eritem nodosum leprosis

Upload: peri-hidayat

Post on 03-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    1/33

    Eritem Nodosum Leprosis

    Peri Hidayat (110.2008.189)

    PEMBIMBING :Dr. Yenni SpKK

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    2/33

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. Sayidin

    Umur : 36 tahun

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Pekerjaan : Tukang bangunan

    Suku bangsa : Jawa

    Agama : Islam

    Status : Menikah

    Pendidikan : SMP

    Jumlah keluarga serumah : 4 orang

    Alamat : Ds. Jatibura susukan, Cirebon

    Pernah tinggal didaerah endemis : Tidak

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    3/33

    AUTOANAMNESIS

    Keluhan utama : Bentol-bentol kemerahan danterasa baal pada wajahnya

    Keluhan tambahan :

    Riwayat penyakit sekarang :

    Pasien datang ke Poli Kulit Kelamin RS Arjawinangun dengan keluhan Bentol-bentolkemerahan dan terasa baal pada wajahnya sejak7 bulan yang lalu, pasien mengatakan sulit untukmembedakan panas dengan dingin, bentuk danbesarnya tidak beraturan. Bercak tidak terasagatal dan nyeri

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    4/33

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    5/33

    Pasien rutin kontrol ke puskesmas bila obattelah habis tetapi semakin lama bentol-bentol

    kemerahan semakin membesar dan menyebar.Pasien tidak mengetahui apakah tetangganya ada

    yang menderita penyakit yang serupa,. Keluarga

    serumah pasien tidak ada yang mempunyai keluhan

    serupa.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    6/33

    STATUS GENERALIS

    Keadaan umum : Tampak sakit ringan

    Kesadaran : Compos mentis

    Keadaan gizi : Cukup

    Vital sign

    TD : Tidak dilakukan

    Nadi : 90 x/menit

    Respirasi : 16 x/menit

    Suhu : afebris

    Thoraks : dalam batas normal

    Abdomen : dalam batas normal

    KGB : dalam batas normal

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    7/33

    STATUS DERMATOLOGIS

    Lokasi : Wajah kiri

    Inspeksi : Karakteristik lesi :

    - Bentuk seperti kubah

    - Ukuran numular hingga pelakat

    - Tegas

    Efloresensi :

    Patch hipopigmentasi

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    8/33

    STATUS NEUROLOGIS

    nervus peroneus komunis : Tidak ada kelainan

    nervus auricularis magnus : Tidak ada kelainan

    nervus ulnaris : Tidak ada kelainan

    nervus tibialis posterior : Tidak ada kelainan

    Kelainan sensoris pada lesi : Sensasi raba, suhu dan

    nyeri (-) pada daerah lesi. Pemeriksaan saraf superfisialis: Dalam batas normal

    Tanda neuritis : Tak ada kelainan (kesemutan)

    Kelainan sensoris : Tidak ada kelainan

    Kelainan Motorik : Tidak ada kelainan

    Fungsi Otonom : Test tidak dilakukan

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    9/33

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    - Pemeriksaan bakterioskopik : BTA

    - Pemeriksaan serologik

    - Pemeriksaan histologi

    - Lab: darah rutin, fungsi hati, dan ginjal

    LABORATORIUM

    Tidak dilakukan

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    10/33

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    11/33

    DIAGNOSIS KERJA

    Eritem nodosum Leprosis

    PENATALAKSANAAN

    Umum

    Menjelaskan tentang penyakitnya merupakan penyakit yang kronis dan dapatmenular. Memerlukan pengobatan yang lama dan perlu kepatuhan yang tinggi.Bila terdapat gangguan sensibilitas, penderita diberi petunjuk sederhana misalnyamemakai sepatu untuk melindungi kaki yang terkena, memakai sarung tangan bilabekerja dengan benda yang tajam atau hangat, dan memakai kacamatanya. Selain

    itu diajarkan cara perawatan kulit sehari-hari dimulai dengan memeriksa adatidaknya memar, luka atau ulkus. Setelah itu tangan dan kaki direndam, disikat dandiminyaki agar tidak kering.

    Khusus

    - Xylon 4mg 3 x 1

    - Bd-gard 2 x 1- Mofacort cream

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    12/33

    PROGNOSIS

    Quo ad vitam ad Bonam

    Quo ad functionam ad bonam

    Quo ad sanationam Bonam

    FOLLOW UP

    Kontrol kembali setelah obat habis

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    13/33

    TINJAUAN PUSTAKA

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    14/33

    DEFINISI

    Eritema nodosum leprosum (ENL) merupakan

    reaksi tipe 2 pada penyakit kusta dengan manifestasiklinis di kulit berupa nodul kutaneus yang nyeri,

    umumnya terdapat di wajah dan ekstremitas.. ENL

    merupakan proses imuno kompleks biasa terjadi

    pada pasien kusta tipe BL dan LL di mana padapasien terjadi reaksi antigen antibodi.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    15/33

    Nodul eritema nodosum Leprosum

    ( Dikutip dari kepustakaan 1 )

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    16/33

    EPIDEMIOLOGI

    Kusta, merupakan penyakit pada negara-

    negara berkembang, dan menyebar di semuabenua, kecuali Antartika.

    Tingkat deteksi kasus tertinggi berada di

    India, Brasil, Madagaskar, Nepal, dan Tanzania.Dalam semua populasi diteliti, penyakit

    lepromatosa lebih sering terjadi pada pria

    dibandingkan pada wanita dengan rasio 2:1.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    17/33

    ETIOLOGI

    ENL sampai saat ini belum diketahui pastipenyebabnya, penderita baik yang telah berobat maupunyang belum, faktor pencetus terjadinya ENL adalah infeksi

    virus, stress, infeksi tuberkulosis, vaksinasi dan kehamilan.Akan tetapi beberapa menyimpulkan dapat disebabkanoleh infeksi stress dan respon imunologi.

    PATOGENESIS

    Mekanisme imunopatogenesis ENL masih kurang jelas.ENL diduga merupakan manifestasi pengendapan kompleksantigen antibodi yang ada pada pembuluh darah. Karena

    suatu rangsangan, baik yang non spesifik seperti infeksivirus,stress, kehamilan atau rangsangan yang lebih spesifikmisalnya superinfeksi dengan penyakit tuberkulosis, terjadiinfiltrasi sel T helper (Th2

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    18/33

    Sel Th2 ini menghasilkan berbagai sitokin, antara lain

    interleukin 4 (IL 4) yang menginduksi sel B menjadi sel plasma

    untuk kemudian memproduksi antibodi. Terbentuklah ikatan

    antigen M. Lepraedengan antibodi tersebut di jaringan,disusul dengan aktivasi komplemen. Hal ini terlihat dengan

    penurunan C3 darah. Secara imunopatologis, ENL termasuk

    respon imun humoral, berupa fenomena kompleks imun

    akibat reaksi antara antigen M. leprae, antibodi (IgM, IgG) dan

    komplemen menghasilkan reaksi kompleks imun.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    19/33

    Tampaknya reaksi ini analog dengan reaksi

    fenomena unik, tidak dapat disamakan begitu saja

    dengan penyakit lain. Dengan terbentuknya

    kompleks imun ini, maka ENL termasuk di dalam

    golongan penyakit kompleks imun, oleh karena salah

    satu protein M. leprae bersifat antigenik, maka

    antibodi dapat terbentuk. Peningkatan CMI jugamungkin memainkan peran pada saat serangan ENL.

    Kompleks antigen antibodi dijumpai pada darah

    sirkulasi.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    20/33

    Pada pengobatan, banyak basil kusta yang mati

    dan hancur, berarti banyak pula antigen yang

    dilepaskan dan bereaksi dengan antibodi

    membentuk suatu kompleks imun yang terus

    beredar dalam sirkulasi darah yang akhirnya dapat

    diendapkan dalam berbagai organ yang kemudian

    mengaktifkan sistem komplemen. Pada kulit akan

    muncul nodus eritema, dan nyeri dengan tempat

    predileksi di lengan dan tungkai.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    21/33

    Bila mengenai organ lain dapat menimbulkan gejala sepertiiridosiklitis, neuritis akut, limfadenitis, artritis, orkitis, dan nefritis

    yang akut dengan adanya proteinuria. ENL dapat disertai dengan

    gejala konstitusi dari ringan sampai berat yang dapat diterangkan

    secara imunologis pula.

    GEJALA KLINIS

    Manifestasi ENL berupa nodul kemerahan, nyeri dan dapat

    berkembang dalam beberapa jam atau beberapa hari. Kadang-kadang lesi membaik dan membentuk plak. Ukuran lesi bervariasi

    tetapi biasanya kecil dan jika multipel distribusi lesi cenderung

    bilateral dan simetris.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    22/33

    Lesi ENL kadang-kadang lebih mudah dipalpasi, lesi

    berbentuk kubah dengan batas yang jelas, lunak pada

    perabaan, mengkilat terletak superficial dan dapat meluas ke

    dermis yang lebih dalam atau sampai lemak subkutan. LesiENL terasa panas dan pada penekanan terlihat pucat.

    Lokalisasi lesi seringkali pada sepanjang permukaan ekstensor

    lengan dan tungkai, punggung, wajah tetapi dapat terjadi

    dimana saja.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    23/33

    Eritema Nodosum Leprosum

    ( Dikutip dari kepustakaan no.6 )

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    24/33

    Beberapa penderita dapat mengalami perluasan lesi dan rekurensi

    yang terus menerus nampak selama beberapa bulan sampai beberapa

    tahun. ENL dinyatakan berat bila disertai demam tinggi, kelemahan

    umum, lesi kulit menjadi pustule dan atau ulserasi, nyeri saraf, nyeri

    periosteal, miositis, kehilangan fungsi saraf atau terdapat tanda-tanda

    iridosiklitis, orkitis, pembengkakan sendi atau albuminuria yang

    menetap.

    Kerusakan pada saraf biasanya perlahan namun progresif.

    Hipostesi atau anastesi biasanya terjadi pada lengan, kaki, dan telapaktangan. Kelemahan biasanya terjadi pada bagian distal dimulai dengan

    otot-otot intrinsic tangan dan kaki. Gejala konstitusional yang

    ditimbulkan oleh ENL berupa demam,menggigil, mual, nyeri sendi,

    saraf dan otot. Nodus mudah pecah dan apabila pecah dapat

    menimbulkan ulkus.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    25/33

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan protein dan sel darah merah dalam urine dapat

    menunjukkan glomerulonefritis akut. Pada pemeriksaan dengan

    menggunakan mikroskop elektron dapat terlihat kompleks imun pada

    glomeruli ginjal selama reaksi tipe 2. Juga dengan pemeriksaan mikroskop

    fluoresensi didapatkan kompleks imun pada lesi ENL.

    Pada pemeriksaan histologi didapatkan lesi ENL mengandung

    sejumlah besar polimorf dan kebanyakan berbentuk fragmen dan granuler.

    Pemeriksaan Bakterioskopik

    Pemeriksaan bakterioskopik digunakan untuk membantu

    menegakkan diagnosis dan pengamatan pengobatan. Sediaan dibuat dari

    apusan kulit atau kerokan mukosa hidung yang diwarnai dengan

    pewarnaan basil tahan asam, antara lain dengan Ziehl-Neelsen.

    Bakterioskopik negatif pada seorang penderita, bukan berarti orang

    tersebut tidak mengandung basil M. Leprae.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    26/33

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    27/33

    DIAGNOSIS BANDING

    Reaksi kusta tipe 2 ( ENL ) dapat didiagnosis banding secara klinis denganmemperhatikan keadaan reaksi berikut :

    Keadaan reaksi yang memberikan gambaran lesi eritema yaitu sickness,eritema multiforme dan eritema nodosum.

    Keadaan reaksi yang memberikan gambaran lesi vaskuler, bullosa danpustule yaitu dengan eritema multiforme bullosum, dermatitisherpetiformis, varicella, ricket pox psoriasis pustule, dan dermatosispustule subkorneal.

    PENATALAKSANAANPenatalaksanaan reaksi berbeda tergantung manifestasi dan berat

    ringannya reaksi. Penatalaksanaan ENL berbeda antara yang baru denganyang lama. Pasien ENL yang baru penatalaksanaanya dapat hanya denganistirahat kemudian memberikan obat penghilang nyeri seperti analgesikatau NSAID. Terlepas dari berbagai macam obat yang digunakan dalamENL seperti Thalidomide dan kortikosteroid yang masih merupakan terapiutama pada pengobatan ENL Faktor pencetus harus disingkirkan danpengobatan anti kusta harus diberikan terus menerus dengan dosis penuh.Obat-obat yang biasa digunakan adalah :

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    28/33

    Aspirin

    Sangat murah dan efektif untuk mengontrol rasa sakit dan inflamasiderajat sedang. Dosis 400-600 mg 4 kali sehari dan diberikan bersamamakanan. Dosis diturunkan bila tanda dan gejala sudah terkontrol.

    Klorokuin

    Klorokuin mungkin efektif untuk mengontrol rekasi yang ringan, karenaterdapat efek anti inflamasi. Klorokuin base diberikan 3 x 150 mg sehari.Pada penggunaan dalam waktu yang lama terdapat efek samping berupakemerahan kulit, fotosensitisasi, pruritus, gangguan gastrointestinal,gangguan penglihatan dan tinnitus. Kombinasi aspirin dan klorokuin lebihefektif daripada dipakai sendiri-sendiri.

    AntimonEfek anti inflamasi obat ini mungkin dapat digunakan untuk mengontrolreaksi yang ringan, terutama efektif untuk mengurangi rasa sakit padatulang dan persendian. Efek samping dapat berupa kemerahan kulit,bradikardi, hipotensi, dan perubahan gambaran elektrokardiografi.Stibophen mengandung 8,5 mg antimon per ml. Dosis yang dianjurkan

    adalah 2-3 ml/hari IM selama 3-5 hariatau 2-3 ml IM selang sehari dengandosis total reaksi kusta tidak melebihi 30 ml.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    29/33

    Thalidomide

    Merupakan drug of choiceENL berat dan dapat digunakan pada ENL yangkronik atau berulang pada pria dan wanita yang sudah menopause, jugauntuk penderita yang resisten terhadap klofazamin. Efek anti inflamasiobat ini digunakan untuk neuritis dan iritis serta dapata membantu

    penghentian pemakaian kortikosteroid. Dosis awal diberikan 4 x 100 mgsehari, kemudian diturunkan secara bertahap 100 mg setiap minggu.Pemberiannya harus dengan pengawasan yang ketat karena efekteratogenik dan neurotoksik, dan member rasa mengantuk. Padapenderita berat di Malaysia Soebono M melaporkan talidomidmenunjukkan perbaikan pada 90% penderita dan menurunkanpenggunaan steroid sebesar 60%.

    Klofazimin

    Diberikan pada penderita dimana penggunann kortikosteroid tidak dapatdihentikan, penderita ENL yang persisten dan pada penderita yang tidakdapat diberikan thalidomide. Dosis pengobatan 100-300 mg sehari selamaENL, kemudian diturunkan secara bertahap. Klofazimin tidak hanyadigunakan untuk reaksi kusta tapi juga merupakan pengibatan spesifikuntuk penyakit kusta itu sendiri. Efek samping obat ini berupa gangguanpencernaan, pigmentasi kulit dan iktiosis.

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    30/33

    Kortikosteroid

    Kortikosteroid diberikan pada ENL kasus sedang sampai kasus parah, karenamemberikan control yang paling cepat dari lesi.Digunakan pada ENL berat denganorkitis, iridosiklitis dengan glukoma atau neuritis yang disertaidengan hilangnyafungsi saraf. Dosis prednison yang dibutuhkan 80-100 mg/hari dan diturunkan

    dosis secara bertahap. Efek samping obat ini adalah hematemesis, ulkus peptikum,edema karena retensi natrium,hipertensi, diabetes, osteoporosis spinal danpurpura.

    Disamping itu obat ini juga dapat dipakai pada penderita kusta yang disertaidengan neuritis, iridosiklik,epididimoorkitis dan reaksi reversal yang berat. Bilaterdapat neuritis dapat dilakukan injeksi intra atau perineural dengan anestesilocal seperti lidokain yang dicampur dengan kortikosteroid long acting.

    Dosis prednisone diberikan 30-40 mg/hari, kemudian diturunkan bila efek antireaksi dari klofazimin mulai bekerja ( 4-6 minggu ). Dosis klofamizin diberikandiberikan 300 mg/hari, ( dalam tiga kali pemberian ) dengan dosis pemeliharaan100 mg/hari.

    Menurut Pearson, dosis preparat prednisolon untuk reaksi tipe 2 intermittenadalah 20-30 mg/hari selama satu minggu, dan di tapper offmenjadi 15-5 mg/haripada minggu ke 2-3. Pada reaksi kontinu pengobatan prednisolon diberikan selama

    2-3 bulan. Pemberian bersama klofazamin dapat menolong penderita dariketergantungan terhadap kortikosteriod

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    31/33

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    32/33

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Djuanda, Adhi, Prof.dr; Ilmu Penyakit Kulit dan Kelaminedisi ketiga; Balai Penerbit FKUI; Jakarta 2000

    2. Suherman, Suharti K; Farmakologi dan Terapi edisi keempat; Gaya Baru; Jakarta 1997

    3. R.S. Siregar, Prof dr Sp.KK; Atlas Berwarna SaripatiPenyakit Kulit edisi kedua; Penerbit Buku kedokteranEGC 2005

  • 8/12/2019 Eritem Nodosum Leprosis

    33/33

    TERIMA KASIH