pengembangan bahan ajar matematika menggunakan onto

234
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ONTO-SEMIOTIC APPROACH (OSA) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: FENNY RACHMAWATI 11160170000059 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Upload: khangminh22

Post on 30-Mar-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN ONTO-SEMIOTIC APPROACH (OSA) PADA

MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

(SPLDV)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

FENNY RACHMAWATI

11160170000059

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Matematika menggunakan Onto-Semiotic

Approach (OSA) pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel disusun oleh Fenny

Rachmawati dengan NIM 11160170000059, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah dibimbing

dan layak diujikan pada sidang munaqosah yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan

Matematika.

Jakarta, 30 November 2021

Yang Mengesahkan

Pembimbing I

Eva Musyrifah, M.Si.

NIP. 19820528 201101 2 011

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Matematika menggunakan Onto-Semiotic

Approach (OSA) pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel disusun oleh Fenny

Rachmawati dengan NIM 11160170000059, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah dibimbing

dan layak diujikan pada sidang munaqosah yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan

Matematika.

Jakarta, November 2021

Yang Mengesahkan Pembimbing II

Khamida Siti Nur Atiqoh, M.PMat. NIP. 198811072018012003

i

ABSTRAK

FENNY RACHMAWATI (11160170000059). Pengembangan Bahan Ajar

Matematika Menggunakan Onto-Semiotic Approach (OSA) pada Materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Skripsi, Jurusan Pendidikan

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar modul menggunakan

Onto-Semiotic Approach (OSA) pada materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV) tingkat SMP/MTs. Onto-Semiotic Approach (OSA) merupakan

suatu pendekatan yang dapat memfasilitasi dan melatih siswa untuk menyelesaikan

masalah matematika secara sistematis dan mengkomunikasikannya dengan bahasa

mereka sendiri sehingga pengetahuan siswa terhadap suatu objek matematika akan

terbentuk melalui pengalaman dan melekat lebih kuat di ingatan siswa. Subjek uji

coba terdiri dari 10 orang siswa SMPN 6 Tambun Selatan. Metode yang digunakan

pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model ADDIE

(Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan memiliki kriteria

sangat baik berdasarkan penilaian validator dengan skor persentase 86,67 %.

Sedangkan respons peserta didik memenuhi kategori sangat baik dengan skor

persentase 80,00 %. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbentuk

modul ini layak untuk digunakan sebagai penunjang pembelajaran matematika di

sekolah.

Kata Kunci: Modul, Onto-Semiotic Approach (OSA), Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel. Model Pengembangan ADDIE.

ii

ABSTRACT

FENNY RACHMAWATI (11160170000059). Development of Mathematics

Teaching Materials Using Onto-Semiotic Approach (OSA) on Two Variable Linear

Equation System (SPLDV) Materials. A Thesis of Mathematics Education

Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta, 2021.

This study aims to develop module teaching materials using the Onto-Semiotic

Approach (OSA) on the material for the Two Variable Linear Equation System

(SPLDV) at the SMP/MTs level. Onto-Semiotic Approach (OSA) is an approach

that can facilitate and train students to solve mathematical problems systematically

and communicate them in their own language so that students' knowledge of a

mathematical object will be formed through experience and embedded more

strongly in students' memories. The subjects of the test consisted of 10 students of

SMPN 6 Tambun Selatan. The method used in this research is development

research with the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation,

Evaluation).

The results showed that the developed module had very good criteria based on the

validator's assessment with a percentage score of 86.67%. Meanwhile, the students'

responses complied the very good category with a percentage score of 80.00%.

Thus, it can be concluded that the teaching materials in the form of modules are

feasible to be used as a support for learning mathematics in schools.

Keywords: Module, Onto-Semiotic Approach (OSA), Two Variable Linear

Equation System. ADDIE Development Model

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan nikmat iman, islam dan ihsan serta kemudahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan

sahabatnya.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak kendala dan

hambatan yang berasal baik dari keterbatasan, keadaan pandemi Covid-19 hingga

berbagai hal lainnya. Namun berkat doa, bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Eva Musyrifah, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis

dalam proses penulisan skripsi. Semoga Allah senantiasa menjaga dan

memberikan keberkahan pada kehidupan Ibu.

5. Ibu Khamidah Siti Nur Atiqoh, M.Pmat., selaku Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi

kepada penulis dalam proses penulisan skripsi. Semoga Allah senantiasa

menjaga dan memberikan keberkahan pada kehidupan Ibu.

6. Ibu Khairunnisa, M.Si., Ibu Indriany, S.Si., Ibu Resti Amelia, S.Pd., Ibu Lilis

Dariah, S.Pd., Ibu Dewi Setiawati, S.Pd., Ibu Noviah Budiati, S.Pd., Ibu Eko

Nur Okviana, S.Pd selaku validator yang telah memberikan saran pada

pengembangan bahan ajar modul pada penelitian ini.

iv

7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan dan selalu memberikan motivasi

kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Staf Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah membantu penulis dalam proses administrasi.

9. Bapak Triyanto dan Ibu Siti Nurkhaenih, selaku orang tua yang sudah

mengasuh, mendidik, mendoakan dan selalu ada dalam suka maupun duka

sampai detik ini sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan

memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd).

10. Kakak dan adik tersayang Felly Novia Anjani, S.Pd, Niken Prasasti, A.Md,

Muhammad Febrianto, S.Pd. dan Faiz Ageng Nurdianto yang selalu

memberikan motivasi dan mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

ini.

11. Seluruh teman Mationtysisxt dan Bmath angkatan 2016 yang selalu

memotivasi, bertukar informasi dan ilmu yang dimiliki.

12. Sahabat tersayang Yanita Amalia Safitri, Rizka Ummu Khoiroh, S.Pd., Raden

Salsalbila, Wiwi Nova, S.Pd., Muhimatul Ifadah, S.Pd., Annisa Fira Nindy

Amalia, S.Pd yang tak pernah lelah mendengar keluh kesah penulis dan selalu

memberikan dukungan dari awal perkuliahan hingga penulisan skripsi.

13. Sahabat seperjuangan dari zaman sekolah sampai sekarang, Andini Dwi

Rahayu, S.Pd, Dian Putri Wardhani, S.Ikom dan sahabat-sahabat lainnya yang

tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu menemani penulis untuk berkeluh

kesah dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi.

14. Maulita Salsabila Hafidha, S.Pd. dan Nur Zahra Ismira, S.Pd. yang telah

mendukung penyusunan skripsi ini.

15. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penyusunan

skripsi ini.

v

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bekasi, 31 Oktober 2021

Penulis

Fenny Rachmawati

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................................................ 8

D. Perumusan Masalah ................................................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 8

F. Kegunaan Penelitian ................................................................................................. 8

BAB II .................................................................................................................... 9

KAJIAN TEORI ................................................................................................... 9

A. Deskripsi Teoritik ..................................................................................................... 9

1. Bahan Ajar ........................................................................................................ 9

2. Modul ............................................................................................................... 12

3. Onto-Semiotic Approach (OSA) .................................................................... 19

4. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ...................................... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................................ 33

C. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 36

BAB III ................................................................................................................. 38

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 38

A. Model Pengembangan............................................................................................. 38

C. Desain Uji Coba ....................................................................................................... 40

D. Subjek Uji Coba ...................................................................................................... 41

E. Teknik dan Instrumen Penelitian .......................................................................... 41

vii

F. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 43

BAB IV ................................................................................................................. 46

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 46

A. Deskripsi Hasil Pengembangan ............................................................................. 46

B. Deskripsi dan Analisa Data Hasil Uji Coba .......................................................... 64

C. Kajian Produk Akhir .............................................................................................. 71

D. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 72

BAB V ................................................................................................................... 73

PENUTUP ............................................................................................................ 73

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 73

B. Saran ........................................................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3 1 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli ........................................................ 42

Tabel 3 2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Siswa .................................................... 43

Tabel 3 3 Pedoman Skor Penilaian Para Ahli ....................................................... 44

Tabel 3 4 Pedoman Skor Penilaian Respon Siswa ................................................ 44

Tabel 3 5 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk ................................... 45

Tabel 4 1 Hasil Validasi Bahan Ajar Oleh Ahli .................................................... 65

Tabel 4 2 Hasil Validasi pada Aspek Kelayakan Isi ............................................. 65

Tabel 4 3 Hasil Validasi pada Aspek Kelayakan Penyajian ................................. 66

Tabel 4 4 Hasil Validasi pada Penilaian Onto-Semiotic Approach (OSA) .......... 67

Tabel 4 5 Hasil Validasi pada Aspek Kelayakan Kegrafikan ............................... 68

Tabel 4 6 Hasil Validasi pada Aspek Kelayakan Bahasa ..................................... 69

Tabel 4 7 Hasil Respons Peserta Didik Terhadap Penggunaan Bahan Ajar ......... 70

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Hasil Ujian Nasional jenjang SMP...................................................... 3

Gambar 2 1 Tahapan Model Pengembangan

ADDIE…………………………....Error! Bookmark not defined.

Gambar 2 2 Konfigurasi Objek Matematika dalam Onto-Semiotic Approach ..... 21

Gambar 2 3 Garis berpotongan, memiliki satu solusi ........................................... 29

Gambar 2 4 Garis sejajar, tidak memiliki solusi ................................................... 30

Gambar 2 5 Garis berhimpit, memiliki solusi tak terhingga ................................. 30

Gambar 2 6 Kerangka Berpikir ............................................................................. 37

Gambar 4 1 Pembuatan Cover…………………………………………………...49

Gambar 4 2 Pembuatan Halaman Depan .............................................................. 50

Gambar 4 3 Pengetikan Kata Pengantar dan Daftar Isi......................................... 50

Gambar 4 4 Pembuatan Peta Konsep .................................................................... 51

Gambar 4 5 Pengetikan Kompetensi ..................................................................... 51

Gambar 4 6 Pengetikan Deskripsi, Prasyarat, Petunjuk Penggunaan Modul dan

Tujuan Akhir...................................................................................... 52

Gambar 4 7 Pembuatan Modul ............................................................................. 52

Gambar 4 8 Pengetikan Masalah Kontekstual ...................................................... 53

Gambar 4 9 Pembuatan Pertanyaan pada Tahap Mendeskripsikan Penyelesaian

Secara Matematis ............................................................................... 53

Gambar 4 10 Pembuatan Pertanyaan pada Tahap 3 Menyimpulkan Hasil Akhir

Penyelesaian ................................................................................... 54

Gambar 4 11 Pembuatan Tes Formatif ................................................................. 54

Gambar 4 12 Penulisan Penutup dan Daftar Pustaka ............................................ 55

Gambar 4 13 Pembuatan Kunci Jawaban Tes Formatif ........................................ 55

Gambar 4 14 Penambahan Metode Campuran...................................................... 57

Gambar 4 15 (a) Sebelum Revisi……...………………………………………... 59

Gambar 4 15 (b) Sesudah Revisi………………………………………………... 60

Gambar 4 16 (a) Sebelum Revisi.…………………………………………...….. 60

Gambar 4 16 (b) Sesudah Revisi………………………………………………... 60

Gambar 4 17 (a) Sebelum Revisi……………………………………………….. 61

Gambar 4 17 (b) Sesudah Revisi………………………………………………... 61

Gambar 4 18 (a) Sebelum Revisi...……………………………………………... 62

Gambar 4 18 (b) Sesudah Revisi………………………………………………... 62

Gambar 4 19 (a) Sebelum Revisi……………………………………………….. 63

Gambar 4 19 (b) Sesudah Revisi………………………………………………... 64

Gambar 4 20 (a) Sebelum Revisi……………………………………………….. 64

Gambar 4 20 (b) Sesudah Revisi………………………………………………... 65

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar dan Hasil Wawancara Guru Matematika ............................ 79

Lampiran 2. Lembar dan Hasil Pengisisan Angket Peserta Didik ........................ 82

Lampiran 3. Instrumen Uji Validasi Ahli ............................................................. 84

Lampiran 4. Angket Respons Peserta Didik ......................................................... 90

Lampiran 5. Surat Tugas Validator ....................................................................... 92

Lampiran 6. Instrumen Hasil Validasi Bahan Ajar ............................................... 93

Lampiran 7. Perhitungan Data Hasil Validasi oleh Ahli..................................... 128

Lampiran 8. Perhitungan Data Hasil Validasi oleh Ahli..................................... 130

Lampiran 9. Revisi Bahan Ajar Modul ............................................................... 132

Lampiran 10. Perhitungan Data Angket Respons Peserta Didik ........................ 136

Lampiran 11. Hasil Angket Respons Peserta Didik ............................................ 137

Lampiran 12. Uji Referensi ................................................................................. 144

Lampiran 13. Produk Akhir…….……………………………………………………………...... 156

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1

Pendidikan menjadi salah satu sektor terpenting yang dapat mengembangkan

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa sebagai generasi penerus

bangsa. Pendidikan merupakan sarana utama untuk menyukseskan

pembangunan nasional, karena dengan pendidikan diharapkan dapat

mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas dalam pembangunan.

Titik berat pembangunan pendidikan dewasa ini terletak pada peningkatan

mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar.2

Perkembangan zaman saat ini telah membuat dunia pendidikan semakin

berkembang. Perkembangan yang terjadi dalam pendidikan mencakup

metode pembelajaran, strategi pembelajaran, penggunaan media teknologi

dan pengembangan bahan ajar. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor

56 Tahun 2013 tentang standar proses, antara lain mengatur tentang

perencanaan proses pembelajaran yang menegaskan bahwa pendidik pada

satuan pendidikan harus mampu mengembangkan perencanaan

pembelajaran.3 Pengembangan perencanaan pembelajaran tersebut berupa

penyusunan seperangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

berlaku saat ini.Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib pada

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Jakarta: 2004), pasal 1 ayat 1. 2 Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi, (Pontianak: An1mage, 2019),

h. 1. 3 Rizal Zaenal Muqodas, Kamin Sumardi, dan Ega Tawali Berman, Desain dan Pembuatan

Bahan Ajar Berdasarkan Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Sistem dan Instalasi Refrigerasi,

Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 2, No. 1, 2015, h. 107.

2

kurikulum 2013 yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan

potensi siswa. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang sistematis yang

menelaah pola hubungan, pola berpikir, seni, dan bahasa yang semuanya dikaji

dengan logika serta bersifat deduktif. Matematika berguna untuk membantu

manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan

alam.4 Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta mempunyai peran penting

dalam pengembangan daya pikir. Matematika lahir karena proses berpikir itu

sendiri secara sistematis dan logis. Dalam kehidupan sehari-hari manusia

seringkali dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang kompleks dalam

kehidupannya, tidak dipungkiri matematika seringkali hadir dengan membawa

konsep-konsep yang membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan

tersebut.5

Matematika merupakan ilmu yang objek kajiannya adalah konsep-konsep

yang bersifat abstrak, kemudian ditampilkan dalam bentuk angka-angka dan

simbol-simbol untuk memaknai sebuah ide matematis berdasarkan fakta dan

kebenaran logika dalam semesta pembicaraan atau konteks.6 Objek kajian

matematika yang berupa konsep abstrak ini membuat sebagian besar siswa

merasa kesulitan dalam memahami matematika. Berdasarkan penelitian

Sumaryanta yang berjudul Pemetaan Hasil Ujian Nasional Matematika

menunjukkan bahwa pada tiga tahun terakhir, yaitu tahun 2015/2016,

2016/2017 dan 2017/2018 hasil Ujian Nasional (UN) pada mata pelajaran

matematika rendah untuk semua jenjang sekolah baik SMP, SMA maupun

SMK. Pada Ujian Nasional matematika jenjang SMP tahun 2015/2016,

2016/2017 dan 2017/2018 menunjukkan hasil yang rendah pada setiap materi

4 Fahrurrozi dan Syukrul Hamdi, Metode Pembelajaran Matematika, (Lombok: Universitas

Hamzanwadi Press, 2017), Cet. 1, h. 3. 5 Isrok’atun, dkk, Pembelajaran Matematika dan Sains Secara Integratif melalui Situation-

Based Learning, (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2020), Cet. 1, h. 10. 6 Fahrurrozi. loc. cit.

3

yang diujikan. Berikut ini akan disajikan gambar hasil Ujian Nasional jenjang

SMP tahun 2015/2016, 2016/2017 dan 2017/2018. 7

Gambar 1 1

Hasil Ujian Nasional jenjang SMP

Gambar 1 menunjukkan bahwa rendahnya capaian nilai UN Matematika

terjadi pada seluruh materi yang diujikan. Hal tersebut tentu saja menjadi

tantangan untuk seorang guru dalam memperbaiki pembelajaran matematika di

sekolah.

Sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu: kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional.8 Berdasarkan empat kompetensi tersebut, maka kompetensi inti

yang harus dimiliki seorang guru adalah: (1) mengembangkan kurikulum yang

terkait dengan bidang pembelajaran yang diampu, (2) menyelenggarakan

kegiatan pembelajaran yang mendidik, (3) mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif, dan (4) memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.9

7 Sumaryanta, Nanang Priatna, dan Sugiman, Pemetaan Hasil Ujian Nasional Matematika,

Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, Vol. 6, No. 1, 2019, h. 552. 8 Nurul Zuriah, Hari Sunaryo, dan Nurbani Yusuf, IbM Guru dalam Pengembangan Bahan

Ajar Kreatif Inovatif Berbasis Potensi Lokal, Jurnal Dedikasi, Vol. 13, 2016, h. 39. 9 Ibid.

4

Dari keempat kompetensi, dapat dilihat pada poin ketiga bahwa seorang guru

dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi

pembelajaran secara kreatif salah satunya adalah dengan dilakukannya

pengembangan bahan ajar.

Bahan ajar merupakan sebuah alat yang memungkinkan dapat membantu

siswa untuk mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar sehingga

mampu menguasai semua kompetensi secara menyeluruh.10 Adanya bahan ajar

yang dibuat sendiri oleh guru akan sangat mempermudah guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan efektif. Selain itu, bahan ajar yang dibuat juga harus

disesuaikan dengan karakteristik materi ajar.11 Bahan ajar dapat berupa

handout, modul, buku, lembar kerja siswa, model atau maket.

Modul adalah salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru.

Modul dapat dirumuskan sebagai: suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri

dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu

siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.12

Penyajian materi pada modul tersusun sistematis dan lengkap yang

memudahkan untuk belajar mandiri dan mengatur waktu belajar siswa. Pada

bahan ajar berupa modul terdapat umpan balik dan tindak lanjut yang harus

dilakukan siswa setelah mempelajari modul. Dengan demikian siswa dapat

mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang dipelajari.13

Akan tetapi, saat ini belum banyak guru yang menggunakan bahan ajar

modul pada proses pembelajaran. Fakta dan kenyataan pendidikan di lapangan,

banyak dijumpai guru yang masih menggunakan bahan ajar yang

konvensional, yaitu bahan ajar yang siap pakai tanpa upaya merencanakan,

10 Rizal Zaenal Muqodas, op. cit., h. 108. 11 Anjas Setyadi dan Abdul Aziz Saefudin, Pengembangan Modul Matematika dengan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Siswa Kelas VII SMP, Jurnal Pendidikan

Matematika, Vol. 14, No. 1, 2019, h. 13. 12 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT

Bumi Aksara, 2013), Cet ke-16, h. 205. 13 Anjas Setyadi, op. cit., h. 14.

5

menyiapkan dan menyusunnya sendiri.14 Berdasarkan wawancara yang peneliti

lakukan oleh salah satu guru SMP kelas VIII di Bekasi menjelaskan bahwa

dalam proses pembelajaran guru masih cenderung teacher centered dengan

menggunakan metode ceramah. Contoh soal dan latihan soal yang diberikan

pun masih berupa soal rutin sehingga pembelajaran belum mengarah kepada

kemampuan pemecahan masalah. Bahan ajar yang digunakan berupa LKS

yang telah disediakan oleh sekolah ataupun buku paket yang dipinjamkan oleh

perpustakaan sekolah.

Buku paket matematika kelas VIII Kurikulum 2013 tentunya telah melalui

proses yang cukup panjang dan sistematis sehingga dapat digunakan sebagai

pedoman oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Namun penggunaan

buku teks dalam proses pembelajaran terkadang ditemui sebuah kondisi di

mana siswa kesulitan dalam memahami konsep dan langkah-langkah

penyelesaian masalah karena langkah-langkah penyelesaian masalah tidak

disertai dengan sifat-sifat operasi hitung.

Selain itu, pada buku paket pemerintah kurikulum 2013 hanya disajikan

penyelesaian masalah sistem persaman linear dua variabel dengan tiga metode,

yaitu metode grafik, substitusi dan eliminasi sehingga dibutuhkan sebuah

bahan ajar yang didalamnya terdapat penyelesaian masalah SPLDV dengan

metode campuran. Oleh karena itu, menjadi penting perlu adanya

pengembangan bahan ajar yang disusun sendiri oleh guru sehingga

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Salah satu materi yang masih dianggap sulit oleh siswa adalah materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Manibuy menyatakan

bahwa sumber utama dari kesulitan dalam menyelesaikan masalah aljabar

adalah mengubah kata-kata tertulis dalam operasi matematika dan

simbolisasinya.15 Kesulitan pemecahan masalah aljabar menjadi lebih sulit

14 Nurul Zuriah, op. cit., h. 40. 15 Ronald Manibuy, Mardiyana, dan Dewi Retno Sari Saputro, Analisis Kesalahan Siswa

dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat Berdasarkan Taksonomi Solopada Kelas X Sma

Negeri 1 Plus Di Kabupaten Nabire – Papua, Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 2,

No. 9, 2014, h. 935.

6

bagi siswa dalam memahami dan menyelesaikan masalah apabila dikaitkan

dengan soal cerita.16 Berdasarkan penelitian Priska Puspita Sari dan Dede Asri

Lestari (2020) menyatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang sering terjadi

pada siswa dalam menyelesaikan soal pada materi SPLDV yaitu: (1) Siswa

kesulitan menuliskan soal bentuk uraian pada simbol matematika. Faktor

penyebabnya adalah dikarenakan siswa tidak menguasai konsep sistem

persamaan linear dua variabel, (2) Kesulitan dalam pengoperasian sistem

persamaan linear dua variabel. Faktor penyebabnya adalah siswa lupa materi

yang telah dipelajari dan kurangnya ketelitian. (3) Kesulitan dalam

menganalisis soal. Faktor penyebabnya adalah dikarenakan siswa tidak terbiasa

diberikan soal bentuk cerita.17 Dari beberapa kesalahan tersebut dapat

disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami beberapa objek

matematika yang berupa simbol-simbol, konsep dan prosedur yang digunakan

dalam memecahkan masalah pada sistem persamaan linear dua variabel.

Salah satu pendekatan yang memperhatikan objek matematika adalah

Onto-Semiotic Approach (OSA). Pendekatan ini ditujukan untuk mengatasi

masalah pemaknaan dan representasi pengetahuan dengan menguraikan

objek-objek matematika.18 Pendekatan onto semiotik memiliki kelebihan

antara lain dapat memfasilitasi dan melatih siswa untuk menyelesaikan

masalah matematika secara sistematis dan mengkomunikasikannya dengan

bahasa mereka sendiri sehingga pengetahuan siswa terhadap suatu objek

matematika akan terbentuk melalui pengalaman dan melekat lebih kuat di

ingatan siswa.19

Godino mengatakan bahwa terdapat 6 objek matematika pada pendekatan

onto-semiotik yaitu: bahasa (language), konteks (situations), konsep

16 Ibid. 17 Priska Puspita Sari dan Dede Asri Lestari, Analisis Kesulitan Siswa SMP Dalam

Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, Vol. 4, No. 1, 2020,

h. 292. 18 Juan D. Godino and Vincent Font, The Theory of Representation as Viewed from the

Onto Semiotic Approach to Mathematics Education, Vol. 9, 2010, h. 190. 19 Nurrahmi Putri, β€œPengaruh Pendekatan Onto-Semiotik terhadap Kemampuan Penalaran

Logis Matematis Siswa”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, h. 6.

7

(concepts), proposisi (propositions), prosedur (procedures), dan argumen

(arguments).20 Onto-Semiotic Approach (OSA) dalam penelitian ini

digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap makna objek

matematika yang meliputi bahasa, konteks, konsep, proposisi, prosedur, dan

argumen dalam menyelesaikan masalah.21 Pemahaman terhadap makna objek

matematika tersebut dapat memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Hal ini dikarenakan sistem

persamaan linear dua variabel berkaitan erat dengan simbol-simbol

matematika. Simbol matematika ini merupakan salah satu dari objek

matematika yaitu bahasa.

Berdasarkan uraian tersebut, pendekatan Onto-Semiotik dinilai memiliki

karakteristik yang sesuai dengan materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian pengembangan yang berjudul: β€œPengembangan Bahan Ajar

Matematika menggunakan Onto-Semiotic Approach (OSA) pada Materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi

masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Guru belum banyak menggunakan modul dalam proses pembelajaran.

3. Bahan ajar berupa modul dengan pendekatan Onto-Semiotic Approach

(OSA) belum banyak dikembangkan oleh guru.

4. Pemahaman siswa terhadap materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV) masih kurang.

20 Juan D. Godino, Carmen Batanero and Vincent Font, The Onto-Semiotic Approach to

Research in Mathematics Education, 2007, h. 130. 21 Muhammad Faizul Humami Ula, β€œAnalisis Proses Menyelesaikan Masalah Aljabar

Menggunakan Onto-Semiotic Approach (OSA) Siswa Dibedakan Berdasarkan Gaya Kognitif”,

Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, h. 3.

8

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, peneliti membatasi

penelitian ini pada pengembangan bahan ajar berupa modul menggunakan

Onto-Semiotic Approach (OSA) pada materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV) kelas VIII SMP.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar berupa modul dengan pendekatan

Onto-Semiotic Approach (OSA) pada materi SPLDV?

2. Bagaimana kualitas bahan ajar berupa modul dengan pendekatan Onto-

Semiotic Approach (OSA) pada materi SPLDV?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui prosedur pengembangan bahan ajar berupa modul dengan

pendekatan Onto-Semiotic Approach (OSA) pada materi SPLDV.

2. Mengetahui kualitas bahan ajar berupa modul dengan pendekatan Onto-

Semiotic Approach (OSA) pada materi SPLDV.

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Siswa

Membantu dan menumbuhkan motivasi bagi siswa dalam memahami

materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Modul ini juga

tersusun sistematis yang membantu siswa dalam kegiatan belajar mandiri.

2. Bagi Guru

Menjadi referensi dalam mengajar materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV) dan mempermudah guru dalam proses pembelajaran.

Selain itu dengan adanya modul ini diharapkan dapat menumbuhkan

motivasi guru dalam mengembangkan bahan ajar berupa modul yang sesuai

dengan karakteristik siswa.

9

3. Bagi Peneliti

Memberikan wawasan baru bagi peneliti dalam mengembangkan bahan

ajar yang berupa modul.

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar.1 Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara

sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan atau

suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.2 Bahan ajar atau

materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri

dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa

dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.3

Selain itu, bahan ajar juga dipahami sebagai segala bahan (baik itu

informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang

menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta

didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.4 Guru harus

memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum,

karakteristik sasaran dan tuntutan pemecahan masalah belajar.5

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan

ajar adalah segala bentuk bahan (tertulis maupun tidak tertulis) yang

disusun secara sistematis terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan

1 Agus Wasisto Dwi Doso Warso, Pembelajaran dan Penilaian Pada Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah Berdasarkan Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Graha Cendekia, 2017), h. 105. 2 Daryanto dan Aris Dwicahyo, Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, Rpp,

Phb, Bahan Ajar), (Yogyakarta: Gava Media, 2014), h. 171. 3 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung:

Refika Aditama, 2018), h. 263. 4 Andi Prastowo, Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar, (Depok: Prenadamedia

Group, 2018), h. 51. 5 Daryanto dan Aris Dwicaho, loc. cit.

10

sikap untuk membantu guru/pendidik dan peserta didik dalam proses

pembelajaran di kelas.

Bahan ajar menjadi salah satu komponen yang sangat penting

dalam proses pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar, siswa dapat

lebih mudah dalam memahami materi sehingga setiap kompetensi yang

harus dikuasai siswa pada proses pembelajaran tercapai dengan baik.

Bahan ajar juga dapat membantu guru dalam meningkatkan efektivitas

pembelajaran dan menghemat waktu guru dalam mengajar.

b. Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan:6

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum

dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar

yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial

siswa.

2. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di

samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Selain memiliki tujuan, pengembangan bahan ajar juga memiliki

manfaat bagi guru. Beberapa manfaat pengembangan bahan ajar bagi

guru yang diuraikan Kemendiknas sebagai berikut:7

1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai

dengan kebutuhan belajar peserta didik.

2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang menyajikan

satu sudut pandang kebenaran.

3. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai

referensi.

4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam

menulis bahan ajar.

6 Agus Wasisto Dwi Doso Warso, op. cit, h. 109. 7 Yunus Abidin, op. cit, h. 264.

11

5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru

dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih

percaya kepada gurunya.

6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan di

terbitkan.

Sejalan dengan manfaat penyusunan bahan ajar bagi guru, bagi

siswa pun penyusunan bahan ajar memiliki beberapa manfaat sebagai

berikut:8

1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi

ketergantungan terhadap kehadiran guru.

3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi

yang harus dikuasainya.

c. Jenis Bahan Ajar

Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat

dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:9

1. Bahan cetak (printed) seperti handout, buku, modul, lembar kerja

siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model/maket.

2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact

disk, film.

4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)

seperti CAI (Computer Assisted Intruction), compact disk (CD)

multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web

(web based learning materials).

8 Yunus Abidin, loc. cit. 9 Agus Wasisto Dwi Doso Warso, op. cit, h. 112-113.

12

2. Modul

Modul adalah bahan ajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan

kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil

dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu

agar siswa menguasai kompetensi yang diajarkan.10

Menurut Daryanto modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang

dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat

pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta

didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.11

Selain itu, S. Nasution mengemukakan bahwa modul dapat

dirumuskan sebagai: suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan

terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu

siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan

jelas.12

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa modul adalah salah satu bahan ajar yang terdiri dari

suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun secara sistematis untuk

membantu siswa dalam belajar mandiri sehingga siswa dapat menguasai

kompetensi yang diajarkan.

Penggunaan modul sebagai fasilitas atau sumber belajar telah banyak

diterapkan dan dikembangkan, dengan tujuan:13

1. Mempersingkat waktu yang diperlukan oleh siswa untuk menguasai

tugas pelajaran tersebut.

2. Menyediakan waktu sebanyak yang diperlukan oleh siswa dalam batas-

batas yang dimungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang

teratur.

10 Sitti Fatimah S. Sirate dan Risky Ramadhana, Pengembangan Modul Pembelajaran

Berbasis Keterampilan Literasi, Vol. VI, No. 2, 2017, h. 319. 11 Daryanto, Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar,

(Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 9. 12 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT

Bumi Aksara, 2013), Cet ke-16, h. 205. 13 Sitti Fatimah S. Sirate dan Risky Ramadhana, op.cit, h. 319-320.

13

Selain memiliki tujuan, modul juga memiliki manfaat bagi siswa,

antara lain:14

1. Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.

2. Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari diluar kelas dan

diluar jam pembelajaran.

3. Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

4. Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan

latihan yang disajikan dalam modul.

5. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung

dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi

belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang

diperlukan sebagai berikut.15

1. Self Instruction

Self Instruction merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan

karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan

tidak tergantung pada pihak lain.

2. Self Contained

Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang

dibutuhkan termuat dalam modul ini. Karakteristik tersebut

memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi

pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu

kesatuan yang utuh.

14 M. Taufik Aditia dan Novianti Muspiroh, Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis

Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat Dan Islam (Salingtemasis) dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem Kelas X Di Sma NU (Nadhatul Ulama) Lemahabang

Kabupaten Cirebon, Jurnal Scientiae Educatia, Vol. 2, 2013, h. 8. 15 Daryanto dan Aris Dwicahyo, op.cit, h. 187-188.

14

3. Stand Alone (Berdiri Sendiri)

Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang

tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan

bersama-sama dengan bahan ajar lain.

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi.

5. User Friendly (Bersahabat)

Modul hendaknya memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat

dengan pemakainya. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan

merupakan salah satu bentuk user friendly.

Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan

fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif dan menarik, modul

perlu dirancang dan dikembangkan dengan beberapa elemen mutu modul.

Menurut Daryanto, terdapat enam elemen mutu modul yang akan

dikemukakan sebagai berikut.16

1) Format

a. Penggunaan kolom tunggal atau multi harus sesuai dengan bentuk

dan ukuran kertas yang digunakan.

b. Penggunaan format kertas secara vertikal atau horizontal harus

memperhatikan tata letak dan format pengetikan.

c. Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap, hal ini

bertujuan untuk sesuatu yang dianggap penting. Tanda (icon) dapat

berupa gambar, cetak tebal, cetak miring atau lainnya.

2) Organisasi

a. Menampilkan peta konsep yang menggambarkan cakupan materi

yang akan dibahas dalam modul.

16 Daryanto, op. cit, h. 13-15.

15

b. Isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang

memudahkan para peserta didik memahami materi pembelajaran.

c. Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi agar informasi

mudah di mengerti oleh para peserta didik.

d. Penyusunan antar bab, unit dan antar paragraf dengan susunan dan

alur yang mudah dipahami oleh para peserta didik.

e. Penyusunan antar judul, subjudul dan uraian yang mudah diikuti

oleh para peserta didik.

3) Daya Tarik

a. Bagian sampul (cover) depan, dengan mengkombinasikan warna,

gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi.

b. Bagian isi modul dengan menempatkan gambar atau ilustrasi,

pencetakan huruf tebal, garis miring, garis bawah atau warna dari

teks.

c. Tugas dan latihan dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat

menarik.

4) Bentuk dan Ukuran Huruf

a. Bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca.

b. Perbandingan huruf yang proporsional antar judul, subjudul dan isi

materi.

c. Menghindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena

dapat membuat proses membaca menjadi sulit.

5) Ruang (Spasi Kosong)

Spasi kosong dapat berfungsi untuk menambahkan catatan penting

dan memberikan kesempatan jeda kepada para peserta didik.

Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di beberapa tempat seperti:

a. Ruangan sekitar judul bab dan sub bab.

b. Batas tepi, batas tepi yang luas memaksa perhatian para peserta

didik untuk masuk ke tengah-tengah halaman.

c. Spasi antar kolom, semakin lebar kolomnya maka semakin luas

spasi diantaranya.

16

d. Pergantian antar bab atau bagian.

6) Konsistensi

a. Bentuk dan huruf secara konsisten dari halaman ke halaman.

Usahakan agar tidak menggabungkan beberapa cetakan dengan

bentuk dan ukuran huruf yang terlalu banyak variasi.

b. Jarak spasi konsisten. Jarak antar judul dengan baris pertama,

antara judul dengan teks utama. Jarak baris atau spasi yang tidak

sama dapat mengurangi estetika modul.

c. Tata letak pengetikan yang konsisten, baik pola pengetikan ataupun

batas-batas pengetikan.

Beberapa komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat dalam

modul, yaitu:17

1. Pedoman guru

Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat

diselenggarakan secara efisien.

Petunjuk guru secara secara umum berisikan:

a. Fungsi modul serta kedudukannya dalam kesatuan program

pengajaran.

b. Kemampuan khusus yang perlu dikuasai terlebih dahulu sebagai

prasyarat.

c. Penjelasan singkat tentang istilah-istilah.

Petunjuk guru secara khusus, berisikan:

a. Topik yang dikembangkan dalam modul.

b. Kelas yang bersangkutan.

c. Waktu yang diperlukan untuk modul tersebut.

d. Tujuan intruksional.

e. Pokok-pokok materi yang perlu dibahas.

f. Prosedur pengerjaan modul.

g. Penilaian.

17 Ibid, h. 179-181.

17

2. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh

siswa. Kegiatan pembelajaran disusun secara teratur langkah demi

langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Lembaran

kegiatan ini berisikan:

a. Petunjuk untuk murid mengenai topik yang akan dibahas,

pengarahan umum dan waktu yang tersedia untuk mengerjakannya.

b. Tujuan pelajaran yaitu berupa tujuan intruksional khusus yang ingin

dicapai dengan modul yang bersangkutan.

c. Pokok-pokok materi dan rinciannya.

d. Petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan belajar yang

harus ditempuh, yang diberikan secara terinci dan berkelanjutan

diselingi dengan pelaksanaan kegiatan.

3. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa berisi tugas-tugas atau persoalan-persoalan yang

harus dipecahkan oleh siswa.

4. Kunci Lembaran Kerja

Kunci lembaran kerja berisi jawaban yang diharapkan tentang tugas-

tugas yang dikerjakan oleh siswa pada waktu melaksanakan kegiatan

belajar dengan menggunakan lembar kerja. Dengan kunci jawaban ini,

siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya,

apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat

meninjau kembali pekerjaannya.

5. Lembaran Tes

Lembaran tes merupakan alat evaluasi yang digunakan sebagai alat

pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah

dirumuskan dalam modul. Lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai

keberhasilan siswa dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam

modul tersebut.

6. Kunci Lembaran Tes

18

Kunci lembaran tes berisi jawaban yang benar untuk setiap soal yang

ada dalam lembaran penilaian yang digunakan sebagai alat koreksi

sendiri terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Setelah mengetahui kompenen-komponen atau unsur-unsur modul.

Jenis-jenis modul menurut Prastowo dapat dibedakan sebagai berikut:18

a. Menurut Penggunaannya

Dilihat dari pengunaanya, modul terbagi menjadi dua macam, yaitu

modul untuk peserta didik dan modul untuk pendidik. Modul untuk

peserta didik berisi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik,

sedangkan modul untuk pendidik berisi petunjuk pendidik, tes akhir

modul, dan kunci jawaban akhir modul.

b. Menurut Tujuan Penyusunannya

Menurut Vembrianto, jenis modul menurut tujuan penyusunannya

ada dua yaitu:

1) Modul Inti

Modul inti adalah modul yang disusun dari kurikulum dasar, yang

merupakan tuntutan dari pendidikan dasar umum yang diperlukan

oleh seluruh warga Negara Indonesia. Modul pengajaran ini

merupakan hasil penyusunan dari unit-unit program yang disusun

menurut tingkat (kelas) dan bidang studi (mata pelajaran). Adapun

unit-unit program itu sendiri diperoleh dari hasil penjabaran

kurikulum dasar.

2) Modul Pengayaan

Modul pengayaan adalah modul hasil dari penyusunan unit-unit

program pengayaan yang berasal dari program pengayaan yang

bersifat memperluas. Modul ini disusun sebagai bagian dari usaha

untuk mengakomodasi peserta didik yang telah menyelesaikan

dengan baik program pendidikan dasarnya melalui teman-temannya.

18 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: DIVA,

2015), h. 110-111.

19

3. Onto-Semiotic Approach (OSA)

a. Pengertian Onto-Semiotic Approach (OSA)

Istilah semiotic berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda

atau dari kata semeiotikos, yang berarti teori tanda. Menurut Paul

Colbey, kata dasar semiotik dapat pula diambil dari kata seme (Yunani)

yang berarti penafsir tanda.19 Sedangkan Peirce memaknai semiotik

sebagai studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya;

cara berfungsinya (sintaksis semiotik) dan hubungan dengan tanda-

tanda lain (semantik semiotic). Peirce, berpendapat bahwa penalaran

manusia senantiasa dilakukan lewat tanda, artinya manusia hanya

mampu bernalar melalui tanda.20

Menurut Saussure semiotik disebut semiologi. Saussure

mendasarkan semiologi pada anggapan bahwa perbuatan dan tingkah

laku manusia akan membawa sebuah makna, serta makna suatu tanda

bukanlah makna bawaan melainkan dihasilkan lewat sistem tanda yang

dipakai dalam kelompok orang tertentu.21 Selain itu, semiotik adalah

ilmu yang mempelajari tentang tanda yang mampu mengetahui

bagaimana tanda tersebut berfungsi dan menghasilkan makna. Dalam

matematika, semiotik dapat berupa grafik, tabel, simbol, gambar, dan

lain-lain.22 Sehingga, semiotik pada penelitian ini yaitu ungkapan

tentang objek matematika yang berupa grafik, tabel, simbol, gambar

dan lainnya untuk mengetahui bagaimana objek tersebut berfungsi dan

menghasilkan makna.

Selain semiotik, teori yang mendasari munculnya pendekatan onto-

semiotic yaitu ontologi. Ontologi merupakan cabang ilmu filsafat yang

19 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotika, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), h. 19-20. 20 Ibid., h. 22-23. 21 Muhammad Faizul Humami Ula, β€œAnalisis Proses Menyelesaikan Masalah Aljabar

Menggunakan Onto-Semiotic Approach (OSA) Siswa Dibedakan Berdasarkan Gaya Kognitif”,

Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018, h. 19. 22 Nur Wahidatul Hasanah, Pendekatan Onto-Semiotic Siswa dalam Pemecahan Masalah

Matematika Siswa ditinjau dari Kemampuan Matematika, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,

Vol. 8, 2019. h. 35.

20

mempelajari tentang hakikat suatu objek. Dalam kaitan dengan ilmu,

landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah?

Bagaimana wujud dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara

objek tersebut dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa

dan mengindra) yang menghasilkan pengetahuan.23 Sehingga ontologi

yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kajian tentang objek

matematika dalam pendekatan onto-semiotic yang mempertanyakan

tentang objek yang ditelaah, wujud dari objek, makna objek dan

hubungan objek dengan daya tangkap manusia untuk suatu

pengetahuan.

Peran ontologi sebagai filsafat ilmu dalam pembelajaran

matematika yaitu memperjelas hakikat matematika dan pembelajaran

matematika. Pendidikan matematika dimulai dengan memahami

ontologi matematika sekolah, salah satunya adalah memahami

karakteristik matematika sekolah yang disesuaikan dengan tingkat

perkembangan intelektual peserta didik. Oleh karena itu guru

matematika memiliki peran penting dalam membelajarkan hakikat

matematika sehingga diharapkan siswa memiliki pemahamanan

matematika yang bermakna dan berguna bagi kehidupannya kelak.24

Pendekatan onto semiotic untuk pengetahuan dan pengajaran

matematika adalah kerangka teoritis dan metodologis yang telah

dikembangkan sejak tahun 1994 oleh Godino, dkk.25 Godino dan Font

mengembangkan pengertian tentang makna dari objek matematika dan

hubungannya dengan pemahaman. Godino juga menjelaskan secara

spesifik model ontologis dan semiotik. Godino mengkolaborasi

23 Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h. 151. 24 Marion Reba’i, Ontologi, 2014, h. 9, (http://academia.edu). Diakses tanggal 18

September 2020. 25 Luis R. Pino-Fan et.al, The Theory of Registers of Semiotic Presentation and The

OntoSemiotic Approach to Mathematical Cognition and Instruction: Linking Looks for the Study of

Mathematical Understanding, Proceedings of 39th Psychology of Mathematics Education

Conference, Vol.4, 2015, h.35.

21

ontologi dan semiotik untuk menggambarkan aktivitas matematika dan

proses berkomunikasi, dengan tujuan membuat kemajuan dalam

mengembangkan ontologi dan semiotik untuk mempelajari proses

penafsiran sistem tanda yang digunakan dalam matematika.26

Onto semiotic approach merupakan pendekatan pemecahan

masalah yang memperhatikan makna dari objek matematika. Hal ini

sejalan dengan pendapat Godino bahwa onto semiotic approach

bertujuan untuk mengatasi masalah pemaknaan dan representasi

dengan menguraikan sifat-sifat objek matematika secara eksplisit.27

Konfigurasi objek matematika dalam onto semiotic approach menurut

Godino dapat dilihat pada gambar berikut.28

Gambar 2 1

Konfigurasi Objek Matematika dalam Onto-Semiotic Approach

Pada gambar diatas dijelaskan tentang praktek matematika dalam

perspektif OSA. Pertama, dipusatnya terdapat aktivitas atau kegiatan

matematika (practices) yang dapat diartikan sebagai kombinasi dari

26 Juan D. Godino, Carmen Batanero and Vincent Font, The Onto-Semiotic Approach to

Research in Mathematics Education, The International Journal on Mathematics Education, Vol. 39

(1–2), 2007, h.128. 27 Juan D. Godino and Vincent Font, The Theory of Representation as Viewed from the

Onto Semiotic Approach to Mathematics Education, Mediterranean Journal for Research in

Mathematics Education, Vol. 9, 2010, h. 190. 28 Juan D. Godino, Carmen Batanero and Vincent Font, op.cit, h. 132.

22

praktek operatif (dimana teks matematika dapat dibaca dan dibuat) dan

praktek diskursif (yang merefleksikan praktek operatif).29 Sisi luarnya

terdapat enam objek utama matematika yang terlibat dalam praktek

tersebut yang saling berhubungan satu sama lain kemudian membentuk

susunan kognitif. Enam objek tersebut, yaitu:30

1. Language (bahasa) meliputi istilah-istilah matematika (simbol,

tanda, grafik, gambar, dll) yang digunakan dalam memecahkan

masalah matematika.

2. Situations (konteks) meliputi permasalahan, latihan soal dan lain-

lain yang berfungsi untuk meningkatkan dan mengkontekstualkan

aktivitas berpikir.

3. Concept (konsep) didapatkan melalui definisi, deskripsi yang

berupa angka, titik, garis lurus, fungsi dan lain-lain.

4. Proposition (proposisi) meliputi teorema atau dalil, sifat-sifat dan

lain-lain yang memiliki fungsi sama yaitu menghubungkan antar

konsep.

5. Procedures (prosedur) meliputi operasi matematika, algoritma dan

langkah-langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah

matematika.

6. Arguments (argumen) berfungsi untuk membenarkan atau

memvalidasi suatu pernyataan serta menjelaskan prosedur dan

proposisi baik secara deduktif maupun induktif.

Dalam pendekatan onto semiotik, gagasan tentang β€œsistem

praktek” memainkan peran penting untuk pengajaran dan pembelajaran

matematika, sistem praktek adalah hal yang penting dalam kegiatan

belajar dan mengajar matematika, praktek yang dimaksud adalah segala

perbuatan atau perwujudan yang dilakukan seseorang untuk

menyelesaikan masalah matematika, untuk mengkomunikasikan

29 Luis R, Pino-Fan et.al, loc.cit. 30 Juan D. Godino, Carmen Batanero and Vincent Font, op.cit, h. 130.

23

solusinya kepada orang lain serta untuk memvalidasi solusi dan

menerapkannya pada konteks atau masalah lain.31 Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan onto semiotik

merupakan pendekatan yang berbasis problem solving atau pemecahan

masalah.

b. Tahapan Penyelesaian Masalah Aljabar Menggunakan Onto-

Seiotic Approach (OSA)

Menurut pengertiannya, onto semiotic approach merupakan salah

satu pendekatan pemecahan masalah. Sehingga penulis mencantumkan

langkah penyelesaian masalah menurut G. Polya. Polya

mengungkapkan bahwa dalam memecahkan masalah terdapat 4

langkah yang perlu diperhatikan yaitu: (1) Memahami masalah, (2)

Merencanakan penyelesaian, (3) Melakukan penyelesaian, dan (4)

Memeriksa kembali32 Sedangkan tahapan penyelesaian masalah yang

lain yang digunakan dalam onto-semiotic approach diantaranya adalah

yang diterapkan oleh Gusmao pada penelitiannya tentang lembar kerja

mahasiswa pendidikan guru matematika tahun pertama tentang

probabilitas, langkah-langkahnya yaitu: (1) Answer some question, (2)

Carried out experiment, (3) Construct a diagram, (4) Compare between

theoretical and experimen.33 Dalam jurnal lain tentang pembelajaran

diagram kartesius berbasis onto-semiotik untuk siswa sekolah dasar

yang menyatakan hubungan antara tinggi badan dan umur sekelompok

orang yang sedang antri di halte, tahapan penyelesaian masalahnya

adalah: 1) Pahami masalah dan instruksi untuk menyelesaikan masalah;

31 Luis R. Pino-Fan et. al, loc.cit. 32 Dian Fitri Argarini, Analisis Pemecahan Masalah Berbasis Polya pada Materi Perkalian

Vektor Ditinjau dari Gaya Belajar, Jurnal Matematika dan Pembelajaran, Vol. 6, No. 1, 2018, h. 92. 33 Tania Gusmao et.al, A Semiotic Analysis of β€˜Monica’s Random Walk’: Activity to Teach

Basic Concepts of Probability, dalam C. Reading (Ed.), Data and Context in Statistic Education:

Towards an Evidence-based Society, Proceedings of the Eighth International Conference on

Teaching Statistics, (Netherland: International Statistical Institute, 2010), h. 2.

24

2) Pahami gambar; 3) Lengkapi diagram berdasarkan gambar; 4)

Selesaikan masalah berdasarkan gambar dan diagram.34

Berikut ini penulis menetapkan tahapan pendekatan onto-semiotik

menurut Vicenc Font dkk, yang akan digunakan dalam penelitian ini,

yaitu:35

1. Mengidentifikasi Masalah dan Rencana Penyelesaian

Tahap ini siswa diminta untuk memahami masalah, memahami

penyelesaian yang diminta, serta mengidentifikasi serta

mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Siswa juga diminta untuk

merepresentasikan masalah dalam bentuk matematika (kalimat,

model, gambar, grafik atau notasi), setelah itu siswa diminta

merencanakan langkah seperti apa yang akan dilakukan untuk

menyelesaikan masalah tersebut.

2. Mendeskripsikan Penyelesaian Secara Matematis

Tahap ini siswa menyelesaikan masalah matematika dengan

menggunakan langkah yang telah direncanakan dan informasi yang

telah dikumpulkan dari soal, serta menggunakan representasi yang

dibuat di tahap 1.

3. Menyimpulkan Hasil Akhir Penyelesaian

Tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan representasi

dan penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa. Penarikan

kesimpulan ini menggunakan pemahaman dan bahasa siswa sendiri,

bertujuan agar siswa membangun sendiri pengetahuannya.

34 R. Bjuland, The Mediating Role of a Teacher’ Use of Semiotic Resources in Pupils’ Early

Algebraic Reasoning, ZDM Mathematics Education, 2012, h. 669 35 Vicenc Font, Juan D. Godino and Angel Contreras, From Representations to Onto-

Semiotic Configurations in Analysing Mathematics Teaching and Learning Processes, Semiotic in

Mathematics Education: Epistemology, History, and Culture, 2008, h. 158.

25

4. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Persamaan adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama

dengan (=).36 Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan

belum diketahui nilai kebenarannya.37

Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) merupakan materi

aljabar yang selalu dikaitkan dengan pemodelan matematis, pemodelan

matematis merupakan membangun model matematis dari situasi masalah

dunia nyata melalui matematisasi dan dematematisasi. SPLDV merupakan

materi dalam pembelajaran matematika yang membahas permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari, seperti menentukan harga suatu barang,

menentukan panjang atau lebar sebidang tanah, dan sebagainya. SPLDV

juga identik dengan soal berbentuk cerita.38

Sebelum mempelajari Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV) kita terlebih dahulu harus mengenal apa yang dimaksud dengan

variabel, koefisien dan konstanta. Variabel adalah lambang pengganti suatu

bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga

peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.39

Koefisien adalah sebuah bilangan yang menyatakan banyaknya variabel

yang bersangkutan. Banyaknya variabel di sini bukan bermakna banyaknya

objek (yang bermakna penjumlahan), melainkan bermakna banyaknya

bilangan dari variabel tersebut, sehingga koefisien dan variabel yang

bersangkutan berada dalam konteks operasi perkalian.40 Konstanta adalah

suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat

36 Dewi Nuharini, Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP

dan MTs, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 106. 37 Ibid., hal. 105 38 Ade Citra Juniarti dan Rafiq Zulkarnaen, Studi Kasus Kemampuan Abstraksi Matematis

Siswa Kelas X Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV), Prosiding Seminar

Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Sesiomadika 2019, 2019, h. 401. 39 Dewi Nuharini, op. cit, h. 80. 40 Agus Prianto, Kajian Materi Aljabar dan Komunikasi Matematis, Indonesian Digital

Journal of Mathematics and Education, Vol. 2, 2014, h. 3.

26

variabel.41 Konstanta merupakan nilai tetap (tertentu) yang terdapat pada

kalimat terbuka.42

A. Persamaan Linear Dua Variabel

1. Mengenal Persamaan Linear Dua Variabel

Perhatikan contoh persamaan-persamaan berikut.

a. π‘₯ + 𝑦 = 5 (PLDV)

b. 4π‘Ž – 2 = 9 (bukan PLDV karena hanya memuat

satu variabel)

c. 3𝑝 – 3π‘Ÿ = 10 (PLDV)

d. 2π‘š – 5𝑛 + 8 = 0 (PLDV)

e. 3𝑏2 – 4π‘Ž = 2 (bukan PLDV karena pangkat

tertinggi dari variabel nya adalah 2,

yaitu 3b2)

Berdasarkan persamaan-persamaan di atas dapat dilihat bahwa

persamaan linear dua variabel memiliki ciri-ciri: 1) memuat 2

variabel, 2) pangkat tertinggi dari variabel nya adalah 1. Sehingga

persamaan linear dua variabel adalah sebuah persamaan yang

mempunyai dua variabel, dengan masing-masing variabel

memiliki pangkat tertinggi satu dan tidak ada perkalian di antara

kedua variabel tersebut.43

Beberapa contoh persamaan linear dua variabel lainnya adalah

sebagai berikut.

a. 3π‘₯ + 2𝑦 = 5

b. 𝑝 + 2π‘ž = 0

c. 2π‘₯ – 𝑦 – 5 = 1

41 Dewi Nuharini, op. cit, h.81. 42 Ibid, h.105. 43 J. Dris dan Tasari, Matematika Jilid 2 Untuk SMP dan MTs Kelas VIII, (Jakarta: Pusat

Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 80.

27

Berdasarkan contoh di atas persamaan linear dua variabel dapat

dinyatakan dalam bentuk π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 𝑐 dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) π‘Ž adalah koefisien dari π‘₯.

2) 𝑏 adalah koefisian dari 𝑦.

3) π‘₯ dan 𝑦 adalah variabel.

4) 𝑐 adalah konstanta.

5) π‘Ž, 𝑏, 𝑐 adalah bilangan real.

6) π‘Ž β‰  0, 𝑏 β‰  0

7) Pangkat atau eksponen dari x dan y adalah 1.44

2. Penyelesaian dari Persamaan Linear Dua Variabel

Bentuk umum persamaan linear dua variabel adalah π‘Žπ‘₯ +

𝑏𝑦 = 𝑐 sehingga grafik persamaan π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 𝑐 pada diagram

Cartesius akan berbentuk garis lurus. Selain itu karena penyelesaian

persamaan linear dua variabel terdiri atas penyelesaian untuk nilai

π‘₯ dan juga penyelesaian untuk nilai 𝑦 maka penyelesaian persamaan

linear dua variabel akan berbentuk himpunan {(π‘₯, 𝑦) |π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 =

𝑐; π‘₯, 𝑦 ∈ 𝑅}.45

Dalam persamaan linear dua variabel, terdapat dua variabel

sehingga kita harus mempunyai sepasang bilangan (masing-masing

satu untuk setiap variabel) sebagai penyelesaian. Perhatikan

persamaan berikut.

π‘₯ + 𝑦 = 5

Dari persamaan tersebut kita dapat menentukan nilai π‘₯ dan nilai

𝑦 yang memenuhi persamaan sehingga jika nilai π‘₯ dan 𝑦 dijumlah

akan menghasilkan 5. Beberapa nilai π‘₯ dan 𝑦 yang memenuhi

persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

0 + 5 = 5 π‘₯ = 0, 𝑦 = 5

44 Marsigit, dkk, Matematika 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 93. 45 Ibid, h. 94.

28

1 + 4 = 5 π‘₯ = 1, 𝑦 = 4

2 + 3 = 5 π‘₯ = 2, 𝑦 = 3

3 + 2 = 5 π‘₯ = 3, 𝑦 = 2

4 + 1 = 5 π‘₯ = 4, 𝑦 = 1

5 + 0 = 5 π‘₯ = 5, 𝑦 = 0

Penyelesaian ini dapat ditulis sebagai pasangan berurutan

berbentuk himpunan (π‘₯, 𝑦) yaitu {(0,5), (1,4), (2,3), (3,2),

(4,1), (5,0)}. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa

himpunan penyelesaian dari persamaan linear dua variabel adalah

lebih dari satu penyelesaian (banyak penyelesaian).46

B. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

1. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem persamaan linear dua variabel adalah sistem persamaan

yang dibangun dari beberapa persamaan linear dua variabel.

Berikut beberapa contoh sistem persamaan linear dengan dua

variabel.

a. {4π‘₯ + 5𝑦 = 202π‘₯ + 6𝑦 = 12

b. {5𝑝 + 5π‘ž = 250003𝑝 + 6𝑦 = 24000

c. {3π‘š + 𝑛 = 6π‘š + 𝑛 = 4

Dari beberapa contoh tersebut dapat diketahui bentuk umum

dari sistem persamaan linear dengan dua variabel sebagai berikut.

{π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 𝑐 (𝑃𝐿𝐷𝑉 1)𝑑π‘₯ + 𝑒𝑦 = 𝑓 (𝑃𝐿𝐷𝑉 2)

Nilai x dan y untuk kedua persamaan linear dua variabel di atas

adalah nilai yang sama, baik untuk PLDV 1 maupun PLDV 2. Hal

ini karena nilai x dan y untuk kedua PLDV adalah himpunan

penyelesaian yang tunggal dan memenuhi kedua PLDV. Dengan

46 J. Dris, op.cit, h. 81.

29

demikian, dapat dikatakan kedua PLDV di atas memiliki

keterkaitan satu sama lain yang disebut sistem.47

2. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem persamaan linear dua variabel memiliki tiga metode

penyelesaian. Ketiga metode tersebut adalah metode grafik,

metode substitusi, dan metode eliminasi.

a. Metode Grafik

Sesuai dengan namanya, metode ini menggunakan grafik untuk

menentukan himpunan penyelesaian suatu SPLDV. Secara

umum ada tiga situasi yang dapat terjadi ketika dua persamaan

linear digambarkan. Berpotongan pada satu titik, sejajar tanpa

pernah berpotongan, atau dua persamaan yang berbeda namun

menjadi garis yang sama. Sehingga suatu sistem dapat

memiliki satu solusi, tidak punya solusi atau solusi tak

terhingga.48

Gambar 2 2

Garis berpotongan, memiliki satu solusi

47 Ibid. 48 Afidah Khairunnisa, Matematika Dasar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.

152-153.

30

Gambar 2 3

Garis sejajar, tidak memiliki solusi

Gambar 2 4

Garis berhimpit, memiliki solusi tak terhingga

Berikut ini langkah-langkah untuk menyelesaikan SPLDV

dengan menggunakan metode grafik.

1) Gambarlah seluruh grafik PLDV yang terdapat pada

SPLDV tersebut pada koordinat Cartesius yang sama.

2) Perhatikan hubungan kedua garis pada grafiknya.

1. Jika kedua garis berpotongan pada satu titik maka

memiliki satu himpunan penyelesaian. Tentukan titik

potong grafik-grafik PLDV tersebut untuk

memperoleh himpunan penyelesaiannya.

2. Jika kedua garis sejajar maka SPLDV tidak

mempunyai himpunan penyelesaian.

3. Jika kedua garis berhimpit maka himpunan

penyelesaiannya tak terhingga.49

49 Sri Jumini, Buku Ajar Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi, (Jawa Tengah:

Mangku Bumi, 2017, h. 58.

31

b. Metode Substitusi

Metode substitusi merupakan salah satu metode yang sering

digunakan karena cukup mudah penggunaannya. Substitusi

berarti penggantian sehingga cara pada metode ini adalah

dengan mensubstitusi (mengganti) variabel tertentu sehingga

nilai variabel lainnya dapat ditentukan. Misalnya, diberikan

SPLDV sebagai berikut.

{π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 𝑐 𝑑π‘₯ + 𝑒𝑦 = 𝑓

Langkah-langkah menyelesaikan SPLDV tersebut dengan

metode substitusi adalah sebagai berikut.

1) Perhatikan persamaan π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 𝑐. Jika 𝑏 β‰  0, maka

nyatakanlah 𝑦 dalam π‘₯. Dapat diperoleh: 𝑦 =𝑐

π‘βˆ’

π‘Ž

𝑏π‘₯

2) Substitusikan y pada persamaan kedua. Akan diperoleh

PLSV yang berbentuk 𝑑π‘₯ + 𝑒 (𝑐

π‘βˆ’

π‘Ž

𝑏π‘₯) = 𝑓

3) Selesaikan PSLV tersebut untuk mendapatkan nilai π‘₯.

4) Substitusikan nilai π‘₯ yang telah diperoleh pada persamaan

yang digunakan pada langkah 1 untuk mendapatkan nilai

𝑦.50

c. Metode Eliminasi

Eliminasi berarti penghapusan. Dengan demikian, cara

menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi adalah

menghapus salah satu variabel dari PLDV tersebut. Misalnya

diberikan SPLDV sebagai berikut.

{π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 𝑐 𝑑π‘₯ + 𝑒𝑦 = 𝑓

Langkah-langkah menyelesaikan SPLDV tersebut dengan

menggunakan metode eliminasi adalah sebagai berikut.

1) Melakukan eliminasi variabel π‘₯ untuk mendapatkan nilai 𝑦.

50 Marsigit, op.cit, h. 98-99.

32

2) Melakukan eliminasi variabel 𝑦 untuk mendapatkan nilai

π‘₯.51

d. Campuran Eliminasi dan Substitusi

Metode eliminasi dan substitusi dapat digunakan secara

bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan

linear dua variabel, dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Eliminasikan (hilangkan) salah satu peubah, misalnya

peubah x sehingga diperoleh nilai peubah y.

2) Substitusikan nilai peubah y yang diperoleh pada langkah 1

ke salah satu persamaan.52

b. Memodelkan Sistem Persamaan Linear

Untuk memodelkan sistem persamaan, digunakanlah panduan

sebagai berikut:

1. Identifikasikan variabel. Identifikasi kuantitas dari

permasalahan yang diminta penyelesaiannya. Hal ini dapat

diketahui dengan membaca secara cermat pertanyaan yang

51 Ibid, h. 101. 52 Sri Jumini, op.cit, h. 57.

33

diajukan pada akhir masalah. Perkenalkan notasi untuk variabel

(misalkan x dan y atau huruf lainnya).

2. Menyatakan kuantitas yang tidak diketahui dalam suatu suku

variabel. Baca permasalahan lagi dan nyatakan semua kuantitas

yang disebutkan dalam permasalahan ke dalam bentuk

variabel.

3. Buatlah sistem persamaan. Temukan fakta penting dari

permasalahan yang berhubungan dengan pernyataan yang

didapat dari langkah 2. Buatlah sistem persamaan (atau sebuah

model) yang menyatakan hubungan tersebut.

4. Tentukan penyelesaian sistem dan menerjemahkan hasilnya.

Tentukan penyelesaian dari sistem yang didapat dari langkah 3,

periksa hasilnya, dan nyatakan jawaban akhir sebagai kalimat

yang menjawab pertanyaan yang diajukan.53

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Tania Gusmao, dkk yang berjudul β€œA

Semiotic Analysis of β€˜Monica’s Random Walk’: Activity to Teach Basic

Concepts of Probability”. Penelitian ini dilakukan kepada 29 orang

mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Brazil pada materi probabilitas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

(action research). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan

mengevaluasi pengajaran β€œMonica’s random walk” yang memperkenalkan

konsep dasar probabilitas untuk pendidikan dasar. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa pendekatan onto semotik dapat membantu mahasiswa

dalam memahami konsep dasar probabilitas yang belum pernah mereka

ketahui sebelumnya. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk melihat

53 Afidah Khairunnisa, op. cit, h. 156.

34

lebih dekat objek-objek yang terlibat dalam aktivitas matematika yang

bertujuan untuk perencanaan yang lebih baik.54

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurrahmi Putri yang berjudul β€œPengaruh

Pendekatan Onto-Semiotik terhadap Kemampuan Penalaran Logis

Matematis Siswa”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan terhadap 62 siswa di kelas

IX yang terbagi ke dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan masing-masing kelas ekperimen dan kelas kontrol berjumlah 31

siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kemampuan

penalaran logis siswa yang diajar dengan pendekatan onto-semiotik dan

siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi peluang.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kemampuan penalaran logis siswa

yang diajar dengan pendekatan onto-semiotik lebih tinggi daripada

kemampuan penalaran logis matematis siswa yang diajar dengan

pembelajaran konvensional sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan

onto semiotik dapat meningkatkan kemampuan penalaran logis siswa

terhadap materi peluang.55

3. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Umam, dkk yang berjudul

β€œMathematical Meaning in Modelling Context Through The Onto-

Semiotics Approach”. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMP pada

materi teroma phytagoras. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk

mengimplementasikan pendekatan onto semiotik untuk menganalisis

makna konseptual matematis dalam konteks pemodelan yang sesuai

dengan penggunaan objek matematika pada materi phytagoras. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memvisualisasikan situasi nyata

54 Tania Gusmao et.al, A Semiotic Analysis of β€˜Monica’s Random Walk’: Activity to Teach

Basic Concepts of Probability, dalam C. Reading (Ed.), Data and Context in Statistic Education:

Towards an Evidence-based Society, Proceedings of the Eighth International Conference on

Teaching Statistics, 2010. 55 Nurrahmi Putri, β€œPengaruh Pendekatan Onto-Semiotik terhadap Kemampuan Penalaran

Logis Matematis Siswa”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2017.

35

baik dalam proses konstruksi mental dan konteks menggambar, siswa perlu

memahami masalah sebelum mengkomunikasikan ide ke dalam konsep

matematika. Untuk mengkomunikasikan gagasan, beberapa simbol dan

fungsi, semiotika memegang peranan penting dalam memahami masalah.

Dalam hal ini pendekatan onto semiotik telah melihat bahwa notasi dan

argumen memainkan sebuah aturan penting dalam proses pemodelan.56

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sumaritoyo Ryananda yang berjudul

β€œPengembangan Modul Matematika Realistik pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Berbasis Masalah pada Siswa

SMP”. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian

pengembangan (Research and Development). Penelitian ini bertujuan

untuk menghasilkan modul matematika realistik berbasis masalah pada

siswa SMP dan mengetahui kualitas modul yang telah dikembangkan

berdasarkan aspek kevalidan dan kepraktisan pada pembelajaran materi

persamaan linear dua variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

modul matematika sistem persamaan linear dua variabel berbasis realistik

yang telah dikembangkan memenuhi kriteria valid dan praktis.57

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, terbukti bahwa pendekatan

onto semiotik dapat membantu siswa dalam memahami konsep dan

meningkatkan beberapa kemampuan matematika. Selain itu, pendekatan onto-

semiotik juga berperan penting dalam proses pemodelan. Dalam hal ini objek-

objek matematika yang terdapat dalam pendekatan onto semiotik seperti,

simbol, notasi sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami

masalah sehingga siswa dapat mengkomunikasikan ide tersebut ke dalam

konsep matematika. Penelitian yang akan dilakukan kali ini akan mengacu

kepada bukti-bukti tersebut dan menggunakannya kembali untuk meneliti

56 Khoirul Umam, dkk, Mathematical Meaning in Modelling Context Through The Onto-

Semiotics Approach, International Journal of Insight for Mathematics Teaching, Vol. 1, No. 2,

2018. 57 Sumaritoyo Ryananda, β€œPengembangan Modul Matematika Realistik pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Berbasis Masalah pada Siswa SMP”, Skripsi pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwerejo, 2017.

36

sebuah penelitian pengembangan yang berjudul β€œPengembangan Bahan Ajar

Matematika menggunakan Onto-Semiotic Approach (OSA) pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).”

C. Kerangka Berpikir

Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

proses pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pembelajaran salah satunya

dipengaruhi oleh kesesuaian bahan ajar yang dipakai. Oleh karena itu, sangat

penting untuk seorang guru dalam melakukan pengembangan bahan ajar yang

menarik dan inovatif sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.

Pada kenyatannya, dalam proses pembelajaran guru belum banyak

melakukan variasi terhadap bahan ajar. Kurangnya variasi pada bahan ajar

dapat menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran karena sangat dimungkinkan jika bahan ajar tersebut tidak sesuai

dengan tingkat kebutuhan siswa. Hal ini juga akan berdampak kepada hasil

belajar siswa. Rendahnya pemahaman siswa menyebabkan hasil belajar siswa

menjadi rendah. Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman tersebut

diperlukan bahan ajar yang menarik, inovatif, kontekstual dan sesuai dengan

tingkat kebutuhan siswa.

Pada penelitian ini materi yang digunakan adalah sistem persamaan linear

dua variabel dimana materi ini sangat berkaitan erat dengan simbol-simbol

yang merupakan salah satu objek matematika. Oleh karena itu, bahan ajar yang

digunakan pada materi ini adalah bahan ajar dengan pendekatan onto semiotik

yang dapat membantu siswa dalam memahami objek-objek matematika.

Tahapan penelitian ini mengikuti model pengembangan ADDIE, yakni

Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Tampilan

bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.6

sebagai berikut:

37

Gambar 2 5

Kerangka Berpikir

Proses Pembelajaran Matematika

Masalah:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Guru belum banyak menggunakan modul dalam proses pembelajaran.

3. Pemahaman siswa terhadap materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV) masih kurang.

Pengembangan bahan ajar matematika dengan menggunakan pendekatan onto-

semiotik pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Bahan ajar yang telah diuji kelayakan dan respon peserta didik dapat digunakan

guru untuk kegiatan pembelajaran

Analysis

Design

Development

implementation

Evaluation

Bahan ajar berupa

modul yang

menggunakan

pendekatan onto-

semiotik

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Penelitian pengembangan didefinisikan sebagai

kajian secara sistematik untuk merancang, mengembangkan dan mengevaluasi

program-program, proses dan hasil-hasil pembelajaran yang harus memenuhi

kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal.1 Penelitian pengembangan

merupakan tipe penelitian yang berbeda dengan penelitian pendidikan karena

tujuan pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-

temuan uji lapangan kemudian direvisi dan seterusnya.2

Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model

pengembangan ADDIE. Model ADDIE ini dikembangkan secara sistematis

dan berpijak pada landasan teori desain pembelajaran. Model ini disusun secara

terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya

pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai

dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Model ini memiliki lima

langkah atau tahapan yang mudah dipahami dan diimplementasikan untuk

mengembangkan produk pengembangan seperti buku ajar, modul

pembelajaran, video pembelajaran, multimedia dan lain sebagainya. Model

ADDIE memberi peluang untuk melakukan evaluasi terhadap aktivitas

pengembangan pada setiap tahap sehingga dapat meminimalisir tingkat

kesalahan atau kekurangan produk pada tahap akhir model ini.3

B. Prosedur Pengembangan

Model pengembangan ADDIE termasuk ke dalam model pengembangan

prosedural, sehingga memiliki langkah-langkah yang tersusun secara

sistematis sebagai berikut:

1 Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan R2D2:

Teori dan Praktik, (Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute, 2020), h. 19. 2 Ibid, h. 20. 3 I Made Tegeh, dkk, Model Penelitian Pengembangan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),

h. 41.

39

1. Tahap Analysis (Analisis)

Tahap analisis adalah tahap awal yang dilakukan untuk mengembangkan

bahan ajar berupa modul. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis

kebutuhan, identifikasi masalah dan analisis tugas. Tujuan kegiatan pada

tahap ini adalah untuk mencari informasi yang terjadi di lapangan seperti

permasalahan-permasalahan pada proses pembelajaran, karakteristik

siswa, perangkat pembelajaran dan metode yang digunakan pada proses

pembelajaran.

2. Tahap Design (Rancangan)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap kedua adalah membuat desain bahan

ajar secara konseptual. Pada tahap ini dilakukan penyusunan bahan ajar

berupa modul matematika dengan menggunakan pendekatan onto-

semiotik, merancang kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan onto-

semiotik, perumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan analisis

kurikulum, merancang materi pembelajaran, penentuan model

pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan dan merancang kriteria

penilaian bahan ajar. Selain itu, pada tahap desain, peneliti merancang

instrumen evaluasi berupa kisi-kisi yang akan digunakan saat implementasi

modul.

3. Tahap Development (Pengembangan)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan adalah membuat atau

memodifikasi modul yang telah dirancang secara konseptual pada tahap

desain. Tahap ini merupakan realisasi rancangan modul yang siap untuk

diimplementasikan sesuai dengan tujuan. Dalam tahap pengembangan,

rancangan instrumen evaluasi modul dikembangkan berdasarkan kisi-kisi

yang telah dibuat pada tahap desain. Modul yang telah dikembangkan akan

di validasi oleh para ahli dan akan menjadi masukan sebagai dasar untuk

merevisi modul tersebut sebelum diimplementasikan kepada siswa.

4. Tahap Implementation (Implementasi)

Tahap implementasi pada penelitian ini adalah kegiatan

mengimplementasikan pengembangan modul pada situasi nyata. Modul

40

yang telah dikembangkan akan di uji coba kepada siswa SMP kelas VIII.

Setelah di uji coba, modul akan di evaluasi untuk memberikan umpan balik

terhadap pengembangan bahan ajar berikutnya.

5. Tahap Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dalam pengembangan modul. Tahap

evaluasi ini terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi

formatif dilakukan pada setiap tahapan proses pengembangan untuk

mengevaluasi bahan ajar yang akan dikembangkan. Evaluasi formatif

dilakukan pada tahap akhir program untuk mengetahui kualitas modul yang

dikembangkan baik dalam hal kelayakan isi, penyajian dan bahasa.4

Evaluasi terhadap modul tersebut didapat dari tanggapan subjek uji coba.

Dengan adanya evaluasi, peneliti dapat mengetahui apa saja kelebihan dan

kekurangan modul sehingga modul tersebut dapat direvisi dan

disempurnakan terlebih dahulu sebelum disebarkan kepada kelompok

besar.

C. Desain Uji Coba

Dalam suatu penelitian pengembangan, uji coba produk merupakan salah

satu bagian penting yang harus dilakukan. Dengan uji coba produk, peneliti

dapat mengetahui kelayakan dari bahan ajar yang sudah di desain dan

kekurangan yang dapat diperbaiki untuk mencapai sasaran dan tujuan

pembelajaran. Terdapat tiga tahapan dalam pelaksanaan uji coba produk pada

penelitian ini, yaitu:

1. Uji Coba Ahli atau Validasi

Uji coba ahli atau validasi dilakukan untuk mendapatkan respon dari ahli

materi dan ahli media terkait dengan kelayakan bahan ajar yang

dikembangkan. Respon tersebut berupa saran dan masukan untuk

memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar serta

memvalidasi bahan ajar agar siap digunakan kepada siswa.

4 Ibid, h. 43-44.

41

2. Uji Coba Praktisi Lapangan

Uji coba praktisi lapangan dilakukan oleh guru bidang studi matematika di

SMP Negeri 6 Tambun Selatan. Uji coba ini bertujuan untuk melihat

kekurangan pada bahan ajar setelah dilakukan tahap validasi oleh ahli

sehingga bahan ajar dapat diperbaiki sebelum di uji coba kepada pengguna

produk.

3. Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilakukan oleh sekelompok siswa sebagai pengguna

produk. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji coba terbatas kepada 10

orang siswa kelas VIII di luar jam pelajaran untuk mengetahui respon siswa

terhadap bahan ajar yang dikembangkan.

D. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu subjek uji

coba ahli dan subjek uji coba produk. Subjek uji coba ahli adalah dosen Jurusan

Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatulla Jakarta dan guru matematika

SMP Negeri 6 Tambun Selatan. Adapun subjek uji coba produk adalah siswa

kelas VIII SMP Negeri 6 Tambun Selatan.

E. Teknik dan Instrumen Penelitian

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dan informasi penelitian

adalah teknik wawancara dan pemberian kuosioner/angket pada responden.

Adapun instrumen yang digunakan berdasarkan data yang dikumpulkan,

sebagai berikut:

1. Informasi Investigasi Awal

Pengumpulan informasi awal dilakukan dengan wawancara kepada guru

bidang studi matematika. Wawancara yang dilakukan kepada guru

matematika terkait dengan pembelajaran matematika dan bahan ajar yang

digunakan.

2. Instrumen Penilaian Ahli

Bahan ajar yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh dosen Jurusan

Pendidikan Matematika dan guru matematika SMP/MTs. Validasi

42

dilakukan menggunakan instrumen dengan skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.5 Berikut kriteria instrumen

penilaian bahan ajar oleh ahli, yaitu:

Tabel 3 1 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli

No Aspek Indikator Penilaian No Butir

1. Kelayakan Isi Kesesuaian Materi dengan

SK dan KD

1, 2, 3

Ketepatan Materi 4

Keakuratan Materi 5, 6, 7, 8, 9

Kemutakhiran Materi 10, 11, 12

2. Kelayakan Penyajian Teknik Penyajian 1, 2

Pendukung Penyajian 3, 4, 5

Penyajian Pembelajaran 6

Kelengkapan Penyajian 7, 8, 9

3. Penilaian Onto-

Semiotic Approach

(OSA)

Konfigurasi Objek pada

OSA

1, 2, 3, 4, 5,

6

Tahapan Penyelesaian

Masalah Menggunakan

OSA

7, 8, 9

4. Kelayakan

Kegrafikan

Ukuran Modul 1

Desain Sampul Modul

(cover)

2, 3, 4, 5, 6

Desain Isi modul 7, 8, 9, 10,

11, 12

5. Kelayakan Bahasa Lugas 1

Komunikatif 2

Kesesuaian dengan

Perkembangan Peserta

Didik

3

Kesesuaian dengan Kaidah

Bahasa

4, 5

Penggunaan Istilah, Simbol

atau Ikon

6, 7

5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2019), h. 146.

43

3. Instrumen Penilaian Siswa

Instrumen penilaian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap bahan ajar modul. Adapun kriteria penilaian yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 3 2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Siswa

No Aspek Indikator No Butir

1. Tampilan Modul Kejelasan Teks 1

Kejelasan Gambar 2

Kemenarikan Gambar 3

Kesesuaian Gambar dengan

Materi

4

2. Penyajian Materi Kemudahan Memahami Materi 5, 6

Penyajian Materi 7

Ketepatan Sistematika Penyajian

Materi

8, 9

Kejelasan Simbol dan Lambang 10

Kejelasan Istilah 11

Kesesuaian Contoh dengan

Materi

12

3. Manfaat

Penggunaan

Kemudahan Belajar 13

Ketertarikan Menggunakan

Bahan Ajar Modul

14

Peningkatan Motivasi Belajar 15

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil instrumen penilaian para ahli materi dan

media kemudian dianalisis untuk keperluan evaluasi bahan ajar. Analisis ini

digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar yang dikembangkan

oleh peneliti. Teknik yang digunakan pada analisis data yaitu skala likert.

Berikut adalah langkah-langkah memperoleh data.

1. Pemberian skor penilaian pada tiap kriteria. Pedoman skor penilaian akan

disajikan pada tabel berikut ini.

44

Tabel 3 3 Pedoman Skor Penilaian Para Ahli6

Kriteria Skor

Sangat Baik (SB) 4

Baik (B) 3

Kurang (K) 2

Sangat Kurang (SK) 1

Adapun kriteria penskoran untuk instrumen penilaian respon siswa

dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3 4 Pedoman Skor Penilaian Respon Siswa7

Kriteria Skor

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

2. Data hasil perolehan skor diubah dalam bentuk persentase dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:8

𝑃 =π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ β„Žπ‘Žπ‘ π‘–π‘™ π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘šπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘˜π‘Ÿπ‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘’π‘š Γ— 100%

Keterangan:

𝑃 = Persentase kelayakan

Untuk,

π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘˜π‘Ÿπ‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘’π‘š = π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘›π‘”π‘”π‘– π‘‘π‘–π‘Žπ‘ π‘π‘’π‘‘π‘–π‘Ÿ π‘₯ π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘‘π‘–π‘Ÿ π‘₯ π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘Ÿπ‘’π‘ π‘π‘œπ‘›π‘‘π‘’π‘›

Data penelitian yang bersifat kualitatif seperti komentar dan saran dijadikan

dasar dalam merevisi bahan ajar.

6 Ridwan dan Akdon, Rumus dan Data Analisis Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2015), cet.

ke-6, h. 16 7 Ibid, 8 Ibid, h.18.

45

3. Hasil persentase instrumen yang didapat baik instrumen penilaian para ahli

maupun instrumen penilaian respon siswa dikategorikan sesuai dengan

intepretasi pada tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3 5 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk9

Persentase (%) Kriteria

0 – 25 Tidak Layak/Tidak Baik

26 – 50 Cukup Layak/Cukup Baik

51 – 75 Layak/Baik

76 – 100 Sangat Layak/Sangat Baik

4. Menyimpulkan hasil perhitungan yang telah dilakukan berdasarkan kriteria

pada tabel 3.5.

9 Ibid,

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Pengembangan

Produk akhir penelitian ini berupa modul pembelajaran matematika dengan

pendekatan onto-semiotik untuk siswa kelas VIII SMP/MTs pada materi sistem

persamaan linear dua variabel. Modul pembelajaran ini terdiri dari 7 bab, yaitu:

1 bab pendahuluan, 5 bab kegiatan pembelajaran dan 1 bab penutup.

Pengembangan modul pembelajaran matematika berbasis pendekatan onto-

semiotik ini dilakukan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE.

Terdapat 5 tahapan dalam model pengembangan ADDIE seperti yang telah

diuraikan pada bab III yaitu, tahap analysis (analisis), tahap design (rancangan),

tahap development (pengembangan), tahap implementation (implementasi) dan

tahap evaluation (evaluasi).

1. Analysis (Analisis)

Pada tahap analisis, peneliti mengumpulkan informasi dari siswa dan

guru matematika di SMP yang berada di daerah Tambun Selatan.

Pengumpulan informasi dilakukan dengan melakukan observasi kepada

siswa dan guru matematika melalui google form karena sedang dalam masa

pandemi sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan wawancara secara

langsung.

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru matematika terkait dengan

bahan ajar, terdapat beberapa permasalahan, diantaranya: bahan ajar yang

digunakan oleh guru hanya terbatas pada buku LKS yang telah disediakan

oleh sekolah sehingga masih diperlukan bahan ajar lainnya untuk

mendukung proses pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan pun belum

membantu proses pembelajaran secara aktif. Soal-soal yang diberikan hanya

berupa soal rutin.

Sesuai dengan informasi yang telah diperoleh dari guru maupun peserta

didik, maka dibutuhkan bahan ajar yang menyajikan masalah yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan langkah-

langkah penyelesaian sehingga dapat membuat siswa lebih aktif untuk

47

mempelajari materi secara mandiri. Pada penelitian ini pengembangan

bahan ajar difokuskan pada materi sistem persamaan linear dua variabel.

Langkah yang dilakukan selanjutnya pada tahapan ini adalah

menganalisis kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang

dikehendaki kurikulum yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 37

Tahun 2018.

2. Design (Rancangan)

Tahap selanjutnya yaitu design/rancangan. Pada tahap ini modul mulai

dirancang sesuai dengan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan pada

tahap pertama. Perancangan modul, meliputi: penetapan tujuan

pembelajaran, penetapan pendekatan pembelajaran, penyajian materi/bahan

ajar, dan perumusan instrumen evaluasi.

a. Penetapan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran ditetapkan berdasarkan Kompetensi Dasar

(KD) yang harus dikuasai oleh peserta didik. Terdapat 2 Kompetensi

Dasar (KD) pada materi sistem persamaan linear dua variabel yang telah

ditetapkan berdasarkan kurikulum 2013, diantaranya adalah KD 3.5

meliputi pengetahuan dan KD 4.5 meliputi keterampilan. Setelah

mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat memahami

konsep dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV) dengan menggunakan metode grafik, substitusi,

eliminasi atau campuran.

b. Penetapan pendekatan pembelajaran

Bahan ajar yang berupa modul pembelajaran dikembangkan dengan

menggunakan pendekatan onto-semiotik yang dapat digunakan oleh

siswa sebagai sumber alternatif untuk belajar mandiri ataupun dengan

fasilitator. Bahan ajar terdiri dari tiga tahapan, yaitu: tahap

mengidentifikasi masalah dan rencana penyelesaian dimana peserta

didik diminta untuk memahami masalah, memahami penyelesaian yang

diminta, mengidentifikasi serta menemukan informasi yang terdapat

48

pada masalah yang disajikan yang berkaitan dengan materi sistem

persamaan linear dua variabel, tahap mendiskripsikan penyelesaian

secara matematis dimana peserta didik diminta untuk menyelesaikan

masalah matematika dengan menggunakan langkah yang telah

direncanakan dan informasi yang telah dikumpulkan dari soal, dan tahap

menyimpulkan hasil akhir penyelesaian dimana pada tahap ini

dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan representasi dan

penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa.

c. Penyajian materi

Bahan ajar disajikan berdasarkan dengan analisis kebutuhan yang

telah dilakukan antara lain:

1. Isi bahan ajar mengacu pada beberapa sumber buku diantaranya

buku sekolah Matematika SMA/MA kelas X Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, buku Matematika 1 untuk SMA Kelas

X penerbit Yudhistira dan buku Strategi dan Bank Soal HOTS

penerbit Genta Group Production.

2. Pembuatan bahan ajar dilakukan dengan menggunakan aplikasi

Microsoft Word.

3. Tampilan bahan ajar disajikan dalam bentuk cetak dengan ukuran

kertas A4 dan dibundel dengan dispiral.

d. Perumusan instrumen evaluasi

Setelah penetapan tujuan pembelajaran, pendekatan pembelajaran

dan penyajian bahan ajar, selanjutnya adalah perumusan instrumen yang

akan digunakan untuk memvalidasi modul yang dihasilkan. Instrumen

penilaian terdiri dari angket validasi ahli dan angket respon peserta

didik. Instrumen validasi ahli bertujuan untuk mendapatkan penilaian

dari ahli terkait dengan kelayakan bahan ajar yang dikembangkan.

Instrumen respon peserta didik dibuat untuk mengetahui sejauh mana

bahan ajar dapat dipahami oleh peserta didik dan mengetahui

ketertarikan peserta didik terhadap modul ini.

49

3. Development (Pengembangan)

Tahap ketiga dalam model pengembangan ADDIE yaitu tahap

development (pengembangan). Pada tahap pengembangan dilakukan

pembuatan bahan ajar, validasi bahan ajar oleh ahli yang terdiri dari 9

validator dan revisi bahan ajar sesuai dengan saran yang diberikan oleh

validator. Untuk uraian selengkapnya dapat dilihat pada point-point berikut

ini.

a. Pembuatan Bahan Ajar

Pembuatan bahan ajar dimulai dengan penyusunan cover, halaman

depan, kata pengantar, daftar isi, peta konsep, dan bab 1 pendahuluan

yang terdiri dari 5 sub bab, yaitu: kompetensi, deskripsi, prasyarat,

petunjuk penggunaan modul dan tujuan akhir. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4 1

Pembuatan Cover

Gambar 4.1 merupakan pembuatan cover menggunakan Microsoft

Word. Pemilihan warna background dan warna huruf dipadukan agar

judul cover dapat terbaca dengan jelas. Pemilihan jenis huruf dan

pemilihan gambar pada cover dipadukan agar menarik perhatian peserta

didik. Pada cover memuat judul bahan ajar, identitas penulis, dan

institusi tempat penulis menempuh pendidikan.

50

Gambar 4 2

Pembuatan Halaman Depan

Gambar 4.3 merupakan pembuatan halaman depan menggunakan

Microsoft Word. Halaman depan memiliki beberapa persamaan dengan

cover, yakni memuat judul bahan ajar, identitas penulis dan instansi

penulis. Sedangkan perbedaannya terletak pada sasaran dan dosen

pembimbing penulisan bahan ajar.

Gambar 4 3

Pengetikan Kata Pengantar dan Daftar Isi

Gambar 4.3 merupakan proses pengetikan kata pengantar dan daftar

isi. Pengetikan daftar isi bertujuan untuk memudahkan siswa dalam

mencari halaman tertentu berdasarkan bab atau sub bab yang terdapat

pada modul.

51

Gambar 4 4

Pembuatan Peta Konsep

Gambar 4.4 merupakan proses pembuatan peta konsep. Peta konsep

pada bahan ajar bertujuan agar peserta didik mengetahui sub bab atau

bahasan yang akan dipelajari pada bahan ajar.

Gambar 4 5

Pengetikan Kompetensi

52

Gambar 4 6

Pengetikan Deskripsi, Prasyarat, Petunjuk Penggunaan Modul dan Tujuan

Akhir

Gambar 4.5 dan 4.6 merupakan proses pengetikan Bab I yakni bab

pendahuluan yang memuat kompetensi, deskripsi, prasyarat, petunjuk

penggunaan modul, dan tujuan akhir modul. Pada kompetensi, berisi

KD dan indikator yang sesuai dengan kurikulum 2013.

Gambar 4 7

Pembuatan Modul

Gambar 4.7 merupakan proses pembuatan modul. Modul terdiri dari

rencana kegiatan, uraian materi dan tes formatif. Bahasan pada kegiatan

belajar 1 yaitu materi persamaan linear dua variabel. Bahasan pada

kegiatan belajar 2, yaitu sistem persamaan linear dua variabel. Bahasan

53

pada kegiatan belajar 3, yaitu penyelesaian materi spldv dengan metode

grafik. Bahasan pada kegiatan belajar 4, yaitu penyelesaian materi spldv

dengan metode substitusi. Bahasan pada kegiatan belajar 5, yaitu

penyelesaian materi spldv dengan metode eliminasi. Bahasan pada

kegiatan belajar 6, yaitu penyelesaian materi spldv dengan metode

campuran.

Gambar 4 8

Pengetikan Masalah Kontekstual

Gambar 4.8 merupakan proses pengetikan masalah kontekstual yang

berkaitan dengan materi sistem persamaan linear dua variabel. Selain

itu, pada gambar 4.8 juga dilakukan proses pembuatan pertanyaan pada

tahap mengidentifikasi masalah dan rencana penyelesaian yang

dilengkapi dengan kolom-kolom pertanyaan dan jawaban.

Gambar 4 9

Pembuatan Pertanyaan pada Tahap Mendeskripsikan

Penyelesaian Secara Matematis

54

Selanjutnya pada gambar 4.9 merupakan proses pembuatan

pertanyaan pada tahap kedua yaitu mendeskripsikan penyelesaian

secara matematis.

Gambar 4 10

Pembuatan Pertanyaan pada Tahap 3 Menyimpulkan Hasil

Akhir Penyelesaian

Gambar 4.10 merupakan proses pembuatan tahap 3 yaitu

menyimpulkan hasil akhir penyelesaian. Peserta didik diminta untuk

memberikan kesimpulan terhadap masalah kontesktual yang diberikan

dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Kesimpulan tersebut

ditulis di kolom jawaban yang sudah disediakan. Selain itu, pada gambar

4.10 juga terdapat kolom untuk menyimpulkan bahasan yang sudah

dipelajari pada kegiatan belajar tersebut.

Gambar 4 11

Pembuatan Tes Formatif

55

Gambar 4.11 merupakan proses pembuatan tes formatif yang

berbentuk pilihan ganda. Tes Formatif ini bertujuan untuk mengetahui

penguasaan peserta didik terhadap materi pada kegiatan belajar tersebut.

Pada akhir kegiatan belajar dilengkapi rumus untuk menghitung tingkat

penguasaan peserta didik beserta tabel yang berisi persentase dan

kriteria tingkat penguasaan.

Gambar 4 12

Penulisan Penutup dan Daftar Pustaka

Pada belakang modul terdapat bab penutup dan daftar pustaka

sebagai literatur yang dapat dijadikan rujukan peserta didik untuk

mempelajarinya. Dapat dilihat pada Gambar 4.12.

Gambar 4 13

Pembuatan Kunci Jawaban Tes Formatif

56

Halaman terakhir modul berisikan kunci jawaban tes formatif seperti

pada Gambar 4.13. Kunci jawaban bertujuan agar peserta didik dapat

mencocokkan hasil yang didapatkan dengan kunci jawaban yang telah

disediakan.

b. Validasi Bahan Ajar

Setelah penyusunan bahan ajar selesai, langkah selanjutnya adalah

validasi bahan ajar oleh ahli untuk mendapatkan kritik dan saran

terhadap bahan ajar sehingga bahan ajar dapat diperbaiki kembali

sebelum di implementasikan kepada peserta didik. Validasi bahan ajar

modul dilakukan oleh ahli yang terdiri dari 2 orang dosen pembimbing

skripsi, 1 orang dosen bidang matematika dan 6 orang guru bidang studi

matematika tingkat SMP. Aspek yang dinilai oleh ahli terhadap bahan

ajar modul ini yaitu aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, penilaian

Onto-Semiotic Approach (OSA), kelayakan kegrafikan dan kelayakan

bahasa.

c. Revisi Bahan Ajar

Bahan ajar yang telah divalidasi oleh para ahli akan di revisi kembali

sesuai dengan kritik dan saran yang telah diberikan sebelum di

implementasikan kepada peserta didik. Berikut beberapa hasil revisi

bahan ajar setelah penilaian para ahli.

1) Modul pembelajaran SPLDV hanya memuat tiga metode

penyelesaian, yaitu metode grafik, substitusi dan eliminasi sehingga

diperlukan penambahan satu metode lagi yaitu metode campuran

dimana metode campuran merupakan gabungan dari metode

substitusi dan metode eliminasi.

57

Gambar 4 14

Penambahan Metode Campuran

2) Perbaikan redaksi, simbol atau gambar yang kurang sesuai. Salah

satunya perbaikan redaksi pada masalah 1 di kegiatan belajar 1 tahap

mengidentifikasi masalah dan rencana penyelesaian yang

sebelumnya pada Gambar 4.15 (a). Hasil perbaikan dapat dilihat

pada Gambar 4.15 (b). Selain itu, perbaikan redaksi pada kegiatan

belajar 5 di bagian kesimpulan yang sebelumnya pada Gambar 4.16

(a). Hasil perbaikan dapat dilihat pada Gambar 4.16 (b).

(a)

58

(b)

Gambar 4.15 (a) dan (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

(a)

(b)

Gambar 4.16 (a) dan (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

59

3) Redaksi kalimat perintah yang terdapat pada tahap mendeskripsikan

penyelesaian secara matematis kurang tepat di Kegiatan Belajar 3.

Gambar 4.17 (a) dan 4.18 (a) tampilan sebelum di revisi dan Gambar

4.17 (b) dan 4.18 (b) setelah revisi.

4.17 (a)

4.17 (b)

Gambar 4.17 (a) dan (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

60

4.18 (a)

4.18 (b)

Gambar 4.18 (a) dan (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

61

4) Perbaikan isi konteks masalah 1 di Kegiatan Belajar 2 yang disajikan

pada Gambar 4.19 (a) tampilan sebelum revisi dan Gambar 4.19 (b)

setelah revisi. Selain itu, perbaikan isi konteks juga terdapat pada

latihan Kegiatan Belajar 3 no 3 yang disajikan pada Gambar 4.20 (a)

tampilan sebelum revisi dan 4.20 (b) tampilan sesudah revisi.

4.19 (a)

62

4.19 (b)

Gambar 4.19 (a) dan 4.19 (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

4.20 (a)

63

4.20 (b)

Gambar 4.20 (a) dan 4.20 (b)

Sebelum dan Sesudah Revisi

4. Implementation (Implementasi)

Setelah bahan ajar melewati proses revisi dan telah dinyatakan layak,

maka langkah selanjutnya adalah implementasi bahan ajar kepada peserta

didik yang terdiri dari 10 siswa SMPN 6 Tambun Selatan dengan mengisi

angket respon siswa. Proses ini bertujuan untuk mengetahui respon peserta

didik terhadap bahan ajar.

5. Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi pada model pengembangan ADDIE terdiri dari evaluasi

formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk

mengumpulkan data pada setiap tahapan yang digunakan untuk

menyempurnakan bahan ajar yang dikembangkan. Evaluasi sumatif

dilakukan pada tahap akhir program untuk mengetahui pengaruhnya

terhadap hasil belajar peserta didik dan kualitas modul. Pada penelitian ini,

evaluasi yang digunakan hanya evaluasi formatif karena jenis evaluasi ini

berhubungan dengan tahapan penelitian pengembangan yang bertujuan

untuk memperbaiki dan menyempurnakan bahan ajar yang dihasilkan.

Evaluasi formatif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

meminta kritik dan saran kepada validator ahli dan respon siswa terhadap

bahan ajar yang digunakan.

64

B. Deskripsi dan Analisa Data Hasil Uji Coba

1. Validasi Instrumen Ahli

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah melewati tahap

validasi/penilaian dari para ahli. Validasi instrumen oleh ahli bertujuan

untuk mengetahui kelayakan bahan ajar sebelum di implementasikan

kepada siswa. Hal yang dinilai dari instrumen ini meliputi lima aspek, yaitu:

kelayakan isi, kelayakan penyajian, pendekatan onto-semiotik, kelayakan

kegrafikan, dan kelayakan bahasa. Aspek penilaian tersebut dinilai melalui

lembar validasi yang dibuat secara terintegrasi berupa lembar ceklis dengan

skala 1 - 4 dengan keterangan sangat kurang sampai dengan sangat baik.

Bahan ajar modul ini dinilai oleh 3 orang dosen yakni, Ibu Eva

Musyrifah, M.Si selaku dosen pembimbing I, Ibu Khamidah Siti Nur

Atiqoh, M.PMat selaku dosen pembimbing II, Ibu Khairunnisa, M.Si selaku

dosen PMTK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan 6 orang guru

matematika yakni, Ibu Indriany, S.Si dari SMPN 6 Tambun Selatan, Ibu

Resti Amelia, S.Pd dari SMPN 12 Tambun Selatan, Ibu Lilis Dariah dari

SMPN 12 Tambun Selatan, Ibu Dewi Setiawati, S.Pd dari SMPN 12

Tambun Selatan, Ibu Noviah Budiati, S.Pd dari SMPN 12 Tambun Selatan,

dan Ibu Eko Nur Okviana, S.Pd dari SMPIT Al-Fath Jalen.

Waktu penilaian bahan ajar modul ini dilakukan secara bersamaan baik

oleh dosen maupun guru. Setelah bahan ajar di validasi, selanjutnya bahan

ajar memasuki tahap revisi sesuai dengan kritik dan saran yang disampaikan

oleh para validator. Hasil penilaian dari para validator dapat dilihat pada

Tabel 4.1 dengan perolehan nilai sebesar 86,67 % dan kriteria kualitas

bahan ajar termasuk pada kriteria sangat baik.

65

Tabel 4 1

Hasil Validasi Bahan Ajar Oleh Ahli

No Aspek yang Dinilai Persentase

(%) Kriteria

1 Kelayakan Isi 86,81 Sangat Baik

2 Kelayakan Penyajian 85,19 Sangat Baik

3

Penilaian Onto-

Semiotic Approach

(OSA)

83,64 Sangat Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 90,74 Sangat Baik

5 Kelayakan Bahasa 85,19 Sangat Baik

Penilaian Keseluruhan 86,67 Sangat Baik

Adapun penilaian validator untuk setiap aspek adalah sebagai berikut:

a. Kelayakan Isi

Pada penilaian aspek kelayakan isi terdapat 4 indikator yaitu: 1)

kesesuaian materi dengan SK dan KD, 2) ketepatan materi, 3)

keakuratan materi, dan 4) kemutakhiran materi. Hasil penilaian aspek

isi ditampilkan pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4 2

Hasil Validasi pada Aspek Kelayakan Isi

No Indikator Persentase

(%) Kriteria

1 Kesesuaian Materi dengan

SK dan KD 89,81 Sangat Baik

2 Ketepatan Materi 86,11 Sangat Baik

3 Keakuratan Materi 85,00 Sangat Baik

4 Kemutakhiran Materi 87,04 Sangat Baik

Penilaian Keseluruhan 86,81 Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.2, penilaian dari keempat aspek kelayakan isi

pada bahan ajar termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa materi yang disajikan pada bahan ajar sesuai

dengan SK dan KD. Materi yang disajikan mencakup persamaan linear

dua variabel, sistem persamaan linear dua variabel, menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel

66

dengan menggunakan metode grafik, substitusi, eliminasi, dan

campuran. Pada bahan ajar, materi telah disajikan secara akurat dan

tidak menimbulkan miskonsepsi siswa. Selain materi, penggunaan

notasi, simbol dan ikon yang terdapat pada bahan ajar juga telah

disajikan secara akurat sehingga dapat membantu pemahaman siswa

terhadap materi sistem persamaan linear dua variabel. Konsep, definisi

dan prinsip pada bahan ajar ini dapat dikatakan telah mendukung

tercapainya SK dan KD.

Selain itu, materi yang disajikan pada bahan ajar telah sesuai dengan

kurikulum yang berlaku pada saat ini, yaitu kurikulum 2013. Ilustrasi

masalah disajikan sesuai dengan perkembangan zaman serta dilengkapi

dengan gambar-gambar yang mendukung ilustrasi masalah. Masalah-

masalah yang disajikan berupa masalah yang terdapat dalam kehidupan

sehari-hari sehingga siswa dapat mengaplikasikan konsep sistem

pesamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari.

b. Kelayakan Penyajian

Pada penilaian aspek penyajian terdapat 4 indikator yaitu: 1) teknik

penyajian, 2) pendukung penyajian, 3) penyajian pembelajaran, dan 4)

kelengkapan penyajian. Hasil penilaian aspek kelayakan penyajian

ditampilkan pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4 3

Hasil Validasi pada Aspek Kelayakan Penyajian

No Indikator Persentase

(%) Kriteria

1 Teknik Penyajian 88,89 Sangat Baik

2 Pendukung Penyajian 85,19 Sangat Baik

3 Penyajian Pembelajaran 86,11 Sangat Baik

4 Kelengkapan Penyajian 82,41 Sangat Baik

Penilaian Keseluruhan 85,19 Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.3, penilaian dari keempat aspek penyajian pada

bahan ajar termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan

bahwa penyajian bahan ajar memiliki konsistensi sistematika sajian

67

pada setiap kegiatan belajar. Konsep pada bahan ajar ini disajikan secara

runtut dimulai dari konsep persamaan linear dua variabel yang terdapat

pada kegiatan belajar 1, konsep sistem persamaan linear dua variabel

pada kegiatan belajar 2, konsep menyelesaikan masalah SPLDV

menggunakan metode grafik pada kegiatan belajar 3, konsep

menyelesaikan masalah SPLDV menggunakan metode substitusi pada

kegiatan belajar 4, konsep menyelesaikan masalah SPLDV

menggunakan metode eliminasi pada kegiatan belajar 5, dan konsep

menyelesaikan masalah SPLDV menggunakan metode campuran pada

kegiatan belajar 6. Selain itu, pada bahan ajar juga dilengkapi dengan

soal latihan pada setiap akhir kegiatan belajar, kunci jawaban soal

latihan, dan daftar pustaka yang dapat memudahkan siswa dalam

menggunakan bahan ajar. Bahan ajar juga dilengkapi dengan bagian

pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup.

c. Penilaian Onto-Semiotic Approach (OSA)

Pada penilaian aspek kelayakan isi terdapat 2 indikator yaitu: 1)

konfigurasi objek pada OSA dan 2) tahap penyelesaian masalah OSA.

Hasil penilaian aspek Onto-Semiotic Approach (OSA) ditampilkan pada

Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4 4

Hasil Validasi pada Penilaian Onto-Semiotic Approach (OSA)

No Indikator Persentase

(%) Kriteria

1 Konfigurasi Objek pada

OSA 81,94 Sangat Baik

2 Tahap Penyelesaian

Masalah OSA 87,04 Sangat Baik

Penilaian Keseluruhan 83,64 Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.4, penilaian dari kedua aspek penilaian Onto-

Semiotic Approach (OSA) pada bahan ajar termasuk dalam kriteria

sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan

68

dapat membantu siswa dalam memahami materi sistem persamaan

linear dua variabel.

Pada bahan ajar juga dilengkapi dengan masalah-masalah yang

membantu siswa untuk meningkatkan aktivitas berpikir dan dilengkapi

dengan langkah-langkah penyelesaian masalah beserta operasi yang

digunakan dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, bahan ajar juga

dilengkapi dengan tahapan-tahapan penyelesaian yang menuntun siswa

untuk menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel.

d. Kelayakan Kegrafikan

Pada penilaian aspek kelayakan kegrafikan terdapat 3 indikator

yaitu: 1) ukuran modul, 2) desain sampul modul (cover), dan 3) desain

isi modul. Hasil penilaian aspek kelayakan kegrafikan ditampilkan pada

Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4 5

Hasil Validasi pada Aspek Kelayakan Kegrafikan

No Indikator Persentase

(%) Kriteria

1 Ukuran Modul 88,89 Sangat Baik

2 Desain Sampul Modul

(cover) 92,22 Sangat Baik

3 Desain Isi Modul 89,81 Sangat Baik

Penilaian Keseluruhan 90,74 Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.5, penilaian dari ketiga aspek kelayakan

kegrafikan pada bahan ajar termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini

menujukkan bahwa tampilan sampul (cover) modul menampilkan sudut

pandang (center point) yang baik, memiliki perpaduan yang tepat, baik

dari pemilihan warna, pemilihan jenis dan ukuran huruf sehingga

terlihat menarik oleh siswa. Pada tampilan isi modul, pemisahan antar

paragraf jelas, spasi antara teks dan ilustrasi sesuai, penempatan judul,

subjudul sesuai dan penggunaan variasi huruf seperti bold, italic, small

capital dan all capitall tidak berlebihan.

69

e. Kelayakan Bahasa

Pada penilaian aspek kelayakan bahasa terdapat 5 indikator yaitu: 1)

lugas, 2) komunikatif, 3) kesesuaian dengan perkembangan peserta

didik, 4) kesesuaian dengan kaidah bahasa, dan 5) penggunaan istilah,

simbol atau ikon. Hasil penilaian aspek kelayakan bahasa ditampilkan

pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4 6

Hasil Validasi pada Aspek Kelayakan Bahasa

No Indikator Persentase

(%) Kriteria

1 Lugas 75,00 Sangat Baik

2 Komunikatif 96,30 Sangat Baik

3

Kesesuaian dengan

Perkembangan Peserta

Didik

80,56 Sangat Baik

4 Kesesuaian dengan Kaidah

Bahasa 81,94 Sangat Baik

5 Penggunaan Istilah, Simbol

atau Ikon 91,67 Sangat Baik

Penilaian Keseluruhan 85,19 Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.6, penilaian dari kelima aspek kelayakan

bahasa pada bahan ajar termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa kata atau kalimat yang disajikan pada bahan ajar

memperhatikan aspek keefektifan kalimat. Bahasa yang digunakan

komunikatif dan disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta

didik sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi. Selain itu,

kalimat yang disajikan sesuai dengan pedoman ejaan yang

disempurnakan. Penggunaan istilah, simbol dan ikon memiliki

konsistensi pada setiap kegiatan belajar.

2. Uji Coba Terbatas

Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap

bahan ajar berupa modul dengan menggunakan pendekatan onto-semiotik

pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) untuk tingkat

70

SMP/MTs. Uji coba produk dilakukan secara terbatas kepada 10 siswa di

SMPN 6 Tambun Selatan. Tanggapan / respon siswa terhadap bahan ajar

dilakukan dengan menggunakan angket berbentuk google form. Angket

respon siswa menggunakan skala Likert yang terdiri dari 15 pertanyaan

dengan 4 alternatif jawaban. Hasil analisis respon siswa dapat dilihat pada

tabel 4.7 berikut.

Tabel 4 7

Hasil Respons Peserta Didik Terhadap Penggunaan Bahan Ajar

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil penilaian keseluruhan respons siswa

terhadap bahan ajar termasuk dalam kriteria sangat baik dengan perolehan

nilai sebesar 80,00 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada aspek tampilan

modul baik tampilan sampul modul maupun tampilan isi modul menarik

perhatian bagi siswa. Pada aspek penyajian materi, materi disajikan secara

runtut sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan belajar tahap demi tahap

dengan mudah. Bahan ajar juga dilengkapi dengan masalah pada kehidupan

sehari-hari yang dapat meningkatkan aktivitas berpikir siswa. Selain itu,

bahan ajar disajikan dengan gambar-gambar yang dapat menarik perhatian

siswa sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam belaajar. Namun pada

aspek manfaat penggunaan memperoleh persentase cukup rendah

dibandingkan kedua aspek yang lainnya, yaitu 77,50 %. Aspek tersebut

rendah disebabkan siswa menganggap bahwa mempelajari materi sistem

persamaan linear dua variabel cukup dengan buku pegangan siswa.

No Aspek Persentase (%) Kriteria

1 Tampilan Modul 83,13 Sangat Baik

2 Penyajian Materi 79,38 Sangat Baik

3 Manfaat

Penggunaan 77,50 Sangat Baik

Penilaian Keseluruhan 80,00 Sangat Baik

71

C. Kajian Produk Akhir

Produk akhir penelitian ini berupa pengembangan bahan ajar yang berupa

modul pembelajaran untuk tingkat SMP/MTs. Modul yang dikembangkan

menggunakan pendekatan onto-semiotik pada materi sistem persamaan linear

dua variabel. Modul ini telah melalui tahap validasi oleh para ahli yang terdiri

dari 3 dosen jurusan pendidikan matematika dan 6 guru matematika. Setelah

melalui validasi ahli, modul ini melewati tahap uji coba terbatas kepada 10

siswa dengan menggunakan angket respon siswa untuk mengetahui respon

siswa terhadap aspek tampilan modul, penyajian materi, dan manfaat

penggunaan.

Produk akhir ini berisi cover, halaman depan, kata pengantar, daftar isi, peta

konsep, 1 bab pendahuluan, 5 bab kegiatan pembelajaran dan 1 bab penutup.

Pada bab 1 pendahuluan terdiri dari 5 sub bab, yaitu: kompetensi, deskripsi,

prasyarat, petunjuk penggunaan modul dan tujuan akhir. Kegiatan belajar pada

bab dilengkapi dengan tahapan pendekatan onto-semiotik yakni,

mengidentifikasi masalah dan rencana penyelesian; mendeskripsikan

penyelesaian secara matematis; dan menyimpulkan hasil akhir penyelesaian.

Pada bab kegiatan belajar ini juga dilengkapi dengan masalah-masalah yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat

mengimplementasikan konsep sistem persamaan linear dua variabel dalam

kehidupan sehari-hari.

Setelah modul melewati tahap penyusunan, selanjutnya modul akan di revisi

dan di validasi. Berdasarkan hasil validasi oleh para ahli bahan ajar berupa

modul ini telah layak digunakan karena telah memenuhi kategori sangat baik

dengan skor persentase 86,67 %. Hasil respon siswa mengkategorikan bahan

ajar ini telah layak digunakan dengan persentase 80,00 %.

Pada penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Nurrahmi Putri,

pendekatan onto-semiotik juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari

kemampuan penalaran logis matematis dengan skor persentase 75,95 %. Pada

penelitian ini pendekatan onto-semiotik juga berpengaruh terhadap hasil

jawaban siswa dan cara menjawab soal oleh siswa. Siswa yang diajar dengan

72

pendekatan onto-semiotik terlatih dalam menarik kesimpulan secara logis dan

menyelesaikan masalah menggunakan konsep, prinsip, atau rumus yang telah

dipelajari sehingga dapat disimpulkan modul menggunaan pendekatan onto-

semiotik dapat meningkatkan keefektifan dalam proses pembelajaran dan dapat

menuntun siswa untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan menuntun

siswa dalam menarik kesimpulan menggunakan bahasa mereka sendiri

berdasarkan representasi dan penyelesaian yang telah mereka kerjakan.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari terdapat beberapa keterbatasan dalam melaksanakan

penelitian ini, diantaranya:

1. Penentuan standar kualitas bahan ajar dalam penelitian ini terbatas pada

penilaian oleh sembilan validator ahli yang terdiri dari tiga dosen Jurusan

Pendidikan Matematika dan enam guru matematika.

2. Pada tahap uji coba produk bahan ajar yang dikembangkan terbatas hanya

pada uji coba skala kecil yang terdiri dari 10 siswa di SMPN 6 Tambun

Selatan sehingga kualitas bahan ajar dapat saja berubah apabila diujikan

pada skala yang lebih luas.

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar menggunakan

pendekatan onto-semiotik pada materi sistem persamaan linear dua variabel

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahan ajar dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan

ADDIE sebagai berikut:

a. Tahap analisis (analysis) terdiri dari tahap analisis siswa yang dilakukan

melalui google form. Setelah itu, terdapat tahap wawancara oleh guru

matematika yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi, serta

analisis materi yaitu kompetensi dasar mengenai konsep sistem

persamaan linear dua variabel.

b. Tahap rancangan (design) terdiri dari: a) penetapan tujuan pembelajaran

berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) mengenai materi sistem

persamaan linear dua variabel yang harus dikuasai oleh peserta didik, b)

penetapan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

onto-semiotik, c) penyajian materi/bahan ajar mengacu pada beberapa

sumber buku diantaranya buku sekolah Matematika SMA/MA kelas X

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan 3) perumusan instrumen

evaluasi yang terdiri dari angket validasi ahli dan angket respon peserta

didik.

c. Tahap pengembangan (development) terdiri dari tahap pembuatan bahan

ajar, validasi bahan ajar oleh ahli yang terdiri dari 9 validator dan revisi

bahan ajar sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator.

d. Tahap implementasi (implementation) dilakukan oleh 10 siswa SMPN

6 Tambun Selatan dengan mengisi angket respon siswa yang bertujuan

untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar.

e. Tahap evaluasi (evaluation) merupakan tahap akhir yang dilakukan

untuk memperbaiki bahan ajar sesuai dengan komentar dan saran yang

diberikan oleh para ahli

74

2. Hasil penilaian yang diperoleh dari para ahli terhadap bahan ajar yang

dikembangkan memenuhi kategori sangat baik dengan skor persentase

86,67 % dari aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, penilaian Onto-

Semiotic Approach (OSA), kelayakan kegrafikan dan kelayakan bahasa serta

dari penilaian responden yakni siswa SMP/MTs terhadap bahan ajar yang

dikembangkan memenuhi kategori sangat baik dengan skor persentase

80,00%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan pada bahan ajar matematika

dengan pendekatan onto-semiotik pada materi sistem persamaan linear dua

variabel serta kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya yang mengembangkan bahan ajar berupa modul dengan

pendekatan onto-semiotik dapat menerapkan pendekatan tersebut pada

materi matematika lainnya.

2. Dengan dilakukannya pengembangan bahan ajar dengan pendekatan onto-

semiotik, guru disarankan dapat memanfaatkan bahan ajar ini dalam proses

pembelajaran.

3. Modul yang telah dikembangkan dapat melalui penilaian ahli yang lebih

banyak serta di uji pada uji skala besar untuk mengetahui respon peserta

didik setelah mempelajarinya.

75

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.

Bandung: Refika Aditama, 2018.

Aditia, M. Taufik dan Novianti Muspiroh. β€œPengembangan Modul Pembelajaran

Berbasis Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat Dan Islam

(Salingtemasis) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep

Ekosistem Kelas X Di Sma NU (Nadhatul Ulama) Lemahabang Kabupaten

Cirebon”. Jurnal Scientiae Educatia, Vol. 2, 2013.

Argarini, Dian Fitri. β€œAnalisis Pemecahan Masalah Berbasis Polya pada Materi

Perkalian Vektor Ditinjau dari Gaya Belajar”. Jurnal Matematika dan

Pembelajaran. Vol. 6, No. 1, 2018.

Bjuland, R. β€œThe Mediating Role of a Teacher’ Use of Semiotic Resources in

Pupils’ Early Algebraic Reasoning”. ZDM Mathematics Education. 2012.

Darmadi, Hamid. β€œPengantar Pendidikan Era Globalisasi”. Pontianak: An1mage.

2019.

Daryanto dan Aris Dwicahyo, Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus,

Rpp, Phb, Bahan Ajar. Yogyakarta: Gava Media, 2014.

Daryanto. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar.

Yogyakarta: Gava Media, 2013.

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia tentang

Sistem Pendidikan Nasional. 2003.

Dris, J. dan Tasari. Matematika Jilid 2 Untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011.

Fahrurrozi dan Syukrul Hamdi. Metode Pembelajaran Matematika. Lombok:

Universitas Hamzanwadi Press, 2017.

Font, Vicenc, et.al. β€œFrom Representations to Onto-Semiotic Configurations in

Analysing Mathematics Teaching and Learning Processes”. Semiotic in

Mathematics Education: Epistemology, History, and Culture, 2008.

Godino, Juan D and Vincent Font. β€œThe Theory of Representation as Viewed from

the Onto Semiotic Approach to Mathematics Education”. Mediterranean

Journal for Research in Mathematics Education. Vol. 9. 2010.

76

Godino, Juan D. et. al. β€œThe Onto-Semiotic Approach to Research in Mathematics

Education”. The International Journal on Mathematics Education. Vol. 39

(1–2). 2007.

Gunawan, Cakti Indra. Pedoman dan Strategi Menulis Buku Ajar dan Referensi

bagi Dosen. Malang: CV IRDH, 2017.

Gusmao, Tania et.al. β€œA Semiotic Analysis of β€˜Monica’s Random Walk’: Activity

to Teach Basic Concepts of Probability, dalam C. Reading (Ed.)”. Data and

Context in Statistic Education: Towards an Evidence-based Society,

Proceedings of the Eighth International Conference on Teaching Statistics.

Netherland: International Statistical Institute, 2010.

Hasanah, Nur Wahidatul. β€œPendekatan Onto-Semiotic Siswa dalam Pemecahan

Masalah Matematika Siswa ditinjau dari Kemampuan Matematika”. Jurnal

Ilmiah Pendidikan Matematika. Vol. 8, 2019.

Hidayati, Tri. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan

Suplemen History of Mathematics. Purwokerto: Pena Persada, 2018.

Isrok’atun, dkk. Pembelajaran Matematika dan Sains Secara Integratif melalui

Situation-Based Learning. Sumedang: UPI Sumedang Press, 2020.

Jumini, Sri. Buku Ajar Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi. Jawa Tengah:

Mangku Bumi, 2017.

Juniarti, Ade Citra dan Rafiq Zulkarnaen. β€œStudi Kasus Kemampuan Abstraksi

Matematis Siswa Kelas X Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua

Variabel (SPLDV)”. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika Sesiomadika 2019, 2019.

Luis R. Pino-Fan et.al. β€œThe Theory of Registers of Semiotic Presentation and The

OntoSemiotic Approach to Mathematical Cognition and Instruction:

Linking Looks for the Study of Mathematical Understanding”. Proceedings

of 39th Psychology of Mathematics Education Conference. Vol.4, 2015.

Manibuy, Ronald, dkk. β€œAnalisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal

Persamaan Kuadrat Berdasarkan Taksonomi Solopada Kelas X Sma Negeri

1 Plus Di Kabupaten Nabire – Papua”. Jurnal Elektronik Pembelajaran

Matematika, Vol. 2, No. 9, 2014.

Marsigit, dkk. Matematika 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum

dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011.

77

Muqodas, Rizal Zaenal, dkk. β€œDesain dan Pembuatan Bahan Ajar Berdasarkan

Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Sistem dan Instalasi Refrigerasi”.

Journal of Mechanical Engineering Education. Vol. 2, No. 1, 2015.

Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:

PT Bumi Aksara, 2013.

Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk

Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2008.

Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

DIVA, 2015.

Prastowo, Andi. Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar. Depok: Prenadamedia

Group, 2018.

Prianto, Agus. Kajian Materi Aljabar dan Komunikasi Matematis. Indonesian

Digital Journal of Mathematics and Education. Vol. 2, 2014.

Putri, Nurrahmi. β€œPengaruh Pendekatan Onto-Semiotik terhadap Kemampuan

Penalaran Logis Matematis Siswa”. Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

Rayanto, Yudi Hari dan Sugianti. Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan

R2D2: Teori dan Praktek. Pasuruan: Lembaga Academic & Research

Institute, 2020.

Reba’i, Marion. β€œOntologi”. http://academia.edu. 18 September 2020.

Ridwan dan Akdon, Rumus dan Data Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta, 2015.

Rusmana, Dadan. Filsafat Semiotika. Bandung: CV Pustaka Setia, 2014.

Ryananda, Sumaritoyo. β€œPengembangan Modul Matematika Realistik pada Materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Berbasis Masalah pada

Siswa SMP”. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Purwerejo, 2017.

Sari, Priska Puspita dan Dede Asri Lestari. β€œAnalisis Kesulitan Siswa SMP Dalam

Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel”. Vol. 4, No. 1, 2020.

78

Setyadi, Anjas dan Abdul Aziz Saefudin. β€œPengembangan Modul Matematika

dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Siswa Kelas VII

SMP” Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 14, No. 1, 2019.

Sirate, Sitti Fatimah S. dan Risky Ramadhana. β€œPengembangan Modul

Pembelajaran Berbasis Keterampilan Literasi”. Vol. VI, No. 2, 2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta, 2017.

Sumaryanta, dkk. β€œPemetaan Hasil Ujian Nasional Matematika”. Indonesian

Digital Journal of Mathematics and Education. Vol. 6, No. 1, 2019.

Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara,

2013.

Tegeh, I Made dkk. Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu,

2014.

Ula, Muhammad Faizul Humami. β€œAnalisis Proses Menyelesaikan Masalah Aljabar

Menggunakan Onto-Semiotic Approach (OSA) Siswa Dibedakan

Berdasarkan Gaya Kognitif”. Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. 2018.

Umam, Khoirul dkk. β€œMathematical Meaning in Modelling Context Through The

Onto-Semiotics Approach”. International Journal of Insight for

Mathematics Teaching, Vol. 1, No. 2, 2018.

Warso, Agus Wasisto Dwi Doso. Pembelajaran dan Penilaian Pada Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Graha Cendekia, 2017.

Zuriah, Nurul, dkk. β€œIbM Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar Kreatif Inovatif

Berbasis Potensi Lokal”. Jurnal Dedikasi. Vol. 13, 2016.

79

Lampiran 1 Lembar dan Hasil Wawancara Guru Matematika

Lembar Wawancara Guru Matematika

Hari, tanggal :

Narasumber :

Tempat :

1. Bagaimana antusias peserta didik terhadap pembelajaran matematika?

Jawaban:

2. Kendala apa saja yang Bpk/Ibu rasakan selama mengajar matematika?

Jawaban:

3. Materi apa saja yang dianggap sulit oleh siswa kelas VIII di sekolah?

Jawaban:

4. Kesulitan apa yang biasa dialami siswa dalam pembelajaran matematika?

Khususnya pada materi spldv?

Jawaban:

5. Bagaimana nilai yang diperoleh siswa pada materi spldv?

Jawaban:

6. Metode pembelajaran apa yang sering digunakan oleh Bapak/Ibu dalam

mengajar?

Jawaban:

7. Apakah dalam pembelajaran matematika Bapak/Ibu mengaitkan masalah

kehidupan sehari-hari?

Jawaban:

8. Bahan ajar apa yang biasa digunakan pada pembelajaran di kelas?

Jawaban:

9. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat bahan ajar khusus pada materi spldv?

Jawaban:

10. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu jika ada penelitian berupa bahan ajar cetak

untuk materi spldv?

Jawaban:

Bekasi, ……………………… 2021

Guru Matematika Kelas VIII

(Narasumber)

80

Hasil Wawancara Guru Matematika

Nama Narasumber : Indriyani, S.Si.

Nama Instansi : SMPN 6 Tambun Selatan

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana antusias peserta didik

terhadap pembelajaran matematika?

Kurang begitu antusias karena

pelajaran matematika dianggap sulit

2 Kendala apa saja yang Bpk/Ibu

rasakan selama mengajar

matematika?

Media pembelajaran nya terbatas

sehingga belajar matematika hanya

dari penjelasan guru nya saja

kemudian siswa banyak yang tidak

fokus ketika belajar.

3 Materi apa saja yang dianggap sulit

oleh siswa kelas VIII di sekolah?

Materi aljabar dan materi garis dan

sudut.

4 Kesulitan apa yang biasa dialami

siswa dalam pembelajaran

matematika? Khususnya pada

materi spldv?

Siswa sulit dalam hal perhitungan

untuk mencari nilai x dan y

kemudian di soal cerita siswa

kesulitan dalam mengubah soal

cerita ke dalam bahasa matematika.

5 Bagaimana nilai yang diperoleh

siswa pada materi spldv?

Secara keseluruhan nilai yang

diperoleh siswa tergolong cukup

6 Metode pembelajaran apa yang

sering digunakan oleh Bapak/Ibu

dalam mengajar?

Ceramah dan latihan soal, sesekali

menggunakan metode diskusi

7 Apakah dalam pembelajaran

matematika Bapak/Ibu mengaitkan

masalah kehidupan sehari-hari?

Ya

81

8 Bahan ajar apa yang biasa

digunakan pada pembelajaran di

kelas?

LKS dari sekolah saja.

9 Apakah Bapak/Ibu pernah membuat

bahan ajar khusus pada materi

spldv?

Belum Pernah

10 Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu

jika ada penelitian berupa bahan

ajar cetak untuk materi spldv?

Sangat senang, semoga bahan ajar

nya bisa membuat siswa tertarik

dalam mempelajari spldv dan juga

semoga bisa membantu dalam

proses pembelajaran.

82

Lampiran 2. Lembar dan Hasil Pengisisan Angket Peserta Didik

Hasil Pengisian Angket Peserta Didik

Nama Narasumber : 1. Syafiq Putra Dwi Endha

2. Nirina Hardiati Pratiwi

Asal Sekolah : SMPN 6 Tambun Selatan

Responden

1 2

1. Menurutmu, bagaimana cara mengajar Bapak/Ibu guru pada pembelajaran

matematika?

Cara mengajar nya menyenangkan

tidak terlalu tegang, penyampaian

materi nya jelas. Namun terkadang

terlalu cepat menjelaskannya.

Sangat asik dan santai. Guru saya

mengajarkan materi nya menggunakan

bahasa yang mudah dipahami

2. Selain buku paket dari sekolah, sumber belajar apa yang kamu gunakan untuk

belajar matematika?

LKS dari sekolah dan internet LKS dan buku dari luar

3. Apakah kamu mengalami kesulitan belajar melalui buku paket sekolah?

Iya, karena penjelasan materi di LKS

hanya sedikit

Terkadang iya, karena penjelasan yang

di LKS tidak terlalu lengkap

4. Apakah kamu mengalami kesulitan untuk memahami materi spldv yang

diajarkan Bapak/Ibu guru? Mengapa?

Iya karena materi spldv memang sulit

dan guru nya menyampaikan materi

nya terlalu cepat

Ketika dijelaskan saya mengerti tetapi

ketika sedang mengerjakan soal

terkadang saya mengalami kesulitan

dalam mengerjakannya

5. Apakah Bapak/Ibu guru sering mengaitkan pelajaran spldv pada masalah

kehidupan sehari-hari?

Ya Ya, sering

83

6. Apakah soal latihan yang diberikan Bapak/Ibu guru sangat berbeda dengan

materi yang telah diajarkan? Jika iya, apakah kamu mengalami kesulitan dan

mengapa?

Kadang-kadang berbeda. Soalnya

lebih sulit dari yang dicontohkan

sebelumnya

Tidak terlalu berbeda, namun tingkat

kesulitannya lebih tinggi

7. Bagaimana tanggapanmu jika disediakan bahan ajar matematika berupa

modul yang dapat digunakan secara berkelompok/individu dengan ilustrasi

yang menarik?

Sangat senang, karena dengan

gambar-gambar yang menarik

membuat saya lebih semangat belajar

dan dikerjakan secara berkelompok

jadi bisa bekerja sama dengan teman

Saya sangat tertarik, karena dapat

membantu saya dan teman-teman saya

dalam memahami materi

84

Lampiran 3. Instrumen Uji Validasi Ahli

INSTRUMEN UJI VALIDITAS AHLI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN

ONTO-SEMIOTIC APPROACH (OSA) PADA MATERI SISTEM

PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV)

Nama Validator : ……………………………………………………………..

Asal Institusi/Sekolah : ……………………………………………………………..

Petunjuk

1. Lembar penilaian ini diisi oleh para ahli.

2. Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat para ahli

terhadap kualitas bahan ajar modul.

3. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda check (√) pada kolom yang

sudah disediakan.

Keterangan Penilaian:

SB : Sangat Baik

B : Baik

K : Kurang

SK : Sangat Kurang

4. Komentar dan saran mohon diberikan secara singkat dan jelas pada kolom yang

sudah disediakan.

A. Aspek Kelayakan Isi

Indikator

Penilaian Butir Penilaian

Alternatif Pilihan

SB B K SK

Kesesuaian Materi

dengan SK dan

KD

1. Kelengkapan Materi

2. Keluasan Materi

3. Kedalaman Materi

Ketepatan Materi 4. Ketepatan konsep

matematika yang

dipelajari

85

Keakuratan Materi

5. Keakuratan konsep dan

definisi

6. Keakuratan prinsip

7. Keakuratan gambar,

diagram dan ilustrasi

8. Keakuratan notasi,

simbol dan ikon

9. Keakuratan acuan

pustaka

Kemutakhiran

Materi

10. Gambar, diagram dan

ilustrasi dalam kehidupan

sehari-hari

11. Menggunakan kasus

(masalah) yang terdapat

dalam kehidupan sehari-

hari

12. Kemutakhiran pustaka

B. Kelayakan Penyajian

Indikator

Penilaian Butir Penilaian

Alternatif Pilihan

SB B K SK

Teknik Penyajian 1. Konsistensi sistematika

sajian dalam kegiatan

belajar

2. Keruntutan Konsep

Pendukung

Penyajian

3. Soal latihan pada setiap

akhir kegiatan belajar

4. Kunci jawaban soal

latihan

5. Daftar pustaka

Penyajian

Pembelajaran

6. Keterlibatan peserta didik

Kelengkapan

Penyajian

7. Bagian pendahuluan

8. Bagian Isi

9. Bagian penutup

86

C. Penilaian Onto-Semiotic Approach (OSA)

Indikator

Penilaian Butir Penilaian

Alternatif Pilihan

SB B K SK

Konfigurasi

Objek pada OSA

1. Bahan ajar membantu

siswa untuk memahami

makna simbol matematika

dari masalah yang

diberikan (Language)

2. Bahan ajar dilengkapi

dengan masalah-masalah

yang dapat membantu

siswa untuk meningkatkan

aktivitas berpikir

(Situations)

3. Bahan ajar membantu

siswa untuk memahami

konsep dari masalah yang

diberikan (Concept)

4. Bahan ajar membantu

siswa untuk memahami

dalil/teorema dari materi

sistem persamaan linear

dua variabel (Proposition)

5. Bahan ajar membantu

siswa untuk memahami

langkah-langkah

penyelesaian masalah dan

operasi yang digunakan

dalam menyelesaikan

masalah matematika

(Procedures)

6. Bahan ajar membantu

siswa dalam

mengemukakan argumen

pada penyelesaian

masalah (Argument)

Tahap

Penyelesaian

Masalah OSA

7. Pada tahap

mengidentifikasi masalah

dan rencana penyelesaian,

87

siswa dituntun untuk dapat

memahami masalah,

mengumpulkan informasi

yang dibutuhkan, dan

merepresentasikan

masalah dalam bentuk

matematika

8. Pada tahap

mendeskripsikan

penyelesaian secara

matematis, siswa dituntun

untuk dapat

menyelesaikan masalah

secara sistematis

berdasarkan informasi

yang telah dikumpulkan

9. Pada tahap menyimpulkan

hasil akhir penyelesaian,

siswa dituntun untuk dapat

menarik kesimpulan

menggunakan bahasa

mereka sendiri

berdasarkan representasi

dan penyelesaian yang

telah dikerjakan

D. Aspek Kelayakan Kegrafikan

Indikatir

Penilaian Butir Penilaian

Alternatif Pilihan

SB B K SK

Ukuran Modul 1. Kesesuaian ukuran

dengan materi isi modul

Desain Sampul

Modul (cover)

2. Penampilan unsur tata

letak pada sampul muka,

belakang dan punggung

secara harmonis memiliki

irama dan kesatuan serta

konsisten

88

3. Menampilkan pusat

pandang (center point)

yang baik.

4. Warna unsur tata letak

harmonis dan

memperjelas fungsi

5. Huruf yang digunakan

menarik dan mudah

dibaca

6. Tidak menggunakan

terlalu banyak jenis huruf

Desain Isi Modul 7. Penempatan unsur tata

letak konsisten

berdasarkan pola

8. Pemisahan antar paragraf

jelas.

9. Bidang cetak dan marjin

proporsional

10. Spasi antara teks dan

ilustrasi sesuai

11. Penempatan judul,

subjudul, ilustrasi, dan

keterangan gambar tidak

mengganggu pemahaman

12. Penggunaan variasi huruf

(bold, italic, all capital,

small capital) tidak

berlebihan

E. Aspek Kelayakan Bahasa

Indikator

Penilaian Butir Penilaian

Alternatif Pilihan

SB B K SK

Lugas 1. Keefektifan kalimat

Komunikatif 2. Pemahaman terhadap

pesan atau informasi

Kesesuaian dengan

Perkembangan

Peserta Didik

3. Kesesuaian dengan

perkembangan

intelektual peserta didik

4. Ketepatan tata bahasa

89

Kesesuaian dengan

Kaidah Bahasa

5. Ketepatan ejaan

Penggunaan

Istilah, Simbol

atau Ikon

6. Konsistensi penggunaan

istilah

7. Konsistensi penggunaan

ikon atau simbol

Komentar dan saran secara keseluruhan:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Kesimpulan:

Bahan ajar ini dinyatakan:

1. Layak diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi.

2. Layak diujicobakan dengan revisi.

3. Tidak layak diujicobakan di lapangan

*) Mohon lingkari pada salah satu nomor

Bekasi, …………... 2021

Validator

(………………………...)

90

Lampiran 4. Angket Respons Peserta Didik

ANGKET RESPON SISWA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN

ONTO-SEMIOTIC APPROACH (OSA) PADA MATERI SISTEM

PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV)

Nama Lengkap : ……………………………………………………………

Asal Sekolah : ……………………………………………………………

Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas diri anda pada kolom yang sudah disediakan.

2. Berilah tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan

penilaian anda terhadap materi yang disajikan pada bahan ajar ini.

Keterangan Penilaian:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

3. Jika ada saran terkait bahan ajar ini mohon diberikan secara singkat dan jelas

pada kolom saran yang sudah disediakan.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Teks atau tulisan dalam modul ini mudah dibaca

2. Penggunaan gambar dan ilustrasi terlihat jelas

3. Gambar yang disajikan pada modul ini menarik

4. Gambar yang disajikan sesuai dengan materi

5. Uraian materi yang disajikan dalam modul ini

jelas dan mudah dipahami

6. Latihan soal memperkuat pemahaman saya

terhadap materi yang disajikan

7. Latihan soal yang disajikan sesuai dengan

kehidupan sehari-hari

91

8. Materi yang disajikan dalam modul sudah

runtut

9. Saya dapat mengikuti kegiatan belajar tahap

demi tahap dengan mudah

10. Saya dapat memahami lambang dan simbol

yang digunakan dalam modul ini

11. Saya dapat memahami istilah-istilah yang

digunakan dalam modul ini

12. Soal-soal yang digunakan dalam modul sudah

sesuai dengan materi

13. Saya dapat memahami materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

menggunakan modul ini dengan mudah

14. Saya sangat tertarik dengan menggunakan

modul ini

15. Dengan menggunakan modul ini, dapat

meningkatkan motivasi saya dalam belajar

Komentar dan saran

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Bekasi, ……………….. 2021

Siswa

( ……………………………)

92

Lampiran 5. Surat Tugas Validator

93

Lampiran 6. Instrumen Hasil Validasi Bahan Ajar

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

Lampiran 7. Perhitungan Data Hasil Validasi oleh Ahli

Perhitungan Data Hasil Validasi Bahan Ajar Oleh Ahli

Nomor

Butir

Pertanyaan

Validator Skor

Hasil

Skor

Kriterium Dosen

I

Dosen

II

Dosen

III

Guru

I

Guru

II

Guru

III

Guru

IV

Guru

V

Guru

VI

1 3 3 4 4 4 4 3 4 3 32 36

2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 32 36

3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 33 36

4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 31 36

5 4 3 3 4 2 3 4 3 3 29 36

6 4 3 4 4 3 3 4 3 3 31 36

7 3 4 4 3 4 4 4 4 3 33 36

8 4 3 4 4 3 3 4 3 3 31 36

9 4 3 3 4 3 3 3 3 3 29 36

10 4 3 3 3 4 4 4 4 3 32 36

11 4 4 3 4 4 4 4 4 3 34 36

12 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28 36

13 4 3 4 4 4 4 4 4 3 34 36

14 4 3 4 4 3 3 3 3 3 30 36

15 4 4 4 4 4 4 3 4 3 34 36

16 4 3 3 4 3 3 3 3 3 29 36

17 4 3 3 4 3 3 3 3 3 29 36

18 4 3 4 4 3 3 4 3 3 31 36

19 4 3 4 4 2 3 4 3 3 30 36

20 4 3 4 4 2 2 4 2 3 28 36

21 4 3 4 4 3 3 4 3 3 31 36

22 4 3 3 3 2 3 4 3 3 28 36

23 4 4 4 4 3 3 4 3 3 32 36

24 4 4 4 4 2 2 4 2 3 29 36

25 3 3 3 4 1 3 4 3 3 27 36

26 3 4 4 4 2 3 4 3 3 30 36

27 3 4 4 4 3 3 4 3 3 31 36

28 4 3 3 4 3 3 4 3 3 30 36

29 3 3 4 4 3 3 4 3 3 30 36

30 4 3 4 4 4 4 4 4 3 34 36

31 4 4 4 4 3 3 4 3 3 32 36

32 4 4 4 3 4 4 4 4 3 34 36

33 4 3 3 4 4 4 4 4 3 33 36

129

34 4 3 3 4 4 4 4 4 3 33 36

35 4 4 3 4 3 3 4 3 3 31 36

36 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 36

37 4 3 4 4 2 3 4 3 3 30 36

38 4 3 3 4 3 3 4 3 3 30 36

39 4 3 4 4 3 3 4 3 3 31 36

40 4 3 3 4 4 4 4 4 3 33 36

41 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 36

42 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 36

43 3 3 3 4 2 3 3 3 3 27 36

44 3 3 3 3 2 3 3 3 3 26 27

45 4 3 3 4 3 3 3 3 3 29 36

46 4 3 4 4 2 3 3 3 3 29 36

47 4 3 4 4 3 3 3 3 3 30 36

48 4 3 3 4 4 4 3 4 3 32 36

49 4 4 4 4 4 4 3 4 3 34 36

Total 185 163 176 191 153 163 180 163 147 1521 1755

130

Lampiran 8. Perhitungan Data Hasil Validasi oleh Ahli

Perhitungan Data Hasil Penilaian Bahan Ajar Berdasarkan Aspek Setiap

Indikator Penilaian oleh Ahli

Cara Perhitungan

𝑃 =π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ β„Žπ‘Žπ‘ π‘–π‘™ π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘šπ‘π‘’π‘™π‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘˜π‘Ÿπ‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘’π‘š Γ— 100%

Keterangan:

𝑃 = Persentase kelayakan

π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘˜π‘Ÿπ‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘’π‘š = π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘›π‘”π‘”π‘– π‘‘π‘–π‘Žπ‘ π‘π‘’π‘‘π‘–π‘Ÿ π‘₯ π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘‘π‘–π‘Ÿ π‘₯ π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘Ÿπ‘’π‘ π‘π‘œπ‘›π‘‘π‘’π‘›

1. Aspek Kelayakan Isi

No Indikator Skor Skor

Kriterium

Persentase

(%)

1 Kesesuaian Materi dengan

SK dan KD 97 108 89.81

2 Ketepatan Materi 31 36 86.11

3 Keakuratan Materi 153 180 85.00

4 Kemutakhiran Materi 94 108 87.04

Penilaian Keseluruhan 375 432 86.81

2. Aspek Kelayakan Penyajian

No Indikator Skor Skor

Kriterium

Persentase

(%)

1 Teknik Penyajian 64 72 88.89

2 Pendukung Penyajian 92 108 85.19

3 Penyajian Pembelajaran 31 36 86.11

4 Kelengkapan Penyajian 89 108 82.41

Penilaian Keseluruhan 276 324 85.19

3. Aspek Penilaian Onto-Semiotic Approach (OSA)

No Indikator Skor Skor

Kriterium

Persentase

(%)

1 Konfigurasi Objek pada

OSA 177 216 81.94

2 Tahap Penyelesaian

Masalah OSA 94 108 87.04

Penilaian Keseluruhan 271 324 83.64

131

4. Aspek Kelayakan Kegrafikan

No Indikator Skor Skor

Kriterium

Persentase

(%)

1 Ukuran Modul 32 36 88.89

2 Desain Sampul Modul

(cover) 166 180 92.22

3 Desain Isi Modul 194 216 89.81

Penilaian Keseluruhan 392 432 90.74

5. Aspek Kelayakan Bahasa

No Indikator Skor Skor

Kriterium

Persentase

(%)

1 Lugas 27 36 75.00

2 Komunikatif 26 27 96.30

3

Kesesuaian dengan

Perkembangan Peserta

Didik

29 36 80.56

4 Kesesuaian dengan Kaidah

Bahasa 59 72 81.94

5 Penggunaan Istilah, Simbol

atau Ikon 66 72 91.67

Penilaian Keseluruhan 207 243 85.19

132

Lampiran 9. Revisi Bahan Ajar Modul

Revisi Bahan Ajar Modul

No Sebelum Sesudah

1. Komentar: Tambahkan indikator

penyelesaian spldv dengan menggunakan

metode campuran

2.

Komentar: Tambahkan asumsi hasil

penjualan berasal dari pensil dan penghapus

3.

Komentar: Sebaiknya kata β€œsimbol” diubah

menjadi β€œvariabel”

133

4.

Komentar: Sebaiknya notasi persen β€œ%”

dihilangkan saja karena di dalam tabel sudah

dalam bentuk perentase

5.

Komentar: Situasi/isi konteks bisa diperbaiki

lagi agar lebih terasa nyata untuk siswa

6.

Komentar: Kata β€œtitik potong” pada

pertanyaan kurang sesuai sebaiknya diganti

dengan kata β€œtitik koordinat” karena siswa

baru diarahkan untuk mencari titik koordinat

masing-masing persamaan.

134

7.

Komentar: Sebaiknya β€œtitik potong” diubah

menjadi β€œtitik koordinat”

8.

Komentar: Situasi/isi konteks pertanyaan bisa

diperbaiki lagi agar lebih terasa nyata untuk

siswa

9. Komentar: Tambahkan metode campuran

pada penyelesaian spldv

135

136

Lampiran 10. Perhitungan Data Angket Respons Peserta Didik

Perhitungan Data pada Angket Respons Peserta Didik Terhadap Bahan

Ajar Modul

No Butir

Pertanyaan

Responden Skor

Skor

Kriterium I II III IV V VI VII VIII IX X

1 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 32 40

2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 35 40

3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 33 40

4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 33 40

5 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 30 40

6 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 34 40

7 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 32 40

8 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 33 40

9 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 32 40

10 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 40

11 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 40

12 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 31 40

13 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 30 40

14 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 32 40

15 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 31 40

Jumlah 45 50 45 60 46 46 40 57 45 46 480 600

Total Penilaian

No Aspek Skor Skor

Kriterium

Persentase

(%)

1 Tampilan Modul 133 160 83.13

2 Penyajian Materi 254 320 79.38

3 Manfaat

Penggunaan 93 120 77.50

Penilaian Keseluruhan 480 600 80

137

Lampiran 11. Hasil Angket Respons Peserta Didik

Hasil Angket Respons Peserta Didik

138

139

140

141

144

Lampiran 12. Uji Referensi

Uji Referensi

UJI REFERENSI

Nama : Fenny Rachmawati

NIM : 11160170000059

Jurusan : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Pengembangan Bahan Ajar Matematika menggunakan Onto-Semiotic

Approach (OSA) pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

No Sumber Halaman

Skripsi

Paraf

Pembimbing

I

BAB I

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:

2004), pasal 1 ayat 1.

1

2. Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi,

(Pontianak: An1mage, 2019), h. 1. 1

3. Rizal Zaenal Muqodas, Kamin Sumardi, dan Ega Tawali

Berman, Desain dan Pembuatan Bahan Ajar Berdasarkan

Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Sistem dan

Instalasi Refrigerasi, Journal of Mechanical Engineering

Education, Vol. 2, No. 1, 2015, h. 107, h. 108.

1, 4

4. Fahrurrozi dan Syukrul Hamdi, Metode Pembelajaran

Matematika, (Lombok: Universitas Hamzanwadi Press,

2017), Cet. 1, h. 3.

2

5. Isrok’atun, dkk, Pembelajaran Matematika dan Sains Secara

Integratif melalui Situation-Based Learning, (Sumedang:

UPI Sumedang Press, 2020), Cet. 1, h. 10.

2

6. Sumaryanta, Nanang Priatna, dan Sugiman, Pemetaan

Hasil Ujian Nasional Matematika, Indonesian Digital

Journal of Mathematics and Education, Vol. 6, No. 1,

2019, h. 547.

3

145

7. Nurul Zuriah, Hari Sunaryo, dan Nurbani Yusuf, IbM

Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar Kreatif Inovatif

Berbasis Potensi Lokal, Jurnal Dedikasi, Vol. 13, 2016,

h. 39, h. 40.

3, 5

8. Anjas Setyadi dan Abdul Aziz Saefudin, Pengembangan

Modul Matematika dengan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Untuk Siswa Kelas VII SMP, Jurnal

Pendidikan Matematika, Vol. 14, No. 1, 2019, h. 13,

h.14.

4

9. S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses

Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Bumi Aksara,

2013), Cet ke-16, h. 205.

4

10. Cakti Indra Gunawan, Pedoman dan Strategi Menulis

Buku Ajar dan Referensi bagi Dosen, (Malang: CV

IRDH, 2017), Cet ke-1, h. 6.

5

11. Ronald Manibuy, Mardiyana, dan Dewi Retno Sari

Saputro, Analisis Kesalahan Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat Berdasarkan

Taksonomi Solopada Kelas X Sma Negeri 1 Plus Di

Kabupaten Nabire – Papua, Jurnal Elektronik

Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No. 9, 2014, h. 935.

5

12. Priska Puspita Sari dan Dede Asri Lestari, Analisis

Kesulitan Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel,

Vol. 4, No. 1, 2020, h. 292.

5

13. Juan D. Godino and Vincent Font, The Theory of

Representation as Viewed from the Onto Semiotic

Approach to Mathematics Education, Vol. 9, 2010, h.

190.

6

14. Nurrahmi Putri, β€œPengaruh Pendekatan Onto-Semiotik

terhadap Kemampuan Penalaran Logis Matematis

Siswa”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 6.

6

15. Juan D. Godino, Carmen Batanero and Vincent Font, The

Onto-Semiotic Approach to Research in

Mathematics Education, 2007, h. 130.

6

146

16. Muhammad Faizul Humami Ula, β€œAnalisis Proses

Menyelesaikan Masalah Aljabar Menggunakan

OntoSemiotic Approach (OSA) Siswa Dibedakan

Berdasarkan Gaya Kognitif”, Skripsi pada Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, h.

3.

6

BAB II

17. Agus Wasisto Dwi Doso Warso, Pembelajaran dan

Penilaian Pada Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah Berdasarkan Kurikulum 2013, (Yogyakarta:

Graha Cendekia, 2017), h. 105, h. 109, h. 112-113.

9, 10, 11

18. Daryanto dan Aris Dwicahyo, Pengembangan

Perangkat Pembelajaran (Silabus, Rpp, Phb, Bahan

Ajar), (Yogyakarta: Gava Media, 2014), h. 171, h.

187188, h. 179-181.

9, 15, 18

19. Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam

Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: Refika Aditama,

2018), h. 263, h. 264.

9, 10, 11

20. Andi Prastowo, Sumber Belajar dan Pusat Sumber

Belajar, (Depok: Prenadamedia Group, 2018), h. 51. 9

21. Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, Penelitian

Pengembangan Model ADDIE dan R2D2: Teori dan

Praktek, (Pasuruan: Lembaga Academic & Research

Institute, 2020), h. 24-25, h. 28.

12

22. Tri Hidayati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika dengan Suplemen History of Mathematics,

(Purwokerto: Pena Persada, 2018), h. 88, h. 88-90.

12, 13

23. I Made Tegeh, dkk, Model Penelitian Pengembangan,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 42, h. 43. 12, 14

24. Sitti Fatimah S. Sirate dan Risky Ramadhana,

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis

Keterampilan Literasi, Vol. VI, No. 2, 2017, h. 319, h.

319-320.

14, 15

25. Daryanto, Menyusun Modul Bahan Ajar untuk

Persiapan Guru dalam Mengajar, (Yogyakarta: Gava

Media, 2013), h. 9, h. 13-15.

14, 16

147

26. S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses

Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Bumi Aksara,

2013), Cet ke-16, h. 205.

14

27. M. Taufik Aditia dan Novianti Muspiroh,

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Sains,

Lingkungan, Teknologi, Masyarakat Dan Islam

(Salingtemasis) dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa pada Konsep Ekosistem Kelas X Di Sma NU

(Nadhatul Ulama) Lemahabang Kabupaten Cirebon,

Jurnal Scientiae Educatia, Vol. 2, 2013, h. 8.

15

28. Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar

Inovatif, (Yogyakarta: DIVA, 2015), h. 110-111. 20

29. Dadan Rusmana, Filsafat Semiotika, (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2014), h. 19-20, h. 22-23. 21

30. Muhammad Faizul Humami Ula, β€œAnalisis Proses

Menyelesaikan Masalah Aljabar Menggunakan

OntoSemiotic Approach (OSA) Siswa Dibedakan

Berdasarkan Gaya Kognitif”, Skripsi pada Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya,

2018, h. 19.

21

31. Nur Wahidatul Hasanah, Pendekatan Onto-Semiotic

Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Siswa

ditinjau dari Kemampuan Matematika, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Matematika, Vol. 8, 2019. h. 34.

22

32. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di

Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 151.

22

33. Marion Reba’i, Ontologi, 2014, h.

9, (http://academia.edu). Diakses tanggal 18

September 2020.

23

34. Luis R. Pino-Fan et.al, The Theory of Registers of

Semiotic Presentation and The OntoSemiotic Approach

to Mathematical Cognition and Instruction: Linking

Looks for the Study of Mathematical Understanding,

Proceedings of 39th Psychology of Mathematics

Education Conference, Vol.4, 2015, h.35.

23, 24, 25

35. Juan D. Godino, Carmen Batanero and Vincent Font,

The Onto-Semiotic Approach to Research in

Mathematics Education, The International Journal on

Mathematics Education, Vol. 39 (1–2), 2007, h.128, h.

132, h. 130.

23, 24

148

36. Juan D. Godino and Vincent Font, The Theory of

Representation as Viewed from the Onto Semiotic

Approach to Mathematics Education, Mediterranean

Journal for Research in Mathematics Education, Vol. 9,

2010, h. 190.

23

37. Dian Fitri Argarini, Analisis Pemecahan Masalah

Berbasis Polya pada Materi Perkalian Vektor Ditinjau

dari Gaya Belajar, Jurnal Matematika dan Pembelajaran,

Vol. 6, No. 1, 2018, h. 92.

26

38. Tania Gusmao et.al, A Semiotic Analysis of β€˜Monica’s

Random Walk’: Activity to Teach Basic Concepts of

Probability, dalam C. Reading (Ed.), Data and Context

in Statistic Education: Towards an Evidence-based

Society, Proceedings of the Eighth International

Conference on Teaching Statistics, (Netherland:

International Statistical Institute, 2010), h. 2.

26, 36

39. R. Bjuland, The Mediating Role of a Teacher’ Use of

Semiotic Resources in Pupils’ Early Algebraic

Reasoning, ZDM Mathematics Education, 2012, h. 669

26

40. Vicenc Font, Juan D. Godino and Angel Contreras,

From Representations to Onto-Semiotic Configurations

in Analysing Mathematics Teaching and Learning Processes, Semiotic in Mathematics Education:

Epistemology, History, and Culture, 2008, h. 158.

26

41. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan

Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan MTs, (Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,

2008), h. 106, h. 105, h. 80, h. 81, h. 105

27, 28

42. Ade Citra Juniarti dan Rafiq Zulkarnaen, Studi Kasus

Kemampuan Abstraksi Matematis Siswa Kelas X Pada

Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

(SPLDV), Prosiding Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika Sesiomadika 2019, 2019, h.

401.

27

43. Agus Prianto, Kajian Materi Aljabar dan Komunikasi

Matematis, Indonesian Digital Journal of Mathematics

and Education, Vol. 2, 2014, h. 3.

28

44. J. Dris dan Tasari, Matematika Jilid 2 Untuk SMP dan

MTs Kelas VIII, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h.

80, h. 81.

29, 30, 31

149

45. Marsigit, dkk, Matematika 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII,

(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian

Pendidikan Nasional, 2011), h. 93, h. 94, h. 97-102.

29, 33, 34

46. Afidah Khairunnisa, Matematika Dasar, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2014), h. 152-153, h. 156. 31, 35

47. Sri Jumini, Buku Ajar Matematika Dasar untuk

Perguruan Tinggi, (Jawa Tengah: Mangku Bumi, 2017,

h. 58, h. 57

33, 34

48. Nurrahmi Putri, β€œPengaruh Pendekatan Onto-Semiotik

terhadap Kemampuan Penalaran Logis Matematis

Siswa”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

36

49. Khoirul Umam, dkk, Mathematical Meaning in

Modelling Context Through The Onto-Semiotics

Approach, International Journal of Insight for

Mathematics Teaching, Vol. 1, No. 2, 2018.

37

50. Sumaritoyo Ryananda, β€œPengembangan Modul

Matematika Realistik pada Materi Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) Berbasis Masalah pada

37

Siswa SMP”, Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwerejo,

2017.

BAB III

51. Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, Penelitian

Pengembangan Model ADDIE dan R2D2: Teori dan

Praktik, (Pasuruan: Lembaga Academic & Research

Institute, 2020), h. 19, h. 20, h. 28.

40

52. I Made Tegeh, dkk, Model Penelitian Pengembangan,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 41, h. 43-44.

40, 42

53. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, (Bandung: Alfabeta, 2019), h. 146. 44

54 Ridwan dan Akdon, Rumus dan Data Analisis Statistika,

(Bandung: Alfabeta, 2015), cet. ke-6, h. 16, h. 18. 46

Jakarta, November 2021

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I

Eva Musyrifah, S.Pd., M. Si.

NIP. 19820528 201101 2 011

150

UJI REFERENSI

Nama : Fenny Rachmawati

NIM : 11160170000059

Jurusan : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Pengembangan Bahan Ajar Matematika menggunakan Onto-Semiotic

Approach (OSA) pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

No Sumber Halaman

Skripsi

Paraf

Pembimbing

II

BAB I

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:

2004), pasal 1 ayat 1.

1

2. Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi,

(Pontianak: An1mage, 2019), h. 1. 1

3. Rizal Zaenal Muqodas, Kamin Sumardi, dan Ega Tawali

Berman, Desain dan Pembuatan Bahan Ajar Berdasarkan

Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Sistem dan

Instalasi Refrigerasi, Journal of Mechanical Engineering

Education, Vol. 2, No. 1, 2015, h. 107, h. 108.

1, 4

4. Fahrurrozi dan Syukrul Hamdi, Metode Pembelajaran

Matematika, (Lombok: Universitas Hamzanwadi Press,

2017), Cet. 1, h. 3.

2

5. Isrok’atun, dkk, Pembelajaran Matematika dan Sains Secara

Integratif melalui Situation-Based Learning, (Sumedang:

UPI Sumedang Press, 2020), Cet. 1, h. 10.

2

6. Sumaryanta, Nanang Priatna, dan Sugiman, Pemetaan

Hasil Ujian Nasional Matematika, Indonesian Digital

Journal of Mathematics and Education, Vol. 6, No. 1,

2019, h. 547.

3

7. Nurul Zuriah, Hari Sunaryo, dan Nurbani Yusuf, IbM

Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar Kreatif Inovatif

Berbasis Potensi Lokal, Jurnal Dedikasi, Vol. 13, 2016,

h. 39, h. 40.

3, 5

151

8. Anjas Setyadi dan Abdul Aziz Saefudin, Pengembangan

Modul Matematika dengan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Untuk Siswa Kelas VII SMP, Jurnal

Pendidikan Matematika, Vol. 14, No. 1, 2019, h. 13,

h.14.

4

9. S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses

Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Bumi Aksara,

2013), Cet ke-16, h. 205.

4

10. Cakti Indra Gunawan, Pedoman dan Strategi Menulis

Buku Ajar dan Referensi bagi Dosen, (Malang: CV

IRDH, 2017), Cet ke-1, h. 6.

5

11. Ronald Manibuy, Mardiyana, dan Dewi Retno Sari

Saputro, Analisis Kesalahan Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat Berdasarkan

Taksonomi Solopada Kelas X Sma Negeri 1 Plus Di

Kabupaten Nabire – Papua, Jurnal Elektronik

Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No. 9, 2014, h. 935.

5

12. Priska Puspita Sari dan Dede Asri Lestari, Analisis

Kesulitan Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel,

Vol. 4, No. 1, 2020, h. 292.

5

13. Juan D. Godino and Vincent Font, The Theory of

Representation as Viewed from the Onto Semiotic

Approach to Mathematics Education, Vol. 9, 2010, h.

190.

6

14. Nurrahmi Putri, β€œPengaruh Pendekatan Onto-Semiotik

terhadap Kemampuan Penalaran Logis Matematis

Siswa”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 6.

6

15. Juan D. Godino, Carmen Batanero and Vincent Font, The

Onto-Semiotic Approach to Research in

Mathematics Education, 2007, h. 130.

6

16. Muhammad Faizul Humami Ula, β€œAnalisis Proses

Menyelesaikan Masalah Aljabar Menggunakan

OntoSemiotic Approach (OSA) Siswa Dibedakan

Berdasarkan Gaya Kognitif”, Skripsi pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, h.

3.

6

BAB II

17. Agus Wasisto Dwi Doso Warso, Pembelajaran dan

Penilaian Pada Satuan Pendidikan Dasar dan 9, 10, 11

152

Menengah Berdasarkan Kurikulum 2013, (Yogyakarta:

Graha Cendekia, 2017), h. 105, h. 109, h. 112-113.

18. Daryanto dan Aris Dwicahyo, Pengembangan

Perangkat Pembelajaran (Silabus, Rpp, Phb, Bahan

Ajar), (Yogyakarta: Gava Media, 2014), h. 171, h.

187188, h. 179-181.

9, 15, 18

19. Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam

Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: Refika Aditama,

2018), h. 263, h. 264.

9, 10, 11

20. Andi Prastowo, Sumber Belajar dan Pusat Sumber

Belajar, (Depok: Prenadamedia Group, 2018), h. 51. 9

21. Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, Penelitian

Pengembangan Model ADDIE dan R2D2: Teori dan

Praktek, (Pasuruan: Lembaga Academic & Research

Institute, 2020), h. 24-25, h. 28.

12

22. Tri Hidayati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika dengan Suplemen History of Mathematics,

(Purwokerto: Pena Persada, 2018), h. 88, h. 88-90.

12, 13

23. I Made Tegeh, dkk, Model Penelitian Pengembangan,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 42, h. 43.

12, 14

24. Sitti Fatimah S. Sirate dan Risky Ramadhana,

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis

Keterampilan Literasi, Vol. VI, No. 2, 2017, h. 319, h.

319-320.

14, 15

25. Daryanto, Menyusun Modul Bahan Ajar untuk

Persiapan Guru dalam Mengajar, (Yogyakarta: Gava

Media, 2013), h. 9, h. 13-15.

14, 16

26. S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses

Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Bumi Aksara,

2013), Cet ke-16, h. 205.

14

27. M. Taufik Aditia dan Novianti Muspiroh,

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Sains,

Lingkungan, Teknologi, Masyarakat Dan Islam

(Salingtemasis) dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa pada Konsep Ekosistem Kelas X Di Sma NU

(Nadhatul Ulama) Lemahabang Kabupaten Cirebon,

Jurnal Scientiae Educatia, Vol. 2, 2013, h. 8.

15

28. Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar

Inovatif, (Yogyakarta: DIVA, 2015), h. 110-111. 20

29. Dadan Rusmana, Filsafat Semiotika, (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2014), h. 19-20, h. 22-23. 21

153

30. Muhammad Faizul Humami Ula, β€œAnalisis Proses

Menyelesaikan Masalah Aljabar Menggunakan Onto- Semiotic Approach (OSA) Siswa Dibedakan

Berdasarkan Gaya Kognitif”, Skripsi pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya,

2018, h. 19.

21

31. Nur Wahidatul Hasanah, Pendekatan Onto-Semiotic

Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Siswa

ditinjau dari Kemampuan Matematika, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Matematika, Vol. 8, 2019. h. 34.

22

32. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di

Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 151. 22

33. Marion Reba’i, Ontologi, 2014, h.

9, (http://academia.edu). Diakses tanggal 18

September 2020.

23

34. Luis R. Pino-Fan et.al, The Theory of Registers of

Semiotic Presentation and The OntoSemiotic Approach

to Mathematical Cognition and Instruction: Linking

Looks for the Study of Mathematical Understanding,

Proceedings of 39th Psychology of Mathematics

Education Conference, Vol.4, 2015, h.35.

23, 24, 25

35. Juan D. Godino, Carmen Batanero and Vincent Font,

The Onto-Semiotic Approach to Research in

Mathematics Education, The International Journal on

Mathematics Education, Vol. 39 (1–2), 2007, h.128, h.

132, h. 130.

23, 24

36. Juan D. Godino and Vincent Font, The Theory of

Representation as Viewed from the Onto Semiotic

Approach to Mathematics Education, Mediterranean

Journal for Research in Mathematics Education, Vol. 9,

2010, h. 190.

23

37. Dian Fitri Argarini, Analisis Pemecahan Masalah

Berbasis Polya pada Materi Perkalian Vektor Ditinjau

dari Gaya Belajar, Jurnal Matematika dan Pembelajaran,

Vol. 6, No. 1, 2018, h. 92.

26

38. Tania Gusmao et.al, A Semiotic Analysis of β€˜Monica’s

Random Walk’: Activity to Teach Basic Concepts of

Probability, dalam C. Reading (Ed.), Data and Context

in Statistic Education: Towards an Evidence-based

Society, Proceedings of the Eighth International

Conference on Teaching Statistics, (Netherland:

International Statistical Institute, 2010), h. 2.

26, 36

154

39. R. Bjuland, The Mediating Role of a Teacher’ Use of Semiotic Resources in Pupils’ Early Algebraic

Reasoning, ZDM Mathematics Education, 2012, h. 669

26

40. Vicenc Font, Juan D. Godino and Angel Contreras,

From Representations to Onto-Semiotic Configurations

in Analysing Mathematics Teaching and Learning

Processes, Semiotic in Mathematics Education: Epistemology, History, and Culture, 2008, h. 158.

26

41. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan

Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan MTs, (Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,

2008), h. 106, h. 105, h. 80, h. 81, h. 105

27, 28

42. Ade Citra Juniarti dan Rafiq Zulkarnaen, Studi Kasus

Kemampuan Abstraksi Matematis Siswa Kelas X Pada

Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

(SPLDV), Prosiding Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika Sesiomadika 2019, 2019, h.

401.

27

43. Agus Prianto, Kajian Materi Aljabar dan Komunikasi

Matematis, Indonesian Digital Journal of Mathematics

and Education, Vol. 2, 2014, h. 3.

28

44. J. Dris dan Tasari, Matematika Jilid 2 Untuk SMP dan

MTs Kelas VIII, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h.

80, h. 81.

29, 30, 31

45. Marsigit, dkk, Matematika 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII,

(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian

Pendidikan Nasional, 2011), h. 93, h. 94, h. 97-102.

29, 33, 34

46. Afidah Khairunnisa, Matematika Dasar, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2014), h. 152-153, h. 156.

31, 35

47. Sri Jumini, Buku Ajar Matematika Dasar untuk

Perguruan Tinggi, (Jawa Tengah: Mangku Bumi, 2017,

h. 58, h. 57

33, 34

48. Nurrahmi Putri, β€œPengaruh Pendekatan Onto-Semiotik

terhadap Kemampuan Penalaran Logis Matematis

Siswa”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

36

49. Khoirul Umam, dkk, Mathematical Meaning in

Modelling Context Through The Onto-Semiotics

Approach, International Journal of Insight for

Mathematics Teaching, Vol. 1, No. 2, 2018.

37

155

50. Sumaritoyo Ryananda, β€œPengembangan Modul

Matematika Realistik pada Materi Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) Berbasis Masalah pada

Siswa SMP”, Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwerejo,

2017.

37

BAB III

51. Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, Penelitian

Pengembangan Model ADDIE dan R2D2: Teori dan

Praktik, (Pasuruan: Lembaga Academic & Research

Institute, 2020), h. 19, h. 20, h. 28.

40

52. I Made Tegeh, dkk, Model Penelitian Pengembangan,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 41, h. 43-44. 40, 42

53. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, (Bandung: Alfabeta, 2019), h. 146. 44

54 Ridwan dan Akdon, Rumus dan Data Analisis Statistika,

(Bandung: Alfabeta, 2015), cet. ke-6, h. 16, h. 18. 46

Jakarta, November 2021

Mengetahui, Dosen

Pembimbing II

Khamida Siti Nur A, M.PMat.

NIP. 19881107 201801 2 003

2021 Fenny Rachmawati

Pendidikan Matematika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Modul

Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV)

Untuk SMP/MTs

Kelas VIII

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Modul Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Menggunakan Onto-Semiotic Approach

(OSA)

Disusun Oleh

Fenny Rachmawati

Pembimbing

Eva Musyrifah, M.Si.

Khamida Siti Nur Atiqoh, M.PMat.

Pendidikan Matematika

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2021

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

i

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan limpahan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul ini dengan baik.

Modul ini disusun sebagai bahan ajar mata pelajaran matematika untuk siswa di

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan menggunakan pendekatan Onto-Semiotik.

Modul sistem persamaan linear dua variabel dengan pendekatan onto-semiotik dapat

membantu siswa menguasai konsep matematika secara mudah, memahami cara penyelesaian

yang digunakan, melatih siswa untuk memberikan argumen dan menarik kesimpulan

berdasarkan masalah yang disajikan. Di samping itu pula, modul ini disusun sebagai wujud

kemandirian siswa dalam mempelajari materi. Penggunaan modul ini juga diharapkan dapat

menjadi alternatif untuk membantu guru dalam menyampaikan materi.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah membantu hingga

selesainya modul ini. Penulis menyadari bahwa modul ini masih terdapat banyak kekurangan

dalam penyusunannya, tetapi penyusun berharap modul ini dapat bermanfaat bagi seluruh

pembaca dan semoga dapat membantu proses belajar mengajar. Kritik dan saran sangat penulis

harapkan untuk perbaikan bahan ajar ini.

Bekasi, April 2021

Penulis

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

ii

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i

Daftar Isi .................................................................................................................................. ii

Peta Konsep ............................................................................................................................ iii

BAB 1 Pendahuluan ................................................................................................................. 1

A. Kompetensi ...................................................................................................................... 1

B. Deskripsi .......................................................................................................................... 4

C. Prasyarat .......................................................................................................................... 4

D. Petunjuk Penggunaan Modul .......................................................................................... 5

E. Tujuan .............................................................................................................................. 5

BAB 2 Kegiatan Belajar 1 ...................................................................................................... 6

A. Rencana Kegiatan ............................................................................................................ 6

B. Uraian Materi .................................................................................................................. 7

C. Tes Formatif 1 ............................................................................................................... 14

BAB 3 Kegiatan Belajar 2 .................................................................................................... 16

A. Rencana Kegiatan .......................................................................................................... 16

B. Uraian Materi ................................................................................................................ 17

C. Tes Formatif 2 ............................................................................................................... 21

BAB 4 Kegiatan Belajar 3 .................................................................................................... 24

A. Rencana Kegiatan .......................................................................................................... 24

B. Uraian Materi ................................................................................................................ 25

BAB 5 Kegiatan Belajar 4 .................................................................................................... 33

A. Rencana Kegiatan .......................................................................................................... 33

B. Uraian Materi ................................................................................................................ 34

BAB 6 Kegiatan Belajar 5 .................................................................................................... 41

A. Rencana Kegiatan .......................................................................................................... 41

B. Uraian Materi ................................................................................................................ 42

BAB 7 Kegiatan Belajar 6 .................................................................................................... 50

A. Rencana Kegiatan .......................................................................................................... 50

B. Uraian Materi ................................................................................................................ 51

Tes Formatif 3 ........................................................................................................................ 57

BAB 8 Penutup ...................................................................................................................... 60

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 61

Kunci Jawaban ...................................................................................................................... 62

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

iii

Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel

Pengertian

SPLDV

Cara Penyelesaian

SPLDV

Metode

Grafik

Metode

Substitusi

Metode

Eliminasi

Metode

Campuran

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

1

A. Kompetensi

Kompetensi yang digunakan dalam modul ini mengacu pada Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 37 Tahun 2018 pada mata

pelajaran matematika SMP/MTs.

Kompetensi Dasar Indikator

3.5.Menjelaskan Sistem

Persamaan Linear Dua

Variabel dan penyelesaiannya

yang dihubungkan dengan

masalah kontekstual.

Kegiatan Belajar 1

3.5.1 Membuat model matematika dari

masalah kontekstual yang berkaitan

dengan Persamaan Linear Dua

Variabel (PLDV).

3.5.2 Menguraikan langkah penyelesaian

masalah Persamaan Linear Dua

Variabel (PLDV).

3.5.3 Menentukan himpunan

penyelesaian Persamaan Linear Dua

Variabel (PLDV).

3.5.4 Memeriksa langkah-langkah

penyelesaian Persamaan Linear Dua

Variabel (PLDV).

3.5.5 Menarik kesimpulan dari masalah

Persamaan Linear Dua Variabel

(PLDV).

Kegiatan Belajar 2

3.5.6 Menjelaskan Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel (SPLDV)

3.5.7 Menjelaskan perbedaan dari

Persamaan Linear Dua Variabel

(PLDV) dan Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel (SPLDV).

Kegiatan Belajar 3

3.5.8 Membuat model matematika dari

masalah kontekstual yang berkaitan

dengan Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV).

BAB 1

PENDAHULUAN

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

2

3.5.9 Membuat grafik dari Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV).

3.5.10 Menguraikan langkah penyelesaian

masalah dengan metode grafik

pada Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV).

3.5.11 Menentukan himpunan

penyelesaian sistem persamaan

linear dua variabel Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan

metode grafik.

3.5.12 Memeriksa langkah-langkah

penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan

metode grafik.

3.5.13 Menarik kesimpulan dari masalah

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV).

Kegiatan Belajar 4

3.5.14 Membuat model matematika dari

masalah kontekstual yang

berkaitan dengan Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV).

3.5.15 Menguraikan langkah penyelesaian

masalah dengan metode substitusi

pada Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV).

3.5.16 Menentukan himpunan

penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan

metode substitusi.

3.5.17 Memeriksa langkah-langkah

penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan

metode substitusi.

3.5.18 Menarik kesimpulan dari masalah

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV).

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

3

Kegiatan Belajar 5

3.5.19 Membuat model matematika dari

masalah kontekstual yang

berkaitan dengan Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV).

3.5.20 Menguraikan langkah penyelesaian

masalah dengan metode eliminasi

pada Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV).

3.5.21 Menentukan himpunan

penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan

metode eliminasi.

3.5.22 Memeriksa langkah-langkah

penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan

metode eliminasi.

3.5.23 Menarik kesimpulan dari masalah

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV).

Kegiatan Belajar 6

3.5.24 Membuat model matematika dari

masalah kontekstual yang

berkaitan dengan Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV).

3.5.25 Menguraikan langkah penyelesaian

masalah dengan metode campuran

pada Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV).

3.5.26 Menentukan himpunan

penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan

metode campuran.

3.5.27 Memeriksa langkah-langkah

penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan

metode campuran.

3.5.28 Menarik kesimpulan dari masalah

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV).

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

4

4.5.Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel

4.5.1. Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan

Persamaan Linear Dua Variabel

(PLDV).

4.5.2. Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV) menggunakan metode

grafik.

4.5.3. Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV) menggunakan metode

substitusi.

4.5.4. Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV) menggunakan metode

eliminasi.

B. Deskripsi

Modul ini disusun untuk dipergunakan pada peserta didik kelas VIII SMP/MTs sebagai

salah satu sumber belajar mandiri berbasis pendekatan onto-semiotik. Materi yang

disajikan adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) yang terdiri dari:

persamaan linear dua variabel dan menyelesaikan masalah kontekstual mengenai

sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode grafik, substitusi

dan eliminasi.

C. Prasyarat

Sebelum mempelajari modul ini, peserta didik perlu menguasai materi mengenai:

1. Aljabar

2. Persamaan linear satu variabel

3. Persamaan garis lurus

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

5

D. Petunjuk Penggunaan Modul

Untuk mempelajari modul ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai

berikut:

1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran.

2. Bahan ajar ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara individu

ataupun kelompok.

3. Pelajarilah setiap pembelajaran dalam modul ini secara bertahap.

4. Setiap kegiatan belajar terdiri dari tiga tahapan Pendekatan Onto-Semiotik secara

sistematis yang memuat pertanyaan-pertanyaan tiap tahapannya.

5. Jawablah setiap pertanyaan di kolom yang tersedia.

6. Jika kamu sudah mampu menjawab setiap permasalahan yang diberikan dengan

benar, lanjutkan pembelajaran pada bab selanjutnya.

7. Diskusikan dengan teman atau guru apabila terdapat materi yang kurang dipahami.

8. Akhiri pembelajaran dengan berdoa.

E. Tujuan Akhir

Dengan mempelajari modul ini, peserta didik dapat menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

dengan menggunakan metode grafik, substitusi dan eliminasi.

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

6

BAB 2 Kegiatan Belajar 1

Persamaan Linear Dua Variabel

Mathematics is the key and door to the sciences.

--Galileo Galilei

3.5 Menjelaskan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel

1. Peserta didik dapat membuat model matematika dari masalah kontekstual yang

berkaitan dengan Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV).

2. Peserta didik dapat menguraikan langkah penyelesaian masalah Persamaan Linear

Dua Variabel (PLDV).

3. Peserta didik dapat menentukan himpunan penyelesaian Persamaan Linear Dua

Variabel (PLDV).

4. Peserta didik dapat memeriksa langkah-langkah penyelesaian Persamaan Linear

Dua Variabel (PLDV).

5. Peserta didik dapat menarik kesimpulan dari masalah Persamaan Linear Dua

Variabel (PLDV).

Kompetensi Dasar

Tujuan

Rencana Kegiatan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

7

Dalam kehidupan sehari-hari, pernahkah kamu mengalami hal serupa seperti yang dialami

oleh Nada? Dalam matematika, permasalahan yang dialami oleh Nada dapat diselesaikan

dengan menggunakan konsep Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV). Untuk memahami

nya, yuk kita simak uraian materi di bawah ini!

Uraian Materi

Sumber:

https://images.app.goo.gl/Xevdf2KtxhUy

ARxK9

Pada waktu istirahat, Nada bergegas menuju kantin

sekolah untuk membeli satu porsi makanan dan

minuman. Setelah itu, Nada langsung membayar

keseluruhan makanan dan minuman yang telah ia

pesan tanpa mengetahui harga masing-masing

makanan dan minuman tersebut.

Sesampainya di kelas, salah satu teman Nada

menanyakan harga makanan yang Nada beli.

Menurutmu, bagaimanakah cara Nada untuk

mengetahui harga masing-masing makanan dan

minuman tersebut?

Persamaan Linear adalah persamaan dengan pangkat peubah bebasnya (variabel)

maksimum satu.

Perhatikan persamaan linear berikut:

4π‘₯ + 6𝑦 = 24

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa peubah bebasnya disimbolkan dengan

huruf π‘₯ dan 𝑦 dengan derajat/pangkatnya adalah satu.

Persamaan linear ini juga disebut dengan persamaan linear dua variabel karena

memuat dua variabel yaitu π‘₯ dan 𝑦. Sehingga bentuk umum dari persamaan linear dua

variabel yaitu:

π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 𝑐

MATERI

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

8

Jika sebelumnya pada persamaan linear satu variabel hanya memiliki satu solusi penyelesaian,

bagaimanakah solusi penyelesaian untuk persamaan linear dua variabel?

Untuk lebih jelasnya, yuk kita perhatikan masalah di bawah ini!

Ayo Kita Amati !

Dengan ketentuan sebagai berikut:

π‘₯ dan 𝑦 adalah variabel

π‘Ž dan 𝑏 adalah koefisien

π‘Ž β‰  0 dan 𝑏 β‰  0

𝑐 adalah konstanta

(Situations)

Bu Faizah memberlakukan β€œSistem Kejujuran” bagi setiap siswa yang ingin membeli

peralatan sekolah seperti pensil dan penghapus di koperasi sekolah. Siswa hanya tinggal

meletakkan uangnya ke dalam β€œKotak Kejujuran” yang disediakan. Di koperasi sekolah,

harga setiap pensil adalah Rp. 3.000,00 dan harga setiap penghapus Rp. 2.000,00. Suatu

hari di dalam kotak kejujuran Bu Faizah mendapatkan Rp. 24.000,00 dari hasil penjualan

pensil dan penghapus. Beliau merasa kebingungan ketika menentukan banyak pensil dan

penghapus yang terjual. Bantu Bu Faizah untuk menentukan banyak pensil dan penghapus

yang mungkin.

Masalah 1

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

9

Mengidentifikasi Masalah dan Rencana Penyelesaian

Setelah mengamati masalah 1, mari kita cari informasi apa saja yang kita temukan

untuk membantu Bu Faizah dalam menentukan banyaknya pensil dan penghapus yang

terjual! (Language)

Kita telah mendapatkan informasi pada masalah yang dialami oleh Bu Faizah,

selanjutnya hal apa saja yang ditanyakan pada masalah tersebut? (Language)

Untuk memudahkan dalam membuat model matematika dari persamaan linear dua

variabel, lengkapi tabel berikut ini!

Jenis Barang Variabel Harga

Pensil …. …..

Penghapus …. ….

Total Harga ….

Setelah melengkapi tabel di atas, maka model matematika dari persamaan linear dua

variabel pada masalah tersebut adalah ………….. + ………….. = …………..

Dari informasi yang ada, mari kita membuat model matematikanya! (Language,

Concept)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

10

Setelah membuat model matematika dari informasi yang ada pada masalah di atas,

deskripsikan langkah apa yang akan kamu gunakan untuk membantu Bu Faizah dalam

menentukan banyak pensil dan penghapus yang terjual? (Arguments)

Mendeskripsikan Penyelesaian Secara Matematis

1. Tuliskan kembali model matematika dari persamaan linear dua variabel

yang telah kamu buat! Mengapa kamu memilih variabel tersebut untuk

memisalkan banyaknya pensil dan penghapus? (Arguments)

1

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

11

Untuk memudahkan dalam menentukan banyaknya pensil dan penghapus yang

mungkin, lengkapilah tabel di bawah ini! (Himpunan semesta variabel dalam

persamaan adalah bilangan cacah)

Variabel Persamaan Linear Dua Variabel

( … ) ( … ) 3.000 … + 2.000 … = 24.000

0 …

3.000 (0) + 2.000 … = 24.000

0 + 2.000 … = 24.000

0 – 0 + 2.000 … = 24.000 - 0

2.000 … = 24. 000 2.000 …

𝟐.𝟎𝟎𝟎 =

24.000

…

… = …

Variabel 1 disubstitusi

dengan 0

Sederhanakan

Kurangi dengan 0

Sederhanakan

Bagi dengan 2.000

Selesaian

… …

…

… …

…

… … …

… … …

Penyelesaian ini dapat ditulis sebagai himpunan pasangan berurutan yaitu {(0, …),

(…, …), (…, …), (…, …), (…, …)}

Setelah kamu membuat model matematika dari masalah di atas,

tentukanlah banyaknya pensil dan penghapus yang mungkin sehingga

persamaan dapat bernilai benar! (Procedures, Proposition)

2

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

12

Berbentuk apakah garis yang kamu buat, garis melengkung ataukah garis lurus?

Mengapa demikian? (Concept, Arguments)

Lengkapilah diagram Kartesius dari himpunan penyelesaian yang telah kamu

dapatkan! Hubungkan titik-titik tersebut menjadi suatu garis! (Language) 3

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

13

Menyimpulkan Hasil Akhir Penyelesaian

Periksa kembali apakah solusi kamu sudah benar? Jika belum, perbaiki!

Lalu, berikan kesimpulan dari permasalahan tersebut dengan menggunakan bahasamu

sendiri! (Arguments)

Ayo Kita Menyimpulkan !

Persamaan Linear Dua Variabel adalah …………………………………………..

……………………………………………………………………………………..

….………………………………………………………………………………….

.…….………………………………………………………………………………

Setelah menyelesaikan masalah 1 di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa solusi

dari persamaan linear dua variabel ………………………………………………..

……………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………..

Bentuk dari grafik Persamaan Linear Dua Variabel adalah ……………………....

……………………………………………………………………………………..

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

14

Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, dan D pada jawaban yang tepat!

1. Perhatikan persamaan berikut ini!

i. 5π‘Ž + 3𝑏 = 25

ii. 6π‘₯ + 9 = 21

iii. 8𝑒 = 6𝑣 + 2

iv. 3𝑏2 – 4π‘Ž = 2

Dari persamaan di atas, yang merupakan persamaan linear dua variabel adalah …

a. i, ii, iii, iv

b. i, ii, iv

c. i, iii

d. iv

2. Apabila harga es teh manis dinyatakan dengan 𝑠, dan harga jus buah dinyatakan dengan

𝑗, maka persamaan linear dua variabel yang sesuai dengan informasi di bawah ini

adalah …

a. 2𝑠 + 4𝑗 = 39.000

b. 4𝑠 + 2𝑗 = 39.000

c. 𝑠 + 2𝑗 = 39.000

d. 2𝑠 + 𝑗 = 19.500

3. Pak Ahmad dan Pak Farhan pergi ke toko bangunan bersama-sama untuk membeli cat

kayu dan cat tembok. Mereka membeli 1 kg cat kayu dan 2 kg cat tembok dengan harga

seluruhnya Rp. 120.000. Jika harga 1 kg cat kayu dinyatakan dengan x dan harga 1 kg

cat tembok dinyatakan dengan y, maka persamaan linear dua variabel yang sesuai

adalah …

a. x + y = 120.000

b. 2x + y = 60.000

c. x + 2y = 120.000

d. x + y = 60.000

Tes Formatif 1

Total Harga = Rp. 39.000,00

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

15

Cocokkan jawaban kalian dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban kalian yang benar, kemudian gunakan

rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi Kegiatan

Belajar 1.

π‘‡π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘ƒπ‘’π‘›π‘”π‘’π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Žπ‘› = π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

5Γ— 100%

Arti tingkat penguasaan yang kalian capai adalah sebagai berikut:

Persentase Kriteria

90 - 100 Baik Sekali

80 - 89 Baik

70 - 79 Cukup

< 70 Kurang

Apabila tingkat penguasaan kalian telah mencapai 80% atau lebih, maka kalian dapat

meneruskan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi, apabila tingkat penguasaan kalian < 70%,

kalian harus mengulangi Kegiatan Belajar 1.

4. Jika 𝑝 dan π‘ž merupakan anggota bilangan cacah, maka himpunan penyelesaian dari

4𝑝 + π‘ž = 8 adalah …

a. {(0, 8), (1, 4), (2, 0)}

b. {(0, 8), (1, 4), (2, 0), (3, -4)}

c. {(0, 8), (1, 4)}

d. {(0, 8)}

5. Jika 𝑒 dan 𝑣 merupakan anggota bilangan asli, maka himpunan penyelesaian dari

6𝑒 + 2𝑣 = 16 adalah …

a. {(0, 8), (1, 5), (2, 2)}

b. {(0, 8), (1, 5), (2, 2), (3, -1)}

c. {(1, 5), (2, 2)}

d. {(1, 5), (2, 2), (3, -1)}

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

16

BAB 3 Kegiatan Belajar 2

Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel

Menuntut ilmu adalah taqwa.

Menyampaikan ilmu adalah ibadah.

Mengulang-ulang ilmu adalah zikir.

Mencari ilmu adalah jihad.

--Abu Hamid Al Ghazali

3.5 Menjelaskan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel

1. Peserta didik dapat menjelaskan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

2. Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan dari Persamaan Linear Dua Variabel

(PLDV) dan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

Kompetensi Dasar

Tujuan

Rencana Kegiatan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

17

Setelah kamu mempelajari Kegiatan Belajar 1 mengenai Persamaan Linear Dua

Variabel (PLDV), selanjutnya pada Kegiatan Belajar 2 ini kamu akan mempelajari tentang

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Jika pada PLDV hanya terdapat satu

persamaan, bagaimanakah jika suatu masalah memiliki dua persamaan atau lebih? Apakah

tetap dinamakan PLDV? Untuk dapat memahaminya, mari kita simak masalah berikut ini!

Uraian Materi

(Situations)

Athaya merupakan salah satu anggota OSIS SMP An-Nur. Ia ditugaskan menjadi panitia

bakti sosial untuk siswa/i di sekolahnya yang terkena bencana banjir. Bakti sosial tersebut

merupakan salah satu program kegiatan yang diselenggarakan oleh OSIS SMP An-Nur.

Saat ini, Athaya bersama teman-teman OSIS lainnya memberikan bantuan beberapa alat

tulis berupa buku tulis dan pensil. Athaya membeli 18 buku tulis dan 36 pensil melalui

layanan belanja daring. Dengan ongkos kirim seharga Rp. 18.000,00, harga yang harus

dibayar Athaya adalah Rp. 108.000,00. Keesokan harinya, Athaya kembali membeli buku

tulis dan pensil di toko yang sama. Pembelian kali ini ia memanfaatkan fasilitas gratis

ongkos kirim sehingga hanya membayar Rp. 84.000,00 untuk membeli 14 buku tulis dan

42 pensil. Harga masing-masing alat tulis tersebut akan diberitahukan kepada teman-

temannya yang lain. Dapatkah kamu membantu Athaya untuk menentukan harga satu

buah buku tulis dan satu buah pensil tersebut?

Masalah 1

Ayo Kita Amati !

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

18

Setelah mengamati masalah 1, apa saja informasi yang kamu dapatkan? (Language)

Buatlah model matematika dari pembelian pertama yang dilakukan oleh Athaya!

(Language, Concept)

Pada pembelian pertama, Athaya mendapatkan ongkos kirim sebesar Rp. 18.000,00

sehingga untuk mengetahui harga buku tulis dan pensil, Athaya harus mengurangi harga

beli dengan harga ongkos kirim sebagai berikut:

Jenis Barang Variabel Jumlah Barang

Buku Tulis … …

Pensil … …

Total Harga … - 18.000 = …

Setelah melengkapi tabel di atas, maka model matematika dari persamaan linear dua

variabel pada masalah tersebut adalah ………….. + ……………. = ……………. (1)

Selanjutnya buatlah model matematika dari pembelian kedua yang dilakukan oleh

Athaya! (Language, Concept)

Pada pembelian kedua, Athaya mendapatkan fasilitas gratis ongkos kirim sehingga ia

hanya membayar Rp. 84.000,00 untuk membeli 14 buku tulis dan 42 pensil. Model

matematika untuk pembelian kedua adalah sebagai berikut:

Jenis Barang Variabel Jumlah Barang

Buku Tulis … …

Pensil … …

Total Harga …

Setelah melengkapi tabel di atas, maka model matematika dari persamaan linear dua

variabel pada masalah tersebut adalah ………….. + ……………. = ……………. (2)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

19

Tuliskan kembali kedua persamaan tersebut! (Language)

Persamaan 1: ………….. + ……………. = …………….

Persamaan 2: ………….. + ……………. = …………….

Kedua persamaan tersebut dapat ditulis dengan menggunakan simbol sebagai berikut:

{… … … … … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 1)… … … … … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 2)

Jika harga 1 buah buku tulis adalah Rp. 3.000,00, berapakah harga pensil pada saat

pembelian pertama dan pembelian kedua? (Procedures, Proposition)

Pembelian Pertama

…… + …… = ……

(…… Γ— 3.000) + …… = ……

…… + …… = ……

...… = …… – ……

…… = ……

……

…… =

……

……

…… = ……

(Persamaan 1)

(Substitusi harga buku

tulis sebesar Rp. 3.000)

(Sederhanakan)

(Pindah ruas)

(Sederhanakan)

(Bagi kedua ruas dengan

koefisien variabel

tersebut)

(Selesaian)

Pembelian Kedua

…… + …… = ……

(…… Γ— 3.000) + …… = ……

…… + …… = ……

...… = …… – ……

…… = ……

……

…… =

……

……

…… = ……

(Persamaan 2)

(Substitusi harga buku

tulis sebesar Rp. 3.000)

(Sederhanakan)

(Pindah ruas)

(Sederhanakan)

(Bagi kedua ruas dengan

koefisien variabel

tersebut)

(Selesaian)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

20

Permasalahan di atas merupakan salah satu contoh dari β€œSistem Persamaan Linear Dua

Variabel”. Jika kamu bandingkan dengan materi sebelumnya (Persamaan Linear Dua

Variabel), apakah kesimpulan kamu mengenai materi ini?

Ayo Kita Menyimpulkan !

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah …………………………………...

………………………………………......................................................................

……………………………………………………………………………………..

….….………………………………………………………………………………

………….………………………………………………………………………….

Perbedaan dari Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) dengan Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah …………………………………

……………………………………………………………………………………..

.…………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………..

Dari perhitungan yang telah kamu lakukan, terlihat bahwa harga pensil pada pembelian

pertama dan kedua adalah sama, yaitu, ……

Harga dari 1 buah buku tulis sebesar Rp. 3.000,00 dan 1 buah pensil sebesar Rp. …......

akan membuat kedua persamaan bernilai benar pada saat bersamaan sehingga

himpunan penyelesaian dari kedua persamaan di atas adalah {(3.000, ……)}. Hal ini

menunjukkan bahwa PLDV: …… + …… = …… dan …… + …… = …… merupakan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

21

Tes Formatif 2

Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, dan D pada jawaban yang tepat!

1. Perhatikan persamaan berikut ini!

I. 2

3π‘₯ +

1

2𝑦 = 5

II. {

3

4π‘š +

1

2𝑛 = 9

5

2π‘š +

2

3𝑛 = 24

III. 4𝑝2 + π‘ž = 18

IV. {2𝑝 = π‘ž + 1

7𝑝 = 5π‘ž βˆ’ 4

Yang merupakan sistem persamaan linear dua variabel adalah …

a. I, II

b. I, III

c. II, III

d. II, IV

2. Sarah membeli dua tempat pensil dan lima buku gambar seharga Rp. 31.000,00. Di toko

yang sama, Destya membeli satu tempat pensil dan tiga buku gambar dengan harga Rp.

29.000,00. Jika harga satu tempat pensil dinyatakan dengan a dan harga satu buku

gambar dinyatakan dengan b, maka sistem persamaan linear dua variabel untuk masalah

di atas adalah …

a. 2a + 5b = 31.000 dan a + 3b = 29.000

b. 2a + 5b = 31.000 dan 3a + b = 29.000

c. 5a + 2b = 31.000 dan a + 3b = 29.000

d. 5a + 2b = 31.000 dan 3a + b = 29.000

3. Ibu membeli 60 kue yang terdiri dari risol dan nagasari untuk acara buka puasa bersama.

Ia menghabiskan biaya sebesar Rp. 85.000,00 untuk membeli kue tersebut. Harga 1

risol sebesar Rp. 2.000,00/buah sedangkan harga 1 nagasari sebesar Rp. 1.000,00/buah.

Jika harga 1 risol dinyatakan dengan p dan harga 1 nagasari dinyatakan dengan q, maka

sistem persamaan linear dua variabel yang tepat untuk masalah di atas adalah …

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

22

a. p – q = 60 dan 1.000p + 2.000q = 85.000

b. p – q = 60 dan 2.000p + 1.000q = 85.000

c. p + q = 60 dan 2.000p + 1.000q = 85.000

d. p + q = 60 dan 1.000p + 2.000q = 85.000

4. Raya bersama adiknya sedang menyusun permainan balok seperti gambar di bawah ini!

Jika Raya ingin membuat sistem persamaan linear dua variabel dari kedua susunan

balok tersebut, maka sistem persamaan linear dua variabel yang tepat adalah …

a. {4π‘₯ + 𝑦 = 302π‘₯ + 𝑦 = 20

b. {4π‘₯ + 𝑦 = 202π‘₯ + 𝑦 = 30

c. {π‘₯ + 4𝑦 = 302π‘₯ + 𝑦 = 20

d. {π‘₯ + 4𝑦 = 20π‘₯ + 2𝑦 = 30

5. diketahui dua buah bilangan, jumlah lima kali bilangan pertama dengan tiga kali

bilangan kedua adalah 113. Sedangkan selisih antara kedua bilangan tersebut sama

dengan 3, maka sistem persamaan linear dua variabel yang tepat adalah …

a. 5x + 3y = 113 dan x + y = 3

b. 5x – 3y = 113 dan x + y = -3

c. 5x – 3y = -113 dan x – y = -3

d. 5x + 3y = 113 dan x – y = 3

30 cm

20 cm

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

23

Cocokkan jawaban kalian dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban kalian yang benar, kemudian gunakan

rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi Kegiatan

Belajar 2.

π‘‡π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘ƒπ‘’π‘›π‘”π‘’π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Žπ‘› = π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

5Γ— 100%

Arti tingkat penguasaan yang kalian capai adalah sebagai berikut:

Persentase Kriteria

90 – 100 Baik Sekali

80 - 89 Baik

70 - 79 Cukup

< 70 Kurang

Apabila tingkat penguasaan kalian telah mencapai 80% atau lebih, maka kalian dapat

meneruskan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi, apabila tingkat penguasaan kalian < 70%,

kalian harus mengulangi Kegiatan Belajar 2.

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

24

BAB 4 Kegiatan Belajar 3

Penyelesaian Masalah SPLDV (Metode Grafik)

Math is like going to the gym for your brain. It sharpens your

mind.

--Danica Mckellar

3.5 Menjelaskan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel

1. Peserta didik dapat membuat model matematika dari masalah kontekstual yang

berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

2. Peserta didik dapat membuat grafik dari Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV).

3. Peserta didik dapat menguraikan langkah penyelesaian masalah dengan metode

grafik pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

4. Peserta didik dapat menentukan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel (SPLDV) dengan metode grafik.

5. Peserta didik dapat memeriksa langkah-langkah penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan metode grafik.

6. Peserta didik dapat menarik kesimpulan dari masalah Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV).

Kompetensi Dasar

Tujuan

Rencana Kegiatan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

25

Uraian Materi

Metode grafik merupakan metode yang digunakan dalam menyelesaikan

masalah SPLDV dengan mencari titik potong grafik kedua garis dari persamaan linear-

linearnya.

Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan

menggunakan metode grafik memiliki tiga situasi yang dapat terjadi ketika dua

persamaan linear digambarkan.

Diberikan dua persamaan linear π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1𝑦 = 𝑐1 dan π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2𝑦 = 𝑐2, kedua

persamaan tersebut memiliki solusi penyelesaian yang berbeda sebagai berikut:

1. Berpotongan. Dalam kondisi tersebut, SPLDV mempunyai tepat satu

penyelesaian. Hal ini terjadi jika gradien kedua garis tersebut berbeda atau π‘Ž1

π‘Ž2β‰ 

𝑏1

𝑏2.

2. Berimpit. Dalam kondisi tersebut, SPLDV mempunyai tak hingga solusi

penyelesaian, yaitu terdapat tak hingga titik yang memenuhi SPLDV tersebut. Hal

ini dapat terjadi jika gradien kedua garis tersebut sama dan dipenuhi π‘Ž1

π‘Ž2=

𝑏1

𝑏2=

𝑐1

𝑐2.

3. Sejajar. Dalam kondisi tersebut, SPLDV tidak mempunyai penyelesaian, yaitu

tidak ada titik-titik yang dimiliki secara bersama-sama oleh kedua persamaan

tersebut. Hal ini terjadi jika gradien kedua garis tersebut sama dan dipenuhi π‘Ž1

π‘Ž2=

𝑏1

𝑏2β‰ 

𝑐1

𝑐2

MATERI

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

26

Setelah membaca materi di atas, kamu dapat mengetahui bahwa ada/tidak nya solusi dari

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dapat dilihat dari gradien kedua garis

tersebut. Lalu, bagaimanakah cara mendapatkan solusi dari Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel? Untuk lebih jelasnya, yuk kita perhatikan masalah berikut ini!

Ayo Kita Amati !

(Situations)

Vino merupakan salah satu siswa berprestasi di sekolahnya. Suatu hari ia mendapatkan

penghargaan juara 1 untuk lomba olimpiade matematika. Sebagai bentuk rasa syukurnya,

Vino bersama ibunya memutuskan untuk berbagi makanan ke rumah yatim piatu Al-Ihsan.

Vino memberikan sebuah bingkisan yang terdiri dari makanan dan minuman. Tidak hanya

itu, Vino membeli 75 buah-buahan yang terdiri dari buah apel dan jeruk yang akan

dimasukkan ke dalam masing-masing bingkisan. Ia menghabiskan biaya sebesar Rp.

90.000,00 untuk membeli buah-buahan tersebut. Setiap apel harganya Rp. 1.500,00/buah,

sedangkan jeruk harganya Rp. 1.000,00/buah. Bila buah-buahan tersebut akan dibagikan

kepada 15 anak yang ada di panti asuhan, berapa buah apel dan jeruk yang akan di

dapatkan masing-masing anak?

Masalah 1

Ayo Kita Ingat Kembali !

Gradien adalah derajat kemiringan garis lurus. Misalnya, persamaan garis

lurus π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 𝑐 𝑦 = βˆ’π‘Ž

𝑏π‘₯ +

𝑐

𝑏 maka gradiennya βˆ’

π‘Ž

𝑏

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

27

Mengidentifikasi Masalah dan Rencana Penyelesaian

Setelah mengamati masalah 1 di atas, apa saja informasi yang dapat kamu temukan

untuk membantu Vino mengetahui banyaknya buah apel dan jeruk yang akan

didapatkan oleh masing-masing anak? (Language)

Hal apa saja yang ditanyakan pada masalah tersebut? (Language)

Buatlah model matematika berdasarkan informasi yang telah kamu peroleh!

(Language, Concept)

Persamaan 1

Jenis Buah Variabel

Apel ….

Jeruk ….

Jumlah Buah Seluruhnya .....

Bentuk persamaan linear: …………… + …………… = …………… (1)

Persamaan 2

Jenis Buah Variabel Harga

Apel …. …..

Jeruk …. ….

Total Harga ….

Bentuk persamaan linear: …………… + …………… = …………… (2)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

28

Sehingga sistem persamaan linear dua variabel yang terbentuk dari kedua persamaan

tersebut ialah:

{… … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 1)… … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 2)

Langkah/cara apa saja yang akan kamu gunakan untuk membantu Vino mengetahui

banyaknya buah apel dan jeruk yang akan didapatkan oleh masing-masing anak?

(Arguments)

Dari kedua persamaan yang telah kamu buat, periksa apakah sistem persamaan linear

dua variabel tersebut memilik solusi penyelesaian atau tidak berdasarkan gradien!

(Arguments, Concept)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

29

Mendeskripsikan Penyelesaian Secara Matematis

2. Tuliskan kembali persamaan yang telah kamu peroleh!

3. Mengapa kamu memilih variabel tersebut untuk memisalkan banyaknya

buku tulis dan pensil? (Arguments)

1

Tentukan titik koordinat dari masing-masing persamaan! (Procedures) 2

Persamaan 1 Persamaan 2

…… + …… = …… (1) …… + …… = …… (2)

Variabel Titik Koordinat

… 0 …

… … 0

(…, …) (0, …) (…, 0)

Variabel Titik Koordinat

… 0 …

… … 0

(…, …) (0, …) (…, 0)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

30

Setelah kamu menghubungkan titik-titik tersebut menjadi suatu garis,

Tentukanlah perkiraan letak titik potong yang terbentuk dari kedua

persamaan tersebut! (Arguments)

4

4

Lengkapilah diagram Kartesius berdasarkan titik koordinat masing-masing

persamaan yang telah kamu dapatkan!

Hubungkan titik-titik tersebut menjadi suatu garis! (Language)

3

3

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

31

Menyimpulkan Hasil Akhir Penyelesaian

Periksa kembali apakah solusi kamu sudah benar? Jika belum, perbaiki!

Lalu, berikan kesimpulan dari permasalahan tersebut dengan menggunakan

bahasamu sendiri! (Arguments)

Ayo Kita Menyimpulkan !

Metode grafik adalah …………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………..

….…………………………………………………………………………………..

Langkah-langkah dari metode grafik yaitu, ……………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

32

1. Dalam suatu pertunjukan gajah, terdapat 250 orang penonton yang terdiri dari

penonton dewasa dan penonton anak-anak. Hasil penjualan tiketnya diperoleh

uang sebesar Rp. 1.600.000,00. Jika harga tiket orang dewasa Rp. 8.000,00 dan

anak-anak Rp. 6.000,00, berapa banyak penonton dewasa?

2. Tasya ingin menutup noda berbentuk persegi di dinding kamarnya dengan

menggunakan 7 buah poster yang terdiri dari poster besar seluas 120π‘π‘š2 dan

poster kecil seluas 80π‘π‘š2. Apabila noda berukuran 720π‘π‘š2 dan noda tertutup

seluruhnya oleh poster, berapa banyak poster kecil yang disiapkan Tasya?

3. Aisyah dan Fatimah mengikuti kegiatan ektrakurikuler merajut di sekolahnya.

Pada kegiatan ekstrakurikuler tersebut, Aisyah dan Fatimah dilatih untuk

membuat gantungan kunci. Aisyah dapat menyelesaikan 2 buah gantungan

kunci setiap jam dan Fatimah dapat menyelesaikan 1 buah gantungan kunci

setiap jam. Jumlah jam belajar merajut Aisyah dan Fatimah adalah 7 jam sehari

dengan jumlah gantungan kunci yang dibuat oleh keduanya adalah 10 buah. Jika

jam belajar keduanya berbeda, berapakah jam belajar masing-masing Aisyah

dan Fatimah?

Ayo Kita Berlatih!

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

33

BAB 5 Kegiatan Belajar 4

Penyelesaian Masalah SPLDV (Metode Substitusi)

Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa

digunakan untuk mengubah dunia.

--Nelson Mandela

3.5 Menjelaskan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel

1. Peserta didik dapat membuat model matematika dari masalah kontekstual yang

berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

2. Peserta didik dapat menguraikan langkah penyelesaian masalah dengan metode

substitusi pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

3. Peserta didik dapat menentukan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel (SPLDV) dengan metode substitusi.

4. Peserta didik dapat memeriksa langkah-langkah penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan metode substitusi.

5. Peserta didik dapat menarik kesimpulan dari masalah Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV).

Kompetensi Dasar

Tujuan

Rencana Kegiatan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

34

Uraian Materi

Ayo Kita Amati !

(Situations)

Wisata alam Curug merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup populer saat ini.

Wisata ini menyediakan keindahan alam dengan air terjun di dalamnya. Seperti tempat

wisata pada umumnya, wisata alam Curug juga menyediakan salah satu fasilitas tempat

parkir yang terdiri dari parkir motor dan mobil bagi para pengunjungnya.

Masalah 1

Substitusi berarti penggantian. Metode substitusi dilakukan dengan

menyatakan salah satu variabel dalam variabel lain kemudian menggantikannya

(menyubstitusikan) pada persamaan lain.

Jika pada materi sebelumnya kamu telah mempelajari cara penyelesaian

masalah SPLDV dengan metode grafik, bagaimanakah cara menyelesaikan masalah

SPLDV dengan metode substitusi? Apakah terdapat perbedaan? Untuk lebih jelasnya,

yuk kita pelajari bersama-sama.

MATERI

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

35

Mengidentifikasi Masalah dan Rencana Penyelesaian

Berdasarkan masalah yang telah kamu amati, dapatkah kamu menentukan informasi

apa saja yang dapat digunakan untuk mengetahui pendapatan Pak Udin? (Language)

Dari masalah di atas, dapatkah kamu menemukan hal apa saja yang ditanyakan?

(Language)

Pak Udin merupakan salah satu juru parkir yang telah bekerja cukup lama di wisata ini.

Setiap akhir pekan, jumlah pengunjung lebih banyak dari hari biasa sehingga pendapatan

yang diperoleh Pak Udin meningkat. Seperti pada akhir pekan sebelumnya, pada akhir

pekan ini, parkiran tersebut sudah terisi penuh oleh 40 kendaraan. Jumlah roda yang ada

di dalam parkiran adalah 110. Apabila tarif parkir untuk mobil adalah Rp. 4.000,00 dan

tarif parkir untuk motor adalah Rp. 2.000,00, berapakah pendapatan yang diperoleh Pak

Udin pada akhir pekan ini?

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

36

Persamaan 1

Jenis Kendaraan Variabel

Mobil ….

Motor ….

Total Kendaraan Mobil dan Motor Seluruhnya

Bentuk persamaan linear: …………… + …………… = …………… (1)

Persamaan 2

Jenis Kendaraan Variabel Roda

Mobil …. …..

Motor …. ….

Total Roda Mobil dan Motor Seluruhnya ….

Bentuk persamaan linear: …………… + …………… = …………… (2)

Kedua persamaan tersebut membentuk sistem persamaan linear dua variabel sebagai

berikut:

{… … … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 1)… … … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 2)

Setelah kamu membuat persamaan dari masalah di atas, selanjutnya langkah apa saja

yang akan kamu gunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? (Arguments)

Buatlah model matematika berdasarkan informasi yang telah kamu dapatkan!

(Language, Concept)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

37

Mendeskripsikan Penyelesaian Secara Matematis

4. Tuliskan kembali persamaan yang telah kamu buat pada langkah

sebelumnya!

5. Mengapa kamu memilih variabel tersebut untuk memisalkan banyaknya

mobil dan motor? (Arguments)

1

Ubahlah salah satu persamaan sedemikian sehingga satu ruas hanya memuat

satu variabel! (Untuk memudahkan dalam proses perhitungan, ubahlah

persamaan 1) (Procedures, Proposition)

2

Pindahkan variabel dua yang terdapat pada ruas kiri ke ruas kanan, sehingga diperoleh

persamaan 3 sebagai berikut:

…….. + …….. = …… (Persamaan 1)

…….. = …… - …… (Persamaan 3)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

38

Substitusikanlah nilai variabel yang telah kamu peroleh pada langkah 3

ke salah satu persamaan untuk mendapatkan nilai variabel yang lain!

(Procedures, Proposition)

4

Dari langkah 3 diperoleh nilai variabel kedua, yaitu: …… = ……

Kamu dapat mengganti variabel kedua tersebut dengan nilai yang telah kamu peroleh ke

persamaan 1, sebagai berikut:

…… + …… = …… (Persamaan 1)

…… + …… = …… (Substitusi nilai variabel kedua pada persamaan)

…… = …… - …… (Pindah ruas)

…… = …… (Selesaian)

Sehingga diperoleh nilai variabel pertama, yaitu: …… = ……

Gantilah salah satu variabel pada persamaan yang lain dengan persamaan

yang telah kamu peroleh pada langkah 2! (Procedures, Proposition) 3

Pada metode substitusi, kamu dapat mengganti variabel 1 pada persamaan 2 dengan

persamaan 3, sebagai berikut:

……. + …… = ……

……× (……. βˆ’ …....) + …… = ……

(……×…...) + (……×(βˆ’β€¦β€¦)) + …… = ……

…… + (βˆ’β€¦β€¦) + …… = …...

βˆ’β€¦β€¦ + …… = …… βˆ’ ……

βˆ’β€¦β€¦ = βˆ’β€¦β€¦

βˆ’ ……

βˆ’ …… =

βˆ’ ……

βˆ’ ……

…… = ……

(Persamaan 2)

(Variabel 1 disubstitusi

oleh persamaan 3)

(Distributif perkalian

terhadap pengurangan)

(Sederhanakan)

(Pindah ruas )

(Sederhanakan)

(Bagi kedua ruas dengan

koefisien variabel

tersebut)

(Selesaian)

Sehingga diperoleh nilai variabel 2, yaitu …… = ……

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

39

Menyimpulkan Hasil Akhir Penyelesaian

Periksa kembali apakah solusi kamu sudah benar? Jika belum, perbaiki!

Lalu, berikan kesimpulan dari permasalahan tersebut dengan menggunakan bahasamu

sendiri! (Arguments)

Ayo Kita Menyimpulkan !

Metode substitusi adalah …………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………..

….…………………………………………………………………………………..

Langkah-langkah dari metode substitusi yaitu, ……………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

40

1. Harga 1 kaos kaki panjang sama dengan harga 2 kaos kaki pendek. Bu Azkia

membeli 5 kaos kaki panjang dan 4 kaos kaki pendek seharga Rp. 84.000,00. Jika

Bu Vena membeli 7 kaos kaki panjang dan 6 kaos kaki pendek, berapa harga yang

harus dibayar oleh Bu Vena?

2. Ibu membeli kue untuk hari raya Idul Fitri. Kue yang dibeli ada dua jenis, yaitu

kue nastar dan kue keju. Harga 1 kaleng kue nastar sama dengan tiga per dua kali

harga 1 kaleng kue keju sedangkan harga 4 kaleng kue nastar dan 3 kaleng kue

keju adalah Rp. 360.000,00. Berapakah harga yang harus dibayar ibu jika

membeli satu lusin kue keju?

3. Umur Dina enam tahun lebih tua daripada umur Cindy. Apabila umur mereka saat

ini dijumlahkan, total umur mereka adalah 26 tahun. Berapakah umur Dina tiga

tahun yang lalu?

Ayo Kita Berlatih!

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

41

BAB 6 Kegiatan Belajar 5

Penyelesaian Masalah SPLDV (Metode Eliminasi)

Esensi dari matematika adalah bukan untuk membuat sesuatu yang sederhana menjadi rumit

tapi membuat sesuatu yang rumit menjadi sederhana.

--S. Gudder

3.5 Menjelaskan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

1. Peserta didik dapat membuat model matematika dari masalah kontekstual yang

berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

2. Peserta didik dapat menguraikan langkah penyelesaian masalah dengan metode

eliminasi pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

3. Peserta didik dapat menentukan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel (SPLDV) dengan metode eliminasi.

4. Peserta didik dapat memeriksa langkah-langkah penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan metode eliminasi.

5. Peserta didik dapat menarik kesimpulan dari masalah Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV).

Kompetensi Dasar

Tujuan

Rencana Kegiatan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

42

Uraian Materi

Ayo Kita Amati !

(Situations)

Menjelang hari raya Idul Fitri, Bu Wardah pergi ke sebuah pusat perbelanjaan untuk

membeli beberapa kemeja dan jaket untuk ke-enam anaknya. Sesampainya disana, Bu

Wardah bergegas menuju toko baju langganannya untuk membeli 4 kemeja dan 2 jaket

seharga Rp. 900.000,00. Ketika tiba di rumah, ternyata ketiga anak Bu Wardah

menginginkan jaket, sehingga ia memutuskan untuk kembali ko toko langganannya

tersebut untuk menukarkan sebuah kemeja dengan sebuah jaket. Karena harga jaket lebih

mahal dari harga kemeja maka ia harus menambah biaya lagi sebesar Rp. 150.000,00.

Dapatkah kamu membantu Bu Wardah untuk mengetahui harga masing-masing kemeja

dan jaket tersebut?

Masalah 1

Eliminasi berarti penghapusan. Metode eliminasi dilakukan dengan

menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel secara bergantian.

Bagaimanakah cara penyelesaian SPLDV menggunakan metode eliminasi?

Apakah yang membedakan metode eliminasi dengan metode sebelumnya (grafik dan

substitusi)? Untuk lebih jelasnya, yuk kita pelajari bersama-sama.

MATERI

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

43

9oi00

Mengidentifikasi Masalah dan Rencana Penyelesaian

Setelah mengamati masalah 1 di atas, dapatkah kamu menentukan informasi apa saja

yang dapat digunakan untuk mengetahui harga sebuah kemeja dan jaket yang dibeli

oleh Bu Wardah? (Language)

Dari masalah di atas, dapatkah kamu menemukan hal apa saja yang ditanyakan?

(Language)

Buatlah model matematika berdasarkan informasi yang telah kamu dapatkan!

(Language, Concept)

Persamaan 1

Jenis Pakaian Variabel Jumlah

yang dibeli

Kemeja ….

Jaket ….

Total Harga

Bentuk persamaan linear: …………… + …………… = …………… (1)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

44

Persamaan 2

Jenis Pakaian Variabel

Jumlah yang dibeli

(setelah proses

penukaran)

Kemeja …. ….. βˆ’ 1 = …..

Jaket …. ….. + 1 = …..

Total Harga …… + 150.000 = ……

Bentuk persamaan linear: …………… + …………… = …………… (2)

Kedua persamaan tersebut membentuk sistem persamaan linear dua variabel sebagai

berikut:

{… … … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 1)… … … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 2)

Setelah kamu membuat persamaan dari masalah di atas, selanjutnya langkah apa saja

yang akan kamu gunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? (Arguments)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

45

Mendeskripsikan Penyelesaian Secara Matematis

6. Tuliskan kembali persamaan yang telah kamu buat pada langkah

sebelumnya! Mengapa kamu memilih variabel tersebut untuk memisalkan

banyaknya kemeja dan jaket? (Arguments)

1

Eliminasikanlah salah satu variabel sehingga diperoleh nilai variabel

lainnya! (Procedures, Proposition) 2

Eliminasi Variabel Pertama

Menghilangkan variabel pertama dengan menyamakan koefisiennya. Untuk

menyamakan koefisien dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

4… + 2… = 900.000 Γ— 3 …… + …... = ……

3… + 3… = 1.050.000 Γ— 4 …… + ……= ……

…… = ……

……

…… =

……

……

…… = ……

(Persamaan 1 dikali dengan 3)

(Persamaan 2 dikali dengan 4)

(Pengurangan)

(Kedua ruas dibagi dengan

koefisien variabel 2)

(Selesaian)

Sehingga diperoleh nilai variabel 2, yaitu …… = ……

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

46

Eliminasi Variabel Kedua

Menghilangkan variabel kedua dengan menyamakan koefisiennya. Untuk menyamakan

koefisien dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

4… + 2… = 900.000 Γ— 3 …… + …... = ……

3… + 3… = 1.050.000 Γ— 2 …… + ……= ……

…… = ……

……

…… =

……

……

…… = ……

(Persamaan 1 dikali dengan 3)

(Persamaan 2 dikali dengan 2)

(Pengurangan)

(Kedua ruas dibagi dengan

koefisien variabel 1)

(Selesaian)

Sehingga diperoleh nilai variabel 1, yaitu …… = ……

Menyimpulkan Hasil Akhir Penyelesaian

Periksa kembali apakah solusi kamu sudah benar? Jika belum, perbaiki!

Lalu, berikan kesimpulan dari permasalahan tersebut dengan menggunakan bahasamu

sendiri! (Arguments)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

47

Ayo Kita Menyimpulkan !

Metode eliminasi adalah …………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………..

….…………………………………………………………………………………..

Langkah-langkah dari metode eliminasi yaitu, ……………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

1. Dalam pemutaran film di sebuah bioskop terjual 96 lembar karcis yang terdiri

dari karcis untuk kursi bagian depan dan karcis untuk kursi bagian belakang.

Harga karcis dikursi bagian depan adalah Rp. 55.000,00 sedangkan harga karcis

dikursi bagian belakang Rp. 35.000,00. Jika uang hasil pemutaran film tersebut

jumlahnya Rp. 3.680.000,00, berapakah banyak penonton di kursi bagian depan?

2. Perhatikan gambar persegi panjang ABCD berikut ini!

Tentukanlah nilai x dan y berdasarkan gambar di atas!

3. Jumlah tiga kali bilangan pertama dengan empat kali bilangan kedua adalah 69.

Sedangkan selisih antara kedua bilangan tersebut sama dengan -5. Berapakah

jumlah kedua bilangan itu?

Ayo Kita Berlatih!

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

48

BAB 7 Kegiatan Belajar 6

Penyelesaian Masalah SPLDV (Metode Campuran)

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju

surga

--HR. Muslim

3.5 Menjelaskan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

1. Peserta didik dapat membuat model matematika dari masalah kontekstual yang

berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

2. Peserta didik dapat menguraikan langkah penyelesaian masalah dengan metode

campuran pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

3. Peserta didik dapat menentukan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel (SPLDV) dengan metode campuran.

4. Peserta didik dapat memeriksa langkah-langkah penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan metode campuran.

5. Peserta didik dapat menarik kesimpulan dari masalah Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV).

Kompetensi Dasar

Tujuan

Rencana Kegiatan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

49

Uraian Materi

Ayo Kita Amati !

(Situations)

Tora dan Ali adalah seorang kaka beradik. Suatu hari Tora

mengajak Ali bermain mainan kubus. Setelah selesai bermain,

Tora dan Ali ingin memasukkan mainan kubus mereka ke

dalam kardus. Tora memiliki kardus berukuran 3.572 cm2,

sedangkan Ali memiliki kardus berukuran 4.346 cm2. Mainan

yang dimiliki oleh Tora dan Ali terdiri dari dua warna yaitu

merah dan biru. Tora dapat memasukkan 6 kubus merah dan 4

kubus biru ke dalam kardusnya. Ali dapat memasukkan 8

kubus merah dan 2 kubus biru ke dalam kardusnya. Apabila

kedua kardus terisi penuh, dapatkah kamu menentukan selisih

volume kubus merah dan biru?

Masalah 1

Metode campuran atau biasa disebut juga dengan metode gabungan, yaitu

suatu cara atau metode untuk menyelesaikan suatu persamaan linear dengan

menggunakan dua metode yaitu, metode eliminasi dan substitusi secara bersamaan.

Metode eliminasi mempunyai keunggulan baik di awal penyelesaian sedangkan

metode substitusi mempunyai keunggulan baik di akhir penyelesaian sehingga dengan

menggabungkan kedua metode ini akan mempermudah dalam menyelesaikan SPLDV.

Untuk memahami penggunaan metode campuran dalam menyelesaikan sistem

persamaan linear dua variabel, mari kita pelajari kegiatan belajar ini bersama-sama.

MATERI

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

50

9oi00

Mengidentifikasi Masalah dan Rencana Penyelesaian

Setelah mengamati masalah 1, apa saja informasi yang kamu dapatkan? (Language)

Dari masalah di atas, dapatkah kamu menemukan hal apa saja yang ditanyakan?

(Language)

Buatlah model matematika berdasarkan informasi yang telah kamu dapatkan!

(Language, Concept)

Persamaan 1 (Tora)

Jenis Mainan Variabel Jumlah kubus yang dapat

dimasukkan ke dalam kardus

Kubus Merah …. ….

Kubus Biru …. ….

Luas Kardus yang dimikiki oleh Tora ….

Bentuk persamaan linear: …………… + …………… = …………… (1)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

51

Persamaan 2 (Ali)

Jenis Mainan Variabel Jumlah kubus yang dapat

dimasukkan ke dalam kardus

Kubus Merah …. ….

Kubus Biru …. ….

Luas Kardus yang dimikiki oleh Ali ….

Bentuk persamaan linear: …………… + …………… = …………… (2)

Kedua persamaan tersebut membentuk sistem persamaan linear dua variabel sebagai

berikut:

{… … … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 1)… … … … … … … … (π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 2)

Setelah kamu membuat persamaan dari masalah di atas, selanjutnya langkah apa saja

yang akan kamu gunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? (Arguments)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

52

Mendeskripsikan Penyelesaian Secara Matematis

7. Tuliskan kembali persamaan yang telah kamu buat pada langkah

sebelumnya! Mengapa kamu memilih variabel tersebut untuk memisalkan

banyaknya kubus merah dan kubus biru? (Arguments)

1

Menyelesaikan persamaan linear dua variabel dengan menggunakan

Metode campuran! (Procedures, Proposition) 2

Langkah 1: Menggunakan metode eliminasi

Menghilangkan variabel kedua dengan menyamakan koefisiennya. Untuk

menyamakan koefisien dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

6… + 4… = 3.572 Γ— 1 …… + …... = ……

8… + 2… = 4.346 Γ— 2 …… + ……= ……

…… = ……

……

…… =

……

……

…… = ……

(Persamaan 1 dikali dengan 1)

(Persamaan 2 dikali dengan 2)

(Pengurangan)

(Kedua ruas dibagi dengan

koefisien variabel 1)

(Selesaian)

Sehingga diperoleh nilai variabel 1, yaitu …… = ……

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

53

Langkah 2: Menggunakan metode substitusi

Setelah menyelesaikan persamaan linear dengan metode eliminasi pada langkah 1 dan diperoleh

nilai variabel 1, yaitu: …… = …… , selanjutnya kamu akan menggunakan metode substitusi

untuk mendapatkan nilai variabel kedua.

…… + …… = …… (Persamaan)

(……×……) + …… = …… (Substitusi nilai variabel 1 pada persamaan)

…… + …… = …… (Sederhanakan)

…… = …… - …… (Pindah ruas)

…… = …… (Sederhanakan)

……

…… =

……

…… (Bagi kedua ruas dengan koefisien variabel

tersebut)

…… = …… (Selesaian)

Sehingga diperoleh nilai variabel kedua, yaitu: …… = ……

Menyimpulkan Hasil Akhir Penyelesaian

Periksa kembali apakah solusi kamu sudah benar? Jika belum, perbaiki!

Lalu, berikan kesimpulan dari permasalahan tersebut dengan menggunakan bahasamu

sendiri! (Arguments)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

54

Ayo Kita Menyimpulkan !

Metode campuran adalah …………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………..

….…………………………………………………………………………………..

Langkah-langkah dari metode campuran yaitu, ……………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

1. Persegi panjang ABCD memiliki panjang AB = DC = 3x + 5 dan lebar AD = BC

= y, sedangkan persegi panjang EFGH memiliki panjang EF = HG = x + 8 dan

lebar EH = FG = y – 3. Jika keliling ABCD dan EFGH berturut-turut adalah 56

cm dan 36 cm, berapakah luas persegi panjang ABCD?

2. Cindy membeli 1 lusin kelereng dan 4 lusin sendok plastik seharga Rp. 22.000,00

untuk kebutuhan perlombaan 17 Agustus. Dilan membeli 2 lusin kelereng dan 5

lusin sendok plastik dengan harga RP. 32.000,00. Berapakah harga yang harus

dibayar Nina, jika ia ingin membeli 2 lusin sendok plastik?

3. Diketahui harga satu ikat bayam adalah 2 kali harga satu ikat kangkung. Bu Rara

membeli 25 ikat bayam dan 40 ikat kangkung seharga Rp. 210.000,00. Jika Bu

Nindy membeli 30 ikat bayam dan 50 ikat kangkung dengan uang Rp. 200.000,00,

berapakah uang kembalian yang akan diterima Bu Nindy?

Ayo Kita Berlatih!

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

55

Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, dan D pada jawaban yang tepat!

1. Himpunan penyelesaian dari 3π‘₯ + 𝑦 = 150 dan 2π‘₯ + 2𝑦 = 120 adalah …

a. {(45, 15)}

b. {(45, 60)}

c. {(105, 15)}

d. {(45, 45)}

2. Banyaknya penyelesaian (solusi) dari sistem persamaan linear {8π‘₯ + 6𝑦 = 242π‘₯ + 7𝑦 = 28

adalah

…

a. βˆ…

b. 1

c. 2

d. ∞ (Tak Terhingga)

3. Jika 𝑝 dan π‘ž adalah penyelesaian dari sistem persamaan linear 4𝑝 + 6π‘ž = 24 dan

8𝑝 – 4π‘ž = 16, maka nilai 𝑝 – 3π‘ž adalah …

a. -7

b. -3

c. 2

d. 3

4. Jika π‘Ž dan 𝑏 adalah penyelesaian dari sistem persamaan 2

3π‘Ž +

2

3𝑏 = 4 dan a + 5b =

10, maka nilai 3

5π‘Ž + 7𝑏 adalah …

a. 9

b. 10

c. 13

d. 14

5. Jika π‘š dan 𝑛 adalah akar dari sistem persamaan 2π‘š – 3𝑛 = βˆ’13 dan π‘š + 2𝑛 =

4, maka 6π‘š βˆ’ 4𝑛2 adalah …

a. 12

b. -24

c. -38

d. -48

Tes Formatif 3

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

56

6. Riri membeli 2 kg gula dan 1 kg telur ayam dengan total harga Rp. 50.000,00

sedangkan Andini membeli 3 kg gula dan 2 kg telur ayam dengan total harga Rp.

87.500,00. Apabila Riri dan Andini membeli gula dan telur ayam di toko yang sama,

manakah pernyataan di bawah ini yang benar?

a. Harga 1 kg gula sama dengan harga 1 kg telur ayam

b. Harga 1 kg gula adalah setengah kali harga 1 kg telur ayam

c. Harga 1 kg gula adalah dua kali harga 1 kg telur ayam

d. Harga 1 kg gula adalah tiga kali harga 1 kg telur ayam

7. Di tempat parkir sebuah pasar swalayan terdapat 75 kendaraan yang terdiri dari sepeda

motor dan bemo. Banyak roda seluruhnya ada 163. Jika tarif parkir untuk sepeda motor

Rp. 1.000,00 dan untuk bemo Rp. 2.000,00, pendapatan uang parkir yang diperoleh

sebesar …

a. Rp. 75.000,00

b. Rp. 85.000,00

c. Rp. 88.000,00

d. Rp. 98.000,00

8. Rosita, Nina dan Hana pergi ke toko kue bersama-sama. Rosita membeli 3 roti dan 1

bolu seharga Rp. 59.000,00 sedangkan Nina membeli 1 roti dan 2 bolu dengan harga

Rp. 78.000,00. Jika Hana membeli 5 roti dan 1 bolu dengan uang Rp. 100.000,00, maka

uang kembalian yang Hana dapat adalah …

a. Rp. 15.000,00

b. Rp. 25.000,00

c. Rp. 35.000,00

d. Rp. 45.000,00

9. Dua tahun yang lalu, umur kakak dua kali umur adik. Jumlah tiga kali umur kakak

dengan empat kali umur adik saat ini sama dengan 94 tahun. Selisih umur mereka saat

ini adalah …

a. 8 tahun

b. 10 tahun

c. 12 tahun

d. 14 tahun

10.

A B

C D

6x

2y

E F

G H

5y

9x

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

57

Cocokkan jawaban kalian dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban kalian yang benar, kemudian gunakan

rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi Kegiatan

Belajar 3,4, dan 5.

π‘‡π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘ƒπ‘’π‘›π‘”π‘’π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Žπ‘› = π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

10Γ— 100%

Arti tingkat penguasaan yang kalian capai adalah sebagai berikut:

Persentase Kriteria

90 – 100 Baik Sekali

80 - 89 Baik

70 - 79 Cukup

< 70 Kurang

Apabila tingkat penguasaan kalian telah mencapai 80% atau lebih, maka kalian dapat

meneruskan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi, apabila tingkat penguasaan kalian < 70%,

kalian harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,4, 5 dan 6.

Jika keliling ABCD dan EFGH berturut-turut adalah 56 cm dan 104 cm, maka panjang

sisi EF adalah … cm.

a. 24

b. 27

c. 30

d. 45

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

58

Modul ini berisi materi kelas VIII sesuai kurikulum 2013 di SMP/MTs yang

ditetapkan oleh Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Modul ini dirancang agar mudah dipelajari dan

dipahami secara mandiri ataupun berkelompok. Oleh karena itu, modul ini diharapkan dapat

menjadi alternatif rujukan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat

berjalan efektif dan efisien.

BAB 7

PENUTUP

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

59

As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2017. Matematika. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, Edisi Revisi.

Marsigit, dkk. 2008. Matematika 1 SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira

Tim Maestro Genta. 2020. Strategi dan Bank Soal HOTS. Sidoarjo: Genta Group Production.

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

60

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Tes Formatif 3

1. C 1. D 1. A

2. B 2. A 2. B

3. C 3. C 3. B

4. A 4. D 4. B

5. C 5. A 5. D

6. C

7. C

8. B

9. A

10. B