Diagram
Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 271), Entity Relationship
Diagram adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk
menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang
dideksripsikan oleh data tersebut.
2.1.11 Database System Development Lifecycle
Tahapan penerapan lifecycle dalam metodologi perancangan basis data
menurut Connoly & Begg (2005, p. 284), adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Menurut Connolly & Begg (2005, p. 285), perencanaan basis
data (database planning) merupakan aktivitas manajemen yang
mengijinkan tingkatan dari aplikasi basis data untuk direalisasikan se-
efisien dan se-efektif mungkin. Database planning harus diintegrasikan
dengan keseluruhan strategi sistem informasi dari perusahaan. Ada tiga
hal penting dalam penyusunan sebuah strategi sistem informasi, yaitu :
1. Identifikasi dari tujuan dan rencana perusahaan dengan penentuan
kebutuhan sistem informasi berikutnya.
2. Melakukan evaluasi dari sistem informasi saat ini untuk menentukan
kelebihan dan kelemahan yang ada saat ini.
3. Penilaian dari kesempatan TI yang mungkin menghasilkan
keuntungan kompetitif.
26
Hal yang terpenting dari tahapan ini adalah mendefinisikan secara
jelas tentang pernyataan misi untuk proyek basis data. Pernyataan
tersebut mendefinisikan tujuan utama dari aplikasi basis data. Bila
pernyataan tersebut selesai maka langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasikan sasarannya. Semua hal tersebut perlu didukung oleh
informasi – informasi tambahan yang menentukan pekerjaan apa saja
yang harus diselesaikan, sumber – sumber yang mendukung dan biaya
yang harus dikeluarkan.
2. Definisi Sistem (System Definition)
Menurut Connoly & Begg (2005, p. 286), definisi sistem adalah
yang mendefinisikan jangkauan dari aplikasi basis data dan pandangan –
pandangan utama para pemakai. Sebelum mendesain suatu aplikasi basis
data penting untuk terlebih dahulu mengidentifikasikan batasan – batasan
dari sistem yang sedang diteliti serta kaitannya dengan sistem informasi
di perusahaan. Perlu dipikirkan untuk kebutuhan yang akan datang selain
dari kedaaan sekarang.
3. Pengumpulan dan Analisa Kebutuhan (Requirement
Collection and Analysis)
Menurut Connoly & Begg (2005, p. 288), pengumpulan dan
analisa kebutuhan adalah proses pengumpulan dan analisis informasi
tentang bagian dari perusahaan yang akan didukung oleh aplikasi basis
27
data dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan
pemakai terhadap sistem baru.
Informasi yang dikumpulkan termasuk :
1. Penjabaran dari data yang digunakan.
2. Detail mengenai bagaimana data digunakan.
3. Kebutuhan tambahan apapun untuk aplikasi basis data yang baru.
Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi
kebutuhan yang dimasukan untuk aplikasi basis data tersebut. Ada tiga
macam pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari sebuah aplikasi basis
data dengan berbagai pandangan pemakai, yaitu :
1. Pendekatan centralized
Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna disatukan menjadi satu
paket kebutuhan untuk sistem basis data. Secara umum pendekatan ini
dipakai jika basis datanya tidak terlalu kompleks.
2. Pendekatan view integration
Kebutuhan untuk tiap pandangan pemakai digunakan untuk
membangun sebuah model data yang terpisah yang mempresentasikan
tiap pandangan pengguna. Hasil dari data – data model tersebut
kemudian disatukan dibagian basis data.
3. Kombinasi keduanya.
28
4. Perancangan Basis Data (Database Design)
Menurut Connoly & Begg (2005, p. 291), perancangan basis data
merupakan proses pembuatan suatu desain untuk sebuah basis data yang
akan mendukung operasional dan sasaran suatu perusahaan.
Menurut Connoly & Begg (2005, p. 293-295), perancangan basis
data dibagi dalam tiga tahapan yaitu :
1. Conceptual Database Design
Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan
dalam perusahaan, bebas dari keseluruhan aspek fisik. Model data
dibangun dengan menggunakan informasi dalam spesifikasi kebutuhan
pengguna. Model data konseptual merupakan sumber informasi untuk
melanjutkan ke fase desain logika.
2. Logical Database Design
Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan
dalam perusahaan berdasarkan model data tertentu, tetapi bebas dari
DBMS tertentu dan aspek lainnya. Model data konseptual yang telah
dibuat sebelumnya dipetakan dan diperbaiki ke dalam model data
logika.
3. Physical Database Design
Suatu proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basis data
pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan struktur penyimpanan
29
dan metode akses yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien
terhadap data.
5. Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Menurut Connolly & Begg (2005, p. 296), pemilihan DBMS yang
sesuai untuk mendukung aplikasi basis data yang mencakup :
1. Mendefinisikan syarat – syarat referensi studi
Menentukan tujuan, batasan masalah dan tugas yang harus dilakukan.
2. Mendaftar dua atau tiga jenis barang
Membuat daftar barang – barang dimulai dari mana barang didapat,
berapa biayanya serta bagaimana bila ingin mendapatkannya.
3. Mengevaluasi barang
Barang – barang yang ada dalam daftar diteliti lebih lanjut untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan barang tersebut.
4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
Mendokumentasikan proses dan untuk menyediakan pernyataan
mengenai kesimpulan dan rekomendasi terhadap salah satu produk
DBMS.
6. Perancangan Aplikasi (Application Design)
Menurut Connoly & Begg (2005, p. 299), perancangan aplikasi
adalah merancang antarmuka pemakai (user interface) dan program
aplikasi yang akan memproses basis data.
30
Perancangan aplikasi harus memastikan semua kebutuhan –
kebutuhan dari spesifikasi kebutuhan pemakai (user requirement
specification) yang menyangkut perancangan aplikasi program yang
mengakses basis data dan merancang transaksi yaitu cara akses ke basis
data dan perubahan terhadap isi basis data (retrieve and update). Maka
fungsi yang dibutuhkan dapat terpenuhi dan merancang antarmuka
pemakai (user interface) yang tepat. Antarmuka yang dirancang harus
memberikan kenyamanan dan kemudahan informasi yang dibutuhkan
dengan cara untuk menciptakan ‘user friendly’.
7. Prototyping
Menurut Connoly & Begg (2005, p. 299), prototyping adalah
membangun model kerja dari sistem basis data. Tujuan utama dari
mengembangkan suatu protoype adalah mengijinkan pengguna untuk
menggunakan prototype guna mengidentifikasikan sistem seperti apakah
yang bekerja dengan baik dan jika mungkin menyarankan pengembangan
atau bahkan fitur baru untuk sistem basis data. Dengan cara ini kebutuhan
pengguna dan pengembanga sistem dalam mengevaluasi kelayakan
design system akan semakin jelas.
Ada dua startegi prototyping yang umum digunakan sekarang,
yaitu requirement dan evolutionary prototyping. Requirement prototyping
menggunakan prototype untuk menetapkan kebutuhan dari tujuan sistem
basis data dan ketika kebutuhan sudah terpenuhi prototype tidak
31
digunakan lagi. Sementara evolutionary prototyping memiliki tujuan yang
sama akan tetapi perbedaannya adalah prototype tetap digunakan untuk
selanjutnya dikembangkan menjadi sistem basis data yang lengkap dan
akan digunakan nantinya.
8. Implementasi (Implementation)
Menurut Connolly & Begg (2005, p. 304), implementasi adalah
realisasi secara fisik dari database dan desain aplikasi. Dalam tahap
penyelesaian desain (di mana dapat melibatkan pembuatan prototype atau
tidak), sekarang kita dapat menerapkan basis data dan program aplikasi
yang telah kita buat. Implementasi basis data menggunakan DDL yang
pengembang pilih dalam melakukan pemilihan DBMS atau dengan
menggunakan Graphical User Interface (GUI), yang menyediakan
fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang low level.
Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur basis data dan
mengkosongkan file yang terdapat dalam basis data tersebut. Pandangan
pemakai lainnya juga diimplementasikan dalam tahapan ini. DML
digunakan untuk mengimplementasikan transaksi basis data di dalam
bagian aplikasi program dari sasaran DBMS.
9. Pemindahan dan Konversi Data (Data Conversion dan
Loading)
Menurut Connolly & Begg (2005, p. 305), pemindahan dan
konversi data adalah mencakup pengiriman data untuk dipindahkan ke
32
sistem baru dan mengubah aplikasi yang ada agar dapat dijalankan pada
basis data yang baru. Langkah ini dilakukan hanya jika suatu sistem basis
data baru akan menggantikan sistem yang lama. Sekarang, DBMS yang
memiliki kegunaan yang dapat mengisi file yang ada ke dalam sistem
yang baru telah banyak digunakan dan dianggap telah umum. Ketika
pemindahan dan konversi dibutuhkan, prosesnya harus direncanakan
untuk memastikan kelancaran transaksi untuk kelesuruhan operasi.
10. Pengujian (Testing)
Menurut Connolly & Begg (2005, p. 305), testing adalah suatu
proses malaksanakan program aplikasi yang memiliki tujuan menemukan
kesalahan. Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, basis data harus
dilakukan dahulu testing. Hal ini dicapai dengan penggunaan secara hati –
hati untuk merencakan suatu test dengan data yang realistis sehingga
keseluruhan proses pengujian sesuai dengan metode dan dilaksanakan
sesuai aturan yang ada.
o Pengujian Alpha dan Beta
Menurut Galin (2004, p. 245-246), pengujian alpha dan
beta dilakukan untuk mendapatkan masukan tentang kualitas dari
pengguna yang potensial. Mereka merupakan tambahan yang
umum digunakan untuk mengidentifikasi desain perangkat lunak
dan kode yang bermasalah pada paket perangkat lunak secara
komersial.
33
o Pengujian Alpha
Pengujian alpha adalah pengujian dari perangkat lunak
baru yang dilakukan pada sisi pengembang. Pelanggan dengan
menggunakan perangkat lunak baru untuk menspesifikasikan
kebutuhan dari organisasi, cenderung untuk memeriksa paket dari
sisi yang tidak diharapkan dari tim penguji. Kesalahan yang
diidentifikasi oleh pengujian alpha diharapkan termasuk kesalahan
yang hanya digunakan oleh pengguna sesungguhnya yang dapat
mereka temukan hingga dilaporkan pada pihak pengembang.
o Pengujian Beta
Pengujian beta lebih umum diaplikasikan dari pada
pengujian alpha. Proses pengujian beta dapat dideskripsikan
sebagai berikut. Pengguna melakukan instalasi paket dengan
tujuan mereka akan memberi informasi pada pihak pengembang
akan semua kesalahan yang ditemukan selama proses percobaan
atau penggunaan secara teratur.
11. Pengawasan dan Pemeliharaan (Operational Maintenance)
Menurut Connolly & Begg (2005, p. 306), operation maintenance
adalah proses memantau dan memelihara sistem setelah di-install. Pada
tahapan sebelumnya, basis data benar – benar diuji dan
diimplementasikan. Sekarang sistem beralih ketahapan pemeliharaan.
34
Yang termasuk aktifitas dari tahapan ini adalah sebagai berikut :
1. Memantau kinerja dari sistem, jika kinerjanya menurun dibawah level
yang dapat diterima maka kemungkinan basis data perlu diorganisasi.
2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basis datanya (jika diperlukan).
Ketika basis data sepenuhnya bekerja, pemantauan harus
dilakukan guna memastikan kinerjanya dapat berada dalam tingkat yang
diterima. Sebuah DBMS biasanya menyediakan berbagai peralatan untuk
membantu administrasi basis data termasuk kegunaan untuk mengisi data
ke dalam basis data dan untuk memantau sistem. Peralatan ini
memperbolehkan sistem pemantauan untuk memberikan informasi
tentang pemakaian basis data dan strategi eksekusi query. Database
administrator dapat menggunakan informasi inii untuk memperbaiki
sistem agar dapat memberikan kinerja yang lebih baik.
2.2 Teori – teori Khusus
2.2.1 Definisi Sistem Informasi Akademik
Menurut Mazalisa Zainal (2010, p. 8), Sistem Informasi
Akademik merupakan sumber daya yang terhadap segala sesuatu dalam
bentuk informasi yang ada kaitannya dengan masalah-masalah akademik
di kampus. Sistem Informasi Akademik selain merupakan sumber daya
informasi di kampus, juga dapat digunakan sebagai sarana media
komunikasi antara dosen dan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa,
35
dosen dengan pejabat kampus terkait dan siapa saja yang ada di
lingkungan kampus tersebut.
Menurut Mazalisa Zainal (2010, pp. 8-9), informasi – informasi
yang terdapat di dalam Sistem Informasi Akademik adalah :
a. Berita, berisi informasi terbaru yang diterbitkan oleh lembaga
pendidikan maupun informasi teknologi dari berbagai sumber berita.
b. Pendidikan, berisi informasi yang berkaitan dengan perkuliahan yang
terdapat di lembaga pendidikan, misalnya kurikulum, Satuan Acara
Perkuliahan (SAP), dosen, materi kuliah, kerja praktek, tugas akhir,
dan penelitian.
c. Komunitas, berisi tentang komunitas yang ada di lembaga pendidikan
yang akan menginformasikan tentang Civitas Akademika misalnya
staff, mahasiswa, Alumni, bulletin, dan lain-lain.
d. Data Personal, berisi Informasi yang berrhubungan dengan
mahasiswa diantaranya;
1) Kartu Rencana Studi (KRS) sesuai dengan mata kuliah yang
telah diprogramkan dalam satu semester
2) Kartu Hasil Studi (KHS) untuk mengetahui hasil yang telah
dicapai selama mengikuti perkuliahan dan hasil evaluasi studi,
sekaligus mengetahui indeks prestasinya
e. Jadwal Perkuliahan, yang berisi tentang jadwal kuliah, kegiatan
mahasiswa, memonitor jadwal perkuliahan dosen, jumlah kehadiran
dalam mengikuti perkuliahan
36
f. Perpustakaan, berisi tentang informasi buku melalui katalog online
g. Electronic Mail (Email), fasilitas ini untuk mengirim dan menerima
surat/pesan sekaligus dapat dijadikan sebagai sarana atau alat diskusi
antar mahasiswa, dosen bahkan karyawan dalam lembaga pendidikan.
2.2.2 Defini Oracle Database
Menurut Tom Best (2005, p. 1-5), oracle database adalah
database pertama yang dirancang untuk enterprise grid computing (cara
yang paling fleksibel dan efektif secara harga untuk mengatur informasi
dan aplikasi).
Menurut Tom Best (2005, p. 1-8), server oracle adalah sistem
pengaturan basis data yang menyediakan pendekatan terbuka,
menyeluruh, dan terintegrasi untuk pengaturan informasi. Server oracle
terdiri dari oracle instance dan oracle database.
2.2.3 Definisi C#
Menurut Freeman, A (2010, p. 17), C# adalah bahasa
pemrograman yang berbeda dengan bahasa natural seperti Inggris atau
Prancis. Terdapat banyak kata yang membantu pada kosa kata bahasa
pemrograman sekitar 100 keyword.
Menurut Freeman, A (2010, p. 22), C# merupakan bahasa object-
oriented. Ini merupakan pola dari pemrograman di mana data dan logika
yang melakukan aksi pada data dikelompokkan bersama pada 1 kelas.
37
Kelas merupakan rancangan biru. C# menyediakan automatic memory
management, ketika data telah selesai digunakan maka memori akan
dilepas secara otomatis. Pelepasan memori secara otomatis dilakukan
oleh fitur yang bernama garbage collector.
2.2.4 Definisi ASP.NET
Menurut MacDonald (2010, p. 130), ASP.NET memperkenalkan
model baru dalam membuat halaman web. Pada cara yang lama
pengembangan web, pengembang harus menguasai secara mendalam
tentang HTML sebelum mereka mendesain halaman web yang dinamis.
ASP.NET memecahkan masalah ini dengan model level yang lebih tinggi
dengan server control. Kontrol ini dibuat dan dikonfigurasi sebagai objek.
Mereka berjalan pada web server dan secara otomatis menyediakan
output HTML masing-masing.
Menurut MacDonald (2010, p. 9), ASP.NET adalah engine yang
menjadi host dari aplikasi web yang Anda buat dengan .NET dan
mendukung hampir semua fitur dari .NET Framework class library.
ASP.NET juga menyediakan layanan spesifik, seperti otentikasi
keamanan dan penyimpanan data.
Menurut Spaanjaars (2010, p. 10), selama memproses halaman,
tiga area utama yang dapat berpengaruh pada saat menampilkan di
browser, yaitu :
38
• Static Text : kode HTML, CSS, atau javascript yang diletakkan pada
halaman dikirim secara langsung pada browser.
• ASP.NET Server Control : kontrol ini diletakkan pada halaman ASPX
dan ketika mereka diproses, mereka mengeluarkan HTML yang
dimasukkan pada halaman.
• Programming Code : Visual Basic .NET atau C# yang secara
langsung pada halaman. Sebagai tambahan kita dapat meletakkan
kode pada file yang berbeda yang disebut sebagai Code Behind File.
Kode ini dapat dieksekusi pada saat runtime secara otomatis atau
berdasarkan aksi dari pengguna web.
2.2.5 Definisi Visual Studio
Menurut MacDonald (2010, p. 15), Visual Studio merupakan
development tool, yang memiliki lingkungan yang kaya dengan berbagai
fasilitas yang memudahkan para pengembang. Walaupun secara teori kita
dapat membuat ASP.NET tanpa Visual Studio sebagai contoh, dengan
menuliskan souce code pada text editor namun kesalahan dalam
menuliskan kode cenderung lebih besar jika dibandingkan dengan visual
studio. Berikut beberapa fitur yang terdapat dalam Visual Studio :
• Page design : kita dapat membuat halaman yang atraktif dengan
hanya drag dan drop menggunakan Visual Studio pada form designer
web yang sudah terintegrasi.
39
• Automatic error detection : kita dapat menyimpan waktu untuk
bekerja ketika Visual Studio mendeteksi dan melaporkan kesalahan
sebelum kita menjalankan aplikasi.
• Debugging tools : Visual Studio merupakan debugging tools yang
terbaik dimana memungkinkan kita untuk mengawasi code dengan
aksi dan melacak konten dari variabel.
• IntelliSense : Visual Studio menyediakan fitur autocomplete untuk
dikenali objeknya dan secara otomatis juga menyediakan beberapa
kalimat bantuan.
2.3 Perancangan Basis Data
Menurut Connoly & Begg (2007, pp. 439-516), tiga fase perancangan
basis data adalah :
2.3.1 Perancangan Basis Data Konseptual
Tujuannya untuk membuat model data konseptual untuk
kebutuhan data perusahaan.
Proses pembuatan sebuah model dari data yang digunakan pada
perusahaan, terlepas dari semua pertimbangan fisikal.
Fase perancangan basis data konseptual dimulai dengan
pembuatan model data konseptual dari perusahaan, yang mana terlepas
dari detil implementasi seperti DBMS target, program aplikasi, bahasa
pemrograman, platform hardware, masalah performa, atau pertimbangan
fisik lainnya.
40
Langkah – langkah pada perancangan basis data konseptual :
Langkah 1 : Membuat model data konseptual
Langkah pertama pada perancangan basis data konseptual
adalah untuk membuat satu atau lebih model data konseptual dari
kebutuhan data perusahaan. Sebuah model data konseptual
mencakup :
Tipe entitas
Tipe hubungan
Atribut dan domain atribut
Primary key dan alternate key
Batasan integritas
1.1 Mengidentifikasikan tipe entitas
Tujuannya untuk mengidentifikasi tipe entitas yang
dibutuhkan.
Mendefinisikan objek utama yang dibutuhkan user dengan
memeriksa spesifikasi kebutuhan user. Dari spesifikasi ini, kita
mengidentifikasikan kata benda yang disebutkan. Kita juga
mencari objek seperti orang, tempat, atau konsep ketertarikan.
1.2 Mengidentifikasikan tipe hubungan
Tujuannya untuk mengidentifikasikan hubungan –
hubungan penting yang terdapat di antara tipe entitas.
Kita dapat menggunakan susunan kata dari spesifikasi
kebutuhan untuk mengidentifikasikan hubungan. Umumnya,
hubungan diindikasikan dengan kata kerja.
41
1.3 Mengidentifikasikan dan mengasosiasikan atribut dengan
entitas atau tipe hubungan
Tujuannya untuk mengasosiasikan atribut dengan entitas
atau tipe hubungan yang tepat.
Atribut dapat diidentifikasi di mana kata kerja atau frasa
kata kerja adalah property, kualitas, identifier, atau karakteristik
dari salah satu entitas atau hubungan.
1.4 Menentukan domain atribut
Tujuannya untuk menentukan domain untuk atribut pada
model data konseptual.
Domain adalah kumpulan dari nilai – nilai yang mana satu
atau lebih atribut memperoleh nilainya.
1.5 Menentukan atribut primary, dan alternate key
Tujuannya untuk mengidentifikasi primary key dan
alternate key. Primary key diidentifikasi dari candidate key.
Candidate key yang tersisa kemudian disebut alternate keys.
1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced
modeling
Tujuannya untuk mempertimbangkan penggunaan konsep
enhanced modeling, seperti spesialisasi / generalisasi, agregasi,
dan komposisi.
42
1.7 Mengecek model terhadap redundansi
Tujuannya untuk mengecek keberadaan redundansi pada
model.
1.8 Memvalidasi model konseptual terhadap transaksi user
Tujuannya untuk memastikan model konseptual
mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Menggunakan model, kita berusaha untuk melakukan
operasi secara manual. Jika transaksi dapat dilakukan, maka
model data konseptual mendukung transaksi yang dibutuhkan.
1.9 Review model data konseptual dengan user
Untuk review model data konseptual dengan user untuk
memastikan bahwa model yang dibuat telah merepresentasikan
kebutuhan data dari perusahaan secara tepat.
2.3.2 Perancangan Basis Data Logikal
Proses membuat model dari data yang digunakan pada perusahaan
berdasarkan model data spesifik, tetapi terlepas dari DBMS tertentu dan
pertimbangan fisik lainnya.
Fase perancangan basis data logikal memetakan model konseptual
pada model logikal, yang dipengaruhi oleh model data untuk basis data
target. Model data logikal adalah sumber informasi untuk fase
perancangan fisikal.
43
Langkah – langkah pada perancangan basis data logikal :
Langkah 2 : Membuat dan memvalidasi model data logikal
Tujuannya untuk menerjemahkan model data konseptual
ke dalam model data logikal dan kemudian untuk memvalidasi
model ini untuk mengecek bahwa model tersebut sudah benar
secara struktur dan dapat mendukung transaksi yang dibutuhkan.
2.1 Mendapatkan relasi untuk model data logikal
Tujuannya untuk membuat relasi untuk model data logikal
untuk merepresentasikan entitas, hubungan, dan atribut yang telah
diidentifikasi.
Kita menjelaskan komposisi dari setiap relasi
menggunakan Database Definition Language (DBDL) untuk basis
data relasional. Menggunakan DBDL, kita pertama menentukan
nama dari relasi yang diikuti dengan daftar atribut simpel dari
relasi. Kita kemudian mengidentifikasi primary key dan alternate
atau foreign key dari relasi. Apabila diidentifikasi foreign key,
relasi yang mengandung primary key yang ditunjuk diberikan.
Atribut lainnya yang didapat juga ditulis.
2.2 Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi
Tujuannya untuk memvalidasi relasi pada model data
logikal menggunakan normalisasi.
44
Kita memvalidasi pengelompokan atribut pada setiap
relasi menggunakan aturan normalisasi.
2.3 Memvalidasi relasi terhadap transaksi user
Tujuannya untuk memastikan relasi pada model data
logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan.
2.4 Mendefinisikan batasan integritas
Tujuannya untuk mengecek batasan integritas yang
direpresentasikan pada model data logikal.
Batasan integritas adalah batasan yang kita buat untuk
melindungi basis data menjadi tidak lengkap, tidak akurat, atau
tidak konsisten.
2.5 Review model data logikal dengan user
Tujuannya untuk review model data logikal dengan user
untuk memastikan bahwa model yang dibuat telah
merepresentasikan kebutuhan data dari perusahaan secara tepat.
2.6 Menggabungkan model data logikal ke dalam model
global
Tujuannya untuk menggabungkan model data logikal ke
dalam satu model data logikal global yang merepresentasikan
semua view user terhadap basis data.
45
2.7 Mengecek pertumbuhan untuk masa yang akan datang
Tujuannya untuk menentukan apakah terdapat perubahan
yang dapat diprediksi dan untuk mengukur apakah model data
logikal dapat mengakomodasi perubahan tersebut.
2.3.3 Perancangan Basis Data Fisikal
Proses pembuatan deskripsi dari implementasi basis data pada
penyimpanan sekunder; menjelaskan relasi dasar, pengaturan file, dan
indeks yang digunakan untuk mendapatkan akses yang efisien ke data,
dan batasan integritas dan tindakan keamanan yang diasosiasikan.
Fase perancangan basis data fisikal memungkinkan perancang
untuk membuat keputusan mengenai bagaimana basis data
diimplementasikan. Perancangan fisikal
Langkah – langkah pada perancangan basis data fisikal :
Langkah 3 : Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS
target
Tujuannya untuk menghasilkan skema basis data
relasional dari model data logikal yang dapat diimplementasikan
pada DBMS target.
3.1 Merancang relasi dasar
Tujuannya untuk menentukan bagaimana relasi dasar
diidentifikasikan pada model data logikal dalam DBMS target.
46
Kita pertama menyusun dan menggabungkan informasi
tentang relasi yang dihasilkan selama perancangan basis data
logikal.
3.2 Merancang representasi data turunan
Tujuannya untuk menentukan bagaimana
merepresentasikan data turunan yang terdapat pada model data
logikal dalam DBMS target.
3.3 Desain batasan umum
Tujuannya untuk mendesain batasan umum untuk DBMS
target.
Kita mempertimbangkan batasan umum yang bergantung
pada DBMS yang dipilih.
Langkah 4 : Mendesain organisasi file dan indeks
Tujuannya untuk menentukan organisasi file yang optimal
untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk
mencapai performa yang dapat diterima, cara di mana relasi dan
tuples akan disimpan ada tempat penyimpanan sekunder.
47
4.1 Analisis transaksi
Tujuannya untuk mengerti fungsionalitas dari transaksi
yang akan berjalan pada basis data dan untuk menganalisa
transaksi yang penting.
Diperlukan pengetahuan mengenai transaksi atau queries
yang akan berjalan pada basis data.
4.2 Pemilihan organisasi file
Tujuannya untuk menentukan organisasi file yang efisien
untuk setiap relasi dasar.
4.3 Pemilihan indeks
Tujuannya untuk menentukan apakah menambah indeks
akan meningkatkan performa dari sistem.
4.4 Mengestimasi kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan
Tujuannya untuk memperkirakan jumlah disk space yang
akan dibutuhkan oleh basis data.
Langkah 5 : Merancang User Views
Tujuannya untuk merancang user views yang diidentifikasi
pada saat tahap pengumpulan kebutuhan dari siklus
pengembangan basis data.
48
Langkah 6 : Merancang mekanisme keamanan
Tujuannya untuk merancang mekanisme keamanan untuk
database seperti yang ditentukan user pada saat tahap
pengumpulan kebutuhan dari siklus pengembangan basis data.