lp imunisasi

26
LAPORAN PENDAHULUAN IMUNISASI I. KONSEP DASAR IMUNISASI A. PENGERTIAN Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya (Umar,2006). Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti bodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat,2008). Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan atau imunitas pada bayi dan anak sehingga terhindar dari penyakit (Supartini,2002). Imunisasi adalah pemberian satu atau lebih anti gen yang infeksius pada seorang individu untuk merangsang system imun dan memproduksi anti bodi yang akan mencegah infeksi (Schwartz,2004) Imunisasi adalah proses yang menginduksi imunitas secara artifisial dengan pemberian bahan antigenic dan penggunaan agen infeksi hidup yang dilemahkan atau diinaktifkan (Wahab,2000)

Upload: stikes-ppni

Post on 23-Apr-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN IMUNISASI

I. KONSEP DASAR IMUNISASI

A. PENGERTIAN

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap

suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh

agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah

atau berbahaya bagi seseorang.Imunisasi berasal dari kata

imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap

suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau

resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk

terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya

(Umar,2006).

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada

bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh

agar tubuh membuat zat anti bodi untuk mencegah terhadap

penyakit tertentu (Hidayat,2008).

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja

memberikan kekebalan atau imunitas pada bayi dan anak

sehingga terhindar dari penyakit (Supartini,2002).

Imunisasi adalah pemberian satu atau lebih anti gen

yang infeksius pada seorang individu untuk merangsang

system imun dan memproduksi anti bodi yang akan mencegah

infeksi (Schwartz,2004)

Imunisasi adalah proses yang menginduksi imunitas

secara artifisial dengan pemberian bahan antigenic dan

penggunaan agen infeksi hidup yang dilemahkan atau

diinaktifkan (Wahab,2000)

Imunisasi adalah pemberian antigen untuk memicu

imunitas seseorang sehingga memiliki kemampuan untuk

bertahan terhadap infeksi (Hinchliff, 1999).

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-

anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum

sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan

penyakit berbahaya.Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan

satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan

lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat

membahayakan kesehatan dan hidup anak

(www.litbang.depkes.go.id).

B. TUJUAN

Secara umum tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010,

p5)

- Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak

menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat

menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta

dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.

- Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang

penyakit menular

- Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular

- Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka

kesakitan) dan Mortalitas (angka kematian) pada

balita

C. MANFAAT IMUNISASI

1. Menghindarkan bayi dari serangan penyakit.

Dengan memberikan imunisasi pada anak sejak dini

diharapkan kesehatan anak akan tetap terjaga hingga

anak tumbuh menjadi lebih aktif dan juga dewasa.

2. Memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit menular.

Memberikan imunisasi pada anak sejak dini berarti telah

menambah jumlah anak yang memiliki kekebalan tubuh yang

tinggi terhadap serangan penyakit.

3. Meningkatkan kesehatan nasional.

Manfaat imunisasi bagi anak dan bayi selain dapat

menghindarkan dari penyakit menular juga dapat

meningkatkan kesehatan anak dalam taraf nasional.

Sehingga anak-anak akan merasa aman karena terbebas

dari penyakit-penyakit berbahaya yang bisa menular.

D. SASARAN IMUNISASI

Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:

Semua anak di bawah usia 1 tahun

Anak-anak lain yang belummendapa timunisasi lengkap

Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)

Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.

E. JENIS IMUNISASI

Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan

kebal pada bayi dan anak dari berbagai penyakit,

diharapkan bayi atau anak tetap tumbuh dalam keadaan

sehat. Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki

pertahanan secara sendiri agar berbagai kuman yang masuk

dapat dicegah, pertahan tubuh tersebut meliputi

pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik, proses

mekanisme pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah

pertahanan nonspesifik seperti complemen dan makrofag

dimana complemen dan makrofag ini yang pertama kali a3kan

memberikan peran ketika ada kuman yang masuk ke dalam

tubuh. Setelah itu maka kuman harus melawan pertahanan

tubuh yang kedua yaitu pertahanan tubuh spesifik terdiri

dari system humoral dan seluler. System pertahanan

tersebut hanya bereaksi terhadap kuman yang mirip dengan

bentuknya. System pertahanan humoral akan menghasilkan

zat yang disebut imonuglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD)

dan system pertahanan seluler terdiri dari limfosit B dan

limfosit T, dalam pertahanan spesifik selanjutnya akan

menghasilkan satu sel yang disebut sel memori, sel ini

akan berguna atau sangat cepat dalam bereaksi apabila

sudah pernah masuk ke dalam tubuh, kondisi ini yang

digunakan dalam prinsip imunisasi. Berdasarkan proses

tersebut diatas maka imunisasi dibagi menjadi dua yaitu

imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

1. Imunisasi aktif

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang

diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan

sehingga tubuh mengalami reaksi imonologi spesifik yang

menghasilkan respons seluler dan humoral serta sel

memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi

maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam

imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam

setiap vaksinnya antara lain :

a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi

sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam

infeksi buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid

atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.

b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa

cairan kultur jaringan.

c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang

berguna untuk menhindari tubuhnya mikroba dan

sekaligus untuk stabilisasi antigen.

d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang

berfungsi untuk meningkatkan imonogenitas antigen.

2. Imunisasi pasif

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu

zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang

dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang

digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah

masuk di dalam tubuh yang terinfeksi. Dalam pemberian

imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan beberapa

imunisasi yang dianjurkan diantaranya:

a. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit diphteri. Imunisasi DPT ini

merupakan vaksin yang mengandung racun kuman

diphteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan

tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti

(Toxoid). Frekuensi pemberian imunisasi DPT adalah 3

kali dengan maksud pemberian pertama zat anti

terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)

terhadap vaksin dan mengaktifkan organ – organ tubuh

membuat zat anti, kedua dan ketiga terbentuk zat

anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT

antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu.

Cara pemberian imunisasi DPT melalui intramuscular.

Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek

berat, efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri

pada tempat penyuntikan, demam sedangkan efek berat

dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih 4 jam,

kesadaran menurun, terjadi kejang, enchefalopati,

dan syok.

b. Imunisasi Polio

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat

menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin

ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi

pemberian imunisasi Polio adalah 4 kali. Waktu

pemberian imunisasi Polio antara umur 0 – 11 bulan

dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi

Polio melalui oral.

c. Imunisasi Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg

dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi

hepatitis 3 kali. Waktu pemberian imunisasi

hepatitis B pada umur 0 – 11 bulan. Cara pemberian

imunisasi hepatitis ini adalah intramuscular.

tahun.

d. Imunisasi HiB (Haemophilus influenza tipe B)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit influenza tipe B. Vaksin ini

adalah bentuk polisakarida murbi (PRP: Purified

Capsular Polysacharide) kuman H. Influenza tipe B

antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi

dengan protein – protein lain seperti Toxoid tetanus

(PRP – T), Toxoid diphteri (PRP – D atau PRP – CR

50), atau dengan kuman monongokokus. Pada pemberian

imunisasi awal dengan PRP – T dilakukan dengan 3

suntikan dengan interval 2 bulan kemudian vaksin PRP

– OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2

bulan, kemudian boosternya dapat diberkan pada usia

18 bulan.

F. CARA DAN WAKTU PEMBERIAAN IMUNISASI

Berikut ini adalah cara pemberiaan dan waktu yang

tepat untuk pemberian imunisasi. Cara Pemberiaan

Imunisasi Dasar. (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi

di Indonesia, DepKes 2000, hlm. 40)

Vaksin Pemberi

an

Dos

is

Selang

Waktu

Umur

Pemberia

Cara

Pemberian

Imunisa

si

Pemberiaa

nan

BCG 1 kali

0,0

5

cc 0-11

bulan

Intrakutan

tepat di

insersio

muskulus

deltoideus

kanan.

DPT 3 kali0,5

cc4 minggu

2-11

bulan

Intramuskula

r.

Polio 4 kali2te

tes4 minggu

0-11

bulan

Di teteskan

ke mulut.

Campak 1 kali

0,5

cc4 minggu

9-11

bulan

Subkutan,

biasanya di

lengan kiri

atas.

Hepati

tis B3 kali

0,5

cc 4 minggu0-11

bulan

Intrmuskular

pada paha

bagian luar.

TT 3 kali0,5

cc

Intramuskulu

s

G. PEMBERIAN IMUNISASI

Apapun imunisasi yang diberikan, ada beberapa hal

penting yang harus diperhatikan perawat, yaitu sebagai

berikut.

1. Orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut.

a.Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam kondisi

sehat atau sakit,

b.Pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah

didapat sebelumnya,

c.Penyakit yang dialami di masa lalu dan sekarang.

2. Orang tua harus mengerti tentang hal-hal yang berkaitan

dengan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I) terlebih dahulu sebelum menerima imunisasi

(informed consent). Pengertian mencakup jenis imunisasi,

alasan diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek

sampingnya.

3. Catatan imunisasi yang lalu (apabila sudah pernah

mendapat imunisasi sebelumnya), pentingnya menjaga

kesehatan melalui tindakan imunisasi.

4. Pendidikan kesehatan untuk orang tua. Pemberian

imunisasi pada anak harus didasari pada adanya

pemahaman yang baik dari orang tua tentang imunisasi

sebagai upaya pencegahan penyakit. Pada akhirnya

diharapkan adanya kesadaran orang tua untuk memelihara

kesehatan anak sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan

dan perkembangan anak.

5. Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa

kondisi yang menjadi pertimbangan untuk tidak

memberikan imunisasi pada anak, yaitu:

a.Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang

serius

b.Perubahan pada system imun yang tidak dapat member

vaksin virus hidup

c.Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system

imun, seperti sitostatika, transfuse darah, dan

imonoglobulin

d.Riwayat alergi terhadap alergi terhadap pemberian

vaksin sebelumnya seperti pertusis.

H. SKRINING DAN PENGAWASAN TUMBUH KEMBANG

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan

berbahasa, kreativitas kesadaran social, emosional,

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan

perkembangan berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga

di bentuk pada masa dini sehingga setiap

kelainan/penyimpanan sekeci lapapun, apabila tidak

ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas

perkembangan.

Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB

menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS).

Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan,

gangguan atau masalah dalam perkembangan anak

menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan )

Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST

(Denver Development Screening Test).

Franken bung (1901) melalui DDST (Denver Development

Sreening Test), mengemukakan 4 parameter perkembangan

yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita

meliputi:

1. Personal Sosial (kepribadian/tingkahlaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan .

2. Fine Motor Adaptive (Gerakanmotorikhalus)

Askep yang berhubungan dengan kemampuan anak

mengatasi sesuatu ,melakukan gerakan yang melibatkan

bagian-bagian tubuhnya saja dan dilakukan otak kecil,

terdapat memerlukan koordinasi yang cermat misalnya

kemampuannya.

3. Language (Bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara

mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh dan

sikap tubuh.

Beberapa milestone pokok yang harus diketahui dalam

mengetahui, tanpa perkembangan seseorang anak (milestone

perkembangan anak adalah tingkat perkembangan yang harus

di capai anak pada umur tertentu.

II. ASUHAN KEPERAWATAN IMUNISASI PADA ANAK

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Anak dan/atau Orang Tua

a. Nama

b. Alamat

c. Tempat dan tanggal lahir

d. Ras/kelompok entries

e. Jenis kelamin

f. Agama

g. Tanggal wawancara

h. Informan

2. Keluhan Utama

Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan

dalam kondisi sehat jasmani dan rohani karena akan

dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan memicu

fungsi imunnya, namun seiring dengan kondisi anak yang

rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan, tidak

menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi

ia berada dalam kondisi sakit. Keluhan ini dapat

dijadikan indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan,

ditunda sementara waktu, atau tidak diberikan sama

sekali.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan

dengan keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak

baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu

menjadi acuan, akan tetapi jika anak dalam kondisi

tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih

lanjut untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini,

selain untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat

dijadikan panduan apakah anak harus mendapat perawatan

lebih lanjut mengenai penyakitnya.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu

Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-

cedera, atau pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan

ini akan digunakan sebagai petunjuk yang berarti dalam

pemberian imunisasi.

a. Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan,

dan perinatal).

b. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.

c. Alergi.

d. Pengobatan terbaru.

e. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta

pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah

didapat sebelumnya.

f. Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum

melakukan imunisasi dapat pula dikaji pertumbuhan

dan perkembangan anak sehingga dapat

mengidentifikasikan indikasi imunisasi serta

pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta

pola perilaku anak baik ditujukan secara langsung

pada anak ataupun keluarganya).

g. Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi

kesehatannya.

5. Tinjauaan Sistem

Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya

kemungkinan masalah kesehatan pada anak, walau tampak

jarang dilakukan saat akan diimunisasi, namun tinjauan

ini akan menjadi pilihan yang lebih baik selain

pengkajian riwayat kesehatan anak karena dalam

pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang

diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap

kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum

disadari olehnya dan juga keluarga, sehingga alangkah

baik jika sebelum diimunisasi anak mendapatkan tindakan

pemeriksaan fisik untuk peninjauan terhadap sistem

tubuhnya.

Tinjauan sistem meliputi:

a. Menyeluruh/umum

b. Integument

c. Kepala

d. Mata

e. Telinga

f. Hidung

g. Mulut

h. Tenggorokan

i. Leher

j. Dada

k. Respirasi

l. Kardiovaskuler

m. Gastrointestinal

n. Genitourinaria

o. Ginekologik

p. Muskuluskeletal

q. Neurologik

r. Endokrin

6. Riwayat pengobatan keluarga

Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau

penyakit yang memiliki kecenderungan terjadi dalam

keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit

menular pada anggota .

7. Riwayat Psikososial

Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak,

terutama terfokus pada riwayat imunisasi yang pernah ia

dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan

kerisauan pada anak maka akan lebih baik jika saat

imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah

konsep anak terrhadap imunisasi.Riwayat Keluarga

Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai

individu dan sebagai anggota keluarga dan komunitas.

Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana keluarga

memahami tentang imunisasi yang akan diberikan pada

anak, meliputi jenis imunisasi, alasan diimunisasi,

manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Pengkajiaan

Nutrisi

Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang

asupan dan kebutuhan nutrisi anak dalam kaitannya

dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan

imunisasi dan dapat dijadikan bahan untuk pendidikan

kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi

meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan

pemeriksaan klinis.

8. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak

bertujuaan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan

tumbuh kembang anak, sehingga dengan data yang ada,

dapat diketahui mengenai keadaan anak yang dapat

membantu proses imunisasi dan juga pendidikan kesehatan

seputaran imunisasi anak. Prinsip-prinsip yang perlu di

perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan adalah:

a. Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan,

misalnya memberikan warna dinding netral, cukup

ventilasi, menjauhkan peralatan yang menakutkan bagi

anak, dan menyediakan makanan.

b. Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk

bermain agar anak menjadi kooperatif

c. Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang

mudah dan tidak menakutkan anak.

d. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang

kooperatif sehingga akan mengurangi rasa takut dari

anak yang lain.

e. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa

menjelaskan pada anak mengenai hal-hal yang perlu

dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri

kesempatan anak untuk membantu proses pemeriksaan.

f. Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat

berbaring di pangkuaan orang tua.

g. Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini

dapat merangsang anak yang lain agar tidak takut

untuk diperiksa.

h. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan

ibunya mengetahui nasehat petugas.

Berikutnya adalah melakukan pengkajiaan pada anak.

Hal-hal yang perlu dikaji adalah

a.Riwayat Pranatal

Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda

resiko tinggi saat hamil, seperti terinfeksi

TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan

lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau

berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak

ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh

kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal

maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.

b.Riwayat Kelahiran

Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara

kelahiran anaknya, apakah secara normal, dan

bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang

dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila

kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran

dengan tindakan seperti forceps, partuss lama,

atau kasep), maka gangguan tersebut dapat

mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.

c.Pertumbuhan Fisik

Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak,

perlu diperlakukan pengukuran antropometri dan

pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam pembahasan

sebelumnya, pengukuran antropometri yang sering

digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh

kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala.

Sedangkan lingkar lengan dan lingkar dada baru

digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada

anak.

9. Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang

Diperlukan

Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan

dan perkembangan pada bayi dan balita, terdapat

interpretasi hasil sebagai berikut:

a. Pertumbuhan dan perkembangan normal

Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak

dikatakan normal apabila grafik berat badan anak

berada pada jalur berwarna hijau pada kalender

balita (KMS) atau sedikit di atasnya. Arah grafik

harus naik dan sejajar mengikuti lengkungan jalur

(kurva) berwarna hijau. Sementara, pertumbuhan

anak dikatakan ideal jika pertumbuhan yang

ditetapkan dengan pengukuran antropometri adalah

BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.

Perkembangan anak tergolong normal apabila umur

dan kemampuan/kepandaian anak sesuai dengan

patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi

Tumbuh Kembang Balita, skor yang diperoleh saat

pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila

menggunakan kalender balita (KMS), maka kemampuan

anak sesuai usia yang terdapat pada gambar.

Sementara apabila menggunakan tes DDST maupun KPSP

, anak dapat melewati tugas-tugas perkembangannya

sesuai usia. Demikian juga untuk pemeriksaan

lainnya.

b. Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal

Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila

grafik berat badan anak berada jauh di atas warna

hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya

pada jalur merah. Ukuran antropometri lain yang

mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan

lingkar lengan dada. Perkembangan anak mengalami

penyimpangan apabila kemampuan kepandaian anak

tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak

mengalami keterlambatan. Pada tes DDST, anak tidak

dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya, atau

pada gambar kalender balita (KMS), kemampuan anak

tidak sesuai dengan usianya.

o Kartu Menuju Sehat

a. Pengertian

Kartu menuju sehat atau yang sering disingkat

KMS adalah suatu kartu atau alat penting yang

digunakan untuk memantau pertumbuhan dan

perkembangan anak (Soetjiningsih, 1996). KMS

yang ada untuk saat ini adalah KMS Balita, yaitu

kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta

indikator perkembangan yang bermanfaat untuk

mencatat dan memantau tumbuh kembang balita

setiap bulannya, dari sejak lahir sampai berusia

5 tahun (Depkes RI, 1996). Tujuan penggunaan KMS

Tujuan umum penggunaan KMS adalah mewujudkan

tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak

balita secara optimal. Adapun tujuan khususnya

meliputi:

1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua

untuk memantau tingkat perrtumbuhan dan

perkembangan yang optimal.

2. Sebagai alat bantu dalam memantau dan

menentukan tindakan yang diperlukan untuk

mewujudkan tumbuh kembang yang optimal.

3. Mengatasi malnutrisi di masyarakat secara

efektif dengan peningkatan pertumbuhan yang

memadai (promotivea).

b. Fungsi KMS Balita

Ada beberapa fungsi KMS. Secara umum, fungsi-

fungsi tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

1. Sebagai media untuk mencatat/memantau

riwayat kesehatan balita secara lengkap.

2. Sebagai media penyuluhan bagi orang tua

mengenai kesehatan balita.

3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat

digunakan oleh petugas untuk menentukan

tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik

bagi balita.

4. Sebagai kartu analisis tumbuh kembang

balita.

c. Dasar Pembuatan Kurva pada KMS

Kurva/grafik pertumbuhan pada KMS dibuat

berdasarkan standar baku WHO-NCHS yang

disesuaikan dengan situasi Indonesia. Batas

kurva bagian atas adalah persentil ke-50 dari

berat badan rata-rata anak laki-laki dan garis

bawah adalah persentil ke-3 dari berat badan ank

perempuan.

Kurva pertumbuhan tersebut dibagi dalam 5

kelompok (blok) sesuai dengan skala berat dalam

kg dan garis datar yang merupakan skala umur

menurut bulan. Kelompok 1 adalah untuk bayi

berusia 0-12 bulan, kelompok 2 adalah untuk usia

13-24 bulan, kelompok 3 adalah untuk usia 25-36

bulan, kelompok 4 adalah untuk usia 37-48 bulan,

dan kelompok 5 adalah usia 49-60 bulan,

Dalam setiap kelompok kurva terdapat garis

melengkung yang menggambarkan pola pertumbuhan

berat badan, berupa garis berwarna merah dengan

pita kuning, hijau muda, dan hijau tua. Masing-

masing warna tersebut mempunyai dasar dan makna

sebagai berikut:

1) Garis merah dibentuk dengan menghubungkan

angka yang dihitung dari 70% median baku

WHO-NCHS.

2) Dua pita kuning yang berada di atas pita

merah, berturut-turut merupakan batas atas

75% dan 80% dari median baku WHO-NCHS.

3) Dua pita warna hijau muda yang berada di

atas pita kuning, berturut-turut merupakan

batas atas 85% dan 90% dari median baku WHO-

NCHS.

4) Dua pita warna hijau tua yang berada di atas

hijau muda, berturut-turut merupakan batas

atas 95% dan 100% dari median baku WHO-NCS.

5) Dua pita warna hijau muda dan kuning paling

atas, masing-masing bernilai 5% dari median

baku adalah daerah dimana anak-anak sudah

mempunyai kelebihan berat badan.

Dari pengukuran kurva pertumbuhan BB, hasil

berikut ini dapat diinterpretasikan :

1) Apabila ada pengukuran arah garis meningkat

(mengikuti arah kurva), berarti pertumbuhan

anak baik.

2) Apabila pada pertumbuhan arah garis mendatar,

berarti pertumbuhan kurang baik sehingga anak

memerlukan perhatian khusus.

3) Apabila pada pengukuran arah garis menurun,

berarti anak memerlukan tindakan segera.

Dari interpretasi berikut dapat dijelaskan

bahwa pertumbuhan anak baik apabila mengikuti

arah lengkungan kurva. Kedudukan anak padakurva

merupakan keadaan persentasi/persentil.

d. “Growth Monitoring Promotion” (GMP)

GMP adalah suatu kegiatan pengukuran pertumbuhan

anak yang dilakukan secara teratur, dicatat, dan

kemudian diinterpretasikan dengan maksud agar

dapat memberikan penyuluhan serta melakukan

tindakan lanjut. Terdapat empat elemen kunci

dari GMP, yaitu :

4) Merupakan strategi pencegahan sebelum terjadi

gangguan pertumbuhan, yaitu dengan

penimbangan secara teratur.

5) Merupakan strategi mengubah lingkungan anak

yang kurang sesuai melalui komunikasi yang

efektif dengan ibu.

6) Berhubungan dengan lingkungan secara

menyeluruh yang memengaruhi tumbuh kembang

anak.

7) Ibu/masyarakat ikut terlibat dalam usaha

mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Kesalahan yang sering terjadi pada kegiatan GMP

adalah kuratif lebih diutamakan daripada

preventif, pemantauan, dimulai terlambat,

penimbangan dan pengisian kartu sering

dilaksanakan secara rutin tanpa umpan balik,

pemberian makanan tambahan menjadi satu-satunya

aktivitas, interaksi antara petugas dan orang

tua beranggapan apabila GMP lancar maka anak

tidak bermasalah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat timbul dari

tindakan imunisasi pada anak meliputi:

1. Kurang pengetahuan keluarga (ibu)

2. Kesiapan meningkatkan status imunisasi.

3. Perilaku mencari bantuan kesehatan.

4. Risiko hipertermi berhubungan dengan proses

imunisasi.

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun

sebelumnya.

D. EVALUASI KEPERAWATAN

Ditentukan dari hasil yang diperoleh pada implementasi

keperawatan yang disesuaikan dengan tujuan dan kriteria

hasil dalam perencanaan sehingga dapat ditentukan

diagnose tersebut telah teratasi atau belum.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul.2008.Pengantar ilmu Kesehatan anak

untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan. Jakarta : EGC

Schwartz, M.William. 2004. Clinical Handbook of Pediatrics.

Jakarta : EGC

Supartini, Yupi. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan

anak. Jakarta :EGC

Umar, 2006. Imunisasi Mengapa Perlu ?.Jakarta : PT. Kompas

Media Nusantara

Wahab,samik. 2000. Ilmu kesehatan anak vol. 2. Jakarta : EGC

Nanda International. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi

2009-2011. Jakarta: EGC.

www.litbang.depkes.go.id/~djunaedi/documentation/vol.32_No.2/

imunisasi.pdf (diakses pada tanggal 9 Juni 2014 Pk. 20.00 WITA

)

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-

rokhaelisy-6023-2-babii.pdf

(diakses Senin,9 Juni 2014 Pk.16.00 WITA)

http://panerenaisans.blogspot.com/2011/05/gambaran-

pengetahuan-ibu-tentang.html

(diakses Senin,9 Juni 2014 Pk.16.00 WITA)