tumbuh kembang bayi dan faktor pendukungnya serta imunisasi pada bayi

48
PRODI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2015/2016 Kelompok 5 Tutor : Bd. Lusiana Elsinta Bustami, S.ST, M.Keb LAPORAN TUTORIAL MINGGU 3 BLOK 4A SKENARIO 3 : BAYIKU SEHAT

Upload: ffarmasi

Post on 23-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PRODI S1 KEBIDANANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2015/2016

Kelompok 5

Tutor : Bd. Lusiana Elsinta Bustami, S.ST, M.Keb

LAPORAN TUTORIALMINGGU 3 BLOK 4A

SKENARIO 3 : BAYIKU SEHAT

ANGGOTAAinul Azkiya (1410331004)Miftahul Jannah (1410332005)Annisa Belladona Alnotri (1410331007)Nana Jannatunnisak (1410331010)Yuni Febriani (1410331013)Wahyu Zikria (1410331014)Irma Elviana (1410331022)Rima Afgriana (1410332002)Nora Maghfiroh Nurholis (1410332006)Noveriska Angela Marici K (1410339001)

SKENARIO 3 : BAYIKU SEHATBidan Meri seorang bidan PTT sedang mengisi KMS bayi yang berusia

12 bulan. BBL 3500 gram, BB sekarang 10.500 gram. Bidan mengkategorikan pertumbuhan bayi normal. Dari hasil pengkajian diketahui bayi mendapatkan ASI ekslusif. Bayi bisa melangkah beberapa langkah tanpa bantuan dan bisa menyebutkan kata. Bidan menjelaskan bahwa bayi sudah boleh diberikan makanan seperti orang dewasa untuk menambah nutrisi yang dibutuhkannya. Jika kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi bayi dapat mengalami malnutrisi. 

Bidan Meri melakukan DDST terhadap bayi tersebut, dan menganjurkan ibu serta keluarga untuk selalu mengajak bayi bercerita. Bidan juga menjelaskan bahwa berat badan bayi harus bertambah setiap bulannya. Jika bayi mengalami demam serta keadaan abnormal lainnya ibu dan keluarga harus segera memeriksakannya ke bidan atau puskesmas. 

Bagaimana saudara menjelaskan tentang skenario di atas ?

SKEMA

LEARNING OBJECTIVESmahasiswa mampu menjelaskan tentang :

1. Tahap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan fakor yang mempengaruhinya

2. Kebutuhan dasar pada bayi (Asah, Asih dan Asuh)3. Kebutuhan imunisasi pada bayi dan KIPI4. Pemantauan tumbuh kembang pada bayi5. Gangguan gizi yang mempengaruhi tumbuh

kembang bayi6. Tanda pada bayi dan penkes terhadap orang tua

bayi

Tahap TumBang Bayi dan Faktor yang Mempengaruhi

Menurut Doyle (2009) pertumbuhan atau physical growth adalah peningkatan dalam ukuran tubuh yaitu tinggi badan, berat badan dan juga bertambah besarnya ukuran organ dan perkembangan adalah peningkatan fungsi dan kapabilitas seorang anak.

Tanuwidjaya (2002), mendefinisikan pertumbuhan sebagai bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, yang bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat. Sedangkan perkembangan anak ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dan bersifat kualitatif.

: Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap,yaitu masa prenatal, dan masa post natal1. Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan terdiri

atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus.2. Sesudah lahir, tahap pertumbuhan dan perkembangan akan

masuk ke masa post natal. Masa postnatal terdiri dari beberapa periode, yaitu masa neonatal (0-28 hari), masa bayi(bayi dini dan bayi lanjut), masa prasekolah, masa sekolah atau pra-pubertas dan masa remaja (adolescent) (Tanuwidjaya.S, 2002).

Tahap awal neonatus adalah beradaptasi terhadap lingkungan. Fase berikutnya adalah fase bayi, yang terbagi dua fase yaitu bayi dini dan bayi akhir. Fase bayi dini yang berawal dari usia 1 bulan hingga 12 bulan. Pada fase ini pertumbuhan akan terjadi dengan pesat dan proses pematangan organ akan berlangsung secara berkelanjutan terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.

Setelah bayi mencapai usia 1 tahun, ia akan masuk ke masa bayi akhir, yang berlangsung hingga ia mencapai usia 2 tahun, ditahap ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan ada kemajuan pada perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.

Ciri-ciri Tumbuh Kembang1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari

konsepsi sampai maturitas/dewasa, yangdipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuhkembang yang berlainan diantara organ-organ.

3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda

4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.

5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal

Kenaikan BB anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah berkisar antara :700-1000 gram/bulan pada triwulan I500-600 gram/bulan pada triwulan II350-450 gram/bulan pada triwulan III250-350 gram/bulan pada triwulan IV

Panjang Badan / Tinggi Badan :BBL normal : 48-50 cmKenaikan tinggi badan pada tahun pertama :Triwulan I : 10 cmTriwulan II : 6 cmTriwulan III : 5 cmTriwulan IV : 4 cm

Lingkar Kepala BBL normal : 33-35 cm (lebih dari lingkar dada)Perkiraan lingkar kepala :6 bulan : 44 cm1 tahun : 47 cm2 tahun : 49 cm10 tahun : 53 cmDewasa : 55-57 cm

DARI 0-3 BULANBelajar mengangkat kepalaBelajar mengikuti objek dengan matanyaMelihat ke muka orang dengan tersenyumBereaksi terhadap suara dan bunyiMengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontakMenahan barang yang dipegangnyaMengoceh spontan dan bereaksi dengan mengoceh

3-6 BULANMengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tanganMulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannyaMenaruh benda-benda dimulutnyaBerusaha memperluas lapangan pandanganTertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermainMulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

6-9 BULANDapat duduk tanpa dibantuDapat tengkurap dan berbalik sendiriDapat tengkurap dan meraih benda atau mendeteksi seseorangMemindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnyaMemegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjukBergembira dengan melempar benda-bendaMengeluarkan kata-kata tanpa artiMengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang asingMulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan

9-12 BULANDapat berdiri sendiri tanpa dibantuDapat berjalan dengan dituntunMenirukan suaraMengulang bunyi yang didengarnyaBelajar menyatakan satu atau dua kataMengerti perintah sederhana atau laranganMemperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke dalam mulutnyaBerpartisipasi dalam permainan

12-18 BULAN

Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumahMenyusun 2 atau 3 kotakDapat mengatakan 5-10 kataMemperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

18-24 BULANNaik turun tanggaMenyusun 6 kotakBelajar makan sendiriMenggambar garis di kertas atau pasirMulai belajar mengontrol BAK dan BABMenaruh minat pada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besarMemperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka

Faktor Yang Mempengaruhi TumBangInternal1. Genetika : perbedaan ras/etnis/bangsa, jenis kelamin,

keluarga, umur2. Pengaruh hormon

Eksternal 3. Pranatal : nutrisi ibu, mekanis, toksin, infeksi/penyakit

menular4. Kelahiran : riwayat kelahiran5. Pascanatal : gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital,

lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.

Kebutuhan Dasar pada Bayi (asah, asih, asuh)

Kebutuhan dasar manusia merupakan suatu hal yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisologis dan psikologis (Potter dan Perry dalam Hidayat, 2006). Kebutuhan dasar anak yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak diantaranya kebutuhan asuh, asah, dan asih.

Kebutuhan asuh merupakan kebutuhan dasar yang menunjang pertumbuhan otak dan pertumbuhan jaringan dalam tubuh, seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, kebersihan diri, imunisasi, dan rekreasi,

Kebutuhan asah adalah kebutuhan yang menunjang stimulasi kecerdasan anak, seperti pemberian alat permainan edukasi sehingga anak lebih cerdas dengan bermain.

Kebutuhan asih merupakan kebutuhan anak untuk mengembangkan kasih sayang, spiritual anak, kemandirian, kebutuhan rasa aman dan nyaman, rasa memiliki dan kemandirian

ASUHAsuh menunjukkan kebutuhan bayi dalam mendukung

pertumbuhan otak dan jaringan tubuh, sehingga bayi membutuhkan nutrisi yang penuh dengan makanan bergizi. Kebutuhan asuh merupakan kebutuhan fisik dan biologis yang meliputi kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan badan dan lingkungan tempat tinggal, pengobatan, bergerak dan bermain.

Soetjiningsih (1995) mengemukakan bahwa asuh merupakan kebutuhan yang berupa kebutuhan fisik dan menggolongkan kebutuhan ini menjadi beberapa indikator yaitu:1) Zat Gizi Seimbang

Masa tumbuh kembang anak membutuhkan zat gizi lengkap seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.2) Perawatan Kesehatan Dasar

Perawatan kesehatan dasar yaitu perawatan yang harus dilakukan pada anak dan harus dipenuhi diantaranya imunisasi lengkap,pemberian ASI, penimbangan secara teratur, dan memberikan pengobatan ketika anak sakit.

3) Perumahan (Tempat Tinggal)Tempat tinggal yang layak akan membantu anak untuk

betumbuh dan berkembang secara optimal. atur rumah menjadi sehat, cukup ventilasi, serta terjaga kebersihan dan kerapiannya.4) Pakaian

Pakaian merupakan sebuah bentuk perlindungan dan kehangatan yang diberikan untuk mencegah dan melindungi anak dari berbagai benda yang dapat membahayakan anak. 5) Kebersihan Diri dan Lingkungan

Kebutuhan sanitasi lingkungan yang sehat akan mencegah anak terinfeksi dari kuman yang masuk melalui lingkungan yang tidak baik. Lingkungan yang bersih akan membantu mewujudkan hidup sehat, sehingga anak tidak akan mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan.6) Kesegaran Jasmani dan Rekreasi

Olahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, menambah aktifitas fisiologis dan stimulasi terhadap perkembangan otot anak. kebersamaan dalam keluarga sangat dibutuhkan oleh anak dengan cara berkumpul bersama atau dengan melakukan rekreasi.

Zat Gizi SeimbangMengacu pada WHO (2001), di usia 6-12 bulan bayi

memerlukan zat besi 11 mg perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebanyak 11 mg, seorang bayi berusia 6 bulan mendapatkan sekitar 0,2 mg/hari dari ASI dan diharapkan sisanya 10,8 mg dipenuhi dari MPASI. Kebutuhan energi dari ASI dan MPASI per hari sekitar 770 kkal, dengan perbandingan sekitar 200 kkal dipenuhi oleh MPASI dan sisanya oleh ASI.

Kebutuhan energi harian dari ASI dan MPASI menurut usia

WHO pada tahun 2003 mengeluarkan rekomendasi tentang praktik pemberian makan bayi yang benar yaitu:1. Berikan ASI sesegera mungkin setelah melahirkan (< 1 jam) dan secara eksklusif

selama 6 bulan.2. Berikan MPASI pada usia genap 6 bulan sambil melanjutkan ASI sampai 24 bulan.

MPASI yang baik adalah yang memenuhi persyaratan tepat waktu, bergizi lengkap, cukup dan seimbang, aman dan diberikan dengan cara yang benar.

Pemberian Makanan Anak Umur 0-24 Bulan yang Baik dan Benar Sesuai dengan bertambahnya umur bayi, perkembangan dan kemampuan bayi menerima makanan, maka makanan bayi atau anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4 tahap yaitu:

1. Makanan bayi umur 0-6 bulana. Hanya ASI saja (ASI Eksklusif)Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada

30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu, dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak

b. Berikan kolostrumKolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan

berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.

c. Berikan ASI dari kedua payudaraBerikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke

payudara lainnya, ASI diberikan 8-10 kali setiap hari.

2. Makanan bayi umur 6-9 bulana. Pemberian ASI diteruskanb. Pada umur 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga

secara bertahap, karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluargac. Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, buah dan

lain-lain.d. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan, seperti lauk

pauk dan sayuran secara berganti-gantian.3. Makanan bayi umur 12-24 bulane. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang,

tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.f. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kkali sehari

dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.

g. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan. Misalnya nasi diganti dengan mie, bihun, roti, kentang dan lain-lain. Hati ayam diganti dengan telur, tahu, tempe dan ikan. Bayam diganti degan daun kangkung, wortel dan tomat. Bubur susu diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sum-sum, biskuit dan lain-lain.

h. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

Pada prinsipnya makanan tambahan untuk bayi atau yang biasa dikenal sebagai makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang kaya zat gizi, mudah dicerna, mudah disajikan, mudah menyimpannya, higienis dan harganya terjangkau. Makanan tambahan pada bayi dapat berupa campuran dari beberapa bahan makanan dalam perbandingan tertentu agar diperoleh suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi.

ASAHkebutuhan asah merupakan kebutuhan rangsangan atau

stimulasi yang dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan anak secara optimal. Kebutuhan asah berhubungan dengan perkembangan psikomotor anak. Kebutuhan asah (kebutuhan stimulasi mental secara dini) merupakan awal dari proses pembelajaran, mendidik, dan merangsang perkembangan anak yang dilatih sedini mungkin.

Stimulasi menjadi suatu kebutuhan penting bagi anak, namun pemberian stimulasi juga harus memperhatikan waktu yang tepat yaitu saat anak siap menerima stimulasi dari luar. Saat anak siap menerima stimulasi dari luar maka fase ini disebut periode kritis. Saat anak dalam periode kritis, maka stimulasi akan berdampak positif, namun apabila periode kritis terlewatkan maka stimulasi tidak berpengaruh bagi anak.

Tindakan stimulasi tidak hanya bersumber dari permainan melainkan berbagai aktivitas, seperti latihan gerak, berbicara, berpikir, kemandirian, dan sosialisasi.

Beberapa stimulasi yang dapat diberikan pada anak sesuai dengan usianya yaitu:1. Usia 0-3 bulan : Stimulasi yang dapat diberikan dengan

mengajak bayi berbicara dengan lembut, dipeluk, dinyanyikan lagu akan menstimulasi kemandirian bayi. Stimulasi kecerdasan anak dilakukan dengan mengajak anak berbicara dan mendengarkan berbagai suara seperti suara burung, suara musik, ataupun radio. Motorik kasar anak dapat distimulasi dengan melatih bayi mengangkat kepala pada posisi telungkup dan mengajak anak memperhatikan benda bergerak.

2. Usia 3-6 bulan : Stimulasi yang diberikan pada anak usia 3-6 bulan untuk melatih kemandirian dengan melatih bayi mencari sumber suara. Stimulasi bicara dan bahasa dilakukan dengan melatih bayi menirukan bunyi dan kata. Stimulasi pada motorik kasar dilakukan dengan melatih bayi menyangga leher dengan kuat. Motorik halus anak dapat dilatih dengan melatih anak mengambil benda-benda kecil.

3. Usia 6-9 bulan : Anak usia 6-9 bulan dapat distimulasi dengan melatih anak menirukan kata-kata yang disebutkan untuk meningkatkan kemampuan bicara, bahasa, dan kecerdasan. Motorik kasar anak dilatih dengan berjalan dan berpegangan. Anak diajarkan untuk memasukkan dan mengeluarkan benda dari sebuah wadah untuk melatih motorik halus anak. Anak juga mulai diajarkan untuk bermain dengan orang lain untuk melatih kemandirian anak.

4. Usia 9-12 bulan : Anak pada usia 9-12 bulan sudah mampu berjalan dan belajar berbicara, sehingga stimulasi yang dapat diberikan untuk melatih motorik kasar anak dengan melatih anak berjalan sendiri, sedangkan untuk melatih motorik halus anak dilakukan dengan mengajak anak belajar menggelindingkan bola.

5. Usia 1 tahun- 5 tahun : Mulai anak memasuki masa todler hingga prasekolah anak telah mulai memasuki masa bermain, sehingga anak membutuhkan kesenangan sendiri dari alat bermain yang dimilkinya. Banyak orang menganggap masa bermain anak tidak perlu mendapat perhatian khusus, sehingga banyak orang tua yang tidak mempertimbangkan pemberian permainan yang mengandung unsur pendidikan untuk anak. Permainan yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan anak adalah dengan permainan dramatik atau pura-pura, misalnya anak-anak mulai memerankan kebiasaan hidup sehari-hari, membayangkan bekerja pada salah satu profesi seperti yang anak lihat di lingkungannya.

ASIHKebutuhan yang dipenuhi dari rasa kasih sayang dan luapan

emosi. Kebutuhan asih merupakan kebutuhan bayi guna mendukung perkembangan emosi, kasih sayang, dan spiritual anak. Kebutuhan asih juga dapat memberikan rasa aman jika dapat terpenuhi dengan cara kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan asih digolongkan menjadi beberapa yaitu:1. Kasih Sayang Orang Tua : Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang akan

membuat perasaan anak bahagia, tenteram, dan aman2. Rasa Aman dan Nyaman : Rasa aman dan nyaman dapat terwujud

dengan kehangatan dan rasa cinta dari orang tua, serta kestabilan keluarga dalam mengendalikan stres

3. harga Diri : anak juga butuh dihargai. Anak selalu ingin mendapat tempat dihati keluarganya dan selalu ingin diperhatikan oleh orang-orang disekelilingnya

4. Dukungan atau Dorongan : diperlukan oleh anak dalam pengambangan dirinya

5. Rasa Memiliki : Anak merasa segala sesuatu yang telah dimilikinya harus dijaga agar tidak diambil oleh orang lain

6. Kebutuhan untuk mendapatkan pengalaman dan kesempatan

Kebutuhan Imunisasi pada Bayi Imunisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya suatu penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme bibit penyakit berbahaya yang telah dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap jenis antigen itu dimasa yang akan datang.Manfaat imunisasi dasar lainnya1) Untuk menjaga daya tahan tubuh anak.2) Untuk mencegah penyakit-penyakit menular yang berbahaya3) Untuk menjaga anak tetap sehat4) Untuk mencegah kecacatan dan kematian.5) Untuk menjaga dan Membantu perkembangan anak secara

optimal.

5 imunisasi dasar pada bayi, adalah:1) Imunisasi BCG

Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC.vaksin ini berisi suspensi Mycobacteria bovis hidup yang sudah dilemahkan. Vaksin BCG diberikan secara intracutan di 1/3 bagian lengan kanan atas (intero muscula deltoideus) 1 kali suntikan dengan dosis 0,05 cc.

KIPIPenyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan

menimbulkan ulkus lokal superfisial di 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus ini akan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8mm. Jika dosis terlalu tinggi ulkus yang timbul dapat terlalu besar dan jika penyuntikan terlalu dalam, maka parut akan tertarik kedalamc(retracted). Limfadenitis supuratif di aksila atau leher kadang juga akan ditemui, namun akan sembuh dengan sendirinya.

2) Imunisasi PolioImunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk

menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomielitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan kelumpuhan.Vaksin polio oral: Vaksin ini berisi virus polio tipe 1,2 dan 3 serta merupakan virus yang masih hidup namun sudah dilemahkan. Dosis pemberian adalah 2 tetes (0,1ml).Vaksin polio tidak aktif : Vaksin polio inactivated yang berisi tipe 1,2 dan 3 diberikan dengan dosis 0,5ml disuntikkan dengan cara subkutan dalam 3 kali berturut-turut dengan jarak 2 bulan antara masing-masing dosis.

KIPISetelah vaksinisasi, sebagian kecil resipien mengalami

gejala-gejala pusing, diare ringan dan sakit pada otot.

3) Imunisasi DPTImunisasi DPT adalah imunisasi yang diberikan untuk

mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Imunisasi rutin pada anak dianjurkan pemberian 5 dosis pada usia 2, 4, 6, 15-18 bulan dan saat masuk sekolah. Pemberian dosis keempat diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan dari pemberian dosis ke 3. Vaksin DPT diberikan secara intramuscular dengan bentuk sudut 45°c-60°c, dibagian paha sebelah luar (otot vastus lateralis) dengan dosis 0,5cc.

Kejadian ikutan pasca pemberian vaksin difteri adalah:• Panas• Rasa sakit didaerah suntikan.• Peradangan• Kejang-kejang

4) Imunisasi CampakImunisasi Campak adalah imunisasi yang diberikan

untuk mencegah penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1 kali dan diberikan pada usia bayi 9 bulan. Vaksin ini diberikan dengan cara disuntikkan subcutan dalam,membentuk sudut 30°c, disepertiga lengan atas (inertio musculus deltoideus) dengan dosis 0,5cc.

KIPIDemam dengan suhu >39,5°C yang terjadi pada 5-

15% kasus. Demam akan timbul pada hari ke 5-6 pasca imunisasi dan akan hilang dalam dua hari.

Ruam dapat dijumpai pada 5% anak. Ruam timbul pada hari ke-7 dan ke-10 setelah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari.

5) Imunisasi Hepatitis Badalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah

penyakit hepatitis B yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati. Pemberian vaksin awal diberikan sebanyak 3 kali. Vaksin pertama diberikan dalam 12 jam.Jarak antara vaksin pertama dan kedua adalah 1-2 bulan. Sedangkan untuk suntikan ketiga diberikan dengan jarak 6 bulan dari vaksin pertama. Diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuscular dengan membentuk sudut 45°c-60°c,dibagian paha sebelah luar (otot vastus lateralis) dengan dosis 0,5cc.

KIPIEfek samping setelah pemberian imunisasi hepatitis B

umumnya ringan, hanya berupa nyeri, panas , bengkak, mual, nyeri sendi maupun otot.

Pemantauan TumBang pada Bayi1. KMS (kartu menuju sehat)Manfaat KMS :a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat

kesehatan bayi secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.

b. Sebagai media edukasi bagi orang tua bayi tentang kesehatan anak.

c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

Perhatikan hal-hal berikut ini :a. Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang bayi

dilakukan setiap bulan b. Semua kolom isian diiisi dengan benarc. Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat d. Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Bayie. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil

penimbanganf. Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari

penyebabnya dan dilakukan tindakan yang sesuai.g. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap

kali anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS

h. KMS - Bayi disimpan oleh ibu bayi dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.

Petunjuk Pengisian KMSLangkah pertama : Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada di posyandu.Langkah kedua : Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS Balita1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama kali.3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda centang apabila anak tersebut laki-laki dan demikian pula bila perempuan.5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak yang meninggal).6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *)7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0".8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap.

Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir pada kolom “0”Langkah keempat : Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS-Balita. Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan).Langkah kelima : Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya. Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan bersangkutan. Langkah keenam : Mengisi kolom pemberian imunisasi. Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan Langkah ketujuh : Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi Langkah kedelapan : Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif

2. DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST )DDST (Denver Development Screening Test) dipublikasikan

pertama kali pada tahu 1967 untuk membantu tenaga kesehatan mendeteksi masalah perkembangan potensial pada anak-anak dibawah usia 6 tahun. DDST selanjutnya direvisi menjadi DDST II oleh William K.Frankenburg dan Josiah B.Dodds. DDST II/Denver II bukanlah tes Intelegensia Quotient (IQ).

DDST II terdiri dari 125 item yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor :Sektor Personal Sosial : kemampuan penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi.Sektor Motorik Halus : koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil dan pemecahan masalah.Sektor Motorik Kasar : duduk, berjalan, dan gerakan-gerakan umum otot besar.Sektor Bahasa : kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa.

Keuntungan DDST II :Menilai perkembangan anak sesuai dengan usiaMemantau perkembangan anak usia 0-6 tahunMonitor anak dengan risiko perkembanganMenjaring anak terhadap adanya kelainanMemastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan perkembangan Peralatan DDST II :Benang sulaman merahKismis, Kerincingan dengan peganganKubus kayu berwarna ukuran dimensi 1 inchi sebanyak 10 buahLonceng kecil, Bola tenis Pensil merah, Boneka plastik kecil dengan dotCangkir plastik dengan peganganKertas kosongBotol kaca bening yang dapat dibukaAlat lainnya :Meja dan kursi untuk pemeriksa, ibu dan anak, Ruangan yang cukup luas untuk menguji item motorik kasar (gross motor), Tempat tidur lengkap dengan perlak dan laken

 Prinsip DDST II :1) Bertahap dan berkelanjutan2) Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak3) Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana4) Suasana nyaman dan bervariasi5) Perhatikan gerakan spontan anak6) Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum 7) Memberikan pujian bila berhasil melakukan tes8) Sebelum uji coba, semua alat diletakkan diatas meja9) Pada saat tes hanya satu alat saja yang digunakan Skoring pada DDST II :Lewat (pass) : Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baikIbu memberi laporan tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baikGagal (fail) : Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik Ibu memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas dengan baikTidak ada kesempatan (No opportunity) : Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.Menolak (refusal) : Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor sesaat, seperti lelah, menangis,sakit,mengantuk,dll.

Gangguan Gizi yang Mempengaruhi TumBang Bayi

Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna.

Bayi dapat mengalami kekurangan asupan nutrisi. Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun menu makanan yang tidak seimbang.

Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary, 2007).

Klasifikasi Gangguan Gizi 1) Marasmus

Marasmus adalah salah satu bentuk gizi yang buruk yang paling sering di temui pada anak usia 0-2 tahun karena kekurangan kalori. Pada penderita marasmus, pertumbuhannya akan terganggu.

Tanda dan gejala marasmus adalah sebagai berikut (pusdatin kemenkes RI, 2015) :a. Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuhb. kulit menjadi kering dan bersisikc. Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulitd. Wajah seperti orang tua (old man face)e. Cengeng, rewelf. Kulit keriput, jaringan lemak subkutan sangat sedikitg. Bentuk perut cekungh. Sering disertai diare kronik (terus-menerus)i. rambut tipis dan mudah rontokj. Mudah terkena infeksi

2) KwashiorkorKwashiorkor adalah bentuk MEP (Malnutrisi Energi Protein)

yang terjadi pada anak dengan diet rendah protein, tetapi jumlah energi dari sumber energi karbohidrat memadai (Chris Brooker, 2009). Kwashiorkor merupakan penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi dan balita yang disebabkan kekurangan protein akut. Tanda dan gejala kwashiorkor (pusdatin kemenkes RI, 2015), adalah sebagai berikut :a. mengalami pembengkakan (edema) yang dapat terjadi

diseluruh tubuh, biasanya pada punggung kaki (dorsum pedis)b. wajah anak membulat dan sembab (moon face)c. otot mengecil menyebabkan lengan atas kurus, ukuran LiLA

<14cmd. muncul ruam merah muda pada kulit dan berubah menjadi

coklat kehitaman lalu mengelupase. rambut menipis berwarna merah seperti rambut jagung,

mudah dicabut tanpa rasa sakitf. sering disertai infeksi, serta anemia dan diareg. perubahan status mental: anak rewel dan apatish. pembesaran pada perut akibat timbunan cairan pada rongga

perut dan adanya pembesaran hati

3) Kurang vitamin A

Vitamin A, selain untuk kesehatan mata, vitamin A juga mempercepat proses penyembuhan luka, mempertahankan kesehatan dan struktur kulit, rambut, dan gigi serta sebagai antioksidan, yang membantu merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh.

Kurang vitamin A dapat berdampak pada terganggunya perkembangan organ penglihatan anak. penyakit mata yang sering muncul disebut dengan Xeroptalmia. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan yang paling sering terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun.

Untuk mencegah pastikan anak mendapat asupan makanan yang kaya kandungan vitamin A dan dengan pemberian kapsul vitamin A

4) RakhitisRakhitis adalah penyakit yang disertai dengan lemahnya

mineralisasi dari pertumbungan tulang. Tidak hanya terjadi dari kekurangan vitamin D tetapi juga karena kekurangan kalsium dan fosfor (Mahan 2000). Ketiadaan vitamin D dan penyerapan kalsium dari makanan yang tidak baik, menyebabkan hypocalcemia yaitu suatu keadaan dimana kalsium dalam darah jumlahnya sedikit, keadaan ini mendorong terjadinya kelainan bentuk pada kerangka dan otot saraf gigi.Tanda dan gejala :a. kaki membengkok dan tulang mudah retakb. Kelainan bentuk kepala karena penutupan fontanel terlambatc. gigi terlambat keluar d. Perubahan rangka tulang, pada anak kecil yang baru bisa

berjalan biasanya akan membungkung

Tanda Bahaya pada Bayi dan PenKes Terhadap Orang Tua Bayi

Bayi yang pucat. Bayi yang pucat ditambah dengan bercak-bercak adalah indikasi kondisi bayi yang buruk. Pada saat lahir, hal ini dapat berhubungan dengan volume sirkulasi darah yang rendah atau adaptasi terhadap perubahan sirkulasi.Sianosis sentral. Adalah indikasi kemungkinan bayi akan mengalami kejang. Rendahnya saturasi O2 dalam darah dilihat dengan adanya lidah dan membran mukosa yang tampak biru, hal ini biasanya disebabkan oleh masalah jantung atau pernafasan.Ikterus. Ikterus yang awitannya dini (terjadi di kulit dan sklera dalam 12 jam pertama kehidupan) adalah keadaan yang tidak normal dan memerlukan investigasi. Jika bayi yang mengalami ikterus sangat letargi, tidak mau menyusui, muntah atau memiliki suhu tubuh yang tidak stabil, hal ini mungkin mengindikasikan adanya infeksi dan tindakan harus segera diambil

Apnea yang berlangsung lebih dari 20 detik. Setiap bayi yang mengalami apnea harus dirawat di unit neonatus agar sistem pernafasannya dapat dipantau. Apnea dapat disebabkan oleh stimulasi pada faring bagian belakang.Frekuensi jantung kurang dari 110 kali per menit atau lebih dari 180 kali permenit ( diukur saat tidak beraktivitas). Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menitSuhu tubuh (axila) kurang dari 36,2 OC atau lebih dari 37,2 OCKurang gerakan tubuh secara spontan dan responsivitasKurang minat terhadap lingkungan.Penkes terhadap orangtua : Berikan pendidikan kesehatan kepada orangtua tentang tanda-tanda bahaya yang umum terjadi pada bayi. Orangtua harus cepat tanggap dan segera membawa bayi ke puskesmas atau kerumah sakit untuk diambil tindakan.

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. ISSN 2442-7659

World Health Organization. 2005. Pocket Book of Hospital Care for Children, Guidelines for the Management of Common Illnesses with Limited Resources

Maria Abdulsalam, Albert Daniel. Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Sari Pediatri. Vol. 4, No. 2, September 2002: 74 - 77

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan AnakKementerian Kesehatan RI.2010. Pedoman Kader Seri kesehatan AnakDewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Jakarta: Salemba

MedikaSoetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak

TERIMA KASIH

D14GNOSTIC

DISKUSI1. Cici : kontraindikasi dari imunisasi?Jadwal imunisasi untuk vaksin yang bersamaan?Imunisasi pada bayi dengan imunitas rendah ?2. Nurul : periode kritis dalam menerima stimulasi ?3. Tiara : bagaimana cara menstimulasi anak dengan sindrom

down atau retardasi mental?4. Ria : apakah gangguan gizi hanya karena kekurangan ?

Bagaimana dengan kelebihan gizi? 5. Tita : jika imunisasi BCG lewat dari jadwal, bagaimana jadwal

pemberiannya setelah itu ?Pada imunisasi polio jika salah satu jadwal terlewatkan,

bagaimana pemberiannya?Apakah ada kemungkinan anak dengan marasmus kwarsiorkor

dapat kembali ke kondisi normal seperti anak sehat lainnya ?