proposal studi lapang terintergrasi (slt) judul
TRANSCRIPT
i
PROPOSAL
STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT)
JUDUL:
PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL UNTUK PEMBELAJARAN
KREATIF DAN INOVATIF
ABAD 21
Rencana Waktu Kegiatan:
26 – 29 November 2017 (Yogyakarta)
DISUSUN OLEH:
Fathul Kahfi (201410070311157)
DOSEN PEMBIMBING:
Husamah, S.Pd., M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DESEMBER 2017
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tema:
Kajian Intelektual Multidisipliner Berbasis Kearifan Lokal Indonesia Untuk
Mewujudkan Generasi Biologi Berkarakter, Berliterasi dan Berkemajuan
dalam Menyonsong Generasi Emas Abad 21
Tempat/Tujuan SLT:
Yogyakarta
Tanggal Pelaksanaan:
26 – 29 November 2017
Malang, 7 Oktober 2017
Menyetujui,
Dosen Pengampu
Penyusun
Husamah, S.Pd. M.Pd
NIDN 0718108501
Fathul Kahfi
NIM 201410070311157
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat
serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal
Studi Lapang Terintergrasi (SLT) dengan tema Kajian Intelektual Multidisipliner
Berbasis Kearifan Lokal Indonesia Untuk Mewujudkan Generasi Biologi
Berkarakter, Berliterasi dan Berkemajuan dalam Menyonsong Generasi Emas Abad
21 ini alhamdulillah tepat pada waktunya.
Proposal ini berisikan tentang informasi mengenai tempat kunjungan SLT
yang akan dilaksanakan pada 26-29 November 2017 di Yogyakarta. Kami
menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Proposal ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Propasal ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Malang, 7 Oktober 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ….........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN …............................................................................ i
KATA PENGANTAR …....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ….................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL …............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ….................................................................................... vi
BAB 1
PENDAHULUAN ….............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Kegiatan …........................................................................ 1
1.2 Rumusan Kegiatan …................................................................................. 2
1.3 Tujuan Kegiatan …..................................................................................... 2
1.4 Manfaat Kegiatan …................................................................................... 2
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT .................... 3
2.1 Jogja Green School ..................................................................................... 3
2.2 Museum Biologi UGM ..............................…............................................. 6
2.3 Wildlife Rescue Center Jogja ...................................................................... 8
2.4 Desa Sukunan ............................................................................................ 10
2.5 Candi Borobudur ....................................................................................... 12
2.6 Malioboro .................................................................................................. 15
Daftar Pustaka........................................................................................................ 18
Lampiran ............................................................................................................... 19
ii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 ........................................................................................................ 3
2. Gambar 2.1 ........................................................................................................ 6
3. Gambar 3.1 ........................................................................................................ 8
4. Gambar 4.1 ...................................................................................................... 10
5. Gambar 5.1 ...................................................................................................... 12
6. Gambar 6.1 ...................................................................................................... 15
6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Menurut UU RI No 10 tahun 2009 wisata merupakan kegiatan perjalanan
yang dilakukan perorangan maupun kelompok untuk mengunjungi destinasi tempat
tertentu dengan tujuan rekreasi, mempelajari keunikan daerah wisata,
pengembangan diri. Berkaitan dengan salah satu tujuan Mahasiwa Biologi yang
saat ini sedang menempuh matakuliah Studi Lapang Terintegrasi yang
mengharuskan untuk mengadakan suata kegiatan wisata edukasi ke beberapa
tempat yang sudah ditentukan. Pemilihan tempat disesuaikan kebutuhan yang
berkaitan dengan matakuliah SLT dengan mengharapkan mahasiswa dapat
menimba ilmu baru di tempat yang dikunjungi, artinya tidak terpaku pada
pengetahuan secara teoritis yang dinyatakan dalam sebuah informasi melalui buku
dan internet, melainkan mempelajari secara langsung.
Tiga pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa, khususnya
calon guru untuk bersaing di dunia global adalah knowledge, skill, dan attitude.
Ketiga kemampuan tersebut, tidak semuanya di peroleh dari bangku perkuliahan
(kegiatan belajar mengajar di kelas), tetapi di peroleh dari praktek nyata di lapangan
(melalui terjun lapang, praktik langsung, dan pengamatan). Studi Lapang
Terintegrasi adalah mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa
Pendidikan Biologi, sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi. Mata
kuliah ini berbobot 1 SKS. Studi Lapang Terintegrasi diharapkan berbasis 2 hal,
yaitu keilmuan biologi dan pendidikan/pembelajaran. Studi Lapang Terintegrasi
diharapkan dapat menjadi salah satu sarana melengkapi ketiga pokok tersebut
dengan melakukan wisata ke suatu tempat yang sudah ditentkan dengan melihat
kebutuhan yang harus dipenuhi khususnya oleh mahasiswa Biologi dalam
pencapaian kompetensi.
Perlunya dilakukan kegiatan SLT, untuk mengulas kembali matakuliah di
semester sebelumnya yang telah dipelajari, intinya kegiatan SLT menggabungkan
beberapa matakuliah yang sudah dipelajari oleh Mahasiswa Biologi dengan
mengadakan kunjungan ke daerah yang sudah ditentukan. Lokasi yang dipilih yaitu
7
daerah Jogjakarta. Destinasi Yogyakarta antara lain ; Jogja green scholl, Museum
Biologi UGM, Wildlife Rescue Center Jogja, Desa Sukunan Jogja, Candi
borobudur, dan malioboro dimana destinasti tersebut berhubungan dengan materi
perkuliahan yang berhubungan dengan pendidikan, dunia hewan dan konservasi
hewan, dan lingkungan (pengelolaan limbah. Pemilihan bidang peminatan kegiatan
SLT berdasarkan kebutuhan mahasiswa pendidikan biologi secara umum yakni
konsentrasi di bidang pendidikan, bidang tumbuhan dan hewan, lingkungan.
Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang dari generasi ke generasi melalui pengajaran,
pelatihan, dan penelitian. Pendidikan dalam hal ini bersifat mendidik, memberikan
wawasan yang bersifat formal/non formal terhadap peserta didik. Ruang lingkup
dalam belajar mengenai pengetahuan sangat luas dan banyak modelnya. Menurut
(Istikomayanti1, Y. dkk. 2016), Tugas guru tidak hanya mengajar siswa membaca,
menghitung dan menghafal pelajaran, tetapi guru bisa membuat siswa untuk
mengenal lingkungan sekitarnya. Pengenalan lingkungan pertanian sejak usia
sekolah dasar diharapkan dapat memberikan banyak manfaat. Salah satunya adalah
kemampuan siswa untuk mengetahui potensi lingkungan sekitarnya, mampu
menyikapi permasalahan yang terjadi, dan mampu bertindak dalam usaha
pelestarian lingkungan.
Lingkungan adalah gabungan antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi karya manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut. Karya yang dihasilkan manusia terkadang menimbulkan masalah
bagi lingkungan tersebut, sehingga terjadi permasalahan lingkuangan/pencemaran
lingkungan. Menurut (Turista, D. D. R. 2017), Pencemaran lingkungan adalah
masalah umum yang dihadapi saat ini. Pencemaran timbul akibat banyaknya
masukan beban pencemar ke lingkungan, sehingga kemampuan lingkungan untuk
mengolah pencemar secara alami tidak sebanding dengan jumlah yang harus diolah.
Sumber pencemar seringkali berasal dari limbah industri, limbah pertanian, dan
limbah rumah tangga/limbah domestik yang belum dikelolah dengan baik/di buang
langsung ke lingkungan. Menurut (Stiawan, R. 2007), menyatakan bahwa bersih
8
atau tidaknya lingkungan sangat dipengaruhi oleh keberadaan manusia yang di
lingkungan tersebut. Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal sempurna tidak
hanya berkewajiban menjaga lingkungan tetapi juga memelihara kelestariannya.
Saat ini telah muncul berbagai masalah yang berkaitan dengan kebersihan
lingkungan atau yang disebut dengan pencemaran lingkungan. Pencemaran terjadi
murni aktivitas manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
1.2 Rumusan Permasalahan Kegiatan
1. Apakah destinasi yang dikunjungi mampu memberikan pengetahuan yang
baru kepada mahasiswa?
2. Bagaimana pelaksaan kegiatan SLT agar berkaitan dengan perkuliahan?
3. Apakah kegiatan SLT ini, mahasiswa akan mampu mempelajari materi
secara tersusun melalui pembelajaran secara nyata di tempat tujuan?
1.3 Tujuan Kegiatan
Kegiatan SLT ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan (biologi dan pendidikan)
bagi mahasiswa.
2. Syarat membentuk sikap/mental mahasiswa agar mampu dan berani
menyongsong tantangan dunia kerja yang sarat dengan persaingan.
3. Mahasiswa dapat memahami berbagai pendekatan dalam upaya mengetahui
dan mengkaji gejala-gejala yang timbul dalam organisasi kerja.
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Mampu memberikan bekal atau kemampuan dasar berupa knowledge, skill,
dan attitude kepada mahasiswa biologi dalam menghadapi kompetisi
global.
2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan melalui obyek, situasi, dan
kondisi lingkungan yang sebenarnya, yang tidak ditemukan dalam
pembelajaran di dalam kelas.
3. Memberikan relaksasi dan hiburan kepada mahasiswa biologi semester
akhir ditengah menghadapi kegiatan perkuliahan yang padat.
9
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI/
TEMPAT KUNJUNGAN SLT
1. Jogja Green School
Gambar 1.1
Tribunnews.com
a. Sejarah
Jogja Green School didirikan atas inisiatif kerjasama antara Bapak
Suhardiono dengan Ibu Eny Krisnawati pada tahun 2009. Tujuan atas
pendirian sekolah ini yaitu pentingnya membangun nilai-nilai universal
dalam masa pendidikan dasar seorang anak, sehingga ke depannya muncul
para generasi bangsa yang berpribadi baik hati, sayang sesama, semangat
berkarya, mandiri dan cinta lingkungan. Atas harapan-harapan itu,
pendidikan dasar mulai diinisiasi pada Juli 2012.
b. Struktur Organisasi
Pendiri : Suhardiono
Eny Krisnawati
c. Profil instansi, Visi dan Misi
Jogja Green School merupakan sekolah berbasis alam dan
lingkungan serta pendidikan budi pekerti. Sekolah ini menerapkan model
pendidikan berbasiskan sistem belajar dengan alam sebagai laboratorium
10
utamanya yang bernuansa menyenangkan bagi siswa dan guru. Laboratorium
kehidupan dimana hubungan keterkaitan manusia dengan alam dijalin dan
dirangkai dalam kenyataan kehidupan. Hal ini menjadikannya sebagai tempat
yang memperkaya kesadaran dan rasa cinta pada alam bagi semua manusia.
Visi : Mendidik Pribadi Berkarakter Cinta Keluarga, Sesama dan
Lingkungan
Misi :
Memfasilitasi model pembelajaran inklusif, yang memberi ruang bagi
pendidik, anak didik dan keluarganya dari berbagai latar belakang (agama,
suku, status ekonomi, kewarganegaraan, kapasitas diri).
Memfasilitasi model pembelajaran yang menekankan pengembangan
nilai-nilai universal pada pendidik, anak didik dan keluarganya, sebagai
pondasi pembentukan budi pekerti luhur.
Memfasilitasi model pembelajaran emansipatoris, yang memberi ruang
bagi pendidik, anak didik dan keluarganya untuk aktif terlibat,
berpendapat, berkontribusi positif serta kreatif berkarya.
Memfasilitasi model pembelajaran yang proaktif dalam pelestarian
lingkungan hidup dan produk lokal Indonesia
d. Fasilitas Yang Dimiliki
Rumah Pintar (jenjang sekolah dasar)
Daycare - playgroup – kindergarten
Kelas Minat-Potensi
e. Informasi tambahan
Jogja green school memiliki beberapa kegiatan, yaitu: Kegiatan
Bersama Rumah Pintar Jogja Green School, yang meliputi:
1) Masa Orientasi Siswa (MOS)
Kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh siswa baru. Kegiatan yang
diselenggarakan di awal tahun ajaran ini supaya siswa-siswi baru masuk
(Level 1) mengenal lingkungan sekolah. Selain itu memperkenalkan
budaya sekolah yang bernuansa kekeluargaan.
2) Mendongeng
11
Kegiatan ini dilakukan seluruh siswa. Setiap dua minggu sekali,
bergabung dengan adik-adik KB-TK. Lewat baca cerita atau mendongeng,
ada berbagai pesan positif yang bisa ditanamkan dalam hidup keseharian
anak didik.
3) Outdoor Class
Kegiatan diperuntukkan untuk memperkaya pembelajaran tematik.
Suatu kelas atau gabungan beberapa kelas beraktivitas di luar lingkungan
sekolah dengan memberikan pengetahuan yanng bermanfaat bagi anak
usia dini.
4) Kelas Minat-Potensi
Kelas diselenggarakan seminggu sekali, setiap hari kamis. Masing-
masing siswa diperkenankan bergabung di kelas yang diminatinya yang
sesuai potensi dirinya. Kelas ini terdiri dari kelas Bercerita,
Musik, Memasak, Seni Rupa dan Berkebun. Pilihan kelas yang diminati
boleh berubah, sampai menemukan manakah yang paling cocok dan tepat.
Beberapa anak telah setia dengan pilihan kelasnya.
5) Kemah Cinta Alam
Kegiatan diselenggarakan untuk melatih kemandirian peserta didik.
Siswa membaur dari berbagai kelas melakukan perkemahan selama 2 hari
1 malam. Siswa tidak didampingi oleh orangtuanya. Sehingga belajar
untuk memfasilitasi dirinya sendiri dan bekerjasama dengan teman-teman.
Siswa juga belajar untuk dekat serta menghormati alam sekitar.
6) Tali Kasih untuk Sesama
Kegiatan diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Pada proses ini,
pendidik dan peserta didik belajar bersyukur dan berbagi. Berbagi dengan
penuh ikhlas pada sesama hal yang perlu dipupuk sejak dini.
7) Kelas Profesi
Kegiatan membuka peluang kontribusi pada orangtua/wali murid
untuk berbagi cerita tentang karya dan profesi mereka. Siswa diajak untuk
mengenal berbagai profesi dan menghargai yang dilakukan oleh orang tua.
Pesesrta didik belajar menghargai bahwa karya juga sebuah perjalanan
12
penuh kesungguhan, membutuhkan semangat dan berjuang menciptakan
karya-karya.
2. Museum Biologi UGM
Gambar 2.1
Dinas Pariwisata DIY.com
a. Sejarah
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM dirintis sejak terbentuknya
Museum Zoologikum pada tahun 1964, yang menempati salah satu ruang di
Sekip, Sleman, DIY di dalam kampus UGM, yang dipimpin oleh Prof. drg.
R.G. Indrojono dan koleksi herbarium yang menempati sebagian gedung di
Jalan Sultan Agung 22 Yogykarta yang dipimpin oleh Prof.Ir. Moeso
Suryowinoto.
Pengelolaan keduanya ditangani oleh Fakultas Biologi UGM, pada
waktu itu bertempat di Dalam Mangkubumen, Ngasem, Yogyakarta yang
lebih dikenal dengan nama Fakultas-fakultas “Kompleks Ngasem”. Koleksi
hewan dan tumbuhan pada waktu itu berasal dari Seksi Zoologi dan Anatomi
Fakultas Kedokteran UGM dan Seksi Botani Fakultas Pertanian UGM. Atas
prakarsa Dekan Fakultas Biologi UGM yang pada waktu itu dijabat oleh Ir.
Soerjo Sodo Adisemoyo pada tanggal 20 September 1969 yaitu dalam
peringatan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, Museum Biologi diresmikan.
b. Profil Instansi, Visi dan Misi
13
Museum Biologi UGM adalah museum khusus atau museum
pendidikan yang memiliki benda-benda hayati dan benda-benda lainnya yang
berhubungan dengan lingkungan hidup.
c. Fasilitas yang Dimiliki
Koleksi binatang tak bertulang belakang (invertebrate) dan binatang
bertulang belakang (vertebrata)
Koleksi tumbuh-tumbuhan yang diawetkan dalam bentuk Herbarium
kering dan basah, yaitu : Herbarium kering lebih kurang 1.672 species dari
180 familia, dan Herbarium basah lebih kurang 350 buah
Koleksi fosil, terdiri dari beberapa fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan,
4. Aquaria, diantaranya beberapa jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan air
yang masih hidup, dikoleksi dalam beberapa aquarium.
d. Destinasi Kunjungan
Laboratorium Biokimia
laboratorium di departemen TPHP yang berfungsi untuk
mengembangkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek kimiawi
seperti analisis kimiawi, fisiologi dan teknologi pascapanen, bahan
tambahan makanan, kimia dan biokimia pangan terapan, termasuk pula
pengujian mutu pangan dan hasil pertanian lainnya ditinjau dari aspek
kimia.
Laboratorium Ekologi dan Konservasi
Memelihara atau memulihkan habitat untuk mendukung pola-pola
alami dalam keanekaragaman hayati adalah aplikasi praktis yang penting
dalam bidang ini. Sebagai manusia terus mengubah keanekaragaman
hayati di lingkungan, kebutuhan tumbuh bagi individu yang menyeluruh
yang dapat hadir solusi untuk peningkatan jumlah masalah lingkungan.
Laboratorium Genetika
Kegiatan yang dilakukan tentang Materi genetik, Persilangan
monohibrid dan dihibrid pada Drosophila, Sediaan biakan lalat
14
Drosophila, Struktur kromosom, Pembelahan sel secara mitosis dan
meiosis, Teknik Isolasi DNA sederhana.
Laboratorium Mikrobiologi
Penelitian mengenai mikroorganisme dilakukan di suatu tempat
khusus yaitu laboratorium mikrobiologi. Di tempat ini disediakan segala
alat-alat/instrument dan reagent/bahan-bahan kimia yang mendukung
dalam analisis dan identifikasi mikroorganisme. Berbagai pemeriksaan/uji
dapat dilakukan di dalam laboratorium ini, beberapa diantaranya adalah :
Analisis cemaran mikro pada pangan, Angka lempeng total (plate count
agar), Total Yeast-mold, Bakteri bentuk colony (coliform), Most Probable
Number (MPN), Bioburden, Environmental monitoring, Examination of
production water, Pyrogenicity / endotoxins, Test for sterility,
Identification of microorganisms, Evaluation of bioindicators,
Sterilisation processes, Test for antimicrobial efficacy, Evaluation of
reusables for the applied cleaning,disinfection and sterilization procedure
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Layanan Laboratorium dan topik kegiatan penelitian yang dapat
disajikan:
Transpirasi pada tumbuhan, Transportasi pada tumbuhan, Respirasi pada
tumbuhan, Fotosintesis, Difusi, osmosis, dan imbibisi, Pengukuran
pigmen secara kualitatif dan kuantitatif, Aktivitas enzim amilase yang
terdapat dalam kecambah.
Laboratorium Bioteknologi
Laboratorium di departemen TPHP yang berfungsi untuk
mengembangkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek biologis-
mikrobiawi misalnya analisa mikrobiologis pada hasil pertanian,
fermentasi, enzim mikrobia, isolasi dan identifikasi mikrobia,
mikrobiologi industri, mikrobiologi pangan dan pengolahan, termasuk
pula penanganan limbah hasil pertanian dan rekayasa genetika
Laboratorium Fisiologi Hewan
15
Layanan Laboratorium dan topik kegiatan penelitian yang dapat
disajikan: Penentuan golongan darah dan kadar hemoglobin, Respirasi
pada manusia dan volume udara pernafasan, Pengukuran tekanan darah,
Pengamatan sel darah secara mikroskopis, dan Struktur tulang manusia.
3. Wildlife Rescue Center Jogja
Gambar 3.1
Wisata di Kulon Progo.com
a. Profil Instansi, Visi dan Misi
Taman Satwa Wildlife Rescue Centre (WRC Jogja) merupakan
nama website di bawah manajemen Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta -
sebuah lembaga non-profit & non-pemerintah yang bergerak di bidang
konservasi satwa liar. Kegiatan utama di WRC Jogja adalah penyelamatan
satwa, rehabilitasi satwa, pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi mengenai
satwa liar.
Wildlife Rescue Center (WRC) yang lebih dikenal oleh masyarakat
dengan nama Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta (PPSJ) merupakan wadah
penyelamatan satwa yang seharusnya berada di alam liar. WRC
menyelamatkan satwa ini dari rumah warga, atau sirkus dan sejenisnya. WRC
terletak di Jl. Kawijo, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
16
b. Bentuk layanan Jasa yang Dimiliki
Wildlife Rescue Center Jogja memiliki produk jasa yang ditawarkan
bagi masyarakat luas, yaitu: beberapa program fundraising seperti Program
Donasi Satwa, Program Adopsi Satwa, Program Volunteer, Outbound, dan
Program Pendidikan Konservasi. Selain itu pihak WRC juga
mengembangkan divisi bisnis yang dinamakan Orangutan Outdoor Camp
(OOC) seperti paket-paket pendidikan konservasi, penyewaan meeting room
hingga pelaksanaan outbond.
c. Fasilitas Yang Dimiliki
Orangudome
Orangudome merupakan kubah (dome) untuk orang utan yang
dibuat menyerupai hutan asli layaknya tempat tinggal mereka di alam liar.
Dua orangudome berukuran kecil (14x14x8 meter) dapat menampung 8-
12 orang utan. Kubah ini berfungsi sebagai kubah introduksi yang
digunakan untuk mengobservasi orang utan hasil sitaan atau penyerahan
sukarela dari masyarakat. Selain kubah kecil, terdapat pula kubah super
besar yang berdiameter hingga 125 meter dengan ketinggian mencapai 25
meter.
4. Desa Sukunan
Gambar 4.1
Wisata Yogyakarta - Panduan Wisata.com
a. Sejarah
17
Desa sukunan terletak di kelurahan Banyuraden kecamatan
Gamping, kabupaten Sleman atau sekitar 5 km dari arah barat Tugu
Yogyakarta. Desa sukunan menjadi kampung wisata lingkungan pada tanggal
19 Januari 2009. Desa sukunan menawarkan beragam kegiatan yang berbasis
lingkungan, kegiatan yang disebut ecotourism ini sudah dilakukan sejak
tahun 2003. Yakni perintisan desa ini untuk menjadi desa berbasis
lingkungan. Desa sukunan dikenal dengan desa berbasis lingkungan karena
desa ini telah berhasil mengolah sampah mandiri secara baik. Mulai dari
tingkat rumah tangga, hingga kelompok yang menghasilkan produk dari
sampah tersebut.
b. Profil Instansi, Visi dan Misi
Pencemaran lingkungan adalah masalah publik yang dihadapi saat
ini. Pencemaran timbul akibat banyaknya masukan beban pencemar ke
lingkungan, sehingga kemampuan lingkungan untuk mengolah pencemaran
secara alami tidak sebanding dengan jumlah yang diolah. Sumber
pencemaran seringkali berasal dari limbah industri, limbah pertanian, dan
limbah rumah tangga atau limbah domestik yang pengolahannya belum
sempurna atau secara langsung di buang ke lingkungan. Pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi
sesuai peruntukannya (PPRI, 2001). Desa Sukunan adalah desa wisata
berbasis lingkungan atau disebut ecotourism, yang memulai hal ini sejak
tahun 2003. Sukunan yang berada sekitar lima kilometer dari Tugu
Yogyakarta ke arah barat itu, resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan
sejak 19 Januari 2009. Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, Sukunan
menawarkan beragam kegiatan berbasis lingkungan kepada para wisatawan.
Wisatawan yang mampir ke Sukunan dapat belajar tentang cara mengolah
sampah untuk dijadikan barang kerajinan maupun produk lain yang
bermanfaat. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan khas
perdesaan yang masih asri.
18
Desa Sukunan menjadi sebuah kampung wisata berbasis lingkungan
karena masyarakat Sukunan telah menjalankan proses pengolahan sampah
secara mandiri baik di tingkat rumah tangga hingga di tingkat kelompok.
Kegiatan ini pun menghasilkan berbagai produk olahan sampah yang
memiliki nilai lebih seperti aneka produk kerajinan dari sampah plastik,
kerajinan dari kain perca serta pupuk kompos dari sampah organik.
c. Fasilitas Yang Dimiliki
Fasilitas yang di sediakan oleh desa wisata sukunan adalah
homestay yang berupa rumah-rumah penduduk yang dapat disewa sekaligus
sebagai tempat berinteraksi langsung dengan warga sekitar.
5. Candi Borobudur
Gambar 5.1
Paket Wisata Jogja.com
a. Sejarah
Candi Borobudhur dibangun oleh seseorang bernama
Samaratungga, merupakan seorang raja kerajaan Mataram Kuni yang juga
keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8 M. Keberadaan candi ini
pertama kali diketahui oleh Thomas Stanford Rafles sekitar tahun 1814.
Ketika itu, pertama kali candi borobudhur ini ditemukan dalam keadaan
berserakan dan terpendam tanah. Candi yang memiliki 10 tingkat ini
sebenarnya mempunyai tinggi secara keseluruhan yaitu 42 meter.
Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi borobudhur ini
19
hanya mencapai 34,5 meter dengan luas secara keseluruhan yaitu 123x123
meter atau 15.129 m2. Setiap tingkat lantainya, dari lantai paling bawah
hingga lantai keenam berbentuk persegi, sedangkan lantai ketujuh sampai
terakhir (lantai ke sepuluh) berbentuk bulat.
Candi Borobudhur merupakan candi Buddha terbesar pada abad ke-
9 M. Menurut Prasasti Kayumwungan, candi ini terungkap dalam
pembangunannya, selesai dibuat pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun
semenjak mulai awal dibangun. Konon arti dari Borobudhur itu sendiri
maksudnya gunung yang berteras-teras atau bisa juga disebut dengan
budhara. Pendapat lain tentang candi Borobudhur yaitu bahwa candi
borobudhur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi.
Beberapa ahli mengatakan bahwa letak Candi Borobudur berada
pada ketinggian 235 meter dari permukaan laut. Pemikiran itu berdasarkan
studi dari paraa ahli Geologi membuktikan bahwa Candi Borobudhur pada
saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar
desa-desa yang berada di sekitar Candi berada pada ketinggian yang sama,
termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.
Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis
menyatakan bahwa Borobudhur merupakan salah satu tempat untuk berdoa.
Di mana dalam prasasti tersebut mengandung kata “Kawula i Bhumi
Sambhara” yang artinya asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama
sebuah sudut di Candi Borobudhur tersebut. Setiap lantai pada Candi
Borobudhur ini terdapat tema-tema yang berbeda karena pada setiap tingkat
tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan
ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat
kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tahapan kehidupan. Pada
setiap lantai di Candi Borobudhur terdapat relief-relief yang bila dibaca
dengan runtut akan membawa kita memutari candi searah jarum jam.
b. Fasilitas Yang Dimiliki
Museum Karmawibangga / Borobudur
Museum ini menampilkan beragam informasi mengenai Candi Borobudur
dari sudut pandang sejarah, arkeologi, arsitektur, lingkungan, dll. Beragam
20
artifak yang ditemukan di sekitar Candi Borobudur juga didisplay secara
aktif di museum ini.
Museum Kapal Samudraraksa
Museum Kapal Samudraraksa merupakan satu dari dua museum yang ada
di kawasan Candi Borobudur. Museum ini menjadi persinggahan terakhir
Kapal Samudraraksa atau Kapal Borobudur yang telah mengarungi
Samudera Hindia hingga ke wilayah Afrika. Museum yang diresmikan
pada tanggal 31 Agustus 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono
ini terdiri dari tiga bangunan.
Kereta Mini
Berkeliling Candi dapat juga dilakukan dengan mengendarai kereta taman.
Dapat melihart candi dari seluruh arah dan juga melihat taman serta
museum yang tersedia di taman wisata candi
Visitor Center & Audio Visual
Tempat pengunjung memperoleh beragam informasi awal mengenai
candi. Juga informasi mengenai beragam fasilitas yang ada di dalam
Taman Wisata Candi Borobudur. Disini juga terdapat audio visual yang
memutar film dokumenter mengenai candi Borobudur
Sepeda
Dengan Menaiki sepeda, pengunjung semakin mudah eksplorasi kawasan
Taman Wisata Candi dengan lebih leluasa dan menyenangkan, smabil
menghirup segarnya udara di sekitar taman.
Homestay Mandala Borobudur
6. Malioboro
21
Gambar 6.1
Eksotisjogja.com
a. Sejarah
Pada awal abad 19, pemerintahan Kolonial Hindia Belanda
membangun Malioboro sebagai kawasan pusat perekonomian dan
pemerintahan. Dengan tujuan menandingi kekuasaan pada masa Sultan
Mataram dengan kemegahan istananya. Selain itu dibangun pula Benteng
Vredeburg pada tahun 1765 (sekarang dijadikan museum dan kawasan public
area), dibangun pula Istana Karesidenan Kolonial, Pasar Bringharjo, Inna
Garuda Hotel (dulunya Hotel Garuda yang digunakan untuk penginapan dan
berkumpulnya para elit kolonial pada masa itu), serta kawasan Malioboro itu
sendiri. Letak kesemua bangunan sejarah tersebut berada di utara alun-alun
Keraton Yogyakarta.
b. Fasilitas Yang Dimiliki
Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang
menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro
berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah
menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough.
Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota Yogyakarta
pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian.
Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan Keraton atas
kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut. Untuk
menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya Kolonial Belanda mendirikan:
Benteng Vredeburg, ( didirikan pada tahun 1765. Sekarang benteng
tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang di buka untuk wisata
publik )
Istana Keresidenan Kolonial (sekarang menjadi Istana Presiden Gedung
Agung di tahun 1832M )
Pasar Beringharjo, Hotel Garuda ( duhulu sebagai tempat menginap dan
berkumpul para elit kolonial.
Kawasan Pertokoan Malioboro ( menjadi pusat perekonomian kolonial )
22
Malioboro memiliki berbagai jenis souvenir yang dijual oleh
pedagang yang berjejer di sepanjang Malioboro. Barang dagangan yang dijual
di kawasan ini seperti, pakaian, kaos dagadu, batik tekstil, berbagai macam
kerajinan yang terbuat dari kayu, perak, kulit, dan sebagainya.
Untuk wisata belanja modern, Anda juga bisa menemukannya di
pertokoan-pertokoan yang berjajar di kawasan Malioboro. Bedanya hanya
ada proses jual beli tanpa adanya penawaran harga. Barang-barang yang
dijual pun hampir sama dengan para pedagan kaki lima yang berada di jalur
trotoar. Jika Anda belum puas menyusuri kawasan Malioboro, Anda bisa
meengunjungi obyek wisata sejarah yang berada tidak jauh dari kawasan ini.
Seperti, Benteng Vredeburg, Sonobudoyo, Masjid Agung, Keraton
Yogyakarta, Kampung kauman, dan juga terdapat pasar tradisional yaitu
Pasar Bringharjo dan Pasar Ngasem.
23
DAFTAR PUSTAKA
Husamah. (2013). PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING).
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/1214/1425
Istikomayanti, Y. & Suwono, H. & Irawati, M. H., (2016). EXPERENTIAL
LEARNING GROUP INVESTIGATION AS EFFORT TO
DEVELOPT ENVIRONMENTAL LITERACY ABILITY AT 5th
GRADE STUDENTS OF MADRASAH IBTIDAIYAH. Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia, 2 (1): 57-71.
Setiawan, R. & Rio, F. A. (2016). The Aplication of Chabi (Charming Dustbin)
and Takakura Basket as Effort to Increase Environment Indefferent
for Elementary School Children. Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia, 2 (3): 215-221.
Turista, D. D. R. (2017). Biodegradation of Organic Liquid Waste by Using
Consortium Bacteria as Material Preparation of Environmental
Pollution Course Textbook. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,
3 (2): 95-102.
Anonim, 2014. file:///G:/slt%20jogja/Taman%20 Satwa%20Wildlife%
20Rescue%20 Centre%20Yogya%20_%20GudegNet.htm.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.
Anonim, 2014 . file:///G:/slt%20jogja/Wisata
%20Edukasi%20di%20Wildlife%2
0Rescue%20Center,%20Kulon%20Progo%20_%20Wisata%2
0Yogyakarta.htm. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017.
Anonim, 2015. https://dkptkotamagelang.wordpress.com/2014/09/20/iswanto-
pengelola-kampung-wisata-lingkungan-sukunan-banyuraden-
24
gamping-sleman-yogyakarta/. Diakses pada tanggal 15 Oktober
2017.
Anonim, 2014. http://yogyakarta.panduanwisata.id/daerah-istimewa-yogyakarta
/mengolah-sampah-menjadi-barang-produktif-di-kampung-
sukunan/. . Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.
Anonim, 2013. http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/sosial-budaya/desa-
wisata/1736. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2017.
Anonim, 2013. http://rejo-mulyo.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-singkat-candi-
borobudhur.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.
Anonim, 2012. file:///G:/slt%20jogja/Fasilitas%20dan%20 Produk%20
Borobudur%20%20Go%20Borobudur%20Go%20Borobudur.h
tm. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.
Anonim, 2011. http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/182-candi
borobudur.html.Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.
Anonim, 2012. file:///G:/slt%20jogja/Kawasan%20Belanja %20Malioboro
,%20Ikon%20Kota20Yogyakarta%20_%20Wisata%20Pulau%
20Jawa.htm. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.
Anonim, 2011. https://www.njogja.co.id/kota-yogyakarta/malioboro-yogyakarta/.
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.
25
Lampiran Studi Lapang Terintegrasi
Jogja Green School
Model Permainan Model Kegiatan Sekolah
Kelas Minat-Potensi
Model Kegiatan Agama
Outdoor Class
Kegiatan Kemah Cinta Alam
26
Museum Biologi UGM
Sarana Ruang Kelas Ruang Administrasi
Laboratorium Biokimia
Laboratorium Ekologi dan
Konservasi
Laboratorium Genetika
Laboratorium Mikrobiologi
27
Laboratorium Bioteknologi
Laboratorium Fisiologi Hewan
Wildlife Rescue Center Jogja
Owa Jawa Monyet
Beruk