bab 2library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-1-01439-ds bab2001.pdfkecelakaan selama delapan...

16
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : Wawancara dengan pihak Polisi Lalu Lintas Kapolresta Bekasi Kota Jalan pramuka No. 79 Bekasi Kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat Wawancara dengan salah satu anggota komunitas motor FOURH Brosur HONDA Keselamatan Berkendara Aman dan Nyaman SCRIPTOGRAPHIC BOOKLET by CHANNING L. BITE CO.INK(booklet berseri berisi tentang panduan keselamatan) http://edorusyanto.wordpress.com/ 2.2 Tinjauan Umum Kecelakaan berkendara yang terjadi di Jabodetabek bisa dibilang cukup tinggi dan motor adalah penyumbang kecelakaan terbanyak yang presentasenya berbeda-beda dari setiap daerah. Daerah-daerah tersebut meliputi Tanggerang, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Bekasi Kabupaten. Bekasi bisa dibilang menjadi penyumbang terkecil yang memiliki presentase kecelakaan berkendara sebesar 8,21% angka ini termasuk rendah dibandingkan daerah-daerah lainnya. Jika dikaitkan dengan fakta yang ada, mungkin tingkat kecelakaan di Bekasi terbilang kecil dikarenakan biaya denda yang relatif lebih mahal.

Upload: dangduong

Post on 31-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

Data dan informasi untuk mendukung tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber,

antara lain :

• Wawancara dengan pihak Polisi Lalu Lintas

Kapolresta Bekasi Kota

Jalan pramuka No. 79

Bekasi

• Kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat

• Wawancara dengan salah satu anggota komunitas motor FOURH

• Brosur HONDA Keselamatan Berkendara Aman dan Nyaman

• SCRIPTOGRAPHIC BOOKLET by CHANNING L. BITE CO.INK(booklet

berseri berisi tentang panduan keselamatan)

• http://edorusyanto.wordpress.com/

2.2 Tinjauan Umum

Kecelakaan berkendara yang terjadi di Jabodetabek bisa dibilang cukup tinggi dan

motor adalah penyumbang kecelakaan terbanyak yang presentasenya berbeda-beda

dari setiap daerah. Daerah-daerah tersebut meliputi Tanggerang, Jakarta Utara,

Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Bekasi Kabupaten. Bekasi bisa dibilang menjadi

penyumbang terkecil yang memiliki presentase kecelakaan berkendara sebesar

8,21% angka ini termasuk rendah dibandingkan daerah-daerah lainnya. Jika

dikaitkan dengan fakta yang ada, mungkin tingkat kecelakaan di Bekasi terbilang

kecil dikarenakan biaya denda yang relatif lebih mahal.

Gambar 2.1 Statistik daerah kecelakaan

Sumber: edorusyanto.wordpress.com

2.2.1 Road Safety Association (RSA)

RSA adalah suatu lembaga yang memfokuskan diri pada isu-isu pentingnya

keselamatan jalan dengan menekankan ketaatan kepada peraturan lalu lintas, perilaku

berkendara yang tepat dan standar minimum keterampilan berkendara.

Gambar 2.2 Logo Road Safety Association

Sumber: edorusyanto.wordpress.com

Berikut adalah data yang bersumber dari Bapak Edo Rusyanto Ketua Umum Road

Safety Association (RSA) Indonesia, melalui http://edorusyanto.wordpress.com/

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan kendaraan berimbas juga pada banyak

aspek di Bekasi. Salah satu yang menjadi catatan adalah terkait dengan kecelakaan

lalu lintas jalan. Setiap hari pasti terjadi kasus kecelakaan di Bekasi.

Data Ditlantas Polda Metro Jaya memperlihatkan, sepanjang Januari-Agustus 2013,

rata-rata tiap hari ada sekitar empat kasus kecelakaan lalu lintas jalan di Bekasi.

Angka itu membaik 14,14% jika dibandingkan periode sama tahun 2012.

Kecelakaan selama delapan bulan di tahun 2013 berbuntut tewasnya 90 warga

Bekasi. Seiring menurunnya kasus kecelakaan, jumlah korban tewas di Bekasi juga

anjlok 33,82%, mengingat pada delapan bulan 2012 masih sebanyak 136 jiwa.

Sementara itu, korban luka berat dan luka ringan per akhir Agustus 2013 masing-

masing 601 orang dan 491 orang. Korban luka ringan anjlok 49,11%, namun korban

luka berat justeru melonjak 171,94% jika dibandingkan periode sama 2012. Tiap

hari, rata-rata ada lima orang yang menderita luka-luka akibat kecelakaan pada 2013

di Bekasi. Sedangkan pada delapan bulan 2012, korban luka-luka akibat kecelakaan

di Bekasi sebanyak enam orang per hari.

Nah, jumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan di Bekasi pada delapan bulan 2012

ternyata didominasi sepeda motor. Pada periode itu sebanyak 982 motor terlibat

kecelakaan atau rata-rata empat motor per hari. Kontribusi sepeda motor mencapai

sebanyak 66,75% dari total kendaraan yang terlibat kecelakaan di Bekasi sebanyak

1.471 kendaraan.

Sedangkan sepanjang delapan bulan 2013, tercatat sebanyak 878 unit atau 65,52%

dari total kendaraan yang terlibat kecelakaan, yakni 1.340 unit. Artinya, sepanjang

Januari-Agustus 2013, sepeda motor yang terlibat kecelakaan turun sekitar 10,59%

jika dibandingkan tahun 2012.

Dari segi fatalitas kecelakaan, para pesepeda motor yang tewas akibat kecelakaan di

Bekasi per akhir Agustus 2013 mencapai sebanyak 64 orang. Angka itu jauh lebih

rendah, yakni anjlok 39,04% dibandingkan periode sama 2012 yang mencapai 105

jiwa.

Sekalipun demikian, pesepeda motor masih merupakan korban terbanyak di dalam

kecelakaan di Bekasi. Pada Januari-Agustus 2012, dari keseluruhan korban tewas

akibat kecelakaan, pesepeda motor berkontribusi 77,20%. Sedangkan periode sama

tahun ini sekitar 71,11%

Tingginya keterlibatan kendaraan maupun korban kecelakaan dari kalangan pesepeda

motor, mestinya menjadi introspeksi. Terutama bagi para penunggang kuda besi,

koreksi atas tindak tanduk dalam berkendara menjadi mutlak. Sudah semestinya

terus meningkatkan cara berkendara yang aman dan selamat. Dimulai dari perilaku

yang terus berkonsentrasi dan waspada. Maklum, pada rentang delapan bulan 2013,

sebanyak 62,90% kecelakaan dipicu akibat lengah saat berkendara. Tentu,

keterampilan berkendara yang aman dan selamat juga mesti ditingkatkan, seperti

teknik mengerem yang aman. Maklum, pada rentang Januari-Agustus 2013,

sebanyak 23,73% kasus kecelakaan dipicu aspek tidak terampil dalam berkendara.

Sedangkan faktor tidak tertib saat berkendara menyumbang sebanyak 11,86% kasus

kecelakaan.

2.2.2 Kalimalang

Sebagai urat nadi yang menghubungkan Jakarta Timur dengan daerah Bekasi,

Kalimalang termasuk area yang cukup padat pengendara. Sebagai jalur utama, jalan

Kalimalang memiliki banyak akses untuk menuju pelosok kota Bekasi.

Banyaknya jumlah pengendara yang melintas mungkin menjadi salah satu sebab

tingginya tingkat kecelakaan di Kalimalang. Jalur ini juga menjadi rawan terjadi

kecelakaan akibat kondisi fisik ketinggian jalan yang berbeda antara ruas jalan yang

satu dengan lainnya. Dengan demikian, apabila pengendara kurang memahami

kondisi fisik di jalan tersebut, dikhawatirkan menimbulkan kecelakaan. Faktor lain,

jalur ini juga sangat minim penerangan jalan umum (PJU) sehingga pengendara

dituntut untuk lebih berhati-hati, terutama kendaraan bermotor.

Selain faktor geografis diatas, kecelakaan juga dipicu oleh ketidak tertiban segelintir

masyarakat yang sering menerobos lampu merah atau tidak mengindahkan rambu-

rambu jalan yang ada. Berdasarkan hasil survey kepada masyarakat, lampu merah di

Kalimalang sering diabaikan, bahkan ada paradigma yang berkembang di masyarakat

bahwa,”lampu merah di Kalimalang tidak memiliki kekuatan yang penuh untuk

menghentikan laju kendaraan yang melintas walau masih berfungsi dengan baik”.

Jika dilihat dari banyaknya persimpangan yang ada di jalur tersebut, wajar jika para

pengendara jenuh dengan banyaknya lampu merah dan akhirnya memutuskan untuk

melanggarnya karena alasan diburu waktu.

Minimnya rambu lalu lintas di sepanjang jalan Kalimalang juga merupakan salah

satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Kalaupun ada, biasanya terhalang oleh

bangunan atau pohon selain itu tidak sedikit rambu lalu lintas yang rusak atau

posisinya yang tidak strategis terlihat oleh pengguna kendaraan.

2.3 Tinjauan Khusus

2.3.1 Teori kampanye

Kampanye sosial bisa diartikan dengan gerakan atau tindakan serentak yang

dilakukan oleh kelompok atau badan-badan tertentu untuk menyuarakan sebuah

pesan kepada masyarakat, terkadang melibatkan beberapa pihak tertentu (bisa

dengan instantsi pemerintah, media, atau tingkat yang lebih kecil yaitu komunitas).

Kampanye yang berhasil adalah kampanye yang dapat merubah pola pikir

masyarakat dengan apa yang telah disuarakan atau di sampaikan, biasanya berimbas

kepada tindakan atau berhasil merubah pemahaman yang telah ada.

Rogers dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan

komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada

sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu

tertentu”

Dapat disimpulkan dari pernyataan Rogers dan Storey, bahwa kampanye yang baik

adalah kampanye yang berhasil mengugah pemikiran atau pemahaman yang ada

pada masyarakat. Terlepas dari dampak kepada arah yang lebih positif ataupun

negatif. Dari pernyataan tadi, Fungsi dari kampanye itu sendiri adalah sebagai

berikut:

• Bersifat mengajak dan mendorong masyarakat untuk mencapai tujuan

tertentu dengan cara sukarela

• Mempromosikan sesuatu hingga mencapai target yang ingin dicapai

• Mengubah pola pikir masyarakat

2.3.2 Teori Promosi

Promosi dalam konteks kampanye sosial, adalah serangkaian proses yang dijalankan

agar kampanye mendapat respon yang baik dari pihak masyarakat yang menjadi

target kampanye itu sendiri.

Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), promosi adalah komunikasi dari para

penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli

suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu

respon.

Sedangkan menurut Kotler ada tujuh langkah yang perlu dilakukan untuk

mengembangkan komunikasi yang efektif antara lain :

• Mengidentifikasi target konsumen; antara lain pembeli potensial, pemakai

terbaru, individu yang mempengaruhi keputusan membeli, bisa individu,

grup, masyarakat khusus dan umum.

• Menentukan objektif komunikasi; ketika pemasar mulai menentukan target

konsumen, dia harus mulai memprediksi respon konsumen tersebut terhadap

pembelian produk yang ditawarkan.

Merancang pesan;. Setelah memiliki ide berkaitan dengan respon target konsumen,

pemasar mulai mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya. Pesan haruslah

menarik perhatian, menimbulkan minat, mengingkatkan keinginan, dan mendorong

tindakan (AIDA)

Pada tahap ini beberapa hal yang harus diputuskan yaitu :

1. Isi pesan. Yang dapat menimbulkan daya penarik antara lain :

a. Rasional, berkaitan dengan minat konsumen, contoh pesan yang

menunjukkan kualitas atau nilai produk,

b. Emosional positif yang memotivasi pembelian contoh: cinta, harga diri,

humor, dan lain-lain.

c. Moral misalnya stop merokok

2. Stuktur pesan. Ada 3 model, yaitu :

• Apakah menyampaikan kesimpulan atau membiarkan konsumen

menyimpulkan sendiri,

• Apakah menyajikan argument satu pihak, misalnya hanya

menunjukkan kekuatan produk atau dua pihak yaitu juga

menyampaikan keterbatasan,

• Apakah menyajikan argument terkuat, pertama atau terakhir;

3. format pesan; meliputi headline, ilustrasi, warna, animasi dsb. Haruslah

menggunakan gambar dan headline yang eyecatching, format yang berbeda

atau unik.

4. Memilih media komunikasi ada dua tipe :

• Saluran komunikasi personal, saluran tidak langsung meliputi Word -

of-mouth influence, maksudnya komunikasi personal tentang produk

antar target pembeli dengan tetangganya, teman-temannya, angota

keluarganya dan asosiasinya; dan buzz marketing, menggarap

pemimpin opini atau opinion leader, dan mendorong mereka untuk

menyebarkan informasi tentang produk kepada orang lain di dalam

komunitasnya

• Saluran komunikasi non personal, merupakan media yang membawa

pesan tanpa kontak personal, meliputi :

a. Media, misalnya majalah, surat kabar, radio, tv, billboard, poster,

online service, website.

b. Atmosfir, misalnya menciptakan lingkungan yang dapat

memberdayakan konsumen untuk membeli produk.

c. Peristiwa, misalnya kejadian yang dapat mengkomunikasikan

pesan produk kepada konsumen, misalnya hubungan masyarakat

mengatur konferensi press, pameran dsb

5. Pemilihan pengiriman pesan, pesan haruslah disampaikan melalui sumber

yang dapat diandalkan, dipercaya dan memiliki pengaruh. Contoh tokoh

olahraga terkenal untuk menyampaikan pesan sepatu olahraga

6. Pemilihan alat komunikasi pemasaran.

Ada 5 elemen alat komunikasi pemasaran, disebut bauran promotional, yang

dapat digunakan yakni;

• Periklanan,

• Penjualan tatap muka atau personal,

• Promosi penjualan,

• Hubungan masyarakat,

• Penjualan langsung

Semua elemen tersebut dapat digunakan untuk :

• Menginformasikan prospektif pembeli tentang manfaat produk,

• Mempengaruhi pembeli untuk mencoba,

Mengingatkan pembeli tentang manfaat bahwa mereka menyukai produk tesebut.

7. Mengumpulkan umpan balik. Sebagai masukan untuk memperbaiki

keseluruhan program promosi.

2.3.3 Teori Logo

Logo adalah huruf atau lambang yang mengandung sebuah makna. Terdiri dari satu

kata atau lebih sebagai lambang. Tujuan dibuatnya sebuah logo adalah untuk

membangun image yang ingin disampaikan dari sebuah brand; dan juga untuk

mempermudah masyarakat untuk mengenali brand tersebut. Oleh karena itu, logo

harus dibuat sesederhana mungkin agar mudah diingat dan dikenali oleh masyarakat.

Logo yang baik menurut Lori Siebert dan Lisa Ballard harus mencakup kriteria:

1. Mempunyai arti.

2. Cocok dengan produk atau perusahaan yang diwakili.

3. Dapat direproduksi dengan baik dalam berbagai ukuran.

4. Dapat berfungsi dalam berbagai aplikasi yang diperlukan.

5. Mempunyai daya tarik.

6. Sesuai anggran klien, dalam hubungannya dengan jumlah warna yang

dipakai.

7. Logotype harus mudah terbaca dalam berbagai ukuran.

8. Logogram harus mudah diartikan oleh setiap orang.

9. Cocok baik dalam keadaan hitam putih maupun berwarna.

Dalam sebuah kampanye sebuah logo bukanlah aspek yang dominan, namun peranan

logo akan tetap menjadi penting untuk sebuah identitas. Agar masyarakat mudah

mengenali kampanye yang sedang berlangsung.

2.3.4 Teori Warna

Dalam konteks kampanye, warna merupakan elemen yang sangat penting dalam

menunjukan identitas. Warna dan logo akan menjadi satu kesatuan yang akan

menjadi identitas yang kuat dalam pembentukan sebuah brand.

Menurut Graham Davis dalam buku “The Designer’s Toolkit 2000 Colour Palette

Swatches” (Ilex, 2008) warna adalah fundamental untuk semua desain. Warna dapat

digunakan untuk mengkomunikasikan mood, menarik perhatian, mengidentifikasikan

produk, ataupun untuk mengorganisir suatu informasi. Selain itu, warna juga

mendorong dan bekerja sama dengan seluruh arti, symbol dan konsep pemikiran

secara abstrak.

Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa

alasan berikut:

• Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian.

• Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam warna

• Warna Memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya tersebut.

2.3.5 Teori Ambient Media

Ambient media merupakan salah satu strategi beriklan yang tujuan utamanya adalah

untuk membangkitkan feeling dan mood konsumen agar merasa nyaman dan suka

ketika berinteraksi dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh produsen.

Semangat yang dibawa oleh ambient media adalah memberikan memorable

expeperience kepada konsumen. Dalam perkembangannya ambient media menjadi

sebuah kegiatan below the line yang terintegrasi dengan media. Ambient media juga

bisa disebut sebagai media lingkungan (Lwin dan Aitchison:2002).

Sedangkan menurut Syamsul Bahri, Ambient media: “It works for two simple

reasons-it gets people's attention and provokes an emotional response”. (2007)

Ada beberapa faktor pendukung pesatnya pertumbuhan ambient media sebagai salah

satu strategi beriklan, antara lain:

• Menurunnya kekuatan media konvensional (seperti spanduk, banner,

billboard dan lain-lain)

• Semakin semrawutnya jumlah iklan televisi yang menggempur konsumen

setiap hari

Adanya tuntutan permintaan yang semakin tinggi terhadap media komunikasi non

konvensional, media yang tidak biasa -out of standard- dan menarik.

• Kebutuhan untuk menjaring target audience yang lebih signifikan bagi

produk

• Perkembangan teknologi, multi media, internet dan sebagainya.

Ambient media memiliki salah satu sifat yang unik, yaitu sifat hidden (tersembunyi)

bagi pesan yang disampaikan.

2.3.6 Teori Optical Illusion

Kedalaman dan gerak persepsi

Ilusi dapat didasarkan pada kemampuan seseorang untuk melihat dalam tiga dimensi

meskipun gambar yang sampai ke retina hanya dua dimensi. The Ponzo ilusi adalah

contoh dari sebuah ilusi yang menggunakan persepsi kedalaman untuk menipu mata.

Gambar 2.3 Ponzo Ilusi sumber: Wikipedia.org

Ponzo ilusi

Dalam ilusi Ponzo, garis paralel memberitahu otak bahwa gambar yang lebih tinggi

di bidang yang lebih jauh oleh karena itu otak merasakan gambar menjadi lebih

besar, meskipun dua gambar yang sampai ke retina berukuran sama. Ilusi optik yang

terlihat dalam gambar juga memanfaatkan asumsi berdasarkan petunjuk monokuler

dari teori kedalaman. Kita juga dapat melihat benda besar, seperti pesawat terbang,

kapal laut, ataupun bis yang letaknya sangat jauh bergerak lebih lambat dari benda

yang lebih kecil, meskipun objek yang lebih besar benar-benar bergerak cepat.

Gambar 2.4 Penerapan Optical Illusion atau Anamorphic pada signage

Sumber: ffffound.com

2.3.7 Teori Hipnotis

Kegunaan hipnotis untuk bermacam-macam keperluan telah diselidiki oleh sarjana-

sarjana dan para ilmuan di dunia barat, telah menunjukan bahwa hipnotisme

disamping sebagai pertunjukan, dapat pula dipakai untuk pengobatan, pembentukan

watak seseorang.

2.3.8 Teori Rambu-Rambu Nasional Indonesia

Rambu lalu lintas adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf,

angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan,

perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.

Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut:

1. memenuhi kebutuhan.

2. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan.

3. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.

4. menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan respon.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang harus

diperhatikan dalam perencanaan dan pemasangan rambu adalah

• Keseragaman bentuk dan ukuran rambu

Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan tugas pengemudi

untuk mengenal, memahami dan memberikan respon. Konsistensi dalam

penerapan bentuk dan ukuran rambu akan menghasilkan konsistensi persepsi

dan respon pengemudi.

• Desain rambu

Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar akan

menarik perhatian pengguna jalan, mudah dipahami dan memberikan waktu

yang cukup bagi pengemudi dalam memberikan respon.

• Lokasi rambu

Lokasi rambu berhubungan dengan pengemudi sehingga pengemudi yang

berjalan dengan kecepatan normal dapat memiliki waktu yang cukup dalam

memberikan respon.

• Operasi rambu

Rambu yang benar pada lokasi yang tepat harus memenuhi kebutuhan lalu

lintas dan diperlukan pelayanan yang konsisten dengan memasang rambu

yang sesuai kebutuhan.

• Pemeliharaan rambu

Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik.

RAMBU PERINGATAN

Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya

atau tempat berbahaya di depan pengguna jalan. Warna dasar rambu peringatan

berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam.

2.3.9 Teori Ilustrasi

Menurut Sigit Santoso, ilustrasi berasal dari kata Latin illustre yang artinya

menerangkan. Ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief, atau musik yang

bertujuan untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu. Menurut Simmon

Jennings dalam bukunya yang berjudul ”The Complete Guide to Advanced

Illustration and Design”, ilustrasi memiliki tiga fungsi, yaitu ilustrasi sebagai

informasi, ilustrasi sebagai dekorasi, dan ilustrasi sebagai komentar.

Dalam kampanye ini, ilustrasi yang digunakan bersifat sebagai dekorasi sekaligus

komentar. Dengan gaya kartun yang mudah diterima oleh seluruh lapisan

masyarakat.

2.4 PEMBANDING

“Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan Budayakan Keselamatan Sebagai

Kebutuhan” adalah sebuah selogan yang tidak asing lagi bagi para pengguna jalan di

Indonesia. Selogan ini diciptakan oleh Korps Lalu Lintas Polri untuk

mengkampanyekan budaya tertib berkendara kepada seluruh lapisan masyarakat.

2.4.1 SELOGAN

Gambar 2.5 Selogan

sumber : korlantaspolri.blogspot.com

2.4.2 SPANDUK

Gambar 2.6 Spanduk sumber : korlantaspolri.blogspot.com

Spanduk sebagai penarik perhatian masyarakat dengan tangan mengacung keatas

sebagai elemen visual yang memiliki arti,“Saya mau menjadi pelopor keselamatan

berkendara” dengan harapan masyarakat tergerak untuk terus mengedepankan

keselamatan berkendara bagi masing-masing individu.

2.5 ANALISA SWOT

STRENGHT

• Mood dari kampanye yang fun namun tetap lugas menyampaikan pesan.

• Mensosialisasikan tentang undang-undang yang berlaku agar masyarakat

lebih melek dengan hukum yang ada.

• Kalimalang merupakan salah satu pilihan rute utama bagi pengendara motor.

WEAKNESS

• Ketidak tertiban di jalan sering dianggap remeh oleh masyarakat, padahal

dapat berdampak fatal untuk para korbannya.

• Sebagian pribadi masyarakat yang terlanjur terbentuk menjadi seorang

pelanggar peraturan di jalan.

OPPORTUNITIS

• Belum ada penggagas kampanye semacam ini di jalan raya di daerah Bekasi.

• Menghimbau masyarakat agar lebih waspada dijalan terhadap hal-hal yang

bersifat mendadak di jalan raya yang tidak jarang berujung kepada saling

menyalahkan satu sama lain.

THREAT

Ketidak pedulian yang sudah mendarah daging untuk segelintir masyarakat.