efek analgesik dekokta pelepah pisang l. “uli” pada...
TRANSCRIPT
i
EFEK ANALGESIK DEKOKTA PELEPAH PISANG Musa paradisiaca L.
“ULI” PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS YANG TERINDUKSI
ASAM ASETAT
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Felicia Hermawan
NIM: 168114023
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbingku dalam
mengerjakan skripsi ini
Papa, Mama, Adik, Kakak serta seluruh keluarga besarku yang selalu
menyemangatiku dan mendoakanku dalam penyusunan karya ini
Teman- teman FSM A 2016 yang selalu memberiku dukungan
Serta Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus oleh karena anugerah
dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEK
ANALGESIK DEKOKTA PELEPAH PISANG Musa Paradisiaca L. “ULI”
PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS YANG TERINDUKSI ASAM
ASETAT” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang
berjudul “UJI AKTIVITAS INVIVO HIPOGLIKEMIK DAN ANALGESIK
DAUN PISANG”.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis
hadapi namun pada akhirnya dapat melampauinya berkat adanya bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun secara spiritual. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan berkah dan rahmat-Nya
kepada saya saat menyusun skripsi ini hingga selesai penyusunan.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
3. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt., selaku Ketua Program Studi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogykarta.
4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku Kepala Laboratorium
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin
untuk penggunaan segala fasilitas laboratorium selama penelitian.
5. Ibu Phebe Hendra,M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang sangat sabar dan baik dalam membimbing saya memberikan banyak
kritik dan saran dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.
6. Ibu Dr. Erna Triwulandari, Apt., selaku dosen penguji atas kritik dan saran
selama penyusunan skripsi.
7. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas
kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik
Universitas Sanata Dharma.
9. Mas Antonius Dwi Priyana dan Mas Sarwanto selaku Sekretariat S1
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang memberikan informasi
selama perkuliahan dan ujian.
10. Pak Heru Purwanto, Pak Kayatno, Pak Yohanes Wagiran, dan Mas Bimo
yang telah membantu pengerjaan penelitian skripsi ini.
11. Pak Bambang yang memperbolehkan saya dan kelompok saya mengambil
sampel pelepah dan daun pisang di Kebun Plasma Nutfah, Giwangan,
Yogyakarta.
12. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
13. Keluargaku yang terkasih, Papa Lie Johan Hermawan, Mama Hoo Irine
Hariyani, Cicik Yessica Octavia Hermawan, Koko Leonardo Setiadi, dan
Adek Adelia Hermawan yang selalu memberikan semangat dan kekuatan
dalam penyusunan skripsi ini
14. Erwin Chandra yang selalu menemani, memberikan semangat,
mendengarkan keluh kesah saya selama penyusunan skripsi ini.
15. Teman- teman GPMP (Gerakan Perjuangan Mencit Punya) Edo, Jojo dan
Manda yang telah bersama- sama berjuang menyelesaikan skripsi ini dari
hari kerja hingga hari libur tetap melakukan penelitian.
16. Teman- teman FSM A 2016 dan seluruh angkatan 2016 yang telah
berdinamika, baik panitia maupun dalam perkuliahan.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang
telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat terbuka apabila
terdapat saran dan kritik. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan dan pembaca.
Yogyakarta, 8 Oktober 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………........... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………........... ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………….. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ………...............................................................
vi
PRAKATA ……………………………………………………………….......... vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………... x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….......... xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………........... xii
ABSTRAK ……………………………………………………………….......... xiii
ABSTRACT ………………………………………………………………….... xiv
PENDAHULUAN ……………………………………………………………... 1
METODE PENELITIAN …………………………………………………….... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………... 9
KESIMPULAN ………………………………………………………………... 17
SARAN ……………………………………………………………………....... 17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 18
LAMPIRAN …………………………………………………………………... 21
BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………………… 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Pengujian kandungan metabolit sekunder dalam sediaan
dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli” dengan
metode uji kromatografi lapis tipis (KLT) ………………… 10
Tabel II. Pengujian kandungan metabolit sekunder dalam sediaan
dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli” dengan
metode uji tabung ………………………………………….. 11
Tabel III. Rata- rata jumlah geliat dan hasil uji T selang waktu
pemberian asetosal 10 dan 15 mencit (n=3) ……………...... 14
Tabel IV. Rata- rata jumlah geliat, %proteksi, dan perubahan %
proteksi pada pengujian DPPU …………………………..... 15
Tabel V. Hasil Analisis Mann- Whitney U Test Pada Pengujian Rata-
rata Jumlah Geliat, %proteksi, dan Perubahan %proteksi
DPPU ……………………………………………………… 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Serbuk Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”………... 26
Gambar 2. Sediaan Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L.
“Uli” ……………………………………………………... 27
Gambar 3. Hasil Penetapan Serbuk Pelepah Pisang Musa paradisiaca
L. “Uli” ………………………………………………….. 28
Gambar 4. Geliat Mencit ……………………………………………. 29
Gambar 5. Hasil Uji KLT Flavonoid Panjang Gelombang 254 nm … 30
Gambar 6. Hasil Uji KLT Flavonoid Panjang Gelombang 365 nm … 31
Gambar 7. Hasil Uji KLT Saponin Panjang Gelombang 365 nm …... 32
Gambar 8. Hasil Uji Tabung Flavonoid …………………………….. 33
Gambar 9. Hasil Uji Tabung Saponin ………………………………….
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ehtical Clearance dari Fakultas Kedokteran
UGM ………………………………………………...... 21
Lampiran 2 Surat Legalitas Analisis Data oleh Pusat Kajian CE&BU
Fakultas Kedokteran UGM …………………………… 22
Lampiran 3 Surat Determinasi Pelepah Pisang Musa paradisiaca L.
“Uli" …………………………………………………… 23
Lampiran 4 Data Perhitungan Dosis ………………………….......... 24
Lampiran 5 Perhitungan Konversi Dosis Dekokta Pelepah Pisang
Musa paradisiaca L. “Uli" dari mencit ke manusia ….. 25
Lampiran 6 Serbuk Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli"…… 26
Lampiran 7 Sediaan Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L.
“Uli" …………………………………………………... 27
Lampiran 8 Hasil Penetapan Kadar Air …………………………… 28
Lampiran 9 Geliat Mencit ………………………………………..... 29
Lampiran 10 Hasil Uji KLT Flavonoid Dideteksi Pada Panjang
Gelombang 254 nm …………………………………... 30
Lampiran 11 Hasil Uji KLT Flavonoid Dideteksi Pada Panjang
Gelombang 365 nm …………………………………... 31
Lampiran 12 Hasil Uji KLT Saponin Dideteksi Pada Panjang
Gelombang 365 nm …………………………………... 32
Lampiran 13 Hasil Uji Tabung Flavonoid ………………………….. 33
Lampiran 14 Hasil Uji Tabung Saponin …………………………..... 34
Lampiran 15 Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat pada Penetapan
Selang Waktu Pemberian Asetosal …………………... 35
Lampiran 16 Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat Uji Analgesik
Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli" …………... 37
Lampiran 17 Lampiran 17. Hasil Analisis Statistik % Porteksi Geliat
terhadap Kontrol Negatif Aquadest 33,33 mg/kgBB
pada Uji Analgesik Pelepah Pisang Musa paradisiaca L.
“Uli" …………………………………………………... 47
Lampiran 18 Hasil Analisis Statistik Perubahan % Porteksi Geliat
terhadap Kontrol Positif Asetosal 91 mg/kgBB pada Uji
Analgesik Pelepah Pisang Musa paradisiaca L.
“Uli" …………………………………………………… 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
Musa paradisiaca L. merupakan jenis varietas pisang yang memiliki
manfaat sebagai analgesik karena mengandung metabolit sekunder yaitu saponin
dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek analgesik dan
persen proteksi dari dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" pada mencit
betina yang terinduksi asam asetat 1%. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Pada penelitian
ini digunakan 25 ekor mencit betina galur Swiss yang dibagi acak menjadi 5
kelompok sama rata untuk pengujian efek analgesik. Kelompok I (kontrol negatif)
diberikan aquadest, kelompok II (kontrol positif) diberikan asetosal, dan kelompok
III, IV, V (kelompok perlakuan) diberikan sediaan dekokta pelepah pisang Musa
paradisiaca L. “Uli” dengan 3 peringkat dosis (833,34; 1666,67; 3333,33 mg/kgBB)
yang diberikan secara peroral. Asam asetat diberikan secara intraperitoneal dengan
selang waktu orientasi terlebih dahulu. Analisis hasil dilakukan dengan menghitung
jumlah kumulatif geliat pada mencit selama 1 jam dan dianalisis secara statistik
dengan uji Shapiro-Wilk untuk melihat distribusi data yang dilanjutkan dengan uji
Post-Hoc apabila terdapat perbedaan antar kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dekokta pelepah pisang Musa
paradisiaca L. “Uli" memiliki efek analgesik terhadap mencit betina galur Swiss.
Efek analgesik yang dihasilkan oleh dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L.
“Uli” dengan dosis 833,34; 1666,67; 3333,33 mg/kgBB memiliki persen proteksi
berturut- turut 90,6; 98,2; 98,1 %.
Kata kunci : analgesik, asam asetat, dekokta, pelepah pisang Musa paradisiaca L.
“Uli”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Musa paradisiaca L. is a type of banana variety that has benefit as an
analgesic because it contains a secondary metabolite, those are saponin and
flavonoids. This study aims to prove the effect of analgesic and protection
percentation of Musa paradisiaca L. “Uli” banana midrib decoction on female
mice induced by 1% acetic acid. This research is an experimental study with one
way randomized completed direct sampling. On this research, 25 Swiss mice
female strains used and those were randomly divided into 5 equal groups for the
analgesic effect test. Group I (negative control) was given aquadest, group II
(positive control) was given acetosal, and groups III, IV, V (treatment group) were
given preparations Musa paradisiaca L. “Uli” banana midrib decoction with 3 type
of doses (833.34; 1666.67; 3333.33 mg / kgBW) given by oral. Acetic acid was
given intraperitoneally with an interval of orientation in advance. Analysis of the
results is done by calculating the cumulative amount of writhing in mice for 1 hour
and statistically analyzed with the Shapiro-Wilk test to see data distribution
followed by Post-Hoc test if there are differences between groups.
The result of the study showed the Musa paradisiaca L. “Uli” banana midrib
decoction has analgesic effect in female mice of Swiss strain. Analgesic effect
which was produced by a decoction of Musa paradisiaca L. “Uli” banana midrib
decoction doses 833,34 ; 1666,67 ; 3333,33 mg/kgBW have percent protection
respectively 90,6 ; 98,2 ; 98,1 %.
Keywords: acetic acid, analgesic, decoction, Musa paradisiaca L. “Uli” banana
midrib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Nyeri dapat didefinisikan sebagai bentuk pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan
jaringan atau cenderung akan terjadi kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang
menunjukkan kerusakan jaringan (IASP, 2017). Respon nyeri timbul karena adanya
rangsangan secara kimiawi, fisik, maupun mekanik yang melewati ambang batas
nyeri sehingga terjadi pelepasan mediator- mediator nyeri seperti histamin,
bradikinin, leukotrin, dan prostaglandin (Tjay dan Rahardja, 2015). Nyeri dapat
memengaruhi semua area kehidupan manusia termasuk tidur, pikiran, emosi, dan
aktivitas kehidupan sehari- hari. Nyeri adalah gejala yang paling umum mendorong
pasien untuk berkunjung ke rumah sakit atau ke tempat pelayanan media (Dipiro,
2013).
Analgesik menurut Medical Subject Heading merupakan obat penghilang
rasa sakit yang dapat didefinisikan sebagai “senyawa yang mampu menghilangkan
rasa sakit tanpa kehilangan kesadaran”. Kata analgesik berasal dari kata analgesia
yang berarti “tanpa rasa sakit” (dari bahasa Yunani an- “tidak” + algein “rasa
sakit”). Analgesik juga dapat memiliki aktivitas sebagai antipiretik (menurunkan
demam) atau antiinflamasi (Samuelsen, 2016). Mekanisme kerja dari obat analgesik
yang dapat ditimbulkan untuk mengurangi rasa nyeri adalah menghambat enzim
sikloogsigenase (COX- 1 dan COX- 2) sehingga mencegah sintesis prostaglandin,
yang menghasilkan pengurangan kepekaan nosiseptor dan peningkatan ambang
nyeri (Dipiro, 2013). Salah satu contoh obat analgesik adalah asetosal yang
merupakan obat analgesik golongan NSAID (Non- steroidal Anti Inflammatory
Drugs) yang bekerja menghambat enzim COX sehingga mencegah terjadinya
pelepasan prostaglandin (Tjay dan Rahardja, 2015). Obat merupakan unsur penting
dalam upaya penyelenggaraan kesehatan, oleh karena itu diperlukan obat dalam
jumlah dan jenis yang cukup dengan kebutuhan sehingga dapat bermanfaat. Selain
obat sintesis, terdapat obat tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat. Hal
ini dikarenakan merebaknya kecenderungan atau tren hidup kembali ke alam “back
to nature” (Hidayati dan Perwitasari, 2011) sehingga menambah keingintahuan
masyarakat tentang khasiat tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Tanaman pisang merupakan jenis tanaman yang sering dijumpai di
Indonesia. Hal ini dikarenakan tanaman pisang termasuk tanamanan yang
serbaguna yang dapat dimanfaatkan disetiap bagian tanaman pisang seperti akar,
batang (bonggol), batang semu (pelepah), daun, bunga, buah, sampai kulitnyapun
dapat dimanfaatkan. Bagian tanaman pisang yang sering dimanfaatkan adalah
buahnya, karena buah pisang kaya akan sumber vitamin dan karbohidrat serta
sangat digemari orang karena enak untuk dimakan atau melalui pengelolaan
terlebih dahulu. Walaupun setiap bagian tanaman pisang bisa dimanfaatkan, bagian
batang semu (pelepah) merupakan bagian yang jarang digunakan dibandingkan
dengan bagian tanaman pisang lainnya.
Salah satu jenis pisang yang terdapat di Indonesia adalah pisang uli (Musa
paradisiaca L.). Sediaan eksrak air batang pisang (Musa paradisiaca L.)
mengandung beberapa metabolit sekunder yaitu tanin, alkaloida, flavonoid, saponin
dan polifenol (Onyenekwe, et al., 2013). Beberapa kandungan metabolit sekunder
yang terdapat didalam batang pisang (Musa paradisiaca L.) yaitu saponin (Yassin
et al., 2013) dan flavonoid (Madeswaran et al., 2012) memiliki aktivitas analgesik.
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rikomah (2016) yang
menyatakan bahwa pelepah pisang uli memiliki aktivitas analgesik dikarenakan
kandungan saponin yang ada dalam ekstrak etanol pelepah pisang Musa
paradisiaca L. “Uli".
Saponin memiliki akvitias analgesik dengan mekanisme menghambat
produksi enzim sikloosigenase 2 (COX- 2), dimana COX- 2 memproduksi
prostaglandin (PGE-2) yang merupakan salah satu mediator nyeri. Apabila
produksi prostaglandin (PGE-2) dihambat maka respon nyeri tidak akan terjadi
(Han et al., 2013). Mekanisme analgesik dari flavonoid juga hampir sama dengan
saponin, dimana flavonoid menghambat enzim sikloosigenase (COX) sehingga
tidak terbentuk COX-1 maupun COX-2 maka produksi prostaglandin (PGE-2) juga
akan terhambat (Madeswaran et al., 2012). Selain memiliki mekanisme analgesik,
flavonoid juga memiliki mekanisme sebagai antioksidan yaitu sebagai pengelat
radikal bebas (ROS) dengan cara memberikan atom oksigen atau dengan cara
transfer elektron tunggal. Mekanisme antioksidan ini juga berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
efek analgesik. Rasa nyeri dapat terjadi karena adanya Reactive Oxygen Species
(ROS) yang merusak jaringan, sehingga apabila terdapat kandungan flavonoid
maka Reactive Oxygen Species (ROS) akan tergenapi kembali atom oksigennya
sehingga menjadi tidak reaktif dan tidak merusak jaringan (Banjarnahor dan
Artanti, 2014).
Terkait dengan kandungan saponin dan flavonoid yang ada di pelepah
pisang dan kurangnya pemanfaatan pelepah pisang, maka diharapkan dengan
adanya sediaan dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" dapat digunakan
sebagai terapi penanganan nyeri. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin
mengetahui pengaruh efek analgesik dengan pemberian dekokta pelepah pisang
Musa paradisiaca L. “Uli" pada mencit betina galur Swiss yang terinduksi asam
asetat secara intraperitonial dan menghitung presentase proteksi geliat dekokta
pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" pada mencit betina galur Swiss yang
terinduksi asam asetat secara intraperitonial.
Alasan penggunaan dekokta dikarenakan prinsip pembuatan dekokta
hampir sama dengan perebusan yang biasa dilakukan oleh masyarakat dan sediaan
dekokta ini merupakan sediaan yang sudah terstandarisasi oleh Badan Pengawasan
Obat dan Makanan. Perbedaan sediaan dekokta dengan infusa terletak pada lama
pemanasan yang dilakukan dimana sediaan dekokta memerlukan waktu 30 menit
sedangkan infusa hanya memerlukan waktu 15 menit. Lama waktu pemanasan
memungkinkan terjadinya perbedaan jumlah kandungan metabolit sekunder antara
sediaan dekokta dan infusa karena semakin lama waktu pemanasan semakin banyak
pula pelarut dapat masuk ke dalam komponen serbuk untuk menarik kandungan
dalam serbuk.
METODE PENELITIAN
Penelitian efek analgesik sediaan dekokta pelepah pisang Musa
paradisiaca L. “Uli" dengan metode rangsang kimia pada mencit betina galur Swiss
termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak pola lengkap
searah. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik, Fakultas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dengan nomor referensi
KE/FK/0510/EC/2019.
Alat dan bahan penelitian
Alat- alat yang digunakan dalam penelitian antara lain tampah, kain hitam,
blender, moisture balance, ayakan dengan nomer mesh 50, erlenmeyer, gelas ukur,
gelas beaker, labu ukur, pipet tetes, corong kaca, timbangan analitik, batang
pengaduk, panci enamel, waterbath (penangas air), thermometer, kain flannel,
spuit, needle, stopwatch, dan kotak kaca pengamat hewan uji.
Hewan uji yang digunakan berupa mencit galur Swiss dalam kondisi sehat,
yang memiliki jenis kelamin betina, umur 2- 3 bulan, dan berat badan 20- 30 gram
yang diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma. Pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" yang diperoleh dari
Perkebunan Plasma Nutfah Pisang, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta, DIY.
Bahan penelitian lain yang digunakan adalah asetosal, asam asetat glasial, CMC-
Na, dan aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Organik Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Metode
Determinasi pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Bagian
Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bahan
yang digunakan untuk determinasi tanaman adalah bagian pelepah pisang Musa
paradisiaca L. “Uli". Determinasi tanaman dilakukan dengan mencocokan bagian
tanaman yang digunakan dengan buku kunci determinasi.
Pembuatan simplisia dan serbuk pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
Pelepah pisang yang diambil adalah bagian tengah diantara daun pisang
dan bagian yang diambil dari pangkal daun hingga ujung. Pelepah yang diambil
dalam kondisi masih segar, tidak busuk, dan memiliki waktu dan tempat pemanenan
yang sama. Pelepah pisang dikumpulkan dan dideterminasi, dibersihkan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kotoran dengan cara dicuci dibawah air mengalir, kemudian ditiriskan lalu dirajang.
Setelah itu dikeringkan dengan cara diangin- anginkan selama 4 x 24 jam dan
dilanjutkan menggunakan oven pada suhu 40oC selama 7 jam. Setelah kering
kemudian diblender untuk menghasilkan serbuk sampel atau simplisia kemudian
diayak menggunakan nomer mesh 50.
Penetapan kadar air serbuk pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
Penetapan kadar air serbuk kering merupakan indikator persyaratan serbuk
yang baik dengan nilai kadar air ≤10% (Kemenkes RI, 2014). Kadar air dilakukan
menggunakan alat moisture balance dengan metode thermogravimetri. Serbuk
kering pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" yang telah diayak sebanyak 5
gram pada timbangan analitik, dimasukkan pada moisture balance dan diratakan.
Pemanasan serbuk dilakukan pada suhu 105oC dalam waktu 15 menit, dan
presentase kadar air dalam serbuk akan ditampilkan pada alat.
Pembuatan sediaan dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
Serbuk kering pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" ditimbang
sebanyak 10,0 gram kemudian ditambahkan aquadest sebagai pelarut sebanyak 20,0
mL kemudian ditambahkan lagi aquadest hingga volume mencapai 100,0 mL.
Setelah volume mencapai 100,0 mL larutan diletakkan diatas penangas air dengan
suhu 90oC, dijaga agar suhu tetap selama 30 menit dan setiap interval waktu 5 menit
dilakukan pengadukan. Waktu 30 menit mulai dihitung pada saat suhu telah
mencapai 90oC. Setelah 30 menit, campuran diambil dan diperas menggunakan
kain flannel kemudian ditambahkan air panas secukupnya saja melalui ampas
hingga diperoleh volume dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
sebanyak 100,0 mL, sehingga didapatkan konsentrasi sediaan dekokta pelepah
pisang Musa paradisiaca L. “Uli" sebesar 10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pengujian kandungan metabolit sekunder dalam sediaan dekokta pelepah pisang
Musa paradisiaca L. “Uli" dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Pengujian metabolit sekunder berupa saponin dilakukan dengan cara
lempeng silica gel 60 GF 254 Merck disiapkan dengan ukuran panjang 20 cm dan
lebar 10 cm. sampel ditotolkan dengan jarak 3 cm dari bagian tepi kiri lempeng dan
tepi bawah lempeng kemudian jarak elusi fase gerak sebesar 15 cm dengan batas
atas tepi lempeng 2 cm. Lempeng dimasukan ke dalam chamber yang berisi eluen
yaitu campuran homogen lapisan bawah pelarut antara kloroform : metanol :
aquadest (13:7:2) dalam 100 mL. Lempeng dibiarkan terelusi hingga eluen
mencapai batas atas lempeng kemudian dikeluarkan dan dikeringkan diudara.
Lakukan penyemprotan SbCl3 dengan cara SbCl3 1,9 g dalam 50 mL aquadest.
Pengamatan noda menggunakan lampu UV 365 nm kemudian dilakukan
penghitungan nilai Rf (Sefrani, 2015).
Pengujian flavonoid dengan metode KLT ini menggunakan fase gerak etil
asetat : metanol : air (4:5:1) dengan fase diam siligal gel GF254. Kertas saring
dimasukan kedalam bejana yang sudah terisi fase gerak, kemudian totolkan sampel
1- 3 tetes pada fase diam silica gel GF254 dan totolkan baku pembanding (rutin)
sebanyak 1- 3 tetes disamping sampel. Setelah jenuh, plat dimasukkan kedalam
bejana dan dielusi. Setelah dielusi, plat diambil dan dikeringkan terlebih dahulu
kemudian disemprot dengan AlCl3 dan sitroborat. Bercak dan warna yang timbul
diamati di bawah sinar UV dan dihitung nilai Rfnya (Agustina, 2016).
Pengujian kandungan metabolit sekunder dalam sediaan dekokta pelepah pisang
Musa paradisiaca L. “Uli" dengan metode uji tabung
Sebanyak 10 mL dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
ditambahkan dengan 5 mL aquadest kemudian dikocok kuat dan diamati busa atau
buih yang terbentuk. Keberadaan senyawa saponin dalam sampel ditandai dengan
terbentuknya buih yang stabil.
Sebanyak 1 mL dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" dipipet
dan dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL FeCl3 10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Keberadaan flavonoid ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat kehijauan
atau hitam atau adanya endapan.
(Onyema et al., 2016)
Penetapan selang waktu pemberian asetosal (Uji Pendahuluan)
Pada uji pendahulan dilakukan penetapan selang waktu pemberian
asetosal. Selang waktu pemberian asetosal merupakan jeda antara pemberian zat uji
secara peroral dengan injeksi asam asetat secara intraperitonial. Pada selang waktu
tersebut, diharapkan zat uji dapat diabsorbsi sehingga memberikan efek analgesik
yang optimal. Dalam penelitian yang dilakukan, digunakan sebanyak 6 ekor mencit
betina galur Swiss dengan berat 20- 30 gram, umur 2- 3 bulan yang telah dipuasakan
selama 10- 12 jam dibagi secara acak menjadi 2 kelompok. Masing- masing
kelompok terdiri dari 3 ekor mencit. Kelompok I untuk mencit dengan selang waktu
pemberian asetosal selama 10 menit (Wulandari dan Hendra, 2011), dan kelompok
II untuk dengan selang waktu 15 menit (Rikomah, 2016). Perbedaan selang waktu
pemberian asetosal ini dilakukan untuk mengetahui waktu optimum yang
diperlukan agar zat uji (aquadest, asetosal, ataupun sediaan dekokta pelepah pisang
Musa paradisiaca L. “Uli” yang diberikan secara oral dapat terabsorpsi secara
sempurna sebelum asam asetat disuntikkan secara intraperitonial. Asam asetat 1%
dosis 50 mg/kgBB diinjeksikan secara intraperitonial pada kelompok I setelah
selang waktu 10 menit dan kelompok II setelah selang waktu 15 menit pemberian
suspensi asetosal 91 mg/kgBB secara peroral. Selanjutnya akan dihitung rata-rata
geliat dengan selang waktu tersebut dan dipilih berdasarkan waktu yang paling
efektif dalam pemberian sediaan dekokta terhadap penurunan jumlah geliat.
Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji
Jumlah hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah 25 ekor
mencit betina galur Swiss. Mencit tersebut akan dikelompokkan secara acak
menjadi 5 kelompok. Kelompok I akan dijadikan kelompok kontrol negatif dimana
mencit akan diberikan aquadest, kelompok II merupakan kelompok positif mencit
akan diberikan asetosal, dan kelompok III merupakan kelompok perlakuan dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mencit akan diberikan sediaan dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
yang terbagi menjadi 3 peringkat dosis yaitu 833,33; 1666,67; 3333,33 mg/KgBB
dan diberikan secara peroral pada mencit. Setelah pemberian aquadest, asetosal dan
sediaan dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli", asam asetat 1% akan
diberikan pada mencit secara intraperitonial dengan selang waktu 15 menit.
Pengamatan akan dilakukan dengan melihat respon geliat mencit dalam waktu 1
jam.
Penetapan persen proteksi geliat dan perubahan persen proteksi geliat
Pengukuran aktivitas analgesik dilakukan dengan menggunakan metode
rangang kimia, dimana mencit betina galur Swiss akan diinduksi nyeri dengan
menggunakan bahan kimia yaitu asam asetat 1%. Pengukuran akan diamati selama
1 jam. Respon geliat yang terjadi pada pengujian daya analgesik diamati dan
dihitung apabila mencit melakukan gerakan menggeliat yang ditandai dengan cara
menarik kedua kaki kebelakang dengan menempelkan perut pada alas kaca kotak
pengamat kaca hewan uji sehingga tubuh mencit terlihat memanjang. Penentuan %
proteksi geliat terhadap kontrol negatif dihitung dengan persamaan yaitu:
% Proteksi geliat = 100 – [(P/K) x 100]
Keterangan :
P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian obat yang ditetapkan
K= jumlah kumulatif geliat hewan uji kontrol
(Winarti dan Wantiyah, 2011)
Data proteksi geliat tersebut kemudian dianalisis secara statistik. Uji
kemudian dilanjutkan dengan pengukuran perubahan persen proteksi geliat
menggunakan hasil % proteksi geliat terhadap kontrol positif yang di hitung
menggunakan rumus:
Perubahan % proteksi geliat = ((A-B)/B)) x 100
Keterangan:
A = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuan
B = rata-rata persen proteksi geliat pada kontrol positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Analisis Statistik
Data pengamatan jumlah geliat yang didapatkan dikumulatifkan,
kemudian dilakukan perhitungan dan analisis persen proteksi geliat pada mencit
yang telah diamati selama 1 jam secara statistika dengan uji Shapiro-Wilk yang
bertujuan untuk melihat normalitas distribusi data. Jika data yang didapatkan
merupakan data yang terdistribusi normal, maka dilakukan uji ANOVA satu arah
dengan taraf kepercayaan 95% yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antar kelompok. Apabila data yang diperoleh tidak terdistrubusi normal,
maka uji yang digunakan adalah Kruskal-Wallis. Pada uji ANOVA atau Kruskal-
Wallis menghasilkan nilai P < 0,05, maka akan dilanjutkan dengan analisis Post-
Hoc yang bertujuan untuk mengetahui kelompok yang berbeda secara bermakna.
Pada uji Post-Hoc, jika data yang diperoleh merupakan data terdistribusi normal
maka akan digunakan uji Scheffe test, sedangkan jika data tidak terdistribusi normal
maka akan digunakan uji Mann-Whitney. Jika didapatkan nilai P<0,05
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara dua
kelompok. Jika nilai P>0,05 maka artinya perbedaan tersebut tidak bermakna
(Dahlan, 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
yang didapatkan dari Perkebunan Plasma Nutfah Pisang yang terletak di Giwangan,
Umbulharjo, Yogyakarta, DIY. Pelepah yang digunakan telah dideterminasi di
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta dengan nomor referensi No. 22.13.5/UN1/FFA/BF/PT/2019
Pada saat pembuatan serbuk simplisia pelepah pisang Musa paradisiaca L.
“Uli" dilakukan pengujian kadar air menggunakan alat moisture balance dengan
metode thermogravimetri dan didapatkan hasil 6,399 %. Menurut Kemenkes RI
(2014), tentang persyaratan obat tradisional, kadar air pada serbuk simplisia tidak
lebih dari 10% dan dalam hal ini kadar air pada serbuk pelepah pisang Musa
paradisiaca L. “Uli" telah memenuhi persyaratan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rikomah (2016), terkait
dengan efek analgesik ekstrak etanol pelepah pisang uli dapat memberikan proteksi
nyeri karena terdapat kandungan metabolit sekunder yang ada didalamnya yaitu
flavonoid dan saponin. Pada penelitian ini juga dilakukan pengujian untuk
mengetahui keberadaan metabolit sekunder flavonoid dan saponin dalam dekokta
pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" dengan 2 metode yaitu metode
kromatografi lapis tipis (KLT) dan uji tabung.
Tabel I. Pengujian kandungan metabolit sekunder dalam sediaan dekokta
pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" dengan metode Kromatografi Lapis
Tipis (KLT)
Metabolit Sekunder Nilai Rf
Rutin ( flavonoid baku
pembanding) 0,73
Flavonoid 0, 53
Saponin -
Tabel II. Pengujian kandungan metabolit sekunder dalam sediaan dekokta
pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" dengan metode uji tabung
Metabolit Sekunder Hasil Perubahan yang terjadi
Flavonoid +
Perubahan warna menjadi
coklat
Saponin +
Timbul busa stabil
dengan ketinggian 1 cm
Hasil pengujian flavonoid yang didapatkan pada uji KLT menggunakan
pembanding rutin dan dideteksi dengan lampu UV 254 nm (Lampiran 10). Rutin
merupakan glikosida flavonol yang terdiri dari quersetin flavonol dan dissacharide
rutinose (Gupta, 2014). Hasil yang didapatkan nilai Rf dari senyawa rutin adalah
0,73 sedangkan nilai Rf dari sediaan dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L.
“Uli" adalah 0,53 (Tabel I). Namun, pada saat dilakukan pengujian dengan metode
uji tabung flavonoid (Lampiran 13) didapatkan hasil (+) yang ditunjukkan dengan
perubahan warna pada sampel yang semula berwarna hijau menjadi coklat (Tabel
II). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Onyema, et al., (2016) dikatakan
bahwa apabila sampel mengandung flavonoid ditambahkan dengan FeCl3 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kemudian sampel akan berubah warna menjadi coklat atau hitam. Berdasarkan hasil
kedua uji maka dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terdapat flavonoid tetapi
bukan dalam bentuk rutin di dalam dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L.
“Uli".
Pengujian kromatografi lapis tipis (KLT) juga dilakukan untuk
mengetahui keberadaan senyawa metabolit sekunder berupa saponin. Penelitian
yang dilakukan oleh Sefrani (2015), dilakukan identifikasi senyawa saponin pada
ekstrak etanol pelepah pisang uli dan didapatkan nilai Rf 0,55. Hasil pengujian
kromatografi lapis tipis (KLT) dalam penelitian ini didapatkan dekokta pelepah
pisang Musa paradisiaca L. “Uli" tidak menunjukkan adanya bercak yang sama
(Lampiran 12) dengan nilai Rf yang ada didalam penelitian Sefrani (2015).
Skrining metabolit sekunder berupa saponin menggunakan uji tabung
didapatkan hasil (+) (Tabel V). Hasil positif ini menunjukkan keberadaan saponin
dengan terbentuknya busa stabil setelah penggojogkan sediaan dekokta pelepah
pisang Musa paradisiaca L. “Uli" dengan tinggi busa yang terbentuk adalah 1 cm
(Lampiran 14). Uji tabung dilakukan untuk mengetahui keberadaan saponin yang
ditandai dengan adanya busa karena salah satu sifat dari saponin adalah emulgator
(Kregiel et al., 2017).
Pada pengujian menggunakan metode KLT tidak didapatkan nilai Rf
sehingga perlu dilakukan kembali optimasi fase diam dan fase gerak yang
digunakan kemudian dapat dilanjutkan dengan melakukan elusidasi struktur untuk
menegaskan kandungan flavonoid atau saponin tunggal yang terdapat dalam
dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli". Kelemahan penelitian ini dalam
pengujian kandungan metabolit sekunder adalah pada uji tabung tidak
menggunakan pembanding kontrol.
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian efek analgesik dengan metode
rangsang kimia. Metode rangsang kimia dilakukan dengan cara mencit berjenis
kelamin betina galur Swiss diinjeksikan asam asetat 1% (v/v) secara intraperitonial
dan akan memberikan respon nyeri berupa geliat yang dapat dilihat dari perilaku
mencit akan menarik kedua kaki ke depan dan ke belakang serta perutnya akan
menempel pada alas pengamatan sehingga tubuh mencit terlihat memanjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Pengamatan uji efek analgesik ini dilakukan selama 1 jam (60 menit) hal ini
dikarenakan menurut penelitian de la Puente et al., (2015), waktu 5- 20 menit
setelah injeksi asam asetat mencit mulai menunjukkan geliat dan hingga waktu 60
menit geliat mencit mulai menurun.
Agen iritan yang digunakan pada penelitian uji efek analgesik ini adalah
asam asetat. Mekanisme asam asetat dalam meningkatkan ion H+ akibat turunnya
pH dibawah 6 yang menyebabkan terjadinya luka pada membran. Luka pada
membran sel inilah akan mengaktifkan enzim fosfolipase pada fosfolipid membrane
sel yang kemudian akan menghasilkan asam arakhidonat yang akhirnya akan
membentuk prostaglandin (PGE2). Dimana, prostaglandin (PGE2) merupakan
salah satu mediator nyeri yang dapat menimbulkan rasa nyeri setelah diinjeksikan
ke dalam rongga peritoneal. Dosis asam asetat yang digunakan adalah 50 mg/kgBB
(Wulandari dan Hendra, 2011).
Tabel III. Rata- rata jumlah geliat dan hasil uji T selang waktu pemberian
asetosal 10 dan 15 mencit (n=3)
Kelompok Rata- rata jumlah geliat
( x ± SE) Nilai p
Asetosal 91 mg/kgBB
selang 10 menit 42,7 ± 3,9
0,007 Asetosal 91 mg/kgBB
selang 15 menit 22,0 ± 1,0
Keterangan :
x = Mean (rata- rata)
SE = Standar error (SD/ √n)
Tabel III menunjukkan hasil uji pendahuluan yaitu hasil penetapan selang
waktu pemberian asetosal dengan dosis 91 mg/kgBB pada waktu 10 menit dan 15
menit. Selang waktu pemberian asetosal ini merupakan jeda waktu pemberian
asetosal dengan pemberian asam asetat secara intraperitoneal. Pada selang waktu
yang diujikan tersebut diharapkan zat uji yang diberikan telah diabsorbsi maka akan
memberikan efek analgesik secara optimal (Wulandari dan Hendra, 2011). Pada
Tabel I ditampilkan hasil dari uji pendahuluan, dimana rata- rata jumlah geliat
dengan selang waktu 15 menit yaitu 22,0 memiliki hasil yang lebih rendah
dibandingkan dengan pemberian selang waktu 10 menit yaitu 42,7. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
hasil analisis, didapatkan nilai p sebesar 0,007 sehingga nilai p<0,05 yang
menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki perbedaan yang bermakna (BB).
Maka dari itu, dipilih waktu 15 menit sebagai selang waktu asetosal karena
menghasilkan penurunan jumlah geliat yang lebih banyak dibandingkan dengan
waktu 10 menit.
Tabel IV. Rata- rata jumlah geliat, %proteksi, dan perubahan % proteksi pada
pengujian DPPU
Kelompok
Rata- rata
Jumlah
Geliat
( x ± SE)
Rata-
rata %proteksi
geliat ( x ± SE)
Rata- rata
perubahan %proteksi
geliat
( x ± SE)
Kontrol Negatif
(Aquadest) 63,8 ± 1,8 0,0 ± 2,8 -100,0 ± 4,1
Kontrol Positif
(Asetosal 91 mg/kg
BB)
20,2 ± 1,3 68,3 ± 2,1 -0,0 ± 3,0
DPPU 833,34
mg/kgBB 6,0 ± 0,3 90,6 ± 0,5 32,6 ± 0,7
DPPU 1666,67
mg/kgBB 1,2 ± 0,2 98,1 ± 0,3 43,5 ± 0,5
DPPU 3333,33
mg/kgBB 1,2 ± 0,4 98,1 ± 0,6 43,6 ± 0,9
Keterangan :
x = Mean (rata- rata)
DPPU = Dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
SE = Standar error (SD/ √n)
Tabel IV merupakan hasil pengujian efek analgesik menggunakan sediaan
dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli". Tujuan pengukuran %proteksi
geliat adalah untuk mengetahui seberapa besar proteksi nyeri yang diberikan
dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" terhadap induksi asam asetat
1% (v/v) dibandingkan dengan kontrol negatif yang digunakan yaitu aquadest,
sedangkan pengukuran perubahan %proteksi geliat bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan proteksi nyeri yang diberikan oleh sediaan dekokta
pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" jika dibandingkan dengan kontrol positif
yang digunakan pada penelitian ini yaitu asetosal dengan dosis 91 mg/kgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kontrol negatif yang digunakan pada penelitian ini adalah aquadest.
Tujuan digunakan kontrol negatif adalah untuk mengetahui apakah pelarut yang
digunakan dalam sediaan dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
mempunyai efek analgesik pada hewan yang diuji atau tidak. Pada kelompok
kontrol negatif didapatkan rata- rata jumlah geliat sebesar 63,8 ± 1,8 dengan rata-
rata %proteksi geliat 0,0 ± 2,8 dan rata- rata perubahan %proteksi geliat -100,0 ±
4,1. Dari hasil rata- rata jumlah geliat mencit kontrol negatif menunjukkan bahwa
geliat yang dihasilkan oleh hewan uji cukup tinggi setelah diinduksi dengan asam
asetat 1% (v/v) secara intraperitoneal, sehingga menunjukkan bahwa aquadest
sebagai kontrol negatif dalam penelitian ini menunjukkan tidak memiliki aktivitas
farmakologis sebagai analgesik. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Wulandari dan Hendra (2011) serta Tudang et al., (2013) yang
menyatakan bahwa aquadest tidak memiliki efek analgesik.
Tabel V. Hasil Analisis Mann- Whitney U Test Pada Pengujian Rata- rata Jumlah
Geliat, %proteksi, dan Perubahan %proteksi DPPU
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
DPPU
(833,34
mg/kgBB)
DPPU
(1666,67
mg/kgBB)
DPPU
(3333,33
mg/kgBB)
Kontrol
Negatif BB BB BB BB
Kontrol
Positif BB BB BB BB
DPPU
(833,34
mg/kgBB)
BB BB BB BB
DPPU
(1666,67
mg/kgBB)
BB BB BB BTB
DPPU
(3333,33
mg/kgBB)
BB BB BB BTB
Keterangan :
BB = Berbeda bermakna (p>0,05)
BTB = Berbeda tidak bermakna (p<0,05)
DPPU = Dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada kelompok kontrol positif (asetosal) didapatkan hasil rata- rata jumlah
geliat sebesar 20,2 ± 1,3 dan rata- rata %proteksi mencapai 68,3 %. Data yang
didapatkan kemudian dilakukan uji statistik, hasil kelompok kontrol positif
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dinyatakan berbeda bermakna (BB)
(Tabel V). Maka, dapat disimpulkan bahwa pemberian asetosal sebagai kontrol
positif mampu memberikan proteksi nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh Febrina
et al., (2016) menunjukkan bahwa pemberian (asetosal) memberikan penurunan
jumlah geliat mencit yang diinduksi geliat. Hal ini juga didukung oleh pernyataan
Susanty et al., (2014) bahwa asetosal adalah obat analgetik yang mempunyai efek
sangat kuat dibandingkan dengan analgetik perifer lainnya, dan juga digolongkan
dalam obat bebas serta menjadi standar untuk pembanding dan evaluasi obat.
Hasil pengujian pada tiga peringkat dosis dekokta pelepah pisang Musa
paradisiaca L. “Uli" 833,34; 1666,67; 3333,33 mg/kgBB secara berurutan
didapatkan rata- rata jumlah geliat yaitu 6,0 ± 0,3; 1,2 ± 0,2; 1,2 ± 0,4. Persen (%)
proteksi yang didapatkan dari ketiga peringkat dosis dekokta pelepah pisang Musa
paradisiaca L. “Uli" secara berurutan 90,6 ± 0,5; 98,1 ± 0,3; 98,1 ± 0,6.
Berdasarkan analisis Mann- Whitney didapatkan hasil berbeda bermakna antar
ketiga peringkat dosis dengan kontrol negatif (Tabel V) yang dapat diartikan bahwa
ketiga peringkat dosis dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" mampu
memberikan proteksi nyeri berupa penurunan jumlah geliat pada hewan uji
dibandingkan dengan kontrol negatif.
Hasil dari rata- rata perubahan persen (%) proteksi geliat pada ketiga
peringkat dosis dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" 833,34;
1666,67; 3333,33 mg/kgBB secara berurutan 32,6 ± 0,7; 43,5 ± 0,5; 43,6 ± 0,9
terhadap kontrol positif (Tabel IV). Pada hasil pengujian (Tabel V), ketiga
peringkat dosis dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" menunjukkan
hasil berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yang berarti
bahwa ketiga peringkat dosis memiliki proteksi nyeri dan nilai persen (%) proteksi
lebih besar dibandingkan asetosal yang digunakan sebagai kontrol positif dalam
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pada hasil pengujian secara statistik (Tabel V) dari dosis 833,34 mg/kgBB
(dosis I) dengan dosis 1666,67 mg/kgBB (dosis II) dan dosis 3333,33 mg/kgBB
(dosis III) menunjukkan hasil berbeda bermakna yang menunjukkan bahwa adanya
perbedaan %proteksi yang dihasilkan dari dosis I lebih kecil dibandingkan dengan
dosis II dan dosis III. Hal ini disebabkan kemungkinan dengan adanya peningkatan
dosis, maka jumlah flavonoid dan saponin yang ada didalam sediaan dekokta
pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" juga semakin banyak sehingga dosis II
(1666,67 mg/kgBB) dan dosis III (3333,33 mg/kgBB) mampu memberikan proteksi
nyeri berupa penurunan jumlah geliat mencit betina galur Swiss yang lebih baik
dibandingkan dengan sediaan dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
dosis I (833,34 mg/kgBB).
Nilai rata- rata jumlah geliat dosis II (1666,67 mg/kgBB) dan dosis III
(3333,33 mg/kgBB) dan rata- rata %proteksi geliat dari kedua dosis tersebut (Tabel
III) menunjukkan hasil yang sama, setelah diuji statistik antara dosis II (1666,67
mg/kgBB) dan dosis III (3333,33 mg/kgBB) menunjukkan hasil berbeda tidak
bermakna, hal ini mungkin disebabkan oleh terjadinya kejenuhan reseptor karena
banyaknya reseptor yang tersedia untuk berinteraksi dengan molekul obat juga
dapat mempengaruhi aksi dari obat tersebut. Abrams et al., (2009) menjelaskan
bahwa terdapat jumlah minimal reseptor yang harus ditempati oleh molekul obat
untuk menghasilkan sebuah efek farmakologi. Jika banyak reseptor tersedia namun
hanya beberapa yang ditempati oleh molekul obat maka hanya sedikit efek obat
yang terjadi (peningkatakan dosis obat dapat meningkatkan efek farmakologi).
Sebaliknya, jika reseptor yang tersedia sedikit namun molekul obat banyak maka
reseptor akan mengalami kejenuhan (peningkatan dosis obat tidak akan menambah
efek farmakologi). Berdasarkan hasil data %proteksi nyeri yang didapatkan maka
pengujian ketiga peringkat dosis sediaan dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca
L. “Uli" 8333,33; 1666,67; 3333,33 mg/kgBB dapat diketahui bahwa tidak ada
kekerabatan antara peningkatkan dosis dengan efek analgesik yang timbul.
Menurut Vogel (2002), aktivitas analgesik pada metode rangsang kimia
ditunjukan dengan adanya kemampuan penghambatan geliat ≥70% dibandingkan
dengan kelompok kontrol negatif (proteksi geliat). Maka, dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ketiga peringkat dosis sediaan dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
memiliki efek analgesik karena dari ketiga peringkat dosis tersebut memiliki hasil
rata- rata %proteksi geliat yang hasilnya ≥70% (Tabel IV). Hasil penelitian ini
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Rikomah (2016), yaitu pengujian
efek analgesik ekstrak etanol pelepah pisang uli dengan metode hot plate dan hasil
dari penelitian tersebut dinyatakan ekstrak etanol pelepah pisang uli memiliki
aktivitas efek analgesik.
Berdasarkan skrining metabolit sekunder yang dilakukan maka, senyawa
yang bertanggung jawab terhadap proteksi nyeri yang diberikan oleh sediaan
dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" ini kemungkinan adalah
flavonoid dan saponin. Mekanisme analgesik dari flavonoid yaitu menghambat
enzim sikloosigenase (COX) sehingga tidak terbentuk COX-1 maupun COX-2
maka produksi prostaglandin (PGE-2) juga akan terhambat (Madeswaran et al.,
2012). Saponin memiliki akvitias analgesik dengan mekanisme menghambat
produksi enzim sikloosigenase 2 (COX- 2), dimana COX- 2 memproduksi
prostaglandin (PGE-2) yang merupakan salah satu mediator nyeri. Apabila
produksi prostaglandin (PGE-2) dihambat maka respon nyeri tidak akan terjadi
(Han et al., 2013).
KESIMPULAN
Dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" dengan dosis 833,34;
1666.67; 3333,33 mg/kgBB dapat memberikan efek analgesik pada mencit betina
galur Swiss yang terinduksi asam asetat 1% (v/v) dosis 50 mg/kgBB. Persen
proteksi geliat pemberian dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli" dosis
833,34; 1666,67; 3333,33 mg/kgBB secara berurutan adalah 90,6 ± 0,5; 98,1 ± 0,3;
98,1 ± 0,6 %.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan metabolit sekunder
berupa flavonoid dan saponin lebih lanjut dan penetapan dosis optimal sediaan
dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, A.C., Pennington, S.S., dan Lammon, C.B., 2009. Clinical Drug Therapy:
Rationales for Nursing Practice, 9th Edition, Wolters Kluwer Health,
Lippincott Williams & Wilkins.16.
Agustina, A., 2016. Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Rimpang Lengkuas Merah
(Alpinia Galanga, Linn) Secara Kromatografi Lapis Tipis. CERATA Jurnal
Ilmu Farmasi (Journal of Pharmacy Science), 4(1).
Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2010. Acuan Sediaan Herbal. Volume
Kelima Edisi Pertama, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta.
Banjarnahor, S.D.S., dan Artanti, N., 2014. Antioxidant Properties of Flavonols.
Lipids in Health and Nutrition. Med J Indones, 23(4), 239–244.
Dahlan, M.S., 2008, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3. Salemba
Medika, Jakarta, 53-54.
de la Puente, B., Romero-Alejo, E., Vela, J.M., Merlos, M., Zamanillo, D., Portillo-
Salido, E., 2015. Changes in saccharin preference behavior as a primary
outcome to evaluate pain and analgesia in acetic acid-induced visceral pain in
micez. Journal of Pain Research, 8, 663–673.
Dipiro, 2013. Pharmacotherapy Principles & Practice THIRD EDITION.
McGraw-Hill Education Companies, Inggris, 612.
Febrina, E., Nasrullah, D., Subarnas, A., Destiani, D.P., 2016. Aktivitas Analgesik
Ekstrak, Fraksi N-Heksan, Etil Asetat, Dan Air Buah Pandan Laut (Pandanus
Tectorius) Pada Mencit Dengan Metode Geliat. Farmaka, 14, 1–10.
Han, L.-T., Fang, Y., Li, M.-M., Yang, H.-B., Huang, F., 2013. The Antitumor
Effects of Triterpenoid Saponins from the Anemone flaccida and the
Underlying Mechanism . Evidence-Based Complementary and Alternative
Medicine, 2013, 1–8.
Hidayati, A., Perwitasari, D. A., 2011. Persepsi Pengunjung Apotek Mengenai
Penggunaan Obat Bahan Alam sebagai Alternatif Pengobatan di
Kelurahan Muja Muju Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, 119–128.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
IASP, 2017. Pain Term. (Online), http://www.iasp-pain.org/Taxonomy#Pain
accessed 04 February 2018.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V.
Direktotrat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 136-137.
Kregiel, D., Berlowska, J., Witonska, I., Antolak, H., Proestos, C., Babic, M.,
Babic, L., Zhang, B., 2017. Saponin-Based, Biological-Active Surfactants
from Plants. Application and Characterization of Surfactants, (May).
Madeswaran, A., Asokkumar, K., 2012. In silico docking studies of alpha amylase
inhibitory activity of some commercially available flavonoids. International
Journal of Pharmaceutical Chemistry, 5(3), 3–7.
Nidhi Gupta, R.C. and J.K.P., 2014. 5. Rutin: A bioactive flavonoid. Handbook of
Medicinal Plants and their Bioactive Compounds, 661(2), 51–57.
Onyema, C., Ofor, C., Okudo, V., Ogbuagu, A., 2016. Phytochemical and
Antimicrobial Analysis of Banana Pseudo Stem (Musa acuminata). British
Journal of Pharmaceutical Research, 10(1), 1–9.
Onyenekwe, P. C., Okereke, O. E. and Owolewa, S. O., 2013. Phytochemical
Screening and Effect of Musa paradisiaca Stem Extrude on Rat
Haematological Parameters. Current Research Journal of Biological
Sciences, 5(1), pp. 26–29.
Rikomah, S.E., 2016. Uji Aktivitas Analgetika Ekstrak Etanol 95% Pelepah Pisang
Uli (Musa x paradisiaca L.) Pada Mencit Jantan (Mus muculus). Jurnal
Gradien. 12(2), 1216- 1220.
Samuelsen, P.J., 2016. Use of Analgesic in General Population. The Arctic
University of Tromso and RELIS. 5-6.
Sefrani, N.R., 2015. Identifikasi Senyawa Saponin Ekstrak Etanol Pelepah Pisang
Uli (Musa x paradisiaca L.) 354(354), 51–56.
Tudang, A., Wuisan, J., Najoan, J.A., 2013. Uji Efek Analgesik Ekstrak Daun
Picisan (Polypodium nummulariifolium Mett.) Pada Mencit Swiss (Mus
Musculus). Jurnal e-Biomedik (eBM), 1, 779–784.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2015. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi VII. Pt. Elex Media Komputindo, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Winarti, L., dan Waniyah, 2011. Uji Efek Analgetika Ekstrak Rimpang Temu
Kunci ( Boesenbergia pandurata ( Roxb .) Schlechter Pada Mencit Jantan
Galur Swiss Examination Of Analgetics Effect Of Extract Boesenbergia
pandurata ( Roxb .) Schlechter To Swiss Furrow Male Mice. Majalah Obat
Tradisional, 16(1), 26–33.
Wulandari, D., dan Hendra, P., 2011. Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga
tanarinus L. Pada Mencit Betina Galur Swiss. Bionatura- Jurnal-ilmu
Hayati dan Fisik, 13 (2), 108-117.
Yassin, N. Z., Nemat Z. Melek, Farouk R. Selim, Mohammed A. Kassem, Iman
A.A., 2013. Pharmacological activities of saponin-containing fraction
derived from Gleditsia caspica Desf. Methanolic fruit extract. Der
Pharmacia Lettre, 5(2), pp. 247–253.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 1. Surat Ehtical Clearance dari Fakultas Kedokteran UGM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 2. Surat Legalitas Analisis Data oleh Pusat Kajian CE&BU
Fakultas Kedokteran UGM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 3. Surat Determinasi Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 4. Data Perhitungan Dosis
1. Dosis Aquadest
D x BB = C x V
D x 30 g = 1 g/1 mL x 1 mL
D = 33,33 mg/gBB
2. Dosis Asetosal
Konversi dosis dari Manusia 50 kg dosis Asetosal 500 mg (Wulandari dan
Hendra, 2011), jadu manusia 70 kg dosis Asetosal 700 mg
Konversi ke mencet 20 g = 0,0026
Dosis mencit 20 g = 0,0026 x 700 mg
= 1,82 mg/20g BB
= 91 mg/kgBB
3. Dosis Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
Konsentrasi dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli” yang dibuat 10%
(BPOM, 2010).
Perhitungan dosis tertinggi yaitu :
D x BB = C x V
D x 30 g = 10 g/100 mL x 1 mL
D x 30 g = 100 mg/ mL x 1 mL
D = 3,33 mg/gBB
D = 3333,33 mg/KgBB dosis tertinggi
3333,33 mg/KgBB / 2 = 1666,67 g/KgBB dosis tengah
1666,67 mg/KgBB / 2 = 833,33 g/KgBB dosis rendah
Keterangan :
D = Dosis (mg/KgBB)
BB = Berat badan mencit (gram)
C = Konsentrasi (mg/mL)
V = Volume (mL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 5. Perhitungan Konversi Dosis Dekokta Pelepah Pisang Musa
paradisiaca L. “Uli” dari mencit ke manusia
Faktor konversi mencit 20 gram ke manusia 70 kg = 387,9
Dosis untuk manusia 70 kg = dosis untuk mencit 20 g x nilai konversi
Sehingga dosis dekokta pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli” untuk manusia
adalah sebagai berikut :
1. Dosis Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli” 833,33 mg/kgBB
Dosis untuk mencit 20 g = 0,833 g/kgBB x 0,02 kg = 0,02 g
Dosis untuk manusia 70 kg = 0,02 g x 387,9 = 7,76 g
Dosis untuk manusia = 7,76 g/70 kgBB = 0,11 g/kgBB
2. Dosis Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli” 1,667 mg/kgBB
Dosis untuk mencit 20 g = 1,667 g/kgBB x 0,02 kg = 0,03 g
Dosis untuk manusia 70 kg = 0,03 g x 387,9 = 11,64 g
Dosis untuk manusia = 11,64 g/70 kgBB = 0,17 g/kgBB
3. Dosis Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli” 3,333 mg/kgBB
Dosis untuk mencit 20 g = 3,333 g/kgBB x 0,02 kg = 0,07 g
Dosis untuk manusia 70 kg = 0,07 g x 387,9 = 27,15 g
Dosis untuk manusia = 27,15 g/70 kgBB = 0,39 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 6. Serbuk Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
Gambar 1. Serbuk Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 7. Sediaan Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
Gambar 2. Sediaan Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 8. Hasil Penetapan Kadar Air
Gambar 3. Hasil Penetapan Serbuk Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 9. Geliat Mencit
Gambar 4. Geliat Mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 10. Hasil Uji KLT Flavonoid Dideteksi Pada Panjang Gelombang
254 nm
Gambar 5. Hasil Uji KLT Flavonoid Panjang Gelombang 254 nm
Keterangan :
Rutin : Baku pembanding flavonoid
IPPU : Infusa Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
Rutin IPPU DPPU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 11. Hasil Uji KLT Flavonoid Dideteksi Pada Panjang Gelombang
365 nm
Gambar 6. Hasil Uji KLT Flavonoid Panjang Gelombang 365 nm
Keterangan :
Rutin : Baku pembanding flavonoid
IPPU : Infusa Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
Rutin IPPU DPPU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 12. Hasil Uji KLT Saponin Dideteksi Pada Panjang Gelombang
365 nm
Gambar 7. Hasil Uji KLT Saponin Panjang Gelombang 365 nm
Keterangan :
IPPU : Infusa Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
IPPU DPPU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 13. Hasil Uji Tabung Flavonoid
Gambar 8. Hasil Uji Tabung Flavonoid
DPPU DPPU
+ FeCl3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 14. Hasil Uji Tabung Saponin
Gambar 9. Hasil Uji Tabung Saponin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 15. Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat pada Penetapan Selang
Waktu Pemberian Asetosal
Group Statistics
kelompok N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
geliat_menci
t
10 menit 3 42.67 6.807 3.930
15 menit 3 22.00 1.732 1.000
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of
Means
F Sig. t df
geliat_mencit Equal
variances
assumed
5.723 .075 5.096 4
Equal
variances
not
assumed
5.096 2.258
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed) Mean Difference
Std. Error
Differenc
e
geliat_mencit Equal
variances
assumed
.007 20.667 4.055
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Equal
variances
not
assumed
.028 20.667 4.055
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
geliat_mencit Equal variances
assumed 9.408 31.926
Equal variances
not assumed 4.996 36.337
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 16. Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat Uji Analgesik Pelepah
Pisang Uli (Musa paradisiaca L.)
1. Pengujian Normalitas
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kontrol
Negatif
Kontrol Positif
DPPU 833,34
m/kgBB
DPPU 1666,67
mg/kgBB
DPPU 3333,33
mg/kgBB
.275 5 .200* .879 5 .305
.229 5 .200* .907 5 .449
.300 5 .161 .883 5 .325
.473 5 .001 .552 5 .000
.231 5 .200* .881 5 .314
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
2. Kruskal Wallis
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Geliat_Menci
t
1 5 23.00
2 5 18.00
3 5 13.00
4 5 5.40
5 5 5.60
Total 25
Keterangan :
Geliat Mencit 1 : Kontrol Negatif
Geliat Mencit 2 : Kontrol Positif
Geliat Mencit 3 : DPPU 833,34 mg/kgBB
Geliat Mencit 4 : DPPU 1666,67 mg/kgBB
Geliat Mencit 5 : DPPU 3333,33 mg/kgBB
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Test Statisticsa,b
Geliat_Mencit
Chi-Square 22.302
df 4
Asymp.
Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Kelompok
3. Rata- rata jumlah geliat dengan standart error (SE) pada uji efek analgesik antar
kelompok
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
Kontrol
Negatif
Mean 63.80 1.772
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 58.88
Upper
Bound 68.72
5% Trimmed Mean 63.72
Median 62.00
Variance 15.700
Std. Deviation 3.962
Minimum 60
Maximum 69
Range 9
Interquartile Range 8
Skewness .608 .913
Kurtosis -2.338 2.000
Kontrol
Positif
Mean 20.20 1.319
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 16.54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Upper
Bound 23.86
5% Trimmed Mean 20.28
Median 20.00
Variance 8.700
Std. Deviation 2.950
Minimum 16
Maximum 23
Range 7
Interquartile Range 6
Skewness -.518 .913
Kurtosis -.797 2.000
DPPU
833,34
mg/kgB
B
Mean 6.00 .316
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 5.12
Upper
Bound 6.88
5% Trimmed Mean 6.00
Median 6.00
Variance .500
Std. Deviation .707
Minimum 5
Maximum 7
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness .000 .913
Kurtosis 2.000 2.000
DPPU
1666,6
7
mg/kgB
B
Mean 1.20 .200
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound .64
Upper
Bound 1.76
5% Trimmed Mean 1.17
Median 1.00
Variance .200
Std. Deviation .447
Minimum 1
Maximum 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness 2.236 .913
Kurtosis 5.000 2.000
DPPU
3333,3
3
mg/kgB
B
Mean 1.20 .374
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound .16
Upper
Bound 2.24
5% Trimmed Mean 1.22
Median 1.00
Variance .700
Std. Deviation .837
Minimum 0
Maximum 2
Range 2
Interquartile Range 2
Skewness -.512 .913
Kurtosis -.612 2.000
Keterangan:
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
4. Post Hoc (Mann Whitney)
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
Kontrol
Negatif 5 8.00 40.00
Kontrol
Positif 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
Kontrol
Negatif 5 8.00 40.00
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.643
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
Kontrol
Negatif 5 8.00 40.00
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 3.00 15.00
Total 10
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.694
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
Kontrol
Negatif 5 8.00 40.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.627
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
Kontrol
Positif 5 8.00 40.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
Kontrol
Positif 5 8.00 40.00
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.703
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
Kontrol
Positif 5 8.00 40.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.635
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 8.00 40.00
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Z -2.730
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 8.00 40.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
Geliat_Menc
it
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 5.40 27.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 5.60 28.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Test Statisticsa
Geliat_Menc
it
Mann-Whitney U 12.000
Wilcoxon W 27.000
Z -.120
Asymp. Sig. (2-tailed) .905
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Lampiran 17. Hasil Analisis Statistik % Porteksi Geliat terhadap Kontrol
Negatif Aquadest 33,33 mg/kgBB pada Uji Analgesik Pelepah
Pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
1. Pengujian Normalitas
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Statisti
c df Sig.
Kontrol Negatif .275 5 .200* .879 5 .305
Kontrol Positif .229 5 .200* .907 5 .449
DPPU 833,34
mg/kgBB .301 5 .158 .883 5 .325
DPPU 1666,67
mg/kgBB .473 5 .001 .552 5 .000
DPPU 3333,33
mg/kgBB .230 5 .200* .881 5 .314
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Keterangan:
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli"
2. Kruskal Wallis
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
persen_protek
si
1 5 3.00
2 5 8.00
3 5 13.00
4 5 20.60
5 5 20.40
Total 25
Test Statisticsa,b
persen_prote
ksi
Chi-
Square 22.302
df 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Asymp.
Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
kelompok
3. Rata- rata % proteksi geliat dengan standart error (SE) pada uji efek analgesik
antar kelompok
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
Kontrol
Negatif
Mean .0000 2.77821
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound -7.7135
Upper
Bound 7.7135
5% Trimmed Mean .1217
Median 2.8200
Variance 38.592
Std. Deviation 6.21227
Minimum -8.15
Maximum 5.96
Range 14.11
Interquartile Range 11.76
Skewness -.607 .913
Kurtosis -2.340 2.000
Kontrol
Positif
Mean 68.3380 2.06726
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 62.5984
Upper
Bound 74.0776
5% Trimmed Mean 68.2161
Median 68.6500
Variance 21.368
Std. Deviation 4.62253
Minimum 63.95
Maximum 74.92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Range 10.97
Interquartile Range 8.62
Skewness .518 .913
Kurtosis -.797 2.000
DPPU
833,34
mg/kgB
B
Mean 90.5980 .49490
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 89.2239
Upper
Bound 91.9721
5% Trimmed Mean 90.5983
Median 90.6000
Variance 1.225
Std. Deviation 1.10663
Minimum 89.03
Maximum 92.16
Range 3.13
Interquartile Range 1.56
Skewness -.014 .913
Kurtosis 2.000 2.000
DPPU
1666,67
mg/kgB
B
Mean 98.1180 .31200
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 97.2517
Upper
Bound 98.9843
5% Trimmed Mean 98.1700
Median 98.4300
Variance .487
Std. Deviation .69765
Minimum 96.87
Maximum 98.43
Range 1.56
Interquartile Range .78
Skewness -2.236 .913
Kurtosis 5.000 2.000
DPPU
3333,33
Mean 98.1200 .58530
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 96.4949
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mg/kgB
B
Upper
Bound 99.7451
5% Trimmed Mean 98.0850
Median 98.4300
Variance 1.713
Std. Deviation 1.30878
Minimum 96.87
Maximum 100.00
Range 3.13
Interquartile Range 2.34
Skewness .520 .913
Kurtosis -.590 2.000
Keterangan :
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
4. Post Hoc (Mann Whitney)
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
Kontrol
Negatif 5 3.00 15.00
Kontrol
Positif 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
persen_prote
ksi
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-
tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .008b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
Kontrol
Negatif 5 3.00 15.00
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
persen_prote
ksi
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.643
Asymp. Sig. (2-
tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
Kontrol
Negatif 5 3.00 15.00
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
persen_prote
ksi
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.694
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Asymp. Sig. (2-
tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
Kontrol
Negatif 5 3.00 15.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
persen_prote
ksi
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.627
Asymp. Sig. (2-
tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
Kontrol
Positif 5 3.00 15.00
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
persen_prote
ksi
Mann-Whitney U .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-
tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
Kontrol
Positif 5 3.00 15.00
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
persen_proteksi
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.703
Asymp. Sig. (2-
tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
Kontrol
Positif 5 3.00 15.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
persen_prote
ksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.635
Asymp. Sig. (2-
tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 3.00 15.00
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
persen_prote
ksi
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.730
Asymp. Sig. (2-
tailed) .006
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 3.00 15.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 8.00 40.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Total 10
Test Statisticsa
persen_prote
ksi
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-
tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N Mean Rank
Sum of
Ranks
persen_prote
ksi
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 5.60 28.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 5.40 27.00
Total 10
Test Statisticsa
persen_prote
ksi
Mann-Whitney U 12.000
Wilcoxon W 27.000
Z -.120
Asymp. Sig. (2-
tailed) .905
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] 1.000b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 18. Hasil Analisis Statistik Perubahan % Porteksi Geliat terhadap
Kontrol Positif Asetosal 91 mg/kgBB pada Uji Analgesik
Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
1. Pengujian Normalitas
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df
Kontrol Negatif .275 5 .200* .879 5
Kontrol Positif .229 5 .200* .907 5
DPPU 833,34 mg/kgBB .300 5 .161 .883 5
DPPU 1666,67
mg/kgBB .473 5 .001 .552 5
DPPU 3333,33
mg/kgBB .230 5 .200* .881 5
Keterangan :
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
2. Kruskal Wallis
kelompok N Mean Rank
Kontrol Negatif 5 3.00
Kontrol Positif 5 8.00
DPPU 833,34
mg/kgBB 5 13.00
DPPU 1666,67
mg/kgBB 5 20.40
DPPU 3333,33
mg/kgBB 5 20.60
Total 25
Keterangan :
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Test Statisticsa,b
perubahan_
persengeliat
Chi-
Square 22.276
df 4
Asymp.
Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
kelompok
3. Rata- rata perubahan % proteksi geliat dengan standart error (SE) pada uji efek
analgesik antar kelompok
kelompok Statistic
Std.
Error
Kontr
ol
Negat
if
Mean -100.0020 4.06607
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound -111.2912
Upper
Bound -88.7128
5% Trimmed Mean -99.8239
Median -95.8700
Variance 82.665
Std. Deviation 9.09202
Minimum -111.93
Maximum -91.28
Range 20.65
Interquartile Range 17.21
Skewness -.607 .913
Kurtosis -2.341 2.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Kontr
ol
Positi
f
Mean -.0020 3.02436
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound -8.3990
Upper
Bound 8.3950
5% Trimmed Mean -.1806
Median .4500
Variance 45.734
Std. Deviation 6.76267
Minimum -6.42
Maximum 9.63
Range 16.05
Interquartile Range 12.61
Skewness .520 .913
Kurtosis -.794 2.000
DPPU
833,3
4
mg/kg
BB
Mean 32.5700 .72416
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 30.5594
Upper
Bound 34.5806
5% Trimmed Mean 32.5700
Median 32.5700
Variance 2.622
Std. Deviation 1.61927
Minimum 30.28
Maximum 34.86
Range 4.58
Interquartile Range 2.29
Skewness .000 .913
Kurtosis 2.000 2.000
DPPU
1666,
67
mg/kg
BB
Mean 43.5140 .51600
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 42.0814
Upper
Bound 44.9466
5% Trimmed Mean 43.6000
Median 44.0300
Variance 1.331
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Std. Deviation 1.15381
Minimum 41.45
Maximum 44.03
Range 2.58
Interquartile Range 1.29
Skewness -2.236 .913
Kurtosis 5.000 2.000
DPPU
3333,
33
mg/kg
BB
Mean 43.5780 .85631
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 41.2005
Upper
Bound 45.9555
5% Trimmed Mean 43.5267
Median 44.0300
Variance 3.666
Std. Deviation 1.91476
Minimum 41.75
Maximum 46.33
Range 4.58
Interquartile Range 3.43
Skewness .523 .913
Kurtosis -.582 2.000
Keterangan :
DPPU : Dekokta Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli”
4. Post Hoc ( Mann Whitney)
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
Kontrol
Negatif 5 3.00 15.00
Kontrol
Positif 5 8.00 40.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
Kontrol
Negatif 5 3.00 15.00
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.643
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
Kontrol
Negatif 5 3.00 15.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.694
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
Kontrol
Negatif 5 3.00 15.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.627
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
Kontrol
Positif 5 3.00 15.00
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
Kontrol
Positif 5 3.00 15.00
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.703
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
Kontrol
Positif 5 3.00 15.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.635
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 3.00 15.00
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.730
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
DPPU
833,34
mg/kgBB
5 3.00 15.00
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008b
Ranks
kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
perubahan_persengelia
t
DPPU
1666,67
mg/kgBB
5 5.40 27.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
DPPU
3333,33
mg/kgBB
5 5.60 28.00
Total 10
Test Statisticsa
perubahan_p
ersengeliat
Mann-Whitney U 12.000
Wilcoxon W 27.000
Z -.118
Asymp. Sig. (2-tailed) .906
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1.000b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Efek Analgesik Dekokta
Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. “Uli” Pada Mencit
Betina Galur Swiss Yang Terinduksi Asam Asetat”
memiliki nama lengkap Felicia Hermawan, merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan di
Yogyakarta, pada tanggal 7 Agustus 1998. Nama orang tua
penulis yaitu Bapak Lie Johan Hermawan dan Ibu Hoo
Irine Hariyani. Pendidikan formal yang telah ditempuh
yaitu TK Kanisius Demangan Baru (2003-2004), SD Kanisius Demangan Baru
(2004- 2010), SMP Stella Duce 1 Yogyakarta (2010- 2013), SMA Stella Duce 1
Yogyakarta (2013- 2016). Pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan
sarjana ke Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Semasa
menempuh kuliah penulis aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan kepanitiaan
seperti Pharmacy Performance (2016) dan Lomba Cerdas Cermat Kimia (2016 dan
2017). Penulis pernah mengikuti seminar dan kompetisi kefarmasian nasional
“PHARMADAYS” (2018). Penulis juga berperan aktif sebagai asistem praktikum
yakni praktikum Biokimia (2018), Peracikan Obat (2019) dan Farmakologi
Toksikologi (2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI