studi pengaruh medan magnet pada aliran bahan bakar
TRANSCRIPT
II. TEORI DASAR
2.1 Minyak Bumi
Bahan bakar yang digunakan pada intemal combustwn ertgine pada
umumnya adalah minyak bumi. Minyak bumi diperoleh orang dengan cara
penambangan baik di daratan maupun di lepas pantai. Asal mula dari minyak
bumi ini secara pasti tidak diketahui, dan umumnya ditemukan dalam formasi
batu-batuan tertentu yang ribuan bahkan jutaan tahun lampau merupakan dasar
lautan. Berangkat dari kenyataan di atas, teori terjadinya minyak bumi yang
banyak diterima orang menyatakan bahwa minyak bumi berasai dari mikio
organisme yang mengalami perubahan komposisi dan struktur karena proses
biokimia dibawah pengamh tekanan dan suhu tertentu dalam rentang waktu yang
sangat panjang.
Minyak bumi juga mengandung komponen-komponen ikutan seperti
belerang, oksigen, nitrogen, pasir dan air. Walaupun komponen-komponen utama
dari minyak bumi berbeda-beda dari satu tambang ke tambang lainnya, tapi
umumnya mereka mempunyai komposisi relatif tetap, yaitu karbon umumnya 83
- 87% dan hidrogen 11 - 14%.
Rangkaian senyawa hidrokabon dalam minyak bumi tenitama menipakan
rangkaian parafm, naphtene, dan aromatik beserta sejumlah besar asphaltic
material yang tidak diketahui stniktur kimianya. Minyak bumi merupakan
campttran dari berbagai macam senyawa hidrokarbon sehingga tidak dapat dibagi
dalam rangkaian yang terpisah karena beberapa molekul dan minyak uumgkin
terdin dari beberapa rangkaian moiekul. Karena ikatan dan beberapa moiekul
minyak bumi dan produk-produk yang diperoleh dari minyak akan mempunyai
komponen dan properti yang berbeda.
Tahel 2.1 Famili dasardan hidrokurhonpada minyak hnmi / / /
Famili Paraffia(aikanes)
Oiefin Diolefin
Naphthene Aroinatk:
Formula CnH^n+l C„H2n
CnH2n
CnHjj ,
CnH2n-6
CnHjo-4 ....
Struktur Chain Chain Chain Ring Ring
5 Universitas Kristen Petra
6
2.1.1 Famili Paraffin (Alkanes)
Rumus kimia dari rangkaian ini adalah CnH2n+2 dengan struktur rantai
terbuka. Nama dari keluarga paraffm ini ditandai dengan akhiran ane dengan kata
dasar menunjukkan jumlah atom karbonnya. Salah satu contoh dari famili ini
adaiah methana dan hexana sepeili pada ganibar berikut ini :
H H H H H H H
I I I | ! H—C — H H C C - — C C C C H
I } i ! ! * '- 1 j
H H H H H H H
Gambar 2.1 Methana, Hexana (1 ]
Rangkaian paraffin merupakan hidrokarbon jenuh karena setiap valensi
dan karbon dipenuhi oleh atom hidrogen, sehingga rangkaian mi mempunyai
stabilitas yang tinggi.
Bila bahan bakar dari rangkaian ini dipergunakan pada motor bensin,
kemampuan dari bahan bakar untuk tidak berdetonasi akan turun dengan drastis
jika panjang rantai normalnya naik. Alkanes ini bersifat stabil dalam
penyimpanan, menghasiikan pembakaran yang bersih dan karena mempunyai
kemungkinan maksimuin untuk mengikat hidrogen maka mempunyai nilai kalor
atas yang tertinggi dengan rapal massa yang terendah.
2.1.2 Famili Olefin (Alkenes)
Rumus kimia dan rangkaian ini adaiah CnH7n dengan struktur rantai
terbuka. Nama dan keiuarga oletin ini ditandai dengan akhiran ene dengan kata
dasar yang sama aturannya dengan rangkaian paraffin.
£thent> («thyienc ofc-.y Zs^-~
Camhar 2.2 Ranlai karhon dari etena // /
Universitas Kristen Petra
Rangkaian ini menipakan rangkaian yang tidak jenuh yang ditunjukkan
dengan dua tangan sehingga olefin secara kimia merupakan bahan yang aktif dan
dapat secara mudah bereaksi dengan hidrogen membentuk rangkaian yang lain.
Olefin bisa juga terikat dengan oksigen membentuk residu yang tidak diinginkan
yaitu gum yang menipakan faktor dari smog. Seperti juga paraffin, olefin
mempunyai pembakaran bersih dan nilai oktan yang lebih tinggi.
2.1.3 Famili Diolefin
Rumus kimia dan diolefin adalah CnH2n-2 dengan struktur kimia rantai
terbuka dengan dua douhle bond. Rangkaian ini merupakan rangkaian yang tidak
jenuh. Nama dari rangkaian ini ditandai dcngan akhiran diene.
M H M
n c — o — o e — c — - «r s H
I I J i 1 I I M M H M H K H
C 7 H 1 2 a t a u 1-S h e p t a d i e n s
Gambar 2.3 Rantai karbon dari heptadiena [JJ
Diolefin merupakan komponen bahan bakar yang tidak diinginkan karena
reaksinya dengan udara sekitar menghasilkan cloudy gum. Gum ini akan membuat
deposit pada mesin yang akan mengganggu kerja mesin terutama pada karburator
dan katup-katupnya.
2.1.4 Famili Naphthene atau Famili Cycloparafiin (Cyclane )
Rangkaian naphthene mempunyai rumus kimia seperti olefin (CnH:n)
dengan struklur ring, rangkaian ini merupakan rangkaian yang jeimh. Nama dari
rangkaian ini ditandai dengan awalan cyclo dengan dilanjutkan dengan atnran
yang sama pada rangkaian paraffin.
Universitas Kristen Petra
H M
H / C Cv H
w U
Gamhar 2.4 ( yclohexana atau CsHii 111
Naphthene adalah suatu komponen yang diinginkan pada bahan bakar
bensin karena cukup responsif terhadap pembakaran.
2.1.5 Famili Aromatik(Benzena)
Anggota dari keluarga benzena mempunyai rumus umum CpHjn-fi
menrpakan hidrokarbon yang tidak jenuh. Struktur kimianya adatah rantai tertutup
dengan C mempunyai tangan douhle tetapi dengan posisi berselmg antar atom
karbon, sehingga diberi nama aromatik.
Gambar 2.5 Beberapa anggota dari famili aromatik /1 /
Walaupun mempakan rangkaian yang tidak jenuh tetapi karena
mempunyai ikatan karbon yang aneh, sehingga aromatik mempunyai sit'at kimia
yang lebih stabil dibanding ikatan tidak jenuh yang lain. Kenyataannya aromatik
mcrupakan rangkaian yang lahan lerhadap auloignilion dan lcbih baik dibanding
isooklana.
Anggota dari keluarga aromatik ini menipakan bahan bakar bensin yang
sangat baik dan dapat diproduksi melalui proses catalytic crackmg atau thermal
cracking. Tuninan benzena yang disebut benzol adalah campuran bahan bakar
yang baik untuk menaikkan angka oktan. Sebagai suatu keias aromatik
mempunyai densitas yang paling tinggi dari hidrokarbon dan mempunyai nilai
panas per unit volume yang tinggi ptila.
Universitas Kristen Petra
9
Tabel 2.2 Fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari minyak bumi [2]
, FnLsi MittyikBurm
Gii
Jingiaukiiran molckul
C, - C ,
Eter petroleum (iigroin) i £ . g 1 * 7
Bemin («'esrilat \ (• . f l«rwsur.?f ! ' '* Minvak larwh : r- r>
; V t « - v . ift
{keroit/!*) , MimaV yJH, mJm-JrV , r- Q bikir. .ftn\i\: iiael : IS '* •
M-invak-inmyak C | < k e i U $
perumas. jcli petroieum ' PiraffinffiJm) ' C » k«U»
i i
T*f Kokasptsroleum
Jugk» litik rJktih, *C
-1« - JO
Pengganaan
Bahan bsktr gav. pembuatan karfcctft.hidrogen atau b«uiD<oeDgan pofiracrisasi)
30-90 | Pelarul. binalu kunii i ^diy cleaninft)
30-200 i B»'»n oakar molot i i i
J7<-275 SfinyaS, J.mpu
5 «M0O Bahi n aakar kompor.
i oiwcj, kcrttkan JSOkeatts | Pehimasan
j MeWeh 52-57
R«»Cn R*»*So
Lilin. pengendapan air o»jpk«tn.kcrti;i5>i. pa,ft>we)ar Atpaibuatan Bahan hakar, elelrt'ro.I» \
Bahan Bakar Bciisin (Gasoline)
Bensin adalah bahan bakar yang dipakai untuk motor bakar dengan
sistem penyalaan cetusan bunga api (spark igmiion engine) baik itu motor empat
langkah maupun motor dua langkah. Bahan bakar ini merupakan campuran
hidrokarbon yang mempunyai rentang titik didih dan 30C'C sampai 200°C. Seiain
itu bensin juga mengandun zat aditif dan bahan kimia tertentu untuk memperbaiki
sifat-sifatnya sepeni timba], belerang dan lain-lain
Perkembangan spesifikasi bensin tidak saja ditujukan iintuk mendapatkan
mutu bahan bakar yang lebih baik tetapi juga untuk mendapatkan bahan bakar
yang lebih murah serta ramah lingkungan. Pada dasarnya spesifikasi bensin
ditentukan oleh batas-batas mutu yang hanis dipenuhi oleh tiga sifat-sifat pokok
sebagai berikut:
- Sifat pcmbakaran
- Sifat penguapan
- Sifat kimia dan fisika
Sifat pembakaran adalah karaktenstik yang menjamin agar pembakaran
dalam mesin berjalan dengan normal. Pada pembakaran yang tidak normal terjadi
penyalaan lokal pada bagian-bagian tertentu di dalam ruang bakar di luar daerali
Universitas Kristen Petra
li)
nyala yang menjalar secara teratur dari busi. sehingga akan menimbulkan ketukan
(knocking). Akibat terjadinya ketukan ini akan menyebabkan penumnan daya.
pemborosan bahan bakar dan bahkan dapat menimbulkan kerusakan mesin. Sifat
pembakaran bahan bakar bensin biasanya diukur dengan angka oktan yaitu angka
yang menunjukkan perbandingan isooktana dan n-heptana.
Sifat volatilitas ini sangal pcnling dalam menjamin kelancaran kerja
mesin sistem penyalaan bunga api. Komposisi campuran uap bahan bakar dengan
udara hams sedemikian mpa sehingga dapat menjamin terjadtnya pembakaran
yang baik. Untuk itu bensin harus cukup mudah menguap tetapi tidak boleh
terlalu mudah menguap yang dapat mengakibatkan terjadinya sumbatan uap pada
saluran bahan bakar. Selain itu sifat volatUitas ini akan berpengaruh terhadap
kemampuan menghidupkan mesin, pemanasan. pembentukan es pada karburator.
pembakaran yang tidak sempurna dan segi ekonomisnya.
Sifat-sifat ini berkaitan dengan kebersihan dan stabilitas bensin. Bensin
tidak boleh mengandung bahan-bahan yang menyebabkan pengotoran maupun
menyebabkan korosi. Disamping itu, bensin iiarus stabil selama penyimpanan
sehingga tidak terbentuk senyawa pengotor, tidak bereaksi dengan udara atau
logam dan bahan Iain pada waktu pemakaian dan penyimpanan.
2.2 Medan Magnct
Medan magnet adalah ruang disekitar magnet atau sekitar suatu
penghantar yang mengangkut arus. Pada suatu litik tertcntu dikatakan ada medan
magnet bila terdapat gaya yang bekerja terhadap muatan yang bergerak di titik itu.
Jika sebuah muatan q, ditempatkan dalam keadaan diam dalam medan
magnet maka tidak akan ada gaya yang bekerja pada q. Namun jika dialirkan
benda uji q melalui sebuah titik daiam medan magnet dengan kecepatan v maka
akan didapatkan sebuah gaya Fyang legak lurus kepada v yang besamya [3]:
F= q.v.B$m8 (2.1 )
Dimana F = Gaya magnet (newton)
q = Muatan listrik (coulomb)
v = Kecepatan muatan (m/s)
B = Induksi magnet (tesla)
universnas Krisien Petra
II
8 = Sudut antara v dengan B
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut
* * * * * *
Ciumhur 2.6 Muulun uji qyung ditempulkun dun lilik usul
dengan kecepatan v /3/
Dari rumusan di atas terlihat penganih medan magnet terhadap ton yang
bergerak dalam suatu ruangan.
2.2.1. Terminologi Molekul Hidrogen
Setiap atom hidrogen mempunyai bilangan kuantum. Bilangan kuantum
ini digunakan untuk mengetahui kedudukan atau posisi suatu elektron dalam suatu
atom. Salah satu jenis bilangan kuantum adalah kuantum spin. Bilangan kuantum
spin menggambarkan arah rotasi elektron dalam satu orbital yang dinotasikan
dengan s. Satu orbital berisi dua buah elektron dengan arah perputaran yang
berlawanan. Momentum spin hanya mempunyai dua kemungkinan arah yang
dituliskan dalam angka +Vi dan -14 (paralel dan anti paralel).
Orbital molekul yang mengikat dua atom hidrogen menjadi satu adalah
simetnk secara sihndnk. artinya simetnk sepanjang gans atau sumbu yang
menghubungkan kedua inti. Setiap orbital molekul yang simetrik sekeliling sumbu
yang menghubungkan inti disebut orbital moiekul sigma, ikatannya adalah ikatan
sigma. Ikalan dalam molekul hidrogen adalah satu dari hanyak ikatan sigma yang
dijumpai Disamping ikatan sigma terdapat juga ikatan yang dinamakan ikatan pi.
Tidak seperti orbital sigma, orbital pi tidak simetrik silindrik. Suatu ikatan pi
mempunyai energi agak lebih tinggi dan agak kurang stabil daripada ikatan sigma.
Elektron pi yang lebih tersingkap kekiar lebih mudah dipengaruhi er'ek luar
Universitas Kristen Petra
12
daripada elektron dalam ikatan sigma. Sehingga elektron pi lebih mudah
dipengaruhi atom atau molekul luar.
2.2.2. Pengaruh Magnet terhadap Unsur Hidrokarhon
Inti-inti atom suatu unsur dapat dikelompokkan meajadi dua bagian
yakni inti-mti atom yang mempunyai spin dan inti atom yang tidak mempimyai
spin. inti atom yang memiliki spin akan menimbulkan medan magnet kecil. yang
dinyatakan sebagai momen magnetik nuklir dari suatu vektor.
^£ panah vektor menyatakan j
momen ntikiir
Gambar 2.7 Inti aiom suatu imsur fl/
Atom penting yang mempunyai spin inti adalah jH1 dan X ' \ Sedangkan
isotop karbon dan oksigen yang paling lazim (6C'2 dan sO"') tidak mempunyai
spin. Atom-atom yang mempimyai spin dapat dimanfaatkan dalam spektroskopik
nuklir resonansi magnetik (nmr), yang dapat menyerap energi pada radio
irekvvensi yang berbeda.
Proton bcrgasing yang mempunyai momen magnetik nuklir, daiam
banyak hai mirip dengan suatu batang magnet kecii. Bila moiekul yang
mengandung atom-atom hidrogen diletakkan daiam medan magnetik luar. maka
momen magnetik tiap inti hidrogen atau proton mengambil salah satu dari dua
sikap dilihat dan momen magnet luar im. Harus diingat bahvva hanya momen
magnetik dari inti hidrogen saja, bukan molekul yang mengambil sikap iiu. Kedua
orientasi yang diambil oleh momen magnetik nuklir ilu adalah paralel atau anti
paralel terhadap medan luar. Dalam keadaan paralel. arah momen magnetik
proton sama dengan arah medan iuar. Sedangkan dalam keadaan antiparalel,
momen magnetik proton berlawanan dengan medan luar. Pada tiap saat, kira-kira
separuh proton suatu contoh dalam keadaan paralel dan separuh lainnya dalam
keadaan anti paraiel.
Universitas Kristen Petra
13
^ V ^ n•••' i r - "» i_rv paraiel(ener
gi rendah)
X /v / . . A ^ - r ^ v u
anti parate! (energi ttnggi)
Gambar 2.8 Orientasi momen magnetik miklir terhadap medan luar [1]
Banyaknya energi yang diperlukan unruk rnembalikkan momen magnetik
sebuah proton dari paralel ke anti paralel, berganrung pada besamya H0 (magnet
luar). Jika H0 diperbesar inti itu lebih mudah untuk dijungkirbalikkan, bila suatu
proton berpindah dari keadaan paralel menjadi keadaan anti paralel maka
dikatakan proton itu beresonansi. Istilah resonansi magnetik nuklir (nmr) berarti
bahwa inti-inti beresonansi dalam medan magnet.
kslompok CH^
kslompok OH
k J 1 1 I I L
Ciamhur 2.9 Sehuah speklrum resonansi magneltk nuklir unliik elunol. Semuu
garis penyerapan disehahkan oleh pemhaiikan spm proton. Ketiga kelompok
garis seperti yang ditvnjukkan. hersesuaian dengan proton a'i dalam kelompok
OJI. kelompok CH2, dan kelompok C II; di daiam moleknl tersehut /4j
Gambar di atas memperlihatkan sebuah spektmm resonansi magnetik
miklir yang rumusnya dituliskan sebagai CH;-CH:-OH. Pnncak resonansi yang
Universitas Kristen Petra
u
bermacam-macam itu, semuanya menyatakan pembalikan spin proton Akan
tetapi, pembahkan-pembalikan spm tersebut terjadi pada nilai medan magnet yang
berbeda-beda karena lingkungan setempat dari proton-proton di daiam molekul
etanol itu berbeda-beda.
Medan magnet yang sebenarnya diderita oleh sebuah proton dalam
sebuah molekul tertentu adalah gabungan dua medan yaitu medan magnel luar
(Hc) yang dipasang dan medan magnet molekul imbasan (induksi). Medan magnet
yang diderita oleh sebuah proton juga diubah oleh keadaan-keadaan spm dan
proton-proton tetangganya, karena proton-proton ini ada dalam lingkungan
molekul yang berlainan. Sehingga ada perbedaan daiam penyerapan energi oleh
proton.
Proton yang lebih mudah terbalik akan menyerap energi pada IL lebih
rendah, proton mi akan menimbulkan puncak lebih ke kiri. Proton yang sukar
membalik akan menyerap energi pada H0 lebih tinggi dan memmbulkan puncak
ke arah kanan pada spektrum medan magnetnya.
Dalam suatu spektrum nmr, posisi serapan oleh proton bergantung pada
kuat netto medan magnet lokal yang mengehlinginya. Medan lokal ini merupakan
hasil medan terapan H0 dan medan molekul tenmbas yang mengitari proton itu
dan berlawanan dengan medan terapan. Jika medan lmbasan sekitar sebuah proton
itu relatit" kuat maka medan itu melawan H0 lebih kuat dan diperlukan medan
terapan yang iebih besar untuk membawa proton itu agar beresonansi. Daiam hai
ini proton itu dikatakan terlindungi dan absorbsinya lerletak di atas medan dalam
spektrum itu, demikian juga dengan sebaliknya seperti terlihat pada gambar di
baw?ji mi
Universitas Kristen Petra
15
f~~] modan imhaun
lamah.fvotor.tak M i j * * * » < « • * » " torperisafkan { N ^ /
^ ^ v . n ! <lio«rtuk»nHo *MMManMo •*=-. p * . j j yM^tobihkua.
yang teblh temah j untuk «sonansi untuk ;«on*rr$j * ' «—' ia*»h I
naiknya Hoyang dipertukan unlk resonansi
{> Gambar 2.10 Medan-medan molekvl terimbas melawan
tl0 medan magnei luaryang diterapkan j 1 /
Jika kita meninjau sebuah atom hidrogen yang dalam hai mi dianggap
sebagai proton yang berdiam di dalam setetes air. Proton tersebut mempunyai spin
'/2. Vektor momen dipol magnetiknya dapat menempati salah satu dari dua
orientasi yang terkuantisasi terhadap sebuah medan magnetik Energi kedua
kedudukan im berbeda dan perbedaan ini adalah kerja yang diperiukan untuk
memutar ujung yang satu ke ujung yang lainnya dari sebuah dipol magnetik di
dalam sebuah medan magnetik. Jika setetes air yang mengandung hidiogen ini
dipengaruhi oleh sebuali medan elektromagnetik bolak-balik, maka transisi di
antara kedua orientasi yaitu paralel atau anti paralel yang dinamakan pembalikan
spm dapat terjadi. Pembalikan spin dapat berlangsung dalam arah yang mana saja
(dan atas ke bawah atau dari bawah ke atas). Akan tetapi jika tetesan air itu
berada dalam kesetimbangan termal, maka akan lebih banyak spin proton dalam
keadaan energi yang lebih rendah daripada dalam keadaan energi yang lebih
tinggi. Hal ini beraiti bahwa akan ada penyerapan netto energi dari medan
eiektromagnetik
Universitas Kristen Petra
(a) (h)
Ciamhar 2.11 Sehuah proton yang terkuantisasi di dalam sehuah medan magnetik
luar/4/
a. Sehuah proton yang spinnyu '.*, dapal menempati salah salu dari antara
dua onentusi yung lerkuunlisusi di dulum sehuuh medan mugnelik luur
h. Proton-proton di dalam hahan conloh tersehut dapat memhalikkan arah
spinnya dari satu ohentasi ke oneniasi yang lainnya.
A M H M I M N H H U I I M M
(iamhar 2.12 Ilusirusi efek yany, diherikan medun magnet lerhadap molekul
huhun hukur /5/
Gambar 2.12 di atas dapat diihistrasikan seperti seberkas rambut yang
terkena imbasan medan magnet dari sebuah penggans. Jika sebuah penggaris
digosok-gosokkan pada rambut maka akan timbul suatu medan magnet antara
penggans dengan rambut tersebut. Hal ini menggambarkan terjadinya suatu
mekanismc polarisasi medan magnet yang menyebabkan ikaian aniara muatan
pcnggaris dengan mualan seberkas rambul cukup kuat. Bcgitu pula halnya dcngan
yang terjadi pada molekul hidrokarbon yang terkena pengaruh oleh kekuatan
medan magnet dan luar. Molekul-molekul hidrokarbon yang telah melewati
frekwensi resonansi magnetik akan dipengarulu oleh frekwensi resonansi
magnetik tersebut, ini dapat dilihat dengan adanya pengurangan interaksi antara
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih leratur dan lebih jarang. Hal ini
Universitas Kristen Petra
17
disebabkan oleh getaran antara proton hidrogen dalam hidrokarbon akan saling
mempengaruhi proton lamnya yang ada di daerah sekitarnya. Sehingga molekul
hidrokarbon mudah dipengaruhi dan lebih reaktif dalam proses pembakaran dan
pembakaran tersebut menjadi lebih sempurna.
Unsiu" dominan dalam BBM adalah C (karbon) dan H (hidrogen), dimana
pada saat pembakaran akan bereaksi dengan 02 (oksigen). Dalam reaksi yang
sempurna, unsur C bereaksi dengan O2 menjadi CO2 dan unsur H bereaksi dengan
0 2 menjadi H20. Unsur C dan H dalam BBM cendenmg membuat ikatan yang
kuat dan bergerombol, sehingga menyulitkan O2 untuk masuk dalam ikatan
senyawanya. Dengan teknik magnetisasi dapat membantu proses reaksi dengan
O2. Penyaluran BBM melalui medan magnet terlebih dahulu sebelum masuk ke
karburator akan memecah ikatan C dan H dalam BBM, sehingga memberi
kekuatan C dan H untuk mengikat O2. Dengan demikian jumlah campuran BBM
dan O2 akan ideal, sehingga proses pembakaran berlangsung lebih efisien dan
bersih (proses pembakaran sempurna).
2.23. Macam-macam Medan Magnet Molekular lmbasan
A. Medan yang diimbas oleh elektron sigma
Atom hidrogen dalam suatu senyawa organik selalu terikat dengan
ikatan sigma baik pada karbon, oksigen atau atom lainnya. Medan magnet
luar akan mengakibatkan elektron-elektron sigma ini beredar, sehingga
menimbulkan medan magnet molekular kecil yang melawan H«
elektron ikatan sigma vana berea'ar f^^s n "\.
^ ; O \
1, V / medan imbasan \ c J
v '' melawan Ho ^ ^--'* w
Gambar 2.13 Medan imbasan dari pengedaran elektron-elektron ikatan sigma
melawan HQ sekitar proton itn [1J
Universitas Kristen Petra
L8
Karena medan imbasan melawan medan luar, maka proton yang
terikat secara sigma ini terperisai. Diperlukan kuat medan luar yang sedikit
lebih besar untuk mengalahkan medan imbasan itu, agar dapat membawa
proton beresonansi. Kuat medan imbasan ini bergantung pada rapat elektron
di dekat atom hidrogen dalam ikatan sigma. Makin besar rapatan elektron itu
maka akan makin besar juga medan magnet imbasan tersebut.
B. Medan terimbas oieh elektron pi
Medan magnet yang diimbas oleh elektron pi bersifat berarah (tak
simetris). Suatu pengukuran yang hasilnya beranekaragam bergantung pada
arah pengukuran yang disebut anistropik. Karena efek medan molekular
yang diimbas oleh elektron pi tergantung pada arah, maka efek ini disebut
efek anistropik (efek ini kontras dengan efek induktif yang bersifat simetris
di sekitar proton). Efek anistropik terjadi sebagai tambahan pada medan-
medan molekular yang selalu ada, yang diimbas oleh elektron-elektron
ikatan sigtna.
Dalam benzena, elektron pi terletak di sekitar cincin. Dibawah
pengaruh medan magnet luar, elektron pi ini berputar mengitari cincin.
Sirkulasi ini disebut arus cincin, mengimbas suatu medan magnet molekular.
Gamhar 2.14 Flektron pi yang heredar dalam henzena atati aldehida, mengimhas
suatu medan magnetik yang menyebabkan proton-proton yang terimhas medan
magnetik tersehut tidak terperisai [1]
Universitas Kristen Petra
19
2.3 Mekanisme Reaksi Molekul Bahan Bakar
Pembakaran bisa didefinisikan sebagai kombinasi secara kimiawi yang
berlangsung dengan cepat antara oksigen dengan unsur yang mudah terbakar dari
bahan bakar pada suhu dan tekanan tertentu. Didalam bahan bakar secara umum
hanya terdapat tiga uiisur yang penting yaitu karbon, hidrogen dan belerang.
Belerang biasanya hanya merupakan unsur ikutan dengan panas pembakaran yang
tidak besar tetapi mempunyai peranan yang penting dalam masalah korosi dan
pencemaran.
Pada umumnya reaksi-reaksi berlangsung dengan kecepatan yang
berbeda-beda. Suatu reaksi akan berlangsung dengan cepat jika tumbukan
molekul-molekul dari zat-zat yang bereaksi banyak dan sering terjadi. Faktor-
faktor yang mempengamhi jumlah dan intensitas tumbukan itu adalah :
a. Luas permukaan zat
Semakin luas permukaan suatu molekul maka kemungkinan untuk mengalami
tumbukan lebih besar sehingga kecepatan reaksi meningkat dengan
bettambahnya luas permukaan zal
b. Konsentrasi reaktan
Reaktan dengan konsentrasi tinggi atau besar akan mengandung molekul-
molekul yang lebih rapat daripada reaktan dengan konsentrasi yang lebih
rendah. Molekul yang rapat tentu lebih mudah dan lebih sering bertumbukan
daripada molekul yang berjauhan.
c. Temperatur
Menaikkan temperatur berarti menambahkan energi sehingga energi kinetik
molekul-molekul bertambah, akibatnya molekul yang bereaksi lebih reaktif
d. Penambahan katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat suatu reaksi
Selama perubahan kimia, molekul-molekul yang bereaksi akan
mengalami tumbukan ketika mereka bergerak secara acak. Tetapi pada temperatur
kamar reaksi eksoterm dan spontan yang lebih banyak, molekul yang
bertumbukan hanya terpental dan tidak mengaiami reaksi misalnya suatu
campuran hidrogen dan oksigen dalam temperatur kamar akan berulang-ulang
bertumbukan satu sama lain dan terpental tanpa mengalami perubahan. Sebagai
Universitas Kristen Petra
20
ilustrasi sebuah bola yang diam dalam suatu lekukan pada lereng gunung akan
melepaskan energinya jika bola itu dapat menggelinding ke bawah, tetapi akan
lambat bahkan tidak terjadi bila energinya tidak dinaikkan dulu secukupnya agar
dapat keluar dari lekukan. Demikian pula dalam suatu sistem kimia, molekul-
molekul tak dapat bereaksi kecuali jika mereka memiliki energi yang cukup untuk
membentuk keadaan transisi.
Gambar 2.15 Mekanisme untuk reaksi 2AB —> A2 + B2 /1J
Bahan bakar yang telah mendapat perlakuan medan magnet rata-rata
molekulnya telah menyerap sejumlah energi. Energi yang ditambahkan oleh
medan magnet kepada balian bakar hidrokarbon untuk membentuk hidrokarbon
aktif atau hidrokarbon dalam keadaan transisi disebut dengan energi pengaktifan
Ea reaksi hidrokarbon.
Sebagai contoh sebuah bola diam pada kaki bukit dan diinginkan agar
bola menggelinding ke atas suatu lekukan pada lereng. Dalam hal ini diperlukan
energi yang secukupnya untuk mendorong bola ke atas melampaui tepi lekukan
tersebut. Energi untuk mendorong bola tersebut analog dengan energi pengaktifan
suatu sistem kimia.
Universitas Kristen Petra
2\
t*f x>fc3Sfcsn
jaUn r*«ks4
JtpfbctKtfticaA ^1* ntnc
ptanrMk*
l h r w
Jmltnntta» jaianfMfc»'
Gambar 2.16 Analogi mekanis i/niuk reaksi eksoierm dan endolerm [6]
a. Sebuah bola dalam lekukan pada lereng bnkii hams diberi energi
tambahan
b. Grajik suatli sislem kimia dengan sislern mekanis bagian ( a )
c. Unhik menggeiwding ke atas sehuuh lehikan, hoia memerhikan energi
yang secukupnya melampaui energi tertinggi
d. Grafik suatu sistem kimia analog dengan (c)
Dengan penambahan energi yang dilakukan terhadap bahan bakar yang
sama halnya dengan pembenan energi pada bola uniuk melampaui jurang. maka
pada saat proses pembakaran bahan bakar akan dibutuhkan energi yang relatif
lebih sedikit bila dibandingkan dengan tanpa penambahan energi. sehmgga
pembakaran akan iebih reaktif dan lebih sempurna.
Karbcn dan hidrogen bila dibakar secara sempurna dengan oksigen akan
bereaksi seperti berikut [2]:
C + 0 2 * C0 2 + 7840 kkal/kg
2H 2 + 0 2 > 2 H20 r 33970 kkal/kg
Dengan terjadinya resonansi pada aliran bahan bakar. maka terjadi
keteraturan molekul pada hidrokarbon dan bahan bakar tersebut sehingga
memudahkan terjadinya reaksi tumbukan dan pcmbakaran akan menjadi lebih
sempurna. Tingkat kesempurnaan pembakaran bahan bakar merupakan salah satu
hal yang dapat memperbaiki unjuk kerja mesin.
Universitas Kristen Petra
?9
2.4 Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah
Siklus bensin (otto) adalah siklus daya termodmamika dasar dan motor
bakar dengan pembakaran nyaia (spark ignition engine) yang biasanya dikenal
dengan nama motor bensm. Pada motor bakar jenis mi. siklus operasinya
diselesaikan dalam empat langkah gerakan piston atau dua putaran poros engkol.
Siklus ini adalah siklus empat proses dan diplot pada koordinal P-v dan T-s
Gambar 2.17 Siklus daya otto /7/
Secara teoritis suatu campuran udara-bahan bakar ditekan (proses 1-2)
secara dapat balik dan adiabatis sampai volume minimum (piston di titik mati
atas). Campuran kemudian dibakar dengan menceluskan nyala api dari busi dan
energi ditimbulkan daiam proses isoraetris dapat balik (proses 2-3). Gas panas
kemudian berekspansi dalam proses adiabatis dapat balik (proses 3-4) dan panas
kemudian dibuang ke atmosfir (langkah pembuangan dan pembilasan) dalam
proses isometris dapat balik (proses4-l).
Proses pembakarau molor olio termasuk jenis proses pembakaran
premixed karena bahan bakar dan udara sebelum masuk ke ruang bakar terlebih
dahulu bercampur menjadi kabut gas yang terdiri dari butiran-butiran bensin yang
disebut droplet. Proses pembakaran yang terjadi pada motor bakar torak terjadi
saat torak akan berada pada titik mati atas setelah langkah kompresi, sedangkan
untuk penyalaannya adalah dari percikan bunga api Iistrik busi. Dalam proses
pembakaran aktual sulit sekali diperoleh proses pembakaran yang baik. sehingga
membutuhkan udara lebih untuk memenuhi kebutuhan udara pembakarannya.
Universitas Kristen Petra
23
2.5 Parameter Unjuk Kerja Mesin
Unjuk kerja motor bakar torak pada dasamya ditenrukan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah daya, torsi, tekanan efektif rata-rata. konsumsi bahan
bakar spesifik dan efisiensi tennal.
2.5.1 Torsi dan Daya Motor
Perangkat yang digunakan untuk mengetahui daya poros adalah
dinamometer untuk mengukur momen torsi dan motor. Dan beberapa jenis
dinamometer pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama.
Gambar 2.18 Prinsip kerja dinamometer / T/
Rotor yang digerakkan oleh motor yang akan diuji. dikopel dengan stator
secara magnetik, elektnk, hidrolik atau gesekan. Dalam satu siklus dan poros
motor, titik tertentu yang berada pada diameter terluar dan rotor akan bergerak
sepanjang 2.z.r menentang gaya kopel / sehingga kerja per siklus dapat
dinyatakan dengan [7] :
Kerja 2.ic.rf (2.2)
Kerja ini akan diimbangi oleh kerja yang diakibatkan oleh momen luar
(2.K.R.P dengan R adalah panjang lengan dinamometer). sehingga dihasilkan
keseimbangan momen r.f= P.R
Dalam salu siklus poros motor, kerja = 2.K.R.P, dan jika motor berputar dengan Nd
Rpm maka [7] :
Kerja per menit = 2.n.R.P.Nj ( 2.3 )
Kerja per satuan waktu didefinisikan dengan daya. Satuan untuk daya
adalah Hp ( horse power ). Jika gaya reaksi dinamometer, P dinyatakan dalam
Universitas Kristen Petra
1A
Newton, panjang lengan dinamometer, R dengan meter. dan putaran dinamometer,
Nd dalam putaran per detik, maka Bhp dinyatakan dengan [7] :
Bhp N 2.K.P.R.Na Watt (2.4)
Produk perkalian antara gaya reaksi dinamometer ( beban ), P dengan
lengan dinamometer, R menyatakan torsi T = P.R N-m
Torsi dapat pula dituliskan dengan [7] ;
T = P.R = Bhp N-m (2.5) 6,28JV*
2.5.2 Tekanan Efektif Rata-Rata
Proses pembakaran campuran udara-bahan bakar menghasilkan tekanan
yang bekerja pada torak sehingga melakukan langkah kerja. Besar tekanan
tersebut berubah-ubah sepanjang langkah torak. Jika diambil suatu tekanan yang
berharga konstan yang bekerja pada torak dan menghasilkan kerja yang sama,
maka tekanan tersebut disebut dengan tekanan efektif rata-rata pengereman
(hmep), yang didefinisikan sebagai kerja per siklus per volume langkah torak.
Karena tekanan berhubungan dengan gaya, maka gaya pada torak untuk
menghasilkan kerja dituliskan dengan [7]:
fr' bmepxA Newton (2.6)
Kerja yang dihasilkan mempakan produk perkalian gaya dengan panjang langkah
torak, /. dimana/4./. - VI. volume langkah torak [7] :
W hmep x VI. N-m ( 2.7 )
Untuk menghasilkan daya, hhp yang dinyatakan sebagai kerja per satuan
waktu, maka persamaan diatas harus dikalikan dengan putaran, Nd [1]:
bmepxV: x NJ . - . . . ,
bhp N '— Watt 2.8 60
2.5.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Konsmnsi bahan bakar spesifik (sfc) menyatakan ukuran pemakaian
bahan bakar oleh suatu motor yang tidak dipasang pada kendaraan. Pada
umumnya konsumsi bahan bakar spesirik dinyatakan dalam satuan massa bahan
bakar per satuan keluaran daya, atau dapat juga didcfinisikan dengan jumlah bakar
yang dikonsumsi oleh motor untuk menghasilkan daya I Hp selama l jam.
Universitas Kristen Petra
2S
sfc 3600.V/M kgbahanbakar
( 2.9) bhp x t Hp - jam
Dimana : m = massa bahan bakar yang dikonsumsi, kg
Bhp = dayayang dihasilkan motor, Hp
t = waktu yang dibutuhkan oleh motor untuk mengkonsumsi bahan
bakar sebanyak m kg (detik)
Konsumsi bahan bakar spesifik adalali parameter pembanding bagaimana
secara efisien motor mengubah energi dari bahan bakar untuk menghasilkan kerja.
Untuk motor yang dipasang pada kendaraan, konsiunsi bahan bakar dinyatakan
dalam liter untuk suatu jarak (kilometer) tertentu. Misalnya sebuah mobil
dinyatakan memiliki data konsumsi bahan bakar 1 : 12, artinya bahan bakar
sebanyak 1 liter dapat digunakan untuk menempuh jarak sejauh 12km.
I.ltw per lOO k n
/
' / /
/
Gambar 2.19 Kurva konsnmsi bahan bakarfimgsi kecepaian [7]
2.5.4 Efisiensi Termis
Efisiensi termis didefinisikan sebagai efisiensi penianfaatan kaior dari
bahan bakar untuk diubah menjadi energi mekanis, yang dinyatakan mcialui
persamaan [7]:
Tenaga yang dihasilkan TJrh = -.vl00% .(2.10)
Kalur yang diberikun
Jika untuk menghasilkan daya keluaran poros (Bhp) sebesar N (Hp).
jumlah bahan bakaryang dikonsumsi per jam adalah Gbb (kg/jam), dan nilai kalor
pembakaran bawah bahan bakar adalali LHV (kkal/kg), maka efisiensi termis
motor tersebut adalah [7] :
Universitas Kristen Petra
26
641.567 IArv(w / - , , , . TJA = • x\ 00% ( 2. \ 1 )
sfcxLHV
Nilai kalor pembakaran bawah, Z.//F dihitung berdasarkan persamaan [7]:
LHV = 16610 + 40.°AP1 ( Btu/lb) (2.12)
Dimana [7] :
141 5 "APl — • -131,5 (2.13)
SG(60°F) Dengan : SG = spesific gravity
= 0,74 untuk bensin, atau Pbcnsin = 0,74 gr/cm3
2.6 Emisi Gas Buang
Komponen-komponen pada gas buang yang sangat berdampak terhadap
lingkungan dan kesehatan, diantaranya adalah karbonmonoksida (CO),
hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), sulfiir oksida (SOx). Konsentrasi bahan-
bahan pencemar pada gas buang akan rendah jika pembakaran dapat berlangsung
secara sempurna, yang tercapai pada perbandingan stoichiometrisnya disamping
faktor kualitas bahan bakar yang dinyatakan dengan angka oktannya.
2.6.1 Karbonmonoksida (CO)
Karbonmonoksida dari gas buang tergantung pada perbandingan udara-
bahan bakar, hanya pada pembakaran yang sempuma dari bahan bakamya
dihasilkan konsentrasi CO nihil. Hal ini dapat dicapai pada perbandingan teoritis
atau stoichiometri, yaitu 14,8 -15 : 1. Kondisi ini sclama motor berjalan sulit
didapatkan, karena kualitas campuran selalu berubrm terhadan nutaran dan
pembebanan motor.
Unlversltas Krlsten Petra
11
Tabel 2.3 Emisi gas hnang motor otto [2]
j Bagian-bagian gas buang j Jalan 1 ditempat
! Air dalam bentuk u a p ) 7 - 1 0 % ! H 2 O j ! Karbondioksida CO, 6.5-8 % • Karbonmonoksida CO 2 - 6 % ;Zatasam(O0 1-1.5% ;Zatair(H30> j 0 , 5 - 4 %
Bcban setengah 10-11%
9 - 1 1 % 3 - 5r5 % 0.5 - 1 % 0,2 %
i Zat Niiroeen N> i Kira: ! Kira:
! 71% J74%
Beban penuh 10-11 °/
12- $3°/ 0,2-1,4? 0,1-0.4% 0,1-0,21
Kns1
7 G %
Sejumlah 0,03% atau 300 ppm karbonmonoksida pada udara ambient
sudah merupakan racun yang berbahaya untuk udara yang dihisap oleh manusia
selama setengah jam bertunit-turut. Pada putaran idle konsentrasi CO pada gas
buang semakin tinggi, hal ini disebabkan karena pada putaran idle campuran lebih
kaya (kekurangan udara), disamping itu pada putaran rendah, tekanan kompresi
rendah dan derajat isian tidak sempurna. Semakin kaya campuran, semakin besar
konsentrasi karbomnonoksida pada gas buangnya.
2.6.2 Hidrokarbon(HC)
I Iidrokarbon dihasilkan dan bahan bakar yang tidak terbakar di niang
bakar. Hidrokarbon terdapat pada gas buang tidak hanya pada campuran kaya.
tetapi juga pada campuran yang miskin. Bahkan sejumlah hidrokarbon selalu
terdapat pada peristiwa penguapan bahan bakar, di tangki bahan bakar, dan dari
kebocoran gas yang melalui ruang ulaina antara silinder dari torak masuk kc
dalam poros engkol, yang disebut gas laiu
Jumlah hidrokarbon yang belum terbakar tergantung pada keadaan waktu
motor beroperasi. Pada saat berputar stasioner 17%. pada saat akselerasi 7%. pada
kecepatan normal 13%, dan pada saat dilakukan pengereman 63%. Pada kondisi
hampa di dalam silinder dan katup gas tertutup, jumlah hidrokarbon akan banyak
sckali. Pada saat dilakukan pengcreman kondisi hampa dibawah katup gas lebih
besar dibandingkan kondisi stasioner, sehingga prosentase hidrokarbon pada
kondisi pengereman sangat tmggi.
Universitas Kristen Petra
28
Tabel 2.4 Emisi gas buang karbon hidrogen motor otto [2]
| Bcrputar ditempat Akselerasi
Kecepatan normal Mengeram motor
| i
1 7 % 7 % 13 % 63 °/o.
2.6.3 Nitrogenoksida (NOx)
Nitrogenoksida pada gas buang terutama dihasilkan pada suliu
pembakaran tinggi, hai ini pada umumnya lerjadi pada campuran miskin
(kelebihan udara). Konsentrasi nitrogenoksida akan maksimum jika konsentrasi
karbonmonoksida dan hidrokarbon minimum. Nitrogenoksida jika dipaparkan ke
udara bebas megakibatkan sesak napas terutama pada pendenta penyakit asma.
Disamping itu juga menyebabkan timbulnya kabut atau asap.
2.7 Perhitungan Pembakaran
Perhitungan pembakaran merupakan titik muia untuk menentukan
rancangan dan unjuk kerja dan semua peralatan pembakaran. Perhitungan
pembakaran akan mencakup aspek :
a. Kuantitas dari unsur-unsur yang ikut daiam pembakaran secara kimiawi
b. Kuantitas dari panas yang dibebaskan
c. Efisiensi dari proses pembakaran pada kondisi teoritis (ideai) dan sebenamya
(aktual)
2.7.1 [Jdara Pcmbakaran
Di dalam proses pembakaian (oksidasi) selalu tcrikut unsur oksigen,
unsur ini didapal dari udara sekeiiiing. Untuk keperiuan itu dibenkan batasan
mengenai udara pembakar .
a. Udara kering adalah udara tanpa kandungan air (dry air)
b. Udara basah (wet air) adaiah udara dengan kandungan air tertentu
c. Udara baku (standard air) adalah udara dengan kandungan 0.013 kg air per kg
udara kering atau 0,021 mole uap air/mole udara kering (sesuai dengan RH =
60%pada 25°C dan l atm)
Universitas Kristen Petra
29
Tabel 2.5 Komposisi udara kering [2]
Unsur % Volume I % massa Oksigew.. 2Q,99 • 23 ,15 ~ tttrogsn — N , } 78,Q3 ) 76.83 ~ G a s lain } P.9& [
2.7.2 Pcmbakaran Teoritis
Apa yang dinamakan pembakaran teoiitis adalah suatu reaksi
pembakaran sempuma dari suatu unsur yang mudah terbakar (stoichiometric
reaction). Pada pembakaran teoritis ini akan dibutuhkan sejumlah udara minimal
(teoritis).
Sebagai contoh pembakaran dari bahan bakar methane (CH4)
CH4 + 202 • C02 + 2H20
1 mole + 2 mole 1 mole + 2 mole
1 m3 + 2 m3 • 1 m3 2 m3
16 kg + 64 kg = 44 kg f 36 kg
a t a u l k g + 64/16 kg 44/16 kg + 36/16 kg
Untuk pembakaran sempurna 1 kg CH4 dibutuhkan oksigen sebanyak 64/16 kg.
Dengan demikian kebutuhan udara kering minimimi (teoritis) yang diperlukan
adalah.
ITludnra kering fflin = 4,32 X 64/1 6 kg^kg CIL»
= 17.279 kg/kgCH,
Untuk bahan bakar cair yang diketahui komposisi kimianya, kebutuhan udara
minimum untuk pembakaran sempurna dapat dihitung dengan persamaan [2| :
02min=83C + 8(H 08)+S kg/kgw, (2.14)
Dimana : C = Kandungan karbon dalam bahan bakar ( kg/kg 1,1,)
H = Kandungan hidrogen dalam bahan bakar ( kg/kg t* )
O = Kandungan oksigen dalam bahan bakar ( kg/kg t* )
S = Kandungan belerang dalam bahan bakar ( kg/kg t*)
Pengurangan kebunihan oksigen dalam persamaan di atas (suku kedua ruas kanan
persamaan) didasarkan pada asumsi bahwa oksigen dalam bahan bakar juga ikut
bereaksi. Sebaliknya, unsur nitrogen (N2) dan abu dianggap tidak ikut bereaksi
dengan oksigen.
Universltas Kristen Petra
30
Kebutuhan udara minimum dapat ditaksir [2] :
m„darahningmn = 4,32X 02 kg /kg bh ( 2.15 )
2.7.3 Pembakaran Sebenarnya
Di dalam pembakaran sebenarnya tidak seiunih unsur dalam bahan bakar
tcrbakar scmpurna. Sebagai contoh adalah pcmbakaran dari karbon (C) tidak
selunih karbon akan terbakar menjadi CO2 tetapi juga terbakar menjadi CO atau
masih dalam bentuk asiinya C. Dengan demikian maka terdapat kehilangan-
kehilangan (losses) yang benipa kenigian panas yang sehanisnya bisa dibebaskan
dari pembakaran C.
Kesetimbangan rcaksi pembakaran dapat dituliskan scbagai berikut [2]:
CnHffl ' a ( 0 2 + 3,764 N 2 ) ~* b C0 2 + c 1l20 1 d CO + e 0 2 + f N2 ( 2 16)
maka dapat ditentukan airfuel ratio dan pembakaran yaitu [2] :
. „_. a(massaudara) ( 2.17 ) ArR = —
berathahanhakar
IJntuk menekan kenigian tcrscbut sampai tingkat minimal maka periu diberikan
udara lcbih pada scjumiah udara tcoritis yang dipakai sehingga tcrscdia cuktip
oksigen untuk pembakaran. Udara lebih (excess air) ini tidak lagi diperlukan
apabila dimungkinkan pencampuran udara dan bahan bakar secara sempuma.
Penting untuk diperhatikan bahvva penggunaan udara lebih akan juga membawa
kenigian panas sebagai akibat dari pemanasan udara pembakar pada suhu kamar
kc suhu pcmbakaran.
Dengan adanya udara lebih maka jumlah udara sebenamya [actnai air)
yang digunakan adalah [2] :
t"udara keritigacl Mmiara keringmhi Hhukita iehih \ — - ' ^ /
D i m a i i a : ITludaralebfli ~ E A % . mudarakeniigmiii
EA% = proscntase udara lebili
Namun demikian perlu dicatat bahwa tidara pembakar yang biasanya
digunakan dalam proses pembakaran sama sekali bukan udara kenng. Dengan
demikian persamaan di atas masih harus diselesaikan iagi [2] :
Wudara pembakaran acl I ' Itl tiTLs ) . Itlluiara kenng aci \ — •»- ' '
Universltas Kristen Petra
31
Dimana : m H20 = Kandungan uap air kg H?0/kg udara kering
Logika yang sama dapat dipergunakan unfuk menaksir kebutuhan udara pembakar
bila pendekatan dilakukan atas dasar mole atau volume.
Universitas Krlsten Petra