proposal studi lapang terintergrasi (slt) judul

28
i PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT) JUDUL: PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL UNTUK PEMBELAJARAN KREATIF DAN INOVATIF ABAD 21 Rencana Waktu Kegiatan: 26 – 29 November 2017 (Yogyakarta) DISUSUN OLEH: Fathul Kahfi (201410070311157) DOSEN PEMBIMBING: Husamah, S.Pd., M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DESEMBER 2017

Upload: khangminh22

Post on 23-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PROPOSAL

STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT)

JUDUL:

PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL UNTUK PEMBELAJARAN

KREATIF DAN INOVATIF

ABAD 21

Rencana Waktu Kegiatan:

26 – 29 November 2017 (Yogyakarta)

DISUSUN OLEH:

Fathul Kahfi (201410070311157)

DOSEN PEMBIMBING:

Husamah, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

DESEMBER 2017

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Tema:

Kajian Intelektual Multidisipliner Berbasis Kearifan Lokal Indonesia Untuk

Mewujudkan Generasi Biologi Berkarakter, Berliterasi dan Berkemajuan

dalam Menyonsong Generasi Emas Abad 21

Tempat/Tujuan SLT:

Yogyakarta

Tanggal Pelaksanaan:

26 – 29 November 2017

Malang, 7 Oktober 2017

Menyetujui,

Dosen Pengampu

Penyusun

Husamah, S.Pd. M.Pd

NIDN 0718108501

Fathul Kahfi

NIM 201410070311157

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat

serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal

Studi Lapang Terintergrasi (SLT) dengan tema Kajian Intelektual Multidisipliner

Berbasis Kearifan Lokal Indonesia Untuk Mewujudkan Generasi Biologi

Berkarakter, Berliterasi dan Berkemajuan dalam Menyonsong Generasi Emas Abad

21 ini alhamdulillah tepat pada waktunya.

Proposal ini berisikan tentang informasi mengenai tempat kunjungan SLT

yang akan dilaksanakan pada 26-29 November 2017 di Yogyakarta. Kami

menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan Proposal ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan Propasal ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Malang, 7 Oktober 2017

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ….........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN …............................................................................ i

KATA PENGANTAR …....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ….................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv

DAFTAR TABEL …............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ….................................................................................... vi

BAB 1

PENDAHULUAN ….............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Kegiatan …........................................................................ 1

1.2 Rumusan Kegiatan …................................................................................. 2

1.3 Tujuan Kegiatan …..................................................................................... 2

1.4 Manfaat Kegiatan …................................................................................... 2

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT .................... 3

2.1 Jogja Green School ..................................................................................... 3

2.2 Museum Biologi UGM ..............................…............................................. 6

2.3 Wildlife Rescue Center Jogja ...................................................................... 8

2.4 Desa Sukunan ............................................................................................ 10

2.5 Candi Borobudur ....................................................................................... 12

2.6 Malioboro .................................................................................................. 15

Daftar Pustaka........................................................................................................ 18

Lampiran ............................................................................................................... 19

ii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 ........................................................................................................ 3

2. Gambar 2.1 ........................................................................................................ 6

3. Gambar 3.1 ........................................................................................................ 8

4. Gambar 4.1 ...................................................................................................... 10

5. Gambar 5.1 ...................................................................................................... 12

6. Gambar 6.1 ...................................................................................................... 15

6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan

Menurut UU RI No 10 tahun 2009 wisata merupakan kegiatan perjalanan

yang dilakukan perorangan maupun kelompok untuk mengunjungi destinasi tempat

tertentu dengan tujuan rekreasi, mempelajari keunikan daerah wisata,

pengembangan diri. Berkaitan dengan salah satu tujuan Mahasiwa Biologi yang

saat ini sedang menempuh matakuliah Studi Lapang Terintegrasi yang

mengharuskan untuk mengadakan suata kegiatan wisata edukasi ke beberapa

tempat yang sudah ditentukan. Pemilihan tempat disesuaikan kebutuhan yang

berkaitan dengan matakuliah SLT dengan mengharapkan mahasiswa dapat

menimba ilmu baru di tempat yang dikunjungi, artinya tidak terpaku pada

pengetahuan secara teoritis yang dinyatakan dalam sebuah informasi melalui buku

dan internet, melainkan mempelajari secara langsung.

Tiga pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa, khususnya

calon guru untuk bersaing di dunia global adalah knowledge, skill, dan attitude.

Ketiga kemampuan tersebut, tidak semuanya di peroleh dari bangku perkuliahan

(kegiatan belajar mengajar di kelas), tetapi di peroleh dari praktek nyata di lapangan

(melalui terjun lapang, praktik langsung, dan pengamatan). Studi Lapang

Terintegrasi adalah mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa

Pendidikan Biologi, sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi. Mata

kuliah ini berbobot 1 SKS. Studi Lapang Terintegrasi diharapkan berbasis 2 hal,

yaitu keilmuan biologi dan pendidikan/pembelajaran. Studi Lapang Terintegrasi

diharapkan dapat menjadi salah satu sarana melengkapi ketiga pokok tersebut

dengan melakukan wisata ke suatu tempat yang sudah ditentkan dengan melihat

kebutuhan yang harus dipenuhi khususnya oleh mahasiswa Biologi dalam

pencapaian kompetensi.

Perlunya dilakukan kegiatan SLT, untuk mengulas kembali matakuliah di

semester sebelumnya yang telah dipelajari, intinya kegiatan SLT menggabungkan

beberapa matakuliah yang sudah dipelajari oleh Mahasiswa Biologi dengan

mengadakan kunjungan ke daerah yang sudah ditentukan. Lokasi yang dipilih yaitu

7

daerah Jogjakarta. Destinasi Yogyakarta antara lain ; Jogja green scholl, Museum

Biologi UGM, Wildlife Rescue Center Jogja, Desa Sukunan Jogja, Candi

borobudur, dan malioboro dimana destinasti tersebut berhubungan dengan materi

perkuliahan yang berhubungan dengan pendidikan, dunia hewan dan konservasi

hewan, dan lingkungan (pengelolaan limbah. Pemilihan bidang peminatan kegiatan

SLT berdasarkan kebutuhan mahasiswa pendidikan biologi secara umum yakni

konsentrasi di bidang pendidikan, bidang tumbuhan dan hewan, lingkungan.

Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok orang dari generasi ke generasi melalui pengajaran,

pelatihan, dan penelitian. Pendidikan dalam hal ini bersifat mendidik, memberikan

wawasan yang bersifat formal/non formal terhadap peserta didik. Ruang lingkup

dalam belajar mengenai pengetahuan sangat luas dan banyak modelnya. Menurut

(Istikomayanti1, Y. dkk. 2016), Tugas guru tidak hanya mengajar siswa membaca,

menghitung dan menghafal pelajaran, tetapi guru bisa membuat siswa untuk

mengenal lingkungan sekitarnya. Pengenalan lingkungan pertanian sejak usia

sekolah dasar diharapkan dapat memberikan banyak manfaat. Salah satunya adalah

kemampuan siswa untuk mengetahui potensi lingkungan sekitarnya, mampu

menyikapi permasalahan yang terjadi, dan mampu bertindak dalam usaha

pelestarian lingkungan.

Lingkungan adalah gabungan antara kondisi fisik yang mencakup keadaan

sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna

yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang

meliputi karya manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan

fisik tersebut. Karya yang dihasilkan manusia terkadang menimbulkan masalah

bagi lingkungan tersebut, sehingga terjadi permasalahan lingkuangan/pencemaran

lingkungan. Menurut (Turista, D. D. R. 2017), Pencemaran lingkungan adalah

masalah umum yang dihadapi saat ini. Pencemaran timbul akibat banyaknya

masukan beban pencemar ke lingkungan, sehingga kemampuan lingkungan untuk

mengolah pencemar secara alami tidak sebanding dengan jumlah yang harus diolah.

Sumber pencemar seringkali berasal dari limbah industri, limbah pertanian, dan

limbah rumah tangga/limbah domestik yang belum dikelolah dengan baik/di buang

langsung ke lingkungan. Menurut (Stiawan, R. 2007), menyatakan bahwa bersih

8

atau tidaknya lingkungan sangat dipengaruhi oleh keberadaan manusia yang di

lingkungan tersebut. Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal sempurna tidak

hanya berkewajiban menjaga lingkungan tetapi juga memelihara kelestariannya.

Saat ini telah muncul berbagai masalah yang berkaitan dengan kebersihan

lingkungan atau yang disebut dengan pencemaran lingkungan. Pencemaran terjadi

murni aktivitas manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

1.2 Rumusan Permasalahan Kegiatan

1. Apakah destinasi yang dikunjungi mampu memberikan pengetahuan yang

baru kepada mahasiswa?

2. Bagaimana pelaksaan kegiatan SLT agar berkaitan dengan perkuliahan?

3. Apakah kegiatan SLT ini, mahasiswa akan mampu mempelajari materi

secara tersusun melalui pembelajaran secara nyata di tempat tujuan?

1.3 Tujuan Kegiatan

Kegiatan SLT ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan (biologi dan pendidikan)

bagi mahasiswa.

2. Syarat membentuk sikap/mental mahasiswa agar mampu dan berani

menyongsong tantangan dunia kerja yang sarat dengan persaingan.

3. Mahasiswa dapat memahami berbagai pendekatan dalam upaya mengetahui

dan mengkaji gejala-gejala yang timbul dalam organisasi kerja.

1.4 Manfaat Kegiatan

1. Mampu memberikan bekal atau kemampuan dasar berupa knowledge, skill,

dan attitude kepada mahasiswa biologi dalam menghadapi kompetisi

global.

2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan melalui obyek, situasi, dan

kondisi lingkungan yang sebenarnya, yang tidak ditemukan dalam

pembelajaran di dalam kelas.

3. Memberikan relaksasi dan hiburan kepada mahasiswa biologi semester

akhir ditengah menghadapi kegiatan perkuliahan yang padat.

9

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI/

TEMPAT KUNJUNGAN SLT

1. Jogja Green School

Gambar 1.1

Tribunnews.com

a. Sejarah

Jogja Green School didirikan atas inisiatif kerjasama antara Bapak

Suhardiono dengan Ibu Eny Krisnawati pada tahun 2009. Tujuan atas

pendirian sekolah ini yaitu pentingnya membangun nilai-nilai universal

dalam masa pendidikan dasar seorang anak, sehingga ke depannya muncul

para generasi bangsa yang berpribadi baik hati, sayang sesama, semangat

berkarya, mandiri dan cinta lingkungan. Atas harapan-harapan itu,

pendidikan dasar mulai diinisiasi pada Juli 2012.

b. Struktur Organisasi

Pendiri : Suhardiono

Eny Krisnawati

c. Profil instansi, Visi dan Misi

Jogja Green School merupakan sekolah berbasis alam dan

lingkungan serta pendidikan budi pekerti. Sekolah ini menerapkan model

pendidikan berbasiskan sistem belajar dengan alam sebagai laboratorium

10

utamanya yang bernuansa menyenangkan bagi siswa dan guru. Laboratorium

kehidupan dimana hubungan keterkaitan manusia dengan alam dijalin dan

dirangkai dalam kenyataan kehidupan. Hal ini menjadikannya sebagai tempat

yang memperkaya kesadaran dan rasa cinta pada alam bagi semua manusia.

Visi : Mendidik Pribadi Berkarakter Cinta Keluarga, Sesama dan

Lingkungan

Misi :

Memfasilitasi model pembelajaran inklusif, yang memberi ruang bagi

pendidik, anak didik dan keluarganya dari berbagai latar belakang (agama,

suku, status ekonomi, kewarganegaraan, kapasitas diri).

Memfasilitasi model pembelajaran yang menekankan pengembangan

nilai-nilai universal pada pendidik, anak didik dan keluarganya, sebagai

pondasi pembentukan budi pekerti luhur.

Memfasilitasi model pembelajaran emansipatoris, yang memberi ruang

bagi pendidik, anak didik dan keluarganya untuk aktif terlibat,

berpendapat, berkontribusi positif serta kreatif berkarya.

Memfasilitasi model pembelajaran yang proaktif dalam pelestarian

lingkungan hidup dan produk lokal Indonesia

d. Fasilitas Yang Dimiliki

Rumah Pintar (jenjang sekolah dasar)

Daycare - playgroup – kindergarten

Kelas Minat-Potensi

e. Informasi tambahan

Jogja green school memiliki beberapa kegiatan, yaitu: Kegiatan

Bersama Rumah Pintar Jogja Green School, yang meliputi:

1) Masa Orientasi Siswa (MOS)

Kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh siswa baru. Kegiatan yang

diselenggarakan di awal tahun ajaran ini supaya siswa-siswi baru masuk

(Level 1) mengenal lingkungan sekolah. Selain itu memperkenalkan

budaya sekolah yang bernuansa kekeluargaan.

2) Mendongeng

11

Kegiatan ini dilakukan seluruh siswa. Setiap dua minggu sekali,

bergabung dengan adik-adik KB-TK. Lewat baca cerita atau mendongeng,

ada berbagai pesan positif yang bisa ditanamkan dalam hidup keseharian

anak didik.

3) Outdoor Class

Kegiatan diperuntukkan untuk memperkaya pembelajaran tematik.

Suatu kelas atau gabungan beberapa kelas beraktivitas di luar lingkungan

sekolah dengan memberikan pengetahuan yanng bermanfaat bagi anak

usia dini.

4) Kelas Minat-Potensi

Kelas diselenggarakan seminggu sekali, setiap hari kamis. Masing-

masing siswa diperkenankan bergabung di kelas yang diminatinya yang

sesuai potensi dirinya. Kelas ini terdiri dari kelas Bercerita,

Musik, Memasak, Seni Rupa dan Berkebun. Pilihan kelas yang diminati

boleh berubah, sampai menemukan manakah yang paling cocok dan tepat.

Beberapa anak telah setia dengan pilihan kelasnya.

5) Kemah Cinta Alam

Kegiatan diselenggarakan untuk melatih kemandirian peserta didik.

Siswa membaur dari berbagai kelas melakukan perkemahan selama 2 hari

1 malam. Siswa tidak didampingi oleh orangtuanya. Sehingga belajar

untuk memfasilitasi dirinya sendiri dan bekerjasama dengan teman-teman.

Siswa juga belajar untuk dekat serta menghormati alam sekitar.

6) Tali Kasih untuk Sesama

Kegiatan diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Pada proses ini,

pendidik dan peserta didik belajar bersyukur dan berbagi. Berbagi dengan

penuh ikhlas pada sesama hal yang perlu dipupuk sejak dini.

7) Kelas Profesi

Kegiatan membuka peluang kontribusi pada orangtua/wali murid

untuk berbagi cerita tentang karya dan profesi mereka. Siswa diajak untuk

mengenal berbagai profesi dan menghargai yang dilakukan oleh orang tua.

Pesesrta didik belajar menghargai bahwa karya juga sebuah perjalanan

12

penuh kesungguhan, membutuhkan semangat dan berjuang menciptakan

karya-karya.

2. Museum Biologi UGM

Gambar 2.1

Dinas Pariwisata DIY.com

a. Sejarah

Museum Biologi Fakultas Biologi UGM dirintis sejak terbentuknya

Museum Zoologikum pada tahun 1964, yang menempati salah satu ruang di

Sekip, Sleman, DIY di dalam kampus UGM, yang dipimpin oleh Prof. drg.

R.G. Indrojono dan koleksi herbarium yang menempati sebagian gedung di

Jalan Sultan Agung 22 Yogykarta yang dipimpin oleh Prof.Ir. Moeso

Suryowinoto.

Pengelolaan keduanya ditangani oleh Fakultas Biologi UGM, pada

waktu itu bertempat di Dalam Mangkubumen, Ngasem, Yogyakarta yang

lebih dikenal dengan nama Fakultas-fakultas “Kompleks Ngasem”. Koleksi

hewan dan tumbuhan pada waktu itu berasal dari Seksi Zoologi dan Anatomi

Fakultas Kedokteran UGM dan Seksi Botani Fakultas Pertanian UGM. Atas

prakarsa Dekan Fakultas Biologi UGM yang pada waktu itu dijabat oleh Ir.

Soerjo Sodo Adisemoyo pada tanggal 20 September 1969 yaitu dalam

peringatan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, Museum Biologi diresmikan.

b. Profil Instansi, Visi dan Misi

13

Museum Biologi UGM adalah museum khusus atau museum

pendidikan yang memiliki benda-benda hayati dan benda-benda lainnya yang

berhubungan dengan lingkungan hidup.

c. Fasilitas yang Dimiliki

Koleksi binatang tak bertulang belakang (invertebrate) dan binatang

bertulang belakang (vertebrata)

Koleksi tumbuh-tumbuhan yang diawetkan dalam bentuk Herbarium

kering dan basah, yaitu : Herbarium kering lebih kurang 1.672 species dari

180 familia, dan Herbarium basah lebih kurang 350 buah

Koleksi fosil, terdiri dari beberapa fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan,

4. Aquaria, diantaranya beberapa jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan air

yang masih hidup, dikoleksi dalam beberapa aquarium.

d. Destinasi Kunjungan

Laboratorium Biokimia

laboratorium di departemen TPHP yang berfungsi untuk

mengembangkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek kimiawi

seperti analisis kimiawi, fisiologi dan teknologi pascapanen, bahan

tambahan makanan, kimia dan biokimia pangan terapan, termasuk pula

pengujian mutu pangan dan hasil pertanian lainnya ditinjau dari aspek

kimia.

Laboratorium Ekologi dan Konservasi

Memelihara atau memulihkan habitat untuk mendukung pola-pola

alami dalam keanekaragaman hayati adalah aplikasi praktis yang penting

dalam bidang ini. Sebagai manusia terus mengubah keanekaragaman

hayati di lingkungan, kebutuhan tumbuh bagi individu yang menyeluruh

yang dapat hadir solusi untuk peningkatan jumlah masalah lingkungan.

Laboratorium Genetika

Kegiatan yang dilakukan tentang Materi genetik, Persilangan

monohibrid dan dihibrid pada Drosophila, Sediaan biakan lalat

14

Drosophila, Struktur kromosom, Pembelahan sel secara mitosis dan

meiosis, Teknik Isolasi DNA sederhana.

Laboratorium Mikrobiologi

Penelitian mengenai mikroorganisme dilakukan di suatu tempat

khusus yaitu laboratorium mikrobiologi. Di tempat ini disediakan segala

alat-alat/instrument dan reagent/bahan-bahan kimia yang mendukung

dalam analisis dan identifikasi mikroorganisme. Berbagai pemeriksaan/uji

dapat dilakukan di dalam laboratorium ini, beberapa diantaranya adalah :

Analisis cemaran mikro pada pangan, Angka lempeng total (plate count

agar), Total Yeast-mold, Bakteri bentuk colony (coliform), Most Probable

Number (MPN), Bioburden, Environmental monitoring, Examination of

production water, Pyrogenicity / endotoxins, Test for sterility,

Identification of microorganisms, Evaluation of bioindicators,

Sterilisation processes, Test for antimicrobial efficacy, Evaluation of

reusables for the applied cleaning,disinfection and sterilization procedure

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Layanan Laboratorium dan topik kegiatan penelitian yang dapat

disajikan:

Transpirasi pada tumbuhan, Transportasi pada tumbuhan, Respirasi pada

tumbuhan, Fotosintesis, Difusi, osmosis, dan imbibisi, Pengukuran

pigmen secara kualitatif dan kuantitatif, Aktivitas enzim amilase yang

terdapat dalam kecambah.

Laboratorium Bioteknologi

Laboratorium di departemen TPHP yang berfungsi untuk

mengembangkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek biologis-

mikrobiawi misalnya analisa mikrobiologis pada hasil pertanian,

fermentasi, enzim mikrobia, isolasi dan identifikasi mikrobia,

mikrobiologi industri, mikrobiologi pangan dan pengolahan, termasuk

pula penanganan limbah hasil pertanian dan rekayasa genetika

Laboratorium Fisiologi Hewan

15

Layanan Laboratorium dan topik kegiatan penelitian yang dapat

disajikan: Penentuan golongan darah dan kadar hemoglobin, Respirasi

pada manusia dan volume udara pernafasan, Pengukuran tekanan darah,

Pengamatan sel darah secara mikroskopis, dan Struktur tulang manusia.

3. Wildlife Rescue Center Jogja

Gambar 3.1

Wisata di Kulon Progo.com

a. Profil Instansi, Visi dan Misi

Taman Satwa Wildlife Rescue Centre (WRC Jogja) merupakan

nama website di bawah manajemen Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta -

sebuah lembaga non-profit & non-pemerintah yang bergerak di bidang

konservasi satwa liar. Kegiatan utama di WRC Jogja adalah penyelamatan

satwa, rehabilitasi satwa, pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi mengenai

satwa liar.

Wildlife Rescue Center (WRC) yang lebih dikenal oleh masyarakat

dengan nama Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta (PPSJ) merupakan wadah

penyelamatan satwa yang seharusnya berada di alam liar. WRC

menyelamatkan satwa ini dari rumah warga, atau sirkus dan sejenisnya. WRC

terletak di Jl. Kawijo, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten

Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

16

b. Bentuk layanan Jasa yang Dimiliki

Wildlife Rescue Center Jogja memiliki produk jasa yang ditawarkan

bagi masyarakat luas, yaitu: beberapa program fundraising seperti Program

Donasi Satwa, Program Adopsi Satwa, Program Volunteer, Outbound, dan

Program Pendidikan Konservasi. Selain itu pihak WRC juga

mengembangkan divisi bisnis yang dinamakan Orangutan Outdoor Camp

(OOC) seperti paket-paket pendidikan konservasi, penyewaan meeting room

hingga pelaksanaan outbond.

c. Fasilitas Yang Dimiliki

Orangudome

Orangudome merupakan kubah (dome) untuk orang utan yang

dibuat menyerupai hutan asli layaknya tempat tinggal mereka di alam liar.

Dua orangudome berukuran kecil (14x14x8 meter) dapat menampung 8-

12 orang utan. Kubah ini berfungsi sebagai kubah introduksi yang

digunakan untuk mengobservasi orang utan hasil sitaan atau penyerahan

sukarela dari masyarakat. Selain kubah kecil, terdapat pula kubah super

besar yang berdiameter hingga 125 meter dengan ketinggian mencapai 25

meter.

4. Desa Sukunan

Gambar 4.1

Wisata Yogyakarta - Panduan Wisata.com

a. Sejarah

17

Desa sukunan terletak di kelurahan Banyuraden kecamatan

Gamping, kabupaten Sleman atau sekitar 5 km dari arah barat Tugu

Yogyakarta. Desa sukunan menjadi kampung wisata lingkungan pada tanggal

19 Januari 2009. Desa sukunan menawarkan beragam kegiatan yang berbasis

lingkungan, kegiatan yang disebut ecotourism ini sudah dilakukan sejak

tahun 2003. Yakni perintisan desa ini untuk menjadi desa berbasis

lingkungan. Desa sukunan dikenal dengan desa berbasis lingkungan karena

desa ini telah berhasil mengolah sampah mandiri secara baik. Mulai dari

tingkat rumah tangga, hingga kelompok yang menghasilkan produk dari

sampah tersebut.

b. Profil Instansi, Visi dan Misi

Pencemaran lingkungan adalah masalah publik yang dihadapi saat

ini. Pencemaran timbul akibat banyaknya masukan beban pencemar ke

lingkungan, sehingga kemampuan lingkungan untuk mengolah pencemaran

secara alami tidak sebanding dengan jumlah yang diolah. Sumber

pencemaran seringkali berasal dari limbah industri, limbah pertanian, dan

limbah rumah tangga atau limbah domestik yang pengolahannya belum

sempurna atau secara langsung di buang ke lingkungan. Pencemaran air

adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air

turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi

sesuai peruntukannya (PPRI, 2001). Desa Sukunan adalah desa wisata

berbasis lingkungan atau disebut ecotourism, yang memulai hal ini sejak

tahun 2003. Sukunan yang berada sekitar lima kilometer dari Tugu

Yogyakarta ke arah barat itu, resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan

sejak 19 Januari 2009. Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, Sukunan

menawarkan beragam kegiatan berbasis lingkungan kepada para wisatawan.

Wisatawan yang mampir ke Sukunan dapat belajar tentang cara mengolah

sampah untuk dijadikan barang kerajinan maupun produk lain yang

bermanfaat. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan khas

perdesaan yang masih asri.

18

Desa Sukunan menjadi sebuah kampung wisata berbasis lingkungan

karena masyarakat Sukunan telah menjalankan proses pengolahan sampah

secara mandiri baik di tingkat rumah tangga hingga di tingkat kelompok.

Kegiatan ini pun menghasilkan berbagai produk olahan sampah yang

memiliki nilai lebih seperti aneka produk kerajinan dari sampah plastik,

kerajinan dari kain perca serta pupuk kompos dari sampah organik.

c. Fasilitas Yang Dimiliki

Fasilitas yang di sediakan oleh desa wisata sukunan adalah

homestay yang berupa rumah-rumah penduduk yang dapat disewa sekaligus

sebagai tempat berinteraksi langsung dengan warga sekitar.

5. Candi Borobudur

Gambar 5.1

Paket Wisata Jogja.com

a. Sejarah

Candi Borobudhur dibangun oleh seseorang bernama

Samaratungga, merupakan seorang raja kerajaan Mataram Kuni yang juga

keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8 M. Keberadaan candi ini

pertama kali diketahui oleh Thomas Stanford Rafles sekitar tahun 1814.

Ketika itu, pertama kali candi borobudhur ini ditemukan dalam keadaan

berserakan dan terpendam tanah. Candi yang memiliki 10 tingkat ini

sebenarnya mempunyai tinggi secara keseluruhan yaitu 42 meter.

Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi borobudhur ini

19

hanya mencapai 34,5 meter dengan luas secara keseluruhan yaitu 123x123

meter atau 15.129 m2. Setiap tingkat lantainya, dari lantai paling bawah

hingga lantai keenam berbentuk persegi, sedangkan lantai ketujuh sampai

terakhir (lantai ke sepuluh) berbentuk bulat.

Candi Borobudhur merupakan candi Buddha terbesar pada abad ke-

9 M. Menurut Prasasti Kayumwungan, candi ini terungkap dalam

pembangunannya, selesai dibuat pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun

semenjak mulai awal dibangun. Konon arti dari Borobudhur itu sendiri

maksudnya gunung yang berteras-teras atau bisa juga disebut dengan

budhara. Pendapat lain tentang candi Borobudhur yaitu bahwa candi

borobudhur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi.

Beberapa ahli mengatakan bahwa letak Candi Borobudur berada

pada ketinggian 235 meter dari permukaan laut. Pemikiran itu berdasarkan

studi dari paraa ahli Geologi membuktikan bahwa Candi Borobudhur pada

saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar

desa-desa yang berada di sekitar Candi berada pada ketinggian yang sama,

termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.

Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis

menyatakan bahwa Borobudhur merupakan salah satu tempat untuk berdoa.

Di mana dalam prasasti tersebut mengandung kata “Kawula i Bhumi

Sambhara” yang artinya asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama

sebuah sudut di Candi Borobudhur tersebut. Setiap lantai pada Candi

Borobudhur ini terdapat tema-tema yang berbeda karena pada setiap tingkat

tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan

ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat

kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tahapan kehidupan. Pada

setiap lantai di Candi Borobudhur terdapat relief-relief yang bila dibaca

dengan runtut akan membawa kita memutari candi searah jarum jam.

b. Fasilitas Yang Dimiliki

Museum Karmawibangga / Borobudur

Museum ini menampilkan beragam informasi mengenai Candi Borobudur

dari sudut pandang sejarah, arkeologi, arsitektur, lingkungan, dll. Beragam

20

artifak yang ditemukan di sekitar Candi Borobudur juga didisplay secara

aktif di museum ini.

Museum Kapal Samudraraksa

Museum Kapal Samudraraksa merupakan satu dari dua museum yang ada

di kawasan Candi Borobudur. Museum ini menjadi persinggahan terakhir

Kapal Samudraraksa atau Kapal Borobudur yang telah mengarungi

Samudera Hindia hingga ke wilayah Afrika. Museum yang diresmikan

pada tanggal 31 Agustus 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono

ini terdiri dari tiga bangunan.

Kereta Mini

Berkeliling Candi dapat juga dilakukan dengan mengendarai kereta taman.

Dapat melihart candi dari seluruh arah dan juga melihat taman serta

museum yang tersedia di taman wisata candi

Visitor Center & Audio Visual

Tempat pengunjung memperoleh beragam informasi awal mengenai

candi. Juga informasi mengenai beragam fasilitas yang ada di dalam

Taman Wisata Candi Borobudur. Disini juga terdapat audio visual yang

memutar film dokumenter mengenai candi Borobudur

Sepeda

Dengan Menaiki sepeda, pengunjung semakin mudah eksplorasi kawasan

Taman Wisata Candi dengan lebih leluasa dan menyenangkan, smabil

menghirup segarnya udara di sekitar taman.

Homestay Mandala Borobudur

6. Malioboro

21

Gambar 6.1

Eksotisjogja.com

a. Sejarah

Pada awal abad 19, pemerintahan Kolonial Hindia Belanda

membangun Malioboro sebagai kawasan pusat perekonomian dan

pemerintahan. Dengan tujuan menandingi kekuasaan pada masa Sultan

Mataram dengan kemegahan istananya. Selain itu dibangun pula Benteng

Vredeburg pada tahun 1765 (sekarang dijadikan museum dan kawasan public

area), dibangun pula Istana Karesidenan Kolonial, Pasar Bringharjo, Inna

Garuda Hotel (dulunya Hotel Garuda yang digunakan untuk penginapan dan

berkumpulnya para elit kolonial pada masa itu), serta kawasan Malioboro itu

sendiri. Letak kesemua bangunan sejarah tersebut berada di utara alun-alun

Keraton Yogyakarta.

b. Fasilitas Yang Dimiliki

Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang

menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro

berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah

menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough.

Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota Yogyakarta

pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian.

Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan Keraton atas

kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut. Untuk

menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya Kolonial Belanda mendirikan:

Benteng Vredeburg, ( didirikan pada tahun 1765. Sekarang benteng

tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang di buka untuk wisata

publik )

Istana Keresidenan Kolonial (sekarang menjadi Istana Presiden Gedung

Agung di tahun 1832M )

Pasar Beringharjo, Hotel Garuda ( duhulu sebagai tempat menginap dan

berkumpul para elit kolonial.

Kawasan Pertokoan Malioboro ( menjadi pusat perekonomian kolonial )

22

Malioboro memiliki berbagai jenis souvenir yang dijual oleh

pedagang yang berjejer di sepanjang Malioboro. Barang dagangan yang dijual

di kawasan ini seperti, pakaian, kaos dagadu, batik tekstil, berbagai macam

kerajinan yang terbuat dari kayu, perak, kulit, dan sebagainya.

Untuk wisata belanja modern, Anda juga bisa menemukannya di

pertokoan-pertokoan yang berjajar di kawasan Malioboro. Bedanya hanya

ada proses jual beli tanpa adanya penawaran harga. Barang-barang yang

dijual pun hampir sama dengan para pedagan kaki lima yang berada di jalur

trotoar. Jika Anda belum puas menyusuri kawasan Malioboro, Anda bisa

meengunjungi obyek wisata sejarah yang berada tidak jauh dari kawasan ini.

Seperti, Benteng Vredeburg, Sonobudoyo, Masjid Agung, Keraton

Yogyakarta, Kampung kauman, dan juga terdapat pasar tradisional yaitu

Pasar Bringharjo dan Pasar Ngasem.

23

DAFTAR PUSTAKA

Husamah. (2013). PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING).

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/1214/1425

Istikomayanti, Y. & Suwono, H. & Irawati, M. H., (2016). EXPERENTIAL

LEARNING GROUP INVESTIGATION AS EFFORT TO

DEVELOPT ENVIRONMENTAL LITERACY ABILITY AT 5th

GRADE STUDENTS OF MADRASAH IBTIDAIYAH. Jurnal

Pendidikan Biologi Indonesia, 2 (1): 57-71.

Setiawan, R. & Rio, F. A. (2016). The Aplication of Chabi (Charming Dustbin)

and Takakura Basket as Effort to Increase Environment Indefferent

for Elementary School Children. Jurnal Pendidikan Biologi

Indonesia, 2 (3): 215-221.

Turista, D. D. R. (2017). Biodegradation of Organic Liquid Waste by Using

Consortium Bacteria as Material Preparation of Environmental

Pollution Course Textbook. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,

3 (2): 95-102.

Anonim, 2014. file:///G:/slt%20jogja/Taman%20 Satwa%20Wildlife%

20Rescue%20 Centre%20Yogya%20_%20GudegNet.htm.

Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.

Anonim, 2014 . file:///G:/slt%20jogja/Wisata

%20Edukasi%20di%20Wildlife%2

0Rescue%20Center,%20Kulon%20Progo%20_%20Wisata%2

0Yogyakarta.htm. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017.

Anonim, 2015. https://dkptkotamagelang.wordpress.com/2014/09/20/iswanto-

pengelola-kampung-wisata-lingkungan-sukunan-banyuraden-

24

gamping-sleman-yogyakarta/. Diakses pada tanggal 15 Oktober

2017.

Anonim, 2014. http://yogyakarta.panduanwisata.id/daerah-istimewa-yogyakarta

/mengolah-sampah-menjadi-barang-produktif-di-kampung-

sukunan/. . Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.

Anonim, 2013. http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/sosial-budaya/desa-

wisata/1736. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2017.

Anonim, 2013. http://rejo-mulyo.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-singkat-candi-

borobudhur.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.

Anonim, 2012. file:///G:/slt%20jogja/Fasilitas%20dan%20 Produk%20

Borobudur%20%20Go%20Borobudur%20Go%20Borobudur.h

tm. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

Anonim, 2011. http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/182-candi

borobudur.html.Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

Anonim, 2012. file:///G:/slt%20jogja/Kawasan%20Belanja %20Malioboro

,%20Ikon%20Kota20Yogyakarta%20_%20Wisata%20Pulau%

20Jawa.htm. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

Anonim, 2011. https://www.njogja.co.id/kota-yogyakarta/malioboro-yogyakarta/.

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.

25

Lampiran Studi Lapang Terintegrasi

Jogja Green School

Model Permainan Model Kegiatan Sekolah

Kelas Minat-Potensi

Model Kegiatan Agama

Outdoor Class

Kegiatan Kemah Cinta Alam

26

Museum Biologi UGM

Sarana Ruang Kelas Ruang Administrasi

Laboratorium Biokimia

Laboratorium Ekologi dan

Konservasi

Laboratorium Genetika

Laboratorium Mikrobiologi

27

Laboratorium Bioteknologi

Laboratorium Fisiologi Hewan

Wildlife Rescue Center Jogja

Owa Jawa Monyet

Beruk

28

Desa sukunan

Sistem Pengolahan

Pelatihan Pembuatan Krajinan dari

Plastik

Kain Perca

Pembuatan Kompos