ekwan 1

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep relung ekologi hampir tidak terpisahkan dari konsep kompetisi antarspesies, akan tetapi sangat sulit untuk mendefinisikannya secara tepat. Relung ekologi adalah jumlah total semua penggunaan sumber biotik dan abiotik oleh organisme di lingkungannya. Salah satu cara untuk menangkap konsep itu adalah melalui analogi yang dibuat oleh ahli ekologi Eugene Odum: “jika habitat suatu organisme adalah alamatnya, relung adalah pekerjaannya. Dengan kata lain, relung suatu organisme adalah peranan ekologisnya-bagaimana ia “cocok dengan” suatu ekosistem”. Relung suatu populasi kadal pohon tropis, misalnya, terdiri dari banyak variabel, antara lain kisaran suhu yang dapat ia tolerir, ukuran pohon dimana ia bertengger, waktu siang hari ketika ia aktif, serta ukuran dan jenis serangga yang ia makan. Istilah relung

Upload: heriherwanto

Post on 13-Aug-2015

241 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ekwan 1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep relung ekologi hampir tidak terpisahkan dari konsep kompetisi

antarspesies, akan tetapi sangat sulit untuk mendefinisikannya secara tepat.

Relung ekologi adalah jumlah total semua penggunaan sumber biotik dan abiotik

oleh organisme di lingkungannya. Salah satu cara untuk menangkap konsep itu

adalah melalui analogi yang dibuat oleh ahli ekologi Eugene Odum: “jika habitat

suatu organisme adalah alamatnya, relung adalah pekerjaannya. Dengan kata lain,

relung suatu organisme adalah peranan ekologisnya-bagaimana ia “cocok dengan”

suatu ekosistem”.

Relung suatu populasi kadal pohon tropis, misalnya, terdiri dari banyak

variabel, antara lain kisaran suhu yang dapat ia tolerir, ukuran pohon dimana ia

bertengger, waktu siang hari ketika ia aktif, serta ukuran dan jenis serangga yang

ia makan. Istilah relung fundamental mengacu pada kumpulan sumberdaya yang

secara teoritis mampu digunakan oleh suatu populasi di bawah keadaan ideal.

Pada kenyataannya, masing-masing populasi terlibat dalam jaring-jaring interaksi

dengan populasi spesies lain, dan pembatas biologis, seperti kompetisi, predasi,

atau ketidakhadiran beberapa sumberdaya yang dapat digunakan. Adanya

berbagai macam cara atau tindakan yang dilakukan organism dalam melakukan

kompetisi di alam melatar belakangi kami untuk melakukan penelitian untuk

mengetahui sebagian tindakan organism dalam mempertahankan hidup.

1

Page 2: ekwan 1

2

B. Tempat Pengamatan

Tempat pengamatan dari studi kasus ini adalah kebun jagung belakang

kampus II.

C. Rumusan masalah

Masalah yang akan di bahas adalah sebagai berikut :

1. Apa perbedaan dari kompetisi Interfrensi dan kompetisi Eksploitasi?

2. Bagaimana contoh dari kompetisi Interfrensi dan kompetisi eksploitasi

dalam lingkungan sekitar?

D. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan kompetisi Interfrensi dan kompetisi

Eksploitasi

2. Untuk mengetahui contoh-contoh organism yang melakukan kompetisi

Interfrensi dan kompetisi eksploitasi dilingkungan sekitar.

Page 3: ekwan 1

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Beberapa ahli ekologi menekankan keutamaan kompetisi pada masa lampau,

memperlihatkan beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kompetisi tersebut

merupakan suatu faktor penting dalam pembentukan beberapa hubungan.

Ekologis yang kita lihat saat ini. Dengan demikian, pada banyak kasus kita harus

mempelajari apa yang telah dikatakan oleh ahli ekologi Joseph H. Cornell sebagai

“hantu kompetisi masa lalu( ghost of competition past)” Kita akan melihat

beberapa contoh dari hal ini, akan tetapi pertama kita perlu mengulas dua istilah

yaitu populasi simpatrik ditemukan pada daerah geografis yang sama dan dapat

berinteraksi, sementara populasi allopatrik ditemukan pada daerah geografis yang

berbeda.

Kompetisi masa lalu adalah pengamatan bahwa spesies yang sama tampaknya

selalu memperlihatkan beberapa perbedaan relung ketika hidup bersama-sama

dalam suatu komunitas. Pola pembagian sumberdaya dimana spesies simpatrik

mengonsumsi makanan yang sedikit berbeda atau menggunakan sumberdaya lain

dengan cara yang sedikt berbeda, telah tercatat dengan baik konsusnya pada

hewan. Beberapa spesies kadal alboreal dari genus anolis, misal, sering kali

adalah simpatik. Pada suatu tempat di republic dominika, tujuh spesies anolis

hidup berdekatan satu sama lain. Setiap spesies memakan artropoda kecil yang

mendarat di teritorinya. Akan tetapi, masing-masing spesies menggunakan tempat

bertengger khusus dan perbedaan tempat bertengger khusus dan perbedaan tempat

bertengger, hal inilah yang minimalkjan kompetesi antar spesies kadal tersebut.

3

Page 4: ekwan 1

4

Setiap spesies juga memiliki ciri sruktural yang khas , seperti ukuran tubuh

atau panjang kaki, yang mengadaptasikannya dengan microhabitat khususnya.

Hal-hal tersebut menujukan bahwa seleksi alam telah memilih tempat bertengger

khusus di antara kadal-kadal simpatrik. Pola pembagian sumberdaya yang serupa

sudah terbukti pada komunitas anolis lain di seluruh wilayah tropis benua

Amerika. Dalam kasus ini, pembagian sumberdaya kelihatannya merupakan

“hantu(ghosh)” yang di sebabkan oleh kompetisi masa silam di antara sepsis kadal

tersebut.

Bukti kedua akan keutamaan kompetisi datang dari pembandingan spesies-

spesies yang berkerabat dekat yang populasinya kadal-kadal simpatrik dan kadal-

kadal allopatrik. Meskipun populasi allopatrik spesies seperti itu strukturnya mirip

dan menggunakan sumberdaya yang sama, populasi simpatrik sering kali

menunjukan perbedaan dalam struktur tubuh dan dalam sumberdaya yang mereka

gunakan. Kecendrungan karakter-karakter akan lebih berbeda dalam populasi

simpatik dua spesies di bandingkan dengan dalam populasi allopatrik dua spesies,

disebut pergantian karakter burung finch Galapagos memberikan suatu contoh

baik mengenai pergantian dalam ukuran paruh dan, barang kali, dalam biji yang

dapat mereka makan secara paling efisien. Populasi allopatrik geospiza fuliginosa

dan G. fortis memiliki paruh dengan ukuran yang serupa, tetapi di pulau dimana

kedua spesies itu di temukan, suatu perbedaan yang signifikan mengenai paruh

telahdievolusikan.

Contoh-contoh pembagian sumberdaya dan pergantian karakter adalah sangat

kuat, akan tetapi percobaan lapangan yang terkontrol memberikan bukti-bukti

Page 5: ekwan 1

5

yang lebih kuat bahwa satu spesies dapat mempengaruhi kepadatan dan

persebaran spesies lain ketika mereka berada dalam kompetisi langsung. Dalam

suatu kajian klasik, Connell memanipulasi kepadatan dua spesies teritip yang

biasanya tumbuh dalam tingkat yang berbeda di zona pasang surut berbatu dan

bersaing untuk mendapatkan tempat bertaut yang demikian terbatas pada

permukaan batu-batuan. Teritip yang bercangkang lebih berat, yaitu balanus,

tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan chthamalus, dan cangkang balanus

tumbuh menyodok bagian bawah cangkang chthamalus dan sungguh-sungguh

menyingkirkan chthamalus dari pemukaan batu. Setelah Connell menyingkirkan

balanus dari tingkat yang lebih rendah dimana balanus paling umum di temukan,

Chthamalus mampu tumbuh di sana.

Inilah suatu contoh kompetisi interferensi; satu spesies mampu

menyingkirkan spesies lain dari daerah dimana relung fundamental mereka saling

tumang tindih. Percobaan lapangan yang serupa pada berbagai ragam spesies

tumbuhan dan hewan menyarankan bahwa kompetisi antar spesies berlangsung

kuat pada beberapa keadaan.

Perbedaan ini barangkali itu menghindari kompetisi dengan cara memakan

biji-bijian yang ukurannya berbeda dan barang kali menujukkan “hantu” yang di

sebabkan oleh kompetisi masa silam. Contoh-contoh pembagian sumberdaya dan

pergantian karakter adalah sangat kuat, akan tetapi percobaan lapangan yang

terkontrol memberikan bukti-bukti yang lebih kuat bahwa satu spesies dapat

mempengaruhi kepadatan dan persebaran spesies lain ketika mereka berada dalam

kompetisi langsung. Dalam suatu kajian klasik, Connell memanipulasi kepadatan

Page 6: ekwan 1

6

dua spesies teritip yang biasanya tumbuh dalam tingkat yang berbeda di zona

pasang surut berbatu dan bersaing untuk mendapatkan tempat bertaut yang

demikian terbatas pada permukaan batu-batuan. Teritip yang bercangkang lebih

berat, yaitu balanus, tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan chthamalus, dan

cangkang balanus tumbuh menyodok bagian bawah cangkang chthamalus dan

sungguh-sungguh menyingkirkan chthamalus dari pemukaan batu. Setelah

Connell menyingkirkan balanus dari tingkat yang lebih rendah dimana balanus

paling umum di temukan, Chthamalus mampu tumbuh di sana.

Inilah suatu contoh kompetisi interferensi; satu spesies mampu

menyingkirkan spesies lain dari daerah dimana relung fundamental mereka saling

tumang tindih. Percobaan lapangan yang serupa pada berbagai ragam spesies

tumbuhan dan hewan menyarankan bahwa kompetisi antar spesies berlangsung

kuat pada beberapa. Relung ekologi (ecological niche) adalah jumlah total semua

penggunaan sumberdaya biotik dan abiotik oleh organisme di lingkungannya.

Salah satu cara unuk menangkap konsep itu adalah melalui analogi yang dibuat

oleh ahli ekologi Eugene Odum :Jika habitat suatu organisme adalah alamatnya,

relung adalah pekerjaannya. Dengan kata lain, relung suatu organisme adalah

peranan ekologisnya bagaimana ia “cocok dengan” suatu ekosistem. Relung suatu

populasi kadal pohon tropis, misalnya terdiri dari banyak variabel, antara lain

kisaran suhu yang dapat ia tolerir, ukuran pohon dimana ia bertengger, waktu

siang hari ketika ia aktif, serta ukuran dan jenis serangga yang ia makan.

Istilah relung fundamental (fundamental niche) mengacu pada kumpulan

sumberdaya yang secara teoristis mampu digunakan oleh suatu populasi dibawah

Page 7: ekwan 1

7

keadaan ideal. Pada kenyataannya, masing-masing populasi terlibat dalam jaring-

jaring interaksi dengan populasi spesies lain, dan pembatas biologis, seperti

kompetisi, predasi, atau ketidakhadiran beberapa sumberdaya yang dapat

digunakan, bisa memaksa populasi tersebut untuk hanya menggunakan sebagian

relung fundamentalnya. Sumberdaya yang sesungguhnya digunakan oleh suatu

populasi secara kolektif disebut relung realisasi (realized niche)–nya.

Sekarang kita dapat menyatakan kembali prinsip eksklusi kompetitif untuk

menyatakan bahwa dua spesies tidak dapat hidup bersama-sama dalam suatu

komunitas jika relungnya identik. Akan tetapi, spesies yang secara ekologis

serupa, dapat hidup bersama-sama dalam suatu komunitas, jika terdapat satu atau

lebih perbedaan yang berarti dalam relung mereka. Bila dua spesies bergantung

pada sumber tertentu dalam lingkungannya, maka mereka saling bersaing untuk

mendapatkan sumber tersebut. Yang paling sering terjadi, sumber yang

diperebutkan tersebut adalah makanan, tetapi dapat pula hal-hal seperti tempat

berlindung, tempat bersarang, sumber air, dan tempat yang disinari matahari

(untuk tumbuhan). Semua persyaratan ekologis suatu spesies merupakan relung

ekologis spesies tersebut. Habitat dan relung. Tempat hidup seekor hewan disebut

habitatnya, sejumlah habitat umum , antara lain: tanah berlumpur, bendungan,

kuala, gurun, dan sebagainya. Dalam golongan-golongan besar ini terdapat

pembagian-pembagian lagi. Jadi beberapa hewan di daerah tepi danau meliang di

dalam lumpur sedangkan yang lain hidup di antara tumbuhan ini. Subdivisi habitat

demikian itu disebut mikrohabitat. Relung ekologis suatu organisme harus

tersedia di dalam habitatnya. Akan tetapi, konsep relung menyangkut

Page 8: ekwan 1

8

pertimbangan yang tidak hanya sekedar tempat tinggal organisme. Kedudukan

yang ditempati oleh suatu spesies di dalam jaring-jaring makanan merupakan

faktor utama dalam menentukan relung ekologisnya. Tetapi faktor lain juga ikut

terlibat. Sebagai contoh kisaran suhu, kelembaban, salinitas dan sebagainya, yang

dapat diterima oleh setiap dua spesies dalam suatu habitat untuk ikut menentukan

relung ekologisnya.

Page 9: ekwan 1

9

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kompetisi Interferensi

kompetisi interferensi adalah suatu kompetisi dimana suatu spesies mampu

menyingkirkan spesies lain dari daerah dimana relung fundamental mereka saling

tumang tindih. Percobaan lapangan yang serupa pada berbagai ragam spesies

tumbuhan dan hewan menyarankan bahwa kompetisi antar spesies berlangsung

kuat pada beberapa. Relung ekologi (ecological niche) adalah jumlah total semua

penggunaan sumberdaya biotik dan abiotik oleh organisme di lingkungannya.

Salah satu cara unuk menangkap konsep itu adalah melalui analogi yang dibuat

oleh ahli ekologi Eugene Odum :Jika habitat suatu organisme adalah alamatnya,

relung adalah pekerjaannya. Dengan kata lain, relung suatu organisme adalah

peranan ekologisnya bagaimana ia “cocok dengan” suatu ekosistem. Contoh

organism atau spesies yang melakukan kompetisi interferensi sesuai dengan hasil

pengamatan kami yaitu belalang kembara (Locusta migratoria) dan belalang kayu

(Valanga nigricornis).

Belalang kembara dewasa panjang tubuhnya 35-50 mm pada jantan, 45-55

mm pada betina; dewasa bervariasi dalam ukuran antara 40 dan 60 mm menurut

jenis kelaminnya dan lebih kecil daripada dewasa yang hidup soliter. Frons

vertical; elytra panjang, mengkilat, 43.5-56.0 mm pada jantan, 49.0-61.0 mm pada

betina. Sayap berwarna, tanpa bands. Femora belakang hitam-kebiruan mulai dari

bagian basal. Panjang femur belakang 22-26 mm pada jantan, 20-32 mm pada

betina. Tibia belakang kekuningan atau merah. Thorax ditutupi dengan sejumlah

9

Page 10: ekwan 1

10

rambut pendek. Pronotum tanpa cruciform,  berbentuk pelana pada individu fase

gregariuos, dengan strangulasi (strangulation) yang jelas dan “median keel” yang

lurus atau sedikit cekung (tampak lateral). Pada individu fase soliter, pronotum

tidak memiliki strangulasi, dengan “median keel” yang cembung (tampak lateral).

Larva memiliki 5 instar.

Warna dan ukuran belalang kembara bervariasi sesuai fase (bentuk gregarius

atau soliter) dan umur. Nimfa gregarius berwarna kuning hingga oranye dengan

bintik-bintik hitam. Nimfa soliter berwarna hijau atau coklat. Dewasa gregarius

berwarna kuning kecoklatan. Dewasa soliter berwarna coklat dengan berbagai

tingkatan warna hijau tergantung pada warna vegetasi. 

Klasifikasi dari belalang kembara yaitu:

Kingdom: AnimaliaPhylum : ArthropodaClass: Insecta Order: OrthopteraSuborder: CaeliferaFamily: AcrididaeSubfamily: OedipodinaeTribe: LocustiniGenus: LocustaSpecies: migratoriaNama Ilmiah:     Locusta migratoria (Linnaeus, 1758).

Sedangkan belalang kayu memiliki ciri-ciri morfologi yang hampir sama

dengan belalang kembara, bedanya hanya pada ukuran tubuh dan warna tubuh,

belalang kayu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari belalang kayu, juga

warna dari belalang kayu lebih gelap sedikit yaitu berwarna kecoklatan dibanding

Page 11: ekwan 1

11

warna belalang kembara yang berwarna hijau. Klasifikasi dari belalang kayu

yaitu:

Klasifikasi ilmiah belalang kayu (Valanga nigricornis)

Kingdom Animalia Linnaeus, 1758 – hewan (animals)

Phylum Arthropoda Latreille, 1829 – hewan beruas (arthropods)

Subphylum Hexapoda Latreille, 1825 – "berkaki enam"

Class Insecta Linnaeus, 1758 – serangga (insects)

Order Orthoptera Latreille, 1793 - belalang (grashoppers, locusts), belalang daun

(katydids) dan jangkrik (crickets)

Suborder Caelifera Ander, 1939 – belalang (short-horned grasshoppers)

Superfamily Acridoidea (MacLeay, 1821) Burmeister, 1839

Family Acrididae MacLeay, 1821 – belalang (grasshoppers)

Subfamily Cyrtacanthacridinae W.F. Kirby, 1902

Tribe Cyrtacanthacridini

Genus Valanga Uvarov, 1923

Species V. nigricornis

Nama ilmiah / nama latin: Valanga nigricornis (H. Burmeister, 1838)

Kedua jenis spesies belalang ini melakukan kompetisi interferensi, dimana

kedua jenis belalang ini saling memperebutkan sumberdaya, baik berupa tempat

maupun sumber makanan. Belalang kembara biasanya berada pada lahan

Page 12: ekwan 1

12

perkebunan sepertti kebun jagung, sedangkan belalang kayu biasanya berada pada

pohon-pohon jati, tetapi tidak menutup kemungkinan bila belalang kayu akan

berpindah tempat ke lahan perkebunan jagung apabila jenis belalang kembara

dihilangkan dari habitatnya. Belalang kayu lebih cenderung bisa beradaptasi

dengan kondisi lingkungan yang ada, sedangkan belalang kembara tidak bisa

menempati habitat dari belalang kayu karena ukuran dari belalang ini tidak

memungkinkan untuk mencapai pohon-pohon yang tinggi karena tekanan angin

yang cukup kuat untuk menghalangi belalang kembara terbang ke pohon.

B. Kompetisi Eksploitasi

Kompetisi Eksploitasi merupakan suatu bentuk kompetisi atau persaingan

pemamfaatan sumber daya dimana relung fundamental mereka saling berbagi.

Contoh spesies dari hewan yang melakukan kompetisi eksploitasi yaitu semut

hitam dan semut rangrang.

Semut hitam atau Lasius fuliginosus, biasanya hidup pada pohon-pohon besar

dan membangaun sarang disana. Sarang mereka biasanya berada pada celah-

celah/ lubang pada pohon-pohon. Semut hitam memiliki ukuran tubuh yang

kecil .dan berwarna hitam, memiliki pergerakan tubuh yang cepat.

Menurut Latreille (1978) semut hitam dapat diklasifikasikan sebagai berikut,

Ordo : Hymenoptera

Divisi : Holometabola

Klas : Insecta

Famili : Formicidae

Genus : Lacius

Species : Lasius Fuliginosus

Page 13: ekwan 1

13

Sedangkan rangrang atau Oecophylla smaragdina adalah

serangga eusosial (sosial sejati), dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada

keberadaan pohon (arboreal). Mereka membuat sarang yang terbuat dari lembar-

lembar daun yang mula-mula saling direkatkan oleh semut-semut pekerja,

kemudian diperkuat dengan sutra yang dikeluarkan oleh larvanya. Di dalam

sarang dapat ditemukan ratu semut yang berwarna hijau muda kemerah-merahan,

dan ribuan semut pekerja berukuran besar (disebut “maksima”) dan berukuran

kecil (disebut “minima”). Pekerja maksima bertugas untuk mencari pakan,

mempertahankan dan mengelola sarang, dan memperbesar koloni, sedangkan

pekerja minima bertugas mengasuh semut-semut muda, dan sekaligus beternak

serangga-serangga simbion, misalnya kutu perisai. Klasifikasi dari semut ini

adalah:

Kingdom: Animalia

Phylum: Arthropoda

Class: Insecta

Order: Hymenoptera

Family: Formicidae

Genus: Oecophylla

Species: Oecophilla smaragdina

Kedua jenis saemut ini melakukan kompetisi eksploitasi

dalam habitat mereka, karena kedua semut ,ini mempunyai

habitat yang sama yaitu diatas pohon-pohon tetapi, mereka tidak

saling bersaing dalam mendapatkan sumber daya karena kedua

semut ini mempunyai gigi yang berbeda, sehingga makanan

yang mereka makan berbeda. Semut hitam biasanya memakan

Page 14: ekwan 1

14

sisa, pohon yang sudah lapuk, sedangkan semut rangrang

memakan serangga-serangga kecil dan juga buah-buahan,

sehingga kedua jenis hewan ini tidak tumpang tindih dalam

memperoleh sumber makanan.