epistemologi tafsi>r al-kabi>r - digilib.uin...
TRANSCRIPT
EPISTEMOLOGI TAFSI>R AL-KABI>R
Karya Muqa>til bin Sulaima>n
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
BAROKATUN NISA
NIM. 12531146
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
i
EPISTEMOLOGI TAFSI>R AL-KABI>R
Karya Muqa>til bin Sulaima>n
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
BAROKATUN NISA
NIM. 12531146
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
v
MOTTO
نس لهم قلوب ل يفقهون بها ولهم ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن وال
أعين ل يبصرون بها ولهم آذان ل يسمعون بها أولئك كالنعام بل هم
أضل أولئك هم الغافلون
(QS Al-A‘ra>f (7): 179)
إن الصناعة طويلة والعمرقصير
Disiplin ilmu ini sangat luas, sedang usia terbatas
vi
PERSEMBAHAN
Karya Sederhana ini Penulis Persembahkan Kepada:
Kedua Orang Tua Tercinta,
Abah Samlawi, S. Pd.I dan Mama Khusnul Farichatun
(Terimakasih untuk semua limpahan kasih dan sayang yang tiada
batas hingga saat ini. Uh}ibbukum fillah)
Saudari-saudariku,
Yayu Nur Hikmatul Izzah, Adek Tri Nur Khofifah dan Adek
Syifa Nur Fajriyah
(Terimakasih untuk selalu hadir dan menemani perjuangan
saudari kalian ini. Aku sayang kaliaan..)
Almamater dan Keluarga Besar UIN Sunan Kalijaga
Guru, Sahabat Pelangi 2012, teman-teman di ponpes An-Najwah,
CSS MoRa, teman-teman KKN 86, Fathib Jogja, IAT 2012, UIN
SUKA dan semua sudut kota Jogja yang penuh kenangan.
Istimewa!
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi adalah kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan
skripsi ini berpedoman pada surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 158 Tahun 1987
dan Nomor 0543b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
ba‘ b be ب
ta' t te ت
s\a s\ es (dengan titik di atas) ث
jim j je ج
h}a‘ h{ ha (dengan titik di bawah) ح
kha' kh ka dan ha خ
dal d de د
z\al z\ zet (dengan titik di atas) ذ
ra‘ r er ر
zai z zet ز
sin s es س
syin sy es dan ye ش
s}ad s} es (dengan titik di bawah) ص
d{ad d{ de (dengan titik di bawah) ض
t}a'> t} te (dengan titik di bawah) ط
z}a' z} zet (dengan titik di bawah) ظ
ain ‘ koma terbalik ( di atas)‘ ع
gain g ge غ
viii
fa‘ f ef ف
qaf q qi ق
kaf k ka ك
lam l el ل
mim m em م
Nun n en ن
Wawu w we و
ha’ h h هـ
hamzah ’ apostrof ء
ya' y Ye ي
II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap
ditulis muta’addidah متعددة
ditulis ‘iddah عدة
III. Ta’ Marbutah diakhir kata
a. Bila dimatikan tulis h
ditulis H}ikmah حكمة
ditulis Jizyah جزية
(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya)
b. Bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis h.
’<ditulis Kara>mah al-auliya االولياء كرامة
c. Bila Ta' marbu>t}ah hidup dengan harakat, fath}ah, kasrah, atau d}ammah
ditulis t.
ix
الفطرة زكاة ditulis Zaka>t al-fit}rah
IV. Vokal Pendek
fath}ah ditulis a
Kasrah ditulis i
d{amah ditulis u
V. Vokal Panjang
1 FATHAH + ALIF
جاهلية
ditulis
ditulis
a>
Ja>hiliyah
2 FATHAH + YA’MATI
تنسىditulis
ditulis
a>
Tansa>
3 FATHAH + YA’MATI
كرمي
ditulis
ditulis
i>
Kari>m
4 DAMMAH + WA >WU MATI
فروضditulis
ditulis
u>
Furu>d{
VI. Vokal Rangkap
1 FATHAH + YA’ MATI
بينكمditulis
ditulis
Ai
bainakum
2 FATHAH + WA>WU MATI
قولditulis
ditulis
Au
qaul
VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
ditulis a antum أأنتم
ditulis u’iddat اعدت
ditulis la’in syakartum شكرمت نلئ
x
VIII. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qomariyyah maupun Syamsiyyah
ditulis dengan menggunakan "al"
ditulis al-Qur’a>n القرآن
ditulis al-Qiya>s القياس
'<ditulis al-Sama السماء
ditulis al-Syams الشمس
IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau
pengucapannya
الفروض ذوى ditulis Z|awī al-Furu>d{
ditulis Ahl al-Sunnah السنة اهل
xi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil Alamin. Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT
yang memberi nikmat yang tak terhingga, nikmat islam dan iman, nikmat sehat dan
banyak nikmat lain yang tentunya mustahil untuk disebutkan satu persatu. Berkat rahmat
dan pertolongan-Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta
salam senantiasa penulis haturkan pada Rasulullah Muhammad SAW dan para keluarga
dan sahabatnya yang secara ikhlas membimbing makhluk jahiliyah hingga sampai pada
zaman terang benderang ini. Semoga mereka memperoleh tempat terindah di sisi Allah
Azza wa Jalla. Amiin.
Terselesaikannya Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan banyak
pihak baik secara langsung maupun tidak ikut andil mempengaruhi semangat dan mood
penulis dalam menulis karya ini. Oleh karenanya penulis menyampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Abah Samlawi, S.Pd.I dan Mama Khusnul Farichatun yang dengan kasih
sayangnya selalu memberikan motivasi, kepercayaan dan juga membimbing
Penulis dalam melewati rintangan dalam kehidupan dunia ini. Terimakasih
untuk doa dan restunya agar Penulis menjadi orang yang bermanfaat bagi orang
lain.
2. Saudari-saudariku, Yayu Ikmah, Opi dan Syifa. Tak lupa pula Dewi dan Ilman
serta segenap keluarga besar di Laren-Bumiayu yang telah banyak memberikan
motivasi dan dukungan dalam kehidupan Penulis.
xii
3. Kementrian Agama RI, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren yang telah menanggung seluruh biaya hidup dan studi selama
penulis menempuh kuliah di UIN Sunan Kalijaga.
4. Prof. Dr. H. Machasin, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
5. Dr. Alim Roswantoro, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
6. Dr. H. Abdul Mustaqim, M. Ag dan Afdawaiza, M. Ag, selaku Ketua Jurusan
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta Sekretaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
7. Dr. Phil. Sahiron Syamsudiin, M. Ag, selaku Pembimbing Akademik yang telah
meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk mendengarkan keluh kesah
Penulis selama masa perkuliahan.
8. Drs. H. M Yusuf, M. Si, selaku Pembimbing Skripsi yang bersedia dengan
penuh kesabaran dan ketelitian membaca, membimbing, mengoreksi,
mengarahkan dan memperbaiki banyak kesalahan dalam penulisan skripsi ini.
9. Abdul Jalil, M. A dan Siti Jubaedah, M. A yang menginspirasi penulis dalam
mengangkat tema ini, serta seluruh jajaran Dosen Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir juga para Dosen Jurusan Ilmu Hadis yang telah mencurahkan banyak ilmu
yang sebelumnya tidak terlintas dalam benak penulis dan sangat bermanfaat bagi
penulis.
10. Abah K. H. Masruri Abd Mughni (Alm.) yang telah banyak memberikan
bimbingan, wejangan, dan banyak hikmah sehingga penulis dapat memandang
dunia dengan perspektif yang baik. Terimakasih untuk curahan ilmu, kesabaran
xiii
dan kasih sayang yang kau limpahkan. Semoga Allah menempatkan tempat
terindah di sisi-Nya. Amin.
11. Abah Sholahuddin Masruri, Abah Mukhlas Hasyim, M. A, Akhi Fikri as-Syakiri
serta segenap jajaran asatidz Pon-Pes Al- Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes.
12. Dr. Nurun Najwah dan Prof. Dr. Suryadi selaku orang tua pengasuh bagi Penulis
selama menempuh studi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jazakumullah
khairal jaza>.
13. Teman-teman seperjuangan, khususnya anggota PELANGI 2012, Arini, Mbak
Tasrif, Mbk Ibriza, Janda Jules, Tonggo Ibah, Ncii, Jeng Rona, Za’imuddin, Ndil
Selvia, Bu rempong Ani, Istikiwir, Fithriatun. Juga semua teman-teman Ponpes
LSQ Pace, Dhuha, Afif, Kam, Fafa, Keysi, Aunil, Iyud, Iftah, Rahmad, Fatih,
Alfian, Idris, Ipul, Ridha, Sony, Ichal, Imam, Itsbat, Danang dan Wildan.
Terimakasih untuk semua hiburan, dukungan, gojlokan, dan senyum kalian,
semoga persahabatan kita tidak hanya berhenti di Kota Jogja ini. Mohon maaf
untuk semua ke-cuek-an dan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak, maaf
jika dalam keseharian banyak kesalahpahaman dan membuat kalian kesal. Aku
sayang kalian, guys.
14. Teman-teman KKN 86 khususnya kelompok 6, bos Tanjung, Iddatun, Sylmatun,
Gandus(r), Dian, Endatun, Hani, Laely, Nani. Terimakasih untuk pengalaman
dan suka cita yang kita bagi bersama di Dusun Iroyudan Bantul. Love ya!.
15. Teman-teman di Ponpes An-Najwah, Fathib Jogja, Forsima, CSS MoRa
Nasional, Fath Kingdom, juga semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-
xiv
persatu yang telah membantu Penulis. Semoga Allah mengganti kebaikan kalian
dengan pahala yang berlipat ganda.
Akhirnya, dengan harapan penuh kepada-Nya, semoga skripsi ini menjadi manfaat bagi
penulis dan menjadi shodaqah ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca. Hanya kepada-
Nyalah penulis berharap, memohon ampun dan pertolongan.
Yogyakarta, 17 Desember 2015
Penulis
Barokatun Nisa
xv
ABSTRAK
Epistemologi merupakan sebuah disiplin keilmuan filsafat yang mencoba
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai teori ilmu
pengetahuan yang dalam penelitian ini berupa kajian tafsir, yakni bagaimana
sebuah tafsir dipahami dan diuji kebenarannya berdasarkan norma-norma
epistemologi. Kitab Tafsi>r Al-Kabi>r karya Muqa>til bin Sulaima>n merupakan
sebuah kitab yang diklaim sebagai kitab pertama yang lengkap 30 juz dan sampai
di tangan kita sekarang. Sebagai prestasi tambahan, penulis kitab ini dinilai sangat
pemberani karena menabrak paradigma mayoritas saat itu, yakni pemahaman
komprehensif terhadap teks Al-Qur’an. Dikarenakan paradigma penulis inilah
maka tidak jarang ditemukan banyaknya kisah-kisah isra>iliyya>t dan penjelasan
mengenai al-mubhama>t dalam Al-Qur’an. Di samping itu, beliau juga disebut
sebagai mufassir pertama yang mengenalkan metode stilistik-linguistik dalam
kajian penafsiran Al-Qur’an. Berdasarkan latar belakang inilah peneliti
merumuskan problem akademik penelitian ini ke dalam tiga klasifikasi
permasalahan, yaitu: 1) Apa sumber-sumber yang digunakan Muqa>til bin
Sulaima>n dalam tafsirnya? 2) Bagaimana metode Muqa>til dalam penulisan kitab
tafsirnya?, dan 3) Bagaimana validitas kitab Tafsi>r Al-Kabi>r karya Muqa>til bin
Sulaima>n?
Skripsi ini merupakan sebuah bentuk penelitian kepustakaan yang
menggunakan metode deskriptif-analitik dan pendekatan historis-filosofis. Metode
dan pendekatan ini berguna dalam mengupas epistemologi tafsir karya Muqa>til
bin Sulaima>n yakni kitab Tafsi>r Al-Kabi>r. Dalam penulisan kitab ini diketahui
bahwa Muqa>til menggunakan metode tafsi>r tah}li>li yakni dengan menjelaskan
setiap ayat secara terperinci dimulai dari Al-Fa>tih}a>h hingga QS Al-Na>s disertai
dengan penjelasan mengenai aspek nasikh-mansu>kh, asba>b al-nuzu>l dan al-mubhama>tnya.
Beberapa sumber yang beliau rujuk dalam penafsirannya meliputi Al-
Qur’an, sunnah, qaul s}ah}abi>, qaul ta>bi’i>n, qira>’a>t s}ah}abi seperti qira>’a>t Ibn
Mas’u>d dan Ubay bin Ka’ab, isra>iliyya>t dan rasio. Adapun validitas kebenaran
kitab ini penulis buktikan dengan teori koherensi yang merupakan satu dari tiga
teori pokok dalam membuktikan kebenaran sebuah ilmu pengetahuan. Teori ini
diambil karena peneliti anggap paling sesuai dengan epistemologi bayani yang
melingkupi kitab ini. Muqa>til bin Sulaima>n peneliti anggap konsisten dalam
menjaga metodologi yang beliau rumuskan sendiri dilihat dari konsistensi beliau
dalam memberikan informasi asba>b nuzu>l, melihat konteks kalimat dan penjelasan
terhadap hal-hal eksplisit dalam Al-Qur’an.
Sebagai kitab tafsir yang diklaim tertua, kitab ini mempunyai implikasi
terhadap perkembangan kajian tafsir setelahnya. Beberapa mufassir yang
mengambil informasi dari beliau di antaranya Al-Zamakhsyari>, Al-S|a’labi> dan Al-
Samarqandi>. Adapun hal yang banyak dijadikan rujukan oleh mufassir setelahnya
ini adalah hal-hal terkait informasi historisitas, baik penjelasan mengenai aspek
asba>b al-nuzu>l, al-mubhama>t maupun israiliyya>t, dan perubahan makna dalam Al-
Qur’an.
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ................................................................................................ ii
NOTA DINAS ................................................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ......................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... xi
ABSTRAK ...................................................................................................................... xv
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ............................................................... 5
D. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 6
E. Kerangka Teori ........................................................................................ 10
F. Metode Penelitian .................................................................................... 13
G. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 15
BAB II. KONSTRUKSI EPISTEMOLOGI TAFSIR
A. Terminologi Epistemologi Tafsir
1. Pengertian Epistemologi ...................................................................... 18
xvii
2. Pengertian Tafsir .................................................................................. 25
B. Pergeseran Epistemologi dari Era Nabi Hingga Muqa>til bin
Sulaima>n
1. Periode Nabi dan Sahabat .................................................................... 31
2. Periode tabi’in ...................................................................................... 35
3. Periode Kodifikasi ............................................................................... 38
4. Posisi Muqa>til bin Sulaima>n ............................................................... 41
BAB III. MUQA>TIL BIN SULAIMA>N DAN TAFSIRNYA
A. Biografi Muqa>til bin Sulaima>n
1. Riwayat Hidup ..................................................................................... 43
2. Karir Intelektual ................................................................................... 46
3. Karya-karya ......................................................................................... 48
B. Tafsi>r Muqa>til bin Sulaima>n
1. Latar Belakang Penulisan .................................................................... 49
2. Sistematika Kitab Tafsi>r Muqa>til bin Sulaima>n ................................. 50
BAB IV. TELAAH EPISTEMOLOGIS TAFSIR MUQA>TIL BIN SULAIMA>N
A. Sumber Penafsiran .................................................................................... 58
B. Metode Penafsiran ..................................................................................... 64
C. Validitas Penafsiran .................................................................................. 79
D. Implikasi Penafsiran Muqa>til bin Sulaima>n terhadap Karya-karya
Tafsir Berikutnya ...................................................................................... 92
xviii
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................. 100
B. Kata Penutup .......................................................................................... 102
C. Saran ....................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Muqa>til bin Sulaima>n1 adalah seorang Mufassir era klasik
2 yang
pemberani. Di tengah-tengah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa
tafsir terhadap Al-Qur’an hanya dapat diberikan pada teks-teks yang memang
membutuhkan penjelasan, Muqa>til beranggapan bahwa semua ayat dalam Al-
Qur’an sejatinya sudah dapat dipahami dan sudah jelas maksudnya. Hanya saja
dalam memahami teks Al-Qur’an terdapat empat tingkat pemahaman terhadap
teks yakni, Pertama, ayat yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Kedua, ayat
yang dapat diketahui oleh orang yang pandai (al-‘Ulama>’). Ketiga, ayat yang
diketahui oleh orang yang mempelajari tata bahasa arab dan Keempat, ayat yang
dapat dipahami bahkan oleh orang yang tidak memahami bahasa arab.3
Merupakan tugas mufassir untuk menerangkannya sesuai dengan kondisi dan latar
belakang yang tepat, walaupun itu membutuhkan bantuan dari kisah-kisah
1 Untuk selanjutnya disebut Muqa>til.
2 Meminjam istilah Abdul Mustaqim yang membagi periodesasi tafsir kedalam tiga
kelompok: tafsir klasik, pertengahan dan modern-kontemporer. Menurutnya, pada masa awal,
penafsiran Al-Qur’an selalu dihubungkan dengan hal-hal mitis, pada periode pertengahan
cenderung untuk menjustifikasi ideologi mufassir dan pada periode selanjutnya penafsiran Al-
Qur’an sudah bersifat ilmiah. Lihat Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an
(Yogyakarta: Adab Press, 2014), hlm. 39.
3 Abdulla>h Mahmu>d Syaha>tah, Tafsi>r Muqa>til bin Sulaima>n Juz V (Beirut: Muassasah
al-Ta>rikh al-Arabi, 2002), hlm. 6.
2
isra>i>liyya>t, sehingga common believers dapat memahami maksud ayat
sebagaimana yang dikehendaki oleh Mutakallim.4
Disebutkan dalam Muqaddimahnya, bahwa teks dalam Al-Qur’an
mempunyai jenis dan maksud yang berbeda, seperti: ‘a>m dan kha>s (bagi muslim
dan musyrik), ‘a>m untuk semua manusia, mutasya>biha>t, muhkama>t, mufassar,
mubha>m, mud}ma>r, ta>m, s}ilah, na>sikh, mansu>kh, taqdi>m, ta’khi>r, wuju>h wa
naz|a>’ir, jawab bagi surat lain, perumpamaan yang dibuat untuk orang kafir dan
berhala, perumpamaan untuk dunia, pembangkitan, akhirat, cerita umat terdahulu,
cerita tentang surga dan neraka, kha>s} untuk umat musyrik tertentu, kewajiban-
kewajiban, hukum-hukum, hal yang ada dalam hati orang muslim dan musyrik,
khus}umah musyrik Arab dan tafsir.5 Sebagai tafsir yang diklaim sebagai kitab
tafsir pertama yang lengkap 30 juz dan sampai di tangan kita sekarang, adanya
pembedaan jenis-jenis teks merupakan sebuah inspirasi yang cukup berani. Oleh
karenanya beliau disebut sebagai mufassir pertama yang mengenalkan kajian
stilistik-linguistik dalam Al-Qur’an. Dalam hal ini John Wansbough dan Gordon
Nickel mengatakan, sebagaimana yang dikutip oleh Mun’im Sirry, karya Muqa>til
merupakan sebuah contoh bentuk penafsiran haggadic di mana beliau mencoba
untuk menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an yang terpotong-potong menjadi satu
4 Mun’im Sirry, “Muqa>til b. Sulayma>n and Antropomorphism”, Studia Islamica,
nouvelle e #dition/new series, No. 3, 2012, hlm. 58-60. Lihat juga Kees Versteegh, “Tafsir Qur’an
Paling Awal: Tafsi>r Muqa>til” dalam jurnal INIS Jilid IV edisi Dwibahasa, (Jakarta: INIS, 1990).
Dalam jurnal ini berisi makalah-makalah yang disampaikan dalam rangka kunjungan Menteri
Agama RI, H. Munawwir Sjadzali, M.A. ke Negeri Belanda (31 Oktober-7 November 1988), hlm.
206.
5 Abdullah Mahmud Syahatah, Tafsi>r Muqa>til bin Sulaima>n Juz V (Beirut: Muassasah
al-Ta>ri>kh al-Araby, 2002), hlm. 27.
3
kesatuan untuk memberikan kesan kesinambungan (continuity) dan penjelasan
menyeluruh (wholeness) terhadap varietas teks.6
Muqa>til hidup pada abad di mana penjelasan terhadap Al-Qur’an sangat
diperlukan. Ketika itu kekuasaan Islam menyebar ke berbagai daerah sehingga
banyak di kalangan umat yang tidak faham dengan tata bahasa Al-Qur’an.
Mungkin hal ini pulalah yang melatarbelakangi beliau menggunakan metode
narasi dalam tafsirnya.
Muqa>til lahir dan besar di kota Balkh, Khura>sa>n dan Bas}rah di mana
kota-kota tersebut merupakan kota pusat bertemunya berbagai agama besar. Oleh
karena itu tidak heran jika beliau mempunyai pengetahuan yang luas mengenai
israiliyat dan rasionalitas. Kondisi ini pula lah yang mempengaruhi hasil
penafsiran beliau utamanya terhadap ayat-ayat antropomorfisme7. Banyak para
mufassir yang mengkritik beliau dan menolak hasil penafsiran beliau dengan
argumentasi bahwa penafsiran beliau berseberangan dengan akidah umat Islam.
Meski demikian, Muqa>til tidak menafsrikan semua ayat-ayat antropomorfisme
dengan makna literal. Beberapa penafsiran beliau mengindikasikan bahwa beliau
juga menafsirkan ayat-ayat tersebut dengan makna majazi dan makna ta’wil
seperti dalam QS. Al-Fath} kata al-yad beliau tafsirkan sebagai “kekuasaan” atau
6 Mun’im Sirry, “Muqa>til b. Sulayma>n and Antropomorphism”, hlm. 60.
7 Antropomorfisme dalam KBBI diartikan sebagai pengenaan ciri-ciri manusia pada
binatang, tumbuh-tumbuhan atau benda mati. Dari penjelsan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
antropomorfisme yang dimaksud di sini adalah pengenaan atau penyamaan pada Allah terhadap
bentuk-bentuk atau perilaku manusiawi. Kata antropomorfisme mengacu pada persepsi bahwa
tuhan memiliki bentuk dan sikap yang sama dengan manusia. Lihat Antropomorfisme,
KBBIMobile 1.1.3, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Lihat juga,
www.sarapanpagi.org, dictionary.reference.com, www.britannica.com. Diakses pada 28 Nov 2015
pukul 10:50.
4
“menahan nikmat nafkah” seperti dalam QS. Al-Ma>idah. Jika melihat keterangan
ini, maka susah untuk membuktikan bahwa Muqa>til memang seorang
antropomorfisme walaupun bukan hal yang mudah pula untuk menyatakan bahwa
beliau non-antropomorfisme.
Kajian episetmologi merupakan sebuah disiplin keilmuan yang berusaha
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai teori ilmu
pengetahuan, dalam hal ini adalah pengetahuan mengenai tafsir Al-Qur’an. Tafsir
karya Muqa>til bin Sulaima>n disebut sebagai tafsir tertua yang memuat semua
penafsiran ayat Al-Qur’an 30 juz dan masih utuh hingga sekarang sekaligus
dengan berbagai uniquenessnya peneliti anggap sebagai alasan yang logis untuk
mengangkat tema penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk
meneliti tafsir ini berdasarkan norma-norma epistemik agar didapat kesimpulan
mengenai sumber, metodologi penafsiran dan validitas atas tafsir beliau ini.
Kajian ini dianggap penting karena maju tidaknya sebuah ilmu pengetahuan
sangat bergantung pada bangunan keilmuan epistem yang kuat. Selain sebagai
sumbangsih keilmuan, kajian ini juga diharapkan mampu membuka wawasan
kesejarahan mengenai perkembangan tafsir Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan latar belakang di atas dan agar pembahasan tidak
melebar ke berbagai bentuk masalah, peneliti membatasi penelitian ini menjadi
beberapa rumusan masalah berikut:
5
1. Apa sumber-sumber penafsiran yang dijadikan rujukan oleh Muqa>til bin
Sulaima>n dalam kitab tafsirnya?
2. Bagaimana metode penafsiran Muqa>til bin Sulaima>n dalam tafsirnya?
3. Bagaimana validitas penafsiran Muqa>til bin Sulaima>n dalam tafsirnya
secara epistemologis?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan demikian, penelitian mengenai epistemologi Tafsi>r Al-
Kabi>r karya Muqa>til bin Sulaima>n ini akan memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mengetahui sumber-sumber penafsiran Muqa>til bin Sulaima>n
dalam kitab tafsirnya.
b. Mengetahui metode Muqa>til bin Sulaima>n dalam kitab
tafsirnya.
c. Mengetahui validitas tafsir dalam kacamata Muqa>til bin
Sulaima>n dalam tafsirnya.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun dituliskannya penelitian ini adalah agar memiliki kegunaan
dan manfaat sebagaimana berikut ini:
a. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan
dapat menambah khazanah keilmuan pada jurusan Ilmu Al-
6
Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
b. Bagi pihak-pihak terkait secara umum, penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai sumber referensi, baik primer maupun
sekunder, untuk menyelesaikan berbagai persoalan akademik
yang berkaitan dengan kajian tafsir, utamanya kitab Tafsi>r Al-
Kabi>r karya Muqa>til bin Sulaima>n.
c. Menambah informasi mengenai historisitas Al-Qur’an terutama
terkait aspek epistemologis dan metodologis.
D. Telaah Pustaka
Dalam melakukan telaah pustaka terhadap penelitian-penelitian
sebelumnya ini, peneliti membaginya kedalam dua kategori, yaitu penelitian yang
terkait dengan objek formal dan objek material penelitian ini. Adapun objek
formal penelitian ini adalah Epistemologi Tafsir. Di antara penelitian-penelitian
yang membahas mengenai terma kajian ini adalah:
Skripsi dengan judul “Epistemologi Tafsir Ibn ‘A>syu>r dalam kitab Al-
Tah{ri>r Wa Al-Tanwi>r”8 yang ditulis oleh Abdul Halim. Dalam skripsinya ini,
Abdul Halim mengulas mengenai epistemologi tafsir karya Ibn A>syu>r yang ditulis
pada awal perkembangan tafsir kontemporer. Adapun fokus kajian yang ia
8 Abdul Halim, “Epistemologi Tafsir Bin Asyur dalam kitab al-Tah{ri>r Wa al-Tanwi>r”,
Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011
7
paparkan adalah bahwa di periode awal perkembangan tafsir kontemporer, para
mufassir masih banyak menggunakan dalil-dalil hadis, qaul s}ahabi dan isra>i>liyya>t
sebagai sumber rujukan penafsirannya. Dengan kata lain, tafsir masa itu tidak
secara totalitas menggunakan interpretasi mufassir pribadi sebagai sumber
penafsirannya melainkan juga tetap berpijak pada dalil-dalil naqli tersebut.
Buku seri disertasi yang ditulis oleh Abdul Mustaqim dengan judul
Epistemologi Tafsir Kontemporer (Studi Komparatif antara Fazlur Rahman dan
Muhammad Syahrur).9 penelitian ini memfokuskan kajian pada pentingnya
pemahaman mengenai pergeseran epistemologi tafsir dengan menelaah kembali
kesejarahan perkembangan paradigma penafsiran Rahman dan Syahrur.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini diharapkan mampu untuk menjawab
problematika umat muslim indonesia yang semakin kompleks. Pemahaman
tersebut didapat dengan merubah pandangan nalar ideologis kedalam nalar kritis
dengan didasarkan pada hal-hal substantif, kemu’jizan Al-Qur’an dan merefer
kembali pada kitab-kitab klasik.
“Translation of The Meaning of The Noble Qur’an karya Muhammad
Taqi>-Ud-Di>n al-Hila>li> dan Muhammad Mukhsin Kha>n (Kajian Epistemologi
Tafsir)”,10
skripsi yang ditulis oleh Eed Hudaebillah ini membahas mengenai
tafsir berbahasa inggris yang sarat dengan bias ideologi kaum salafi. Di sini
peneliti menguak bahwa dalam prakteknya, M. Taqi>-Ud-Di>n dan Mukhsin Kha>n
9Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, Seri Disertasi, Ed. Fuad
Mustafid (Yogyakarta: LkiS, 2012)
10 Eed Hudaebillah, “Translation of The Meaning of The Qur’an Karya Muhammad
Taqi>-Ud-Di>n al-H{ila>li> dan Muhammad Mukhsin Kha>n”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2013.
8
menggunakan sumber-sumber keagamaan untuk mendominasi interpretasi
ideologi mereka. Kitab ini menggunakan metode ijmali> untuk menerangkan
maksud tiap ayatnya. Adapun jika dilihat dari teori kebenaran ilmu pengetahuan,
peneliti mendapati bahwa dalam kitab ini hanya terdapat dua teori dari tiga teori
kebenaran yakni, koherensi dan korespondensi. Teori koherensi membuktikan
bahwa mufassir konsisten dalam menuliskan runtutan muna>sabah baik antar ayat
maupun antar surat sebelum dan setelah menafsirkan. Teori korespondensi
menyebutkan bahwa penafsiran kedua mufassir dalam kitab ini sesuai dengan
fakta ilmiah atau realitas modern yang mapan.
Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis dan
Aksiologis11
yang ditulis oleh A. Susanto. Buku ini adalah buku pengantar filsafat
yang secara gamblang membahas mengenai definisi filsafat ilmu beserta ketiga
cabang keilmuan. Baik ontologis, epistemologis maupun aksiologis dibahas secara
eksplisit. Termasuk didalamnya juga dikaji mengenai batasan-batasan kebenaran
ilmu pengetahuan.
Adapun kajian mengenai Tafsi>r Al-Kabi>r karya Muqa>til bin Sulaima>n
sebagai objek material dalam penelitian ini sudah dikaji dalam berbagai artikel
seperti artikel yang ditulis oleh Kees Versteegh “Tafsir Qur’an Paling Awal:
Tafsi>r Muqa>til”12
. Di dalamnya membahas mengenai urgensi penelitian kitab
tafsir ini. Hal ini dikarenakan pada saat itu Tafsir Muqa>til dianggap sebagai kitab
11 A. Susanto, Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis
dan Aksiologis (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).
12 Kees Verstegh, “Tafsir Qur’an Paling Awal: Tafsi>r Muqa>til”, dalam jurnal INIS
Jilid IV edisi Dwibahasa (Jakarta: INIS, 1990).
9
tafsir yang terlalu banyak mengambil keterangan dari Ahl Kita>b yang tidak dapat
dibuktikan kesahihannya.
Artikel dengan judul A Comparison of The References to Muqa>til B.
Sulaima>n (150-767) In The Exegesis of Al-Tha’labi> (427/1036) With Muqa>til’s
Own Exegesis13
ditulis oleh Mehmet Akif Koc mengenai eksistensi Tafsi>r
Muqa>til sejak beliau wafat (150 H) yang kemudian baru dikomentari dan dirujuk
oleh al-Tha’labi> pada kisaran tahun 427 H. Di sana sedikit banyaknya disebutkan
mengenai pemikiran beliau terhadap tajsi>m dan tasybih juga tentang pendapat
beliau mengenai orang-orang fa>siq. Pemikiran beliau ini kemudian dikritisi oleh
al-Tha’labi> untuk memberikan pandangan baru bagi masyarakat terhadap
pemikiran para innovators of islamic theology.
Skripsi dengan judul “Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Qadar dalam Kitab
Tafsir Muqa>til bin Sulaima>n”14
karya Laila Muthmainnah. Dalam skripsi ini
diterangkan mengenai pandangan Muqa>til terhadap ayat-ayat qadar, dimana pada
zamannya beliau merupakan salah satu mufassir yang menolak faham muktazilah
yang dianut mayoritas masyarakat Irak. Peneliti berkesimpulan bahwa ayat-ayat
qadar dalam pandangan Muqa>til ialah perbutan manusia itu berdasarkan kehendak
Tuhan dengan disertai adanya daya upaya atau ikhtiar manusia pada perbuatannya
tersebut.
13 Mehmet Akif Koc, “A Comparison Of The References To Muqa>til B. Sulaima>n
(150-767) In the Exegesis of Al-Tha’labi> (427/1036) With Muqa>til’s Own Exegesis”, Jurnal Of
Semitic Studies LIII/1 Spring 2008.
14 Laila Muthmainnah, “Penafsiran Ayat-Ayat Qadar Dalam Kitab Tafsir Muqa>til Bin Sulaiman”, Skripsi UIN Sunan KalijagaYogyakarta, 2015.
10
Skripsi dengan judul “al-Nasikh wa al-Mansukh dalam Tafsir Klasik
(Telaah al-Tafsi>r al-Kabi>r Karya Muqa>til bin Sulaima>n)”15
oleh Dede Fadillah.
Skripsi ini menerangkan mengenai urgensi pemikiran Muqa>til dalam kajian
na>sikh dan mansu>kh karena berhubungan dengan eksistensi satu hukum dalam
Islam. di akhir pembahasan, peneliti berkesimpulan bahwa Muqa>til mempunyai
definisi dan cara yang sama dalam menggambarkan ayat-ayat na>sikh dalam Al-
Qur’an.
Dari beberapa kajian kepustakaan yang didapat, peneliti belum
menemukan adanya penelitian yang secara spesifik dan detail membahas
mengenai epistemologi Tafsi>r Al-Kabi>r karya Muqa>til bin Sulaima>n. Oleh
karenanya, penelitian ini sangat penting untuk dilakukan secara lebih serius dan
intensif.
E. Kerangka Teori
Epistemologi adalah salah satu kajian filsafat yang secara khusus
mempertanyakan mengenai ruang lingkup dan batasan-batasan pengetahuan (asal
mula, susunan, metode dan sah tidaknya ilmu pengetahuan).16
Istilah epistemologi
sendiri berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) atau epistemai yang
berarti meletakkan, mendudukan atau menempatkan dan logos (perkataan, pikiran,
15 Dede Fadillah, “al-Nasikh Wa al-Mansukh Dalam Tafsir Klasik (Telaah Al Tafsir
Al Kabir Karya Muqatil Bin Sulaiman)”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.
16 Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Epistemologi dan Logika (Bandung: Penerbit
Remadja Karya, 1986), hlm. 1. Lihat juga Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, terj. Soejono
Soemargono (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004), hlm. 74.
11
ilmu). Secara harfiah episteme-logos adalah “upaya untuk menempatkan sesuatu
dalam kedudukan yang semestinya”.
Kajian epistemologi ini juga bermaksud untuk mengkaji pengandaian-
pengandaian dan syarat-syarat logis yang mendasari lahirnya pengetahuan serta
membuktikannya secara rasional terhadap klaim kebenaran dan objektivitasnya.17
Sebagai kajian kritis dan analitis tentang dasar-dasar teoretis ilmu pengetahuan,
epistemologi juga dikenal sebagai teori pengetahuan (theory of knowledge).18
Berdasarkan cara kerja atau metode dan pendekatan yang diambil
terhadap gejala pengetahuan, epistemologi dapat dibedakan menjadi tiga:
pertama, epistemologi metafisis, yaitu epistemologi yang mendekati gejala
pengetahuan dengan bertitik tolak pada gejala-gejala metafisis. Epistemologi ini
berangkat dari suatu faham tertentu mengenai realitas kemudian membahas
bagaimana manusia mengetahui kenyataan tersebut. Kedua, epistemologi skeptis.
Cara kerja epistemologi ini adalah dengan meragukan sesuatu yang ada untuk
dapat menyakininya sebagai sesuatu yang mutlak. Ketiga, epistemologi kritis.
Epistemologi ini tidak memprioritaskan metafisika atau epistemologi tertentu
melainkan berangkat dari asumsi prosedur dan pemikiran akal sehat atau hasil
kajian ilmiah untuk kemudian dianalisis secara kritis.19
17 J. Sudarminta, Epistemologi Dasar: Pengantar Filsafat Pengetahuan (Yogyakarta:
Kanisius, 2002) hlm. 18.
18 J. Sudarminta, Epistemologi Dasar: Pengantar ..., hlm. 18
19 J. Sudarminta, Epistemologi Dasa: Pengantar ..., hln. 21-22.
12
Adapun kebenaran pengetahuan secara epistemologis ini dapat diukur
dengan menyandarkan dirinya pada teori kebenaran ilmu pengetahuan koherensi,
korespondensi dan pragmatisme.20
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
salah satu dari ketiganya yaitu teori koherensi.
Koherensi adalah teori kebenaran yang menilai kebenaran suatu proposisi
(pernyataan, pendapat, kejadian atau informasi) ketika terdapat adanya konsistensi
yang ditangkap subjek yang satu dengan yang lain mengenai suatu realita adalah
sama. Dalam buku Filsafat Ilmu karya A. Susanto disebutkan teori ini menyatakan
bahwa suatu pernyataan dianggap benar kalau pernyataan tersebut koheren atau
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Dengan kata lain,
suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut saling berhubungan
secara benar dengan pernyataan sebelumnya. Contohnya, pernyataan bahwa
semua makhluk hidup pasti mati. Ahmad adalah makhluk hidup, maka pernyataan
bahwa Ahmad pasti mati adalah pernyataan yang benar. Sebab kedua pernyataan
tersebut koheren antara yang satu dengan yang lain.21
20 Teori kebenaran ini mempunyai tujuh aspek kriteria, diantaranya: koherensi,
korespondensi, pragmatik, positivistik, esensialisme, konstruktivisme dan religiusisme. Namun
menurut epistemologi awal hanya tiga teori yang paling sering digunakan yaitu koherensi,
korespondensi dan pragmatisme. Peneliti hanya mengambil satu dari tiga kriteria yang paling
banyak digunakan sekjaligus untuk mempersempit penelitian. Dua teori lainnya yaitu
korespondensi dan pragmatisme. Korespondensi adalah teori yang digunakan untuk mengetahui
kesesuaian antara kebenaran proposisi dan objek yang dikenainya (realitas). Teori ini
menyatakan bahwa pengetahuan dianggap benar apabila apa yang diungkapkan sesuai dengan
fakta. Pragmatisme adalah teori yang tidak secara langsung berkaitan dengan realita objektif
pengetahuan melainkan lebih berusaha untuk menguji kebenaran pengetahuan melalui
konsekuensi-konsekuensi dari praktek pengetahuan tersebut. Artinya, ide-ide tersebut tidak dapat
dikatakan benar atau salah jika belum diuji. Lihat Mohammad Adib, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 121-123, Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2012), hlm. 148-160.
21 A. Susanto, Filsafat Ilmu Suatu ..., hlm. 86-87
13
Dalam penelitian ini peneliti akan berusaha untuk mengupas Tafsi>r Al-
Kabi>r karya Muqa>til bin Sulaima>n secara epistemologis dengan menggunakan
tolak ukur kebenaran di atas.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menyangkut pengertian, konsep, nilai serta ciri-ciri yang melekat pada objek
penelitian tanpa melakukan perhitungan matematis dalam melakukan
justifikasi epistemologis.22
Maka jenis penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan (library research),23
yaitu penelitian yang bersumber pada
data-data tertulis serta bahan-bahan kepustakaan yang terkait dengan objek
material penelitian ini yang dalam hal ini adalah kitab tafsir karya Muqa>til
bin Sulaima>n.
2. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data
Sehubungan dengan jenis penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik dokumentasi dalam mengumpulkan data. Dengan teknik ini peneliti
akan mengupas mengenai kesejarahan Muqa>til bin Sulaima>n sekaligus
untuk menemukan validitas tafsirnya.
22 Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paradigma,
2005), hlm. 7.
23 Penelitian kepustakaan (Library Research) merupakan penelitian yang cara kerjanya
dengan menggunakan data dan informasi dari berbagai macam materi dan literatur, baik buku,
majalah, surat kabar, naskah ataupun dokumen. Lihat: Kartini, Pengantar Metodologi Riset
Sosial (Bandung: Mandar Maju), hlm. 33.
14
Sumber Data yang peneliti gunakan dibagi menjadi dua sumber
besar, pertama, sumber yang secara langsung berkaitan dengan tema
penelitian (primer) dan kedua, sumber yang tidak secara langsung
berhubungan (sekunder). Adapun sumber primer yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini adalah kitab Tafsi>r Muqa>til bin Sulaima>n yang ditahqiq
oleh ‘Abdulla>h Mahmu>d Syaha>tah.
Adapun sumber data sekunder yang peneliti gunakan adalah data-
data berupa buku, jurnal, artikel yang berkaitan dengan tema yang peneliti
kaji, diantaranya Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an dari Periode Klasik,
Pertengahan Hingga Kontemporer, Epistemologi Tafsir Kontemporer,
Filsafat Ilmu, Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam,
“Muqa>til b. Sulayma>n and Antropomorphism”, “A Comparison of The
references to Muqa>til b. Sulayma>n (150/767) in The Exegesis of Al-
Tha’labi (427/1036) With Muqa>til Own Exegesis” dan lain sebagainya.
3. Metode dan Pendekatan
Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif-
analitis yaitu peneliti mula-mula akan mendeskripsikan biografi tokoh,
khususnya hal-hal yang berkaitan dengan kondisi sosio-kultural daerah
pengarang, latar belakang pemikiran dan pemikiran tokoh, yang dalam hal
ini adalah penafsiran beliau. Kemudian peneliti akan mulai mengerucut pada
analisis epistemologis terhadap kitab Tafsi>r Al-Kabi>r karya Muqa>til bin
Sulaima>n untuk mencari tahu sumber, metode dan validitas penafsiran tokoh
agar mendapat kesimpulan yang kritis.
15
Adapun langkah-langkah metodis penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Pertama, Peneliti menetapkan tokoh yang akan dikaji, yaitu tokoh
Muqa>til bin Sulaima>n dengan objek formal kajian Epistemologi Tafsi>r Al-
Kabi>r karya Muqa>til bin Sulaima>n. Kedua, Mendeskripsikan latar belakang
kehidupan, latar belakang keilmuan dan karya-karya tokoh. Kemudian
mendeskripsikan sistematika, metode dan karakteristik yang digunakan
tokoh dalam kitabnya. Ketiga, analisis kritis terhadap penafsiran tokoh
untuk mengetahui sumber, metode dan validitas penafsiran tokoh.
Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan historis-filosofis.
Pendekatan historis berguna untuk mencari titik kesejarahan hidup Muqa>til
sekaligus setting sosio-historis yang melingkupi lahirnya kitab tafsir ini.
Pendekatan filosofis berguna dalam menganalisis kajian epistemologis kitab
tafsir ini. Pendekatan ini dirasa perlu karena filsafat akan mencoba
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum, menyeluruh dan
mendasar.
G. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini akan terdiri dari lima bab. Bab pertama akan berisi
pendahuluan. Pada pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai latar belakang
masalah yang berisi sebab-sebab ketertarikan peneliti terhadap penelitian terkait.
Kemudian peneliti merumuskan pembahasan masalah, tujuan dan manfaat, telaah
16
pustaka, metodologi dan pendekat penelitian yang akan digunakan dan terakhir
sistematika pembahasan.
Bab kedua, akan membahas mengenai konstruksi epistemologi tafsir Al-
Qur’an yang mencakup definisi terma epistemologi dan tafsir. Kemudian disusul
dengan pembahasan mengenai periode pertumbuhan dan perkembangan tafsir
sejak zaman nabi hingga sekarang. Pembahasan ini peneliti anggap penting karena
akan berhubungan erat dengan isi kajian di bab selanjutnya.
Bab ketiga akan membahas mengenai Muqa>til bin Sulaima>n dan
Tafsirnya. Yaitu dengan mengeksplorasi latar belakang keilmuan, setting sosial
dan karya-karyanya. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan sekilas mengenai
kitab Tafsi>r Muqa>til bin Sulaima>n yaitu terkait sejarah penelitian, metode dan
sistematika yang beliau gunakan dalam tafsirnya. Pembahasan ini sangat penting
diuraikan untuk mengetahui sosok Muqa>til bin Sulaima>n, pola pikir serta latar
belakang penafsirannya dan penting pula untuk mengetahui tafsirnya.
Bab keempat akan membahas mengenai Epistemologi Tafsi>r Muqa>til bin
Sulaima>n terkait sumber, metode dan validitas. Bab ini merupakan inti pembahsan
dalam penelitian ini sekaligus contribution of knowledge yang peneliti berikan
dalam studi keilmuan tafsir. Selain tiga hal di atas, peneliti juga akan menguraikan
mengenai implikasi penafsiran Muqatil bagi mufassir setelahnya. Hal ini dianggap
penting untuk mengetahui kontribusi penafsiran Muqa>til dalam perkembangan
penafsiran Al-Qur’an.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan analisis
peneliti terkait epistemologi tafsir karya Muqa>til bin Sulaima>n ini. Kesimpulan ini
17
merupakan jawaban daripada tiga masalah pokok yang peneliti kaji. Dilanjutkan
dengan kata penutup dan pembahasan mengenai mengenai saran-saran yang
membangun untuk peneliti selanjutnya.
100
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pemaparan di atas peneliti sampai pada kesimpulan yang merupakan
jawaban atas tiga rumusan masalah yang peneliti ajukan berkaitan dengan kajian
epsitemologi tafsir, yakni mengenai sumber-sumber penafsiran, metode penafsiran
dan validitas atas penafsiran itu sendiri.
Pertama,sumber-sumber yang digunakan Muqa>til bin Sulaima>n dalam
Tafsi>r Al-Kabi>r di antaranya adalah Al-Qur’an, Sunnah, qira>’a>t. Adapun qira>’a>t
yang banyak beliau jadikan rujukan yaitu qira>’a>t Ibn Mas‘ud dan qira>’a>t Ubay bin
Ka’ab. Sumber lain yang beliau ambil misalnya Qaul a-S}ah}abi>, Qaul al-Ta>bi’i>n,
Isr>ai>liyya>t dan Ra’yu. Sayangnya dalam merujuk pada suatu riwayat Muqa>til
jarang memberikan rangkaian sanad yang jelas sehingga sumber periwayatan dari
beliau ini kurang dapat dipercayai dan malah menjadi alasan bagi mufassir lain
untuk meragukan hasil penafsiran beliau. Hal ini juga mempengaruhi pemahaman
pembaca dalam membedakan hasil penafsiran beliau yang berangkat dari
interpretasi beliau atau berasal dari suatu periwayatan tertentu yang ditulis tanpa
adanya rangkaian sanad. Sekiranya ini merupakan sebuah kritik universal bagi
penulis kitab ini.
Kedua, metode penafsiran yang beliau gunakan dalam kitab tafsirnya
adalah metode al-tafsi>r al-tah}li>li yakni menafsirkan Al-Qur’an secara terperinci
101
menurut tartib mus}h}afi dimulai dari QS. Al-Fa>tih}ah dan berakhir di QS. Al-Na>s,
dengan kecenderungan tafsi>r bi al-ma’s|u>r. Dalam tafsirnya Muqa>til sangat
memperhatikan aspek stilistik dan linguistik dalam Al-Qur’an. Dikatakan
demikian karena dalam praktiknya beliau membahas semua jenis teks dalam Al-
Qur’an. Hal ini berkaiatn dengan maksud dan tujuan beliau yang hendak
memperjelas makna teks dalam Al-Qur’an. Bahkan beliau banyak menerangkan
mengenai aspek historisitas ayat dengan merujuk baik pada riwayat, israiliyat
maupun penjelasan terhadap al-mubhama>t dalam Al-Qur’an.
Ketiga, adapun mengenai validitas penafsiran beliau peneliti
mengkritisinya menggunakan teori kebenaran koherensi. Teori ini dipandang
paling sesuai dengan aspek epistemologi bayani yang melingkupi penafsiran
beliau. Menurut teori ini, pengetahuan dianggap benar jika ada kesesuaian
(coherence) dengan pernyataan sebelumnya yang terbukti benar sesuai dengan
preposisi yang melingkupinya. Dari penelitian terhadap validitas penafsiran beliau
ini peneliti berkesimpulan bahwa Muqa>til menganut kebenaran koherensi dalam
tafsirnya. Dikatakan benar secara koherensi karena ada kesesuain antara
pernyataan beliau dalam muqaddimahnya bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat
berbagai teks yang berbeda seperti ‘a>m dan kha>s, muh}ka>m dan mutasya>bih,
mufassar, mubham dan id}ma>r. dalam tafsirnya peneliti menemukan bahwa
Muqa>til selalu memberikan keterangan mengenai beberapa aspek di atas. Namun
jika melihat penafsiran beliau terhadap ayat-ayat tajsi>m peneliti berkesimpulan
bahwa beliau tidak bisa dikatakan benar secara koherensi karena beliau terkesan
102
tidak konsisten dan ragu-ragu dalam memaknai ayat-ayat tajsi>m secara literal.
Walla>hu A‘lam.
B. Kata Penutup
Segala puji penulis haturkan kepada Allah SWT yang dengan nikmat dan
rahmatnya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sekaligus sebagai
bentuk sumbangsih keilmuan dan pengabdian peneliti terhadap kemajuan
keilmuan khususnya yang berkaitan dengan kajian tafsir Al-Qur’an.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kesalahan dan bidang kajian yang masih abstrak. Oleh karena itu peneliti
mengharap kritik dan saran dari semua pihak untuk refleksi dan dukungan moril
bagi kejauan penelitian selanjutnya, baik bagi semua akademika secara umum
maupun bagi kemajuan peneliti secara khusus.
Akhirnya, tak lupa pula peneliti mengucapkan banyak terima kasih bagi
semua pihak yang turut andil dalam suksesi penelitian ini. Jaza>kumullah khairal
jaza>’.
C. Saran
Setelah selesainya penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa
penelitian ini masih jauh dari kajian yang komprehensif dan sempurna. Hal ini
dikarenakan keterbatasan peneliti baik secara kemampuan, waktu maupun
103
referensi yang dapat peneliti akses. Selain itu juga masih banyak aspek yang perlu
dikaji terkait sosio-historis penulis kitab dan implikasinya terhadap keilmuan
beliau yang sangat luas dilihat dari berbagai karya beliau. Oleh karenanya peneliti
juga menyarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai aspek tersebut
sekaligus untuk menjawab keterkaitan beliau dengan daerah Kufah. Disebutkan
bahwa beliaulah yang pertama kali menggunakan istilah s}ilah yang notabenenya
sangat dekat dengan kajian ulama Kufah. Hal ini karena menurut hemat penulis
sangat berkaitan dengan perkembangan keilmuan tata bahasa (nahwu dan s}orof)
dalam kajian kebahasaan Arab secara khusus.
Selain kajian mengenai aspek sosio-linguistik di atas, peneliti juga
menyarankan adanya kajian lebih lanjut mengenai tuduhan antropomorfisme
terhadap beliau. Kajian ini peneliti anggap masih sangat buram karena di satu sisi
Muqa>til tidak secara menyeluruh memaknai ayat-ayat tajsi>m dengan makna
literal. Sekiranya penelitian ini dapat dilakukan maka akan ada perubahan
judgment terhadap keilmuan beliau yang sarat dengan informasi historis ini.
Beberapa hal yang mungkin patut digali dalam membahas tokoh Muqa>til
bin Sulaima>n adalah analisis terhadap beberapa sumber maupun kecondongan
beliau dalam mengambil beberapa metode yang menjadi ciri khas tafsir beliau
seperti kecenderungan terhadap qira’at Ibn Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab.
Adapun permintaan tulus dari peneliti untuk pegawai akademik UIN
Sunan Kalijaga adalah disediakannya referensi-referensi yang ditulis atau
berkaitan dengan kajian terhadap Muqa>til bin Sulaima>n. Karena dalam penulisan
104
penelitian ini peneliti masih sangat sulit mendapatkan informasi terkait kajian
terhadap Muqa>til bin Sulaima>n.
Demikianlah penelitian mengenai Epistemologi Tafsi>r Al-Kabi>r karya
Muqa>til bin Sulaima>n bin Basyi>r al-Balkhi> ini. Sebagaimana peneliti ungapkan di
atas bahwa penelitian ini masih sangat tidak sempurna, oleh karenanya peneliti
menerima dengan lapang dada berbagai macam kritik dan saran yang konstruktif
untuk evaluasi dan refleksi bagi peneliti. Semoga penelitian ini dapat memperkaya
wacana keilmuan dan menjadi salah satu sarana dalam mensyi’arkan Al-Qur’an.
Wallahu A‘lam bi al-S}awwa>b.
100
DATFAR PUSTAKA
Adib, Mohammad. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Abror, Indal. “Al-Ja>mi’ li Ahka>m Al-Qur’an Karya Al-Qurt}u>bi>” dalam
Muhammad Yusuf, dkk (ed.). Studi Kitab Tafsir Menyuarakan Teks yang Bisu. Yogyakarta: Teras. 2004.
‘Aridl, ‘Ali Hasan Al-. Sejarah dan Metodologi Tafsir. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 1994.
‘Askari, Abu hila>l al-H}asan bin ‘Abdullah Al-. al-Furu>q al-Lugawiyyah. Beirut:
Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah. 2010.
Amanah, Siti. Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Semarang: CV. As-Syifa.
1994.
Antonio, Muhammad Syafi’i dan Tim TAZKIA. Ensiklopedi Peradaban Islam.
Jakarta: Tazkia Publishing. 2012.
Baedhowi. Humanisme Islam, Kajian Terhadap Pemikiran Filosofis Mohammad
Arkoun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008.
Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
2011.
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2011.
Bakker, Anton dan Achmad harris Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat.
Yogyakarta: Kanisius. 1990.
Bukha>ri>. S}ahih Bukha>ri. CD Mawsu’ah al-H}adi>s| al-Syari>f. Global Islamic
Software. 1991-1997.
Departemen Agama. Mushaf ‘Aisyah. Bandung: Penerbit Al-Qur’an Hilal. 2010.
Dirdjosisworo, Soedjono. Pengantar Epistemoloi dan Logika. Bandung: Penerbit
Remadja Karya. 1986.
Djalal HA, Abdul. Urgensi Tafsir Maudhu’i Pada Masa Kini. Jakarta: Kalam
Mulia. 1990.
Fadillah, Dede. “al-Nasikh Wa al-Mansukh Dalam Tafsir Klasik (Telaah Al Tafsir
Al Kabir Karya Muqatil Bin Sulaiman)”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2011.
101
Farmawi, Abd Hayy Al-. Metode Tafsir Mawdhu’i, Terj. Suryan A. Jamrah.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1994.
Halim, Abdul. “Epistemologi Tafsir Bin Asyur dalam kitab al-Tah{ri>r Wa al-
Tanwi>r”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011
Hudaebillah, Eed. “Translation of The Meaning of The Qur’an Karya Muhammad
Taqi>-Ud-Di>n al-H{ila>li> dan Muhammad Mukhsin Kha>n”. Skripsi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2013.
Jabiri, Muhammad Abid Al-. Bunyah al-‘Aql al-Arabi>. Beirut: al-Markaz al-
S|aqafi> al-‘Arabi>. 1991.
Jubaedah, Siti. “Qira’at dalam Tafsi>r Muqa>til bin Sulaima>n”. Tesis UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. 2015.
Junaidi, Ahmad Arif. Pembaharuan Metodologi Tafsir Al-Qur’an, Studi Atas
Tafsir Kontekstual Fazlur Rahman. Semarang: Gunung Jati. 2000.
Kaelan. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma.
2005.
Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. T.th.
Kattsoff, Louis O. Pengantar Filsafat. terj. Soejono Soemargono. Yogyakarta:
Tiara Wacana. 2004.
KBBIMobile 1.1.3. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Koc, Mehmet Akif. “A Comparison of The References to Muqa>til b. Sulayma>n
(150/767) In The Exegesis of Al-Tha’labi (427/1036) With Muqa>til’s
Own Exegesis”. Jurnal of The Semitic Studies LII/I Spring. 2008.
Makiah, Zulpa. “Epistemologi Bayani, Burhani dan Irfani dalam memperoleh
Pengetahuan tentang Mashlahah”. IAIN Antasari Banjarmasin. T.th.
Mizi, Yusuf Al-. Tah}z|ib al-Kamal fi Asma>’ al-Rija>l. Beirut: Muassasah al-
Risalah. 1994.
Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta:
Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagaam Pondok Pesantren Al-
Munawwir Krapyak. 1984.
Musbikin, Imam. Mutiara Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.
Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an. Yogyakarta: Adab Press.
2014.
102
_______. Epistemologi Tafsir Kontemporer, Seri Disertasi, Ed. Fuad Mustafid.
Yogyakarta: LkiS. 2012.
Muthmainnah, Laila. “Penafsiran Ayat-Ayat Qadar Dalam Kitab Tafsir Muqa>til Bin Sulaiman”. Skripsi UIN Sunan KalijagaYogyakarta. 2015.
Nawawi, Rifa’at Syauqi. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: Bulan Bintang. 1988.
Qat}t}an, Manna> Khalil Al-. Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Mudzakir AS, Terj.
Jakarta: Halim Jaya. 2011
Qomar, Mujamil. Epistemologi Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga. T.th.
Rumy, Fahd bin Abd Rahman Al-. Buh}ut} fi Ushul al-Tafsir Wa Manahijuhu. Riyadh: al-Taubah. T.th.
Rusyd, Abu> al-Wah}id Muhammad bin Ah}mad bin Muhammad Ibn. Bida>yat al-Mujtahid Analisa Fiqih Para Mujtahid, terj. Imam Ghazali Sa’id dan
Achmad Zaidun. Jakarta: Pustaka Amani. 2007.
S|a’labi>, Ah}mad bin Muhammad bin Ibra>him Al-. Al-Kasyf wa Al-Baya>n ‘An Tafsi>r Al-Qur’an. Beirut: Da>r Ih}ya>’ Al-Tura>s| Al-‘Arabi>. 2002
Samarqandi>, Abu al-Lais Al-|. Bah}r al-‘Ulu>m Juz II, T.t.
Sholeh, A. Khodari (ed). “M. Abied al-Jabiri: Model Epistemologi hukum Islam”,
dalam “Pemikiran Islam Kontemporer”. Yogyakarta: Jendela. 2003.
Sirry, Mun’im. “Muqa>til b. Sulaima>n and Antropomorphism”. Studia Islamica,
nouvelle e#dition/new series. 2012.
Sudarminta, J. Epistemologi Dasar, Pengantar Filsafat pengetahuan. Yogyakarta:
Kanisius. 2002.
Sulaima>n, Muqa>til bin. Al-Wuju>h wa Al-Naz|a>ir fi Al-Qur’an Al-‘Az}i>m. Dubai:
Markaz Jam’ah al-Ma>jid li Al-S|aqa>fah wa Al-turas. 2006.
_______. Tafsi>r Muqa>til bin Sulaima>n. Beirut: Muassasah al-Ta>rikh al-‘Arabi.
2002.
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan. 1987.
Suryadilaga, M. Alfatih. Metodologi Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Teras. 2005.
Susanto, A. Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis
dan Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
103
Suyu>t}i, Jala>luddin Al-. al-Itqa>n Fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Mesir: al-Hai’ah al-
Mis}riyyah al-‘A>mmah Li al-Kita>b. 1974.
Syahatah, Abdulla>h Mahmu>d, Tafsi>r Muqa>til bin Sulaima>n Juz V. Beirut:
Muassasah al-Ta>rikh al-Arabi. 2002.
Syirbashi, Ahmad Al-. Sejarah Tafsir Qur’an. Pustaka Firdaus. 1994.
Tim Forum Karya Ilmiah RADEN. Al-Qur’an Kita: Studi Ilmu, Sejarah dan
Tafsir Kalamullah. Kediri: Lirboyo Press. 2011.
Versteegh, Kees. “Tafsir Qur’an Paling Awal: Tafsi>r Muqa>til” dalam jurnal INIS
Jilid IV edisi Dwibahasa. Jakarta: INIS. 1990.
Z|ahabi, Muhammad Husain Al-. Ilmu Tafsir. Kairo: Darul Ma’arif. 1119
_______. al-Tafsi>r Wa al-Mufassiru>n. Kairo: Maktabah Wahbah. 2000.
Zamakhsyari, Abu al-Qa>sim Mah}mu>d bin Ah}mad Al-. Al-Kasysya>f ‘an H}aqa>iq Gawa>mid} al-Tanzi>l. Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi>. T.th.
dictionary.reference.com/browse/antropomorphism
lajnah.kemenag.go.id/artikel/134-mengenal-jumlah-hitungan-ayat-dalam-al-
qur’an
www.britannica.com/topic/antropomorphism
www.sarapanpagi.org/Allah-antropomorfisme-vt23.html
104
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran Ayat-ayat
1. QS Fatih}a>h (1): 4, 7
ين مالك ي (4)وم الد
ال ين (7)صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ول الض
2. QS Al-Baqarah (2): 5, 13, 17, 18, 49, 58, 67, 87, 114, 234, 282
(5)أولئك على هدى من رب هم وأولئك هم المفلحون
ذا قيل لهم آمنوا كما آمن الناس قالوا أنؤمن كما آمن السفهاء أل إنهم هم السفهاء وإ
(31)ولكن ل يعلمون
بنوره ا أضاءت ما حوله ذهب الل م وتركهم في مثلهم كمثل الذي استوقد نارا فلم
(37)ظلمات ل يبصرون
(31)صم بكم عمي فهم ل يرجعون
يناكم من آل فرعون يسومونكم سوء العذاب يذب حون أبناءكم ويستحيون نساءك م وإذ نج
(44)رب كم عظيم وفي ذلكم بلء من
دا وقولوا حطة وإذ قلنا ادخلوا هذه القرية فكلوا منها حيث شئتم رغدا وادخلوا الباب سج
(51)نغفر لكم خطاياكم وسنزيد المحسنين
وإذ قال موسى لقومه إن ا خذنا هزوا قال أعوذ بالل يأمركم أن تذبحوا بقرة قالوا أتت لل
(77)أن أكون من الجاهلين
105
سل وآتينا عيسى ابن مريم البي نا ت وأيدناه ولقد آتينا موسى الكتاب وقفينا من بعده بالر
يقا بروح القدس أفكلما جاءكم رسول بما ل تهوى أنفسكم استكبرتم ففريقا كذبتم وفر
(17)تقتلون
أن يذكر فيها اسمه وسعى في خ ن منع مساجد الل رابها أولئك ما كان لهم ومن أظلم مم
(334)أن يدخلوها إل خائفين لهم في الدنيا خزي ولهم في الخرة عذاب عظيم
وعشرا فإذا بلغن والذين يتوفون منكم ويذرون أزواجا يتربصن بأنفسهن أربعة أشهر
بما تعملون خبير (414)أجلهن فل جناح عليكم فيما فعلن في أنفسهن بالمعروف والل
ى فاكتبوه ولي كتب بينكم كاتب بالعدل يا أيها الذين آمنوا إذا تداينتم بدين إلى أجل مسم
فليكتب وليملل الذي عليه الحق وليتق الل ربه ول ول يأب كاتب أن يكتب كما علمه الل
و ضعيفا أو ل يستطيع أن يمل هو يبخس منه شيئا فإن كان الذي عليه الحق سفيها أ
رأتان فليملل وليه بالعدل واستشهدوا شهيدين من رجالكم فإن لم يكونا رجلين فرجل وام
ن ترضون من الشهداء أن تضل إحداهما فتذ ر إحداهما الخرى ول يأب الشهداء مم ك
وأ قوم إذا ما دعوا ول تسأموا أن تكتبوه صغيرا أو كبيرا إلى أجله ذلكم أقسط عند الل
ارة حاضرة تديرونها بينكم فليس عليكم جناح للشهادة وأدنى أل ترتابوا إل أن تكون تج
بكم أل تكتبوها وأشهدوا إذا تبايعتم ول يضار كاتب ول شهيد وإن تفعلوا فإنه فسوق
والل مكم الل ويعل (414)بكل شيء عليم واتقوا الل
3. QS Ali Imra>n (3): 200
لعلكم تفلحون (422)يا أيها الذين آمنوا اصبروا وصابروا ورابطوا واتقوا الل
4. QS Al-Nisa>’ (4): 3, 79
106
ا ما طاب لكم من الن ساء مثنى وثلث ورباع وإن خفتم أل تقسطوا في اليتامى فانكحو
(1)فإن خفتم أل تعدلوا فواحدة أو ما ملكت أيمانكم ذلك أدنى أل تعولوا
وما أصابك من سي ئة فمن نفسك وأرسلناك للناس رسول ما أصابك من حسنة فمن الل
شهيدا (74)وكفى بالل
5. QS Al-Maidah (5): 45
ن وكتبنا عليهم فيها أن النفس بالنفس والعين بالعين والنف بالنف والذن بال ذن والس
ن و بالس الجروح قصاص فمن تصدق به فهو كفارة له ومن لم يحكم بما أنزل الل
(45)فأولئك هم الظالمون
6. QS Al-An‘a>m (6): 82,
(14)هم مهتدون لذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم المن و
7. QS Al-A‘ra>f (7): 56, 127, 145, 163, 172
قريب من ول تفسدوا في الرض بعد إصلحها وادعوه خوفا وطمعا إن رحمت الل
(57)المحسنين
ى وقومه ليفسدوا في الرض ويذرك وآلهتك قال وقال المل من قوم فرعون أتذر موس
(347)سنقت ل أبناءهم ونستحيي نساءهم وإنا فوقهم قاهرون
ة وأمر قومك وكتبنا له في اللواح من كل شيء موعظة وتفصيل لكل شيء فخذ ها بقو
(345)يأخذوا بأحسنها سأريكم دار الفاسقين
يوم واسألهم عن القرية التي كانت حاضرة البحر إذ يعدون في السبت إذ تأتيهم حيتانهم
عا ويوم (371)ل يسبتون ل تأتيهم كذلك نبلوهم بما كانوا يفسقون سبتهم شر
107
بهم عذابا شديدا قالوا مع مهلكهم أو معذ ة منهم لم تعظون قوما الل ذرة إلى وإذ قالت أم
قو روا به أنجينا الذين ينهون عن السوء ( 461)ن رب كم ولعلهم يت ا نسوا ما ذك فلم
ا عتوا عن ما نهوا عنه ( 461)وأخذنا الذين ظلموا بعذاب بئيس بما كانوا يفسقون فلم
وإذ تأذن ربك ليبعثن عليهم إلى يوم القيامة من ( 466)قلنا لهم كونوا قردة خاسئين
وقطعناهم في ( 461)يسومهم سوء العذاب إن ربك لسريع العقاب وإنه لغفور رحيم
الحون ومنهم دون ذلك وبلوناهم بالحسنات والسي ئات لعلهم الرض أمما منهم الص
فخلف من بعدهم خلف ورثوا الكتاب يأخذون عرض هذا الدنى ( 461)يرجعون
لم يؤخذ عليهم ميثاق الكتاب أن ل ويقولون سيغفر لنا وإن يأتهم عرض مثله يأخذوه أ
قون أفل تعق إل الحق ودرسوا ما فيه والدار الخرة خير للذين يت لون يقولوا على الل
لة إ ( 461) كون بالكتاب وأقاموا الص (411)نا ل نضيع أجر المصلحين والذين يمس
يتهم وأشهدهم على أنفسهم ألست برب كم قالوا وإذ أخذ ربك من بني آدم من ظهورهم ذر
(374)افلين بلى شهدنا أن تقولوا يوم القيامة إنا كنا عن هذا غ
8. QS Al-Taubah (9): 76
ا آتاهم من فضله بخلوا به وتولوا وهم معرضون (77)فلم
9. QS Hu>d (11): 116
ن فلول كان من القرون من قبلكم أولو بقية ينهون عن الفساد في الرض إل قليل مم
(337)أنجينا منهم واتبع الذين ظلموا ما أترفوا فيه وكانوا مجرمين
10. QS Yusuf (12): 30, 70
نا لنراها في وقال نسوة في المدينة امرأت العزيز تراود فتاها عن نفسه قد شغفها حبا إ
(12)ضلل مبين
108
ن أيتها العير إنك قاية في رحل أخيه ثم أذن مؤذ زهم بجهازهم جعل الس ا جه م فلم
(72)لسارقون
11. QS Al-H}ijr (15): 26
نسان من صلصا (47)ل من حمإ مسنون ولقد خلقنا ال
12. QS Al-Nah}l (16): 44, 64
ل إليهم ولعلهم يتف كر لتبي ن للناس ما نز بر وأنزلنا إليك الذ (44)كرون بالبي نات والز
لهم الذي اختلفوا فيه وهدى ورحمة لقوم يؤمنون وما أنزلنا عليك الكتاب إل لتبي ن
(74)
13. QS Al-Isra>’ (17): 29
(44)ول تجعل يدك مغلولة إلى عنقك ول تبسطها كل البسط فتقعد ملوما محسورا
14. QS Al-Kahfi (18): 13, 60, 77, 82
إنهم فتية آمنوا برب هم وزدناهم هدى (31)نحن نقص عليك نبأهم بالحق
(72)وإذ قال موسى لفتاه ل أبرح حتى أبلغ مجمع البحرين أو أمضي حقبا
ا أهل قرية استطعما أهلها فأبوا أن يضي فوهما فوجدا فيها جدارا يريد فانطلقا حتى إذا أتي
(77)أن ينقض فأقامه قال لو شئت لتخذت عليه أجرا
ا الجدار فكان لغلمين يتيمين في المدينة وكان تحته كنز لهما وكان أبوهما صالحا وأم
فأراد ربك أن يبلغا أشدهما ويستخرجا كنزهما رحمة من رب ك وما فعلته عن أمري
(14)ذلك تأويل ما لم تسطع عليه صبرا
15. QS Al-Anbiya>’ (21): 22
ا يصفون العرش عم رب لفسدتا فسبحان الل (44)لو كان فيهما آلهة إل الل
16. QS Al-H}ajj (22): 67
109
ة جعلنا منسكا هم ناسكوه فل ينازعنك في المر وادع إلى رب ك إنك لعلى هدى لكل أم
(77)مستقيم
17. Al-Furqa>n (25): 23
(41)وقدمنا إلى ما عملوا من عمل فجعلناه هباء منثورا
18. QS Al-Syu’ara>’ (26): 111
(333)قالوا أنؤمن لك واتبعك الرذلون
19. QS Al-Naml (27): 34, 38, 40
ة أهلها أذلة وكذلك يفعلون (14) قالت إن الملوك إذا دخلوا قرية أفسدوها وجعلوا أعز
(11)قال يا أيها المل أيكم يأتيني بعرشها قبل أن يأتوني مسلمين
ا رآه مست ا قال الذي عنده علم من الكتاب أنا آتيك به قبل أن يرتد إليك طرفك فلم قر
سه ومن عنده قال هذا من فضل رب ي ليبلوني أأشكر أم أكفر ومن شكر فإنما يشكر لنف
(42)كفر فإن رب ي غني كريم
20. QS Luqma>n (31): 13
رك لظلم عظيم إن الش (31)وإذ قال لقمان لبنه وهو يعظه يا بني ل تشرك بالل
21. QS Al-S}affa>t (37): 23, 53
فا (41)هدوهم إلى صراط الجحيم من دون الل
(51)أإذا متنا وكنا ترابا وعظاما أإنا لمدينون
22. QS S}ad (38): 75
(75)قال يا إبليس ما منعك أن تسجد لما خلقت بيدي أستكبرت أم كنت من العالين
23. QS Al-Fath} (48): 10
110
فوق أيديهم فمن نكث فإنما ينكث يد الل على نفسه إن الذين يبايعونك إنما يبايعون الل
فسيؤتيه أجرا عظيما (32)ومن أوفى بما عاهد عليه الل
24. QS Al-Ma’u>n (107): 7
(7)ويمنعون الماعون
111
Lampiran Penafsiran Muqa>til terhadap Ayat-ayat Tajsi>m
1. Penafsiran terhadap kata al-yad dalam QS. S}ad: 75
ما لك أل تسجد « 1« »قال يا إبليس ما منعك أن تسجد » -عز وجل -في علم هللا
يعني من -11 -لقت بيدي أستكبرت يعنى تكبرت أم كنت من العالين لما خ
المتعظمين
Dalam QS. A>li Imra>n: 64
وقالت اليهود يعني ابن صوريا وفنحاص اليهوديين وعازر بن أبي عازر يد الل
طها علينا بخير وليس بجواد وذلك أن مغلولة يعني ممسكة أمسك الل يده عنا فل يبس
ا عصوا واستحلوا ما حرم عليهم « 4»بسط -عز وجل -الل عليهم في الرزق فلم
: -عز وجل -أمسك عنهم الرزق، فقالوا عند ذلك يد الل محبوسة عن البسط يقول الل
خير ولعنوا بما قالوا بل يداه مبسوطتان غلت أيديهم يعني أمسكت أيديهم عن ال
بالخير ينفق كيف يشاء إن شاء وسع في الرزق وإن شاء قتر، هم خلقه وعبيده في
وليزيدن كثيرا منهم يعني اليهود من بني النضير ما أنزل إليك من : قبضته، ثم قال
عليه وسلم -ر الرجم والدماء ونعت دمحمرب ك يعني أم وكفرا -صلى الل طغيانا
عز -وألقينا بينهم يعني اليهود والنصارى، شر ألقاه« 2»بالقرآن يعني جحودا به
بينهم العداوة والبغضاء يعني يبغض بعضهم بعضا ويشتم بعضا إلى يوم -وجل
قيامة فل يحب اليهودي النصراني ول النصراني اليهودي كلما أوقدوا نارا للحرب ال
يعني كلما أجمعوا أمرهم على مكر بدمحم عليه وسلم -أطفأها الل في أمر -صلى الل
ل يظفرون بشيء أبدا ويسعون في وأطفأ نار مكرهم ف -عز وجل -الحرب فرقه الل
112
ل يحب المفسدين يعنى -61 -الرض فسادا يعني يعملون فيها بالمعاصي والل
العاملين
Dalam QS. Al-Isra>’: 29
ول تجعل يدك مغلولة إلى عنقك يقول ول تمسك يدك من البخل عن : سبحانه -فقال
ة فى حق ول تبسطها يعني في العطية كل البسط فل تبقي عندك فإن سئلت لم النفق
مغلولة : تجد ما تعطيهم كقوله -21 -فتقعد ملوما يلومك الناس محسورا « 4»يد الل
يعني منقطعا بك
Dalam QS. Al-Fath}: 10
يد الل بالوفاء لهم بما وعدهم من الخير فوق أيديهم حين قالوا إنما يبايعون الل
إنا نبايعك على أل نفر ونقاتل فاعرف لنا ذلك، فمن نكث البيعة فإنما -ملسو هيلع هللا ىلص -النبي
من البيعة فسيؤتيه ف ي الخرة أجرا ينكث على نفسه ومن أوفى بما عاهد عليه الل
يعني في الجنة نصيبا وافرا -41 -يعني جزاء عظيما
Dalam QS. Ya>si>n: 71
ا عملت أيدينا من فعلنا أنعاما البل والبقر والغنم فهم لها أولم يروا أنا خلقنا لهم مم
-14 -مالكون
110
CURRICULUM VITAE
Nama : Barokatun Nisa
NIM : 12531146
Jurusan / Prodi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Tempat/ Tgl. lahir : Brebes, 27 Januari 1995
E-Mail : [email protected]
CP : 085742541209
Facebook : Okah (Barokatun Nisa)
Motto : Proses!
Orang Tua : Samlawi, S.Pd.I (Abah)
Khusnul Farichatun (Ibu)
Alamat Asal :Dusun Watukumpul desa Laren RT/RW 001/005
Bumiayu Brebes Jawa Tengah 52273.
Alamat di Jogja : Ma’had putri An-Najwah B-1 No. 11, RT.05, RW.
30, Jobohan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman,
Yogyakarta 55572.
Pendidikan : TK Al-Ishlah Laren : 1999-2000
MI Al-Ishlah Laren : 2000-2005
SMP Al-Hikmah : 2005-2008
MAK Al-Hikmah 2 : 2008-2012
Pengalaman Organisasi :
OSIS Divisi Pendidikan 2006-2007
OSIM Al-Hikmah 02 Putri Divisi
Pendidikan dan Bahasa 2010-2011
Redaktur SARUNG 2012-2014
KOMINFO CSS MoRA UIN Sunan
Kalijaga 2014-2015