teori pembelajaran

23
Teori Belajar Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt Posted on 2 Februari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT oleh : Akhmad Sudrajat Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan sejumlah teori belajar yang bersumber dari aliran aliran psikologi. Di bawah ini akan dikemukakan empat jenis teori belajar, yaitu: (A) teori belajar behaviorisme, (B) teori belajar kognitif Piaget, (C)teori belajar pemrosesan informasi , dan (D) teori belajar Gestalt. A. Teori Belajar Behaviorisme Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorismetidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya : 1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike. Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya: Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana

Upload: independent

Post on 03-Feb-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Teori Belajar Behaviorisme, Kognitif,dan GestaltPosted on 2 Februari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT

oleh : Akhmad Sudrajat

Jika menelaah literatur psikologi, kita

akan menemukan sejumlah teori belajar yangbersumber dari aliran aliran psikologi. Dibawah ini akan dikemukakan empat jenis teoribelajar, yaitu: (A) teori belajarbehaviorisme, (B) teori belajar kognitifPiaget, (C)teori belajar pemrosesaninformasi, dan (D) teori belajar Gestalt.

A. Teori Belajar BehaviorismeBehaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya darisisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan katalain, behaviorismetidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaanindividu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-reflekssedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini,diantaranya :

1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukumbelajar, diantaranya:

Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, makahubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskanefek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antaraStimulus- Respons.

Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasanorganisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana

unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuatatau tidak berbuat sesuatu.

Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakinbertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarangatau tidak dilatih.2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macamstimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagaireinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yangsudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpamenghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadapburung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimuluspenguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuatmelalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatanperilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalahsejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalamoperant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efekyang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulusyang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidaksengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.4. Social Learning menurut Albert BanduraTeori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teoribelajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya.Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilakuindividu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkanjuga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan denganskema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwayang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melaluipeniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masihmemandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorangindividu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajarbehavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsipkebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkanMetode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metoderangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teoripengurangan dorongan.B. Teori Belajar Kognitif Piaget

Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor alirankonstruktivisme [lihat: Teori   Belajar   Konstruktivisme ]. Salah satu sumbanganpemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangankognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piagetbahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor;(2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dariPiaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi danakomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process bywhich a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence oftheir senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by theprocess of assimilation”Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengantahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberikesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang olehinteraksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.Guruhendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksidengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu gurumengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan denganbaik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan

diskusi dengan teman-temanya.C. Teori Belajar Pemrosesan Informasi dari Robert GagneAsumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yangsangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif daripembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaaninformasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasilbelajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisiinternal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaandalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proseskognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangandari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu,(1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali;(6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.D. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk ataukonfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentuakan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffkadan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwasetiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latarbelakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainyamembedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.

2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupunruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.

3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akandipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang beradadalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuktertentu.

5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannyabentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhanyang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan

6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu polaobyek atau pengamatan yang tidak lengkap.

Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:

1. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku“Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi ototatau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalamketerkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermainsepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyaimakna dibanding dengan perilaku “Molecular”.

2. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungangeografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkunganyang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yangnampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah.(lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yangpenuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).

3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagianperistiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa.Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces,gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awantampak seperti gunung atau binatang tertentu.

4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu prosesyang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatanmerupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadaprangsangan yang diterima.

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalamperilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuantilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atauperistiwa.

2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yangterkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makinjelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Halini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalamidentifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yangdipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis denganproses kehidupannya.

3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan.Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi adaketerkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akanberjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Olehkarena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajarandan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitandengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkanhendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupanpeserta didik.

5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasipembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transferbelajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasidalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi laindalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila pesertadidik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukangeneralisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasilain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untukmenguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

========

Teori MotivasiUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentangmotivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) TeoriMcClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG);(4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapantujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan danModifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. …Bacaselengkapnya »Berbagi di:

Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model PembelajaranPosted on 12 September 2008 by AKHMAD SUDRAJAT

oleh: Akhmad Sudrajat

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang

memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasabingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah:(1) pendekatan pembelajaran, (2) strategipembelajaran, (3)metode pembelajaran, (4) teknikpembelajaran, (5) taktik pembelajaran, dan (6)modelpembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan pengertian istilah –istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaantentang penggunaan istilah tersebut.Pendekatan PembelajaranPendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudutpandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangantentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnyamewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengancakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaranterdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatanpembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (studentcentered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yangberorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).Strategi pembelajaran.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnyaditurunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan(Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsurstrategi dari setiap usaha, yaitu:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasihasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai,dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yangmemerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basicway) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yangakan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) danpatokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai tarafkeberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsurtersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaranyakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaranyang dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atauprosedur, metode dan teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilanatau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakanbahwa strategi pembelajaranadalah suatu kegiatan pembelajaran yangharus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secaraefektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. RDavid, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategipembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya,bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam dua bagian pula, yaitu: (1)exposition-discoverylearning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalamWina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan carapengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antarastrategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajarandeduktif.Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk

mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achievingsomething” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”(Wina Senjaya (2008).Metode pembelajaranJadi, metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakanuntuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatannyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapatbeberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untukmengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1)ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5)laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)debat, (9) simposium, dan sebagainya.Teknik PembelajaranSelanjutnya metode pembelajaran dijabarkan kedalam teknik dan taktik pembelajaran.Dengan demikian, teknikpembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalammengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaanmetode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatifbanyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secarateknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah padakelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, denganpenggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbedapada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yangsiswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapatberganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.Taktik Pembelajaran.Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalammelaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metodeceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yangdigunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyakdiselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense ofhumor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memilikisense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantuelektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasandari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalamandan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktikini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus jugaseni (kiat)Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkantaktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yangutuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan modelpembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentukpembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khasoleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkaidari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan MarshaWeil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990)mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu:(1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi;(3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasitingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilahmodel pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategipembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masingistilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagaiberikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajarandikenal juga istilah desain pembelajaran.  Jika strategipembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedurumum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaranlebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistemlingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategipembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatanrumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe

atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumahgadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akanmenampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkandesain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yangakan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya,mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelahditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakantugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapatmemahami dan memliki keterampilan yang memadai dalammengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif,kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedangdikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat inibanyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yangkadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitianakademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukansumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calonguru) telah dapat memahami konsep atau teori dasarpembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep danteori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka padadasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan danmengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuaidengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehinggapada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versiguru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkayakhazanah model pembelajaran yang telah ada.==========Sumber:Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: RosdaKarya Remaja.Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi BelajarMengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PusatPenerbitan Universitas Terbuka.Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan TeknikPembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/)

=========

Materi terkait:Pembelajaran AktifPembelajaran aktif (active learning) tampaknya telah menjadi pilihan utama dalam praktik pendidikansaat ini. Di Indonesia, gerakan pembelajaran aktif ini terasa semakin mengemuka bersamaan denganupaya mereformasi pendidikan nasional, sekitar akhir tahun 90-an. Gerakan perubahan ini terusberlanjut hingga sekarang dan para guru terus menerus didorong untuk dapat menerapkan konseppembelajaran aktif dalam setiap praktik pembelajaran siswanya. … Baca selengkapnya »

SCAMPER untuk Pembelajaran Kreatif dan InovatifPosted on 28 Agustus 2012 by AKHMAD SUDRAJAT — 37 Komentar

SCAMPER adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk memicu kreativitas dan

membantu para guru dalam mengatasi setiap tantangan yang mungkin dihadapi dalamsetiap melaksanakan pembelajaran siswa. SCAMPER didasarkan pada pemikiran bahwasegala sesuatu yang baru merupakan modifikasi dari sesuatu yang sudah ada.SCAMPERmerupakan akronim dari setiap huruf menggambarkan cara yang berbeda dariyang sudah ada untuk memicu dan menghasilkan ide-ide baru dalam pembelajaran, baikyang berhubungan dengan tempat, prosedur, alat, orang, ide, atau bahkan suasanapsikologis:

S = Subtitute (Mengganti) C = Combine (Menkombinasikan) A = Adapt (Mengdaptasi) M = Magnify (Memperbesar) P = Put to Other Uses (Meletakkan ke Fungsi Lain) E = Eliminate (Menghilangkan atau Mengecilkan) R = Rearrange/Reverse (Mengatur ulang)

Subtitute  adalah berusaha memikirkan dan melakukan penggantian  bagian dari masalahyang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran, dengan sesuatu yang berbedadari sebelumnya.Combine adalah berusaha memikirkan dan melakukan penggabungan dua atau lebih bagiantertentu dari masalah yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran untukmenciptakan proses atau hasil yang berbeda.Adapt adalah berusaha memikirkan dan melakukan adaptasi ide yang sudah ada untukmemecahkan masalah yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran Anda,Magnify adalah berusaha memikirkan dan melakukan untuk pembesaran atau perluasan ideAnda yang dapat memberikan nilai tambah atau memberikan wawasan barutentang komponen-komponen pembelajaranapa yang paling penting.Put to Other Uses menempatkan ide Anda saat ini ke dalam bentuk lain  sehingga dapatmemecahkan masalah  proses maupun hasil pembelajaran  yang Anda hadapi.Eliminate adalah berusaha memikirkan dan melakukan penyederhanaan, pengurangan ataupenghilangan komponen-komponen tertentu sehingga Anda dapat lebih fokus pada bagianatau fungsi yang paling penting.Rearrange/Reverse berusaha memikirkan dan melakukan upaya penyusunan atau penataanulang yang berbeda dari komponen atau prosesur yang sudah ada  sehingga dapatmemberikan nilai tambah dibandingkan dengan sebelumnya.Untuk menggunakan teknik SCAMPER, terlebih dahulu perlu dirumuskan secara jelasmasalah pokok  pembelajaran yang ingin dipecahkan, ditingkatkan  ataudikembangkan, baik yang berkaitan dengan proses maupun hasil.  Bisa dirumuskandalam bentuk pertanyaan, misalnya:

“Bagaimana saya dapat meningkatkan aktivitas siswa  dalam proses pembelajaran yangsaya lakukan?” “Bagaimana saya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang saya lakukan?” “Bagaimana saya dapat mengembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan?”

Selanjutnya, dengan mengacu pada resep SCAMPER, rumuskan beberapa pertanyaanspesifik yang berkaitan dengan apa yang ingin Anda kembangkan dalam prosespembelajaran, sesuai dengan tantangan dan permasalahan yang Anda hadapi.Pertanyaan-pertanyaan ini akan mendorong Anda untuk berpikir secara berbeda tentangmasalah proses pembelajaran yang Anda lakukan, dan pada akhirnya Anda dapatmenemukan solusi inovatif.

Berikut ini disediakan contoh format tentang beberapa pertanyaan yang dapatdiajukan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan metode pembelajaran yang Andalakukan:

PERTANYAAN JAWABAN

S =  “Apa yang bisasaya ganti dalammetodepembelajaran yangsaya lakukan?”

…………………………………………………….…………………………………………………….…………………………………………………….

C =  “Bagaimana sayabisa menggabungkanmetode pembelajaranyang saya lakukan denganmetode pembelajaranlain?”

…………………………………………………….…………………………………………………….…………………………………………………….

A = “Apa yang bisa sayaadaptasi dari metodepembelajaran  yang telahdikembangkan oleh oranglain?”

…………………………………………………….…………………………………………………….…………………………………………………….

M =  “Apa yang bisasaya perbesaratau perluas dari metodepembelajaran  yang sayalakukan?“

…………………………………………………….…………………………………………………….…………………………………………………….

P = “Bagaimana sayadapat menempatkanmetode pembelajaranyang saya lakukan agardapat menghasilkanmanfaat lain?”

…………………………………………………….…………………………………………………….…………………………………………………….…………………………………………………….

E  = “Apa  yang bisasaya hilangkan atausederhanakan dari metodepembelajaran yang sayalakukan?“

…………………………………………………….…………………………………………………….……………………………………………………

R = “Bagaimana sayadapat mengubah danmenyusun ulang metodepembelajaran yang sayalakukan?“

…………………………………………………..…………………………………………………..…………………………………………………..

Catatan:

SPICES : Konsep Pembelajaran Mutakhir dan InovatifPosted on 16 September 2011 by AKHMAD SUDRAJAT

SPICES dapat dipandang sebagai sebuah konsep pembelajaran mutakhir dan

inovatif.  Konsep pembelajaran yang digagas oleh Harden, dkk (1984) ini telahbanyak dipraktikkan dan dikembangkan dalam pendidikan medis.SPICES merupakan akronim dari (1) Student-centered, (2) Problem-based;(3) Integrated; (4)Community-based(Consummer-based); (5) Elective; dan(6) Systematic. Akronim ini sekaligus menggambarkan komponen-komponen utama darikonsep pembelajaran ini. Berikut ini disajikan penjelasan singkat dari keenamakronim tersebut.

1. Student-centered. Student centered berarti siswa secara aktif mengembangkan pengetahuandan keterampilan yang dipelajari, aktif dalam pengelolaanpengetahuan,belajar menentukan apa yang ingin mereka ketahui, mampumencari pengetahuansendiri (mandiri) dan belajar berkesinambungan, memanfaatkanbanyak media, penekanan pada pencapaian kompetensi bukan pada tuntasnya materi.Guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembimbing dan pendamping dalammendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Guru mempersiapkan tujuan pembelajaranyang harus dicapai, sumber belajar yang akan digunakan, serta materi danevaluasi yang akan dipakai sebagai penuntun bagi siswa untuk mengembangkankompetensinya secara mandiri.

2. Problem-based. Problem based berarti siswa diberikan trigger masalah atau ilustrasikasus yang akan digunakan untuk mencari, menggali dan mengumpulkan informasi danilmu. Dengan cara ini siswa dirangsang untuk mengembangkan nalar dan dayaanalisanya, berpikir kritis dan mampu menggunakan pengetahuan yang telahdimilikinya. Salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk memenuhiprinsip pembelajaran ini adalah metode Problem Based Learning.

3. Integrated. Integrated berarti perencanaan dan kurikulum lajaran didesain secaraterintegrasi, baik secara horisontal maupun vertikal. Dalam hal ini, sswa tidak

diajak berpikir secara terkotak-kotak dalam masing-masing disiplin ilmu, tetapimereka dapat menghubungkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilanyang diperolehnya secara utuh (lintas disiplin).

4. Community-based (Consummer-based). Community based berarti pembelajaran harusberorientasi pada kebutuhan masyarakat atau pada kepentingan konsumen. Prosespembelajaran siswa tidak hanya dibatasi oleh ruang kelas dengan bahan tekstualtetapi mereka mempelajari berbagai aspek kehidupan masyarakat yang ada dilingkungan nyata mereka. Melalui berbasis komunitas ini, secara langsung siswadiajak untuk berlatih dan belajar mengambil peran secara positif dalamlingkungan sosialnya.

5. Elective. Selain menyediakan mata pelajaran yang telah terstruktur dalam kurikulum,sekolah seyogyanya menyediakan program-program pilihan yang dapat diambil siswa,disesuaikan dengan minat, tujuan, bakat, dan keunikan karakteristik merekamasing-masing.

6. Systematic. Pembelajaran dikembangkan dengan tujuan, materi dan tahapan-tahapanyang jelas, logis dan tertib, sehingga pada gilirannya para siswa dapatmemperoleh pemahaman yang lebih baik dan mencapai kompetensi secara utuh.Dilihat dari komponen-komponen yang terkandung dalam SPICES, konsep pembelajaranini tampak menawarkan berbagai keunggulan kepada kita, diantaranya: (1) menjadikansiswa lebih termotivasi dan aktif dalam proses belajarnya (2) pengembanganketerampilan memecahkan masalah secara komprehensif; (3) pengembangan kemampuanberfikir analistis secara lebih tajam dan luas, (4) melatih keterampilan sosialyang benar-benar aplikabel dalam lingkungan sosialnya; (5) memberikan kesempatanbelajar kepada siswa yang sesuai dengan bakat, minat dan keunikan karakteristiklainnya; dan (6) menjadikan proses pembelajaran lebih tertib dan efektif.

==================

Refleksi:

Melihat berbagai keunggulan yang ada, konsep pembelajaran ini sangat memungkinkanuntuk diadopsi dan diterapkan pula dalam bidang pendidikan lainnya.

Dalam konteks pendidikan nasional, khususnya dalam konteks KTSP, konseppembelajaran ini tampaknya sejalan dan dapat disetarakan (meski tidak sepenuhnyaidentik) dengan konsep PAIKEM, yang saat ini sedang gencar disosialisasikan dandilaksanakan di sekolah-sekolah kita.

Selamat ber-SPICES dan semoga pendidikan kita dapat menjadi lebih baik…Materi terkait:

Pembelajaran Inkuiri Sosial (Social Inquiry)Posted on 30 Januari 2011 by AKHMAD SUDRAJAT

A. Apa Pembelajaran Inkuiri Sosial?

Pada awalnya pembelajaran inkuiri banyak diterapkan dalam ilmu-ilmu

alam (natural science),  kemudian  para ahli pendidikan ilmu sosial berusahamengadopsinya  sehingga muncullah pembelajaran inkuiri sosial. Menurut BruceJoyce, inkuiri sosialmerupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (socialfamily) subkelompok konsep masyarakat (concept of society). Subkelompok ini didasarkan padaasumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakatideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Olehkarena itu, siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkanpersoalan-persoalan yang muncul di masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiapindividu akan dapat membangun pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakatnya.

Ada tiga karakteristik pengembangan strategi inkuiri sosial: (1) adanya aspek(masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanyadiskusi kelas; (2) adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri; dan (3)penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.Banks (1985) menyatakan bahwa pembelajaran melalui model inkuiri sosial ini dapatdilakukan sejak siswa berada pada jenjang sekolah dasar, hanya penekanannya tidakpada langkah-langkah inkuiri melainkan lebih kepada memperkenalkan fakta, konsep,dan generalisasi. Hal ini dikembangkan melalui strategi bertanya, siswadikondisikan untuk bertanya sehingga kemampuan berpikir kritis sudah mulaidikembangkan sejak pendidikan dasar. Dengan demikian,  melalui pembelajaran inkuirisosial ini,  peserta didik sudah dilatih sejak dini untuk menjadi seorang ilmuwan.B. Bagaimana Tahapan Pembelajaran Inkuiri Sosial?Menurut Wina Sanjaya (2007)  tahapan proses pembelajaran inkuiri sosial dapatdilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:1. Tahap Orientasi

Langkah yang pertama ini dimaksudkan untuk membina suasana/iklim pembelajaran yangresponsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan prosespembelajaran, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaraninkuiri sosial sangat tergantung pada kamauan siswa untuk beraktivitas menggunakankemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkinproses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukandalam tahapam orientasi ini adalah: (a)  menjelaskan topik, tujuan dan hasilbelajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.; (b) menjelaskan pokok-pokokkegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap inidijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkahmerumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan; dan (c) menjelaskanpentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikanmotivasi belajar siswa.

2. Tahap Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yangmengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantangsiswa untuk berpikir  memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusanmasalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswadidorong untuk mencari jawaban yang tepat. Poses mencarl jawaban itulah yang sangatpenting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalul proses tersebut siswa akanmemperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagal upaya mengembangkan mentalmelalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalamberinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari danditemukan. Ini penting dalam pembeIajaran Inkuiri. Beberapa hal yang harusdiperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya: (a)  masalah hendaknyadirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggimanakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian,guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikantopik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengantopik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa; (b) masalah yangdikaji adaIah masaIah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya,guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban

sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secarapasti; dan (c) konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudahdiketahui terilebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebihjauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudahmemiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Janganharapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum pahamkonsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah.

3. Tahap Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan ataupotensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itulahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebakatau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapatmembuktikan tebakannya, maka Ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untukberpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuanmenebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukanguru tintuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah(dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapatmerumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinanjawaban dan suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukansembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehinggahipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikirlogis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimilikiserta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyaiwawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

4. Tahap Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untukmenguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkandata merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar,akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensiberpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalahmengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencariinformasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakalasiswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanyaditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakbergairahan dalam belajar. Manakala gurumenemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-menerusmemberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenispertanyaan secara menata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untukberpikir.

5. Tahap Menguji Hipotesis

Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasiyang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam mengujibipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.

Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikirrasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan banya berdasarkanargumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapatdipertanggungjawabkan.

6. Tahap Merumuskan kesimpulan

Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi,oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskantidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapaikesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yangrelevan.

Materi terkait:

Pembelajaran InkuiriPosted on 12 September 2011 by AKHMAD SUDRAJAT

A. Konsep Dasar

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga merekadapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materipelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembekajaran iniadalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperansebagai fasilitator danpembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuirimerupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikirkritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalahyang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanyajawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga dinamakanpembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti“saya menemukan”.Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagitimbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dansuasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokuspada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagaievidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitastentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.B. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri   memiliki beberapa ciri, di antaranya:

Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimaluntuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswasebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan

sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapimereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukanjawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapatmenumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inkuirimenempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar,  tetapi lebihdiposisikan sebagai fasilitator danmotivatorbelajar siswa. Aktivitaspembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utamadalam melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyaiperanan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harusdapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahanbagi kerja kelompok.Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikirsecara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektualsebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuirisiswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimanamereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasaipelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal.Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisamenguasai materi pelajaran.C. Prinsip-Prinsip  Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:

1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaraninkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaranini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada prosesbelajar.

2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksiantara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berartimenempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengaturlingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaranini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiappertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalamhal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangatdiperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran  ini juga perlu dikembangkan sikapkritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yangsedang  dipelajarinya.

4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta,akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni prosesmengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan danpenggunaan otak secara maksimal.

5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yangmenyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikankebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatankepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaranhipotesis yang diajukannya.D.  Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri

Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadapmasalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.

2. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis iniadalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihatdan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.

3. Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa,terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data,dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data,menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiridari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, danmengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.

4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan maknahubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan

5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasiE.  Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembanganaspekkognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,  sehingga pembelajaranmelalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.

2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuaidengangaya belajarmereka.

3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembanganpsikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkahlaku berkat adanya pengalaman.

4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akanterhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, diantaranya:

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan

siswa dalam belajar.3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang

sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai

materi pelajaran, maka  strategi  ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.

=================

Sajian materi Pembelajaran Inkuiri dalam bentuk tayangan Power Point  bisa Anda unduh dalam tautan ini: Pembelajaran Inkuiri .