fibroadenoma mammae

31
BED SIDE TEACHING Fibroadenoma Mammae Oleh: Ratri Hapsari 130112110078 Sindy Amalia F 130112110671 Sofa Rahmannia 130112110669 Dani Ferdian 130112110127 Nurul Farhana 130112113097 Moh. Heikal 130112113569 Caroline David 130112113544 Sathia Rubini 130112113052 Petrus Aprianto 130112110046

Upload: indhysa

Post on 23-May-2017

273 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fibroadenoma Mammae

BED SIDE TEACHING

Fibroadenoma Mammae

Oleh:

Ratri Hapsari 130112110078

Sindy Amalia F 130112110671

Sofa Rahmannia 130112110669

Dani Ferdian 130112110127

Nurul Farhana 130112113097

Moh. Heikal 130112113569

Caroline David 130112113544

Sathia Rubini 130112113052

Petrus Aprianto 130112110046

BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Page 2: Fibroadenoma Mammae

2012

I. KETERANGAN UMUM

Nama : Ny. Ria

Umur : 31 tahun

Alamat : Cimahi

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tanggal pemeriksaan : 6 Juni 2012

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Benjolan di payudara kiri

Penderita merasakan adanya benjolan yang baru disadari sejak seminggu

yang lalu pada payudara kiri. Benjolan berukuran cukup besar dan dirassakan

nyeri jika ditekan. Penderita juga mengakui adanya puting yang melekuk ke

dalam sekitar 4 tahun yang lalu, sehingga penderita tidak dapat menyusui anak

keduanya dengan payudara kirinya. Tidak ditemukan adanya kulit diatas benjolan

menjadi kemerahan, kulit yang melekuk ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar

cairan, darah dari puting susu tidak ada maupun adanya benjolan di tempat lain

tidak ada. Keluhan tidak disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat,

rasa penuh di ulu hati, nyeri pada tulang punggung maupun paha. Keluhan

benjolan tidak disertai dengan bengkak pada lengan.

Penderita haid pertama pada usia 13 tahun, siklus 28 hari, teratur.

Penderita sekarang menggunakan alat kontrasepsi berupa spiral. Riwayat benjolan

maupun operasi di payudara sebelumnya tidak ada. Riwayat benjolan payudara

pada keluarga tidak ada. Riwayat radiasi pada daerah dinding dada tidak ada.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Page 3: Fibroadenoma Mammae

Kesadaran : Kompos mentis

Gizi : Cukup

Tanda vital : TD = 120/80 mmHg R = 20 x/menit

N = 84 x/menit S = afebris

Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : JVP tak meningkat

KGB (aksila/supraklavikula/infraklavikula) : Tidak teraba membesar

Kulit : Turgor baik

Thoraks : Bentuk dan gerak simetris

Pulmo : Sonor, VF, VR, VBS kiri = kanan

Cor : Bunyi jantung murni reguler

Abdomen : Datar, lembut

Hepar dan lien tidak teraba

Bising usus (+) Normal

Ekstremitas : Edema -/-

Status Lokalis

a/r mammae dextra :

Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (+), edema (-),

ulserasi (-), nodul satelit (-), discharge (-), kulit

hiperemis (-).

Palpasi :

Kuadran medial atas teraba 1 buah massa berukuran 6 x 3 x 2 cm,

permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (+)

IV DIAGNOSIS KLINIS

Suspek Fibroadenoma mammae sinistra

Page 4: Fibroadenoma Mammae

V DIAGNOSIS BANDING

Fibroadenoma mammae sinistra

Karsinoma mammae sinistra

Kista mammae sinistra

VI USUL PEMERIKSAAN

USG mammae dextra

Biopsi eksisi

Laboratorium : Hb, jumlah leukosit, trombosit, hematokrit

Foto Thorax PA

VIII TERAPI

Umum :

o Edukasi penderita mengenai penyakitnya dan hal-hal yang

dapat dilakukan penderita untuk mendeteksi dini kelainan

pada payudara.

Khusus :

o Eksisi massa tumor

IX PROGNOSA

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Page 5: Fibroadenoma Mammae

Tinjauan Kepustakaan

Anatomi Payudara

Payudara pada wanita menonjol mulai dari iga ke II/III sampai ke VI/VII

dan dari dekat pinggir sternum sampai garis axilla anterior. Tetapi jaringan

payudara sebenarnya bisa lebih luas lagi sampai ke klavikula sebagai suatu lapisan

jaringan tipis dan ke medial sampai ke garis median, ke lateral sampai pinggir

otot latissimus dorsi. Ada suatu bagian dari payudara yang disebut buntut dari

payudara atau “axillary projection of the breast”.

Struktur Dasar

Terdiri atas kelenjar, jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak Jaringan

kelenjar, yang dinamakan kelenjar dan saluran tubuloalveolar, membentuk 15

sampai 20 lobus yang mengelilingi nipple, masing-masing bermuara ke duktus

lactiferous. Di tiap lobus terdapat lobulus-lobulus. Jaringan ikat fibrosa

memberikan struktur penahan dalam bentuk tali fibrosa atau ligament

suspensorium yang dihubungkan baik ke kulit maupun ke fascia. Jaringan lemak

terutama pada permukaan dan area tepi.

Page 6: Fibroadenoma Mammae

Gambar 1. Struktur Dasar Payudara

Setiap kelenjar mammae terdiri atas sekitar 15 sampai 20 lobus. Terdapat

ligament Cooper yang meluas dari fascia pectoralis profunda ke fascia kulit

superficial yang memberikan tahanan. Payudara dibagi menjadi empat kuadran,

yaitu upper inner quadrant (UIQ), lower inner quadrant (LIQ), upper outer

quadrant (UOQ) dan lower outer quadrant (LOQ).

Gambar 2. Pembagian Kuadran Payudara

Batas-batas payudara di antaranya :

Superior : vena aksila

Posterior : nervus thorakalis

Medial : M. Pectoralis minor

Lateral : M. Latissimus dorsi

Vaskularisasi

Perdarahan payudara terutama dari cabang arteri perforantes anterior dari

arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri

aksilaris, dan beberapa arteri interkostalis.

Drainase limfatik

Kelenjar getah bening pectoralis (anterior), berlokasi di lipatan aksila

anterior (di antara batas bawah M. Pectoralis mayor).

Upper outer quadrant (UOQ)

Upper inner quadrant (UIQ)

Upper lower quadrant (UIQ)Lower outer

quadrant (UIQ)

Page 7: Fibroadenoma Mammae

Kelenjar getah bening Subscapular (posterior), berlokasi di lipatan aksila

posterior (daerah batas lateral scapula). Drainasenya dari dinding belakang

dada dan sebagain lengan.

Kelenjar getah bening lateral, berlokasi di daerah humerus atas.

Drainasenya dari lengan.

Drainase dari KGB pusat di aksila, kemudian ke KGB infraclavicular dan

supraclavicular.

Sebagian drainase dari payudara ada yang langsung berhubungan dengan

KGB infraclavicular.

Gambar 3. Drainase Limfatik Payudara

Persarafan payudara juga harus diperhatikan dalam proses pembedahan

payudara, apabila ada kerusakan akibat proses pembedahan maka dapat terjadi

deficit fungsional pada saraf yang terkena, sebagai contoh :

Nervus Otot/area persarafan Defisit fungsional

N. torasikus (of Bell) Serratus anterior Winging scapula

N. torakodorsalis Latissimus dorsi Tidak dapat mendorong

diri sendiri untuk berdiri

dari posisi duduk

N. pektoralis medial dan

lateral

Pektoralis mayor dan

minor

Kelemahan dari otot

pektoralis

N. interkostobrakhial Menyebrang axilla secara Anestesi pada bagian

Page 8: Fibroadenoma Mammae

transversal menuju

bagian dalam lengan

dalam lengan

Masa teraba saat palpasi

Usia Lesi yang biasa

dijumpai

Karakteristik

15-25

25-50

> 50

Kehamilan/menyusui

Fibroadenoma

Kista

Fibrocystic changes

Kanker

Kanker (kecuali jika

tidak dapat dibuktikan)

Lactating adenoma, kista,

mastitis, kanker

Bulat, mobile, tidak nyeri

Lunak hingga keras,

bulat, mobile, kadang

nyeri

Noduler, ropelike

Irregular, stelate, keras,

batas tidak tegas

Irregular, stelate, keras,

batas tidak tegas

Irregular, stelate, keras,

batas tidak tegas

Faktor risiko kanker payudara :

Faktor Risiko relatif (%)

Riwayat keluarga

Hubungan derajat pertama dengan

penderita kanker payudara

Premenopausal

Premenopausal dan bilateral

Postmenopausal

Postmenopausal dan bilateral

Riwayat menstruasi

Menarche usia < 12

1,2-3,0

3,1

8,5-9,0

1,5

4,0-5,4

1,3

Page 9: Fibroadenoma Mammae

Menopause usia > 55

Kehamilan

Anak pertama lahir saat usia 25-29

Anak pertama lahir saat usia 30

Anak pertama lahir saat usia 35

Nulipara

Kondisi dan penyakit payudara

Penyakit nonproliferatif

Penyakit proliferatif

Proliferatif dengan hyperplasia atipik

Karsinoma lobular in situ

1,5-2,0

1,5

1,9

2,0-3,0

3,0

1,0

1,9

4,4

6,9-12,0

Skrining kanker payudara

American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self

Examination secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast

examination oleh seorang tenaga kesehatan professional setiap 3 tahun untuk

wanita usia antara 20-39 tahun serta setiap tahunnya setelah usia 40 tahun,

mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia 40 tahun ke atas. Untuk wanita

yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk melakukan mamografi saat usia 35

atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3 tahun sampai usia 50 tahun. Untuk wanita usia

50-69 tahun, mamografi dan CBE dianjurkan setiap1-2 tahun. Setelah usia 70

tahun,keuntungan mamografi sedikit sekali dilaporkan.

Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah benjolan

merupakan lesi nodular atau kistik.

Teknik pemeriksaan

Inspeksi

Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk sambil tolak

pinggang. Yang dinilai adalah perubahan kulit, simetris,kontur, retraksi. Begitu

pula dilakukan dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul

dan membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap aksila, apakah ada kemerahan,

pigmentasi, infeksi.

Page 10: Fibroadenoma Mammae

Palpasi

Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara.

Dengan menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan sistematis,

dengan cara pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar dan berikan tekanan,

mulai dari tekanan yang ringan hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup

seluruh payudara. Yang dinilai ialah konsistensi jaringan, rasa nyeri, adanya

nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, batas,

nyeri tekan, mobilitas. Palpasi juga daerah aksila, seperti gambar di bawah ini.

Raba apakah ada pembesaran KGB aksila.

Gambar 4. Teknik Pemeriksaan Payudara oleh Dokter

Breast Self Examination (BSE)

Dilakukan dalam 2 posisi yaitu posisi berbaring dan berdiri.

1. Posisi berbaring

Page 11: Fibroadenoma Mammae

Penderita berbaring dengan meletakkan bantal di bawah bahu

kanan, dan letakkan tangan kanan di belakang kepala.

Dengan menggunakan bantalan ketiga jari tengah kiri untuk

merasakan apakah ada benjolan pada payudara kanan.

Tekan daerah payudara dengan arah naik turun atau melingkar

(Gambar 1).

Ulangi untuk payudara sebelahnya.

2. Posisi berdiri

Ulangi pemeriksaan di atas dengan posisi berdiri.

Untuk lebih amannya, periksa payudara anda dengan berdiri di

depan kaca dan perhatikan apakah adanya perubahan pada bentuk,

warna, pembengkakan payudara, perubahan pada puting payudara.

Page 12: Fibroadenoma Mammae

Gambar 1. Langkah-langkah Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)

FIROADENOMA MAMMAE (FAM)

Suatu tumor yang berbatas tegas, tidak berkapsel, tapi tampaknya seperti

berkapsel. Secara mikroskopik terdiri dari 2 komponen, yaitu : komponen stroma

jaringan lunak yang berploriferasi dan komponen ”acini” dari duktus yang

berkembang secara atipik. Fibroadenoma diturunkan dari lobulus payudara

dengan elemen yang menyusunnya berupa jaringan epitel dan jaringan ikat.

Dari gejala klinik akan didapatkan sebagian besar merupakan benjolan

yang tidak nyeri. Benjolan ini dapat dirasakan membesar saat rangsangan estrogen

meninggi seperti pada masa kehamilan, laktasi atau menjelang menopause dan

Page 13: Fibroadenoma Mammae

dirasakan mengecil pada saat rangsang estrogen menurun seperti saat menstruasi.

Pada perabaan bulat atau lonjong, licin, mudah digerakkan dari jaringan

sekitarnya. FAM ini biasanya didapatkan pada usia muda dibawah 30 tahun.

Risiko lebih besar didapatkan pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih.

FAM merupakan lesi massa yang terbanyak pada usia kurang dari 25 tahun,

biasanya akan tumbuh secara gradual dan dapat disertai dengan rasa nyeri yang

bersifat siklik. Apabila massanya teraba, membesar maupun terdapat gangguan

fisiologis maka perlu dipertimbangkan biopsi insisi. Manajemen secara

konservatif dapat dilaksanakan apabila massa tidak teraba maupun telah dapat

dipastikan sebagai FAM dengan pemeriksaan USG, mammografi maupun biopsi,

akan tetapi follow up selanjutnya merupakan hal yang esensial.

ALGORITMA EVALUASI MASSA PAYUDARA

Dalam mengevaluasi suatu massa di payudara, terdapat beberapa algoritma

untuk membantu menentukan kemungkinan diagnosa. Diantaranya adalah

algoritma yang dikemukakan oleh ICSI (Institute for Clinical System

Improvement).

Page 14: Fibroadenoma Mammae

Gambar 2. Algoritma Evaluasi Massa Payudara di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Strata 1.

PERMASALAHAN

a. Bagaimana penegakan diagnosis pada pasien ini ?

b. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini ?

Page 15: Fibroadenoma Mammae

Penegakan diagnosis :

Anamnesa :

Dari keterangan umum didapatkan pasien berusia 19 tahun Dari anamnesa

khusus didapatkan adanya keluhan utama benjolan pada payudara kanan yang

dimulai sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita merasakan adanya

benjolan yang tidak terasa nyeri pada payudara kanan sebesar kelerang yang

semakin lama semakin bertambah besar sehingga sekarang sebesar telur puyuh.

Tidak ditemukan adanya kulit diatas benjolan menjadi kemerahan, kulit yang

melekuk ke dalam, puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar

cairan, darah dari puting susu tidak ada maupun adanya benjolan di tempat lain

tidak ada. Keluhan tidak disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat,

rasa penuh di ulu hati, nyeri pada tulang punggung maupun paha. Keluhan

benjolan tidak disertai dengan bengkak pada lengan.

Dari anamnesa tambahan didapatkan bahwa penderita haid pertama

pada usia 13 tahun, siklus 28 hari, teratur. Riwayat benjolan maupun operasi di

payudara sebelumnya tidak ada. Riwayat benjolan payudara pada keluarga ada

yaitu kakak perempuan penderita yang pernah dioperasi pengangkatan payudara.

Riwayat radiasi pada daerah dinding dada tidak ada.

Dari keluhan utama dan anamnesa ini dapat ditarik beberapa kemungkinan

diagnosis yaitu :

1. Fibroadenoma mammae

2. Kistosarkoma Phylloides.

Kemungkinan diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan sifat benjolan

yang tidak terasa nyeri, berukuran ± 3 cm (seukuran telur puyuh) yang asalnya

sebesar kelereng dalam waktu 3 bulan. Sifat-sifat tersebut menunjukkan adanya

progresivitas yang khas untuk suatu tumor.

Beberapa diagnosis banding benjolan pada payudara lain seperti

perubahan fibrokistik, mastitis, abses payudara, kanker payudara, penyakit

Mondor telah dapat disingkirkan dengan tidak adanya beberapa gejala seperti

Page 16: Fibroadenoma Mammae

tidak adanya tanda-tanda inflamasi pada mastitis dan abses payudara, atau tanda-

tanda keganasan pada kanker.

Pemeriksaan Fisik :

Beberapa hal yang menunjang diagnosis fibroadenoma mammae dari pemeriksaan

fisik antara lain:

Pada status generalis:

Pembesaran KGB (-).

Pada status lokalis ditemukan:

a/r mammae dextra :

Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-),

ulserasi (-), nodul satelit (-), discharge (-), kulit hiperemis (-).

Palpasi :

Kuadran medial atas teraba 1 buah massa berukuran 3 x 2 x 1 cm,

permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (-)

Kuadran medial bawah, teraba sebuah massa berukuran 1,5 x 1 x 1

cm, permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (-)

Dari sifat-sifat massa yang ditemukan tersebut, beberapa hal yang

mengarah kepada diagnosis fibroadenoma mammae adalah :

1. Sifat massa yang kenyal, dengan permukaan rata, batas tegas, dengan nyeri

tekan (-), dan ukuran diameter ± 1,5-3 cm.

2. Tidak adanya tanda-tanda keganasan seperti retraksi puting berwarna

merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit

kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), perlekatan pada kulit atau

Page 17: Fibroadenoma Mammae

perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Tidak ada borok

atau ulkus pada benjolan, dan tidak adanya nyeri tekan.

2. Bagaimanakah penatalaksanaan pada pasien ini?

Penatalaksanan pada pasien ini adalah dengan eksisi massa tumor. Pada

pasien ini ditemukan adanya benjolan sebesar 3x2x1 cm yang dirasakan semakin

membesar, sehingga diperlukan eksisi (Brandon J, Bankowski, et al).

Page 18: Fibroadenoma Mammae

DAFTAR PUSTAKA

- Brandon J, Bankowski et al. 2002.The John Hopkins Manual of

Ginekology and Obstetrics, 2 nd edition. New York : Lippincott and

Wilkins Publishers.

- Catherine A Johnson, Anand N, Kaufman S Matthew,et al. 2003. First Aid

for the Surgery Clerkship. New York : Mc Graw Hill.

- Jarrell E Bruce, Carabasy R Anthony. 1996. National Medical Series for

Independent Study-Surgery, 3 rd Edition. Philadelphia : Williams &

Wilkins.

Penegakan Diagnosis Kanker Payudara

Berdasarkan Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia,

diagnosis kanker payudara dapat ditegakkan melalui tahapan-tahapan berikut:

A. Pemeriksaan Klinis

1. Anamnesis, hal-hal yang perlu dicari adalah informasi mengenai:

a. Keluhan pada payudara atau ketiak beserta perjalanan

penyakitnya:

Page 19: Fibroadenoma Mammae

Benjolan

Kecepatan tumbuh

Rasa sakit

Nipple discharge

Nipple retraction (ditanyakan pula mengenai onsetnya)

Krusta di areola

Kelainan pada kulit, misalnya dimpling, peau d’orange, ulserasi,

venektasi

Perubahan warna kulit

Benjolan di ketiak

Edema lengan bawah

b. Keluhan di tempat lain (berhubungan dengan metastasis),

antara lain:

Nyeri tulang (vertebra, femur)

Rasa penuh di ulu hati

Batuk

Sesak

Sakit kepala hebat

Dan lain-lain

2. Pemeriksaan Fisik

a. Status generalis, cantumkan perform status

b. Status lokalis :

Pemeriksaan terhadap kedua payudara

Massa tumor

Lokasi

Ukuran

Konsistensi

Permukaan

Bentuk dan batas tumur

Jumlah tumor

Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m.

Pectoralis, dan dinding dada

Page 20: Fibroadenoma Mammae

Perubahan kulit

Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit

Peau d’orange, ulserasi

Nipple

Tertarik

Erosi

Krusta

Discharge

Status KGB (jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain

atau jaringan sekitar)

KGB aksila

KGB infraklavikula

KGB supraklavikula

Lokasi organ

B. Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging

1. Recommended (diharuskan)

a. USG payudara dan mamografi untuk tumor > 3 cm

b. Foto thorax

c. USG abdomen (hepar)

2. Optional (atas indikasi)

a. Bone scanning/Bone survey (bilaman sitologi atau klinis sangat

mencurigai pada lesi > 5 cm)

b. CT-scan

C. Pemeriksaan sitologi (FNAB = Fine Needle Aspiration Biopsy)

Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologis curiga ganas

D. Pemeriksaan histopatologi

Dilakukan potong beku dan atau parafin, bahan pemeriksaan diambil melalui :

Core biopsy

Biopsi eksisional

Biopsi insisional

Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan KGB

Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, P53, dll

Page 21: Fibroadenoma Mammae

E. Laboratorium

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan

pemeriksaan kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastasis.

Faktor Risiko Kanker Payudara

Hal-hal yang dianggap merupakan faktor risiko kanker payudara antara lain:

Usia

Risiko terjadinya kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Kebanyakan kasus kanker timbul pada wanita yang berusia lebih dari 60 tahun.

Secara anatomi dan fingsional, payudara akan mengalami atrofi dengan

bertambahnya usia. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum

menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi sebelum

terjadinya perubahan klinis,

Faktor reproduksi

Karakteristik reproduksi yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker

payudara adalah nulliparitas, menarche pada usia muda, keteraturan siklus

menstruasi, menopause pada umur lebih tua dan kehamilan pertama pada usia tua.

Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan

pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Wanita

dengan riwayat kehamilan cukup bulan pada usia di bawah 18 tahun memiliki

risiko terkena kanker payudara sepertiga dibandingkan dengan wanita yang baru

memiliki anak di usia 30 tahun.

Penggunaan hormon

Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari

Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat penigkatan kanker

payudara yang bermakna pada penggunaan terapi estrogen replacement.

Suatu analisa mengatakan walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada

pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang

lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.

Riwayat tumor jinak payudara

Page 22: Fibroadenoma Mammae

Wanita dengan riwayat tumor jinak payudara, dapat terjadi peningkatan risiko

terjadinya kanker payudara sebanyak empat kali dan risiko ini akan terus

meningkat hingga 30 tahun setelah didiagnosa tumor jinak payudara.

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan

kanker payudara pada wanita pasca menopause. Penelitian terbaru menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh diet terhadap keganasan ini.

Konsumsi lemak

Konsumsi lemak diperkirakan sebagai faktor risiko terjadinya kanker payudara.

ObesitasRiwayat radiasi dinding dada

Paparan dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan

terjadinya risiko kanker payudara. Dari bebrapa penelitian yang dilakukan

disimpulkan bahwa risiko akibat radiasi berhubungan secara linier dengan dosis

dan umur saat terjadinya pemaparan.

Riwayat keluarga dan faktor genetik

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita

yang akan dilaksanakan untuk skrining kanker payudara. Terdapat peningkatan

risiko keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.

Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan erat dengan

gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen susceptibilitas kanker

payudara, probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60% pada umur

50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.