gambaran ibu hamil pada k4 di puskesmas karangmojo …repository.unjaya.ac.id/2447/2/dwi aak putri...
TRANSCRIPT
i
GAMBARAN IBU HAMIL PADA K4 DI PUSKESMAS KARANGMOJO II
GUNUNG KIDUL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes
Jenderal Achmad YaniYogyakarta
Disusun Oleh :
DWI AAK PUTRI WIDIASTUTI
1112177
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:
“Gambaran Ibu Hamil Pada K4 Di Puskesmas Karangmojo II Gunung Kidul”.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat terselesaikan, atas bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu dan
pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan banyak terima
kasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Harjo, dr., M. Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta, yang telah memberikan izin kesempatan kepada penulis untuk
menimba ilmu di lembaga ini.
2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan izin dan
kesempatan kepada penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah.
3. Dwi Yulinda, M.Keb selaku Pembimbing yang dengan sabar telah
memberikan pengarahan, bimbingan serta motivasi, serta memberikan
dorongan penuh kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Gunanto, SKM., MSc. Selaku dewan Penguji yang telah memberikan saran
dan bimbingan.
5. Dosen-dosen pembimbing lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
6. Bidan dan pengurus Puskesmas Karangmojo II Gunung Kidul, yang telah
bersedia dalam memberikan data.
7. Kedua Orangtua yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat serta kebaikan
kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan
bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini
berguna bagi semua.
Yogyakarta, Juli 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................ 8
B. Kerangka Teori............................................................................ 31
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 31
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ......................................................................... 33
B. Lokasi danWaktu Penelitian........................................................ 33
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 33
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 34
E. Definisi Operasional .................................................................... 34
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .......................................... 34
G. Metode Pengelolahan dan Analisa Data...................................... 35
H. Etika Penelitian ........................................................................... 36
I. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 39
B. Pembahasan ................................................................................. 41
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 46
B. Saran ............................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 34
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ........................... 39
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori ....................................................................... 31
Gambar 2.2. Kerangka Konsep ................................................................... 31
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Studi Pendahuluan ke Kesatuan Bangsa
Lampiran 2 : Surat Izin Studi Pendahuluan ke Bupati Gunung Kidul
Lampiran 3 : Surat Izin Studi Pendahuluan Di Puskesmas Karangmojo II Gunung Kidul
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian ke Bupati Gunung Kidul
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian ke Puskesmas Karangmojo II Gunung Kidul
Lampiran 7 : Surat Permohonan Menjadi Tempat Penelitian
Lampiran 8 : Lembar Check List
Lampiran 9 : Hasil Penelitian
Lampiran 10 : Lembar Kegiatan Penyusunan Proposal
Lampiran 11 : Lembar Konsul
GAMBARAN IBU HAMIL PADA K4
DI PUSKESMAS KARANGMOJO II
GUNUNG KIDUL
INTISARI
Dwi Aak Putri Widias Tuti 1, Dwi Yulinda M.Keb 2
Latar Belakang : Angka kematian ibu tercatat mencapai 305 per 100 ribu kelahiran
hidup (Kemenkes RI, 2016). Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas
(Kemenkes RI, 2016).Kunjungan antenatal care (ANC) atau kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Cakupan kunjungan ANC di Indonesia pada tahun 2015,
yaitu K1 95,75% dan K4 87,48% (Kemenkes RI, 2016). Data Dinkes DIY menyebutkan
bahwa kunjungan K4 di DIY sudah mencapai 46.526, (92,8%) dari total ibu hamil
50.133. Kabupaten Sleman memiliki cakupan kunjungan tertinggi 96,77% dan
kabupaten Gunung Kidul memiliki cakupan K4 terendah 89,83% (Dinkes DIY, 2015).
Puskesmas Karangmojo II merupakan puskesmas dengan cakupan K4 paling rendah
77,5%.
Tujuan :Mengetahui gambaran ibu hamil pada K4 di Puskesmas Karangmojo II,
Gunung Kidul
Metode Penelitian : Penelitian metode deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan K4 di Puskesmas Karangmojo II,
Gunung Kidul, sebanyak229. Metode sampel adalah total sampling. Analisis deskriptif
prosentase.
Hasil : Sebagian besar memiliki umur reproduksi sehat (20-35 tahun) (67,2%),
memiliki pendidikan dasar (58,5%), dan jumlah anak kategori multipara (40,2%).
Kesimpulan: Sebagian besar responden memiliki kategori umur reproduksi sehat (20-
35 tahun), pendidikan dasar dan multipara.
Kata kunci : Karakteristik, ANC
1 Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta 2 Dosen Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
DESCRIPTION OF THE PREGNANT WOMEN ON THE FOURTH VISITS
AT HEALTH CENTER KARANGMOJO II
GUNUNG KIDUL
ABSTRACT
Dwi Aak Putri Widias Tuti 1, Dwi Yulinda M.Keb 2
Background: Maternal mortality was recorded at 305 per 100 thousand live births (Ministry of
Health RI, 2016). Efforts to accelerate the reduction of maternal mortality rate (MMR) can be done
by ensuring that every mother is able to access the quality of maternal health services (Ministry of
Health RI, 2016). An antenatal care visit (ANC) or a pregnant mother's visit to a midwife or doctor
should be done as early as possible since she feels she is pregnant for antenatal care. The coverage
of ANC visit in Indonesia in 2015, that is visits one 95,75% and visits four 87,48% (Ministry of
Health, 2016). In Yogyakarta Special Region mentioned that visits four visit in Special Region
Yogyakarta has reached 46,526, (92,8%) from total pregnant women 50,133. Sleman highest
coverage of 96.77% and Gunung Kidul has lowest visits four coverage of 89.83% Health Center
Karangmojo II is the health center with the lowest visits four coverage of 77.5%.
Objective: Find out the picture of pregnant mother at visits four in Health Center Karangmojo II,
Gunung Kidul.
Research Methods: Descriptive research method. The population of this study were all pregnant
women who visited four at Public Health Center Karangmojo II, Gunung Kidul. as many as 229.
The sample method was total sampling. Percentage descriptive analysis.
Results: Most respondent had healthy reproductive age (20-35 years) (67.2%), and had basic
education (58.5%), and number of multiparity category (40.2%).
Conclusion: Most respondents have healthy reproductive age categories (20-35 years) (67.2%),
recent education in primary and junior secondary education (58.5%) and multiparity category
(40.2%).
Keywords: Characteristic, ANC
1 Student Of Midwifery Studies Program (D-3) Stikes General Achmad Yani
Yogyakarta 2 Lecture Of Midwifery Studies Program (D-3) Stikes General Achmad Yani
Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data WHO (2010) menunjukkan tahun 2010, sekitar 287 per 100.000
kelahiran hidup perempuan meninggal selama kehamilan atau persalinan. Hampir
99% kematian ibu terjadi di negara berkembang. Kematian ibu di negara
berkembang 240 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara maju
16 per 100.000 kelahiran (WHO, 2011). Di ASEAN, Indonesia menjadi negara
yang memiliki angka kematian ibu tertinggi. Angka kematian ibu (AKI)
merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, angka kematian
ibu tercatat mencapai 305 per 100 ribu kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2016).
Kemenkes RI (2016), menyebutkan 20% dari kehamilan diprediksi akan
mengalami komplikasi, selain itu beberapa faktor penyebab langsung kematian
ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi
11%, partus lama 5%, dan abortus 5%, sedangkan faktor tidak langsung penyebab
kematian ibu karena faktor “4 terlalu” dan “3 terlambat”, antara lain terlalu muda
melahirkan (usia kurang dari 20 tahun), terlalu tua melahirkan (usia lebih dari 35
tahun), terlalu sering melahirnya (banyak anak) dan terlalu dekat melahirkan
(jarak antara kelahiran kurang dari 2 tahun), sedangkan 3 keterlambatan antara
lain terlambat mengenali tanda bahaya dan memutuskan dirujuk ke fasilitas
kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan
pelayanan di fasilitas kesehatan (Depkes RI, 2010).
Kebijakan Kementrian Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI
dengan pendekatan pelayanan ibu dan anak di tingkat dasar dan rujukan yang
dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “empat pilar safe mother hood”
dimana pilar kedua adalah asuhan antenatal yang bertujuan untuk memantau
perkembangan kehamilan dan mendeteksi kelainan atau komplikasi yang
menyertai kehamilan secara dini dan ditangani secara benar (Kemenkes RI, 2016).
2
Upaya tersaebut meliputi percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca
persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan
keluarga berencana (Kemenkes RI, 2016).
Kunjungan antenatal care (ANC) atau kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan ANC, petugas mengumpulkan
dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi (Saifudin, Dkk., 2010).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya dilaksanakan sesuai Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK) yang dalam penerapannya meliputi 7T dan meningkat menjadi
10T. Seiring berjalannya waktu pasti tuntutan akan peningkatan kualitas
pelayanan asuhan kebidanan. Standar minimal pemeriksaan asuhan kebidanan
“10T”, meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
ukur lingkar lengan atas (nilai status gizi), ukur tinggi fundus uteri, tentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus
dan berikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat
Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium, tatalaksana kasus, temu
wicara (konseling) (Kemenkes RI, 2016).
Data Kematian ibu di DIY tahun 2015 berjumlah 32 ibu, data tersebut
menunjukkan Kabupaten Bantul merupakan yang tertinggi dengan 11 kasus
kematian dari 9.835 ibu hamil, posisi kedua yakni Kabupaten Gunungkidul
7 kasus dari 6.215 ibu hamil, Kota Madya Yogyakarta terdapat 5 kasus dari 3.163
ibu hamil, Kulon Progo 5 kasus dari 7.624 ibu hamil, dan sementara Kabupaten
Sleman terdapat 4 kasus dari 11.627 ibu hamil (Dinas Kesehatan Provinsi DIY,
2015).
3
Cakupan kunjungan ANC di Indonesia pada tahun 2015, yaitu K1 95,75%
dan K4 87,48% (Kemenkes RI, 2016). Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Data
Dinkes DIY juga menyebutkan bahwa kunjungan K4 di DIY sudah mencapai
46.526 (92,8%) dari total ibu hamil 50.133 ibu hamil. Kabupaten Sleman
merupakan Kabupaten dengan cakupan kunjungan tertinggi 96,77% dan
kabupaten Gunung Kidul merupakan kabupaten dengan cakupan K4 terendah
89,83% (Dinkes Diy, 2015). Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung
Kidul tahun 2016, Puskesmas Karangmojo II merupakan puskesmas dengan
cakupan K4 paling rendah 77,5%.
Kesadaran ibu untuk merawat kehamilannya tercermin dari perilakunya
dalam memilih pelayanan dan dijelaskan dalam enam model yaitu faktor penolong
persalinan, pilihan kelas persalinan, pilihan untuk operasi, kedekatan lokasi
pelayanan, jenis kelamin, dan alat transportasi. Sementara itu, beberapa variabel
penjelas yang mempengaruhi adalah kepadatan penduduk, karakteristik kehamilan
(kehamilan yang ke), usia ibu, pekerjaan, tingkat pendidikan, dan jumlah anak.
Dengan demikian, kompleksitas model dapat menjelaskan perilaku ibu dalam
melakukan pilihan permintaan pelayanan persalinan dan diharapkan akan berda
mpak pada keselamatan ibu dan bayi (Saifuddin, 2010).
Kunjungan ANC yang teratur dan pengawasan yang rutin dari bidan maupun
dokter selama masa kehamilan tersebut diharapkan membuat komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum dapat
dikenali secara lebih dini. Hal ini dapat mengurangi resiko kematian ibu hamil.
Menurut Kemenkes RI (2016) faktor yang mempengaruhi pencapaian kunjungan
KI dan K4 ibu hamil diantaranya adalah faktor internal (paritas ,pendidikan, usia)
dan eksternal (pengetahuan, sikap, ekonomi, sosial budaya, geografis, informasi
dan dukungan).
Menurut Lestari (2011) dampak dari ibu hamil yang tidak mengikuti ANC
adalah meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas ibu, tidak terdeteksinya
kelainan-kelainan kehamilan dan kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan
tidak dapat dideteksi secara dini. Cakupan pelayanan ANC dapat dipantau melalui
pelayanan kunjungan baru ibu hamil (KI) untuk melihat akses dan pelayanan
4
kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit 4 kali (K4) dengan distribusi
sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada
trimester ketiga
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Karangmojo II, Gunung
Kidul tanggal Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul 2016, diperoleh data
bahwa jumlah ibu hamil di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul 2016
sebanyak 264 ibu hamil, dari jumlah tersebut yang berkunjung untuk
memeriksakan kehamilannya (K4) pada tahun 2016 sebanyak 229 ibu hamil. Pada
studi pendahuluan tersebut peneliti melakukan wawancara terhadap petugas
kesehatan/bidan Puskesmas, isi wawancara berkaitan dengan kunjungan k4, hasil
wawancara menunjukkan bahwa di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul
sudah pernah diadakan penyuluhan mengenai pentingnya kunjungan kehamilan
terutama K4, akan tetapi minat atau partisipasi ibu hamil masih dapat dikatakan
rendah terbukti dari 100 undangan yang disebar hanya 23 ibu yang hadir. Hal ini
disebabkan faktor pekerjaan ibu yang lebih memilih untuk bertani dan juga jarak
Puskesmas yang jauh dari rumah. Di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul
juga pernah terjadi komplikasi pada ibu hamil saat akan melahirkan, akan tetapi
langsung dirujuk ke RSUD Wonosari, Gunung Kidul. Puskesmas Karangmojo II,
Gunung Kidul memiliki 3 wilayah kerja, yaitu Desa Bejiharjo, Desa Kelor dan
Desa Bendungan.
Berdasarkan pada latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti
gambaran ibu hamil pada K4 di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah usulan penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah gambaran ibu hamil pada K4 di Puskesmas Karangmojo II,
Gunung Kidul?”.
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk diketahui gambaran karakteristik
K4 pada ibu hamil di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk diketahui gambaran umur ibu hamil pada K4 di Puskesmas
Karangmojo II, Gunung Kidul
b. Untuk diketahui gambaran pendidikan ibu hamil pada K4 di Puskesmas
Karangmojo II, Gunung Kidul
c. Untuk diketahui gambaran paritas ibu hamil pada K4 di Puskesmas
Karangmojo II, Gunung Kidul
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gambaran ibu hamil pada K4.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Petugas Kesehatan (Bidan) di Puskesmas Karangmojo II, Gunung
Kidul.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan sehingga dapat
meningkatkan pelayanan antenatal care (ANC) khususnya mengenai K4
pada ibu hamil.
b. Bagi Mahasiswa Kebidanan Stikes Achmad Yani
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi mahasiswi
terutama kebidanan serta dapat menjadi tambahan sarana dalam
pembelajaran dan pengetahuan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
mengenai pelayanan K4 pada ibu hamil
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan data
bagi peneliti selanjutnya.
6
E. Keaslian Penelitian
1. Sayekti, (2014). Umur Dan Paritas Ibu Hamil Terhadap Kunjungan (K-4) di
BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-Maret 2014. Jenis penelitian
yang digunakan merupakan penelitian deskiptif dengan metode dengan survey
observasional dan rancangan non probability sampling (sampel jenuh)
sebesar 355 orang. Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil yang berumur 20-
35 tahun mayoritas melakukan K-4 (67,90 %) dibandingkan dengan ibu hamil
yang berumur 35 tahun mayoritas melakukan K-4 akses (61,54 %). Hasil
analisis paritas ibu hamil yang melakukan K4 murni mayoritas primipara
(70,79 %) dibandingkan K-4 akses mayoritas grande multipara (66,67 %).
Persamaan penelitian yaitu pada penelitian ini tema yang diangkat tentang
pelaksanan pelayanan pada ibu hamil, dan metode penelitian. Perbedaan
penelitian terletak pada jumlah sample, teknik pengambilan sampel, variabel,
waktu dan tempat penelitian.
2. Wulandari, (2015). Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil Dengan
Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan (K4) di Desa Sangkanmanik Wialayah
Kerja Puskesmas Cimarga, Bandung. Jawa Barat. Jenis penelitian yang
digunakan merupakan penelitian korelasi analitik dengan metode dengan
survey observasional dan rancangan purposive sampling sebesar 60 ibu
hamil. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu hamil di Desa
Sangkanmanik wilayah Kerja Puskesmas Cimarga tahun 2011 tidak
memeriksakan kehamilannya sampai lengkap (K4) yaitu (68,3%).
Ketidaklengkapan pemeriksaan kehamilan (K4) lebih banyak terjadi pada ibu
hamil yang berusia < 20 tahun atau > 35 tahun (81,8%). Ketidaklengkapan
pemeriksaan kehamilan (K4) lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang
berpendidikan ≤ SLTP (81,8%). Ketidaklengkapan pemeriksaan kehamilan
(K4) lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang memiliki paritas ≥ 3 (76,5%).
Umur dan paritas memiliki hubungan terhadap kelengkapan pemeriksaan
kehamilan. Persamaan penelitian yaitu pada penelitian ini tema yang diangkat
tentang pelaksanan pelayanan pada ibu hamil, dan metode penelitian.
7
Perbedaan penelitian terletak pada jumlah sample, teknik pengambilan
sampel, variabel, waktu dan tempat penelitian.
3. Febriani, (2011.) Gambaran Cakupan K4 Dan Beberapa Karakteristik Ibu
Tentang Pemeriksaan Kehamilan Pada Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di
Kabupaten Brebes Tahun 2010. Jenis penelitian yang digunakan merupakan
penelitian deskiptif dengan metode rapid survey dan rancangan multi stages
sampling. Hasil penelitian menggambarkan cakupan K4 di Kabupaten Brebes
pada Januari-Mei 2010 yaitu 26,67%. 82,38% ibu berada pada usia produktif,
77,6% ibu memiliki tingkat pendidikan dasar, 49,5% ibu adalah ibu rumah
tangga dan memiliki pendapatan lebih dari UMR. Hanya 43,8% ibu yang
memiliki tingkat pengetahuan baik dan 26,67% ibu yang melakukan praktik
kategori baik. 73,33% ibu d bapat menjangkau biaya pemeriksaan kehamilan.
Persamaan penelitian yaitu pada penelitian ini tema yang diangkat tentang
pelaksanan pelayanan pada ibu hamil, dan metode penelitian. Perbedaan
penelitian terletak pada jumlah sampel, teknik pengambilan sampel, variabel,
waktu dan tempat penelitian.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Karangmojo II, Gunung
Kidul. Yang berlamat di Bejiharjo, Kec. Karangmojo, Kabupaten Gunung
Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah kerja Puskesmas Karangmojo
II, Gunung Kidul, meliput 4 kelurahan yaitu Bendungan, Bejiharjo, Wiladeg
dan Kelor.
Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul dalam upaya pemberian
layanan kepada masyarakat memiliki 4 poli yang terdiri dari (poli umum, poli
gigi, poli kesehatan ibu dan anak (KIA) dan poli (IMS, IVA dan kesehatan
reproduksi) yang setiap harinya semua poli buka dari jam 08.00 pagi – 16.00.
Selain itu di Puskesmas Karangmojo II memiliki layanan lain diantaranya,
rekam jantung (EKG), khusus untuk layanan Ultra Sono Grafi (USG) buka
hari Selasa dan Kamis dari jm 08.00 – selesai. Sementara layanan konsultasi
di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul., terdiri dari konsultasi gizi,
konsultasi ASI, konsultasi keliling, konsultasi berhenti merokok dan
konsultasi kesehatan peduli remaja (PKPR). Sementara untuk layanan
keluarga berencana kontrasepsi dijadikan satu dalam poli kesehatan ibu dan
anak (KIA) dan ASI buka setiap hari Senin – Jumat jam 08.00- selesai.
Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul dalam upaya pemberian
layanan memiliki jumlah ketenagaan sebanyak 40 orang yang terdiri dari 21
orang pegawai negeri sipil dan 19 orang non pegawai negeri sipil. Selain itu
untuk tenaga medis di Puskesmas Karangmojo II antara lain, dokter umum : 2
orang, dokter gigi : 1 orang, dokter mata : 1 orang bidan 4 orang
Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul dalam upaya peningkatan
pemeriksaan kunjungan ibu hamil telah melaksanakan banyak kegiatan dan
program, diantaranya sering diadakannya penyuluhan mengenai pentingnya
ANC ke setiap Posyandu diwilayah kerja Puskesmas Karangmojo II, Gunung
40
Kidul, pelatihan kader kesehatan Posyandu mengenai pencegahan bahaya
kehamilan dan persalinan, pemberian tablet Fe gratis pada ibu hamil serta
menggalakkan kader kesehatan Posyandu untuk memantau kesehatan setiap
ibu yang sedang hamil secara berkala.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan
umur, pendidikan dan paritas. Karakteristik berdasarkan umur, pendidikan,
pekerjaan dan paritas, dapat dilihat pada tabel 4.1. dibawah ini
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
Umur
Reproduksi Sehat (20 -
35 Tahun)
154 67.2
Reproduksi Tidak Sehat
(< 20 Tahun atau > 35
Tahun)
75 32.8
Pendidikan
Pendidikan Dasar 134 58.5
Pendidikan Menengah 83 36.2
Pendidikan Tinggi 12 5.2
Paritas
Primipara 68 29.7
Multipara 92 40.2
Grande Multipara 69 30.1
Jumlah 229 100
Sumber : Data Sekunder diolah (2016)
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki kategori umur reprodukasi sehat (20-35 tahun), yaitu
sebanyak 154 responden (67,2%), dengan pendidikan terakhir kategori
pendidikan dasar (SD dan SMP) sebanyak 134 responden (58,5%) dan
merupakan ibu dengan paritas kategori multipara, yaitu sebanyak 92
responden (40,2%)
41
B. Pembahasan
1. Umur
Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun (Wahit, 2010). Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Waktu
reproduksi sehat adalah antara umur 20-35 tahun (Manuaba, 2010). Hasil
penelitian yang dilakukan di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul,
dengan jumlah responden 229 responden diperoleh data bahwa, sebagian
besar responden memiliki kategori umur reproduksi sehat (20-35 tahun)
(67,2%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum ibu-ibu yang
melaksanakan kunjungan K4 masih berusia reproduksi sehat, hal ini tentunya
sangat baik bagi proses kehamilan hingga persalinan, artinya para ibu sudah
mengetahui tentang pentingnya K4 pada saat hamil.
Sebagai mana teori yang menyatakan bahwa umur sangat menentukan
suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko tinggi apabila ibu hamil berusia di
bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Umur di bawah 20 tahun dikhawatirkan
mempunyai risiko komplikasi yang erat kaitannya dengan kesehatan
reproduksi wanita, diatas 35 tahun mempunyai risiko tinggi karena adanya
kemunduran fungsi alat reproduksi. Gangguan ini bukan hanya bersifat fisik
karena belum optimalnya perkembangan fungsi organ-organ reproduksi,
namun secara psikologis belum siap menanggung beban moral, mental, dan
gejolak emosional yang timbul serta kurang pengalaman dalam melakukan
pemeriksaan ANC (Padila, 2014).
Dampak yang terjadi pada kehamilan usia muda (<20 tahun) dan tidak
dilakukan pemeriksaan kehamilan ssecara rutin dan berkala diantaranya
abortus (keguguran), persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR)
dan kelainan bawaan, mudah terinfeksi, keadaan gizi yang buruk, tingkat
sosial ekonomi yang rendah dan stress, anemia kehamilan dan keracunan
kehamilan (gestosis).
Umur aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah
42
20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi, dari pada kematian maternal yang
terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah
usia 30-35 tahun (Padila, 2014).
Hal juga ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa umur
mempunyai kaitan erat dengan berbagai segi organisasi, kaitan umur dengan
tingkat kedewasaan psikologis menunjukkan kematangan dalam arti individu
menjadi semakin bijaksana dalam mengambil keputusan bagi kepentingan
organisasi. Kematangan individu dengan pertambahan usia berhubungan erat
dengan kemampuan analisis terhadap permasalahan atau fenomena yang
ditemukan menyatakan bahwa kemampuan analisis akan berjalan sesuai
dengan pertambahan usia, seorang individu diharapkan dapat belajar untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan
kematangan usia (Slameto, 2008).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sayekti, (2014.) Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil yang berumur 20-35
tahun mayoritas melakukan K4 (67,90 %) dibandingkan dengan ibu hamil
yang berumur 35 tahun mayoritas melakukan K4 (61,54 %). Hasil analisis
paritas ibu hamil yang melakukan K4 mayoritas primipara (70,79 %)
dibandingkan K4 mayoritas grande multipara (66,67 %).
2. Pendidikan
Pendidkan merupakan pengembangan diri dari individu dan kepribadian
yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta nilai-nilai sehingga
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Di dalam beberapa faktor
pendidikan sering kali memegang syarat paling pokok untuk memegang
fungsi-fungsi tertentu. Untuk tercapainya kesuksesan di dalam bekerja dituntut
pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang dipeganganya, (Mularso, 2012).
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul,
dengan jumlah responden 229 responden diperoleh data bahwa, sebagian
43
besar responden memiliki pendidikan terakhir kategori pendidikan dasar (SD
dan SMP) (58,5%)
Hasil penelitian ini menunjukkan dengan kategori pendidikan responden
yang masuk dalam kategori pendidikan dasar menjadi salah satu penyebab ibu
hamil kurang memahami tentang penting K4 pada saat hamil. Hal ini juga
menunjukkan kenapa di wilayah kerja Puskesmas Karangmojo II, Gunung
Kidul K4 masih rendah, ternayata salah satu penyebabnya secara demografi
pendudukny masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Pendidikan
yang rendah tentunya berpengaruh pada pengetahuan dan pemahaman
seseorang, begitu juga dengan pengetahuan tentang pentingnya K4 pada ibu
hamil di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul .Hal tersebut juga saat ini
menjadi fokus pihak Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul untuk
meningkatkan tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang
pentingnya kunjungan K4, diantaranya dengan pemberian konseling secara
berkala pada ibu hamil dan penyuluhan tentang K4 di Posyandu yang masih
dalam wialyah kerja Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul.
Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pendidkan
merupakan pengembangan diri dari individu dan kepribadian yang
dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan serta nilai-nilai sehingga mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Di dalam beberapa faktor pendidikan
sering kali memegang syarat paling pokok untuk memegang fungsi-fungsi
tertentu. Untuk tercapainya kesuksesan di dalam bekerja dituntut pendidikan
yang sesuai dengan jabatan yang dipeganganya, (Mularso, 2012).
Pendidikan dapat terjadi melalui kegiatan atau proses belajar yang dapat
terjadi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja yang mempunyai tiga ciri
khas. Ciri pertama, belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan
pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik
aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar bahwa perubahan
tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang
44
relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan
didasari bukan karena kebetulan (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wulandari (2015). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu hamil di
Desa Sangkanmanik wilayah Kerja Puskesmas Cimarga tahun 2011 tidak
memeriksakan kehamilannya sampai lengkap (K4) yaitu (68,3%).
Ketidaklengkapan pemeriksaan kehamilan (K4) lebih banyak terjadi pada ibu
hamil yang berusia < 20 tahun atau > 35 tahun (81,8%). Ketidaklengkapan
pemeriksaan kehamilan (K4) lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang
berpendidikan ≤ SLTP (81,8%). Ketidaklengkapan pemeriksaan kehamilan
(K4) lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang memiliki paritas ≥ 3 (76,5%).
3. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh
seorang wanita (BKKBN, 2013). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat
dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Hasil penelitian
yang dilakukan di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul, dengan jumlah
responden 229 responden diperoleh data bahwa, sebagian besar responden
merupakan ibu dengan paritas kategori multipara (40,2%). Paritas adalah
keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang.
Ibu yang hamil untuk petama kali akan merasakan hal yang baru
sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.
Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang,
mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak
termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya. Hal ini menyebabkan
rendahnya K4 di wilayah kerja Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul.
Kesadaran ibu untuk merawat kehamilannya tercermin dari perilakunya
dalam memilih pelayanan dan dijelaskan dalam enam model yaitu faktor
penolong persalinan, pilihan kelas persalinan, pilihan untuk operasi,
kedekatan lokasi pelayanan, jenis kelamin, dan alat transportasi. Sementara
itu, beberapa variabel penjelas yang mempengaruhi adalah kepadatan
penduduk, karakteristik kehamilan (kehamilan yang ke), usia ibu, pekerjaan,
45
tingkat pendidikan, dan paritas. Dengan demikian, kompleksitas model dapat
menjelaskan perilaku ibu dalam melakukan pilihan permintaan pelayanan
persalinan dan diharapkan akan berda mpak pada keselamatan ibu dan bayi
(Saifuddin, 2010).
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini yang dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian sejenis yang lebih baik,
diantaranya adalah:
1. Di dalam penelitian ini masih terdapat faktor yang belum diteliti yaitu Faktor
Eksternal : Pengetahuan , Sikap, Tingkat sosial ekonomi, Sosial budaya,
Geografis, Peran suami (dukungan) dan Informasi.
2. Terdapat 13,26% ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Karangmojo II,
Gunung Kidul yang tidak melakukan kunjungan K4.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakuakan untuk mengetahui gambaran ibu hamil pada K4 di
Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden memiliki kategori umur reproduksi sehat
(67,2%).
2. Sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir kategori
pendidikan dasar (58,5%).
3. Sebagian besar paritas kategori multipara (40,2%).
B. Saran
1. Bagi Petugas Kesehatan (Bidan) di Puskesmas Karangmojo II, Gunung
Kidul.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapakan petugas kesehatan
(bidan) di Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul. melakukan
pemeriksaan pada ibu hamil secara langsung di posyandu di setiap dusun
untuk meningkatkan kunjungan antenatal care.
2. Bagi Mahasiswa Kebidanan Stikes Achmad Yani
Berdasarkan hasil penelitian ini Mahasiswa Kebidanan Stikes
Achmad Yani diharapkan dapat mempergunakan hasil penelitian ini
sebagai referensi mahasiswi terutama kebidanan serta dapat menjadi
tambahan sarana dalam pembelajaran dan pengetahuan dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan mengenai pelayanan K4 pada ibu hamil, selain itu juga
diharapkan mahasiswa memperoleh dan lebih paham mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi ANC pada ibu hamil.
47
3. Bagi peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian ini bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat melakukan penelitian ibu hamil yang masih belum diteliti dalam
penelitian ini yaitu pada faktor eksternal : pengetahuan , sikap, tingkat
sosial ekonomi, sosial budaya, geografis, peran suami (dukungan) dan
informasi.
Di wilayah kerja Puskesmas Karangmojo II, Gunung Kidul masih
terdapat ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan K4 yaitu :13,26%,
diharapkan peneliti dapat mengembangkan penelitian ini menggunakan
sumber data yaitu data primer agar hasilnya lebih baik dan kesimpulannya
bias lebih di genaralisasikan.
DAFTAR PUSATAKA
Arikunto, (2010), Prosedur penelitian, Suatu pendekatan praktik. (Edisi Revisi),
Rineka Cipta, Jakarta.
BKKBN, (2013), Pemantauan pasangan usia subur melalui mini survei
Indonesia. BKKBN, Jakarta.
Bobak. (2009), Buku saku keperawatan maternitas. EGC, Jakarta.
Budioro. (2009), Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat, Badan
penerbit. Universitas Diponegoro, Semarang.
Depdiknas. (2011), Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta.
Depkes RI. (2010), Buku standar pelayanan kebidanan, Depkes RI, Jakarta.
Dinkes DIY. (2015), Profil Kesehatan DIY 2014, Yogyakarta.
______. (2016), Profil Kesehatan DIY 2015, Yogyakarta.
Effendy. (2008), Keperawatan kesehatan komunitas, Teori dan praktek dalam
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat. (2010), Metode penelitian kesehatan paradigma kuantitatif. Health
Books, Jakarta.
Kemenkes RI. (2016), Profil Kesehatan RI 2015, Jakarta.
Kusmiyati, Dkk. (2009), Perawatan ibu hamil, Fitramaya, Yogyakarta.
Lamadhah. (2010), Buku pintar kelahiran dan melahirkan, DIVA Press,
Yogyakarta.
Lestari. (2011), Tips praktis mengetahui masa subur katahati, Yogyakarta.
Manuaba, I.B.G. Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan dan keluarga berencana
untuk pendidikan bidan. Jakarta, EGC. 2010.
Meilani, Dkk. (2009), Kebidanan Komunitas, Fitramaya, Yogyakarta.
Mochtar. (2010), Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Jilid 1, EGC, Jakarta.
Mufdlilah, (2009), Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Nuha Medika,
Yogyakarta.
Mularso. (2012), Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.
Nadesul. (2009), Cara Sehat Menjadi Perempuan, Buku Kompas, Salatiga.
Notoadmojo, S. (2010), Metode penelitian kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
_____________. (2010), Pendidikan dan perilaku kesehatan, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Nursalam. (2012), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Sarwono, P. (2009), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Yogyakarta.
Saifuddin, AB. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Salmah. (2009), Asuhan Kebidanan Antenatal, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sayekti (2014). Umur Dan Paritas Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Kehamilan
Pertama (K-4) di BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-
Maret 2014. Surabaya.
Siagian. (2011), Manajemen sumber daya manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Slameto. (2008), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta, Jakarta.
Soetjiningsih. (2010), Perkembangan anak dan permasalahannya dalam buku
ajar Ilmu perkembangan anak dan remaja. Sagung Seto, Jakarta.
Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suririnah, 2009. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT. Gramedia
Varney. (2009), Buku Saku Bidan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Wahit. (2010), Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
WHO. (2011), Antenatal Care And The Financial And Organization,
http//www.euro.who.int/Document. (5 Januari 2017).