sistem pemerintahan demokrasi pancasila
TRANSCRIPT
SISTEM PEMERINTAHAN DEMOKRASI PANCASILA
MAKALAH
Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016
DOSEN PEMBIMBING
M. RUDI HARTONO, SH., MH.
DISUSUN OLEH:
EVA YULIANTI
GITA WAHYUNI
JEFRI GRANTINO
YOGA TEGUH HADIWIBOWO
GALLY NAUVAL PRAYUDA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Adapun tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang dibimbing oleh M. Rudi Hartono, SH,.MH. Semoga makalah ini
dapat diperguanakan sebagai acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi mahasiswa
Ilmu Hukum yang turut menjajaki mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Adapun dalam penulisan makalah ini, penulis tidak sedikit menghadapi
hambatan untuk mengkaji lebih jauh tentang sistem pemerintahan demokrasi
Pancasila. Namun berkat dorongan yang kuat dari dosen pembimbing hambatan
dalam penyusunan materi ini dapat teratasi.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bari para pembaca disamping tujuan utama penyusunan makalah
ini ialah pemenuhan nilai tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki masih belum sempurna. Oleh karena itu saya harapkan kepada
dosen pembimbing untuk memaklumi hal tersebut dan memberi masukan –
masukan yang bersifat membangun agar lebih baik kedepannya.
Jambi, 6 Oktober 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ......................................................................................... 3
1.4. Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 3
BAB II ISI ......................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Demokrasi ................................................................................. 4
2.2. Demokrasi Pancasila di Indonesia .............................................................. 7
2.3. Isi dari Demokrasi Pancasila ....................................................................... 9
2.4. Ciri – Ciri Demokrasi Pancasila ................................................................. 12
2.5. Aspek – Aspek Demokrasi Pancasila .......................................................... 16
2.6. Perbedaan Demokrasi Pancasila dengan Demokrasi Lainnya .................... 17
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 19
3.2. Saran ........................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demokrasi bukan hanya tentang siapa yang memimpin, siapa yang
berperan dalam pemerintahan, apakah rakyat dapat mengawasi jalannya
pemerintahan ataupun untuk siapakah segala kebijakan dalam negara ini
dibuat, melainkan demokrasi harus dipandang sebagai suatu paham yang
dapat mensejahterakan kehidupan rakyat. Di negara Indonesia demokrasi
masih belum menjadi suatu tonggak yang berdiri tegak, sampai saat ini masih
sering dijumpai adanya pemaksaan kehendak dari sejumlah oknum, tindakan
koropsi, kolusi dan nepotisme didalam pemerintahan. Hal ini tentu tidak
mencerminkan demokrasi yang semestinya.
Perjalanan demokrasi di negara Indonesia telah mengalami berbagai
gejolak dan perubahan, penerapan demokrasi di berbagai negara bisa jadi
berbeda – beda tidak terlepas dari sejarah, kondisi sosial dan cultural,
ideologi, tujuan nasional dan aspek – aspek lain yang tentunya tidak sama di
setiap negara. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak kemerdekaan bangsa
tahun 1945 sampai sekarang penerapannya sangat bergam walaupun sama –
sama berlandaskan ideologi Pancasila. Mulai dari demokrasi Liberal pada
periode 1945-1949, demokrasi liberal dengan multi partai pada periode 1950 -
1959, demokrasi terpimpin pada periode 1959 – 1965, demokrasi Pancasila
pada periode 1966 – 1998 yang dimana pada periode ini terjadi sebuah
revolusi besar di negara Indonesia, masayarakat yang tidak terima akan
2
pelaksaan pemerintahan yang otoriter serta setelah peristiwa tersebut mulailah
berlaku demokrasi Pancasila yang menuju Demokratisasi.
Perkembangan demokrasi turut meningkatkan partisipasi politik
masyarakat. Masyarakat boleh mengorganisasikan diri untuk ikut serta dalam
proses pengambilan keputusan. Masyarakat atau rakyat kembali merasakan
kebebasan sipil dan politiknya. Rakyat menikmati kebebasan berpendapat
serta rakyat menikmati kebebasan berorganisasi. Kebebasan sipil bisa
dinikmati meskipun di sisi lain hak sekelompok masyarakat bisa dihilangkan
oleh kelompok masyarakat lain. Dalam kondisi seperti ini, beberapa kalangan
menilai penerapan demokrasi di Indonesia harus dijiwai dengan ideologi atau
dasar negara RI yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar atau ideologi negara
harus diterapkan dalam kehidupan berdemokrasi.
Pancasila sebagai konsep diungkapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni
1945 yang berisikan konsepsi usul tentang dasar falsafah negara.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
1. Apa itu demokrasi?
2. Mengapa Indonesia menganut demokrasi Pancasila?
3. Apa saja isi dari demokrasi Pancasila?
4. Apa saja aspek – aspek yang terkandung dalam demokrasi Pancasila?
3
1.3. Batasan Masalah
Sebagai upaya memfokuskan bahasan, pembahasan ini dibatasi pada
lingkup bahasan yang terkait dengan sistem pemerintahan demokrasi
Pancasila atau kajian – kajian yang membahas tentang demokrasi Pancasila,
bukan membahas tentang pelaksanaan demokrasi Liberal, Terpimpin ataupun
demokrasi lainnya.
1.4. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Ingin mengetahui apa itu demokrasi.
b. Mengetahui hal – hal yang menjadi dasar Indonesia menganut
demokrasi Panasila.
c. Agar mengetahui isi dari demokrasi Pancasila
d. Ingin mengetahui aspek-aspek yang terkandung dalam demokrasi
Pancasila.
2. Manfaat
a. Manfaat Akademik
Hasil pembahasan ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa
dan kalangan – kalangan lain dapat memahami apa itu arti dari demokrasi
yang sebenarnya secara teotis dan sitematis.
b. Manfaat Praktis
Dapat terwujudnya masyarakat yang demokratis dan menjunjung
tinggi hak asasi manusia dan terdapat keseimbangan antara hak dan
kewajiban
4
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah
hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik
secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan,
dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas
dan setara.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan
rakyat",yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos)
"kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem
politiknegara-kota Yunani, salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim
dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua
definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas
lagi.Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan
demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan
wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang
sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum
elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi
modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad
5
ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-
16 dan berasal dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama.
Bagaimana cara pelaksanaan pemerintahan yang berasal dari rakyat,
bagaimana rakyat melaksanakan pemerintahan itu, dan bagaimana agar
pemerintahan itu diperuntukkan bagi rakyat, dalam pelaksanaan semua itu
mengundang perdebatan panjang, serta dilihat pula bagaimana masyarakat
dapat mengawasi jalannya pemerintahan serta dapat menyampaikan aspirasi
tentang suatu kebijakan.
Pengertian Menurut Para Ahli
Abraham Lincoln
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Charles Costello
Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan
kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk
melindungi hak-hak perorangan warga negara.
John L. Esposito
Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh
karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun
mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja
lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
6
Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang
melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih.
Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan
diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
Sebenarnya demokrasi tidak hanya menyangkut pemerintahan dan
perwakilan saja dan tidak hanya menyangkut hak memilih dan hak dipilih,
tetapi demokrasi pada masa kini menyangkut adanya pengakuan terhadap
kesetaraan diantara warga negara, kebebasan warga negara untuk melakukan
partisipasi politik, kebebasan untuk memperoleh berbagai sumber informasi
dan komunikasi, serta kebebasan untuk menyuarakan ekspresi. Dengan
demikian demokrasi melindungi kebebasan, mengedepankan kesetaraan, dan
membuka partisipasi bagi warga negara.
Demokrasi tidak akan efektif dan lestari tanpa substansi yang berwujud
ideologi yang mewarnai pengorganisasian berbagai elemen politik seperti
partai politik, lembaga-lembaga pemerintahan maupun organisasi-organisasi
kemasyarakatan. Kelestarian demokrasi memerlukan partisipasi rakyat yang
bersepakat mengenai makna dan paham bekerjasama serta kegunaan
demokrasi bagi kehidupan mereka. Demokrasi yang kuat bersumber kepada
kehendak rakyat dan bertujuan untuk mencapai kemaslahatan bersama.
Dewasa ini istilah demokrasi sudah lebih luas mencakup demokrasi ekonomi,
kebudayaan, dan bahkan demokrasi menjadi sikap hidup yang mencakup
segala bidang kehidupan.
7
2.2. Demokrasi Pancasila di Indonesia
Demokrasi dapat dikatakan merupakan pola hidup berkelompok di dalam
organisasi negara, sesuai dengan keinginan orang-orang yang hidup
berkelompok tersebut. Keinginan orang- orang yang hidup berkelompok
tersebut ditentukan oleh pandangan hidup, falsafah hidup, dan ideologi
bangsa yang bersangkutan.
Paham demokrasi yang sejak awal kemerdekaan diterapkan di Indonesia,
sesungguhnya mengacu kepada nilai-nilai pancasila. Asas musyawarah
mufakat dan kekeluargaan / gotong-royong, merupakan prinsip dan nilai-nilai
luhur yang telah lama berkembang. Hakikat demokrasi Pancasila yang
kemudian dikembangkan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya
menjadi falsafah / ideologi negara yang sangat mungkin dapat berkembang
sesuai dengan ciri khas masyarakat Indonesia yang pluralistik.
Rumusan singkat demokrasi pancasila tercantum dalam sila ke-empat
Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan. Rumusan tersebut pada dasarnya merupakan
rangkaian totalitas yang terkait erat antara satu sila dengan sila lainnya secara
bulat dan utuh yang dimana mencerminkan kehidupan masayaraka Indonesia
yang mengutamakan musyawarah dan asas kekeluargaan yang sangat tinggi
dalam bermsyarakat.
Beberapa rumusan mengenai pengertian Demokrasi Pancasila yang
dikutip S. Sumarsono dkk. (2005) :
8
a. Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H
Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang besumber kepada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujdannya seperti
dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.
b. Sri Sumantri, S.H
Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan yang mengandung
semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan keadilan sosial.
c. S. Sumarsono dkk.,(2005)
Demokrasi Indonesia adalah pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-
nilai falsafah Pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat
berdasarkan sila-sila Pancasila. Ini berarti bahwa :
1) Demokrasi atau pemerintahan rakyat yang digunakan oleh pemerintah
Indonesia adalah sistem pemerintahan rakyat yang dijiwai dan dituntun oleh
nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia (Pancasila).
2) Demokrasi Indonesia pada dasarnya adalah transformasi nilai-nilai
falsafah pancasila menjadi suatu bentuk dan sistem pemerintahan khas
Pancasila.
3) Demokrasi Indonesia yang dituntun oleh nilai-nilai Pancasila adalah
konsekuensi dan komitmen pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen di bidang pemerintahan atau politik.
9
4) Pelaksanaan demokrasi Indonesia dengan baik mensyaratkan pemahaman
dan penghayatan nilai-nilai falsafah Pancasila.
5) Pelaksanaan demokrasi Indonesia dengan benar adalah pengamalan
Pancasila melalui politik pemerintahan.
Demokrasi Indonesia merupakan demokrasi yang khas dengan ciri pokok
mengacu pada nilai-nilai Pancasila. Rumusan formal nilai-nilai pancasila
mendasarkan diri pada kerakyatan, demokrasi diwujudkan dalam suatu proses
musyawarah untuk mencapai mufakat, dalam prinsip ini terkandung
kegotongroyongan, demokrasi juga diwujudkan dalam sistem perwakilan.
Mekanisme demokrasi Indonesia pada dasarnya adalah keseluruhan
langkah pelaksanaan kekuasaan pemerintahan rakyat yang dijiwai nilai-nilai
falsafah pancasila dan berlangsung menurut hukum yang berkiblat kepada
kepentingan, aspirasi, dan kesejahteraan rakyat banyak. Hukum yang tertinggi
ini selanjutnya dijabarkan secara formal menjadi hukum dasar tertulis yang
disebut Undang-Undang Dasar.
2.3. Isi dari Demokrasi Pancasila
1. Pelaksanaan Pembukaan UUD 1945 dan penjabarannya yang dituangkan
dalam Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945.
2. Demokrasi Pancasila harus menghargai dan melindungi hak-hak asasi
manusia.
3. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas
kelembagaan.
10
4. Demokrasi Pancasila harus bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan
di dalam Penjelasan UUD 1945, yaitu negara hukum yang demokratis.
5. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggungjawab secara moral kepada
Tuhan YME, diri sendiri, dan orang lain.
6. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
7. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
8. Menjunjung tinggi tujuan dan cita – cita nasional.
Demokrasi Indonesia merupakan demokrasi yang khas dengan ciri pokok
mengacu pada nilai-nilai Pancasila. Rumusan formal demokrasi pancasila
mendasarkan diri pada kerakyatan dan juga mencakup demokrasi politik,
ekonomi, hukum, dan kebudayaan. Demokrasi diwujudkan dalam suatu
proses musyawarah untuk mencapai mufakat, dalam prinsip ini terkandung
kegotongroyongan. Demokrasi juga diwujudkan dalam sistem perwakilan.
Paham yang dianut dalam sistem kenegaraan Republik Indonesia adalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggara kekuasan adalah rakyat
dan membaginya dalam lembaga-lembaga pemegang kekuasaan, yaitu :
1. Kekuasaan mengubah dan menetapkan undang-undang dasar kepada
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) BAB II Pasal 3 ayat (1).
2. Kekuasaan sebagai pembentuk undang-undang diberikan rakyat kepada
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), BAB VII Pasal 20 ayat (1).
3. Kekuasaan sebagai penyelenggara pemerintahan diberikan rakyat kepada
Presiden BAB III Pasal 4 ayat (1).
11
4. Kekuasaan sebagain lembaga peradilan dan pengujian undang-undang
diberikan rakyat kepada Mahkamah Agung (MA), BAB IX Pasal 24 ayat
(2), Pasal 24A ayat (1).
5. Kekuasaan sebagai lembaga pemeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara diberikan rakyat kepada Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), BAB VIIIA Pasal 23E ayat (1).
Beberapa lembaga negara lainnya dalam sistem ketatanegaraan menurut
UUD Negara Republik Indonesia sesudah amandemen antara lain :
1. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang anggotanya dipilih dari setiap
provinsi melalui pemilihan umum BAB VIIA Pasal 22C ayat (1).
2. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilihan
umum, BAB VIIB Pasal 22E ayat (5).
3. Komisi Yudisial (KY), berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim
Agung, menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim. BAB IX Pasal 24B ayat (1).
4. Mahkamah Konstsitusi (MK), berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilu. BAB IX Pasal 24C ayat (1).
12
2.4. Ciri – Ciri Demokrasi Pancasila
Dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran
Kewarganegaraan, Idris Israil (2005:52-53) menyebutkan ciri-ciri demokrasi
Indonesia sebagai berikut yang dijadikan sebagai dasar masyarakat maupun
penyelenggara pemerintahan dalam bertindak serta bagaimana peran
masayarakat dalam mengawasi jalannya pemerintahan adalah sebagai berikut
:
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai
mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai hak asasi manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya
demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
13
Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi
pokok yang menjadi landasan, yaitu :
Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum
Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan
kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di
dalamnya.
Indonesia menganut sistem konstitusional
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem
konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi negara
Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman
terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga
negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai
pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas pokok,
yaitu:
1. Menetapkan UUD;
2. Menetapkan GBHN; dan
3. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
14
Wewenang MPR, yaitu:
1. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga
negara lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan
kepada Presiden
2. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai
pelaksanaan GBHN
3. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan
Wakil Presiden
4. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya
apabila presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara
dan UUD;
5. Mengubah undang-undang.
Presiden adalah penyelenggaraan pemerintahan tertinggi di bawah MPR
Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara
tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan
bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang
wajib menjalankan putusan-putusan MPR.
Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi
pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden
dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang-undang
termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden harus
15
mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatifialah hak
inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:
1. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah
2. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada
pemerintah
3. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
4. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
5. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.
Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab
kepada DPR
Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada
DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berarti
sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensiil.
Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi
mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan
pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.
Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia
bukan diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan
sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat
16
dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi
anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.
2.5. Aspek – Aspek Demokrasi Pancasila
1. Aspek material
Aspek material merupakan aspek yang sangat penting salam pelaksanaan
demokrasi pancasila. Aspek sendiri ini juga merupakan hal khusus yang harus
dimiliki oleh suatu negara yang nantinya akan menjadi landasan dari negara
itu sendiri. Dilihat dari segi atau sisi subtansinya bahwa demokrasi pancasila
di Indonesia itu harus memiliki kekuatan yang didasarkan pula pada sila-sila
lainnya. Maka dari itu demokrasi pancasila tidak hanya berarti sebagai
demokrasi politik, tetapi juga memiliki arti penting pada sisi sosial dan
ekonomi.
2. Aspek formal
Aspek formal adalah salah satu aspek pada demokrasi pancasila yang
memang harus sangat diperhatikan, Aspek ini merupakan aspek yang
mengatur tentang proses dan cara-cara bagi rakyat Indonesia untuk menunjuk
wakil rakyat yang nantinya akan berkedudukan di badan pemerintahan. Tak
hanya itu, aspek ini juga mengatur bagaimana wakil-wakil rakyat
memusyawarahkan suatu masalah secara terbuka, bebas, jujur, dan adil
sehingga nantinya akan mencapai hasil dan kesepakatan bersama.
3. Aspek normatif
Ini adalah salah satu aspek yang ada dalam demokrasi pancasila yang
tentunya tidak kalah penting dengan aspek-aspek yang lainnya. Aspek
17
normatif dalam demokrasi pancasila yaitu adalah aspek yang membedakann
suatu kaidah yang nantinya akan membimbing serta juga memilih bagaimana
yang akan menjadi kriteria agar tujuan negara dapat tercapai.
4. Aspek optatif
Dalam membangun dan menegakkan suatu negara, kita semua sebagai
rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia harus membantu tugas-tugas
para pemerintah dan badan kewenangan negara terutama untuk
mengetengahkan kepentingan dan tujuan negara yang hendak dicapai.
5. Aspek organisasi
Yang dimaksud dengan aspek organisasi sebagai salah satu aspek
demokrasi pancasila adalah menggunakan organisasi itu sendiri sebagai
wadah yang nantinya berangsur-angsur akan membantu pelaksanaan tujuan
yang hendak dicapai oleh negara ini.
6. Aspek kejiwaan
Aspek yang satu ini dimaksudkan agar kita semua sebagai rakyat
Indonesia juga taat kepada peraturan yang ada dan memperkecil masalah
yang dihadapi oleh negara ini, sehingga nantinya kita akan memberikan
semangat kepada para penyelenggara negara dan para pemimpin negara.
2.6. Perbedaan Demokrasi Pancasila dengan Demokrasi Lainnya
Demokrasi pancasila:
Merupakan ciri khas Indonesia
Berfalsafah pancasila
Menganut asas kekeluargaan dan gotong royong
18
HAM diimbangi dengan kewajiban
Jaminan kebebasan bertanggungjawab
Tidak mengenal oposiso
Demokrasi Liberal:
Merupakan ciri khas barat
Berfalsafah liberalis
Menganut asas individual
Lebih menonjolkan HAM
Hanya mengutamakan kebebasan
Mengenal oposisi
Demokrasi komunis:
Ciri khas negara komunis
Berfalsafah komunis
Menganut asas negara sentries
Mengabaikan HAM
Tidak ada kebebasan individu
Tidak ada oposisi
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata demos
artinya rakyat, dan kratein artinya pemerintah atau kekuasaan. Berdasarkan
arti dua kata di atas maka secara sederhana demokrasi bisa kita artikan
pemerintah oleh rakyat, dalam hal ini kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat. Diantara beberapa pengertian tentang demokrasi, pengertian yang
dikemukakan oleh Abraham Lincoln dengan sebuah kalimat yang sederhana
dan mudah dipahami dapat dijadikan rangkuman pengertian yaitu
pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Kalimat pengertian tersebut memang sederhana, akan tetapi bagaimana
praktik / pelaksanaannya ternyata tidak semudah seperti apa yang tersurat
dalam pengertian itu. Bagaimana cara pelaksanaan pemerintahan yang berasal
dari rakyat, bagaimana rakyat melaksanakan pemerintahan itu, dan
bagaimana agar pemerintahan itu diperuntukkan bagi rakyat, dalam
pelaksanaan semua itu mengundang perdebatan panjang.
Dalam pengertian yang mendasar, demokrasi berarti pemerintahan oleh
rakyat yang berarti partisipasi rakyat sangat penting. Tetapi partisipasi
tersebut tidak akan dapat dilaksankan dengan baik jika tidak terdapat
kebebasan dan kesetaraan di antara warga negara. Selain itu harus ada hukum
yang mengatur segenap aspek kehidupan dan juga harus ada wahana yang
menjadi tempat menyalurkan aspirasi warga negara. Setiap warga negara
20
seharusnya terlibat dalam pembuatan keputusan politik, baik secara langsung
maupun melalui wakil-wakil pilihan mereka.
3.2. Saran
Setelah membaca materi dan pembahasan ini diharapkan para pembaca
yang berasal dari bebagai kalangan masyarkat, baik pelajar, mahasiswa,
maupun tenaga pendidik sekalipun agar dapat memahami lebih jauh tentang
arti penting demokrasi dan mengimplementasikannya kedalam kehidupan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun MKD, Pancasila, Surabaya: IAIN SA Press, 2011
Moh.Mahfud MD, Demokrasi Dan Konstitusi Di Indonesia, Jakarta: PT
RinekaCipta, 2000
Haris, Syamsuddin. Demokrasi Di Indonesia, Jakarta: PT Pustaka LP3ES
Indonesia, 1995
Syafiie, InuKencana. M.Si. Drs. SistemPemerintahan Indonesia, Jakarta : PT
RinekaCipta, 1994
M. Taopan, DemokrasiPancasila, Kupang: SinarGrafika, 1989
Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar IlmuPolitik. Jakarta : PT
GramediaPustakaUtama. 2002
Israil, Idris. Pendidikan Pembelajaran Penyebaran Kewarganegaraan.Malang:
FakultasPeternakanUniversitasBrawijaya, 2005
Sharma, P. SistemDemokrasi Yang Hakiki. Jakarta :YayasanMenaraIlmu, 2004