bab 2library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2011-2... · web view2.3 sistem informasi...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem
McLeod dan Schell, diterjemahkan oleh Teguh (2004, p.9) mengatakan,
“Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama
untuk mencapai suatu tujuan”.
Menurut O’Brien (2003, p.8), terjemahan penulis, sistem adalah kumpulan
dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama-sama
untuk mencapai tujuan yang sama dengan memasukkan input dan menghasilkan
output dalam suatu proses transformasi yang teratur.
Menurut Stair dan Reynolds (2006, p8), sistem adalah sekumpulan komponen
yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu pekerjaan dalam
usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem adalah sekelompok elemen atau subsistem yang terintegrasi dan terjalin
satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut McLeod dan Schell, (2004, p.12), “Informasi adalah data yang telah
diproses, atau yang memiliki arti”.
8
Menurut Stair dan Reynolds (2006, p5), informasi adalah sekumpulan dari
fakta yang diorganisirkan dalam berbagai cara yang telah memiliki nilai tambah
melebihi nilai dari fakta itu sendiri.
Menurut O’Brien (2005, p5), informasi adalah data yang telah diubah menjadi
suatu yang yang memiliki arti yang berguna bagi pemakai akhir.
Romney dan Steinbart (2006, p.6) menjelaskan beberapa karakteristik sebuah
informasi yang berguna sebagai berikut:
1. Relevan → relevan jika mengurangi ketidakpastian, meningkatkan
kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, atau mengkonfirmasi
atau mengoreksi ekspektasi mereka sebelumnya;
2. Handal → handal jika bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat
mewakili peristiwa atau kegiatan organisasi;
3. Lengkap → selesai jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari
peristiwa yang mendasari atau kegiatan yang mengukur;
4. Tepat waktu → tepat waktu tepat waktu jika diberikan dalam waktu untuk
memungkinkan pengambil keputusan untuk menggunakannya untuk membuat
keputusan;
5. Dapat dimengerti → informasi dimengerti jika disajikan dalam format yang
berguna dan dipahami;
6. Dapat diverifikasi → diverifikasi dapat diverifikasi jika dua orang
berpengetahuan bertindak secara independen masing-masing akan menghasilkan
informasi yang sama;
9
7. Mudah diakses → dapat dengan mudah diakses kepada pengguna ketika
mereka membutuhkannya dan dalam format yang dapat mereka gunakan.
Dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dan
berguna, serta dapat membantu dalam pengambilan keputusan bagi si pengguna.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p.12) adalah,
“Sebuah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output
informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi”.
McLeod dan Schell (2004, p.4) berpendapat, “Sistem informasi adalah
kombinasi yang terorganisasi yang terdiri dari manusia, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mentransformasikan, serta
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.
Menurut O’Brien (2005, p5), “Information system is a set of people,
procedures and resources that collect, transform, and disseminates information in an
organization.”. Apabila diterjemahkan menjadi, sistem informasi adalah sebuah
kombinasi teratur apapun dari orang-orang hardware, software, jaringan komunikasi,
dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi
dalam sebuah organisasi.
Menurut Stair dan Reynolds (2006, p15), “Information System is a set of
interrelated elements or components that collect (input), manipulate (process) and
store and disseminates data and information and provide a feedback mechanism t
10
meet an objective.” Apabila diterjemahkan menjadi, sistem informasi adalah
sekumpulan elemen atau komponen yang mengumpulkan, memproses, menyimpan
serta menghasilkan data dan informasi dan menghasilkan feedback.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p7), sistem informasi
merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dalam bisnis.
Dengan demikian, sistem informasi adalah pengaturan sumber daya berupa
orang maupun komputer yang saling berinteraksi untuk menyediakan informasi yang
berguna bagi perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Dapat disimpulkan
juga bahwa sistem informasi merupakan kumpulan dari komponen berbasis computer
yang mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menghasilkan informasi bagi
sebuah organisasi.
2.2 Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p.1), sistem informasi akuntansi adalah
sebuah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk memindahkan data akuntansi
menjadi informasi.
Menurut Rama dan Jones (2008, p.17), sistem informasi akuntansi adalah
subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi
dan keuangan seperti halnya informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin
transaksi akuntansi.
11
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.6), sistem informasi akuntansi adalah
sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data agar
dapat menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan.
Kesimpulannya, sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer
yang dirancang untuk memberikan informasi akuntansi, keuangan dan informasi lain
yang diperoleh dari pengumpulan dan pemrosesan berbagai transaksi perusahaan.
2.2.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p2), Sistem Informasi Akuntansi terdiri
dari lima komponen, yaitu:
1. People
Untuk mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.
2. Procedures
Baik yang manual maupun otomatis termasukdalam kegiatan pengumpulan,
pemrosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi.
3. Data
Tentang kegiatan atau proses bisnis organisasi.
4. Software
Digunakan untuk memproses data organisasi
5. Information Technologies Infrastructures
Termasuk di dalamnya computer dan peralatan komunikasi jaringan yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses dan mengirimkan data
serta informasi.
12
2.2.3 Manfaat Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi sangatlah diperlukan. Lima kegunaan Sistem
Informasi Akuntansi menurut Jones dan Rama (2006, p6), adalah:
1. Menghasilkan laporan eksternal.
Para pelaku bisnis menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan
laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak-pihak yang
berkepentingan seperti investor, kreditor, pemerintah, dan lain sebagainya.
2. Mendukung aktivitas rutin.
Para manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas
operasi rutin selama siklus operasi perusahaan berjalan, seperi menerima pesanan
pelanggan, mengantar barang dan jasa, menagih pelanggan, dan menerima kas.
3. Mendukung pengambilan keputusan
Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan non-rutin
pada semua tingkatan organisasi, seperti informasi mengenai produk apa yang
paling banyak terjual atau pelanggan mana yang membeli dengan kuantitas
terbanyak.
4. Mendukung perencanaan dan pengendalian
Informasi yang berkenaan dengan anggaran dan biaya standar disimpan dalam
sistem informasi, kemudian laporan dirancang untuk membandingkan antara
anggaran dengan aktual. Disinilah peran sistem informasi untuk aktivitas
perencanaan dan pengendalian.
13
5. Menerapkan pengendalian internal
Pengendalian internal termasuk kebijakan perusahaan, prosedur dan sistem
informasi yang digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kerugian atau
kehilangan, dan untuk memelihara keakuratan data financial. Tujuan ini dapat
dicapai dengan membangun sebuah sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi.
Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p109), tujuan dan kegunaan
Sistem Informasi Akuntansi adalah:
1. Untuk melakukan pencatatan (recording) transaksi dengan biaya klerikal
seminimal mungkin dan menyediakan informasi (information value added
mechanism) bagi pihak internal untuk pengelolaan kegiatan usaha (managers)
serta para pihak terkait (Stockholder/ Stakeholder)
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya.
3. Untuk menerapkan (implementasi) Sistem Pengendalian Internal, memperbaiki
kinerja dan tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk
menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban (akuntabilitas).
4. Menjaga untuk meningkatkan perlindungan terhadap kekayaan perusahaan.
2.2.4 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi juga memiliki fungsi yang berhubungan dengan
pengolahan data menjadi informasi. Menurut Wilkinson et al (2000,p10) fungsi-
fungsi tersebut meliputi:
14
a. Pengumpulan data
Fungsi pengumpulan data (berlangsung selama tahap input) meliputi langkah-
langkah seperti mengambil data transaksi, menyimpan data, serta melakukan
validasi dan perbaikan untuk memastikan keakuratan dan kelengkapannya.
b. Pemeliharaan data
Fungsi pemeliharaan data (berlangsung selama tahap pemrosesan) meliputi
klasifikasi, menyalin, menyaring, mengumpulkan, menggabungkan, menghitung,
meringkas dan membandingkan data.
c. Manajemen data
Fungsi manajemen data meliputi tiga langkah yaitu : menyimpan, memelihara dan
memperbaiki.
d. Pengendalian data
Tujuan dasar pengendalian data adalah menjaga keamanan harta perusahaan,
termasuk data serta meyakinkan proses pengambilan dan pemrosesan data
berjalan akurat dan benar.
e. Penghasil informasi
Fungsi penghasil informasi meliputi mengartikan, melaporkan dan
mengkomunikasikan informasi.
15
2.3 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang dan Penerimaan
Kas
2.3.1 Pengertian Penjualan
Menurut PSAK No.23 (2007, p.23.1), penjualan barang meliputi barang yang
diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali
seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah properti lain yang dibeli untuk
dijual kembali. Dan penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang
secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu
yang disepakati oleh perusahaan.
Menurut Warren, Reeve dan Fees (2005, p290), sebagaimana yang
diterjemahkan oleh Aria Farahmita menyatakan bahwa, “Penjualan adalah jumlah
yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang yang dijual, baik secara tunai
ataupun kredit.”
Menurut Gelinas, Sutton, dan Hunton (2005, p350), proses penjualan adalah
pertimbangan sebuah struktur interaksi dari people, peralatan, metode-metode, dan
kendali-kendali yang didesain untuk memperoleh tujuan tertentu.
Menurut Kotler (2002, p457), penjualan merupakan proses dimana kebutuhan
pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui pertukaran informasi dan
kepentingan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan suatu kegiatan
perpindahan barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual kembali dan barang
yang dibeli untuk dijual kembali ke tangan pelanggan dengan membebankan
sejumlah tertentu, baik secara tunai ataupun kredit.
16
2.3.2 Pengertian Piutang
Menurut Horngren et al (2002, p187), piutang merupakan sejumlah uang yang
dihutangkan kepada perusahaan oleh pelanggannya sebagai hasil dari pengiriman
barang atau jasa. Piutang itu merupakan suatu perjanjian untuk menerima kas dari
pelanggan, dimana perusahaan telah menjual atau menyerahkan jasanya kepada
pelanggan tersbeut.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p295), “Piutang adalah uang yang
terhutang oleh konsumen atas barang yang telah dijual atau jasa yang telah diberikan
kepadanya.”
Menurut Kieso et al (2004, p318), “Piutang merupakan klaim terhadap
konsumen atau yang lainnya atas uang, barang atau jasa.”
Menurut Warren (2009, p398) istilah piutang meliputi semua klaim dalam
bentuk uang tehadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi
lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan klaim terhadap pihak lain
yang muncul sebagai akibat dari suatu transaksi yang telah terjadi sebelumnya,
sedangkan sistem informasi akuntansi piutang adalah sistem informasi akuntansi yang
mengendalikan segala hal mengenai piutang dagang.
2.3.2.1 Piutang Usaha
Menurut Warren (2009, p398) transaksi paling umum yang menciptakan
piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat
dengan mendebet akun piutang usaha.
17
Piutang (account receivable) semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih
dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha
diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
2.3.2.2 Piutang Tak Tertagih
Menurut Warren (2009, p398), terdapat dua metode akuntansi untuk mencatat
piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih. Metode penyisihan (allowance
method) membuat akun beban piutang tak tertagih di muka sebelum piutang tersebut
dihapus. Prosedur lain, yang dinamakan dengan metode penghapusan langsung
(direct write-off method), mengakui beban hanya pada saat piutang dianggap benar-
benar tidak dapat ditagih lagi.
Dua metode akuntansi untuk piutang tak tertagih yaitu:
1. Metode Penghapusan Langsung (direct write-off method)
Records bad debt expense only when an account is determined to be worthless
2. Metode Penyisihan (allowance method)
Records bad debt expense by estimating uncollectible accounts at the end of
the accounting period
Metode Penghapusan Langsung sering digunakan oleh perusahaan kecil dan
perusahaan dengan sedikit piutang. Secara umum perusahaan dengan jumlah piutang
yang besar menggunakan Metode Penyisihan.
18
2.3.2.3 Jurnal
Jurnal untuk Metode Penghapusan Langsung
10/5 Bad Debt Expense 4,200
Accounts Receivable --- D.L. Ross 4,200
21/11 Accounts Receivable --- D.L Ross 4,200
Bad Debt Expense 4,200
21/11 Cash 4,200
Accounts Receivable --- D.L. Ross 4,200
Jurnal untuk Metode Penyisihan
31/12 Bad Debt Expense 30,000
Allowance for Doubtful Accounts 30,000
Uncollectible accounts estimate.
2.3.2.4 Estimasi Piutang Tak Tertagih
Estimasi piutang tak tertagih pada akhir periode fiskal didasarkan pada
pengalaman bagian perusahaan di masa lalu dan prediksi kegiatan perusahaan di masa
depan. Jika perekonomian secara umum berkinerja dengan baik, jumlah beban
piutang tak tertagih biasanya lebih rendah dibandingkan jika perekonomian sedang
mengalami resesi.
19
Menurut Warren (2009, p403) estimasi piutang tak tertagih biasanya
didasarkan pada:
1. Metode Persentase Penjualan
2. Metode Analisis Piutang
2.3.3 Prosedur-Prosedur dalam Sistem Informasi Penjualan, Piutang Dagang
dan Penerimaan Kas
2.3.3.1 Proses Penagihan Piutang dalam Siklus Pendapatan
Menurut Romney dan St einbart (2006, p.356) dapat disimpulkan bahwa,
kegiatan utama yang ketiga berkaitan dengan billing customer, yang terbagi dalam 2
(dua) tahap yaitu :
1. Invoicing
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemrosesan informasi yang dikemas
kembali dan meringkas sejumlah informasi dari pengisian sales order sampai
kegiatan pengiriman, dokumen yang digunakan adalah sales invoice, yang
menegaskan pada pelanggan jumlah yang harus dibayar dan kemana
pelanggan harus mengirimkan pembayaran.
2. Mantain accounts recievable
Fungsi piutang ini dibagi dalam 2 (dua) tugas utama diantaranya yaitu
menggunakan informasi dalam invoice untuk mendebit akun pelanggan dan
secara berkala mengkredit akun ini ketika pembayaran diterima.
• Open invoice method
20
Pelanggan biasanya membayar sejumlah uang menurut masing-masing
invoice. Biasanya 2 (dua) rangkap invoice yang akan dikirimkan ke
pelanggan dimana 1 (satu) rangkap akan dikembalikan jika melakukan
pembayaran. Copy ini disebut remittance advice.
• Balance forward method
Pelanggan biasanya membayar menurut jumlah yang ada pada laporan
bulanan, dibandingkan menurut invoice satuan. Laporan bulanan mendaftar
semua transaksi termasuk penjualan dan pembayaran yang ada selama bulan
terakhir serta menginformasikan pada pelanggan jumlah saldo piutang
terakhir.
2.3.3.2 Proses Penerimaan Kas
Menurut Wilkinson et al. (2000, p422-428), prosedur-prosedur dalam sistem
informasi akuntansi penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas adalah:
Order Entry
Setiap pesanan dari pelanggan dimasukkan ke dalam sebuah formulir penjualan
berdasarkan formulir pesanan pembelian dari pelanggan atau pesanan melalui
telepon. Langkah awal yang dilakukan dalam memasukkan pesanan adalah
pengecekan apakah jumlah barang yang dipesan sudah tersedia. Apabila jumlah
barang yang ada tidak mencukupi, maka akan dilakukan proses back order.
Kemudian akan dilakukan pengecekan status kredit pelanggan dengan
membandingkan julah limit kredit dengan total piutang ditambah dengan total
pesanan penjualan. Apabila semua kebijakan kredit telah terpenuhi, maka dibuat
21
customer order aclnowledgement untuk pelanggan, picking list untuk
bagiangudang, dan salinan file cadangan.
Shipping
Apabila barang yang dipesan telah disiapkan oleh bagian gudang, maka proses
selanjutnya adalah proses pengiriman. Beberapa dokumen yang diperlukan dalam
proses pengiriman, antara lain: packing slip, bill of lading, dan shipping notice.
Billing
Setelah shipping notice diterima, pada saat itu, (1) sales invoice dicetak, (2)
pendebetan piutang pelanggan dengan jumlah yang ditagih, (3) catatan persediaan
dikurangi dengan julah barang yang telah dikirimkan, (4) sales order ditutup ke
sales history file, (5) record baru dibuat dalam sales invoice file, dan (6) jumlah
penjualan dan piutang diposting ke akun buku besar yang bersangkutan. Sales
invoice akan dikirimkan kepada pelanggan.
Preparing Analyses and Reports
Pada akhir hari, sebuah daftar tagihan dan ringkasan piutang akan dicetak. Daftar
tagihan adalah sebuah daftar transaksi penjualan yang terdiri dari data-data
berkaitan dengan tagihan penjualan yang disiapkan pada hari tersebut. Ringkasan
piutang menunjukkan perubahan pada akun pelanggan yang terjadi akibat
transaksi pada har tersebut.
Handling Sales Returns and Allowances
Retur penjualan terjadi ketika pelanggan yang tidak puas mengirimkan kembali
seluruh atau sebagian barang yang dipesan. Untuk itu, memo kredit akan
22
disiapkan untuk mengurangi akun piutang pelanggan sebagai dampak dari retur
penjualan.
Processing Back Orders
Back order diperlukan ketika jumlah persediaan tidak mencukupi untuk
memenuhi semua pesanan. Back order melibatkan penyiapan form back order,
menunjukkan pelanggan yang memesan, nomor pemesanan jumlah yang
dibutuhkan, dan tanggal permintaan. Form ini akan dikirimkan ke pemasok yang
terpilih.
2.3.4 Proses Bisnis
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p46), seluruh kegiatan perusahaan yang
berhubungan secara keuangan dapat dipandang sebagai bagian dari proses bisnis yang
sangat beragam. Proses bisnis adalah sekumpulan tugas yang saling berhubungan,
yang melibatkan data, unit organisasi, dan urutan waktu yang logis. Bodnar dan
Hopwood (2004, p70), juga mengungkapkan bahwa siklus transaksi merupakan
alternatif lain untuk memandang kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan.
Siklus transaksi secara tradisional dapat dikelompokkan ke dalam empat siklus yang
umum, yaitu:
1. Siklus pendapatan, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan kegiatan pendistribusian barang dan jasa ke entitas yang lain dan
kegiatan pengumpulan pembayaran atas pendistribusian barang yang telah
dilakukan.
23
2. Siklus pengeluaran, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang
berhubungan dengan kegiatan perolehan barang dan jasa dari entitas lain dan
penyelesaian kewajiban dari kegiatan perolehan tersebut.
3. Siklus produksi, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan kegiatan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa.
4. Siklus keuangan, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan perolehan dan manajemen dana modal, termasuk kas.
Proses bisnis manajemen pesanan pelanggan terdiri dari kegiatan pertanyaan,
pengikatan kontrak, input pemesanan, pengiriman, penagihan. Kegiatan pertanyaan
dan pengikatan kontrak adalah kegiatan opsional yang mungkin diperlukan dalam
proses bisnis manajemen pesanan pelanggan dari beberapa organisasi.
2.3.5 Dokumen- Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan, Piutang Dagang, dan Penerimaan Kas
Menurut Wilkinson et al. (2000, p419), dokumen yang digunakan dalam
sistem informasi akuntansi penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas adalah:
1. Customer order
Dapat berupa pesanan pembelian yang diterima dari pelanggan atau formulir yang
dipersiapkan oleh karyawan penjualan dari perusahaan penjual.
2. Sales order
Formulir formal yang memiliki banyak salinan yang dipersiapkan dari pesanan
pelanggan.
24
3. Order acknowledgment
Biasanya berupa salinan pesanan penjualan yang dikirimkan ke pelanggan untuk
menyatakan penerimaan pesanan.
4. Picking list
Berupa salinan pesanan penjualan atau dokumen terpisah yang dikirimkan ke
gudang untuk mengambil barang yang dipesan dari tempat penyimpanan.
5. Packing slip
Berupa salinan pesanan penjualan atau picking list yang ditempelkan bersama
barang ketika dipersiapkan untuk pengiriman.
6. Billing of lading
Dokumen pengiriman yang digunakan untuk perusahaan pengiriman yang akan
mengirimkan produk.
7. Shipping notice
Biasanya berupa salinan pesanan penjualan atau dokumen pengiriman terpisah
yang berfungsi sebagai bukti bahwa barang telah dikirimkan.
8. Sales Invoice
Dokumen yang dikirimkan ke konsumen untuk menyatakan berapa jumlah
penjualan.
9. Remittance advice
Dokumen yang menunjukkan jumlah penerimaan kas dari konsumen.
10. Deposit slip
Dokumen yang menyertai penyetoran kas ke bank.
25
11. Back order
Dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari persediaan tidak mencukupi
pesanan penjualan.
12. Credit memo
Dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit konsumen untuk
pengembalian penjualan atau penyisihan penjualan.
13. Credit application
Formulir yang dipersiapkan ketika konsumen baru mengajukan kredit,
menunjukkan data rinci yang menyinggung kondisi keuangan saat ini dan tingkat
pendapatan.
14. Salesperson call report
Formulir yang digunakan untuk menggambarkan panggilan yang dibuat oleh
bagian penjualan kepada konsumen potensial dan mengidentifikasi hasil dari
panggilan tersebut.
15. Delinquent notice
Catatan yang dikirmkan kepada konsumen yang melewati batas saldo kredit.
16. Write-off notice
Dokumen yang dipersiapkan oleh manajer kredit ketika akun dinyatakan tidak
dapat ditagih.
17. Cash register receipts
Formulir yang digunakan oleh retailer untuk menggambarkan penerimaan kas.
26
2.3.6 Syarat Pemberian Kredit
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p360), limit kredit untuk setiap
pelanggan ditetapkan berdasarkan histori kredit pada wakt u lampau dan kemampuan
pelanggan untuk membayar. Pemeriksaan limit kredit dapat dilakukan dengan
membandingkan jumlah harga pesanan yang dilakukan ditambah dengan saldo
piutang sebelumnya dengan batas kredit yang diberikan.
Menurut Munawir (2004, p235), pemberian kredit mengandung suatu tingkat
resiko (degree of risk) tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil
resiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai atas dasar
syarat-syarat yang diterapkan bank secara teknis yang dikenal dengan 5C, yaitu:
1. Character
Mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak, dan kejujuran dari pimpinan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.
2. Capacity
Menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik
kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya.
3. Capital
Menunjukkan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang
ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada kombinasi tangible
net worth-nya.
4. Collateral
Menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit
yang diberikan
27
5. Condition
Melihat kondisi ekonomi secara umum serta melihat kondisi pada sektor
usaha si peminta kredit.
2.3.7 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut O’Brien (2003, p.352), terjemahan penulis, perancangan sistem
menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan
informasi user. Perancangan sistem terdiri dari aktivitas perancangan yang
menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi kebutuhan fungsional yang telah
dikembangkan dalam proses analisa sistem.
2.4 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
2.4.1 Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Salah satu komponen dalam perencanaan strategis adalah perencanaan
strategis sistem informasi. Definisi perencanaan strategis sistem informasi
(information systems strategic planning) menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2005, p16) adalah sebuah rencana yang menjelaskan teknologi dan aplikasi yang
dibutuhkan oleh fungsi sistem informasi untuk mendukung rencana strategis
perusahaan.
Dalam perencanaan strategis sistem informasi, tim pengembang pada
perusahaan akan menggabungkan dua rencana arsitektur, yaitu application
architecture plan dan technology architecture plan. Menurut Satzinger, Jackson, dan
Burd (2005, p16) definisi technology architecture plan merupakan sebuah deskripsi
28
dari hardware, software, dan jaringan komunikasi yang dibutuhkan untuk
mengimplementasi sistem informasi yang telah direncanakan.
2.4.2 Pengembangan Sistem
2.4.2.1 Konsep Pengembangan Sistem
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p47) definisi dari metode
pengembangan sistem (system development methodology) adalah acuan yang dapat
diikuti untuk menyelesaikan setiap aktivitas dalam pengembangan sistem, termasuk
models, tools, dan teknik-teknik tertentu. Model dalam definisi ini adalah
perumpamaan dari aspek penting dalam dunia nyata. Sedangkan tools adalah software
pendukung yang membantu membuat model atau komponen lain yang dibutuhkan
dalam proyek.
2.4.2.2 Unified Modeling Language (UML)
Model dalam metodologi pengembangan sistem mencakup perumpamaan
inputs, outputs, proses, data, obyek, interaksi antar obyek, lokasi, network, dan
peralatan. Model-model ini digambar dalam bentuk diagram sesuai dengan notasi
yang didefinisikan oleh Unified Modeling Language (UML). Menurut Satzinger,
Jackson, dan Burd (2005, p48) pengertian dari Unified Modeling Language adalah
seperangkat konstruksi model dan notasi yang dikembangkan terutama untuk
pengembangan berorientasi obyek.
Model komponen sistem yang menggunakan Unified Modeling Language
terdiri dari tujuh diagram, yaitu:
1. Use case diagram
29
2. Class diagram
3. Activity diagram
4. Sequence diagram
5. Communication diagram
6. Package diagram
7. Deployment diagram
2.4.2.3 Metodologi Pengembangan Sistem
Salah satu metodologi yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem
adalah Unified Process (UP). Unified Process merupakan sebuah metodologi
pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Unified Process kini sudah menjadi
salah satu metodologi yang paling banyak digunakan untuk pengembangan sistem
berorientasi obyek.
2.4.3 Konsep Object Oriented
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p60) pengertian dari pendekatan
berorientasi obyek adalah suatu pendekatan pengembangan sistem yang memandang
sistem informasi sebagai sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja
sama untuk menyelesaikan tugas-tugas.
Analisis yang digunakan dalam pengembangan sistem dengan pendekatan
berorientasi obyek adalah object oriented analysis (OOA). Object Oriented Analysis
menjabarkan semua jenis obyek yang bekerja dalam sistem dan menunjukkan
interaksi yang dibutuhkan pengguna untuk menyelesaikan tugas-tugas. Sedangkan
30
Object Oriented Design (OOD) menjabarkan semua jenis obyek yang diperlukan
untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan peralatan-peralatan dalam sistem,
menunjukkan bagaimana obyek-obyek saling berinteraksi untuk menyelesaikan
tugas-tugas, dan memperjelas definisi dari setiap obyek sehingga dapat
diimplementasi dengan bahasa tertentu.
2.4.4 System Requirements
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p130) secara umum system
requirements dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Functional requirement
Mencakup semua aktivitas yang harus dapat ditangani oleh sistem atau fungsi-
fungsi yang harus ada pada sistem.
2. Nonfunctional requirement
Mencakup karakteristik sistem selain aktivitas yang harus ada pada sistem.
Nonfunctional requirement dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Technical requirements
Menjelaskan karakteristik operasional yang berhubungan dengan lingkungan
organisasi, hardware, dan software
b. Performance requirements
Menjelaskan karakteristik operasional yang berhubungan dengan pengukuran
beban kerja, seperti waktu respon.
31
c. Usability requirements
Menjelaskan karakteristik operasional yang berhubungan dengan users,
seperti tampilan antar muka (user interface), prosedur kerja, bantuan online,
dan dokumentasi.
d. Reliability requirements
Menjelaskan karakteristik operasional yang berhubungan dengan
ketergantungan suatu sistem, pencatatan untuk semua event atau kejadian,
pemrosesan kesalahan, dan deteksi serta perbaikan kesalahan.
e. Security requirements
Menjelaskan pembagian akses setiap user pada fungsi-fungsi yang ada pada
sistem.
2.4.5 Event Table
Event-event dalam pengembangan sistem perlu dijabarkan untuk menetukan
apakah use case perlu merespon setiap event-event tersebut. Event-event tersebut
dapat dimasukkan ke dalam tabel yang disebut event table.
Definisi event table menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p174)
adalah seuah catalog dari use case yang mendaftar event-event ke dalam baris-baris
dan potongan informasi mengenai setiap event tersebut ke dalam kolom-kolom.
2.4.6 Use Case
Use Case merupakan pendekatan visual yang dapat digunakan untuk proses
pemodelan dalam pengembangan sistem. Use Case menurut Satzinger, Jackson, dan
32
Burd (2005, p166) merupakan aktivitas yang dilakukan sistem yang biasanya berupa
respon terhadap permintaan pengguna.
Dalam penggambaran use case diagram, digunakan beberapa simbol atau
lambang untuk merepresentasikan setiap pengguna dan apa saja yang dilakukan
sistem untuk merespon permintaan pengguna atas sistem.
2.4.7 Use Case Description
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p220) Use Case Description
adalah penjelasan yang lebih detil mengenai proses dari sebuah use case.
Use Case Description dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Brief Description
Brief Description digunakan untuk use case yang sangat sederhana dan bila
sistem yang dibangun berskala kecil.
2. Intermediate Description
Intermediate Description merupakan pengembangan dari brief description untuk
menyertakan aliran internal dari aktifitas untuk sebuah use case. Exception dapat
didokumentasikan jika diperlukan.
3. Fully Developed Description
Fully Developed Description adalah metode paling formal yang dapat digunakan
dalam mendokumentasikan use case.
33
2.4.8 Class Diagram
2.4.8.1 Domain Model Class Diagram
Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk mendefinisikan
kelas-kelas problem domain. Oleh karena itu, class diagram disebut juga domain
model class diagram. Domain model class diagram menurut Satzinger, Jackson, dan
Burd (2005, p184) merupakan sebuah diagram UML yang menggambarkan semua
yang penting dalam pekerjaan user, kelas-kelas problem domain, atribut, serta
hubungan antar class.
Dalam class diagram, sebuah class digambarkan dengan bentuk kotak. Kotak
ini terdiri dari tiga bagian, yaitu nama kelas di bagian atas, atribut-atribut dari kelas
tersebut di bagian tengah, dan method di bagian bawah. Sedangkan hubungan antar
class digambarkan dengan garis penghubung antar class.
Keterangan:
Class_Name
-Class_Attribute
+Method()
Menggambarkan sebuah class
Menggambarkan penghubung antar class
Hubungan antar class yang digambarkan dengan garis penghubung disebut
multiplicity of association. Hubungan antar class ini dapat dibedakan menjadi enam
jenis yang digambarkan dalam table sebagai berikut:
34
Hubungan Simbol
Zero to one (optional) 0..1
One and only one (mandatory) 1
One and only one alternate (mandatory) 1..1
Zero or more (optional) 0..*
Zero or more alternate (optional) *
One or more (mandatory) 1..*
Tabel 2.1 : Tabel hubungan relasional antar class
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p186)
2.4.8.2 First-Cut Class Diagram
Untuk memulai proses merancang kita kembangkan sebuah first-cut class
diagram berdasarkan pada domain model. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2005, p309) first-cut design class diagram merupakan perluasan dari domain class
diagram yang dikembangkan melalui dua langkah, yaitu dengan menguraikan atribut
dengan tipe dan nilai awal serta menambahkan navigation visibility arrows.
2.4.8.3 Updated Design Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p337), updated design class diagram
dapat dikembangkan untuk setiap layer. Pada view dan data access layer, harus
ditambahkan beberapa class baru. Demikian pula dengan domain layer juga
membutuhkan penambahan class baru sebagai use case controller. Pada updated
design class diagram, method dapat ditambahkan untuk setiap class. Tiga method
35
umum yang banyak dijumpai pada class-class updated design class diagram adalah
constructor methods, data get and set methods, dan use case specific method objects.
2.4.9 Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p144) Activity diagram
merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan aliran kerja dari aktivitas
user secara berurutan.
Dalam menggambarkan activity diagram terdapat beberapa symbol yang
digunakan, yaitu:
1. Synchronization bar
Merupakan notasi yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan
dari jalur yang berurutan
2. Swimlane
Merupakan suatu daerah persegi dalam activity diagram yang mewakili
aktivitas-aktivitas yang diselesaikan agen tunggal
3. Starting activity (pseudo)
Merupakan notasi yang menandakan dimulainya sebuah aktivitas
4. Transition arrow
Merupakan garis penunjuk panah yang menggambarkan transisi dari suatu
aktivitas dan arah dari suatu aktivitas.
5. Activity
Merupakan notasi yang menggambarkan suatu aktivitas
36
6. Ending activity (pseudo)
Merupakan notasi yang menandakan berakhirnya suatu aktivitas
2.4.10 Sequence Diagram
Sequence diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menjelaskan
interaksi antar obyek. Sequence diagram juga menggambarkan interaksi antara sistem
dengan dunia luar yang digambarkan sebagai aktor. Aktor sebagai pengguna sistem
memberikan pesan kepada sistem dan sistem akan mengembalikan data.
Dalam sequence diagram digunakan beberapa notasi untuk membuat
sequence diagram, yaitu:
1. Lifeline atau object lifeline
Berupa garis vertical di bawah obyek yang berguna untuk menunjukkan waktu
hidup obyek.
2. Object
Berupa simbol orang yang berguna sebagai penggambaran pengguna sistem atau
sistem yang terotomatisasi.
3. Input Message
Berupa garis horizontal yang menggambarkan pesan masukan dari user.
4. Output Message
Berupa garis horizontal putus-putus yang menggambarkan keluaran atau hasil dari
inputan user.
37
2.4.10.1 System Sequence Diagram
System sequence diagram merupakan sebuah diagram yang menunjukkan
interaksi antara sistem dan dunia luar yang diwakilkan oleh aktor. Interaksi antara
sistem dan actor dilakukan dengan pesan yang diberikan oleh aktor ke sistem dan
sistem akan mengembalikan output untuk ditampilkan.
2.4.10.2 First-Cut Sequence Diagram
First-cut sequence diagrammerupakan pengembangan dari system sequence
diagram. Pengembangan system sequence diagram terletak pada penentuan obyek-
obyek yang terkait untuk melakukan use case. Pada first-cut sequence diagram juga
ditambahkan use case controller object yang berguna untuk menerima input messages
dan menyampaikannya kepada obyek internal yang terkait.
2.4.10.3 Completed Three-Layer Design Sequence Diagram
Completed three-layer design sequence diagram merupakan gambaran
lengkap dari sequence diagram dan juga pengembangan dari first-cut sequence
diagram. Completed three-layer design sequence diagram menambahkan data layer.
2.4.11 Deployment and Software Architecture
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p270) deployment environment
terdiri dari hardware, software, network. Deployment environment terbagi atas dua
tipe, yaitu:
38
1. Single Computer Architecture
Single computer architecture menggunakan sistem computer tunggal yang
menjalankan seluruh software. Kelebihan utama single computer architecture
adalah kesederhanaannya. Sistem informasi yang dijalankan pada single computer
architecture umumnya mudah dirancang, dibangun, dioperasikan dan dikelola.
2. Multitier Computer Architecture
Multitier computer architecture merupakan tipe arsitektur yang menggunakan
proses pengeksekusiannya terjadi di beberapa computer. Multitier computer
architecture dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Clustered Architecture
Clustered architecture merupakan tipe arsitektur yang menggunakan beberapa
computer dengan model dan produksi yang sama.
b. Multicomputer Architecture
Multicomputer architecture merupakan tipe arsitektur yang menggunakan
beberapa computer namun dengan spesifikasi yang berbeda-beda.
Deployment architecture menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p272)
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Centralized Architecture
Centralized Architecture merupakan arsitektur yang menggambarkan penyebaran
sistem computer pada satu lokasi. Centralized Architecture umumnya digunakan
untuk proses aplikasi berskala besar termasuk batch dan real-time application.
2. Distributed Architecture
39
Distributed Architecture merupakan arsitektur yang menggambarkan penyebaran
sistem computer pada beberapa tempat dengan menggunakan jaringan computer.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p277), software architecture terdiri
atas dua, yaitu:
1. Client/ server architecture
Client/ server architecture membagi software ke dalam dua tipe, client dan
server. Server berfungsi untuk mengolah sumber informasi atau menyediakan
servis. Sedangkan client berfungsi untuk berkomunikasi dengans erver untuk
meminta sumber daya atau servis dan server akan merespon terhadap
permintaan tersebut.
2. Three-layer client/ server architecture
Three-layer client/ server architecture merupakan pengembangan dari client/
server architectureyang terdiri dari tiga layer, yaitu:
a. Data layer
Merupakan layer untuk mengatur penyimpanan data pada satu atau lebih
database.
b. Business logic layer
Merupakan layer yang mengimplementasikan aturan dan prosedur dari
proses bisnis.
c. View layer
Merupakan layer yang menerima input dan menampilkan hasil proses.
40
2.4.12 User Interface
User interface menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p442)
adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk
membuat input dan output.