teknik sampling statistika ti

23
STATISTIKA TI Disusun oleh : 1. WISNU PAMUNGKAS M3114148 TI E OCTOBER 10, 2015 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (UNS) Jalan Ir.Sutami 36 A kentingan, Jebres, Surakarta

Upload: independent

Post on 17-May-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STATISTIKA TI

Disusun oleh :

1. WISNU PAMUNGKAS M3114148 TI E

OCTOBER 10, 2015

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (UNS)

Jalan Ir.Sutami 36 A kentingan, Jebres, Surakarta

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

1

A. Pendahuluan

Pada hakekatnya, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta mengemban

tiga tugas pokok yang lebih dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi

yang harus dilakukan oleh seluruh sivitas akademika. Ketiga dharma tersebut

adalah: pendidikan dan pengajaran, melaksanakan penelitian, dan melakukan

pengabdian pada masyarakat.

Pada bidang penelitian, baik mahasiswa maupun dosen dituntut untuk

melakukan penelitian secara ilmiah. Adapun bentuk penelitian yang dilaksanakan

disesuaikan dengan jenjang dan bidang kajian masing-masing. Bentuk penelitian

yang dilakukan mahasiswa dapat berupa makalah, tugas akhir (TA), ataupun skripsi,

sedangkan penelitian yang dilakukan dosen dapat berupa penelitian pengembangan

keilmuan dan teknologi, supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan, serta

memungkinkan penerapan dan pemanfaatan hasilnya bagi kepentingan dan usaha

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, bagi seorang dosen, penelitian

merupakan salah satu syarat mutlak untuk kenaikan pangkat.

Sebelum seseorang akan melakukan penelitian, sebaiknya harus menyusun

rencana penelitian, yang dikenal dengan usulan/proposal penelitian. Kegunaan dari

proposal penelitian tersebut adalah sebagai pedoman rencana awal yang akan

dilakukan peneliti, baik mengenai masalah, ruang lingkup, metode penelitian yang

dipakai, populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat dan waktu penelitian,

instrumen penelitian, sampai pada perencanaan anggaran (jika diperlukan).

Dalam melakukan penelitian, tidak semua penelitian dapat dilakukan secara

populasi. Banyak alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya sebaran populasi

yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan biaya, dll. Lebih lanjut

Riduan dan Akdon (2006:240) mengatakan bahwa keuntungan menggunakan

sampel antara lain (1) memudahkan jalannya penelitian, (2) penelitian lebih efisien,

(3) lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, dan (4) lebih efektif.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

2

Dari berbagai alasan di atas, sangat beralasan jika penelitian dilakukan hanya

terhadap sampel saja.Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai

objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat

mewakili semua karakteristik dari populasinya. Jika sampel yang kita jadikan tidak

dapat mewakili semua karakteristik populasinya, maka hasil penelitian tersebut

tidak dapat dibuatkan generalisasinya.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

3

B. Pengertian Sampling

Sebelum membahas lebih lanjut tentang sampling, ada baiknya terlebih

dahulu dipahami tentang konsep sampel dan populasi. Populasi adalah totalitas

semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif

maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan

yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan sampel adalah

bagian dari populasi yang diteliti. (Sudjana 1989: 6). Dengan kata lain, sampel

merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil

penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada

populasi.

Adapun sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak

menyeluruh atau tidak mencakup seluruh obyek penelitian. dengan demikian

sample adalah teknik mengambil sampel dari populasi yang ada. Ada beberapa

alasan penggunaan sampling dalam penelitian diantaranya adalah adanya

penghematan waktu, biaya dan tenaga serta kemungkinan memperoleh hasil yang

akurat lebih besar dibandingkan jika menggunakan populasi sebagai subyek

penelitian. hal ini dikarenakan jika menggunakan populasi, maka data yang diteliti

mungkin akan sangat banyak yang berakibat pada ketidaktelitian peneliti.

Dengan berbagai keuntungan penggunaan sample dalam penelitian, maka

sangat jelas teknik ini menjadi favorit para peneliti untuk digunakan. Akan tetapi,

tetap perlu mempertimbangkan berbagai hal dalam penggunaan sampel misalnya

ketepatan penentuan definisi populasi, ukuran sampel serta teknik pengambilan

sampel.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

4

C. Penentuan Ukuran Sampel

Penentuan sampel sangatlah penting perannya dalam penelitian. Berbagai

penentuan sampel pada hakikatnya ialah untuk memperkecil kesalahan generalisasi

dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang

representative. Artinya sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.

Terdapat empat factor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan besarnya

sampel yang harus di ambil sehingga dapat di peroleh gambaran yang

representatif dari populasinya. Keempat factor ialah sebagai berikut :

1. Tingkat keseragaman (Degree Of Homegeneity) dari populasi. Sehingga

Homogeny populasi itu makin kecil sampel yang perlu diambil.

2. Tingkat presisi yang dikehendaki dalam penelitian. Makin tinggi tingkat

presisi yang dikehendaki makin besar anggota sampel yang harus diambil. Semakin

besar sampel akan semakin kecil penyimpangan terhadap nilai populasi yang

didapat.

3. Rencana analisis yang dikaitkan dengan kebutuhan untuk analisis.

Terkadang besarnya sampel masih belum mencukupi kebutuhan analisis, sehingga

mungkin diperlukan sampel yang lebih besar.

4. Teknik penentuan sampel yang digunakan. Penentuan ukuran sampel

dipengaruhi oleh teknik penentuan sampel yang digunakan. Apabila teknik yang

digunakan tepat atau sesuati maka kerepresentatifan sampel juga terjaga. Teknik ini

juga tergantung pada biaya, tenaga, dan waktu yang disediakan.

Akan tetapi harus diketahui bahwa dalam masalah sampel ada yang

disebut : Biased Sample : yaitu sampel yang tidak mewakili populasi, atau disebut

juga dengan “Sampel yang nyeleweng” sedang pengambilan sampel yang

menghasilkan sampel yang neleweng disebut : Biased Sampling. Biased

Sampling ialah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi saja, tapi

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

5

generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi. Sebagai contoh misalnya :

mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata orang Indonesia, hanya

diambil sampel yang kaya raya saja, ataupun hanya yang miskin saja. Dengan

sendirinya akan mengakibatkan adanya kesimpulan yang nyeleweng atau

disebut Biased Conclusion. Terdapat beberapa alasan tidak semua hal yang ingin

dijelaskan atau diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh

dikatakan hamper selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal yang

sebenarnya mau diteliti. jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak

terhadap populasi. Akan tetapi kesimpulan penelitian mengenai sampel akan

dikenakan atau digeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke

populasi mengandung risiko yang terdapat kekeliruan atau ketidak tepatan, sebab

sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Semakin tidak

sama populasi dengan sampel maka semakin tidak besar kemungkinan kekeliruan

dalam generalisasi tersebut. Sebab hal itu teknik penentuan sampel menjadi sangat

penting perannya dalam sebuah penelitian. Beberapa penentuan penelitian sampel

itu pada hakikatnya ialah cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari

sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang

representative, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.

Diantara berbagai penentuan sampel yang dianggap paling baik ialah penentuan

sampel secara rambang (RandomSampling). Kebaikan teknik ini tidak hanya

terletak pada teori yang mendasarinya, tapi juga pada bukti-bukti empiris.

Perkembangan teknologi computer telah memungkinkan orang melakukan

berbagai simulasi untuk membuktikan keunggulan teknik pengambilan sampel

secara rambang. Dalam penentuan sampel secara rambang semua anggota populasi.

Secara individual atau secara kolektif diberi peluang yang sama untuk menjadi

anggota sampel. Alat untuk mengambil sampel secara rambang yang paling praktis

(dan dianggap paling valid juga) ialah dengan menggunakan table bilang rambang

apabila besarnya populasi terbesar, peluang rambang dapat diberikan kepada

anggota-anggota populasi secara individual. Akan tetapi apabila populasi tersebut

sangat besar, sebaiknya peluang rambangnya diberikan terhadap anggota-anggota

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

6

populasi secara kelompok, dan kalau perlu dilanjutkan dengan rambang individual.

Meskipun teknik pengambilan sampel secara rambang itu merupakan teknik yang

terbaik, tapi tidak selalu dapat dilaksanakan, sebab berbagai alasan. Terkadang

orang terpaksa puas dengna sampel rumpun (Cluster Sampel), sebab rumpun-

rumpun yang merupakan kelompok individu yang tersedia sebagai unit dalam

populasi. Penelitian mengenai murid sekolah biasanya tidak dapat menggunakan

teknik pengambilan sampel secara rambang, melainkan harus secara rumpun.

Sehingga mendapatkan peluang sama untuk menjadi sampel bukan murid secara

individual, melainkan sekolah (murid secara kelompok).

Sering kali terjadi sampel yang diambil dari rumpun yang telah ditentukan

atau tersedia. Hal yang sedemikian disebtu penetuan sampel secara bertingkat

(Stratifed Sampling). Apabila dari kelompok yang tersedia diambil sampel yang

sebanding dengan besarnya kelompok dan pengambilannya secara rambang, maka

teknik tersebut disebut pengambilan sampel secara rambang proporsional

(Proportional Random Sampling).

Seperti telah disebutkan tujuan berbagai teknik penentuan sampel itu ialah

untuk mendapatkan sampel yang paling mencerminkan populasinya, atau secara

teknik disebut sampel yang paling representative. Dalam penelitian terhadap

sampel ciri represemtativeness sampel itu tidak pernah dapat dibuktikan,

melainkan halnya dapat didekati secara metodologis melalui parameter-paremeter

yang diketahui dan diakui baik secara teoritis meupun secara eksperimental.

Terdapat empat parameter yang biasa dianggap

menentukan Representativeness suatu sampel, yaitu :

a) Variable lintas populasi.

b) Besar sampel.

c) Teknik penentuan sampel.

d) Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.

Variabilitas populasi dari keempat parameter tersebut merupakan hal yang

sudah “Given” yaitu penelitian harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

7

dapat mengatur atau memanipulasikannya. Ketiga parameter yang lain tidak

demikan halnya penelitian dapat mengatur atau memanipulasikannya untuk

meningkatkan taraf Representativeness sampel.

Sampel yang baik adalah yang bisa merepresentasikan populasi penelitian.

Untuk menjadikan sampel penelitian representatif, maka perlu ditentukan jumlah

sampel minimal yang akan digunakan. Dalam menentukan ukuran sampel dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa menggunakan rumus atau hitungan serta

menggunakan rumus.

Untuk cara kedua, ada banyak sekali rumus yang dapat digunakan dalam

menentukan jumlah sampel minimum. salah satunya rumus empiris dianjurkan

oleh Issac dan Michael (1981:192) dalam Sukardi (2004:55) sebagai berikut:

Keterangan:

S = jumlah sampel yang dicari;

N = Jumlah populasi;

P = proporsi populasi, asumsi diambil P = 0,50

d = derajat ketepatan, biasanya diambil d = 0,05

2 = nilai tabel

Untuk memudahkan menerapkan rumus di atas, maka rumus tersebut telah

ditransferkan kedalam bentuk tabel, sehingga kita tinggal memakai tabel tersebut.

Tabel 1 :

Menentukan Jumlah sampel dengan Taraf Signifikansi 5%

N S N S N S N S

10 10 90 73 300 169 1900 320

15 14 95 76 400 196 2000 322

20 19 100 80 500 217 2200 327

25 24 120 92 600 234 2400 331

30 28 130 97 700 248 2600 335

35 23 140 103 800 260 2800 338

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

8

40 36 150 108 900 269 3000 341

45 40 160 113 1000 278 3500 346

50 44 170 118 1100 285 4000 351

55 48 180 123 1200 291 4500 354

60 52 190 127 1300 297 5000 357

65 56 200 132 1400 302 10000 370

70 59 220 140 1500 306 15000 375

75 63 240 148 1600 310 20000 377

80 66 260 155 1700 313 50000 381

85 70 280 162 1800 317 100000 384

Sebagai contoh, untuk populasi yang berjumlah 200, dengan taraf

signifikasi 5% ukuran sampelnya 132, sedangkan untuk populasi yang berjumlah

1000 taraf signifikansi 5% sebanyak 278.

Selain cara di atas, ada pula rumus dari Yamane yang dikutip oleh ridwan

dan akdon (2006: 249) dalam penentuan jumlah sampel jika populasi yang diteliti

sangat besar yaitu dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Dimana n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

D2 = Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan rumus tersebut, misalnya jika dalam sebuah penelitian terdapat

populasi sebanyak 200 orang serta presisi yang diinginkan adalah 0,05, maka dengan

menggunakan rumus di atas, jumlah sampel minimal yang akan digunakan adalah :

Dengan demikian, jika dibulatkan maka jumlah sampel minimal yang

digunakan adalah sebanyak 133 orang. Akan tetapi, jika populasi relative sedikit,

maka rumus Slovin yang memiliki persamaan yang hampir sama dengan rumus

Yamane di atas dapat digunakan.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

9

Persamaan rumus Slovin adalah sebagai berikut :

Keterangan: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

D2 = tingkat signifikansi yang dipakai misalnya 1%, 5% atau 10%

Cara penerapan rumus Slovin sama dengan penerapan rumus Yamane.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

10

D. Teknik Pengambilan Sampel

Secara umum, pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan dua cara

yaitu random (acak) dan nonrandom (tidak acak). Pengambilan dengan cara

random yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan

mengundi, menggunakan tabel bilangan acak/random atau dengan menggunakan

bantuan komputer. Sedangkan pengambilan sampel dengan nonrandom atau

disebut juga incidental sampling, dilakukan tidak secara acak.

1. TEKNIK SAMPLING RANDOM

Ada tiga jenis sampling yang termasuk pada teknik sampling random yaitu

sampling random sederhana (Simple Random Sampling), sampling bertingkat

(Stratified Sampling), dan sampling kluster/area (Cluster Sampling)

a. Sampling Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Teknik ini dikatakan random sederhana karena cara mengambil

sampel dari populasi dilakukan secara random (acak) dengan tidak

mempertimbangkan strata atau tingkatan dalam populasi. Teknik sampling

random sederhana dapat digunakan seandainya populasi yang diteliti

bersifat homogen.

Pengambilan sampel dengan teknik ini dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara, diantaranya adalah dengan sistematis/ordinal. Cara

sistematis/ordinal merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui

peluang. dan teknik dimana pemilihan anggota sampel dilakukan setelah

terlebih dahulu dimulai dengan pemilihan secara acak untuk data

pertamanya kemudian untuk data kedua dan seterusnya dilakukan dengan

interval tertentu.

Ada beberapa kelebihan jika peneliti menggunakan sampling random

sederhana ini. Diantaranya adalah dapat memberikan dasar probabilitas

terhadap banyak teori statistik serta mudah untuk dipahami dan diterapkan.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

11

Adapun kelebihan menggunakan teknik sampling random sederhana

diantaranya adalah peneliti harus menetapkan semua populasi dengan

memberi nomer (angka) sebelum dilakukan pemilihan sampel. Hal ini akan

memakan waktu yang relatif lama. Sub-klaster dalam populasi

memungkinkan untuk terpilih semua serta individu yang terpilih

kemungkinan akan sangat tersebar.

b. Sampling Bertingkat (stratified random sampling)

Teknik sampling bertingkat ini digunakan apabila populasinya

heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat serta jumlah

sangat banyak. . Penentuan strata dilakukan berdasarkan karakteristik

tertentu. Misalnya : menurut umur, latar belakang pendidikan, dan

sebagainya. Keuntungan menggunakan cara ini ialah anggota sampel yang

diambil lebih representatif. Kelemahannya ialah lebih banyak memerlukan

usaha pengenalan terhadap karakteristik populasinya.

Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi terlebih dahulu untuk

menggunakan teknik ini antara lain (Singarimbun dan Effendi, 1989:162-163):

1. adanya kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk

menstratifikasi populasi ke dalam lapisan-lapisan. 2. Adanya data

pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang dipergunakan untuk

menstratifikasi. 3. Jumlah satuan elementer dari setiap strata (ukuran setiap

subpopulasi) harus diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan agar peneliti

dapat membuat kerangka sampling untuk setiap subpopulasi atau strata yang

akan dijadikan sumber dalam menentukan sampel atau responden.

Penerapan teknik stratified random sampling misalnya jika kita

memiliki populasi disebuah Madrasah Aliyah sebanyak 100 0rang. Siswa kelas

1 = 25, 2 = 60 dan 3 = 15. Sedangkan besar anggota sampel = 80 sehingga besar

masing-masing sampel untuk A, B, dan C dapat dihitung sebagai berikut :

untuk A : (25/100) x 80 = 20 orang, B : (60/100) x 80 = 48 orang, dan C :

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

12

(15/100) x 80 = 12 orang. Sehingga jumlah sampel seluruhnya sebanyak 80

orang. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini:

No Kelas Jumlah

siswa

% dalam

populasi

Jumlah sampel

1 Satu 25 25% 20

2 Dua 60 60% 48

3 Tiga 15 15% 12

Jumlah 100 100% 80

Pada kasus-kasus tertentu, terkadang, jumlah populasi yang tersebar

dalam strata tertentu memiliki jumlah yang tidak proporsional. Dalam

contoh diatas misalnya, jumlah siswa yang ada di kelas 3 hanya 5 orang. Maka

jika pada teknik sampling proporsional, sampel dari siswa kelas 3 h.

c. Sampling Kluster

Terkadang dalam penelitian, populasi tidak dapat diketahui secara

pasti. Misalnya penelitian tentang siswa SMP di Sulawesi Utara. Tidak

mungkin kita dapat menghimpun data semua siswa SMP yang ada di

Sulawesi Utara. Kalaupun mungkin, datanya akan sangat banyak. Untuk

mengatasi masalah tersebut, maka kita dapat menggunakan tekhnik

sampling cluster. Karena itulah teknik sampling ini disebut juga sebagai

teknik sampling daerah.

Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya digunakan dua

tahapan, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua

menentukan orang/orang atau objek yang dijadikan penelitian pada daerah

yang terpilih yang dilakukan secara random. Misalnya pada kasus diatas,

tahap pertama dapat dilakukan dengan membuat klaster berupa sekolah di

desa/kelurahan, kecamatan atau kabupaten dan sebagainya. Selanjutnya

diambil secara random, daerah yang akan kita jadikan sampel penelitian.

langkah selanjutnya adalah mengambil sampel secara random seperti pada

teknik random sampling dari daerah yang telah kita tetapkan sebelumnya.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

13

Keuntungan menggunakan teknik ini ialah :

1. Dapat mengambil populasi besar yang tersebar diberbagai daerah.

2. Pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan teknik lainnya.

Sedangkan kelemahannya ialah :

1. Jumlah individu dalam setiap pilihan tidak sama, karena itu teknik ini

tidaklah sebaik teknik lainnya.

2. Ada kemungkinan penduduk satu daerah berpindah kedaerah lain tanpa

sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk tersebut mungkin menjadi

anggota rangkap sampel penelitian.

2. TEKNIK SAMPLING NONRANDOM

Tidak ada prinsip kerandoman (prinsip teori peluang) pada teknik

sampling nonrandom. Dasar penentuannya adalah pertimbangan-pertimbangan

tertentu dari peneliti atau dari penelitian. Tanpa prinsip ini, konsekuensinya

penelitian dari sampel nonrandom tidak dapat digunakan pada sebuah penelitian

eksplanatif yang menguji hipotesis tertentu, misalnya penelitian korelasional.

Hal ini dikarenakan rumus uji statistik inferensial memiliki syarat normalitas dan

homogenitas. Akan tetapi, teknik sampling ini secara luas sering digunakan

untuk penelitian-penelitian kualitatif atau penelitian deskriptif.

Ada beberapa jenis sampel nonrandom yang sering digunakan dalam

penelitian sosial/penelitian komunikasi, di antaranya adalah :

a. Sampling Sistematis (Systematical Sampling).

Teknik ini sebenarnya dapat termasuk kepada teknik random

sampling sederhana yang digunakan secara ordinal. Artinya anggota

sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 10

atau 100 dari daftar pegawai disuatu kantor, pengambilan sampel hanya

nomor genap atau yang ganjil saja, dll. Keuntungan teknik ini ialah lebih

cepat dan mudah. Sedangkan kelemahannya adalah kadang-kadang

kurang mewakili populasinya.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

14

b. Sampling Aksidental (accidental sampling).

Sampel ini sering disebut sebagai sampel kebetulan karena

pengambilannya tanpa direncanakan terlebih dahulu. Hal inilah yang

menjadikan sampel ini sering kali disebut convenience sampling atau

sampel keenakan. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan

sementara serta tidak bisa digunakan pada penelitian-penelitian yang

berdampak luas dimasyarakat.

c. Sampling Kuota (quota sampling).

Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang hampir

sama dengan teknik sampling strata. Perbedaannya hanya pada cara

mengambil sampel yang tidak dilakukan secara random tetapi

berdasarkan keinginan peneliti. Teknik ini sering juga disebut judgement

sampling karena berdasarkan pendapat tertentu dari peneliti. (Marzuki

2000: 42) Masalah apakah sampel bisa mewakili populasi tidak

dipersoalkan dalam teknik ini.

d. Sampling Purposif (purposeful sampling).

Dasar penetuan sampel pada teknik sampling ini adalah tujuan

penelitian. Teknik purposive ini digunakan dalam upaya memperoleh

data tentang masalah yang memerlukan sumber data yang memilki

kualifikasi spesifik atau kriteria khusus tertentu. Misalnya, untuk

meneliti kualitas sebuah produk fashion maka diperlukan responden

yang memiliki kualifikasi kompetensi dalam bidang fashion ataupun seni

tertentu.

e. Sampling Bola Salju (Snowball Sampling).

Teknik penentuan sampel bola salju ini digunakan apabila jumlah

sampel yang diketahui hanya sedikit. Dari sampel yang sedikit tersebut

peneliti mencari informasi sampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu,

sehingga makin lama jumlah sampelnya makin banyak. Seperti bola salju

yang menggelinding makin lama bola salju tersebut makin besar.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

15

f. Sampling Double

Teknik doubel sampling ialah pengambilan sampel yang

mengusahakan adanya sampel kembar, yaitu sampel yang diperoleh secara

angket (terutama angket yang diperoleh melalui pos). Dari cara itulah

terdapat angket yang kembali dan tidak kembali. Masing-masing kelompok

dicatat, kemudian bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan

interviu. Jadi sampling kedua ini berfungsi menceksampling pertama (yang

angketnya kembali).

g. Sampling Area probability

Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan

pada pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Yaitu daerah

yang ada pada populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih

kecil.

h. Sampling proporsional

Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari setiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi tersebut.

Cara ini dapat memberi landasan generalisasi yang lebih dapat

dipertanggung jawabkan dari pada apabila tanpa memperhitungkan besar

kecilna sub populasi dan setiap sub populasi.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

16

E. APLIKASI PENGAMBILAN SAMPEL DALAM PENELITIAN

Pengaplikasian Random Sampling dan Randon Non Sampling.

1. Membuat table bilangan Random.

1 2 3

4 5 6

7 8 9

2. Pensil jatuh pada nomor 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 nomor-nomor itulah yang

dijadikan sampel.

Terbatas dari terbatas atau tidaknya populasi, maka Random sampling

dibedakan menjadiRandom sampling tak terbatas, yaitu populasinya yang

sudah terdaftar secara keseluruhan tanpa pilih-pilih berkesempatan menjadi

angota sampel, tanpa menggunakan syarat tertentu. Oleh sebab itu disebut

dengan Random sampling tidak bersyarat. Sedangkan yang lain

disebut Randomsampling terbatas atau Random sampling bersyarat. Yaitu

pengambilan sampel yang bukan dari seluruh daerah atau cluster populasi.

3. Contoh proposal random sampling ialah Penelitian mengambil 50 (lima

puluh) anak pandai dan 50 (lima puluh) anak bodoh dengan mendasarkan

pada tingkat IQ mereka, maka perbandingan kedua kelompok tersebtu

disertai dengan teknik Random, adakalanya tidak. Apabila teknik

proporsional sampling disertai Random maka disebut

proporsional Random sampling.

4. Contoh Stratifiet Sampling ialah Penelitian untuk mengetahui prestasi

belajar rata-rata suatu SMP, maka sampelnya ialah murid kelas 1 kelas 2 dan

kelas 3.

5. Contoh purposive sampling ialah Penelitian mengenai pendapat masyarakat

untuk pengembangan pendidikan luar biasa (PLB) atau yang sekarang juga

diberi istilah pendidikan khusus. Mengambil sampel subyek masyarakat

tersebut memiliki ciri yang berbeda. Sampel yang diperoleh dengan teknik

ini desebut Purposive sampel.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

17

6. Contoh double sampling Pengambilan sampel pada Cross Validitas sampel

pertama menggunakan jumlah anggota yang lebih besar dan pada sampel

kedua yang berfungsi sebagai alat control. Sampel yang diperoleh dengan

teknik ini disebut kembar (Double sampel).

7. Contoh area probability sampling ialah Meneliti masyarakat kota solo

mengambil sampel daerah pinggiran kota dan daerah tengah kota. Untuk

mewakili daerah tengah kota misalnya daerah kelurahan, keprobon, kauman,

dan lainnya. Untuk mewakili daerah pinggiran kota misalnya daerah

kelurahan, kadipiro, kauman dan lainnya.

8. Contoh cluster sampling Pengambilan sampel untuk meneliti mesyarakat

solo misalnya, maka masyarakat solo dikelompokkan : pegawai, karyawan,

pedagang, petani, dan lainnya. Demikian telah dijelaskan macam-macam

teknik sampling dari penjelasan singkat tersebut diharapkan peneliti dapat

memilih teknik yang sesuai.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

18

F. Kekeliruan Sampling

Suatu penelitian sampel memang tidak dapat lepas dari kekeliruan, karena

penelitian sampel hanya dilakukan terhadap sebagian populasi. Generalisasi yang

dilakukan tentu saja akan memunculkan galat / eror. Yang harus diupayakan adalah

meminimalisasi kesalahan tersebut. Teknik sampling merupakan salah satu cara

memperkecil kesalahan tersebut.

Namun demikiann kekeliruan tetap saja bisa terjadi , baik pada saat

pengumpulan data, saat melakukan pengolahan data, atau pun pada saat penyajian

informasi hasil penlitian. Pada tahap pengumpulan data sampel terdapat medan-

medan dimana kekeliruan sampling[4] dapat terjadi. Oleh karena itu perlu

dilakukan antisipasi secara dini dengan melakukan penentuan sampel secara

cermat, pengambilan data yang valid, pengolahan data yang akurat, dan penyajian

data informasi yang baik

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

19

G. Kegiatan Pengumpulan Data

Kegiatan pelaksanaan pengumpulan data, dapat berbentuk :

a) Pengamatan mendalam (Systematic observation), yaitu pengamatan

terhadap obyek yang akan dicatat datanya. Sebelumnya telah dilakukan

persiapan matang, obyek apa yang akan diamati secara mendalam. Tidak

lupa, instrumen yang dibutuhkan juga dipersiapkan.

b) Wawancara Mendalam (Systematic interview), yaitu pengumpulan data

berbentuk pengajuan pertanyaan lisan. Out line dan draft pertanyaan telah

dipersiapkan secara matang, demikian pula dengan instrumen yang

dibutuhkan.

c) Angket, yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis

melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

d) Tes, misalnya tes hasil belajar, tes kecerdasan, tes kepribadian, tes minat dan

bakat, dan lain sebagainya.

Dalam pengumpulan data statististik, beberapa alat (instrumen) yang biasa

dipergunakan antara lain :

a. Daftar atau daftar Check (Check List)

b. Skala Bertingkat (Rating Scale)

c. Pedoman Wawancara (Interview Guide)

d. Questionnaire (Daftar pertanyaan yang pertanyaannnya sudah disediakan

jawabannya sudah disediakan untuk dipilih, atau disediakan tempat untuk

mengisikan jawabannya)

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

20

H. Penutup

1. Sampel ialah bagian dari populasi yang menjadi suatu objek penelitian. Hasil

pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut dengan “Statistik”.

2. Penelitian adalah sauah seseorang yang dilakukan secara sistematis

mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis,

dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala

yang ada.

3. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

maupun fenomena buatan manusia

4. Teknik Random sampling ialah teknik pengambilan sampel dimana semua

individu dalam populasi, baik secara individual atau bekelompok diberi

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel

5. Teknik Non Random sampling ialah cara pengambilan sampel yang tidak

semua anggota populasi yang tidak semua anggota populasi diberi

kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian pendidikan, psikologi,

adakalanya menggunakan teknik ini, sebab mempertimbangkan factor

tertentu, misalnya umur, tingkat kedewasaan, tingkat kecerdasan dan

lainnya.

Dari uraian di atas, banyak teknik sampling yang dapat kita lakukan untuk

mendapatkan sampel yang representatif, baik secara sampling random (probability

sampling) maupun secara sampling nonrandom (nonprobability sampling).

Kesalahan-kesalahan umum yang sering dijumpai dalam menentukan besarnya

anggota sampel diantaranya:

1. Peneliti mengubah prosedur teknik sampling.

2. Peneliti memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan

penelitiannya.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

21

3. Peneliti mengurangi anggota sampel yang telah ditentukan oleh

perhitungannya.

4. Peneliti tidak memberikan alasan-alasan mengapa rumus dan teknik

sampling tertentu yang ia gunakan didalam penelitiannya itu;

Selain hal tersebut, kekeliruan non sampling ini dapat terjadi dalam setiap

penelitian, apakah itu berdasarkan sampling atau berdasarkan sensus, penyebabnya

adalah :

1. Populasi tidak didefinisikan sebagaimana mestinya.

2. Kuesioner tidak dirancang sesuai dengan keperluan.

3. Peneliti kurang memahami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden

kurang sesuai dengan keinginan.

4. Responden tidak memberikan jawaban yang objektif atau menolak untuk

memberikan jawaban.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

22

I. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Yogyakarta : Rineka Cipta.

Nasution. (2003). Metode Research, Penelitian Ilmiah, Thesis. Bandung : Jemmars.

Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk

Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (1997). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya.

Jakarta : Bumi aksara.

Emma, Salim. “Materi Teknik Pengambilan Sampel Statistika Dasar semester 2”. 7

September 2013. http://emmasalim.blogspot.co.id/2013/09/materi-teknik-

pengambilan-sampel.html

Hendra. “Jenis-jenis penelitian dan Metode Penarikan Sampel”. 2 Maret 2013.

http://hendramarambak.blogspot.co.id/2013/03/jenis-jenis-penelitian-dan-

metode.html

.