tugas uas sejarah
TRANSCRIPT
ARSITEKTUR NUSANTARAUJIAN AKHIR SEMESTER
SEJARAH ARSITEKTUR 1
PRABAWATY ATMANIA
315110141/C
Prof. dr. Ir. Josef Prijotomo M.arch.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ingin mengucapkan rasa
terimakasih saya teruatama kepada Tuhan yang Maha Esa
karena pada akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Saya juga berterimakasih
kepada bapak Prof. dr. Ir. Josef Prijotomo M.arch.
selaku dosen mata kuliah sejarah arsitektur satu
karena telah memberikan bimbingan selama semester ini
dan memberikan kesempatan kepada saya untuk membuat
makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai salah
satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan mata kuliah yaitu sejarah arsitektur 1.
Selain itu, makalah ini juga dapat dijadikan suatu
bukti dalam pemahaman pelajaran yang ada selama
semester pertama ini.
Dalam penulisan makalah ini tentu saja banyak
permsalahan dan rintangan. Maka dari itu, saya
mengakui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna. Diharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun.
2
Sekian dari saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan para pembaca.
Jakarta, 14 Desember 2011
Penulis
PENDAHULUANDalam mempelajari arsitektur tentunya seperti
yang kita ketahui arsitektur dipengaruhi oleh berbagai
hal yang ada disekitarnya baik itu faktor dari
bangunan itu sendiri meliputi kekokohan dan aspek
lainnya, maupun faktor dari keadaan lingkungannya. Hal
ini mengakibatkan adanya perbedaan dari setiap
arsitektur di setiap daerah. Setiap daerah tentunya
memiliki ciri khas masing-masing baik itu berasal dari
kepercayaan dari leluhur, topografi, keadaan cuaca atu
iklim. keadaan masyarakat, dan juga letak
geografisnya. Semua itu akan menghasilkan arsitektur
yang berbeda-beda disesuaikan dengan bagaimana
kebutuhan akan daerah tersebut.
Indonesia, Negara kita ini terletak di tengah-
tengah daerah khatulistiwa tentunya mempunyai
perbedaan kebudayaan, masyarakat, topografi, keadaan
3
iklim, cuaca yang berbeda dengan negara lainnya.
Sehingga timbulah adanya arsitektur nusantara yang
membedakan dengan arsitektur Eropa-Amerika ataupun
arsitektur daerah lainnya.
Dengan adanya perbedaan –perbedaan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor tentunya akan
mempengaruhi bagaimana bahan bangunan yang akan
dipakai dalam membangun suatu tempat tinggal di daerah
tersebut. Selain bahan bangunan, konstruksi dari
sebuah bangunan juga akan menjadi suatu pertimbangan
seorang arsitektur, misalnya muncul pemikiran
bagaimana caranya agar dalam keadaan daerah yang rawan
gempa namun bangunan dapat tetap bertahan? Semua ini
tentunya juga dipengaruhi oleh kebudayaan dan
kepercayaan yang ada dari masyarakat.
ARSITEKTUR NUSANTARA Arsitektur nusantara ini mempunyai ciri khas
tersendiri. Arsitektur nusantara merupakan sebuah
arsitektur pernaungan bukan lah asitektur
perlindungan. Hal ini bisa dikatakan seperti ini
karena nusantara kita ini mempunyai letak geografis
4
yang berada di tengah-tengah khatulistiwa. Dengan
demikian Indonesia termasuk negara yang mempunyai
iklim tropis dan hanya mempunyai dua musim yaitu musim
penghujan dan musim kemarau.
Iklim tropis bukanlah suatu iklim yang dapat
mematikan. Dalam lingkungan iklim tropis seorang
manusia masih dapat bertahan hidup walaupun tanpa
adaanya tempat perlindungan. Yang dibutuhkan dalam
nusantara kita ini hanyalah tempat bernaung. Tempat
pernaungan dari hujan dan terik matahari. Hal ini
berbeda dengan negara-negara lain dengan iklim
subtropis yang mempunyai empat musim. Seseorang tidak
dapat bertahan hidup dalam iklim subtropis tanpa
adanya perlindungan yang memadai. Hal ini disebabkan
karena adanya empat musim yang mempunyai cuaca yang
sangat ekstrim. Sebagai contohnya pada saat musim
salju, tidak akan ada yang dapat bertahan hidup tanpa
mempunyai tempat berlindung.
ARSITEKTUR PERLINDUNGAN ARSITEKTUR PERNAUNGAN
5
Dilihat dari segi iklim, iklim tropis yang
merupakan iklim dari arsitektur nusantara, mempunyai
tingkat kelembapan yang tinggi. Dalam hal ini tentu
saja arsitektur bangunan yang ada di nusantara ini
disesuaikan dengan keadaan kelemapan yang tinggi.
Penyesuaian yang dilakukan dapat menggunakan berberapa
cara, baik itu dengan memperhatikan ventilasi, ruang
yang terbuka, atau bahan bangunan yang digunakan.
Biasanya, masyarakat menggunakan angin sebagai salah
satu penyejuk dan dapat mengurangi tingkat kelembapan.
Seperti halnya bisa kita lihat rumah adat kampung naga
sebagai contoh.
Rumah adat kampung naga mengatur ventilasinya
agar rumah tetap kering dan sejuk, sehingga dapat
mengimbangi kondisi iklim tropis. Atap dari rumah adat
ini berbentuk atap pelana yang disebut suhunan panjang
dan terbuat dari ijuk. Bahan ijuk digunakan karena
kedap air, angin tetap dapat masuk, selain itu juga
menjaga kehangatan rumah pada saat malam hari.
6
RUMAH ADAT KAMPUNG NAGA
KONSTRUKSI
Pada suatu bangunan tentunya sangat perlu diperhatikan
tentang kekokohannya, tidak hanya sekedar indah namun
juga kokoh dan dapat bertahan lama. Kokoh atau tidaknya
suatu bangunan atau tempat tinggal itu sangat bergantung
terhadap bagaimana konstruksinya.
Negara in
7