terapi gestalt

22
TERAPI GESTALT Ika Apriati W.P, M.Psi, Psikolog

Upload: independent

Post on 15-Nov-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TERAPI GESTALTIka Apriati W.P, M.Psi, Psikolog

Latar Belakang Dikembangkan oleh Perls setelah

makalahnya ditolak dalam pertemuan psikoanalis pada tahun 1936

Terapi Gestalt dipublikasikan pertama kali pada tahun 1951 dalam buku yang berjudul “Gestalt Therapy Excitement and Growth in the Human Personality”

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang artinya bentuk/wujud

Asumsi Dasar Individu-individu mampu menangani

sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif

Bentuk terapi eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu –individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka mengharap kematangan.

Non-interpretatif dan sedapat mungkin klien menyelenggarakan terapi sendiri.

Konsep Utama Menekankan dialog antara klien dan ahli

terapi Gaya melakukan terapinya meliputi dua

agenda personal :Memindahkan klien dari dukungan/pengaruh lingkungan pada dukungan/ pengaruh dirinya sendiriMemadukan kembali bagian-bagian kepribadian yang diingkari.

Prinsip Teori Gestalt Holisme

Semua perangai dipandang sebagai satu kesatuan dan seluruhnya koheren, dan semua berbeda dari setiap bagiannya.

Teori lapanganOrganisme harus dilihat dalam lingkungannya sendiri, atau dalam konteksnya, sebagai bagian lapangan yang berubah-rubah secara konstan

Proses formasi figurMenggambarkan bagaimana individu mengorganisir lingkungannya dari waktu ke waktu

Aturan organismis diri

Unfinished Business Tetap bertahan sampai individu menghadapi

dan mempermasalahkan perasaan-perasaan yang terpendam.

Pemberian perhatian pada pengalaman tubuh atas asumsi bahwa jika perasaan tidak diungkapkan maka cenderung menimbulkan gejala-gejala psikologis.

Mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkap seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan, dan sebagainya.

Hubungan Dan Tantangan Menjalin Hubungan

Dibutuhkan jika perubahan dan pertumbuhan ingin terjadi

Tantangan dalam menjalin hubungan :1. Introjeksi2. Proyeksi3. Retrofleksi 4. Defleksi 5. Konfluens

Tantangan Menjalin Hubungan Introjeksi

Kecenderungan untuk menerima kepercayaan dan derajat orang lain tanpa kritis, tanpa menjadikannya selaras dengan keadaan kita sebenarnya.

Proyeksi : Kebalikan introjeksi, dalam proyeksi kita ditunjukkan aspek-aspek tertentu diri kita dalam lingkungan. Ketika kita sedang diproyeksi, kita mempunyai gangguan yang membedakan antara dunia internal dan dunia luar, berupa sifat-sifat kepribadian kita yang tidak konsisten dengan citra diri kita yang ditunjukkan didepan orang lain.

RetrofleksiMelihat diri kita ke belakang apa yang ingin kita lakukan pada orang lain dan sedang melakukan apa untuk diri kita, apa yang akan dilakukan orang lain pada kita.

Defleksi Proses penyimpangan, sehingga sulit untuk mempertahankan rasa keterhubungan yang ditopang. Penyimpangan ini berupa berkurangnya pengalaman emosional.

Konfluens Pengaburan perbedaan antara pribadi dan lingkungan. Konfluens dalam masalah hubungan meliputi ketidakterlibatan diri dalam konflik .

Tujuan Terapi Tujuan dasar terapi Gestalt adalah untuk memperoleh

kesadaran. Meningkatkan kesadaran diri Secara bertahap ,mengambil hikmah pengalaman. Mengembangkan kemampuan dan memperoleh nilai untuk

memenuhi kebutuhan tanpa harus melanggar hak orang lain.

Lebih sadar akan perasaannya Belajar bertanggungjawab pada apa yang mereka lakukan

termasuk menerima konsekwensi perbuatannya. Beralih dari dukungan luar pada peningkatan dukungan

internal diri sendiri Mampu meminta dan mendapat pertolongan dan menolong

orang lain.

Fungsi Terapis Mengajak klien pada suasana pertemanan yang

aktif dimana mereka bisa belajar tentang dirinya sendiri dengan cara mengadopsi perilaku yang sudah diujikan dalam kehidupan dimana mereka menguji coba perilaku baru dan memperhatikan apa yang terjadi.

Sasaran terapis adalah kematangan klien dan pembongkaran “hambatan-hambatan yang mengurangi kemampuan klien berdiri di atas kaki sendiri”.

Memberikan perhatian pada bahasa tubuh klien dan bahasa yang digunakan klien

Beberapa Aspek Bahasa yang Menjadi Fokus

Katanya : klien banyak mengatakan “katanya” dari pada “saya memang”, ini merupakan bahasa dari orang yang mengalami kegamangan kepribadian. Contoh klien mengatakan “katanya menjalin pertemanan itu sulit”, maka klien ini harus dirubah pernyataannya menjadi “ saya mengalami kesulitan dalam menjalin pertemanan”

Kata Anda : bahasa impersonal yang cenderung menyembunyikan kesalahan/ ketidakmampuannya. Klien harus dirubah untuk berani mengatakan “Kata Saya, Menurut Saya”

Mendengarkan bahasa yang tidak mengandung cerita : klien sering menggunakan bahasa yang mengelak untuk menceritakan perjuangan berat hidupnya.

Polster percaya bercerita bukanlah suatu yang selalu berupa resistensi, namun, bercerita bisa menjadi jantung/ inti/ modal utama dari proses terapi ini, manusia adalah mahluk yang suka bercerita.

Tiga Rangkaian Integrasi Gestalt1. Discovery ; klien akan menemukan kenyataan baru

tentang dirinya, atau mereka mendapatkan pandangan baru tentang orang-orang yang penting dalam hidupnya.

2. Akomodasi ; klien mengenal bahwa dirinya mempunyai pilihan. Membuat pilihan baru sering dilakukan dengan canggung, tetapi dengan dukungan klien akan mendapatkan kemampuan untuk mengatasinya dalam situasi yang sulit.

3. Asimilasi; berupa pembelajaran klien bagaimana mereka mempengaruhi lingkungannya. Dalam fase ini klien merasa mampu mempersoalkan berbagai keterkejutan yang mereka temui dalam kehidupannya sehari-sehari.

Teknik-teknik Intervensi Gestalt Permainan Dialog Internal Berkeliling Latihan saya Bertanggung Jawab Bermain Proyeksi Teknik Pembalikan Tetap dengan Perasaan Permainan Ulangan

Teknik Intervensi : Permainan Dialog Internal

Untuk memadukan fungsi dan penerimaan aspek-aspek kepribadian yang sudah ditunjukkan dan ditolak.

Terdiri dari 2 bagian utama : top dog dan under dog Top dog selalu merasa benar, berkuasa, bermoral,

menuntut, jadi atasan, dan manipulatif. Karakter : tirani dan selalu main tunjuk

Under dog selalu merasa jadi korban aturan : menjadi defensif, apologetik, tidak mendapat pertolongan dan lemah, serta tak punya kuasa apapun, selalu melanggar aturan.

Konflik ini akan menimbulkan kepribadian yang egois dan memerlukan sebuah dialog internal dalam tahap terapinya.

Teknik Intervensi : Permainan Dialog Internal Menggunakan metode empty chair (kursi

kosong) Teknik kursi kosong adalah suatu cara untuk

mengajak klien agar mengeksternalisasi introyeksinya.

Dalam teknik ini dua kursi diletakkan di tengah ruangan. Terapis meminta klien untuk duduk di kursi yang satu dan memainkan peran sebagai “top dog” dan kemudian pindah ke kursi lain dan menjadi “underdog”.

Teknik Intervensi : Berkeliling

suatu latihan terapi gestalt dimana klien diminta untuk berkeliling ke anggota-anggota kelompoknya dan berbicara atau melakukan sesuatu dengan setiap anggota itu.

Tujuannya adalah untuk menghadapi, memberanikan dan menyingkapkan diri, bereksperimen dengan tingkah laku yang baru.

Teknik Intervensi : Latihan saya Bertanggung Jawab

Dalam tahap ini, terapis meminta untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian menambahkan pada pernyataan itu kalimat “dan saya bertanggung jawab untuk ini”.

Teknik ini merupakan perluasan kontinum kesadaran dan dirancang untuk membantu orang agar mengakui dan menerima perasaan-perasaan alih-alih memproyeksikan perasaan-perasaan atau kepada orang lain.

Teknik Intervensi : Bermain Proyeksi Dalam permainan “bermain proyeksi”

terapis meminta klien yang mengatakan “saya tidak bisa mempercayaimu” untuk memainkan peran sebagai orang yang tidak bisa menaruh kepercayaan guna menyingkapkan sejauh mana ketidakpercayaan itu menjadi konflik dalam dirinya.

Teknik Intervensi : Teknik Pembalikan

Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun ke dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya.

Teknik ini bisa membantu para klien untuk mulai menerima atribut-atribut pribadinya yang telah dicoba diingkarinya.

Teknik Intervensi : Tetap dengan Perasaan

Teknik ini bisa digunakan pada klien menunjukkan pada perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya.

Terapis mendesak klien untuk tetap dengan atau menahan perasaan yang ingin menghindarinya itu.

Teknik Intervensi : Permainan Ulangan

Menurut Perls, banyak pemikiran kita yang merupakan pengulangan. Dalam fantasi, kita mengulang-ulang peran yang kita anggap masyarakat mengharapkan kita memainkannya.

Pengulangan internal menghabiskan banyak energi serta acap kali menghambat spontanitas dan kesediaan kita untuk bereksperimen dengan tingkah laku baru.