Download - Lapres Akustik P-2(Fix)
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
1/54
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK– P2
NOISE BARRIER AND DIRECTIVITY FACTOR
Disusun Oleh :
MOUDY AZURA VIANDA NRP. 2412 1 1!
NIZA ROSYDA AMALIA NRP. 241! 1 1"
ALIE# $%AZI NRP. 241! 1 4!
RISZAL SUDARSONO NRP. 241! 1 &'
M (INTAN$ AD%ITYA NRP. 241! 1 "!
%A#ISYA% RA%MAT PUTRA NRP. 241! 1 12
M AL#IAN RIYADI NRP. 241! 1 144
Asis)en :
#RADITA AAN *INARNO NRP. 2411 1 2+
PRO$RAM STUDI S,1 TEKNIK #ISIKA
-URUSAN TEKNIK #ISIKA
#AKULTAS TEKNOLO$I INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLO$I SEPULU% NOPEM(ER
SURA(AYA
214
1
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
2/54
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK– P2
NOISE BARRIER AND DIRECTIVITY FACTOR
Disusun Oleh :
MOUDY AZURA VIANDA NRP. 2412 1 1!
NIZA ROSYDA AMALIA NRP. 241! 1 1"
ALIE# $%AZI NRP. 241! 1 4!
RISZAL SUDARSONO NRP. 241! 1 &'
M (INTAN$ AD%ITYA NRP. 241! 1 "!
%A#ISYA% RA%MAT PUTRA NRP. 241! 1 12
M AL#IAN RIYADI NRP. 241! 1 144
Asis)en :
#RADITA AAN *INARNO NRP. 2411 1 2+
PRO$RAM STUDI S,1 TEKNIK #ISIKA
-URUSAN TEKNIK #ISIKA#AKULTAS TEKNOLO$I INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLO$I SEPULU% NOPEM(ER
SURA(AYA
214
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
3/54
A(STRAK
Semakin modernnya kehidupan manusia maka akandiikuti perkembangan teknologi dan pasti memiliki dampak
yaitu salah satunya kebisingan juga semakin meningkat.
Kebisingan yang semakin meningkat membuat sebuah
lingkungan kurang nyaman untuk ditinggali bukan hanya
manusia akan tetapi hewan juga merasa terganggu. Pada
laporan ini akan dibahas tentang noise barrier atau penghalang
dinding dengan jarak 1,6 meter dari sumber bunyi dan tingkat
tekanan bunyi diukur dengan frekuensi 130,!0,!00,1000 dan000 "# yang berasal dari sumber bunyi dan juga tingkat
tekanan bunyi dari sumber bunyi yang diukur tiap 10o dari titik
0o sampai 360o. Sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa
penghalang dan posisi pengukur dari sebuah sumber bunyi
sangat mempengaruhi tingkat kebisingan sebuah wilayah dan
juga semakin jauh sudut ukur dari sumber bunyi maka
semakin rendah pula tingkat tekanan bunyinya.
Kata Kun$i% sumber bunyi, tingkat tekanan bunyi, penghalang
dinding
3
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
4/54
A(STRAT
The more modern of the human life, then the level of
noise will follow to be higher too and have the effect is
increasing of noisel. The increasement of the noise creates an
environment that less comfortable to be lived by human
although animal that also disturb with it. In this report, will be
discussed about noise barrier or wall baricade with a distanceof 1,6 meter from the sound source and sound pressure level
measured every 130,20,00,1000 and 2000 that come from
sound source and also sound pressure level that measured
every 10o to 360o. Thus we can ma!e the conclusion that the
baricade and positon of observer that have a distance from a
sound source is greatly affects the noise level of a region and
also the further of degree measured from the sound source,
more and more lower the sound pressure level.
"eywords# source of sound, sound pressure level, wall
barricade
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
5/54
KATA PEN$ANTAR
Puji syukur ke hadirat &uhan 'ang (aha )sa atas
berkat dan karunia*+ya sehingga aporan -esmi Praktikum
kustik dan getaran ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
/alam kesempatan kali ini penyusun mengu$apkan
terima kasih kepada%
1. apak r. (atradji, (.S$, apak r. "eri 2oestiono, (&,
dan apak ndi -ahmadiansah, S&, (& selaku dosen
pengajar mata kuliah akustik.
. Saudara asisten yang telah membimbing dalam
pelaksanaan praktikum akustik.
3. -ekan*rekan yang telah membantu terlaksananya
kegiatan praktikum akustik.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian.
ntuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
khir kata penyusun berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pemba$a
pada umumnya.
5
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
6/54
Surabaya, 13 +o4ember
015
Penulis
DA#TAR ISI
"alaman 2udul...........................................................i
bstrak ...................................................................iibstra$t.................................................................iii
Kata Pengantar .........................................................iv
/aftar si.................................................................v
/aftar ambar ........................................................vii
/aftar &abel...........................................................viii
P)+/"+............................................1
1.1 atar elakang..................................................1
1. Perumusan (asalah...........................................1
1.3 &ujuan............................................................2
1.5 Sistematika aporan...........................................2
/S- &)7-..............................................5
.1 +oise arrier ....................................................5
. /ire$ti4ity 8a$tor ..............................................8
()&7/77 P-K&K(......................9
3.1 Peralatan dan ahan.........................................9
3. Prosedur Per$obaan............................................9
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
7/54
3.2.1 Noise Barrier........................................9
3.2.2 Keterarahan Bunyi..............................10
9 +S /& /+ P)("S+...........12
5.1 nalisa /ata...................................................12
5. Pembahasan...................................................25
9 P)+&P..................................................32
!.1.1 Kesimpulan.................................................32
!.1. Saran.........................................................32
/aftar Pustaka........................................................33
(P-+..........................................................34
ampiran -esume 2urnal........................................34
7
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
8/54
DA#TAR $AM(AR
ambar . 1 (etode (aekawa................................................:
ambar . rafik (aekawa..................................................;
ambar 5. 1 rafik Perbandingan ntara SP Saat &idak da
arrier dan Saat da arrier
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
9/54
Tabel 4. 4 +ilai tenuasi (aekawa……………………….……………15
Tabel 4. 5 +ilai 8resnel +umber ……………………………………….15
Tabel 4. 6 +ilai Selisih "asil nalisa /ata Insertion %ossdan rafik (aekawa ..……………………………………………………………….15
Tabel 4. 7 "asil faktor keterarahan 1k"# ……..
……………….. 16 Tabel 4. 8 /ata && faktor keterarahan pada frekuensi 1k"# ……………………………………………………………………………………………18
Tabel 4. 9 /ata && faktor keterarahan pada frekuensi 5k"# ……………………………………………………………………………………………20
Tabel 4. 10 "asil 8aktor Keterarahan 5 k"# ……………………….22
9
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
10/54
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
11/54
mempengaruhi komunikasi antar manusia baik se$ara
langsung maupun tidak langsung. Selain itu dampak
gangguan kebisingan se$ara signifikan banyak terdapat didaerah dengan populasi yang tinggi. Seiring dengan
perkembangannya maka hal tersebut dapat dijadikan
sebuah penelitian yang dilakukan dengan beberapa
metode. Sehingga dengan adanya hal tersebut, manusia
meneliti tentang $ara mengurangi kebisingan suara pada
lingkungan salah satunya adalah penelitian penghalang
dinding.
1.2 Pe0u3us/n M/s/l/h
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan
masalah pada praktikum akustik tentang &oise $arrier dan
8aktor keterarahan kali ini adalah sebagai berikut.
a. agaimana pola keterarahan suatu bunyi
berdasarkan frekuensi yang sama tapi sudut yang
berbeda ?
b. agaimana menganalisis pola keterarahan sumber
bunyi pada suatu area ?$. agaimana menganalisis pengaruh noise barrier
terhadap pengukuran tingkat tekanan bunyi?
1.! Tuu/n
erdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
praktikum akustik dan getaran tentang &oise $arrier dan
8aktor keterarahan kali ini adalah sebagai berikut.a. (engetahui pola keterarahan suatu bunyi
berdasarkan frekuensi dan sudut yang diukur.
b. (enganalisis pola keterarahan sumber bunyi pada
suatu area.
$. (enganalisis pengaruh noise barrier terhadap
pengukuran tingkat tekanan bunyi.
11
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
12/54
1.4 Sis)e3/)i/ L/560/n
aporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang
+oise arrier , ini terdiri dari ! bab, yaitu pertama bab 1,adalah pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan praktikum serta sistematika laporan. ab
yaitu dasar teori yang berisi tentang teori dasar yang
menunjang praktikum ini. ab 3 yaitu metodologi dimana
berisi tentang, alat alat yang digunakan dalam praktikum serta
langkah langkah dalam praktikum. ab 5 yaitu analisa data
dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa data*data yang
didapatkan dalam per$obaan serta pembahasan terhadap
analisa data tersebut. ab ! yaitu penutup berisi tentang
kesimpulan dan saran. Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran
yang berisi tugas khusus yang diberikan dan pembahasan,
dimana berisi tentang analisa data*data yang didapatkan dalam
per$obaan serta pembahasan terhadap analisa data
tersebut.ab ! yaitu penutup berisi tentang kesimpulan dan
saran.Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran yang berisitugas khusus yang diberikan.
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
13/54
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
13
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
14/54
(A( II
DASAR TEORI
2.1 Noise Barrier
&oise $arrier =Penghalang /inding> merupakan suatu
dinding @partisi penghalang yang digunakan untuk
mengendalikan transmisi bising yang dirambatkan melalui
udara, dimana dinding ini letaknya diantara sumber dan
penerima. 8ungsi dari Penghalang ising ini adalah
memberikan #ona bayangan = shadow 'one> atau daerah
dimana mempunyai bising yag lebih senyap pada penerima.
&oise $arrier yang sering digunakan terdapat
ma$am yaitu noise barrier alami dan buatan. &oise barrier
alami adalah penghalang kebisingan yang tersusun atas tanam*
tanaman. &anaman yang digunakan harus memiliki
kerimbunan dan kerapatan daun yang $ukup merata gunamenyerap bunyi. Sedangkan noise barrier buatan ialah
pnghalang bunyi yang sengaja dibuat manusia dengan bahan
seperti beton, ka$a, kayu, logam @ besi. Aontohnya yaitu noise
barrier di irport.
Kine0/ Aus)i 7/0i Penh/l/n 7/5/) 7in8/)//n 7/l/3
IL 9Inse0)i6n L6ss /)/u NR 9N6ise Re7u;)i6n.
/. Inse0)i6n L6ss
nsertion oss merupakan perbedaan antara tekanan
bunyi =Sound Pressure e4el> pada suatu titik tertentu
dalam kondisi sebelum dan setelah barrier =en$losure>
terpasang.
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
15/54
/apat dinyatakan dengan persamaan berikuti %
B SP before C SPafter
dengan,SP before % Selisih tingkat tekanan bunyi sebelum ada
barrier =d>
SPafter % Selisih tingkat tekanan bunyi sesudah ada
barrier =d>
merupakan petunjuk langsung dari perbaikan yang
diberikan oleh DpenyisipanE barrier antara sumber
bising dan penerima.
.
-eduksi bising terjadi antara ruang sumber bunyi
dengan ruang penerima bunyi. -eduksi bising
merupakan selisih tingkat tekanan bunyi dalam ruang
sumber bunyi dengan tingkat tekanan bunyi dalam
ruang penerima. Se$ara matematis, reduksi bising
dinyatakan dalam %
+- B SP 1 C SP dengan,
+- % reduksi bising
SP 1 % tingkat tekanan bunyi dalam ruang sumber
=d>
SP % tingkat tekanan bunyi dalam ruang penrima
=d>
ntuk mengurangi tingkat tekanan bunyi pada
penghalang akustik, dipergunakan metode maekawa.;. M/e/=/
(etode (aekawa biasa menggunakan metode grafik
=kur4a>. /engan menggunakan metode maekawa ini,
kita dapat menentukan nilai pengurangan tingkat
tekanan bunyi, tergantung dari jarak dari sumber ke
penghalang dan tergantung dari frekuensi bunyi.
15
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
16/54
$/3
0 B jarak dari titik kerja sampai pun$ak barrier
dengan,
GB F Cd
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
17/54
$/3 B G
H
2.2 Di0e;)i>i)8 #/;)60 9#/)60 Ke)e0/0/h/n
su3
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
18/54
penyebaran tertentu. "al ini yang disebut sebagai
fa$tor keterarahan =I>. 8aktor keterarahan dari sebuah
sumber bunyi didefinisikan sebagai perbandinganantara intensitas bunyi pada suatu titik berjarak r dari
sumber bunyi dengan intensitas bunyi pada titik
tersebut yang dipan$arkan oleh sumber titik dengan
daya yang sama. 8aktor keterarahan ini dapat
dinyatakan sebagai berikut %
I=f> B r dengan, r B ntensitas bunyi
pada jarak r dari sumber bunyi yang diamatist st B ntensitas bunyi yang
dipan$arkan oleh sumber titik
ntensitas di sebuah titik yang berjarak r dari pusat
sumber bunyi dalam ruang bebas B
dengan,
r % 1ntensitas bunyi pada jarak r dari sumber bunyi
Pr % &ekanan bunyi pada jarak r dari sumber bunyi
$
% -apat jenis medium
% Ke$epatan rambat bunyi
Pref % J 10! Pa
Karena data yang tertera pada S( masih dalam bentuk SP,
perlu kita ubah menjadi tekanan bunyi
SP B 0 log Pr@Pref
/engan
SP % &ingkat &ekanan bunyi pada jarak r dari sumber bunyi
=d>
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
19/54
anyak sumber bunyi, seperti misalnya pengeras suara
=loudspeaker> yang tekanannya tidak tergantung pada sudut ,
sehingga dapat digunakan persamaan %
I=f> B 5Pa$
∫0
π
P =L>SinLdL
/engan
Pa$ % &ekanan bunyi yang diukur pada jarak r, sudut M B 0N
dan sudut f B 0N sebagai a$uan.
P=M,f> % &ekanan bunyi yang diukur pada jarak, sudut M B 0N
dan sudut f B 0N
Pada pengukuran yang dilakukan, pengambilan titik ukur tidak kontinu =diskrit>, sehingga faktor keterarahan didapat
dengan $ara menjumlahkan =se$ara biasa> tekanan bunyi di
titikC titik dengan sudut n M pada bidang horisontal yang
mengelilingi sumber. 7leh karena itu persamaan diatas
menjadi %
.=!:,3>
I=f> B
∑n=1
180/∆θ
P(θn) sinLOLn
19
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
20/54
(A( III
METODOLO$I PRAKTIKUM
!.1 Pe0/l/)/n 7/n (/h/n
dapun alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum ini yaitu sebagai berikut %
1 aptop
(eteran
3 Speaker aktif
5 Kabel -oll! arrier
6 Software -eal &ime naly#er
: Sound le4el meter buah
; usur
Kapur
!.2 P06se7u0 Pe0;6
1. plikasi (eal Time )naly'er dijalankan,
ketinggian dan penerima harus sama.
1.3 8rekuensi sumber bunyi diubah menjadi 130"#, !0 "#, !00 "#, 1000 "#, dan 000 "# lalu
diukur menggunakan SP di posisi penerima
sebanyak ! kali pada setiap frekuensi.
1.5 arrier di letakkan di antara sumber bunyi dan
pendengar, lalu jarak sumber bunyi ke barrier
dan jarak ke penerima diukur.
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
21/54
1.! angkah 1.3 dan 1.5
Keterarahan unyi
.1 apangan luas untuk melakukan pengukuran di
tentukan.
. Skema pengukuran dibuat
.3 Speaker di tempatkan di tengah*tengah area
pengukuran
.5 Sinyal dibangkitkan dengan menggunakansoftware yoshimasa pada frekuensi 1000 "# dan
5000 "#.
.! &ingkat tekanan bunyi pada titik*titik di
sekeliling sumber bunyi di ukur menggunakan
SP. /ipilih titik*titik berjarak sama setiap
selisih sudut 100.
21
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
22/54
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
(A( IV
ANALISA DATA DAN PEM(A%ASAN
4.1 An/lis/ D/)/
Pada praktikum kedua terdapat dua per$obaan yakni
faktor keterarahan dan noise barrier . /ari per$obaan yang
telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut.
4.1.1 %/sil Pe0;6. &abel tersebut membandingkan
hasil antara sebelum ada barrier dan sesudah ada barrier. /ata
hasil per$obaan terdapat pada table berikut%
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
23/54
&abel 5.1 +ilai SP Sebelum da $arrier =d>
+o 8rekuensi130 !0 !00 1000 000
1
803
812
843 92 91
9
804
807
842 91
7916
3 80
809
849 91
8925
5
799
811
84 92
3926
!
798
80 833 92 93
1
4.
7202
7342
7018
7828
7838
&abel 5. +ilai SP Sesudah da $arrier =d>
+o8rekuensi
1! !0 !00 1000 000
1 71
731
712
778
795
712
728
724
783
777
3 761
73
9
67
4
78
1 783
5 708
738
708
784
777
! 71
735
691
788
787
4.
8008
8078
8414
9196
9234
23
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
24/54
130 250 500 1000 2000
0
20
40
60
80
100
!en"an Barrier
Tan#a Barrier
$/3
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
25/54
1 93 81 131 142 124
92 79 118 134 139
3 39 7 175 137 142
5 91 73 132 139 149
! 88 65 142 132 144
Perhitungan nilai atenuasi dengan menggunakan
menggunakan grafik maekawa dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut%
B=10log(3+40δ / λ)dengan δ =0,4142
Kemudian di$ari nilai 8resnel +umbernya dengan
rumus berikut%
N =(2 / λ ) δ
/engan δ = A+B−d ,yaitu δ =2,02+1,86−1,4 =m>
δ =2,48 m
/an λ=v / f , maka%
+130 B =@,61!3;56>=248>
B 1,;65:0! atenuasi B 16,1 d +!0 B =@1,36>=,5;>
B 3,65:0!;; atenuasi B 1;,; d
+!00 B =@0,6;>=,5;>
B :,511:6! atenuasi B 1,: d
+1000 B =@0,35>=,5;>
B 15,!;;3!3 atenuasi B 5,: d
25
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
26/54
+000 B =@0,1:>=,5;>
B ,1:65:06 atenuasi B :,: d
&abel 5.5 +ilai tenuasi dengan (enggunakan rafik
(aekawa
+o8rekuensi
130 !0 !00 1000 000
H
26153846 136 068 034 017
1612036
1880477
2172843
2469475
276829
&abel 5.! +ilai 8resnel +umber
+o 8rekuensi
130 !0 !00 1000 000
8resnel =+> 1, 3,6 :,3 15,6 ,
Setelah didapat nilai atenuasi dengan perhitungan
insertion loss dan juga nilai atenuasi dengan menggunakan
grafik maekawa, selanjutnya dilakukan perbandingan antara
kedua hasil analisa data tersebut.
&abel 5.6 +ilai Selisih "asil nalisa /ata Insertion %oss dan
rafik (aekawa
+o8rekuensi
1! !0 !00 1000 000
Selisih $ $ $ $ $
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
27/54
806036
114448
776843
110148
137229
4.1.2 %/sil Pe0;6 pada sudut 0N sampai 360N
dengan beda 10N dan pada frekuensi 1000 "# dan 5000 "#.
(asing*masing sudut diukur tiga kali sehingga diperoleh 10;
data. ntuk men$ari faktor keterarahan dari data yang telah
diperoleh pada hasil per$obaan tersebut dengan menggunakanrumus berikut%
dengan I=f> B faktor keterarahan
P n B tekanan pada saat sudut nƟPa$ B tekanan sumber bunyi
Q B selisih sudutƟ
n B sudut ke nƟ
/alam per$obaan kali ini Pa$ B 0,;6;01 Pa, kemudian
diperoleh nilai I sebagai berikut%
T/
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
28/54
79
30 0.781082
06
3.951764362
40 0.5834854
2.940332496
50 0.7992758
6.896675465
60 0.47792894
2.959064075
70 0.542454
52
4.447348463
80 0.54037676
5.043822244
90 0.28798066
1.611556842
100 0.59937229
7.756571241
110 0.642238
98
9.796308897
120 0.32436202
2.725948825
130 0.31455505
2.77723825
140 0.52403866
8.30101416
150 0.324362
02
3.407436031
160 0.47245813
7.711220142
170 0.36956996
5.013242434
180 0.29131532
3.298189647
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
29/54
190 0.3073949
3.876353602
200 0.25178508
2.737577659
210 0.15886565
1.144341761
220 0.41466431
8.1675625
230 0.12716375
0.803028493
240 0.26466509
3.629786051
250 0.09795576
0.517936432
260 0.40058683
9.008306072
270 0.28034748
4.581772802
280 0.51211009
15.85481396
290 0.33191738
6.898178851
300 0.61098422
24.18007853
310 0.7992758
42.75938788
320 1.01009758
70.49415309
330 0.89336718
56.86570035
340 1.25708119
116.0064231
350 0.811639 49.78186507
29
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
30/54
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
31/54
110 89.9 90.3 90.2 90.13333
120 84.8 85.2 82.6 84.2
130 83.9 84 83.9 83.93333
140 88 88.8 88.3 88.36667
150 84.1 84 84.5 84.2
160 87.7 87.3 87.4 87.46667
170 85.4 85.4 85.2 85.33333
180 83.4 83.8 82.6 83.26667
190 83.1 83.8 84.3 83.73333
200 82.3 82.2 81.5 82
210 78.9 77 78.1 78
220 86 85.5 87.5 86.33333
230 74 76.4 77.8 76.06667
240 82.2 81.6 83.5 82.43333
250 73.3 75.1 73 73.8
260 85.8 86.9 85.4 86.03333
270 82 83.7 83.1 82.93333
280 87.6 89 87.9 88.16667
290 85.3 83.4 84.5 84.4
300 87.9 90 91.2 89.7
310 92 90.9 93.2 92.03333
320 93.4 95.2 93.6 94.06667
330 92 93.3 93.7 93
340 95 96.4 96.5 95.96667
350 92.2 92.8 91.5 92.16667
360 3 3, , 3,03333333
31
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
32/54
!era%at0 1020
3040
50
60
70
8090
100
110
120130
140150
160
170180190
200210
220230
240
250
260
270280
290
300
310320
330340
350360
0
50
100
Faktor Keterarahan 1kHz
& rata2 '(B+
$/3
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
33/54
60 ::.! :6.3 :.0 ::.6
:0 :.6 :1.! :.! :.
;0 :0.0 :1.; :.5 :1.5
0 6:. :0. 6.5 6.1666666:
100 :1.6 :1.; :.0 :1.;
110 ::. :!.0 :5.0 :!.5
10 :1.0 6.3 6;.; 6.:
130 65. 6:.0 65.5 6!.53333333
150 6;.! 6!. 63.! 6!.:3333333
1!0 6.6 6;.: 6;.1 6;.;
160 :1. 6;. 6;.; 6.63333333
1:0 63. 63.: 6.: 63.
1;0 65.; 66.3 65.3 6!.13333333
10 66.1 65.; 6!.1 6!.33333333
00 66.5 6.6 6!.! 6:.1666666:
10 6.0 :1.6 6.3 6.666666:
0 :0.6 :0.: :1.6 :0.666666:
30 6. :0.! :0.3 :0
50 :3.5 :6.1 :6.5 :!.3
!0 :3.1 :3.5 :5.: :3.:3333333
60 :.0 :.3 :3.5 :.!666666:
:0 ::.0 :6.0 :6. :6.63333333
;0 :6.; :6.: ::.; ::.1
0 ::.3 :!.5 :3.6 :!.53333333
300 :5.1 :5.5 ;1. :6.!666666:
310 :0.1 :1. :.3 :1.53333333
30 ;!.5 ;6.3 ;!.: ;!.;
330 ;5.; ;.: ;1.0 ;.;3333333
350 :6.0 :6.; :6.: :6.!
33
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
34/54
3!0 :;.: ::.6 :6.! ::.6
T/
0 0.0;;3150; 0
10 0.05510: 35;.036
5
0 0.11::6;:31 5!.;;!
30 0.15;605; 5;.66
:50 0.0;336:1; 1!:5.05
;
!0 0.06053!!3 50:.3;
5
60 0.1!1:1!!1! ;1;.6:0
6
:0 0.0;15:60!6 3311.:3
;;0 0.0:530:056 5!!0.3;
3
0 0.0!:5!6: ;!61.1;
3
100 0.0::;00 !1;:.5
;
110 0.11::6;:31 50.;6
;10 0.0610;5 100!.:
6
130 0.03:3;53; 1.5
!
150 0.03;6;:6 3!.:
:
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
35/54
1!0 0.0!!0;5!:5 1!!!.6
3
160 0.060631: 1366.!
1:0 0.0;0;:! 63;;6.1
:
1;0 0.03611!:! 53350.;
10 0.036!66 536;.6
00 0.05!651;! 301!.36
10 0.06300330! 1661!.3
0 0.0:060;: 13;6.!
!
30 0.0635!!!3 1;0!;.6
:
50 0.11650655 !!61.0
!0 0.0:06;05 ;30.30
5
60 0.0;5;11 11305.;
!
:0 0.13!:36!0! 560.55
3
;0 0.153;6; 5;6.63
0 0.11;1!!5 6!16.6
3
300 0.1356;6:: !1.3
1
310 0.0:5!:!; 1:5:.
35
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
36/54
30 0.3;6; 660.;!:
:
330 0.::13;3:3 135.33
350 0.13366;:;5 !:6.36
3!0 0.1!1:1!!1! 5::!.!:
0 1020
3040
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140150160
170180190200
210220
230
240
250
260
270
280
290
300
310
320330
340350
0
50
100
#/)60 Ke)e0/0/h/n 4%@
$/3
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
37/54
4.2 Pe3
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
38/54
bunyi =&&>, membandingkan besar atenuasi bunyi pada
grafik maekawa dengan hasil pengukuran, dan mengetahui
pola keterarahan dari sumber bunyi speaker. Pada per$obaanfaktor keterarahan digunakan dua frekuensi yakni 1k"# dan
5k"#. /ata yang diperoleh daari pengukuran ada yang tidak
sesuai, seharusnya && yang paling besar terdapat pada sudut
00 atau 3600 karena berada tepat di depan sumber bunyi.
+amun hasil per$obaan menunjukkan && tertinggi berada
pada sudut 3500, yakni sebesar 6.16 d. /ari data yang
didapat kemudian dihitung dan diperoleh nilai I untuk
frekuensi 1000"# adalah 0.5.. hasil ini sangat jauh dari teori,seharusnya I bernilai ratusan, begitu juga untuk frekuensi
5000 "#. "al ini disebabkan oleh hambatan saat pengambilan
data. (ulai dari kurang sesuainya letak sudut untuk
pengambilan data karena keterbatasan alat, permukaan yang
tidak rata, pemba$aan alat ukur =S(> yang kurang tepat, dan
angin.
Sementara untuk per$obaan noise barrier , besar &&
sebelum ada barrier lebih ke$il dibandingkan dengan setelah
ada barrier , seperti pada per$obaan di frekuensi 130 "#sebelum ada barrier tingkat tekanan bunyinya ;0.3 d dan
setelah ada barrier tingkat tekanan bunyinya menjadi :1 d,
berarti hal ini sudah sesuai dengan teori. +amun untuk
perbandingan nilai atenuasi dengan perhitungan insertion loss
dan dengan menggunakan grafik maekawa didapatkan selisih
yang $ukup besar, misalnya pada frekuensi 130 "# diperoleh
selisih ;,06036, berarti per$obaan ini belum sesuai dengan
teori. "ampir sama dengan per$obaan faktor keterarahan, penyebab tidak sesuainya hasil per$obaan dengan teori ialah,
ketidaktelitian dalam pemba$aan alat ukur =S(>, adanya
angin, suara*suara lain selain sumber, permukaan yang tidak
rata dan barrier yang tidak merata. /iharapkan pada
praktikum selanjutnya per$obaan dilakukan di ruang kedap
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
39/54
dan permukaannya rata serta memastikan akurasi posisi sudut
untuk mengambil data faktor keterarahan.
4.2.! %/is8/h R/h3/) Pu)0/ 9241!112
Pada praktikum p* kami melakukan per$obaan
mengenai faktor keterarahan dan noise barrier. /imana diawal
per$onaan kami membuat sebuah lingkaran dimana nantinya
pada per$obaan faktor keterarahan kita membuat 36 titik yang
jarak dari intinya yaitu 3 meter dan jarak diantara titik yang
lainnya adalah 10 derajat dan mngukur frekuensi pada 1000 h#
dan 5000 h# dengan menggunakan SP. pada praktikum noise barrier sendiri kita melakukan per$obaan dengan menghitung
frekuensi suara melewati noise barrier dengan menggunakan
spl dimana frekuensinya sudah ditentukan sebelumnya.
"asil dari per$obaan ini adalah bahwa nilai sound
pressure le4el pada saat penggunaan noise barrier lebih dari
pada saat tidak menggunakannya, dimana dengan
dilakukannya per$obaan ini kita bisa mendapatkan konklusi
bahwa per$obaan ini sesuai dengan teori noise barrier.
Sedangkan unutk per$obaan kedua, hasilnya mengalamikesalahan pada frekuensi 1000 h# dengan derajat 00*0
dikarenakan bisingnya tempat, dimana hal ini menunjukan
bahwa keadaan lingkungan sekitar menentukan hasil dari
per$obaan faktor keterarahan.
4.2.4 Ris@/l Su7/0s6n6 9241!1&'
Praktikum mengenai noise barrier dan directivity
fa$tor memiliki tujuan menganalisis pengaruh noise barrier terhadap tingkat tekanan bunyi =&&>, membandingkan besar
attenuasi bunyi pada grafik maekawa dan mengetahui pola
keterarahan.
Pada per$obaan noise barrier hasil yang didapatkan
sesuai dengan teori, yaitu besar nilai && sebelum ada barrier
lebih besar dibandingkan dengan setelah ada barrier . Sebagai
39
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
40/54
$ontoh pada frekuensi 0! "# sebelum ada barrier &&nya
;1, d sedangkan setelah ada barrier 3,2 d. +amun
perbandingan nilai atenuasi dengan perhitungan insertion lossdan dengan menggunakan grafik maekawa didapatkan selisih
yang $ukup besar, misalnya pada frekuensi 130 "# diperoleh
selisih ;,06036, berarti per$obaan ini belum sesuai dengan
teori.
Pada per$obaan yang ke dua yaitu faktor keterarahan
digunakan dua frekuensi yakni 1k"# dan 5k"#. /ata yang
diperoleh dari pengukuran ada yang tidak sesuai dengan teori,
$ontoh pada frekuensi 5k"# && tertingg di sudut 30
0
dan pada frekuensi 1k"# di sudut 3500, yakni sebesar 6.16 d.
Seharusnya && yang paling besar terdapat pada sudut 00 atau
3600. /ari data yang didapat kemudian dihitung dan diperoleh
nilai I untuk frekuensi 1000"# adalah 0.5.. hasil ini sangat
jauh dari teori, seharusnya I bernilai ratusan, begitu juga
untuk frekuensi 5000 "#. Pada per$obaan tersebut banyak data
yang didapat yang tidak sesuai teori. "al tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor saat pengambilan data, yakni
terpengaruhi oleh angin, suara yang bukan dari sumber bunyi,lantai yang tidak rata, dan pemba$aan alat ukur =S(> yang
tidak tepat.
4.2.+ M6u78 A@u0/ Vi/n7/ 9241211!
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
noise barrier terhadap &&, membandingkan besar atenuasi
bunyi pada grafik maekawa dengan pengukuran dan untuk
mengetahui pola keterarahan dari sumber bunyi speaker.Pada hasil analisa data yang ditunjukkan dalam
pengukuran SP di per$obaan noise barrier , nilai SP
sebelum ada barrier lebih rendah daripada nilai SP saat
sesudah ada barrier . "al ini menunjukkan bahwa per$obaan
noise barrier ini sesuai dengan teori karena memang tidak ada
kesalahan pada pengukuran SP yang didapat. Aontohnya
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
41/54
pada per$obaan pertama, pada frekuensi 130"#, !0"#,
!00"#, 1000"# dan 000"# didapat SP sebelum ada barrier
masing*masing sebesar ;0,3d, ;1,d, ;5,3d, d dan1,d. Sedangkan saat disisipi barrier didapat nilai SP
sebesar :1d, :3,1d, :1,d, ::,;d dan :,!d. /apat
dilihat juga pada tabel insertion loss untuk per$obaan pertama
didapat insertion loss sebesar ,3, ;,1, 13,1, 15, dan 1,5.
/an hasil perhitungan atenuasi dengan menggunakan rumus
maekawa didapat untuk masing*masing 16,1036d,
1;,;05::d, 1,:;53d, 5,65:!d dan :,6;d.
+ilai 8resnel +umber yang juga semakin naik seiringdengan kenaikan dari nilai frekuensi dari bunyi juga
menunjukkan keseuaian yang ada pada teori dan per$obaan
ini. Karena seperti yang diketahui bahwa rumus untuk
mendapatkan nilai 8resnel +umber yaitu N =(2 / λ ) δ .Sedangkan H sendiri rumusnya yaitu $@f. "al inilah yang
mengakibatkan besarnya nilai 8resnel +umber yang sejajar
dengan nilai frekuensi. Karena 8resnel +umber =+>
berbanding lurus dengan frekuensi =f>.
ntuk per$obaan kedua tentang faktor keterarahan,
dapat dilihat pada hasil plot faktor keterarahan bunyi bahwa
garis melingkar yang didapat sebenarnya sudah ada yg benar,
namun ada beberapa garis yang tidak benar benar melingkar
=naik*turun>. (isalnya pada frekuensi 1000"# derajat ke 00
sampai ke 0. "al ini menunjukkan kesalahan dalam
pengukuran. ni dapat terjadi karen human error ataupun
faktor lingkungan yang memang tidak kondusif dikarenakan
tempat praktikum yang agak ramai dan mempengaruhi datayang didapat.
4.2.& M Ali/n Ri8/7i 9241!1144
Praktikum P* kali ini yaitu noise barrier dan
directivity fa$tor dan tujuannya adalah menganalisis pengaruh
41
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
42/54
noise barrier terhadap &&, membandingkan besar attenuasi
dan mengetahui pola keterarahan.
/alam hasil analisa data di per$obaan noise barrier menunjukkan, besar nilai && yang ditunjukkan sebelum ada
barrier lebih rendah daripada besar nilai && saat sesudah ada
barrier . "al ini menunjukkan bahwa per$obaan noise barrier
ini sesuai dengan teori karena memang tidak ada kesalahan
pada pengukuran && yang didapat. /apat dilihat juga pada
tabel insertion loss untuk per$obaan pertama didapat insertion
loss sebesar ,3, ;,1, 13,1, 15, dan 1,5. /an hasil
perhitungan atenuasi dengan menggunakan rumus maekawadidapat untuk masing*masing 16,1036d, 1;,;05::d,
1,:;53d, 5,65:!d dan :,6;d.
ntuk per$obaan kedua tentang faktor keterarahan,
dapat dilihat pada hasil plot faktor keterarahan bunyi bahwa
garis melingkar yang didapat sebenarnya sudah ada yg benar,
namun ada beberapa garis yang =naik*turun>. (isalnya pada
frekuensi 1000"# derajat ke 00 sampai ke 0. "al ini
menunjukkan kesalahan dalam pengukuran. ni dapat terjadi
karen human error ataupun faktor lingkungan yang memangtidak kondusif dikarenakan tempat praktikum yang tidak
kedap suara sehingga menyebabkan ketidak akuratan hasil
data yang didapat.
4.2.& Alie $h/@i 9241!14!
Praktikum kali ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh noise barrier terhadap &&, dan menganalisa &&
pada sudut yang berbeda = -irectivity factor >.Pada hasil analisa data yang ditunjukkan dalam
pengukuran && di per$obaan noise barrier , nilai &&
sesudah ada barrier lebih tinggi daripada nilai && saat
sebelum ada barrier . "al ini menunjukkan bahwa praktikum
noise barrier ini sesuai dengan teori yang ada Aontohnya pada
per$obaan pertama, pada frekuensi 130"#, !0"#, !00"#,
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
43/54
1000"# dan 000"# didapat && sebelum ada barrier
masing*masing sebesar ;0,3d, ;1,d, ;5,3d, d dan
1,d. Sedangkan saat barrier diletakkan ditengahnyadidapat nilai && sebesar :1d, :3,1d, :1,d, ::,;d dan
:,!d. /iperoleh juga pada tabel insertion loss untuk
per$obaan pertama didapat insertion loss sebesar ,3, ;,1,
13,1, 15, dan 1,5. /an hasil perhitungan atenuasi dengan
menggunakan rumus maekawa didapat untuk masing*masing
16,1036d, 1;,;05::d, 1,:;53d, 5,65:!d dan
:,6;d.
+ilai 8resnel +umber yang juga semakin naik seiringdengan kenaikan dari nilai frekuensi dari bunyi juga
menunjukkan keseuaian yang ada pada teori dan per$obaan
ini. Karena seperti yang diketahui bahwa rumus untuk
mendapatkan nilai 8resnel +umber yaitu N =(2 / λ ) δ .Sedangkan H sendiri rumusnya yaitu $@f. "al inilah yang
mengakibatkan besarnya nilai 8resnel +umber yang sejajar
dengan nilai frekuensi. Karena 8resnel +umber =+>
berbanding lurus dengan frekuensi =f>.
ntuk per$obaan kedua tentang faktor keterarahan,
dapat dilihat pada hasil plot faktor keterarahan bunyi bahwa
garis melingkar yang didapat sebenarnya sudah ada yg benar,
namun ada beberapa garis yang tidak benar benar melingkar
=naik*turun>. (isalnya pada frekuensi 1000"# pada derajat ke
:0 sampai ke 110 dan derajat ke 00 sampai ke !0. "al ini
menunjukkan kesalahan dalam praktikum kedua ini. "al ini
dapat terjadi karen human error ataupun faktor lingkungan
yang memang tidak kondusif =-amai dan banyak kebisinganlain> serta lingkaran yang mungkin kurang presisi dalam
pembentukannya.
43
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
44/54
(A( V
PENUTUP
+.1.1 Kesi35ul/n
Pada praktikum P* kali ini didapatkan kesimpulan
sebagai berikut%a. etak dan arah suatu sumber bunyi berpengaruh besar
terhadap tingkat kebisingan suatu wilayah.
b. Ketinggian dan jarak sumber bunyi ke penerima
berpengaruh besar untuk mengurangi tingkat tekanan
bunyi
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
45/54
$. erdasarkan sudut dari faktor keterarahan, SP dari
sudut =J> B sudut =360*J> terbukti dalam praktikum
ini.
+.1.2 S/0/n
Saran untuk praktikum selanjutnya dilakukan di tempat
ruang kedap suara agar hasil data praktikum yang diambil
lebih akurat dan dalam suatu lingkaran yang sudah pasti nilai
sudut 10o dari 0o sampai 360o
DA#TAR PUSTAKA
1T nonim.(odul Per$obaan P*1 &oise apping dan
&ingkat &ekanan unyi =&&> Surabaya%
aboratorium kustik 2&8*8&*&S
T -en /artog, .+. 1. echanical ibrations Third
4dition. 5*) # craw/ill $oo! 7ompany,
Inc.
45
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
46/54
3T 'ahya wan.Pengantar kustik.Solo%2urusan 8isika
8(P +S
LAMPIRAN
L/35i0/n Resu3e -u0n/l
)88)A& 78 9))&&7+ A7(P7S&7+ 7+
+7S) +/ &)(P)-&-) + U-*S/7-27
""U', )S& 29, +/7+)S
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
47/54
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan
persentase pengurangan bising dan penurunan suhu dari tiap
komposisi tumbuh*tumbuhan sepanjang jalan raya. danya perkembangan kota dan kepadatan penduduk harus diikuti
dengan perkembangan infrastruktur dan fasilitas seperti
fasilitas perumahan, pendidikan dan industri transportasi.
edung*gedung tinggi dapat menahan radiasi panas, khusunya
di malam hari, material penyimpan panas seperti aspal dan
semen, kurangnya tumbuh*tumbuhan atau tanaman,
menyebabkan kenaikan suhu di daerah perkotaan. edung*
gedung tinggi dapat menghalangi sirkulasi angin, akibatnyasirkulasi udara di kora besar menjadi tidak stabil. angunan*
bangunan berdinding ka$a juga akan meman$arkan radiasi
panas dari matahari, jadi daerah di sekitar bangunan tersebut
suhunya akan naik. &ransportasi yang ada saat ini
memudahkan orang untuk berpindah dari satu tujuan ke tujuan
lain. /alam perpindahannya seringkali menggunakan
kendaraan yang operasinya menimbulkan bising seperti suara
mesin dan pembuangan. Suara*suara ini dapat ditoleransi jika
tidak akan mengganggu, tingkat kebisingan yang lebih tinggiyang dihasilkan oleh kendaraan disebut polusi suara.
Perkembangan infrastruktur memiliki ke$enderungan untuk
mengurangi ruang terbuka hijau. 2ika ruang terbuka hijau
berkurang maka kebisingan dan suhu akan meningkat
disebabkan oleh bertamabahnya jumlah perumahan,
banyaknya kendaraan bermotor, industri dan transportasi yang
menggunakan bahan bakar fosil dalam proses produksinya.
"al ini dapat dikurangi dengan penanaman pohonsepanjang jalan raya. &anaman dapat menimbulkan rasa
nyaman, keindahan dan mengurangi polusi. Polusi ini
terbentuk dari energi thermal atau radiasi dan bising. &umbuh*
tumbuhan dapat meneyerap beberapa jenis polutan se$ara
efektif, jadi tumbuhan dapat berperan dalam mengurangi
polutan di atmosfer. &anaman yang efektif untuk mengurangi
47
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
48/54
bising ialah tanaman yang berdaun sepanjang tahun dengan
pola ketebalan daun yang menyebar. Pengurangan kebisingan
oleh tumbuhan akan berbeda bergantung pada ukuran dankepadatan daun. (enanam berbagai ma$am spesies tumbuhan
sekaligus lebih efektif dalam mengurangi bising. Pohon dapat
mengurangi bising dengan menyerap gelombang bunyi oleh
daun*daun, dahan*dahan dan ranting*ranting. 2enis tanaman
yang paling efektif untuk meredam suara adalah yang
memiliki kanopi dari daun yang menaungi. 8aktor lingkungan
yaang memengaruhi tingkat kebisingan ialah, arah angin,
suhu, dan kelembaban. &ingkat kebisingan dapat dikurangioleh tumbuh*tumbuhan yang juga dipengaruhi oleh intensitas,
frekuensi, dan arah dari sumber suara. &ingkat kebisingan
dapat dikontrol oleh tumbuh*tumbuhan bergantung pada% a>
jenis tumbuhan, tinggi tumbuhan, ketebalan, b> faktor iklim,
yaitu ke$epatan angin, suhu, dan kelembaban, dan, $> tipe
suara, asal dan tingkat desibel.
2alan raya utama Uaru*Sidoarjo di Pro4insi 2awa
&imur memiliki panjang lebih dari 5 km. &ingkat kebisingan
jalan raya telah menunjukkan melampaui batas standar, berdasarkan penelitian, tingkat kebisingan yang disebabkan
lalu*lintas di jalan raya Uaru*Sidoarjo pada 001 berkisar
antara 63*;0 d. &ingkat kebisingan diatas :! d sangat
beresiko untuk manusia. ising yang dihasilkan oleh
kendaraan, khusunya mesin kendaraan, pembuangan, dan
karena interaksi antara roda dengan jalan serta sumber bising
dari jalan raya adalah padatnya kendaraan dan penumpang.
Suhu rata*ratanya berkisar 3!*51.0A. Suhu yang tinggi didaerah tersebut disebabkan oleh bahan bakar kendaraan yang
melalui jalan raya dan pantulan sinar matahari pada aspal
jalan.
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
49/54
$/3 =1*1*1>, komposisi =tanpa tumbuh*
tumbuhan> =0*0*0>, komposisi A =hanya pohon> =1*0*0>, dan
komposisi / =pohonVsemak*semak> =1*1*0>. Komposisi
berlokasi di km :, komposisi berlokasi di km 3,
komposisi A berlokasi di km 33, komposisi / berlokasi di km
31.
49
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
50/54
$/3komposisi pada Km : b> komposisi pada Km 3 $> komposisi A pada
Km 35 d> komposisi / pada Km 31
Sur4ey dilakukan dengan mengamati komposisitumbuh*tumbuhan. ising diukur dengan *ound %evel eter
=S(>, A), model% R;!, buatan &aiwan &ai$hung. Suhu
diukur dengan termometer pada 7up )nemometer $arometer
/umidity Thermometer , utron, model "*55, buatan
&aiwan. &iga pasang peralatan yang terdiri dari S( dan
termometer ditempatkan pada jarak ! meter, ; meter, dan 10
meter dari pusat jalan, diukur di waktu yang sama sekaligus.
Semua pengukuran diulang sebanyak ! kali./ata yang diperoleh kemudian diproses dengan (S
)J$el kemudian dihitung perbedaan antara rata*rata tingkat
kebisingan dan rata*rata suhu pada jarak !, ;, dan 10 meter
untuk tiap komposisi tumbuh*tumbuhan. alu dibuat grafik
yang mampu membandingkan keefektifan pengurangan bunyi
dan penurunan suhu pada tiap komposisi tumbuh*tumbuhan
dengan grafik (S )J$el.
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
51/54
T/
Pada &abel 1, komposisi merupakan komposisi
terbaik untuk pengurangan bising. &umbuh*tumbuhan sebagai
barrier di jalan raya diusulkan sebagai strategi potensial untuk
mengurangi polusi udara. )nergi bunyi menabrak tumbuhan,
lalu dipantulkan, diserap, didistribusikan, dibelokkan atau
diteruskan oleh daun sebagai barrier. Pemantulan, penyerapan,
pembelokan,dan penerusan suara dipengaruhi oleh ketebalan
daun, kepadatan, sudut daun terhadap arah dari datangnya
energi bunyi, dan posisi diantara daun*daun. Perubahan dalam
transmisi akan meningkatkan perjalanan untuk gelombang dan
terserap, terbelokkan dan teradiasi ke lingkungan sekitar.T/
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
52/54
$/3 rata*rata tingkat tekanan
bunyi, b> rata*rata pengurangan bising $> rata*rata suhu d> rata*rata penurunan suhu
/ari ambar 1 b>, dapat terlihat untuk komposisi ,
menghasilkan penurunan bising paling tinggi hingga 1.!W,
dibandingkan dengan komposisi yang lain. /ari ambar 3 d>dapat disimpulkan bahwa menanam komposisi dapat
menurunkan suhu hingga ;.1;W. Komposisi =pohonV
semak*semakVsemak belukar> merupakan komposisi terbaik
untuk mengurangi polusi udara, khusunya untuk pengurangan
bising dan penurunan suhu.
Pada taman kota, yang berfungsi sebagai paru*paru
kota, dapat menggunakan kombinasi dari tiga jenis tanaman.
Keuntungan dari ruang terbuka hijau seperti ini, yang paling penting ialah keamanan lingkungan di daerah perkotaan dari
berbagai ma$am polusi, termasuk polusi udara berperan dalam
meningkatkan kualitas dari lingkungan jalan. Semak*semak
merupakan salah satu tipe tumbuhan yang dapat
dikombinasikan dengan pohon. /alam kasus ini,bukan hanya
dari sisi estetika saja, tapi kebutuhan untuk meningkatkan
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
53/54
ser4is pengguna jalan dan lingkungan sekitar, yang mana
termasuk kenyamanan untuk kesehatan, pegurangan polusi
yang terjadi di suatu tempat.2adi hasil dari penelitian ini menunjukkan komposisi
tumbuh*tumbuhan yang terdiri dari pohon, semaka*semak dan
semak belukar lebih efektif untuk mengurangi biisng hingga
1.!W dan menurunkan suhu hingga ;.1;W. ini
direkomendasikan untuk manajemen jalan raya Uaru*Sidoarjo
untuk menanam tumbuh*tumbuhan dengan komposisi pohon
Vsemak*semakVsemak belukar untuk mengurangi bising
yang terjadi sepanjang jalan raya dan membantu menurunkansuhu, untuk kenyamanan pengguna jalan.
53
-
8/18/2019 Lapres Akustik P-2(Fix)
54/54