teori pengelolaan
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan berasal dari kata kelola, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter
Salim dan Yenny Salim (2002, hal. 695), berarti
memimpin, mengendalikan, mengatur, dan mengusahakan
supaya lebih baik, lebih maju dan sebagianya serta
bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu.
Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan
kebijaksanaan dan tujuan memberikan pengawasan pada
semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian
tujuan (Peter Salim dan Yenny Salim, 2002:534)
Menurut Soewarno Handayaningrat (1997:9)
pengelolaan juga bisa diartikan penyelenggaraan suatu
kegiatan. Pengelolaan bisa diartikan manajemen, yaitu
suatu proses kegiatan yang di mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
12
13
para anggota organisasi dan penggunaan-penggunaan sumber
daya sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditentukan.
Menurut T.Hani Handoko, (1997:8) pengelolaan adalah
proses yang membantu merumuskan suatu kebijakan dan
tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan
pada suatu yang terlibat dalam pelaksanaan dan
pencapaian tujuan.
Pengelolaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan
organisasi dalam rangka penertiban, pemeliharaan,
pengaturan secara sistematika sumber-sumber yang ada
dalam organisasi. Pengelolaan merupakan tindakan
pengusahakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada
dalam organisasi dengan tujuan agar sumber-sumber
tersebut dapat bermanfaat untuk kepentingan organisasi.
Dengan demikian pengelolaan senantiasa berhubungan
dengan seluruh elemen yang terdapat di dalam suatu
organisasi, seperti pengelolaan berkaitan dengan
personal, administrasi, ketatausahaan, peralatan ataupun
prasarana yang ada di dalam organisasi. Pengelolaan
14
bidang keuangan/dana, bidang sumber daya manusia, bidang
pemasaran dan lainnya (Depdikbud, 1995/1996 : 1-2).
Pengelolaan suatu sistem yang efektif untuk
menginventarisasi semua usaha-usaha organisasi dalam
mengoptimalkan tujuan hendak di capai. Sistem manajemen
yang teratur dengan tepat akan meningkatkan kualitas-
kualitas sumber daya yang terdapat di dalam organisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas pengelolaan
tidak akan terlepas dari kegiatan sumber daya manusia
yang ada dalam suatu kantor atau instansi, pengelolaan
kegiatan ketatausahaan pada perguruan tinggi swasta
merupakan hal yang pokok dalam menjalan aktivitas
perguruan tinggi antara lain : memberikan pelayanan
terhadap kegiatan yang berhubungan dengan perguruan
tinggi baik secara internal maupun eksternal, menyusun
program kerja ketatausahaan, melaksanakan kegiatan
pengelolaan keuangan/dana perguruan tinggi sesuai dengan
petunjuk atau pedoman dan peraturan yang berlaku untuk
mencapai tujuan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut
diperlukan sumber daya manusia yang punya kemampuan,
15
dedikasi kerja yang baik dan mengerti dengan tugas pokok
dan fungsinya masing-masing agar tujuan dari perguruan
tinggi tercapai.
2. Tujuan Pengelolaan
Tujuan pengelolaan adalah agar segenap sumber daya
yang ada seperti, sumber daya manusia, peralatan atau
sarana yang ada dalam suatu organisasi dapat digerakan
sedemikian rupa, sehingga dapat menghindarkan dari
segenap pemborosan waktu, tenaga dan materi guna
mencapai tujuan yang diinginkan. Pengelolaan dibutuhkan
dalam semua organisasi, karena tanpa adanya pengelolan
atau manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian
tujuan akan lebih sulit. Disini ada beberapa tujuan
pengelolaan :
1. Untuk pencapaian tujuan organisasi berdasarkan visi
dan misi.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan- tujuan
yang saling bertentangan. Pengelolaan dibutuhkan untuk
menjaga keseimbangan antara tujuan- tujuan, sasaran-
16
sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan
dari pihak yang perkepentingan dalam suatu organisasi.
3. Untuk mencapai efisien dan efektivitas. Suatu kerja
organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang
berbeda. Salah satu cara yang umum yaitu efisien dan
efektivitas.
Tujuan pengelolaan akan tercapai jika langkah-
langkah dalam pelaksanaan manajemen di tetapkan secara
tepat, Afifiddin (2010 : 3) menyatakan bahwa langkah-
langkah pelaksanaan pengelolaan berdasarkan tujuan
sebagai berikut:
a. Menentukan strategib. Menentukan sarana dan batasan tanggung jawabc. Menentukan target yang mencakup kriteria hasil,kualitas dan batasan waktu.
d. Menentukan pengukuran pengoperasian tugas danrencana.e. Menentukan standar kerja yang mencakup efektivitasdan efisiensif. Menentukan ukuran untuk menilaig. Mengadakan pertemuanh. Pelaksanaan.i. Mengadaan penilaianj. Mengadakan review secara berkala.k. Pelaksanaan tahap berikutnya, berlangsung secaraberulang- ulang
17
Berdasarkan uraian diatas bahwa tujuan pengelolaan
tidak akan terlepas dari memanfaatkan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana secara efektif dan efesien
agar tujuan organisasi tercapai
3. Fungsi Pengelolaan
Menurut Terry dalam Sobri, dkk (2009:1) mengartikan
fungsi pengelolaan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang
lain.
Sedangkan menurut John D. Millet dalam Burhanuddin
(1994:34) fungsi pengelolaan adalah suatu proses
pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang
yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk
mencapai tujuan.
Berikut beberapa fungsi pengelolaan yang
dikemukakan oleh para ahli : Henry Fayol mengemukakan
ada 5 fungsi pengelolaan antara lain : Planning
(Perencanaan) Organizing (Pengorganisasian) Commanding
(Pemberian perintah) Coordinating (Pengkoordinasian)
Controlling (Pengawasan)
18
George R. Terry (2006 : 342) menuliskan ada 4
fungsi pengelolaan yang dikenal dengan POAC antara
lain : Planning Organizing Actuating Controlling
Sedangkan John F. Mee mengemukakan 4 fungsi
pengelolaan antara lain: Planning Organizing Motivating
Controlling Fungsi pengelolaan yang dikemukakan John F. Mee
sebenarnya hampir sama dengan konsep fungsi pengelolaan
George R. Terry, hanya saja actuating diperhalus menjadi
motivating yang kurang lebih artinya sama
Dari beberapa definisi dan konsep pengelolaan
dapat di atas dapat dipahami bahwa suatu pengelolaan
sumber daya manusia merupakan suatu proses yang
berhubungan dengan implementasi indikator fungsi-fungsi
pengelolaan atau manajemen yang berperan penting dan
efektif dalam menunjang tercapainya tujuan individu,
lembaga, maupun organisasi atau perusahaan. Bagi suatu
organisasi, pengelolaan sumber daya manusia menyangkut
keseluruhan urusan organisasi dan tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk itu seluruh komponen atau unsur yang
ada didalamnya, yaitu para pengelola dengan berbagai
19
aktivitasnya harus memfokuskan pada perencanaan yang
menyangkut penyusunan staff, penetapan program latihan
jabatan dan lain sebagainya. Hal ini perlu dilakukan
untuk mengantisipasi perkembangan jangka pendek dan
jangka panjang dari suatu organisasi tersebut, khususnya
yang menyangkut kesiapan sumber daya manusianya. Alasan
lainnya adalah bahwa suatu pengelolaan sumber daya
manusia dalam suatu organisasi tidak dapat terlepas dari
lingkungan internal maupun eksternal, yang pada suatu
saat akan dapat mempengaruhi keberadaan organisasi
tersebut.
4. Pengelolan yang Baik
Pengelolaan yang baik merupakan pondasi bagi
pengembangan setiap organisasi, baik organisasi
pemerintah, perusahaan, serikat pekerja dan organisasi
lainnya. Dengan pengelolaan yang baik, hal ini
mengindikasikan bahwa organisasi telah memenuhi
persyaratan dan memiliki perangkat minimal untuk
memastikan kredibilitas, integritas dan otoritas sebuah
20
institusi dalam membangun aturan, membuat keputusan
serta mengembangkan program dan kebijakan yang
merefleksikan pandangan dan kebutuhan anggota. Utamanya,
melalui pengelolaan yang baik, organisasi memelihara
kepercayaan anggota meningkatkan reputasi, serta
memengaruhi anggota-anggotanya melalui interaksi yang
dibangunnya. Kegagalan diterapkannya pengelolaan yang
baik dalam oganisasi pengusaha, tidak hanya
menghancurkan reputasi, serta mengurangi efektivitas
organisasi, akan tetapi juga berdampak negatif terhadap
reputasi mereka yang diwakilinya. Pengelolaan yang baik
merupakan elemen penting untuk memastikan organisasi
bekerja sesuai dengan kepentingan anggotanya.
Menurut Geroge R. Terry (2006 : 342) menejelaskan
bahwa pengelolaan yang baik meliputi :
1. Perencanaan (Planning) adalah pemilihan fakta-fakta danusaha menghubungkan fakta satu dengan lainnya,kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentangkeadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akandatang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasilyang dikehendaki.
2. Pengorganisasian (Organizing) diartikan sebagaikegiatan mengaplikasikan seluruh kegiatan yang harus
21
dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkanwewenang tertentu serta tanggung jawab sehinggaterwujud kesatuan usaha dalam pencapaian tujuan yangtelah ditetapkan.
3. Penggerakan (Actuating) adalah menempatkan semua anggotadaripada kelompok agar bekerja secara sadar untukmencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuaidengan perencanaan dan pola organisasi.
4. Pengawasan (Controlling) diartikan sebagai prosespenentuan yang dicapai, pengukuran dan koreksiterhadap aktivitas pelaksanaan dan bilamana perlumengambil tindakan korektif terhadap aktivitaspelaksanaan dapat berjalan menurut rencana.
Tujuan perancanaan diatas menurut Laksmi dkk. (2008
: 30) adalah :
a. Mengurangi/mengimbangi ketidakpastian perubahan-perubahan diwaktu yang akan datang.
b. Memusatkan perhatian kepada sasaranc. Mendapatkan/menjamin proses pencapaian tujuan
terlaksana secara ekonomisd. Memudahkan pengawasan
Tujuan pengorganisasian diatas menurutLaksmi dkk. (2008 : 43) adalah :
a. Mendelegasikan tugas-tugas untuk menjagakeseimbangan beban kerja dalam suatu organisasiyang sehat
b. Memberikan batasan wewenang untuk melaksanakantugas sehingga setiap orang dapat mengambilkeputusan sesuai dengan diharapkan.
c. Memastikan tanggung jawab dalam jabatan-jabatanperorangan untuk mencegah seseorang melemparkan
22
kesalahan kepada pihak lain, ataumengkambinghitamkan orang lain.
d. Memudahkan koordinasi, tidak hanyamengkoordinasi sumber daya manusia tetapi jugasumber daya lainnya, seperti anggaran, fasilitasdan peralatan.
e. Memudahkan motivasi dan moral pekerja.
Tujuan penggerakan menurut George R. Terry (2006 : 364) adalah :
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisienb. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan stafc. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaand. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja stafe. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
Tujuan pengawasan menurut Sukarno (1982 : 165)
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan ituberjalan sesuai dengan rencana yang telahditetapkan.
b. Untuk mengetahui dengan intruksi-intruksidalam azas-azas yang telah diperintahkan.
c. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dankelemahan-kelemahan dalam pekerjaan ataubekerja.
d. Untuk mengetahui segala sesuatu apakahberjalan efektip atau efesien.
e. Untuk mencari jalan menuju kearah perbaikan.
5. Tinjauan Manajemen
23
Menurut Stoner dalam (Handoko; 1995: 21) “
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Selanjutnya S. Grass dalam (Handoko; 1995 : 11)
mendefinisikan “Manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja
bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem
kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan”.
Berdasarkan berbagai pendapat dan penjelasan dari
para ahli di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa manajemen adalah ilmu dan seni untuk memahami
bagaimana manusia bekerjasama dan mampu untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta
mengawasi sehingga tujuan organisasi yang telah
ditetapkan dapat dicapai.
Maka Pegelolaan restribusi pasar dalam meningkatkan
pendapatan asli daerah adalah bagaimana proses
24
Peningkatan Pendapatan Restribusi Pasar di Kabupaten
Banyuasin . Pengelolaan tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan internal dan lingkungan eksternal dalam upaya
untuk meningkatkan pendapatan Restribusi pasar Kabupaten
Banyuasin dan juga meningkatkan kemampuan pegawai dalam
menyelenggarakan pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan
Restribusi pasar di Kabupaten Banyuasin .
Berdasarkan konsep pelaksanaan yang telah
dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
merupakan salah satu bagian penting dari manajemen.
Pelaksanaan suatu program harus melalui beberapa
tahapan perencanaan yang kesemuanya dititik-beratkan
pada tujuan akhir yang efektif dan efisien. Dari tujuan
akhir perencanaan tersebut, maka dibutuhkan suatu konsep
pengelolaan yang matang untuk mendapatkan hasil yang
maksimal sesuai dengan yag diharapkan. Dari sinilah
merupakan titik tolak keberhasilan dari pelaksanaan
suatu program.
Bryant & White (1995:15) ;
“Konsep manajemen menitik beratkan pada pengelolaandan pemanfaatan orang-orang dalam mencapai tujuan.
25
Agar tujuan dapat dicapai orang-orang tersebutharus mempunyai tugas, tanggungjawab dan wewenangyang jelas (job description)”.
Dari pernyataan dan beberapa pendapat diatas, maka
dapat diasumsikan bahwa untuk pelaksanaan suatu program
kegiatan, dibutuhkan suatu konsep manajemen
(pengelolaan) yang tepat sesuai dengan tujuan akhir yang
ingin dicapai. Karena didalam pengelolaannya perlu
pengintegrasian antara kompetensi sumber daya manusia
yang memiliki visi dan misi yang sama dengan didukung
sarana prasarana yang dimiliki, agar tercapai tujuan
akhir yang diharapkan.
a. Fungsi-Fungsi Manajemen
Handoko, (1995:25) menjelaskan bahwa dalam
Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang
terkait erat didalamnya. Pada umumnya ada 4 (empat)
fungsi manajemen yang banyak dikenal (organizing),
fungsi pengarahan (directing), dan fungsi pengendalian
(controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat
pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer
dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu
26
mengusai semua fungsi manajemen yang ada untuk
mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau
pengertian masing-masing fungsi manajemen seperti
yang dimaksudkan diatas :
a) Perencanaan/Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan
membuat tujuan organisasi dan diikuti dengan
membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan tersebut. Fungsi perencanaan
dalam penentuan program kerja jangka pendek dan
jangka panjang serta perencanaan anggaran, sangat
berperanan penting dalam suatu fungsi manajemen.
Jika suatu pekerjaan tanpa memiliki
perencanaan yang baik, maka akan berakibat fatal
dikemudian hari. Dalam perencanaan, dapat juga
dibahas tentang materi, narasumber, jadwal
kegiatan, dan lain sebagainya. Analisis fungsi
perencanaan kegiatan perlu dilakukan. Adapun
27
kegiatan penting yang terangkum dalam perencanaan
adalah :
1) Menjelaskan, memantapkan dan memastikan tujuan
yang dicapai
2) Meramalkan peristiwa atau keadaan pada waktu
yang akan datang
3) Memperkirakan kondisi-konsidi pekerjaan yang
dilakukan
4) Memilih tugas yang sesuai untuk pencapaian
tujuan
5) Membuat rencana secara menyeluruh dengan
menekankan kreativitas agas diperoleh sesuatu
yang baru dan lebih baik.
6) Membuat kebijaksanaan, prosedur, standard dan
metode-metode untuk pelaksanaan kerja
7) Memikirkan peristiwa dan kemungkinan akan
terjadi
8) Mengubah rencana sesuai dengan petunjuk hasil
pengawasan.
b) Pengorganisasian/Organizing
28
Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan
pengaturan pada sumber daya manusia yang dimiliki
organisasi untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan serta menggapai tujuan organisasi. Fungsi
pengorganisasian ini perlu dilakukan untuk menentukan
pengurus yang akan bertugas melaksanakan kegiatan
Kegiatan penting dari fungsi ini adalah :
Sebelum suatu kegiatan dimulai atau dilaksanakan,
dan untuk menghindari terjadinya suatu kesalahan
dalam pelaksanaannya, maka setiap unit-unit
operasional dan organisasi terlebih dahulu diberikan
kejelasan mengenai tugas-tugas yang akan dikerjakan,
sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan oleh organisasi.
c) Pelaksanaan/Leading
Sebelum suatu kegiatan dimulai atau
dilaksanakan, dan untuk menghindari terjadinya suatu
kesalahan dalam pelaksanaannya, maka setiap unit-unit
operasional dan organisasi terlebih dahulu diberikan
kejelasan mengenai tugas-tugas yang akan dikerjakan,
29
sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan oleh organisasi.
Menurut Handoko (2001 : 27) bahwa “Pelaksanaan
adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan
melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka
lakukan”. Fungsi ini harus melibatkan kualitas, gaya
dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan
kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan
disiplin. Dengan demikian pengarahan sangat penting
agar tidak terjadi penyimpangan dalam menjalankan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk itu
Pegelolaan Restribusi Pasar Dalam Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Banyuasin,
dilihat dari standar yang diinginkan dan motivasi
yang diberikan dalam Peningkatan Pendapatan
Restribusi Pasar.
d) Pengawasan (Controlling)
Desser (2009 : 2), menyatakan bahwa :
30
pengawasan (controlling) merupakan penyusunanstandar seperti kota penjualan, standar kualitas,atau level produksi; pemeriksaan untuk mengkajiprestasi kerja aktual dibandingkan dengan standaryang telah ditetapkan, mengadakan tindakankorektif yang diperlukan.
Menurut Schermerthon dalam Ernie dan Saefullah
(2005 : 317), mendefinisikan pengawasan merupakan
sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian
hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah
ditetapkan tersebut.
Berdasarkan penjelasan dan pendapat dari para ahli
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan
merupakan upaya pengamatan yang dilakukan terhadap
kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan
tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan uraian dan fungsi manajemen tersebut,
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa semua
fungsi manajemen tersebut saling berkaitan untuk
31
mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan organisasi.
Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dapat dilihat
dari kesesuaian perencanaan dan hasil yang dicapai.
Semua fungsi tersebut diatas dapat digunakan dalam semua
aktivitas organisasi baik di organisasi publik maupun
organisasi swasta, seperti yang dilakukan pada
Peningkatan Pendapatan Restribusi Pasar.
Selain melibatkan masyarakat, pemerintah daerah,
pemerintah Kabupaten/Kota, juga yang berhubungan dan
bertanggung jawab sebagai pelaksana program tersebut.
Sehingga proses manajemen untuk stratgi meningkatkan
Pendapatan Restribusi Pasar sebagai upaya menciptakan
kemandirian dan peluang pendapatan Restribusi pasar yang
lebih baik dapat berjalan dengan baik, lancar dengan
pelayanan yang baik dan cepat.
6. Konsep pengembangan SDM
Perencanaan yang baik akan dapat menghasilkan suatu
hasil yang balk pula, jika didukung oleh implementor
yang baik. Untuk itu, diperlukan pengembangan terhadap
sumber daya manusia menjadi sumber daya yang profesional
32
guns mencapai hasil yang optimal melalui perencanaan
yang telah ditetapkan.
Pengembangan sumber daya manusia sangat penting
karena sumber daya manusia berperan sebagai subjek dalam
pembangunan baik secara makro maupun mikro. Sejalan
dengan pendapat Soekinjo Notoatmodjo, yang menyatakan
bahwa " Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok
yang disebut sumber daya (resources), baik SDA maupun
SDM maka menurut hemat penulis sumber daya manusialah
yang lebih penting." (Notoatmodjo,1992:3)
Pengertian mengenai pengembangan sumber daya
manusia dapat dilihat secara makro dan mikro. Seperti
yang dinyatakan oleh Soekinjo Notoatmodjo dalam bukunya
yang berjudul Pengembangan Sumber Daya Manusia, antara lain
"Pengembangan sumber daya manusia secara makroadalah suatu peroses peningkatan kualitas ataukemampuan manusia dalam rangka mencapai suatutujuan pembangunan bangsa. Proses peningkatandisini mencakup perencanaan, pengembangan, danpengelolaan sumber daya manusia" (Notoatmodjo, 1992: 4).
Sedangkan pengembangan sumber daya manusia secara
mikro, masih menurut Notoatmodjo adalah, suatu proses
33
perencanaan pendidikan dan pelatihan dan pengelolaan
tenaga kerja atau karyawan untuk mencapai suatu basil
optimum (Notoatmodjo, 1992: 5).
H. Malayu S.P.Hasibuan berpendapat bahwa
pengembangan adalah :
suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuaidengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melaluipendidikan dan pelatihan. Selanjutnya Hasibuanmenambahkan bahwa pendidikan meningkatkan keahlianteoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkanlatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilanteknis pelaksanaan pekerjaan karyawan(Hasibuan,2000:68)
Berdasarkan beberapa pengertian tentang
pengembangan sumber daya manusia diatas, makes dapat
disimpulkan bahwa pengembangan sumber daya manusia
merupakan suatu usaha peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui cares cares tertentu untuk mencapai
kinerja yang optimal melalui pendidikan dan pelatihan.
Melalui pengembangan ini akan terbentuk sumber daya
manusia yang berkualitas, yang dapat dikatakan sebagai
sumber daya yang profesional.
34
Kualitas sumber daya manusia ini menyangkut dua
aspek yakni aspek fisik (kekuatan fisik), dan aspek non-
fisik (kekuatan non-fisik) yang menyangkut kemampuan
bekerja, berpikir dan keterampilan-keterampilan lain
Notoatmodjo_ 1992 : 4).
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan SDM
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan sumber daya manusia dapat dilihat dari
aspek internal dan aspek eksternal. Faktor-faktor
tersebut turut berperan dalam prows pengembangan sumber
daya manusia baik secara makro maupun mikro.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain seperti
yang diungkap oleh Soekinjo Notoatmodjo dalam bukunya
Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah:
1.Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal daridalam, baik dari suatu organisasi ataupun diripribadi. Namun, dalam hal ini faktor internal lebihditekankan pada suatu organisasi.
a. Misi dan Tujuan Organisasi
35
Setiap organisasi mempunyai misi dan tujuan yangingin dicapai, untuk mencapai tujuan ini diperlukanperencanaan yang baik serta implementasiperencanaan tersebut secara tepat. Pelaksanaankegiatan atau program dalam rangka mencapai tujuandiperlukan kemampuan tenaga (SDM), dan ini hanyadapat dicapai dengan pengembangan SDM dalamorganisasi tersebut.
b. Strategi Pencapaian Tujuan
Misi dan tujuan suatu organisasi mungkin mempunyaipersamaan dengan organisasi yang lain, tetapistrategi untuk mencapai mini dan tujuan tersebutberbeda Oleh sebab itu setiap organisasi mempunyaistrategi yang tertentu.
c. Sifat dan Jenis Kegiatan
Sifat dan jenis kegiatan organisasi sangat pentingpengaruhnya terhadap pengembangan SDM dalamorganisasi yang bersangkutan.
Suatu organisasi yang sebagian besar melaksanakankegiatan teknis, maka pola pengembangan SDM akanberbeda dengan organisasi yang bersifat ilmiahmisalnya Demikian tentu strategi dan programpengembangan SDM akan berbeda antara organisasiyang kegiatannya rutin dengan organisasi yangkegiatannya memerlukan inovasi dan kreatif.
d. Jenis Teknologi yang digunakan
Sudah tidak asing lagi bahwa setiap organisasidewasa ini telah menggunakan teknologi yangbermacam dari paling sederhana sampai yang palingcanggih. Hal ini perlu diperhitungkan, baik untuk
36
mempersiapkan tenaga guns menangani,mengoperasionalkan teknologi itu, atau mungkinterjadinya otomatisasi kegiatankegiatan yang semuladilakukan oleh manusia.
2. Faktor Eksternal
Faktor ekstemal adalah faktor yang berasal dari luarsuatu organisasi, yang juga perlu diperhatikan untukkeberhasilan perencanaan yang lebih balk
a. Kebijaksanaan Pemerintah
Keijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah,baik yangdikeluarkan melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah, surat-surat keputusan Menteriatau Pejabat pemerintah, dan sebagainya adalahmerupakan arahan yang hares diperhitungkan olehorganisasi. Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebutsudah barang tentu akan mempengaruhi program-program pengembangan SDM dalam organisasi yangbersangkutan.
b. Sosio-budaya Masyarakat
Faktor sosio-masyarakat tidak dapat diabaikian olehsuatu organisasi. Hal ini dapat dipahami karenasuatu organisasi apa pun di dirikan untukkepentingan masyarakat yang mempunyai latarbelakang sosio-budaya yang berbeda-beda Oleh sebabitu dalam mengembangkan SDM dalam suatu organisasifaktor ini perlu dipertimbangkan.
c. Perkembangan Ilmu Pegetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luarorganisasi dewasa ini telah sedemikian pesatnya.
37
Sudah barang tentu suatu organisasi harus mengikutianus tersebut. Untuk itu maka organisasi haresmampu untuk memilih teknologi yang tepat untukorganisasinya. Untuk itu maka kemampuan karyawanorganisasi harus diadaptasikan dengan kondisitersebut. (Notoatmodjo, 1992: 10-12).
8. Konsep Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Otonomi daerah perlu diwujudkan dalam rangka
mewujudkan kemandirian daerah. Untuk mewujudkan otonomi
daerah dibutuhkan kecerdasan untuk mengelola segala
potensi yang dimiliki daerah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Pegelolaan itu mencakup Sumber
Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA). SDM
berkaitan erat dengan pengembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan, informasi dan keterampilan. Sedangkan SDA
mencakup segala kekayaan alam yang dimiliki suatu
daerah. Dalam hubungannya dengan peningkatan PAD,
kehandalan SDM dan kekayaan SDA suatu daerah sangat
diperlukan. SDA yang didukung dengan SDA yang memadai
untuk mengelola kekayaan yang dimiliki daerah akan
melahirkan daerah dengan PAD yang baik.
38
Merujuk pada UU No 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah, penerimaan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan
daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah terdiri atas
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan lain-lain
pendapata. Pembiayaan bersumber dari sisa lebih
perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah,
dana cadangan daerah dan hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sendiri bersumber dari Pajak Daerah, Restribusi Daerah,
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan
Lain-lain PAD yang Sah. Artinya, PAD adalah pendapatan
tetap pemerintah daerah dari berbagai sumber yang
ditetapkan dalam peraturan daerah untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Senada dengan
itu, Halim (2004 : 67) menjelaskan bahwa Pendapatan Asli
Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang
berasal dari sumber ekonomi asli daerah.
39
Lebih jauh, Yani (2002 : 106) menyatakan bahwa ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan
PAD diantaranya:
1. Memberikan peluang kepada masyarakat untuk memberikanusaha yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.
2. Adanya dukungan dan dorongan dari pihak pemerintahuntuk mencari dan menggali sumber-sumber PAD yang adadi daerah.
3. Membuka peluang yang seluas-luasnya untuk melakukanberbbagai hubungan kemitraan dengan semua pihak baikswasta, investor dan kalangan pengusaha dalammemperoleh pendapatan.
Senada dengan hal itu, Soedjamanto (1999;72)
mengemukakan:
“PAD merupakan potensi yang sangat kuat didalam
meningkatkan taraf pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat yang diperoleh dari berbagai pencarian dan
pengalian sumber-sumber dana daerah yang
pengelolaannya dapat dilakukan oleh semua pihak yang
ada di daerah, baik pemerintah, swasta, pengusaha dan
lainnya”.
Sehubungan dengan itu, kebijakan keuangan daerah
dengan kebijakan keuangan negara perlu disinkronkan
40
karena saling berhubungan erat. Hubungan tersebut tidak
hanya bersifat keuangan, tetapi juga berhubungan dengan
faktor-faktor lain seperti penyelenggaraan pemerintahan
di daerah. Oleh karena itu diperlukan perencanaan.
Perencanaan PAD perlu dilakukan dengan penuh perhitungan
dan pertimbangan yang matang, cepat dan tepat serta
mempermudah tercapainya tujuan, dengan tetap
memperhitungkan resikonya.
9. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode
tahun bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang
melalui Rekening Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas
dana.
Pendapatan daerah meliputi:
(1) Pendapatan Asli Daerah;
(2) Dana Perimbangan, dan
(3) Lain-Lain Pendapatan.
41
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 1999
pendapatan asli daerah adalah bagian dari pendapatan
daerah yang bersumber dari potensi daerah itu sendiri
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah tersebut
dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kewenangan daerah dalam memungut PAD
dimaksudkan agar daerah dapat mendanai pelaksanaan
otonomi daerah yang bersumber dari potensi
daerahnya sendiri. Seperti yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya bahwa Pendapatan Asli Daerah ( PAD )
terdiri dari: a). Pajak Daerah; b). Restribusi
Daerah; c). Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan: d). Lain-lain PAD yang Sah.
a). Pajak Daerah.
Sesuai dengan pasal 1 Undang-Undang nomor 28 tahun
2009 tentang perubahan Undang-Undang nomor 34 tahun
2000 tentang pajak daerah dan Restribusi daerah, yang
dimaksud dengan pajak daerah yang selanjutnya disebut
42
pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah.
Menurut Devas, dkk (1989 : 59), kabupaten dan
kota (Dati II) memiliki berbagai jenis pajak daerah.
Jumlah seluruhnya lebih dari 50 jenis, tetapi sebagian
besar Pemerintah Daerah hanya memungut 8 sampai 12
jenis saja.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan peraturan daerah kabupaten
Banyuasin Nomor 10 tahun 2010 tentang pajak
daerah ditetapkan sebannyak sembilan objek
pajak, yaitu :
1) Pajak Perhotelan
43
Adalah Pajak pelayanan yang disediakan oleh hoteldengan pembayaran ,termasuk jasa penunjangsebagai kelengkapan hotel yangsifatnyamemberikan kemudahan dan kenyamanan, termasukfasilitas olah raga yang disediakan hotel.- Tarif pajak Perhotelan ditetapkan sebesar 10 % - Khusus untuk Rumah Kos yang menyediakan kamarlebih dari 10 kamar tarif pajak ditetapkan sebesar 7 %( tujuh persen )
2) Pajak Restoran
Adalah Pajak pelayanan yang disediakan olehrestoran, meliputi pelayanan penjualan makanan danminuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baikdikonsumsi di tempat pelayanan atau di tempatlain.- Tarif pajak Restoran ditetapkan sebesar 10 %
( sepuluh persen )- Khusus untuk warung, kamtin dan ketring
ditetapkan sebesar 7 % ( tujuh persen )
3) Pajak HiburanAdalah Pajak jasa penyelenggaraan hiburan dengan
dipungut bayaran, meliputi :10 0bjek Pajak
4) Pajak Reklame
Adalah Pajak semua penyelenggaraan reklame,meliputi :
a. Reklame papan/ billboard/videotron/ megatrondan sejenisnya
b. Reklame kain.c. Reklame melekat,stiker.d. Reklame selebaran.e. Reklame berjalan , termasuk papan kendaraan.f. Reklame film /slide
44
- Tarif pajak Reklame ditetapkan sebesar 25 %( dua puluh lima persen )
5) Pajak Penerangan Jalan
Adalah Pajak Penggunaan tenaga listrik, baik yang
dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari
sumber lain
1) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.
Adalah Pajak atas kegiatan pengambilan MineralBukan Logam dan Batuan. Yangmeliputi : Asbes, Batu Tulis, Batu setengahpermata, Batu Kapur, Batu Apung, Batu permata,Bentonit, Dolomit,Feldspar, Garam Batu,Garanit, Gips. Kalsit. Kaolin. Leusit.Magnesit.Mika. Marmar. Nitrat. Opsiden. Oker.Pasir dan kerikil, Pasir Kuarsa.Perlit, Phospat,Talk. Tanah serap ( fullers earth ). Tanahdiatome. Tanah liat. Tawas (alum ). Tras.Yasorif. Zeolit. Basal Trakkit-Tarif pajak Mineral bukan logam dan batuanditetapkan sebesar 25 % ( dua puluh limapersen )
2) Pajak Parkir
Adalah pajak penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan,baik yang disediakan berkaitandengan pokok usaha maupun yang disediakansebagai suatu usaha, termasuk penyediaantempat penitipan kendaraan bermotor.
- Tarif pajak Parkir ditetapkan sebesar 30 %( Tiga puluh persen )
3) Pajak Air Bawah Tanah
Adalah pajak pengambilan dan atau pemanfaatan airtanah untuk tujuan komersil.
45
-Tarif pajak Air Bawah Tanah ditetapkan sebesar20 % ( dua puluh persen )
4) Pajak Sarang Burung Walet.
Adalah pajak pengambilan dan atau pengusahasarang burung walet.
-Tarif pajak Sarang Burung Walet ditetapkansebesar 10 %
( Sepuluh persen )
b) Restribusi Daerah.
Restribusi Daerah yaitu pungutan daerah sebagai
pembayaran memakai atau karena memperoleh jasa
pelayanan langsung usaha milik daerah untuk
kepentingan umum atau karena diberikan oleh daerah
baik langsung maupun tidak langsung. Sementara di
dalam pasal 1 Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009
tentang perubahan Undang-Undang nomor 34 tahun 2000
pasal 1 disebutkan bahwa Restribusi daerah adalah
pungutan sebagai pembayaran pemakaian atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan
atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi/badan.
Oleh karena merupakan pembayaran atas
46
penggunaan barang atau jasa yang disediakan untuk
umum oleh pemerintah, maka penarikannya biasanya
dilakukan di tempat pemakaian itu, tetapi boleh juga
ditagihkan kepada badan/orang pribadi atas dasar
pembayaran dengan penggunaan terbatas (dijatahkan)
atau pembayaran dengan periode waktu yang
disepakati.
Hal di atas sejalan dengan uraian oleh Mc Queen
(1998 : 12-18) tentang permasalahan dan
kebijaksanaan pelayanan oleh pemerintah daerah.
Dikatakan pula bahwa persaingan Restribusi antar
pemerintah daerah tidak akan menjadi pertimbangan
utama dalam menentukan tarif, yang penting yaitu
bila ada pemda yang berdekatan mengadakan atau
menyediakan barang atau jasa yang sama, maka saling
tukar informasi menjadi penting untuk mengurangi
resiko kerugian.
Lebih lanjut diuraikan pula definisi dan
pengertian yang berkaitan dengan Restribusi yaitu
dikutip dari Sproule-Jones and White yang menyatakan
47
bahwa Restribusi adalah semua bayaran yang dilakukan
bagi perorangan dalam menggunakan layanan yang
mendatangkan keuntungan langsung dari layanan itu,
lebih lanjut dikatakan bahwa Restribusi lebih tepat
dianggap pajak konsumsi dari pada biaya layanan;
bahwa Restribusi hanya menutupi biaya operasi saja.
Pada bagian lain Mc Queen (1998 : 2)
mengungkapkan bahwa:
Suatu tanggapan menekankan memperjelas kenyataan bahwa masyarakat memandang Restribusisebagai bagian dari program bukan sebagai pendapatan daerah dan bersedia membayar hanya bila tingkat layanan dirawat dan ditingkatkan.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa bagian yang gampang dalam menyusun
Restribusi yaitu menghitung dan menetapkan tarif.
Bagian tersulitnya adalah meyakinkan masyarakat
(publik) tanpa diluar kesadaran mereka tarif tetap
harus diberlakukan.
Berkaitan dengan pendapat di atas, Davey (1988 :
147), menguraikan bahwa di dalam beberapa hal
48
Restribusi mungkin lebih didasarkan pada recovering
daripada full cost dari suatu pelayanan, yaitu atas
dasar mencari keuntungan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Restribusi Daerah adalah
Pendapatan daerah yang dipungut melalui beberapa
instansi yang ditunjuk oleh pemerintah daerah
ditetapkan dengan peraturan daerah.
Sesuai dengan peraturan daerah kabupaten
Banyuasin Nomor 6 tahun 2011 tentang Restribusi
Daerah besaran tarif Restribusi ini ditetapkan 15
%
Dalam kebijakan umum anggaran pendapatan,
Pemkab Banyuasin berupaya untuk meningkatkan PAD
melalui optimalisasi sumber PAD baik, pajak dan
Restribusi sebagai andalan penerimaan APBD.
B. Penelitian yang relevan
49
Terkait dengan penelitian ini telah di lakukan
penelitian oleh IRMA SURYANI (2009) dengan judul
Strategi Peningkatan Penerimaan Restribusi Pasar (study
kasus pengelolaan Restribusi Pasar Welahan pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Pekalongan) penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perubahan lingkungan
organisasi, baik lingkungan internal maupun eksternal
dalam upaya dalam upaya meningkatkan penerimaan
Restribusi pasar. Selanjutnya dengan berpedoman pada
faktor kekuatan dan kelemahan, baik lingkungan internal
maupun eksternal, diidentifikasikan issu-issu strategis
yang dihadapi organisasi sehingga dapat dapat menyususn
suatu strategi yang baik bagi upaya peningkatan kinerja
pegawai dan guns meningkatkan penerimaan Restribusi
pasar. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, data atau informasi kualitatif untuk
menggambarkan keadaan atau masalah yang sedang diteliti
secara sistematis, nyata dan akurat sebagaimana yang
terjadi dilapangan difokuskan pada perumusan strategi
kebijakan Dinas dalam rangka meningkatkan penerimaan
50
Restribusi pasar dan pengelolaannya, khususnya Pasar
Welahan. Fenomena yang diamati adalah lingkungan
internal dan eksternal organisasi. Teknik pengumpulan
data dengan metode dokumentasi, wawancara mendalam dan
observasi langsung. Analisis data menggunakan model
analisis interaksi dan analisis SWOT sehingga muncul
issuissu strategis, yaitu: 1. Rendahnya kemampuan dan
ketrampilan pegawai. 2. Lemahnya pengawasan dan
penegakan hukum. 3. Rendahnya kesadaran pedagang akan
norma/ aturan. 4. Praktek penentuan target yang belum
didasarkan pads potensi yang ada Untuk merespon issu
tersebut disusun suatu strategi sebagai beriku:
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui
pendidikan dan kursus-kursus; Pemahaman yang lama
tentang misi organisasi; Perbaikan terhadap prosedur
kerja; diberikan sosialisasi dan penyuluhan tentang hak
dan kewajiban sesuai dengan aturan yang ada; menjalin
kerjasama dengan instansi lain yang terkait, misalnya
Satuan Polisi Pamong Praja; Pendekatan Persuasif dan
Represif; Komitmen dari semua pihak dalam penentuan
51
target; menggunakan data potensi yang sebenarnya dalam
penentuan target.
Adapun perbedaan dengan penelitian ini adalah
Peningkatan realisasi pendapatan Restribusi pasar
dirasakan belum sesuai harapan karena hanya rata-rata
lima tahun terakhir setup tahun terjadi peningkatan
antara 1-2% saja Nilai tersebut amat kecil dan hal
tersebut menjadi pemikiran Pemerintah Kabupaten
Banyuasin amok mencari strategi dalam upaya
meningkatkan penerimaan Restribusi pasar sehingga mampu
memberikan kontribusi
yang lebih baik dan maksimal bagi pendapatan asli
daerah.
54
C. Kerangka Teori
Bertitik tolak dari landasan teori yang diuraikan
di atas, maka kerangka teori penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Bagan 2.1
Kerangka Pemikiran
Manajemen Strategis
55
Kerangka pikir dalam bagan di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Intensifikasi, diakukan dengan langkah-langkah :
56
a. Intensifikasi perundang-undangannya
b. Meningkatkan kepastian hukum
c. Mengintensifkan peraturan pelaksanaan
d. Meningkatkan mutu aparatur
e. Meningkatkan fungsi dan menyesuaikan
organ/struktur perpajakan/Restribusi sehingga
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi
f. Memberantas pemalsuan pajak/Restribusi
g. Meningkatkan pengawasan terhadappelaksanaan dan
pematuhan peraturan perpajakan/Restribusi dan
melakukan pengawasan melekat.
2. Ekstensifikasi, dilakukan dengan menerapkan langkah-
langkah :
a. Penambahan pajak/Restribusi baru dengan menemukan
wajib obyek pajak/Restribusi baru,
b. Menciptakan pajak-pajak/Restribusi baru, atau
memperluas ruang lingkup pajak/Restribusi yang
ada.
3. Manajemen Strategis dilakukan melalui langkah
analisis SWATT:
a. Kekuatan, diantaranya dapat dilihat dari fenomena-
fenomena berikut :
ƒ Legitimasi kelembagaan pengelola Restribusi pasar.
57
1) Adanya visi dan misi organisasi serta tugas pokok
dan fungsi organisasi
2) Optimalisasi kualitas dan kuantitasaparatur
pengelola pasar.
3) Optimalisasi sarana prasarana, prosedur serta
teknologi penunjang kegiatan pengelolaan pasar.
4) Kejelasan peraturan mengenai Restribusi pasar yang
berlaku.
5) Kejelasan sanksi hukum bagi setiap pelanggaran
Restribusi pasar.
6) Pengawasan terhadap pelaksanaanpelaksanaan dan
pematuhan peraturan Restribusi pasar.
b. Kelemahan, diantaranya dapat dilihat dari fenomena
berikut :
1) ¾ Manajemen pengelolaan pasar yang masih lemah.
2) ¾ Kepemimpinan (penanggung jawab dan pelaksana)
yang kurang handal/cakap.
3) ¾ Terbatasnya anggaran bagi
rehabilitasi/revitaisasi pasar-pasar yang
4) kondisi fisiknya telah rusak.
5) ¾ Terbatasnya kualitas dan kuantitas pengelola
pasar.
58
6) ¾ Kurangnya sosialisasi terhadap peraturan
tentang
7) pelaksanaan/pematuhan Restribusi yang berlaku.
c. Peluang (Opportunity) diantaranya dapat dilihat
melalui fenomena berikut :
1) Luasnya kewenangan pemerintah daerah dalam
mengupayakan dan mengelola pendapatan asli daerah
khususnya yang berkaitan dengan pendapatan dari
Restribusi pasar.
2) Masih eksisnya kegiatan-kegiatan di pasar-pasar
tradisional (jual beli) yang berlangsung setiap
hari.
3) Kesadaran masyarakat (wajibretribusi) untuk
memenuhi kewajibannya.
e. Tantangan, diantaranya dapat dilihat melalui
fenomena berikut :
1) Tidak stabilnya harga kebutuhan pokok di pasaran.
2) Nilai tukar rupiah yang amat dipengaruhi oleh pasar
dunia.
3) Banyaknya pemutusan hubungan kerja yang
berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
59
4) Munculnya pasar-pasar modern yang lebih nyaman
secara fisik sehingga mengurangi jumlah
pembeli/penjual di pasar-pasar tradisional.
5) Kondisi pasar-pasar tradisional yang kurang
memenuhi 3K (Kesehatan, Kenyamana, dan
Keselamatan) bagi pedagang maupun pembeli daam
melakukan transaksi jual beli.
6) perumusan strategi yang dapat dilakukan oleh
DPPKAD Kabupaten Banyuasin melalui langkah-
langkah penelitian sebagai berikut:
a. Merumuskan mandat, visi & misi organisasi
berdasarkan struktur, tugas pokok & fungsi
DPPKAD Kabupaten Banyuasin dalam rangka
meningkatkan penerimaan Restribusi pasar;
b. Mengidentifikasi lingk internal (kekuatan –
kelemahan) dan lingk eksternal (peluang –
ancaman) dalam rangka meningkatkan penerimaan
Restribusi pasar;
c. Merumuskan isu-isu strategis dengan
menggunakan pendekatan langsung dalam rangka
meningkatkan penerimaan Restribusi pasar;
d. Bila isu strategis telah teridentifikasi,
diuji guna mengukur derajat kesetrategisan isu
tersebutberdasarkan urutan prioritas, logis
ataupun urutan temporal;
60
Menetapkan startegi pengembangan atau peningkatan
pendapatan Restribusi pasar.
1. Kejelasan Mandat
2. Kejelasan Visi Misi
3. Faktor-faktor Pengaruh Lingkungan Internal
4. Faktor-faktor Pengarush Lingkungan Eksternal
5. Identifikasi isu-isu strategis
6. Rumusan strategi untuk mengolah isu
Terciptatanya visi organisasi yang efektif bagi masa
depan