Transcript
Page 1: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

PERCOBAAN IV

Judul : Pemisahan Pigmen dari Tanaman

Tujuan : Pada akhir percobaan ini Mahasiswa harus paham mengenai

1. Cara kerja dan teknik-teknik isolasi tumbuhan.

2. Pengenalan isolasi bahan alam yang bermolekul besar.

3. Analisa senyawa tumbuhan berwarna dengan

menggunakan KLT dan kromatografi kolom

Hari/tanggal : Selasa / 5 April 2011

Tempat : Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin

I. DASAR TEORI

1.1 Daun dan Pigmen Tanaman

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,

umumnya berwarna hijau daun dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi

cahaya matahari melalui fotosintesis. Bentuk daun sangat beragam namun

biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Daun juga bisa bermodifikasi

menjadi duri (misalnya kaktus) dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai

organ fotosintetik. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada

daun.

Daun seringkali mengandung beberapa senyawa yang berwarna (pigmen)

antara lain klorofil (hijau), karoten (kuning) dan xantofil (kuning). Meskipun

klorofil mengandung bagian yang polar, akan tetapi secara keseluruhan

strukturnya adalah non polar, seperti hidrokarbon, sehingga klorofil mudah larut

dalam pelarut non polar seperti eter atau petroleum eter. Ada dua jenis klorofil

yaitu klorofil a dan klorofil b, yang membedakan kedua jenis klorofil ini adalah

adanya gugus aldehid pada struktur klorofil b yang menyebabkan klorofil b ini

bersifat sedikit lebih polar dibandingkan klorofil a. Adapun struktur dari kedua

jenis klorofil ini adalah sebagai berikut.

1

Page 2: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Gambar 1. Struktur klorofil a

Gambar 2. Struktur klorofil b

Karoten C40H56 adalah senyawa alkena dengan rantai panjang dari sistem

ikatan rangkap terkonjugasi. Daun hijau mengandung sekitar 90% betakaroten dan

10 % alpha karoten. Meskipun secara keseluruhan molekul karoten adalah non

polar, akan tetapi mempunyai sifat dapat mengubah bidang polarisasi. Karoten

juga ada dua jenis yaitu a-karoten dan β-karoten, yang membedakan kedua

struktur ini adalah posisi ikatan rangkap pada cincin ujung. Adapun strukturnya

adalah sebagai berikut.

2

Page 3: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Gambar 3. Struktur α-karoten

Gambar 4. Struktur β-karoten

Xantofil C40H50O2 adalah bentuk karoten yang terhidroksilasi, kandungan

xantofil dalam daun hijau selalu dua kali lebih besar dari karoten. Xantofil lebih

larut dalam alkohol dan sedikit larut dalam petroleum eter dibandingkan karoten.

Xantofil memiliki struktur yang mirip dengan karoten, hanya bedanya xantofil

memiliki gugus OH pada struktur sikliknya. Adapun struktur dari xantofil adalah

sebagai berikut.

Gambar 5. Struktur xantofil

Selain itu, di dalam daun juga mengandung antosianin yang berwarna

merah, biru atau ungu tergantung derajat keasamannya. Untuk mengekstraksi

pigmen dari daun, terlebih dahulu dilakukan penggerusan dengan mortar terhadap

daun kering sampai halus. Pelarut yang dapat mengekstraksi pigmen secara

bertahap dengan urutan kepolaran yaitu petroleum eter, kloroform, etanol, dan

metanol. Adapun struktur umum dari antosianin adalah sebagai berikut.

3

Page 4: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Gambar 6. Struktur umum antosianin

1.2 Kromatografi Kolom dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi adalah prinsip pemisahan campuran senyawa atas komponen-

komponen berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen pada dua fase,

yakni fase diam dan fase gerak. Perbedaan kemampuan masing-masing komponen

diadsorpsi dan perbedaan distribusi dua fase yang tidak saling bercampur (partisi).

Pemisahan suatu campuran secara kromatografi dapat dilakukan

kromatografi kolom, kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis (KLT).

Pemisahan berdasarkan kromatografi adsorpsi, sangat tergantung pada distribusi

pada kedua fase cair dan padat.

Untuk pemisahan pigmen dari tumbuhan, dapat dilakukan dengan

kromatografi kolom. Alat yang digunakan yaitu kolom yang di dalamnya berisi

fase stasioner (padat atau cair). Campuran ditambahkan ke kolom dari satu ujung

dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengembang yang cocok (fase

gerak). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen

dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara

fase gerak dan fase diam (stationer).

Kromatografi kolom bertujuan untuk mengisolasi komponen dari

campurannya. Pada kromatogarfi kolom digunakan kolom dengan adsorben sillika

gel karena kolom yang dibentuk dengan silika gel memiliki tekstur dan struktur

yang lebih kompak dan teratur. Silika gel memadat dalam bentuk tetrahedral

raksasa, sehingga ikatannya kuat dan rapat. Dengan demikian, adsorben silika gel

mampu menghasilkan proses pemisahan yang lebih optimal.

4

Page 5: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Silica gel dapat membentuk ikatan hidrogen di permukaannya, karena pada

permukaannya terikat gugus hidroksil. Oleh karenanya, silica gel sifatnya sangat

polar. Jika fasa gerak yang digunakan sifatnya non-polar, maka pada saat

campuran dimasukkan, senyawa-senyawa yang semakin polar akan semakin lama

tertahan di fasa stasioner, dan senyawa-senyawa yang semakin tidak (kurang)

polar akan terbawa keluar kolom lebih cepat.

Kromatografi kolom dilihat dari jenis fasa diam dan fasa geraknya dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Kromatografi fase normal

Kromatografi dengan kolom konvensional dimana fase diamnya “normal”

bersifat polar, misalnya silica gel, sedangkan fase geraknya bersifat non

polar.

2) Kromatografi fase terbalik

Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat non polar,

sedangkan fase geraknya bersifat polar; kebalikan dari fase normal.

Dalam proses pemisahan dengan kromatografi kolom, adsorben silika gel

harus senantiasa basah karena, jika dibiarkan kering, kolom yang terbentuk dari

silika gel bisa retak, sehingga proses pemisahan zat tidak berjalan optimal. Selain

itu, kondisi yang senantiasa basah berperan untuk memudahkan proses elusi

(larutan melewati kolom) dalam kolom.

Kolom yang digunakan dalam kromatografi kolom dapat berupa gelas,

plastik atau nilon. Ukuran kolom yang lazim digunakan mempunyai diameter

dalam 2 cm dan panjang 45 cm. Ujung bagian bawah dilengkapi dengan kran

untuk mengatur laju alir eluen. Untuk menahan fasa diam (adsorben) biasanya

digunakan kapas gelas (glass wool) atau gelas berpori (fritted glass). Sorben yang

digunakan dalam kromatografi kolom diantaranya arang, magnesium silikat,

alumina, silika gel, kalsium sulfat dan serbuk selulosa. Berikut ini beberapa

golongan solutnya misalnya alkana, alkena, aromatis, eter, ester, keton, aldehid

dan alkohol.

5

Page 6: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

6

Page 7: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Berikut ini gambar-gambar bagan dalam kromatografi kolom :

Gambar 7. Bagan kolom kromatografi

Gambar 8. Kolom berisi sampel

7

Page 8: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Gambar 9. Proses pemisahan pigmen tanaman

Dalam pemisahan biasanya kromatografi kolom diikuti pemeriksaan secara

kualitatif dengan KLT untuk memonitor apakah pemeriksaan dengan cara

kromatografi kolom berhasil atau tidak. Dalam kromatografi lapis tipis (KLT)

fase diamnya biasanya adalah serbuk silika gel, alumina, tanah diatome, selulosa

dan lainnya yang mempunyai ukuran butir sangat kecil yaitu 0,063 – 0,125 mm

dilapiskan pada kaca, lembaran aluminium maupun plastik dengan tebal tertentu.

Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak

sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik

(ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun

(descending).

Pada prakteknya, sampel ditotolkan pada plat KLT lalu dimasukkan ke

dalam chamber yang sudah jenuh oleh eluen. Ketika eluen sudah mencapai batas

pada plat yang telah dibuat sebelumnya, plat diangkat dan dikeringkan. Setelah

8

Page 9: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap

individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan

pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan

harga Rf. Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi lapis tipis.

Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada

kromatogram dan pada kondisi yang konstan merupakan besaran yang

karakteristik dan reprodusibel.

Berikut ini gambar-gambar bagan dalam kromatografi lapis tipis (KLT).

Gambar 10. Bagan kromatografi lapis tipis (KLT)

Gambar 11. Pigmen dalam sampel menuju batas atas plat KLT

9

Page 10: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Gambar 12. Perbandingan untuk perhitungan Rf

Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih

murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga peralatan yang

digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih

sederhana dan dapat dikatakan hampir semua laboratorium dapat melaksanakan

setiap saat secara cepat.

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini adalah :

Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.

Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,

fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.

Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending),

atau dengan cara elusi 2 dimensi.

Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan

ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.

1.3 Beberapa Jenis Tumbuhan

a) Daun Puring (Codiaeum variegatum)

Puring atau kroton adalah tumbuhan hias pekarangan

populer berbentuk perdu dengan bentuk dan warna daun

yang sangat bervariasi. Beragam kultival telah

dikembangkan dengan variasi warna hijau, kuning, jingga,

merah, ungu, serta campurannya. Bentuk daunnya

10

Page 11: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

bermacam-macam, memanjang, oval, tapi bergelombang helainya terputus-putus

dan sebagainya.

Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kaksuba. Ciri

yang sama adalah batangnya menghasilkan biloks berwarna putih pekat dan

lengket, yang merupakan ciri khas suku Euphobaceae.

b) Daun sirih hijau (Piper crocatum)

Daun sirih hijau (Piper crocatum) termasuk

dalam family piperaceae, yang tumbuh merambat

dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai

yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta

penampakan daun yang berwarna merah keperakan dan

mengkilap. Dalam daun sirih hijau terkandung senyawa

fitokimia yakni alkaloid, saponin, tannin dan flavonoid.

Sirih hijau sejak dahulu telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Penggunaan sirih hijau dapat digunakan

dalam bentuk segar, maupun ekstrak kapsul. Secara empiris sirih hijau dapat

menyembuhkan berbagai jenis penyakit, seperti diabetes, hepatitis, batu ginjal dan

sebagainya. Daun sirih hijau berasa pahit dan getir, namun beraroma lebih wangi

dibandingkan dengan sirih hijau.

Warna daun sirih hijau memang merah kepekatan, namun masih juga

mengandung warna hijau yaitu berada pada bagian dalam. Warna hijau pada daun

berasal dari kandungan klorofil. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan

dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam

fotosintesis. Pigmen lain yang terkandung dalam daun adalah karoten, xantofil

dan antosianin.

c) Daun seledri (Apium graveolens)

Seledri adalah sayuran dan tumbuhan obat yang

biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa

negara termasuk Jepang, Cina dan Korea

11

Page 12: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia

tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk

menyedapkan sup atau sebagai lalapan. Penggunaan seledri paling lengkap adalah

di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.

Kandungan utamanya adalah butilftalida dan butilidftalida sebagai pembawa

aroma utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1-2%)dan

B (0,1 - 0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen lainnya apiin,

isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak utama

adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai daun mengandung steroid

seperti stigmasterol dan sitosterol.

d) Daun kemangi (Ocimum sanctum)

Daun kemangi memiliki kandungan klorofil yang

paling rendah. Hal ini dikarenakan kemangi merupakan

tanaman semusim, daun berukuran kecil dengan helaian

daun yang tipis. Selain itu, daun kemangi hanya tersusun

dari selapis jaringan palisade, mesofil. Khususnya

jaringan palisade yang mengandung klorofil. Umur daun,

morfologi daun dan tahapan fisiologis suatu tanaman

merupakan faktor yang menentukan kandungan klorofil.

e) Daun katuk (Sauropus androgynus)

Sifat kimia daun katuk dapat dilihat dari kadar

kalsium yang tinggi. Kandungan vitamin C pada daun

katuk jauh lebih tinggi daripada jeruk maupun jambu

biji. Terdapat tujuh senyawa aktif yang dapat

merangsang produksi hormon-hormon steroid (seperti

progesteron, estradiol, terstosteron, glukokortikoid) dan

senyawa eikosanoid (diantaranya prostaglandin,

prostasiklin, tromboksan, lipoksin dan leukotrien).

Sifat fisika pada klorofil daun katuk dapat dilihat pada semakin tinggi suhu

pengeringan, kadar klorofil semakin tinggi dan intensitas warna semakin hijau.

12

Page 13: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Daun katuk dapat mengandung hampir 7 % protein dan serat kasar 19 %. Daun ini

kaya akan vitamin K, selain itu pro-vitamin A ( β-karoten), B dan C. Mineral yang

dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8 %), besi, kalium, fosfor dan

magnesium.

f) Daun singkong (Manihot utilisima L)

Daun singkong memiliki kandungan klorofil a

dan klorofil b yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan singkong dalam menangkap energi radiasi

cahaya lebih efisien, sehingga laju fotosintesisnya juga

lebih tinggi. Klorofil a dan klorofil b berperan dalam

proses fotosintesis. Klorofil b berfungsi sebagai antena

fotosintetik yang mengumpulkan cahaya kemudian

ditransfer ke pusat reaksi. Pusat reaksi tersusun dari klorofil a. Energi cahaya akan

diubah menjadi energi kimia di pusat reaksi yang kemudian dapat digunakan

untuk proses reduksi dalam fotosintesis.

g) Daun kangkung (Ipomoea aquatica)

Kangkung memiliki kandungan klorofil yang

relatif rendah yaitu setara dengan daun kemangi. Hal

ini diduga klorofil pada tanaman kangkung tersebar,

tidak hanya pada organ daun saja namun juga

dijumpai pada bagian batang. Hal ini menyebabkan

laju fotosintesis berlangsung lama karena tidak

efisien dalam menangkap energi radiasi cahaya.

h) Daun bayam (Amaranthus spp)

Kandungan besi pada bayam relatif lebih

tinggi daripada sayuran lain (besi merupakan

penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam proses

fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita anemia.

13

Page 14: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Daun bayam mempunyai kandungan klorofil yang tinggi, sehingga laju

fotosintesisnya juga tinggi.

i) Daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)

Daun pandan mengandung klorofil yang sangat

tinggi yang sering digunakan sebagai pewarna alami.

Semakin tinggi kandungan klorofilnya maka semakin

cepat laju fotosintesisnya dan lebih efisien dalam

menangkap energi radiasi cahaya.

II. ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat yang digunakan

1. Kolom kaca : 9 buah

2. Gelas ukur 10 ml : 9 buah

3. Corong biasa : 9 buah

4. Batang pengaduk : 9 buah

5. Gelas kimia 250 ml : 9 buah

6. Tabung reaksi : 36 buah

7. Rak tabung reaksi : 9 buah

8. Pipet tetes : 9 buah

9. Lumpang dan alu : 9 buah

10. Statif dan klem : 9 buah

11. Cawan porselin : 9 buah

12. Bunsen + kaki tiga + kain kasa : 9 buah

2.2 Bahan yang digunakan

1. Sampel daun : Puring, sirih hijau, Seledri, kemangi, katuk, singkong,

kangkung, bayam, dan pandan.

2. Etanol

14

Page 15: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

3. Glass wool

4. Sebuk Al2O3 ( alumina )

5. Kertas saring

6. Petroleum eter

7. Kloroform

8. Metanol

III. PROSEDUR KERJA

3

3.3

3.4

3.5

3.1 Ekstraksi Sampel

1. Melumatkan 10-15 lembar sampel daun dengan lumpang dan alu.

2. Menambahkan 20 mL etanol, mengaduk sampai merata.

3. Menyaring larutan sampel dengan kertas saring melalui corong.

4. Memekatkan larutan dengan menggunakan pembakar bunsen sampai

larutan tinggal setengah mL.

3.2 Pembuatan Kromatografi Kolom

1. Menyiapkan kolom gelas 50 mL, tinggi 20 cm dan diameternya 1,5 cm

yang bagian bawahnya telah dilengkapi dengan kran.

2. Memasukkan glass wool ke dalam kolom gelas hingga setinggi 1 cm.

3. Melalui corong menuangkan etanol ke dalam kolom hingga setinggi 1 cm.

4. Membuat adonan dari 25 g alumina (Al2O3) dengan 25 mL etanol.

5. Memasukkan adonan tersebut ke dalam kolom hingga setinggi 10 cm

sambil mengetuk-ngetuk dengan kran dalam keadaan terbuka, serta secara

sedikit demi sedikit (jangan ada gelembung udara).

15

Page 16: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

6. Mengelusi kembali kolom dengan pelarut hingga mencapai permukaan

alumina dalam kolom dan memasukkan glass woll.

3.3 Pemisahan Pigmen dari Tumbuhan

1. Memasukkan larutan sampel daun setinggi 2 cm setelah permukaan pelarut

etanol turun mendekati penyerap (adonan Al2O3).

2. Segera mengelusikan kolom dengan pelarut secara bertahap sesuai dengan

kepolarannya yaitu petroleum eter, kloroform, etanol dan metanol. Jika

permukaan sampel telah mendekati permukaan penyerap.

3. Menampung tetesan yang keluar dari kolom dengan beberapa tabung

reaksi yang bersih.

4. Menghentikan pemberian pelarut bila semua warna telah keluar dari kolom

kaca.

1.2.3.4.

IV. HASIL PENGAMATAN

No. Perlakuan Hasil Pengamatan1.

2.

3.

4. 5.

6.

7.

Menggerus sampel daun + 20 ml etanolMenyaring campuran

Memasukkan glass wool dalam kolom + 1 ml etanolAl2O3 + 25 ml etanolMemasukkan adonan alumina + glass wool kedalam kolom + 2 ml etanol +larutan sampelMendiamkan sampai larutan sampel menetesMenambahkan petroleum eter

Campuran

Filtrat: larutan hijau tuaResidu: ampas daunTinggi glass wool 1 cm

Glass wool dan etanol dalam kolomAdonan alumina, campuran

Larutan sampel menyebar dan menetes

16

Page 17: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

8. Sampel yang digunakan:A. Daun singkong:

Tabung I + petroleum eter Tabung II + Kloroform Tabung III + Etanol Tabung IV + metanol

B. Daun Pandan: Tabung I + petroleum eter Tabung II + Kloroform Tabung III + Etanol Tabung IV + metanol

C. Daun Bayam: Tabung I + petroleum eter Tabung II + Kloroform Tabung III + Etanol Tabung IV + metanol

D. Daun Kemangi: Tabung I + petroleum eter Tabung II + Kloroform Tabung III + Etanol Tabung IV + metanol

E. Daun Puring: Tabung I + petroleum eter Tabung II + Kloroform Tabung III + Etanol Tabung IV + metanol

F. Daun Kangkung: Tabung I + petroleum eter Tabung II + Kloroform Tabung III + Etanol Tabung IV + metanol

G. Daun Sirih:

larutan hijau muda larutan hijau tua larutan hijau kekuningan larutan kuning

larutan hijau muda larutan hijau tua larutan hijau kekuningan larutan hijau muda

larutan hijau muda larutan hijau tua larutan hijau tua larutan hijau tua

larutan hijau bening larutan hijau kekuningan larutan hijau kekuningan larutan kuning

larutan kuning jernih larutan hijau muda larutan hijau muda larutan hijau muda

larutan hijau tua larutan hijau muda larutan hijau kekuningan larutan hijau bening

larutan kuning bening larutan kuning tua

17

Page 18: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Tabung I + petroleum eter Tabung II + Kloroform Tabung III + Etanol Tabung IV + metanol

H. Daun Katuk: Tabung I + petroleum eter Tabung II + Kloroform Tabung III + Etanol Tabung IV + metanol

I. Daun Seledri: Tabung I + petroleum eter Tabung II + Kloroform Tabung III + Etanol Tabung IV + metanol

larutan kuning larutan kuning

larutan hijau muda larutan hijau muda larutan hijau tua larutan hijau tua

larutan hijau muda larutan hijau tua larutan hijau muda larutan hijau tua

V. ANALISIS DATA

Pada percobaan ini dilakukan pemisahan pigmen dari beberapa sampel

daun, yaitu daun Puring, sirih hijau, Seledri, kemangi, katuk, singkong, kangkung,

bayam, dan pandan menggunakan kromatografi kolom dengan beberapa pelarut

yaitu petroleum eter, kloroform, metanol, dan etanol. Setelah itu menguji masing-

masing ekstrak pelarut dari masing-masing sampel daun dengan metode KLT

untuk menentukan jenis pigmen yang terkandung dalam daun tersebut.

5.1 Ekstraksi Sampel Daun

Pertama-tama menumbuk sampel daun dengan lumpang dan alu, lalu

mengekstraksinya dengan menggunakan pelarut etanol. Penumbukan ini bertujuan

menghaluskan daun sehingga senyawa yang terkandung di dalamnya mudah larut

dalam pelarut etanol, sebab semakin halus daun maka semakin luas permukaan

untuk terjadi kontak dengan pelarut maka semakin banyak zat yang dapat

terekstrak. Etanol efektif untuk mengekstrak pigmen tumbuhan karena sebagian

besar pigmen tumbuhan seperti klorofil, karoten dan xantofil memiliki sifat

diantara polar dan non polar sehingga dapat larut dalam etanol yang merupakan

18

Page 19: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

pelarut semipolar. Namun proses ekstrasi ini harus dilakukan dengan cepat karena

enzim klorofilasi yang terkandung dalam daun segar akan mengkatalisis reaksi

antara klorofil dengan etanol sehingga jumlah klorofil dalam daun akan

berkurang. Reaksinya adalah sebagai berikut.

Etanol + klorofil → fitol + etil klorofilida

Setelah itu dilakukan penyaringan agar diperoleh filtrat yang mengandung

pigmen tanaman, sedangkan residunya dibuang. Larutan hasil ekstrak dengan

etanol ini, selanjutnya diuapkan hingga separuh volume mula-mula.

19

Page 20: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

5.2 Penyiapan Kolom Kromatografi

Selanjutnya membuat kolom kromatografi, dimana langkah pertama yang

dilakukan adalah membuat adonan Al2O3 dengan pelarut etanol sehingga

terbentuk bubur alumina. Penggunaan etanol ini dikarenakan alumina

mengandung titik aktif Al-OH sehingga etanol yang juga mengandung gugus OH

akan dapat terikat kuat dengan alumina jadi bubur alumina yang merupakan fase

diam akan lebih homogen. Bubur alumina dimasukkan ke dalam kolom sambil

mengetuk-ngetuk kolomnya agar tidak terbentuk gelembung udara, kolom harus

bebas dari gelembung gas karena bila ada gelembung udara maka proses

pemisahan yang terjadi tidak akan sempurna sehingga akan terjadi penyebaran

noda ketika hasil kromatografi kolom di uji KLT.

Dalam hal ini alumina Al2O3 yang digunakan sebagai adsorben atau fase

diamnya, karena Al2O3 lazim digunakan untuk senyawa organik stabil. Selain itu,

sebelum dimasukkan alumina, bagian bawah kolom ditutupi dengan glass woll,

hal ini bertujuan untuk menahan fase diam (adsorben) alumina agar tidak turun

dari kolom karena glass woll merupakan gelas yang masih berpori sehingga dapat

menahan alumina, tetapi ekstrak daun masih bisa mengalir.

Saat mengisi kolom, kran dibuka agar pelarut etanol dapat keluar sehingga

diperoleh fase diam (alumina) yang padat. Setelah itu bagain atas kolom juga

diberi glass woll agar ekstrak daun yang akan dimasukkan ke dalam kolom dapat

tersaring. Selanjutnya memasukkan kembali etanol untuk mengelusi kolom dan

setelah selesai, kran kolom ditutup.

5.3 Pemisahan Pigmen Tanaman

Setelah kolom kromatografi siap dipakai, ekstrak sampel daun di

masukkan ke dalam kolom. Lalu memasukkan pelarut ke dalam kolom dan

membuka krannya. Di sini terlihat bahwa pigmen dari sampel daun mulai

bergerak turun dan mulai menetes. Tetesan yang keluar dari kolom ini ditampung

dalam tabung reaksi dan mengganti tabung reaksinya ketika warna yang keluar

dari kolom berubah. Larutan berawarna ini adalah pigmen dari daun sampel.

Adapun pelarut yang digunakan adalah berdasarkan kepolaran yang paling kecil

20

Page 21: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

yaitu petroleum eter, kloroform, etanol dan metanol. Pelarut ini digunakan pada

kromatografi kolom secara berurutan.

Prinsip pemisahan dalam kolom tersebut adalah sebagai berikut. Kita

misalkan di dalam suatu ekstrak daun terdapat klorofil, ketika petroleum eter kita

masukkan ke dalam kolom, klorofil dalam ekstrak daun akan larut di dalamnya

dengan kecepatan yang sama dengan fase geraknya (petroleum eter) dan keluar

paling pertama, berarti klorofil tidak teradsorpsi dengan kuat pada alumina. Ini

dapat terjadi karena alumina adalah senyawa polar sedangkan klorofil adalah

senyawa yang tergolong non polar. Karoten yang merupakan senyawa yang lebih

polar daripada klorofil, akan keluar dari kolom lebih lambat dibandingkan klorofil

karena karoten akan teradsorbsi lebih kuat dari pada klorofil. Untuk itulah

digunakan pelarut berikutnya yang lebih polar dibandingkan petroleum eter yaitu

kloroform agar karoten dapat keluar dari kolom dengan lebih cepat namun dengan

catatan klorofil sudah keluar seluruhnya. Begitu pula seterusnya digunakan

pelarut etanol dan metanol untuk mengeluarkan pigmen yang lebih polar seperti

xantofil.

Adapun struktur dari senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun

adalah :

21

Gambar struktur klorofil a

Page 22: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

22

Gambar struktur klorofil b

Gambar struktur α-karoten

Gambar struktur β-karoten

zzz

Page 23: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa urutan keluarnya pigmen

dari kolom sesuai dengan urutan kepolaran dari pigmen yang paling non polar

yaitu klorofil, karoten, baru kemudian xantofil. Walaupun demikian belum dapat

dipastikan dalam pelarut apa pigmen-pigmen tersebut terkandung, apakah dalam

petroleum eter, kloroform, etanol atau metanol.

a. Pemisahan Pigmen Tanaman dari Daun Puring

Dari proses kromatografi kolom dihasilkan empat fraksi. Pada tabung I

dengan pelarut petroleum eter didapatkan larutan berwarna kuning bening.

Sedangkan pada tabung lainnya dengan pelarut kloroform, etanol dan metanol

menghasilkan larutan berwarna hijau muda. Warna hijau yang dihasilkan

menunjukkan bahwa sampel daun seledri mengandung klorofil karena klorofil

merupakan senyawa yang berwarna hijau dengan semua pelarut.

Klorofil mengandung sifat nonpolar sehingga dapat larut dalam petroleum

eter yang dan kloroform yang juga bersifat nonpolar. Kenonpolaran klorofil dapat

dilihat dari strukturnya di mana walaupun klorofil mengandung bagian yang polar

namun secara keseluruhan strukturnya adalah nonpolar. Sesuai dengan literatur

daun seledri mengandung klorofil a (larutan berwarna hijau tua) dan klorofil b

(larutan berwarna hijau muda).

b. Pemisahan Pigmen Tanaman dari Daun Kemangi

Dari proses kromatografi kolom dihasilkan tiga fraksi ekstrak sesuai

dengan pelarutnya, dengan warna yang sedikit berbeda, karena uji KLT tidak

dilakukan maka analisis dilakukan berdasarkan harga Rf menurut literatur dan

23

Gambar struktur antosianin

Page 24: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

perbedaan warna yang dihasilkan. Untuk fraksi yang larut di dalam petroleum eter

berwarna hijau sehingga dapat diperkirakan kandungan pigmen tersebut adalah

klorofil.

Untuk fraksi yang larut bersama kloroform diduga mengandung pigmen

karoten karena karoten dan kloroform sama-sama bersifat non polar tetapi

kepolarannya agak rendah jika dibandingkan dengan petroleum eter. Fraksi ini

berwanra hijau kekuningan (warna kuning dominan). Hasil ini sesuai dengan

literatur bahwa pigmen karoten memang senyawa yang berwarna kuning.

Untuk fraksi yang larut bersama etanol dan metanol diduga mengandung

xantofil (C40H50O2) karena pigmen xantofil lebih larut dalam alkohol

dibandingkan dengan karoten. Di samping itu, larutan pada fraksi ini berwarna

kuning dan hal ini sesuai dengan literatur bahwa xantofil memang merupakan

pigmen yang berwarna kuning. Dalam hal ini, xantofil merupakan pigmen yang

bersifat polar sehingga dapat larut dalam etanol yang juga bersifat polar.

c. Pemisahan Pigmen Tanaman dari Daun Seledri

Dari proses kromatografi kolom dihasilkan empat fraksi. Pada tabung I

dengan pelarut petroleum eter didapatkan larutan berwarna hijau muda. Pada

tabung II dengan pelarut kloroform menghasilkan larutan berwarna hijau tua.

Tabung III dengan pelarut etanol menghasilkan larutan berwarna hijau muda dan

pada tabung IV dengan pelarut metanol menghasilkan larutan yang berwarna

hijau. Warna hijau yang dihasilkan menunjukkan bahwa sampel daun seledri

mengandung klorofil karena klorofil merupakan senyawa yang berwarna hijau

dengan semua pelarut.

Klorofil mengandung sifat nonpolar sehingga dapat larut dalam petroleum

eter yang dan kloroform yang juga bersifat nonpolar. Kenonpolaran klorofil dapat

dilihat dari strukturnya di mana walaupun klorofil mengandung bagian yang polar

namun secara keseluruhan strukturnya adalah nonpolar. Sesuai dengan literatur

daun seledri mengandung klorofil a (larutan berwarna hijau tua) dan klorofil b

(larutan berwarna hijau muda).

24

Page 25: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

d. Pemisahan Pigmen Tanaman dari Daun Singkong

Dari proses kromatografi kolom diperoleh empat fraksi. Untuk pelarut

petroleum eter menghasilkan ekstrak warna hijau muda menunjukkan adanya

pigmen klorofil b (C55H70O6N4Mg). Pelarut kloroform menghasilkan ekstrak

warna hijau tua menunjukkan adanya pigmen klorofil a (C55H72O6N4Mg). Klorofil

merupakan senyawa yang berwarna hijau dengan sifat nonpolar sehingga mudah

larut dalam petroleum eter maupun kloroform. Pelarut etanol menghasilkan

ekstrak berwarna hijau kekuningan menunjukkan adanya pigmen karoten.

Meskipun karoten bersifat nonpolar, tetapi kepolarannya agak rendah sehingga

dapat larut dalam etanol. Untuk pelarut metanol menghasilkan ekstrak berwarna

kuning menunjukkan adanya pigmen xantofil.

Untuk uji KLT, harga Rf yang besar menunjukkan bahwa komponen

tersebut lebih larut dalam eluennya. Berbanding terbalik dengan harga Rf yang

kecil, artinya komponen tersebut kurang larut dalam pelarut etanol. Karena pelarut

yang digunakan adalah etanol yang bersifat polar, maka bila harga Rf kecil,

larutan tersebut memiliki komponen yang bersifat nonpolar, dan sebaliknya

apabila harga Rf besar, komponen yang terkandung bersifat lebih polar.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa harga Rf xantofil terhadap

metanol lebih besar daripada harga Rf karoten terhadap etanol. Harga Rf karoten

terhadap etanol lebih besar daripada harga Rf klorofil a terhadap kloroform, dan

harga Rf klorofil b terhadap petroleum eter paling kecil.

e. Pemisahan Pigmen Tanaman dari Daun Bayam

Dari proses kromatografi kolom diperoleh tiga fraksi ekstrak sesuai

pelarutnya. Dengan pelarut petroleum eter terdapat klorofil dengan warna larutan

hijau. Namun pada pelarut metanol dan kloroform masih menghasilkan klorofil,

dimana seharusnya untuk pelarut kloroform dapat menghasilkan pigmen karoten

dan untuk pelarut metanol menghasilkan pigmen xantofil. Pigmen xantofil

dihasilkan dari pelarut petroleum eter dan etanol.

f. Pemisahan Pigmen Tanaman dari Daun Katuk

25

Page 26: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Dari proses kromatografi kolom dihasilkan tiga fraksi ekstrak sesuai

dengan pelarutnya, dengan warna yang sedikit berbeda, karena uji KLT tidak

dilakukan maka analisis dilakukan berdasarkan harga Rf menurut literatur dan

perbedaan warna yang dihasilkan. Untuk fraksi yang larut di dalam petroleum eter

berwarna hijau sehingga dapat diperkirakan kandungan pigmen tersebut adalah

klorofil.

Untuk fraksi yang larut bersama kloroform diduga mengandung pigmen

karoten karena karoten dan kloroform sama-sama bersifat non polar tetapi

kepolarannya agak rendah jika dibandingkan dengan petroleum eter. Fraksi ini

berwarna hijau kekuningan (warna kuning dominan). Hasil ini sesuai dengan

literatur bahwa pigmen karoten memang senyawa yang berwarna kuning.

Untuk fraksi yang larut bersama etanol dan metanol diduga mengandung

xantofil (C40H50O2) karena pigmen xantofil lebih larut dalam alkohol

dibandingkan dengan karoten. Di samping itu, larutan pada fraksi ini berwarna

kuning dan hal ini sesuai dengan literatur bahwa xantofil memang merupakan

pigmen yang berwarna kuning. Dalam hal ini, xantofil merupakan pigmen yang

bersifat polar sehingga dapat larut dalam etanol yang juga bersifat polar.

g. Pemisahan Pigmen Tanaman dari Daun Pandan

Dalam pemisahan pigmen tanaman dari daun pandan, untuk fraksi yang

larut di dalam petroleum eter (nonpolar) berwarna hijau sehingga dapat

diperkirakan kandungan pigmen tersebut adalah klorofil. Untuk fraksi yang larut

bersama kloroform diduga mengandung pigmen karoten karena karoten dan

kloroform sama-sama bersifat non polar dimana pigmennya berwarna hijau.

Untuk fraksi yang larut bersama etanol dan metanol diduga mengandung xantofil

(C40H50O2) karena pigmen xantofil lebih larut dalam alkohol dibandingkan dengan

karoten. Di samping itu, larutan pada fraksi ini berwarna hijau kekuningan dan hal

ini sesuai dengan literatur bahwa xantofil memang merupakan pigmen yang

berwarna kuning. Dalam hal ini, xantofil merupakan pigmen yang bersifat polar

sehingga dapat larut dalam etanol yang juga bersifat polar.

26

Page 27: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

h. Pemisahan Pigmen Tanaman dari Daun Sirih Hijau

Untuk perhitungan harga Rf tidak dilakukan uji KLT namun berdasarkan

literatur yang ada, ada 5 tabung reaksi yang kemudian diuji dengan KLT dengan

kenampakan noda yang terlihat setelah disinari lampu UV (berwarna jingga) dan

diurutkan dari warna yang paling muda sampai tua.

Hasil pemisahan pigmen yang diperoleh melalui kromatografi kolom

adalah klotofil, xantofil dan karoten. Klorofil dan karoten sama-sama bersifat non

polar, namun karena karoten sedikit lebih bersifat polar maka karoten lebih lambat

keluar daripada klorofil. Klorofil keluar bersama dengan pelarut petroleum eter,

sedangkan karoten keluar bersama dengan pelarut kloroform. Sedangkan xantofil

yang mudah larut dalam alkohol akan keluar bersama dengan pelarut etanol dan

metanol.

i. Pemisahan Pigmen Tanaman dari Daun Kangkung

Dari proses kromatografi kolom dihasilkan enam fraksi. Pada tabung I dan

II dengan pelarut petroleum eter didapatkan larutan berwarna hijau tua dan hijau

lebih tua. Pada tabung III dengan pelarut kloroform menghasilkan larutan

berwarna hijau muda. Tabung IV sampai VI dengan pelarut etanol dan metanol

menghasilkan warna hijau kekuningan. Warna hijau yang dihasilkan

menunjukkan bahwa sampel daun kangkung mengandung klorofil karena klorofil

merupakan senyawa yang berwarna hijau. Sedangkan warna hijau kekuningan

menunjukkan adanya karoten karena karoten merupakan senyawa yang berwarna

hijau kekuningan.

Klorofil mengandung bagian yang polar walaupun secara keseluruhan

stukturnya adalah senyawa nonpolar. Oleh karena itu, klorofil dapat larut dalam

pelarut petroleum eter dan kloroform yang bersifat nonpolar. Sesuai dengan

literatur di mana daun kangkung mengandung klorofil a (larutan berwarna hijau

tua) dan klorofil b (larutan berwarna hijau muda). Sedangkan karoten merupakan

senyawa yang dapat larut dalam etanol.

27

Page 28: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

28

Page 29: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa jenis pigmen dalam tiap

sampel daun untuk tiap fraksinya adalah sebagai berikut :

No.Sampel Daun

Petroleum eter

Kloroform Etanol Metanol

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

SingkongPandanBayam

KemangiPuring

KangkungSirihKatukSeledri

KlorofilKlorofilKlorofilKlorofilXantofil KlorofilXantofilKlorofilKlorofil

KlorofilKlorofilKlorofilKarotenKlorofilKlorofilXantofilKlorofilKlorofil

KarotenKarotenKlorofilKaroten KlorofilKarotenXantofilKlorofilKlorofil

XantofilKlorofilKlorofilXantofilKlorofilKlorofilXantofilKlorofilKlorofil

Untuk uji KLT, menurut literatur harga Rf standar untuk masing-masing

komponen adalah sebagai berikut :

- Fraksi 1 (petroleum eter) yang mengandung klorofil; Rf = 0,75

- Fraksi 2 (kloroform) yang mengandung karoten; Rf = 0,756

- Fraksi 3 (etanol) yang mengandung xantofil; Rf = 0,767

- Fraksi 4 (metanol) yang mengandung xantofil; Rf = 0,767

VI. KESIMPULAN

1. Pada percobaan pemisahan pigmen dari tanaman dari semua sampel

tanaman dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut yaitu

etanol untuk melarutkan pigmen sampel daun.

2. Pemisahan menggunakan kromatografi kolom yang fase diam berupa

Alumina dan fase gerak yaitu petroleum eter, kloroform, metanol dan

etanol.

3. Pemisahan dengan kromatografi kolom dicapai oleh perbedaan laju turun

masing-masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan

adsorspi atau koefisien partisi antara fasa gerak dan fasa diam.

29

Page 30: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

4. Berdasarkan percobaan, daun singkong dan kemangi mengandung pigmen

klorofil, karoten, xantofil. Daun pandan dan kangkung mengandung

pigmen klorofil dan karoten. Daun bayam, katuk dan seledri mengandung

pigmen klorofil. Daun puring mengandung pigmen klorofil dan xantofil.

Daun sirih mengandung pigmen xantofil.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil, Bambang Purwono, harno Dwi Pranowo dan Tutik dwi Wahyuningsih. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta : Depdikbud.

Gritter, J., dkk. 1991. Pengantar Kromatografi. Bandung : ITB.

Hendayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis Modern. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Robinson, Trevon. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung : ITB.

Tim Dosen Kimia Organik. 2010. Panduan Praktikum Kimia Organik II. FKIP Banjarmasin : UNLAM. (Tidak dipublikasikan).

30

Page 31: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

VIII. LAMPIRAN

8.1 Pertanyaan dan Jawaban

1. Mengapa tidak boleh ada gelembung udara dalam timbunan penyerap di

dalam kolom ?

2. Identifikasi pigmen apa saja yang keluar dari kolom secara berurutan dan

jelaskan mengapa terjadi demikian ?

3. Apakah teknik yang anda lakukan berhasil memisahkan pigmen seperti yang

diinginkan ?

Jawaban

1. Tidak boleh ada gelembung udara dalam timbunan penyerap di dalam kolom

karena dapat mengakibatkan distribusi yang tidak merata (ketidakhomogenan

penyerap), sehingga pemisahan menjadi kurang baik (tidak sempurna).

Akibatnya terjadi penyebaran noda ketika larutan hasil kromatografi kolom di

KLT.

2. Pigmen yang keluar pertama bersama petroleum benzen adalah klorofil. Hal

ini dikarenakan klorofil dan petroleum benzen bersifat nonpolar sehingga

petroleum benzen dapat melarutkan pigmen klorofil. Kemudian disusul

dengan fraksi kloroform dengan pigmen karoten, dimana karoten dan

kloroform sama-sama nonpolar tetapi sedikit polar dibandingkan dengan

klorofil dan petroleum benzen. Sedangkan fraksi yang muncul selanjutnya

adalah fraksi etanol dan disusul fraksi metanol yang membawa pigmen

xantofil, fraksi ini muncul terakhir karena pigmen ini lebih larut dalam

alkohol.

3. Teknik yang telah dilakukan berhasil memisahkan pigmen seperti yang

diharapkan karena melalui fraksi-fraksi tersebut dimungkinkan ada 3 pigmen

yang muncul yaitu karoten, xantofil dan klorofil. Namun proses pemisahannya

kurang sempurna, hal ini mungkin dikarenakan:

a. Tidak dilakukannya homogenasi alumina sebagai fase diam.

b. Penambahan tiap-tiap pelarut yang secara terus-menerus tanpa menunggu

tetesan untuk fraksi pelarut tertentu itu habis.

31

Page 32: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

c. Pergantian tabung reaksi untuk penampungan tidak dilakukan berdasarkan

waktu tertentu atau sampai pelarut tidak menetes lagi, melainkan

berdasarkan warna. Fraksi pigmen yang dihasilkan kurang spesifik karena

mata memiliki keterbatasan dalam menentukan warna jadi kemungkinan

ada fraksi yang tercampur.

32

Page 33: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

8.2 Flow Chart

A. Ekstraksi Sampel

N/B: * Sampel daun : Puring, sirih hijau, Seledri, kemangi, katuk, singkong,

kangkung, bayam, dan pandan

33

10-15 lembar daun contoh*

Filtrat

Campuran

Residu

Lumatan daun contoh + etanol

Pelarut Larutan pekat

- Melumatkan dalam lumpang

- Menambahkan beberapa mL etanol

- Mengaduk sampai merata

- Menyaring melalui corong biasa dengan

kertas saring

- Memekatkan dengan alat rotavapor

sampai cairan tinggal beberapa mL

Page 34: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

B. Pembuatan Kromatografi Kolom

34

Glass wool

Glass wool + Etanol

Campuran I

Al2O3 + etanol

Adonan alumina

- Memasukan ke dalam kolom kaca setinggi 20 cm,

hingga setinggi 1 cm

- Menuangkannya melalui corong dan

memasukannya ke dalam kolom hingga setinggi

10 cm

- Membuat adonan

Campuran 1 + adonan

Campuran II

- Memasukkan adonan melalui corong ke dalam

kolom sehingga setinggi 15 cm sambil mengetuk-

ngetuk dan keran dalam keadaan terbuka

Page 35: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

C. Pemisahan Pigmen dari Tanaman

NB :

- Kemudian melanjutkan dengan KLT dengan larutan pengembang yang sesuai

(etanol)

35

Campuran II + etanol

- Mengelusi kembali, kemudian menutup keran

Campuran III + glass wool

- Memasukkan

- Membuka keran

Campuran IV + etanol

- Membuka keran

- Mengelusi kembali kolom dan mengatur keran sampai

terjadi kira-kira 20 tetes per menit, sampai permukaan

pelarut turun mendekati penyerap (adonan Al2O3)

Campuran V + larutan contoh

- Memasukkan setinggi 1 cm

Campuran VI + pelarut

- Segera mengelusikan kolom dengan pelarut secara

bertahap sesuai dengan kepolarannya (**yaitu petroleum

benzen, kloroform, etanol dan metanol), jika permukaan

sampel telah mendekati permukaan penyerap

- Menampung tetesan yang keluar dari kolom dengan

beberapa tabung reaksi yang bersih

- Memisahkan berdasarkan warnanya

- Menghentikan pemberian pelarut bila semua warna

telah keluar dari kolom

Larutan berwarna

Page 36: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

LAMPIRANFOTO – FOTO PERCOBAAN

36

Gambar 17. Kolom kromatografi Gambar 18. Sampel ekstrak daun puring pada KK

Gambar 19. Sampel ekstrak daun puring mulai turun pada KK

Gambar 20. Sampel ekstrak daun andong pada KK

Page 37: Web view... Laboratorium kimia FKIP UNLAM Banjarmasin. DASAR TEORI . ... Pengantar Praktikum Kimia Organik. ... Panduan Praktikum Kimia Organik II

37


Top Related