ekotum_uyung fix oyee

12
TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN “LIFE FORM” Disusun Oleh : Nurul Qomariyah K4309061 / A PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: nurul-qomariyah

Post on 21-Jul-2015

488 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN

LIFE FORM

Disusun Oleh : Nurul Qomariyah K4309061 / A

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

EKOLOGI TUMBUHAN

A. KONSEP EKOLOGI DAN EKOSISTEM Pengertian Ekologi Ekologi adalah ilmu yang sudah ada sejak beratus tahun lalu, pencetusnya adalah Ernest Haekel seorang zoologist berkebangsaan Jerman, kata oekologie berasal dari kata oikos yang artinya rumah dan logos yang artinya ilmu sehingga secara harafiah dimaksudkan kajian mengenai mahkluk hidup di habitat atau dalam lingkungannya. Untuk memberikan definisi tentang ekologi tumbuhan, perlu dipahami definisi ekologi itu sendiri. Definisi ekologi menurut Soerianegara dan

Indrawan, (1982) dan Resosoedarmo, dkk (1986) adalah ilmu yg mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan . Sedangkan Kandeigh (1980) mendefinisikan ekologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme yang satu dengan yang lain serta lingkungannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekologi tumbuhan dapat didefinisikan sebagai ilmu yg mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup (Tumbuhan) dengan lingkungan atau ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tumbuhan yang satu dengan yang lain serta lingkungannya. Menurut C. Elton (1927) ekologi adalah ilmu yang mengkaji sejarah alam atau perkehidupan alam (natural history) secara ilmiah, dan menurut Andrewartha (1961) ekologi adalah ilmu yang membahas penyebaran (distribusi) dan kemelimpahan organisme. Eugene P. Odum (1983) menyatakan bahwa ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur dan fungsi alam. Charles J. Krebs (1978) menyatakan ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji interaksi-interaksi yang menentukan penyebaran dan kemelimpahan organism. Ilmu ekologi pada dasarnya menjelaskan hubungan antara organisme tumbuhan maupun hewan- dengan lingkungannya. Sifat setiap benda hidup dimengerti dari segi hubungannya. Bukan hanya dengan alam secara fisik -

termasuk tanah, air dan iklim- tetapi juga dengan benda hidup lain dalam suatu pola saling ketergantungan yang dinamakan ekosistem. Contoh ekosistem dari Sumatera adalah hutan tropis dataran rendah, hutan mangrov, sungai, lahan basah gambut, dll. Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut. Dalam studi ekologi digunakan metode pendekatan secara

rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.

Vegetasi Pengertian vegetasi adalah semua spesies tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah yang luas, yang memperlihatkan pola distribusi menurut ruang dan waktu. Tumbuhan penutup permukaan bumi merupakan vegetasi yang dapat berbeda dalam ruang dan waktu untuk komponen spesies penyusunnya, berdasarkan ukuran keluasan maka vegetasi dapat dibedakan dalam formasi adalah suatu tipe vegetasi yang sangat luas yang menutupi permukaan bumi, sebagai contoh adalah formasi Taiga, dimana keberadan formasi Taiga terletak pada pada beberapa benua, komposisi formasi taiga pada beberapa benua merupakan suatu komposisi tumbuhan yang identrik sehingga tetap dengan nama formasi Taiga. Ukuran keluasan formasi Taiga seperti tergambar dalam peta vegetasi dibawah ini: Formasi Taiga pada beberapa tempat di belahan bumi mempunyai penyusun vegetasi yang mempunyai kesamaan dalam hal, komposisi floristik, fisiognomi dan muncul pada habitat yang relatif konsisten yang disebut

sebagai asosiasi. Penyusun formasi Taiga merupakan bermacam macam Asosiasi yang juga dapat dikatakan sebagai komunitas, dibawah ini adalah dua contoh asosiasi yang terdapat dalam formasi Taiga:

Jadi.dalam suatu tipe formasi terdiri dari banyak Asosiasi penyusun yang salah satu dan lainnya dapat sangat berbeda dalam fisiognominya. Berdasarkan ciri dan batasan asosiasi maka asosiasiasi dapat juga dikatakan sebagai komunitas, namun tidak semua komunitas dapat dinyatakan sebagai suatu asosiasi. Tipe vegetasi yang terdiri dari beberapa bagian vegetasi dicirikan oleh bentuk pertumbuhan (growth form) atau life form dari tumbuhan dominan, terbesar atau paling melimpah atau tumbuhan yang karakteristik. Contoh bentuk pertumbuhan adalah herba tahunan, pohon yang selalu hijau, berdaun lebar, semak meranggas pada musim kering, tumbuhan berdaun jarum ataupun tumbuhan yang bertahan dengan umbi ataupun rhizoma. Bentuk pertumbuhan dari vegetasi dapat termasuk dari satu atau lebih dari hal berikut: a. Ukuran : Lama hidup, kerasnya kayu, atau takson. Contohnya adalah herba anual, perenial, perenial berkayu, pohon ataupun pohon merambat. b. Derajad kebebasan suatu takson. Contohnya adalah tumbuhan hijau yang berakar dalam tanah, parasit,saprophite atau epipit. c. Morphologi takson. Misalnya batang suculent (jaringan tebal dan lunak), daun suculent, bentuk roset, berduri, berambut. d. Sifat daun takson. Misalnya besar, kecil, kaku, selalu hijau, meranggas pada waktu musim kering, bentuk daun jarum, atau bentuk daun lebar. e. Phenologi : waktu kejadian daur hidup dalam kaitannya dengan isyarat lingkungan seperti menggugurkan daun, bertunas, berbunga.

B. LIFE FORM Tanaman diklasifikasikan ke dalam keluarga taksonomi, marga, jenis, varietas, dan lain-lain. Namun, hal ini bukan satu-satunya cara untuk mengklasifikasikan tanaman. Spesies dan individu dapat dikelompokkan ke dalam bentuk hidup atau kelas pertumbuhan bentuk atas dasar kesamaan mereka dalam struktur dan fungsi. Suatu bentuk kehidupan tanaman biasanya

dipahami sebagai suatu bentuk pertumbuhan yang menampilkan hubungan yang jelas faktor penting lingkungan. Metode untuk menunjukkan spektruk biologi yang paling banyak digunakan adalah sistem life form Raunkier. Raunkier membuat klasifikasi dunia tumbuhan yang didasarkan atas letak kuncup pertumbuhan terhadap permukaan tanah. Jadi life form adalah spectrum biologi yang digunakan untuk mengklasifikasikan dunia tumbuhan berdasarkan letak kuncup pertumbuhan terhadap permukaan tanah. Iklim menentukan vegetasi di suatu wilayah, beberapa spesies dalam komunitas dapat dikelompokkan kedalam beberapa bentuk pertumbuhan berdasarkan kenampakan umum pertumbuhannya. Bentuk suatu vegetasi merupakan ekspresi dan indikator iklim. Ide ini dipelopori oleh Raunkiaer (1934). Ia menganggap bahwa di bawah kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan yang mengendalikan bentuk pertumbuhan dan mendorong terhadap suhu yang ekstrim dan kekeringan. Raunkiaer memberikan tiga pedoman untuk menyatakan karakteristik bentuk pertumbuhan: a. Karakter itu harus struktural dan esensial dan harus memberikan adaptasi morfologi yang penting. b. Karakter itu harus cukup jelas dan sudah dilihat di alam. c. Semua bentuk pertumbuhan yang digunakan harus menggunakan kriteria dengan sistem yang sama dan secara statistik dapat untuk

membandingkan komunitas satu dengan komunitas yang lain.

Gb 1. Bentuk pertumbuhan (Life form)

Tipe life form dapat dilihat dengan banyak cara, satu diantaranya adalah dengan tipe life form dari Raunkier yag berdasarkan kuncup perenating dikelompokan sebagai berikut : a) Phanerophyte (P) Golongan Phanerophyte ini ditandai dengan terdapatnya tunas (kuncup prenating) di ranting atau cabang, Kuncup perenating terletak pada ketinggian paling tidak 25 cm diatas permukaan tanah. Golongan ini biasanya berupa berkayu (pohon dan semak tinggi) liana, tumbuhan merambat berkayu, epifit dan batang sukulen yang tinggi. Menurut tingginya Phanerophytes dikelompokkan menjadi: 1) Megaphanerophytes lebih dari 30 meter 2) Mesophanerophytes 8 sampai 30 meter 3) Microphanerophytes 2 sampai 8 meter 4) Nanophanerophytes 25 cm sampai 2 meter Kecuali itu ditambah lagi apakah tunas (kuncup) terlindung atau telanjang dan apakah tanaman selalu hijau atau kadang-kadang menggugurkan daunnya. b) Chamaeophyte (Ch) Golongan Chamaephyte ini ditandai dengan terdapatnya tunas atau kuncup perenaying yang terletak di batang dan menjalar di atas tanah, dimana kuncup prenaying berkedudukan dekat dengan permukaan tanah (dibawah 25 cm). Tinggi tanaman yang termasuk golongan ini tidak lebih dari 25 cm, tetapi tunas selalu di atas tanah. Untuk melindungi dari kondisi yang tidak menguntungkan tunas terletak di bawah daun-daun yang mati di tempat-tempat yang bersalju. Ciri dari golongan tumbuhan ini yaitu herba, suffrutescent (suffruticose, perdu rendah, kecil, bagian pangkal berkayu dengan tunas berbatang basah), atau tumbuhan berkayu rendah, tumbuhan succulent rendah, tumbuhan cushion (bantalan). Ada beberapa macam Chamaephytes: 1) Subfructicosa chamaephytes tunas terlindung oleh bahan-bahan mati.

2) Passive chamaephytes 3) Active chamaephytes 4) Cushion chamaephytes

batang menjalar di atas tanah. kuncup di atas tanah. transisi Chamaephytes dan Hemicryptophytes.

c) Hemycriptophite (H) Golongan Hemycriptophite ini hidup di permukaan tanah, rumputrumput, begitu pula tunas dan batang terlindung oleh tanah dan bahanbahan mati. Ciri dari golongan tumbuhan ini yaitu herba perenial dimana bagian aerial mati pada akhir pertumbuhan, meninggalkan kuncup pada atau tepat dibawah permukaan tanah dan herba berdaun lebar musiman dan rumput-rumputan, tumbuhan roset. d) Cryptophite (Cr) Golongan Cryptophite ini memiliki kuncup perenating terletak dibawah lapisan tanah atau terbenam dalam permukaan air. Contoh tumbuhan yang termasuk dalam golongan ini yaitu tumbuhan darat dengan rimpang dalam, umbi atau tuber, tumbuhan perairan emergent, mengapung atau tenggelam dan berakar pada dasar. Tunas dan batang di permukaan tanah, bahan cadangan makanan di bawah tanah dengan katagori sebagai berikut: 1) Geophytes 2) Helophytes rhizoma, semua tumbuhan dengan bulbus, tuber. tumbuhan yang hidup di tanah yang jenuh air.

3) Hydrophytes tumbuhan air e) Therophyte (Th) Termasuk semua tumbuhan satu musim, dimana pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan titik pertumbuhan berupa embrio dalam biji. Sebuah komunitas di mana sebagian besar tanaman diklasifikasikan sebagai cryptophytes dan hemicryptophytes akan menjadi karakteristik dari lingkungan dingin atau kering. Spektrum life form merupakan suatu penggambaran yang menunjukkan kelompok porsentase tumbuhan penyusun suatu komunitas.

Biasanya dalam pengungkapan vegetasi berdasarkan klasifikasi Raunkier, vegetasi dijabarkan dalam bentuk spektrum yang menggambarkan jumlah setiap tumbuhan untuk setiap bentuk tadi. Hasilnya akan memperlihatkan perbedaan struktur tumbuhan untuk daerah-daerah dengan kondisi regional tertentu. Dengan demikian sifat klimatik habitat yang berbeda tercermin oleh karakteristik fisiognomi anggota komunitas dan karakteristik akan diturunkan pada bentuk struktur yang dikenal dengan life form suatu spesies. Dengan membandingkan life form dua atau lebih komunitas akan didapatkan sifat klimatik penting yang mengendalikan komposisi komunitas. Sifat komunitas terhadap berbagai faktor lingkungan yang mengendalikan ruang (yang mengendalikan nilai penutupan) dan hubungan kompetitif komunitas tersebut. Untuk membantu dalam menginterpretasi spektrum life form suatu komunitas tumbuhan, Raunkier membuat spektrum life form normal untuk flora dunia. Spektrum life form ini didasarkan pada 1000 spesies yang dipilih secara acak dan digunakan sebagai pembanding. Porsentase spesies dalam berbagai kelas life form untuk spektrum normal sebgai berikut: Tabel 1. Porsentase spesies dalam berbagai klas life form untuk spektru berdasar Raunkier. P 46 % Ch 9% H 26 % Cr 6% Th 13 % Jumlah 100 %

Klasifikasi Braun-Blanquetes Braun-Blanquetes (1951) mengadakan modifikasi atas klasifikasi yang diadakan oleh Raukiaer, yang kemudian menghasilkan klasifikasi sebagai berikut: 1. Phytoplankton (tumbuhan melayang) dibedakan: a) Aeroplankton (melayang di udara) b) Hydroplankton (melayang di air) c) Cryoplankton (melayang di es dan salju) 2. Phytoedaphon (mikro flora tanah) dibedakan:

a) Aerophytobionts (aerobic) b) Anaerophytobionts (anaerobic) 3. Endophytes dibedakan: a) Endoxylophytes (parasit tumbuhan) b) Endoxythophytes (algae, fungsi dan lichenes) c) Endozoophytes (patogen dalam hewan dan manusia) 4. Therophytes dibedakan: a) Thallotherophytes b) Bryotherophytes c) Pteridotherophytes d) Entherophytes 5. Hydrophytes (kecuali plankton) 6. Geophytes 7. Hemicryptophytes 8. Chamaephytes 9. Phanerophytes 10. Epiphyta arborisola (Tree epiphytes)

Spektrum biologi atau spektrum fitoklimatik Sistem Raunkiaer secara umum mendasarkan pada cara dan posisi organ reproduksi untuk mempertahankan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan. Dengan demikian karakter vegetasi adalah struktural, esensial dan adaptial. Kemudian diinginkan dasar yang lebih sederhana untuk

perbandingan secara statistik. Dengan sederhana atas persentase bentuk kehidupan (pertumbuhan) vegetasi aetiap areal yang merupakan komunitas vegetasi inilah yang disebut spektrum biologi. Karena setiap kelas-kelas bentuk kehidupan sangat berhubungan dengan lingkungannya maka spektrum biologi merupakan petunjuk langsung (indikator) lingkungan. Raunkiaer membuat suatu spektrum normal yang didasarkan atas sampling dari keadaan flora dunia di seribu tempat (keadaan).

Spektrum normal melengkapi suatu dasar kehadiran persentase setiap kelas dalam flora, yang akan ditetapkan spektrum normal adalah : 1. Phanerophytes 2. Chamaephytes 3. Hemicryptophytes 4. Cryptophytes 5. Therophytes : 46% : 9% : 26% : 6% : 13%

Kemudian spektrum biologi dikerjakan dan dibandingkan dengan spektrum Raunkiaer ini. Di hutan hujan tropik persentase phanerophytes di tempat-tempat yang berbeda berkisar antara 0-74%. Persentase yang lebih besar ini menyebabkan keadaan iklim yang phanerophytic. Persentase Therophytes lebih dari 40% menyebabkan iklim yang ekstrim dingin. Persentase yang tinggi Hemicryptophytes (lahan rumput) geophytes (Cryptophytes) iklim mediteran dan dalam hutan musim dengan daun lebar. Tetapi karena banyaknya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan vegetasi yang kadang-kadang kondisi iklim tidak dicerminkan oleh vegetasi maka kesimpulan-kesimpulannya sering salah. Antara lain seperti jumlah Therophytes yang besar di daerah Phanerophytes yang dominan, juga aktivitas yang lain sangat cepat mengubah spektrum biologi. Untuk lebih mencapai ketepatannya maka harus dilengkapi dengan pengaruh luas daun, ukuran daun merupakan petunjuk yang sangat erat hubungannya dengan kondisi iklim, pengelompokkan tersebut ialah: 1. Leptophyl 25 mm2 2. Nanophyl 25 - 225 mm2 (9 x 25) 3. Microphyl 225 - 2025 mm2 (92 x 25) 4. Mesophyl 2025 - 18.225 mm2 (93 x 25) 5. Macrophyl 18.225 - 164.025 mm2 (94 x 25) 6. Megaphyl lebih dari 164.025 mm2

Pentingnya Life Form (Bentuk Kehidupan)

1. Pergeseran dari rumput ke semak-semak, seperti mesquite dan kreosot, dapat mengubah akumulasi karbon dan nitrogen dalam tanah. 2. Pergeseran dari rumput ke semak dapat mengubah siklus air dalam sistem semi kering (pola distribusi akar dan struktur atas tanah tanaman). 3. Perluasan mesquite baik di Texas dan New Mexico menggeser pola perakaran dari halus, akar permukaan untuk satu didominasi oleh akar kasar terkonsentrasi lebih dalam di bawah kanopi semak. 4. Di atas struktur tanah dapat mempengaruhi aliran udara, Albedo dan pola air perkolasi. 5. Kondisi abiotik cukup berbeda di bawah kanopi semak relatif di bawah kanopi rumput. 6. Di sisi lain, peningkatan vegetasi berkayu di padang rumput dan sabana telah terlibat dalam penggurunan dan penurunan produktivitas ekonomi rangelands barat daya. 7. Invasi Bromus tectorum (rumput tahunan) ke Great Basin (Bromus madritensis rubens di Gurun Mojave) telah mengurangi kualitas pakan untuk ternak dan frekuensi kebakaran berubah. 8. Ini mungkin memberikan informasi tentang respon masyarakat terhadap faktor lingkungan tertentu, pada pemanfaatan ruang (jika dikombinasikan dengan nilai-nilai penutup), dan hubungan kompetitif kemungkinan dalam masyarakat. 9. Berharga bagi siswa yang tidak dapat membayangkan bagaimana dari nama spesies terlihat, terutama berkenaan dengan bentuk kehidupan fungsional seperti deciduousness atau evergreenness pada spesies tanaman berkayu. 10. Komunitas deskripsi berdasarkan fisiognomi, bentuk kehidupan, dan sifat-sifat fungsional lainnya (sebagai lawan dari sifat taksonomi seperti identitas spesies di masyarakat) berguna karena mereka mengizinkan perbandingan tegakan secara luas terpisah yang memiliki kesamaan floristik sedikit atau tidak ada. Perbandingan ini sering menunjukkan konvergensi dari tipe vegetasi, diberi macroenvironment serupa.

DAFTAR PUSTAKA http://sriwidoretno.staff.fkip.uns.ac.id/ekologi-tumbuhan/ http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2185049-definisi-sejarahdan-ruang-lingkup/ http://www.vcbio.science.ru.nl/en/virtuallessons/landscape/raunkiaer/. http://fp.uns.ac.id/~hamasains/ekotan%203.htm. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/ 0027%20Bio%201-6b.htm http://elfisuir.blogspot.com/2010/02/konsep-dasar-ekologi-tumbuhan.html