elektroforesis dna merupakan teknik untuk memisahkan sampel dna berdasarkan atas ukuran
TRANSCRIPT
Elektroforesis DNA merupakan teknik untuk memisahkan sampel DNA berdasarkan atas ukuran
(berat molekul) dan struktur fisik molekulnya. Gel yang biasa digunakan antara lain agarosa.
Elektroforesis gel agarosa dapat dilakukan untuk memisahkan sampel DNA dengan ukuran dari
beberapa ratus hingga 20.000 pasang basa (bp). Molekul DNA bermuatan negatif sehingga di
dalam medan listrik akan bermigrasi melalui matriks gel menuju kutub positif (anoda). Makin
besar ukuran molekulnya, makin rendah laju migrasinya. Berat molekul suatu fragmen DNA
dapat diperkirakan dengan membandingkan laju migrasinya dengan laju migrasi fragmen-
fragmen molekul DNA standar (DNA marker) yang telah diketahui ukurannya. Visulisasi DNA
selanjutnya dilakukan di bawah paparan sinar ultraviolet setelah terlebih dahulu gel dalam
pembuatannya ditambahkan larutan etidium bromid. Cara lain untuk melihat visualisasi DNA
adalah gel direndam di dalam larutan etidium bromid sebelum dipaparkan di atas sinar ultraviolet
(Anam 2010).
a. Elektroforesis
hasil isolasi plasmid diambil sebanyak 10µL
ditambahkan 2µL loading dye
elektroforesis
Hasil Percobaan
Gambar1 hasil elektroforesis sel agarose DNA
Keterangan :
Sumur yang memiliki plasmid adalah sumur ke 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, dan 13 (dilihat dari kiri kekanan)
Sumur yang tidak ada plasmidnya adalah sumur ke 4, 6, 12 (dilihat dari kiri kekanan)
Sumur 1 adalah sumur lamda
Sumur 2 adalah sumur pGEM
Pembahasan
Ukuran DNA dapat dilihat dari jarak pita yang muncul pada sumur ketika
dielektroforesis. Kerusakan DNA ditandai oleh pita smear pada hasil elektroforesis. Tidak
dapatnya DNA dipotong dengan enzim restriksi terlihat dari terbentuk tidaknya pita smear hasil
elektroforesis setelah DNA dipotong dengan enzim restriksi EcoRI. EcoRI menghasilkan pita
DNA smear ketika dielektroforesis karena enzim ini termasuk ke dalam frequent cutter (Vos et
al 1995). Berdasarkan hasil pengamatan pada sumur hasil elektroforesis sel agarose DNA, dapat
diketahui bahwa sumur yang berhasil yaitu sumur yang memiliki plasmid dan terlihat
pendarannya (pita) yang dibedakan dengan pendaran kontrol, yaitu lamda dan pGEM seperti
sumur 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, dan 13 (gambar1). Sementara yang tidak berhasil yaitu sumur 4,
6, dan 12 (gambar1). Ketidakberhasilan ini dikarenakan pita DNA elektroforesis tidak terbentuk
(pendaran). Hal ini disebabkan karena DNA tidak dapat dipotong dengan enzim restriksi EcoRI
dan kemungkinan cairan DNA yang akan dielektroforesis kotor sehingga pada saat migrasi
kotorannya ikut masuk.
Pada saat percobaan terdapat beberapa larutan yang dipakai untuk mengisolasi plasmid
sampai elektroforesis. Proses isolasi plasmid, endapan bakteri disuspensi menggunakan larutan A
(EDTA). Hal ini disebabkan larutan A berfungsi sebagai larutan buffer dan sebagai pengkelat
yang dapat mengikat ikatan kation sehingga dapat menurunkan tegangan. Endapan yang telah
tersuspensi diberi larutan B (NaOH dan SDS). Tujuan pemberian larutan ini untuk melisiskan
bakteri dan menaikkan pHnya. Setelah lisis bakteri diberi larutan C (sodium asetat) yang
berfungsi untuk menetralisasi serta menurunkan pH. Selain ketiga larutan tersebut, cairan DNA
plasmid diekstrak dengan larutan PCI (Fenol/Kloroform/Isoamil alkohol) dan diberi etanol 70%
untuk menghilangkan kandungan garamnya. Pada proses elektroforesis, DNA yang akan
dimigrasikan dicampur dengan larutan loading dye dan blue bromophenol. Hal ini untuk
menandai laju migrasi DNA dan sebagai larutan pewarna.
Kesimpulan
Dari hasil isolasi dan elektroforesis DNA gel agarose dapat disimpulkan bahwa
elektroforesis dikatakan berhasil jika terlihat pita (pendaran) yang panjang dan dibedakan dengan
sumur kontrol, yaitu lamda dan pGEM. Jarak pita ini menandakan ukuran DNA yang muncul
pada sumur. Ketidakberhasilan dalam elektroforesis dikarenakan tidak terlihatnya pita DNA. Hal
ini disebabkan karena DNA tidak dapat dipotong dengan enzim restriksi EcoRI dan
kemungkinan cairan DNA yang akan dielektroforesis kotor sehingga pada saat migrasi
kotorannya ikut masuk.
Anam K. 2010. Isolasi dan pemetaan DNA plasmid. Bogor : Bioteknologi
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.