analgesik opiat

Upload: ariska-dwi-andari

Post on 14-Apr-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    1/36

    ANALGESIK OPIAT

    Oleh

    Wiwik Kusumawati

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    2/36

    Peptida endogen (peptida opiat)

    POMC (Pro-Opiomelanocortine)

    Endorfin

    ACTH

    Pro dinorfin

    Dinorfin

    Proenkefalin

    Enkefalin

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    3/36

    Reseptor opiat

    Reseptor

    Analgesi, euforia, depresi respirasi

    Reseptor Analgesia, disforia, miosis

    Reseptor

    Stimulan, psikotomimetik

    Reseptor ?

    Reseptor

    ?

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    4/36

    Obat Analgesik Opiat

    Strong agonist

    Morfin, diamorfin/heroin, metadon, petidin, meperidin,fentanil

    Moderate-mild agonist Kodein, dehidrokodein, difenoksilat

    Partial agonist

    Pentazosin, nalbufin, buprenorfin

    Antagonist Nalokson, naltrekson, nalorfin

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    5/36

    MORFIN

    Papaver somniverum (candu, kulit buah muda)

    Morfin (9-17 %)

    Kodein (0,3-4 %)

    Tebain (0,2 %) Papaverin (1 %) dan

    Noskapin (2-8 %)

    INDIKASI Severe pain, terminal care

    Nyeri visceral

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    6/36

    Efek morfin

    Sentral Perifer

    Analgesia Konstipasi

    Euforia Konstriksi bilier Sedasi sfinkter oddi

    Depresi respirasi Release histamin

    Miosis

    Menekan batuk

    Mual, muntah

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    7/36

    Farmakokinetik

    PO, cepat mengalami first pass metabolism, dosis

    untuk efek analgesi tidak efektif diperlukan lebih

    besar dengan resiko efek toksis Pemberian injeksi

    Metabolisme di hepar

    Konjugasi asam glukoronat

    Metabolit inaktiv

    Metabolit aktiv lebih poten

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    8/36

    Heroin

    Diasetil morfin

    Dua kali lebih poten dari morfin

    Metabolit bersifat aktif

    Euforia lebih menonjol

    Efek mual, konstipasi, hipotensi kurangdibandingkan morfin

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    9/36

    Metadon

    Indikasi sebagai terapi substitusi adiksi oleh

    morfin, heroin

    PO, absorbsi sempurna

    Durasi panjang

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    10/36

    Petidin

    Efek analgesia dan depresi respirasi sama

    dengan morfin

    Efek konstipasi dan antitusiv kurang

    Lebih larut dalam lipid, onset lebih cepat

    Metabolisme di hepar, hasil metabolit (dosis

    tinggi) menyebabkan eksitasi

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    11/36

    Kodein

    Metil morfin

    Indikasi untuk antitusiv dan antidiare

    Efek analgesik kurang dibandingkan morfin

    Afinitas terhadap reseptor opiat rendah

    PO, absorbsi baik Metabolisme di hepar menjadi morfin

    Efek samping konstipasi, muntah, sedasi

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    12/36

    Pentazosin

    Injeksi efikasi analgesik di antara morfin

    dan kodein

    Agonis reseptor dan

    Antagonis reseptor

    Resiko dependensi kurang

    Halusinasi,mimpi buruk, gangguan berfikir

    ()

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    13/36

    Antagonis opiat

    Nalokson efikasinya sangat rendah pada

    pemberian peroral, dan empunyai durasi

    yang pendek (1-2 jam).

    Naltrekson absorbsinya baik pada

    pemberian peroral tetapi cepat mengalami

    first pass metabolism oleh hepar,mempunyai waktu paruh 10 jam

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    14/36

    Nalmefene merupakan derivat naltreksonjuga untuk mengatasi overdosis opiat

    diberikan secara intavena, mempunyai

    waktu paruh 8-10 jam. Pemberian intravena antagonis opiat pada

    pasien over dosis morfin memberikan efek

    antagonis setelah 1-3 menit.

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    15/36

    OBAT/EFEK

    OBAT AINSNONNARKOTIK

    ANALGESIKNARKOTIK

    Aksi Perifer Sentral

    Indikasi Nyeri ringan

    sedang inflamasi

    Nyeri berat

    Sedasi Tidak ada Ada

    Depen

    densi

    Tidak ada Ada

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    16/36

    Penyalahgunaan Obat dan NAPZA

    (drug abuse)

    Misuse

    Drug abuse

    Penggolongan: Opiat

    Depresan

    Stimulan Halusinogen

    Inhalasi, dll

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    17/36

    Toleransi

    Adiksi

    Dependensi

    Cross dependensi

    Withdrawl syndrome

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    18/36

    Al-Baqarah: 219

    khamer dan judi pada keduanya terdapatdosa besar dan beberapa manfaat bagi

    manusia, tetapi dosanya lebih besar dari

    manfaatnya, juga dalam Al-Maidah: 90

    khamer, berjudi, berkorban untuk berhala,

    mengundi nasib dengan panah adalahperbuatan keji dan termasuk perbuatan

    syaithan.

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    19/36

    Toleransi

    Penurunan respon tubuh terhadap obat

    Jumlah reseptor berkurang

    Afinitas obat berkurang

    Metabolik dan

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    20/36

    Adiksi

    Ketagihan

    Adanya toleransi (penurunan efek)

    menyebabkan dosis obat dinaikkan

    ( to add) untuk mendapatkan respon yang

    sama

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    21/36

    Dependensi

    Ketergantungan psikis

    Dorongan psikologis kuat untuk

    memperoleh obat

    Ketergantungan fisik

    Gejala fisik yang timbul akibat penghentian

    penggunaan obat kronis

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    22/36

    Cross Dependensi

    Ketergantungan terhadap suatu obat tertentu

    diikuti ketergantungan pada obat lain

    Obat A cross dependensi dengan obat B

    Selain mengalami ketergantungan terhadap

    obat A individu tersebut juga tergantung

    pada obat B

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    23/36

    Withdrawl syndrome

    sindroma yang timbul akibat penghentian

    penggunaan obat kronis secara mendadak

    Manifestasi gejala berlawanan dengan efekobat semula

    Morfin, nitrazepam, mariyuana

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    24/36

    ADAPTASIOBAT

    ADIKSI TOLERANSI

    DEPENDENSI

    FISIK PSIKIS

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    25/36

    Penyalahgunaan opiat

    Heroin, morfin, meperidin dan oksikodon

    Heroin paling sering oleh karena efek

    euforia lebih menonjol, sedangkan efekkonstipasi lebih jarang

    Sindroma putus obat timbul setelah

    pemakaian 8-10 jam

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    26/36

    Penyalahgunaan alkohol

    Dosis rendah perubahan

    perilaku (disinhibisi)

    Dosis tinggi depresi

    Absorbsi PO sempurna

    Metabolisme oleh hepar

    Toleransi cepat

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    27/36

    Kadar efek (toleransi dan kadardalam SSP)

    Sindroma putus obat alkohol menurut

    onsetnya dapat berlangsung cepat (early),timbul dalam waktu kurang dari 48 jam dan

    lambat (late) timbul sekitar 1-6 hari setelah

    konsumsi terakhir.

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    28/36

    Penyalahgunaan barbiturat

    Short acting (sekobarbital dan

    pentobarbital) lebih cepat dan berbahaya

    Penggunaan stimulan menyebabkanpolydrugs abuse

    Kombinasi obat lain berakibat fatal (depresi

    SSP)

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    29/36

    Penyalahgunaan mariyuana

    Tertua, India dan China, baru Amerika

    Pemberian PO, rokok

    Efek: euforia, rileks, tertawa tidak

    terkontrol

    Intoksikasi: meta merah, peningkatan nadi,

    dll

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    30/36

    Penyalahgunaan LSD

    LSD (lysergic acid diethilamide),

    semisintetik dari alkaloid ergot

    Meskalin, psilosibin dan fensiklidin (PCPatau angel dust) LSD like group.

    Pada over dosis mengakibatkan reaksi panik

    dan psikosis akut dan psikosis depresi padaindividu yang mempunyai predisposisi.

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    31/36

    Penyalahgunaan stimulan

    Kokain, amfetamin, nikotin dan kafein

    Kokain berasal dari Amerika selatan,penggunaannya kemudian meluas sampai Eropa.

    Kokain dalam medis digunakan untuk anestesilokal daerah mata,

    Penyalahgunaan dengan cara di hisap atau

    dicampurkan dalam rokok Efek euforia yang durasinya relatif pendek sekitar

    satu jam sehingga penggunaannya sering diulang-ulang.

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    32/36

    Amfetamin

    Efek psikoaktif (dekstroamfetamin) dan

    halusinasi (MDMA: Metilin Dioksi

    Metamfetamin).

    Toleransi obat ini sangat cepat terjadi,

    dependensi psikis lebih sering terjadi dari

    pada dependensi fisik.

    Sindroma putus obat terjadi setelah

    beberapa hari penggunaan terakhir.

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    33/36

    Penyalahgunaan obat inhalasi

    N2O dan eter

    Pelarut industri (hidrokarbon, toluene)

    Aerosol propellant (fluorokarbon)Nitrit organik (butil nitrit)

    Motivasi penyalahgunaan karena murah,

    cepat menimbulkan efek (euforia danrileks), mudah penggunaannya, durasi

    pendek dan dapat meningkatkan mood.

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    34/36

    Pada anak-anak usia belasan tahun dengansosio ekonomi rendah.

    Penyalahgunaan aerosol propellant sepertidari bahan plastik dapat menimbulkan efekeuforia, rileks, disorientasi dan halusinasi,

    tetapi pada penggunaan bahan ini dapatterjadi sudden death akibat asfiksia atauaritmia.

    Senyawa nitrit organik dikenal efeknyapada peningkatan potensi seksual, tetapipada keadaan intoksikasi menyebabkanaritmia.

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    35/36

    Terapi dependensi

    Cold turkey methode

    Terapi substitusi

    (metadon)

  • 7/28/2019 ANALGESIK OPIAT

    36/36

    Wassalamu`alaikum Wr. Wb.