pertunjukan tayub sebagai sarana ritual pernikahan di

10
Vol. XV No. 2, Desember 2018 117 Eko Wahyu Prihantoro: Pertunjukan Tayub sebagai Sarana Ritual Pernikahan di Karangmojo Jenar Sragen Pengantar Tayub berasal dari kata bahasa Jawa berupa jarwa dhosok yakni ditata kareben guyub yang artinya diatur agar tampak bersatu. Jarwa dhosok tersebut dapat dipahami dengan etika Tayub yang dijelaskan oleh Samsudini dalam wawancara pada tanggal 2 mei 1992. Samsudini menjelaskan, bahwa ketika seseorang yang ingin menari tidak diperkenankan masuk arena pertunjukan seenaknya, apalagi berani menggoda penari. Seseorang yang ingin menari harus tertib dengan bergilir sesuai undangan atau tiket masing-masing yang diterima dari Pramugari sebagai penata pelaksana agar tidak saling berebut. Pengertian Tayub ialah tarian yang dilakukan oleh para laki-laki dan perempuan dengan iringan gamelan dan tembang, yang biasanya untuk meramaikan pesta perkawinan atau perayaan lainnya (Anton M. Moeliono, 1989:909). Menurut Mardi Warsito, Tayub merupakan pertunjukan yang menggunakan tari Tledhek dan minuman keras (1978:355). PERTUNJUKAN TAYUB SEBAGAI SARANA RITUAL PERNIKAHAN DI KARANGMOJO JENAR SRAGEN Eko Wahyu Prihantoro Staf Pengajar Program Studi Seni Teater, Jurusan Pedalangan Fak. Seni Pertunjukan ISI Surakarta Abstract Karangmojo Village, Sub District Jenar, District Sragen has a unique tradition namely a ritual conducted by local community. This ritual is held to celebrate a wedding ceremony by performing Tayub. This research aims to: a) describe the wedding ceremony at Karangmojo Village by performing Tayub as its ritual means, b) interprete the meaning of movements and melody (gendhing) in Tayub dance. The style of this research is interpretative discription of aqualitative nature. The first step in this research is data collection trough field study , observation and interviews, and the scond step is data processing by analyzing qualitatively the form, function and meaning. Those steps are applied consecutively beginning from reduction, data reformation or display, and ending in conclusion. This research uses a holistic approach involving all aspects in performing art. The research result shows that the performance is meant as a gratitude and request to God hopping that the wedding will last eternally, be blessed, and be protected against disturbance, be granted all desire, have a child and happiness. Keywords: ritual, Tayub, meaning,Sragen. Tari Tayub di Desa Karangmojo, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen merupakan sarana ritual dalam rangka upacara pernikahan warga masyarakat setempat. Tari Tayub merupakan bagian dari upacara yang dipercaya akan mendatangkan angsar yang baik bagi keluarga yang mempunyai hajat. Pada tari Tayub di Desa Karangmojo terdapat kekuatan magis yang dilambangkan dengan penari pertama laki-laki menari bersama-sama dengan penari wanita. Hubungan penayub dengan penari Tayub sebagai ilustrasi hubungan antara kekuatan Adikodrati dengan bumi. Hubungan yang magis dipercaya akan menumbuhkan kesuburan bagi pengantin yang sedang melangsungkan pernikahan. Sebagai sebuah ritual, pelaksanaan tari Tayub tidak melibatkan para tamu undangan untuk melakukan saweran. Beberapa tamu yang ikut menari di dalamnya menjadi bagian dari upacara ritual. Karakter budaya tradisi masyarakat setempat dapat hidup rukun, gotong royong, bahu membahu, saling menghormati dan saling menghargai sesama, dapat dicerminkan dalam

Upload: khangminh22

Post on 30-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Vol. XV No. 2, Desember 2018 117

Eko Wahyu Prihantoro: Pertunjukan Tayub sebagai Sarana Ritual Pernikahan di Karangmojo Jenar Sragen

Pengantar

Tayub berasal dari kata bahasa Jawaberupa jarwa dhosok yakni ditata kareben guyubyang artinya diatur agar tampak bersatu. Jarwadhosok tersebut dapat dipahami dengan etikaTayub yang dijelaskan oleh Samsudini dalamwawancara pada tanggal 2 mei 1992. Samsudinimenjelaskan, bahwa ketika seseorang yang inginmenari tidak diperkenankan masuk arenapertunjukan seenaknya, apalagi beranimenggoda penari. Seseorang yang ingin menariharus tertib dengan bergilir sesuai undanganatau tiket masing-masing yang diterima dariPramugari sebagai penata pelaksana agar tidaksaling berebut.

Pengertian Tayub ialah tarian yangdilakukan oleh para laki-laki dan perempuandengan iringan gamelan dan tembang, yangbiasanya untuk meramaikan pesta perkawinanatau perayaan lainnya (Anton M. Moeliono,1989:909). Menurut Mardi Warsito, Tayubmerupakan pertunjukan yang menggunakan tariTledhek dan minuman keras (1978:355).

PERTUNJUKAN TAYUB SEBAGAI SARANA RITUALPERNIKAHAN DI KARANGMOJO JENAR SRAGEN

Eko Wahyu PrihantoroStaf Pengajar Program Studi Seni Teater, Jurusan Pedalangan

Fak. Seni Pertunjukan ISI Surakarta

Abstract

Karangmojo Village, Sub District Jenar, District Sragen has a unique tradition namely a ritualconducted by local community. This ritual is held to celebrate a wedding ceremony by performingTayub. This research aims to: a) describe the wedding ceremony at Karangmojo Village byperforming Tayub as its ritual means, b) interprete the meaning of movements and melody(gendhing) in Tayub dance. The style of this research is interpretative discription of aqualitativenature. The first step in this research is data collection trough field study , observation andinterviews, and the scond step is data processing by analyzing qualitatively the form, functionand meaning. Those steps are applied consecutively beginning from reduction, data reformationor display, and ending in conclusion. This research uses a holistic approach involving all aspects inperforming art. The research result shows that the performance is meant as a gratitude andrequest to God hopping that the wedding will last eternally, be blessed, and be protected againstdisturbance, be granted all desire, have a child and happiness.

Keywords: ritual, Tayub, meaning,Sragen.

Tari Tayub di Desa Karangmojo,Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragenmerupakan sarana ritual dalam rangka upacarapernikahan warga masyarakat setempat. TariTayub merupakan bagian dari upacara yangdipercaya akan mendatangkan angsar yang baikbagi keluarga yang mempunyai hajat. Pada tariTayub di Desa Karangmojo terdapat kekuatanmagis yang dilambangkan dengan penaripertama laki-laki menari bersama-sama denganpenari wanita. Hubungan penayub dengan penariTayub sebagai ilustrasi hubungan antarakekuatan Adikodrati dengan bumi. Hubunganyang magis dipercaya akan menumbuhkankesuburan bagi pengantin yang sedangmelangsungkan pernikahan. Sebagai sebuahritual, pelaksanaan tari Tayub tidak melibatkanpara tamu undangan untuk melakukan saweran.Beberapa tamu yang ikut menari di dalamnyamenjadi bagian dari upacara ritual.

Karakter budaya tradisi masyarakatsetempat dapat hidup rukun, gotong royong,bahu membahu, saling menghormati dan salingmenghargai sesama, dapat dicerminkan dalam

Vol. XV No. 2, Desember 2018118

LAKON, Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang

kesenian Tayub. Permasalahan yang menarikuntuk dibahas yaitu makna bentuk upacararitual yang menggunakan tari Tayub sebagaisarana ritual, dan makna gerak, serta gendingyang digunakan di dalamnya.

Pertunjukan Tayub untuk kepentingantertentu memiliki beberapa persyaratan khusus.Persyaratan khusus dalam pertunjukan Tayubuntuk kepentingan tertentu disebutkan olehSoedarsono (1999:192-193) sebanyak lima hal.Pertama, dipilih hari yang tepat. Kedua, parapenari telah biasa dengan laku tirakat. Ketiga,tempat yang tertentu. Keempat, penonton danundangan sebagai jema’at pengikut upacararitual. Kelima, terdapat sesaji dan doa.

Soemaryatmi (2011:139) menyebutkansepuluh persyaratan dalam kegiatan upacararitual yang melibatkan kesenian rakyat, yaitu:1). Berhubungan dengan kekuatan gaib; 2).Tempat tertentu dan terpilih; 3). Para pelakutertentu dan terpilih; 4). Waktu tertentu danterpilih; 5). Kelengkapan/ sajen sangat penting;6). Pelaksanaannya cukup rumit; 7).Berhubungan dengan hari, tokoh, desa,aktivitas, kepercayaan; 8). Peran pemimpin/dukun sangat penting; 9). Bersifat musiman,dan 10). Turun-temurun.

Pengumpulan data diperoleh melaluiobservasi. Observasi dilakukan dengan dua carayaitu observasi langsung dan observasi tidaklangsung. Observasi langsung dilakukan dengancara menjadi tamu undangan sebagai penariTayub, sehingga disebut observasi partisipan(Kutha Ratna, 2010:219-220). Observasi tidaklangsung melalui pengamatan audio visual yangdibuat oleh penyelenggara perhelatan.

Pengumpulan data juga melaluiwawancara. Wawancara dilakukan baik padapenari Tayub, pengrawit, pengantin, dan tokohmasyarakat setempat. Tujuan wawancara ialahuntuk menemukn berbagai persyaratan, bentukpertunjukan, dan makna ritual.

Studi pustaka beberapa buku yangmendukung di antaranya berjudul Tayub di BloraJawa Tengah, dan Pertunjukan RitualKerakyatan yang ditulis oleh Sri RochanaWidyastutieningrum (2007). Selain itu, bukuPenari Tayub Sebagai Dukun dalam Ritus BersihDesa di Jogowangsan Purworejo Jawa Tengah

yang ditulis oleh Sutarno Haryono (2002).Analisis data dilakukan dengan tehnik analisisbentuk, fungsi dan makna ri tual, danpertunjukan (Kutha Ratna, 2010:345).

Sesaji

Sesaji dalam pertunjukan Tayub di DukuhKarangmojo, Kalurahan Japoh, KecamatanJenar, Kabupaten Sragen, ialah sebagai berikut:1). Nasi tumpeng kecil; 2). Srundeng; 3). Telurgoreng; 4). Jadah; 5). Wajik; 6). Jenang; 7).Pisang Raja dua sisir; 8). Krupuk; 9). Rengginang;10). Kelapa; 11). Ketupat; 12). Gula Jawa; 13).Lepet; 14). Kinangan yang terdiri atas sirih,gambir, Injet, dan tembakau; 15). Gecok bakalyang terdiri atas ampo, uang receh, brambang,bawang, lombok, trasi, kacang hijau, kacangmerah, kedele putih, kedele hitam, gula jawa,garam, kluwak, gereh pethek, sirih, rokok; 16).Bunga Pepaya; 17). Daun Girang; 18). Baka;19). Dawet; 20). Rujak degan; 21). SayurBening; 22). Kendi; 23). Jodhogan; 24). Cermin;25). Klasa Bongko (tikar kecil dari daun pandan);26). Sarahan (uang tebusan untuk kekuranganjumlah sesaji. (Marfuah wawancara 10 Juli2019).

Foto: Sesaji dipersiapkan untuk Pertunjukan TariTayub

Semua sesaji di letakkan di depanpengrawit yang diantar ke panggung pentasdengan seperangakat musik karawitan. Doayang dilantunkan oleh sesepuh masyarakatmerupakan ungkapan permohonan kepadakekuatan Adikodrati agar pertunjukan Tayub

Vol. XV No. 2, Desember 2018 119

Eko Wahyu Prihantoro: Pertunjukan Tayub sebagai Sarana Ritual Pernikahan di Karangmojo Jenar Sragen

berjalan dengan lancar tanpa hambatan.DIharapkan penonton, dan kekuatan yangberada di sekitarnya merasa senang, sehinggatidak mengganggu ritual. Adapun doa-doa terdiriatas doa Alfatihah:

Bismillaahir rahmaanirrahiimAl Hamdu lillahi rabbil ‘aalamiinArrahmaanir rahimMaaliki yaumiddiinIyyaakha na’budu wa iyyaaka nasta’iinIhdinash shiraathal mustaqiimShiraatalladzina an’amta ‘alaihimGhoiril maghdlubil ‘alaihimWaladl dlaalliin, Aamiiin.Allahumma shalli ala MuhammadWa ‘ala ‘alaika wa ‘ali MuhammmadKhama shallaita ‘alaa IbraahimWa ‘alii IbraahimInnaka hamiddummajiid.Allahummagfirlii waliwaalidaya warhamhumakama rabbayyanni shahiiraWalijamil ‘ilmukmininna wal mu’minnat walmuslimminna wal mu’minnat wal musliminna walmuslimaAl ahyaa-iminhumn wal amwat wataabi’baimnanaa wabainahum bil khairaat.Rabighfirli warham wa anta khairur raahimiin.Walaa haula walaa quwwata illaa billaahi ‘aliyyiladhiim(Hafidz Bahtiar, Risalah Doa mujarab:213).

Doa Untuk Pengantin :Baaraka ‘ allahu laka wa baaa raka jama’baina-kumaa fie chair(Artinya semoga Allah memberkati engkau danmenyatukan kamu dalam kebaikan).Allahumma innie as’alukal-fauza indal qadila wamana zilas syuhadaa’u wa ‘alsyassuasdaawannashra ‘ ala-a’daa(Artinya ya Allah aku minta kepada Eangkaukebahagiaan di muka pengadilan dan tepatorang-orang yang mati syahid dan orang-or-ang yang bahagia dan pertolongan yangmengatasi musuh).Allahumma l il lahi l- idzi bini-matihietatimmusshalihaat(Artinya, Puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya menjadi sempurna kebaikan)

Doa Sapujagat :Robhana atinna fiddunya hashannahWabil akhiraati hassanahWa khina adzabanar.Subhanarobiliyati wasalamursalim walhamdulillahirobil alamin.(Artinya, wahai Tuhan berilah kami kebaikanndi dunia, begitu juga kebaikan di akhirat danjagalah kami dari api neraka).

Sajian Tayub

Pelaksanaan pertunjukan Tayub dilakukandengan cara memilih atau menunjuk para tamuyang dilakukan oleh seorang Pramugari beksa.Pramugari adalah orang yang melayani,sedangkan beksa adalah tari. Pramugaribeksa bertugas menunjukkan sekal igusmenghantarkan ledhek untuk memilih danmendekati para tamu yang akan menari.Sebagai tanda seseorang akan melaksanaanbeksa atau menari ialah setelah ledhekmemberikan sampur.

Ketentuan pemilihan tamu berdasarkanstrata sosial yang berlaku di daerah setempat.Tamu yang dianggap berstrata sosial tinggiadalah berdasarkan jabatan yang berhubungandengan pemerintahan atau usia. Ada juga tokohmasyarakat yang dianggap memiliki kekuatanpengaruh pada masyarakat. Sebagai batasanuntuk menunjuk strata sosial dapat dilihat jugadari tempat duduk tamu. Tamu yang memilikistrata sosial tinggi akan didudukkan oleh amongtamu di tengah bagian belakang tempatdiadakan pertunjukan. Ada kalanya tempatduduk tamu kehormatan berada di bawahtalang rumah induk.

Pelaku utama Tayub atau orang yangberhak memesan gendhing sebagai as/ porosdisebut penglaras. Sebelum melaksanakantari Tayub, penglaras akan didekati ledhekuntuk menerima tiket dan memesan gendhing.Tiket atau kartu giliran menari juga diterimakankepada empat tamu undangan sebagaipenari lainnya. Penglaras dalam pelaksanaannyananti akan berhadapan langsung dengandua penari wanita yang disebut ledhek,sedangkan yang lain dua penari pria dibelakang penglaras disebut pengarih. Adapun

Vol. XV No. 2, Desember 2018120

LAKON, Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang

dua penari di belakang ledhek disebutpenglarih.

Penari utama disebut penglaras karenapenari ini melaksanakan tugas menari denganmenggunakan satu vokabuler gerak Tari Alusgaya Surakarta dengan nama Sekaran LarasTayub. Penglaras merupakan implementasi daripribadi manusia atau dapat dipahami jugasebagai anasir manusia yang disebut pancer.Kamus bahasa Jawa menyebut pancerbersinonim dengan panjer, punjer yang berartitengah atau pusat. Ledhek merupakan duapenari wanita yang formasinya berjajar di depanpenglaras. Ledhek berasal kata leledha yangberarti menggoda. Sesuai dengan tugas yangtersirat, bahwa para penari wanita dimaknaisebagai penggoda pribadi manusia atau nafsu.

Dua penari pria di belakang penglarasdisebut pengarih yang berarti penasihat. Tugasyang diemban pengarih secara nyata adalahmemberikan nasihat pada penglaras. Orangyang menjadi pengarih biasanya teman dekatdari seorang penglaras, setidak-tidaknya merekasudah saling mengenal. Penglarih, ialah dua priadi belakang ledhek. Penglarih berasal dari katanglari, dapat juga diartikan ngluri yang diartikanmencari. Yang dimaksudkan mencari di siniadalah mencari solusi atau cara agar ledhekselalu mampu menggoda penglaras. Haltersebut di ibaratkan nafsu yang selalumembayangi langkah-langkah manusia.

Tayub memiliki fungsi sosial karenapelaksanaan pentas Tayub terjadi interaksiantara masyarakat kalangan bawah atau rakyatdengan kalangan atas atau pejabat. Hubunganharmonis tampak ketika pejabat tampil menari,dan para warga masyarakat yang lain melihat,serta menyambut dengan tepuk tangan seiringdengan lagu sebagai musik tari. Bentukpelaksananaan tersebut sebagai wujudkebersamaan yang disebut ngombyongi yangartinya menyambut dan mengikuti. Dalam halini yang diikuti bukan gerak tarinya, tetapilantunan bunyi gamelan diikuti dengan irama,tempo, dinamika tepuk tangan paramasyarakat.

Berdasar dengan identifikasi jumlahpenari, sering kali segala sesuatu dalamkebudayaan Jawa dihubungkan dengan

pemaknaan lambang dan simbol. Pemaknaansimbol-simbol dikaitkan dengan anasir yang adadalam diri manusia yaitu mutmainah, amarah,supiah, dan aluamah. Keempat anasir inidimplementasikan pada jumlah empat penaripria sebagai pendukung penglaras yang terdiridari dua personil pengarih dan dua personilpenglarih. Berdasarkan keterkaitan Tayubdengan religiusitas di Jawa, Tayub tidak sekedarseni tari pergaulan, tetapi dianggap sebagaisarana ritual.

Beberapa unsur yang berkaitan sebagaipendukung bentuk untuk mencari satu kesatuanyaitu gerak, pola lantai, tata rias dan busana,dan iringan pertunjukan Tayub. Gerak yangdilakukan penari biasanya juga berfungsi sebagaivokalis. Gerakan yang di lakukan tidakmempunyai urutan yang tetap, gerak biasanyamenyesuaikan dengan irama lagu. Gerak yangdipilih antara lain lumaksana, ngigel, seblaksampur, ulat-ulat, tawing, ulap asta. Strukturgerak tari Tayub sebagian besar merupakanwarisan dari generasi sebelumnya.

Perkembangan gerak tari Tayub terjadisetelah penari belajar pada lembaga pendidikanformal yang turut menambah kekayaanvokabuler gerak tari, sehingga tampak adanyaperbedaan penari Tayub alamiah (naluriah)dengan penari akademis profesional. Sebagaipasangan penari Tayub ada pengibing.Pelaksanaan gerak seorang pengibingcenderung spontanitas dan improfisasi. Padatari Tayub ritual, pengibing melakukan gerakmenurut kemampuan skil masing-masing.Pengibing yang datang dari lembaga pendidikanformal hampir semua gerak yang dilakukanmengikuti tar i Gaya Surakarta, sepertilumaksana, besut, tanjak, sabetan, ngigel dannayub.

Pola lantai atau lebih dikenal desain lantaiadalah garis-garis imajintif pada lantai. Pola lantaiatau formasi akan dilalui penari sebagai caraberpindah tempat. Hal ini sebagai carapemerataan ruang dengan tehnis menari, sambilmelangkah untuk pindah tempat atau arahhadap. Perpindahan itu ada kalanmya ditemukanoleh aba-aba kendhang baik itu pindah melingkaratau berpindah tempat dengan penari yang lain(Soedarsono 1977:42).

Vol. XV No. 2, Desember 2018 121

Eko Wahyu Prihantoro: Pertunjukan Tayub sebagai Sarana Ritual Pernikahan di Karangmojo Jenar Sragen

Tata rias merupakan seni merias wajahdengan bahan-bahan kosmetika. Padapertunjukan Tayub, tata rias wajah penariwanita atau ledhek adalah tata rias korektif/cantik. Untuk penari pria tidak menggunakanrias, karena para penari pria biasanya tamuundangan. Untuk menarik perhatian penontondiperlukan sarana make up untuk merias wajahdan busana untuk kelengkapannya. Adapun nilai-nilai keindahan atau estetika dan etika yangterkandung di dalamnya berkaitan denganbusana setempat.

Iringan gendhing Tayub berfungsi untukmenciptakan suasana yang diinginkan, sertamemberi tekanan pada gerak sehingga terasalebih mantap. Tekanan bunyi irama gamelanterletak pada kendhang dan ricikan-ricikanbalungan seperti slenthem, demung dan saronbarung. Gendhing-gendhing yang biasadigunakan adalah sebagai berikut :1. Bentuk-bentuk gendhing ketawang dan

ladrang untuk mengiringi beksan alusanseperti misalnya Ketawang Puspowarno,Ketawang Ibu Pertiwi, KetawangSubokastowo. Adapun gendhing ladrangantara lain Ladrang Asmaradana, LadrangWilujeng, Ladrang Slamet. Bentukgendhing kerakyatan untuk mengiringibeksan gecul, Gendhing Godril, GendhingRujak Jeruk, Gendhing Orek-orek .Bandung, Wolu-wolu, Rewel, DigondholWewe, Rojeng, Ojek, dan lain-lain

2. Bentuk rangkaian gendhing yang disajikaanmisalnya Ladrang Eling-eling methok(berubah menuju) Gendhing NgudangAnak merupakan gendhing yang dipiliholeh orang tua atau tuan rumah. Gendhingtersebut memiliki makna memberikannasihat kepada pengantin berdua. Maknakata eling ialah teringat, dan ngudanganak ialah sanjungan kepada anak. Maksudurutan atau rangkaian gendhing tersebutadalah sebagai harapan orang tua padaanak atau pengantin berdua. Gendhingini biasanya hanya untuk upacarapernikahan. Sedangkan Gendhing Kencenguntuk iringan tari pengantinnya, denganmakna sebuah harapan agar pengantinpria selalu memiliki atau tumbuh semangat

hidup untuk bertanggung jawab padaistrinya.

Deskripsi Gerak Tari Tayub Secara GarisBesar1. Bagian awal

Lumaksana dengan mengikuti gendingdilanjutkan dengan seblak sampur, ulat-ulat,dan tawing. Gerakan diulang-ulang disertaipindah formasi atau gawang (penari pindahtempat dengan penari yang lain).

2. Bagian beksanMasuk pada beksan, penari melakukangerak spontan improvisasi denganberhadapan bersama penayub (penontontetap mengikuti penari Tayub), tetapi dibagian luar penari Tayub (mengeliling),gerak menggunakan tawing seblak sampur,ulat-ulat, dan semua itu dimantapkan olehiringan yang diinginkan (dalam hal ini bebas).

3. Bagian akhirLumaksana hadap ke belakang kemudianputar kembali hadap depan seblak sampur.(Http://central-javatorism.com/2011)

Formasi atau pola lantai awal Pertunjukan TariTayub

Pilihan Gendhing

Gendhing atau konser karawitanpengiring pelaksanaan tari Tayub yang pertamadipilih bentuk gendhing ketawang yang dianggapmudah, karena hanya terdiri atas enam belasketukan. Apabila diselaraskan dengan gerak tari,gendhing tersebut diperhitungkan lebih mudah.Terlebih ketika seorang penari meletakkan kakikanan atau tanjak tengen tepat pada bunyi

Vol. XV No. 2, Desember 2018122

LAKON, Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang

gong. Setelah delapan hitungan, beralih tanjakkiri. Setelah itu, kembali ke tanjak tengen padasaat bunyi gong lagi. Garap tabuhan yang larasatau santai tampil karakter musik yang landaiatau tenang. Pola pukulan alat musik kendhangyang monoton menghiasi tabuhan yang ritmismenjadikan nuansa tampak segar danbervariati f. Khusus kendhangan yangdilantunkan oleh seorang pengrawit tidakmenggunakan pola tabuhan kendhang mbalap.Hal ini tidak dipilih dengan alasan pemaknaansajian karawitan dapat berpengaruh pada penari.Sudah barang tentu para penari akan melakukangerak srisig ketika mendengar pola tabuhanmbalap. Mbalap bermakna saling mendahului,maka tidak diharapkan dalam hidup bersosialakan bersikap lancang.

Pola tabuhan kendhang mungkus berartimembungkus atau mengemas. Rasa gendhingyang landai dengan kendhangan mungkus dapatmembangkitkan ekspresi penari melakukangerakan lebih mantap dan pas. Pas atau tepat(pener) merupakan pekerjaan yangmenggunakan kecermatan. Untuk membentuksikap atau perilaku cermat sudah barang tentuseseorang harus disipl in, serta penuhperhitungan. Mendengarkan musik sambilmelakukan gerak tari dapat dilakukan dengankonsentrasi. Pembelajaran hidup yang dapatdipetik dari ini ialah manusia dalam mengarungihidupnya harus tanggap dengan situasi dankondisi lingkungannya. Mampu membaca diripribadi atau kemampuannya dan selarasdengan kebutuhan yang hendak dicapai.

Lantunan gendhing pertama dapatdiselesaikan atau berubah ke gendhingselanjutnya dengan memperhatikan penaripenglaras yang sudah sampai seberang polalantai. Peralihan gendhing ini dinamakan nibaniatau juga disebut methok yang memiliki maksudmembuka diri. Hakekat dari gendhing ke duaatau gendhing lanjutan ini adalah terbuka atauflour, dan Suasana senang karena tabuhanmusiknya lebih enerjik. Berakhirnya gendhingke dua ditandai ketika penglaras sudah kembalipada tempat semula. Selanjutnya gendhingAyak-ayakan disajikan. Ayak-ayakan berasal darikata yang menyebut nama sebuah alat dapuruntuk menyaring sesuatu yang akan dimasak,

yakni ayak yang berarti menyaring. Makna yangingin disampaikan ialah menyaring atau memilihlangkah-langkah cermat yang selaras dalamkehidupan. Alunan gendhing Ayak-ayakan inibersamaan dengan tugas pramugarimenghantarkan ledhek memilih tamu yang akanpentas berikutnya.

Proses pemilihan tamu diadakan dengancara menampilkan pertunjukan tari sebagaiselingan yang dinamakan badhutan. Katabadhutan berasal dari kata badhut, yaitu gerak-gerik penari yang dilakukan merupakan geraklelucon atau lawakan. Adapun pelaku yangtampil ialah penari atau tamu yang berjeniskelamin laki-laki semua. Mereka menari sambilmenyanyi sendiri. Seringkali lagu-lagu yangditampilkan liriknya berbentuk wangsalan atausejenis pantun sindiran yang bermaknamenggelitik. Contoh lirik wangsalan sebagaiberikut.1). Geplak jinten jahe, krasa penak meneng

wae ( Geplak, jinten, jahe adalah namamakanan dan ramuan yang menyehatkan.Sindiran kepada pemangku jabatan yanglupa akan para pendukungnya).

2). Pring ori dinggo sulingan, cegat mburi metungiringan ( Bambu ori dibuat untuk suling;sesuatu yang tidak mungkin terjadi, namunkarena siasat licik akan bisa saja terjadi).

3). Palang sepur dilumpati, ajur mumur ditekati(pintu kereta dilompati, hancur lebur nekadterus)

4). Pring garing cagak radio, manuk bethetgolek plangkringan- montang mantingbojone loro, bareng kepepet golek utangan(bambu kering untuk tiang pemancar ra-dio burung dara mencari hinggapan, bantingtulang istrinya dua setelah kepepet mencarihutangan).

Makna Gerak Tari

Sikap awal penari penglaras, ledhek,pengarih, dan penglarih adalah berdiri tegak atauadeg jejeg yang dapat dimaknai dengan berdiriAlif. Jika dalam huruf Jawa yang pertama disebut“Ha” yang memiliki makna mampu memberikanhakekat hidup ini adalah nafas. Dengan bersuaramengucapkan “Ha” maka udara yang keluar

Vol. XV No. 2, Desember 2018 123

Eko Wahyu Prihantoro: Pertunjukan Tayub sebagai Sarana Ritual Pernikahan di Karangmojo Jenar Sragen

dari mulut menunjukkan secara jelas bahwa“Ha” memiliki kekuatan suara dan daya hidup.

Berdiri tegak dengan ngapurancangsikap dalam tata susila budaya Jawa; tangankiri di depan menumpang pada tangan kanandiletakkan di antara kemaluan dengan tali pusatatau puser. Sikap ini sebagai pernyataan salingmenghormati karena identik dengan kalimatbodhone dinekek ngayun, pintere den alingi(kebodohannya ditunjukkan/ ditampilkansedangkan kepandaian/ kecakapannyadisembunyikan). Dapat dimaknai seperti ilmupadi; semakin berisi atau semakin padat, makapadi itu akan menunduk. Makna kalimatmenunjukkan manusia yang akan melakukansesuatu dengan sikap yang sempurna, danjanganlah menyombongkan diri. Gerak dimulaidengan menunjukkan jempol (ibu jari) sebagaitanda bahwa di antara mereka sal ingmenghormati dengan mempersilahkan diri ataudisebut vokabuler gerak atur-atur.

Vokabuler gerak tari tradisi hanyadigunakan pada saat awal bergerak atau mulaimenari yaitu besut atau mbesut. Besutmengandung makna bahwa apa yang akandilakukan diawali dengan dibesut (disetrika/digosok/diperhalus). Maksud dari gerak tersebutadalah ketika akan menyampaikan sesuatuharus diawali dengan secara halus atau tidaksecara vulgar. Ini menunjukkan bahwa vokabulertari Tayub sebagai karya seni yang multi tafsirdari keindahannya.

Menurut M. Karno KD salah satu tokohseni masyarakat di Sragen, vokabuler gerak tariPenglaras seperti yang telah diterangkan padabagian awal menggunakan Sekaran LarasTayub. Hal itu, dapat diperjelas denganpernyataan Mpu tari Gaya Surakarta KusumaTanaya ketika M. Karno KD masih belajar diSekolah Seni Konservatori. Sedangkan untukPengarih maupun Penglarih menggunakanvokabuler gerak tari gaya tari Surakarta KalangTinantang dengan karakter gerak tari MadyaTaya Gagah Tanggung (Wawancara 20 juli2012).

Kalang Tinantang berasal dari dua katakalang dan tinantang. Kala-ing yaitu saat ataupada suatu saat. Tinantang berasal dari katatantang mendapat sisipan in sehingga menjadi

kalimat pasif, artiinya yaitu ditantang atautertantang. Maksud dari gerak pengarih danpenglarih ialah anasir nafsu yang menantangpribadi manusianya. Tantangan hidup seorangmanusia untuk mencapai kesempurnaan cita-cita. Banyak hal dalam kehidupan manusia yangsering kali dilema untuk memilih salah satuperbuatan yang tepat. Hal tersebut tentudengan pemahaman dan kebijaksanaan yangdapat dipertanggungjawabkan. Pengarihbertugas meredakan (ngarih-arih), penglarihbertugas memotivasi atau memberi semangat(nglari). Pengarih maupun penglarih tentumemiliki pertimbangan masing-masing yangberbeda yang dapat dipertanggungjawabkan.

Vokabuler gerak yang dilakukan olehpara penari pria tidak menggunakan junjungan,tetapi gerak kaki dilakukan dengan ditarik telapakkakinya atau disebut seretan. Pelaksanaanvokabuler gerak tari lumaksana tidak denganperasaan berlebihan, namun dilakukan denganleluasa atau sak titahe. Makna yang diajarkanadalah manusia hidup dilaksanakan dengansewajarnya. Langkah kehidupan yang wajarakan mempengaruhi hasil kesabaran. Hal itu,terkait dengan keyakinan bahwa innallahama’asshabiriin artinya bahwa Tuhan akanmengasihi orang yang sabar. Orang sabar akanmenyikapi hidup dengan hati-hati secara cermatdan penuh ketelitian.

Pedoman gerak tari yang disesuaikandengan garap musik karawitan atau gendhingterdapat semacam pembakuan. Tepat padahitungan akhir batas rangkaian ketukan yangdisebut satu gongan letak langkah kaki diakhiripada kaki kanan. Gerak tari Tayub tidakmenggunakan vokabuler srisig semacamlangkah cepat atau lari kecil, karena melihat caramelakukan gerakan memiliki makna bahwaseseorang diharapkan mampu untuk melangkahatau melakukan perbuatan tidak dengantergesa-gesa. Maknanya sebagai pengendaliandiri yang harus disesuaikan di antara sesamapenari. Manusia tidaklah baik memaksakankehendak jika tidak selaras dengan kehidupansekelilingnya atau senyatanya.

Pilihan karakter gerak Madya Taya.Madya berarti tengah, taya berarti tari. Yangdimaksud Madya Taya adalah gerak tari

Vol. XV No. 2, Desember 2018124

LAKON, Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang

berkualitas antara karakter gagah dan halusatau luruh. Madya Taya mempunyai maknabahwa manusia dalam melampauikehidupannya dilakukan dengan apa adanya(lugu) atau sederhana. Dalam budaya Jawa,mlaku atau lumaku kanthi sak titahe. Ajaranhidup sederhana, kontrol diri, dan hati-hati dapatmembentuk sikap seseorang mampumemahami arti hidup dan mensyukuri nikmatyang telah dikaruniakan Tuhan pada hambanya.Kesederhanaan membawa kebahagiaan.

Langkah yang dikakukan oleh para penaripria selalu laju atau ke depan. Maksud yangterkandung adalah gambaran ketika manusiaakan menggapai satu tujuan denganmenghadapi berbagai godaan janganlah kendoruntuk mundur yang berarti gagal dalamperjuanagn. Manusia harus optimis dalammenghadapi bahtera hidupnya. Tepat pada garistengah pola lantai, pengarih dan penglarih salingberhadapan. Cara melakukannya denganlangkah miring yang berhadapan. Langkah mir-ing ini mengungkapkan bahwa antar pengarihdan penglarih saling memahami danmemberikan kesempatan pada penglaras untukmampu menghadapi godaan atau memilihpenyesuaian diri yang ditemuinya. Gerakselanjutnya gerak dilakukan sesuai arah semulaatau laju sampai pada titik tujuan tertentu yangjuga berkaitan dengan pergantian garapkarawitan atau gendhing.

Vokabuler gerak tari ledhek dipilih geraktari yang berkarakter pamer, baik dengan pilihangerak bersolek atau memamerkan gerak erotis,bergoyang pinggul, ogek lambung, lenggut,tatapan. Oleh karena itu, ledhek akanmenampilkan kesan karakter centil dan memikathati. Kesan yang ditampilkan oleh ledhek tampaksangat menggoda. Langkah maju mundursebagai ekspresi penggoda untuk menghalangipancer atau penglaras dalam langkah menujutujuan.

Properi sampur atau selendang untukmenari dapat dimaknai sebagai s imbolkesempurnaan. Rangkaian kata sampurnaningdumadi yang berarti kesempurnaan hidup.Sebagai cita-cita manusia hidup di dunia yangakan kembali kepada Sang Khalik agar dapatditerima sebagaimana mestinya hamba Tuhan.

Sempurna atas segala kejadiannya.Kesempurnaan menari dalam tradisi tari Jawaadalah menggunakan properti sampur atauselendang. Pemaknaan menari menggunakansampur sebagai wujud lengkap, dan selarasnyamanusia hidup di dunia. Menggunakan sarana,dan prasarana yang indah untuk kepuasan hidupdi dunia maupun di akhirat yaitu kebahagiaan.

Gendhing atau alunan musik gamelanlama-lama akan berubah dengan ritme yanglebih enerjik dan menampilkan suasana segar.Secara otomatis musik yang terdengar akanmemancing ekspresi penari untuk melakukangerak ekspresif. Penampilan para penari dapatditafsirkan, bahwa mereka mengekspresikanrasa senang. Seorang penari berekspresi senangdapat difahami sebagai tanda bahwa merekatelah mampu menggapai tujuan atau tercapaikehendaknya. Langkah kaki ketika sudah sampaipada pola lantai yang berseberangan, parapenari Tayub akan berbalik arah menuju tempatawal. Gerak mengacu pada konsep besar hidupmanusia Jawa yaitu bali marang mula-mulanira(kembali ke asalnya). Dari tidak ada, kemudianada, dan kembali tidak ada. Manusia diciptakanoleh Tuhan akan kembali menghadap Tuhan.Antara diri dan pribadi selalu bersamaan sertaberhadapan dengan godaan yang selalumembayangi.

Seorang penglaras setelah selesaimenari akan mengembalikan sampur kepadaledhek dan di antara para penari pria lainnyasaling berjabat tangan sebagai tanda eratnyatali persaudaraan. Makna simbol yang adaadalah eratnya antara jiwa dan manusianya.Setelah itu, para penari kembali ke tempat duduksemula yang bermakna mutmainah, aluamah,supiah, amarah dan pancer ( jati diri manusia)akan kembali ke asalnya. Yang berasal dari apiakan kembali ke wujud api, yang berasal dariangin akan kembali ke wujud angin, yang dariair akan kembali ke wujud air, yang dari tanahakan kembali ke wujud tanah. Hanyalah rohyang menghadap Ilaahi Robbi.

Elemen pementasan Tayub meliputipersiapan dan, pelaksanaan. Sebelum seorangseniman atau ledhek Tayub pentas, dilakukanpersiapan, baik fisik maupun psikis. Persiapansecara fisik misalnya istirahat yang cukup,

Vol. XV No. 2, Desember 2018 125

Eko Wahyu Prihantoro: Pertunjukan Tayub sebagai Sarana Ritual Pernikahan di Karangmojo Jenar Sragen

makan yang cukup sangat diperlukan agarwajah tidak tampak lesu atau muram karenaketahanan tubuh yang kurang prima. Selain itu,mempersiapkan make up atau rias sertakostum tari yang tepat agar penampilan tampaklebih elegan.

Persiapan yang ditujukan untukkepentingan psikis atau rohani adalah minumair mentah dari sumber air setempat. Airdipercaya sebagai konduktor baik yang mampumenyalurkan kekuatan magnet alam ke dalamtubuh manusia. Beberapa orang berusahamenenangkan pikiran dengan cara meminumair yang belum direbus. Persyaratan lain, beruparangkaian sesaji dan do’a untuk memperkuatsugesti sehingga percaya diri.

Pengarih dan penglarih dianggap sebagaisimbol anasir tubuh manusia, supiah, danmutmainah dikategorikan sebagai pengarih.Supiah adalah nafsu kebahagiaan, sedangkanmutmainah adalah nafsu kebaikan/ kesucian.Kebahagiaan dilambangkan dengan warnakuning, sedangkan mutmainah dengan lambangwarna putih. Kebahagiaan dan kesuciandiposisikan dekat dengan penglaras atausebagai simbol pribadi seseorang. Konsep pemaknaan merupakan cita-cita manusia agarhidup bahagia. Aluamah dan amarahdikategorikan sebagai penglarih yang tataletaknya dekat dengan ledhek sebagai simbolnafsu. Aluamah disimbolkan dengan warnahitam. Memiliki makna kemurkaan atau inginmenguasai, sedangkan amarah disimbolkandengan warna merah dan memiliki makna emosiatau marah.

Pengarih dan penglarih merupakanimplementasi dari diri manusia. Yang dimaksudkata “diri” adalah ego. Ego ada pada setiapjiwa manusia. Tidak berbeda halnya dengansebutan “aku”. Aku dalam kontek kepercayaanbudaya Jawa disebut juga sedulur papat.Sedulur papat adalah anasir manusia, secarakeseluruhan tugas anasir menjaga pribadimanusia dan menyatu atau manunggal padasetiap pribadi manusia. Kemanunggalandivisualkan pada nama pemeran atau penariTayub.

Penutup

Pertunjukan Tari Tayub sebagai saranaupacara ritual di desa Karangmojo telahberlangsung sejak berpuluh tahun. Tari Tayubpada mulanya sebagai tari ritual. Makna TariTayub dipercaya oleh masyarakat akanmendatangkan kesuburan, kebahagiaan,keselamatan, ketentraman sehingga jauh darimarabahaya, dan terhindar dari wabah penyakit.Pertunjukan Tari Tayub memerlukan tempatyang tepat, penari yang terpilih, penari yangterlatih selalu tirakat, sehingga membawaangsar yang baik.

Pertunjukan Tari Tayub di Karangmojoberlangsung pada malam hari pukul 20.00 –01.00 WIB. Pertunjukan Tari Tayub memilikimakna pokok, yaitu sebagai rasa syukur danmemohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agarpernikahan berlangsung langgeng, mendapatrahmat sehingga pengantin cepat memilikiketurunan sebagai penyambung sejarah, rasabahagia, dan jauh dari gangguan apapun.

Himbauan bagi para pelaku Tayub, janganjadikan kesenian Tayub sebagai ajangkemaksiatan, memburu hawa nafsu denganhubungan negatif bersama lawan jenis. Bagipenari Tayub, diharapkan mampu dan maumengontrol diri sendiri atau koreksi diri sepertimakna-makna ajaran hidup yang ada padakesenian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anton M.Moeliono, dkk (ed.). 1989. KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta:Departemen Pendidikan danKebudayaan- Balai Pustaka.

Jazuli, M. 2011. Sosiologi Seni. Surakarta: UNSPress.

Maleong, Lexy. J. 2007. Metode PenelitianKual itatif . Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Nyoman Kutha Ratna. 2010. Metode PenelitianKajian Budaya dan Ilmu sosialHumaniora Pada Umumnya .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soedarsono. 1977. Pengantar Pengetahuan dan

Vol. XV No. 2, Desember 2018126

LAKON, Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang

Komposisi Tari. Yogyakarta: AkademiSeni Tari Indonesia.

_________ 1999. Seni Pertunjukan Indonesiadan Pariwisata. Bandung: MasyarakatSeni Pertunjukan Indonesia.

Soetarno. 1998. Pertunjukan Tayub Sebagaisarana Bersih Desa Bendosari GentanSukoharjo. Surakarta: STSI Press.

Sri Rochana W. 2007. Tayub di Blora JawaTengah Pertunjukan Ritual Kerakyatan.Surakarta: ISI Press.

Subandi. 2010. Lempokan Nyiwer Sawahdengan Tayub Janggrungan SebagaiSarana Upacara Ritual di DesaWonosoco Undaan Kudus: Kajian dariaspek Sosiologi Seni. Surakarta:laporan Penelitian Mandiri.

Suharji. 2011. “Tayub Janggrungan SebagaiSarana Lempokan Nyiwer Sawah”,dalam Panggung Jurnal Seni Budaya,Volume, 21. No Juli- September.

Sumandya Hadi. 2005. Sosiologi Tari SebuahPengenalan Awal. Yogyakarta:Pustaka.

________ 2007. Kajian Tari teks dan konteks.Yogyakarta: Pustaka Book Publiser.

Sumarjo, J. 2000. Filsafat Seni. Bandung : ITB.

Suparno, T. Slamet. 2008. “Seni ProdukMasyarakat ataukah MasyarakatSebagai Produk Seni”. (PidatoPengukuhan Guru Besar Bidang IlmuSosiologi Seni). Surakarta: Institut SeniIndonesia Surakarta.

Sutarno Haryono. 2002. Penari Tayub SebagaiDukun Dalam Ritus Bersih Desa diJogowangsan, Purworejo, JawaTengah. Yogyakarta: Lentera.

Wayana, Giri MC. 2010. Sajen dan Ritual Or-ang Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Website

(Http://central-javatorism.com/2011)

Narasumber

Marfuah, 25 tahun, Seniman Tayub, Danyang-Grobogan. Wawancara, 10 Juli 2019.

Moeh Karno KD , 69 tahun, Guru, Ngarum-Ngrampal- Sragen. Wawancara, 20 Juli2012.

Syamsudini, 47 tahun, Pegawai DepDikBud,Katelan-Tangen-Sragen. Wawancara, 2Mei 1992.