etika politik agama khonghucu -...

113
Etika Politik Agama Khonghucu Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh Mylinda Chairunissa NIM: 1111032100019 PROGRAM STUDI AGAMAAGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

Upload: hathuan

Post on 14-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

Etika Politik Agama Khonghucu

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memeperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh

Mylinda Chairunissa

NIM: 1111032100019

PROGRAM STUDI AGAMA–AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 2: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan
Page 3: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan
Page 4: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan
Page 5: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

iv

ABSTRAK

Mylinda Chairunissa

Etika Politik Agama Khonghucu

Problem manusia saat ini adalah lemahnya etika di dalam diri pribadi

manusia, baik di dalam kehidupan rumahtangga, bermasyarakat maupun di

pemerintahan. Terdapat banyak agama dan filsafat yang secara ilmiyah

memaparkan tentang pentingnya etika dan moral di dalam diri pribadi manusia.

Agama Khonghucu sangatlah mementingkan ajaran etika yang mulia yaitu,

dengan menjaga hubungan yang baik antara manusia di langit dengan manusia di

bumi. Agama Khonghucu menempati ajaran etika pada posisi yang sangat sentaral

dalam semua aspek kehidupan termasuk di dalam politik. Politik atau

pengelolaan negara menurut Khonghucu harus didasarkan pada pijakan moral atau

etika, terutama etika dari para pemimpin. Khonghucu adalah seseorang yang

bermoral dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Bagi Khonghucu

keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh kekuasaan, tetapi

yang lebih penting adalah etika yang mulia. Maka etika politik ini menjadi

menarik untuk diteliti.

Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif, dengan

menggunkan pendekatan historis dan sosiologis. Pendekatan historis digunakan

untuk mengkaji sejarah dan pemikiran etika politik agama Khonghucu dan

sosiologis untuk merumuskan secara jelas bagaimana pengaruh dan bagaimana

penerapan etika politik dalam masyarakat dan pemerintahan terutama bagi

penganut agama Khonghucu.

Maka dari itu hasil yang penulis dapatkan dalam penelitian ini yakni umat

Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan etika politik yang

diajarkan agama Khonghucu agar dapat beretika baik di dalam berkeluarga,

bermasyarakat dan berpolitik. Etika politik agama Khonghucu itu bermula dari

keluarga. Keluarga adalah ibarat negara kecil di dalam sebuah negara, untuk itu

setiap orang dalam keluarga harus mengambil peran etika politiknya di dalam

keluarga tersebut. Dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan dari

kehidupan sehari-hari yaitu berperilaku hormat, sopan dan berbakti kepada kakak

atau saudara dan orangtua dan ikut serta dalam kegiatan organisasi politik di

lingkungan sekitar, serta penerapan etika dalam pemerintahan harus menempati

posisi sebagai mana mestinya apabila menjadi bawahan akan beretika baik

sebagai bawahan kepada atasannya, sebagai atasan atau pemimpin akan menjadi

atasan yang bermoral berdasarkan ajaran etika politik dan menjalani hubungan

yang baik dan beretika, tidak hanya sesama pemeluk agama Khonghucu tetapi

kepada semua pemeluk agama lain.

Page 6: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

v

KATA PENGANTAR

“Proses yang lama, baik dan benar jauh lebih penting ketimbang hasil cepat

meninggalkan proses yang yang tidak terpuji” (Khonghucu)

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menuntut ilmu sampai saat ini

dan penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Etika Politik

Agama Khonghucu”. Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW beserta segenap keluarga, sahabatnya dan

seluruh umat-Nya.

Satu kebahagian tersendiri jika suatu tugas dapat terselesaikan dengan

sebaik-baiknya. Skripsi ini merupakan syarat tahap akhir untuk menyelesaikan

studi masa perkuliahan, bagi penulis penyusunan skripsi ini merupakan suatu

tugas yang tidaklah ringan. Secara sadar banyaklah hambatan yang penulis jumpai

dalam proses penyusunan skripsi ini dikarenakan keterbatasan kemampuan

penulis sendiri. Dalam penulisan skripsis ini jauh dari kata sempurna, tapi penulis

berusaha untuk menjadi yang terbaik berkat jasa bimbingan serta doa dari

berbagai pihak, dan akhirnya skripsi ini terselesaikan.

Oleh karena itu ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua

pihak terhadap jerih payahnya dan jasa-jasa meraka yang tak bisa terbayarkan

oleh apapun, terutama kepada:

1. Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M. Si sebagai pembimbing dalam penulisan

skripsi ini, yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya serta

Page 7: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

vi

kesabaran dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis

sehingga membuka cakrawala berfikir dan nuansa keilmuan yang baru,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

2. Dr. Media Zainul Bahri, MA, dan Dra. Halimah Mahmudy, MA, selaku

ketua dan sekretaris jurusan Studi Agama-Agama, yang telah membantu dan

memberikan masukan yang bermanfaat bagi penulis.

3. Prof. Dr. Masri Mansoer, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Segenap jajaran dosen dan guru besar Perbandingan Agama, Dr. Ahmad

Ridho, DESA, Dra. Hermawati, MA, Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, Prof.

Dr. Ridwan Lubis MA, Drs. M. Nuh Hasan, MA, Dr. Amin Nurdin, MA, Dr.

Hamid Nasuhi, M. Ag, dan Dr. Abdul Muthalib yang senantiasa

memberikan ilmu serta wejangan yang tiada tara manfaatnya.

5. Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada Litang Bio

Tangerang terkhusus kepada Bapak Bratayana, Bapak Rudi, Engkong Tjin

Enk dan staf lintang lainnya yang telah memberikan penulis banyak inspirasi

dan referensi.

6. Penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada Bapak Xs. Dr. Oesman

Arif, M.Pd dan Js. Sugiandi Surya Atmaja, S. Kom, yang telah meluangkan

waktunya untuk menjadi narasumber penulis di dalam penelitian skripsi ini

dan memberikan pengetahuan baru mengenai agama Khonghucu

Page 8: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

vii

7. Umi tersayang Hj. Maria Faraela dan Bapak tercinta H. Moh. Ali Asmat

yang selalu menjadi sumber inspirasi, yang selalu memberikan kasih

sayangnya, motivasi dan yang paling utama selalu memberikan doa yang

tiada henti kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

8. Ucapan terimakasih untuk abang Amril Amarullah dan Istri, abang Nurman

Amrizal dan Istri, kakak Lidia Karlina dan suami, kakak Liestia

Murdianingsih dan suami, yang telah memberikan banyak masukan,

motifasi dan materi sehingga selesainya skripsi ini dan untuk ke-6 ponakan

ku yang selalu menghibur ketika penulis sedang lelah dalam mengerjakan

skripsi ini.

9. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman

seperjuangan seperti, Faur Rasid, Anisa Kholida, Enis Khourunisa, dan

Nurjaman yang sudah membantu, menemani penulis untuk mencari referensi

dan narasumber untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Segenap teman sekelas dan seperjuangan angkatan 2011 yang telah

memberikan warna dalam kehidupan dan ilmu pengetahuan baru selama di

kampus dari awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan, yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa terima kasih penulis.

11. Kemudian, untuk segenap kawan-kawan KKN KITA, HIQMA yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu karena mereka juga yang tidak henti-

hentinya memberikan semangat dan motifasi kepada penulis.

Page 9: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

viii

12. Yang terakhir, penulis ucapkan terimakasih kepada seseorang diluar sana

yang selalu menemani, membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir

ini dengan penuh keluhan, baik dengan keluhan susah maupun senang.

Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua yang

membacanya, terutama bagi yang berminat di bidang theologi lebih khusus

tentang perkembangan dan etika politik Agama Khonghucu di Indonesia. Kritik

dan saran akan penulis terima dengan lapang dada.

Jakarta, 02 Juni 2017

Mylinda Chairunissa

Page 10: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

ix

DAFTAR ISI

Surat Pernyataan ................................................................................................... i

Lembar Persetujuan ............................................................................................. ii

Lembar Pengesahan ............................................................................................. iii

Abstrak .................................................................................................................. iv

Kata Pengantar ...................................................................................................... v

Daftar Isi ............................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ............................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 7

D. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 9

E. Konsep Teoritis .................................................................................... 11

F. Metode Penelitian ................................................................................ 15

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 17

BAB II PANDANGAN POLITIK DALAM AGAMA-AGAMA ..................... 20

A. Pengertian dan Sejarah Politik ............................................................. 20

B. Teori Politik ........................................................................................ 24

C. Hubungan Agama dan Politik .............................................................. 26

1. Islam ............................................................................................... 28

2. Kristen ............................................................................................ 30

3. Hindu .............................................................................................. 32

4. Budha ............................................................................................. 33

BAB III AJARAN ETIKA POLITIK DALAM AGAMA kHONGHUCU .... 37

A. Konsep Etika Politik dalam Agama Khonghucu ................................. 37

B. Landasan Etika Politik Dalam Agama Khonghucu ............................. 38

C. Bentuk-Bentuk Etika Politik ................................................................ 40

1. Dasar Pemerintahan ....................................................................... 40

Page 11: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

x

2. Kepemimpinan ............................................................................... 43

3. Konsep Hukum .............................................................................. 53

BAB VI IMPLEMENTASI ETIKA POLITIK KHONGHUCU DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN BERNEGARA ................... 57

A. Implementasi Etika Politik secara Pribadi ........................................... 57

B. Hasil dari Implementasi Etika Politik dalam Kehidupan Sehari-hari .. 61

C. Hasil dari Implementasi Etika Politik dalam Bernegara ...................... 66

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 78

A. Kesimpulan .......................................................................................... 78

B. Saran ..................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 86

Page 12: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari baik dari wacana agama,

filosofis, pendidikan dan politik (pemerintahan), secara tidak langsung banyak

yang membicarakan tentang etika. Seseorang terkadang mengartikannya bahwa

etika baik dan tidak baik tersebut tercermin dari dalam keperibadian seseorang.

Banyak yang mengatakan bahwa etika dan moral itu penting ada di dalam diri

manusia. Etika juga dapat mengantar orang kepada kemampuan untuk bersikap

kritis dan rasional, untuk membentuk pendapatnya sendiri dan bertindak sesuai

dengan apa yang dapat dipertanggung jawabkannya sendiri.1 Oleh karena itu

apabila seseorang beretika dan bermoral maka seseorang itu pasti mempunyai

keimanan di dalam dirinya.

Ajaran iman agama Khonghucu membimbing umat untuk mengimani

bahwa hidup manusia adalah oleh firman Tian dan firman itu menjadi Watak

Sejatinya yang merupakan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan,

maka hidup manusia wajib berupaya untuk menegakkan firman dengan

menggemilangkan kebajikan yang dikaruniakan itu.2 Keberadaan dan

kemanusiaan, menurut ajaran Khonghucu semua bersumber dari Tian. Bagi

penganut agama Khonghucu, Tian adalah asal-muasal fisik maupun rohani.

1Franz Von Magnis, Etika Umum: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral (Yogyakarta:

Yayasan Kanisius, 1979), h. 13 2Xs. Kiem Giok Nio, Etika Moral (Artikel disampaikan pada acara Temu Xue Shi, solo

2015).

Page 13: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

2

Dalam dasar keimanan agama Khonghucu, maka diturunkanlah ajaran

moral dan etika yang langsung menyangkut perilaku di dalam kehidupan yang

bersifat praktis. Dalam hal ini, praktis dan bermanfaatnya ajaran itu, tanpa dasar

keimanan yang mantap maka akan menjadi dangkal dan gersang. Banyak orang

mempelajari dan melihat agama Khonghucu hanya dari segi moral dan etika yang

bersifat praktis saja tanpa mau tau dasar keimannya.3

Banyak nilai dan norma etis yang berlaku di masyarakat berasal dari

semangat (ideal-moral) agama. Tidak bisa diragukan, agama merupakan salah satu

sumber nilai dan norma yang paling penting. Kebudayaan merupakan suatu

sumber yang lain, walaupun perlu dicatat bahwa dalam hal ini kebudayaan sering

kali tidak bisa dilepaskan dari agama.4 Agama sering digunakan sebagai sumber

etika oleh masyarakat umum. Hal ini senada dengan pemikiran Thomas Aquinas

yang menyatakan bahwa patokan nilai dan norma yang terdapat pada masyarakat

itu berasal dari sesuatu yang bersifat transenden (baca. Tuhan).5 Pembahasan etika

sudah lama tertanam dalam diri manusia bahkan lebih jauh sebelum adanya

negara, pembahasan etika sudah ada pada bangsa Yunani sebelum masehi seperti:

Phytagoras, Sokrates, Plato dan Aristoteles.6 Etika memang tidak dapat

menggantikan Agama. Tetapi dilain pihak etika juga tidak bisa bertentangan

dengan Agama, bahkan diperlukan oleh agama. Sehingga nilai subtansi agama

3Ivan Wijaya, Hubungan Antara laku Bakti dalam Keimanan Khonghucu, Jurnal SPOC,

2015, artikel diakses pada 23 September 2015 dari http://www.spocjournal.com/religi/520-

hubungan-antara-laku-bakti-dalam-keimanan-agama-khonghucu.html. 4K. Bertens, ETIKA (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 29-30

5Wahyu Budi Nugroho, Orang Lain Adalah Neraka: Sosiologi Eksistensialisme Jean

Paul Sartre (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 141 6 Harun Hadiwijoyo, Sari Sejarah Filsafat (Yogyakarta: Kansius, Cet. ke-II. 1995), h. 51-

52

Page 14: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

3

dan etika bukanlah dua hal yang berbeda, hanya saja etika dapat menghapus

ekstitensi agama itu sendiri namun dengan etika, semua persoalan yang rumit

untuk diselesaikan oleh agama maka etika mempunyai peranan dalam

menyelesaikan persoalan tersebut.

Etika berkaitan dengan moralitas individu. Etika mencakup aturan-aturan

yang menggambarkan kebaikan dan kebenaran yang hakiki. Etika mewujudkan

cita-cita leluhur yang mempolakan kelakuan manusia. Bila orang mau mengikuti

aturan-aturan itu secara sukarela, maka bisa diasumsikan, bahwa kehidupan tentu

akan lebih baik.7

Etika dan moral mempunyai tujuan untuk menerangkan perbuatan baik

dan jahat. Etika tidak hanya diajarkan di dalam satu agama saja, di dalam berbagai

agama yang diakui oleh Indonesia yakni Islam, Kristen, Protestan, Hindu, Budha

dan Khonghucu, semua agama ini memiliki etika tersendiri guna mengatur

umatnya agar tetap berada di jalanNya.

Khonghucu sangat mementingkan etika yang mulia dengan menjaga

hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik.

Penganutnya diajarkan supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh

mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang

mengajar bagaimana manusia bertingkah laku. Oleh karena itu dalam mengikuti

hukum alam, manusia harus mengkuti etika yang tercermin dalam tatacara dan

kebiasaan yang telah diturunkan oleh para leluhur. Kebijakan utama yang harus

7Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan oleh Zulkifly Hamid

dari buku asli Indroduction to Political Sciense (Jakarta: PT RajaGrafondo Persada, 2008), h. 80

Page 15: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

4

dilakukan adalah Yi, yaitu perikeadilan atau keluhuran, dan Jen atau

perikemanusiaan/cinta kasih.8

Dalam eksistensinya agama Khonghucu senantiasa menawarkan kebijakan

dalam setiap ajarannya. Hal ini mengingat ajaran mengenai etika merupakan

aspek sentral dari keseluruhan ajaran agama Khonghucu. Khonghucu berpendapat

bahwa tolak ukur dari nilai moral adalah Jen. Jen merupakan ajaran Khonghucu

pada umumnya terutama ajaran-ajarannya tentang etika, dan diartikan dengan

kemanusiaan yang sempurna, kemurahan hati, kemanusiaan yang benar, kehendak

hati, manusia yang mempunyai hati, empati, hubungan antar manusia,

perikemanusiaan, kemanusiaan yang sejati dan lainnya. Menurut Khonghucu

semua manusia mempunyai Jen. Adapun bagaimana membuktikan bahwa

manusia memiliki Jen, adalah melalui pengamalan sehari-hari.9 Para ahli pikir

zaman Tiongkok kuno umumnya menggunakan pendekatan terhadap sifat asli

manusia sebagai panduan dasar sistem pemikiran yang fokus pada etika.

Secara konseptual etika Khonghucu banyak dipahami sebagai upaya

manusia untuk memperoleh kebajikan dalam garis-garis kebijaksanaan dan

berperilaku seperti raja. Apabila dilihat dari ajaran-ajaran Khonghucu yang

terdapat dalam kitab-kitab suci, terutama Si Shu10

dan Wu Jing11

, tampak

Khonghucu sangat menekankan pentingnya nilai-nilai etika, baik dalam

8H. Muh Nahar Nahrawi, Memahami Khonghucu sebagai Agama (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2003), h.44 9Lasiyo, Etika Menurut Agama Confusius (dalam Basis Edisi Juli 1988), h. 252

10Si Shu yaitu kitab yang langsung bersumber pada Nabi Khonghucu hingga Bingcu.

Merupakan kitab suci yang pokok dalam Jin Kau. Terdiri dari: Da Xue (Kitab ajaran besar), Zhong

Young (Kitab tengah sempurna), Lun Yu (Kitab sabda suci), Meng Zi (Kitab Bingcu). 11

Wu Jing yaitu kitab-kitab suci yang berasal dari para Nabi Purba dan Raja Suci,

merupakan kitab yang mendasari Agama Khonghucu Wu Jing ini dihimpun oleh Nabi Khonghucu.

Terdiri dari: Shing Jing (kitab Sajak), Shu Jing (Kitab Hikayat), Yi Jing (Kitab Perubahan), Li Ji

(Litab Kesusilaan). Chun Qiu Jing (Kitab Chun Chiu).

Page 16: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

5

kehidupan rumah tangga, di masyarakat dan di pemerintahan. Dalam ajaran

Khonghucu etika itu penting untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Untuk

mencapai tujuan yang lebih besar itu, Khonghucu menganjurkan agar dimulai dari

yang lebih kecil. Dengan kata lain, apabila kita hendak mewujudkan perdamaian

dunia, hendaklah dimulai dari kehidupan rumah tangga.

Ajaran Khonghucu sangat menekankan etika. Etika menempati posisi yang

sangat sentral dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam dunia politik.

Khonghucu selalu mengacu kepada etika yang dikembangkan oleh kaum bijak

kuno (Nabi dan Raja Suci).12

Dalam Kitab Si Shu13

, terutama di bagian Da Xue,

Lun Yu dan Mengzi, banyak penekanan moral yang menyangkut kepemimpinan

dan pengelolaan negara. Dalam pandangan Khonghucu, moralitas adalah bagian

yang paling utama dalam setiap langkah kehidupan manusia, termasuk dan

terutama dalam hal pengelolaan masyarakat atau negara. Betapapun mulianya

sebuah cita-cita atau tujuan, jika hal tersebut harus diperoleh atau dicapai dengan

dengan cara melanggar nilai, norma dan atau etika, maka nilai akhirnya menjadi

nihil atau bahkan minus.

Penekanan arti pentingnya moralitas sebagai panglima demikian dominan,

bahkan di atas hukum sekalipun. Menurut Nabi Kong Zi, bila moralitas bisa

ditegakkan, maka segala hal bisa berjalan wajar. Politik atau pengelolaan

kekuasaan atau negara menurut perspektif agama Khonghucu haruslah didasarkan

pada pijakan moralitas dan keteladanan dari para pemimpin. Agar sang pemimpin

bisa konsisten dalam moralitas, maka mengawasi moral dari yang dipimpin

12

Nahrawi, Memahami Khonghucu sebagai Agama, h. 43-45 13

Si Shu, adalah Kitab Yang Empat merupakan kitab suci agama Khonghucu, terdiri:

kitab Da xue, Zhongyong, Lun yu, dan Mencius.

Page 17: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

6

haruslah dilakukan secara konsisten dan terus menerus.14

Khonghucu adalah

seseorang yang bermoral dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Bagi

Khonghucu keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh power

(kekuasaan), tetapi yang lebih penting adalah etika yang mulia. Etika yang mulia

itu hanya didapat (diperoleh) melalui proses belajar. Oleh karena itu, dalam

hidupnya Khonghucu lebih menekankan pentingnya belajar.15

Khonghucu berpendapat bahwa warga Negara yang berpengetahuan

merupakan landasan yang diperlukan bagi Negara. Memang untuk sementara

hukuman dapat memaksa orang mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan,

namun hal ini paling-paling merupakan suatu sarana pengganti yang menyedihkan

dan tidak dapat diandalkan bagi pendidikan. Khonghucu mengatakan:

“Jika orang hendak memimpin rakyat dengan menggunakan

aturan-aturan, dan hendak mempertahankan ketertiban dengan

mengunakan hukuman-hukuman, maka rakyat pasti hanya

berusaha untuk menghindari hukuman tanpa mempunyai rasa

wajib moral. Tetapi jika orang memimpin mereka dengan

kebajikan (baik dengan memberikan petunjuk-petunjuk maupun

teladan-teladan), dan mendasarkan diri pada Li dalam

mempertahankan ketertiban, maka rakyat akan mempunyai rasa

wajib moral untuk memperbaiki diri sendiri.”16

Pemikiran-pemikiran dalam perspektif ajaran Khonghucu tentang teori

perdamaian yang harus diwujudkan pemerintah dalam kontek sekarang dan

memberikan jawaban bagaimana kita dapat mewujudkan perdamaian dunia.

14

Ws. Budi S. Tanuwibowo, Agama, Politik dan Negara Menurut Perspektif Khonghucu,

Jurnal SPOC, 2012, artikel diakses pada 08 Oktober 2015 dari

http://www.spocjournal.com/religi/107-agama-politik-a-negara-menurut-perspektif-

khonghucu.html. 15

M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat agama Khonghucu di Indonesia (Jakarta:

Pelita Kebajikan, 2015), h. 23-24. 16

H.G. Creel, Alam Pikiran Cina: Sejak Confucius Samapai Mao Zedong, diterjemahkan

oleh Soejono Soemargono dari buku asli Chinese Thought: From Confucius to Mau Tse-tung

(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1990), h. 42

Page 18: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

7

Berdasarkan uraian diatas, pembahasan skripsi ini mengaitkan bagaimana

penulis meneliti dan mengkaji konsep pemikiran orang-orang Khonghucu

mengenai etika itu sendiri dengan pemikiran politik orang-orang Khonghucu.

Dengan demikian, penulis memberikan judul “Etika Politik Agama

Khonghucu”

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

maka rumusan masalah yang akan dibuat oleh peniliti adalah:

1. Bagaimana umat beragama Khonghucu mengimplementasikan Etika

Politik dalam kehidupan sehari-hari dan bernegara?

2. Bagaimana contoh implementasi dalam kehidupan sehari-hari dan

bernegara?

3. Adakah sumber ajaran agama Khonghucu yang menjelaskan tentang

Politik?

Dengan demikian batasan masalah yang hendak dijawab oleh penulis ini

adalah: Bagaiman hubungan agama dan politik dan bagaiaman implementasi etika

politik agama Khonghucu.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang masalah beserta rumusan masalah di

atas, maka Tujuan dalam penulisan ini, antara lain:

Page 19: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

8

1. Untuk mengetahui bagaimana umat Khonghucu mengimplementasikan

etika dalam kehidupan sehari-hari

2. Untuk mengetahui bagaimana contoh implementasi dalam kehidupan

sehari-hari

3. Untuk mengetahui sejauh mana pemikiran politik dan etika politik

ajaran Khonghucu yang menitikberatkan pada moral dan kemanusiaan

dalam penerapannya pada kehidupan bernegara.

4. Untuk mengetahui sistem pemerintahan, kepemimpinan dan hukum

yang digunakan dalam agama Khonghucu

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Secara akademis, karya ilmiyah ini disusun untuk memenuhi tugas

akhir sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar S.Ag di fakultas

Ushuluddin jurusan Studi Agama-Agama UIN Syarif Hidaytullah

Jakarta.

2. Secara teoritis, untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang etika politik Agama Khonghucu umumnya bagi para

pembaca

3. Praktisnya, memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi terhadap

pengembangan ilmu Agama Khonghucu terutama mengenai etika

berpolitik. Diharapkan juga dalam penelitian ini dapat dijadikan

bahkan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

Page 20: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

9

D. Tinjauan Pustaka

Setiap peneliti harus berpegang teguh pada orieinilitas dan kontekstualtas

(baru dan belum pernah diteliti). Melihat hal-hal tresebut, maka penulis

melakukan kajian kepustakaan untuk menguji bahwa peneliti ini benar-benar baru

dan autentik. Dari hasil penelusuran penulis, ditemukan beberapa hasil penelitian

yang terkait dengan tema ini. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, tesis yang ditulis oleh Kristan, dengan judul “Pemikiran Politik

Konfusius, Mancius dan Xunzi”.17

Isi dari tesis ini menjelaskan bagaimana peran

pemikiran politik menurut pandangan tiga tokoh agama Khonghucu yaitu

Konfusius, Mancius dan Xunzi. Politik dalam agama Khonghucu yang dijelaskan

dalam tesis ini juga mengambil dari berbagai Kitab Khonghucu seperti, kitab

Sishu ,Wujing dan Xunzi terhadap ayat-ayat tentang pemikiran politik menurut

ajaran Khonghucu yang fokus kepada pemikiran politik Konfusius, Mencius dan

Xunzi. Disini terlihat jelas perbedaan yang terdapat dalam tesis ini yang

menjelaskan politik Khonghucu dari tiga tokoh agama Khonghucu dengan skripsi

penulis yang menjelaskan bagaiaman sistem etika politik Khonghucu.

Kedua, Tesis yang berjudul “Politik Hukum Pemerintahan Indonesia

Terhadap Agama Khonghucu era Orde Baru Hingga Era Reformasi (1967-2014).”

Yang ditulis oleh Sugiandi Surya Atmaja. Isi dari tesis ini menjelaskan bagaimana

awal mulanya agama Khonghucu ikut terseret di dalam politik, hukum

disahkannya agama Khonghucu di Indonesia sampai dengan pembentukan Ditjen

Khonghucu agar Khonghucu dapat menghapus Diskriminasi terhadap agama

17

Kristian, Pemikiran Politik Konfusius, Mancius dan Xunzi (Fakultas Ushuluddin UIN

Sayrif Hidayatullah Jakarta, 2014). h. 1.

Page 21: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

10

Khonghucu.18

Pembahasan tesis ini menjelaskan Politik dan hukum di Indonesia

terhadap agama Khonghucu dan menghapus diskriminasi terhadap agama

Khonghucu terlihat berbeda dengan pembahasan skripsi ini yang membahasa

mengenai etika politik agama Khonghucu dan tidak membahas mengenai

deskriminasi agama Khonghucu.

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Nurul Qomariah, dengan Judul “ Etika

sosial dalam Perspektif Agama Khonghucu dan Islam”.19

Isi dari skripsi ini

banyak menjelaskan mengenai etika manusia dalam kehidupan sosial berdasarkan

pandangan dari agama Khonghucu dan Islam, karena menurut kedua agama ini

etika merupakan inti ajarana agama. Dalam skripsi ini tidak hanya menjelaskan

mengenai etika agama Khonghucu akan tetapi, skripsi ini menjelaskan tentang

etika sosial agama Khonghucu kemudian membandingkan dengan Islam,

sedangkan dalam skripsi yang penulis tulis membahas mengenai etika politik dan

tidak membandingkannya dengan Islam.

Keempat, jurnal yang ditulis oleh Ws. Budi S. Tanuwibowo yang diakses

pada http://www.spocjournal.com/religi/107-agama-politik-a-negara-menurut-

perspektif-khonghucu.html, dengan judul “Agama, Politik, dan Negara menurut

Prespektif Khonghucu”. Isi dari jurnal ini menjelaskan pengertian Agama, Politik

dan Negara dalam pandangan agama Khonghucu dan bagaimana hubungannya

antara ketiganya (Agama, Politik dan Negara).

18

Sugiandi Surya Atmaja, Politik Hukum Pemerintahan Indonesia Terhadap Agama

Khonghucu Era Orde Baru Hingga Era Reformasi (1967-2014) (Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2015), h. 1. 19

Nurul Qomariah, Etika Sosial dalam Prespektif Agama Konghucu dan Islam (Fakultas

Usuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008),h.1 artikel diakses pada 23 September 2016

dari http://digilib.uin-suka.ac.id/1332/

Page 22: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

11

E. Konsep Teoritis

Dalam menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam skripsi ini,

maka diperlukan adanya gambaran yang obyektif terhadap masalah yang diangkat

dalam tema yang ditulis oleh peneliti. Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu konsep

yang bersifat teoritis mengenai hal-hal yang berkaitan dengan etika, khususnya

Etika Politik dalam Agama Khonghucu. Sehingga, penjabaran dari teori-teori dari

tema tersebut adalah sebagai berikut:

a. Etika

Secara Etimologis, istilah etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang

dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti, yakni tempat tinggal yang biasa,

kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk

jamak (ta atha) artinya adalah adat kebiasaan dan arti terakhir inilah menjadi latar

belakang terbentuknya istilah “etika” yang oleh Arsitoteles (384-322 SM) sudah

dipakai untuk menunjukan filsafat moral. Dengan demikian bertitik-tolak dari asal

usul kata ini, maka etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu

tentang kebiasaan.20

Adapun pengertian etika menurut istilah tokoh-tokoh dapat dipaparkan

sebagai berikut:

1. Ahmad Amin

Etika adalah ilmu penegtahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk,

menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan

20

A. Prayitno dan Drs. Trubus, Etika Kemajemukan (Jakarta: Universitas Trisakti, 2012),

h. 36

Page 23: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

12

yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka, dan menunjukan jalan

untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia.

2. Ki Hajar Dewantara

Etika adalah ilmu pengetahuan yang memepelajari soal kebaikan dan

keburukan dalam hidup manusia semuanya, terutama mengenai gerak-gerik

pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai

tujuannya dalam bentuk perbuatan.

3. Cak Nur

Mengutip dari Karl Barth menyatakan bahwa, Etika berasal dari ethos

sebanding dengan moral berasal dari mos. Keduanya merupakan filsafat tentang

adat kebiasaan (sitten). Kata jerman sitte menunjukan arti moda (mode) tingkah

laku manusia, yakni suatu konstansi tindakan manusia. Karena itu, secara umum

etika atau moral adalah filsafat, ilmu, atau disiplin tentang tingkah laku atau

tindakan manusia.

Dengan demikian, etika merupakan teori tentang apa yang baik dan apa

yang buruk berkenaan dengan perilaku manusia menurut ketentuan akal manusia.

Persoalan etika muncul ketika moralitas seseorang atau suatu masyarakat

dipertanyakan secara kritis. Moralitas berkenaan dengan tingkah laku yang

kongkrit, sedangkan etika berkenaan dengan persoalan konseptual-teoritis.21

Di dalam buku Rosmaria Sjafariah dijelaskan bahwa, Etika adalah tingkah

laku yang ada kaitannya dengan norma-norma sosial, baik yang sedang berjalan

maupun yang akan terjadi. Secara etimologi etika mempelajari kebiasaan yang

21

Kementrian Agama RI, Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik: Tafsir Al-

Qur’an Tematik (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h. 6-8

Page 24: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

13

dilaksanakan manusia yang terdiri dari konvensu (kebiasaan) seperti cara

berpakaian, tata karma dan etiket dan sebagainya.

b. Politik

Politik Berasal dari bahasa Yunani yaitu "polis" berarti negara atau kota

dan "teta" berarti urusan. Politik pertama kali diperkenalkan dan digunakan oleh

Aristoteles dimana kata politik pada awalnya, pada masa itu Aristoteles menyebut

Zoon Politikon22

. Dari Zoon Politikon kemudian terus berkembang menjadi

polites, politeia, politika, politikos. "Polites" adalah warganegara. "Politeia"

adalah hal-hal yang berhubungan dengan negara. "Politika" adalah pemerintahan

negara. "Politikos" adalah kewarganegaraan, dengan demikian politik berarti

menyangkut dengan urusan negara atau pemerintahan dan warga negara.23

Pengertian politik secara umum, Politik adalah pembentukan dan pembagian

kekuasaan dalam masyarakat yang berwujud proses pembuatan keputusan,

terkhusus pada negara.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Politik adalah

mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan,

dasar pemerintahan).24

Pengertian politik menurut beberapa para ahli diantaranya:

22

Zoon politicon:Arti awal: zoon = hewan; politicon = bermasyarakat. Istilah ini berarti

“hewan yang bermasyarakat”. Istilah tersebut dipakai oleh Aristoteles dalam menerangkan sifat

naluri manusia yang memerlukan masyarakat dalam hidupnya satu hal yang membedakannya dari

hewan pada umumnya. Lih. B.N. Marbun, Kamus Politik (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007)

ed. III, h. 509. 23

Pengertian Politik, Apa itu? Artikelsiana, 2015, artikel diakses pada 02 November 2015

dari http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-politik-definisi-para-ahli-pengertian.html. 24

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1091.

Page 25: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

14

1. Bernard lewis

Politik sering diterjemahkan dengan kata siyasa, mungkin lebih tepat

dirujukkan ke dalam bahasa Inggris sebagai statecraft yaitu cara menjalankan

pemerintahan atau keahlian dan keterampilan memerintah.

2. Miriam Budiardjo

Politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem

politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan dan melaksanakan

tujuan-tujuan dari sistem tersebut. Pengambilan keputusan (decisionmaking)

mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi

antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang

telah dipilih itu.

3. Mukhoyar

Politik dapat didefinisikan dengan berbagai cara, tapi satu hal sudah pasti

bahwa politik menyangkut kekuasaan dan cara penggunaan kekuasaan. Disamping

itu, dalam pengertian sehari-hari, politik juga berhubungan dengan cara dan

proses pengelolaan suatu pemerintahan suatu Negara (the act of huma n social

control).25

Definisi politik sendiri dalam suatu ilmu mempunyai pengertian yang

berbeda-beda dikalangan para ahli, namun secara garis besar politik adalah

kekuasaan dan segala sesuatu yang berorientasi kepada tujuan pencapaian

kekuasaan. Secara umum, politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu

25

“Pengertian Politik,” artikel diakses pada tanggal 17 November 2015 dari e-Jurnal,

http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-politik.html.

Page 26: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

15

sistem politik (negara) yang menyangkut tujuan-tujuan dari sistem itu dan

melaksanakan tujuan-tujuan itu.26

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu

antara lain:

1. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan

kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)

2. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan

pemerintahan dan negara

3. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan

mempertahankan kekuasaan di masyarakat

4. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan

pelaksanaan kebijakan publik.27

Kehidupan politik mencakup bermacam-macam kegiatan yang

mempengaruhi kebijakan dari pihak yang berwenang ysng diterima oleh suatu

masyarakat dan yang mempengaruhi cara untuk melaksanakan kebijakan itu.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan dalam setiap kegiatan penelitian atau

penulisan skripsi. Hal ini bertujuan untuk menemukan data yang valid dan analisa

yang logis rasional. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain:

26

Mirriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1992),h.8 27

Politik, artikel diakses pada tanggal 17 November 2015 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Politik

Page 27: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

16

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah kajian kepustakaan

(Library Research). Melalui studi kepustakaan inilah penulis mengumpulkan data

dan informasi terkait bahan-bahan yang diteliti, baik dari perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Universitas Indonesia kampus Depok,

Perpustakaan MATAKIN, Perpustakaan Nasional dan sumber lainnya. Peneliti

akan mengkaji literature-literatur seperti buku, jurnal ilmiah, ensiklopedia,

majalah dan sumber kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

Sedangkan untuk melengkapi data yang telah ada, penulis melakukan

wawancara kepada tokoh Agama, rohaniwan dan juga praktisi agama Khonghucu

yang terkait dengan judul skripsi yang dianggap paham secara mendalam

mengenai Etika Politik Agama Khonghucu yakni Xs. Dr. Oesman Arif, M.Pd dan

Js. Sugiandi Surya Atmaja, S. Kom, M.Ag.

2. Pendekatan

Adapun pendekatan yang akan di gunakan penulis yaitu historis dan

sosiologis. Yang dimaksut pendekatan historis yaitu untuk mengkaji sejarah dan

pemikiran etika politik agama Khonghucu adapun pendekatan sosiologis

digunakan untuk merumuskan secara jelas bagaimana pengaruh dan bagaiman

penerapan etika politik dalam masyarakat dan pemerintah terutama bagi penganut

agama Khonghucu.

3. Metode pengumpulan data

Adapun dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan metode

deskriptif analisis. Deskriptif yang dimaksut adalah metode penulisan yang

Page 28: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

17

berusaha menggambarkan atau menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan judul

skripsi ini menurut apa adanya secara detail tanpa mengurangi ataupun

menambahakan.

4. Sumber Data

Sember data dari penulisan skripsi ini terdiri dari dua macam, yaitu data

primer28

dan data sekunder.29

Dalam penulisan ini yang menjadi data primer

adalah (kitab Si Su) Alam Pikiran Cina: sejak Confucius sampai Mao Dzedong,

dari judul aslinya, Chinese Thought from Confucius to Mao Tse-tung oleh H.G

Creel dan Pemikiran Politik Etnis Tionghoa Indonesia oleh Leo Suryadinata.

Sementara itu data yang termasuk data sekunder adalah buku, jurnal,

skripsi, tesis, majalah, koran, wawancara dan sebagainya yang dipandang relevan

dan dapat mendukung penelitian penulis.

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada Buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh

CeQDA (Center for Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang materi yang

menjadi pokok penulisan dan memudahkan para pembaca dalam memahami tata

28

Primer adalah sumber informasi yang secara langsung berkaitan dengan tema dalam

penelitian. 29

Sekunder adalah sumber informasi yang secara tidak langsung berkaitan dengan tema

atau pokok bahasan dalam penelitian, dengan kata lain data sekunder dapat disebut sebagai

penunjang atau pendukung.

Page 29: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

18

aturan penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebgai

berikut:

BAB I adalah Pendahuluan. Dalam pembahasan ini berisi hal-hal

mendasar yang mesti ada dalam sebuah laporan penelitian meliputi; Latar

Belakang, Rumusan dan Pembatasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Konsep Teoritis, Metode Penelitian serta Sistematika

Penulisan.

BAB II adalah Pandangan Politik Dalam Agama-Agama. Yang meliputi

Pengertian dan Sejarah Politik, Teori Politik, Hubungan Agama dan Politik yang

meliputi: (1. Islam, 2. Kristen, 3. Hindu, 4. Buddha).

BAB III adalah pembahasan tentang Ajaran Etika Politik dalam Agama

Khonghucu. Isinya meliputi; Konsep Etika Politik dalam Agama Khonghucu,

Landasan Etika Politik dalam Agama Khonghucu, Bentuk-Bentuk Etika Politik

yang meliputi: (1. Dasar Pemerintahan, 2. Kepemimpinan, dan 3. Konsep

Hukum).

BAB IV adalah bab inti, yakni berisikan Implementasi Etika Politik Oleh

Khonghucu dalam Kehidupan Sehari-hari dan Bernegara yang meliputi; (1.

Implementasi Etika Politik secara pribadi, 2. Hasil dari Implementasi Etika Politik

dalam Kehidupan Sehari-hari, 3. Hasil dari Implementasi Etika Politik dalam

Bernegara).

BAB V adalah Penutup. Bab penutup ini berisi kesimpulan dari

pembahasan bab-bab sebelumnya. Disamping itu, penulis mencoba memberikan

saran-saran berkaitan dengan masalah yang telah dibahas untuk kepentingan

Page 30: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

19

penelitian kemudian dan sebagai akhir dari keseluruhan tulisan ini penulis

cantumkan daftar kepustakaan yang penulis pakai sebagai rujukan dalam

penulisan skripsi ini.

Page 31: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

20

BAB II

PANDANGAN POLITIK DALAM AGAMA-AGAMA

A. Pengertian dan Sejarah Politik

Dalam kehidupan sehari-hari kata “Politik” sudah tidak asing lagi untuk

didengar dan diucapkan, karena segala sesuatu yang dilakukan sering kali diatas

namakan dengan label politik. Misalnya, pengangkatan atau pencopotan seorang

penjabat kepala kantor kadang dilakukan atas pertimbangan politik.

Secara sederhana politik dapat diartikan proses pembentukan dan

pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses

pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya

penggabungan antara definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal

dengan ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara

konstitusional maupun nonkonstitusional.30

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam-macam

kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses

menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.

Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki.

Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan

kegiatan-kegiatan perseorangan (individu). Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu

perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum (public policies) yang

menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi dari sumber-sumber dan

30

Politik “artikel diakses pada tanggal 01 maret 2016 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/politik#cite_not_1

Page 32: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

21

resources yang ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu, perlu

memiliki kekuasaan atau kewenangan (authority), yang akan dipakai baik untuk

membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul

dalam proses ini. Cara yang dipakainya dapat bersifat persuasi (meyakinkan) dan

jika perlu bersifat paksaan.31

Willem Zevenbergen dalam bukunya Formeele Enycolpaedie der

Rechtswetenschop mengambil perbendaharaan kata politik dari orang-orang

Yunani yang menghubungkan dengan dua hal, yaitu seni dan ilmu, kemudian

mengartikan kata politik ini sendiri meliputi dua hal tersebut. Unsur kesenian

inilah yang menurutnya menyebabkan kelincahan dalam gerakan politik, di mana

seseorang politikus bertindak mendekati gerak-gerik seorang seniman yang sering

jauh dari logika dan oleh karenanya hanya dapat ditanggapi dengan rasa dan tidak

dengan pikiran. Sementara, Max Weber mendefinisikan politik sebagai usaha

untuk menggunakan akal dan kekuatan sosial untuk mempengaruhi jalannya

pemerintahan. Seseorang politikus adalah seseorang yang berupaya untuk

mempengaruhi alur jalan pemerintahan. Bahkan lebih jauh, seorang politikus

sedapat mungkin ingin menguasai atau memegang pemerintahan itu sendiri agar

kemudian ia dapat secara leluasa menggunakan kekuasaan pemerintah itu untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.32

Secara umum politik didefinisikan sebagai pengelolaan dan kepemimpinan

secara konseptual dan actual pada serangkaian urusan komunikasi, kebudayaan

dan ekonomi dalam rangka menggapai tujuan yang dapat merealisasikan

31

Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 15 32

Mansyur Semma, Negara dan Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis atas Negara,

Manusia Indonesia dan Perilaku Politik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h. 90-91

Page 33: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

22

pembangunan sosial. Pengertian politik semakin meluas dan tidak mungkin

memperoleh makna tunggal. Di dalam bidang ilmu-ilmu sosial telah banyak

menimbulkan perbedaan dikalangan ahli-ahli politik dalam mendefinisikan

pengertian politik.

Di dalam bukunya Franz Magnis Suseno tahun 1988 yang berjudul etika

politik, terhadap rumusan etika dan etika politik haruslah jelas, dikarenakan etika

kedalam lingkungan filsafat dan etika politik menyangkut permasalahan hukum,

kekuasaan dan penilaian kristis terhadap legitimasi yang ada.33

Menurut Franz

etika tidak dapat memasuki ranah praktik, karena etika tidak dapat disejajarkan

dengan ideology negara.

Di Yunani Kuno misalnya, pemikiran mengenai negara sudah dimulai

pada tahun 450 S.M, seperti terbukti dalam karya-karya ahli sejarah Herodutus,

atau filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles dan sebagainya. Di Asia ada beberapa

pusat kebudayaan, antara lain India dan Cina, yang telah mewariskan berbagai

tulisan politik yang bermutu. Tulisan-tulisan dari India terkumpul antara lain

adalah kesusastraan Dharmasastra dan Arthasastra yang berasal dari masa kira-

kira 500 S.M. Di antara filsuf China yang terkenal ialah Konfucius (350 S.M),

Mencius (350 S.M) dan Mazhab Legalists, antara lain Shang Yang (350 S.M).34

Dalam bidang politik pemikiran fisuf China yang terkenal seperti

Konfusius dianggap konservatif karena merujuk pada ajaran para raja Tiongkok

Kuno (3000-2205 SM). Dalam sejarah China, Konfusius hidup pada zaman

dinasti Zhou. Pendiri dinasti Zhou mengalahkan penguasa terakhir dinasti Shang

33

Franz Magnis Suseno, Etika Politik (Jakarta: Gramedia, 1988), h. 6 34

Saut Hamonangan Sirait, Politik Kristen di Indonesia: Suatu Tinjauan Etis (Jakarta: PT

BPK Gunung Mulia, 2011), h. 19-20

Page 34: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

23

sekitar seribu tahun sebelum Kristus. Menurut Konfusius, keadaan kacau pada

zaman Chunqiu disebabkan oleh kelemahan sistem feodal yang tidak lagi

mendapat sambutan positif dari rakyat. Konfusius berharap agar golongan

pemerintah, menteri, ayah, dan anak-anak berbuat sesuai dengan kedudukannya

masing-masing. Beliau berpendapat jika wujud peraturan seperti ini diterapkan

maka akan timbul pemerintahan yang baik. Zhengming bermaksud untuk

membenarkan status sosial masing-masing individu sesuai dengan tugas dan

tanggung jawabnya. Jika hal ini tidak terjadi maka akan timbul kekacauan dalam

sebuah pemerintahan.

Perkembangan politik itu menjadi suatu arus besar yang mempengaruhi

pemikiran-pemikiran politik di dunia. Bahkan sebagaian ahli memperlihatkan

hubungan yang tidak mungkin dilepaskan antara proses perkembangan pemikiran

politik yang terjadi di Yunani itu dengan perkembangan politik yang sekarang ini.

Pemikiran politik menurut William Ebenstein juga mengakui, bahwa

untuk sebagian besar Yunani berhasil di dalam pembangunan suatu sistem politik

yang didasarkan pada persetujuan masyarakat, secara khusus Atena. Dan menurut

Ebenstein, pemikiran-pemikiran jenius Yunani yang sangat spekulatif itulah yang

pertama kali berhasil menerapkan pemikiran yang sistematis dan penelitian yang

kritis terhadap ide-ide dan lembaga-lembaga politik.35

Usaha untuk mencampuradukkan agama dengan politik pun sering terjadi.

Padahal, kalau dilihat agama berdasarkan pada moralitas, kemurnian, dan

keyakinan, sedangkan dasar politik adalah kekuatan. Dilihat dari sejarah masa

35

Sirait, Politik Kristen di Indonesia: Suatu Tinjauan Etis, h. 20

Page 35: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

24

lalu, agama telah sering digunakan untuk memberi hak bagi orang-orang yang

berkuasa. Agama digunakan untuk membenarkan perang dan penaklukan,

penganiayaan, kekejaman, pemberontakan, penghancuran karya~karya seni dan

kebudayaan. Ketika agama digunakan sebagai perantara tindakan-tindakan politik,

agama tidak lagi dapat memberikan keteladanan moral yang tinggi dan derajatnya

direndahkan oleh kebutuhan-kebutuhan politik duniawi.

B. Teori Politik

Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena.

Dalam menyusun generalisasi, teori selalu memakai konsep-konsep. Konsep lahir

dalam pikiran (mind) manusia dan karena itu bersifat abstrak, sekalipun fakta-

fakta dapat dipakai sebagai batu loncatan. Teori politik adalah suatu cara berfikir

campuran esensial. Ia tidak hanya mncakup argument deduktif dan teori empiris,

melainkan juga mengkombinasikannya dengan kepentingan normatife. Teori

politik adalah ilmu yang bersifat komparatif dan penjelasan yang dicontohkan

dalam karya-karya sejarah dan analisi konstitusional.36

Dalam pandangan Germino menyatakan, teori politik sebagai studi kritis

tentang prinsip-prinsip pengaturan yang benar dalam eksistensi sosial manusia.

Jadi, teori politik itu sebuah ilmu tapi bukan ilmu yang membatasi diri pada kata-

kata yang dapat dibuktikan dengan panca indra. Sementara itu teori politik

menurut Easton terdiri dari tiga unsur : 1). Keterangan tentang fakta-fakta atau

deskriptif, 2). Teori murni atau teori sebab-akibat yang berusaha mencari

36

Marbun, B.N, Kamus Politik (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan), h. 731

Page 36: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

25

hubungan yang dianggap ada antara fakta-fakta, 3). Teori nilai yang menentukan

keterangan-keterangan preferensi yang saling berhubungan.37

Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat

politik. Dengan perkataan lain, teori politik adalah bahasan dan renungan atas a)

tujuan dan kegiatan politik, b) cata-cara mencapai tujuan itu, c) kemungkinan-

kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik

tertentu dan d) kewajiban-kewajiban yang diakibatkan oleh tujuan politik itu.

Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik mencakup: masyarakat, kelas

sosial, negara, kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-

lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi dan

sebagainya.38

Teori politik mengatakan bahwa pemerintah melaksanakan tugas-tugas

negara berdasarkan hukum dan berdasarkan teori hukum, negara adalah subjek

hukum dan sebagai subjek hukum negara diwakili oleh pemerintah.39

Roymond

Garfield Getteli memberikan pemetaan atas teori-teori politik menjadi dua

kelompok:

1. Teori politik konservatif adalah teori-teori yang berusaha

mempertahankan, membela kehidupan kenegaraan yang telah eksis,

serta tidak menghendaki diadakannya perubahan-perubahan dalam

kehidupan politik kenegaraan.

37

Efriza, Ilmu Politik: Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 36-37 38

Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 43 39

J.M Papasi, Ilmu Politik: Teori dan Praktik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 10

Page 37: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

26

2. Teori politik radikal adalah sejalan dengan terminology “radikal” yang

dipikirkan untuk penyebutan kelompok teori politik yang satu ini,

teori-teori politik radikal bertujuan mengadakan perubahan dalam

sistem kenegaraan yang ada.40

C. Hubungan Agama dengan Politik

Agama dan politik merupakan dua dunia yang seakan-akan bertolak

belakang. Politik dipahami orang sebagai dunia penuh intrik, tipu, dan

kecurangan. Sedangkan agama merupakan dunia yang dipenuhi dengan kebaikan.

Pemahaman tersebut, terjadi karena politik menjelma di dalam praktik kehidupan

sebagai upaya pencairan kekuasaan yang mengingkari prinsip-prinsip norma.

Sedangkan agama, menjelma sebagai hegemoni mitologi yang indah dan

menenangkan, sehingga muncul kesan bertolak belakang.41

Dalam fenomena beragama dijelaskan bahwa kehidupan manusia sangat

menarik, universal, unik, bahakan penuh misteri. Ekspresi beragama telah ada

sepanjang umat manusia, baik dalam masyarakat primitive maupun masyarakat

modern. Begerson, adalah seorang pemikir dari Perancis yang menyatakan bahwa

beragama merupakan gejala universal masyarakat manusia. Kita menemukan

masyarakata tanpa sains, seni, politik dan filsafat, tetapi tidak pernah ada

masyarakat tanpa agama.42

40

Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan oleh Zulkifly Hamid dari buku asli

Indroduction to Political Sciense, h. 39-40 41

________, Politik dan Agama dalam Jurnal Religi Jurnal Studi Agama-Agama: Agama

dan Politik (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2004), h. 283 42

Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia (Jakarta: Rajawali Press,

2006),h.3

Page 38: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

27

Beberapa pengaruh yang menjadikan hubungan agama dan politik

menjadikan beberapa dimensi. Pertama adalah dimensi internal agama itu sendiri,

menyediakan cetak biru yang mengatur seluruh tata kehidupan, termasuk

hubungan agama dan politik. Taupun sebaliknya, agama mempunyai wilayah

tersendiri yang tidak ada sangkut pautnya dengan politik dan negara. Kedua,

dimensi eksternal, pada sisi ini berkaitan dengan peradigma penyelenggaraan

negara terhadap nilai-nilai keagamaan. Ketika agama diposisikan tidak disangkut-

pautkan dengan negara, bahkan disingkirkan pada ranah publik maka tidak akan

ada pengaruh diantara kedua hubungan tersebut.43

Hubungan antara politik dan agama muncul sebagai suatu masalah hanya

pada bangsa-bangsa yang tidak homogeny secara agama. Pendapat Aristoteles

tentang homogenitas agama adalah suatu bentuk kondisi politik yang stabil. Jika

kepercayaan-kepercayaan banyak berlawanan mengenai nilai-nilai tertinggi

masuk kedalam ranah arena politik maka mereka akan bertikai dan semakin jauh

dengan kompromi.44

Agama sebagai salah satu aspek yang membantu kehidupan secara

bersama didalam negara, ketika agama sanggup menjawab persoalan ini makan

agama menjadi teman yang berguna bagi negara. Terdapat perbedaan yang begitu

mendasar dalam hal agama dan politik, dalam hal politik pengertian yang

dijelaskan dari berbagai macam agama yang diakui di Indonesia, yakni:

43

Anas Said, dkk, Menekuk Agama, Membangun Tahta: Kebijakan Agama Orde Baru

(Depok: Desantara 2004), h. 3 44

Roland Robertson, ed, Agama: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, Cet. Ke-3, 1993), h. 379

Page 39: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

28

1. Islam

Politik dalam bahasa Arab disebut “siyasat” yaitu kosakata yang berasal

dari kata “saasa”-“yasuusu” berarti: Kekuasaan atas rakyat; pengelolaan urusan

Negara; penyelenggaraan pemerintah; penerapan kepemimpinan; kekuasaan;

kepemimpinan; pengaturan urusan public sesuai kepentingan mereka; penegakan

keadilan; keberhukuman, ganjaran dan saksi, penjagaan teritori; penjagaan dan

pengawasan; perintah dan larangan; pengelolaan urusan dalam dan luar Negeri.45

Islam merupakan faktor berpengaruh terhadap politik. Ada dua alasan

mengapa hal ini terjadi. Pertama, karena secara kuantitas umat Islam di Indonesia

merupakan mayoritas. Kedua, karena adanya pemikiran dalam umat Islam sendiri

bahwa memang Islam dan politik tidak dapat dipisahkan. Deliar Noer, termasuk

orang yang berpandangan bahwa Islam mempunyai konsep negara dan Islam

dengan politik tidak dapat dipisahkan. Menurut Deliar Noer, sebagai sebuah

konsep (bukan nama) negara Islam dilandasi oleh 1). Al-Quran dan Sunnah Rasul

sebagai pegangan hidup bernegara, 2). Hukum harus dijalankan, 3) Prinsip Syura

(Musyawrah) dijalankan, 4). Kebebasan diberikan tempat, 5). Toleransi antar

agama.46

Dalam pelaksanaan etika keIslaman berpolitik di Indonesia sama seperti

apa yang dikatakan oleh Deliar Noer, hendaklah merujuk kepada pegangan utama

umat Islam yakni Al-Qur‟an dan Hadist sebgai pesan Tuhan melalui nabi yang

disampaikan kepada seluruh umat manusia. Selain Al-Qur‟an dan Hadits, senada

45

Ali Asgar Nusrati, Sistem Politik Islam: Sebuah Pengantar (Jakarta: Nur Al-Huda,

2014), h. 23 46

Neneng Yani Yuningsih, Pola Interaksi (Hubungan) Antara Agama, Politik dan Negara

(Pemerintahan) dalam Kajian Pemikiran Politik (Islam) artikel diakses pada 18 nOvember 2106

dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/08/pola_interaksi_antara_agama.pdf,h. 21

Page 40: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

29

dengan pemahaman Sukarno terhadap kemajuan Islam bahwa perlu kerasionalan

berfikir jangan mengarah pada sikap meniadakan Tuhan.47

Pokok-pokok masalah etika politik yang dibahas dalam Al-Qur‟an terbagi

menjadi beberapa tema: a) Sikap Amanah, b) Musyawarah, c) Adil, d) Persamaan,

e) Toleransi yakni Untuk persoalan yang prinsip dalam hidup seseorang, yaitu

keyakinan saja Al-Qur‟an menyuruh umatnya untuk bertoleransi, maka apalagi

“hanya” urusan politik. Sudah sewajarnya kalau sikap toleran dalam menyikapi

perbedaan sikap politik lebih dari itu.48

Dalam pemikiran politik keIslaman di Indonesia, peran Islam begitu

banyak baik secara terbuka maupun tersirat. Dikarenakan peran yang dimainkan

oleh umat Islam telah berlangsung lama di Indonesia, yakni sejak kedatangan

Islam di Nusantara pada beberapa abad yang lalu yang kemudian menjadi bagian

yang tidak dapat dipisahkan dari pemikiran dan perjuangan di Indonesia.

Bagi sebagian kalangan umat Muslim ada yang berpengaruh teguh pada

Al-Qur‟an dan Hadits sebagian rujukan khusus untuk pemikiran politik Islam,

sebagian lainnya ada yang menjadikan sejarah Nabi Muhammad sebagai

parameter dan inspirasi perumusan pemikiran politik Islam. Sebab pada hal itu

terdapat kebenaran yang didalamnya unsur ilahiah. Maka jika sebagian orang

yang hendak mendirikan negara teokratis yang didalamnya Islam sebagai dasar

negara, maka menurut Sukarno, menjadi alasan bagi kalangan orang tersebut yang

47

Lubis, Sukarno dan Modernisme Islam, h. 27. Lihat juga, Rusli Karim, Dilema

pendidikan Islam di Zaman Moderen, Kritik terhadap Sistem Pendidikan Muhammadiyah.

Kompas, senin 15 Juli 1985. 48

Muchlis M. Hanafi, Etika Berkeluarga, bermasyarakat, dan Berpolitik (Tafsir Al-

Qur’an Tematik, Edisi Yang Disempurnakan), h.36-66

Page 41: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

30

menganggapnya sebagai perintah agama yang berakibat akan menampilkan

pemikiran politik Islam yang hanya berpegang pada suatu madzhab.49

2. Kristen

Dalam agama Kristen bahwa politik diartikan dalam dua pembagian, yakni

politik sebagai ilmu dan politik sebagai filsafat. Kedua pembagaian tersebut

memiliki pengertian yang berbeda, terutama pada obyek dan persoalan-persoalan

utamanya. Pengertian yang lebih bersifat oprasional menyangkut politik, tanpa

mempersoalkannya sebagai ilmu atau filsafat datang dari Karl Deutch. Baginya

politik, entah itu menyangkut negara atau pemerintahan ataupun manusia, adalah

sebagai pembuat keputusan yang dilakukan pemerintah untuk rakyat.50

Di Kolumbia, kekuasaan gereja Katholik di bidang politik sebelum 1920

di bawah partai konservatif sangat kuat, hingga seorang presiden harus dipilih

oleh Uskup agung Bogota. Konstitusi 1886 menegaskan bahwa agama Katholik

adalah unsur penting dalam tatanan sosial. Concordat (perjanjian) antara

pemerintah dan paus –yang disahkan tahun 1888– juga memberikan kekuasaan

bidang pendidikan kepada gereja.51

Agama Kristen diyakini sebagai sistem keayakinan yang mengajarkan

loyaltas manusia terhadap Tuhan secara Vertikal sedangkan politik merupakan

produk manusia dalam hal sosial secara horizontal. Keterlibatan kalangan Kristen

49

Efendi, B., Jalan Tengah Politik Islam: Kaitan Islam, Demokrasi dan Negara yang

Tidak Mudah (Jakarta: Ushul Press, 2005), h. 186 50

Sirait, Politik Kristen di Indonesia : suatu tinjauan etis, h. 23-24 51

Mouvty Makaarim al-Akhlaq, PERAN POLITIK AGAMA DALAM NEGARA: Analisa

dan Tinjauan Historis Ringkas, artikel diakses pada 03 maret 2016 dari

https://makaarim.wordpress.com/2012/07/19/tulisan-lama-peran-politik-agama-dalam-negara-

analisa-dan-tinjauan-historis-ringkas/.

Page 42: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

31

di bidang Politik merupakan suatu ungkapan yang penuh akan tuntutan mengenai

komitmen terhadap pelayanan kepada orang lain. Tindakan sesuai hati nurani

menurut pemeluk Kristen bukan merupakan suatu penerimaan posisi

memperbudak yang terasingkan dari politik melainkan penawaran sumbangsih

melalui kehidupan politik, masyarakat akan menjadi lebih adil dan bermartabat.

Ajaran Gereja akan sosial merupakan sebuah kewajiban kaum awam Kristen agar

bertindak koheren secara moral.52

Di dalam Konsili Vatikan II yang berjudul “Gaudium et Spes” yang

disahkan pada 5 Desember 1965, bagian II mengemukakan tentang kebudayaan

sosial yakni masalah perkawinan dan keluarga, kebudayaan, ekonomi dan politik.

Bahwa ajaran mendasar terhadap etika yakni didalam kitab suci dan ajaran sosial

Gereja.53

Demokrasi Kristen adalah sebuah ideology politik, yang dilahirkan pada

akhir abad ke-19, pada umumnya sebagai akibat dari ensiklik kepausan, Rerum

Novarum dan Paus Leo XII, yang isinya menyatakan bahwa vatikan mengakui

penderitaan kaum buruh dan sepakat bahwa harus diambil langkah-langkah

mengenai hal ini, sebagai akibat dari bangkitnya gerakan-gerakan sosialisasi dan

serikat buruh.54

Tanggapan orang Kristen di Indonesia terhadap politik tebagi menjadi dua

bagian. Satu bagian meyakini lalu berperan aktif di bidang politik dan bagian

lainnya adalah menolak terhadap Politik. Bagi kalangan Kristen yang meyakini

52

Robertson, ed, Agama: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi, h. 379 53

Armanda Riyanto, CM, Katolisitas Dialoga- Ajaran Sosial Kristen (Yogyakarta PT

Kanisius, Cet. Ke-4, 2014), h. 97. 54

“Gerakan Agama Kristen,” artikel ini diakses pada 01 april 2016 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_agama_Kristen.

Page 43: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

32

dan terlibat dalam dunia politik meyakini bahwa keberhasilan kerajaan Allah

dalam penyelamatan tatanan sosial sangat bergantung pada penyerapan tubuh

Kristus di dalam organisasi sosial dan tubuh Kristus itu sendiri melampaui negara

dan masyarakat.55

Sedangkan untuk kalangan Kristen yang menolak terhadap

politik menganggap bahwa, politik terdapat ambiguitas, karena Gereja telah

menjadi duniawi dan perangainya sulit dibedakan dengan kelakuan yang ada

diluar kepercayaan Kristen.

3. Hindu

Ajaran politik dalam agama Hindu (Nitisastra) semuanya bersumber dari

kitab suci Veda. Aliran Veda ini mengalir dan dikembangkan dalam suatu kitab-

kitab seperti: Smerti, Ithiasa, Purana, Tantra, Darsana, Upanishad, maupun lontar-

lontar Tatwa yang ada sekarang ini. Menurut kitab suci Weda, Politik merupakan

cara untuk mencapai tujuan (menegakkan dharma). Dimana dalam pelaksanaan

untuk mencapai tujuan harus tetap berlandaskan akan agama serta moral dan

etika. Karena itu, tidaklah dibenarkan jika masa parpol melakukan

persembahyangan di pura-pura dengan tujuan politis apalagi dilengkapi dengan

atribut parpol. Kecuali jika masa parpol tersebut ke pura dengan busana yang tepat

tanpa tendensi politis melainkan semata-mata hanya untuk memohonkan

kerahayuan dan kerahajengan bersama. Terlebih lagi bila disertai dengan

55

Sirait, Politik Kristen di Indonesia, h. 151. Lihat juga, Walter Rauschenbush,

Christianizing the Sosial Order, (New York: The Macmillan Company, 1912), h. 3

Page 44: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

33

dharmawacana yang menyuarakan pesan-pesan moral (bukan pesan sponsor

parpol).56

Dilihat dari sudut pandangan budaya politik, ciri-ciri khasnya yang paling

utama adalah tidak adanya kebenaran universal yang didukung oleh dogma

(wahyu) dan adanya kemajukan yang secara eksplisit diakui dalam hal-hal yang

berkaitan dengan keyainan ataupun aturan tingkah laku.57

Norma-norma tingkah laku sosial yang didasarkan atas otoritas kitab suci

dan adat sejak dahulu dilaksanakan terutama melalui dewan-dewan kasta yang

bersangkutan dengan pelestarian kesucian ritual dan status masing-masing kasta

tersebut. Maka ciri khas dari sistem religio-politik organik Hindu adalah: ideologi

yang mewakili masyarakat sakral dalam kerangka hirarki kasta dan status

kekuasaan raja yang absolut di Nepal, raja dianggap sebagai titisan dewa Vishnu,

yaitu dewa pemelihara menurut mitologi Hindu, memiliki status ketuhanan dan

bertanggungjawab mempertahankan tatanan sakral tersebut.

4. Budha

Tujuan Buddha Dhamma tidak diarahkan pada penciptaan lembaga-

lembaga politik baru dan menyusun rencana-rencana politik. Pada dasarnya,

agama mencari pendekatan masalah-masalah kemasyarakatan dengan

memperbaiki individu-individu dalam masyarakat tersebut dan menganjurkan

56

Nyoman Ari Cahyani Damawati, POLITIK MENURUT PERSPEKTIF HINDU, artikel

diakses pada 02 Maret 2016 dari http://www.scribd.com/doc/36884642/Politik-Menurut-

Perspektif-Hindu-Part-8 57

Donald Eugene Smith, Agama dan Modernisasi Politik, suatu Kajian Analitis,

diterjemahkan olehMachnun Husein dari buku asli Religion and Political Development, An

Analytic Study (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), h. 242-245

Page 45: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

34

beberapa prinsip umum untuk dituntun ke arah nilai-nilai kemanusiaan yang

tinggi.

Agama Buddha tidak peduli sistem politik apa yang diambil, ada faktor-

faktor universal tertentu yang harus dialami anggota-anggota masyarakat, yaitu

pengaruh-pengaruh kamma baik dan buruk, kurangnya kepuasan sejati atau

kebahagiaan abadi dalam dunia yang bersifat dukkha (ketidakpuasan), anicca

(ketidakkekalan), anatta (tanpa keakuan). Bagi umat Buddha tiada tempat dalam

samsara di mana ada kebebasan sejati bahkan tidak di surga-surga atau dunia para

Brahma. Meskipun suatu sistem politik yang baik dan adil menjamin hak asasi

manusia dan mengawasi keseimbangan, penggunaan kekuatan adalah suatu

kondisi penting bagi suatu kehidupan bahagia dalam masyarakat.

Ada beberapa aspek dari ajaran Sang Buddha yang mempunyai hubungan

dekat dengan perencanaan politik masa kini. Pertama, Sang Buddha berbicara

tentang kesamaan atau kesejajaran semua manusia jauh sebelum Abraham

Lincoln. Dan kelas-kelas juga kasta-kasta adalah pembatas buatan yang didirikan

oleh masyarakat. Satu-satunya klasifikasi manusia, menurut Sang Buddha, adalah

berdasarkan pada kualitas perbuatan moral mereka. Kedua, Sang Buddha

mendorong jiwa semangat kerjasama sosial dan partisipasi aktif dalam masyarakat

modern. Ketiga, karena tak seorang pun ditunjuk oleh Sang Buddha sebagai

penerus, anggota-anggota Sangha dituntun oleh Dhamma dan Vinaya, atau

singkatnya, aturan Hukum. Hingga hari ini setiap anggota Sangha mematuhi

aturan Hukum yang menentukan dan menuntun perbuatan mereka. Keempat, Sang

Buddha mendorong jiwa konsultasi dan proses demokrasi. Ini diperlihatkan dalam

Page 46: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

35

kelompok Sangha yang semua anggotanya mempunyai hak untuk memutuskan

masalah-masalah umum.58

Pendekatan Agama Buddha terhadap politik adalah kemoralan dan

tanggung jawab penggunaan kekuatan masyarakat. Sang Buddha mengkotbahkan

Tanpa Kekerasan dan Kedamaian sebagai pesan universal. Beliau tidak

menyetujui kekerasan atau penghancuran kehidupan dan mengumumkan bahwa

tidak ada satu hal yang dapat disebut sebagai suatu perang adil. Beliau

mengajarkan, “Yang menang melahirkan kebencian, yang kalah hidup dalam

kesedihan. Barang siapa yang melepaskan keduanya baik kemenangan dan

kekalahan akan berbahagia dan damai”. Sang Buddha tidak hanya mengajarkan

Tanpa Kekerasan dan Kedamaian, Beliau mungkin guru agama pertama dan satu-

satunya yang pergi ke medan perang secara pribadi untuk mencegah pecahnya

suatu perang. Sang Buddha juga mendiskusikan penting dan perlunya suatu

pemerintahan yang baik. Beliau memperlihatkan bagaimana suatu negara dapat

menjadi korup, merosot nilainya dan tidak bahagia ketika kepala pemerintahan

menjadi korup dan tidak adil. Beliau berbicara menentang korupsi dan bagaimana

suatu pemerintahan harus bertindak berdasarkan pada prinsip-prinsip

kemanusiaan. Suatu kali Sang Buddha berkata:

“Ketika penguasa suatu negara adil dan baik para menteri menjadi

adil dan baik; ketika para menteri adil dan baik, para pejabat tinggi

adil dan baik; ketika para pjabat tinggi adil dan baik, rakyat jelata

menjadi baik; ketika rakyat jelata menjadi baik, orang-orang

menjadi adil dan baik”.59

(Anguttara Nikaya)

58

Sri Dhammananda, Keyakinan Umat Budha, diterjemahkan oleh Ida Kurniati dari buku

asli What Buddhists Believe (Jakarta: Ehipassiko Foundation, 2012), h. 324-331 59

Sujayo, Buddhisme dan Politik, artikel diakses pada 03 Maret 2016 dari

http://artikelbuddhist.com /index- artikel

Page 47: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

36

Politik dan kekuasaan di dalam agama Buddha seperti sebuah kereta yang

tergantung kepada kedua rodanya, yakni roda kekuasaan (anacakka) dan roda

kebenaran (dhammacakka). Bila roda kekuasaan tidak dikendalikan oleh penguasa

dengan baik, maka akan menjadi kekuasaan yang korup, dan dalam kondisi ini

Sangha atau komunitas spiritual, harus mengimbanginya dengan roda

kebenaran.60

Meskipun demikian, jika seorang umat Buddha ingin terlibat dalam

politik, ia tidak boleh menyalahgunkan agama untuk mendapatkan kekuatan

politik, tidak juga disarankan bagi mereka yang telah meninggalkan kehidupan

duniawi guna menjalani kehidupan suci dan religius untuk terlibat aktif dalam

politik.61

Agama Buddha menjaga jarak terhadap politik “Buddha tidak berusaha

mempengaruhi kekuasaan politik untuk menyiarkan ajaranya, tidak juga

mengijinkan ajaranya disalah gunakan untuk menguasai kekuasaan politik”

60

Tejo Ismoyo, Politik dan Demokrasi dalam Pandangan Agama Budha, artikel diakses

pada 03 maret 2016 dari http://www.docs-engine.com/ppt/1/politik-dan-demokrasi-dalam-

pandangan-agama-budha.html 61

Dhammananda, Keyakinan Umat Budha, diterjemahkan oleh Ida Kurniati dari buku asli

What Buddhists Believe, h. 324-331

Page 48: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

37

BAB III

AJARAN ETIKA POLITIK DALAM AGAMA KHONGHUCU

A. Konsep Etika Politik Dalam Agama Khonghucu

Dalam dunia akademik, politik adalah suatu ilmu yang sangat mulia. Maka

etika moral dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan politik sudah pasti masuk ke

dalam dunia politik. Sangat penting sekali sebuah etika dan moral itu ada di dalam

dunia berpolitik. Sedangkan etika itu prilakunya dan moral lebih mengarah ke

sebuah sikap kepribadian seseorang, maka keduanya sangat penting sekali di

dalam berpolitik. Sebab apabila politik tidak memiliki dasar etika dan moral,

negara pasti sudah hancur.62

Di dalam ajaran yang diajarkan oleh Nabi Kong Zi secara garis besar

bahwa, agama Khonghucu dalam berpolitik yang harus di utamakan adalah etika

itu sendiri dan etika itu harus dipersiapkan dan dipelajari sendiri untuk

menyempunakan tujuannya dalam melakukan sesuatu, terutama di dalam dunia

politik. Jika semua orang menyiapkan dan mempelajari etika itu sendiri, maka

dengan sendirinya negara akan menjadi kuat. Semua dari hal yang terkecil di

persiapkan maka sebuah kehidupan di dalam sebuah negara akan menjadi

lengkap. Inilah dasar di dalam menjalankan sebuah politik yang baik dalam agama

Khonghucu.

Pemikiran politik, pengaturan negara dan pemerintahan telah dijelaskan

secara terperinci dan detail dalam kitab Sishu, Wujing dan Xunzi melainkan

merumuskan prinsip-prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman dalam

62

Wawancara dengan Xs. Dr. Oesman Arif, M.P. Tangerang, 18 Oktober 2016

Page 49: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

38

kehidupan bernegara dan berbangsa. Khonghucu sangat menekankan etika bahkan

dalam masalah politik. Konsep dari etika Khonghucu berawal dari kisah hidup

Nabi Kong Zi. Pada abad VII, pengaruh pemikiran Xun Zi di Tionghoa mulai

terancam karena banyak tokoh Khonghucu yang tidak setuju dengan tindakan Xun

Zi menjadikan cendekiawan Khonghucu sebagai politisi. Mereka menyadari

bahwa pembinaan kerohanian terhadap masyarakat Tionghoa diabaikan oleh

cendekiawan Khonghucu. Para cendekiawan ini lebih tertarik menjadi pejabat

negara dari pada menjadi pembina kerohaian dan spiritual. Akibatnya, tugas

pembinaan kerohanian rakyat saat itu diambil oleh pendeta Tao dan pendeta

Buddha.63

B. Landasan Etika Politik Dalam Agama Khonghucu

Dalam bidang politik, ajaran Khonghucu membentuk suatu sistem

pemikiran yang berdasarkan jalan yang ditempuh para raja Tiongkok kuno, yaitu

sistem Keperimanusiaan dan sistem Kepemimpinan melalui teladan. Ajaran

Khonghucu menyarankan slogan mencintai sesama manusia, lalu

menyempurnakan perilaku diri sendiri terlebih dahulu, dan selanjutnya

membereskan keluarga dan negara. Pemikiran utama ajaran Khonghucu adalah

seorang raja harus memperbaiki dan meyempurnakan diri sendiri dari semua

aspek kehidupan dan ia haruslah menjadi seorang yang baik untuk memerintah

sebuah negara. Syarat ini sangatlah penting bagi yang melaksanakan tugas

pemerintahan yang diamanatkan oleh Tuhan.

63

Oesman Arif, Penyelenggaraan Negara menurut Filsafat Xun Zi, artikel diakses pada

22 April 2016 dari http://www.spocjournal.com/filsafat/339-ideologi-dan-pemerintahan-

pemikiran-xun-zi-pada-zaman-sekarang.html.

Page 50: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

39

Para ahli pikir zaman Tiongkok kuno umumnya menggunakan pendekatan

terhadap sifat asli manusia sebagai panduan dasar sistem pemikiran yang fokus

pada etika. Misalnya walaupun Khonghucu dianggap jarang menyatakan soal

bagaimana sifat asli manusia, namun beliau adalah tokoh pertama yang

menyarankan tentang kosep sifat asli manusia dalam sejarah pemikiran Tiongkok.

Di dalam kitab Lunyu [17]:2 tertulis:

“Konfusius berkata; Sifat asli manusia itu sifatnya saling

mendekatkan, namun kebiasaan saling menjauhkan.”64

Menurut Xun Zi, kekacauan dan kesengsaaan rakyat disebabkan karena

lemahnya pemerintah pusat dan kemiskinan rakyatnya. Sehingga Xun Zi ingin

memperbaiki keadaan itu dengan mengajarkan filsafatnya agar dilaksanakan oleh

murid dan penerusnya. Menurutnya, suatu negara akan kuat apabila: 1). Memiliki

ideologi pembangunan negara yang tepat dan diterima rakyat. 2). Negara perlu

mempunyai pemerintahan yang kuat yang dapat membina rakyatnya. 3). Di

dalam negara perlu ada penegakan hukum yang berlandaskan kebajikan dan

keadilan. 4). Pembangunan ekonomi perlu memperhatikan keadilan dan

pemerataan. 5). Negara wajib memiliki sistem pertahanan dan keamanan yang

berwibawa dan dapat melindungi rakyatnya.65

Karena masalah itu muncullah

landasan etika dalam berpolitik agar rakyat tidak sengsara dan pemerintahan

semakin kuat.

Untuk mengenal ajaran etika Khonghucu secara mendalam, makan kita

harus mengenal apa yang disebut Sang Kang (tiga Hubungan tata karma), Ngo

64

Kitab Lunyu, Kitab Yang Empat Sishu (Jakarta: Matakin, 2012), h. 159 65

Oesman Arif, Ideologi dan Pemerintahan : Ideologi Pembangunan, artikel diakses pada

16 Oktober 2016 dari http://www.spocjournal.com/filsafat/336-ideologi-dan-pemerintahan-

ideologi-pembangunan.html.

Page 51: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

40

Lun (lima norma kesopanan dalam masyarakat), Pa Te (delapan sifat mulia atau

delapan kebajikan).66

Ajaran etika Khonghucu mengenai etika politik dijelaskan

dalam tiga hubungan tata karma atau Sang Kang yaitu (a) hubungan seorang raja

dengan menterinya atau hubungan atasan dengan bawahannya, (b) hubungan ayah

dengan anaknya, (c) hubungan suami dengan istrinya. Hubungan seorang raja

dengan mentrinya atau hubungan atasan dengan bawahannya adalah untuk melihat

bagaimana pandangan Khonghucu tentang hubungan atasan dengan bawahannya,

dapat dilihat ungkapan Khonghucu berikut ini:

”Seorang raja melakukan mentrinya dengan Li (kesopanan ataupun

dengan budi pekerti yang baik). seorang mentri mengabdi kepada

raja dengan kesetiannya.” (Lun Gi III:19)

Perkataan Khonghucu di atas menggambarkan bahwa seorang pemimpin

haruslah bersifat arif dan bijaksana terhadap orang yang dipimpinnya, dan begitu

juga seorang bawahannya haruslah dapat menghormati atasannya sebagaimana

layaknya seorang atasan. 67

C. Bentuk-Bentuk Etika Politik

1. Dasar Pemerintahan

Pemerintahan berasal dari kata “perintah” yang setelah ditambah awalan

“pe” menjadi pemerintah, dan ketika ditambah akhiran “an” menjadi

pemerintahan, dalam hal ini beda antara “pemerintah” dengan “pemerintahan”

adalah karena pemerintah merupakan badan atau organisasi yang bersangkutan,

sedangkan pemerintahan berarti perihal ataupun hal ikhwal pemerintahan itu

66

Tanggok, Mengenal Lebih Dekat agama Khonghucu di Indonesia, h. 60-61 67

Tanggok, Mengenal Lebih Dekat agama Khonghucu di Indonesia, h. 63

Page 52: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

41

sendiri.68

Sebagaimana diketahui bahwa pemerintahan memegang penting dalam

pembangunan nasional, yaitu dalam menentukan kebijakan. Proses penetapan

kebijakan umum itu disebut pemerintahan, dengan demikian telah terlihat bahwa

penetapan kebijakan dan kebijaksanaan adalah fungsi politik yang dijalankan

pemerintah.69

Semasa dalam pengembaraannya Khonghucu memperkenalkan

pemahaman politiknya kepada pemerintah, namun banyak mengalami penolakan,

paham politik Khonghucu kurang disambut baik oleh pihak pemerintah pada saat

itu. Selama 14 tahun pengembaraannya, Khonghucu mengkaji dasar beberapa

buah negara tersebut di samping mengajar para muridnya.70

Salah satu kandungan

yang paling utama dari ajaran Khonghucu adalah pemerintahan melalui

pendidikan. Cita-cita utama Khonghucu adalah terjun kebidang politik untuk

membentuk pemerintahan yang adil makmur dan sejahtera.

Bagi aparat pemerintahan negara, Khonghucu menganjurkan agar menjadi

teladan rakyat dengan menjadi orang yang baik budi dengan menjaga susila

kesopanan, sehingga akan melahirkan pengaruh yang besar kepada bawahan dan

masyarakat jelata, baik budi ini dimulai dari ikut merasakan sehingga melahirkan

kasihan pada orang lain, perasaan ini sudah dimiliki manusia sejak lahir itu, tetapi

perlu dikembangkan.71

Menurut Khonghucu, jika seorang pemimpin tidak memiliki kelakuan

yang baik, maka akan muncul penyimpangan dalam pemerintahan. Oleh karena

68

Inu Kencana Syafii, Etika Pemerintahan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), h. 61 69

Syafii, Etika Pemerintahan, h. 49 70

Tjhie Tjay Ing, Riwayat Hidup Nabi Khong Cu (Jakarta: Matakin, 1978), h.9 71

Syafii, Etika Pemerintahan, h. 144

Page 53: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

42

itu Khonghucu menekankan kesempurnaan perilaku seseorang yang memerintah.

Seorang pemimpin harus dapat dijadikan teladan bagi rakyatnya. Sebagaimana

yang dijelaskan dalam kitab Lunyu [12]:17 tertulis:

“Pemerintahan maksudnya adalah melakukan jalan yang benar.

Jikalau seorang pemimpin memerintah negara itu dengan baik dan

benar, maka siapakah yang berani membantah?”72

Selanjutnya dijelaskan dalam kitab Lunyu [13]:16 tertulis:

“Jika kelakuan pemerintah itu mulia, maka rakyat akan menurut

perintah secara sukarela, jikalau kelakuan pemerintah tidak bersih,

maka rakyat juga tidak akan patuh, walaupun sudah diarahkan”.73

Menurut Mencius serta para penganut Khonghucu di kemudian hari, ada

dua jenis pemerintahan. Yang satu adalah pemerintahan Wang atau raja

(bijaksana) yang lainnya adalah pemerintah Pa atau penguasa militer. Kedua

macam pemerintahan ini sama sekali berbeda jenis. Pemerintahan seorang raja

bijaksana melalui pelajaran serta pendidikan moral; pemerintah penguasa militer

dilakukan melalui kekerasan serta paksaan. Kekuasaan pemerintah wang bersifat

susila, kekuasaan pa bersifat jasmani.74

Khonghucu juga berpendapat bahwa pemerintahan harus ditunjukan untuk

menciptakan kesejahteraan serta kebahagiaan seluruh rakyat. Dikaitkannya bahwa

pemerintah seperti ini hanya dapat terjadi bila pemerintah dikelola oleh orang-

orang yang paling cakap di suatu negeri. Kecakapan ini tidak ada sangkut-pautnya

dengan masalah keturunan atau kekayaan atau kedudukan, melainkan semata-

mata merupakan masalah watak serta pengetahuan.75

72

Kitab Lunyu, Kitab Yang Empat Sishu, h. 124 73

Kitab Lunyu, Kitab Yang Empat Sishu, h. 131 74

___, Sejarah Ringkas Filsafat Cina: Sejak Confusius sampai Han Fet Tzu, h. 97 75

Creel, Alam Pikiran Cina, h. 43

Page 54: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

43

2. Kepemimpinan

Kepemimipnan menurut P. Pigos adalah suatu proses saling mendorong

mealui keberhasilan interaksi dari perbedaan-perbedaan individu, mengontrol

daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.76

Kepemimpinan dalam agama Khonghucu dijelaskan dalam Zhong Yong

bab xxx :1 di mana di dalamnya menggambarkan bagaimana karakter Khonghucu

dalam memimpin. Dalam surat tersebut dikatakan bahwa peimpin itu memiliki ciri

sebagai berikut:

“Terang pendengarannya, jelas penglihatan, cerdas pikiran, dan

bijaksana; maka cukuplah Ia menjadi pemimpin. Keluasan hatinya,

kemurahannya, keramah-tamahannya dan kelemah-lembutannya,

cukup untuk meliputi segala sesuatu. Semangatnya yang berkobar-

kobar, keperkasaannya, kekerasan hatinya dan ketahanujiannya,

cukup untuk mengemudikan pekerjaan besar. Kejujurannya cukup

untuk menunjukkan kesungguhannya. Ketertibannya,

kebesarannya, ketelitiannya dan kewaspadaannya cukup untuk

membedakan segala sesuatu.”77

Kepemimpian menurut Khonghucu dapat kita simpulkan bahwa pemimpin

itu harus memiliki:

a. Kopetensi diri

Dalam pandangan Khonghucu bahwa segala yang dimiliki manusia

termasuk kecerdasannya dan keahliannya serta kebijaksanaannya

merupakan kopetensi diri. Kopetensi diri dapat digali dari diri sendiri

dengan melalui pembelajaran dan pengembangan ketrampilan. Dalam hal

ini Khonghucu berkata:

76

Syafii, Etika Pemerintahan, h. 185 77

Setio Kuncono, Menejemen dan Kepemimpinan Confucius, artikel diakses pada 31

Maret 2016 dari http://www.spocjournal.com/budaya/468-manajemen-kepemimpinan-

confucius.html.

Page 55: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

44

“Jangan takut tidak dikenal orang, tetapi takutlah bila tidak

memiliki keahlian atau kemampuan”.

Bagi Khonghucu keahlian itu sangat penting dalam melakukan

aktifitas secara benar dan tepat.

Kopetensi adalah akumulasi pengetahuan dan ketrampilan dibidang

yang kita kerjakan. Dalam pandangan modern bahwa kopetensi tersebut

meliputi ketrampilan keras dan ketrampilan lunak. Ketrampilan keras

berkaitan dengan aspek bisnis atau teknis dari bisnis tersebut. Namun

pengetahuan teknis dan profesional belumlah lengkap dan mencukupi.

Masih diperlukan aspek yang lebih lunak dari kepemimpinan, termasuk

sebuah kombinasi dari berikut ini : Dorongan Fokus, Pengembangan

Orang Lain, Orientasi Strategis, Pemikiran Konseptual, Orientasi

Pelanggan, dan Kepemimpinan Tim.78

b. Semangat ( Spirit)

Seorang pemimpin harus memiliki energi spririt atau semangat

yang luar biasa sehingga mereka tidak pernah putus asa, selalu dalam

stamina prima. Semangat yang prima diimbangi dengan cita yang luhur.

Artinya semangat itu harus dalam kolidor cita-cita atau tujuan yang benar.

Semangat harus terarah pada tujuannya. Dalam Meng Zi IIA,2 : 10

“Cita itulah yang utama dan Semangat itulah yang kedua,

mengapakah dikatakan pula‟Pegang teguhlah Cita itu

jangan mengumbar semangat?‟dan semangat yang telah

menyatu dapat menggerakan cita”.

78

Setio Kuncono, Menejemen dan Kepemimpinan Confucius, artikel diakses pada 31

Maret 2016 dari http://www.spocjournal.com/budaya/468-manajemen-kepemimpinan-

confucius.html

Page 56: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

45

Ayat di atas bermaksud bahwa semangat itu diperlukan dalam

mengejar cita- cita atau tujuan yang benar. Oleh sebab itu semangat itu

sangat diperlukan dalam mencapai tujuan. Pemimpin yang tidak memiliki

semangat meskipun punya cita-cita dia tidak akan bisa berhasil karena

seperti seorang yang hidup tidak memiliki darah yang mencukupi.

c. Moralitas

Moralita seorang pemimpin sangat penting sekali dalam

memberikan titik kepercayaan yang menghubungkan pemimpin dengan

bawahannya. Moralitas memberikan kepercayaan bisnis untuk jangka

panjang serta memberikan jaminan pada kinerja secara tidak langsung.

Sebagaian besar program kepemimpinan dewasa ini lebih menitik beratkan

pada kopetensi dan kinerja tanpa disertai dengan moralitas yang justru

diperlukan dalam menunjang kepercayaan bisnis. Sebaliknya

kepemimpinan bisnis yang jauh dari moralitas akan dijauhi oleh pelanggan

dan tidak memiliki integritas, kepemimpinan model seperti ini akan

merugikan perusahaan dalam jangka panjang. Untuk itulah dewasa ini

kepemimpinan bisnis yang unggul adalah mereka yang memiliki semangat

atau panggilan bisnis, yang memiliki kopetensi atau kemampuan dalam

bidangnya secara professional dan memiliki moralitas yang memadai.79

Kopetensi diri, semangat dan moralitas telah dimiliki oleh kepemimpinan

yang ditauladani oleh nabi Kong Zi. Ketiga unsur diatas adalah sangat manusiawi

79

Setio Kuncono, Manajemen dan kepemimpinan Confucius, artikel diakses pada tanggal

01 april 2016 dari http://www.spocjournal.com/budaya/468-manajemen-kepemimpinan-

confucius.html

Page 57: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

46

dimana setiap orang akan bisa menjalaninya melalui belajar dan dilatih. Hal ini

telah diajarakan oleh Nabi Kong Zi dalam SabdaNya ,

“Seorang yang pandai, meski tidak memegang teguh Cinta Kasih,

mungkin berhasil pula usahanya; tetapi akhirnya pasti hilang pula”

( Lun Yu XV : 33).

Artinya bahwa dibutuhkan nilai nilai moral dalam menjalankan bisnis

(temasuk kejujuran) agar memiliki kepercayaan dan bisa meningkatkan

kinerjanya. Ketiga unsur tersebut merupakan modal dasar seorang pemimpin.80

Menjadi seorang pemimpin pertama-tama memang wajib memberdayakan

diri-sendiri dan lingkungan kerjanya terlebih-dahulu. Dalam perspektif agama

Khonghucu hal ini disebut tahap awal Jalan Suci atau tahap menggemilangkan

kebajikan sendiri. Namun demikian masih ada dua tahapan Jalan Suci yang

menjadi tanggung-jawab moril seorang pemimpin, yaitu terhadap lingkungan

hidup sekitar dan nilai kebersamaan hidup yang jauh lebih luas.

Ajaran Besar selain mengajarkan perlunya tahap Jalan Suci pertama di

atas, juga mengajarkan sebuah sistem kepemimpinan yang menembus batasan

prestasi, reputasi dan kepentingan ego-kelompoknya.

Seorang pemimpin harus menembus batas kepentingan ego-kelompoknya

dan melanjutkannya dengan tahap Jalan Suci kedua, yaitu menanggung-jawabi

secara sosial-religius dan kepentingan sesama hidup lainnya. Bahkan setelah Jalan

Suci tahap kedua itu wajib pula diabadikan pada tahap ketiga sebagai spiritual-

responsibility menuju puncak kebaikan.

80

Setio Kuncono, Manajemen dan kepemimpinan Confucius, artikel diakses pada tanggal

01 april 2016 dari http://www.spocjournal.com/budaya/468-manajemen-kepemimpinan-

confucius.html.

Page 58: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

47

Seorang pemimpin, bukan sekedar bertanggung-jawab bagi kelompok-

kerjanya sendiri, atau orang orang yang mau mengikuti pola kerjanya saja, tetapi

wajib menjadi teladan bagi seluruh anggota kelompok-kerjanya (staff organisasi,

anggota Dewan, menteri kabinet) untuk mengabdi dan melayani, mengayomi,

menyejahterakan, menegakkan keadilan sosial-religius bagi segenap konstituen,

masyarakat luas atau bangsanya.81

Di jaman modern ini sejumlah tokoh cendekiawan agama Khonghucu di

berbagai negara juga memberikan pandangannya tentang masalah kualitas

manusia, termasuk para pemimpin. Bagi seorang pemimpin dalam perspektif

Khonghucu, sikap Cintakasih merupakan suatu bentuk tanggung-jawab kepada

masyarakat. Siapapun termasuk seorang pemimpin masyarakat melalui

pemahaman dan penerapan pembinaan diri dalam ajaran agama Khonghucu akan

mampu menjadi seorang pemimpin yang berperi-cintakasih.

Karakter kepemimpinan juga dibentuk melalui suatu pendidikan yang

terpadu, yang jika kita kaji bagaimana nabi besar Kongzi mengajar murid-murid

Ru dalam enam disiplin ilmu: ibadah, seni musik, seni memanah, seni

mengendarai kereta, seni kaligrafi, dan seni hitung/eksakta.82

Ciri-Ciri

Kepemimpinan Khonghucu:

a. Ayah Bunda Rakyat

Pemimpin menurut pandangan Khonghucu adalah menjadikan

tumpuhan dan harapan dari rakyat, pemimpin akan berjuang dan

81

Buanadjaja B.S., Perspektif Jun Zi (Susilawan), artikel diakses pada 13 Maret 2017 dari

http://www.matakin.or.id/-perspektif-jun-zi-susilawan.html. 82

Buanadjaja B.S., Perspektif Jun Zi (Susilawan), artikel diakses pada 13 Maret 2017 dari

http://www.matakin.or.id/-perspektif-jun-zi-susilawan.html.

Page 59: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

48

memberikan skesejahteraan rakyat banyak. Dalam hal ini pemimpin harus

mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan aspirasi rakyat banyak.

Didalam Kitab Sanjak (Shi Jing) tertulis, “Bahagialah seorang Jun

Zi, karena dialah ayah bunda rakyat,” Ia menyukai apa yang disukai rakyat

dan membenci apa yang dibenci rakyat. Inilah yang dikatakan sebagai

ayah bunda rakyat. (Shi Jing II.II.VII.3) ( Da Xue X : 3 ).

Pemimpin yang baik akan menjalankan apa yang telah dijanjikan

dan selalu bekerja untuk kepentingan umum bukan kelompoknya. Dewasa

ini banyak para pemimpin yang mengobral janji ketika mencari pendukung

untuk memenangkan dalam pemilihan umum, namun setelah menjabat,

mereka tidak lagi menjalankan apa yang pernah diucapkannya. Pemimpin

model semacam ini merupakan pengingkaran dari kejujuran sekaligus

tidak akan mendapatkan kepercayaan dari rakyatnya. Maka pemimpin

yang baik adalah selalu memperhatikan aspirasi rakyatnya dengan

memenuhi apa yang telah dijanjikan ketika pada masa-masa kampanye.

Oleh karena itu dalam Kitab Da Xue X : 5 dikatakan pula ,” ….

Maka dikatakan yang mendapat (hati) rakyat akan mendapat Negara, yang

kehilangan (hati) rakyat akan kehilangan Negara”. Artinya bahwa mereka

yang tidak mendapatkan dukungan rakyat akan runtuhlah

pemerintahannya. “Yang berkebajikan niscaya mendapat (hati) rakyat;

yang mendapat rakyat niscaya mendapat daerah; yang mendapat daerah

niscaya mendapat kekayaannya dan dengan kekayaan itu ia mendapatkan

sumber pembelanjaan “ ( Da Xue X : 6 ).

Page 60: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

49

Pemerintahan khususnya pemimpinnya harus bisa bekerja dengan

hati-hati karena sebagai amanat rakyat harus mendapatkan kepercayaan

dan dukungan rakyat banyak untuk bisa menjalankan program-

programnya. Dengan kejujurannya akan mampu mengimpun sumber

pembelanjaan dan melakukan pembangunan.

b. Memerintah dengan Kebajikan

Pemimpin hendaknya memerintah dengan nilai-nilai Kebajikan

sehingga semua rakyat akan menjalankan kebajikan. Pemimpin yang

selalu memberikan tauladan kebaikan kepada semua masyarakat akan

menjadikan panutan yang hidup sepanjang masa. Pemimpin akan digugu

dan ditiru, dijadikan panutan dalam mencapai harapan masyarakatnya.

Nabi bersabda, “Pemerintahan yang berdasarkan Kebajikan itu

laksana Kutub Utara tetap di tempatnya dan bintang-bintang lain

mengelilinginya” ( Lun Yu II : 1 ).

Seperti matahari yang dikelilingi oleh planet-planet itulah

pemimpin. Mereka menjadi poros dalam segala cita-cita, harapan dan

pedoman kehidupan masyarakat. Hanya pemimpin yang bajik akan

mampu membawa pekerjaan besar dunia dalam mensejahterakan rakyat

banyak.

Ketika kemiskinan ada dimana- mana dan korupsi meraja lela,

maka hal ini terjadi karena pemimpin tidak memberikan tauladan baik

kepada rakyatnya. Bila pemimpin tidak berbuat curang dan bisa

Page 61: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

50

memberikan contoh kepada rakyatnya, maka rakyat akan mencotoh

tindakan dan perbuatan pemimpinnya.

c. Berdasarkan moralitas

Dalam kehidupan ini, Undang Undang tidak cukup untuk

menertipkan masyarakat, diperlukan agama dan moralitas dalam mengatur

masyarakat. Oleh karena itulah pemimpin yang berlandaskan pada

moralitas dengan mendepankan etika moralnya akan mampu menertipkan

dunia.

Nabi bersabda, “Dibimbing dengan undang-undang, dilengkapi

dengan hukuman menjadikan rakyat hanya berusaha menghindari itu dan

kehilangan perasaan harga diri”. Dibimbing dengan Kebajikan dan

dilengkapi dengan Kesusilaan, menjadikan rakyat tumbuh perasaan harga

diri dan berusaha hidup benar.” ( Lun Yu II : 3 )

Meng Zi berkata, “Bila pemimpin berperi Cinta Kasih niscaya

tiada yang tidak berperi Cinta Kasih. Bila pemimpin menjunjung

Kebenaran, niscaya tiada yang tidak berlaku Benar.” ( Meng Zi IV B : 5 )

d. Perbanyak orang yang jujur

Ketika dalam lingkungan masyarakat banyak orang yang curang ,

maka akan terjadi korupsi yang berjemaah sehingga akan timbul budaya

korupsi yang tidak pernah habis-habisnya. Hal inilah akan menjadikan

orang-orang yang jujur akan pergi atau disingkirkan. Justru sebaliknya

pemerintahan yang baik akan berusaha menyingkirkan orang-orang yang

Page 62: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

51

curang dan memperbanyak orang yang jujur. Hanya dengan demikian akan

menjadikan organisasi dan pemerintahan sehat.

Pangeran Ai bertanya, “Bagimanakah caranya agar rakyat mau

menurut?” Nabi Kong Zi menjawab, “Angkatlah orang yang jujur dan

singkirkanlah orang yang curang; dengan demikian niscaya rakyat

menurut. Kalau diangkat orang-orang yang curang dan disingkirkan orang

yang jujur, niscaya rakyat tidak mau menurut.” ( Lun Yu II : 19 ) Disisi

lain Nabi Kong Zi bersabda, “Angkatlah orang-orang yang lurus diatas

orang-orang yang bengkok; dengan demikian dapat mengubah yang

bengkok menjadi lurus.” (Lun Yu XII : 22, 3)

e. Manajemen diri

Diri sendiri seorang pemimpin harus lurus terlebih dahulu baru

bisa meluruskan orang lain. Maka pembinaan diri bagi pemimpin itu

sangat penting sebagai upaya untuk menumbuh kembangkan kebaikan

kepada orang lain. Memimpin itu adalah tauladan kehidupan bagi orang

lain. Jarang seorang bisa sukses dalan manajemen orang lain bila ia sendiri

gagal dalam me-manajemen dirinya sendiri. Inilah manajemen diri yang

harus diperhatikan oleh setiap pemimpin.

Nabi bersabda, “Kalau seseorang dapat meluruskan diri, apa

sukarnya mengurus pemerintahan? Kalau tidak dapat meluruskan diri,

bagaimakah mungkin meluruskan orang lain?” ( Lun Yu XIII: 13 )

Page 63: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

52

f. Menempatkan orang sesuai bidangnya

Sejak jaman Nabi Kong Zi konsep manajemen (perencanaan,

penyusunan staf, organisasi dan kontrol) sebenarnya sudah diterapkan.

Khususnya penyusunan staf, Nabi Kong Zi bersabda, “Tempatkanlah

orang –orang yang sesuai dengan kecakapannya; maafkanlah kesalahan-

kesalahan kecil, dan angkatlah orang orang bijaksana.” ( Lun Yu XIII : 2 )

Pentingnya fungsi dan delegasi tiap karyawan atau anggota

organisasi dalam bidang dan keahliannya agar pekerjaan bisa diselesaikan

secara optimal. Funggsi manajemen semacam ini dibutuhkan oleh seorang

pemimpin.

g. Gembirakanlah yang dekat

Bahwa pemimpin hendaknya bisa memberikan kepuasan kepada

masyarakat sehingga mereka akan berbondong bondong membantu

pemerintah dengan suka cita. Sementara di dalam organisasi, pemimpin

harus memperhatikan para bawahannya serta memberikan kegembiraan,

maka mereka akan memberitakan kebaikan pemimpinnya ke seluruh

penjuru lautan.

Nabi Bersabda, “Gembilaralah yang dekat, agar yang jauh suka

datang.” ( Lun Yu XIII : 16 )

h. Pemimpin harus adil

Seorang Jun zi mengutamakan Keadilan di dalam pemerintahan

….”( Meng Zi IV B :2,4 ).

i. Mengembangkan yang baik

Page 64: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

53

Nabi bersabda, “Adapun yang menyebabkan Raja Shun itu besar

bijaksananya ialah; ia suka bertanya dan meneliti kata-kata yang sederhana

sekalipun. Yang buruk disembunyikan dan yang baik diluaskan. Dengan

mengambil kedua ujung tiap perkara dan menetapkan Tengahnya, ia

mengatur rakyat. Demikianlah sebabnya ia terkenal sebagai Raja Shun”

( Zhong Yong V : 1 ).

Sebisa mungkin berpikir secara positif thinking yakni masalah

yang besar dikecilkan, masalah yang kecil dihilangkan. dengan cara

demikian akan mampu menyelesaikan permasalahan dalam masayarakat.

j. Memerintah dengan Kesusilaan

“Seorang pemimpin hendaknya memerintah pebantunya sesuai

dengan Kesusilaan dan seorang pembantu mengabdi pemimpinnya dengan

Kesatyaan” ( Lun Yu III : 19,2 )

Model kepemimpinan Khonghucu ini bila dijalankan dengan

sungguh-sungguh untuk terciptakan organisasi yang harmonis, maju,

damai dan bahagia serta memiliki kinerja yang luar biasa. Dalam bidang

bisnis, bidang organisasi pemerintah maupun organisasi sosial, keagamaan

maka gaya kepemimpinan Khonghucu sebagai alternative pemecahan

permasalah manajemen di akhir abad XXI ini.83

3. Konsep Hukum

Secara umum hukum berasal dari kata latin Lex yang berasal dari kata

Ligare (mengikat, menghubungkan). Kata ini berarti mengikat orang untuk

83

Setio Kuncono, Manajemen dan kepemimpinan Confucius, artikel diakses pada 01 april

2016 dari http://www.spocjournal.com/budaya/468-manajemen-kepemimpinan-confucius.html

Page 65: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

54

bertindak, bisa juga menghubungkan manusia satu dengan manusia lain.84

H.

Kantorowicz (1877-1940) mendefinisikan hukum sebagai kumpulan aturan-aturan

sosial yang mengatur perilaku eksternal dan yang dipertimbangkan dapat diadili.85

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa hukum adalah pearturan

atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dilakukan oleh penguasa

atau pemerintah, undang-undang, peraturan untuk mengatur pergaulan hidup

masyarakat.86

Dalam masyarakat demokrasi hukum didefinisikan bahwa suatu proses

yang mempunyai tujuan, hukum merupakan institusi yang menyumbang pada

usaha mewujudkan tujuan-tujuan orientasi nilai individu dan sosial yang

seimbang.87

Pada dasarnya etika mendominasi, mempengaruhi dan

menyempurnakan hukum. Meskipun etika tidak digabungkan kedalam hukum,

tapi ia masih berpengaruh besar terhadap perilaku manusia.88

Mahfud menjelaskan bahwa politik dan hukum mempunyai hubungan

yang tolak tarik yang terbagi menjadi tiga macam:

1. Hukum determinan atas politik dalam arti bahwa kegiatan politik diatur

oleh dan harus tunduk kepada hukum

2. Politik determinan atas hukum, karena hukum merupakan hasil atau

kristalisasi dari kehendak politik yang saling berinteraksi dan (bahkan)

saling bersaing

84

Efriza, Ilmu Politik: Dari Ilmu Politik Samapi Sistem Pemerintahan (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 123 85

Syafii, Etika Pemerintahan, h. 522 86

Syafii, Etika Pemerintahan, h. 510 87

Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan oleh Zulkifly Hamid dari buku asli

Indroduction to Political Sciense, h. 101 88

Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, h. 80

Page 66: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

55

3. Politik dan hukum sebagai sub sistem kemasyarakatan berada pada posisi

yang derajatnya determinasinya seimbang antara yang satu dengan yang

lainnya, karena meskipun hukum merupakan produk keputusan politik

tetapi begitu hukum ada makan semua kegiatan politik harus tunduk pada

aturan hukum.89

Khonghucu cenderung memandang negatif hukum dan proses pengadilan.

“Ketika mendengar perkara (hukum), aku hanyalah seperti orang lain, tetapi apa

yang perlu adalah mengusahakan supaya tidak ada proses pengadilan.”90

Sikap

menentang proses pengadilan terus menjadi ciri khas masyarakat Tiongkok, yang

tampak dalam aturan marga. Namun sikap itu diperburuk kenyataan adanya

perilaku memeras dari para polisi dan bawahan lainnya sehingga jauh lebih baik

menyelesaikan perkara tanpa minta bantuan hukum.

Pandangan Khonghucu menimbulkan pertentangan dengan para ahli

hukum yang percaya bahwa masyarakat perlu dikontrol melalui ketakutan akan

hukuman. Terhadap kritikan ini Khonghucu menjawab:

“Memerintah hanya dengan undang-undang dan menempatkan

segalanya demi ketertiban melalui penderitaan dan hukuman

berarti menjadikan rakyat menghindar dan menghilangkan harga

diri. Memerintah berdasarkan prinsip-prinsip kebajikan, dan

menempatkan segalanya berdasarkan aturan-aturan kesusilaan

tidak hanya menumbuhkan harga diri namun lebih jauh menjadikan

rakyat berusaha hidup benar.”

Dengan demikian, Khonghucu berpendapat bahwa hukum hanya

mengontrol melalui ketakutan akan hukuman dan tidak berperan dalam

89

Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, h. 126 90

Catherine Natalia, Konsep Negara Hukum dan Demokrasi dalam Ajaran Confusisu,

artikel diakses pada 22 April 2016 dari http://www.spocjournal.com/hukum/389-konsep-negara-

hukum-dan-demokrasi-dalam-ajaran-confucius.html.

Page 67: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

56

pembentukan kepribadian. Hukum tidak mendidik atau membetulkan atau

menyumbang pada tujuan ajaran Khonghucu. Hukum tidak mempunyai sanksi

ketuhanan dan dianggap buatan manusia, sewenang-wenang, dan lebih rendah

daripada upacara keagamaan. Reputasi penegak hukumnya buruk dan

menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat.91

Khonghucu berpendapat bahwa negara yang berpengetahuan merupakan

landasan yang diperlukan bagi negara. Memang untuk sementara hukuman dapat

memaksa orang mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan, namun hal ini

paling-paling merupakan suatu sarana pengganti yang menyedihkan dan dapat

diandalkan bagi pendidikan.92

91

Catherine Natalia, Konsep Negara Hukum dan Demokrasi dalam Ajaran Confusisu,

artikel diakses pada 22 April 2016 dari http://www.spocjournal.com/hukum/389-konsep-negara-

hukum-dan-demokrasi-dalam-ajaran-confucius.html. 92

Creel, Alam Pikiran Cina: Sejak Confucius Samapai Mao Zedong, diterjemahkan oleh

Soejono Soemargono dari buku asli Chinese Thought: From Confucius to Mau Tse-tung , h. 42

Page 68: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

57

BAB IV

IMPLEMENTASI ETIKA POLITIK AGAMA KHONGHUCU DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN BERNEGARA

A. Impelementasi Etika Politik Secara Pribadi

Implementasi etika politik dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya

dilakukan secara bersama-sama, tetapi yang terpenting ada di dalam diri pribadi

manusia. Dalam ajaran agama Khonghucu, etika yang terbentuk di dalam pribadi

seseorang berawal dari keluarga, setiap orang dianjurkan membentuk keluarga

dan membinanya dengan baik. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana

manusia belajar beretika, tata-krama, tata susila, adat istiadat serta ajaran agama

pertama kali diajarkan di dalam rumah. Konsep dan tujuan hidup seorang anak

sedikit banyak dipengaruhi oleh pendidikan didalam keluarga. Pertali ikatan

keluarga yang kuat dan penuh cinta merupakan benteng yang kokoh didalam

membendung pengaruh-pegaruh negative dari luar.93

Karena itu, keluarga adalah

inti dari masyarakat dan negara. Apabila semua keluarga dalam negara sudah

beres mengaturnya dan menggunakan konsep etika maka, tidak akan ada

persoalan serius terjadi dalam negara.94

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa, etika secara pribadi sudah

terbentuk pertama kali di dalam keluarga, karena agama Khonghucu sangatlah

93

Hendry Nurtanto, Menuju Masyarakat Anti Korupsi Perspektif Khonghucu: NAti

Korupsi (A) (Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika, 2006 (serial Khotbah)), h. 8 94

Tim Penyusun Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indoneia,

Pendidikan Agama Khonghucu, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan,

2016), h.183, artikel diakses pada 31 Maret 2016 dari

http://www.polsri.ac.id/belmawa/Buku_Pedoman_Mata_Kuliah_Wajib_2016/6.%20PENDIDIKA

N%20AGAMA%20KHONG%20HU%20CU.pdf.

Page 69: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

58

mementingkan ajaran mengenai etika dan moral. Awal untuk memimpin adalah

memimpin diri sendiri. Menurut Khonghucu etika itu penting untuk mencapai

tujuan yang lebih besar. Untuk mencapai tujuan yang lebih besar itu, Khonghucu

menganjurkan agar dimulai dari yang lebih kecil. Dengan kata lain, apabila kita

hendak mewujudkan perdamaian dunia, hendaklah dimualai dari kehidupan rumah

tangga. Hal ini dapat dilihat dari perkataan Khonghucu dalam kitab Thai Hak 1: 4,

sebagai berikut:

“Maka orang zaman dahulu yang hendak menggemilangkan

kebijakannya yang bercahaya pada tiap umat di dunia, ia terlebih

dahulu berusaha mengatur negerinya, ia terlebih dahulu berusaha

membereskan rumah tangganya; untuk membereskan rumah

tangganya, ia lebih dahuu membina dirinya; untuk membina

dirinya, terlebih dahulu meluruskan hatinya; untuk meluruskan

hatinya, ia lebih terlebih dahulu mengimankan tekadnya; untuk

mengimankan tekadnya, ia terlebih dahulu mencukupkan

pengetahuannya;dan untuk mencukupkan pemgetahuannya, ia

meneliti hakikat tiap perkara.”

Selanjutnya dijelaskan juga didalam ayat 5 yaitu:

“Dengan meneliti hakikat setiap perkara, dapat cukuplah

pengetahuannya; dengan cukup pengetahuannya, akan dapatlah

mengimankan tekadnya; dengan tekadnya yang beriman, akan

dapatlah meluruskan hatinya; dengan hati yang lurus, akan

dapatlah membina dirinya; dengan diri yang terbina, akan dapatlah

membereskan rumah tangganya; dengan rumah tangga yang beres,

akan dapatlah mengatur negerinya; dan dengan negerinya yang

teratur, akan dapat dicapai damai di dunia.”95

Konsep etika bisa terbentuk di dalam diri pribadi seseorang dengan,

dilakukan pembelajaran dan penerapan sejak kecil ajaran yang ada di dalam kitab

Shan Zi Jing dan Di Zi Gue. Oleh karena itu, konsep etika politik tentunya sangat

95

Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia, h. 61

Page 70: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

59

bisa terbentuk didalam diri pribadi sesorang, namun demikian kita juga harus

menyadari bahwa hidup manusia akan selalu mengalami proses perubahan. Agar

perubahan itu selalu baik, maka pembelajaran dan pembiasaan etika ini harus

terus dilakukan setiap saat agar didalam diri pribadi sesorang bisa terus

menarapkan etika yang bernilai positif baik itu dalam etika bermasayarakat

ataupun berpolitik. Bagi umat Khonghucu yang telah menerapkan kitab Shan Zi

Jing dan Di Zi Gue sebagai pedoman pembentukan etika didalam diri pribadi

maka berlanjut kepada kitab Liji (Kitab Pedoman Kesusilaan).96

Contoh apabila pemeluk agama Khonghucu tidak mengimplementasi etika

politik di dalam diri pribadinya maka, apabila hubungan sesama pribadi diatur

oleh norma masyarakat, kemudian norma masyarakat dilanggar, akibatnya muncul

keretakan hubungan. Akibat lain yang muncul adalah orang yang melanggar akan

kehilangan banyak teman atau hubungan dengan teman tidak serasi. Hubungan

antar pribadi juga diatur dengan undang-undang tersendiri, seperti Undang-

Undang Perseroan dan Undang-Undang Perkawinan.97

Dalam diri pribadi manusia di dunia ini tidaklah kosong dari muatan-

muatan kepentingan politik, seperti keinginan mendominasi, mempengaruhi, dan

sebagainya. Dan bisa kita lihat dalam keluarga misalnya, dimana seseorang suami

atau ayah memiliki otoritas yang penuh dalam mengkontrol peran dan kedudukan

didalam keluarga. Apabila tidak mempunyai etika atau moral didalam diri seorang

96

Wawancara Pribadi dengan Sugiandi Surya Atmaja. Jakarta 26 November 2017.

Alamat: Villa Pratiwi Estate Flamboyan Blok AQ No. 21, Sukamaju, Cilodong. 97

Tim Penyusun Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indoneia,

Pendidikan Agama Khonghucu (Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan,

2016), h. 183, artikel diakses pada 31 Maret 2016 dari

http://www.polsri.ac.id/belmawa/Buku_Pedoman_Mata_Kuliah_Wajib_2016/6.%20PENDIDIKA

N%20AGAMA%20KHONG%20HU%20CU.pdf.

Page 71: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

60

suami atau ayah makan keluarga tidak akan memiliki arahan yang benar karena

terpengaruhi dengan etika atau moral yang tidak baik.

Begitupula kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk politik dapat

dilihat dari realitas bahwa manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

masyarakat secara keseluruhan. Menurut Magnis Suseno, dimensi politis manusia

adalah dimensi dimana manusia menyadari diri sebagai anggota masyarakat,

sebagai keseluruhan yang menentukan kerangka kehidupannya dan yang

ditentukan kembali oleh tindakan-tindakannya. Magnis Suseno juga menyebutkan

dimensi fundamental dari dimensi tersebut yang saling melengkapi, yaitu

pengertian dan kemampuan untuk bertindak.98

Ciri khas manusia terletak pada kemampuannya untuk mengerti mana

yang baik dan buruk, baik bagi dirinya sendiri, masyarakat dan bangsanya.

Kemampuan yang baik dan buruk akan menjelma dalam tindakannya. Hanya

manusia yang mampu bertindak sesuai dengan pengertiannya. Pengertian

memberi arah kepada tindakan manusia. Tetapi tindakan pun pada gilirannya

mempengaruhi cara manusia mengerti dunianya. Melalui tindakan, manusia

secara efektif dan beretika atau bermoral dapat mempengaruhi kehidupan

masyarakat, bangsa dan negara.99

Oleh karena itu, agar terbentuknya etika di dalam diri pribadi, menurut

Khonghucu kebajikan yang harus ditanamkan di atas semuanya adalah sifat

membesarkan hati manusia (Jen). Aspek tersebut bertujuan untuk

mempertahankan cita-cita Khonghucu yang menyangkut penanaman hubungan

98

Suseno, Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar, h. 20 99

Rafael Raga Maran, Pengantar Sosologi Politik (Jakarta: Rineka Putra, 2001), h. 8

Page 72: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

61

antar manusia, perkembangan manusia, menghaluskan pribadi sendiri, dan

menjunjung tinggi hak-hak manusia dalam negara.100

Dengan meneliti tiap perkara yang ada didalam setiap pribadi manusia

maka dapat menambah pengetahuan dan dapatlah mengimankan tekadnya.

Dengan dipenuhi iman akan dapat meluruskan hati, dengan keimanan maka etika

akan terbentuk, dengan hati yang lurus dan etika yang baik akan dapat membina

diri, dengan diri yang terbina akan dapat memebereskan rumah tangga, dengan

rumah tangga yang beres akan dapat mengatur negeri dan dengan negeri yang

teratur dapat dicapai damai dunia.101

B. Hasil dari Impelementasi Etika Politik dalam Kehidupan Sehari-hari

Masyarakat Tionghoa perantauan dewasa ini menghadapi berbagai

masalah politik, ekonomi, budaya dan sosial. Masalah politik masyarakat

Tionghoa yaitu pemerintah memaksa masyarakat Tionghoa menjadi warga negara

lokal tapi aktivitas politik mereka dibatasi.102

Sehingga dalam kehidupan sehari-

hari orang Tionghoa banyak yang lebih menekankan kehidupannya didalam

berbisnis bukan dalam area politik. Menurut Winarta yaitu anggota Komis Hukum

Nasional (KHN) mengatakan bahwa “orang tua warga Tionghoa Indonesia

seharusnya tidak hanya mendorong anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari

hanya untuk terjun ke dalam bisnis, tetapi anak-anak tersebut juga harus dodorong

100

H.A Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga PRESS,

1988), h. 221-222 101

Wawancara Pribadi dengan Oesman Arif. Tangerang, 18 Oktober 2016. Alamat:

Guloto Rt. 01 Rw. 19 Jebres Solo. 102

Leo Suryadinata, Pemikiran Politik Etnis Tionghoa Indonesia (Jakarta: Pustaka LP3ES

Indonesia, 2005), h. 305

Page 73: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

62

untuk terjun ke politik.”103

Orang-orang Tionghoa yang beragama Khonghucu

takut untuk terjun kedalam dunia politik dan memilih berbisnis, dikarenakan pada

masa orde baru banyak orang-orang Tionghoa yang beragama Khonghucu

kehilangan nyawa karena masuk kedalam dunia politik. Karena masalah itu orang

tua melarang anak-anaknya utuk terjun kedalam dunia politik.

Etnis Tionghoa pada tahun 400-500 yang lalu telah turut serta dalam

berbagai kegiatan dalam masyarakat Indonesia, turut menyumbang dalam

perkembangan dan pembentukan nasional Indonesia, maka sepatutnyalah

mengerti, menyadari dan meyakini bahwa sepenuhnya adalah salah satu

komponen bangsa Indonesia yang berdiri atas pengertian kebangsaan modern.104

Adapun dalam bidang susila, Khonghucu menekankan perasaan berkawan

atau timbal-balik, penanaman rasa simpatik dan kerja sama, yang harus dimulai

dari lingkungan keluarga dan selanjutnya meluas setingkat masuk kedalam bidang

persekutuan yang lebih luas. Khonghucu menekankan lima macam hubungan

manusia yang pokoknya sudah menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1). Hubungan antara penguasa dan warga negara, 2). Hubungan ayah dengan anak

lelaki, 3). Hubungan kakak laki-laki dan adik laki-laki, 4). Hubungan suami dan

istri, dan 5). Hubungan teman dengan teman.105

Selain itu, hasil dari memiliki etika politik dan kemudian

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kita memiliki hati

yang lurus dan membina diri dengan baik. Memiliki hati yang lurus disini adalah

103

Justian Suhandinata, WNI Keturunan Tionghoa dalam Stabilitas Ekonomi dan Politik

Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 325 104

Suryadinata, Pemikiran Politik Etnis Tionghoa Indonesi, h. 384 105

Ali, Agama-Agama di Dunia, h. 221

Page 74: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

63

hati yang tidak lagi mempunyai rasa atau watak yang tercela seperti ingin

mendominasi, mempengaruhi dari segi hal yang tidak baik dan sebagainya.

Kegiatan berpolitik juga sering kita jumpai disekitar kita sendiri. Sebagai

contoh dalam suatu keluarga, dimana ayah sebagai pemimpin, ibu sebagai

pelaksana rumah tangga, dan anak sebagai objeknya. Apabila didikan orang tua

terhadap anak baik, maka anak tersebut akan berkelakuan baik, dan sebaliknya

jika anak berkelakuan tidak baik, posisi orang tua sebagai pengendali harus

dipertanyakan. Seperti halnya sebuah organisasi, jika program kerjanya tidak baik,

maka peran pemimpin perlu dipertanyakan. Namun secara tidak sengaja maupun

disengaja kegiatan berpolitik yang seharusnya dijalankan dengan baik, karena

sekelompok orang tidak bertanggungjawab maka citra politik menjadi tidak baik

Contoh Implementasi yang dijelaskan oleh Bapak Sugiandi salah satu

narasumber orang Khonghucu yang ikut serta dalam politik, bahwa implementasi

dalam kehidupan sehari-hari yaitu dimulai dari hal-hal yang kecil di dalam

keluarga (Megimplemientasi San Gang, Wu Lun dan Ba De). Sebagai anak

berprilaku hormat, sopan kepada Kakak dan orangtua, berbakti kepada orangtua

dan lain sebagainya, dan sebaliknya sebagai kakak dan orangtua bersikap adil dan

sayang kepada adik atau anak. Setelah itu akan berlanjut kepada masyarakat yang

lebih luas dan negara. Keluarga adalah ibarat negara kecil dalam sebuah negara,

untuk itu setiap orang dalam keluarga harus mengambil peran etika politiknya di

dalam keluarga tersebut.106

Di dalam Kitab Sanjak (Shi Jing - Si King) tertulis:

106

Wawancara Pribadi dengan Sugiandi Surya Atmaja. Jakarta 26 November 2017.

Alamat: Villa Pratiwi Estate Flamboyan Blok AQ No. 21, Sukamaju, Cilodong.

Page 75: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

64

“Hormatilah kakakmu, cintailah adikmu. Hormatilah kakakmu,

cintailah adikmu.” Dengan demikianlah baharu dapat mendidik

rakyat Negara. (Shi Jing - Si King II.2.6.3)

Dan menjadi warga negara yang baik tidak melanggar hukum itu termasuk

etika politik dalam kehidupan sehari-hari. Apabila didalam diri pribadi sudah bisa

menerapkan atau mengimplementasikan San Gang, Wu Lun dan Ba De maka

didalam kehidupan sehari-hari sudah dapat diterapkan trutama diterapkan didalam

lingkungan terkecil yaitu keluarga.107

Sehingga hubungan antara generasi tua dan generasi muda tidak dapat

diabaikan karena kesuksesan generasi tua membantu generasi muda untuk lebih

sukses. Sebaliknya, kegagalan generasi tua dapat ditebus oleh generasi yang lebih

muda. Komunikasi antar-generasi tidak boleh terputus meskipun sudah berbeda

alam. Orang yang masih hidup di dunia wajib mendoakan yang sudah meninggal

dunia. Semua peninggalan generasi terdahulu, termasuk ajaran agama

Khonghucu, dihormati dan dimanfaatkan oleh generasi berikutnya dengan

penyesuaian. Oleh karena itu. sejarah dan kebudayaan bangsa Tionghoa tidak

terputus meskipun dilanda oleh gelombang modernisasi dan globalisasi. Namun,

apa yang dapat diperoleh dari warisan leluhur itu hanya sedikit apabila orang

sekarang tidak mendalami dan mencermati agama Ajaran Nabi Kongzi.108

Tujuan etika politik adalah mengarahkan kehidupan politik yang lebih baik

bersama dan untuk orang lain, dalam rangka membangun institusi-institusi politik

yang adil. Etika politik membantu untuk menganalisa korelasi antara tindakan

107

Wawancara Pribadi dengan Oesman Arif. Tangerang, 18 Oktober 2016. Alamat:

Guloto Rt. 01 Rw. 19 Jebres Solo. 108

Tjan Tju Som, dalam Buletin Genta Harmoni, edisi ke IV, 2004

Page 76: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

65

individual, tindakan kolektif, dan struktur-struktur politik yang ada. Penekanan

adanya korelasi ini menghindarkan pemahaman etika politik yang menjadi hanya

sekadar etika individual perilaku individu dalam bernegara.109

.

Etika politik merupakan salah satu ilmu yang harus dipahami dan

dipelajari, dimana para pelaku politik maupun masyarakat yang turut

berpartisipasi harus mengerti. Contohnya seperti tidak melakukan rasis terhadap

lawan politik, melakukan black campaign, kampanye yang tidak sesuai jadwal

yang telah ditentukan, serta politik uang yang dapat menghancurkan kultur

demokrasi. Dapat kita lihat fenomena didalam masyarakat bahwa mereka masih

mau untuk menerima uang dari para calon pemimpin agar memilihnya. Semua hal

tersebut berawal dari ketidak tahuan masyarakat akan etika politik. Sehingga perlu

diadakannya suatu sosialisasi didalam masyarakat, agar mereka mengetahui mana

yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan.

Melihat paparan diatas, maka kita sebagai makhluk sosial selayaknya

bersikap bijak dalam berbagai hal, terutama dalam berpolitik. Kemudian lebih

mengutamakan kepentingan umum guna kebaikan bersama, dan menghindari

terjadinya suatu konflik karena dampaknya bukan untuk diri sendiri, melainkan

berdampak bagi banyak orang. Apalagi kita sebagai pemuda yang diharapkan

dapat menjadi agen perubahan bangsa, memiliki wawasan luas, serta mampu

mengatasi masalah-masalah yang bervariasi didalam berbangsa dan bernegara.

Kalau anak muda takut berpolitik, maka ia akan mati dimakan politik. Begitu juga

dengan politik yang diibaratkan sebagai pisau, jika digunakan dengan benar untuk

109

_________, Penerapan Etika Politik di Indonesia, artikel diakses pada 20 Maret 2017

dari https://belajarkampus.wordpress.com/2014/11/12/penerapan-etika-politik-di-indonesia/.

Page 77: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

66

memotong sayuran maka akan membantu seseorang, tetapi jika disalahgunakan

akan membahayakan dan melukai seseorang. Maka dari itu, kita jadikan ilmu

politik sebagai acuan untuk lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam

menggapai mimpi termasuk untuk menjadi pemimpin negeri ini.

C. Hasil dari Impelementasi Etika Politik dalam Kehidupan Bernegara

Dalam etika politik, filsafat Xunzi kembali mendapat perhatian karena

perkembangan zaman memerlukan pemikiran yang jelas dan tegas. Xunzi telah

mewariskan filsafat politik bagi rakyat Tiongkok sebagai harta yang sangat

berharga. Orang sekarang sadar bahwa bangsa yang tidak memiliki filsafat politik

sendiri terpaksa memakai filsafat politik impor yang tidak cocok untuk mengatur

negara sendiri. Filsafat politik Xunzi juga dapat dipakai oleh negara tetangga

Tiongkok yang telah mempelajari agama Khonghucu sejak ribuan tahun yang lalu.

Filsafat politik Xunzi atau Ilmu Kenegaraan da ru, berbeda dengan filsafat politik

negara Barat yang berbasis filsafat Materialisme Mekanistik. Ilmu Kenegaraan da

ru ini berbasis filsafat Proses Organis dan dapat menjawab berbagai masalah

politik di Tiongkok. Masalah-masalah itu antara lain Tiongkok dapat memakai

dua sistem yaitu kapitalisme dan sosialisme. Dua sistem itu digunakan secara

bersamaan. Apabila 174 rakyat Tiongkok tidak diwarisi oleh Xunzi filsafat politik

yang memakai prinsip Yin dan Yang, mereka akan mengalami nasib yang sama

Page 78: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

67

dengan Uni Soviet dan negara-negara Eropa timur, yaitu terpecah belah menjadi

banyak negara kecil.110

Bangsa Indonesia juga telah mempunyai filsafat politik yang ampuh. Hal

ini terbukti dengan pemerintahan Presiden Sukarno, Presiden Soeharto, dan

presiden lainnya yang dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia meskipun menghadapi ancaman pemberontakan berkali-kali. Bangsa

Indonesia telah merumuskan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara.

Pancasila merupakan dasar yang kokoh untuk menjaga persatuan bangsa dan

keutuhan wilayah negara. Meskipun kedua tokoh tersebut pada saat menjabat

sebagai presiden berbuat kesalahan, namun jasa-jasanya juga besar. Para

pemimpin pasca Orde Baru perlu mempelajari keberhasilan dan kesalahan kedua

tokoh tersebut sebagai pelajaran yang sangat berharga. Filsafat politik yang

dijalankan mantan Presiden Soeharto terdapat tiga persamaan dengan ajaran

Xunzi. Pertama, negara mempunyai ideologi Pancasila yang dijaga kuat

kemurniaannya. Kedua, pemerintahan dipimpin orang kuat yang menguasai ilmu

kemiliteran dan ilmu pemerintahan. Ketiga, pemerintahan sangat stabil.

Selain terdapat persamaan, menurut ajaran Xun Zi pemerintahan Orde

Baru juga mengandung tiga kelemahan. Pertama, pemerintah terlalu represif dan

menggunakan alasan keamanan dalam mengambil keputusan. Kedua, penegakan

hukum tidak jelas untuk kepentingan siapa dan korupsi tidak diberantas. Ketiga,

pembangunan ekonomi lebih dipusatkan di kota-kota besar, kurang

110

Tim Penyusun Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indoneia,

Pendidikan Agama Khonghucu (Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan,

2016), h.183, artikel diakses pada 31 Maret 2016 dari

http://www.polsri.ac.id/belmawa/Buku_Pedoman_Mata_Kuliah_Wajib_2016/6.%20PENDIDIKA

N%20AGAMA%20KHONG%20HU%20CU.pdf.

Page 79: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

68

memperhatikan pembangunan pedesaan. Akibatnya terjadi urbanisasi besar-

besaran. Bangsa Indonesia harus bersyukur karena telah memiliki filsafat politik.

Kepercayaan diri sebagai bangsa besar dan optimisme adalah modal utama

membangun negara. Keberhasilan yang sudah dicapai bangsa Indonesia perlu

ditunjukkan kepada generasi muda. Mereka jangan disuguhi dengan permasalahan

yang rumit yang membuat mereka menjadi pesimis. Mereka perlu memahami

bahwa kehidupan itu proses yang terus berubah. Keadaan sekarang yang belum

menyenangkan atau belum memuaskan adalah tantangan yang perlu diatasi

dengan belajar dan bekerja keras. Bangsa Indonesia mempunyai cita-cita

mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita itu akan terwujud selangkah

demi selangkah dibarengi dengan semangat belajar yang tidak pernah jemu.

Menurut Xunzi, gambaran mimpi mempunyai negara kuat dan kaya itu diperjelas

dan direncanakan dengan cermat. Setelah segala yang tergambar dalam mimpi itu

dirumuskan dengan jelas, kemudian diperjuangkan sampai dapat terlaksana.

(Zhang, 1993: 345).

Kehidupan berbangsa dan bernegara yang dijelakan dalam Tap. MPR

No.VI/MPR/2001 menyatakan pengertian etika kehidupan berbangsa adalah

rumusan yang bersumber dari ajaran agama dan nilai-nilai budaya bangsa yang

terjamin dalam Pancasila sebagai ajuan dalam berfikir, bersikap dan bertingkah

laku dalam kehidupan berbangsa.111

Pada masa orde baru tidak lagi dianggap sah

bagi orang Tionghoa untuk mengorganisai diri secara politik sebagai orang

111

Syahrial, Etika Politik Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, artikel diakses

pada 29 Maret 2017 dari https://www.scribd.com/doc/295339029/Etika-Politik-Dalam-Kehidupan-

Berbangsa-Dan-Bernegara.

Page 80: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

69

Tionghoa. Beberapa orang Tionghoa pribadi masih terus aktif dalam partai

politik.112

Yang sudah dijelakan sebelumnya bahwa Warga Negara Indoneia (WNI)

keturunan Tionghoa, dikenal sebagai orang-orang yang enggan untuk terlibat

dalam kegiatan politik dan hanya terlibat dalam kegiatan bisnis.113

Pemahaman

mereka seperti ini dikarenakan pada masa orde baru orang-orang yang terlibat

dalam kegiatan politik hidupnya tidak akan pernah selamat, oleh karena itu

banyak orang Tionghoa memutuskan untuk tidak ikut serta dalam kegiatan politik

dijaman orde baru, dan ditambah lagi bahwa stereotype semacam itu merupakan

hasil dari kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah colonial Belanda, yang

dilanjutkan oleh penguasa Orde Baru.

Akan tetapi meskipun kuat dalam bidang bisnis, masyarakat Tionghoa

Indonesia, yang jumlahnya 6 persen dari seluruh penduduk Indonesia sebanyak

210 juta, tidak terwakili dengan baik dalam bidang politik. Ada sedikit yang

berusaha untuk masuk kedalam bidang legislatife dan eksekutif sehingga tidak ada

lobi yang cukup kuat untuk bertindak atas kepentingan masyarakat Tionghoa.

Beberapa partai politik yang berusaha untuk mewakili warga Tionghoa Indonesia

telah terbentuk tetapi mereka tidak berhasil mendapat satupun wakil di

legislatife.114

Politik tidaklah menakutkan dan tidak boleh dihindari. Politik

dipelajari dan dipahami. Tionghoa Indonesia dapat membentuk paratai politik atau

112

Charles A. Coppel, Tionghoa Indonesia dalam Krisis (Jakarta: Pustaka sinar Harapan,

1994), h. 311 113

Justian Suhandinata, SE, WNI Keturunan Tionghoa dalam Stabilitas Ekonomi dan

Politik Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 292 114

Suhandinata, WNI Keturunan Tionghoa dalam Stabilitas Ekonomi dan Politik

Indonesia, h. 324

Page 81: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

70

bergabung dengan partai yang telah ada untuk memperjuangkan kepentingan

masyarakat Khonghucu.

Negara diibaratkan oleh Xun Zi sebagai tubuh manusia hidup yang

memiliki kepala, tangan, kaki, dan berbagai organ yang berfungsi dengan baik.

Apabila ada salah satu organ yang fungsinya tidak optimal akibatnya organ lain

akan menyusul rusak. Paru-paru yang tidak berfungsi baik menyebabkan darah

kurang oksigen, akibatnya pembakaran dalam darah tidak sempurna, organ lain

yang dilalui darah akan keracunan. Organ tubuh itu fungsinya sama dengan

jajaran birokrasi dalam negara. Birokrasi yang tidak berfungsi dengan baik

pembangunan tersendat, dan rakyat menjadi miskin. Supaya semua fungsi

komponen negara itu berjalan baik perlu ada undang-undang yang mengatur

pekerjaan pada birokratnya, dan yang lalai perlu diberi sanksi. Negara hukum

adalah negara yang paling tepat untuk mengatur semua perilaku rakyat dan

pejabat negara.

Ajaran Nabi Kongzi mendapat legalitas sebagai agama negara, dan

ajarannya sebagai materi ujian bagi semua calon pejabat negara sejak zaman

dinasti Han. Legalitas itu diperoleh karena Xun Zi telah menyiapkan beberapa hal

berikut ini:

1. Kitab Klasik Ajaran Nabi Kongzi oleh Xun Zi dijadikan kitab sumber

ajaran Ajaran Nabi Kongzi yang baku. Aliran filsafat di Tionghua yang

lain tidak memiliki buku pegangan yang selengkap kitab Klasik Ajaran

Nabi Kongzi.

Page 82: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

71

2. Xun Zi telah menjabarkan ajaran Ajaran Nabi Kongzi yang bersumber

dari kitab klasik itu menjadi konsep pembangunan negara, pembangunan

hukum, pembangunan pendidikan dan kesenian, pembangunan militer,

dan pembangunan ekonomi.

3. Xun Zi menjadikan perguruan Nabi Kongzi sebagai pendidikan kader

pembangunan negara, dan disiapkan untuk menduduki jabatan negara,

sipil maupun militer, juga sebagai kelompok cendekiawan yang membina

rakyat.

4. Xun Zi membekali cendekiawan Nabi Kongzi dengan ilmu mengatur

negara dan ilmu kemiliteran karena tugas mereka adalah melindungi

rakyat dan menyejahterakan rakyat.

5. Xun Zi membuka perguruan untuk mendidik kader pembangunan yang

militan dan berkemampuan tinggi.

Peran ajaran Xun Zi terhadap kebudayaan Tiongkok dan negara sekitarnya

sangat besar, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Xun Zi menganjurkan

agar orang berusaha menjadi orang kuat. Dalam arti kuat ekonomi, kuat posisinya

dalam masyarakat, dan kuat pula pemikirannya. Tujuannya supaya dapat menjadi

pemimpin masyarakat untuk mewujudkan cita-cita membangun masyarakat

sejahtera.

Penerapan atau Implementasi etika politik dalam bernegara yaitu Bila

dikeluarganya dapat menerapkan etika politik secara baik di dalam negara maka

Page 83: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

72

diharapkan seseorang dapat menerapkan etika politik di negara, “Keluarga adalah

tiang Negara.”115

Contoh implementasi dalam bernegara bahwa sudah seharusnya sebagai

umat Khonghucu akan menerapkan ajaran San Gang, Wu Lun dan Ba De, dan lain

sebgainya dalam kehidupan bernegara. Sebagai bawahan akan beretika baik

sebagai bawahan kepada atasannya, sebagai atasan/pemimpin akan menjadi atasan

yang bermoral baik berdasarkan ajaran etika politik Khonghucu.116

Pada hekakatnya etika politik tidak diatur dalam hukum tertulis secara

lengkap, tetapi melalui moralitas yang bersumber dari hati nurani, rasa malu

kepada masyarakat, rasa takut kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Adanya kemauan

dan memiliki itikat baik dalam hidup bernegara, dapat mengukur secara seimbang

antara hak yang telah dimiliki dengan kewajiban yang telah ditunaikan, tidak

memiliki ambisius yang berlebihan dalam merebut jabatan, namum membekali

diri dengan kemampuan secara kompotitif yang terbuka untuk menduduki suatu

jabatan, tidak melakukan cara-cara yang terlarang, seperti penipuan untuk

memenangkan persaingan politik. Dengan kata lain tidak menghalalkan segala

macam cara untuk mencapai suatu tujuan politik.117

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah berkembang pesat tidak dapat

meredam kegelisahan manusia. Ritual agama Khonghucu dapat meredam

115

Wawancara Pribadi dengan Oesman Arif. Tangerang, 18 Oktober 2016. Alamat:

Guloto Rt. 01 Rw. 19 Jebres Solo. 116

Wawancara Pribadi dengan Oesman Arif. Tangerang, 18 Oktober 2016. Alamat:

Guloto Rt. 01 Rw. 19 Jebres Solo. 117

Syahrial, Etika Politik Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, artikel diakses

pada 31 Maret 2017 dari

http://www.academia.edu/8782082/Etika_Politik_Dalam_Kehidupan_Berbangsa_dan_Bernegara.

Page 84: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

73

kegelisahan menjadi bentuk kegiatan yang mendekatkan manusia pada Tuhan.

Sekarang ada organisasi Khonghucu Internasional yang membahas ajaran

Khonghucu secara umum meliputi agama, filsafat, ilmu hukum dan sebagainya.

Pada bulan November 2007 telah diadakan Konferensi agama Khonghucu sedunia

di Jakarta yang pertama. Konferensi agama Khonghucu se-Dunia ini akan

diadakan setiap tahun. Pada tahun 2008 bulan November konferensi akan

diadakan di Tiongkok. Peristiwa ini telah menjawab berbagai perdebatan tentang

agama Khonghucu dan filsafat Khonghucu. Kenyataannya memang ada agama

Khonghucu dan ada penganutnya. Selain itu ada juga filsafat Khonghucu yang

dipelajari orang di seluruh dunia. Bangsa Indonesia mempunyai cita-cita

mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita itu akan terwujud selangkah

demi selangkah dibarengi dengan semangat belajar yang tidak pernah jemu.118

Menurut Zhang, Xunzi menganjurkan agar dalam membangun negara

tidak hanya raja saja yang perlu bermoral, tetapi seluruh rakyat negara itu perlu

cerdas dan bermoral. Xunzi membedakan dua kelompok Khonghucu, mikro

Khonghucu yang menjadi rakyat dan makro Khonghucu yang menjadi pemimpin.

Para pemimpin wajib mempelajari Xiao Ru atau ajaran agama Khonghucu sebagai

pembentukan karakter, mempelajari Da Ru atau filsafat Xunzi yang kemudian

disebut dengan filsafat Khonghucu.

118

Tim Penyusun Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indoneia,

Pendidikan Agama Khonghucu (Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan,

2016), h. 174, artikel diakses pada tanggal 31Maret 2016 dari

http://www.polsri.ac.id/belmawa/Buku_Pedoman_Mata_Kuliah_Wajib_2016/6.%20PENDIDIKA

N%20AGAMA%20KHONG%20HU%20CU.pdf.

Page 85: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

74

Sejarah harus dipelajari sebagai cahaya untuk menerangi perjalanan ke

depan. Dasar spiritualitas yaitu manusia dilahirkan ke dunia ini membawa tugas

dari Tuhan atau Tian Ming, untuk membuat dunia ini lebih indah dan menyiapkan

kehidupan yang lebih sejahtera kepada generasi penerusnya. Menghormati leluhur

bukan berarti mempertahankan tradisi atau menyayangi benda-benda kuna,

melainkan meneruskan perjuangan mereka yaitu membangun negara berbudaya

yang kuat dan kaya agar generasi penerus hidup lebih sejahtera. Menurut Xunzi,

pekerjaan membangun negara menyejahterakan rakyat adalah pekerjaan yang suci

dan mulia, seperti juga pekerjaan para nabi.119

Menurut Dubs, pendidikan agama Khonghucu perlu untuk membekali

manusia agar bermoral atau de, tetapi bagi mereka yang jahat harus dipagari

dengan hukum dan sanksi berat agar tidak mengganggu orang baik. Negara tidak

hanya menjaga keamanan dan keselamatan rakyatnya, tetapi negara juga mendidik

rakyatnya dan memakmurkan rakyatnya dengan membimbing rakyatnya menjadi

manusia bijak dan mau bekerja sama. Segala upaya negara untuk menyejahterakan

rakyatnya adalah dalam rangka melaksanakan hukum Tuhan atau dao.

Keseimbangan harus tetap dijaga dalam keseimbangan yang dinami.

Pembangunan Negara Xunzi seperti dikatakan oleh Zhang (1993: 98), menyebut

tokoh-tokoh yang dinyatakan pantas dicontoh sebagai pemimpin negara yang

bijaksana seperti di bawah ini.

119

Tim Penyusun Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indoneia,

Pendidikan Agama Khonghucu (Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan,

2016), h.147, artikel diakses pada tanggal 31Maret 2016 dari

http://www.polsri.ac.id/belmawa/Buku_Pedoman_Mata_Kuliah_Wajib_2016/6.%20PENDIDIKA

N%20AGAMA%20KHONG%20HU%20CU.pdf.

Page 86: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

75

1) Raja Yao, raja yang memberikan kemakmuran kepada rakyat, tetapi

rakyatnya tidak merasa bergantung kepadanya. Bahkan, rakyat yang

berbicara dengannya pun tidak sadar kalau sedang berbicara dengan

sang raja.

2) Raja Shun, raja yang tidak tamak dan tidak menyesali penderitaan

yang pernah dipikulnya. Dia tidak mendendam kepada orang yang

telah mencelakainya.

3) Raja Yu, yang rela tidak menjenguk anak istrinya, meskipun dia

melewati depan rumahnya, saat ia bertugas untuk kepentingan negara.

4) Zhou Gong, raja yang bersedia mundur pada saat dia harus mundur.

Dia menyerahkan tahtanya kepada orang yang lebih berhak, yaitu

5) keponakannya. Xunzi menyebut Zhou Gong sebagai Konfusian sejati

yang pantas ditiru. Nabi Kongzi juga sangat mengagumi Zhou Gong

sebagai orang yang sangat bijaksana. Bahkan, dalam tidurnya sering

mimpi bertemu Zhou Gong.120

Etika politik ini juga harus direalisasikan oleh setiap individu yang terlibat

secara kongkrit dalam pelaksanaan pemerintah negara. Para pejabat eksekutif,

anggota legislatif, maupun yudikatif, para pejabat negara baik DPR maupun MPR

aparat pelaksana dan penegak hukum harus menyadari bahwa selain legitimasi

hukum dan legitimasi demokrasi juga harus berdasar pada legitimasi moral.

Misalnya suatu kebijakan itu sesuai dengan hukum belum tentu sesuai dengan

120

Tim Penyusun Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indoneia,

Pendidikan Agama Khonghucu (Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan,

2016), h.147-148, artikel diakses pada tanggal 31Maret 2016 dari

http://www.polsri.ac.id/belmawa/Buku_Pedoman_Mata_Kuliah_Wajib_2016/6.%20PENDIDIKA

N%20AGAMA%20KHONG%20HU%20CU.pdf.

Page 87: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

76

moral, contohnya gaji para pejabat negara sesuai dengan hukum tetapi bila dilihat

dari keadaan negara maka hal tersebut tidak sesuai secara moral.121

Etika politik yang di terapkan orang Khonghucu di negara ini hanya sdikir

yang masih menerapkan serta mempelajari ajaran Khonghucu dan nabi

Khonghucu itu sendiri sudah mengajarkan bahwa tidak masuk dalam dunia politik

itu tidak apa-apa, tetapi kita bisa menjadi warga negara yang baik itu sudah di

katakan berpolitik.

Jadi berpolitik itu tidak mesti kita harus menjadi seorang pejabat tetapi

asalkan kamu sudah menjadi warga negara yang baik itupun sudah berpolitik.

Sekali lagi nabi Khonghucu menegaskan alangkah baiknya jika kamu menjadi

seorang pejabat sehingga kamu dapat menolong rakyat. Maka istilahnya, warga

negara itu sudah kodrat, dimana kita di lahirkan maka di situlah negara kita. Jadi

orang Tionghoa yang tinggal di Indonesia mereka pada kodratnya adalah orang

Indonesia walaupun nenek moyang mereka berasal dari Cina dan sekali lagi tidak

ada hubungan dengan negara lamanya di sebabkan mereka tinggal di Indonesia

dan inilah yang di namakan etika politik. Jadi misalnya terjadi perang antara orang

Indonesia dengan Cina ya kita harus berperang untuk Indonesia karena kita orang

Indonesia dan siap mati untuk negara ini, dan itu di namakan kodrat dan dalam

agama Islam itu di sebutkan sebagai orang yang mati syahid dan kalau di orang

Cina di sebut sebagai Xinzu artinya sebagai orang yang berbudi luhur.122

121

Dwi Apriliyan, Pengertian Etiak Politik dan Penerapan, artikel diakses pada10 Maret

2017 dari http://dwiapriliyan.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-etika-politik-dan-penerapan.html. 122

Wawancara Pribadi dengan Oesman Arif. Tangerang, 18 Oktober 2016. Alamat:

Guloto Rt. 01 Rw. 19 Jebres Solo.

Page 88: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

77

Implementasi etika politik dalam pribadi manusia, dalam keseharian dan

bernegara tidak lepas mengacu kepada sumber ajaran etika politik. Ajaran

Khonghucu mengenai etika politik yang dijelaskan oleh salah satu narasumber

bapak Oesman Arif bahwa, muridnya nabi khonghucu itu ada 30 ribu, yang pintar

ada 72 dan dari 72 yang paling menonjol ada 12, salah satu dari 12 itu belajar dan

mengembangkan tentang ekonomi dan politik. Salah satu murid nabi Khonghucu

yang konsentrasi kepada ekonomi dan politk adalah Cu Gong (dalam bahasa

Kokyan) atau Zi Kong dan Sunzi Muridnya Cu Gong yang menulis bagaimana

membangun negara, hukum dan politik.

Oleh karena itu, ilmu ekonomi dan politik itu tidak bisa di pisahkan.

Seseorang belajar tentang ilmu ekonomi dan politik agar negara menjadi kuat dan

ekonominya menjadi stabil. Jadi kalo kita belajar politik harus belajar ekonomi

dan sebaliknya belajar ekonomi juga harus belajar politik. Karena tidak bisa

antara politik dan ekonomi berjalan sendiri-sendiri maka yang akan terjadi saling

berantakan antara ekonomi dengan politik, maka ini penting sekali. Selain itu

ajaran etika politik juga dijelakan didalam kitab-kitab, salah satunya Sishu bagian

Ajaran Besar Bab Utama ayat 4 dan 5,123

dan Sabda Suci XII: 11124

.

123

“Orang jaman dahulu yang hendak menggemilangkan Kebajikan Yang Bercahaya itu

pada tiap umat di dunia, lebih dahulu berusaha mengatur negeri; untuk mengatur negeri, lebih

dahulu membereskan rumah tangga; untuk membereskan rumah tangga, lebih dahulu membina

diri; untuk membina diri, lebih dahulu meluruskan hati; untuk meluruskan hati ia lebih dahulu

mengimankan tekad; untuk mengimankan tekad lebih dahulu mencukupkan pengetahuan; dan

untuk mencukupkan pengetahuan, meneliti hakikat tiap perkara”. 124

Pangeran King dari negeri Cee (Qi Jing Gong) bertanya tentang pemerintahan kepada

Nabi Khongcu (Kongzi). 2. Nabi Khongcu (Kongzi) bersabda, “Pemimpin hendaklah dapat

menempatkan diri sebagai pemimpin (Jun ,Jun), pembantu sebagai pembantu (Chen, Chen) orang

tua sebagai orang tua (Fu,Fu) dan anak sebagai anak (Zi,Zi).” 3. Pangeran itu berkata, “Siancai

(Shan Zai) ! Sungguh tepat; kalau pemimpin tidak dapat menempatkan diri sebagai pemimpin,

pembantu tidak sebagai pembantu, orang tua tidak sebagai orang tua dan anak tidak sebagai anak,

meskipun berkecukupan makanan, dapatkah menikmatinya?”

Page 89: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Etika Politik dalam Agama

Khonghucu dan bagaimana umat Khonghucu mengimplementasikan etika politik,

maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

Agama menjadi pedoman etika moral dalam hubungan sesama manusia

umumnya dan lingkungan bangsa pada khususnya. Agama Khonghucu sangat

menekankan dan menjadikan etika moral menjadi pedoman, salah satunya yaitu

etika politik. Selain itu, ajaran Khonghucu terbagi atas empat dimensi, yaitu: 1).

Religi, 2). Filosofi, 3). Pendidikan (etika), 4). Pemerintahan. Dari dimensi yang ke

empat (pemerintahan) itulah banyak ajaran Khonghucu yang menjabarkan tentang

peran pemerintah dalam upaya membangun negara dan menjalankan

pemerintahan yang baik demi kesejahteraan rakyat. Akan tetapi tidaklah sempurna

bila memahami ajaran Khonghucu hanya dari satu poin di atas, oleh sebab itu

sebagai umat Khonghucu diwajibkan mempelajari keempat poin tersebut.

Ide pemikiran politik Khonghucu tentang dasar pemerintahan, kepimpinan,

konsep hukum yang didasarkan pada kebijakan dan penyempurna diri pribadi

pemimpinnya dengan menekankan pendidikan kepada rakyat adalah untuk

membentuk sesuatu pemerintahan yang memanusiakan manusia.

Adapun implementasi etika politik dalam kehidupan sehari-hari dan

bernegara oleh umat Khonghucu adalah dimulai dari lingkungan terkecil yaitu

keluarga, masyarakat dan kemudian negara. Bila dikeluarga dapat menerapkan

Page 90: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

79

etika politik secara baik, maka di dalam negara seseorang dapat menerapkan etika

politik di negara, karena keluarga adalah tiang Negara.

Contoh implementasi etika politik dalam kehidupan sehari-hari yaitu

Sebagai anak berprilaku hormat, sopan kepada kakak dan orangtua, berbakti

kepada orangtua. Sebaliknya sebagai kakak dan orangtua harus bersikap adil dan

sayang kepada adik atau anak. Setelah itu akan berlanjut kepada masyarakat yang

lebih luas dan negara. Keluarga adalah ibarat negara kecil dalam sebuah negara,

untuk itu setiap orang dalam keluarga harus mengambil peran etika politiknya di

dalam keluarga tersebut dan kemudian terbentuk di dalam diri pribadi manusia.

Dalam bernegara implementasi etika politik yaitu umat Khonghucu akan

menerapkan ajaran San Gang, Wu Lun dan Ba De dalam kehidupan bernegara.

Sebagai mana mestinya bawahan akan beretika baik sebagai bawahan kepada

atasannya dan sebaliknya atasan atau pemimpin akan menjadi atasan yang

bermoral baik berdasarkan ajaran etika politik Khonghucu kepada bahwahannya.

Sumber ajaran Khonghucu mengenai Politik banyak sekali dijelaskan

didalam kitab-kitab terutama didalam Sishu bagian Ajaran Besar Bab Utama ayat

4 dan 5, yaitu menjelaskan bahwa “Orang jaman dahulu yang hendak

menggemilangkan Kebajikan Yang Bercahaya itu pada tiap umat di dunia,

lebih dahulu berusaha mengatur negeri; untuk mengatur negeri, lebih dahulu

membereskan rumah tangga; untuk membereskan rumah tangga, lebih dahulu

membina diri; untuk membina diri, lebih dahulu meluruskan hati; untuk

meluruskan hati ia lebih dahulu mengimankan tekad; untuk mengimankan

tekad lebih dahulu mencukupkan pengetahuan; dan untuk mencukupkan

Page 91: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

80

pengetahuan, meneliti hakikat tiap perkara.” Pangeran King dari negri Cee (Qi

Jing Gong) bertanya tentang pemerintahan kepada Nabi Khongcu (Khongzi). Nabi

Khongcu (Khongzi) bersabda, “Pemimpin hendaklah dapat menempatkan diri

sebagai pemimpin, pembantu sebagai Pembantu, orang tua sebagia orang tua dan

anak sebagai anak.””((Sabda Suci XII: 11)

SSeellaaiinn iittuu,, eettiikkaa bbiissaa mmeennjjaaddii ppoonnddaassii aattaauu bbeenntteenngg ppeerrttaahhaannaann ddiirrii ddaallaamm

mmeenngghhaaddaappii kkeehhiidduuppaann mmooddeerreenniissaaii ssaaaatt iinnii,, tteerruuttaammaa ddaarrii sseeggii ppoolliittiikk.. PPeenneerraappaann

eettiikkaa ppoolliittiikk ddii ddaallaamm ddiirrii pprriibbaaddii uummaatt KKhhoonngghhuuccuu tteerrlliihhaatt ddaallaamm kkeeiikkuuttsseerrttaaaann

mmeerreekkaa ddaallaamm ppaarrttaaii ppoolliittiikk..

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis kerjakan, maka ada beberapa saran

dari penulis baik untuk umat Khonghucu, penelitian selanjutnya dan lembaga

MATAKIN maupun fakultas Ushuluddin lebih khusus program studi agama-

agama.

1. Umat Khongucu

a. Agama Khonghucu sangat menakankan ajaran mengenai etika. Semoga

ajaran etika Khonghucu tetap menjadi ajaran yang diutamakan dan trus

dipraktikan didalam kehidupan sehari-hari baik dimasyarakat ataupun

dipemerintahan.

b. Meskipun dibeberapa kejadian atau peristiwa dipemerintahan masih sikap

intoleransi terhadap umat Khonghucu di Indonesia, tetapi hal tersebut

semoga tidak menyurutkan sikap cinta terhadap negara Indonesia.

Page 92: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

81

2. Peneliti Selanjutnya

a. Masih banyak aspek-aspek ajaran etika dalam agama Khonghucu yang

belum diteliti. Penulis hanya meneliti dari segi ajaran etika politknya saja.

Jadi bisa menjadi bahan penelitan selanjutnya, agar dapat menjadi

wawasan keilmuwan terutama prodi studi agama-agama.

b. Referensi mengenai agama Khonghucu bisa didapatkan melalui lembaga

MATAKIN atau Litang Bio Tangerang.

3. Fakultas Ushuluddin

Lebih diperbanyak lagi referansi mengenai agama Khonghucu, karena

untuk referensi agama Khonghucu terbilang masih sedikit.

Page 93: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

82

Daftar Pustaka

Agus, Bustanuddin. Agama dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Rajawali Press,

2006.

Ali, H.A Mukti. Agama-Agama di Dunia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga

PRESS, 1988.

Atmaja, Sugiandi Surya. “Politik Hukum Pemerintahan Indonesia Terhadap

Agama Khonghucu Era Orde Baru Hingga Era Reformasi (1967-2014).”

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Bertens, K. ETIKA. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Budiardjo, Mirriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1992.

Coppel, Charles A. Tionghoa Indonesia dalam Krisis. Jakarta: Pustaka sinar

Harapan, 1994.

Creel, H.G. Alam Pikiran Cina: Sejak Confucius Samapai Mao Zedong,

diterjemahkan oleh Soejono Soemargono dari buku asli Chinese Thought:

From Confucius to Mau Tse-tung. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,

1990.

Departemen pendidikan dan kebudayaan. Kamus Besar bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai pustaka, 1993.

Dhammananda, Sri. Keyakinan Umat Budha, diterjemahkan oleh Ida Kurniati dari

buku asli What Buddhists Believe. Jakarta: Ehipassiko Foundation, 2012.

Efendi, B. Jalan Tengah Politik Islam: Kaitan Islam, Demokrasi dan Negara yang

Tidak Mudah. Jakarta: Ushul Press, 2005.

Efriza. Ilmu Politik: Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan. Bandung:

Alfabeta, 2013.

Hadiwijoyo, Harun. Sari Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kansius, Cet. ke-II. 1995.

Hanafi, Muchlis M. Etika Berkeluarga, bermasyarakat, dan Berpolitik (Tafsir Al-

Qur’an Tematik, Edisi Yang Disempurnakan). Jakarta:

Ing, Tjhie Tjay, Riwayat Hidup Nabi Khong Cu, Jakarta: Matakin, 1978.

Page 94: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

83

Kementrian Agama RI. Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik: Tafsir

Al-Qur’an Tematik. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012

Kitab Lunyu. Kitab Yang Empat Sishu. Jakarta: Matakin, 2012.

Kristian. Pemikiran Politik Konfusius, Mancius dan Xunzi. Fakultas Ushuluddin

UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Lasiyo. Etika Menurut Agama Confusius. Dalam Basis Edisi Juli 1988.

Magnis, Franz Von. Etika Umum: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral.

Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1979.

Maran, Rafael Raga. Pengantar Sosologi Politik. Jakarta: Rineka Putra, 2001.

Marbun, B.N. Kamus Politik, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2007.

Nahrawi, Muh Nahar Nahrawi. Memahami Khonghucu sebagai Agama. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Nio, Kiem Giok. Etika Moral. Artikel disampaikan pada acara Temu Xue Shi,

solo 2015.

Nugroho, Wahyu Budi. Orang Lain Adalah Neraka: Sosiologi Eksistensialisme

Jean Paul Sartre. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Nurtanto, Hendry. Menuju Masyarakat Anti Korupsi Perspektif Khonghucu: NAti

Korupsi (A)(Serial Khotbah). Jakarta: Departemen Komunikasi dan

Informatika, 2006.

Nusrati, Ali Asgar. Sistem Politik Islam: Sebuah Pengantar. Jakarta: Nur Al-

Huda, 2014.

Papasi, J.M. Ilmu Politik: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Riyanto, Riyanto, CM. Katolisitas Dialoga- Ajaran Sosial Kristen. Yogyakarta:

PT Kanisius, Cet. Ke-4, 2014.

Robertson, Roland, ed. Agama: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi. Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, Cet. Ke-3, 1993.

Rodee, Carlton Clymer dkk. Pengantar Ilmu Politik. diterjemahkan oleh Zulkifly

Hamid dari buku asli Indroduction to Political Sciense, Jakarta: PT

RajaGrafondo Persada, 2008.

Said, Anas, dkk. Menekuk Agama, Membangun Tahta: Kebijakan Agama Orde

Baru. Depok: Desantara 2004.

Page 95: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

84

Samma, Mansyur. Negara dan Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis atas Negara,

Manusia Indonesia dan Perilaku Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008.

Sirait, Saut Hamonangan. Politik Kristen di Indonesia: Suatu Tinjauan Etis.

Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2011.

Smith, Donald Eugene. Agama dan Modernisasi Politik, suatu Kajian Analitis,

diterjemahkan oleh Machnun Husein dari buku asli Religion and Political

Development, An Analytic Study. Jakarta: CV. Rajawali, 1985.

Suhandinata, Justian. WNI Keturunan Tionghoa dalam Stabilitas Ekonomi dan

Politik Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Suryadinata, Leo. Pemikiran Politik Etnis Tionghoa Indonesia. Jakarta: Pustaka

LP3ES Indonesia, 2005

Suseno, Franz Magnis. Etika Politik. Jakarta: PT. Gramedia, 1988.

Syafii, Inu Kencana. Etika Pemerintahan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011

Tanggok, M. Ikhsan. Mengenal Lebih Dekat agama Khonghucu di Indonesia.

Jakarta: Pelita Kebajikan, 2015.

Trubus, dan A. Prayitno. Etika Kemajemukan. Jakarta: Universitas Trisakti, 2012.

________. Politik dan Agama, dalam Jurnal Religi Jurnal Studi Agama-Agama:

Agama dan Politik. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2004.

Wawancara Pribadi dengan Xs. Dr. Oesman Arif, M.Pd. Tangerang, 18 Oktober

2106

Wawancara Pribadi dengan Js. Sugiandi Surya Atmaja, S. Kom, M.Ag. Jakarta 26

November 2016

Dokumen elektronik dari internet

Arif, Oesman. “Penyelenggaraan Negara menurut Filsafat Xun Zi,” artikel

diakses pada 22 April 2016 dari http://www.spocjournal.com/filsafat/339-

ideologi-dan-pemerintahan-pemikiran-xun-zi-pada-zaman-sekarang.html

Arif, Oesman, “Ideologi dan Pemerintahan : Ideologi Pembangunan,” artikel

diakses pada 16 Oktober 2016 dari

Page 96: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

85

http://www.spocjournal.com/filsafat/336-ideologi-dan-pemerintahan-

ideologi-pembangunan.html

Buanadjaja B.S., “Perspektif Jun Zi (Susilawan),” artikel diakses pada 13 Maret

2017 dari http://www.matakin.or.id/-perspektif-jun-zi-susilawan.html

Damawati, Nyoman Ari Cahyani, “POLITIK MENURUT PERSPEKTIF HINDU,”

artikel diakses pada 02 Maret 2016 dari

http://www.scribd.com/doc/36884642/Politik-Menurut-Perspektif-Hindu-

Part-8

Ismoyo, Tejo, “Politik dan Demokrasi dalam Pandangan Agama Budha,” artikel

diakses pada 03 maret 2016 dari http://www.docs-

engine.com/ppt/1/politik-dan-demokrasi-dalam-pandangan-agama-

budha.html

Kuncono, Setio, “Menejemen dan Kepemimpinan Confucius,” artikel diakses

pada 31 Maret 2016 dari http://www.spocjournal.com/budaya/468-

manajemen-kepemimpinan-confucius.html

Natalia, Catherine, “Konsep Negara Hukum dan Demokrasi dalam Ajaran

Confusisu,” artikel diakses pada 22 April 2016 dari

http://www.spocjournal.com/hukum/389-konsep-negara-hukum-dan-

demokrasi-dalam-ajaran-confucius.html

Qomariah, Nurul, “Etika Sosial dalam Prespektif Agama Konghucu dan Islam,”

Fakultas Usuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008 h.1 artikel

diakses pada 23 September 2015 dari http://digilib.uin-suka.ac.id/1332/

Sujayo, “Buddhisme dan Politik,” artikel diakses pada 03 Maret 2016 dari

http://artikelbuddhist.com /index- artikel

Tanuwibowo, Ws. Budi S., “Agama, Politik dan Negara Menurut Perspektif

Khonghucu," Jurnal SPOC, 2012, artikel diakses pada 08 Oktober 2015

dari http://www.spocjournal.com/religi/107-agama-politik-a-negara-

menurut-perspektif-khonghucu.html

Tim Penyusun Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik

Indoneia, “Pendidikan Agama Khonghucu,” Jakarta: Direktorat Jendral

Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016. Artikel diakses pada 31Maret

Page 97: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

86

2016 dari

http://www.polsri.ac.id/belmawa/Buku_Pedoman_Mata_Kuliah_Wajib_20

16/6.%20PENDIDIKAN%20AGAMA%20KHONG%20HU%20CU.pdf.

Wijaya, Ivan, “Hubungan Antara laku Bakti dalam Keimanan Khonghucu” Jurnal

SPOC, 2015 artikel diakses pada 23 September 2015 dari

http://www.spocjournal.com/religi/520-hubungan-antara-laku-bakti-

dalam-keimanan-agama-khonghucu.html

Yuningsih, Neneng Yani, “Pola Interaksi (Hubungan) Antara Agama, Politik dan

Negara (Pemerintahan) dalam Kajian Pemikiran Politik (Islam),” artikel

diakses pada 01 Februasri 2016 dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2009/08/pola_interaksi_antara_agama.pdf

________,“Pengertian Politik,” artikel diakses pada 17 November 2015 dari e-

Jurnal, http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-politik.html

Page 98: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

87

Lampiran-Lampiran

Nama : Xs. Dr. Oesman Arif, M.Pd

Usia : 75 Tahun

Status / Pekerjaan : Dosen Filsafat di UNS SALA

Pewawancara : Selamat Siang Pak. Maaf ganggu saya mau minta waktunya

sebentar untuk melengkapi data skripsi saya mengenai Etika Politik

Khonghucu.

Informan : Siang.

Pewawancara : Apakah ajaran etika dijelaskan dalam Kitab Si Shu atau ada

didalam kitab lain?

Informan : Iya. Ajaran etika itu dijelaskan didalam kitab Si Shu

Pewawancara : Apabila dijelaskan dalam kitab Si Shu apakah banyak

menjelaskan mengenai etika? Terutama mengenai Etika Politik

atau pemerintahan?

Informan : Semua ajaran Khonghucu pasti menakankan ajaran etika. Etika

dalam keluarga bahakan etika didalam pemerintahan.

Pewawancara : Untuk mengenal ajaran etika secara mendalam, apakah harus

mengenal San Kang, Ngo Lun, dan Pa Te?

Page 99: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

88

Informan : Iya, karena itu semua adalah bagian dari ajaran Khonghucu atau

ajaran mengenai etika.

Pewawancara : Yang saya ketahui bahwa San Kang (tiga hubungan tata karma)

disalah satunya dijelaskan bahwa hubungan seorang raja dengan

mentrinya atau hubungan atasan dengan bawahannya, apakah itu

termasuk ajaran Etika Politik?

Informan : Ya benar sekali dasar dari kehidupan manusia itu terdapat dalam

5 hubungan tersebut atau hubungan tata krama, begitu manusia itu

mengenal dengan yang lainya maka akan terjadi hubungan, seperti

laki-laki bertemu perempuan jatuh cinta nantinya akan menjadi

suami istri ini karena adanya hubungan, suami istri menpunyai

anak dan natinya akan ada anak. Bapak ibu tadi juga mempunyai

saudara maka ada hubungan, bapak ibu menpunyai bapak ibu juga

maka ada hubungan, jadi manusia itu tidak bisa lepas dari lima

hubungan tersebut. 5 hubungan tata krama itu seperti raja terhadap

mentri, atasan terhadap bawahan, ayah dengan ibu, suami dengan

istri, anak dengan orang tua, saudara dengan saudara, teman

dengan teman. Hubungan itu tidak boleh di langgar, anak sama

orang tua tidak boleh di balik, apa kewajiban orang tua terhadap

anak, tidak sama antara kewajiban anak terhadap orang tua, itu

semua harus berjalan dengan benar inilah yang menjadi dasar dan

prinsip.maka sebuah kehidupan itu akan menjadi baik jika semua

hubungan itu dapat di tata dengan baik sehingga orang tidak akan

Page 100: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

89

melanggar karena semua tau tanggung jawabnya masing-masing

seperti apa tugasnya raja dan apa tugas nya seorang menteri itu di

dalam masyarakat. Yang penting kita sebagai manusia harus

mengetahui perannya dan tidak melanggar 5 hubungan tata karma

atau Tiga cara menempuh jalan suci.

Pewawancara : Lalu adakah sumber ajaran agama Khonghucu yang menjelaskan

tentang Politik?

Informan : Ada, jadi muridnya nabi khonghucu itu ada 30 ribu, yang pintar

ada 72 dan dari 72 yang paling menonjol ada 12, salah satu dari 12

itu belajar dan mengembangkan tentang ekonomi dan politik. Salah

satu murid nabi Khonghucu yang konsentrasi kepada ekonomi dan

politk adalah Cu Gong (dalam bahasa Kokyan)/zi Kong dan Sunzi

Muridnya Cu Gong yang menulis bagaimana membangun negara,

hukum dan politik. Oleh karena ilmu ekonomi dan politik itu tidak

bisa di pisahkan.mengapa seseorang belajar tentang ilmu ekonomi

dan politik itu? supaya negara menjadi kuat dan ekonominya

menjadi stabil, Jadi kalo kita belajar politik harus belajar ekonomi

dan sebaliknya belajar ekonomi juga harus belajar politik. Karena

tidak bisa antara politik dan ekonomi berjalan sendiri-sendiri maka

yang akan terjadi saling berantakan anata ekonomi dengan politik,

maka ini penting sekali.

Page 101: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

90

Pewawancara : Kemudian bagaiman konsep etika bisa terbentuk dalam diri

individu pemeluk agama Khonghucu dan apa landasannya? Dan

apakah etika politik juga bisa terbentuk dalam diri individu

pemeluk agama khonghucu terutama bagi seorang pemimpin?

Informan : Dilakukan pembelajaran dan penerapan sejak dini. Konsep etika

politik bisa terbentuk di dalam diri pribadi terutama bagi seorang

pemimpin apabila pemimpin terus mempelajari dan menerapkan

ajaran Khonghucu mengenai etika yang dijelaskan di dalam kitab

Liji (Kitab Pedoman Kesusilaan)

Pewawancara : Kemudian bagaiman orang-orang Khonghucu

mengimplemientasikan etika politik dalam kehidupan sehari-hari?

Informan : Dalam kehidupan sehari-hari penerapan etika lebih menekankan

kepada etika terhadap keluarga. Penerapan yang lebih kecil ruang

lingkupnya.

Pewawancara : Lalu seperti apa contoh implementasi dalam kehidupan sehari-

hari?

Informan : contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama

dalam keluarga yaitu saling menghormati antara anak dengan

orang tua bahkan sebaliknya. Dan menjadi warga negara yang baik

tidak melanggar hukum itu termasuk etika politik dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 102: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

91

Pewawancara : Lalu bagaiman orang-orang Khonghucu mengimplemientasikan

etika politik dalam kehidupan bernegara?

Informan : Orang Cina itu dahulu tidak diberikan fungsi politik tetapi hanya

di berikan fungsi dalam dunia bisnis, oleh karenanya orang-orang

Cina yang berada di negara ini lebih mengembang kan bisnis-

bisnis saja ketimbang mereka berkecimpung terhadap dunia politik

di karenakan tidak ada fungsi yang berikan. Dalam menjalankan

dunia politik umumnya, dahulu jaman orde lama banyak orang-

orang Cina yang berkecimpung di dunia politik tetapi apa yang

terjadi mati semua karena di kategorikan PKI dan perlakuan itu

semua tanpa di adili sama sekali sehingga inilah pemicu orang-

orang cina takut untuk berkecimpung di dunia politik di negara ini.

Akan tetapi setelah jaman Gus Dur etnis Cina sudah mulai masuk

atau bermunculan dalam dunia Politik, tidak merasa takut lagi

untuk kembali kedunia politik.

Pewawancara : Lalu seperti apa contoh implementasi dalam kehidupan

bernegara?

Informan : Etika politik yang di terapkan orang Khonghucu di negara ini

hampir sudah tidak ada lagi yang menerapkan serta

mempelajarinya dan nabi Khonghucu itu sendiri sudah

mengajarkan bahwa tidak masuk dalam dunia politik itu tidak apa-

apa, tetapi kita bisa menjadi warga negara yang baik itu sudah di

Page 103: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

92

katakan berpolitik. Jadi berpolitik itu tidak mesti kita harus

menjadi seorang pejabat tetapi asalkan kamu sudah menjadi warga

negara yang baik itupun sudah berpolitik. Sekali lagi nabi

Khonghucu menegaskan alangkah baiknya jika kamu menjadi

seorang pejabat sehingga kamu dapat menolong rakyat. Maka

istilahnya, warga negara itu sudah kodrat, dimana kita di lahirkan

maka di situlah negara kita. Jadi orang Tionghoa yang tinggal di

indonesia mereka pada kodratnya adalah orang indonesia walaupun

nenek moyang mereka berasal dari cina dan sekali lagi tidak ada

hubungan dengan negara lamanya di sebabkan mereka tinggal di

indonesia.dan inilah yang di namakan etika politik. Jadi misalnya

andaikata terjadi perang antara orang Indonesia dengan Cina ya

kita harus berperang untuk Indonesia karena kita orang Indonesia

dan siap mati untuk negara ini, dan itu di namakan kodrat dan

dalam agama Islam itu di sebutkan sebagai orang yang mati syahid

dan kalau di orang Cina di sebut sebagai Xinzu artinya sebagai

orang yang berbudi luhur.

Pewawancara : Dalam suatu negara pasti ada yang namanya pemimpin dan

hukum. Apakah Nabi Kongzi menjelaskan bagaiman seseorang

menjadi pemimpin dan bagaimana cara menegakan hukum?

Informan : Kalu nabi Khonghucu mengajarkan hukum lebih kepada diri

sendiri jadi penekanannya terhadap diri pribadi, istilahnya kamu

tau jalan, jadi tau itu adalah jalan. Ibarat orang jalan kamu harus

Page 104: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

93

tau apa yang kamu jalani itu dan jalannya seperti apa? maka jangan

berjalan melanggar dari aturan jalan tersebut. Jadi kita yang harus

mempersiapkan dir dan kita tidak melanggar hukum jadinya, kalau

orang-orang sudah tau jalan maka orang-orang tersebut tidak akan

ada yang melanggar hukum tetapi hukum tetap ada. Karena hukum

itu untuk mengatur supaya orang itu berjalannya benar. Tetapi

bukan berarti menurut orang Khonghucu adanya UUD itu menjadi

menakuti rakyat, kalau seperti itu artinya rakyat tidak punya harga

diri dan kalau membuat banyak aturan itu artinya membuat rakyat

tidak mempunyai harga diri. Maka yang terpenting adalah

bagaimana Negara dapat mendidik rakyatnya supaya dapat berjalan

dengan benar dan tau mana yang benar dan mana yang salah dalam

melalui jalan tersebut itu yang terpenting. Sebab kalau terlalu

banyak UUD malah membuat rakyat tidak mempunyai harga diri,

dan apabila kita tidak punya harga diri akhirnya apa mereka akan

menjadi lemah atau akan menjadi ganas maka akan rusak

moralnya, itulah yang di jaga oleh Nabi Konghuchu.

Pewawancara : Berbicara tentang hukum, melihat realita politik diIndonesia saat

ini, hukum sangatlah lemah terutama untuk orang-orang yang

memiliki banyak uang. Mengambil contoh dari orang-orang

pemerintahan yang korupsi, mereka masih bisa berkeliaran bebas

karena memiliki banyak uang. Oleh karena itu bagaimana

Page 105: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

94

tanggapan orang Khonghucu mengenai Korupsi yang terjadi di

Indonesia?

Informan : Fenomena kehidupan yang kaprah diidamkan oleh banyak orang

dan kerap kita jumpai di kehidupan sekeliling kita. Semuanya itu

dilakukan dengan tanpa merasa bersalah, bahkan kalau tidak

korupsi itu yang bodoh dan salah, artinya bisa memanfaatkan

kesempatan atau lebih popular dengan istilah aji mumpung. Bagi

agama Khonghucu yang mengajarkan satya kepada Tian dan

bertepeselira terhadap sesama, mendidik umatnya agar secara

pribadi memiliki karakter bermoral, beretika yang berlanjut sebagai

bagian dari tatanan moral dalm kehidupan bermasyarakat dan

bernegara. Nabi Kongzi bersabda: “Kaya dan berkedudukan mulia

ialah keinginan tiap orang. Tetepi bila tidak dapat dicapai dengan

Jalan Suci janganlah ditepati.” Adapun untuk mengatasi korupsi

menurut pandangan nabi Kongzi diperlukannya dasar ideology

politik yang berdasarkan Ren yaitu cinta kasih atau

perikemanusiaan dan Li artinya tata susisla, yang merupakan asas

susila dan norma dari etika politik.

Page 106: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

95

Nama : Js. Sugiandi Surya Atmaja, S. Kom, M.Ag

Usia : 39 Tahun

Status / Pekerjaan : PNS (Bimas Khonghucu-PKUB-Sekretaris Jenderal

Kementerian Agama R.I)

Pewawancara : Selamat Pagi Pak. Maaf ganggu saya mau minta waktunya

sebentar untuk melengkapi data skripsi saya mengenai Etika Politik

Khonghucu.

Informan : Selamat Pagi Adik Mylinda Chairunissa. Baik, saya persilahkan,

semoga saya dapat membantu saudari.

Pewawancara : Apakah ajaran etika dijelaskan dalam Kitab Sishu atau ada

didalam kitab lain?

Informan : Benar, baik di Kitab Sishu maupun Wujing.

Pewawancara : Apabila dijelaskan dalam kitab Kitab Sishu maupun Wujing

apakah banyak menjelaskan mengenai etika? Terutama mengenai

Etika Politik atau pemerintahan?

Informan : Hampir semua ajaran Khonghucu mengandung etika. Ajaran

Khonghucu terbagi atas empat dimensi, yaitu: 1. Reliji, 2.

Filosofi, 3. Pendidikan (etika), 4.Pemerintahan. Dari dimensi

yang ke empat itulah banyak ajaran Khonghucu yang

menjabarkan tentang peran pemerintah dalam upaya membangun

Page 107: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

96

negara dan menjalankan pemerintahan yang baik demi

kesejahteraan rakyat. Akan tetapi tidaklah sempurna bila

memahami ajaran Khonghucu hanya dari satu poin di atas, oleh

sebab itu sebagai umat Khonghucu diwajibkan mempelajari

keempat poin tersebut.

Pewawancara : Untuk mengenal ajaran etika secara mendalam, apakah harus

mengenal San Gang, Wu Lun dan Ba DeI ?

Informan : Ada benarnya, karena itu adalah bagian inti etika atau ajaran

Khonghucu.

Pewawancara : Yang saya ketahui bahwa San Gang (tiga hubungan tata

krama/tiga cara menempuh Jalan Suci) disalah satunya dijelaskan

bahwa hubungan seorang raja dengan menterinya atau hubungan

atasan dengan bawahannya, apakah itu termasuk ajaran Etika

Politik?

Informan : Betul, ini merupakan etika politik Khonghucu. Sebagai manusia

kita harus mengetahui dan mengambil peran serta kedudukannya di

masyarakat, sebagai raja berprilaku sebagai raja dan sebagai

menteri/bawahan berprilaku sebagai menteri/bawahan.

Pewawancara : Lalu adakah sumber ajaran agama Khonghucu yang menjelaskan

tentang Politik?

Page 108: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

97

Informan : Banyak sekali, salah satunya Sishu bagian Ajaran Besar Bab

Utama ayat 4 dan 5. 125

dan Sabda Suci XII: 11 126

Pewawancara : Kemudian bagaiman konsep etika bisa terbentuk dalam diri

individu pemeluk agama Khonghucu dan apa landasannya? Dan

apakah etika politik juga bisa terbentuk dalam diri individu

pemeluk agama khonghucu terutama bagi seorang pemimpin?

Informan : Dilakukan pembelajaran dan penerapan sejak kecil ajaran yang

ada di dalam kitab Shan Zi Jing dan Di Zi Gue. Tentunya sangat

bisa sekali, namun demikian kita juga harus menyadari bahwa

hidup manusia akan selalu mengalami proses perubahan. Agar

perubahan itu selalu baik, maka pembelajaran dan pembiasaan

etika ini harus terus dilakukan setiap saat. Bagi umat

Khonghucu yang telah menerapkan kitab Shan Zi Jing dan Di Zi

Gue berlanjut kepada kitab Liji (Kitab Pedoman Kesusilaan)

125

“Orang jaman dahulu yang hendak menggemilangkan Kebajikan Yang Bercahaya itu

pada tiap umat di dunia, lebih dahulu berusaha mengatur negeri; untuk mengatur negeri, lebih

dahulu membereskan rumah tangga; untuk membereskan rumah tangga, lebih dahulu membina

diri; untuk membina diri, lebih dahulu meluruskan hati; untuk meluruskan hati ia lebih dahulu

mengimankan tekad; untuk mengimankan tekad lebih dahulu mencukupkan pengetahuan; dan

untuk mencukupkan pengetahuan, meneliti hakikat tiap perkara”. 126

PPaannggeerraann KKiinngg ddaarrii nneeggeerrii CCeeee ((QQii JJiinngg GGoonngg)) bbeerrttaannyyaa tteennttaanngg ppeemmeerriinnttaahhaann kkeeppaaddaa

NNaabbii KKhhoonnggccuu ((KKoonnggzzii)).. 22.. NNaabbii KKhhoonnggccuu ((KKoonnggzzii)) bbeerrssaabbddaa,, ““PPeemmiimmppiinn hheennddaakkllaahh ddaappaatt

mmeenneemmppaattkkaann ddiirrii sseebbaaggaaii ppeemmiimmppiinn ((JJuunn ,,JJuunn)),, ppeemmbbaannttuu sseebbaaggaaii ppeemmbbaannttuu ((CChheenn,, CChheenn)) oorraanngg

ttuuaa sseebbaaggaaii oorraanngg ttuuaa ((FFuu,,FFuu)) ddaann aannaakk sseebbaaggaaii aannaakk ((ZZii,,ZZii))..”” 33.. PPaannggeerraann iittuu bbeerrkkaattaa,, ““SSiiaannccaaii

((SShhaann ZZaaii)) !! SSuunngggguuhh tteeppaatt;; kkaallaauu ppeemmiimmppiinn ttiiddaakk ddaappaatt mmeenneemmppaattkkaann ddiirrii sseebbaaggaaii ppeemmiimmppiinn,,

ppeemmbbaannttuu ttiiddaakk sseebbaaggaaii ppeemmbbaannttuu,, oorraanngg ttuuaa ttiiddaakk sseebbaaggaaii oorraanngg ttuuaa ddaann aannaakk ttiiddaakk sseebbaaggaaii aannaakk,,

mmeesskkiippuunn bbeerrkkeeccuukkuuppaann mmaakkaannaann,, ddaappaattkkaahh mmeenniikkmmaattiinnyyaa??””

Page 109: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

98

Pewawancara : Kemudian bagaimana orang-orang Khonghucu

mengimplemientasikan etika politik dalam kehidupan sehari-

hari?

Informan : Implemientasi etika politiknya dimulai dari lingkungan terkecil

yaitu keluarganya, lalu kepada masyarakat kemudian negara.

Pewawancara : Lalu seperti apa contoh implementasi dalam kehidupan sehari-

hari?

Informan : Dimulai dari hal-hal yang kecil di dalam keluarga

(Megimplemientasi San Gang, Wu Lun dan Ba De). Sebagai anak

berprilaku hormat, sopan kepada Kakak dan orangtua, berbakti

kepada orangtua dll, dan sebaliknya sebagai kakak dan orangtua

bersikap adil dan sayang kepada adik atau anak. Setelah itu akan

berlanjut kepada masyarakat yang lebih luas dan negara. Keluarga

adalah ibarat negara kecil dalam sebuah negara, untuk itu setiap

orang dalam keluarga harus mengambil peran etika politiknya di

dalam keluarga tersebut. Di dalam Kitab Sanjak (Shi Jing - Si

King) tertulis, “Hormatilah kakakmu, cintailah adikmu.

Hormatilah kakakmu, cintailah adikmu.” Dengan demikianlah

baharu dapat mendidik rakyat Negara. (Shi Jing - Si King II.2.6.3)

Pewawancara : Lalu bagaiman orang-orang Khonghucu mengimplemientasikan

etika politik dalam kehidupan bernegara?

Page 110: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

99

Informan : Bila dikeluarganya dapat menerapkan etika politik secara baik di

dalam negara maka diharapkan seseorang dapat menerapkan etika

politik di negara. “Keluarga adalah tiang Negara”

Pewawancara : Lalu seperti apa contoh implementasi dalam kehidupan

bernegara?

Informan : Sudah seharusnya sebagai umat Khonghucu akan menerapkan

ajaran San Gang, Wu Lun dan Ba De dll dalam kehidupan

bernegara. Sebagai bawahan akan beretika baik sebagai bawahan

kepada atasannya, sebagai atasan/pemimpin akan menjadi atasan

yang bermoral baik berdasarkan ajaran etika politik Khonghucu.

Pewawancara : Dalam suatu negara pasti ada yang namanya pemimpin dan

hukum. Apakah Nabi Kongzi menjelaskan bagaiman seseorang

menjadi pemimpin dan bagaimana cara menegakkan hukum?

Informan : Betul sekali hubungan pemimpin dengan hukum sangat erat.

Pemimpim adalah panglima dari hukum.

Berberapa ayat pendukung bagaimana menjadi seorang pemimpin:

“Kebajikan seorang Pemimpin/Junzi laksana angin (Junzi Zhi De ,

Feng), dan Kebajikan rakyat laksana Rumput (Xiao Ren De Cao, Cao);

kemana angin bertiup, ke situ rumput mengarah !”(Sshu Bab XII: 19)

Page 111: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

100

“…Bila pimpinan berjiwa lurus, niscaya tiada yang tidak lurus

(bawahan). Dengan seorang pimpinan yang berjiwa lurus, seluruh negeri

niscaya teratur beres.”(Sishu bilingual bagian JILID IV A:20.1)

Informan : Hukum harus ditegakan tanpa tebang pilih, namun demikian

belum dilaksanakan secara tegas, berilah pendidikan secara baik

kepada rakyat dan sosialisasikan hukum tersebut sampai benar-

benar rakyat memahami atas regulasi yang dibuat tersebut.

Berberapa ayat pendukung menegakkan hukum:

__________ Sishu bagian Mengzi Jilid I B: 7.5. “Bila orang-orang

di kanan-kiri mengatakan bahwa seseorang itu harus dihukum

mati, janganlah didengarkan. Bila para pembesar mengatakan

bahwa seseorang itu harus dihukum mati, janganlah didengarkan.

Bila segenap rakyat mengatakan bahwa seseorang itu harus

dihukum mati, maka selidikilah baik-baik. Bila ternyata benar

bahwa ia harus dihukum mati, barulah laksanakan. Maka dikatakan

bahwa rakyatlah yang menjatuhkan hukuman mati.

__________ Sishu bagian Mengzi Jilid IIIB: 5.6. “Di dalam Kitab

Tai Shi - Thay Si (Pernyataan Besar) tertulis, „Aku, dengan

balatentara melakukan penghukuman hanya akan menangkap

orang-orang yang durhaka dan menghukum mati orang-orang yang

sewenang-wenang. Semoga ini lebih gemilang dari tindakan yang

dilakukan Cheng Tang - Sing Thong.‟

Page 112: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

101

_________Sishu bagian Mengzi Jili IV A: 7.1. Meng Zi - Bing Cu

berkata, “Bila dunia dalam Jalan Suci, yang kecil Kebajikannya

tunduk kepada yang besar Kebajikannya; yang kecil

Kebijaksanaannya tunduk kepada yang besar Kebijaksanaannya.

Bila dunia ingkar dari Jalan Suci, yang kecil takluk kepada yang

besar, yang lemah takluk kepada kepada yang kuat. Kedua hal ini

sudah menjadi hukum Tian - Tian. Siapa yang mematuhi Tian -

Tian akan terpelihara, yang melawan Tian - Tian akan binasa.

Pewawancara : Berbicara tentang hukum, melihat realita politik diIndonesia saat

ini, hukum sangatlah lemah terutama untuk orang-orang yang

memiliki banyak uang. Mengambil contoh dari orang-orang

pemerintahan yang korupsi, mereka masih bisa berkeliaran bebas

karena memiliki banyak uang. Oleh karena itu bagaimana

tanggapan orang Khonghucu mengenai Korupsi yang terjadi di

Indonesia?

Informan : Tentu tidak dibenarkan, sistim harus diperbaiki. Masyrakat harus

didik, “memberikan hukuman tanpa memberikan pendidikan itu

adalah kesewenangan”.

Diingatkan oleh Sheng Ren Kongzi tentang harta yang didapat

dengan cara korupsi akan habis dengan karuan “….harta dan

kemuliaan yang tidak berlandaskan Kebenaran, bagiku laksana

awan berlalu saja.( Sishu bilingual bagian Sabda Suci VII: 16.)

Page 113: Etika Politik Agama Khonghucu - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36153/2/MYLINDA... · Khonghucu berusaha menjalankan nilai-nilai moral dan

102

Empat Pantang “Yang Tidak Susila Jangan Dilihat, Yang Tidak

Susila Jangan Dengar, Yang Tidak Susila Jangan Ucapkan, Yang

Tidak Susila Jangan Dilakukan.”( Sishu bilingual bagian Sabda

Suci XII: 1.) Zi Zhang - Cu Tiang bertanya, “Apakah yang

dimaksud dengan empat Yang Buruk?” Nabi bersabda, “Dengan

tanpa memberi pendidikan lalu menjatuhkan hukuman berat, ini

dinamai kejam. Dengan tidak memberi kesempatan bersiap lalu

menghendaki pekerjaan sempurna, ini dinamai sewenang-wenang.

Dengan tidak memberi perintah tegas, kemudian meminta

pekerjaan segera selesai, ini dinamai pencuri. Dan memberi sesuatu

tetapi ragu-ragu untuk menyerahkan, ini dinamai pelit." (Sishu

bilingual bagian Sabda Suci JILID XX: 2.)