tugas belajar pembelajaran teori belajar humanistik

24
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Disusun oleh, Kelompok 4 : Muhammad Ayi Pandu Perdana: 1301145062 Sarah Astri Deniar : 1301145096 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA JAKARTA TIMUR 1

Upload: independent

Post on 02-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Disusun oleh, Kelompok 4 :

Muhammad Ayi Pandu Perdana: 1301145062

Sarah Astri Deniar : 1301145096

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA

JAKARTA TIMUR

1

2014

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Teori Brlajar Humanistik”  dengan lancar. Penulisan

makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang

diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Belajar dan

Pembelajaran, gufron amirullah, M.Pd.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data

yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan

dengan teri belajar humanistik, serta informasi dari media

massa yang berhubungan dengan materi ini. Tidak lupa

penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata

kuliah Belajar dan Pembelajaran, atas bimbingan dan arahan

dalam penulisan makalah ini.

Penulis mengharapkan, dengan membaca makalah ini dapat

memberi manfaat bagi kita semua, yang dalam hal ini dapat

menambah wawasan kita mengenai teori belajar humanistik

yang ditinjau dari berbagai sumber. Memang makalah ini

masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik

2

dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang

lebih baik.

Wassalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Jakarta, September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………….…………………… 4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….. 5

1.3 Tujuan…………………………………………………………… 5

1.4 Manfaat Penulisan…………….………..……………………… 5

BAB II

3

Kajian Teori……………………………...………….…………...... 7

BAB III PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Belajar Humanisti……………….……...... 8

2.2 Tokoh Teori Humanistik………………………….....……......9

2.3 Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik...…..…...……....... 11

2.4 Aplikasi Teori Belajar Humanistik…...…………....……….... 13

2.5 Implikasi Teori Belajar Humanistik………………….……..... 14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan…………………....………………………….…... 17

B. Saran………………….............………………………….….... 18

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan suatu awal proses pengembangan diri

untuk memperoleh sebuah ilmu pengetahuan dan bukanlah hanya

sekedar menghafa dan mengingat namun memiliki sebuah proses

4

dari usaha dan kerja keras yang di tandai dengan adanya

perubahan dalam diri kita. Dimana Perubahan tersebut

sebagai hasil proses belajar, dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan

tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya

reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu

proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi

yang ada pada peserta didik.

     H.C Witherington dalam educational psychology

menjelaskan pengertian belajar sebagai suatu perubahan di

dalam keperibadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola

baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan

kepribadian atau suatu pengertian. Gage Berlinger

mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu

organisme berubah prilakunya sebagai akibat dari

pengalaman.1

Dari teori-teori belajar, seperti behavioristik,

kognitif dan konstruktivistik, teori ini yang paling

abstrak, yang paling mendekati dunia filsafat daripada

dunia pendidikan. Pada kenyataannya teori ini ebih banyak

berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam

bentknya yang paling ideal.

     Hal inilah yang menyebabkan penulis ingin membahas

lebih lanjut mengenai teori belajar humanistik dan ingin

mengetahui lebih dalam seperti apa dan bagaimana dalam

penerapan belajar humanistik pada kehidupan.1 Eveline Siregar dan Hartini Nara.Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor: Ghalia Indonesia.2010.hlm.34.

5

Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang,dapat diformulasikan permasalahan pokok sebagai berikut:

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan teori belajarhumanistik?

2. Siapa saja tokoh-tokoh yang mengemukakan teoribelajar humanistik?

3. Bagaimana prinsip-prinsip dan proses teoribelajar humanistik?

4. Bagaimana aplikasi dan implikasi teori belajarhumanistik dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mendeskripsi dan menjelaskan lebih dalam

tentang teori belajar humanistik.

2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh yang berperan

dalam teori belajar humanistik.

3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip teori belajar

humanistik dan penerapannya dalam pembelajaran.

4. Untuk mendapatkan gambaran tentang aplikasi dan

implikasi teori belajar humanistik dalam pembelajaran.

5. Menambah wawasan lebih dalam tentang teori humanistik.

6

1.4Manfaat Penulisan

Penulisan ini memberi manfaat, antara lain:

1. Bagi Penulis

a. Memberikan wawasan dan pengalaman dalam menyusun

sebuah makalah.

b. Membuat penulis mengetahui proses dan cara

mengimplikasikan teori belajar humanistik.

c. Menambah wawasan kepada penulis akan pentingnya

belajar dan proses pembelajaran.

d. Memberikan kesadaran kepada penulis untuk

senantiasa bisa menerapkan pembelajaran dalam

setiap kehidupan.

2. Bagi Masyarakat

a. Dapat dijadikan referensi dan sumber pengetahuan

terutama dalam implikasi belajar dan pembelajaran.

b. Bisa dijadikan dasar dalam melakukan pembelajaran

lebih lanjut.

c. Dapat dijadikan tambahan pengetahunan akan

pentingnya proses belajar seperti yang tertera

dalam teori humanistik.

7

BAB II

KAJIAN TEORI

Belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses

belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami

lingkungannya dan dirinya sendiri. Menurut Arden N.

Frandsen dalam Darsono, mengatakan bahwa hal yang mendorong

8

seseorang itu untuk belajar antara lain adanya sifat ingin

tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, adanya

sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

maju, adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang

tua, guru, dan teman-teman, adanya keinginan untuk

memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru,

baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi, adanya

keinginan untuk mendapatkan rasa aman, adanya ganjaran atau

hukuman sebagai akhir dari pada belajar. 2

Teori belajar humanistik adalah teori yang menekankanperlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka(antara klien dan terapist) dalam membantu individumengatasi masalah-masalah kehidupannya. . Belajar pula bisaberarti adaptasi terhadap lingkungan dan interaksi seorangmanusia dengan lingkungan tersebut.

2 ?Max Darsono . Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP Semarang Press. 2001.hlm.192.

9

BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Belajar Humanistik

Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajardari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandangpengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantupeserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantumasing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendirisebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkanpotensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harusberhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipunteori ini sangat menekankan pentingya isi dari prosesbelajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicaratentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yangpaling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarikpada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kitaamati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapatdimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia”(mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggapberhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinyasendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harusberusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasidiri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha

10

memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,bukan dari sudut pandang pengamatnya.3

Selanjutnya Gagne dan Briggs mengatakan bahwapendekatan humanistik adalah pengembangan nilai-nilai dansikap pribadi yang dikehendaki secara sosial danpemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra,

dan pengolahan strategi berpikir produktif Pendekatansistem bisa dapat di lakukan sehingga para peserta didikdapat memilih suatu rencana pelajaran agar mereka dapatmencurahkan waktu mereka bagi bermacam-macam tujuan belajaratau sejumlah pelajaran yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-aktifitas kreatifyang mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihanhal-hal itu mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan tetapi dalam pendekatan sistemitu sendiri tidak ada yang membatasi keanekaragamanpendidikan ini.4

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si pesertadidik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagaimanusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teoridalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimanamemanusiakan manusia serta peserta didik mampumengembangkan potensi dirinya.

2.2 Tokoh Teori Humanistik

3 Hamzah uno B. Orientasi Baru Dalam Psikologi Perkembangan. Jakarta: Bumi aksara,  2006.hlm.13.

4 Uno, Hamzah B. Loc. Cit.

11

1. Carl Rogers Carl R. Rogers dalam Hadis kurang menaruh perhatian

kepada mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagaifungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwabelajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidakada keterlibatan intelektual maupun emosional pesertadidik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanismebahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri pesertadidik.5

Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajaryang bermakna dan (2) belajar yang tidak bermakna. Belajaryang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaranmelibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, danbelajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam prosespembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidakmelibatkan aspek perasaan peserta didik.

Bagaimana proses belajar dapat terjadi menurut teoribelajar humanisme?. Orang belajar karena ingin mengetahuidunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari,mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, danmenilainya sendiri tentang apakah proses belajarnyaberhasil.

Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajarpeserta didik menurut pandangan teori humanisme adalahsebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : (1)membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar pesertadidik bersikap positif terhadap belajar, (2) membantupeserta didik untuk memperjelas tujuan belajarnya danmemberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar,

5 ?Abdul hadis. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung:Alfabeta, 2006. hlm. 71.

12

(3) membantu peserta didik untuk memanfaatkan dorongan dancita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, (4)menyediakan berbagai sumber belajar kepada peserta didik,dan (5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaandari berbagai peserta didik sebagaimana adanya.6

  2. Arthur Combs

Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu.Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atautidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisamatematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karenamereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak adaalasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku burukitu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuanseseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akanmemberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahamiperilaku peserta didik dengan mencoba memahami duniapersepsi peserta didik tersebut sehingga apabila inginmerubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinanatau pandangan peserta didik yang ada.

Perilaku internal membedakan seseorang dari yanglain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahandengan berasumsi bahwa peserta didik mau belajar apabilamateri pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimanamestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materipelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimanamembawa si peserta didik untuk memperoleh arti bagipribadinya dari materi pelajaran tersebut danmenghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam duniaseseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang6Abdul hadis. Op. Cit. hlm. 72.

13

bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1) adalahgambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalahpersepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu daripersepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadapperilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungandengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

2.3 Prinsip-prinsip Teori Belajar HumanistikPendekatan humanistik menganggap peserta didik

sebagai a whole person atau orang sebagai suatu kesatuan.Dengan kata lain, pembelajaran tidak hanya mengajarkanmateri atau bahan ajar yang menjadi sasaran, tetapi jugamembantu peserta didik mengembangkan diri mereka sebagaimanusia.

Keyakinan tersebut telah mengarahkan munculnyasejumlah teknik dan metodologi pembelajaran yang menekankanaspek humanistik pembelajaran.7 Dalam metodologi semacamitu, pengalaman peserta didik adalah yang terpenting danperkembangan kepribadian mereka serta penumbuhan perasaanpositif dianggap penting dalam pembelajaran mereka.Pendekatan humanistik mengutamakan peranan peserta didikdan berorientasi pada kebutuhan. Menurut pendekatan ini,materi atau bahan ajar harus dilihat sebagai suatutotalitas yang melibatkan orang secara utuh, bukan sekedarsebagai sesuatu yang intelektual semata-mata. Sepertihalnya guru, peserta didik adalah manusia yang mempunyaikebutuhan emosional, spritual, maupun intelektual. Pesertadidik hendaknya dapat membantu dirinya dalam proses belajar

7 ?Azies F. dan A. Chaedar Alwasilah, PengajaranBahasa Komunikatif; Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1996.hlm.23.

14

mengajar. Peserta didik bukan sekedar penerima ilmu yangpasif.8 Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:1. Manusia mempunyai belajar alami2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran

dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksudtertentu

3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsimengenai dirinya.

4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudahdirasarkan bila ancaman itu kecil

5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman pesertadidik dalam memperoleh cara.

6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didikmelakukannya

7. Belajar lancer jika peserta didik dilibatkan dalamproses belajar

8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapatmemberi hasil yang mendalam

9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkandengan membiasakan untuk mawas diri

10.Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme

mengemukakan beberapa prinsip belajar yang penting yaitu:(1). Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar,memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dankeinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasipengalaman baru, (2). Belajar akan cepat dan lebih bermaknabila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan peserta

8 ?Bambang Purwo Kaswanti. (ed.).PELLBA 2: PertemuanLinguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.1989.hlm.212.

15

didik, (3) belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangiancaman dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauhlebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orangbelajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan dirisendiri, (5) belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkankeseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebihbaik dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas, dankepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan denganevaluasi diri orang lain tidak begitu penting. 9

2.4 Aplikasi Teori Belajar HumanistikAplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh

atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnaimetode-metode yang diterapkan. Peran guru dalampembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagipara peserta didik sedangkan guru memberikan motivasi,kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan pesertadidik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada pesertadidik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuanpembelajaran.10

Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (studentcenter) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.Diharapkan peserta didik memahami potensi diri,mengembangkan potensi dirinya secara positif danmeminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnyadaripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilaluiadalah :1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas

9 Dakir. Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993.hlm.64.10 ?Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 1998.hlm.235.

16

2. Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melaluikontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.

3. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupanpeserta didik untuk belajar atas inisiatif sendiri

4. Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis,memaknai proses pembelajaran secara mandiri

5. Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakanpendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apayang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yangditunjukkan.

6. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusahamemahami jalan pikiran peserta didik, tidak menilaisecara normatif tetapi mendorong peserta didik untukbertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atauproses belajarnya.

7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengankecepatannya

8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkanperolehan prestasi peserta didik.11

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini tepatuntuk diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalah pesertadidik merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajardan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap ataskemauan sendiri. Peserta didik diharapkan menjadi manusiayang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang laindan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawabtanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan ,norma , disiplin atau etika yang berlaku.

2.5. Implikasi Teori Belajar Humanistik

11 Mulyati, Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV. Andi Offset. 2005.hlm.182.

17

Penerapan teori humanistik lebih menunjuk pada ruhatau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnaimetode-metode yang diterapkan. Peran guru dalampembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagipara peserta didik sedangkan guru memberikan motivasi,kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan pesertadidik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada pesertadidik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuanpembelajaran.

Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (stundentcenter) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.Diharapkan peserta didik memahami potensi diri,mengembangkan potensi dirinya secara positif danmeminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Psikologi humanistik memberi perhatian atas gurusebagai fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untukmemberi kemudahan belajar dan berbagai kualitasfasilitator, yaitu:

1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepadapenciptaan suasana awal, situasi kelompok, ataupengalaman kelas

2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelastujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan jugatujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.

3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masingpeserta didik untuk melaksanakan tujuan-tujuan yangbermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong,yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.

4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumberuntuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkanpara peserta didik untuk membantu mencapai tujuanmereka.

18

5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumberyang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.

6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalamkelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifatintelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untukmenanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagiindividual ataupun bagi kelompok.

7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap,fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagaiseorang peserta didik yang turut berpartisipasi,seorang anggota kelompok, dan turut menyatakanpendangannya sebagai seorang individu, seperti pesertadidik yang lain.

8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalamkelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidakmenuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagaisuatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakanatau ditolak oleh peserta didik

9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapanyang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuatselama belajar

10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator,pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerimaketerbatasan-keterbatasannya sendiri. 12

Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :1.   Merespon perasaan peserta didik2.   Menggunakan ide-ide peserta didik untuk melaksanakan

interaksi yang sudah dirancang3.   Berdialog dan berdiskusi dengan peserta didik

12 Dakir. Op. Cit. hlm. 65.

19

4.   Menghargai peserta didik5.   Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir peserta didik

(penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari pesertadidik)

7.  Tersenyum pada peserta didik.13

Guru-guru cenderung berpendapat bahwa pendidikanadalah pewaris kebudayaan, pertanggungan jawaban sosial danbahan pembelajaran yang khusus, mereka percaya bahwamasalah ini tidak dapat di serahkan begitu saja kepadapeserta didik.

13 ?Nana Syaodih dan Sukmadinata . Landasan PsikologiProses Pendidikan. Cet. IV, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.hlm.152.

20

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan prosedur yang telah direncanakan, penulis

menyimpulkan bahwa :

1. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalampembelajaran yang menjelaskan bagaimana seseorang dapanmengembangkan potensi yang berada di dalam dirinya.

2. Tokoh dalam teori ini adalah C. Roger dan Arthur Comb.3. Aplikasi dalam teori ini, peserta didik diharapkan

menjadi manusia yang mandiri dalam maksud bebas, berani,tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mampumengatur pribadinya dengan bertanggung jawab tanpamengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan,norma, disiplin atau etika yang berlaku serta guru hanyasebagai fasilitator.

4. Teori belajar humanistik merupakan konsep belajar yanglebih melihat pada sisi perkembangan kepribadianmanusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari danmenemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkankemampuan tersebut. Teori humanisme ini cocok untukditerapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifatpembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap,dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologihumanisme memberi perhatian atas guru sebagaifasilitator.

5. Dan pada teori belajar humanistik ini sendiri telahmengajarkan bagaimana seorang individu mampu

21

mengembangkan keperibadiannya menjadi pribadi yang lebihbaik dan mandiri.

B. Saran

Penulis memberikan saran untuk menindak lanjuti gagasan

dalam karya tulis ini, yaitu :

1. Hendaknya suatu pribadi mampu mengembangkan leih jauh

akan karakter dan potensi yang berada dalam dirinya.

2. Hendaknya teori ini mampu menyesuaikan dengan keadaan

individu di era-globalisasi ini yang cenderung suatu

individu lebih bersikap egois.

3. Hendaknya teori ini mampu lebih dikenal lagi oleh

masyarakat banyak suapa mampu membentuk karakter suatu

individu yang lebih baik lagi.

22

DAFTAR PUSTAKA

Dakir, Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993.

Darsono, Max. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP SemarangPress. 2001.

F., Azies dan A. Chaedar Alwasilah, Pengajaran BahasaKomunikatif; Teori dan Praktek. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1996.

Hadis, Abdul. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta,2006.

Mulyati, Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV. Andi Offset. 2005.

Purwo, Bambang Kaswanti. (ed.).PELLBA 2: Pertemuan LinguistikLembaga Bahasa Atma Jaya. Jakarta: Lembaga BahasaUnika Atma Jaya. 1989.

Siregar, eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar danPembelajaran.Bogor: Ghalia Indonesia.2010.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1998.

23

Sudrajat, Ahkmad. Media Pembelajaran. Artikel. Diakses dihttp://ahkmadsudrajat. wordpress. com/bahan-ajar/media-pembelajaran/, tanggal 20 Mei2013.

Sukmadinata, dan Nana Syaodih. Landasan Psikologi ProsesPendidikan. Cet. IV, Bandung: Remaja Rosdakarya,2007.

Suprobo, Novina. Teori Belajar Humanistik. Diakses dihttp://novinasuprobo. wordpress. com/2008/06/15/teori-belajar-humanistik/ tanggal 12Mei 2013.

Uno, Hamzah B. Orientasi Baru Dalam Psikologi Perkembangan. Jakarta:Bumi aksara,  2006

24