Transcript
Page 1: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK

(Studi Peran Negara terhadap Kebijakan Investasi

Pembangunan Infrastruktur Kereta Cepat dalam

Perspektif Ekonomi Politik)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Azizia Rochimasnaini

1112112000011

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437H/2016

Page 2: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat
Page 3: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat
Page 4: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat
Page 5: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

v

ABSTRAK

Nama : Azizia Rochimasnaini

Program Studi : Ilmu Politik

Judul :Negara dan Kebijakan Publik (Studi Peran Negara

terhadap Kebijakan Investasi Pembangunan Infrastruktur

Kereta Cepat dalam Perspektif Ekonomi Politik)

Skripsi ini membahas peran negara terhadap kebijakan investasi

infrastruktur kereta cepat (high speed railway) Jakarta-Bandung, oleh Tiongkok.

Penelitian ini berfokus pada latar belakang dilakukannya investasi dalam bentuk

mega proyek dengan nilai yang sangat besar di awal masa pemerintahan Presiden

Joko Widodo (Jokowi). Proses dan dinamika politik yang terjadi pada proses

kebijakan investasi kereta cepat menjadi sorotan dalam penelitian skripsi.

Minimnya realisasi dan nilai investasi Tiongkok terhadap Indonesia pada masa

pemerintahan sebelumnya, menjadi salah satu faktor dipertanyakannya kebijakan

investasi mega proyek kereta cepat. Berbeda dengan pada masa pemerintahan

Presiden Jokowi, Tiongkok berubah menjadi salah satu negara investor terbesar di

Indonesia, dengan infrastruktur sebagai sektor investasi terbesar. Adanya benang

merah antara visi kebijakan pembangunan Presiden Jokowi dengan Presiden Xi

Jinping Tiongkok, serta tingkat investasi pembangunan infrastruktur besar-

besaran di awal masa pemerintahan Presiden Jokowi juga menjadi sorotan dalam

penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan kerangka

teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui

konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah,

adanya faktor ekonomi dan poltik pada Tiongkok dan Indonesia dalam melakukan

investasi pada mega proyek kereta cepat. Peran negara yang direpresentasikan

Presiden Jokowi. Kebijakan investasi kereta cepat, merupakan bentuk dari pilihan

rasional dan interdependensi pada sebuah negara dalam menghadapi era pasar

bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016.

Kata Kunci: Penanaman Modal Asing, Investasi, Ekonomi Politik, Negara,

Kebijakan Publik, Tiongkok, Kereta Cepat.

Page 6: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

vi

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis curahkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Shalawat serta salam tak lupa tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad

Rasulullah SAW yang yang telah membawa umat manusia kepada zaman yang

merdeka dan dirahmnati Allah SWT. Penulisan skripsi ini selain ditujukan untuk

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos),

merupakan persembahan khusus kepada kedua orang tua penulis, Ibu dan Bapak

Gatut Sujoko, serta keluarga besar Alm. Abah Moejahid dan Alm. Bpk. Moejadi.

Selain itu, penulisan skripsi ini juga merupakan bentuk apresiasi serta rasa syukur

penulis atas segala kesempatan studi dan ilmu yang selama ini penulis pelajari

dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam proses penulisan penelitian skripsi ini, penulis telah banyak

dibimbing, dibantu, dan didukung oleh banyak pihak yang mungkin tidak dapat

penulis ucapkan satu persatu dalam halaman ini. Oleh karena itu, dalam halaman

pengantar yang terbatas ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang

sangata berharga dan mendalam kepada,

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.

2. Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Zulkifli, MA .

3. Ketua Program Studi Ilmu Politik, Dr. Iding R. Hasan, M.Si.

4. Sekertaris Program Studi Ilmu Politik, Suryani, M.Si.

5. Idris Thaha, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar

membantu serta membimbing penelitian skripsi ini hingga pada tahap

akhir.

6. Dr. Ali Munhanif, yang telah memberikan wawasan mengenai kajian

politik negara berkembang, dan membantu menganalisa terkait topik yang

penulis teliti.

Page 7: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

vii

7. Dr. Puji Wahono, yang telah memperkenalkan kajian ekonomi politik,

membantu mengembangkan ide dan konsep penelitian skripsi, serta

meminjamkan banyak buku literatur.

8. Gudadi B. Sasongko, yang telah menyempatkan waktunya sebagai

narasumber, di sela kesibukannya yang saat ini sebagai konselir di

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jerman.

9. Kementerian Perhubungan, yang telah bersedia membantu memberikan

informasi data penelitian skripsi.

10. PT.Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang telah bersedia

memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian skripsi.

11. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang telah bersedia

terbuka dan memberikan data serta informasi untuk peneitian skripsi.

12. Kedua orang tua penulis,yang menjadi semangat utama penulis untuk

menyelesaikan penelitian skripsi ini. Terima kasih atas doa yang tak

pernah letih dipanjatkan untuk penulis, serta kasih sayang dalam

memahami penulis selama proses penelitian skripsi.

13. Kakak dan adik penulis, Aprilia dan Mochammad Adhim, yang menjadi

pemacu penulis untuk memberikan hasil yang terbaik kepada keluarga,

agar bisa membanggakan dan membahagiakan kedua orang tua.

14. Ahmad Hudzaifi, yang tidak pernah berhenti membantu dan mendampingi

penulis dalam kondisi terberat, serta memacu semangat penulis untuk

segera menyelesaikan penelitian skripsi ini.

15. Teman-teman FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Program

Studi Ilmu Politik 2012.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari

kemepurnaan atas keterbatasan yang dimiiliki penulis.Segala krtik dan saran

sangat terbuka untuk pengembangan keilmuan yang lebih baik lagi. Semoga

skripsi ini dapat membawa manfaat bagi banyak pihak.

Jakarta, 23 Juni 2016

Azizia Rochimasnaini

Page 8: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

ABSTRAK……………………………………………………………………….v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ......................................................................... 1

B. Pertanyaan Masalah ......................................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 10

C.1.Tujuan Penelitian .................................................................... 10

C.2.Manfaat Penelitian .................................................................. 10

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 11

E. Metode Penelitian .......................................................................... 14

F. Sumber dan Jenis Data .................................................................. 15

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 16

H. Sistematika Penulisan .................................................................... 17

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL ......................... 19

A. Teori Kebijakan Publik .................................................................. 19

A. 1.Perumusan Kebijakan Publik ................................................. 22

A. 2. Implementasi Kebijakan Publik ............................................ 23

B. Teori Sistem Politik ...................................................................... 28

Page 9: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

ix

C. Ekonomi Politik Internasional ...................................................... 31

C. 1.Pengertian Ekonomi Politik Internasional ............................. 31

C. 2.Interdependensi...................................................................... 32

BAB III GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL

ASING (PMA) DAN LATAR BELAKANG INVESTASI

KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG .................................. 35

A. Perkembangan Kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA) di

Indonesia ....................................................................................... 36

B. Kondisi Ekonomi-Politik pada Rezim Presiden Joko Widodo ..... 41

B. 1.Karakteristik Kebijakan Investasi.......................................... 41

C. Hubungan Ekonomi Politik Tiongkok dan Indonesia .................. 46

C. 1. Karakteristik Tiongkok Sebagai Negara Investor ................ 50

C. 2. Investasi Tiongkok ke Indonesia pada Rezim Presiden Joko

Widodo .......................................................................................... 54

D. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas)....................... 59

D. 1. Rencana Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ...... 60

E. Rencana Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung .............. 62

BAB IV PERAN NEGARA DALAM PENANAMAN MODAL ASING

(PMA) INVESTASI INFRASTRUKTUR PROYEK KERETA

CEPAT JAKARTA-BANDUNG .................................................... 66

A. Pertumbuhan Ekonomi dan Politik terhadap Kebijakan Investasi

Kereta Cepat Jakarta-Bandung ...................................................... 67

B. Proyeksi Kebutuhan Pembangunan Infrastruktur Transportasi

Kereta Cepat .................................................................................. 72

C. Konsep Pendanaan dan Skema Kerjasama Investasi Proyek Kereta

Cepat Jakarta-Bandung ................................................................. 76

C. 1. Skema Kerjasama Investasi Kereta Cepat ............................ 76

D. Peran Negara dalam Kegiatan Peananaman Modal Asing (PMA) 81

E. Strategi Presiden Joko Widodo dalam Investasi Kereta Cepat ..... 83

E. 1. Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) ..................... 83

Page 10: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

x

E. 2. Percepatan Proyek Strategis Nasional ................................... 84

E. 3. Mendorong Investasi Sektor Rill .......................................... 85

E. 4. Pendekatan Personal per Negara Secara Menyeluruh (End to

End) ............................................................................................... 86

F. Dinamika Rezim dan Politik dalam Perencanaan Investasi Kereta

Cepat .............................................................................................. 87

F. 1.Dinamika Rezim Presiden Joko Widodo................................ 87

F. 2. Dinamika Politik dalam Proses Kebijakan Kereta Cepat ...... 90

F. 3. Peran Legislatif dalam Kebijakan Kereta Cepat ................... 93

G. Mekanisme Pelaksanaan dan Perizinan Kereta Cepat Jakarta-

Bandung ......................................................................................... 94

G. 1. Mekanisme Pelaksanaan Kereta Cepat ................................. 94

G. 2. Mekanisme Perizinan Pembangunan Kereta Cepat .............. 99

H. Proses Perkembangan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-

Bandung ....................................................................................... 101

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 104

A. Kesimpulan ................................................................................. 104

B. Saran dan Rekomendasi .............................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xv

LAMPIRAN …………………………………………………………………..xx

Page 11: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xi

DAFTAR TABEL

Tabel.III.A. 1. Perkembangan Kebijakan Perdagangan Indonesia ....................... 40

Tabel. III.E. 1. Pola Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung ................................ 64

Tabel IV.E. 1. Proyeksi Pergerakan Penumpang Jakarta-Bandung ...................... 74

Tabel IV.F. 1. Perbandingan Konsep Penawaran Investasi Kereta Cepat Tiongkok

dan Jepang ..................................................................................... 78

Tabel IV.G. 1. Mekanisme Penugasan Pembangunan Kereta Cepat Berdasarkan

Perpres No. 107 Tahun 2015 ......................................................... 96

Page 12: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. 1. Tren Aliran masuk PMA ke Indonesia .............................................. 3

Gambar II. 1. Dimensi-Dimensi Kebijakan yang Mempengaruhi Implementasi .. 25

Gambar II. 2. Model Proses Implementasi Kebijakan Van Meter-Van Horn ....... 28

Gambar II. 3. Diagram Sistem Politik Easton ....................................................... 29

Gambar III. 1. Tingkat Kemudahan Bisnis di Indonesia ....................................... 43

Gambar III. 2 Perkembangan Realisasi Investasi Tiongkok ke Indonesia 2001-

2007 (juta US$) ............................................................................. 48

Gambar III. 3. Tren Pendapatan Cadangan Devisa Tiongkok ............................... 53

Gambar III. 4. Sepuluh Besar Negara Tujuan Investasi Luar Negeri Tiongkok ... 55

Gambar III. 5. Perkembangan Realisasi Investasi PMA Republik Rakyat

Tiongkok (RRT), Kuartal ke-4 2015............................................ 56

Gambar III. 6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Tiongkok .......................... 58

Gambar III. 7. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) 2030 .............. 59

Gambar III. 8. Rencana Jaringan Kereta Api Cepat di Pulau Jawa Rute Jakarta-

Surabaya Tahun 2030................................................................... 61

Gambar III. 9. Trase dan Lokasi Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung ............. 65

Gambar III. 10. Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung ...................................... 65

Gambar IV. 1. Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2015 ...................................... 69

Gambar IV. 2. Kontribusi Sektor Infrastruktur Tansportasi pada Perekonomian 73

Gambar IV. 3. Proyeksi Demand Transportasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung

pada 2019-2050 ........................................................................... 75

Gambar IV. 4. Skema Investasi Business to Business Kereta Cepat ..................... 77

Gambar IV. 5. Persentasi Penyertaan Modal PT.PSBI ......................................... 80

Gambar IV. 6. Pelaksana Konsorsium Kereta Cepat Jakarta-Bandung ................ 98

Page 13: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ACFTA ASEAN China Free Trade Area

AFTA ASEAN Free Trade Area

AIIB Asian Infrastructure Investment Bank

AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lngkungan

ANU Australian National University

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APEC Asia Pasific Economic Cooperation

BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal

BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CDB China Development Bank

DNI Daftar Negarif Investasi

EPI Ekonomi Politik Internasional

FDI Foregin Direct Investment

FS Feasibility Studies

GDP Gross Domestic Product

IGA Investment Guarantee Agreement

IIAS International Investment Agreements

KPBU Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha

MEA Masyarakat Ekonomi ASEAN

MoU Memorandum of Understanding

PDB Produk Domestik Bruto

Page 14: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xiv

PMA Penanaman Modal Asing

PT. KCIC Perseroan Terbatas Kereta Cepat Indonesia China

PT. PSBI Perseroan Terbatas Pilar Sinergi BUMN Indonesia

PTSP Pelayanan Terpadu Satu Pintu

RIPNas Rencana Induk Perkeretaapian Nasional

RRT Republik Rakyat Tiongkok

RUP Rencana Urgensi Perekonomian

TOD Transit Oriented Development

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UU PM Undang-Undang Penanaman Modal

UU PMA Undang-Undang Penanaman Modal Asing

WEF World Economic Forum

WTO World Trade Organization

Page 15: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Kebijakan investasi pembangunan kereta cepat (high speed railway) di

Indonesia dengan rute Jakarta-Bandung, merupakan investasi Tiongkok kepada

dalam sektor infrastruktur dengan nilai yang sangat besar di awal pemerintahan

Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apa yang melatarbelakangi investasi mega

proyek tersebut? Padahal berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM), rasio invesatasi masuk Tiongkok ke Indonesia, periode 2005-

2014 masih rendah dan sangat minim terealisasi.1 Hingga akhir tahun 2014

Indonesia masih belum menjadi primadona tujuan invesatasi oleh Tiongkok,

khususnya pada sektor infrastruktur. Kemudian dari sisi politik, terpilihnya

Tiongkok dalam pemilihan proposal kereta cepat, mengalahakan Jepang, juga

diindikasikan publik sebagai investasi mega proyek yang sarat intrik politik dalam

dinamika rezim Presiden Jokowi.

Berdasarkan sisi ekonomi politik, intensifitas investasi Tiongkok dan

Indonesia sebenarnya juga dipengaruhi oleh keterbukaan kebijakan ekonomi dan

politik domestik pada negara investor dan negara tujuan. Revolusi keterbukaan

kebijakan investasi di Indonesia telah di mulai sejak pemerintahan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY) melalui kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA)

1Bisnis Indonesia “Tiongkok Banyak Umbar Janji Investasi, Realisasi Selama Ini

Minim”, diakses pada tanggal 5 Juni 2016, melalui

http://finansial.bisnis.com/read/20150402/9/418592/Tiongkok-banyak-umbar-janji-investasi-

realisasi-selama-ini-minim

Page 16: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

2

yang diatur dalam Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 2007. Kebijakan tersebut

merupakan bentuk revisi dari Undang-Undang Penanaman Modal (UU PM)

sebelumnya pada 1967 dan 1968.2 Hal tersebut mencerminkan kesiapan Indonesia

yang semakin terbuka pada PMA demi meningkatkan laju pertumbuhan nasional.

Kebijakan tersebut merupakan bentuk upaya memfasilitasi liberalisasi investasi

dan perdagangan internasional sebagai keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian

ASEAN Free Trade Area (AFTA), maupun kesepakatan Asia Pasific Economic

Cooperation (APEC) dan World Trade Organization (WTO).3 Kebijakan yang

diresmikan pada masa pemerintahan Presiden SBY tersebut, juga merupakan

upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomian nasional dari krisis dan

ketidakstabilan politik di awal masa pemerintahannya.

Keadaan politik dan ekonomi Indonesia yang tidak stabil dan masih

kurang dari kategori good governance menjadikan iklim investasi Indonesia

sangat kurang diminati sebagai destinasi investasi. Signifikansi peran

pemerintahan SBY melalui kebijakan PMA 2007, diperlihatkan melalui

peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) rill pada 20084, dan

peningkatan aliran PMA ke Indonesia. Tren aliran masuk PMA ke Indonesia

selama masa pemerintahan Presiden SBY jilid pertama,yaitu pada 2004 hingga

2010 digambarkan dalam Gambar I.1 pada halaman selanjutnya.

2Anugrah Adiastuti, “Implementasi Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia

(Sebelum dan Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal)”, Pandecta, Volume 6 Nomor 2,(Juli 2011), h.139. Diakses pada tanggal 24

November 2015 melalui http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta. 3Tulus T.H Tambunan, Perekonomian Indonesia Era Orde Lama Hingga Jokowi,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h.4. 4 Ibid, h. 33.

Page 17: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

3

Gambar I. 1. Tren Aliran masuk PMA ke Indonesia5

Melihat pada komposisi sektoral dengan menggunakan data pada Gambar

I.1, data PMA yang mengalir masuk pada pemerintahan SBY masih terfokus pada

sektor manufaktur yang menjadi tujuan utama. Hal tersebut berdampak pada

sangat minimnya investasi pada sektor infrastruktur. Sementara itu, aliran

investasi masuk hingga 2010 banyak didorong dari ASEAN dan Singapura.

Sedangkan aliran masuk (inflow) investasi dari Tiongkok, mengalami penururnan

yang fluktuatif dari 15.5% hingga mencapai titik terendahnya pada 2010, senilai

5 Data diolah penulis, berdasarkan Laporan Perkembangan Triwulan Perekonomian

Indonesia, diakses pada 30 November 2015, melalui

http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-

1309148084759/IEQ-Jun2011_section_B_bh.pdf dikutip pada data Bank Indonesia dan staf Bank

Dunia.

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Lainnya 8.3 4.2 12.1 8.8 11.3 27.3 16

Singapura 4.4 8.9 21.9 12.1 24.7 20.8 41.2

Malaysia 6.4 1.7 5.6 3.3 10.9 6.4 2.6

ASEAN 10.8 10.6 27.5 16 36.5 28.3 44.4

Korea 12.1 2.9 6.5 3.6 2 1.6 2.6

Tiongkok 15.5 3.6 2.5 1.7 5.7 7.3 2.7

Eropa 82.5 19 41 37.8 21.1 13.8 2.1

Amerika Serikat -27.6 41.3 -11.2 15.8 11.2 3.3 4.3

Jepang -1.6 18.5 21.5 16.3 12.3 18.4 28

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

To

tal

ali

ran

ma

suk

PM

A

per

neg

ara

asa

l, p

erse

n

Page 18: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

4

2,7%.6 Tidak hanya terjadi pada Tiongkok, namun juga pada indikator negara

lainnya, mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Hal tersebut disinyalir

diakibatkan faktor iklim investasi dalam negeri yang tidak kondusif.

Peran negara yang direpresentasikan oleh pemerintah sebagai aktor pada

pemerintahan SBY selama sepuluh tahun, kemudian meninggalkan banyak

tantangan kepada rezim Presiden Jokowi. Di antaranya: defisit neraca Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ketergantungan Indonesia pada impor,

kesenjangan ekonomi cenderung membesar, infrastruktur yang cenderung

memburuk dan korupsi yang semakin merajalela.7 Serangkaian kebijakan dan

rencana pembangunan yang tertunda di masa pemerintahan SBY, diberlanjutkan

pemerintahan Jokowi melalui program Nawacita-nya, dengan poros kemaritiman,

yang berisi tidak hanya berfokus pada infrastruktur namun juga kebijakan

berorientasi sosial.

Pada tahun pertama pemerintahan Jokowi, serangkaian proyek

pembangunan infrastruktur melalui dana investasi asing dicanangkan besar-

besaran di seluruh wilayah Indonesia untuk mengejar ketertinggalan di masa

pemerintahan sebelumnya. Salah satunya adalah membangkitkan kembali wacana

program pembangunan kereta cepat yang sebelumnya telah tertuang pada Rencana

Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) Tahun 2011 oleh Direktorat Jenderal

(Ditjen) Perkeretaapian Nasional, Kementerian Perhubungan.8 Rancangan kereta

cepat yang tertuang dalam RIPNas pada awalnya direncanakan untuk tujuan

6 Ibid, h. 26.

7 Tambunan, Perekonomian Indonesia Era Orde Lama Hingga Jokowi, h. 43.

8 Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Nasional, Kementerian Perhubungan,

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional,(April 2011). Diakses pada tanggal 3 Maret 2016,

melalui http://perkeretaapian.dephub.go.id/dmdocuments/RIPNAS-FINAL.pdf.

Page 19: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

5

Jakarta-Surabaya. Namun pada masa pemerintahan Presiden Jokowi, rencana

kereta cepat dibuat dalam konsep rencana Tahap I dengan tujuan Jakarta-

Bandung. Dengan menggaet Tiongkok dan Jepang sebagai target investor utama,

proyek tersebut dianggap sebagai proyek “mercusuar” Indonesia abad-21. Hal

tersebut dikarenakan, kereta cepat akan menjadi infrastruktur transportasi terbesar

dan simbol modernisasi infrastruktur dalam negeri. Tiongkok dipilih sebagai

investor pemenang dalam pelelangan proyek tersebut, mengalahkan Jepang.

Terpilihnya Tiongkok sebagai investor pemenang adalah pertimbangan konsep

pembiayaan yang sepenuhnya menggunakan dana swasta tanpa menyentuh dana

APBN, dan tanpa jaminan. Alasan lain yang menjadi nilai tambah ketertarikan

pemerintah terhadap proposal kereta cepat Tiongkok adalah konsep penggunaan

60% bahan baku lokal guna pemberdayaan produsen daerah, adanya komitmen

transfer ilmu dan teknologi, dan kredibilitas 60% jaringan kereta cepat Tiongkok

yang tersebar di seluruh dunia.9Strategi investasi tersebut dimaksudkan untuk

mengalokasikan dana APBN kepada proyek pembangunan daerah tertinggal

lainnya.

Namun dalam prosesnya, strategi investasi kereta cepat menimbulkan

banyak kontroversi baik pada kalangan awam maupun lembaga birokrat negara.

Kehadiran kereta cepat yang dianggap masih belum perlu, dan penetapan lokasi

Bandung sebagai tujuan kereta cepat dianggap terlalu pendek. Proyek bernilai

total Rp 75 triliun tersebut, segera diresmikan pada 21 Januari 2016 di Walini,

9 Kata Data “Dari Mana Dana Kereta Cepat?” Diakses pada 25 Februari 2015, melalui

http://katadata.co.id/infografik/2016/02/09/dari-mana-dana-kereta-

cepat#sthash.ix3dZbUX.b0f7OGHs.dpbs.

Page 20: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

6

Bandung, Jawa Barat. Sarat akan kesan ketergesaan pada pemerintah dalam

memulai proyek tersebut, menimbulkan tanda tanya mengenai aktor-aktor politik

yang cukup berperan di balik konstelasi perencanaannya. Jika dikilas balik

kembali mengenai proses konstelasi pemenangan Tiongkok sebagai investor

kereta cepat, lembaga negara seperti Kementerian Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) dan Kementerian Perhubungan terkesan memberi sinyal berbeda dalam

menentukan pemenang proposal investor.

Pemutusan pengambilan kebijakan yang berjalan tidak beriringan antar

lembaga pemerintah menunjukkan kesan keberpihakkan yang berbeda di antar

lembaga. Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Rini Soemarno terkesan

condong kepada Tiongkok, sedangkan Kementerian Perhubungan yang dinaungi

Ignasius Jonan cenderung memilih Jepang sebagai pemenang proyek kereta cepat

dengan alasan safety first. Kejelasan mengenai tindak lanjut proyek kereta cepat

tersebut juga telah beberapa kali mengalami perubahan keputusan seperti

pembatalan atau perubahan perancangan proposal. Ketidakpastian gerak birokrasi

pemerintah dalam menghadapi investasi asing skala besar tersebut mencerminkan

masih adanya koordinasi yang kurang berjalan baik, bahkan dari fraksi partai

pemerintah meminta untuk membatalkan kerjasama invesatasi tersebut.

Kepentingan politik golongan masih menjadi penyebab tidak selarasnya sinyal

kebijakan antar lembaga. Atas hal tersebut menunjukkan masih belum terciptanya

layanan satu atap atas investasi secara terpadu.

Secara jelas dalam UU PM No. 25 Tahun 2007 mengenai prinsip

penamaman modal bagi negara-negara berkembang, bahwa untuk bisa

Page 21: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

7

mendatangkan investor setidaknya dibutuhkan tiga syarat. Pertama, adanya

economic opportunity (investasi mampu memberi keuntungan secara ekonomis

bagi investor); kedua, political stability (investasi akan sangat dipengaruhi

stabilitas politik); dan ketiga, legal certainty (kepastian hukum) dalam bentuk

kebijakan pemerintah. Kepastian hukum berdasarkan regulasi kebijakan

penanaman modal yang terbuka dan transparan merupakan faktor yang paling

sering dijadikan dasar pertimbangan utama bagi para investor dalam mengambil

keputusan untuk melakukan kegiatan penanaman modal atau investasi di suatu

negara.

Para teoritisi liberal pada umumnya percaya bahwa penyebab hambatan

pembangunan dan investasi di negara berkembang disebabkan oleh faktor

domestik negara tersebut. Penyakit dalam sistem politik negara berkembang

seperti korupsi, kolusi, struktur birokrasi yang berbelit, menyebabkan

perekonomian tidak efisien.10

Diperlukan suatu upaya restrukturisasi untuk

mencapai sebuah sistem yang efisien dan modern. Robert O. Keohane dan Joseph

S. Nye, mengemukakan bahwa:

“… politics of such transnational issues as trade , monetary relations, and

oceans policy , writing that modernist point correctly to the fundamental

changes that now taking place …”11

“… on the dimension of time, it appeasrs to be connected wih social

modernization, or what is call as a long-term development of welfare

state”12

10

Norman Gemmell, Ilmu Ekonomi Pembangunan, beberapa survey, (Jakarta: Pustaka

LP3ES, 1992), h. 65. 11

Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence in the Information

Age, (Alumni-Research Library, Oct 1998), h. 83. Diunduh pada tanggal 6 Juni 2016, melalui

http://ir.rochelleterman.com/sites/default/files/Keohane%20Nye%202000.pdf

Page 22: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

8

Reorganisasi dan transformasi kelembagaan pada politik domestik negara

berkembang melalui keterbukaaan dalam pasar bebas, mengindikasikan suatu

negara siap untuk memasuki pasar global. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa

politik transnasional, dan hubungan moneter negara akan membawa pada titik

modernisasi, dan interdependensi ekonomi. Hal tersebut disebut oleh Keohane

dan Nye sebagai “pembangunan jangka panjang negara sejahtera”. Mengingat

bahwa sejak dekade 1970-an, disadari bahwa tantangan pembangunan sosial,

politik dan ekonomi yang dihadapi negara dunia ketiga merupakan suatu masalah

struktural, maka hal tersebut tidak lepas dari peran pemerintah sebagai

representasi dari negara. Sebagaimana pandangan kaum merkantilis berdasarkan

kajian ekonomi politik, bahwa perlu adanya campur tangan pemerintah pada

kegiatan ekonomi negara.13

Martin Staniland, yang dikutip oleh Deliarnov,

mengungkapkan:

“... tugas utama pemerintah adalah untuk menjamin keamanan negara yang

… Untuk itu semua konsiderans dan kepentingan harus disubordinasikan

pada prioritas mengonsolidasikan kekuasaan negara yang merupakan

kondisi utama bagi upaya mengejar kesejahteraan.”14

Kutipan di atas, menegaskan peran sentral pemerintah dalam upaya

menciptakan kesejahteraan dan kestabilan negara. Sebagai negara berkembang,

kebijakan publik dipilih sebagai upaya negara untuk menciptakan kontrol dan

kesejahteraan. Di Indonesia, kebijakan publik memiliki bentuk akhir yang umum

berupa “undang-undang”. Namun faktanya adalah, di negara berkembang

12

Robert Jackson dan Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional,

(Celeban Timur: Pustaka Pelajar, 2009), h. 152. 13

Deliarnov, Ekonomi Politik (Jakarta : Erlangga, 2006), h. 23. 14

Ibid, h. 23.

Page 23: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

9

kebijakan publik tidak selalu berbentuk undang-undang.15

Adanya nilai

paternalistik pada negara berkembang yang kemudian sama kuatnya dengan nilai

demokratik, menciptakan bentuk pola pikir pemimpin sebagai “bapak” yang

memiliki sosok melindungi, memimpin, dan mewakili segala kebaikan sehingga

masyarakat melakukan apa pun yang dikatakan dan diinginkan pemimpin.16

Negara sebagai aktor utama yang bertanggung jawab memajukan

kepentingan nasional melalui aktivitas politik dan ekonomi sebagai kekuatan

negara, bertugas menentukan pilihan sikap politk. Melihat kondisi tersebut, maka

penulis akan menganalisa peran negara di balik kebijakan pembangunan proyek

kereta cepat (high speed railway). Penelitian ini akan melihat bagaimana suatu

sistem berjalan dalam kebijakan investasi, berdasarkan pada perspektif ekonomi

politik.

B. Pertanyaan Masalah

Berdasarkan penguraian latar belakang masalah pada halaman

sebelumnya, dengan menggunakan perspektif ekonomi politik, maka penelitian ini

berfokus pada masalah di bawah ini:

Bagaimana peran negara di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam

kebijakan investasi pembangunan kereta cepat (high speed railway) oleh

Tiongkok?

15

Riant Nugroho, Kebijakan Publik di Negara-Negara Berkembang (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2015), h. 77. 16

Ibid, h, 78.

Page 24: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

C.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses politik yang

terjadi di balik perumusan kebijakan pembangunan proyek infrastruktur

kereta cepat (high speed railway),

b. Menjelaskan latar belakang investasi Tiongkok dalam proyek infrastruktur

kereta cepat (high speed railway),

c. Menjelaskan strategi dan peran negara dalam menarik investor Tiongkok,

dalam pembangunan proyek infrastruktur kereta cepat (high speed train),

d. Menganalisa serta menjelaskan peran negara dalam konsesus mega proyek

kereta cepat (high speed train).

C.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini bersifat akademis dan

teknis, adapun manfaat-manfaat tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan

penelitian ilmu politik, khususnya dalam kajian politik negara berkembang

dengan prespektif ekonomi politik.

Page 25: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

11

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur penelitian Program Studi

Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang mengkaji mengenai kebijakan investasi asing, telah

dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu dengan melihat aspek yang berbeda-

beda. Hal tersebut berdasarkan pada metode penelitian, teori yang digunakan,

perspektif analisis, serta studi kasus yang dikaji. Dalam penelitian skripsi ini,

penulis mengambil lima literatur penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan

dengan penelitian skripsi ini. Di antaranya,

Pertama, jurnal Fakultas Hukum, Universitas Negeri Sebelas Maret, yang

ditulis oleh Anugrah Adiastuti,17

dalam penelitian tersebut menjelaskan peran dan

implikasi dari FDI sebelum dan setelah diterapkannya Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 dengan menggunakan metode penelitian normatif berdasarkan sudut

pandang ilmu hukum. Penelitian ini melihat penanaman modal asing langsung

(FDI) sebagai variabel utama yang dilihat pergerakannya terhadap UU No. 25

Tahun 2007 sebagai variabel kedua yang memberikan pengaruh, dalam sudut

pandang hukum. Lebih lanjut, Anugrah Adiastuti berpandangan bahwa FDI

mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan melalui

17

Anugrah Adiastuti, “Implementasi Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia

(Sebelum dan Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal)”, Pandecta, Volume 6 Nomor 2,(Juli 2011). Diakses pada tanggal 24

November 2015 melalui http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta.

Page 26: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

12

transfer aset, sehingga dalam penelitiannya ia lebih banyak membahas mengenai

pergerakan aliran FDI dengan pengaruhnya terhadap iklim investasi Indonesia

melalui faktor pendorong dan penghambat pergerakan FDI berdasarkan analisis

dan variabel hukum.

Kedua, dalam penelitian yang ditulis oleh Wiwi Dwi Astuti,18

penelitian

tersebut membahas peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal

kaitannya dengan kontrak alih teknologi yang secara khusus dengan meninjau dari

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal mengenai

peranan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal

dikaitkan dengan kontrak alih teknologi dalam rangka pengembangan

perindustrian di Indonesia. Wiwi Dwi Astuti juga memfokuskan penelitiannya

pada potensi masalah yang timbul dari lahirnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal kaitannya dengan kontrak alih teknologi di

Indonesia melalui berbagai tinjauan yuridis dan metode penelitian normatif

berdasarkan prespektif ilmu hukum.

Ketiga, pada penelitian yang ditulis oleh Tur Minah,19

penelitian tersebut

memiliki kemiripan dalam penggunaan variabel politik negara sebagai variabel

independen yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan teknologi dan

industri suatu negara, dengan menyoroti peran pemerintah yang merupakan

representasi dari sebuah negara. Dalam hasil kesimpulan penelitiannya, Tur

18

Wiwi Dwi Astuti, “Analisis Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal Kaitannya dengan Kontrak Alih Teknologi dalam Rangka Pengembangan

Industri”, Skripsi S1 Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret Surakarta (2009). 19

Tur Minah, “Politik Industrialisasi di Korea Selatan (Studi atas Peran Negara dalam

Pengembangan Teknologi dan Industri 1990-2002)”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2014).

Page 27: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

13

Minah menjelaskan bahwa terdapat peran negara yang dominan melalui

serangkaian kebijakan dalam proses alih tekonologi dan industrialisasi negara.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi tersebut adalah kualitatif

deskriptif, dengan menggunakan analisis perspektif ekonomi politik.

Keempat, pada penelitian, yang ditulis oleh Dedi Latip,20

penelitian

tersebut bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi regional

propinsi yang menerima penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment

(FDI) di 26 Propinsi melalui data sekunder periode tahun 2000-2006. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif analisis data panel,

berdasarkan prespektif ilmu ekonomi. Pada hasil penelitiannya, diperoleh bahwa

FDI berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional, melalui

transfer teknologi dan perbaikan manajemen sumber daya manusia.

Terakhir, pada penelitian yang ditulis oleh Acep Rohendi,21

dalam

penelitiannya Acep Rohendi berfokus pada pembaharuan regulasi-regulasi

penanaman modal yang dipengaruhi kesepakatan perjanjian keikutsertaan

Indonesia dalam WTO. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif

deskriptif, dengan kebijakan penanaman modal sebagai variabel dependen. Hasil

akhir yang didapat dalam penelitian tersebut yaitu, diperlukan penguatan regulasi

dalam negeri mengenai pemberdayaan usaha kecil menengah, dan kebijakan

20

Dedi Latip, “Analisa Pengaruh Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Regional Propinsi Tahun 2000-2006”, Tesis S2 Fakultas Ekonomi,

Universitas Indonesia (2009). 21

Acep Rohendi,“Prinsip Liberalisasi Perdagangan World Trade Organization (WTO)

dalam Pembaharuan Hukum Investasi di Indonesia (Undang-Undang Nomor.25 Tahun 2007)”,

Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum (PJIH), Volume 1. Nomor 2, (2014), Diakses pada tanggal 20

November 2015, melalui http://pjih.fh.unpad.ac.id/pjih-vol1-no2-2014/.

Page 28: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

14

berbasis program sosial guna menyeimbangi kebijakan penanaman modal yang

bersifat liberal.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian mengenai peran negara dalam kebijakan penanaman modal asing dalam

judul penelitian: “Negara dan Kebijakan Publik (Studi Peran Negara terhadap

Kebijakan Investasi Pembangunan Infrastruktur Kereta Cepat dalam Perspektif

Ekonomi Politik)” dapat diangkat menjadi sebuah judul penelitian ilmiah, dan

belum ada yang melakukan penelitian secara khusus mengenai studi kasus

tersebut begitu pula dengan penggunaan konsep, serta periode penelitian.

E. Metode Penelitian

E. 1. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini akan menggunakan metode pendekatan kualitatif,

dengan jenis penelitian deskriptif studi kasus. Penelitian kualitatif menurut Robert

Bogdan dan Steven Taylor, diartikan sebagai salah satu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dalam penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang sedang terjadi pada lembaga, individu

atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau kemanusiaan.22

Sedangkan

penelitian deskriptif adalah upaya yang dilakukan untuk melukiskan secara

sistematis fakta-fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, baik

berupa keadaan, permasalahan, sikap, pendapat, kondisi, prosedur atau sistem

22

Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012),

h. 52.

Page 29: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

15

secara faktual dan cermat.23

Dalam hal ini penulis mengambarkan masalah yang

diteliti, serta mengkaji lebih jauh dalam penelitian yang berjudul: “Negara dan

Kebijakan Publik (Studi Peran Negara terhadap Kebijakan Investasi

Pembangunan Infrastruktur Kereta Cepat dalam Perspektif Ekonomi Politik)”.

Dalam penyusunannya, langkah-langkah yang diperlukan ialah

pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan. Kemudian data

dikelompokkan dan dianalisa dengan menggunakan teori tertentu. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, yang kemudian

menjadi sumber dalam penulisan ini.

F. Sumber dan Jenis Data

Sumber-sumber data ini berupa buku, jurnal, situs berita elektornik, jurnal

online dan situs informasi dan bahan bacaan lainnya yang didapat dari

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Daerah dan

Nasional RI serta berbagai data resmi lembaga-lembaga tertentu. Jenis data

tersebut terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari objek

yang diteliti.24

Data primer didapatkan melalui wawancara dan situs

lembaga resmi.

b. Data Sekunder adalah data pendukung yang bersifat vaild. Data

sekunder diperoleh dari dokumen, atau publikasi yang sudah dalam

23

Ibid. 24

Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian,h. 147.

Page 30: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

16

bentuk jadi.25

Hal tersebut berupa penelitian yang diterbitkan dalam

bentuk buku, majalah ilmiah, dokumen resmi dan penelitian terkait

yang telah ada seperti jurnal, tesis, dan skripsi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan penulis adalah sebagai

berikut:

a. Wawancara adalah pertemuan oleh peneliti dengan narasumber,

dimana informasi narasumber, dalam hal ini dilakukan untuk

menghidupkan topik penelitian. Wawancara juga merupakan metode

untuk pengumpulan data tentang subjek kontemporer yang minim

literatur.26

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara

dengan pihak terkait sebanyak 12 narasumber, yang berasal dari

delapan lembaga yang berbeda. Di antaranya, Kementerian Badan

Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Perhubungan, PT.

Kereta Cepat Indonesia Tiongkok (KCIC), Kementerian Luar Negeri,

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tiongkok, Kementerian

Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS), Paramadina Public dan

Policy Institute, PT. Industri Kereta Api (INKA).

b. Studi kepustakaan dan dokumentasi, yaitu mencari dan

mengumpulkan data-data, melalui laporan pada lembaga resmi, buku,

25

Ibid. 26

Ibid, h.104.

Page 31: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

17

artikel, jurnal, atau informasi melalui media internet yang berkaitan

dengan objek yang diteliti.

H. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, dan terbagi dalam lima

bagian. Di antaranya,

Bab I, bagian ini berisi mengenai latar belakang masalah mengenai kebijakan

investasi yang dilakukan Tiongkok dalam pembangunan kereta cepat (high speed

railway) Jakarata-Bandung.

Bab II, bagian ini merupakan penjelasan kerangka teori dan konsep yang dipakai

penulis untuk menjelaskan dan menganalisa studi kasus peran negara dalam

kebijakan investasi kereta cepat (high speed railway) Jakarata-Bandung.

Bab III, bagian ini merupakan pembahasan awal berupa gambaran umum

mengenai karakteristik kebijakan penanaman modal asing di Indonesia,

dilanjutkan dengan pembahasan dinamika rezim Presiden Joko Widodo,

hubungan ekonomi politik Indonesia dengan Tiongkok, serta gambaran umum

mengenai latar belakang proyek investasi infrastruktur kereta cepat di Indonesia.

Bab IV, bagian ini merupakan hasil temuan penelitian mengenai bagaimana

negara berperan dalam perumusan kebijakan pembangunan kereta cepat (high

speed railway), strategi apa yang pemerintah lakukan untuk menarik investor

Page 32: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

18

asing, dan proses politik di balik perumusan kebijakan pembangunan kereta cepat

(high speed railway).

Bab V, bagian ini merupakan bagian akhir dari penelitian skripsi. Pada bab ini,

penulis menyimpulka bahwa adanya faktor ekonomi dan poltik pada Tiongkok

dan Indonesia dalam melakukan investasi pada mega proyek kereta cepat. Peran

negara yang direpresentasikan Presiden Jokowi dalam kebijakan investasi kereta

cepat, merupakan bentuk dari pilihan rasional dan interdependensi pada sebuah

negara dalam menghadapi era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

2016.

Page 33: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

19

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL

Dalam bab ini pembahasan akan dimulai dengan tiga kerangka berpikir

yaitu teori kebijakan publik, sistem politik serta konsep ekonomi politik

internasional dalam interdependensi. Ketiga teori tersebut akan digunakan sebagai

dasar analisis untuk memahami peran negara pada pembentukan suatu kebijakan

yang berkaitan dengan aktivitas investasi atau ekonomi. Untuk itu, pembahasan

ini merupakan bagian awal dalam upaya memahami latar belakang dan peran

negara dalam kebijakan investasi dalam proyek investasi kereta cepat (high speed

train) oleh Tiongkok.

A. Teori Kebijakan Publik

Berdasarkan masalah penelitian skripsi yang akan dibahas, maka penulis

memilih definisi menurut Thomas R. Dye, sebagaimana dikutip dalam Riant

Nugroho. Dye menyatakan bahwa kebijakan publik adalah apa yang dilakukan

pemerintah, mengapa pemerintah melakukannya, dan apa perbedaan yang

dibuatnya. Perbedaan tersebut berarti bahwa kebijakan publik haruslah

memberikan suatu hasil perubahan.27

Adapun istilah kebijakan (policy) secara

umum menurut James E. Anderson, digunakan untuk menunjuk perilaku seorang

27

Riant Nugroho, Kebijakan Publik di Negara-Negara Berkembang (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015),h. 44.

Page 34: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

20

aktor (misal: pejabat, kelompok, maupun lembaga pemerintah).28

Andries

Hoogerwerf, seperti yang dikutip dalam Miriam Budiardjo, berpendapat bahwa

objek dari ilmu politik adalah kebijakan pemerintah, proses terbentuknya, serta

akibat-akibatnya.29

Yang dimaksud kebijakan publik (public policy) berdasarkan

kutipan tersebut adalah membangun masyarakat secara terarah melalui pemakaian

kekuasaan.30

Definisi serupa mengenai kebijakan publik yang juga menjadi sorotan

penulis, diungkapkan oleh James E. Anderson dalam buku Budi Winarno,

sebagaimana dikutip dalam Budi Winarnano31

, bahwa “... kebijakan merupakan

arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau

sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan.”32

Konsep

memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan pemerintah melalui

kebijakan. Berdasarkan definisi-definisi kebijakan publik yang dipaparkan di atas,

maka secara sederhana, kebijakan publik memiliki konsep-konsep sebagai

berikut:

a. Kebijakan publik berisi tujuan, nilai-nilai, dan

praktik/pelaksanaannya,

b. Kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan

organisasi swasta,

c. Kebijakan publik tersebut menyangkut pilihan.

28

Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus (Yogyakarta: CAPS,

2012), h. 19. 29

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1977),

h. 12. 30

Ibid. 31

Ibid. 32

Budi Winarno, Kebijakan Publik, h. 21.

Page 35: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

21

Keterlibatan aktor-aktor dalam perumusan kebijakan kemudian menjadi

ciri khusus dari kebijakan publik. Menurut Charles Lindblom, dalam memahami

proses perumusan kebijakan diperlukan memahami aktor-aktor yang terlibat atau

pemeran serta dalam proses pembentukan kebijakan publik. Dengan

menggunakan pendekatan kelembagaan (institusionalisme), maka hubungan

antara kebijakan publik dan lembaga-lembaga pemerintah dilihat sebagai

hubungan yang sangat erat. Suatu kebijakan tidak menjadi suatu kebijakan publik

sebelum kebijakan tersebut ditetapkan dan dilaksanakan oleh suatu lembaga

pemerintahan.33

Secara harfiah, kebijakan-kebijakan pemerintah secara umum

dipandang sebagai kewajiban-kewajiban yang sah dan menuntut loyalitas

warganegara dan universalitas.34

Di negara-negara berkembang, kebijakan publik diciptakan untuk

mencapai perkembangan. Kebijakan publik adalah tentang memecahkan masalah,

dan melakukan perkembangan untuk menciptakan masyarakat yang ideal.35

Kebijakan publik bukan hanya mengenai proses politik dan keyakinan nasional,

melainkan sebuah manajemen strategi korporasi dalam institusi politik negara.36

Sebagaimana yang dinyatakan Gambhir Bhatta, dalam Riant Nugroho37

, “...

pemerintahan yang unggul adalah ketika pemerintah berhasil dalam

33

Ibid, h. 55. 34

Ibid. 35

Riant Nugroho, Kebijakan Publik, h. 16. 36

Ibid, h. 26. 37

Ibid, h. 40.

Page 36: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

22

mengembangkan, merumuskan, mengimplementasikan, dan meraih tujuannya

melalui kebijakan publik yang unggul.”38

Lebih lanjut, menyangkut kebijakan publik pada negara berkembang,

Riant Nugroho memberikan pemahaman strategis-pragmatis terhadap kebijakan

publik, bahwa kebijakan publik adalah keputusan negara atau pemerintah (sebagai

pemegang kekuasaan) untuk mengatur kehidupan publik agar mencapai misi

bangsa, membawa masyarakat memasuki transisi ke arah masyarakat ideal.39

Kebijakan publik merupakan tugas utama pemerintah, karena kebijakan publik

adalah bagian utama dari implementasi kebijakan publik.40

Untuk itu, berdasarkan

definisi pada halaman sebelumnya mengenai kebijakan publik pada negara

berkembang, penulis akan gunakan sebagai alat analisis dalam memahami

kebijakan investasi kereta cepat di Indonesia sebagai negara berkembang.

A. 1. Perumusan Kebijakan Publik

Perumusan kebijakan adalah fase utama dalam proses kebijakan publik.41

Pemerintah merupakan institusi yang secara politik, legal dan strategis

mempunyai kuasa membuat keputusan menyengkut kebijakan publik. Ada dua

tugas utama pemerintah, yaitu mengembangkan kebijakan publik yang bagus dan

menyelesaikan layanan publik.42

Di negara-negara berkembang, sebagian besar

kebijakan direncanakan dalam jangka pendek (5 tahun) dan jangka panjang (20-25

tahun). Rencana pembangunan kebijakan jangka panjang membuat kebijakan pada

38

Ibid. 39

Ibid, h. 47. 40

Ibid, h. 48. 41

Ibid. h. 141. 42

Ibid.

Page 37: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

23

rezim pemerintahan selanjutnya bersifat inkremental. Kebijakan yang bersifat

inkremental, cenderung dilihat sebagai variasi dari kebijakan ataupun aktivitas

dari pemerintahan yang sebelumnya yang tertunda dan bersifat berkelanjutan.43

Pada umumnya, pemerintah di negara berkembang yang dihadapkan dengan

kondisi tersebut tidak memiliki pilihan banyak, selain dengan melanjutkan

kebijakan yang telah ada sebelumnya, dengan sedikit modifikasi.

Kebijakan pembangunan jangka panjang masih menjadi pilihan utama di

negara berkembang. Tindakan tersebut dianggap lebih aman untuk menghindari

konflik politik di antara kepentingan poliitk. Namun sayangnya, pada umumnya

inkrementalisme dianggap membuat pemerintah tidak porfesional untuk mencapai

visi bangsa, dan rentan pengaruh kelompok kepentingan.

A. 2. Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan

undang-undang di mana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik bekerja

bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-

tujuan kebijakan atau program-program.44

Donald S.Van Meter dan Carl E. Van

Horn (selanjutnya: van Meter-van Horn), mengasumsikan bahwa implementasi

kebijakan bekerja sejalan dengan proses kebijakan.45

Dengan bersandar pada

definisi van Meter-van Horn, maka beberapa variabel yang diperhatikan dalam

melihat proses implementasi kebijakan di antaranya, sumber daya dan tujuan

standar yang mendorong pada komunikasi antar lembaga, penegakan aktivitas,

43

Ibid. h. 155. 44

Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus, h. 147. 45

Riant Nugroho, Kebijakan Publik, h. 219.

Page 38: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

24

karakteristik lembaga yang mengimplementasikan, serta kondisi sosial, ekonomi

dan politik.46

Sementara itu, Randall B. Ripley dan Grace Franklin juga

memberikan pandangannya, bahwa implementasi adalah apa yang terjadi setelah

undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan,

keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible

output).47

Dengan demikian, implementasi mencakup tindakan-tindakan oleh

berbagai aktor, khususnya para birokrat, yang dimaksudkan untuk membuat

program berjalan. Dalam kasus kebijakan investasi kereta cepat, penulis melihat

bahwa variabel karakteristik lembaga di masa pemerintahan Presiden Joko

Widodo (Jokowi) yang berbeda dengan pemerintahan sebelumnya menjadi

dinamika politik yang sangat kontras dalam realisasi kebijakan investasi kereta

cepat.

Berdasakan konsep oleh van Meter-van Horn, maka penulis memfokuskan

pada aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menjalankan

keputusan kebijakan yang telah ditetapkan, sebagai pembatasan mengenai

penggunaan konsep implementasi kebijakan publik. Dalam hal ini, berarti bahwa

konsep implementasi kebijakan yang penulis ambil adalah tidak dimaksudkan

untuk mengukur dan menjelaskan hasil akhir dari kebijakan, tetapi untuk

menjelaskan apa yang dinamakan pencapaian.48

Sebab suatu kebijakan mungkin

diimplementasikan secara efektif, namun gagal memperoleh dampak substansial.

Di negara-negara dunia ketiga, implementasi merupakan masalah antara

kepentingan-kepentingan pribadi dengan birokrasi pemerintah akibat dari

46

Ibid. 47

Budi Winarno, Kebijakan Publik, h. 149. 48

Ibid, h. 150 -151.

Page 39: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

25

Konsensus Tujuan

Tinggi

kompleksitas organisasi. Di negara-negara maju, ketika institusionalisasi

masyarakat sudah mapan, keberhasilan implementasi kebijakan sebagian besar

berasal dari perumusan kebijakan dan perencanaan yang sangat bagus.49

Riant

Nugroho memberikan premis: keberhasilan kebijakan publik di negara-negara

berkembang, adalah 20% berasal dari perumusan atau perencanaan yang sangat

bagus, 60% berkontribsi dari implementasi yang jenius, dan 20% dari seberapa

berhasil dalam kontrol implementasi.50

Analoginya adalah, program dengan perubahan besar biasanya

menimbulkan konflik tujuan yang tinggi pada pihak aktor-aktor yang

bersangkutan sehingga konsensus rendah. Sementara pada program yang

melibatkan perubahan kecil, konsensus tujuan biasanya paling tinggi. Tipologi

kebijakan publik seperti yang digambarkan pada di Gambar II.1 menjelaskan

bahwa terdapat sejumlah besar kebijakan-kebijakan didapati dalam kategori

“perubahan besar/konsensus rendah”, dengan “perubahan kecil/ konsensus

tinggi”.

Gambar II. 1. Dimensi-Dimensi Kebijakan yang Mempengaruhi Implementasi51

Besar

Jumlah Perubahan

Kecil

Rendah

49

Riant Nugroho, Kebijakan Publik, h. 213. 50

Ibid, h. 213-214. 51

Ibid, h. 157.

Page 40: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

26

Kebijakan seperti itu direfleksikan dalam sifat kebijakan inkrementalisme, yang

merupakan kebijakan “tambal-sulam”. Kebijakan ini lebih memfokuskan diri pada

perbaikan kebijakan sebelumnya dan tidak menyentuh pada perubahan yang

mendasar.52

Dalam hal ini pada kebijakan investasi kereta cepat, merupakan

kebijakan yang bersifat inkremental. Konflik yang terjadi pada realisasi kebijakan

tersebut merupakan konflik tujuan, perdebatan antara tujuan perubahan besar

dengan kepentingan pada pihak aktor-aktor yang bersangkutan. Menurut van

Meter-van Horn, suatu implementasi akan sangat berhasil jika margin perubahan

yang diperlukan dan konsensus tujuan adalah tinggi. Sebaliknya, bila perubahan

besar ditetapkan dengan konsensus tujuan rendah, maka prospek implementasi

yang efektif akan sangat diragukan.53

Secara garis besar berdasarkan pendekatan prosedural dan manajerial

(procedural and managerial approaches), implementasi kebijakan meliputi

kegiatan perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan. Dalam hal tersebut terdapat

kemungkinan terjadi ketidakefektifan kebijakan yang telah ditempuh oleh

pemerintah. Hal yang demikian juga diungkapkan Andrew Dunsire:

“... karena adanya implementasi gap (kesenjangan implementasi), yaitu

suatu istilah yang dimaksudkan untuk menjelaskan suatu keadaan dimana

dalam proses kebijakan selalu akan terbuka kemungkinan terjadinya

perbedaan antara apa yang diharapkan (direncanakan) oleh pembuat

kebijakan dengan apa yang senyatanya dicapai sebagai hasil atau prestasi

pelaksanaan kebijakan. Besar kecilnya perbedaan tersebut tergantung pada

kemampuan organisasi atau aktor untuk mengimplementasikan kebijakan

52

Ibid. 53

Ibid, h. 158.

Page 41: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

27

yang dipercayakan sedemikian rupa, sehingga tujuan yang telah ditetapkan

dalam dokumen kebijakan tercapai (implementation capacity).”54

Dengan mengaitkan antara kebijakan dan kinerja, serta menjelaskan hubungan-

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, seperti yang tertera pada

Gambar II.2. Maka penulis menganalisa studi peran negara dalam proses investasi

asing dalam proyek kereta cepat (high speed railway) oleh Tiongkok, dengan

menggunakan model implementasi kebijakan yang ditawarkan oleh van Meter-

van Horn. Dalam model implementasi kebijakan van Meter-van Horn, dijelaskan

bahwa komunikasi antar lembaga dan karakteristik badan pelaksana menjadi

faktor dari kecenderungan pelaksanaan kebijakan. Dalam hal ini, komunikasi

antar lembaga pada kebijakan kereta cepat yang menghasilkan respon berbeda

pada Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, dan badan legislatif.

54

Sholichin Abdul Wahab. Analisis Kebijaksanaan, Dari Formulasi ke Implementasi

Kebijaksanaan Negara. (Jakarta: Bumi Aksara,2008), h. 61.

Page 42: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

28

KIN

ER

JA

Gambar II. 2. Model Proses Implementasi Kebijakan Van Meter-Van Horn55

Ukuran Dasar

Dan Tujuan

Komunikasi antar

organisasi dan

kegiatan-kegiatan

pelaksanaan

Kebijakan

Karakteristik Badan

Pelaksana

Kecenderung

an Pelaksana

Sumber -

Sumber

Kondisi Ekonomi,

Sosial dan Politik

B. Teori Sistem Politik

David Easton menyatakan bahwa berbicara mengenai kehidupan politik,

maka tidak terlepas dari sistem aktivitas yang terdapat di dalamnya.56

Menurut

Easton, bahwa aktivitas politik merupakan gabungan dari antar sistem-sistem

yang berbeda dalam masyarakat. Sistem politik sendiri terdiri dari beberapa

elemen susbsistem terkait seperti sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem

psikologi-budaya.57

Dalam teorinya, Easton memfokuskan melihat pada pengaruh

lingkungan sebagai subsistem yang mempengaruhi aktivitas politik. Untuk itu,

dalam kaitannya dengan kebijakan investasi kereta cepat, penggunaan teori ini

ditujukan untuk menjelaskan mengenai keterkaitan faktor susbsistem yang

55

Budi Winarno, Kebijakan Publik, h.160. 56

David Easton, “An Approach to the Analysis of Political System”, World Politics, Vol. 9,

No. 3 (Apr, 1957), JSTOR, h. 383. Diakses pada tanggal 11 Juni 2016, melalui

http://online.sfsu.edu/sguo/Renmin/June2_system/Political%20System_Easton.pdf. 57

Ronald H. Chilcote, Teori Perbandingan Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),

h. 191.

Page 43: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

29

mempengaruhi kebijakan investasi kereta cepat sebagai suatu output dari

kebijakan publik. Dalam konsep negara dan kekuasaan, Easton memandang

bahwa kekuasaan bagaimanapun juga bersandar pada kemampuan dalam

mempengaruhi dan melaksanakan keputusan politik. Easton menyatakan bahwa

konsep pengambilan keputusan dalam kebijakan adalah hal esensial dalam politik.

Maka, kebijakan politik terdiri atas jaringan keputusan dan tindakan yang

mengalokasikan nilai-nilai.58

Konsep kekuasaan negara dalam sistem politik Easton, secara sederhana

terdiri dari subsistem yang terintegrasi, adanya input dan output dalam lingkungan

terhadap kebijakan. Kehidupan politik, menurut Easton membentuk suatu sistem

yang terbuka terhadap pengaruh-pengaruh lingkungannya. Keseluruhan konsep

tersebut digambarkan Easton melalui Gambar II.3.

Gambar II. 3. Diagram Sistem Politik Easton59

Pada Gambar II.3 pemisahan kehidupan politik dengan elemen subsistem yang

ada di masyarakat, disebut sebagai lingkungan (environment). Kemudian,

masukan (input) adalah berupa permintaan (demand) dan dukungan (support),

58

Ibid, h. 199. 59

Easton, “An Approach to the Analysis”, h. 384.

Page 44: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

30

yang menjadi masukan dalam sistem politik. Masukan berupa permintaan dan

dukungan, pada prosesnya akan berkembang dalam sistem politik, dan

menghasilkan suatu keluaran (output) berupa kebijakan (policies) dan keputusan

(decisions). Pada akhirnya, kebijakan tersebut akan memberikan umpan balik

(feedback) kepada sistem politik berupa pemuasan permintaan kebijakan.

Dalam kasus kebijakan kereta cepat, variabel yang masuk ke dalam input

pada sistem politik adalah permintaan berdasarkan proyeksi perhitungan

kebutuhan antar daerah, yang kemudian di dukung oleh pemerintah sebagai

support dalam proses kebijakan. Dalam hal tersebut, lingkungan yang

mempengaruhi proses politik dibagi menjadi intrasosial, yang berasal dari luar

sistem politik, dan ekstrasosial yang berasal dari dalam sistem politik.60

Lingkungan intrasosial di antaranya adalah faktor psikologi, sistem sosial, dan

ekologi dari sistem politik Presiden Jokowi. Sedangkan lingkungan ekstrasosial di

antaranya sistem politik internasional, ekonomi internasional, dan sosial

internasional.61

Pengaruh dari persaingan pasar bebas yang semakin kuat saat ini

disinyalir menjadi faktor pendorong dari kebijakan investasi kereta cepat.

Indonesia telah banyak tertinggal daam mengambil kesempatan-kesempatan emas

yang ada di masa pemerintahan sebelumnya. Dengan demikian, Easton

menegaskan bahwa output dari suatu sistem politik tidak terlepas dari apa yang

dipengaruhi lingkungannya.

60

Ronald H. Chilcote, Teori Perbandingan Politik, h. 201. 61

Ibid.

Page 45: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

31

C. Ekonomi Politik Internasional

C. 1. Pengertian Ekonomi Politik Internasional

Menurut Jeffry Frieden dan Lisa L. Martin, Ekonomi Politik Internasional

(EPI) merupakan sebuah subdisiplin yang relatif baru dalam kajian Ilmu Politik.62

EPI hadir pada awal tahun 1970-an sebagai sebuah bidang interdisipliner, dengan

melibatkan banyak disiplin akademis, mulai dari ilmu politik dan ekonomi,

sosiologi, sejarah, bahkan kajian budaya (antropologi).63

Batas-batas EPI sebagai

disiplin akademis sangat fleksibel dan penuh ambiguitas.64

Studi EPI diawali dengan pemahaman merkantilis, yang mengintegrasikan

politik dengan ekonomi. EPI sempat mengalami mati suri pada abad ke-19, ketika

paham liberalisme berjaya setelah Perang Dunia II berakhir, dan muncul negara-

negara baru yang memainkan peran aktif dalam percaturan ekonomi internasional.

Transformasi dalam sistem ekonomi internasional pasca Perang Dunia II

menghidupkan kembali studi EPI melalui integrasi ekonomi internasional dan

politik internasional dalam kebijakan-kebijakan ekonomi yang bersifat

“nasionalistis”.

EPI cenderung dilihat sebagai penerapan teori dan metodologi Ilmu

Ekonomi dalam berbagai perilaku masyarakat global. Secara tak sadar, para ahli

ekonomi murni menempatkan ekonomi sebagai determinant factor atas segala

perilaku manusia atau perilaku negara. Dengan asumsi, bahwa segala perilaku

62

Umar Suryadi Bakry, Ekonomi Politik Internasional Suatu Pengantar (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2015), h. 1

63

Ibid. 64

Ibid, h.1-2

Page 46: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

32

negara bersumber pada motif ekonomi.65

Oleh karena bersifat ekonomistik, maka

kajian EPI lebih banyak dikaitkan dengan tema-tema seperti pertumbuhan

ekonomi di negara-negara sedang berkembang (developing countries), peranan

perdagangan internasioanl dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi di dunia,

serta sistem keuangan internasional terhadap perekonomian dunia.66

Jeffry A. Frieden dan Wendy K. Lake, sebagaimana yang dikutip oleh

Umar Suryadi Bakry67

, mendefinisikan EPI sebagai studi yang saling

mempengaruhi (interplay) antara ekonomi dan politik dalam dunia global. Dalam

EPI, hakikat ekonomi mengandung makna kekayaan dan pasar; sementara politik

merupakan seperangkat institusi serta aturan yang mengatur interaksi ekonomi

dan sosial, yang direpresentasikan oleh negara. Untuk itu seraca singkat, ruang

lingkup studi EPI membahas interaksi, kait mengait, dan saling mempengaruhi

(interplay, interrelated, interrelationship) antara faktor-faktor politik dan

ekonomi dengan dua unsur variabel-variabel politik dan ekonomi dalam

menganalisa fenomena di negara dunia ketiga.

C. 2. Interdependensi

Konsep interdependensi dalam EPI, menyatakan bahwa negara bukanlah

aktor independen secara keseluruhan. Konsep interdependensi menjelaskan bahwa

tidak ada satu negara pun yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, masing-

masing akan memiliki saling ketergantungan pada sumber daya dan produk dari

65 Ibid, h. 3

66

Ibid. 67

Ibid, h. 4

Page 47: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

33

negara lainnya.68

Pada dasanya, interdependensi adalah konsep turunan dari

liberalisme dalam ekonomi. Liberalisme interdependensi memiliki asumsi bahwa

modernisasi akan meningkatkan tingkat interdependensi antar negara. Para

teoritisi liberal percaya bahwa keterbelakangan ekonomi di negara-negara

berkembang terutama disebabkan oleh faktor domestik (internal) di negara

tersebut.69

Faktor-faktor tersebut bersumber dari sistem politik dan sistem sosial,

seperti korupsi, kolusi, struktur birokrasi yang berbelit yang menyebabkan

perekonomian menjadi tidak efisien. Sebab itu, kaum liberal berpendirian bahwa

untuk mengatasi keterbelakangan tersebut yakni mengintegrasikan diri dalam

sistem ekonomi pasar dunia.70

Interdependensi dapat terjadi dalam berbagai isu, seperti ekonomi, politik

dan sosial. Interdependensi perekonomian antara negara berkembang dengan

negara lainnya akan menaikkan pembangunan ekonomi. Untuk melakukan suatu

interdependensi dalam pasar global, konsekuensinya, diperlukan adanya

pergeseran-pergeseran dalam sistem politik dan sosial dalam suatu negara.

Transformasi pada negara berkembang harus menciptakan suatu organisasi yang

memiliki nilai sosial dan politik yang rasional dan efisien.71

Pentingnya suatu

negara dalam melakukan transformasi dalam menanggapi perubahan pasar global,

seperti yang dinyatakan Richard Rosecrance dan Arthur Stein,

“During the past half-century, political changes within society have made

it impossible for political leaders to ignore the domestic impact of external

68

Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional, (Bandung: Remaja Rodsakarya, 2005), h. 77. 69

Norman Gemmell, Ilmu Ekonomi Pembangunan, beberapa survey, (Jakarta: Pustaka

LP3ES, 1992), h. 65. 70

Ibid,h. 66. 71

Ibid.

Page 48: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

34

economic forces … Economic effects are now fully comprehended within

political realm. Thus, politically significant interdependence is much

higher today than is was …”72

Pergeseran sistem politik dunia, menjadikan faktor ekonmi menjadi hal yang tidak

dapat dipungkiri lagi menjadi faktor yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan

ekonomi dan kestabilan politik dalam suatu negara. Untuk itu, dewasa ini

hubungan interdependensi politik antar negara akan jauh meningkat, dan tidak

dapat dihindarkan.

72 Richard Rosecrance dan Arthur Stein, “Interdependence: Myth or Reality”, World

Politics 26, No. 1(Oktober, 1973), h. 12, diakses pada tanggal 29 Mei 2016, melalui

http://www.grandstrategy.net/Articles-pdf/Interdependence_Myth_or_Reality.pdf.

Page 49: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

35

BAB III

GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL ASING

(PMA) DAN LATAR BELAKANG INVESTASI KERETA CEPAT

JAKARTA-BANDUNG

Dalam bab ini, penulis membagi pembahasan menjadi lima bagian.

Pembahasan pertama, akan dimulai pada pola perkembangan kebijakan

Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia. Pembahasan tersebut berguna

untuk mengetahui perkembangan keterbukaan kebijakan PMA di Indonesia, serta

perbedaannya pada masa Presiden Jokowi (Jokowi). Kemudian pembahasan

selanjutnya yaitu kondisi ekonomi-politik dengan melihat karakter kebijakan

PMA di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, hingga dinamika rezim

Presiden Jokowi.

Selanjutnya, penulis juga akan membahas mengenai hubungan ekonomi

politik Indonesia dengan Tiongkok. Pembahasan tersebut penting untuk melihat

karakteristik Tiongkok sebagai negara investor, terkait dengan tren investasi

Tiongkok yang tidak signifikan di masa pemerintahan sebelum Presiden Joko

Widodo (Jokowi). Terakhir, adalah potret master plan rencana pembangunan

kereta cepat yang telah ada pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY) dan gambaran umum profil rencana pembangunan kereta cepat

Jakarta-Bandung pada masa pemerintahan Jokowi.

Page 50: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

36

A. Perkembangan Kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia

Kebijakan PMA di Indonesia diawali pada rezim Orde Lama dengan

Rencana Urgensi Perekonomian (RUP) pada 1949, yang kemudian menghasilkan

produk Undang-Undang No. 78 Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing

sebagai kebijakan investasi asing pertama di Indonesia. Kondisi politik ekonomi

Indonesia pasca kemerdekaan hingga 1949, masih belum cukup stabil dan banyak

menyisakan aset investasi asing kolonial Belanda. Kesadaran akan pentingnya

aliran investasi asing sebagai pendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

nasional, mulai digagas melalui RUP yang dimaksudkan sebagai salah satu

perwujudan dari kebijakan umum dibidang ekonomi, serta memberikan arahan

kegiatan pemerintah dalam pengaturan penanaman modal yang bercorak

nasionalistik.73

Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA), No. 78 Tahun

1958 membatasi modal asing dalam sektor-sektor produksi tertentu yang dianggap

vital. Di antaranya sektor transportasi, telekomunikasi, energi, persenjataan, dan

pertambangan. Hingga kemudian, pada 1965, UU PMA No. 78 Tahun 1958

mengalami pencabutan oleh rezim Orde Lama melalui Undang-Undang No.16

Tahun 1965 tentang pencabutan Undang-Undang No. 78 Tahun 1958. Kebijakan

pencabutan UU PMA tersebut menampakkan watak pemerintah Orde Lama yang

73

Budhivaja, Bahan Perkuliahan “Hukum Investasi dan Pasar Modal”, Chapter IV,

(Universitas Narotama, 2012), h. 32-33. Diunduh pada tanggal 17 Januari 2016, melalui

http://budhivaja.dosen.narotama.ac.id/files/2012/02/HKINVEST-2012-Capter-IV.pdf.

Page 51: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

37

cenderung anti investasi asing. Berdasarkan UU PMA No. 78 Tahun 1958, poin

(c), disebutkan:

“… bahwa untuk melaksanakan prinsip berdiri di atas kaki sendiri di

bidang ekonomi dan prinsip Dekon untuk membangun ekonomi nasional

yang bersih dari sisa-sisa imperialisme dan feodalisme, harus dikikis habis

penanaman/operasi modal asing di Indonesia, sehingga dapat

memperbesar produksi nasional guna mempertinggi tingkat penghidupan

Rakyat Indonesia.”74

Dengan pencabutan UU PMA tersebut, dianggap bahwa segala kegiatan

penanaman modal asing di Indonesia tidak lagi diberadakan, dan mengakhiri (me-

likwidasi) kegiatan investasi asing yang masih atau sedang berjalan. Pada rezim

Soekarno, kegiatan penanaman modal asing disaratkan sebagai kegiatan yang

bersifat neokolonialisme, dan “penghisapan” atas rakyat Indonesia.75

Sesaat setelah lengsernya rezim Orde Lama, kebijakan PMA mengalami

perubahan menuju pada keterbukaan investasi asing pada rezim Orde Baru. Hal

tersebut ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.1 Tahun 1967

tentang PMA yang sarat nuansa liberal dan pro-asing. Undang-Undang

Penanaman Modal (UU PM) memperbolehkan modal asing untuk masuk meski

dalam porsi terbatas sampai 5%.76

Kemudian setahun berselang, rezim Orde Baru

menerbitkan Undang-Undang No.6 Tahun 1968 yang dalam Pasal 3 Ayat 1

74

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1965 tentang Pencabutan

Undang-Undang No. 78 Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing (Lembaran-Negara Tahun

1958, No. 138) Yang Telah Diubah Dan Ditambah Dengan Undang-Undang No. 15 PRP Tahun

1960 (Lembaran-Negara Tahun 1960 No. 42), h. 1. Diunduh pada tanggal 24 April 2016, melalui

http://dapp.bappenas.go.id/upload/pdf/UU_1965_016.pdf. 75

Ibid. 76

Artikel pada situs Membunuh Indonesia, “Dominasi Investasi Asing di Indonesia dan

Pertanggungjawaban Pemerintah Jokowi-JK”. Diakses pada 24 April 2016, melalui

http://membunuhindonesia.net/2015/01/dominasi-investasi-asing-di-indonesia-dan-

pertanggungjawaban-pemerintah-jokowi-jk/.

Page 52: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

38

menyatakan penambahan kepemilikan modal asing hingga 49% pada perusahaan

nasional.77

Peran aktif negara dalam investasi asing pada masa Orde Baru juga

ditunjukkan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

yang berperan besar dalam mempercepat dan mempermudah proses investasi

asing. Di antaranya dengan mempersingkat waktu persetujuan dan izin investasi,

termasuk penghapusan persyaratan investasi dan kewajiban konsultasi.78

Pemerintah pada masa itu menyediakan perlindungan hukum bagi investor asing

lewat Investment Guarantee Agreement (IGA)79

yang ditandatangani oleh negara-

negara ASEAN. Kesepakatan IGA, yang tercantum dalam International

Investment Agreements (IIAs)80

, secara umum meliputi:

1. Prinsip-prinsip perlakuan non-diskriminasi;

2. Prinsip-prinsip terhadap perlakuan standar minimum di bawah

hukum internasional;

77

Ibid. 78

Ibid. 79

Investment Guarantee Agreement (IGA), adalah kesepakatan kerjasama antar negara

ASEAN dalam menghadapi percepatan industrialisasi di negara-negara ASEAN. IGA

ditandatangani pada tahun 1987, dengan tujuan menciptakan arus investasi yang sehat dan kondisi

yang menguntungkan dalam investasi ke negara-negara ASEAN. Kesepakatan IGA berusaha

untuk mempromosikan arus investasi yang lebih besar dengan menyediakan kerangka hukum yang

jelas melalui penetapan norma-norma investasi dan perlindungan dalam penawaran berinvestasi di

negara lain. Lihat Nanda Nurridzki, “Learning from the ASEAN+1 Model and the ACIA”,(March

2015), h.1. Diunduh pada tanggal 2 Mei 2016, melalui http://www.eria.org/ERIA-DP-2015-19.pdf.

80

IIAs secara luas merupakan perjanjian yang menetapkan aturan mengikat perlindungan

investasi. Bentuk-bentuk utama dari IIAs di antaranya Bilateral Investment Treaties (BITs) yaitu

bila digunakan dalam konteks bilateral, atau Investment Guarantee Agreement (IGA) untuk

mempromosikan arus investasi yang lebih besar antara kedua negara penandatangan dan

menetapkan standar perlindungan bagi investasi yang dilakukan di satu negara dengan investor

dari negara lain, dan Free Trade Agreements (FTAs) yang meliputi berbagai perdagangan dan isu

terkait perdagangan yang melibatkan barang, jasa, pertanian, dan investasi. Lihat Martin A.

Weiss,dkk. “International Investment Agreements (IIAs): Frequently Asked Questions”,(May 15,

2015), h. 8. Diunduh pada tanggal 2 Mei 2016, melalui

https://www.fas.org/sgp/crs/misc/R44015.pdf.

Page 53: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

39

3. Perlindungan terhadap pengambil-alihan ilegal;

4. Kompensasi atas kerugian yang timbul dari perang, konflik

bersenjata dan perselisihan sipil;

5. Kebebasan untuk transfer modal;

6. Akses kepada arbitrase internasional untuk sengketa

investasi.81

Menjelang berakhirnya rezim Orde Baru, pemerintah menerbitkan Peraturan

Pemerintah (PP) No.20/1994 , yang menyatakan dengan jelas bahwa investor

asing berhak memiliki saham hingga 95%.82

Liberalisasi investasi asing

diberlannjutkan hingga masa reformasi melalui pembebasan pemilikan saham

asing hingga 99% di sektor perbankan.83

Hingga pada akhirnya liberalisasi investasi dilakukan secara lebih

terstruktur dan reformatif melalui deregulasi UU PMA di masa kepemimpinan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan menerbitkan Undang-

Undang No.25 Tahun 2007 tentang Undang-Undang Penanaman Modal.

Kebijakan tersebut menggantikan UU PMA yang telah ada sebelumnya, dan

berlaku hingga saat ini. Tabel III.A.1 pada halaman selanjutnya akan

menunjukkan karakter yang berbeda pada kebijakan investasi asing pada tiap

rezim.

81

Lihat situs Ministry of Trade and Industry Singapore, “MTI Instights: International

Investment Agreement”, diakses pada tanggal 30 April 2016, melalui

https://www.mti.gov.sg/MTIInsights/Pages/IGAs.aspx. 82

Peraturan Pemerintah (PP) No.20/1994, diakses pada tanggal 5 Mei 2016, melalui

https://www.minerba.esdm.go.id/library/sijh/pp-20-1994.pdf. 83

Artikel pada situs Membunuh Indonesia, “Dominasi Investasi Asing di Indonesia dan

Pertanggungjawaban Pemerintah Jokowi-JK”, diakses pada 24 April 2016, melalui

http://membunuhindonesia.net/2015/01/dominasi-investasi-asing-di-indonesia-dan-

pertanggungjawaban-pemerintah-jokowi-jk/.

Page 54: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

40

Tabel.III.A. 1. Perkembangan Kebijakan Perdagangan Indonesia84

Kebijakan yang bersifat reformatif diperlukan untuk memberikan dorongan dan

fasilitas terhadap pihak swasta untuk melakukan investasi, dan menciptakan iklim

investasi yang sehat sebagai partisipan dalam pasar internasional. Sebagai negara

berkembang, Indonesia dituntut untuk turut berpartisipasi dalam pasar bebas dan

memperbaiki kondisi dalam negeri melalui deregulasi. Untuk itu, entah semakin

cenderung bersifat liberal atau nasionalistik, deregulasi ditujukan untuk

menciptakan iklim investasi yang lebih sehat, disertai dengan kepastian hukum

untuk mencapai pembangunan nasional.

84

Ragimun, “Analisis Investasi Tiongkok ke Indonesia Sebelum dan Sesudah ACFTA”,

Peneliti pada Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, h. 8. Diakses pada 13

Mei 2016, melalui

http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Analisis%20investasi%20Tiongkok%20ke%20Indo

nesia%20sebelum%20dan%20sesudah%20ACFTA.pdf.

Periode Karakter Kebijakan

1948-1966 Ekonomi nasionalis, nasionalisasi

perusahaan Belanda.

1967-1973 Sedikit liberalisasi perdagangan.

1974-1981 Substitusi impor, booming komoditas

primer dan minyak.

1982-sekarang Liberalisasi perdagangan dan orientasi

ekspor.

Page 55: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

41

B. Kondisi Ekonomi-Politik pada Rezim Presiden Joko Widodo

B. 1. Karakteristik Kebijakan Investasi

Dua tahun berjalan pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden

(Wapres) Jusuf Kalla (JK), telah menghadirkan banyak kebijakan yang bersifat

reformatif. Hal tersebut khususnya terlihat pada sektor pembangunan dan

investasi sektor rill85

. Berdasarkan agenda prioritas kerja yang disebut “Nawa

Cita”86

, Jokowi bergerak secara progresif melalui serangkaian kebijakan yang

difokuskan pada pembangunan ekonomi “poros martim dunia” melalui perbaikan

tatanan politik. Kebijakan pemangkasan 42 ribu peraturan baik Peraturan

Pemerintah (PP), Keputusan Presiden (Keppres), dan regulasi lainnya menjadi

separuhnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah ruang gerak

pemerintah sehingga lebih fleksibel dalam menarik arus investasi dari luar negeri

dan menjalankan program pembangunan baik di bidang ekonomi, politik, sosial

dan budaya.87

85

Investasi di sektor riil (real asset), merupakan investasi di produk yang lebih terlihat

secara fisik, misalkan sektor produksi, properti, dan sebagainya. Peningkatan pada

kapasitas/produksi sektor rill sama dengan menyerap tenaga kerja baru dan meningkatkan

pendapatan pekerja yang pada gilirannya memacu pertumbuhan ekonomi. Diakses pada 13 Mei

2016, melalui http://mre.co.id/investasi-sektor-riil/. 86

Sembilan agenda prioritas pemerintahan Jokowi-JK yang disebut sebagai Nawa Cita, di

antaranya: (1) pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif; (2) mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang bersih dan demokratis; (3) membangun desa dan daerah pinggiran; (4)

reformasi sistem penegakan hukum; (5) peningkatan kualitas hidup manusia; (6) meningkatkan

produktivitas dan daya saing di pasar internasional; (7) mewujudkan kemandirian ekonmi

domestik; (8) revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh ke-Bhineka-an dan restorasi sosial

Indonesia. Diunduh pada 11 Mei 2016, melalui

http://kpu.go.id/koleksigambar/VISI_MISI_Jokowi-JK.pdf. 87

Situs BeritaSatu.com, “Jokowi Pangkas 42 Ribu Aturan Jadi 11 Ribu“, diakses pada 15

Mei 2016, melalui http://www.beritasatu.com/nasional/331173-jokowi-pangkas-42-ribu-aturan-

jadi-11-ribu.html.

Page 56: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

42

Sederet paket kebijakan yang dikeluarkan dikeluarkan Presiden Jokowi

berfokus pada perubahan di tiap sektor yang bersifat spesifik. Paket-paket

kebijakan diantaranya bersifat menekankan pada deregulasi, insentif pajak,

penghapusan redundansi, prediktabilitas dan penyelarasan (bea cukai di

pelabuhan, penggunaan lahan, dan mata uang untuk pembayaran).88

Shannon

Hayden dalam artikel pada forum Foregin Policy Community of Indonesia (FPCI)

menyebutkan bahwa,

“ The reforms reflect Jokowi’s mindset: they are practical and focused on

concrete steps. But while the spirit of the reforms is in line with accepted

practices for improving ease of doing business, implementation of such an

ambitious program in a country focused on decentralization and

empowerment of local officials is a fair test for Jokowi’s prowess as a

politician and president. The 13th package, in fact, is expected to address

procedures at the regional level.” 89

Hayden memandang semangat reformasi Presiden Jokowi melalui

kebijakannya, adalah mencerminkan karakternya yang pragmatis dan fokus pada

progres nyata. Menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

2016, secara perlahan Jokowi mengejar ketertinggalan dengan membuka lebar

kemudahan investasi asing, yang juga diimbangi dengan meningkatkan peran

pemerintah lokal. Hingga Juni, 2015, Bank Dunia menempatkan Indonesia pada

peringkat 109 untuk kemudahan melakukan bisnis, di belakang negara-negara

88

Shannon Hayden, “With a Dozen Economic Reform Packages under His Belt,

Indonesia’s Jokowi Settles in”, Foreign Policy Community of Indonesia, (02 Juni 2016). Didapat

melalui daily update pesan elektronik (e-mail), pada tanggal 02 Juni 2016. 89

Ibid.

Page 57: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

43

tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.90

Untuk

memperbaiki keadaan tersebut, dilakukan revisi pada kebijakan mengenai Daftar

Negatif Investasi (DNI), yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.

44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha

yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, pada 12 Mei

2016. Dibandingkan dengan DNI pada pemerintahan sebelumnya, DNI yang baru

memberikan banyak fleksibilitas untuk bidang usaha. Setidaknya terdapat sekitar

tujuh bidang usaha yang diperbolehkan kepemilikan modal asing maksimal 95%

dengan syarat kemitraan bersama pemerintah dan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM).

Gambar III. 1. Tingkat Kemudahan Bisnis di Indonesia 91

90

Trading Economics “Ease of Doing Business in Indonesia 2008-2016” , diakses pada

tanggal 11 Juni 2016, melalui http://www.tradingeconomics.com/indonesia/ease-of-doing-

business.

91Data diolah oleh penulis, melalui http://www.tradingeconomics.com/indonesia/ease-of-

doing-business, diakses pada tanggal 11 Juni 2016.

129 126

116

120 122

129

120

109

95

100

105

110

115

120

125

130

135

2006-2008 2008-2010 2012-2014 2014-2015

Page 58: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

44

Data pada Gambar III.1 menunjukkan, pencapaian peringkat tertinggi

Indonesia sejak 2006 dalam kemudahan berusaha diantara 189 negara. BKPM

menilai pemeringkatan yang dilakukan Bank Dunia belum mencerminkan

keseluruhan perbaikan reformasi birokrasi investasi yang telah diupayakan

pemerintah pada tahun ini. Naiknya tingkat investasi secara otomatis akan

menaikkan tingkat konsumsi masyarakat. Berdasarkan prinsip persamaan

ekonomi mengenai pendapatan negara atau Gross Domestic Product (GDP),

yaitu,

Prinsip persamaan di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara (Y)

bersumber pada konsumsi masyarakat (C), keseimbangan belanja pemerintah (G),

ditambah dengan investasi (I) dan ekspor neto (X-M)92

. Untuk menciptakan

pertumbuhan ekonomi negara yang tinggi, diperlukan dorongan pada investasi

untuk menaikkan tingkat konsumsi masyarakat. Dengan kata lain, secara politik,

tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi menunjukkan tingkat kesejahteraan

masyarakat. Salah satu kendala rendahnya tingkat investasi di Indonesia pada

delapan tahun terakhir, adalah rendahnya pembangunan infrastruktur dalam

negeri.

Sebuah studi yang dilakukan para ekonom dan ahli politik di Australian

National University (ANU) mengenai pemerintahan SBY, menyebutkan bahwa

rendahnya tingkat investasi di awal masa Jokowi tidak terlepas dari kebijakan

92

Ekspor neto (net exports) adalah nilai ekspor sebuah negara dikurangi dengan nilai

impornya, disebut juga sebagai neraca perdagangan.

Y = C+G+I+ (X-M)

Page 59: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

45

pada pemerintah sebelumnya. Mereka menyatakan bahwa secara politik,

pemerintahan SBY bersifat stabil namun mengalami stagnansi dalam

perekonomian. Dalam upaya keterbukaan investasi dan bisnis, para peneliti ANU

menyebutkan bahwa “No significant improvement in the investment climate

during the SBY decade” 93

. Tidak adanya upaya signifikan dalam perubahan iklim

investasi di masa SBY jilid II94

, menyebabkan stagnansi perekonomian dan

kurangnya pembangunan infrastruktur. Pemerintahan SBY banyak mengeluarkan

gagasan dan masterplan mengenai pembangunan infrastruktur, namun tidak

diimbangi dengan implementasi dan kinerja yang berani. Keadaan tersebut

dipaparkan para peneliti ANU bahwa,

“ Several summits and master plans, but a major area of under-

performance (…) Tight fiscal policy, reluctance to borrow. Meddling

DPR, deters private investors.Very little reform of SOEs,(…) Inter-

jurisdictional cooperation issues, role of local goverments, and their

expenditure priorities …” 95

Pernyataan di atas menyebutkan bahwa, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

terlalu banyak campur tangan dalam urusan investasi sehingga menghalangi

investor swasta. Minimnya reformasi yang dilakukan pada Badan Usaha Milik

Negara (BUMN), dan peran pemerintah lokal, serta prioritas ekspenditur menjadi

faktor rendahnya pembangunan infrastruktur. Berdasarkan laporan World

Economic Forum (WEF) 2016 mengenai Global Competitiveness Index, peringkat

93

Haryo Aswicahyono, Riza Halili, Stephen Howes, “The Indonesian Economy during

the SBY Decade: A Balance Sheet Hal Hill Australian National University (ANU) Indonesia

Update, (September,2014), h. 29. Diakses pada tanggal 22 Mei 2016, melalui

http://asiapacific.anu.edu.au/sites/default/files/indonesia/Indo-Update-14-Day-2-10a-Hill.pdf.. 94

Merupakan periode kedua Susilo Bambang Yudhoyoho (SBY) menjabat sebagai

presiden berdasarkan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. 95

Ibid.h. 33

Page 60: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

46

kualitas infrastruktur Indonesia menempati peringkat 37 dari 144.96

Untuk

mengejar ketertinggalan tersebut, maka di awal masa pemerintahannya, Jokowi

menggencar pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia dengan

melibatkan peran pemerintah lokal dan sinergi badan usaha. Kebijakan moneter

harus ditopang langkah pemerintah untuk menggenjot proyek-proyek infrastruktur

guna menumbuhkan investasi dan mendorong konsumsi.

C. Hubungan Ekonomi Politik Tiongkok dan Indonesia

Hubungan ekonomi dan politik Indonesia-Tiongkok sudah dimulai

berabad-abad silam.97

Walaupun sempat mengalami pasang surut akibat dinamika

sosial dan politik kedua negara, Tiongkok dan Indonesia memiliki fondasi

kedekatan historis yang kuat. Dalam wawancara pribadi, Mantan konselir

perwakilan Indonesia untuk Tiongkok, Gudadi B.Sasongko, yang telah sepuluh

tahun berpengalaman menangani hubungan politik kedua negara, menyatakan,

“ Hubungan kedua bangsa ini sudah terbangun jauh sebelum era negara

modern. Negara moderen Tiongkok berdiri pada tahun 1911. Kita sendiri

baru merdeka pada tahun 1945. Dinamika internal politik di Tiongkok

kemudian melahirkan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tahun 1949 dan

pada tahun 1950 baru dijalin hubungan kerjasama negara ”98

96

Klaus Schwab, “The Global Competitiveness Report 2015-2016”, World Economic

Forum, diakses pada tanggal 18 Juni 2016, melalui http://reports.weforum.org/global-

competitiveness-report_2015-2016.pdf. 97

Ragimun, “Analisis Investasi”, h. 1. 98

Wawancara pribadi dengan Gudadi B.Sasongko, mantan konselir perwakilan Indonesia

di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, Tiongkok, melalui pesan elektronik (e-

mail) pada tanggal 10-17 Mei 2016.

Page 61: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

47

Lebih lanjut, Sasongko menjelaskan bahwa periode 1950-1965 merupakan

periode yang membawa hubungan kedua negara pada level kondusif dalam bidang

politik, setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis

Indonesia (G/30/S PKI) yang kemudian membawa hubungan kedua negara pada

tingkat terendah.99

Hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok sempat mengalami

vakum dan dibekukan pada 1967, hingga baru dicairkan 23 tahun kemudian, yaitu

pada 1990.100

Seiring dengan perubahan besar Tiongkok melalui gerakan

reformasi ekonomi Deng Xiaoping dan juga reformasi yang terjadi di Indonesia,

membawa “pendulum” hubungan ekonomi politik ke area yang lebih positif.101

Kedekatan “pendulum” hubungan ekonomi politik Indonesia-Tiongkok

dimulai sejak Tiongkok membuka sistem perekonomian pada pasar bebas secara

resmi melalui keikutsertaan dalam World Trade Organization (WTO) pada

2000.102

Kemudian pada 2004, Tiongkok menandatangani perjanjian ASEAN

China Free Trade Area (ACFTA) yang berlaku efektif sejak 1 Juli 2004.103

Hal

tersebut secara signifikan tentu menguntungkan ekonomi, perdagangan dan

investasi intra-regional serta akan menjadi tonggak bagi hubungan ekonomi

ASEAN-Tiongkok di masa datang tidak terkecuali bagi Indonesia. Perkembangan

realisasi investasi Tiongkok ke Indonesia sebelum dan sesudah ditanda tanganinya

ACFTA ditunjukkan pada Gambar III.2.

99

Ibid. 100

Ibid. 101

Ibid. 102

Ibid. 103

Ragimun, “Analisis Investasi”, h. 2.

Page 62: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

48

Gambar III. 2 Perkembangan Realisasi Investasi Tiongkok ke Indonesia

2001-2007 (juta US$) 104

Secara umum investasi negara-negara ASEAN, Jepang, Amerika Serikat lebih

tinggi dibandingkan dengan investasi Tiongkok ke Indonesia. Dengan

menggunakan data 2002 sampai dengan 2004 atau sebelum perjanjian AC FTA

investasi negara-negara ASEAN ke Indonesia 18 kali lipat dengan rata-rata

559,83 juta US$ pertahun. Dengan data data 2005 sampai dengan 2008 atau

sesudah perjanjian ACFTA menunjukkan 38 kali lipat dengan nilai rata-rata

2.265,20 juta US$ pertahun. Sedangkan rata-rata investasi Tiongkok ke Indonesia

hanya sebesar 32,43 juta US$ sebelum perjanjian ACFTA dan naik menjadi

sebesar 59,33 juta US$. Hal tersebut dapat dikatakan juga bahwa persentase

investasi Tiongkok ke Indonesia dibandingkan dengan total investasi dunia ke

Indonesia tidak ada peningkatan, sesudah perjanjian ACFTA hanya rata-rata

sebesar 0,006% sedangkan sebelumnya juga rata-rata sebesar 0,006%.105

Penulis

berasumsi bahwa tidak terjadinya peningkatan signifikan terhadap investasi

Tiongkok ke Indonesia bahkan setelah dibukanya perjanjian ACFTA, dikarenakan

faktor kurangnya pembangunan infrastruktur dan lemahnya iklim investasi

104

Ibid. h. 14. 105

Ibid.

Page 63: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

49

Indonesia yang diakibatkan ketidakstabilan ekonomi makro, ketidakpastian

kebijakan, korupsi (oleh pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah

pusat), perizinan usaha, dan regulasi pasar.

Pada masa Pemerintahan Presiden SBY, Indonesia dan Tiongkok sepakat

membangun Kemitraan Strategis pada 2005, dengan implementasi penyusunan

Plan of Action (PoA) 2010-2015. Kemudian pada 2013, platform kerjasama

bilateral tersebut menjadi Komprehensif Kemitraan Strategis. Meski hubungan

ekonomi politik Indonesia-Tiongkok telah berangsur kondusif dengan adanya

perjanjian ACFTA dan kemitraan strategis, namun masih tidak begitu saja

meningkatkan total investasi Tiongkok ke Indonesia. Hingga pada 2014, tercatat

terdapat 501 proyek investasi dengan total nilai US$ 800 juta dari Tiongkok ke

Indonesia. Hal tersebut otomatis menjadikan Tiongkok sebagai investor asing

terbesar ke-8 pada 2015.106

Intensitas investasi Tiongkok ke Indonesia semakin terlihat sejak rezim

Presiden Jokowi. Hal tersebut merupakan permulaan dari perkembangan secara

drasatis hubungan ekonomi-politik Indonesia dengan Tiongkok dari posisi stagnan

yang sudah berlangsung lama. Kedekatan tersebut umumnya didasarkan pada tiga

faktor. Pertama dan terpenting, yaitu upaya Presiden Jokowi yang intens untuk

menarik investasi Tiongkok ke Indonesia yang dianggap sebagai arah

kecondongan Indonesia kepada Tiongkok. Kedua, dukungan dan partisipasi

Indonesia dalam Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang dipimpin

Tiongkok. Ketiga, keputusan untuk mendukung Tiongkok atas Jepang untuk

106

Dokumen Snapshot Hubungan Bilateral Indonesia-RRT, (Kementerian Luar Negeri,

updated 2016), h. 2

Page 64: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

50

proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung dipandang oleh

beberapa pihak sebagai konfirmasi akhir dari kecenderungan-kecenderungan yang

telah ada.107

Hingga saat ini, ekonomi telah menjadi platform hubungan kedekatan

kedua Negara tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kesepakatan-

kesepatakan kemitraan baru antara Indonesia dengan Tiongkok pada 2015. Di

antaranya “Joint Statement on Strengthening Comprehensive Strategic Partnership

between the People’s Republic of China and the Republic of Indonesia pada 26

Maret 2015, dan Joint Communique between the Republic of Indonesia and

People’s Republic of China” pada 22 April 2015.108

Kemitraan Strategis antara

Tiongkok dan Indonesia merupakan bentuk kerjasama Tiongkok dengan negara-

negara “kunci” dan bersifat terbatas dalam hubungan ekonomi politik antar

negara.109

C. 1. Karakteristik Tiongkok Sebagai Negara Investor

Untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai latar belakang investasi

Tiongkok dalam kereta cepat terhadap Indonesia, maka ada baiknya untuk terlebih

dahulu memahami karakteristik Tiongkok sebagai negara investor. Berdasarkan

perspektif ekonomi politik, maka akan diuraikan pemaparan mengenai

kepentingan yang dimiliki Tiongkok dalam melakukan investasi ke berbagai

negara berkembang, yang salah satunya adalah Indonesia.

107

The Jakarta Post, “Insight: Is Indonesia tilting toward China?”, diakses pada tanggal

13 Juni 2016, melalui http://www.thejakartapost.com/news/2015/12/11/insight-is-indonesia-

tilting-toward-china.html. 108

Dokumen Snapshot Hubungan Bilateral Indonesia-RRT, h. 2. 109

Wawancara pribadi dengan Gudadi B.Sasongko.

Page 65: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

51

Sebelum memulai reformasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan pada

37 tahun lalu, Tiongkok dikenal sebagai negara dengan ekonomi sangat miskin,

stagnan, sangat tidak eifisen, dan relatif terisolasi dari ekonomi global. Sejak

dibukanya perdagangan luar negeri dan investasi pasar bebas pada 1979,

Tiongkok telah berubah menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di

dunia, dengan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 10% hingga

2011. Saat ini Tiongkok dikenal sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di

dunia, dan penguasa pasar ekspor serta kreditur terbesar.110

Tiongkok berhasil

mengeser sektor industri konvensional menjadi negara industri modern, dan

berubah menjadi negara industri maju seperti halnya Jepang dan Korea Selatan.111

Meskipun pendapatan per kapita Tiongkok masih sangat rendah (sekitar US$

2.500), Tiongkok merupakan negara yang memiliki sistem pendanaan sangat baik.

Pada Oktober 2006, pemerintah Tingkok menginisiasi program

pembangunan dengan jargon “harmonious socialist society”112

. Jargon tersebut

memberikan makna bahwa di balik sistem politiknya yang komunis, Tiongkok

juga concern terhadap kesejahteraan negaranya. Pada 2007, pemerintah Tiongkok

mengalami surplus anggaran berdasarkan hasil dari net exporter of capital

sehingga memiliki banyak cadangan devisa yang berlebih.113

Selama empat bulan

pertama 2008, cadangan devisa Tiongkok meningkat rata-rata sebesar $ 80 miliar

110

Wayne M. Morrison, “China’s Economic Conditions”, Congressional Research

Service (CRS) Report, (26 Juni 2012), diakses pada tanggal 13 Mei 2016, melalui

http://fpc.state.gov/documents/organization/194783.pdf 111

Ragimun, “Analisis Investasi”, h. 2. 112

Wayne M. Morrison, “China’s Economic Conditions”. 113

Pieter Bottelier, “China Excess Liquidity Trap”, (Asia Times, Agustus, 2008), diakses

pada tanggal 23 Mei 2016, melalui

http://www.atimes.com/atimes/China_Business/JH29Cb01.html.

Page 66: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

52

per bulan, dan akan terus bertambah, jika tren tersebut berlanjut.114

Hingga 2014,

cadangan devisa yang dimiliki Tiongkok merupakan yang tertinggi di dunia, yaitu

mencapai US$ 3,84 triliun.115

Kondisi tersebut mungkin terdengar positif, namun terdapat

ketidakseimbangan terkait ekonomi Tiongkok yang besar, yang membahsemakin

mengkhawatirkan pemerintah. Hal tersebut tentunya akan memiliki implikasi

yang signifikan baik terhadap nasional maupun internasional.116

Pieter Bottelier,

dalam sebuah artikel menyatakan,“China has to be concerned that excess domestic

liquidity will cause economic overheating”117

. Pemerintah Tiongkok khawatir jika

excess domestic liquidity akan menyebabkan overheating ekonomi. Aliran uang

yang berlebih dalam suatu negara akan menimbulkan banyak goncangan yang

dapat membahayakan seluruh sector dalam negeri dan memperlambat

pertumbuhan ekonomi.

Untuk menjaga stabilitas ekonomi, maka sejak 2007 pemerintah Tiongkok

melakukan pilihan untuk mengurangi kepemilikan cadangan devisa melalui

investasi langsung ke luar negeri (foreign direct investment/ FDI). Tiongkok

mulai mempopulerkan investasi besar-besaran yang dikhususkan kepada negara

berkembang. Melalui kebijakan tersebut, Tiongkok dapat menjaga keseimbangan

surplus neraca pembayaran dan meningkatkan akses pasar.118

114

Ibid. 115

Dokumen Snapshot Hubungan Bilateral Indonesia-RRT, h. 1. 116

Pieter Bottelier, “China Excess Liquidity”. 117

Ibid. 118

Ibid.

Page 67: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

53

Data pada Gambar III.3, menunjukkan penurunan tajam pada cadangan

devisa setelah Bank Rakyat Tiongkok (People Bank of China/PBoC) telah

menjual kelebihan dolar dan banyak melakukan FDI ke berbagai negara

berkembang hingga 2015. Tren pendapatan devisa Tiongkok mencapai tingkat

terendahnya pada 2016, sebesar $3,2 triliun. Meski demikian, penurunan

cadangan devisa hanya memiliki dampak kecil pada stabilitas arus keuangan di

Tiongkok. Penurunan cadangan devisa tersebut mengungkapkan bahwa upaya

pemerintah Tiongkok untuk menekan arus modal masuk dalam negara belum

signifikan berhasil. Upaya investasi yang dilakukan Tiongkok secara massive ke

negara berkembang, masih menjadi suatu pilihan yang tidak bisa dihindari dan

merupakan suatu kebutuhan. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu alasan

Tiongkok untuk melakukan invstasi secara massive kepada Indonesia saat ini.

Gambar III. 3. Tren Pendapatan Cadangan Devisa Tiongkok 119

119

Lynn Noah, “Can China Make a Comeback?”, Market Realist,( 10Juni, 2016), diakses

pada tanggal 12 Juni 2016, melalui http://marketrealist.com/2016/06/why-did-chinas-foreign-

reserves-hit-lowest-level-since-2011/.

Page 68: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

54

C. 2. Investasi Tiongkok ke Indonesia pada Rezim Presiden Joko Widodo

Berdasarkan data terbaru yang diterbitkan oleh BKPM, menunjukkan

bahwa investasi Tiongkok di Indonesia telah terus meningkat sejak tahun 2010.

Bahkan saata ini Tiongkok menjadi investor terbesar ke-10 di Indonesia. Dalam

hal investasi, karakter yang dimiliki Tiongkok adalah kurangnya komitmen dalam

realisasi proyek investasi yang telah didaftarkan. Menurut kepala BKPM Franky

Sibarani, tingkat implementasi investasi Tiongkok di Indoneisa hanya berkisar 7

sampai 10%, jauh di bawah tarif Jepang dan Korea Selatan, yang melebihi

70%.120

Namun sejak akhir 2014 hingga Februai 2016, komitmen investasi

Tiongkok merangkak naik, dan menempatkan Tiongkok sebagai investor terbesar

ketiga di Indonesia. Hal tersebut penulis duga dikarenakan adanya reformasi

ekonomi-politik pada internal kedua negara. Selain itu, potensi pasar strategis

yang dimiliki Indonesia dari Tiongkok, dan Indonesia sebagai mitra strategis

Tiongkok sejak 2005 menjadikan Indonesia sebagai pilihan strategis investasi

Tiongkok. Berdasarkan paparan Deputi BKPM, bahwa tujuan utama investasi

Tiongkok adalah negara Asia, dengan Indonesia sebagai utamanya.121

Hal tersebut

dibuktikan sesuai dengan laporan investasi luar negeri Tiongkok (china outward

foreign direct investment) melalui data pada Gambar III.4.

120

The Jakarta Post, “Insight: Is Indonesia tilting toward China?”, diakses pada tanggal

13 Juni 2016, melalui http://www.thejakartapost.com/news/2015/12/11/insight-is-indonesia-

tilting-toward-china.html. 121

BKPM, “Hingga Februari, Komitmen Investasi Rp 561 Triliun”, diakses pada tanggal

13 Juni 2016, melalui http://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita-investasi/hingga-februari-

komitmen-investasi-rp-561-triliun.

Page 69: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

55

Gambar III. 4. Sepuluh Besar Negara Tujuan Investasi Luar Negeri

Tiongkok 122

Investasi luar negeri Tiongkok, berdasarkan data pada Gambar III.4, menunjukkan

bahwa meski prioritas investasi luar negeri Tiongkok lebih difokuskan pada

Negara-negara Eropa dan Amerika, Indonesia masih menjadi pilihan dalam

berinvestasi, bahkan rasio investasi Tiongkok ke Indonesia mengalami kenaikan

jauh signifikan dibandingkan pada 2009. Realisasi investasi Tiongkok di

Indonesia ditunjukkan pula pada data di bawah ini,

122

Ernst&Young China, “Riding the Silk Road: China sees outbound investment boom

Outlook for China’s outward foreign direct investment”,(Maret, 2015), h. 12. Diakses pada tanggal

13 Juni 2016, melalui http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/ey-china-outbound-

investment-report-en/$FILE/ey-china-outbound-investment-report-en.pdf.

Page 70: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

56

Gambar III. 5. Perkembangan Realisasi Investasi PMA Republik Rakyat

Tiongkok (RRT), Kuartal ke-4 2015 123

Data pada Gambar III.5 menunjukkan tingkat perbedaan antara jumlah

proyek investasi yang didaftarkan Tiongkok ke Indonesia, dengan jumlah

investasi yang ter-realisasi. Namun pada triwulan I 2016, realisasi Tiongkok

mencapai US$ 464,6 juta, naik 518,6% dibandingkan triwulan pertama 2015 US$

75,1 juta. Hal tersebut menempatkan Tiongkok sebagai investor terbesar ke-4

setelah Singapura, Jepang, dan Hong Kong.124

Kenaikan tingkat investasi Tiongkok tentunya disebabkan intensnya

Jokowi dalam menggandeng Tiongkok yang kemudian ditunjukkan melalui desk

khusus yang dibentuk BKPM untuk menangani dan memfasilitasi investor

123

BKPM, “Perkembangan Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Laporan Kegiatan

Penanaman Modal (LKPM) Menurut Negara, Q4-2015”, http://www.bkpm.go.id/id/investasi-di-

indonesia/statistik. 124

BKPM, “ Desk Khusus Tiongkok Hadir Untuk Fasilitasi Investor” diakses pada 13

Juni 2016, melalui

http://www2.bkpm.go.id/images/uploads/file_siaran_pers/Siaran_Pers_BKPM_02052016_-

_Desk_Khusus_Tiongkok_Hadir_Fasilitasi_Investor_Tiongkok.pdf

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Nilai Investasi (US $) 173.6 128.2 141 296.9 800 628.3

Jumlah Proyek 113 160 190 411 501 1052

0

200

400

600

800

1000

1200

Page 71: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

57

Tiongkok di Indonesia. Hal tersebut Adanya keselarasan cita-cita politik (political

will) Jokowi dalam poros maritim dunia, untuk mendorong pengembangan

infrastruktur dan konektivitas maritim, membawa kedekatan politik terhadap

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, antar melalui visi yang dikenal “One Belt, One

Road”. Tiongkok, di sisi lain, memerlukan Indonesia sebagai sarana investasi

terkait upaya stabilisasi ekonomi-poltik Tiongkok. Realisasi investasi Tiongkok di

Indonesia terjadi saat kondisi perekonomian negara tersebut sedang melambat.125

Hal tersebut berbanding terbalik dengan Indonesia yang sejak akhir 2015 sudah

menunjukan tanda-tanda perbaikan. Pada kuartal IV-2015 pertumbuhan ekonomi

Indonesia membaik menjadi 5,04 %, meningkat dari kuartal sebelumnya.

Berdasarkan hasil wawancara langsung, Deny Tri Basuki, selaku Kepala

Direktorat Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan (Ekubang) Kementerian Luar

Negeri, menyatakan bahwa,

“… di kuartal pertama tahun ini investasi Tiongkok ke Indonesia sangat

meningkat sangat hingga 400%. Ketertarikan investasi Tiongkok ke

Indonesia apalagi dalam bidang infrastruktur sangat signifikan. Salah satu

nya yang sekarang jadi favorit yaitu proyek jalan tol, pelabuhan dan juga

kereta api cepat.”126

Minat investasi Tiongkok yang besar pada Indonesia, ditengarai adanya faktor

kepentingan yang besar, terkait transformasi Tiongkok yang saat ini menjelma

125

Adam Rizky Nugroho, “Investasi China di Indonesia Naik 400%, Apa

Penyebabnya?”,Bareksa, diakses pada tanggal 13 Juni 2016, melalui

http://www.bareksa.com/id/text/2016/04/26/investasi-china-di-indonesia-naik-400-apa-

penyebabnya/13195/news

126 Wawancara pribadi dengan Deny Tri Basuki, Kepala Direktorat Ekonomi, Keuangan,

dan Pembangunan (Ekubang) Kementerian Luar Negeri pada tanggal 17 Mei 2016.

Page 72: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

58

menjadi negara investor terbesar di dunia. Merangkak naiknya investasi Tiongkok

di Indonesia justru memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Gambar III. 6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Tiongkok 127

Berdasarkan data pada Gambar III.6, pertumbuhan ekonomi Tiongkok

yang menurun, mengakibatkan adanya capital outflow boom ke negara mitra

strategis Tiongkok. Keadaan menurunnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok

menyebabkan Tiongkok sibuk berinvestasi ke luar negeri sehingga berdampak

pada naiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui arus modal masuk dari

Tiongkok. Ekonomi, menjadi faktor mendasar atas adanya interdependensi, pada

127

Bareksa, diakses pada tanggal 20 Juni 2016, melalui

http://www.bareksa.com/id/text/2016/04/26/investasi-china-di-indonesia-naik-400-apa-

penyebabnya/13195/news

Page 73: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

59

kedua negara. Infrastruktur menjadi fokus utama kedua negara dalam

pembangunan poros maritim.

D. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas)

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas), merupakan bentuk dari

upaya pemerintah dalam memperbaiki kualitas infrastruktur transportasi,

khususnya pada sektor perkeretaapian. RIPNas merupakan rencana pembangunan

jangka panjang, dengan target pembangunan hingga 2030, yang berorientasi pada

perkembangan global dan modernisasi teknologi transportasi, guna menghadapi

persaingan global. Adapun secara garis besar, program utama dari RIPNas adalah

untuk mewujudkan jaringan perkeretaapian nasional secara lebih luas, sepanjang

12.100km, pada pulau Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.128

Gambar III. 7. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) 2030 129

128

Dokumen presentasi Rencana “Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung”,

Kementerian Perhubungan, (Jakarta, 14 Mei 2016), h. 10. 129

Ibid.

Page 74: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

60

RIPNas merupakan rencana besar negara dengan tujuan untuk mengintegrasikan

dan menciptakan jaringan transportasi kereta lintas daerah, bahkan hingga lintas

wilayah batas antar negara. Berdasarkan hasil dari wawancara kepada

Kementerian Perhubungan, dengan Rosita selaku Kepala Pengembangan Bidang

Usaha Lalu Lintas Perkeretaapian terkait rencana pembangunan dan pendanaan

RIPNas, dinyatakan bahwa tidak akan sepenuhnya bertumpu pada APBN. Akan

dilakukan inovasi dalam skema pendanaan infrastruktur melalui kerjasama

pemerintah dengan badan usaha.130

Adapun proyek yang akan dibiayai melalui

investasi asing di antaranya proyek kereta Kalimantan Tengah, Kalimantan

Timur, dan kereta cepat (high speed railway).131

Proyek kereta cepat dalam

RIPNas, yang merupakan master plan pada pembangunan kereta cepat, pada

awalnya direncanakan dengan rute Jakarta-Surabaya. Adapun penjelasan

mengenai rencana pembangunannya sebagai berikut.

D. 1. Rencana Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Rencana pembangunan infrastruktur kerera cepat (high speed railway)

merupakan mega proyek di awal masa pemerintahan Jokowi dengan melibatkan

Tiongkok sebagai negara investornya. Rencana pembangunan ini pada awalnya

telah ada di masa pemerintahan SBY, dan di terbitkan master plan-nya berupa

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) 2011. Program pembangunan

ini berusaha mengoptimalkan jaringan yang telah ada melalu program

130

Wawancara pribadi dengan Rosita, Kepala Pengembangan Bidang Usaha Lalu Lintas

Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, pada 7 Juni 2016. 131

Ibid.

Page 75: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

61

peningkatan, rehabilitasi, reaktivasi lintas nonoperasi serta peningkatan kapasitas

lintas.132

Gambar III. 8. Rencana Jaringan Kereta Api Cepat di Pulau Jawa Rute

Jakarta-Surabaya Tahun 2030 133

Pada RIPNas 2011, jaringan kereta cepat dirancang untuk tujuan Jakarta-

Surabaya, dengan panjang 3.800km. Pembangunan kereta cepat pada RIPNas

2011 ditargetkan dimulai pada 2021, dan rampung pada 2030. Rencana

pembangunan kereta cepat yang sempat diwacanakan oleh pemerintahan SBY

setelah dirampungkannya master plan tersebut, terhenti begitu saja dikarenakan

kendala biaya dan teknologi. Namun oleh Presiden Jokowi, rencana pembangunan

kereta cepat sebagai sarana integrasi transportasi modern kembali dihidupkan dan

direalisasi dengan melibatkan Kementerian BUMN sebagai penggerak badan

132

Dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) 2030, Kementerian

Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, (Jakarta,2011). 133

Ibid.

Page 76: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

62

usaha pelaksana kereta cepat. Realisasi kereta cepat pada masa pemerintahan

Presiden Jokowi, dibangun bertahap berdasarkan uji kelayakan dan kondisi

investasi. Sebagai tindak lanjutnya, rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-

Surabaya akan menjadi rencana pembangunan Tahap II, dengan pembangunan

Tahap I-nya adalah tujuan Jakarta-Bandung.

E. Rencana Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Momentum pasar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2016 yang saat ini

telah dimulai, merupakan saat yang tepat bagi Presiden Jokowi untuk

merealisasikan rencana pembangunan kereta cepat yang pada masa pemerintahan

sebelumnya sempat tertunda. Berdasarkan visi-misi Presiden Jokowi dalam

Nawacita, kereta cepat dianggap dapat mendukung tercapainya visi-misi tersebut

melalui potensi infrastruktur transportasi yang modern dan terintegrasi.134

Kereta

cepat Indonesia di masa Jokowi merupakan proyek investasi infrastruktur yang

paling fenomenal, karena pada nantinya akan menjadi kereta cepat pertama di

Asia Tenggara dan belahan bumi bagian selatan. Rute kereta cepat Jakarta-

Surabaya yang sebelumnya telah tertulis dalam RIPNas 2011, dibuat secara

bertahap dengan rute Jakarta-Bandung, dari Halim samapai ke Tegal luar dengan

panjang 142,3 km, sebagai pembangunan kereta cepat Tahap I. Hal tersebut

dimaksudkan untuk mengurangi biaya pembangunan yang sangat besar dan

menghemat waktu jika dibangun tanpa bertahap. Dalam pelaksanaannya,

134

Dokumen Profil Kereta Cepat, PT. Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Februari

2016.

Page 77: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

63

pemerintah melibatkan Kementerian BUMN dalam perencanaan skema

pembangunan dan pendanaan. Dalam pendanaan pembangunan, pemerintah

menjamin bahwa tidak akan melibatkan dana Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) sehingga proyek ini murni bersifat kerja sama antara swasta

(business to business). Beberapa manfaat jangka panjang mengenai pembangunan

wilayah tertinggal, mobilitas manusia yang lebih efisien, menjadi satu dari banyak

pertimbangan jangka panjang dalam rencana kereta cepat Jakarta-Bandung.

Keterlibatan presiden, Kementerian BUMN yang disinyalir memberikan pengaruh

paling besar dalam kebijakan pembangunan kereta cepat ini akan sepenuhnya

dibahas pada bab selanjutnya, berikut pula skema pendanaan dan pembangunan.

Berdasarkan dokumen yang diperoleh dari Kementerian Perhubungan,

pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan membawa banyak manfaat bagi

masyarakat. Di antaranya,

1. Mengurangi kemacetan lalulintas dan mempercepat waktu tempuh

(kereta biasa 3jam - kereta cepat 44 menit);

2. Pengembangan kota baru Walini untuk menciptakan sentra ekonomi

baru dan mendorong pengembangan kawasan hunian baru yang akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional koridor Jakarta-

Bandung;

3. Mengurangi emisi CO2 sebesar 390.000 ton (2019) dan 630.000 ton

(2030);

4. Pembanguan kereta cepat tidak memerlukan jaminan pemerintah

maupun pembiayaan APBN;

Page 78: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

64

5. Kandungan lokal yang digunakan mencapai 59% dari total investasi;

6. Alih Teknologi melalui pelatihan maupun kerjasama investasi lainnya;

7. Penciptaan Lapangan Kerja (tenaga kerja langsung):

a. Periode konstruksi kereta cepat 39.000 orang selama 3 tahun

b. Periode konstruksi Transit Oriented Development (TOD) mencapai

20.000 orang selama 15 tahun;

c. Periode operasional TOD sekitar 28.000 orang selama 25

tahun.Meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak :Kontribusi

PPN saat masa konstruksi proyek kereta cepat Jakarta Bandung : USD

451 Juta selama 3 tahun (konsorsium berharap Pemerintah dapat

memberikan keringanan);Kontribusi PPN saat konstruksi

pengembangan TOD : Rp. 7 Triliun selama 15 tahun.135

Tabel. III.E. 1. Pola Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung136

135

Dokumen presentasi Rencana “Pembangunan Kereta Cepat”, h. 31. 136

Ibid, h. 34.

DESAIN KETERANGAN

Panjang Jalur 142.3 Km

Kecepatan

operasi

350 km/jam (maksimum)

Waktu tempuh Dengan berhenti Halim-Tegal Luar =44

menit

Tanpa berhenti Halim-Tegal Luar = 36

menit

Jumlah

perjalanan

100 perjalanan/ hari (2019)

136 perjalanan/ hari (2030)

262 perjalanan/ hari (2040)

Catatan :

@ 8 kereta = 595 pnp/kereta atau 130.000

pnp/tahun

Jadwal operasi Headway 6 menit (2019), 5 menit (2030),

4 menit (2040)

Page 79: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

65

Gambar III. 9. Trase dan Lokasi Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung137

Gambar III. 10. Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung138

137

Ibid, h. 35 138

Ibid, h. 38.

Target operasi Groundbreaking 2015

Operasi Tahun 2019

Page 80: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

66

BAB IV

PERAN NEGARA DALAM PENANAMAN MODAL ASING (PMA)

INVESTASI INFRASTRUKTUR PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA-

BANDUNG

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian berdasarkan wawancara

langsung serta kajian analisis dokumen primer dan sekunder yang didapatkan

berdasarkan penelitian lapangan. Pembahasan mengenai peran negara dalam

investasi kereta cepat (high speed railway) akan dibahas lebih lanjut pada bab ini,

yang terbagi menjadi beberapa bagian. Pada bagian pertama, akan diawali dengan

penjelasan mengenai peran negara dalam kegiatan investasi atau Penanaman

Modal Asing (PMA) berdasarkan teori yang digunakan. Selanjutnya, pemaparan

mengenai proyeksi kebutuhan kereta cepat, konsep pendanaan dan investasi.

Kemudian bagian selanjutnya penjelasan mengenai strategi investasi pada rezim

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menarik investor guna meningkatkan

pertumbuhan ekonomi,hingga pada dinamika politik yang terjadi dalam proses

perencanaan kebijakan investasi pembangunan kereta cepat (high speed railway)

jalur Jakarta-Bandung.

Selanjutnya, penulis akan menjelaskan dinamika politik pada proses

perencanaan kebijakan investasi kereta cepat, untuk mengetahui proses politik

yang terjadi serta aktor-aktor yang terlibat dalam pemutusan kebijakan. Terakhir,

akan dipaparkan pula potret penjelasan mengenai mekanisme pelaksanaan dan

perizinan pembangunan, skema pendanaan dan pelaksanaan pembangunan kereta

cepat Jakarta-Bandung, hingga perkembangan pembangunannya.

Page 81: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

67

A. Pertumbuhan Ekonomi dan Politik terhadap Kebijakan Investasi

Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Pembangunan infrasruktur transportasi kereta cepat, dirasakan oleh banyak

pihak serta masyarakat awam sebagai mega proyek ambisius Presiden Jokowi.

Namun jika ilihat berasarkan aspek ekonomi politik, pembangunan kereta cepat

merupakan bentuk investasi masa depan negara alam menghadapi era pasar bebas

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016. Tidak hanya itu, proyek kereta cepat

juga merupakan batu loncatan dari meningkatnya nilai realisasi investasi asing

yang masuk ke Indonesia. Keterbukaan Indonesia dengan investasi asing tidak

lantas menjadikan Indonesia sebagai negara liberal. Berdasarkan konsep

interdepenensi pada ekonomi politik, bahwa negara memerlukan integrasi baik

politik, ekonomi dan sosial dengan negara lain terkait upaya pemenuhan

kebutuhan negara. Bambang Prihartono, Direktur Transportasi, Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan,

“Kalau pemerintahan sekarang kita fokusnya ke pembangunan ekonomi.

Jadi ada perbedaan dua mahzab pada pemerintahan Pak Jokowi sekarang,

dengan pemerintahan yang sebelumnya. Pemerintahan yang dulu

konsepnya pemerataan, pake bagi-bagi beras, dan bagi uang Bantuan

Langsung Tunai (BLT). Nah kalau sekarang kan engga. Digenjot dulu

infrastrukturnya kata Pak Jokowi. Karena kita ngejar pertumbuhan

ekonomi tinggi. Isitilahnya bagi kue. Nah nanti kalau kuenya sudah besar,

baru kita bagi-bagi. Jadi beda pendekatan, ada perbedaan political will-nya

Pak SBY dan Pak Jokowi.”139

Perbedaan political will pada istilah yang diungkapkan Bambang

Prihartono, menunjukkan perbedaan prioritas dan strategi pembangunan yang

139

Wawanara pribadi dengan Bambang Prihartono, Direktur Transportasi, Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pada tanggal 18 Mei 2016.

Page 82: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

68

dilakukan antara dua rezim pemerintahan yang berbeda. Lebih lanjut, bahwa

untuk menciptakan suatu pertumbuhan ekonomi dan politik yang stabil, maka

diperlukan adanya inovasi pada pembuatan kebijakan di pemerintahan

selanjutnya. Hal tersebut sesuai dengan teori kebijakan publik bahwa, apapun

kebijakan yang diambil pada pemerintahan yang sekarang, tentu tidak terlepas

dari rencana pembangunan ataupun kebijakan pada pemerintahan sebelumnya.

Muhammad Ikhsan, pengamat kebijakan publik dan moneter dari Paramadina

Public Policy Institute, menyatakan,

“Jadi ada warisan kebijakan di rezimnya Pak Jokowi. Dalam teori

kebijakan publik,ada yang namanya “path dependent”. Path dependent itu

adalah konsep yang menyatakan bahwa kebijakan yang dibuat

pemerintahan yang sekarang (Jokowi) ini ga terlepas dari kebijakan

pemerintahan sebelumnya (SBY) selama 10 tahun itu.”140

Pemerintahan awal Presiden Jokowi memang dihadapkan dengan kondisi

lemahnya APBN dan pembangunan yang kurang serta tidak merata. Hal tersebut

berdampak pada ketimpangan ekonomi daerah dan rendahnya minat investasi di

Indonesia. Namun, kebijakan Presiden Jokowi yang bersifat progresif berhasil

menjawab tantangan tersebut dan memacu pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke-

empat 2015. Seperti yang diungkapkan Yi Feng, bahwa instrumen kebijakan yang

kuat pada lingkungan sistem politik, akan menciptakan perkembangan pada

kebebasan ekonomi dan mengarahkan kepada pertumbuhan ekonomi.141

Wujud

pertumbuhan ekonomi pada awal masa pemerintahan Presiden Jokowi,

ditunjukkan pada Gambar IV.1.

140

Wawancara pribadi dengan Muhammad Iksan, Pengamat Kebijakan Publik dan

Moneter, Paramadina Public Policy Institute, pada 20 Mei 2016. 141

Yi Feng, Democracy, Governance, and Economic.(London: MIT Press, 1956), h. 274.

Page 83: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

69

Gambar IV. 1. Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2015 142

Kebijakan path dependence menurut Yi Feng, adalah “apa yang

membatasi pilihan kebijakan saat ini, adalah cerminan sistem pada masa lalu”.143

Jadi, ketika membahas mengenai kebijakan pada pemerintahan Presiden Jokowi

saat ini, tidak akan terlepas dari kebijakan pada pemerintahan sebelumnya.

Kebijakan yang bersifat path dependence,atau inkremental, pada umumnya

dianggap sebagai kebijakan yang kurang professional dan kurang efektif untuk

mencapai visi bangsa. Namun anggapan negatif tersebut, dijawab oleh Presiden

Jokowi dengan pembuktian pada kenaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke-

empat 2015. Berdasarkan studi di Australian National University (ANU)

mengenai kinerja pemerintahan Presiden SBY yang telah penulis bahas pada bab

142

Katadata, “Indonesia Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia”, diakses pada 17 Juni 2016,

melalui http://katadata.co.id/telaah/2016/03/31/indonesia-pimpin-pertumbuhan-ekonomi-asia. 143

Yi Feng, Democracy, Governance, and Economic. h. 262.

5.01

4.72

4.67

4.74

5.04

Q4 2014 Q1 2015 Q2 2015 Q3 2015 Q4 2015

Page 84: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

70

sebelumnya, menyatakan bahwa terdapat ketidakseimbangan antara stabilitas

politik dan stagnansi pertumbuhan ekonomi. Muhammad Ikhsan mengungkapkan

bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan banyaknya kesempatan-kesempatan

“emas” yang terlewatkan di pemerintahan sebelumnya.144

“Indonesia ini dalam posisi gini loh, tahun 80-an hingga 90-an waktu

Tiongkok menutup diri, kita masih belum ambil kesempatan terbuka

keluar. Kita senang sibuk di dalam. Kemudian ketika Tiongkok itu baru

mulai membuka diri dan kemudian dia full masuk di World Trade

Organization (WTO) tahun 2000, kita baru ada kesadaran untuk

deregulasi”145

Hal tersebut juga terjadi pada rezim SBY, dimana produktifitas dan deregulasi

dilaksanakan pada lima tahun periode pemerintahannya. Namun pada periode

kedua, pemerintahan SBY seakan “terlena” dan sibuk pada pembagian kekuasaan

politik. Dengan political will yang berbeda, penulis melihat bahwa Presiden

Jokowi “sadar” dengan banyaknya kesempatan yang hilang oleh Indonesia,

dengan mencoba untuk mengambil langkah progresif di awal masa

pemerintahannya.

Langkah progresif Presiden Jokowi dilihat dengan mengejar

ketertinggalan pembangunan di bidang infrastruktur. Berdasarkan sudut pandang

ekonomi politik, upaya tersebut bukanlah sekedar upaya ambisius politik, namun

merupakan upaya untuk meningkatkan investasi ke Indonesia. Berdasarkan

prinsip ekonomi mengenai pendapatan negara yang telah penulis bahas pada bab

144

Wawancara pribadi dengan Muhammad Iksan, Pengamat Kebijakan Publik dan

Moneter, Paramadina Public Policy Institute, pada 20 Mei 2016. 145

Ibid.

Page 85: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

71

sebelumnya, bahwa investasi merupakan salah satu penyumbang terbesar dari

pendapatan negara. Lebih lanjut, Muhammad Ikhsan menyatakan bahwa,

“… untuk menembus pendapatannya, kita butuh pertumbuhan ekonomi,

targetnya kan 8-9% sampai tahun 2019 ini, nah Pak Jokowi berusaha

untuk menaikkan konsumsi masyarakat. Nah konsumsi ini bisa naik kalau

infrastrukturnya tersedia. Konsumsi ini maksudnya adalah konsumsi

rumah tangga … dalam hal ini, otomatis yang ga bisa digenjot ini kan

variabel ( X-M ) nya, itu kan dengan kata lain yaitu dalam globalisasi,

pasar bebas atau free trade. Nah kita, dengan booming komoditas bisa

tertolong kalau ekspornya banyak, tapi sekarang karena komoditasnya

berkurang, maka kita ga bisa ngandelin ini, jadi ini udah minus nih.

Otomatis pilihannya cuma di investasi langsung (foreign direct

investment/FDI)”.146

Dalam upaya menarik investasi, Presiden Jokowi dipandang pragmatis dan

progresif. Terlihat pada hasil dari setiap kunjungan kenegaraan yang selalu

membawa hasil signifikan dalam kerjasama investasi. Di masa sepuluh tahun

pemerintahan SBY, Indonesia dikenal lebih condong pada Jepang dalam hal

investasi. Kemudian semasa Presiden Megawati, Indonesia condong ke Tiongkok.

Namun, kedekatan Presiden Jokowi dengan Tiongkok dirasa lebih bersifat

pragmatis dan oportunis, dengan memanfaatkan kompetisi pasar bebas. Upaya

penawaran proyek investasi kereta cepat pada pasar bebas, mungkin hanya bagian

dari skenario politik Presiden Jokowi yang bersifat oportunis. Dalam kasus

investasi kereta cepat, Presiden Jokowi memanfaatkan persaingan kedua negara

untuk memperoleh proposal investasi yang lebih menguntungkan.

146

Ibid.

Page 86: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

72

B. Proyeksi Kebutuhan Pembangunan Infrastruktur Transportasi

Kereta Cepat

Berdasarkan visi pertumbuhan ekonomi hingga 2025, Presiden Jokowi

berfokus menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui berbagai sektor, dengan

target 8-9% per tahun. Pada data yang diperoleh dari Kementerian Perhubungan,

seiring dengan naiknya pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Transportasi,

ternyata terdapat ditemukan terdapat peningkatan yang tidak signifikan dalam

kontribusi sektor transportasi pada PDB nasional. Data teersebut ditunjukkan pada

pada Gambar IV.2 yang memperlihatkan kontribusi sektor transportasi terhadap

PDB yang tidak menunjukkan perkembangan signifikan.

Tren minat masyarakat saaat ini terhadap trasnportasi umum pada Jakarta-

Bandung berasarkan data Kementerian Perhubungan, rupanya dipengaruhi oleh

fasilitas yang tersedia. Pada nantinya, harga tiket kereta cepat akan diproyeksikan

sebesar $ 16 atau kurang lebih setara dengan Rp.200.000147

, dengan fasilitas

eksekutif, tanpa batasan kelas. Dengan harga tiket tersebut, PT. Kereta Cepat

Indonesia China (KCIC) optimis dalam menarik penumpang. Alasan tersebut di

dasari pada proyeksi transportasi umum tujuan Jakarta dan Bandung, berdasarkan

FS yang dilakukan PT. KCIC. Dengan harga yang terjangkau dan rasional,

cenderung menjadi pilihan, daripada transportasi dengan fasilitas seadanya.

Perbedaan tersebut dilihat pada data Tabel IV.E.1 mengenai rasio penumpang

pada kelas eksekutif.

147

Dokumen Profil Kereta Cepat Jakarta-Bandung, PT.KCIC, 2016. h. 36. Diakses pada

tanggal 10 Mei 2016, melalui https://www.kereta-api.co.id/media/content/profil_kereta_cepat.pdf.

Page 87: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

73

Gambar IV. 2. Kontribusi Sektor Infrastruktur Tansportasi pada

Perekonomian 148

148

Dokumen presentasi Rencana “Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung”,

Kementerian Perhubungan, (Jakarta, 14 Mei 2016), h. 5.

Page 88: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

74

Tabel IV.B. 1. Proyeksi Pergerakan Penumpang Jakarta-Bandung149

No. Moda Rute Tingkat

Okupansi

Jumlah

Penumpang

(org/hari)

1. KA

Umum

Jak-Bdg Bisnis 0,61 148

Eksekutif 0,82 1.016

Bdg-Jak Bisnis 0,49 191

Eksekutif 0,80 1.049

2. Travel

(bus

kecil)

Jakarta-Bandung 0,6 7.132

Bandung-Jakarta 0,6 6.149

3. Mobil Jakarta-Bandung 0,43 – 1,7 64.622

Bandung-Jakarta 0,43 – 1,7 62.711

4. Primajas

a

Jakarta-Bandung 0,3 376

Bandung-Jakarta 0,3 324

TOTAL 143.517

Dengan perkiraan harga jual tiket kereta cepat sebesar Rp.200.000, maka proyeksi

perkiraan penumpang yang akan masuk pada kereta cepat di tahun 2019 paling

sedikit sebesar 51ribu penumpang. Rasio kebutuhan trasnportasi kereta cepat

Jakarta-Bandung, berdasarkan hasil studi FS yang dilakukan PT.KCIC,

ditunjukkan pada Gambar IV.3.

149

Ibid, h. 29.

Page 89: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

75

Gambar IV. 3. Proyeksi Demand Transportasi Kereta Cepat Jakarta-

Bandung pada 2019-2050 150

Berdasarkan data pada Gambar IV.3, terlihat bahwa proyeksi perkiraan

permintaan kebutuhan masyarakat akan kereta cepat terus merangkak pada

periode sepuluh tahun. Bahkan PT.KCIC memperkirakan meski dengan estimasi

pesimis sebanyak 51ribu penumpang pada 2019, tetap akan membawa profit

signifikan bagi PT.KCIC. Corporate Communication (Corcomm) PT. KCIC,

Febrianto Arifwibowo menerangkan bahwa, skema pendapatan kereta cepat bukan

hanya berasal dari penjualan tiket, namun juga pada pembangunan wilayah yang

akan dilewati pada setiap titik stasiun transit kereta cepat (Transit Oriented

Development/ TOD).151

Skema investasi dan bisnis mengenai kereta cepat akan

dijelaskan pada sub bab berikutnya

150

Hasil studi kelayakan (feasibility study/ FS) PT. Kereta Cepat IndonesiaChina (KCIC),

dalam Dokumen Rencana Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Kementerian

Perhubungan, 2016. 151

Wawancara pribadi dengan Febrianto Arifwibowo, Corporate Communication

PT.KCIC, pada tanggal 26 Mei 2016.

2019 2030 2040 2050

Pesimis 51000 65000 84000 111000

Moderat 61000 79000 102000 135000

Optimis 78000 101000 131000 173000

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

Ske

nar

io

Page 90: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

76

C. Konsep Pendanaan dan Skema Kerjasama Investasi Proyek Kereta Cepat

Jakarta-Bandung

C. 1. Skema Kerjasama Investasi Kereta Cepat

Kerjasama investasi kereta cepat meupakan bentuk kerjasama bisnis

(business to business/ B to B) antara BUMN Indonesia dengan BUMN Tiongkok.

Bentuk kerjasama badan usaha dalam penyediaan infrasstruktur, telah diatur

berdasarkan Perpres No. 38 Tahun 2015, tentang Kerjasama Pemerintah dengan

Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Dalam kebijakan tersebut diatur

mengenai legalitas konsep kerjasama pemerintah dengan BUMN dalam

penyediaan infrastruktur. Dalam kerjasama investasi kereta cepat, konsorsium

badan usaha Indonesia bekerjasama dengan konsorsium badan usaha Tiongkok.

Konsorsium badan usaha Indonesia yang kemudian di sebut sebagai PT.

Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), merupakan perusahan patungan, atau anak

perusahaan dari empat perusahaan BUMN. PT.PSBI kemudian bekerjasama

dengan konsorsium badan usaha Tiongkok yang dikenal dengan PT.China

Railway. Kemudian, PT.PSBI dan PT.China Railway bersinergi dalam bentuk

perusahaan baru yang bernama PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Dalam pembagian modal kepemilikan, Indonesia yang diwakili PT. PSBI

memiliki porsi pemegang saham sbesar 60%, dan PT. China Railway sebesar

40%. Dengan porsi kepemilikan sham tersebut, maka besar kepemilikan Indonesia

atas proyek investasi kereta cepat lebih besar dibandingkan Tiongkok. Dalam

proyek investasi ini, diliibatkan pula dana pinjaman dari China Development Bank

(CDB).

Page 91: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

77

Gambar IV. 4. Skema Investasi Business to Business Kereta Cepat152

Dana pinjaman dengan porsi 75% dari CDB , akan menjadi milik PT.

KCIC dan dikelola untuk kepentingan investasi kereta cepat. Skema pada Gambar

IV.4 menunjukkan bahwa proses investasi kereta cepat, berdasarkan sistem

operasi diawasi langsung oleh Kementerian Perhubungan. PT. KCIC

berkewajiban menyediakan Enginering Design yang sesuai dengan standar

Kementerian Perhubungan. Dalam skema di atas juga disebutkan bahwa PT.KCIC

bertanggung jawab dalam menejemen proyek kereta cepat. Adapun total nilai

investasi kereta cepat Tiongkok ini adalah sebesar US$ 5,5. Mengenai detail

perbedaan konsep investasi Tiongkok dan Jepang, dapat dilihat pada Tabel IV.F.2.

152

Dokumen presentasi Rencana “Pembangunan Kereta Cepat”, h. 33.

Page 92: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

78

Tabel IV.C. 1. Perbandingan Konsep Penawaran Investasi Kereta Cepat

Tiongkok dan Jepang153

153

Dokumen Profil Kereta Cepat Jakarta-Bandung, h. 20.

Page 93: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

79

F. 2. Konsep Pendanaan Kereta Cepat

Nilai total proyek kereta cepat Tiongkok jalur Jakarta-Bandung sebesar

US$ 5,5., atau setara dengan Rp 74,8 triliun. Dimana 75% dari total nilai proyek

tersebut adalah dana pinjaman dari CDB.

Total patungan modal pada skema di atas adalah US$ 1,375 miliar. Total tersebut

merupakan 25% dari total nilai investasi, untuk itu kekurangan 75% nilai investasi

didapatkan dari dana pinjaman oleh CDB sebesar US$ 4,125. Jadi, nilai total dana

yang terhutang kepada CBD adalah senilai US$ 4,125 atau setara dengan Rp. 56,1

miliar.

Pada PT. PSBI sendiri, skema sharing modal dibagi dalam beberapa

presentasi dengan PT. Wijaya Karya (WIKA) dengan porsi penyumbang terbesar

sebanyak 38% atau senilai Rp 4,27 triliun. Berdasarkan uraian Corcomm

PT.KCIC, bahwa porsi terbesar penyaluran modal PT. WIKA pada proyek kereta

cepat, dikarenakan dalam proyek investasi ini, tahap konstruksi merupakan tahap

utama dalam pembangunan dan memakan lebih banyak biaya.154

154

Wawancara pribadi dengan Febrianto Arifwibowo, Corporate Communication

PT.KCIC, pada tanggal 26 Mei 2016

60% PT.PSBI

40% PT. China Railway

PT.KCIC

25 %

Page 94: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

80

Gambar IV. 5. Persentasi Penyertaan Modal PT.PSBI155

Berdasarkan skema pada Gambar IV.5 rincian penyaluran modal pada tiap badan

usaha adalah sebagai berikut.

- PT. WIKA Rp 4,263 triliun

- PT. Jasa Marga Rp 1,346 triliun

- PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Rp 2,805 triliun

- PT. Perkebunan Nusantara (PN) VIII Rp 2,805 triliun

155

Data diolah penulis.

PT. PSBI

38%

PT. WIKA

25%

PT. KAI

25%

PT. PN VIII

12%

PT. Jasa Marga

Page 95: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

81

D. Peran Negara dalam Kegiatan Peananaman Modal Asing (PMA)

Peran negara telah meningkat luar biasa selama abad ke-20 terutama

setelah ditemukannya liberalisme ekonomi pada tahun 1980-an. Sebagian dari

peran negara direpresentasikan pada upaya perencanaan ekonomi sejak pasca

Perang Dunia (PD) II. Namun, perencanaan bersifat terbatas, parsial dan kurang

berhasil. Pada tahun 1980-an, upaya-upaya perencanaan ekonomi nasional dan

manajemen makroekonomi mulai diabaikan sehingga menimbulkan berbagai

krisis. Tingkat pengangguran dan inflasi yang tinggi, banyaknya ketimpangan,

perpecahan sosial yang masive, masalah-masalah lingkungan, pengaruh

perubahan teknis yang tidak terencana, dan ketidakstabilan ekonomi internasional,

menunjukkan suatu sistem sosial yang tidak terkendali.156

Pat Devine mengemukakan bahwa kapitalisme modern bukanlah

kapitalisme laissez-faire.157

Menurutnya, negara harus turun tangan dalam kegiatan

perekonomian untuk mengkoordinasi perencanaan ekonomi. Dalam tatanan dunia

156

Pat Devine, Demokrasi dan Perencanaan Ekonomi,(Yogyakarta: Tiara Wacana

Yogya, 1995), h. 4.

157 Laissez-faire adalah sebuah istilah berasal dari bahasa Perancis yang berarti “biarkan

terjadi” (secara harafiah “biarkan berbuat”). Secara umum, istilah ini dimengerti sebagai sebuah

doktrin ekonomi yang tidak menginginkan adanya campur tangan pemerintah dalam

perekonomian. Istilah ini digunakan pertama kali oleh para psiokrat pada abad ke-18 sebagai

bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam perdagangan. Laissez-faire disinonimkan

sebagai ekonomi pasar bebas yang ketat abad ke-19. Doktrin ini berpendapat bahwa

suatu perekonomian perusahaan swasta (private-enterprise economy) akan mencapai tingkat

efesiensi yang lebih tinggi dan pertumpuhan ekonomi yang lebih besar bila dibandingkan

dengan perekonomian yang terencana secara terpusat (centrally planned economy). Dalam

pandangan laissez-faire, kewajiban negara bukan hanya melakukan intervensi untuk menstabilkan

distribusi kekayaan atau untuk menjadikan sebuah negara makmur untuk melindungi rakyatnya

dari kemiskinan, melainkan bersandar pada sistem pasar. Laissez-faire juga menyatakan

bahwa pemerintah tidak boleh memberi hak khusus dalam bisnis. Konsep laissez-faire mendukung

ide perdagangan bebas dalam artian negara tidak boleh melakukan proteksi,

seperti tarif dan subsidi, di wilayah ekonominya. Diakses pada tanggal 24 April 2016, melalui

https://id.wikipedia.org/wiki/Laissez-faire

Page 96: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

82

dewasa ini, negara tidak dapat melawan gelombang liberalisme dan kapitalisme

dalam sistem ekonomi pasar. Bahkan Tiongkok dan Vietnam yang meski secara

politik mempertahankan rezim komunisnya, namun pengaruh ekonomi pasar

bebas tidak dapat dipungkiri. Dalam kasus investasi pembangunan kereta cepat di

Indonesia, berdasarkan konsep interdependensi, negara bukanlah aktor

independen dalam kegiatan ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhannya, negara

memerlukan hubungan saling berkesinambungan dengan negara lain, yang disebut

interdependensi. Interdependensi dalam bentuk kerja sama ekonomi akan

mengakibatkan integrasi politik. Hal inilah yang saat ini terjadi pada Indonesia

dan Tiongkok dalam investasi kereta cepat. Ekonomi menjadi platform

interdependensi kedua negara, demi menciptakan pertumbuhan ekonomi yang

lebih baik.

Sebagai konsekuensi dari perubahan iklim investasi dunia, Jokowi melalui

rezim pemerintahannya mendorong negara untuk melakukan transformasi pada

tubuh politik domestik yang dianggap tidak efisien terhadap iklim investasi.

Terkait pada pembahasan di Bab III, mengenai upaya Jokowi untuk menaikkan

rasio investasi asing adalah merupakan upaya untuk menaikkan tingkat konsumsi

masyarakat. Berdasarkan prinsip ekonomi, bahwa tingkat konsumsi masyarakat

yang semakin tinggi menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu negara. Hal

tersebut terkait dengan konsistensi Jokowi yang gencar mendorong pembangunan

infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia untuk meningkatkan produksifitas

antar wilayah, baik melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) maupun investasi asing dan kerja sama swasta. Kebijakan investasi

Page 97: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

83

infrastruktur kereta cepat, tentunya tidak terlepas dari peran negara yang

direpresentasikan pemerintahan rezim Jokowi. Karena sejatinya, sistem politik,

dan lingkungan dalam suatu rezim politik akan memberikan pengaruh pada output

suatu kebijakan

Dengan direalisasikannya proyek investasi kereta cepat pada awal 2015,

menjadikan proyek tersebut sebagai investasi terbesar dari Tiongkok ke Indonesia

dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Dalam waktu singkat pula, Tiongkok

menjadi salah satu dari lima investor besar di Indonesia. Mengenai upaya

pemerintah dalam menarik investasi Tiongkok, akan dijelaskan secara lebih

lanjut, sebagai berikut.

E. Strategi Presiden Joko Widodo dalam Investasi Kereta Cepat

E. 1. Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), merupakan upaya

debiroktarisasi yang mulai dilakukan sejak masa satu tahun pemerintahan

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla. Sistem tersebut

merupakan upaya dalam meningkatkan pelayanan pelayanan publik, khususnya di

sektor investasi.158

Perbaikan pelayanan ini difokuskan menyederhanakan dan

memudahkan proses perizinan investasi. Pemangkasan waktu pengurusan

perizinan, akan membuat aktivitas investasi menjadi lebih efisien dan efektif.

158

Situs Kementerian Keuangan Republik Indonesia, diakses pada tanggal 17 Juni 2016,

melalui http://www.kemenkeu.go.id/Berita/ptsp-dan-paket-kebijakan-ekonomi-untuk-menjaring-

investasi.

Page 98: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

84

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa tingkat realisasi

investasi Tiongkok di Indonesia yang rendah sebelumnya, dipengaruhi oleh faktor

iklim investasi yang tidak kondusif di Indonesia. Kebijakan investasi yang kurang

mendukung dan proses perizinan investasi yang memakan waktu cukup lama

membuat iklim investasi kurang efisien.

Melalui PTSP, pemerintah memberi kemudahan izin investasi hanya

dalam waktu tiga jam untuk investasi yang mempekerjakan minimal seribu tenaga

kerja Indonesia dan/atau nilai investasi minimal Rp100 miliar. Dari data yang

dilansir melalui keterangan resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, di

sektor perindustrian misalnya, sebelumnya terdapat 19 perizinan yang

membutuhkan 672 hari pengurusan. Kini, dipangkas menjadi 11 perizinan

dengan waktu hanya 152 hari pengurusan.159

Kebijakan PTSP sekaligus menjadi

strategi pendorong pelaksana percepatan perizinan investasi pembangunan kereta

cepat Jakarta-Bandung. Keberhasilan sistem PTSP pada perizinan investasi kereta

cepat ditunjukkan pada penyelesaian perizinan Analisis Dampak terhadap

Lingkungan (AMDAL) yang selesai dalam waktu 30 hari, dari masa normal 52

hari.

E. 2. Percepatan Proyek Strategis Nasional

Pada umumnya, terhambatnya pembangunan proyek strategis nasional

seringkali disebabkan oleh perizinan dari lembaga terkait, tata ruang dan

penyediaan tanah, jaminan kebijakan pemerintah, dan ketakutan dengan pejabat

pemerintah. Untuk mendukung terlaksananya semua proyek strategis nasional,

159

Ibid.

Page 99: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

85

pemerintah mengeluarkan kebijakan Peraturan Presiden (Perpres) No. 3 Tahun

2015 tentang Perpecapatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dalam kasus

investasi infrastruktur kereta cepat, Presiden Jokowi memfasilitasi secara khusus

investasi tersebut melalui kebijakan Perpres No. 107 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan

Bandung.160

Adapun kebijakan Perpes tersebut adalah dimaksudkan untuk

mempermudah proses perizinan investasi, dan mengurangi hambatan usaha.

Kebijakan tersebut juga berisi instruksi pelaksanaan tugas, sekaligus menjamin

terlaksananya proses pembangunan sesuai dengan kesepakatan kerjasama

investasi antar badan usaha pemerintah dengan luar negeri. Hal lebih lanjut akan

dijelaskan kemudian pada sub bab selanjutnya.161

E. 3. Mendorong Investasi Sektor Rill

Kebijakan pemerintah untuk mendorong percepatan investasi pada sektor

rill, salah satunya adalah dengan dikeluarkannya kebijakan Perpres No. 38 Tahun

2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan

Infrastruktur.162

Dalam kebijakan tersebut, pemerintah melakukan inovasi dengan

melakukan sinergi dengan badan usaha, dalam penyediaan infrastruktur, untuk

menciptakan iklim investasi yang sehat.163

Dalam kebijakan tersebut, pemerintah

membentuk sistem Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), untuk

160

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, diakses pada

tanggal 10 Mei 2016, melalui https://www.ekon.go.id/hukum/download/1876/1316/perpres-

nomor-107-tahun-2015.pdf 161

Ibid. 162

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia , diakses pada

tanggal 8 Mei 2016, melalui https://www.ekon.go.id/hukum/download/1870/1310/perpres-nomor-

38-tahun-2015.pdf 163

Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

dalam Penyediaan Infrastruktur, poin (b), h.1.

Page 100: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

86

mempermudah akses penyediaan dan pendanaan infrastruktur, sehingga tidak

beban pendanaan tidak berpusat hanya pada APBN. Adapun tujuan KPBU

mengenai infrastruktur dan pendanaan sesuai dengan Perpres No. 38 Tahun 2015

adalah sebagai berikut,

“Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam Penyediaan

Infrastruktur melalui pengerahan dana swasta,

Mewujudkan Penyediaan Infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien,

tepat sasaran, dan tepat waktu,

Menciptakan iklim investasi yang mendorong keikutsertaan Badan Usaha

dalam Penyediaan Infrastruktur berdasarkan prinsip usaha secara sehat.” 164

E. 4. Pendekatan Personal per Negara Secara Menyeluruh (End to End)

Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),

membentuk tim khusus pemasaran untuk masing-masing negara prioritas

pemasaran investasi, khususnya Tiongkok. Data BKPM menunjukkan rasio

investasi Tiongkok ke Indonesia periode 2005-2014 hanya sebesar 7 %, lebih

rendah dibandingkan Jepang sebesar 65 % ataupun Singapura sebesar 40 %.

Pendekatan personal Indonesia kepada Tiongkok ditunjukkan pada kunjungan

kenegaraan Presiden Jokowi ke Tiongkok pada 26-28 Maret 2015,165

merupakan

fokus Jokowi untuk mempromosikan investasi di Indonesia. Hasilnya Tiongkok

menyatakan komitmen mendukung pembangunan kawasan Industri infrastruktur,

dan berfokus meningkatkan realisasi berbagai komitmen investasi.

164

Ibid, poin (a-c),h. 6. 165

Dokumen Snapshot Hubungan Bilateral Indonesia-RRT, (Kementerian Luar Negeri,

updated 2016), h. 2.

Page 101: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

87

Sebagai tindak lanjut dari kunjungan tersebut, BKPM kemudian

menggelar promosi terpadu "Market Sounding, Policy Dialogue, and Business

Forum" yang digelar pada 13-14 Mei 2015 di Beijing, Tiongkok.166

Kegiatan

tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan proyek-proyek infrastruktur skema

kerja sama pemerintah dan swasta (KPS) yang telah siap untuk ditawarkan kepada

investor.167

Dalam kunjungan tersebut, juga disebutkan bahwa BKPM akan

membuka kantor perwakilan di Beijing, untuk semakin mempermudah aktivitas

investasi kedua negara. Upaya tersebut ditujukan untuk akselerasi target

pertumbuhan sebesar 6-9% sepanjang 2015-2019. Hingga akhir 2015,Tiongkok

telah menjadi investor terbesar ke-9 di Indonesia melalui 1.052 proyek investasi

senilai US$ 628,3.168

F. Dinamika Rezim dan Politik dalam Perencanaan Investasi Kereta

Cepat

F. 1. Dinamika Rezim Presiden Joko Widodo

Pembahasan mengenai kebijakan kereta cepat tentunya tidak akan terlepas

dari dinamika rezim Presiden Jokowi dan aktor politik yang terlibat di

belakangnya. Salah satu tokoh yang memiliki peran sentral dalam proyek kereta

cepat adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno.

Konsorsium badan usaha pelaksana kereta cepat yang dibawahi Kementerian

166

Bappenas, “BKPM Tawarkan Investasi Infrastruktur Kepada Investor Tiongkok”,

(15,Mei 2015), diakses melalui http://pkps.bappenas.go.id/index.php/en/berita/143-berita-

internal/1289-bkpm-tawarkan-investasi-infrastruktur-kepada-investor-tiongkok 167

Ibid. 168

Dokumen Snapshot Hubungan Bilateral Indonesia-RRT, h. 2.

Page 102: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

88

BUMN, Rini Soemarno, membawa kontravrsi di masyarakat umum. Publik

menilai, kedekatan Rini Soemarno dengan Presiden Jokowi mengakibatkan

adanya control pengaruh kepada presiden. Untuk membahas dinamika rezim

Presiden Jokowi, sebelumnya penulis akan menarik garis lurus kedekatan Rini

dengan Presiden Jokowi, melalui awal kedekatannya dengan Partai Demokasi

Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan).

Dalam perjalanan kemenangan Jokowi-JK, peran Tim Transisi yang

dipimpin Rini Soemarno memiliki andil besar selain pada fungsi pokok

mempersiapkan perencanaan pemerintahan, dan teknis implementasi visi-misi

Nawacita. Rini Soemarno yang merupakan mantan Menteri Perdagangan era

Megawati Soekarnoputri, pada mulanya memiliki kedekatan dengan Jokowi

melalui “restu” Megawati. Selama sepuluh tahun, hampir di semua kegiatan

politik maupun pribadi, Rini Soemarno dikenal dekat dengan Megawati dan selalu

terlihat bersama.

Rini Soemarno juga disinyalir memiliki peran besar dalam penggalangan

dana Pemilihan Presiden (pilpres) 2014, bersama dengan Megawati di bawah

bendera PDI-Perjuangan. Meski bukan berasal dari kader PDI-Perjuangan,

Megawati menaruh kepercayaan besar kepada Rini, hingga “merestui” posisi

sentral Rini sebagai ketua Tim Transisi. Namun kedekatan Megawati dengan Rini

“retak” setelah Presiden Jokowi mengumumkan susunan kabinetnya. Keretakan

tersebut terlihat dari sikap kader PDI-Perjuangan baik di kabinet maupun legislatif

yang selalu terkesan sinisme dengan keberadaan Rini di kabinet. Disinyalir bahwa

Rini dianggap terlalu banyak mempengaruhi Presiden Jokowi dalam penyusunan

Page 103: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

89

kabinet. Hal tersebut nampaknya membuat Megawati geram. Sederet kecaman

dari badan pemerintahan seakan menghakimi Rini Soemarno.

Hal serupa juga datang langsung dari Megawati melalui pidatonya pada 10

Januari 2016 di pembukaan Rapat Kerja Nasional PDI-Perjuangan, di Senayan.

Dalam pidatonya, secara khusus Megawati menyinggung soal proyek

pembangunan kereta cepat dan mengkritisi pengelolaan BUMN yang kini

diperlakukan bagaikan korporasi yang mencari untung.169

PDI-Perjuangan yang

merupakan partai pengusung Jokowi, kini seakan seperti oposisi yang selalu

mengkritisi setiap kebijakan pemerintah. Terkait proyek kereta cepat, Megawati

menganggap bahwa kebijakan tersebut telah melenceng dari visi Nawacita, dan

ideologi kerakyatan, PDI-Perjuangan. Dimana, inti dari ideologi tersebut adalah

berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam

berkebudayaan. Lebih dari itu, Megawati juga menyinggung sikap pragmatis

Presiden Jokowi dalam pemerintahan, dan dianggap melupakan ideologi dasar

kepartaian PDI-Perjuangan. Dalam pidatonya, Megawati menyatakan bahwa

kader partai yang berkecimpung baik di eksekutif dan legislatif adalah “petugas

partai” dan wajib untuk patuh dan melaksanakan seluruh instruksi partai.

Kegeraman Megawati akan kebijakan Presiden Jokowi yang selalu bersebrangan,

disinyalir sebagai penyebab dari kerenggangan hubungan Presiden Jokowi dengan

Megawati, sekaligus terhadap kader PDI-Perjuangan lainnya.

169

Rappler, “Pidato Megawati di Rakernas PDIP Sindir Rini Soemarno BUMN”, diakses

pada tanggal 17 Juni 2016, melalui http://www.rappler.com/indonesia/118556-pidato-megawati-

di-rakernas-pdip-sindir-rini-soemarno-bumn

Page 104: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

90

Kritik pedas Megawati kepada Presiden Jokowi mengenai penundaan

proyek kereta cepat tidak menuai hasil. Legislatif terutama KIH menunjukkan

respon antipati kepada Rini Soemarno. Mereka menganggap bahwa Rini

merupakan “dalang” dari Presiden Jokowi dalam realisasi mega proyek tersebut.

Kedekatan Jokowi dengan Rini, dan sikap pragmatis Presiden Jokowi diduga

pihak PDI-Perjuangan sebagai bentuk penyelewengan kepada partai

pengusungnya. Berdasarkan dinamika tersebut, penulis berasumsi bahwa,

keretakan hubungan Megawati dengan Rini Soemarno, rupanya berdampak luas

pada sikap skeptisme kabinet terhadap kebijakan pemerintah terkait kereta cepat,

dan kestabilan rezim Presiden Jokowi.170

Tuntutan politis PDI-Perjuangan

terhadap Presiden Jokowi yang tidak selalu terpenuhi, semakin merenggangkan

hubungan presiden dengan partainya.

F. 2. Dinamika Politik dalam Proses Kebijakan Kereta Cepat

Kebijakan kereta cepat, berdasarkan pada pembahasan pada bab

sebelumnya, merupakan rencana pembangunan jangka panjang yang belum

sempat direalisasikan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY), yang tertuang dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional

(RIPNas) 2011. Realisasi rencana pembangunan kereta cepat pada masa

pemerintahan Presiden Jokowi, merupakan suatu upaya percepatan pembangunan

infrastruktur di era persaingan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

2016. Dinamika politik pada proses kebijakan kereta cepat bermula pada hasil

170

Wawancara pribadi dengan Muhammad Iksan, Pengamat Kebijakan Publik dan

Moneter, Paramadina Public Policy Institute, pada 20 Mei 2016.

Page 105: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

91

lawatan kenegaraan Presiden Jokowi ke Jepang, pada 23-25 Maret, dan Tiongkok

pada 26-28 Maret 2015.

Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi ditemani oleh Menteri BUMN,

Rini Soemarno dan Kepala BKPM, Fransky Sibarani. Pada hasil kunjungannya ke

Tiongkok, presiden mengantungi kesepakatan kerjasama sebanyak 30

Memorandum of Understanding (MoU) yang bernilai total lebih dari US$ 40

miliar, jauh lebih besar daripada hasil lawatannya ke Jepang yang hanya

memperoleh total US$ 3miliar nilai investasi. Adapun MoU yang disepakati di

Tiongkok diantaranya berisi tentang kerjasama ekonomi, pembangunan industri

dan infrastruktur, serta kerjasama Menteri BUMN dengan China Development

Bank (CDB). Presiden Jokowi juga diketahui mencoba sarana transportasi publik

kereta cepat bawah tanah saat berada di Tiongkok. hal tersebut disinyalir menjadi

sinyal awal rencana pembangunan kereta cepat di masa pemerintahan Jokowi,

dengan Tiongkok.

Dinamika politik kian menyeruat ketika Presiden Jokowi menawarkan

proyek pembangunan kereta cepat sebagai investasi pada pihak asing. Tiongkok

dan Jepang adalah kandidat terkuat, dari sekian banyak negara lainnya. Kedua

negara kemudian memberikan proposal penawaran investasi dan hasil uji

kelayakan pembangunan (feasibility study/ FS) kepada pemerintah Indonesia.

Dalam prosesnya, proposal penawaran investasi tersebut kemudian dikaji melalui

Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, untuk dilihat perhitungan bisnis,

dan resiko investasi. Selama masa pengkajian tersebut, rupanya terjadi

ketidakselarasan dalam badan pemerintah dalam menentukan pemenang proyek

Page 106: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

92

investasi tersebut. Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh Rini Soemarno,

condong berharap Tiongkok sebagai pemenang investasi, sedangkan Kementerian

Perhubungan yang dipimpin Ignasius Jonan, cenderung memilih Jepang. Hal

tersebut sangat terlihat dari pernyataan masing-masing menteri terkait di media.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sejak awal menolak proyek ini, dan

mengkhawatirkan dana alokasi APBN yang tidak imbang antar daerah. Masalah

kepastian pembangunan kereta cepat sendiri juga datang dari pernyataan presiden

di media yang sempat menyatakan “tidak jadi memerlukan membangun kereta

cepat”, namun pemberitaan tersebut kian meredup seiring dengan tetap

dilaksanakannya pengkajian proposal investasai dan FS kedua negara. Keputusan

memenangkan Tiongkok dalam proyek kereta cepat pun seakan membungkam

pihak lembaga pemerintah yang pro Jepang.

Hingga pada momentum peletakan batu pertama (ground breaking) di

Walini, Jawa Barat, ketidakhadiran Menteri Perhubungan menimbulkan

pertanyaan publik. Kementerian Perhubungan sudah menerbitkan izin trase untuk

proyek ini, tetapi belum menerbitkan izin pembangunan. Izin pembangunan yang

awalnya tersendat dikarenakan berkas persyaratan yang belum lengkap, saat ini

telah dikeluarkan dan berlaku untuk jarak 5km. Adapun dasar kebijakan mengenai

pengeluaran izin pembangunan terdapat dalam Peraturan Menteri Perhubungan

No. 66 Tahun 2013 tentang Perizinan Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian

Umum. Dinamika politik mengenai ketidakselarasan suara mengenai proyek

kereta cepat, saat ini telah meredup dengan dikeluarkannya kebijakan Peraturan

Presiden (Perpres) No. 107 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan

Page 107: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

93

Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan Bandung. Dalam kebijakan tersebut, jelas

tercantum instruksi presiden mengenai percepatan infrastruktur kereta cepat,

sehingga menyegerakan seluruh elemen lembaga pemerintah bekerja berdasarkan

satu tujuan.

F. 3. Peran Legislatif dalam Kebijakan Kereta Cepat

Meski telah dikeluarkan kebijakan resmi terkait percepatan pembangunan

infrastruktur transportasi kereta cepat, permintaan penundaan investasi kereta

cepat masih kuat terdengar pada lembaga legislatif negara, Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Suara lebih keras justru datang dari pihak

Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang notabene adalah koalisi pengusung Presiden

Jokowi. KIH yang “dimotori” PDI-Perjuangan, menentang keras atas nama rakyat

Indonesia untuk melanjutkan proyek kereta cepat tersebut. Pihak legislatif

menganggap bahwa kereta cepat bukan merupakan suatu urgensi untuk

masyarakat Indonesia saaat ini. Berdasarkan peran dan fungsi lembaga DPR,

maka kewenangan yang dimiliki DPR terkait kebijakan kereta cepat yang adalah

sebagai berikut.

1. Hak Interpelasi

Meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan

pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara171

2. Hak Menyatakan Pendapat

171

Wikipedia, “Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia”, diakses pada tanggal 17 Juni 2016,

melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat_Republik_Indonesia.

Page 108: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

94

Merupakan tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi terhadap

kebijakan pemerintah.172

3. Hak Bertanya

Menanyakan pertanyaan tertulis kepada pemerintah.

Terkait dengan pendanaan kereta cepat dengan skema investasi bisnis, dan tidak

menggunakan APBN, maka fungsi budgeting yang terdapat pada DPR tidak dapat

diberlakukan dalam kasus kebijakan kereta cepat. DPR tidak memiliki

kewenangan menghentikan ataupun memberikan masukan terkait pendanaan

pembangunan kereta cepat.173

G. Mekanisme Pelaksanaan dan Perizinan Kereta Cepat Jakarta-

Bandung

G. 1 Mekanisme Pelaksanaan Kereta Cepat

Pembagian tugas dalam pelaksnaan pembangunan kereta cepat, telah

diatur secara khusus berdasarkan Perpres No. 107 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan Bandung.

Dalam pasal 1, ayat 1 dijelaskan bahwa, “Dalam rangka percepatan

penyelenggaraan prasarana dan sarana kereta cepat, Pemerintah menugaskan

kepada konsorsium badan usaha milik negara yang dipimpin oleh PT Wijaya

172

Ibid. 173

Wawancara pribadi dengan Syaiful Anam, Kasubbid Konstruksi Sarana dan Prasarana

Perhubungan Kementerian BUMN, pada tanggal 01 Juni 2016.

Page 109: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

95

Karya (Persero) Tbk.”174

Lebih lanjut, pada Pasal 2 ayat 1, penjelasan mengenai

konsorsium badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk;

b. PT Kereta Api Indonesia (Persero);

c. PT Jasa Marga (Persero) Tbk; dan

d. PT Perkebunan Nusantara (PN) VIII

Berdasarkan Pasal 3, ke-empat badan usaha tersebut dapat membentuk

konsorsium, yang diwujudkan dalam bentuk usaha patungan dan bernama PT.

PSBI. PT.PSBI kemudian akan bersinergi dengan konsorsium badan usaha

Tiongkok, yang bernama PT.China Railway. Dari sinergi tersebut, maka

diwujudkan perusahaan pelaksana pembangunan kereta cepat Tiongkok di

Indonesia denga jalur Jakarta-Bandung, yang dilaksanakan PT. KCIC. Penjelasan

skema mengenai sinergi kerjasama PT. KCIC digambarkan pada Gambar IV.5.

Dalam mekanisme pelaksanaan kereta cepat, aturan mengenai pendanaan tidak

menggunakan APBN juga tercantum secara tegas dalam Pasal 4 ayat 2. Adapun

penjelasan mengenai mekanisme pelaksanaan dan pembagian tugas pembangunan

kereta cepat berdasarkan instruksi Presiden adalah pada Tabel IV.G.1.

174

Perpres No. 107 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Kereta

Cepat antara Jakarta dan Bandung, Pasal 1, ayat 1, h. 1.

Page 110: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

96

Tabel IV.G. 1. Mekanisme Penugasan Pembangunan Kereta Cepat

Berdasarkan Perpres No. 107 Tahun 2015175

No. Ketentuan

Hukum

Pihak yang

Ditugaskan

Penugasan

1 Pasal 4 ayat 2 Konsorsium badan

usaha (PT. KCIC)

Tidak menggunakan dana

dari APBN serta tidak

mendapatkan jaminan

pemerintah.

2 Pasal 6 ayat 4 Konsorsium badan

usaha Tiongkok

(PT. China

Railway)

Melakukan alih

pengetahuan dan teknologi

kepada konsorsium BUMN

3 Pasal 7 Pemerintah Pusat

dan Pemerintah

Daerah

Memberikan kemudahan

perizinan, biaya perizinan,

serta fasilitas perpajakan

dan kepabeanan sesuai

dengan kewenangannya

masing-masing.

4 Pasal 8 Menteri BUMN Melakukan pembinaan dan

pengawasan korporasi, serta

mengoordinasikan BUMN

lainnya.

5 Pasal 9 Menteri

Perhubungan

Menetapkan konsorsium

BUMN sebagai

penyelenggara prasarana

dan sarana kereta cepat;

Menetapkan trase; Memberi

perizinan terkait;

Melakukan pengawasan dan

pembinaan.

6 Pasal 10 Menteri Pekerjaan

Umum dan

Perumahan Rakyat

Memberi persetujuan atas

pemanfaatan ruang jalan tol

di ruang milik jalan

tol/arteri; Memberi izin

pelaksanaan pembangunan

di ruang milik jalan

tol/arteri.

7 Pasal 11 Menteri Agraria

dan Tata

Ruang/Kepala

Memfasilitasi penyesuaian

rencana tata ruang wilayah

dengan trase jalur;

175

Ibid.

Page 111: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

97

Badan Pertanahan

Nasional

Mendukung penyiapan dan

pengadaan tanah.

8 Pasal 12 Gubernur Daerah

Khusus Ibukota

Jakarta dan

Gubernur Jawa

Barat

Melakukan penyesuaian

rencana tata ruang wilayah

dengan trase jalur;

Memberikan persetujuan

atas pemanfaatan tanah

milik Pemerintah Daerah

9 Pasal 13 Menteri Pertahanan

dan/atau Panglima

Tentara Nasional

Indonesia

Menyerahkan tanah dan

bangunan milik

Kementerian Pertahanan

dan/atau Markas Besar

Tentara Nasional Indonesia

yang dipergunakan untuk

trase jalur.

10 Pasal 14 Bupati Purwakarta,

Bupati Bandung

Barat, dan Walikota

Bandung

Melakukan penyesuaian

rencana tata ruang wilayah

dengan trase jalur.

11 Pasal 15 Menteri

Koordinator Bidang

Perekonomian

Mengoordinasikan

percepatan pelaksanaan

penyelenggaraan kereta

cepat Jakarta-Bandung.

12 Pasal 16 Konsorsium badan

usaha (PT.KCIC)

Menyampaikan laporan

kepada Menteri Koordinator

Bidang Perekonomian,

Menteri Perhubungan,

Menteri Keuangan, dan

Menteri BUMN secara

berkala setiap 6 (enam)

bulan selama pembangunan.

Page 112: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

98

Gambar IV. 6. Pelaksana Konsorsium Kereta Cepat Jakarta-Bandung176

176

Dokumen Profil Kereta Cepat Jakarta-Bandung, h. 21.

Page 113: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

99

G. 2 Mekanisme Perizinan Pembangunan Kereta Cepat

Berdasarkan hasil wawancara lapangan dengan Kementerian Perhubungan

(Kemenhub), dinyatakan bahwa terdapat tiga poin penting dalam proses perizinan

pembangunan kereta cepat. Di antaranya,

1. Izin Trase

2. Izin Penetapan Badan Usaha

3. Perjanjian Konsesi177

Menurut keterangan Ferdian Danu, selaku staf bagian Perencanaan

Perkeretaapian, bahwa masalah perizinan yang hingga saat ini masih santer

dibicarakan adalah perizinan AMDAL yang merupakan syarat dalam

dikeluarkanya izin trase.178

Hingga saat ini, izin AMDAL dan pembangunan yang

telah selesai dikerjakan oleh PT.KCIC baru berlaku untuk 5km.179

Izin proses

AMDAL yang pada umumnya memakan waktu sekitar dua bulan, namun untuk

penanganan kereta cepat berdasarkan kebijakan percepatan infrastruktur,

dipangkas menjadi hanya satu bulan.

Kemudian, berdasarkan Peraturan Keputusan Menteri (KM) No. 31 Tahun

2006 tentang Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan, untuk

melakukan kegiatan perencanaan dan pembangunan terkait perhubungan,

setidaknya terdapat tiga syarat utama.180

Pertama, harus ada rencana induk atau

master plan Kedua, harus ada studi kelayakan, baik secara dampak ekonomi

177

Wawancara pribadi dengan Ferdian Danu, Staf Bagian Perencanaan Perkeretaapian,

Kementerian Perhubungan, pada tanggal 23 Mei 2016. 178

Ibid. 179

Ibid. 180

Ibid.

Page 114: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

100

kepada masyarakat, maupun kemampuan pendanaan. Ketiga, harus adanya studi

trase atau uji jalur yang lebih spesifik.181

Lebih lanjut, Ferdian Danu menerangkan bahwa sejauh ini PT. KCIC telah

memenuhi semua persyaratan yang ada, kecuali izin pembangunan.182

Pada sistem

pembangunan kereta cepat, menurut Ferdian Danu, menggunakan sistem

perizinan bertahap. Hal tersebut untuk mempermudah dan mempercepat proses

konstruksi. Izin pembangunan yang baru rampung sepanjang 5km, menjadi bukan

masalah.183

Berdasarkan hasil dari wawancara pada bagian lain di Kementerian

Perhubungan, Theresia, selaku Staf Direktorat Prasarana Perkeretaapian

menyatakan bahwa saat ini masih terdapat kendala dalam penyelesaian sisa izin

pembangunan sepanjang 137,3km. Kendala yang dikeluhkan adalah mengenai

perbedaan standar yang biasa digunakan Kementerian Perhubungan, dengan

standar pada Detail Enginering Design (DED) kereta cepat Tiongkok.184

Hal

serupa diuraikan lebih lanjut oleh Anton. A, pada bagian yang sama, bahwa

kesulitan tersebut juga terkait dengan sistem standar Kementerian Perhubungan

yang selama ini mengacu kepada Jepang.185

“Jadi desain ini semuanya mereka (Tiongkok) yang desain. Nah,

Kemenhub cuma pastikan ini sesuai dengan ketentuan standar kita.

Kemarin sempat ada berita bahwa kita (Kemenhub) belum menyetujui..,

ya bukan ga menyetuju. Dari kriteria desain nya kan kmren AMDAL nya

181

Ibid. 182

Ibid. 183

Ibid. 184

Wawancara pribadi dengan Theresia, Staf Direktorat Prasarana Perkeretaapian,

Kementerian Perhubungan, pada 7 Juni 2016. 185

Wawancara pribadi, dengan Anton.A, Staf Direktorat Prasarana Perkeretaapian,

Kementerian Perhubungan, pada 7 Juni 2016.

Page 115: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

101

belum lengkap, kan itu juga syarat pembangunan. Selama ini kita sama

Jepang. Semua dokumen kita itu ini isinya standar Jepang. Biasanya

Jepang selalu saling melibatkan kita dalam pembangunan, kalau sekarang

tiba-tiba kita disuruh tanda tangan proyek baru dari Tiongkok, tapi belum

jelas dan belum selesai dipelajari nya ya gimana, sakit juga kepala ini..,

karena mereka itu teliti sendiri, dan desain sendiri juga”186

Theresia menyatakan bahwa dalam proses pengkajian adan perizinan

pembangunan untuk jarak 5km, Kemenhub meerlukan waktu sekitar lima bulan

hingga selesai.187

Untuk itu, jika diperkirakan, maka izin pembangunan unutuk

jarak 137,3 km akan selesai dalam waktu 9 atau 10 bulan.

Kendala mengenai perbedaan standar sistem dan dokumen yang dialami

Kemenhub saat ini merupakan suatu kewajaran dalam menangani kerjasama

dengan pihak baru. Penulis menilai, hal tersebut justru merupakan suatu

perkembangan pada Kemenhub dalam tingkat profesionalitas kerjasama dengan

pihak asing, dan mencegah bentuk profesionalitas yang homogen. Karena pada

era pasar bebas saat ini, bukanlah tidak mungkin jika minat investasi yang masuk

ke Indonesia semakin heterogen.

H. Proses Perkembangan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Berdasarkan hasil penelitian, perkembangan pada proyek investasi

pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung masih berfokus pada penyelesaian

proses perizinan pembangunan untuk jarak 137,3 km. Hal terserbut dikarenakan

izin pembangunan dan AMDAL yang baru resmi dikeluarkan untuk jarak 5 km.

186

Ibid. 187

Wawancara pribadi dengan Theresia.

Page 116: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

102

Berdasarkan progres tersebut, hingga saat ini PT.KCIC hanya diperbolehkan

untuk melakukan konstruksi pembangunan hanya pada jarak 5 km. Proses

pembangunan tersebut menurut penjelasan Theresia, yaitu,

“ … untuk sejauh ini kereta cepat masih belum bisa melakukan

pembangunan. Stasiun belum bisa dibangun. Konstruksi yang bisa

dilakukan sejauh ini baru penyelesaian track kereta sepanjang 5 km,

sistem operasi persinyalan kereta, dan jembatan. Tapi sejauh ini mereka

belum sampai sana”188

Hal yang sedikit berbeda diungkapkan pada pihak Corcomm PT. KCIC. Menurut

pengakuannya, saat ini kereta cepat sudah masuk tahap konstruksi, sesuai dengan

rencana waktu pembangunan.189

Kabar terakhir yang mencuat di media mengenai pembangunan kereta

cepat adalah mengenai pekerja asing asal Tiongkok yang melakukan pengeboran

tanah di lahan milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU),

Halim Perdanakusuma. Menurut penjelasan Theresia, bahwa peristiwa tersebut

merupakan upaya untuk mengambil sample tanah untuk mengetahui tingkat

kekerasan dan karakteristik tanah sebelum dimulainya proses pembangunan.190

Pihak PT.KCIC melalui Febrian Arifwibowo, selaku Corcomm,

menegaskan bahwa tidak ada instruksi dari PT. KCIC untuk melakukan

pengeboran di laham wilayah Halim.191

Hal tersebut dikarenakan PT. KCIC

belum mendapatkan izin dari pihak TNI AU untuk melakukan pengerjaan kereta

cepat di wilayahnya.Febrian Arifwibowo juga menegaskan bahwa,

188

Ibid. 189

Wawancara pribadi dengan Febrianto Arifwibowo. 190

Wawancara pribadi dengan Theresia, 191

Wawancara pribadi dengan Febrianto Arifwibowo.

Page 117: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

103

“PT. KCIC dan/atau PT WIKA tidak menandatangani kontrak dengan PT

Geo Central Mining (GCM) di wilayah Halim yang mempekerjakan

karyawan berkewarganegaraan Tiongkok yang melakukan survei dan

pengeboran untuk mengambil sampel tanah.Kami juga tidak

memerintahkan PT. HEBEI yang memang bekerjasama dengan kami,

untuk melakukan pengeboran di Halim. Mereka (PT. GCM) masuk ke

Halim dengan celah dari PT. HEBEI, tapi kami tidak pernah

menginstruksikan pengeboran”192

Proses pembangunan kereta cepat berdasarkan pengamatan penulis melalui

wawancara lapangan, menunjukkan masih pada tingkat konstruksi kecil. Meski

perizinan telah dipercepat melalui kebijakan percepatan infrastruktur dan kereta

cepat, namun kendala seperti miss-communication atau miss-koordinasi pada

operasi pengerjaan di lapangan merupakan kendala yang tidak dapat dihindari.

192

Ibid.

Page 118: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian skripsi dengan judul “Negara terhadap Kebijakan

Investasi Pembangunan Infrastruktur Kereta Cepat dalam Perspektif Ekonomi

Politik)” melalui pengumpulan data wawancara langsung dan kajian literatur

primer dan sekunder, maka penulis memperoleh kesimpulan dalam menjawab

beberapa pertanyaan dan tujuan penelitian sebagai berikut.

Peran negara yang direpresentasikan di masa pemerintahan Presiden Joko

Widodo dalam kebijakan investasi pembangunan kereta cepat (high speed

railway) oleh Tiongkok telah menunjukkan peran aktif dalam kegiatan politik dan

investasi di era pasar bebas. Lebih spesifik lagi, Presiden Jokowi sebagai presiden

dan representasi utama negara, berdasarkan analisa dan pengamatan penulis,

dalam hal kebijakan yang diambil oleh Presiden merupakan suatu kebijakan

politik yang bersifat rasional dalam analogi ekonomi politik. Hal tersebut

dikaitkan dengan ketertinggalan Indonesia dalam pembangunan pada masa

pemerintahan sebelumnya. Berdasarkan teori kebijakan publik, bahwa kebijakan

pemerintah saat ini tidak terlepas dari kebijakan pada pemerintahan sebelumnya.

Pada masa pemerintahan sebelumnya, Indonesia telah banyak kehilangan untuk

mengambil kesempatan emas dalam sektor pembangunan, dan pesaingan di pasar

bebas. Kebijakan investasi kereta cepat merupakan satu diantara banyaknya

proyek strategis nasional yang dicanangkan Presiden Jokowi. Penulis

Page 119: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

105

menganggap bahwa pembangunan kereta cepat pada saat ini, merupakan

momentum yang tepat dalam upaya percepatan infrastruktur. Asumsi tersebut

didasarkan pada momentum pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

2016 yang merupakan kesempatan besar dalam kompetisi investasi asing, dan

peningkatan industri pembangunan dalam negeri. Jika rencana pembangunan

kereta cepat baru dilaksanakan sesuai dengan master plan awal yaitu pada 2021,

maka progresifitas Indonesa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

sektor industri akan semakin melambat. Peran neara dalam kegiatan ekonomi

khususnya investasi kereta cepat, saat ini adalah sebagai regulator dan pengawas

aktivitas ekonomi. Adapaun peran Kementerian Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah, merupakan pelaksana

dan koordinator investasi badan usaha untuk menciptakan kegiatan investasi yang

efisien.

Kemudian latar belakang investasi Tiongkok dalam proyek infrastruktur

kereta cepat (high speed railway) tidak terlepas dari adanya interdependensi pada

kedua negara. Reformasi ekonomi yang dilakukan Presiden Xi Jinping melalui

visi nya yang dikenal “One Belt, One Road”, memiliki sinergi dengan visi

pembangunan Presiden Jokowi yaitu “Poros Maritim”. Kemiripan visi tersebut,

dipandang kesempatan bagi Presiden Jokowi untuk mengejar ketertinggalan

pembangunan infrastruktur di masa pemerintahan sebelumnya. Di sisi lain,

melihat kondisi ekonomi dan politik dalam negeri Tiongkok, investasi besar-

besaran khususnya pada negara-negara berkembang yang menjadi mitra strategis

Tiongkok, juga merupakan suatu kebutuhan untuk menstabilkan perekonomian

Page 120: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

106

dalam negeri Tiongkok akibat terlalu banyak cadangan devisa dolar pada

Tiongkok. Jika cadangan devisa dolar yang berlebih tersebut tidak disalurkan

melalui investasi luar negeri, maka hal tersebut akan berdampak pada inflasi,

penurunan pertumbuhan ekonomi, dan banyak “guncangan” politik dan ekonomi

lainnya.

Dalam prosesnya, dinamika politik yang terjadi dalam tubuh pemerintahan

Presiden Jokowi merupakan bentuk dari penyesuaian negara dalam investasi besar

dan baru dalam bentuk mega proyek. Kedekatan Indonesia dengan Tiongkok yang

saat ini merekat pada rezim Presiden Jokowi, merupakan langkah politik untuk

mengambil kesempatan-kesempatan “emas” yang ada saat ini. dalam konsepnya,

tidak ada kebijakan ekonomi yang tidak politis. Meski berdasarkan pada asumsi

ekonomis dan perhitungan rasional, pengaruh dari lingkungan pada sistem poltik

yang ada, tetap menjadi faktor terealisasinya investasi kereta cepat dengan

Tiongkok. Namun, melihat pada rekam jejak Presiden Jokowi dalam pengambilan

keputusan yang selalu bersifat pragmatis, serta bahkan kelonggaran hubungan

presiden dengan prtai pengusungnya, memecah stigma pada konsep kebijakan

inkremental pada teori kebijakan publik yang menganggap bahwa kebijakan pada

pemerintahan sebelumnya yang bersifat menlanjutkan atau merealisasi kebijakan

pada pemerintahan terdahulu yang tertunda,menjadikan pemerintah kurang

professional dan inovatif. Namun prinsip efisien, rasional serta konsistensi

Presiden Jokowi dalam setiap kebijakannya, semakin memperkuat kesimpulan

bahwa investasi pembangunan kereta upaya politis Presiden Jokowi dalam

mengambil kesempatan emas yang saat ini ada.

Page 121: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

107

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan pengamatan dan analisa penulis menenai peran negara dalam

kebijakan investasi kereta cepat Jakarta-Bandung, terdapat beberapa rekomendasi

serta saran yang dapat penulis berikan. Di antaranya,

1. Pemberlakuan sistem komunikasi yang lebih jelas dan transparan

kepada masyarakat akan memudahkan masyarakat awam untuk

mengerti dan memandang kebijakan strategis pemerintah dalam hal

investasi kereta cepat sebagai suatu hal yang rasional dan baik.

2. Berdasarkan pengalaman penulis dalam penelitian dan pencarian data

lapangan mengenai kebijakan investasi kereta cepat oleh Tiongkok,

msaih terdapat banyak pihak dalam lembaga negara yang sangat hati-

hati dalam mengeluarkan pendapat mengenai proyek kereta cepat. Hal

tersebut tentunya akan lebih baik jika diperbaiki dengan kebijakan

sistem ruang informasi investasi yang lebih bersifat transparan kepada

publik.

3. Konsep kerjasama badan usaha negara dengan badan usaha asing dalam

konsep bisnis sebagai upaya pengadaa infrastruktur merupakan upaya

yang cukup efisien yang dilakukan BUMN sebagai perpanjangan

tangan pemerintah. Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa peluang

kerjasama tersebut akan berdampak positif pada pembangunan skill

Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri dan menumbuhkan

pengalaman bisnis tingkat internasional. Kerjasama PT. KAI sebagai

badan usaha negara dengan Tiongkok, merupakan suatu pengalaman

Page 122: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

108

baru. Hal tersebut justru harus dihadapi dengan positif dan optimis.

Sebab, kerjasama dengan Tiongkok merupakan suatu tantangan awal di

masa pasar persaingan bebas MEA untuk keluar dari “zona nyaman”

dan melatih skill SDM dalam negeri untuk kemudian dapat bermitra

dengan investor asing lainnya selain Tiongkok.

4. Adanya kesamaan poros maritim antara rezim Presiden Jokowi dengan

rezim Presiden Xi Jinping saat ini tidak semata menjadikan hal tersebut

menjadi kesempatan ekonomi Indonesia, perlu juga diwaspadai efek

kedekatan dari Indonesia dengan Tiongkok. Keterbukaan Indonesia

terhadap Tiongkok saat ini selain juga mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi, tentunya juga akan terjadi pertukaran pola pikir politik yang

nantinya akan dapat mempengaruhi sistem politik, sebagai faktor

lingkungan ekstranasional berdasarkan konsep sistem politik David

Eastion. Untuk itu, akan lebih baik jika pemerintah Indonesia

menerapkan kebijakan yang bersifat melindungi ideologi politik negara

dengan memberikan syarat kepada investor asing atau pekerja asing

yang masuk ke Indonesia untuk dapat minimal memahami bahasa

Indonesia dan menyesuaikan diri dengan sistem politik yang ada dalam

negeri.

Page 123: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Bakry, Umar Suryadi. Ekonomi Politik Internasional Suatu Pengantar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Deliarnov. Ekonomi Politik, Jakarta: Erlangga, 2006.

Djojohadikusumo, Sumitro. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori

Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES,

1994.

Fahmi, Irham. Pengantar Politik Ekonomi. Bandung: Alfabeta, 2010.

Nugroho, Riant. Kebijakan Publik di Negara-Negara Berkembang. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2015.

Samanhuri, Didin S. Ekonomi Politik dan Pembangunan: Teori,Kritik, dan

Solusi Bagi Negara Sedang Berkembang. Bogor: IPB Press, 2010.

Santana, Septianwan. Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif.

Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2010.

Soewadji, Jusuf. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media,

2012.

Subandi. Ekonomi Pembangunan. Bandung: Alfabeta, 2014

Syahbudin, Muammad. Pengantar Ilmu Ekonomi dalam Kebijakan Publik.

Yogyakarta: 2014.

Tambunan, Tulus T.H. Perekonomian Indonesia Era Orde Lama Hingga Jokowi.

Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.

Wee, Thee Kian. Industrialisasi di Indonesia: Beberapa Kajian. Jakarta:

LP3ES, 1994.

Winarno, Budi. Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus. Yogyakarta:

CAPS, 2012.

Feng, Yi. Democracy,Governance, and Economic.London,England: MIT Press,

1956.

Page 124: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xvi

Chilcote, Ronald H., Teori Perbandingan Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003).

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani, Yanyan Mochamad, Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional, (Bandung: Remaja Rodsakarya, 2005).

Gemmell, Norman, Ilmu Ekonomi Pembangunan, beberapa survey, (Jakarta:

Pustaka LP3ES, 1992).

Karya Ilmiah

Astuti, Dwi Wiwi. ”Analisis Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal Kaitannya dengan Kontrak Alih Teknologi dalam

Rangka Pengembangan Industri”. Skripsi S1 Fakultas Hukum,

Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009

Fernandez, Vinaldo. ”Dampak Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing di Sumatra Barat”. Skripsi

S1 Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang, 2008

Nugraha, Raditya Adi. ”Tarik-Menatrik Antara Aktor Negara dan Non Negara

dalam Penerapan Rezim Internasional Tentang Lisensi Software (Studi

Kasus MoU Microsoft-RI)”. Tesis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Indonesia, 2010

Minah, Tur. ”Politik Industrialisasi di Korea Selatan (Studi atas Peran Negara

dalam Pengembangan Teknologi dan Industri 1990-2002)”. Skripsi S1

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014

Latip, Dedi. “Analisa Pengaruh Penanaman Modal Asing Langsung (FDI)

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional Propinsi Tahun 2000-2006”.

Tesis Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2009

Produk Legislatif

Perpres No. 107 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana

Kereta Cepat antara Jakarta dan Bandung. Diunduh pada tanggal 10 Mei

2016, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik

Indonesia, https://www.ekon.go.id/hukum/download/1876/1316/perpres-

nomor-107-tahun-2015.pdf

Page 125: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xvii

Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

dalam Penyediaan Infrastruktur.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1965 tentang Pencabutan

Undang-Undang No. 78 Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing

(Lembaran-Negara Tahun 1958, No. 138) Yang Telah Diubah Dan

Ditambah Dengan Undang-Undang No. 15 PRP Tahun 1960 (Lembaran-

Negara Tahun 1960 No. 42), Diunduh pada tanggal 24 April 2016,

melalui http://dapp.bappenas.go.id/upload/pdf/UU_1965_016.pdf.

Dokumen dan Jurnal Elektronik

Adiastuti, Anugrah. ”Implementasi Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia

(Sebelum dan Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal)”.Pandecta. Vol.6 Nomor

2. (Juli 2011). Diakses melalui

(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta)

Rohendi, Acep. “Prinsip Liberalisasi Perdagangan World Trade Organization

(WTO) dalam Pembaharuan Hukum Investasi di Indonesia

(Undang-Undang Nomor.25 Tahun 2007)”, Padjajaran Jurnal

Ilmu Hukum (PJIH), Vol.1 Nomor. 2, (2014). Diakses pada tanggal

20 November 2015, melalui (http://pjih.fh.unpad.ac.id/pjih-vol1-

no2-2014)

UNDP, Human Development Report 1999. Diunduh pada 29 November

2015 melalui

(http://hdr.undp.org/sites/default/files/reports/260/hdr_1999_en_no

stats.pdf)

The World Bank, Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia. Juni

2011. Diunduh pada 29 November 2015 melalui

(http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/P

ublication/280016-1309148084759/IEQ-

Jun2011_section_B_bh.pdf)

Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Nasional, Kementerian Perhubungan.

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, April 2011. Diunduh

pada tanggal 3 Maret 2016, melalui

Page 126: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xviii

(http://perkeretaapian.dephub.go.id/dmdocuments/RIPNAS-

FINAL.pdf)

Easton, David, “An Approach to the Analysis of Political System”, World

Politics, Vol. 9, No. 3 (Apr, 1957), JSTOR. Diunduh melalui

http://online.sfsu.edu/sguo/Renmin/June2_system/Political%20Sys

tem_Easton.pdf. Pada tanggal 11 Juni 2016.

Rosecrance, Richard dan Stein, Arthur, “Interdependence: Myth or Reality”,

World Politics 26, No. 1(Oktober, 1973), diunduh, melalui

http://www.grandstrategy.net/Articles-

pdf/Interdependence_Myth_or_Reality.pdf. Pada tanggal 29 Mei

2016.

Nurridzki, Nanda, “Learning from the ASEAN+1 Model and the ACIA”,(March

2015). Diunduh pada tanggal 2 Mei 2016, melalui

http://www.eria.org/ERIA-DP-2015-19.pdf.

Weiss, Martin A.,dkk. “International Investment Agreements (IIAs): Frequently

Asked Questions”,(May 15, 2015). Diunduh pada tanggal 2 Mei 2016,

melalui https://www.fas.org/sgp/crs/misc/R44015.pdf.

Situs Lembaga Resmi dan Berita Internet

Kata Data.“Dari Mana Dana Kereta Cepat?”. Diakses pada 25 Februari 2015,

melalui (http://katadata.co.id/infografik/2016/02/09/dari-mana-dana-

kereta-cepat#sthash.ix3dZbUX.b0f7OGHs.dpbs)

Ministry of Trade and Industry Singapore, “MTI Instights: International

Investment Agreement”, diakses pada tanggal 30 April 2016, melalui

https://www.mti.gov.sg/MTIInsights/Pages/IGAs.aspx

Trading Economics “Ease of Doing Business in Indonesia 2008-2016” , diakses

pada tanggal 11 Juni 2016, melalui

http://www.tradingeconomics.com/indonesia/ease-of-doing-business.

Wawancara

Arifwibowo, Febrianto. 2016.”Konsep Investasi Kereta Cepat Indonesia-

Tiongkok”. Azizia Rochimasnaini. Pada tanggal 26 Mei 2016.

Page 127: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xix

Hadi, Y.B. Priatmo. 2016. “ Latar Belakang Kebijakan Investasi Kereta Cepat “.

Azizia Rochimasnaini. Pada tanggal 01 Juni 2016.

Anam, Syaiful. 2016. “Latar Belakang Kebijakan Investasi Kereta Cepat“. Azizia

Rochimasnaini. Pada tanggal 01 Juni 2016

Rosita. 2016. “Mekanisme Perizinan dan Pembangunan Kereta Cepat”. Azizia

Rochimasnaini. Pada tanggal 07 Juni 2016.

Theresia. 2016. “Mekanisme Perizinan dan Pembangunan Kereta Cepat”. Azizia

Rochimasnaini. Pada tanggal 07 Juni 2016

A, Anton. 2016. “Mekanisme Perizinan dan Pembangunan Kereta Cepat”. Azizia

Rochimasnaini. Pada tanggal 07 Juni 2016

Danu, Ferdian. 2016. “Mekanisme dan Peran Kementerian Perhubungan dalam

Perencanaan Kereta Cepat”. Azizia Rochimasnaini. Pada tanggal 23

Mei 2016.

Basuki, Deny Tri. 2016. “Latar belakang hubungan ekonomi politik Indonesia-

Tiongkok”. Azizia Rochimasnaini. Pada tanggal 17 Mei 2016.

Sasongko, Gudadi Bambang. 2016.. “Hubungan Ekonomi Politik antara Indonesia

dengan Tiongkok”. Pada tanggal 10-17 Mei 2016 via pesan elektronik

(e- mail).

Ikhsan, Muhammad. 2016. “Latar Belakang Investasi Tiongkok ke Indonesia

dalam pembangunan kereta cepat, serta Kebijakan Ekonomi dan

Pembangunan Indonesia”. Azizia Rochimasnaini. Pada tanggal 20

Mei 2016.

Prihartono, Bambang. 2016. “Peran Bappenas dalam Perencanaan kereta cepat”.

Azizia Rochimasnaini. Pada tanggal 28 Mei 2016

Handiko,Gunesti Wahyu. 2016. “Kesiapan industri dalam negeri dan Peran PT.

INKA dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung”. Azizia

Rochimasnaini. Pada tanggal 28 Mei 2016.

Page 128: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xx

LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara kepada:

Kepala Fungsi Politik Indonesia di KBRI Tiongkok 2012, Gudadi B.

Sasongko

2. Pedoman Wawancara kepada:

Kepala Sub Direktorat Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Asia Timur

Pasifik, Kementerian Luar Negeri 2016, Deny Tri Basuki

No. Pertanyaan

1 Bagimana hubungan ekonomi politik antara Indonesia dengan

Tiongkok pada masa pemerintahan saat ini, dan sebelumnya?

2 Sejauh mana kedekatan hubungan pemerintah Indonesia, politik

Indonesia dengan Tiongkok ?

3 Bagaimana tanggapan bapak dalam investasi Tiongkok yang sanga

besar di awal masa pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini?

No. Pertanyaan

1 Bagaimana tanggapan Direktorat Ekonomi dan Pembangunan Asia

Timur Pasifik terhadap Tiongkok dalam investasi yang sangat

besar di awal masa pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini?

2 Sejauh mana kedekatan hubungan pemerintah Indonesia, politik

Indonesia dengan Tiongkok ?

Page 129: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xxi

3. Pedoman Wawancara kepada:

Direktur Transportasi BAPPENAS 2016, Bambang Prihartono

4. Pedoman Wawancara kepada:

Peneliti dan Pengamat Kebijakan Publik Ekonomi, Muhammad Ikhsan

No. Pertanyaan

1 Bagaimana awal mula perencanaan kebijakan investasi kereta

cepat?

2 Bagaimana peran Bappenas dalam perencanaan kereta cepat?

3 Bagaimana koordinas yang dijalin pemerintah dalam kebijakan

kereta cepat?

4 Faktor apa yang menyebabkan pentingnya investasi pembangunan

kereta cepat saat ini?

No. Pertanyaan

1 Apakah pembangunan yang dilakukan Presiden Joko Widodo saat

ini adalah pembangunan yang terburu-buru?

2 Bagaimana bapak memandang Tiongkok dalam investasi kereta

cepat saat ini?

3 Bagaimana tanggapan bapak mengenai investasi kereta cepat?

4 Bagaimana bapak memandang negara saat ini dalam aktivitas

investasi khususnya kereta cepat?

Page 130: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xxii

5. Pedoman Wawancara kepada:

Direktur PT. INKA 2012, Gunesti Handiko

6. Pedoman Wawancara kepada:

Kementerian Perhubungan

7. Pedoman Wawancara kepada:

PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Febrianto Arifwibowo

No. Pertanyaan

1 Bagaimana bapak memandang industri kereta api di Indonesia saat

ini?

2 Mengapa PT. INKA tidak dilibatkan dalam konsorsium kereta

cepat?

No. Pertanyaan

1 Bagaimana peran Kementerian Perhubungan dalam investasi

pembangunan kereta-cepat oleh Tiongkok?

2 Bagaimana proses investasi, kerjasama dan perkembangan

pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung?

3 Mengapa konsorsiumkereta cepat tidak ditangani oleh

Kementerian Perhubungan?

No. Pertanyaan

1 Bagaimana skema investasi dan bisnis investasi kereta cepat

Jakarta-Bandung oleh Tiongkok?

2 Bagaimana konsep pembangunan kereta cepat?

Page 131: NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK S Negara terhadap ......teori kebijakan publik, sistem politik, dan ekonomi politik internasional melalui konsep interdependensi. Kesimpulan yang didapat

xxiii

8. Pedoman Wawancara kepada:

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

No. Pertanyaan

1 Bagaimana konsep kerjasama investasi dalam konsorsium

BUMN?

2 Mengapa kebijakan investasi kereta cepat terkesan tergesa-gesa?

3 Apa yang menyebabkan pembangunan infrastruktr kereta cepat

dipercepat di masa pemerintahan Presiden Jokowi?


Top Related