tugas ilmu gizi dan terapi diet terapi gizi pada penyakit hiperuresemia
TRANSCRIPT
Page1
TUGAS ILMU GIZI DAN TERAPI DIET
TERAPI GIZI PADA PENYAKITHIPERURESEMIA
Dosen PembimbingIderis, S.Kep,Ns, MPH
Disusun Oleh:Kelompok V
Ahyunin Nadiro (11.20.1610) Isma’ul Nikmah (11.20.1638) Novitasari (11.20.1666)
Wahidah Saputri (11.20.1692 )
Page2
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANCAHAYA BANGSA BANJARMASIN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha
Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “TERAPI GIZI PADA HIPERURESEMIA” dengan baik
dan tepat waktu.
Adapun pembuatan makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai
tugas dari mata kuliah “Ilmu Gizi dan Terapi Diet”. Selain itu,
pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan manfaat yang
berguna bagi ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
terlibat dan membantu dalam pembuatan makalah sehingga semua dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar. Selain itu, penulis juga
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap
kekurangan dalam makalah agar selanjutnya penulis dapat memberikan
karya yang lebih baik dan sempurna. Semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi pengetahuan para pembaca.
Banjarmasin, April 2013
Penulis
Page3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUANA. Latar
Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
Page4
D. Manfaat.................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASANA. Pengertian
Hiperuresemia....................................................................................6
B. Penyebab Hiperuresemia......................................................................................6
C. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Asam Urat.....................7
D. Faktor-Faktor Pencetus Asam Urat.......................................................................9
E. Diagnosis...............................................................................................................9
F. Terapi....................................................................................................................9
G. Komplikasi............................................................................................................10
H. Pencegahan..........................................................................................................10
I. Terapi Gizi Pada Hiperuresemia...........................................................................11
BAB III PENUTUPA. Kesimpulan.............................................
.......................................................
......15B. Saran..................................................
.......................................................
...........15
Page5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperurisemia adalah konsentrasi monosodium urat dalam
plasma yang melebihi batas kelarutan yaitu lebih dari 7 mg/dl
(Asdie,2000). Menurut iskandar, hiperurisemia adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang
serta adanya ngilu yang terasa sangat nyeri karena adanya
endapan kristal asam urat yang terkumpul didalam sendi sebagai
akibat dari tingginya kadar asam urat didalam darah ( Junaidi,
2006 ). Kadar normal asam urat untuk wanita adalah 2,4-5,7
mg/dl dan 3,4-7 mg/dl untuk pria ( krisnatuti,2008).
Page6
Insiden hiperurisemia lebih sering ditemukan pada bangsa
Maori di Selandia baru, Filiphina dan bangsa Asia Tenggara.
Faktor yang dianggap berperan sehubungan dengan tingginya
hiperurisemia diantara bangsa Maori adalah pembuangan asam
urat yang rendah pada ginjal, pemakaian alkohol, konsumsi
makanan tinggi purin dan kegemukan (Junaidi,2006). Sedangkan
di Indonesia kejadian hiperurisemia menduduki urutan kedua
terbanyak setelah osteoarthritis (Dalimartha,2008). Kejadian
hiperurisemia di indonesia banyak terjadi pada suku Minahasa
dan Tapanuli, karena mereka banyak yang mengonsumsi alkohol
dan ikan.(Wibowo.2009)
Asupan makanan tinggi purin berpengaruh terhadap kadar
asam urat dalam tubuh. Secara ilmiah purin terdapat dalam
tubuh dan dijumpai pada semua makanan. Metabolisme purin dalam
tubuh akan menghasilkan asam urat. Orang yang menderita
hiperurisemia pasti mempunyai kadar asam urat yang tinggi di
dalam tubuhnya. Jika asupan makanan tinggi purin berlebih,
sementara tubuh sudah mengalami peninggian kadar asam urat,
maka purin yang masuk semakin banyak dan menjadi timbunan
kristal asam urat. Apabila penimbunan kristal terbentuk di
cairan sendi, maka terjadilah penyakit gout, dan jika
penimbunan terjadi di ginjal, akan muncul batu asam urat
ginjal yang disebut dengan batu ginjal.(Nadiana, 2007)
Penderita umumnya menderita hiperurisemia dengan
komplikasi penyakit hipertensi, dislipidemia dan decomp.
B. Rumusan Masalah
Page7
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, yang menjadi
permasalahan adalah
bagaimanakah gambaran asupan bahan makanan sumber purin dengan
kadar asam
urat pada penderita hiperurisemia.
C. Tujuan1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran asupan bahan makanan sumber purin
dengan kadar
asam urat pada penderita hiperurisemia.
2. Tujuan khusus
a. Mendiskripsikan karakteristik penderita hiperurisemia
(jenis kelamin, umur,
pendidikan, pekerjaan, status gizi, keluhan).b. Mendiskripsikan asupan bahan makanan sumber purin pada
penderita
hiperurisemia
c. Mendiskripsikan kadar asam urat pada penderita
hiperurisemia
D. Manfaat1. Bagi penulis
Dapat mengetahui gambaran asupan bahan makanan sumber
purin dengan kadar
asam urat pada penderita hiperurisemia
2. Bagi masyarakat
Page8
Dapat menambah pengetahuan dan memberi informasi tentang
masalah penyakit
Hiperurisemia
BAB II
PEMBAHASANA. Pengertian Hiperuresemia
Hiperuresemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan
kadar asam urat darah di atas normal. Hal-hal yang dapat
menyebabkan peningkatan kadar asam urat serum tersebut yaitu
pembentukan asam urat yang berlebihan, penurunan ekskresi asam
urat, atau dapat juga gabungan keduanya. (Syukri,2007;
Putra,2009; Mustafiza,2010; Edwards,2009)
Menurut Direktorat Bina Farmasi Indonesia dan Klinik
(2006), kadar asam urat tersebut atau konsentrasi asam urat
dalam serum ini adalah batas kelarutan monosodium urat dan
plasma. Jika konsentrasi asam urat sekitar 8 mg/dl atau lebih,
monosodium urat cenderung mengendap di jaringan dan pada pH 7
atau lebih asam urat ada dalam bentuk monosodium urat.
Page9
Banyak batasan yang digunakan untuk menyatakan bahwa
seseorang mengalami hiperuresemia, yaitu secara umum kadar
asam urat di atas 2 standar deviasi hasil laboratorium pada
populasi normal. Dari data didapatkan bahwa hanya 5-10% pria
normal yang mempunyai kadar asam urat diatas 7 mg% dan sedikit
dari penderita gout yang mempunyai kadar asam urat dibawah
kadar tersebut.
Oleh karena itu, batasan seseorang dikatakan hiperuresemia
adalah kadar asam urat diatas 7 mg% pada pria dan 6 mg% pada
wanita.
Pada kondisi seseorang mengalami hiperuresemia, kadar asam
urat serum akan melebihi batas kelarutannya. Tofus akan
terbentuk di dalam jaringan lunak dan persendian, berupa
endapan yang terjadi akibat kristalisasi natrium urat. Proses
inilah yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi peradangan
akut, yaitu artriris gout akut yang bisa berlanjut menjadi
artritis gout kronis.
B. Penyebab Hiperuresemia
Berdasarkan penyebabnya hiperurisemia dibagi menjadi 2
yaitu Hiperurisemia primer, yang penyebabnya belum diketahui
dan hiperurisemia sekunder, yang diketahui penyebabnya seperti
kelainan glikogen dan ginjal (Utami, 2004). Sedang menurut
Page10
buku lain karangan Krisnatuti, penyebab hiperurisemia adalah
gangguan metabolisme sejak lahir. Gangguan ini menyebabkan
kadar asam urat dalam serum tinggi.
Selain itu, kadar asam urat juga tegantung pada beberapa
faktor antara lain konsumsi makanan yang tinggi purin, berat
badan, jumlah alkohol yang diminum,obat diuretik atau
analgetik, faal ginjal dan volume urin perhari (Krisnatuti,
2008). Sedangkan menurut Junaidi, hiperurisemia terjadi karena
pembentukan asam urat berlebihan, pengeluaran asam urat
melalui ginjal kurang dan perombakan dalam usus yang berkurang
(Junaidi, 2006).
Penyebab terjadinya hiperuresemia tidak terlepas dari
organ ginjal. Ginjal adalah organ utama yang berguna untuk
membuang produk sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan
lagi oleh tubuh. Produk-produk ini meliputi urea yang berasal
dari metabolisme asam amino, kreatinin dari kreatinin otot,
asam urat yang berasal dari asam nukleat, produk akhir dari
pemecahan hemoglobin seperti bilirubin dan metabolit dari
berbagai hormon. Produk-produk ini dibersihkan dari tubuh
secepat produksinya.
C. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Asam Urat
1. Usia
Hiperuresemia lebih sering dialami oleh pria yang
berusia diatas 40 tahun. Hal ini disebabkan karena kadar
asam urat pada pria cenderung meningkat dengan
Page11
bertambahnya usia, sedangkan pada wanita baru meningkat
setelah menopause pada rentang usia 60-80 tahun.
2. Jenis Kelamin
Hiperuresemia lebih banyak dialami pria dibandingkan
wanita. Hal ini disebabkan karena pria memiliki kadar
asam urat yang lebih tinggi daripada wanita. Hal ini
berkaitan dengan hormon estrogen. Peran hormon estrogen
ini membantu mengeluarkan asam urat melalui urin. Pria
tidak memiliki hormon estrogen yang tinggi, sehingga
akibatnya asam urat sulit diekskresikan melalui urin dan
hal inilah yang menyebabkan resiko peningkatan kadar
asam urat lebih tinggi pada pria.
3. Konsumsi Purin
Bahan makanan yang mempunyai kandungan purin yang
tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat dalam urin
sekitar 0,5-0,75 gr/ml. Contoh makanan yang mengandung
purin tinggi yaitu ikan sardine, hati, ginjal dan otak.
Sedangkan makanan yang mengandung purin rendah, yaitu
kacang-kacangan, gandum, buncis, dan lain-lain.
Makanan-makanan tersebut akan dibagi menjadi 3 grup,
yaitu grup A, grup B, dan grup C. Grup A yaitu grup
makanan yang mempunyai kandungan purin dalam konsentrasi
tinggi, sekitar 150 - 1000 mg purin/ 100g. Grup B yaitu
makanan yang mempunyai kandungan purin sedang, sekitar
50 - 100 mg purin/ 100g. Dan grup C yaitu makanan yang
mempunyai kandunga purin rendah, sekitar < 50mg purin/
100g.
Grup A Grup B Grup C
Page12
Makanan laut/ikan:
sardine
Organ dalam:
ginjal, kuah
daging, otak,
limpa, usus, dll.
Daging: sapi,
kambing, ayam,
bebek, kalkun
Makanan laut:
kerang kepiting
Sayuran: kembang
kol, bayam, dll.
Roti, sereal, kopi,
susu, telur.
4. Gagal Ginjal
Jika seseorang mengalami gagal ginjal, maka tubuh
akan gagal mengeluarkan timbunan asam urat melalui urin.
Timbunan asam urat inilah yang dapat memicu terjadinya
peningkatan kadar asam urat.
5. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan berperan dalam memicu
terjadinya peningkatan kadar asam urat, contohnya yaitu
obat-obatan diuretika (furosemid dan hidroklorotiazida)
karena dapat menurunkan ekskresi asam urat urin.
6. Dalam Keadaan Kelaparan
Karena dalam kondisi ini dapat menyebabkan tubuh
kekurangan kalori dan ini akan dipenuhi dengan membakar
lemak tubuh. Pembakaran lemak akan menghasilkan zat
keton yang dapat menghambat keluarnya asam urat melalui
ginjal.
D. Faktor-Faktor Pencetus Asam Urat
1. Dehidrasi
2. Alkohol
Page13
3. Overeating
4. Trauma/injury pada sendi
5. Demam
6. Tindakan pembedahan
E. Diagnosis
1. Gejala
a) Inflamasi dan nyeri sendi yang mendadak, biasanya
timbul pada malam hari
Nyeri hebat, bengkak, kemerahan, panas
Demam, menggigil, nyeri badan
b) Hilang dalam 3-10 hari walau tanpa pengobatan
c) 90% serangan pertama menyerang 1 sendi saja
2. Laboratorium
a) Kadar asam urat à bisa normal / tinggi
b) Pemeriksaan cairan sendi à Gold Standard
Ditemukan kristal yang mengendap pada sendi
F. Terapi
1. Mengatasi serangan akut dengan segera
Obat: analgetik, colcichine, kortikosteroid
2. Program pengobatan untuk mencegah serangan berulang
Page14
Obat: analgetik, colcichine dosis rendah
3. Mengelola hiperurisemia (menurunkan kadar as.urat) &
mencegah komplikasi lain
Obat-obat penurun asam urat
Lifestyle
G. Komplikasi
1) Ginjal
a) Batu ginjal
b) Gagal ginjal akut / kronis
2) Kardiovaskuler
a) Hipertensi
b) Payah jantung
3) Penyakit metabolik lain
a) Diabetes
b) Hiperlipidemia
H. Pencegahan
1. Minum cukup (8-10 gelas / hari)
2. Mengelola Obesitas BB Ideal
3. Kurangi konsumsi alkohol
4. Pola diet sehat
Page15
I. Terapi Gizi Pada Hiperuresemia
1. Tujuan Intervensi Diet
a) Diet hiperurisemia yang lebih dikenal dengan istilah Diet
Rendah Purin bertujuan untuk mengurangi pembentukan asam
urat sehingga kadarnya dalam darah berada di dalam batas-
batas normal. Tujuan ini dicapai dengan membatasi konsumsi
makanan, khususnya yang tinggi purin (kandungan purin 150 mg
- 1500 mg/100 gram bahan makanan).
b) Mempermudah ekskresi asam urat ke dalam urin dengan
peninggian pH urin melalui diet tinggi sisa basa dan
peningkatan asupan cairan. Diet tinggi sisa basa dilakukan
dengan mengurangi konsumsi bahan makanan yang mengasamkan
urin dan memperbesar konsumsi bahan makanan yang membuat
urin lebih alkalis.
c) Menurunkan berat badan jika penderitanya terlalu gemuk
dan kemudian mempertahankan berat badan yang normal.
Dengan demikian diet rendah purin memiliki beberapa
perbedaan dibandingkan dengan diet seimbang bagi orang
normal. Makanan yang dikonsumsi penderita tidak boleh
melebihi 150 mg purin per hari agar kadar asam urat dalam
darah tidak melebihi 7 mg%. Karakteristik pada diet rendah
purin adalah:
Page16
(1)Pembatasan bahan makanan yang kandungan purinnya tinggi
(melebihi 150 mg%) seperti JAS-BUKET (Jerohan & Jamur
kering, Alkohol, Sardencis (dan makanan yang diasamkan),
Burung, Unggas (bebek, angsa), Kaldu, Emping dan Tape
(produk peragian). Makanan yang kandungan purinnya antara 50
-150 mg purin/100 gram bahan makanan (misalnya, daging sapi,
ayam, ikan, kacang-kacangan yang dikeringkan, bayam, buncis,
kembang kol, jamur segar dan asparagus) harus dikurangi.
(2)Penambahan konsumsi sayuran dan buah yang dapat membantu
pengeluaran asam urat.
(3)Pembatasan konsumsi lemak karena asupan lemak yang
berlebihan akan membatasi ekskresi asam urat.
(4)Peningkatan asupan cairan sehingga mencapai 2 liter per
hari atau 1 cc per kalori makanan yang dikonsumsi.
2. Prinsip Diet Hiperurisemia
Diet hiperurisemia pertama-tama harus mengikuti dahulu
prinsip umum diet gizi seimbang seperti yang dikemukakan
dalam Pedoman Empat-Sehat Lima-Sempurna dan 13 Pesan Dasar
Gizi Seimbang. Selanjutnya diet tersebut mengacu pada
pedoman yang disyaratkan dalam diet rendah purin:
Membatasi makanan yang mengandung 150 mg purin atau lebih
setiap porsinya
Asupan protein daging tidak lebih dari 100 – 200 g untuk
setiap kali makan
Page17
Mempertahankan asupan makanan sumber karbohidrat dalam
jumlah cukup untuk mencegah pemecahan jaringan tubuh atau
ketosis
Hindari asupan lemak berlebihan
Pertahankan berat badan ideal. Jika mempunyai berat badan
yang berlebih, penurunan berat badan sebaiknya secara
bertahap karena penurunan berat badan yang cepat dapat
menimbulkan ketonemia, yang dapat menyebabkan
serangan terhadap gout. Idealnya penurunan berat badan
sekitar 0,5kg/minggu
Kurangi asupan alkohol. Kelebihan alkohol mungkin dapat
menghambat pengeluaran asam urat dalam urin karena
penimbunan asam laktat yang akan diikuti oleh penimbunan
hiperurisemia
Asupan cairan antara 2000-3000 ml/hari untuk mengeluarkan
asam urat melalui urin dan mencegah pembentukan batu ginjal
Buah dan sayuran dikonsumsi secukupnya.
3. Pola Diet
Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan,
udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging,
ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng
Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-
kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus,
buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung
Page18
Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan
Bahan makanan yang diperbolehkan adalah:
1. Bahan Makanan Sumber karbohidrat (HA)
Semua jenis bahan makanan pokok dapat dikonsumsi dengan
jumlah seimbang menurut kebutuhan masing-masing. Makanan
pokok terdiri atas bijian dan umbi, termasuk produk
olahannya seperti mi atau bihun.
2. Bahan Makanan Sumber Protein
a. susu dan hasil olahannya, keju, telur,
b. daging, ayam, ikan (maksimal 50 gram/hari)
c. kacang-kacangan kering maksimal 25 gram/hari atau
tahu/tempe 50 gram/hari
3. Bahan Makanan Sumber Vitamin-Mineral
a. semua jenis buah-buahan
b. semua jenis sayuran kecuali bayam, buncis, kembang kol,
kacang polong, jamur,
asparagus, yaitu maksimal 50 g/hari
4. Minuman: semua minuman kecuali yang mengandung alkohol
5. Bumbu: semua bumbu kecuali ragi.
Page19
Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi
bahan makanan gol.A, sedangkan konsumsi gol.B dibatasi
Batasi konsumsi lemak
Banyak minum air putih
Contoh:
Pagi : Roti dengan margarin dan selai, susu/ kopi/ teh manis
Jam 10 : Buah pepaya
Siang : Nasi putih, pepes ikan, sayur asam, jeruk
Jam 16 : Buah pisang
Malam: Nasi putih, telur bumbu bali, cah tahu, sayur bening gambas wortel, apel
Page20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan
kadar asam urat darah secara normal.
2. Penyebab hiperuresemia adalah mengkonsumsi makanan yang
tinggi purin, berat badan, jumlah alkohol yang
diminum,obat diuretik atau analgetik, faal ginjal dan
volume urin perhari.
3. Diet yang disyaratkan pada diet rendah purin:
-Pembatasan bahan makanan yang tinggi purin
-Alkalinisasi urin untuk memudahkan ekskresi asam urat
-Peningkatan asupan cairan
-Penurunan berat badan pada pasien dengan kegemukan
-Penghindaran alkohol.
B. Saran
Bagi penderita hiperuresemia supaya tidak mengkonsumsi
makanan yang tinggi purin, kelola obesitas, kurangi konsumsi
alkohol, dan jaga pola diet sehat agar penyakit itu tidak
sampai mengalami komplikasi ke bagian tubuh lain.
Page21
DAFTAR PUSTAKAIndriawan,iin.2009.Penyakit.repository.unikom.ac.id/repo/sector/kampus/view/blog/key/.../Penyakit. Diakses tanggal 13maret 2011.
Nucleus Precise News Letter Edisi – 1). Asam Urat atauGout.www.mirbrokers.com/.../Newsletter%2070%20Edisi%201%20-%20Asam%20Urat%20310120111.pdf. Diakses tanggal 13 maret 2011.
Nucleus Precise News Letter Edisi – 2. Asam Urat atau Gout.www.mirbrokers.com/.../Newsletter,%2071%20edisi%202%20Asam%20Urat%2015.02.2011.pdf. Diakses tanggal 13 maret 2011.
Hensen dan Tjokorda R. 2007. Hubungan konsumsi Purin dengan HipersemiaPada Suku Bali di daerah Pariwisata Pedesaan.http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/4%282%29.pdf. diaksestanggal 17 Maret 2011.