bahan ajar (hanjar) pelatihan kesehatan lapangan (keslap
TRANSCRIPT
MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BAHAN AJAR (HANJAR) PELATIHAN KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
BAGI BINTARA/PNS POLRI FUNGSI PEMBINAAN
KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
NOMOR: KEP/ 662 /XII/2019 TANGGAL 10 DESEMBER 2019
ii
KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SAMBUTAN
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
rtama-tama, engan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas rahmat dan karuniaNya, Hanjar Pelatihan untuk
pendidik fungsi pembinaan sebagai pedoman penyelenggaraan
pelatihan yang akan dilaksanakan dapat diselesaikan sesuai waktu
yang ditetapkan.
Kesehatan lapangan/Keslap adalah kegiatan penanganan kesehatan
pra rumah sakit atau kejadian di luar rumah sakit. Dalam pelaksanaan kesehatan
lapangan ini membutuhkan keterampilan melakukan Pertolongan Pertama Gawat Darurat
(PPGD), penatalaksanaan korban dan evakuasi korban. PPGD adalah bantuan perawatan
atau pengobatan yang pertama diberikan kepada korban kecelakaan atau cedera sebelum
tim yang berkompeten atau tim medis datang.
Untuk memberikan pemahaman dan kemampuan melakukan kesehatan lapangan
diperlukan guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel Polri dalam
mendukung kegiatan operasional di lapangan khususnya pelaksanaan kesehatan lapangan.
Guna mendukung keberhasilan pelatihan, diterbitkan bahan ajar pelatihan sebagai
pedoman/acuan dalam pelaksanaaan pelatihan, sehingga personel mudah memahami dan
mampu mengimplementasikannya dengan baik dalam kegiatan operasional di lapangan.
Pelatihan kesehatan lapangan/Keslap disusun dengan melibatkan narasumber, pembina
fungsi dan Pusdikmin Lemdiklat Polri. Diharapkan bahan ajar yang disusun memiliki tingkat
relevansi yang tinggi dengan kebutuhan peningkatan kualitas SDM Polri, dikarenakan
D
KOMJEN POL Drs. ARIEF SULISTYANTO, M.Si
KALEMDIKLAT POLRI
bahan.....
iii
bahan ajar tersebut pemaparannya bersifat aktual, praktis, serta akademis yang merujuk
pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Saya selaku Kalemdiklat Polri saya mengucapkan apresiasi dan penghargaan serta ucapan
terima kasih kepada nara sumber, pembina fungsi, dan tim penyusun yang telah menyusun
hanjar/modul pelatihan ini, semoga bermanfaat dalam mewujudkan Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang profesional, modern, dan terpercaya serta sebagai penegak hukum
yang jujur, benar, adil dan akuntabel yang dapat membangun citra Polri sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat (trust) terhadap institusi Polri.
Sekian dan terima kasih
Wassalamu alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 12 Desember 2019 KEPALA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Drs. ARIEF SULISTYANTO, M.Si.
KOMISARIS JENDERAL POLISI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Nomor: Kep/ 662 /XII/2019
tentang
HANJAR PELATIHAN KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
BAGI BINTARA POLRI/PNS GOL II FUNGSI PEMBINAAN
KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Menimbang : bahwa dalam rangka penyelenggaraan pelatihan kesehatan
lapangan (Keslap) bagi Bintara Polri/PNS GOL II maka perlu ditetapkan keputusan untuk dijadikan dasar dan pedoman pelaksanaan pelatihan fungsi.
Mengingat : 1. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Sistem Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
3. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Kep/1974/XII/2018 tanggal 21 Desember 2018 tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Polri T.A. 2019;
4. Keputusan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Nomor: Kep/658/XII/2019 tanggal 10 Desember 2019 tentang Kurikulum kesehatan lapangan (Keslap) bagi Bintara Polri/PNS GOL II;
5. Surat Keputusan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri No. Pol. : Skep/461/XII/2007 tanggal 13 Desember 2007 tentang Standar Komponen Kurikulum Pelatihan Polri.
Memperhatikan: hasil survei/penelitian program pelatihan Polri di kewilayahan pada tahun 2018, saran serta masukan para pembina Fungsi Teknis Operasional maupun Pembinaan dan para pelaksana pelatihan Polri. MEMUTUSKAN.....
2
MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
POLRI TENTANG HANJAR KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) BAGI BINTARA POLRI/PNS GOL II 1. mengesahkan hanjar pelatihan kesehatan lapangan (Keslap)
bagi Bintara Polri/PNS GOL II sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini;
2. hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan
hanjar pelatihan kesehatan lapangan (Keslap) bagi Bintara Polri/PNS GOL II yang belum diatur dalam hanjar pelatihan fungsi ini akan diatur kemudian, dan sebelum ada ketentuan baru maka ketentuan yang sudah ada selama ini serta tidak bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tetap berlaku;
3. keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: Jakarta pada tanggal: 12 Desember 2019
KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Drs. ARIEF SULISTYANTO, M.Si. KOMISARIS JENDERAL POLISI
Kepada Yth.:
Para Ka SPN Polda
Tembusan : 1. Kapolri. 2. Wakapolri. 3. Irwasum Polri. 4. Kabareskrim Polri. 5. Para Kapolda. 6. Kadiklat Reserse Lemdiklat Polri.
Paraf :
1. Konseptor/Kabag Kurhanjarlat : ..........
2. Kaurtu Rokurikulum : .......... 3. Karo Kurikulum :............
4. Kataud Lemdiklat Polri : ..........
5. Waka Lemdiklat Polri : ..........
KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI NOMOR : KEP/ 662 /IX/2019 TANGGAL : 12 DESEMBER 2019
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
iv
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
IDENTITAS BUKU
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
Penyusun : Tim Pokja Lemdiklat Polri Editor :
1. Kombes Pol Drs.Syamsudin Lubis, SH, MH 2. AKBP dr.Lastri Ryanti.MARS. 3. Pembina dr. IGB. Wiradinata. 4. Ipda Lia Anggrainy.S.Farm 5. Penata TK I Purnomo Risdiyanto. S.Sos. Hanjar Pelatihan Polri Kesehatan lapangan (Keslap) Diterbitkan oleh: Bagian Kurikulum dan Hanjar Pelatihan Biro Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun 2019
Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pelatihan Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN vii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................. i
Sambutan Kalemdiklat........................................................................................ ii
Keputusan Kalemdiklat....................................................................................... iv
Lembar Identitas ................................................................................................ vi
Daftar isi............................................................................................................. vii
MODUL 1 ETIKA PENANGAAN KORBAN
Pengantar ....................................................................................... 1
Standar Kompetensi...................................................................... 1
Kompetensi Dasar ......................................................................... 1
Materi Pelajaran ............................................................................. 1
Metode Pembelajaran ................................................................... 2
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ......................................... 2
Kegiatan Pembelajaran ................................................................. 2
Tagihan / Tugas ............................................................................ 3
Lembar Kegiatan ........................................................................... 4
Bahan Bacaan ............................................................................... 4
1. Pengertian etika penanganan korban.............. ....................... ........4
2. Tujuan etika penanganan korban. ........................................... 5
3. Etika bagi penolong dalam penanganan korban pada keslap.. .................................................................................... 5
Rangkuman .................................................................................. 6
Soal Latihan ................................................................................. 6
MODUL 2 KONSEP KESEHATAN LAPANGAN
Pengantar ...................................................................................... 7
Standar Kompetensi...................................................................... 7
Kompetensi Dasar ....................................................................... 7
Materi Pelajaran ........................................................................... 8
Metode Pembelajan ...................................................................... 8
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ........................................ 8
Kegiatan pembelajaran ................................................................. 9
Tagihan / Tugas ........................................................................... 10
Lembar Kegiatan .......................................................................... 10
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN viii
Bahan Bacaan .............................................................................. 10
KONSEP KESEHATAN LAPANGAN
1. Pengertian keslap ..................................................................... 10
2. Tujuan keslap ............................................................................ 11
3. Prinsip-prinsip keslap ................................................................ 11
Rangkuman .................................................................................. 13
Soal Latihan ................................................................................. 15
MODUL 3 PENATALAKSANAAN KORBAN DI LAPANGAN ET
Pengantar..................................................................................... 16
Standar Kompetensi...................................................................... 16
Kompetensi Dasar ....................................................................... 16
Materi Pelajaran............................................................................ 17
Metode Pembelajaran .................................................................. 17
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar........................................ 18
Kegiatan Pembelajaran ............................................................... 18
Tagihan / Tugas ........................................................................... 20
Lembar Kegiatan .......................................................................... 20
Bahan Bacaan .............................................................................. 21
1. Penatalaksanaan korban di lapangan ...................................... ................22
2. Penatalaksanaan korban hidup di lapangan. .......................... 27
3. Penatalaksanaan korban meninggal dunia di lapangan.. ........ 43
Rangkuman 43
Soal Latihan 45
MODUL 4 EVAKUASI MEDIS
Pengantar.................................................................................... 46
Standar Kompetensi...................................................................... 46
Kompetensi Dasar ...................................................................... 46
Materi Pelajaran ......................................................................... 47
Metode Pembelajan...................................................................... 47
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar........................................ 48
Kegiatan pembelajaran................................................................. 48
Tagihan / Tugas .......................................................................... 50
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN ix
Lembar Kegiatan ......................................................................... 50
Bahan Bacaan ............................................................................ 51
1. Pengertian terkait evakuasi medis ............................................ 51
2. Jenis evakuasi medis tanpa alat dan menggunakan alat .......... 51
3. Evakuasi medis udara ............................................................... 70
Rangkuman .................................................................................. 74
Soal Latihan ................................................................................. 76
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
1
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP- LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
MODUL 01
ETIKA PENANGANAN KORBAN
2 JP (90 menit)
Pengantar
Dalam modul etika penanganan korban ini akan dibahas materi tentang pengertian, tujuan dan etika penanganan korban dalam kegiatan kesehatan lapangan (keslap)
Tujuan diberikan materi ini adalah agar peserta pelatihan memahami tentang etika penanganan korban.
Standar Kompetensi
Memahami etika penanganan korban dalam pelaksanaan tugas kesehatan lapangan
Kompetensi Dasar
Memahami etika penanganan korban Indikator Hasil Belajar:
1. Menjelaskan Pengertian Etika Penanganan korban; 2. Menjelaskan Tujuan etika penanganan korban 3. Menjelaskan etika penanganan korban pada keslap.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP- LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Etika Penanganan Korban
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian Etika Penanganan korban; 2. Tujuan etika penanganan korban; 3. etika penanganan korban pada keslap
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan pengertian, tujuan dan etika penanganan korban dalam keslap.
2. Metode Tanya jawab
Metode ini digunakan untuk memperdalam pemahaman materi dan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan tentang materi etika penanganan korban pada keslap.
Alat/media, Bahan dan Sumber Belajar
1. Alat/Media
a. Laptop.
b. Papan tulis.
c. Spidol.
d. LCD proyektor.
2. Bahan.
a. Kertas flipchart.
b. Alat tulis.
3. Sumber Belajar:
a. Perkap No 12 tahun 2011 tentang dokpol b. Buku Petunjuk Teknis Kesehatan Lapangan Dalam
Penaggulangan Korban Bencana;
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
3
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP- LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memperkenalkan diri kepada peserta
pelatihan
b. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
c. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti: 70 menit
a. Pelatih/instruktur menyampaikan materi tentang pengertian, tujuan dan etika penanganan korban dalam keslap
b. Peserta pelatihan menyimak, mencatat hal-hal yangpenting dan menanggapi materi yang disampaikan Pelatih/instruktur.
c. Peserta pelatihan dan Pelatih/instruktur secara instentif melakukan tanya jawab membahas materi yang disampaikan.
d. Pelatih/instruktur memberikan kesempatan peserta pelatihan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
e. Pelatih/instruktur memfasilitasi jalannya tanya jawab terhadap peserta pelatihan.
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.
b. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi pelatihan dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta pelatihan.
c. Pelatih/instruktur merumuskan learning point, koreksi dan kesimpulan dari materi pelatihan yang disampaikan kepada peserta pelatihan.
Tagihan / Tugas
Masing-masing peserta pelatihan menyerahkan hasil resume materi yang sudah di sampaikan.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
4
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP- LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Lembar Kegiatan
Peserta pelatihan membuat resume tentang materi yang telah diberikan.
Bahan Bacaan
ETIKA PENANGANAN KORBAN
1. Pengertian Etika Penanganan korban
Dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan lapangan/Keslap dimana inti dari kegiatan ini adalah penanganan korban gawat darurat juga penanganan pada korban meninggal dunia. Tujuan pertolongan pertama adalah menyelamatkan jiwa penderita, mencegah kecacatan, memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan. Dalam memberikan pertolongan, ada beberapa aturan hukum dimana seorang yang memiliki keterampilan dalam penanganan PPGD jika menghadapi keadaan gawat darurat, maka wajib baginya untuk menolong sesuai kemampuan yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan beberapa aturan hukum yang ada di Indonesia, antara lain: a. Pasal 531 KUHP tentang pelanggaran terhadap orang yang
perlu ditolong. “Barang siapa ketika menyaksikan ada seseorang yang sedang menghadapi bahaya maut, tidak memberi pertolongan yang dapat diberikan padanya tanpa selayaknya menimbulkan bahaya bagi dirinya dan orang lain, diancam, jika orang itu meninggal dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”.
b. Pasal 322 KUHP tentang membuka rahasia. (1) “Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang
wajib disimpannya karena jabatan atau pencariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 (Sembilan) bulan atau pidana denda paling banyak Sembilan ribu rupiah”.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
5
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP- LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
(2) “Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu dapat dituntut atas pengaduan orang itu”.
Sebagaimana kita ketahui, dalam kondisi gawat darurat dimana seseorang dalam kondisi kesadaran menurun ataupun dalam kondisi luka dibagian sensitif juga dalam penanganan gawat darurat memerlukan tindakan didaerah sensitif sering merupakan sebuah dilema. Disatu pihak, penolong harus memberikan bantuan, dipihak yang lain.
2. Tujuan etika penanganan korban
Tujuan dari etika penanganan korban adalah meminimalisir kesalah pahaman antara penolong dengankorban atau dengan masyarakat sekitar tempat kejadian serta menjunjung Hak Azasi Manusia (HAM).
3. Etika bagi penolong dalam penanganan korban pada keslap
a. Dalam melakukan keslap, seorang penolong wajib baginya
memiliki etika penanganan korban yaitu: 1) Berlaku sopan 2) Tidak arogan 3) Wajib memperkenalkan diri 4) Menyapaikan tujuan atau maksud penolong
memberikan pertolongan 5) Menjaga rahasia medis korban yang ditolong
b. Kewajiban pelaku pertolongan pertama
1) Menjaga keselamatan diri 2) Menjangkau korban 3) Mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam
nyawa 4) Meminta bantuan 5) Memberikan pertolongan sesuai dengan keadaan
korban 6) Membantu pelaku pertolongan pertama 7) Menjaga kerahasiaan medis 8) Komunikasi.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
6
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP- LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Rangkuman
1. Pengertian Etika Penanganan korban
Dalam memberikan pertolongan, ada beberapa aturan hukum dimana seorang yang memiliki keterampilan dalam penanganan PPGD jika menghadapi keadaan gawat darurat, maka wajib baginya untuk menolong sesuai kemampuan yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan beberapa aturan hukum yang ada di Indonesia, antara lain: a. Pasal 531 KUHP tentang pelanggaran terhadap orang
yang perlu ditolong.
b. Pasal 322 KUHP tentang membuka rahasia. (1) “Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang
wajib disimpannya karena jabatan atau pencariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 (Sembilan) bulan atau pidana denda paling banyak Sembilan ribu rupiah”.
(2) “Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu dapat dituntut atas pengaduan orang itu”.
2. Tujuan etika penanganan korban
Tujuan dari etika penanganan korban adalah meminimalisir kesalah pahaman antara penolong dengankorban atau dengan masyarakat sekitar tempat kejadian serta menjunjung Hak Azasi Manusia (HAM).
Soal Latihan
1. Jelaskan Pengertian Etika Penanganan korban! 2. Jelaskan Tujuan etika penanganan korban! 3. Jelaskan Kewajiban etika PPGD dalam penanganan korban!
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
7
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
MODUL 02
KONSEP KESEHATAN LAPANGAN
2 JP (90 menit)
Pengantar
Dalam modul konsep kesehatan lapangan (keslap) ini akan dibahas materi tentang pengertian, tujuan, prinsip-prinsip dan ruang lingkup kegiatan keslap;
Tujuan diberikan materi ini adalah agar peserta pelatihan memahami konsep kesehatan lapangan dengan baik.
Standar Kompetensi
Memahami konsep kesehatan lapangan
Kompetensi Dasar
Memahami konsep kesehatan lapangan Indikator Hasil Belajar:
1. Menjelaskan pengertian keslap. 2. Menjelaskan tujuan keslap. 3. Menjelaskan prinsip-prinsip keslap. 4. Menjelaskan ruang lingkup kegiatan keslap.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
8
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Konsep kesehatan lapangan.
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian keslap. 2. Tujuan keslap. 3. Prinsip-prinsip keslap. 4. Ruang lingkup kegiatan keslap.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang keslap.
2. Metode Tanya jawab
Metode ini digunakan untuk memperdalam pemahaman materi dan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan tentang materi keslap.
Alat/media, Bahan dan Sumber Belajar
1. Alat/Media
a. Laptop.
b. Papan tulis.
c. Spidol.
d. LCD proyektor.
e. CD
f. VIDEO
2. Bahan
a. Kertas flipchart.
b. Alat tulis.
3. Sumber Belajar:
a. Perkap No 12 tahun 2011 tentang dokpol b. Buku Petunjuk Teknis Kesehatan Lapangan Dalam
Penaggulangan Korban Bencana;
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
9
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
b. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti: 80 menit
Tahap inti 1: 50 menit
a. Pelatih/instruktur menayangkan video kegiatan keslap
b. Pelatih/instruktur memfasilitasi jalannya penayangan video terhadap peserta pelatihan
c. Peserta pelatihan menyimak, mencatat hal-hal yang penting dan menanggapi tayangan video disampaikan Pelatih/instruktur.
d. Peserta pelatihan dan Pelatih/instruktur secara instentif melakukan tanya jawab membahas tayangan tersebut.
Tahap inti 2: 30 menit
a. Pelatih/instruktur mengulas tayangan video dan mengkaitkan dengan materi yang akan diberikan
b. Pelatih/instruktur menyampaikan materi tentang materi tentang pengertian-pengertian, tujuan, prinsip-prinsip dan ruang lingkup kegiatan keslap;
c. Peserta pelatihan menyimak, mencatat hal-hal yang penting dan menanggapi materi yang disampaikan Pelatih/instruktur.
d. Peserta pelatihan dan Pelatih/instruktur secara instentif melakukan tanya jawab membahas materi yang disampaikan.
e. Pelatih/instruktur memberikan kesempatan peserta pelatihan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
f. Pelatih/instruktur memfasilitasi jalannya tanya jawab terhadap peserta pelatihan.
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.
b. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi pelatihan
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
10
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta pelatihan.
c. Pelatih/instruktur merumuskan learning point, koreksi dan
kesimpulan dari materi pelatihan yang disampaikan kepada peserta pelatihan.
Tagihan / Tugas
Masing-masing peserta pelatihan menyerahkan hasil resume materi yang sudah di sampaikan.
Lembar Kegiatan
Peserta pelatihan membuat resume tentang materi yang telah diberikan.
Bahan Bacaan
KONSEP KESEHATAN LAPANGAN
1. Pengertian keslap
Kesehatan lapangan adalah kegiatan penanganan kesehatan pra rumah sakit atau kejadian di luar rumah sakit. Dalam penanganan kesehatan lapangan ini membutuhkan keterampilan penanganan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dimana PPGD tersebut adalah bantuan perawatan atau pengobatan yang pertama diberikan kepada korban kecelaka an atau cedera sebelum tim yang berkompeten atau tim medis datang. Penolong pertama tersebut bisa merupakan seorang anggota Polri, anggota pemedam kebakaran, satpam, guru atau seorang sukarelawan setempat. Banyak kasus kejadian gawat darurat yang terjadi di luar rumah sakit. Beberapa kejadian menimbulkan korban baik korban hidup maupun korban meninggal dunia yang membutuhkan penanganan segera. Korban-korban tersebut seringkali jumlahnya lebih banyak dibandding jumlah penolong.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
11
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Untuk kasus korban yang banyak tersebut membutuhkan sebuah minimal sebuah tim yang akan menaganinya.
2. Tujuan keslap
Tujuan dari kesehatan lapangan adalah melakukan tindakan pertolongan pertama yang diperlukan ketika terjadi kegawat daruratan medis supaya tidak terjadi cacat yang lebih berat atau sampai meninggal dunia dimana dibutuhkan kerjasama tim
3. Prinsip-prinsip keslap
Dibawah ini adalah prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dalam menjalankan tugasnya
a. Melindungi keamanan diri sendiri dan keamanan dari
anggota Tim Penyelamat korban dan orang-orang disekitarnya. Hal ini merupakan prioritas pertama dan yang paling penting. Ingat-lah bahwa anda tidak dapat menolong korban bila anda sendiri mengalami cedera. Anda juga tidak ingin membahayakan penyelamat yang lain untuk memaksa menyelamatkan diri anda. Jika sudah yakin keadaan aman, maka kebutuhan korban menjadi perhatian utama anda.
b. Berusaha menemukan korban. Pada beberapa keadaan darurat, anda mungkin perlu memindahkan seorang korban untuk mencapai dan menemukan seorang korban lainnya yang lebih kritis cederanya.
c. Pengamatan pada penderita untuk mengenali masalah-masalah yang mengancam keselamatan jiwanya (Patient Assessment). Selalu melakukan suatu pengamatan pendahuluan untuk membantu mengenali ancaman-ancaman terhadap keselamatan jiwanya. Masalah-masalah tersebut antara lain suatu sumbatan saluran pernafa-san, serangan jantung, atau perdarahan hebat.
d. Sediakan / berikan tambahan pelayanan gawat darurat medis. Pada kasus-kasus dimana seorang korban memerlukan perawatan medis atau pengangkutan ke suatu fasilitas kesehatan, anda harus tetap tinggal bersama korban sampai petugas pelayanan gawat darurat medis mengambil alih perawatan korban.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
12
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
e. Memberikan perawatan berdasarkan temuan-temuan dari
penga-matan korban. Sambil menunggu datangnya petugas pelayanan gawat darurat medis, anda harus memberikan perawatan pada
korban berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang ditemukan selama pengamatan korban.
f. Membantu petugas pelayanan gawat darurat medis lainnya.
Jika diminta membantu petugas pelayanan gawat darurat medis dengan perawatan korban-korban seperti yang dibutuhkan.
g. Ikut serta dalam pencatatan dan pengumpulan data yang
dibu-tuhkan. Anda kemungkinan dibutuhkan oleh Peraturan-Peraturan/ Undang-Undang Negara ataupun sistim pelayanan gawat darurat medis setempat untuk membuktikan panggilan anda, terutama jika seorang korban menolak untuk dirawat,
h. Bertindak selaku penghubung dengan petugas petugas keama-nan masyarakat lainnya. Kemungkinan termasuk petugas setempat, daerah ataupun negara, petugas Pemadam Kebakaran, dan petugas pelayanan gawat darurat medis lainnya.
Seorang petugas keslap memiliki tanggung jawab sebagai penolong pertama yaitu :
a. Menjaga Kesehatan dan Keamanan anda sendiri.
b. Memelihara suatu sikap peduli.
c. Mempertahankan ketenangan anda sendiri.
d. Menunjukkan suatu penampilan yang rapi, bersih dan profesional.
e. Memelihara peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.
f. Memelihara pengetahuan mutakhir yang dipergunakan dan dipubli-kasikan oleh sistim pelayanan gawat darurat medis setempat, daerah dan nasional.
Dalam tugasnya seorang petugas keslap memiliki beberapa sasaran yaitu
a. Menyelamatkan nyawa.
b. Mencegah cacat atau memburuknya kondisi cedera.
c. Mempercepat penyembuhan.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
13
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Cara-cara Pertolongan Pertama yang dilakukkan oleh petugas keslap adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui apa yang terjadi/memeriksa keadaan tanpa memba-hayakan diri sendiri.
b. Menenangkan korban dan melindunginya dari bahaya lebih lanjut yang mungkin timbul.
c. Mengantar korban pulang atau membawanya ke Rumah Sakit terde-kat bila perlu.
Menjelaskan ruang lingkup kegiatan keslap
Ruang lingkup kegiatan keslap adalah semua kejadian yang memerlukan pertolongan pertama di luar rumah sakit meliputi : a. penanganana gawat darurat b. pemilahan korban c. evakuasi medis d. rujukan dan koordinasi
Rangkuman
1. Pengertian keslap
Kesehatan lapangan adalah kegiatan penanganan kesehatan pra rumah sakit atau kejadian di luar rumah sakit. Dalam penanganan kesehatan lapangan ini membutuhkan keterampilan penanganan PPGD dimana PPGD tersebut .
2. Tujuan keslap
Tujuan dari kesehatan lapangan adalah melakukkan tindakan pertolongan pertama yang diperlukan ketika terjadi kegawat daruratan medis supaya tidak terjadi cacat yang lebih berat atau sampai meninggal dunia dimana dibutuhkan kerjasama tim
3. Prinsip-prinsip keslap
a. Melindungi keamanan diri sendiri dan keamanan dari anggota Tim Penyelamat korban dan orang-orang disekitarnya.
b. Berusaha menemukan korban.
Pada beberapa keadaan darurat, anda mungkin perlu memindahkan seorang korban untuk mencapai dan menemukan seorang korban lainnya yang lebih kritis cederanya.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
14
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
c. Pengamatan pada penderita untuk mengenali masalah-masalah yang mengancam keselamatan jiwanya (Patient Assessment).
d. Sediakan/berikan tambahan pelayanan gawat darurat medis.
e. Memberikan perawatan berdasarkan temuan-temuan dari pengamatan korban.
f. Membantu petugas pelayanan gawat darurat medis lainnya.
g. Ikut serta dalam pencatatan dan pengumpulan data yang dibutuhkan.
h. Bertindak selaku penghubung dengan petugas petugas keama-nan masyarakat lainnya.
4. Seorang petugas keslap memiliki tanggung jawab sebagai penolong pertama yaitu :
a. Menjaga Kesehatan dan Keamanan anda sendiri.
b. Memelihara suatu sikap peduli.
c. Mempertahankan ketenangan anda sendiri.
d. Menunjukkan suatu penampilan yang rapi, bersih dan profesional.
e. Memelihara peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.
f. Memelihara pengetahuan mutakhir yang dipergunakan dan dipubli-kasikan oleh sistim pelayanan gawat darurat medis setempat, daerah dan nasional.
5. Dalam tugasnya seorang petugas keslap memiliki beberapa
sasaran yaitu
a. Menyelamatkan nyawa.
b. Mencegah cacat atau memburuknya kondisi cedera.
c. Mempercepat penyembuhan.
6. Cara-cara Pertolongan Pertama yang dilakukkan oleh
petugas keslap adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui apa yang terjadi/memeriksa keadaan tanpa membahayakan diri sendiri.
b. Menenangkan korban dan melindunginya dari bahaya lebih lanjut yang mungkin timbul.
c. Mengantar korban pulang atau membawanya ke Rumah Sakit terdekat bila perlu.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
15
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian keslap! 2. Jelaskan tujuan keslap! 3. Jelaskan prinsip-prinsip keslap! 4. Jelaskan ruang lingkup kegiatan keslap!
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
16
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
MODUL
03
PENATALAKSANAAN KORBAN DI
LAPANGAN
20 JP (900 menit)
Pengantar
Dalam modul penatalaksanaan korban di lapangan ini akan dibahas materi tentang penatalaksanaan korban di lapangan, penatalaksanaan korban hidup di lapangan dan penatalaksanaan korban meninggal dunia di lapangan.
Tujuan diberikan materi ini adalah agar peserta pelatihan memahami dan terampil melakukan penatalaksanaan korban di lapangan.
Standar Kompetensi
Memahami dan terampil melakukan penatalaksanaan korban di lapangan
Kompetensi Dasar
1. Memahami penatalaksanaan korban di lapangan.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan penatalaksanaan korban di lapangan b. Menjelaskan penatalaksanaan korban hidup di lapangan; c. Menjelaskan penatalaksanaan korban meninggal dunia di
lapangan.
2. Terampil melakukan penatalaksanaan korban di lapangan
Indikator Hasil Belajar:
a. Mempraktikkan penatalaksanaan kesehatan lapangan;
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
17
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Penatalaksanaan korban dilapangan.
Sub Pokok Bahasan:
1. Penatalaksanaan korban di lapangan
2. Penatalaksanaan korban hidup di lapangan;
3. Penata laksanaan korban meninggal dunia di lapangan.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang penatalaksanaan korban di lapangan.
2. Metode Tanya jawab
Metode ini digunakan untuk memperdalam pemahaman materi dan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik tentang materi penatalaksanaan korban di lapangan.
3. Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan peserta pelatihan untuk mengembangkan kreatifitas berfikir mengeluarkan ide dan gagasan dalam memahami materi tentang penatalaksanaan korban di lapangan
4. Metode demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mendemontrasikan materi tentang penatalaksanaan korban di lapangan.
5. Metode simulasi
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan peserta pelatihan untuk menyimulasikan materi tentang penatalaksanaan korban di lapangan.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
18
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Alat/media, Bahan dan Sumber Belajar
1. Alat/Media
a. Laptop.
b. Papan tulis.
c. Spidol.
d. LCD proyektor.
2. Bahan
a. Handscoon.
b. Spalk.
c. Kain segitiga.
d. Perban elastis.
e. Kertas flipchart.
f. Alat tulis.
3. Sumber Belajar:
a. Perkap No 12 tahun 2011 tentang Kedokteran Kepolisian (Dokpol)
b. Buku Petunjuk Teknis Kesehatan Lapangan Dalam Penanggulangan Korban Bencana;
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal : 10 menit
a. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
b. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti : 880 menit
Tahap inti 1: 50 menit
a. Pelatih/instruktur menyampaikan materi tentang: Penatalaksanaan korban di lapangan
b. Pelatih/instruktur memberikan contoh/demonstrasi teknik penanganan korban
c. Pelatih/instruktur menyampaikan materi penatalaksanaan korban hidup di lapangan
d. Pelatih/instruktur memberikan contoh/demonstrasi teknik
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
19
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
penanganan korban hidup
e. Pelatih/instruktur memberikan materi penatalaksanaan korban meninggal dunia dilapangan
f. Pelatih/instruktur memberikan contoh penatalaksanaan korban meninggal dunia dilapangan.
g. Peserta latihan menyimak, mencatat hal-hal yang penting dan menanggapi materi yang disampaikan pendidik.
h. Pelatih/instruktur memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Tahap inti 2: 830 menit
a. Pelatih/instruktur menginstruksikan peserta pelatihan
untuk menyimulasikan pelaksanaan kesehatan lapangan
(penanganan korban hidup dan meninggal dunia)
b. Pelatih/instruktur membagi peserta pelatihan dalam lima kelompok. masing-masing kelompok terdiri dari lima orang yang berbagi peran:
1 sebagai pelaksana
3 sebagai korban
1 sebagai pengamat
c. Peserta pelatihan secara bergiliran sesuai kelompok
mempresentasikan dan mengumpulkan hasil simulasi
kepada pelatih;
d. Pelatih/instruktur menyimpulkan materi simulasi dan
melaksanakan evaluasi
3. Tahap akhir : 20 menit
a. Pelatih/instruktur melakukan penguatan terhadap materi yang telah diberikan.
b. Pelatih/instruktur memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai materi yang telah diberikan.
c. Pelatih/instruktur memberikan feed back kepada peserta
didik mengenai proses pembelajaran.
d. Pelatih/instruktur menyimpulkan materi dan menutup pembelajaran.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
20
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Tagihan / Tugas
Lembar Kegiatan
1. Simulasi penatalaksanaan korban dilapangan
peserta pelatihan dibagi dalam 5 (lima) kelompok. masing-masing kelompok terdiri dari lima orang yang berbagi peran:
1 sebagai pelaksana
3 sebagai korban
1 sebagai pengamat
2. Simulasi penatalaksanaan korban hidup.
peserta pelatihan dibagi dalam 5 (lima) kelompok. masing-masing kelompok terdiri dari lima orang yang berbagi peran:
1 sebagai ketua tim
2 sebagai pelaksana
1 sebagai korban
1 sebagai pengamat
3. Setiap peserta dalam kelompok membaca sekenario untuk memahami peran yang harus dilakukan sesuai tugas yang diberikan.
SKENARIO
KECELAKAAN BUS MENABRAK HALTE BUS
Pada hari Minggu tanggal 11 Januari 2020 bertepatan dengan kegiatan pesta seni di sekitaran tugu tani Jakarta pusat, telah terjadi kecelakaan dimana bus menabrak halte bus tugu tani Jakarta Pusat. Kronologis kejadian yaitu pada pukul 10.00 Wib bus Mayasari Bhakti nomor C38 dengan plat nopol B 9878 CF jurusan kalideres-senen menabrak halte bus tugu tani. Terdapat korban luka-luka dengan
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
21
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
pendarahan dikepala sebanyak 1 orang, patah tulang tangan kanan 1 orang dan meninggal dunia 1 orang.
Peserta pelatihan melaksanakan simulasi penatalaksanaan korban di lapangan
Sesuai skenario di atas, tindakan apa yang akan saudara lakukan untuk memberikan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan (PPGD) kepada korban dan penanganan kepada korban yang meninggal
Bahan Bacaan
PENATALAKSANAAN KORBAN
DI LAPANGAN
Metoda “ scoop and run “ (angkut dan langsung ke rumah sakit) umumnya di gunakan dalam penatalaksanaan korban kecelakaan.Pendekatan ini tidak memerlukan keahlian khusus dari tenaga penolong,namun dalambencana masal dapat menimbulkan masalah dalam hal transportasi penderita dari tempat kecelakaan ke rumah sakit, dan juga akibat dilampauinya daya tampung fasilitas kesehatan tujuan.
Pendekatan pertolongan klasik yang membutuhkan dua pengorganisasian. yang pertama adalah organisasi lapangan dimana tim ini dilatih untuk melakukan triase dasar dan pertolongan pertama di lapangan sebelum mengevakuasi korban ke fasilitas kesehatan.dan yang kedua adlah organisasi rumah sakit perawatan penerima korban dimana kelompok ini tidak berhubungan dengan masalah masalah pra rumah sakit. Dalam bencana masal penggunaan metoda ini akan menimbulkan ketidak harmonisan dalam bekerja.
Penatalaksanaan korban bencana masal mencakup penetapan tata cara mobilisasi sumber daya, penatalaksanaan di lapangan dan penerimaan di rumah sakit.Pendekatan ini didasarkan pada pelatihan khusus tenaga penolong di setiap tingkat, kelompok kelompok yang terlibat diantara lokasi kecelakaan dan fasilitas kesehaatn melalui suatu pos komando. Pendekatan ini membutuhkan tenaga multi sektoral untuk triase, stabilisasi korban di lapangan dan evakuasi ke fasilitas kesehatan.
Pengembangan pendekatan ini didasarkan pada ketersediaan sumber daya manusia dan peralatan yang memadai.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
22
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
1. Penatalaksanaan korban di Lapangan
di kepolisian kegiatan Kesehatan Lapangan/ Keslap dibagi menjadi dua yaitu Keslap rutin dan Keslap Khusus.
a. Keslap rutin
Keslap rutin merupakan kegiatan keslap yang dilaksanakan pada kegiatan rutin kepolisian seperti keslap dalam rangka kegiatan apel kesatuan, olah raga rutin bersama, upacara hari kebangsaan dll. Dalam kegiatan rutin Kepolisian tersebut kemungkinan terjadi keadaan gawat darurat seperti pusing kepala , sinkop/pingsan karena berdiri sewaktu apel atau upacara, pemeriksaan tekanan darah sebelum dan setelah olah raga dll. Jika terjadi kegawatdaruratan yang serius, evakuasi mudah dan dekat dengan tempat kejadian, serta koordinasi dengan kesatuan mudah.
b. Keslap khusus
Keslap khusus merupakan kegiatan keslap yang dilaksanakan pada kegiatan Kepolisian yang khusus atau bersifat incidentil dan permintaan khusus. Keslap ini memerlukan persiapan yang lebih kompleks dan lengkap. Contoh keslap khusus adalah tim keslap rakernis, rakornis, kunjungan pejabat VIP, pengamanan capres cawapres dan juga keslap untuk penanganan bencana seperti kebakaran, unjuk rasa ,kecelakaan lalu lintas dan lain sebagainya.
Adapun tahapan penatalaksanaan korban di Lapangan adalah sebagai berikut
1) Persiapan
Pada tahap ini tim keslap yang perlu dipersiapkan adalah:
a) Kesiapan administrasi
Surat perintah
Kartu identitas KTA/KTP
Name tag
b) Peralatan/Perlengkapan kotak P3K yang diperlukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dilapangan antara lain
(1) Sekotak Kapas Steril. (Gambar 1-1 No. 1).
(2) Pembalut / Perban Steril tanpa obat (2 ukuran besar, 2 ukuran sedang dan 2 ukuran kecil). (Gambar 1-1 No. 2).
(3) Kain Kasa Steril berbentuk segiempat beberapa ukuran. (Gambar 1-1 No. 3).
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
23
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
(4) Pembalut segitiga (2 buah). (Gambar 1-1 No. 4).
(5) Perban Kasa (2 gulung) dan sekurang-kurangnya 1 gulung Perban Crepe (Perban Elastis [elastic bandage]). (Gambar 1-1 No. 5).
(6) Kasa Tabung dan Plester. (Gambar 1-1 No. 6).
(7) Alkohol 70% untuk pensuci hama, 1 botol (100 cc). (Gambar 1-1 No. 7).
(8) Plester Tahan Air beberapa ukuran. (Gambar 1-1 No. 8).
(9) Plester Bedah (Lebar dan Sempit). (Gambar 1-1 No. 9).
(10) Peniti (ukuran besar, sedang dan kecil). (Gambar 1-1 No. 10).
(11) Kaca / Cermin Kecil. (Gambar 1-1 No. 11).
(12) Penjepit (Pincet). (Gambar 1-1 No. 12).
(13) Gunting. (Gambar 1-1 No. 13).
(14) Perban Gulungan untuk membalut sendi dan otot (ukuran besar, sedang, dan kecil), Lampu Senter (sedang atau kecil), 1 (satu) Botol Kecil Amoniak (100 ml).
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
24
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
(15) Gambar diatas menunjukkan kantung P3K lapangan (gambar 1-2 A), pembungkus plastik (gambar 1-2B) yang berisi pem-balut cepat lapangan (gambar 1-2C). Pembalut cepat lapa-ngan ini sudah standard steril (dalam bungkus plastiknya) dilengkapi bantalan yang melekat pada pembalutnya. Pemba-lut cepat lapangan ini digunakan untuk menutup luka, melin-dungi luka dari kontaminasi kuman lebih lanjut, dan untuk menghentikan perdarahan (sebagai pembalut tekan / pressure bandage).
2) Pelaksanaan
Dalam menjalankan tugasnya tim keslap harus dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin akan dihadapi seperti apakah akan bertugas sebagai tim keslap bencana alam atau bencana non alam ( kecelakaan lalulintas, kebakaran, demonstrasi).
Ketika tim ini menghadapi korban dalam jumlah lebih dari satu atau dalam jumlah banyak, tim ini harus dapat memilah korban atau melaksanakan triase.
a) Triase
adalah kegiatan yang dilaksanakan Tim Keslap untuk memilah korban hidup dan korban meninggal dunia. pendekatan triase baru yang didasarkan pada urgensi, kemungkinan hidup, dan ketersediaan sarana perawatan dengan tujuan:
(1) Identifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi segera ( perawatan di lapangan )
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
25
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
(2) Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan darurat (live saving surgery).
Korban hidup perlu diberikan pertolongan pertama ditempat kejadian, setelah itu segera dikirim ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis lebih lanjut.
Dalam triase untuk membedakan kondisi korban dibagi atas 3 (tiga) warna bendera meliputi warna merah, kuning, hijau dan hitam.
(1) Bendera warna merah
Korban yang membutuhkan pertolongan segera, korban dengan syok, gangguan pernafasan, trauma kepala berat, perdarahan yang hebat. Pemberian pertolongan pertama segera dan intensif ditujukan bagi korban yang mempunyai kemungkinan hidup lebih besar, setelah ini segara dilakukan proses pemindahan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.
(2) Bendera warna kuning
Korban yang memerlukan pertolongan tetapi masih dapat ditunda sementara, termasuk dalam kategori ini korban dengan korban denga Luka bakar sedang, Gangguan kesadaran / trauma kepala sedang. Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus, pengawasan ketat terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi dan diberikan perawatan sesegera mungkin.
(3) Bendera warna hijau
Korban yang memerlukan pengobatan atau pertolongan pertama sederhana, dapat ditunda. Biasanya mencakup korban dengan luka ringan, luka bakar ringan. Korban dalam kategori ini setelah pembalutan luka, korban dapat dipindahkan ketempat yang aman dan tidak memerlukan tindakan medis lanjutan di Rumah sakit.
(4) Bendera warna hitam
Korban yang telah meninggal dunia, untuk tindakan evakuasi dilaksanakan setelah tim
Keslap memberikan pertolongan kepada
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
26
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
korban dengan status bendera merah, kuning dan hijau. Tim keslap berkoordinasi dengan tim DVI melaksanakan Olah TKP aspek medis.
b) Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama dilakukan oleh tim Keslap di lokasi bencana sebelum korban dipindahkan (sudah stabil).
Pertolongan pertama yang diberikan pada korban dapat berupa kontrol jalan nafas, fungsi pernafasan dan jantung, pengawasan posisi korban, kontrol perdarahan, imobilisasi fraktur dan usaha untuk membuat korban nyaman. Resusitasi Kardiopulmoner (RJP) tidak boleh dilakukan dilokasi kecelakaan karena dikhawatirkan terdapat fraktur/ patah tulang didaerah dada. Penting diingat untuk tim Keslap di lokasi bencana untuk memindahkan korban sesegera mungkin, membawa korban gawat darurat ke rumah sakit guna mendapatkan tindakan medis lebih lanjut.
c) Evakuasi
setelah dilakukan tindakan pertolongan pertama, korban selanjutnya di evakuasi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
27
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
3) Pengakhiran
Setelah pelaksanaan keslap selesai dibuat laporan pelaksanaan tugas kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan lebih lanjut.
2. Penatalaksanaan korban hidup di lapangan
Penatalaksanaan korban hidup mengikuti kaedah-kaedah Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)
penatalaksanaan korban hidup prinsipnya adalah memberikan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yaitu pertolongan pertama yang diberikan kepada korban kecelakaan maupun karena sakit mendadak yang dilakukan secara cepat dan teliti, sehingga korban tersebut tidak semakin parah sebelum korban tersebut mendapat pertolongan lanjut dari rumah sakit bertujuan untuk menolong penderita/korban dari resiko yang lebih fatal (cacat yang lebih berat) atau kematian sebelum mendapat pertolongan lebih lanjut dari tenaga medis (rumah sakit). Berikut ini beberapa tehnik PPGD yang dilakukan pada korban hidup antara lain:
a. Bantuan Hidup Dasar (BHD)-Circulation , Airway , Breathing
(CAB) Resusitasi Jantung Paru (RJP) tujuannya adalah
mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung 1) Baringkan korban dengan posisi terlentang diatas
dasar yang keras dan kuat, cek kesadaran korban;
2) Bebaskan jalan nafas korban : 3) Letakkan telapak tangan menahan dahi korban ke
belakang. letakkan jari telunjuk dan jari tengah menahan dagu korban ke depan, sehingga kepala dan muka korban pada posisi netral
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
28
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
4) buka jalan nafas: a) lihat apakah ada benda asing padat seperti
makanan,gigi palsu atau benda asing cair seperti darah,lender dan lain sebagainya.
b) bersihkan dengan sapuan jari tangan dan menggunakan bahan yang dapat menyerap cairan atau alat pengait/penjepit;
5) Tentukan titik kompresi (2 jari diatas ujung tulang dada/ titik temu lengkung iga);
6) Letakkan tumit tangan diatas titik kompresi,kuncilah jari-jari tangan satu dengan tangan lainnya;
7) lakukan kompresi/ penekanan (kompresi) a) tekanan harus cukup kuat (tidak berlebihan)
b) arah tekanan tegak lurus, teratur, tidak menyentak & bergeser;
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
29
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
c) kompresi sebanyak 30 kali, kemudian, lanjutkan
napas bantu 2 kali.
8) tehnik melakukan nafas bantu
a) tutup rapat lubang hidung dgn jari dan tarik napas dalam
b) tempelkan dan ketatkan bibir anda di sekeliling mulut korban.
c) tiupkan udara ke dalam paru-paru dan perhatikan dada korban, lakukan secara teratur tiupkan udara ke dalam paru dgn kecepatan pernapasan normal (10-20 kali/mnt).
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
30
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
9) teruskan RJP dan lakukan hal berikut :
a) Cek nadi dan nafas
b) Jika nafas belum ada, maka lakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio 30:2, kemudian monitor nadi setiap 10 detik;
c) JIka nafas sudah ada dan nadi teraba, kemudian letakkan korban pada posisi stabil, jaga agar jalan nafas tetap terbuka;
d) Beri pertolongan lebih lanjut dengan membawa korban ke klinik / Rumah sakit terdekat.
b. Pertolongan pertama pada gangguan kesadaran
1) Pingsan
a) Baringkan korban dan tinggikan tungkainya; b) Longgarkan pakaian korban; c) Beri kapas alkohol (jika ada) /minyak kayu putih
disekitar hidung korban agar aromanya dapat tercium korban;
d) Jika korban sudah sadar dan pulih, istirahatkan sebentar, kemudian berikan air putih hangat;
e) Bila korban belum pulih, segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan lebih lanjut
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
31
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
2) Cedera kepala dan leher
a) Baringkan korban dengan posisi stabil;
b) Jika korban memakai helm, usahakan ada 2 (dua) orang membantu menyangga leher dan membuka helm. “Usahan tidak menekuk, memalingkan atau memurat kepala korban”.
c) Jika korban tidak sadar, cek nadi, buka jalan nafas korban, berikan RJP, jika nafas sudah stabil posisikan korban dengan stabil;
d) Topang kepala dan leher korban;
e) Untuk cedera kepala, jika pada telinga korban keluar darah maka tutup dengan perban atau kasa;
f) Segera bawa ke klinik/Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut
c. Pertolongan pada pendarahan
1) Pendarahan dalam
a) jaga korban agar tetap lancar bernapas
b) usahakan korban tenang untuk menghindari syok
c) jangan pindahkan korban jika mengalami luka di bagian kepala, leher dan tulang belakang
d) jika tidak ada indikasi luka dan tidak mengalami syok, pindahkan dengan posisi tidur
e) jangan memberi minum pada korban
f) periksa kembali dan tangani bila ada luka lain seperti patah tulang
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
32
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
g) panggil paramedis atau bawa segera ke dokter atau unit gawat darurat
2) Pendarahan luar
a) tekan tempat pendarahan dengan kain kasa antara 5 – 15 menit, balut seperlunya dan bila perlu tekan bagian pangkal dari tempat pendarahan.
b) sebelum menutup luka yang kotor, cuci luka/ pinggir luka, kemudian keringkan dengan kapas dan oleskan anti septik pada tempat luka;
c) Tinggikan anggota badan yang terluka atau berdarah lebih tinggi dari jantung kecuali diduga ada patah tulang;
d) tidurkan korban dengan kepala lebih rendah kecuali pada pendarahan kepala dan sesak napas;
e) tenangkan korban dengan mengajak bicara;
f) segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut
d. Pertolongan pertama pada gangguan sirkulasi 1) Pertolongan pertama pada shock
a) Bawa korban ketempat yang teduh danaman; b) Posisikan tubuh korban telentang, tungkai c) tinggikan 20-30 cm; d) Longgarkan pakaian korban, beri selimut (jika
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
33
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
ada); e) Tenangkan korban; f) Pastikan tanda-tanda vital (nadi), denyut jantung,
jalan nafas & pernapasan baik, beri oksigen jika ada;
g) Segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
2) Pertolongan pertama pada serangan jantung; a) Bila korban sadar, posisikan korban dalam posisi
duduk; b) Bila korban tidak sadar, baringkan dengan posisi
stabil; c) Cek denyut nadi, jika terasa lemah segera bawa d) ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk e) mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
e. Pertolongan pertama pada patah tulang
Tindakan pertolongan pertama pada kasus patah tulang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup.Untuk patah tulang terbuka, biasanya disertai pendarahan (pendarahannya harus dihentikan terlebih dahulu sebelum di bidai). Berikut uraian tindakannya:
1) Bawa korban ketempat yang aman dengan hati-hati; 2) Pada patah tulang terbuka, tangani luka, hentikan
pendarahan, tutup luka dengan kasa steril; 3) Lancarkan jalan napas (beri napas buatan jika perlu); 4) Pasang bidai/ penyangga dengan hati-hati pada tulang
yang patah dimana bidai harus mencakup dua persendian diantara tulang yang patah, kemudian balut dengan kain perban (jika ada) atau lainnya yg dapat digunakan untuk membalut;
5) Bagian tulang yang patah harus diistirahatkan dan tidak boleh digerak-gerakkan;
6) Hangatkan tubuh korban (selimuti jika ada); 7) Segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
34
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Beberapa jenis dan lokasi patah tulang/fraktur dan tindakan pertolongannya:
1) Patah tulang leher:
a) Jika ada pendarahan segera hentikan, lancarkan
jalan napas; b) Bila pernapasan terhenti, lakukan napas buatan,
usahakan tidak merubah posisi leher; c) Untuk mengurangi pergerakan, balut leher
dengan verban, kasa atau kain yang tersedia; d) Angkat korban ke tandu/kayu atau bambu yang
kuat, keras dan rata; e) Beri bantalan pada kiri kanan leher korban
biasanya dengan bantal (jika ada), bantalan pasir, baju/kain yang dilipat-lipat menyerupai bantal penahan;
f) Segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
2) Patah tulang belakang:
a) Siapkan papan/ bambu untuk menyangga tubuh bagian belakang korban;
b) Hati-hati dalam menangani korban, usahakan minta bantuan minimal 4 orang untuk membantu memiringkan badan korban;
c) Kemudian letakkan papan dibelakang tubuh korban, usahakan badan korban tertopang papan penyangga, untuk mengurangi pergerakan ikat
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
35
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
badan korba dengan papan penyangga;
d) Telentangkan kembali korban dengan hati-hati, jika ada tandu segera angkat korban dan segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
3) Patah tulang lengan atas
a) Jika ada pendarahan segera hentikan;
b) Lengan lurus kebawah dengan telapak t
c) angan menghadap kedalam;
d) Pasang bidai dari bahu sampai siku, ikat pada daerah dibawah dan diatas tulang yang patah;
e) Jika siku tangan juga patah, maka bidai dipasang sampai lengan bawah dan biarkan tangan tergantung.
f) Segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
4) Patah tulang lengan bawah
a) Jika ada pendarahan segera hentikan;
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
36
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
b) Letakkan lengan dibawah dada dengan telapak tangan menghadap kedalam
c) Pasang bidai dari siku sampai punggung tangan;
d) Ikat pada daerah di bawah dan diatas tulang yang patah, lengan digendong;
e) Segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
5) Patah tulang paha
a) Jika ada pendarahan segera hentikan;
b) Siapkan pembalut/kasa/kain untuk membalut bidai, bidai boleh dari papan/bambu/karton atau benda lain yang kuat keras dan permukaannya rata;
c) Pasang bidai dari pinggang sampai telapak kaki, kemudian ikat untuk mengurangi pergerakan.
d) Segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
6) Patah tulang kaki
a) Jika ada pendarahan segera hentikan, jangan lupa sepatu dibuka untuk mengurangi/mencegah pembengkakan;
b) Pada telapak kaki beri kapas/kain,kemudianpasang bidai menyesuaikan dengan panjang tulang kaki sampai ke telapak kaki lalu balut dengan perban/ kasa;
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
37
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
c) Ikat untuk mengurangi pergerakan; d) Segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat
untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
f. Pertolongan pertama pada luka bakar Terhadap korban luka bakar dapat dilakukan tindakan pertolongan sebagai berikut:
1) Bebaskan korban dari penyebab luka bakar 2) Apabila korban pingsan, maka beri tindakan
pertolongan agar segera sadar; 3) Lepaskan semua kain yang melekat pada bagian
tubuh yang terbakar; 4) Lepaskan segera apa saja yang mngencangkan
bagian tubuh seperti cincin, gelang, ikat pinggang dan sebagainya;
5) Pada kulit yang terbakar, dilakukan tindakan sebagai berikut: a) Pada luka bakar tingkat pertama, siram dan
rendam dengan air dingin 10-15 menit, bila terasa nyeri berikan obat anti nyeri (analgesik);
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
38
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
b) Pada luka bakar tingkat kedua, rendam luka di air
bersih, tutup dengan kain bersih dan steril kemudian balut jangan terlalu kencang, beri obat anti nyeri; Bila kulit melepuh, tidak boleh dipecahkan; Bila kulit mengelupas, oleskan levertransaleb atau saleb antibiotik;
c) Pada luka bakar tingkat tiga, tutup bagian tubuh yang terbakar dengan kain atau kasa steril. Baringkan korban, perhatikan keadaan umum korban (nadi, napas).
d) Setelah diberikan pertolongan pertama, maka korban harus segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut (khususnya korban luka bakar tingkat 3).
g. Pertolongan pertama pada cedera akibat sengatan listrik
1) “Hati-hati jangan langsung mendekati korban”;
2) Putus sumber arus listrik antara korban dengan penghantar dengan mematikan sumber arus menggunakan benda kering bukan logam;
3) Jika sudah dirasa aman, cek keadaan umum korban
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
39
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
dan prioritaskan tindakan yang diperlukan;
4) Baringkan korban, bila ada tanda-tanda henti napas segera lakukan RJP;
5) Selimuti korban, jika ada luka ringan obati seperlunya;
6) Bila korban luka berat, segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
h. Pertolongan pertama pada korban akibat paparan suhu panas dan kejang
1) Pindahkan korban ke tempat yang lebih sejuk, kemudian lepaskan semua pakaian korban;
2) Bungkus korban dengan kain basah dan dingin, diamkan sampai suhu dibawah lidah turun hingga 38°C;
3) Jika suhu tubuh korban sudah 38°C maka lepaskan kain atau handuk basah tadi, ganti dengan handuk atau kain kering;
4) Setelah diberikan pertolongan pertama, maka korban harus segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut;
Apabila korban mengalami kejang karena demam, maka dapat dilakukan hal berikut:
1) Lindungi lidah korban dari bahaya tergigit, lepaskan semua pakaian korban dan usahakan korban mendapat udara segar;
2) Kompres kepala dan badan korban dengan air dingin / es batu;
3) Usahakan jalan napas terbuka;
4) Setelah diberikan pertolongan pertama, maka korban harus segera bawa ke klinik/Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
40
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Apabila korban mengalami kejang otot, maka dapat dilakukan hal berikut:
1) Regangkan otot, pijat bagian yang kejang kearah letak jantung;
2) Beri obat gosok pada otot yang kejang;
3) Pada kejang otot akibat panas, biasanya korban banyak mengeluarkan keringat maka berikan korban air minum yang mengandung garam;
4) Setelah diberikan pertolongan pertama, maka korban harus segera bawa ke klinik/ Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
i. Pertolongan pertama pada cedera akibat paparan bahan kimia Prinsipnya adalah menghilangkan seminimal mungkin kontak korban dengan bahan kimia, mendinginkan kulit dan mencegah penyerapannya; 1) Melepas seluruh pakaian korban; 2) Kemudian siram bagian tubuh korban yang terpapar
bahan kimia dengan air yang mengalir 10-15 menit dan bila tersedia pancuran air maka letakkan korban dibawah pancuran air;
3) Bila kulit terkena bahan kimia maka segera cuci dengan air dan sabun sebanyak mungkin;
4) Bila mata terkena bahan kimia maka segera cuci mata dengan air mengalir sebanyak-banyaknya;
5) Bila bahan kimia tertelan, maka usahakan minum air putih atau susu sebanyak mungkin. Sebagai pengecualian untuk kasus tertelan bahan kimia korosif, tidak diperkenankan untuk dimuntahkan;
6) Bila terjadi sesak napas, segera longgarkan pakaian
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
41
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
korban, beri oksigen atau udara segar;
Hal lain yang sangat penting diperhatikan adalah agar korban dan penolong tidak mendapatkan bahaya lebih
lanjut, maka perlu dilakukan tindakan berikut:
1) Bila terkontaminasi bahan kimia pada kulit atau pakaian, maka korban harus diguyur terlebih dahulu dengan air mengalir agar saat penolong melepas pakaian korban tidak ikut terpapar bahan kimia, usahakan menggunakan sarung tangan;
2) Untuk menolong korban yang terkena gas atau asap, maka penolong harus menggunakan alat pernapasan;
a) Singkirkan korban dari tempat berbahaya, bawa ke tempat sejuk dengan udara segar (bila dimungkinkan melakukannya);
b) Berikan oksigen (untuk penolong yang sudah terlatih cara penggunaannya);
c) Segera bawa ke klinik/Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
3) Untuk bahan kimia yang sangat berbahaya, maka penolong harus menggunakan alat pengaman diri (APD) seluruh badan
j. Tindakan pertolongan pertama pada muntah dan atau diare 1) Istirahatkan penderita, usahakan memberikan
minuman; 2) Beri larutan Oralit 2-3 gelas baik yang sudah jadi atau
buatan ( 1 sendok teh gula, ½ sendok teh garam, 200 cc air putih).
3) Kemudian jika penderita masih diare, berikan 1 gelas larutan oralit setiap selesai BAB;
4) Segera bawa ke klinik / Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
42
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
k. Tindakan pertolongan pertama pada korban gigitan ular
1) Tenangkan penderita (jangan panik), longgarkan pakaian, istirahatkan dan meminimalisir gerakan tubuh;
2) Posisikan bagian tubuh yang digigit ular lebih rendah dari posisi tubuh yang lain;
3) Bersihkan bagian tubuh yang digigit ular, hindari membilas dengan air, kemudian tutup dengan kain kasa/ perban yang kering;
4) Jika pada bagian tubuh yang digigit ular terdapat cincin, jam tangan, atau gelang, maka segera lepaskan untuk menghindari pembengkakan;
5) Segera bawa ke klinik / Rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
43
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
3. Penatalaksanaan korban meninggal dunia di lapangan.
Dalam penanganan korban meninggal dunia dalam kasus bencana, petugas tim keslap seyogyanya mengenali beberapa keadaan yang harus dinilai sebelum tim menangani korban meninggal dunia yaitu penilaian awal meliputi jenis bencana, bahaya potensial, keamanan, lingkungan sekitar, jumlah korban mati, kondisi korban mati, akes menuju ketempat kejadian dll.
Pada prinsipnya penanganan korban mati dilakukan oleh tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri. Untuk petugas keslap jika
menemukan korban mati, sebaiknya jenazah tetap berada titempat sampai tim DVI datang. jika harus memindah karena sesuatu hal maka property (seperti baju, cincin, jamtangan, dompet yang melekat ditubuh) jangan di ganggu atau di ubah. jika property tersebut berharga harus diamankan ditubuh jenazah sampai kamar jenazah. Pastikan semua banrang-barang terangkut sampaikamar jenazah, jangan penahbicara dengan media/orang/pejabat yang kita ditak kenal karena merupakan rahasia medis, jika harus mengamankan/ memindahkan property berharga maka sebelum mengamankan jenazah dan property tersebut di foto dan diamankan serta dimasukkan dalam kantong jenazah bersama dengan jenazah yang bersangkutan.
Sebelum mengangkat jenazah, jenazah harus di catat di lokasi mana jenazah ditemukan, pemeriksaan awal jenazah/di deskripsikan kondisi jenazah, jenazah di foto bisa menggunakan ponsel dengan cara foto jarak dekat sedang dan jauh dan di catat juga beberapa informasi lain yang diperlukan.
Perlu diperhatikan bahwa setiap jenazah membutuhkan identifikasi dirinya karena merupakan hak asasi manusia bahwa jenazah tersebut adalah si A
Rangkuman
1. Penatalaksanaan korban di Lapangan
Di kepolisian kegiatan Kesehatan Lapangan/ Keslap dibagi menjadi dua yaitu Keslap rutin dan Keslap Khusus.
a. Keslap rutin
Keslap rutin merupakan kegiatan keslap yang dilaksanakan pada kegiatan rutin kepolisian seperti keslap dalam rangka kegiatan apel kesatuan, olah raga rutin bersama, upacara hari kebangsaan dll. Dalam kegiatan rutin Kepolisian tersebut kemungkinan terjadi keadaan gawat darurat seperti pusing kepala , sinkop/pingsan karena berdiri sewaktu apel atau upacara, pemeriksaan tekanan darah sebelum dan
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
44
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
setelah olah raga dll. Jika terjadi kegawatdaruratan yang serius, evakuasi mudah dan dekat dengan tempat kejadian, serta koordinasi dengan kesatuan mudah.
b. Keslap khusus
Keslap khusus merupakan kegiatan keslap yang dilaksanakan pada kegiatan Kepolisian yang khusus atau bersifat incidentil dan permintaan khusus. Keslap ini memerlukan persiapan yang lebih kompleks dan lengkap. Contoh keslap khusus adalah tim keslap rakernis, rakornis, kunjungan pejabat VIP, pengamanan capres cawapres dan juga keslap untuk penanganan bencana seperti kebakaran, unjuk rasa ,kecelakaan lalu lintas dan lain sebagainya.
2. Adapun tahapan penatalaksanaan korban di Lapangan adalah sebagai berikut
a. Persiapan
Pada tahap ini tim keslap yang perlu dipersiapkan adalah:
1) Kesiapan administrasi Surat perintah Kartu identitas KTA/KTP Name tag
2) Peralatan/Perlengkapan kotak P3K yang diperlukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dilapangan antara lain
a) Sekotak Kapas Steril b) Pembalut / Perban Steril tanpa obat (2 ukuran
besar, 2 ukuran sedang dan 2 ukuran kecil). Kain Kasa Steril berbentuk segiempat beberapa ukuran. Pembalut segitiga (2 buah). Perban Kasa (2 gulung) dan sekurang-kurangnya 1 gulung Perban Crepe (Perban Elastis [elastic bandage]).
c) Kasa Tabung dan Plester. Alkohol 70% untuk pensuci hama, 1 botol (100 cc). Plester Tahan Air beberapa ukuran.
d) Plester Bedah (Lebar dan Sempit). e) Peniti (ukuran besar, sedang dan kecil). f) Kaca / Cermin Kecil. g) Penjepit (Pincet). h) Gunting. i) Perban Gulungan untuk membalut sendi dan otot
(ukuran besar, sedang, dan kecil), Lampu Senter (sedang atau kecil), 1 (satu) Botol Kecil Amoniak (100 ml).
b. Pelaksanaan
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
45
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP)
HPP-LAT BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Dalam menjalankan tugasnya tim keslap harus dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin akan dihadapi seperti apakah akan bertugas sebagai tim keslap bencana alam atau bencana non alam (kecelakaan lalulintas, kebakaran, demonstrasi).
Ketika tim ini menghadapi korban dalam jumlah lebih dari satu atau dalam jumlah banyak, tim ini harus dapat memilah korban atau melaksanakan triase.
Triase
adalah kegiatan yang dilaksanakan Tim Keslap untuk memilah korban hidup dan korban meninggal dunia. pendekatan triase baru yang didasarkan pada urgensi, kemungkinan hidup, dan ketersediaan sarana perawatan dengan tujuan:
1) Identifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi segera (perawatan di lapangan)
2) Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan darurat (live saving surgery).
Korban hidup perlu diberikan pertolongan pertama ditempat kejadian, setelah itu segera dikirim ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis lebih lanjut.
Dalam triase untuk membedakan kondisi korban dibagi atas 3 (tiga) warna bendera meliputi warna merah, kuning, hijau dan hitam.
c. Pengakhiran
Setelah pelaksanaan keslap selesai dibuat laporan pelaksanaan tugas kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan lebih lanjut.
Soal Latihan
1. Jelaskan penatalaksanaan korban di lapangan!
2. Jelaskan penatalaksanaan korban hidup di lapangan (PPGD)!
3. Jelaskan penata laksanaan korban meninggal dunia di lapangan!
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
46
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
MODUL 04
EVAKUASI MEDIS
34 JP (1530 menit)
Pengantar
Dalam modul evakuasi medis ini akan dibahas materi tentang pengertian-pengertian terkait evakuasi medis, jenis evakuasi medis tanpa alat, menggunakan alat dan evakuasi medis udara;
Tujuan diberikan materi ini adalah agar peserta pelatihan memahami dan terampil melakukan evakuasi medis tanpa alat dan menggunakan alat.
Standar Kompetensi
Memahami dan terampil melakukan evakuasi medis.
Kompetensi Dasar
1. Memahami evakuasi medis
a. Menjelaskan pengertian-pengertian terkait evakuasi medis; b. Menjelaskan jenis evakuasi medis tanpa alat dan
menggunakan alat; c. Menjelaskan evakuasi medis udara;
2. Terampil melakukan evakuasi medis a. Mempraktikan evakuasi medis tanpa alat b. Mempraktikan evakuasi medis menggunakan alat;
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
47
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Evakuasi medis
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian-pengertian terkait evakuasi medis; 2. Jenis evakuasi medis tanpa alat dan menggunakan alat; 3. Evakuasi medis udara;
Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah.
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang evakuasi medis
2. Metode tanya jawab.
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan peserta pelatihan untuk bertanya (tanya jawab) tentang materi yang belum dipahami materi tentang evakuasi medis
3. Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan peserta pelatihan untuk mengembangkan kreatifitas berfikir mengeluarkan ide dan gagasan dalam memahami materi tentang evakuasi medis
4. Metode demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mendemonstrasikan materi tentang evakuasi medis tanpa alat dan dengan alat
5. Metode simulasi
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan peserta pelatihan untuk mensimulasikan peran dalam pelaksanaan tugas Kapolsek dan jajarannya dalam memahami materi materi tentang evakuasi medis
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
48
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Alat/media, Bahan dan Sumber Belajar
1. Alat/Media
a. Laptop.
b. Papan tulis.
c. Spidol.
d. LCD proyektor.
e. Ambulan
2. Bahan
a. Alat kesehatan (Kain segitiga, Perban elastis, Handscoon,
Spalk,betadin, kasa, plaster)
b. Kertas flipchart.
c. Alat tulis.
3. Sumber Belajar:
a. Perkap No 12 tahun 2011 tentang Kedokteran Kepolisian
(Dokpol)
b. Buku Petunjuk Teknis Kesehatan Lapangan Dalam
Penaggulangan Korban Bencana;
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
b. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti: 1510 menit
Tahap inti 1: 135 menit
a. Pelatih/instruktur menyampaikan materi tentang pengertian-pengertian terkait evakuasi medis, jenis evakuasi medis tanpa alat, menggunakan alat dan evakuasi medis udara;
b. Peserta pelatihan menyimak, mencatat hal-hal yang penting dan menanggapi materi yang disampaikan Pelatih/instruktur.
c. Peserta pelatihan dan Pelatih/instruktur secara instentif melakukan tanya jawab membahas materi yang disampaikan.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
49
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
d. Pelatih/instruktur memberikan kesempatan peserta pelatihan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
e. Pelatih/instruktur memfasilitasi jalannya tanya jawab terhadap peserta pelatihan.
f. Pelatih/instruktur menyimpulkan materi dan melaksanakan evaluasi
Tahap inti 2: 200 menit
a. Pelatih/instruktur menyampaikan materi tentang pengertian-pengertian terkait evakuasi medis, jenis evakuasi medis tanpa alat, menggunakan alat dan evakuasi medis udara;
b. Peserta pelatihan menyimak, mencatat hal-hal yang penting dan menanggapi materi yang disampaikan Pelatih/instruktur.
c. Peserta pelatihan dan Pelatih/instruktur secara instentif melakukan tanya jawab membahas materi yang disampaikan.
d. Pelatih/instruktur memberikan kesempatan peserta pelatihan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
e. Pelatih/instruktur memberikan contoh/demontransi tentang evakuasi medis tanpa alat dan menggunakan alat yang diberikan pelatih
f. Peserta pelatihan mempraktikkan tentang evakuasi medis tanpa alat dan menggunakan alat yang diberikan pelatih
Tahap inti 3: 1175 menit
a. Pelatih/instruktur menyimulasikan tentang evakuasi medis tanpa alat dan menggunakan alat yang diberikan pelatih
b. Pelatih/instruktur membagi peserta pelatihan dalam lima kelompok. masing-masing kelompok terdiri dari lima orang yang berbagi peran:
1 sebagai ketua tim 2 sebagai pelaksana 1 sebagai korban 1 sebagai pengamat
c. Setiap peserta dalam kelompok memahami dan menghayati peran masing-masing sesuai tuntutan simulasi yang diberikan pelatih
d. Peserta pelatihan menyimulasikan skenario yang diberikan pelatih.
e. Pelatih/instruktur memfasilitasi jalannya simulasi terhadap peserta pelatihan
f. Peserta pelatihan secara bergiliran sesuai kelompok
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
50
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
mempresentasikan dan mengumpulkan hasil simulasi kepada pelatih;
g. Pelatih/instruktur menyimpulkan materi simulasi dan melaksanakan evaluasi
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memberikan ulasan dan penguatan materi
secara umum.
b. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi pelatihan
dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
pelatihan.
c. Pelatih/instruktur merumuskan learning point, koreksi dan
kesimpulan dari materi pelatihan yang disampaikan kepada
peserta pelatihan
Tagihan / Tugas
Lembar Kegiatan
1. Simulasi penatalaksanaan korban hidup.
Peserta pelatihan dalam lima kelompok. masing-masing kelompok terdiri dari lima orang yang berbagi peran: 2 sebagai pelaksana 3 sebagai korban
2. Setiap peserta dalam kelompok membaca sekenario untuk memahami peran yang harus dilakukan sesuai tugas yang diberikan.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
51
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
SKENARIO
KEBAKARAN KOS MAHASISWI
Pada hari Sabtu tanggal 7 Agustus 2019 telah terjadi peristiwa kebakaran di rumah kos mahasiswi di jalan kebagusan Rt. 008/Rw 03 No 56 Jakarta Utara. Kronologis kejadian: Pada hari Sabtu tanggal 7 Agustus 2019 pikul 23.00 Wib telah terjadi kebakaran di kost mahasiswi di jalan kebagusan Rt. 008/Rw 03 No 56 Jakarta Utara. Diketahui api berasal dari kabel listrik disalah satu kamar kos yang konslet, kebetulan penghuni kamar tersebut tidak berada ditempat. Pada saat itu kondisi mahasiswi penghuni kost kebanyakan sedang tertidur pulas, korban dengan luka bakar ringan sebanyak 1 orang, korban dengan luka bakar berat dan pendarahan berat sebanyak 1 orang dan korban meninggal dunia sebanyak 1 orang.
Peserta pelatihan melaksanakan simulasi penatalaksanaan korban dilapangan
Sesuai skenario diatas, tindakan apa yang akan saudara lakukan untuk memberikan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan (PPGD) kepada korban dan penanganan kepada korban yang meninggal
Bahan Bacaan
EVAKUASI MEDIS
1. Pengertian terkait evakuasi medis
Adalah segala usaha dan kegiatan dalam rangka pengangkutan/ pemindahan secara tepat waktu, efisien dan hati-hati selama
perjalanan oleh petugas kesehatan terhadap korban yang luka-luka, cedera, atau sakit dari suatu tempat bencana atau tempat-tempat lain ke tempat fasilitas perawatan kesehatan.
2. Jenis evakuasi medis tanpa alat dan menggunakan alat
a. Jenis-jenis evakuasi medis tanpa alat (manual evacuation):
1) Evakuasi medis tanpa alat oleh 1 (satu) orang (One-Man carries): Evakuasi medis ini harus dilakukan bila hanya ada 1
(satu) orang penolong untuk mengangkut korban.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
52
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
a) Cara evakuasi medis dengan memanggul (Fireman’s carry)
(1) Pengertian : Adalah salah satu cara yang termudah bagi seseorang untuk mengangkut orang lain yang cedera atau luka. Setelah se-seorang korban yang tidak sadar atau cedera sudah ditempatkan dalam posisi yang benar untuk evakuasi medis manual,
korban diangkat dari tanah, kemudian ditunjang dan ditempatkan dalam posisi siap diangkut.
(2) Cara evakuasinya : (a) Jika posisi pertama korban terbaring
terlentang, setelah menggulingkan tubuh korban kearah perutnya (menjadi terbaring tertelungkup), penolong berdiri me-ngangkanginya.
(b) Ulurkan kedua lengan penolong kebawah dada korban dan saling berpegangan (jari-jarinya saling mengunci).
(c) Angkat tubuh korban hingga ia berlutut, dengan penolong bergerak mundur.
(d) Teruskan bergerak ke belakang, luruskan sedemikian rupa kedua tungkai korban dan kunci pada kedua lututnya.
(e) Penolong berjalan ke depan, membawa korban pada posisi berdiri; memiringkan tubuh korban sedikit ke belakang untuk menjaga kedua lututnya agar tidak menekuk.
(f) Penolong menjaga keseimbangan berdiri tubuh korban dengan lengan kanannya, tangan kiri penolong dengan cepat menggenggam pergelangan tangan kiri korban, dan mengangkat lengan kiri korban tinggi-tinggi keatas kepala korban.
(g) Dengan cepat penolong melewatkan kepalanya dibawah lengan kiri korban yang terangkat, lepaskan lengan kiri korban sewaktu kepala penolong lewat dibawahnya.
(h) Penolong bergeser dengan cepat sedemikian rupa sampai berhadapan
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
53
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
muka dengan korban dan mendekap pinggang korban dengan kedua lengannya. Segera tempatkan kaki kanan penolong diantara kedua kaki korban dan lebarkan kedua kaki korban (kira-kira selebar 6 - 8 inchi).
(i) Genggam pergelangan tangan kiri korban dengan tangan kanan penolong dan angkat lengan kiri korban tinggi-tinggi diatas kepala penolong.
(j) Membungkuklah dengan lutut kiri penolong di tanah, dan tariklah lengan kiri korban keatas bahu penolong dan meletakkannya diatas bahu penolong, letakkan tubuh korban melintang diatas bahu penolong. Pada saat yang bersamaan masukkan lengan kiri penolong diantara kedua tungkai korban.
(k) Genggam pergelangan tangan kiri korban dengan tangan kiri penolong, dan letakkan tangan kanan penolong pada paha kanan penolong untuk menunjang.
(l) Penolong bangkit berdiri dengan posisi korban yang benar.
Evakuasi medis manual dengan memanggul korban (Fireman’s carry).
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
54
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
b) Cara evakuasi medis dengan memapah
(Supporting carry) :
(1) Pengertian : Pada evakuasi medis dengan cara memapah (supporting carry), korban harus mampu berjalan, atau setidak-tidaknya mampu meloncat, dengan satu kaki, menggunakan penolong sebagai penunjang. Cara evakuasi
ini dapat digunakan untuk mengangkut korban sejauh ia mampu berjalan atau meloncat.
(2) Cara evakuasinya : (a) Korban dibangkitkan dari tanah sampai
pada suatu posisi berdiri dengan cara seperti pada evakuasi medis cara Fireman’s carry.
(b) Genggamlah pergelangan tangan korban rangkulkan lengannya sekeliling leher penolong.
(c) Lingkarkan lengan penolong sekeliling pinggang korban. Korban sekarang mampu untuk berjalan atau meloncat menggunakan penolong sebagai penunjang.
evakuasi medis dengan memapah (Supporting carry)
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
55
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
c) Cara evakuasi medis dengan membopong (Arms
carry) : (1) Pengertian :
Evakuasi medis dengan cara membopong (Arms carry) ini, digunakan untuk
mengangkut seorang korban untuk jarak yang pendek (sampai dengan 50 meter) dan
untuk me-nempatkan seorang korban diatas tandu.
(2) Cara evakuasinya :
(a) Bangkitkan atau angkat tubuh korban dari tanah untuk suatu posisi berdiri, seperti cara pada Fireman’s carry.
(b) Letakkan 1 lengan penolong dibawah kedua lutut korban dan lengan yang lain disekeliling punggung korban.
(c) Angkat tubuh korban. (d) Bawalah tubuh korban tinggi-tinggi
untuk mengurangi kelelahan penolong
evakuasi medis dengan membopong (Arms carry)
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
56
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
d) Cara evakuasi medis dengan menggendong (Saddleback carry)
(1) Pengertian : Hanya seorang korban yang sadar saja yang dapat diangkut cara Evakuasi medis dengan
menggendong ini karena korban harus mampu mendekap leher penolong.
(2) Cara evakuasinya :
(a) Bangkitkan/berdirikan tubuh korban, seperti pada cara Fireman’s carry.
(b) Tunjang tubuh korban dengan menem-patkan salah satu lengan penolong mendekap pinggangnya. Bergeserlah ke sisi tubuh korban. Suruhlah korban meletakkan lengannya ke leher peno-long dan bergeserlah ke depan tubuh korban dengan membelakangi korban.
(c) Suruhlah korban mendekapkan kedua lengannya ke leher penolong.
(d) Angkat tubuh korban ke punggung penolong dan gandengkan kedua tangan penolong melingkar dibawah kedua paha korban, jika memungkinkan.
evakuasi medis dengan menggendong (Saddleback carry)
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
57
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
b. Evakuasi medis manual tanpa alat oleh 2 (dua) orang (Two-
Man carries) 1) Pengertian
Evakuasi medis manual dengan oleh 2 (dua) orang
penolong ini harus dilakukan bila keadaan memungkinkan. Cara ini memberikan rasa lebih nyaman pada korban, kurang memperparah cedera pada korban. dan kurang melelahkan pada para penolongnya.
2) Cara evakuasinya : Ada 5 (lima) jenis cara evakuasi medis manual oleh 2
orang ini, yaitu : a) Cara evakuasi medis dengan memapah korban
(Two-Man supporting carry)
Dapat digunakan untuk mengangkut korban yang sadar dan korban tidak sadar. Jika tubuh korban lebih tinggi dari para penolongnya, maka para penolong perlu mengangkat kedua tungkai korban dan membiarkannya duduk diatas kedua lengan bawah para penolong. Cara evakuasinya :
(1) Kedua orang penolong membantu kor-ban untuk berdiri pada kakinya dan menunjang tubuh korban dengan lengan bawah masing-masing disekeliling pinggang korban.
(2) Kedua penolong menggenggam kedua pergelangan tangan korban dan menarik kedua lengan korban ke sekeliling leher para penolong.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
58
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Evakuasi medis manual tanpa alat oleh 2 (dua) orang (Two-Man carries)
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
59
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
b) Cara evakuasi medis dengan membopong korban (Two-Man arms carry)
Digunakan untuk mengangkut seorang kor-ban pada jarak yang cukup jauh (50 sampai 300
meter) dan menempatkan korban diatas tandu. Untuk mengurangi kelelahan, para penolong harus mengangkut tubuh korban setinggi dan sedekat mungkin ke dada para penolong. Pada keadaan yang sangat darurat pada saat tidak ada waktu untuk mendapatkan sebuah spine board (back board, yaitu tandu untuk mengangkut
korban dengan perkiraan patah tulang belakang atau tulang leher), maka evakuasi medis manual ini merupakan salah satu cara yang paling aman untuk mengangkut seorang korban dengan cedera punggung. Jika memungkinkan 2 (dua) orang
penolong lainnya harus mem-bantu untuk menjaga agar kepala dan kedua tungkai korban berada segaris lurus dengan tubuh korban. Cara evakuasinya :
(1) Kedua orang penolong berlutut (masing-masing dengan lutut kanan di tanah) di satu sisi tubuh korban dan masing-masing mengulurkan kedua lengannya diatas kepala; kemudian keduanya menempatkan lengan mereka dibawah punggung, pinggang, pinggul, dan kedua lutut korban.
(2) Kedua orang penolong mengangkat tubuh korban dan menempatkannya diatas lutut kiri mereka.
(3) Kedua orang penolong memutar tubuh korban kearah dada mereka, sambil secara bersamaan bangkit ke suatu posisi berdiri. Mengangkut tubuh korban tinggi tinggi untuk mengurangi kelelahan.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
60
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
evakuasi medis dengan membopong korban
(Two-Man arms carry)
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
61
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
c) Cara evakuasi medis dengan menggotong korban
(Two-Man fore-and-aft carry) Evakuasi medis manual dengan menggotong korban oleh 2 (dua) orang penolong bisa untuk
membawa korban melebihi jarak yang jauh (lebih dari 300 meter). Seorang penolong yang tubuhnya
lebih tinggi harus mengambil posisi di arah kepala korban. Dengan pilihan lain kedua orang penolong saling berhadapan muka melihat kearah tubuh korban, cara ini digunakan untuk menempatkan seorang korban diatas tandu. Cara evakuasinya :
(1) Salah seorang penolong (yang tubuhnya lebih pendek) menggeserkan kedua tungkai korban yang terbaring terlentang kearah samping dan berlutut (dengan lutut kanan) diantara kedua tungkai korban dengan membelakangi korban, meletakkan kedua tangannya dibelakang kedua lutut korban. Seorang penolong lainnya (yang tubuhnya lebih tinggi) berlutut di arah kepala korban, menggeserkan kedua tangannya dibawah kedua lengan korban melintang didepan da-da korban, dan mengunci kedua tangannya.
(2) Kedua orang penolong secara bersamaan bangkit berdiri, mengangkat tubuh korban.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
62
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
evakuasi medis dengan menggotong korban (Two-Man fore-and-aft carry)
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
63
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
d) Cara evakuasi medis dengan menggotong korban, menggunakan dudukan 4 (empat) tangan (Four-hand seat carry)
Hanya seorang korban yang sadar yang bisa diangkut dengan evakuasi medis manual dengan dudukan 4 (empat) tangan ini. Hal ini disebabkan karena korban harus menolong menunjang tubuhnya sendiri dengan merangkulkan kedua lengannya pada bahu kedua orang penolong. Cara evakuasi medis manual ini terutama
digunakan untuk mengangkut seorang korban yang mengalami suatu cedera di kepala atau kakinya untuk suatu jarak yang cukup jauh (50 sampai 300 meter). Cara evakuasi medis manual
ini juga digunakan untuk menempatkan seorang korban diatas sebuah tandu. Cara evakuasinya :
(1) Setiap penolong menggenggam salah satu dari pergelangan tangannya dan salah satu dari pergelangan tangan penolong lainnya, sehingga memben-tuk dudukan 4 tangan.
(2) Kedua orang penolong merendahkan tubuh mereka sehingga cukup rendah bagi korban untuk duduk diatas dudukan 4 tangan tersebut; kemudian mereka menempatkan kedua lengan korban pada sekeliling bahu mereka untuk menunjang tubuh korban. Kedua orang penolong kemudian bang-kit untuk suatu posisi berdiri.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
64
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
evakuasi medis dengan menggotong korban, menggunakan dudukan 4 (empat) tangan (Four-hand seat carry)
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
65
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
e) Cara evakuasi medis dengan menggotong, menggunakan dudukan 2 (dua) tangan (Two-hand seat carry) Evakuasi medis manual dengan menggotong seorang korban dengan dudukan 2 (dua) tangan
digunakan untuk mengangkut seorang korban pada suatu jarak yang pendek (sampai dengan 50
meter) dan untuk me-nempatkan seorang korban diatas sebuah tandu. Dengan tubuh korban terbaring terlentang, seorang penolong berlutut pada tiap sisi tubuh korban pada bagian pinggul. Setiap orang penolong melewatkan lengannya pada bagian bawah pinggul, kedua paha dan punggung korban dan menggenggam pergelangan tangan penolong lainnya. Kedua orang penolong secara bersamaan bangkit berdiri mengangkat tubuh korban.
evakuasi medis dengan menggotong, menggunakan
dudukan 2 (dua) tangan (Two-hand seat carry)
c. Evakuasi medis dengan menggunakan alat
1) Evakuasi Medis dengan tandu (Litter Evacuation) : Setelah korban-korban dibawa dari daerah bencana oleh regu tandu, mereka diangkut dengan sarana
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
66
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
angkutan darat (Ambulance, atau kendaraan darat bukan Ambulance) atau dengan sarana angkutan udara (pesawat Helicopter, atau pesawat sayap tetap) ke tempat-tempat dengan fasilitas perawatan/pengobatan yang lebih lengkap sesuai kebutuhan perawatan medis
untuk cedera yang dialami korban-korban tersebut. Pasien yang harus dievakuasi dengan tandu disebut sebagai seorang Pasien Tandu. a) Jenis-jenis tandu :
(1) Tandu Standard (Standard Litter/Standard Stretcher) : Tandu Standard dibuat di pabrik-pabrik dan
dilengkapi dengan berbagai kelengkapan untuk penggunaannya. Ada beberapa jenis tandu standard, yaitu :
(2) Tandu standard yang bisa dilipat memanjang (Standard collapsible litter)
Merupakan tandu yang paling banyak peng-gunaannya.Tandu ini hanya bisa dilipat sepanjang sumbu panjangnya saja. Bagian-bagian tandu standard ini adalah : (a) 2 buah tongkat aluminium lurus yang
kaku. (b) Alas tandu (bed) dari bahan katun
(kain kanvas). (c) 4 buah pegangan tandu dari kayu,
melekat pada ujung-ujung tongkat aluminium.
(d) 4 buah kaki tandu (stirrup), tiap kaki
tandu dipasang dengan sekerup dekat ujung-u-jung setiap tongkat. Kaki-kaki tandu ini untuk menunjang tandu pada saat diletak-kan di tanah.
(e) 2 buah batang peregang tandu (spreader bar), tiap batang peregang
dipasang dekat setiap ujung dari tandu. Kedua batang peregang ini terbuka melintang pada kaki-kaki tandu untuk mengencangkan alas tandu (bed) pada saat tandu dibuka.
(f) 2 buah sabuk pengikat tandu (Litter securing straps) yang masing-masing di-pasang di setiap tongkat pada sekerup kaki tandu). Sabuk pengikat
tandu ini digu-nakan untuk mengikat tandu yang dilipat memanjang saat tandu tertutup.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
67
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
(g) Perlengkapan tandu, seperti sabuk pengi-kat pasien (patient securing straps). Digunakan untuk mengikat pasien yang diba-ringkan diatas tandu. Sabuk pengikat pasien ini dirancang untuk dipakai pada tandu standard baik yang lurus standard collapsible litter) maupun yang bisa dilipat (folding aluminium litter). Untuk kelengkapan setiap tandu disediakan 4 buah. Bisa digunakan juga pada tandu-tandu darurat dan sebagai pengikat pasien. Dibuat dari anyaman katun sepanjang 6 kaki dan lebar 2 inchi, dilengkapi dengan alat pengunci .
(h) Ukuran tandu : Panjang 90 inchi. Lebar 22 7/8 inchi. Panjang alas tandu (bed) 72 inchi. Lebar alas tandu (bed) 22 7/8 inchi.
b) Selimut
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
68
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Selimut yang digulung pinggir-pinggirnya digunakan sebagai tandu.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
69
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Pada umumnya pengangkutan dengan tandu ialah dengan bagian kaki korban didepan, kecuali pada keadaan:
a) Naik/turun tangga/tebing jika tungkai korban tidak cidera;
b) JIka mengangkut korban ke samping atau bagian kaki tempat tidur.
c) Jika memasukkan korban kedalam ambulance;
d) Sebelum menggunakan tandu, harus diperiksa dulu apakah tandu sudah kuat dan dalam keadaan terkunci untuk mengangkut korban;
e) Pada komando “jalan”, maka semua pengangku mulai jalan dengan kaki sebelah kanan
Posisi yang benar untuk mengangkat korban dengan menggunakan tandu
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
70
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
2) Evakuasi dengan ambulance
Ambulance diperuntukkan sebagai sarana evakuasi medis. Evakuasi korban dengan ambulance dilakukan apabila korban memerlukan tidakan medis lebih lanjut di rumah sakit dengan jarak sedang jauh. Ambulance dengan peralatan medis lengkap diperlukan untuk pasien dengan kondisi khusus yang memerlukan tindakan gawat darurat didalam ambulance. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 882/ MENKES/ SK/ X/ 2014 mengatur kegunaan dan fungsi ambulance yaitu untuk evakuasi medis bukan sebagai alat angkut jenazah.
3. Evakuasi medis udara
a. Pengertian : 1) Evakuasi Medis Udara (Aeromedical Evacuation)
adalah segala usaha dan kegiatan dalam rangka peminda-han korban perang, korban bencana alam, korban kece-lakaan dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik fasilitas kesehatannya dalam waktu sesingkat-singkatnya dengan menggunakan pesawat udara.
2) Ambulance Udara (Ambulance Flight) Adalah pesawat angkut, baik Sayap Tetap (Fixed Wing) maupun Sayap Putar (Rotary Wing Helicopter) yang diperlengkapi secara khusus untuk mengangkut korban.
3) Awak Medis Pesawat Ambulance (Medical Crew)
Adalah suatu Tim Personil Kesehatan yang dipimpin oleh seorang Dokter Penerbangan (Flight Surgeon) atau Pera-wat Udara Senior (Senior Flight Nurse) yang bertugas di Pesawat Ambulance untuk membawa
korban/penderita
b. Tujuan Evakuasi Medis Udara : 1) Ditinjau dari segi militer :
a) Memungkinkan pemberian pertolongan medis lanju-tan pada korban, guna mengurangi penderitaan dan mengupayakan kelangsungan hidup korban.
b) Meringankan beban pasukan yang sedang bertempur dengan jalan mengurangi jumlah anggota pasukan yang sakit/luka di daerah pertempuran.
c) Mempertinggi moril pasukan yang sedang bertempur karena merasa terjamin akan mendapat pertolongan segera jika terjadi sesuatu kepadanya.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
71
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
d) Membantu memperlancar gerakan operasi pasukan dengan jalan meringankan beban dan tanggung jawab Tim Kesehatan Lapangan dalam mengikuti gerakan pasukan.
e) Menghindari akumulasi korban di Pos Pertolongan
Kesehatan terdepan dan mencegah memburuknya kondisi korban.
f) Mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hal evakuasi medis melalui sarana angkutan darat atau laut tidak mungkin dilaksanakan.
2) Tujuan kemanusiaan : Yaitu menolong siapapun yang mendapat cedera atau menderita sakit demi menyelamatkan jiwanya.
3) Tujuan kemasyarakatan : Yaitu bantuan kepada sekelompok masyarakat yang mengalami musibah dengan akibat cedera atau sakit, sehingga membutuhkan pertolongan medis segera dan rujukan ke tempat lain secara cepat, aman dan nyaman.
c. Prioritas korban menggunakan Evakuasi Medis Udara
1) Prioritas 1 (Satu) :
Korban/penderita yang jatuh dalam keadaan shock
yang memerlukan tindakan resusitasi dan bedah sedini mungkin. a) Gawat pernafasan :
(1) Kesukaran bernafas (asphyxia) akibat
sumbatan jalan nafas. (2) Cedera pada wajah dan rahang yang disertai
as-phyxia. (3) Cedera dada terbuka (shucking chest
wound). (4) Tension pneumothorax. (5) Renjatan (Shock) akibat :
b) Perdarahan : (1) Pada alat-alat dalam. (2) Dari cedera pada selaput jantung. (3) Yang disertai kerusakan otot yang hebat.
c) Luka ganda dan patah tulang pada tulang besar. d) Luka bakar (combustio) hebat > 20%.
2) Prioritas 2 (Dua) :
Semua kasus yang memerlukan tindakan bedah sedini mungkin, dan mungkin perlu tindakan resusitasi. a) Cedera alat dalam termasuk perforasi saluran
cerna. b) Cedera pada saluran kemih.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
72
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
c) Cedera dada tanpa kesukaran bernafas. d) Cedera pembuluh darah besar yang perlu segera
diperbaiki. e) Cedera otak dan sumsum tulang belakang
(terbuka atau tertutup). f) Luka bakar (combustio) < 20% pada wajah, kaki,
tangan, alat kelamin, dan selangkangan.
3) Prioritas 3 (Tiga) : a) Semua cedera lain pada otak dan sumsum tulang
be-lakang. b) Luka pada jaringan lunak yang memerlukan
perawatan luka. c) Patah tulang pada tulang kecil dan dislokasi. d) Cedera pada mata. e) Cedera pada rahang dan wajah tanpa kesukaran
bernafas. f) Luka bakar (combustio) < 20%.
d. Indikasi dan Kontra Indikasi E.M.U. dengan Helicopter :
1) Indikasi : a) Pasien membutuhkan perawatan spesialis di
trauma center.
b) Jarak yang ditempuh jauh. c) Terdapat halangan-halangan bila diangkut lewat
darat oleh karena kemacetan lalu lintas darat. d) Tempat bencana tidak dikenal atau sukar
dimasuki lewat jalan darat. e) Diperlukan pengiriman pasien-pasien kritis antar
Rumah Sakit dengan cepat. f) Diperlukan untuk pengangkutan staf medis atau
peralatan medis ke tempat bencana.
2) Kontra Indikasi : a) Kondisi cuaca yang jelek. b) Kesukaran untuk pendaratan helicopter
disebabkan halangan-halangan setempat atau cahaya yang kurang.
c) Cedera pasien tidak cukup untuk perawatan spesialis di fasilitas-fasilitas perawatan spesialis.
d) Pasien-pasien dengan gangguan kejiwaan yang masih agresif.
e) Tempat bencana dekat dengan rumah sakit yang dibutuhkan untuk perawatan pasien.
. e. Keuntungan dan Kerugian Evakuasi Medis Udara.
1) Keuntungan a) Korban dapat dirawat dengan cepat ke tempat
perawatan kesehatan yang lebih lengkap dan
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
73
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
lebih baik fasilitasnya
b) Korban dapat diangkut dari tempat yang jauh jaraknya dalam waktu singkat. Hal ini akan memperkecil jumlah tempat perawatan kesehatan dan merupakan faktor yang akan mempengaruhi jika medan pertempuran makin luas.
c) Korban dapat diangkut dengan cepat dari daerah yang sulit dimana sarana angkutan lain sukar atau tidak mungkin melaksanakannya.
d) Mempertinggi moril korban dan pasukan sebab mendapat pengobatan dan pelayanan kesehatan yang cepat dan baik.
e) Kekenyalan dan kecepatan pesawat udara akan memberikan faktor keamanan yang lebih tinggi.
2) Kerugian a) Keadaan cuaca dan malam hari :
(1) Cuaca buruk akan membatasi penggunaan pesawat udara.
(2) Evakuasi Medis Udara pada malam hari hanya dapat dilakukan jika dipenuhi beberapa persyaratan tertentu untuk terbang malam (misalnya instrumen untuk terbang malam) dan fasilitas pendaratan malam hari.
b) Musuh : Gangguan musuh seperti keunggulan udara lawan, mengganggu jalannya Evakuasi Medis Udara.
c) Evakuasi berlebih : Kecenderungan untuk memindahkan korban terlalu jauh ke belakang dan melewati fasilitas pengobatan antara, karena kemampuan pesawat udara mutakhir untuk mengangkut korban dari jarak jauh dalam waktu singkat.
d) Tempat terbatas dan sempit Kemampuan mengangkut korban jumlahnya terbatas untuk pesawat udara jenis sayap putar (rotary wing helicopter), dan ruang gerak dalam pesawat juga
terbatas sehingga kadang-kadang menyulitkan petu-gas kesehatan dalam melaksanakan perawatan korban dalam penerbangan (inflight medical care).
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
74
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
Rangkuman
1. Pengertian terkait evakuasi medis
Adalah segala usaha dan kegiatan dalam rangka pengangkutan/ pemindahan secara tepat waktu, efisien dan hati-hati selama
perjalanan oleh petugas kesehatan terhadap korban yang luka-luka, cedera, atau sakit dari suatu tempat bencana atau tempat-tempat lain ke tempat fasilitas perawatan kesehatan.
2. Jenis evakuasi medis tanpa alat dan menggunakan alat
a. Jenis-jenis evakuasi medis tanpa alat (manual evacuation): b. Evakuasi medis manual tanpa alat oleh 2 (dua) orang (Two-
Man carries) c. Evakuasi medis dengan menggunakan alat d. Evakuasi dengan ambulance
Ambulance diperuntukkan sebagai sarana evakuasi medis. Evakuasi korban dengan ambulance dilakukan apabila korban memerlukan tidakan medis lebih lanjut di rumah sakit dengan jarak sedang jauh. Ambulance dengan peralatan medis lengkap diperlukan untuk pasien dengan kondisi khusus yang memerlukan tindakan gawat darurat didalam ambulance. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 882/ MENKES/ SK/ X/ 2014 mengatur kegunaan dan fungsi ambulance yaitu untuk evakuasi medis bukan sebagai alat angkut jenazah.
3. Evakuasi medis udara
Evakuasi Medis Udara (Aeromedical Evacuation) adalah segala
usaha dan kegiatan dalam rangka peminda-han korban perang, korban bencana alam, korban kece-lakaan dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik fasilitas kesehatannya dalam waktu sesingkat-singkatnya dengan menggunakan pesawat udara.
a. Indikasi dan Kontra Indikasi E.M.U. dengan Helicopter :
1) Indikasi : a) Pasien membutuhkan perawatan spesialis di
trauma center.
b) Jarak yang ditempuh jauh. c) Terdapat halangan-halangan bila diangkut lewat
darat oleh karena kemacetan lalu lintas darat. d) Tempat bencana tidak dikenal atau sukar
dimasuki lewat jalan darat. e) Diperlukan pengiriman pasien-pasien kritis antar
Ru-mah Sakit dengan cepat. f) Diperlukan untuk pengangkutan staf medis atau
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
75
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
peralatan medis ke tempat bencana.
2) Kontra Indikasi : a) Kondisi cuaca yang jelek. b) Kesukaran untuk pendaratan helicopter
disebabkan halangan-halangan setempat atau cahaya yang kurang.
c) Cedera pasien tidak cukup untuk perawatan spesialis di fasilitas-fasilitas perawatan spesialis.
d) Pasien-pasien dengan gangguan kejiwaan yang masih agresif.
e) Tempat bencana dekat dengan rumah sakit yang dibutuhkan untuk perawatan pasien.
. b. Keuntungan dan Kerugian Evakuasi Medis Udara.
1) Keuntungan a) Korban dapat dirawat dengan cepat ke tempat
perawatan kesehatan yang lebih lengkap dan lebih baik fasilitasnya
b) Korban dapat diangkut dari tempat yang jauh jaraknya dalam waktu singkat. Hal ini akan memperkecil jumlah tempat perawatan kesehatan dan merupakan faktor yang akan mempengaruhi jika medan pertempuran makin luas.
c) Korban dapat diangkut dengan cepat dari daerah yang sulit dimana sarana angkutan lain sukar atau tidak mungkin melaksanakannya.
d) Mempertinggi moril korban dan pasukan sebab mendapat pengobatan dan pelayanan kesehatan yang cepat dan baik.
e) Kekenyalan dan kecepatan pesawat udara akan memberikan faktor keamanan yang lebih tinggi.
2) Kerugian a) Keadaan cuaca dan malam hari :
(1) Cuaca buruk akan membatasi penggunaan pesawat udara.
(2) Evakuasi Medis Udara pada malam hari hanya dapat dilakukan jika dipenuhi beberapa persyaratan tertentu untuk terbang malam (misalnya instrumen untuk terbang malam) dan fasilitas pendaratan malam hari.
b) Musuh : Gangguan musuh seperti keunggulan udara lawan, mengganggu jalannya Evakuasi Medis Udara.
c) Evakuasi berlebih : Kecenderungan untuk memindahkan korban terlalu jauh ke belakang dan melewati fasilitas pengobatan antara, karena kemampuan pesawat
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
76
KESEHATAN LAPANGAN (KESLAP) LAT-BINTARA/PNS FUNGSI PEMBINAAN
udara mutakhir untuk mengangkut korban dari jarak jauh dalam waktu singkat.
d) Tempat terbatas dan sempit Kemampuan mengangkut korban jumlahnya terbatas untuk pesawat udara jenis sayap putar (rotary wing helicopter), dan ruang gerak dalam pesawat juga
terbatas sehingga kadang-kadang menyulitkan petu-gas kesehatan dalam melaksanakan perawatan korban dalam penerbangan (inflight medical care).
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian-pengertian terkait evakuasi medis!
2. Jelaskan jenis evakuasi medis tanpa alat dan menggunakan alat!
3. Jelaskan evakuasi medis udara!