pengembangan bahan ajar cetak leaflet berbasis - repository

174
0 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK LEAFLET BERBASIS KETERAMPILAN ABAD 21 PADA TEMA 1 KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI OLEH ARIESTI KUMALASARI NIM A1D118167 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI 2022

Upload: khangminh22

Post on 12-Mar-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

0

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK LEAFLET BERBASIS

KETERAMPILAN ABAD 21 PADA TEMA 1 KELAS V SEKOLAH

DASAR

SKRIPSI

OLEH

ARIESTI KUMALASARI

NIM A1D118167

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

JANUARI 2022

0

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK LEAFLET BERBASIS

KETERAMPILAN ABAD 21 PADA TEMA 1 KELAS V SEKOLAH

DASAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Jambi

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH

Ariesti Kumalasari

NIM A1D118167

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

JANUARI 2022

0

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis

Keterampilan Abad-21 Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar”. Skripsi Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang disusun oleh Ariesti Kumalasari,

Nomor Induk Mahasiswa A1D118167 telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Jambi, Desember 2021

Pembimbing I

Drs. Andi Suhandi, S.Pd., M.Pd.I

NIP.195708121985031007

Jambi, Desember 2021

Pembimbing II

Issaura Sherly Pamela, S.Pd., M.Pd

NIP. 201409052007

0

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis

Keterampilan Abad-21 Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang disusun oleh Ariesti Kumalasari,

Nomor Induk Mahasiswa A1D118167 telah dipertahankan di depan penguji hari

Selasa, 04 Januari 2022.

Tim Penguji

1. Drs. Andi Suhandi, S.Pd., M.Pd.I Ketua ……………………..

NIP.195708121985031007

2. Issaura Sherly Pamela, S.Pd., M.Pd Sekretaris ...................................

NIP. 201409052007

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar

Dr. Dra. Destrinelli, M.Pd

NIP. 196509011997022001

0

MOTTO

“Jangan pernah berhenti bermimpi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Berproses selama masih ada udara yang bisa terhirup. Karena dengan bermimpi

akan terukir suatu keinginan untuk terus melangkah maju. Dan janganlah ragu atas

kekurangan yang ada, dengan kekurangan itulah menjadi awal kesuksesan.

Mintalah restu kedua orang tua sebagai modal dari ridho Allah SWT”.

Kupersembahkan skripsi ini untuk ibu ku tercinta yang dengan perjuangannya dapat

mengantar aku pada tahap ini. Kupersembahkan skripsi ini untuk kakak yang selalu

memberi motivasi terhadap diriku, agar dapat selalu melangkah tanpa memandang

apa yang pernah terjadi. Semoga aku bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Kasih sayang tulus serta doa selalu menjadi semangat bagiku dalam segala hal. Tak

akan cukup apapun untuk aku dapat membalas jasa dan jerih payahmu. Semoga

surga diberikan kepadamu dari Allah SWT.

0

i

ABSTRAK

Kumalasari, Ariesti. 2022. Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis

Keterampilan Abad 21 Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi,

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Anak

Usia Dini Dan Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Jambi. Dosen Pembimbing (I) Drs. Andi Suhandi, S.Pd.,

M.Pd.I., (II) Issaura Sherly Pamela, S.Pd., M.Pd

Kata Kunci: Bahan Ajar Cetak, Leaflet, Keterampilan Abad-21.

Penelitian ini bertujuan (I) untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan bahan

ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan

dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa

kelas V Sekolah Dasar, (2) untuk mendeskripsikan tingkat validasi bahan ajar

leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia

subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V

Sekolah Dasar, (3) untuk mendeskripsikan tingkat kepraktisan bahan ajar leaflet

berbasis keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia

subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA terhadap guru dan

siswa kelas V Sekolah Dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian

pengembangan bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad 21 pada tema 1

kelas V sekolah dasar. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu model pengembangan ADDIE (ADDIE (Analyze, Desaign, Develop,

Imploment, Evaluate). Penelitian ini dilakukan di SDN 153/IX Suka Makmur. Data

penelitian ini diperoleh dari validasi materi dan validasi media. Selain itu, data juga

diperoleh dari angket respon guru serta tanggapan siswa untuk melihat kepraktisan

bahan ajar leaflet.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji coba validasi dari penilaian ahli

media sebesar 100% yang berada dalam kategori Sangat Valid, penilaian ahli

pembelajaran sebesar 100% yang berada dalam kategori Sangat Valid. Penilaian

dari respon guru sebesar 96% yang berada dalam kategori Sangat Praktis dan

penilaian kepraktisan produk oleh siswa sebesar 95,15% dengan kategori Sangat

Praktis. Uji coba produk dalam kelompok kecil dan perorangan dilakukan untuk

memperoleh data hasil kepraktisan bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan

abad-21. Untuk memperkuat ini semua agar produk yang dihasilkan bernar-benar

teruji maka dilakukanlah tes essay. Hasil yang diperoleh dari dilaksanakannya tes

baik secara perorangan maupun kelompok kecil adalah 84,6%. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar cerak leaflet

berbasis keterampilan abad-21 pada tema 1 kelas V sekolah dasar secara

keseluruhan dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,

hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “ Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-21

Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk bisa

mengikuti ujian sidang skripsi pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.

Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan,

bimbingan, bantuan serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini.

terutama terima kasih kepada ibunda Soimah, S.Pd, kakak Diana Sari, S.Pd, kakak

ipar Dwi fitnandi, S.E, dan rekan hidupku Annur Rohim serta kedua ponaan

Muhammad Fariz Abbiyu dan Khairil Asyauqi Veda yang telah memberikan

dorongan dan pengorbanan baik baik moril maupun materil selama penyelesaian

skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Andi Suhandi, S.Pd.,

M.Pd.I. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Issaura Sherly Pamela, S.Pd., M.Pd.

selaku dosen pembimbing II yang dengan kesabaran, dan keikhlasan, telah

membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Soga Tuhan tetap memberikan yang terbaik untuk beliau.

Selain itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. M.

Rusdi., S.Pd., M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jambi, Bapak Dr. Ahmad Hariandi,S.Pd., M.Ag selaku Dosen

Pembimbing Akademik, Bapak Dr. Yantoro, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan

Anak Usia Dini dan Dasar Universitas Jambi, Ibu Dr. Dra. Destrinellin, M.Pd

selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi, serta terima kasih kepada Bapak dan Ibu

Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Jambi yang senantiasa memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat kepada penulis.

Jambi, Januari 2022

Ariesti Kumalasari

iii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3. Tujuan Pengembangan ............................................................................... 5

1.4. Spesifikasi Pengembangan ......................................................................... 6

1.5. Pentingnya Pengembangan ........................................................................ 7

1.6. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................................. 8

1.7. Definisi Istilah ............................................................................................ 9

BAB II KAJIAN TEORITIK

2.1. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Relevan .............................................. 10

2.2. Kerangka Berpikir .................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Model Pengembangan .............................................................................. 35

3.2. Prosedur Pengembangan .......................................................................... 36

3.3. Subjek Uji Coba ....................................................................................... 40

3.4. Jenis Data dan Sumber Data .................................................................... 40

3.5. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................. 41

3.6. Teknik Analisi Data ................................................................................. 44

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengembangan ................................................................................ 47

4.2 Pembahasan.............................................................................................. 74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan .................................................................................................. 81

5.2 Implikasi .................................................................................................. 82

5.3 Saran ........................................................................................................ 83

DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Analisis Kompetensi ........................................................................................ 37

3.2 Komponen Produk ........................................................................................... 38

3.3 Kisi-Kisi instrumen Ahli Media ....................................................................... 42

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Pembelajaran ........................................................... 43

3.5 Angket Respon Guru ........................................................................................ 43

3.6 Angket Respon Siswa ...................................................................................... 44

3.7 Pedoman Skor Kriteria Validitas Produk ......................................................... 45

3.8 Pedoman Skor Kriteria Kepraktisan Produk .................................................... 46

4.1 Analisis Kompetensi ........................................................................................ 50

4.2 Komponen Produk ........................................................................................... 52

4.3 Storyboard Bahan Ajar Cetak Berbasis Keterampilan Abad-21 Pada Produk

Pengembangan ................................................................................................... 52

4.4 Prototype Bahan Ajar Cetak Berbasis Keterampilan Abad-21 Pada Produk

Pengembangan ................................................................................................... 54

4.5 Hasil Validasi Ahli Media ................................................................................ 58

4.6 Hasil Validasi Ahli Pembelajaran .................................................................... 62

4.7 Angket Respon Siswa Perorangan Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet ......... 70

4.8 Angket Respon Siswa Kelompok Kecil Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet . 70

4.9 Hasil Tes Essay Uji Coba Perorangan Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet ... 71

4.10 Hasil Tes Essay Uji Coba Kelompok Kecil Terhadap Bahan Ajar Cetak

Leaflet 71

4.11 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet Oleh Guru Kelas ..................... 72

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Pengembangan Model Cick & Carey ................................................... 27

2.2 Bagan Model Pengembangan Born & Gall (1989) .......................................... 28

2.3 Bagan Pengembangan Model ADDIE ............................................................. 29

2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 34

3.1 Langkah Model ADDIE ................................................................................... 35

4.1 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap I .................................................. 59

4.2 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap II ................................................. 60

4.3 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap III ................................................ 60

4.4 Diagram Hasil Validasi Ahli Media ................................................................. 61

4.5 Revisi Lembar I Pada Bahan Ajar Cetak Leaflet ............................................. 61

4.6 Revisi Lembar II Pada Bahan Ajar Cetak Leaflet ............................................ 61

4.7 Hasil Penilaian Validasi Ahli Pembelajaran Tahap I ....................................... 63

4.8 Hasil Penilaian Validasi Ahli Pembelajaran Tahap II...................................... 63

4.9 Diagram Hasil Validasi Ahli Pembelajaran ..................................................... 64

4.10 Revisi Lembar I Pada Bahan Ajar Cetak Leaflet ........................................... 64

4.11 Revisi Lembar II Pada Bahan Ajar Cetak Leaflet .......................................... 64

4.12 Kegiatan “Keterampilan Berpikir Kritis” Ketika Uji Coba Perorangan ........ 66

4.13 Kegiatan “Keterampilan Kreatif” Ketika Uji Coba Perorangan .................... 66

4.14 Kegiatan “Keterampilan Kolaboratif” Ketika Uji Coba Perorangan ............. 67

4.15 Kegiatan “Keterampilan Komunikatif” Ketika Uji Coba Perorangan ........... 67

4.16 Kegiatan “Keterampilan Berpikir Kritis” Ketika Uji Coba Kelompok

Kecil ................................................................................................................. 68

4.17 Kegiatan “Keterampilan Kreatif” Ketika Uji Coba Kelompok Kecil ............ 68

4.18 Kegiatan “Keterampilan Kolaboratif” Ketika Uji Coba Kelompok Kecil ..... 69

4.19 Kegiatan “Keterampilan Komunikatif” Ketika Uji Coba Kelompok Kecil ... 69

4.20 Diagram Angket Respon Uji Coba Perorangan Dan Uji Coba Kelompok

Kecil .................................................................................................................. 71

4.21 Diagram Hasil Tes Essay Uji Coba Perorangan Dan Uji Kelompok

Kecil .................................................................................................................. 71

4.22 Diagram Hasil Angket Respon Guru ............................................................. 73

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................................... 89

2. Story Board Bahan Ajar Cetak Leaflet .............................................................. 90

3. Angket Validasi (Ahli Media) ............................................................................ 92

4. Angket Validasi (Ahli Pembelajaran) .............................................................. 103

5. Angket Respon Guru ........................................................................................ 112

6. Angket Respon Siswa ...................................................................................... 115

7. RPP Kelas Uji Coba ......................................................................................... 126

8. Hasil Tes Perorangan ....................................................................................... 133

9. Hasil Tes Kelompok Kecil ............................................................................... 139

10. Pedoman Skor Penilaian Hasil Tes ................................................................ 156

11. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................................... 157

12. Dokumentasi Penelitian ................................................................................ 158

13. Lampiran Plagiat Skripsi ................................................................................ 161

14. Riwayat Hidup ............................................................................................... 162

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Abad-21 merupakan saat segala informasi dari seluruh negara di penjuru

dunia bisa diperoleh tanpa batasan waktu dan ruang. Terlihat dari IPTEK (Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi) berkembang begitu pesat, yang memicu munculnya

tantangan dan persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, salah satunya

Indonesia. Keadaan ini memicu dibutuhkannya SDM (Sumber Daya Manusia) yang

siap dan berkualitas untuk menghadapi tantangan global. Setiap individu

diharuskan untuk memiliki kecakapan atau keterampilan baik hard skill maupun

soft skill yang mumpuni untuk mampu bersaing dan berkompetensi dengan dunia

luar.

Merujuk pada penjelasan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang

SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan

bahwa “Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi

pada tiga dimensi, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan”. Adapun dimensi

keterampilan dalam hal ini khususnya pada jenjang pendidikan dasar mengangkut

hal sebagai berikut: 1) kreatif; 2) produktif; 3) kritis; 4) mandiri; 5) kolaboratif; dan

6) komunikatif. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan empat keterampilan

abad-21. Keterampilan yang dimaksud itu adalah 4C yang merupakan singkatan

dari Critical thingking (Berpikir kritis), Creativity (Kreativitas), Collaboration

(Kerja sama) dan Communication (Komunikasi).

Empat aspek tersebut merupakan aspek keterampilan yang paling penting

untuk dikuasai oleh siswa pada pendidikan dasar sampai menengah. Di abad-21

2

memerlukan keterampilan tersebut agar dapat membentuk SDM (Sumber Daya

Manusia) yang berkompeten untuk mampu bersaing dan siap dalam menghadapi

segala tantangan global. Hal ini menyebabkan dunia pendidikan ditantang untuk

dapat mencetak penerus bangsa dengan memiliki keempat keterampilan abad-21

melalui proses pembelajaran.

Keterampilan abad-21 dapat dikuasai melalui pembelajaran. Pembelajaran

yang dimaksud dipastikan memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,

yaitu dengan menggunakan suatu bahan ajar. Dalam kurikulum 2013 terdapat

beberapa jenis bahan ajar yang memungkinkan dapat membentuk keterampilan

abad-21 pada siswa. Salah satu bahan ajar ialah bahan ajar cetak seperti Leaflet.

Ahmad (2017:19-20) mengungkapkan bahwa “Leaflet adalah suatu bahan

cetak yang ditulis dalam lembaran yang dapat dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.

Untuk terlihat menarik rata-rata leaflet didesain dengan cermat, dilengkapi ilustrasi

dan memakai bahasa yang singkat, sederhana, dan mudah dipahami. Leaflet sebagai

suatu bahan ajar wajib berisikan materi pembelajaran yang bisa membawa siswa

menguasai satu bahkan lebih kompetensi dasar”. Sehingga dapat dipahami bahwa

bahan ajar yakni Leaflet ialah sejumlah bahan yang disajikan dalam kertas yang

berfungsi untuk kepentingan pembelajaran yang berbentuk selembar kertas dengan

dilengkapi gambar serta tulisan dikedua sisi kertas sehingga dapat dilipat dalam

ukuran kecil dan praktis yang berisikan materi maupun soal latihan sehingga

membantu siswa untuk menguasai kompetensi dasar tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru kelas VA SDN 153/IX Suka

Makmur, bahwasannya sekolah dan pihak guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013

pada masa pandemi Covid-19 sudah mengusahakan dengan sebaik mungkin.

3

Namun secara nyata terdapat penurunan pada keterampilan abad-21. Pandemi

Covid-19 menimbulkan perubahan sistem pembelajaran yang sering berubah-ubah

yakni secara normal dilakukan pembelajaran tatap muka sekarang dilakukan

pembelajaran jarak jauh maupun sistem sift. Sehingga dituntutlah pihak siswa untuk

memiliki hand phone yang mampu menunjang pembelajaran jarak jauh. Namun

dikarenkan tingkat kemampuan wali murid yang berbeda-beda seperti ekonomi

maupun pendidikan dan ketidak stabillan jaringan internet. Oleh sebab itu guru

memiliki peran besar dalam menyiapkan siswa untuk menguasai empat

keterampilan abad-21 agar siswa mampu menghadapi tantangan global tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas VA menyampaikan

keluhannya tentang pembelajan daring yang sering kali terhambat oleh waktu dan

keadaan jaringan dari para siswa. Penghambatan itu sendiri berakibatkan pada

ketidak tercapaiannya siswa dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan

abad-21. Proses pembelajaran dalam keadaan new normal ini sendiri seharusnya

guru dituntut untuk mampu mengembangkan bahan ajar yang menarik dan efektif

dalam proses pembelajaran. Namun dilapangan sendiri terlihat guru masih berfokus

pada materi dan belum mampu dalam mengembangkan bahan ajar yang baik.

Sehingga keterbutuhan pembelajaran yang mengharuskan untuk dapat

mengembangkan bahan ajar adalah salah satu faktor dari ketidak tercapaian

kemampuan abad-21 siswa pada masa pandemi.

Terkhusus untuk materi pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia

subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA guru menyatakan

bahwa ketidak tercapainya keberhasilan pembelajaran pada siswa kelas VA. Guru

menyatakan bahwasannya dari 30 siswa Kelas VA hanya sekitar 2 siswa yang

4

berhasil menguasai materi mengenai rangka organ manusia. Ini dibuktikan dengan

adanya kegiatan evalusai yang dilakukan secara luring dengan sistem sift serta

menerapkan protokol kesehatan.

Keterbatasan guru dalam mengembangkan bahan ajar ini sendiri berdampak

pada pengetahuan dan keterampilan Abad-21 siswa. Menurut Farida Andriyani,

dkk. (2014) mengatakan bahwa “pentingnya pengembangan bahan ajar untuk

meningkatkan kemampuan Abad-21 bagi peserta didik”. Penelitian ini sendiri

bergerak pada pengembangan bahan ajar Leaflet dimana hasil dari penelitian ini

sendiri menunjukan adanya kenaikan pengetahuan pada siswa dalam proses

pembelajaran. Bahan ajar Leaflet sendiri memiliki keunggulan yaitu:

penggunaannya yang mudah, bahan pembuatannya yang mudah didapat, mudah

dimengerti siswa, dan memiliki efektifitas waktu yang sangat baik. Maka dari itu

bahan ajar Leaflet sendiri dapat menjadi solusi bagi guru dalam proses

pembelajaran Daring maupun Laring.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka Peneliti tertarik

melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet

Berbasis Keterampilan Abad-21 Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar”.

1.2 Rumusan Masalah

Pengembangan bahan ajar leaflet pada tema 1 subtema 2 pembelajaran 2

muatan IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan keterampilan abad-21. Sehingga dirumuskan masalah seperti:

5

1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar leaflet berbasis keterampilan

abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan

lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V Sekolah Dasar?

2. Bagaimana tingkat validasi bahan ajar leaflet berbasis keterampilan abad-21

pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan

lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V Sekolah Dasar?

3. Bagaimana tingkat kepraktisan bahan ajar leaflet berbasis keterampilan abad-

21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan

lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA terhadap guru dan siswa kelas V

Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan bahan ajar leaflet berbasis

keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2

manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V Sekolah

Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan tingkat validasi bahan ajar leaflet berbasis

keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2

manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V Sekolah

Dasar.

3. Untuk mendeskripsikan tingkat kepraktisan bahan ajar leaflet berbasis

keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2

6

manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA terhadap guru dan siswa

kelas V Sekolah Dasar.

1.4 Spesifikasi Pengembangan

Spesifikasi produk yang diharapkan dari pengembangan bahan ajar leaflet

adalah:

1. Leaflet dirancang sesuai Tema 1 Organ Gerak Hewan Dan Manusia Subtema

2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Kelas V Sekolah

Dasar.

2. Leaflet dirancang pada selembaran kertas yang ditampilkan dalam bentuk dua

kolom, berisi tulisan yang dilengkapi gambar di kedua belah sisi kertas

kemudian dilipat tiga. Leaflet sangat praktis dan berukuran kecil. sehingga

dapat dengan mudah dibawa kemanapun.

3. Leaflet dibuat agar dapat digunakan saat keadaan normal yang dilakukan secara

tatap muka, pembelajaran jarak jauh maupun sistem sift dimasa pandemi

Covid-19.

4. Leaflet berisi materi tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia

dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar. Leaflet

dalam menjelaskan materi tersebut menggunakan gambar sebagai ilustrasi dan

dilengkapi penjelasan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami,

sederhana, dan singkat agar terlihat menarik dan dicerna siswa.

5. Pengembangan leaflet berisi materi yang disesuaikan dengan KI dan KD yang

berlaku saat ini.

7

6. Leaflet berbentuk: (a) Ukuran leaflet 21 cm x 29,7 cm; (b) berbentuk selembar

kertas berisi tulisan yang dilengkapi gambar di kedua belah sisi kertas; (c)

Berbentuk 2 kolom dan dapat dilipat menjadi 3; (d) Menggunakan kertas A4

80 gsm; (e) Leaflet menggunakan kertas A4; (f) Jenis dan ukuran huruf

menyesuaikan; (h) Didesain semenarik mungkin.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Peneliti memilih mengembangkan bahan ajar leaflet karena praktis dan

berukuran kecil, berisi materi yang dilengkapi gambar sebagai ilustrasi,

menggunakan bahasa yang sederhana serta mudah dipahami. Sehingga materi yang

ingin disampaikan dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Leaflet

menjadi salah satu bahan ajar yang berbasis keterampilan abad-21 pada selembar

kertas tersebut. Sehingga bahan ajar leaflet diperlukan untuk menjadi jembatan saat

pembelajaran dari guru kepada siswa di tengah pandemi Covid-19.

Pengembangan bahan ajar leaflet dinilai cocok untuk materi tema 1 organ

gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2

muatan IPA kelas V Sekolah Dasar, karena disekolah dasar pada materi ini hanya

mengunakan buku sebagai bahan ajar yakni buku siswa. Pengembangan ini

bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menguasai keterampilan abad-21 yaitu

berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolabotatif pada materi tema 1 organ gerak

hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA

kelas V Sekolah Dasar.

8

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi pengembangan bahan ajar leaflet ini dilakukan untuk mempermudah

guru menyampaikan materi tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2

manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar

ditengah pembelajaran masa pandemi Covid-19 kepada siswa, agar siswa mampu

menguasai keterampilan abad-21. Bahan ajar leaflet berbentuk selembar kertas

yang terdiri dari 2 kolom dan dapat dilipat menjadi 3 yang berisikan gambaran

sebagai ilustrasi dengan dilengkapi penjelasan menggunakan bahasa yang

sederhana dan jelas serta terdapat penugasan didalamnya. Sehingga siswa dapat

memahami materi materi yang abstrak menjadi lebih terilustrasikan terutama pada

tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan

pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar.

Bahan ajar leaflet memiliki keterbatasan. Keterbatasan bahan ajar leaflet

terletak pada bahannya yang mana tidak tahan lama atau mudah rusak, proses

pencetakan akan mahal jika menampilkan gambar yang berwarna, dan harus

dirancang sedemikian rupa agar tidak terlalu panjang yang akan membuat bosan

siswa. Penelitian pengembangan bahan ajar cetak leaflet terbatas hanya untuk

mengetahui prosedur pengembangan, tingkat validasi, dan tingkat kepraktisan

bahan ajar cetak leaflet. Dalam penggunaan bahan ajar cetak leaflet tetap

disandingkan dengan buku tema, dalam hal ini menggunakan tema 1 organ gerak

hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA

kelas V Sekolah Dasar.

9

1.7 Definisi Istilah

Definisi istilah digunakan untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka

peneliti mendefinisikan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini, definisi operasional ini yakni:

1. Bahan ajar adalah semua bentuk bahan digunakan dalam membantu guru

maupun instruktur ketika melaksanakan proses kegiatan pembelajaran di kelas.

Bahan tersebut berupa bahan tertulis ataupun bahan takter tulis. Bahan ajar juga

ialah seperangkat materi tersusun dengan sistematis, baik tertulis maupun

tidak, sehingga dihasilkan lingkungan maupun susunan yang memungkinkan

peserta didik untuk belajar (Andi Prastowo menurut National Center for

Competency Based Training (2011:16-17)).

2. Leaflet adalah bahan cetak yang tertulis berupa lembaran yang dapat dilipat

namun tidak dimatikan/dijahit. Leaflet didesain secara cermat dengan ilustrasi

berupa gambar dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah

dipahami untuk terlihat menarik (Ahmad (2017: 19-20)).

10

BAB II

KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian Relevan

2.1.1. Bahan Ajar Cetak Leaflet

2.1.1.1. Pengertian Bahan Ajar Cetak Leaflet

Andi Prastowo menurut National Center for Competency Based Training

(2011:16-17) “Bahan ajar adalah semua bentuk bahan digunakan dalam

membantu guru maupun instruktur ketika melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran di kelas. Bahan tersebut berupa bahan tertulis ataupun bahan tidak

tertulis. Bahan ajar juga ialah seperangkat materi tersusun dengan sistematis,

baik tertulis maupun tidak, sehingga dihasilkan lingkungan maupun susunan

yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Ada yang berpendapat

bahwasannya bahan ajar ialah informasi, alat serta teks untuk keperluan guru

maupun instruktur dalam perencanaan serta penelaahan pelaksanaan

pembelajaran. Pandangan tersebut dilengkapi oleh Pannen yang mana bahan ajar

adalah beberapa bahan maupun materi pembelajaran tersusun secara sistematis,

digunakan oleh guru dan siswa (peserta didik) saat proses pembelajaran”.

Proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar dapat

meningkatkan nilai pengetahuan, nilai keterampilan dan nilai sikap siswa

(Asrizal,A, dkk: 2017). Selain itu, bahan ajar memiliki peran, baik bagi guru

maupun bagi siswa yaitu:

1. Bagi guru berperan menghemat waktu ketika mengajar, peran guru tidak lagi

sebagai seorang pengajar melainkan sebagai seorang fasilitator, dan

pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif

11

2. Bagi siswa dapat belajar tidak harus ada guru ataupun teman, siswa dapat

belajar kapanpun dan dimanapun, siswa belajar sesuai dengan kecepatannya

sendiri, siswa dapat memilih urutannya sendiri saat belajar, dan membantu

siswa menjadi pelajar yang mandiri (Tian Belawati, 2003: 1.4-1.9)

Berdasarkan uraian pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan

bahwasannya bahan ajar ialah segala bahan baik alat, teks, maupun informasi

yang tersusun sistematis menampilkan bagian utuh dari suatu kompetensi yang

akan dikuasai oleh siswa dan digunakan saat proses pembelajaran dengan tujuan

untuk perencanaan serta penelaah implementasi pembelajaran. Seperti LKS,

modul, buku pelajaran, dan bahan ajar audio maupun interaktif,.

Bahan ajar dapat dipahami bahwasannya memiliki jenis dan bentuk yang

beraneka ragam. Para ahli telah membuat penggolongan untuk berbagai macam

bahan ajar tersebut. Walaupun sebenarnya tidak ada yang mampu membuat

kategori yang benar-benar sahih, sehingga tanpa menyisakan kelemahan. Pada

umumnya kriteria yang dapat menjadi acuan dalam pengelompokan atau

pengklasifikasian bahan ajar terdiri dari tiga macam yaitu: dari Segi bentuk

(bahan cetak (printed), bahan ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar

(audiovisual), dan bahan ajar interaktif), sedangkan untuk segi cara kerjanya

(bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar

audio, bahan ajar video, bahan (media) komputer) (Andi Prastowo, 2011: 40-

43). Sedangkan berdasarkan sifatnya, yaitu: a) bahan ajar yang berbasis cetak;

b) bahan ajar yang berbasis teknologi; c) bahan ajar yang digunakan untuk

praktik atau proyek; dan d) bahan ajar yang digunakan untuk interaksi manusia

(Andi Prastowo, 2011: 40-43).

12

Penjelasan mengenai pengklasifikasian bahan ajar, disimpulkan

bahwasannya dalam melakukan perencanaan maupun proses pembelajaran perlu

dilakukan pemilihan bahan ajar. Dikarenakan dari ketiga macam klasifikasi

tersebut memiliki berbagai perbedaan. Baik dari segi sasaran penggunaan bahan

ajar, materi, fasilitas di sekolah, dan sarana prasarana pendukung di lingkungan

sekolah.

Solong (2014: 50) “Bahan ajar cetak adalah beberapa bahan yang

dipersiapkan di kertas, berfungsi dalam hal pembelajaran ataupun penyampaian

informasi”. Sehingga bahan ajar cetak dapat diketahui bahwa bahan ajar cetak

menggunakan bahan dasar berupa kertas atau kain yang memiliki unsur-unsur

utama berupa tulisan (teks), gambar visualisasi, maupun keduanya. Dalam

penyampaian informasi atau keperluan pembelajaran terdapat bahan ajar cetak

seperti poster, leaflet, brosur, gambar, kartun, maupun komik.

Ahmad (2017: 19-20) menjelaskan “Leaflet adalah bahan cetak yang

tertulis berupa lembaran yang dapat dilipat namun tidak dimatikan/dijahit.

Leaflet didesain secara cermat dengan ilustrasi berupa gambar dan menggunakan

bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami untuk terlihat menarik.

Leaflet dikatakan sebagai bahan ajar sehingga harus memuat materi untuk

menggiring peserta didik dalam menguasai satu atau lebih kompetensi dasar”.

Berdasarkan pemaparan para ahli, Leaflet adalah suatu bahan cetak yang

tertulis dalam bentuk lembaran dibentuk secara sistematis serta menggunakan

bahasa yang mudah dipahami. Hal ini untuk menarik minat baca dan

meningkatkan motivasi belajar siswa. Bahan ajar leaflet berbentuk selembaran

kertas yang ditampilkan dalam bentuk dua kolom kemudian dilipat tiga

13

dilengkapi dengan ilustrasi, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti atau

dipahami, sederhana, dan singkat agar terlihat menarik. Leaflet menjadi salah

satu bahan ajar cetak yang berisi materi untuk menggiring siswa menguasai satu

bahkan lebih kompetensi dasar menggunakan bahasa yang singkat dan

sederhana sehingga dapat mudah dicerna oleh siswa. Leaflet memiliki fungsi

dalam pembelajaran yang berbentuk selembar kertas berisikan tulisan yang

dilengkapi gambar di kedua belah sisi kertas sehingga dapat dilipat . Leaflet

sangat praktis dan berukuran kecil sehingga dapat dengan mudah dibawa

kemanapun, berisikan materi maupun soal latihan sehingga membantu siswa

untuk menguasai kompetensi dasar tersebut.

2.1.1.2. Struktur Bahan Ajar Cetak Leaflet

Struktur bahan ajar leaflet terdiri atas empat komponen seperti halnya

brosur, yaitu judul, materi pokok atau kompetensi dasar, informasi yang

mendukung dan penilaian (Prastowo, 2011: 66). Paling tidak bahan ajar leaflet

memuat :

a. Judul yang diturunkan dari kompetensi dasar

b. Materi pokok

c. Informasinya jelas, padat dan menarik

d. Tugas

e. Penilaian dari tugas yang diberikan

f. Bersumber dari buku, majalah dan internet (Setyono, 2005).

Berdasarkan penjelasan para ahli mengenai struktur bahan ajar cetak

leaflet. Disimpulkan bahwasannya dalam leaflet terdapat lima kompenen dalam

bahan ajar leaflet, yakni:

14

1. Judul yang ditunkan dari KD

2. Memuat Materi pokok yang hendak dicapai

3. Informasi pendukung yang jelas, padat dan menarik

4. Tugas

5. Penilaian

2.1.1.3. Karakteristik Bahan Ajar Cetak Leaflet

Karakteristik bahan ajar cetak leaflet berdasarkan bentuk, ukuran, sumber,

dan unsur-unsurnya yaitu:

1. Memiliki bentuk yang dilipat 3 namun tidak dimatikan/dijahit serta

kertasnya tidak terlalu tebal.

2. Ukurannya sebesar kertas A4

3. Bersumber dari buku ataupun internet

4. Terdapat beberapa unsur di dalamnya:

a. Judul, diturunkan dari KD.

b. Materi pokok yang akan dicapai.

c. Informasi yang jelas, padat, dan menarik.

d. Tugas berupa membaca buku tertentu untuk dibuat resumenya dan

diberikan secara individu maupun kelompok.

e. Penilaian (Riswinarni, 2016).

2.1.1.4. Keunggulan dan Kelemahan Bahan Ajar Cetak Leaflet

Kustandi & Sutjipto (2013:33) menjelaskan bahwa kelebihan bahan ajar

seperti leaflet adalah sebagai berikut:

a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.

Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa agar mampu memenuhi

15

kebutuhan siswa, baik untuk siswa yang membacanya dan memahami suatu

materi cepat maupun yang lamban. Yang mana pada akhirnya siswa

diharapkan dapat menguasai materi pelajarannya tersebut.

b. Siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis

c. Adanya perpaduan teks dengan gambar dalam bahan ajar yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menambah daya tarik dan memperlancar

pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format sekaligus yaitu verbal

dan visual.

d. Khususnya pada teks terprogram, siswa akan berpartisipasi atau berinteraksi

dengan aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan

yang disusun, siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya benar atau

salah.

e. walaupun isi informasi harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan

perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu, namun materi

tersebut dapat diproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan

mudah.

Smaldino, dkk. (2011:289) menjelaskan kelebihan bahan ajar cetak leaflet

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan

2. Fleksibilitas yaitu diadaptasikan dengan berbagai tujuan dan dapat digunakan

di lingkungan dengan cahaya yang cukup.

3. Portabilitas yaitu mudah dibawa dan tidak memerlukan perlengkapan atau

kelistrikan apapun.

16

4. Ramah bagi pengguna yaitu dirancang dengan tepat sehingga mudah

digunakan dan tidak membutuhkan keahlian khusus menjalankannya.

5. Ekonomis yaitu leaflet relative tidak mahal untuk dibuat ataupun dibeli serta

dapat digunakan kembali.

Selain itu bahan ajar leaflet memiliki kekurangan, seperti yang dijelaskan

oleh Anderson (1994: 170) bahan ajar cetak memiliki kelemahan atau kekurangan

diantaranya seperti:

a. Akan sulit menampilkan gerak bahan ajar leaflet.

b. Memorisasi artinya beberapa guru mengharuskan siswa mengingat banyak

definisi dan fakta.

c. Biaya pencetakan akan mahal jika ingin menampilkan ilustrasi berupa

gambar atau foto yang berwarna-warni.

d. Proses pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari sampai

berbulan-bulan, tergantung kepada peralatan pencetakan dan rumitan

informasi pada halaman cetakan.

e. Pembagian unit dalam media cetak harus dirancang sedemikian rupa sehingga

tidak terlalu panjang dan membosankan siswa

f. Pada umumnya media cetakan dapat membawa hasil yang baik jika tujuan

pelajaran tentang fakta dan keterampilan.

g. Jika tidak dirawat dengan baik, media cetakan cepat rusak atau hilang.

2.1.2. Keterampilan Abad-21 (4C)

Semakin pesatnya kemajuan IPTEK pada abad-21 akan memberikan dampak

yang besar, yaitu terdapat tantangan yang jauh berbeda dari apa yang pernah

dialami atau dihadapi oleh individu sebelumnya. Dalam abad-21 ini, dunia

17

pendidikan tentunya mendapat tantangan agar dapat menemukan cara agar peserta

didik memiliki keterampilan dalam menghadapi tantangan tersebut.

Merujuk pada penjelasan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang

SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa

“Setiap lulusan dalam satuan pendidikan dasar maupun menengah memiliki

kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Adapun

dimensi keterampilan dalam hal ini khususnya pada jenjang pendidikan dasar

mengangkut hal sebagai berikut: 1) kreatif; 2)produktif; 3) kritis; 4) mandiri; 5)

kolaboratif; dan 6) komunikatif”. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan empat

keterampilan abad 21. Keterampilan yang dimaksud itu adalah 4C, singkatan dari

Critical Thinking (Berpikir Kritis), Creativity (Kreativitas), Collaboration (Kerja

Sama) dan Communication (Komunikasi).

2.1.2.1. Berpikir Kritis (Critical Thinking)

Dunia pendidikan saat ini, kemampuan berpikir kritis merupakan salah

satu keahlian yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan berpikir kritis ialah

suatu keterampilan berpikir pada tingkat tinggi (Higher Order Thinking

Skills/HOTS). Glaser dalam Hidayat (2017: 2) “Keterampilan berpikir sebagai

cara pikir seseorang untuk mendalami masalah-masalah dan hal yang berada

dalam jangkauan seseorang dengan menggunakan penalaran yang logis”.

Menurut Sumaryanta dalam Asep Nurjaman (2021:501) mengemukakan

“Berpikir kritis atau critical thinking merupakan salah satu proses berpikir

tingkat tinggi atau yang dikenal dengan sebutan HOTS (Higher Other Thingking

Skill). Berpikir kritis digunakan untuk membentuk sistem konseptual peserta

18

didik melalui kegiatan mental untuk memecahkan suatu permasalahan melalui

proses yang terarah, lugas, dan jelas”.

Berdasarkan penjelasan para ahli mengenai berpikir kritis, dapat ditarik

kesimpulan bahwasannya berpikir kritis adalah salah satu aspek keterampilan

yang penting untuk dikuasai oleh siswa pada pendidikan dasar maupun

menengah. Pada abad-21 ini, diperlukan keterampilan yaitu berpikir kritis untuk

membentuk SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkompeten dimana mampu

bersaing dan siap dalam menghadapi segala tantangan global. Hal ini

menyebabkan dunia pendidikan ditantang untuk dapat mencetak generasi

penerus bangsa yang memiliki salah satu keterampilan abad-21 yaitu berpikir

kritis melalui proses pembelajaran. Keterampilan berpikir kritis merupakan

suatu proses berpikir tingkat tinggi yang dibentuk melalui suatu masalah yang

harus dipecahkan secara jelas, terarah dan lugas.

Keterampilan berpikir kritis melatih siswa untuk berhati-hati dalam

melakukan tindakan sampai pada suatu keputusan. Seperti yang telah diutarakan

Thomson & Cromton dalam Afifah (2019: 12) bahwa “Berpikir kritis adalah

kemampuan untuk berhati-hati dalam mengevaluasi dan berpikir mengenai

informasi yang disajikan”. US-based Partnership for 21st Century Skills (P21)

dalam Zubaidah (2016: 3) menjelaskan bahwa “Keterampilan berpikir kritis

mencakup kemampuan mengakses, menganalisis, memadukan informasi yang

dapat dibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai”.

Mengenai proses pembelajaran, keterampilan berpikir kritis hendaknya

membuat siswa mampu menghubungkan pembelajaran dengan masalah-

masalah konkret yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut akan

19

membuat siswa menyadari akan pentingnya pembelajaran tersebut sehingga

siswa akan menggunakan kemampuan yang ia peroleh dalam menyelesaikan

masalah yang dihadapi. Siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis akan

berusaha mencari kebenaran informasi yang ia peroleh meskipun informasi itu

ia dapatkan dari guru. Siswa tidak lagi melihat guru sebagai satu-satunya sumber

informasi. Siswa belajar menjadi sangat kritis dari apa yang ia lihat, ia dengar,

dan ia rasakan.

Keterampilan berpikir kritis atau Critical Thingking merupakan berpikir

dengan cara reflektif dan beralasan yang menekankan pada pembuatan suatu

keputuasn mengenai hal apa yang harus dipercaya ataupun dilakukan. Sehingga,

indikator keterampilan berpikir kritis yang diturunkan berdasarkan aktivitas

kritis yaitu mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan, mengungkap fakta

yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah, memilih argumen logis,

relevan dan akurat, mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang

berbeda, dan menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai

suatu keputusan (Langrehr dalam Arifin, 2017: 96).

Ennis juga mengutarakan beberapa indikator keterampilan berpikir kritis

dalam Afifah (2019: 12-14) yang terbagi dalam lima jenis, yaitu:

“1) Klarifikasi dasar; 2) Dukungan dasar; 3) Menyimpulkan; 4) Klarifikasi lanjut;

dan 5) Strategi dan taktik”. Mengingat pentingnya keterampilan berpikir kritis

bagi siswa sebagai suatu kemampuan yang harus dimiliki dan merupakan tujuan

dari pembelajaran, maka guru sangat berperan penting dalam membangun

keterampilan berpikir kritis pada siswa. Dengan membiasakan siswa berpikir kritis

akan melatih siswa untuk berhati-hati dalam menerima informasi, mampu

menyaring informasi yang diperoleh karena akan dibuktikan kebenarannya dengan

sumber-sumber yang kuat dan berdasarkan hal yang logis”.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai indikator keterampilan berpikir

kritis, untuk indikator yang pertama yang di rumuskan oleh Langrehr dalam

20

Arifin adalah merumuskan pokok-pokok permasalahan sedangkan menurut

Ennis dalam Afifah adalah klarifikasi dasar (merumuskan pertanyaan), keduanya

memiliki kesamaan sehingga peneliti menyimpulkan untuk indikator yang

pertama adalah merumuskan pokok-pokok persoalan. Indikator kedua menurut

langrehr dalam Arifin ialah dapat mengungkap suatu fakta yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan masalah, dan menurut Ennis dalam Afifah adalah

dukungan dasar (Memberikan alasan untuk suatu keputusan), keduanya

memiliki kesamaan sehingga peneliti menyimpulkan untuk indikator yang kedua

adalah mengungkap fakta dengan memakai sumber yang bisa dipercaya.

Indikator ketiga diungkapkan oleh Langrehr dalam Arifin adalah memilih

argument yang logis, relevan dan akurat, dan menurut Ennis dalam Afifah adalah

kegiatan menyimpulkan. keduanya memiliki kesamaan yaitu menyampaikan

pendapat. Sehingga peneliti menyimpulkan untuk indikator yang ketiga adalah

menyimpulkan kegiatan yang dilakukan.

Indikator keempat dirumuskan oleh langrehr dalam Arifin ialah

terdeteksinya bias berdasarkan sudut pandang yang tidak sama, kemudian

menurut Ennis dalam Afifah adalah klarifikasi lanjut (mengidentifikasi istilah).

Keduanya memiliki kesamaan yakni mengidentifikasi definisi istilah dari sudut

pandang tidak sama. Sehingga peneliti menyimpulkan indikator keempat adalah

mengidentifikasi definisi istilah dari sudut pandang berbeda. Dan pada indikator

kelima dirumuskan oleh langrehr dalam Arifin ialah dapat menentukan akibat

dari pernyataan yang diambil sebagai keputusan, sedangkan menurut Ennis

dalam Afifah adalah strategi dan taktik. Keduanya juga memiliki kesamaan

yakni, cara yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah.

21

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa indikator

individu tersebut dikatakan berpikir kritis yaitu:

1. Merumuskan pokok-pokok permasalahan;

2. Mengungkap fakta dengan mamakai sumber yang bisa dipercaya

3. Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan;

4. Mengidentifikasi definisi istilah dari sudut pandang berbeda;

5. Cara yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah.

2.1.2.2. Kreativitas (Creativity)

Kreativitas merupakan pandangan, gagasan atau ide baru mengenai

bentuk permasalahan yang dihasilkan dari aktivitas kognitif dan tidak dibatasi

pada hasil yang pragmatis. Menurut Rusman (2014: 324) “Berpikir kreatif

merupakan kemampuan dalam memahami masalah dan menemukan

penyelesaian dengan berbagai strategi dan metode”. Selanjutnya Slameto dalam

Surya (2018: 43) menjelaskan bahwa “kreativitas merupakan kemampuan untuk

membuat sesuatu yang berbeda dan tidak dapat dibuat dan belum pernah dibuat

oleh orang lain, yang tentunya suatu hal atau benda ini memiliki daya guna”.

Ditambahkan oleh Kristin dalam Surya (2018: 43-44) bahwasannya “Kreativitas

merupakan suatu proses yang mengarah kepada kemampuan berfikir orisinal

dibandingkan dengan orang lain”.

Keterampilan berpikir kreatif dapat menciptakan sesuatu yang baru.

Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menjadi fasilitator yang dapat

menciptakan kondisi bagi siswa untuk berkreasi dan berinovasi. Guru dapat

memancing siswa dengan hal-hal yang menantang sehingga siswa akan mencari

cara untuk menyelesaikan tantangan tersebut.

22

Terdapat empat indikator keterampilan berpikir kreatif menurut

Munandar dalam Tama (2019: 23-24) yang menjadi indikasi adanya

keterampilan berpikir kreatif dalam diri seseorang, yaitu: a) Mampu

mencetuskan banyak ide dan gagasan; b) Mampu memberikan gagasan

penyelesaian masalah yang bervariasi; c) Mampu memberikan gagasan yang lain

dari yang sudah biasa dalam menjawab suatu pertanyaan; d) Mampu

memerincikan gagasan orang lain.

Munandar dalam Danim, (2014: 136) berpendapat bahwa indikator

kreativitas sebagai berikut:

“1) senang mencari pengalaman yang baru; 2) senang dalam mengerjakan tugas-

tugas yang sulit; 3) memiliki inisiatif; 4) memiliki ketekunan yang tinggi; 5)

cenderung kritis terhadap orang lain; 6) berani menyampaikan pendapat; 7)

selalu ingin tahu; 8) peka atau perasa; 9) enerjik dan ulet; 10) menyukai

tugastugas yang majemuk; 11) percaya diri; 12) memiliki rasa humor; 13)

memiliki rasa keindahan; dan 14) memiliki wawasan dan penuh imajinasi”.

Pemikiran indikator kreativitas didasari oleh permasalahan yang terjadi di

sekolah. Guru dapat menumbuhkan kreativitas siswa dengan memberikan

kesempatan pada siswa untuk dapat beraktifitas melalui kegiatan-kegiatan

pembelajaran yang sifatnya proyek yang memungkinkan munculnya ide-ide

kreatif siswa.

Berdasarkan uraian mengenai indikator kreativitas, peneliti

menyimpulkan menjadi beberapa indikator yang peneliti anggap sesuai dengan

kemampuan siswa, yaitu: 1) Selalu ingin bertanya; 2) Tekun dalam mengerjakan

tugas; 3) Mampu mencetuskan banyak ide dan gagasan; 4) Mampu memberikan

masukan/gagasan terhadap persoalan; 5) Mampu membuat suasana menjadi

tidak tegang.

23

2.1.2.3. Kerja Sama (Collaboration)

Kemampuan kerjasama sangat penting bagi siswa dalam pembelajaran

dikelas karena dapat menambah pengetahuan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Dengan bekerja sama siswa belajar untuk membagi tugas dengan

adil, saling memotivasi untuk bertanggungjawab dengan tugasnya, dan saling

berbagi informasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Santosa dalam Triyanti

(2016: 29) bahwa “Kerjasama merupakan suatu bentuk interaksi sosial

dalammentransformasi suatu pengetahuan, berdiskusi dengan teman atau

anggota kelompok yang memiliki tujuan yang sama, sehingga setiap individu

atau kelompok dapat mencapai tujuan bersama”.

Apriono dalam Pratiwi (2018: 178) menjelaskan bahwa “Kemampuan

kerjasama merupakan kemampuan yang dilakukan oleh beberapa siswa untuk

saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama”. Sejak dini

siswa harus dimotivasi untuk melakukan kegiatan dengan cara bekerja sama

guna menghindari sikap egois dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran guru

berperan sebagai fasilitator serta motivator hendaknya merancang kegiatan

sedemikian rupa dimana siswa dapat bekerja sama secara berkelompok dalam

melaksanakan tugasnya, sehingga siswa akan belajar untuk saling menghargai,

menerima pendapat temannya, saling mengkoreksi dan menyadari kesalahan

masing-masing, serta memiliki rasa tanggung jawab dalam melaksanakan

tugasnya. Hal-hal semacam ini sangat penting untuk menjadi bekal siswa

dikemudian hari.

Partnership for 21st Century Skills (P21) dalam Wibowo (2014: 280)

mendefinisikan indikator kerja sama siswa sebagai berikut: “1) Mampu bekerja

24

dengan efektif dalam kelompok; 2) Bertanggung jawab dalam kelompok; 3)

Saling berkontribusi untuk kelompok; 4) Kemauan untuk membantu membuat

keputusan dalam kelompok; 5) Dapat menyelesaikan masalah dalam kelompok”.

Berdasarkan pendapat ahli mengenai keterampilan kerjasama, terdapat

beberapa indikator yang hampir sama, seperti: 1) mampu bekerja dengan efektif

dalam kelompok dan indikator berpartisipasi dalam mengerjakan tugas,

indikator tersebut dapat peneliti simpulkan menjadi mampu menyelesaikan tugas

yang diberikan. 2) bertanggung jawab dalam kelompok dan indikator

mendukung keputusan kelompok, peneliti menyimpulkan indikator tersebut

menjadi saling mendukung dan bertanggung jawab atas keputusan dalam

kelompok; 3) saling berkontribusi untuk kelompok dan indikator saling bertukar

gagasan atau ide. Dapat peneliti simpulkan yaitu, saling gagasan atau ide dalam

kelompok. 4) kemauan untuk membantu membuat suatu keputusan di dalam

kelompok dan indikator saling memberi informasi/masukan dalam anggota

kelompok. Peneliti tersebut dapat saling membantu apabila terdapat hal yang

sulit dalam pemecahan masalah. 5) dapat menyelesaikan masalah dalam

kelompok dan indikator dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam

kelompok, indikator tersebut dapat peneliti simpulkan menjadi saling menjaga

kekompakkan/memiliki rasa humor yang tinggi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, disimpulkan beberapa indikator

keterampilan kerjasama yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai

berikut: 1) mampu menyelesaikan tugas yang diberikan; 2) saling mendukung

dan bertanggung jawab atas keputusan dalam kelompok; 3) saling bertukar

25

gagasan atau ide dalam kelompok; 4) saling membantu ketika ada hal sulit dalam

memecahan masalah; 5) saling menjaga kekompakkan.

2.1.2.4. Komunikasi (Communication)

Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu cum artinya

dengan atau bersama dengan, dan kata units termasuk kata bilangan yang berarti

satu. kedua kata itu membentuk suatu kata benda yaitu communion, yang berarti

kesamaan, persatuan, gabungan, atau hubungan. Karena melakukan

Communicate artinya memberitahukan sesuatu terhadap orang lain, bertukar

pikiran, bercakap-cakap, berhubungan, dan berteman berteman. Khalik dalam

Wilhalminah, A, dkk (2017: 42) menjelaskan bahwa “Komunikasi akan

berlangsung baik apabila terdapat keseragaman makna antara pemberi dan

penerima informasi”. Jadi komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan,

bertukar pikiran, percakapan, dan hubungan.

Keterampilan berkomunikasi menurut Arifin dalam Tama (2019: 14)

yaitu “Kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan/informasi kepada

penerima pesan dengan jelas dan mudah dipahami”. Senada dengan hal tersebut,

US-based Partnership for 21st Century Skills (P21) dalam Zubaidah (2016: 4)

mengutarakan bahwa keterampilan komunikasi mencakup beberapa aspek

yakni: Kemampuan dalam menyampaikan opini dan pikiran secara jelas dan

persuasif, perintah dengan jelas, dan mampu memotivasi seseorang melalui apa

yang telah disampaikan. Jadi, Keterampilan komunikasi merupakan suatu

kemampuan dalam mengungkapkan pikiran, gagasan, pengetahuan ataupun

informasi yang baru dimiliki baik secara verbal maupun non-verbal dalam proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi multi arah.

26

Dimana terjadinya interaksi timbal balik antara siswa dengan guru, guru dengan

siswa, maupun antara siswa dengan siswa itu sendiri sehingga tidak hanya guru

saja yang aktif berkomunikasi. Siswa seharusnya diberikan kesempatan dalam

mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik

dapat memahami apa yang ia pelajari melalui komunikasi dan pengalaman yang

ia alami.

Partnership for 21st Century Skills (P21) menguraikan beberapa indikator

keterampilan berkomunikasi, antara lain: 1) Mampu mengeluarkan ide dan

pemikiran dengan efektif; 2) Mampu mendengarkan dengan efektif; 3) Mampu

menyampaikan informasi dengan baik; 4) Menggunakan bahasa yang baik dan

efektif.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diketahui beberapa indikator

keterampilan berkomunikasi yang hampir sama, yaitu: 1) Mampu

menyampaikan informasi dengan baik dan indikator mampu menyampaikan

pendapat sehingga peneliti dapat menyimpulkan indikator tersebut menjadi

Mampu menyampaikan pendapat dengan baik; 2) Menggunakan bahasa yang

baik dan efektif dan indikator penggunaan tata bahasa yang baik, singkat dan

jelas, peneliti menyimpulkan indikator tersebut menjadi menggunakan bahasa

yang mudah di pahami ketika berbicara.

Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh beberapa indikator yang

digunakan di penelitian ini yaitu: 1) Mampu menyampaikan pendapat dengan

baik; 2) Menggunakan bahasa yang mudah di pahami ketika berbicara; 3)

Mampu menyampaikan kembali informasi yang diterima dengan bahasa sendiri;

27

4) Menggunakan volume suara yang terdengar jelas; 5) Melihat lawan bicara

ketika berbicara/menyampaikan sesuatu.

2.1.3. Model Pengembangan Prosedural

Model pengembangan prosedural adalah model pengembangan deskriptif

yang menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang digunakan

sebagai acuan peneliti untuk menghasilkan sebuah produk. Terdapat beberapa jenis

model pengembangan prosedural, seperti:

2.1.3.1. Model Pengembangan Dick & Carey

Model Dick & Carey menggunakan pendekatan sistem (system approach)

dalam bentuk pengembangannya. Dick & Carey dalam Wisnu Nugroho Aji

(2016:121) menyebutkan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam

penelitian pengembangan berdasarkan model sistem pembelajaran :

Gambar 2.1 Bagan Pengembangan Model Cick & Carey

Kelebihan dari model pengembangan Dick & Carey:

1. Setiap langkah yang dilakukan jelas dan dapat diikuti

2. pelaksanaanya teratur

3. Terdapat revisi pada analisis pembelajaran

4. Memiliki komponen yang lengkap

28

Kelemahan dari model pengembangan Dick & Carey:

1. Pada tiap langkah penelitian telah ditentukan sehingga terkesan kaku

2. Langkah – langkah yang ada pada model pengembangan ini tidak dapat

mengembangkan semua prosedur kegiatan belajar mengajar.

3. Langkah uji coba tidak dideskripsikan dengan jelas

4. Revisi dilaksanakan setelah tes formatif

5. Terlalu banyak prosedur yang harus dilaksanakan pendidik

2.1.3.2. Model pengembangan Borg & Gall

Borg & Gall (2003) menyatakan bahwa dalam bidang pendidikan,

penelitian dan pengembangan merupakan model pengembangan yang hasil

penelitiannya akan diuji coba secara sistematis, dievaluasi dan disempurnakan

sehingga menjadi sebuah produk pembelajaran yang memenuhi standar.

Gambar 2.2 Bagan Model Pengembangan Borg & Gall (1989)

Kelebihan yang ada pada model ini yakni :

1. Dapat menghasilkan produk pengembangan yang memiliki tingkat validasi

tinggi,

2. Dapat memotivasi proses inovasi produk pembelajaran yang actual,

29

3. Dapat mengatasi kebutuhan pendidikan.

Kekurangan pada model pengembangan Borg & Gall ini yakni:

1. Memerlukan waktu yang cukup lama dalam melaksanakan penelitian

2. Memerlukan sumber dana yang cukup besar

3. Penelitian hanya diarahkan pada pemecahan masalah dan sampel

penelitian

4. Memerlukan sumber daya yang cukup besar

2.1.3.3. Model Pengembangan ADDIE

Model pengembangan ADDIE dapat dengan mudah digunakan pada

kurikulum yang mengajarkan 3 kompetensi seperti pengetahuan, keterampilan

dan sikap (Rahmat, 2019:35).

Gambar 2.3 Bagan Pengembangan Model ADDIE

Kelebihan Model pengembangan ADDIE adalah:

1. Model ini memiliki langkah-langkah penelitian yang mudah dan sederhana

2. Memiliki struktur yang sistematis

3. Model ini dapat digunakan pada berbagai macam produk pengembangan.

4. Dapat diterapkan pada kurikulum yang mengajarkan tiga kompetensi yakni

pengetahuan, keterampilan dan sikap

30

Kekurangan Model ADDIE ini yakni memerlukan waktu yang cukup

lama dalam melaksanakan langkah penelitian yang pertama yakni tahapan

analisis. Namun dengan adanya evaluasi disetiap langkah pada model

pengembangan ADDIE sehingga akan menghasilkan penelitian pengembangan

yang berkualitas.

2.1.4. Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini :

1. Riswinarni, dkk, (2016). Pengembangan leaflet sebagai media pembelajaran

ilmu pengetahuan alam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Bahan ajar yang

inovatif akan mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Pengembangan bahan ajar leaflet muatan IPA materi rangka

manusia, diharapkan mampu menumbuhkan motivasi pada siswa serta

siswa dapat memahami materi tentang rangka manusia dengan baik.

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang berusaha

mengembangkan bahan ajar agar lebih kreatif. Subjeknya yaitu empat dosen

ahli, satu guru IPA SD, dan 10 siswa kelas IV SD Muhammadiyah

Wirobrajan II. Teknik pengumpulan datanya yaitu angket untuk

mendapatkan kualitas maupun kelayakan leaflet. Penelitian ini

menggunakan analisis data data kuantitatif dalam bentuk skor penilaian.

Hasil penelitian menunjukan bahwa semua subyek memberikan penilaian

baik. Dengan demikian leaflet muatan IPA tentang rangka manusia ini layak

digunakan serta diterapkan dalam pembelajaran.

2. Widodo Winarso dan Dede Dewi Yuliyanti, (2017). Pengembangan Bahan

Ajar Matematika Berbentuk Leaflet Berbasis Kemampuan Kognitif Siswa

31

Berdasarkan Teori Bruner. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

dan pengembangan. Model penelitiannya yaitu pengembangan desain.

Aspek penilaiannya menggunakan penilaian produk oleh para ahli, tes

kemampuan kognitif, siswa berdasarkan teori Bruner dan lembar tanggapan

siswa. Penilaian produk terdiri atas konten layak, tampilan, bahasa, dan

kelengkapan komponen. Menggunakan sampel dari pilihan peneliti yaitu

kelas VIII D dari populasi kelas VIII. Sehingga diperoleh proporsi

kemampuan kognitif siswa untuk tahap enaktif 34%, tahap ikonik 33% dan

tahap simbolik 33%. Disimpulkan bahwa bahan ajar kubus dan balok dalam

bentuk leaflet berbasis kemampuan kognitif siswa berdasarkan teori Bruner

layak dan efektif dijadikan sebagai alternatif bahan ajar yang bisa digunakan

dalam pembelajaran kubus dan balok.

3. Cinde Futriyah, dkk. (2013). Penggunaan bahan ajar leaflet terhadap

aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa. Penelitian ini

menggunakan desain pretes-postes non ekuivalen. Dengan sampel

penelitiannya yaitu siswa kelas VIIA dan kelas VIIC, dipilih secara cluster

random sampling. Penelitian ini mengunakan data kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif berupa data aktivitas belajar dan lembar kemenarikan bahan

ajar leaflet yang dianalisis dengan cara deskriptif. Data kuantitatif

didapatkan dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis

menggunakan uji-U. penelitian ini menunjukkan hasil berupa peningkatan

aktivitas belajar siswa dengan rata-rata 84,52% dengan kriteria tinggi.

Materi yang dikuasai oleh siswa juga meningkat dengan nilai rata-rata

pretest (63,23), postest (84,84), dan N-gain (59,28). Sebagian besar siswa

32

tertarik terhadap penggunaan bahan ajar leaflet. Disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan bahan ajar leaflet berpengaruh terhadap aktivitas

belajar dan penguasaan materi oleh siswa.

4. Farida Andriyani, dkk. (2013). Pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet

terhadap hasil belajar siswa. Penelitian menggunakan desain pretes-postes

kelompok non ekuivalen. Dengan sampel penelitiannya siswa kelas VIIID

dan VIIIF, dipilih dari populasi secara clusster random sampling. Penelitian

ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh

dari rata-rata nilai pretes, postes serta N-gain, selanjutnya dianalisis

menggunakan uji U. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa dan

tanggapan siswa yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitiannya

menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata

nilai N-gain 68,9. Hasil rata-rata aktivitas belajar siswa juga mengalami

peningkatan dengan kriteria baik (75,4). Selain itu hasil angket

menunjukkan sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap

penggunaan bahan ajar leaflet. Disimpulkan bahwa pembelajaran

menggunakan bahan ajar leaflet berpengaruh signifikan terhadap hasil

belajar siswa dan aktivitas siswa siswa pada materi pokok sistem peredaran

darah manusia

5. Endah, dkk. (2013). Penggunaan bahan ajar leaflet terhadap hasil belajar

siswa. Desain penelitian ini ialah pretes-postes kelompok non ekuivalen.

Dengan sample siswa kelas VIIIE dan VIIID yang dipilih dari populasi

secara clusster random sampling. Datanya berupa data kualitatif yang

didapat dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain, selanjutnya dianalisis

33

menggunakan uji U, dan data kualitatif diambil dari aktivitas belajar serta

tanggapan siswa yang dianalisis dengan cara deskriptif. Terdapat hasil

penelitian yang menunjukkan nilai rata-rata N-gain (59,7) dan rata-rata

aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan kriteria cukup

(72,7). Terdapat tanggapan positif dari sebagian besar siswa terhadap

penggunaan bahan ajar leaflet. Dengan begitu, pembelajaran menggunakan

bahan ajar leaflet memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatan hasil

belajar siswa dan aktivitas siswa siswa materi pokok sistem gerak manusia

2.2 Kerangka Berpikir

Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang SKL (Standar Kompetensi

Lulusan) Pendidikan Dasar dan Menengah menegaskan pentingnya keterampilan

abad 21 pada siswa. Keterampilan yang dimaksud itu adalah 4C yang merupakan

singkatan dari Critical thingking (Berpikir kritis), Creativity (Kreativitas),

Collaboration (Kerja sama) dan Communication (Komunikasi). Untuk mencapai

keterampilan abad 21 ini diperlukanlah bahan ajar yang menjembatani agar siswa

mampu menguasi keterampilan tersebut. Bahan ajar yang dimaksud adalah bahan

ajar cetak leaflet yang dikemas semenarik mungkin, yang bersifat praktis, singkat,

sederhana, dan mudah dipahami oleh siswa Sekolah Dasar.

34

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka berpikir penelitian ini ialah sebagai berikut:

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

Masalah Hasil Proses Penyelesaian Masalah

Penurunan keterampilan abad 21 siswa

pada masa pandemi Covid-19

Perubahan sistem pembelajaran yang

sering berubah-ubah pada masa

pandemi Covid-19

Sarana dan prasarana baik dari sekolah,

lingkungan, maupun wali murid yang

tidak mendukung seperti, kebutuhan

pembelajaran yang mengharuskan

untuk dapat mengembangkan bahan

ajar, jaringan internet yang tidak stabil,

dan tingkat kemampuan wali murid

yang berbeda-beda baik ekonomi

maupun pendidikan

Bahan Ajar Cetak Leaflet Ahmad (2017: 19-20)

Bahan cetak yang tertulis berupa lembaran yang dapat

dilipat namun tidak dimatikan/dijahit

Didesain secara cermat dengan ilustrasi berupa gambar

dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta

mudah dipahami untuk terlihat menarik

Kelebihan Bahan Ajar Cetak Smaldino, dkk. (2011:289)

Ketersediaan

Protabilitas

Ekonomis

Ramah

Fleksibilitas

Model Pengembangan ADDIE Rahmat (2019:35)

Analisis, desain, pengembangan implementasi, dan evaluasi

Menghasilkan sebuah produk

berupa bahan ajar cetak

leaflet sehingga siswa mampu

menguasai keterampilan abad

21 secara optimal.

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Reserc &

Development). Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE.

Model pengembangan ADDIE disusun dengan berurutan serta terprogram secara

sistematis, berupaya untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan bahan

ajar leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada siswa Sekolah Dasar sehingga

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Setiap langkahnya yang dilalui

selalu memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi dan revisi guna

menghasilkan produk yang lebih baik. Selain itu Model pengembangan ADDIE

memiliki kelebihan lainnya, yaitu model ini memiliki langkah-langkah

penelitian yang mudah dan sederhana, memiliki struktur yang sistematis, model

ini dapat digunakan pada berbagai macam produk pengembangan dan dapat

diterapkan pada kurikulum yang mengajarkan tiga kompetensi yakni

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Model ADDIE terdiri dari lima langkah, yaitu:

Gambar 3.1 Langkah Model ADDIE

Analyze

Desaign Evaluate

Develope

Implement

36

3.2. Prosedur Pengembangan

Penelitian pengembangan ini dilaksanakan berdasarkan prosedur model

ADDIE. Prosedur tersebut dimulai dengan analisis, desain produk, pengembangan

dan implementasi, dan evaluasi sehingga menghasilkan produk akhir.

3.2.1. Analisis (analyze)

Tahap analisis (Analyze) terdapat kegiatan yang dilakukan dalam penelitian

pengembangan ini, yaitu:

1. Analisis kebutuhan dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan

bahan ajar sebagai sumber utama dalam pembelajaran serta ketersediaan bahan

ajar bahan ajar yang mendukung terlaksananya suatu kegiatan evaluasi hasil

belajar siswa. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi awal

pada pembelajaran tematik di kelas dan wawancara terhadap guru kelas. Hasil

observasi dan wawancara pada tahap ini yang menjadi landasan ditentukannya

bahan ajar yang perlu dikembangkan untuk membantu meningkatkan

keterampilan abad 21 siswa.

2. Analisis kompetensi (Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

materi pokok tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan

lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar). Analisis

kompetensi dilakukan dengan menguraikan memahami karakteristik

kompetensi pada muatan IPA yang digunakan di sekolah. Ini dimulai dari

melihat kompetensi dasar pada muatan IPA kelas V tema 1. Kemudian

kompetensi dasar pada muatan IPA diuraikan menjadi indikator, sehingga

didapatkan tujuan dari pembelajaran muatan IPA kelas V tema 1. Yang

kemudian difokuskan ke subtema 2 pada pembelajaran 2. Selain itu

37

kompetensi yang harus dimiliki siswa ialah kompetensi berbasis abad-21, yaitu

berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.

Tabel 3.1 Analisis Kompetensi

Kompetensi

Dasar IPA

Indikator Materi

Pokok

Tujuan Pembelajaran

3.1 Menjelaskan

alat gerak dan

fungsinya pada

hewan dan

manusia serta

cara memelihara

kesehatan alat

gerak manusia

Mendemonst

rasikan

berbagai

jenis, nama

dan fungsi

tulang pada

manusia

Rangka

organ

gerak pada

manusia

1. Dengan mengamati, siswa mampu

menemukan konsep rangka organ gerak

pada manusia dengan benar.

2. Dengan mengamati gambar rangka

organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai

jenis tulang pada manusia dengan benar.

3. Dengan mengamati gambar rangka

organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai

nama tulang pada manusia dengan benar.

4. Dengan mengamati gambar rangka

organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai

fungsi tulang pada manusia dengan

benar.

5. Dengan melakukan demonstrasi, siswa

mampu membuat gambar rangka organ

gerak pada manusia secara utuh dengan

benar.

3. Analisis karakter siswa

Karakter siswa usia jenjang sekolah dasar terdapat pada tahap

operasional-konkret. Suatu pembelajaran dengan menggunakan alat atau

benda dengan pilihan warna pada gambar dan konkret atau nyata dapat

membantu dalam kegiatan berpikir rasional. Sehingga, diperlukan bahan ajar

yang dapat menghubungkan dengan kehidupan nyata.

Karakter siswa perlu diketahui pada fase perkembangannya yang dapat

dilihat dari beberapa aspek utama, yaitu kognisi, sosial-emosional,

perkembangan bahasa dan fisik serta motorik siswa. Pada perkembangan

kognisi erat kaitannya dengan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah

yang pada usia 7-11 tahun siswa berada pada tahap operasional konkret. Pada

perkembangan sosial-emosional siswa cenderung lebih suka bermain dan

38

berbicara tentang lingkungan sekitar. Pada tahap inilah intensitas hubungan

siswa dengan teman sebayanya meningkat. Pada perkembangan bahasa siswa

mengalami tahap yang begitu pesat dan mencapai kesempurnaan pada akhir

masa remaja. Pada perkembangan fisik dan motorik, ditahap ini siswa

mengalami perubahan yang berbeda antara siswa wanita dengan siswa laki-

laki. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang berbeda setiap individunya.

3.2.2. Desain (design)

Desain merupakan tahap untuk menentukan apa saja yang diperlukan dalam

kegiatan menentukan komponen produk, membuatan produk pengembangan dalam

bentuk storyboard dan pembuatan Prototype produk sebagaimana rancangan yang

telah dibuat. Produk bahan ajar cetak leaflet dikembangkan pada tema 1 organ

gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2

muatan IPA kelas V Sekolah Dasar berbasis keterampilan abad-21. Dimulai dari

aplikasi yang diperlukan, peralatan, bahan, ukuran, bentuk, maupun warna produk

yang akan dibuat.

Tabel 3.2 Komponen Produk

No Komponen Produk

1. Aplikasi Canva

2. Peralatan Laptob atau Smart Phone

3. Bahan Kertas A4 80 gsm

4. Ukuran 21 cm x 29,7 cm

5. Bentuk Selembar kertas berisi tulisan yang dilengkapi gambar

di kedua belah sisi kertas, berbentuk 2 kolom dan dilipat

menjadi 3

6. Warna Menyesuaikan

3.2.3. Pengembangan (develope)

Tahap ini merupakan kegiatan menerjemahkan semua hal yang ada pada

tahap desain ke dalam bentuk fisik. Untuk pengembangkan bahan ajar leaflet alat,

bahan dan aplikasi yang dibutuhkan berupa: laptob atau smart phone, printer, kertas

39

A4 ukuran 80 GSM, aplikasi canva. Setelah itu, selanjutnya menentukan gambar

kerangka manusia setiap bagian. Mulai dari bagian bagian rangka kepala, badan,

anggota gerak (rangka anggota gerak atas dan bawah) pada manusia untuk

membuat bahan ajar leaflet. Selanjutnya gambar yang sudah dipilih tersebut

didesain dengan menggunakan aplikasi Canva dengan menggunakan laptob

maupun smart phone. Setelah desain selesai dibuat maka tahap terakhir adalah

mencetaknya kedalam kertas A4 ukuran 800 gram.

Ketika produk yang dikembangkan jadi, langkah selanjutnya adalah validasi

oleh ahli media dan ahli pembelajaran yang selanjutnya dilakukan revisi produk

layak untuk diuji coba. Validasi dilakukan oleh satu orang ahli media dan satu

orang ahli pembelajaran. Untuk validasi media dilakukan oleh ahli pembelajaran

media yang berkualitas sarjana (S1) pendidikan. Validasi pembelajaran dilakukan

oleh ahli pembelajaran yang berkualifikasi pada bidang tersebut sarjana (S1)

pendidikan. Ketika produk sudah divalidasi, langkah yang harus dilakukan adalah

revisi produk yang dikembangkan sampai produk dikatakan valid. Jika produk

sudah dikatakan valid, maka akan lanjut ke tahap implementasi.

3.2.4. Implementasi (implementation)

Tahap implementasi atau uji coba produk dikembangkan pada situasi yang

nyata. Hasil pengembangan diterapkan pada pembelajaran dengan cara nyata untuk

mengetahui pengaruh produk terhadap kualitas pembelajaran. Penerapan bahan

ajar leaflet secara nyata kepada siswa dilakukan pada tahap implementasi. Kegiatan

implementasi atau uji coba produk dilakukan kepada perorangan dan kelompok

kecil di sekolah dasar yakni siswa kelas VA SDN 153/IX Suka Makmur dengan

jumlah siswa 3 orang siswa pada uji coba perorangan dengan 3 tingkat kemampuan

40

yang berbeda setiap siswa dan 6 orang siswa untuk uji coba kelompok kecil. Tahap

ini berfungsi untuk mengetahui kepraktisan penggunaan bahan ajar leaflet yang

dikembangkan.

3.2.5. Evaluasi

Evaluasi pada model pengembangan ini, dilakukan pada setiap tahapannya

agar menghasilkan produk yang benar-benar berkualitas. Setelah bahan ajar cetak

leaflet dilakukukan uji coba, maka akan terlihat adanya kekurangan pada bahan

ajar tersebut. Apapun yang terjadi pada setiap langkah, dijelaskan sebagai bentuk

perbaikan pengembangan produk.

3.3. Subjek Uji Coba

Penelitian pengembangan ini mengunakan subjek uji coba siswa kelas V

Sekolah Dasar. Dimana subjek uji coba terdiri dari perorangan dan kelompok kecil.

Uji coba perorangan terdiri dari 3 orang siswa kelas VA sift 1 SDN 153/IX Suka

Makmur dengan masing-masing memiliki tingkat kemampuan berbeda, yaitu

tingkat kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dan kemampuan rendah.

Sedangkan uji coba kelompok kecil berjumlah 6 siswa kelas VA sift 2 SDN 153/IX

Suka Makmur. Uji coba perorangan dan kelompok kecil dilakukan untuk

mengetahui kepraktisan bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21

yang telah dibuat.

3.4. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh peneliti pada pengembangan bahan ajar

leaflet berbasis keterampilan abad-21 adalah data deskriptif kualitatif dan data

41

deskriptif kuantitatif. Data deskriptif kualitatif diperoleh dari analisis kompetensi

dasar, analisis siswa, saran dan komentar yang didapatkan dari ahli media dan ahli

pembelajaran, guru serta tanggapan siswa kelas VA SDN 153/IX Suka Makmur

dengan pemaparan secara deskriptif.

Data deskriptif kuantitatif berupa data persentase angka yang diperoleh dari

hasil perhitungan angket dan nilai tes yang diperoleh siswa. Data dari penelitian

pengembangan ini adalah ahli media dan ahli pembelajaran untuk mengetahui

tingkat validasi bahan ajar cetak leaflet. Selanjutnya guru dan siswa kelas VA SDN

153/IX Suka Makmur untuk mengetahui tingkat kepraktisan bahan ajar cetak

leaflet.

Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari partisipan, yaitu kepala

sekolah untuk mengetahui kompetensi yang digunakan pada subjek penelitian, guru

kelas untuk mengetahui kebutuhan pengembangan pada subjek penelitian serta

respon guru terhadap bahan ajar cetak leaflet yang telah dikembangkan, dan siswa

untuk mengetahui karakteristik dalam hal menyesuaikan pada bahan ajar cetak

leaflet yang akan dikembangkan dan mengenai kepraktisan bahan ajar cetak leaflet

yang telah dirancang.

3.5. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendapatkan

kelengkapan informasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen

pengumpulan data berupa angket, tes, wawancara dan dokumentasi. Angket yang

digunakan oleh peneliti ialah angket tertutup, yang bertujuan untuk membatasi

subjek menjawab angket. peneliti menggunakan dua angket untuk mendapatkan

42

data. Pertama, angket validitas produk yang diberikan kepada tim ahli media dan

pembelajaran. Kedua, angket penilaian kepraktisan bahan ajar cetak leaflet yang

diberikan kepada guru kelas dan siswa.

Tes dilakukan untuk mengukur keterampilan abad-21 siswa dan mengetahui

kepraktisan produk yang dirancang. Tes ini termasuk tes esay yang terdiri dari 4

soal berbasis keterampilan abad-21.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat

sebagai dasar pendeskripsian. Kegiatan ini dilakukan pada masa penelitian yang

termasuk ketika uji coba berlangsung. Wawancara ke siswa untuk mengetahui

kepraktisan bahan ajar cetak leaflet, guru kelas untuk mengetahui kebutuhan

pengembangan, dan kepala sekolah untuk mengetahui penerapan kompetensi pada

kurikulum di sekolah tersebut.

3.5.1. Instrumen Validasi

Instrumen validasi ini berupa lembar penilaian yang akan digunakan oleh

ahli media dan ahli pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui apakah produk

yang dikembangkan bisa dikatakan layak atau belum. Berikut ini adalah kisi-kisi

lembar instrumen validasi ahli media dan pembelajaran.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media

Indikator Deskriptor No Item

Jelas dan rapi Bahan ajar yang digunakan dapat digunakan dengan jelas 1

Bahan ajar yang digunakan rapi dalam tata letak 2

Menarik Penyajian bahan ajar menggunakan warna yang menarik 3

Cocok dan

tepat sasaran

Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan karakteristik siswa 4

Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan saran subjek pembelajaran 5

Relevan

dengan topik

yang diajarkan

Bahan ajar leaflet relevan dengan topik yang diajarkan 6

Sesuai dengan

tujuan

pembelajaran

Bahan ajar leaflet sesuai dengan yang diharapkan 7

Praktis dan

luwes

Bahan ajar leaflet praktis dan luwes 8

43

Berkualitas

baik

Bahan ajar leaflet memiliki kualitas yang baik 9

Ukuran sesuai

dengan

lingkungan

belajar

Bahan ajar leaflet mudah disimpan 10

(Sumber: Asyhar (2012)

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Pembelajaran

Variabel Indikator Deskriptor No Item

Pengembangan

Bahan Ajar

Leaflet Berbasis

Abad-21 Tema 1

siswa kelas V

Sekolah Dasar

Identitas mata

pelajaran

Leaflet memuat judul mata pelajaran,

berupa: tema/subtema, muatan dan materi.

1

Kompetensi

dasar

Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan

pembelajaran

2

Materi ajar Materi yang disajikan sesuai dengan materi

yang terkandung dalam kompetensi dasar

3

Kegiatan

pembelajaran

Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat

pendidikan di sekolah dasar

4

Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai

dengan kenyataan dan efisien untuk

meningkatkan pemahaman siswa

5

Leaflet yang disajikan dapat

membangkitkan motivasi

6

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan berpikir kritis

7

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan kreatif

8

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan kerja sama

9

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan komunikasi

10

(Sumber: Permendikbud, 2016; Modul Praktik Baik Tanoto Foundation, 2018)

3.5.2. Instrumen Kepraktisan

Kepraktisan bahan ajar leaflet dapat dilihat dengan menggunakan lembar

angket guru dan siswa. Lembar angket disusun untuk melihat kepraktisan dan

manfaat bahan ajar leaflet. Sehingga hasilnya akan diperoleh penilaian yang

menyatakan kepraktisan produk yang dikembangkan. Berikut ini terdapat angket

respon guru dan siswa:

Tabel 3.5 Angket Respon Guru

No Pertanyaan/Pernyataan untuk Guru

1. Penggunaan bahan ajar leaflet praktis

2. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar leaflet

44

3. Kesesuaian antara kompetensi inti, kompetensi dasar dengan indikator dan tujuam

pembelajaran

4. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan paparan materi

5. Ukuran teks dan jenis huruf pada bahan ajar leaflet dapat terbaca

6. Kesesuaian gambar dengan materi dalam bahan ajar

7. Bahan ajar leaflet dapat mempermudah siswa dalam memahami materi

8. Kedalaman materi yag disajikan

9. Bahan ajar leaflet dapat meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran

10. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan tingkat perkembangan

kognitif siswa

11. Materi tidak terdapat unsur SARA/pornografi

Tabel 3.6 Angket Respon Siswa

No Pertanyaan/Pernyataan untuk Siswa

1. Bahan ajar leaflet praktis digunakan

2. Bahan ajar leaflet menarik

3. Kejelasan isi materi

4. Materi yang disajikan membuat siswa mengetahui tentang rangka organ gerak pada

manusia yang terdapat di bahan ajar leaflet

5. Kejelasan tulisan dan gambar pada bahan ajar leaflet

6. Bahasa pada bahan ajar leaflet mudah dipahami

7. Panduan pengerjaan soal, mudah dimengerti

8. Tampilan bahan ajar leaflet menarik perhatian sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu

9. Gambar pada bahan ajar leaflet sesuai dengan penjelasannya

10. Gambar pada bahan ajar leaflet membantu memperjelas materi pembelajaran

3.6 Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah data terkumpul ialah melakukan analisis dan

mengelompokkan data sesuai instrumennya. Analisis data adalah suatu proses

untuk mencari dan menyusun dengan cara sistematis yang mana data tersebut

diperoleh dari hasil penelitian agar dapat dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Pada penelitian pengembangan ini menggunakan

teknik analisis data deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan

mengenai prosedur pembuatan bahan ajar leaflet berbasis keterampilan abad-21,

mengolah saran dan komentar dari ahli media, ahli pembelajaran, guru dan siswa

kelas VA. Data deskriptif kualitatif tersebut dikelompokkan kemudian dipakai

untuk memperbaiki produk pengembangan. Sedangkan analisis deskriptif

kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil validasi hasil dari ahli media, ahli

45

materi, penilaian guru dan siswa kelas VA serta hasil tes yang diperoleh siswa kelas

VA.

3.6.1 Analisis Data Angket Validitas

Data mengenai validitas produk diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh

validator ahli media dan validator ahli pembelajaran. Berikut ini merupakan

langkah analisis data validitas produk bahan ajar leaflet:

a. Data yang terkumpul dihitung skor rata-rata dengan rumus:

𝑆𝑉 =∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟

∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100% (Puspita, dkk. 2017)

b. Data hasil penilaian terhadap validitas produk bahan ajar leaflet dianalisis

secara deskriptif. Kriteria tingkat validitas dan revisi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 Pedoman Skor Kriteria Validitas Produk

Kategori Nilai Kriteria

30% ≤ SV ≤ 39% Tidak Valid

40% ≤ SV ≤ 55% Kurang Valid

56% ≤ SV ≤ 65% Cukup Valid

66% ≤ SV ≤ 79% Valid

80% ≤ SV ≤ 100% Sangat Valid

(Sumber: Puspita, dkk, 2017)

3.6.2 Analisis Data Kepraktisan

Data angket kepraktisan diperoleh dari penilaian yang dilakukan oleh guru

kelas VA dan siswa untuk hasil uji coba. Berikut ini adalah langkah analisis data

kepraktisan bahan ajar leaflet:

a. Data yang terkumpul dari angket dihitung skor rata-rata dengan rumus:

𝑆𝑉 =∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟

∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100% (Puspita,dkk. 2017)

b. Data yang terkumpul dari tes siswa dihitung skor rata-rata dengan rumus:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

46

c. Data hasil penilaian terhadap kepraktisan produk pengembangan bahan ajar

leaflet dianalisis secara deskriptif. Kriteria tingkat kepraktisan dan revisi

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Pedoman Skor Kriteria Kepraktisan Produk

Kategori Nilai Kriteria

30% ≤ SV ≤ 39% Tidak Praktis

40% ≤ SV ≤ 55% Kurang Praktis

56% ≤ SV ≤ 65% Cukup Praktis

66% ≤ SV ≤ 79% Praktis

80% ≤ SV ≤ 100% Sangat Praktis

(Sumber: Puspita, dkk, 2017)

47

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengembangan

Hasil Penelitian dan pengembangan ini adalah produk bahan ajar berupa

bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad 21 pada tema 1 organ gerak

hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA

siswa kelas V Sekolah Dasar yang valid dan praktis dengan menggunakan prosedur

model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation

and Evaluation). Tingkat validitas bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan

dilihat dari penilaian validator ahli media dan ahli pembelajaran. Tingkat

kepraktisan bahan ajar cetak leaflet dilihat dari penilaian praktisi oleh guru

(pendidik) dan peserta didik setelah melakukan uji coba kelompok kecil.

4.1.1. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet

Produk bahan ajar cetak leaflet tema 1 organ gerak hewan dan manusia

subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V

Sekolah Dasar yang dikembangan pada dalam penelitian ini menggunakan prosedur

model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation

and Evaluation). Tahap yang dilakukan dalam pengembangan produk dijelaskan

sebagai berikut.

4.1.1.1. Tahap Analyze (Analisis)

Tahap awal pada prosedur model pengembangan yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi 3 kegiatan analisis, yaitu:

48

1. Analisis Kebutuhan

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pendidik (guru) kelas VA SDN

153/IX Suka Makmur, yakni ibu Kasma Juniati melalui wawancara, diperoleh

informasi bahwa SDN 153/IX Suka Makmur dalam pelaksanaan kurikulum 2013

pada masa pandemi Covid-19 sudah mengusahakan dengan sebaik mungkin.

Namun secara nyata terdapat penurunan pada keterampilan abad-21. Pandemi

Covid-19 menimbulkan perubahan sistem pembelajaran yang sering berubah-ubah

yakni secara normal dilakukan pembelajaran tatap muka sekarang dilakukan

pembelajaran jarak jauh maupun sistem sift. Sehingga dituntutlah pihak siswa untuk

memiliki hand phone yang mampu menunjang pembelajaran jarak jauh. Namun

dikarenkan tingkat kemampuan wali murid yang berbeda-beda seperti ekonomi

maupun pendidikan dan ketidak stabillan jaringan internet. Oleh sebab itu guru

memiliki peran besar dalam menyiapkan siswa untuk menguasai empat

keterampilan abad-21 agar siswa mampu menghadapi tantangan global tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas VA menyampaikan

keluhannya tentang pembelaran daring yang sering kali terhambat oleh waktu dan

keadaan jaringan dari para siswa. Penghambatan itu sendiri berakibatkan pada

ketidak tercapaiannya siswa dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan

abad 21. Proses pembelajaran dalam keadaan new normal ini sendiri seharusnya

guru dituntut untuk mampu mengembangkan bahan ajar yang menarik dan efektif

dalam proses pembelajaran. Namun dilapangan sendiri terlihat guru masih berfokus

pada materi dan belum mampu dalam mengembangkan bahan ajar yang baik.

Terkhusus untuk materi pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia

subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA guru menyatakan

49

bahwa ketidak tercapainya keberhasilan pembelajaran pada siswa kelas VA. Guru

menyatakan bahwasannya dari 30 siswa kelas VA hanya sekitar 2 siswa yang

berhasil menguasai materi mengenai rangka organ manusia. Ini dibuktikan dengan

adanya kegiatan evalusai yang dilakukan secara luring dengan sistem sift serta

menerapkan protokol kesehatan.

Keterbatasan guru dalam mengembangkan bahan ajar ini sendiri berdampak

pada pengetahuan dan keterampilan abad-21 siswa. Sehingga dibutuhkan bahan

ajar yang mampu menjembatani permasalahan yang terjadi. Salah satu bahan ajar

yang dapat mengatasi kebutuhan di SD N 153/IX Suka Makmur ialah bahan ajar

cetak leaflet.

2. Analisis Kompetensi

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari kepala sekolah SD N 153/IX

Suka makmur yaitu Bapak Sukisno, S.Pd melalui wawancara, diperoleh informasi

bawa pelaksanaan kurikulum 2013 di SD N 153/IX Suka Makmur terkhusus kelas

V hanya menggunakan buku guru dan buku siswa yang didistribusikan oleh

pemerintah sebagai sumber belajar. Yang mana kompetensi yang digunakan ialah

kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Sebagaimana Permendikbud No 24 Tahun 2016,

ada pada muatan IPA kelas V Tema 1.

Analisis kompetensi dilakukan dengan menguraikan karakteristik

kompetensi pada muatan IPA dan keterampilan abad-21 yang digunakan di

sekolah. Ini dimulai dari melihat kompetensi dasar pada muatan IPA kelas V tema

1. Kemudian kompetensi dasar pada muatan IPA diuraikan menjadi indikator,

sehingga didapatkan tujuan dari pembelajaran muatan IPA kelas V tema 1. Yang

kemudian difokuskan ke subtema 2 pada pembelajaran 2. Untuk keterampilan

50

abad-21 yang harus dimiliki siswa ialah berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan

komunikatif. Sehingga alanisis kompetensi ini terlihat jelas pada RPP, yang mana

sebagai pedoman guru dalam merancang pembelajaran.

Tabel 4.1 Analisis Kompetensi

Kompetensi

Dasar IPA

Indikator Materi

Pokok

Tujuan Pembelajaran

3.1 Menjelaskan

alat gerak dan

fungsinya pada

hewan dan

manusia serta

cara memelihara

kesehatan alat

gerak manusia

Mendemonst

rasikan

berbagai

jenis, nama

dan fungsi

tulang pada

manusia

Rangka

organ

gerak pada

manusia

6. Dengan mengamati, siswa mampu

menemukan konsep rangka organ gerak

pada manusia dengan benar.

7. Dengan mengamati gambar rangka

organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai

jenis tulang pada manusia dengan benar.

8. Dengan mengamati gambar rangka

organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai

nama tulang pada manusia dengan benar.

9. Dengan mengamati gambar rangka

organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai

fungsi tulang pada manusia dengan

benar.

10. Dengan melakukan demonstrasi, siswa

mampu membuat gambar rangka organ

gerak pada manusia secara utuh dengan

benar.

3. Analisis Karakter Siswa

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka melihat bagaimana karakteristik siswa

di kelas V sekolah dasar untuk menyesuaikan pada pengembangan bahan ajar cetak

leaflet berbasis keterampilan abad-21 yang akan dirancang. Berdasarkan observasi

uang dilakukan, terlihat bahwa siswa di kelas V SD N 153/IX Suka Makmur sangat

antusias ketika pembelajaran luring. Dalam hal ini mereka bisa melakukan kegiatan

yang benar-benar mereka alami secara nyata. Baik berdiskusi, menghasilkan suatu

karya, mengungkapkan ide dan bertanya mengenai materi. Selain ituk karakter

siswa usia jenjang sekolah dasar terdapat pada tahap operasional-konkret. Suatu

pembelajaran dengan menggunakan alat atau benda dengan pilihan warna pada

gambar dan konkret atau nyata dapat membantu dalam kegiatan berpikir rasional.

51

Sehingga, diperlukan bahan ajar yang dapat menghubungkan dengan kehidupan

nyata.

Karakter siswa perlu diketahui pada fase perkembangannya yang dapat

dilihat dari beberapa aspek utama, yaitu kognisi, sosial-emosional, perkembangan

bahasa dan fisik serta motorik siswa. Pada perkembangan kognisi erat kaitannya

dengan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah yang pada usia 7-11 tahun

siswa berada pada tahap operasional konkret. Pada perkembangan sosial-emosional

siswa cenderung lebih suka bermain dan berbicara tentang lingkungan sekitar,

dalam artian berinteraksi langsung. Pada tahap inilah intensitas hubungan siswa

dengan teman sebayanya meningkat. Pada perkembangan bahasa siswa mengalami

tahap yang begitu pesat dan mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja. Pada

perkembangan fisik dan motorik, ditahap ini siswa mengalami perubahan yang

berbeda antara siswa wanita dengan siswa laki-laki. Hal ini dipengaruhi oleh

aktivitas fisik yang berbeda setiap individunya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dikemukakan bersamaan disesuaikan

dengan tahapan karakter siswa, peneliti merancang pengembangan bahan ajar

pendukung berupa bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad 21.

Pengembangan bahan ajar cetak leaflet di desain dengan menggunakan gambar

sebagai ilustrasi dari materi serta warna yang menarik dalam proses pembelajaran.

Pengembangan produk ini dirancang untuk memunculkan keterampilan abad-21

pada siswa. Percobaan ini dilakukan pada muatan IPA tema 1 subtema 2

pembelajaran 2 kelas V. Kegiatan ini dirancang agar dapat memancing antusias

siswa dalam pembelajaran dan memudahkan mereka dalam memahami suatu

materi.

52

4.1.1.2. Tahap Design (Desain)

Langkah kedua pada model pengembangan yang dipilih, yakni terdapat tiga

bagian yang meliputi : 1) Menentukan komponen produk; 2) Pembuatan storyboard

produk pengembangan, dan 3) Pembuatan Prototype produk pengembangan.

1. Membentuk Komponen Produk

Tahap ini merupakan kegiatan menentukan atau membentuk komponen dari

produk. Dimulai dari aplikasi yang diperlukan, peralatan, bahan, ukuran, bentuk,

maupun warna produk yang akan dibuat.

Tabel 4.2 Komponen Produk

No Komponen Produk

1. Aplikasi Canva

2. Peralatan Laptob atau Smart Phone

3. Bahan Kertas A4 80 gsm

4. Ukuran 21 cm x 29,7 cm

5. Bentuk Selembar kertas berisi tulisan yang dilengkapi gambar

di kedua belah sisi kertas, berbentuk 2 kolom dan dilipat

menjadi 3

6. Warna Menyesuaikan

2. Storyboard Produk Pengembangan

Tahap ini berisi kegiatan pembuatan rancangan atau biasa disebut sketsa

yang akan dibuat dalam bentuk storyboard. Pembuatan storyboard dilakukan yakni

sebagai pedoman bagi peneliti untuk menyajikan bagian-bagian pada bahan ajar

cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada Tema 1 Organ Gerak Hewan dan

Manusia Subtema 2 Manusia dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Kelas

V Sekolah Dasar.

Tabel 4.3 Storyboard Bahan Ajar Cetak Berbasis Abad-21 pada Produk Pengembangan

No Bagian Bahan Ajar Kerangka Bahan Ajar

1. Bagian sisi

pertama

Berisi judul Judul

53

Kotak berwarna hijau akan

berisi nomor halaman pada

bagian lembar pertama. Dan

untuk nomor lembar

halaman pertama akan ada

pada kotak berwarna kuning

Kotak berwarna hijau akan

berisi identitas materi (tema,

subtema, pembelajaran,

muatan, materi, dan kelas).

Kotak berwarna biru berisi

gambar yang menjadi

ilustrasi dari materi yang

disajikan yang sebelumnya

terdapat beberapa peritah.

Untuk garis berwarna

merah, berfungsi sebagai

penjelasan singkat dari

gambar yang disajikan

dilanjutkan soal latihan.

Kotak berwarna biru ungu

berisikan petunjuk

penggunaan bahan ajar cetak

leaflet.

2. Bagian sisi kedua Terdapat judul yang

berfungsi menunjukkan

materi ditampilkan.

Kotak berwarna kuning

menunjukkan halaman

lembar kedua.

Kotak berwarna hijau berisi

no halaman pada lembar

kedua.

Kotak berwarna biru berisi

gambar yang menjadi

ilustrasi dari materi yang

disajikan, sebelumnya

terdapat beberapa peritah di

yang terletak di atas gambar.

Untuk garis berwarna

merah, berfungsi sebagai

penjelasan singkat dari

gambar yang disajikan

dilanjutkan soal latihan.

Judul

Judul

1.

Judul

Judul

Judul

54

3. Prototype Produk Pengembangan

Tahap ini peneliti membuat prototype produk yang dikembangkan

sebagaimana pada rancangan pada tahap sebelumnya. Bahan ajar cetak leaflet

berbasis keterampilan abad-21 akan dibuat semenarik mungkin dengan

menggunakan warna-warna yang menarik serta gambar sebagai ilustrasi yang

disesuai dengan materi. Bahan ajar leaflet menggunakan kerta A4 dan

menggunakan aplikasi Canva yang bisa digunakan di smart phone maupun laptob.

Prototype produk yang dibuat dalam penelitian dan pengembangan ini

disajikan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Prototype Bahan Ajar Cetak Leaflet berbasis Keterampilan Abad-21 pada Produk

Pengembangan

No Bagian Bahan Ajar Kerangka Bahan Ajar

1. Bagian sisi

pertama

Berisi judul

Kotak berwarna hijau

akan berisi identitas

materi (tema, subtema,

pembelajaran, muatan,

materi, dan kelas).

Kotak berwarna biru

berisi gambar yang

menjadi ilustrasi dari

materi yang disajikan

yang sebelumnya

terdapat beberapa

peritah.

Untuk garis berwarna

merah, berfungsi

sebagai penjelasan

singkat dari gambar

yang disajikan

dilanjutkan soal latihan.

Kotak berwarna biru

ungu berisikan petunjuk

penggunaan bahan ajar

cetak leaflet.

55

2. Bagian sisi

kedua

Terdapat judul yang

berfungsi menunjukkan

materi ditampilkan.

Kotak berwarna kuning

menunjukkan halaman

lembar kedua.

Kotak berwarna hijau

berisi no halaman pada

lembar kedua.

Kotak berwarna biru

berisi gambar yang

menjadi ilustrasi dari

materi yang disajikan,

sebelumnya terdapat

beberapa peritah di

yang terletak di atas

gambar.

Untuk garis berwarna

merah, berfungsi

sebagai penjelasan

singkat dari gambar

yang disajikan

dilanjutkan soal latihan.

4.1.1.3. Tahap Development (Pengembangan)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan kepraktisan produk.

1. Validitas Produk

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas produk, yang

terdiri dari beberapa kegiatan, seperti:

a. Validasi Ahli Media

Tahap validasi ahli media pada produk pengembangan ini dilakukan oleh

bapak Dr. Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pendidikan Guru

Sekolah Dasar FKIP Universitas Jambi sebagai dosen yang telah berpengalaman

melakukan penelitian dan pengembangan sesuai dengan keahliannya dalam

mengembangkan suatu media. Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-

56

21 yang telah dikembangkan dilakukan validasi sebanyak 3 kali hingga produk

yang dikembangkan dikatakan layak atau valid untuk diuji cobakan tanpa revisi

oleh Validator ahli media.

b. Validasi Ahli pembelajaran

Tahap validasi ahli pembelajaran pada produk pengembangan ini dilakukan

oleh Ibu Suci Hayati, S.Pd.,M.Pd selaku Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Universitas Jambi sebagai dosen yang telah berpengalaman melakukan

penelitian dan pengembangan sesuai dengan keahliannya dalam mengembangkan

suatu produk. Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 yang telah

dikembangkan dilakukan validasi sebanyak 2 kali hingga produk yang

dikembangkan dikatakan layak atau valid untuk diuji cobakan tanpa revisi oleh

Validator ahli pembelajaran.

2. Kepraktisan Produk

Produk yang telah dikembangkan dinyatakan valid oleh para validator,

langkah selanjutnya ialah melihat kepraktisan produk pengembangan. Kegiatan

yang dilakukan untuk melihat tingkat kepraktisan produk tersebut adalah dengan

memberikan satu buah bahan ajar cetak leaflet berbasis abad-21 kepada guru kelas

VA SDN 153/IX Suka Makmur beserta angket kepraktisan produk pengembangan

untuk mengetahui tingkat kepraktisannya. Jika hasil angket yang didapat dari guru

kelas VA belum berada pada kategori yang praktis, maka bahan ajar cetak leaflet

yang dikembangkan harus dilakukan revisi sesuai masukan yang didapat dari guru

kelas VA hingga bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan berada pada kategori

yang praktis.

4.1.1.4. Tahap Implementation (Implementasi)

57

Tahap implementasi ini dilaksanakan untuk melihat tingkat kepraktisan

bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 yang telah dikembangkan.

Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini yaitu melakukan uji coba perorangan dan

uji coba kelompok kecil.

a. Uji Coba Perorangan

Uji coba perorangan pada penelitian dan pengembangan ini dilakukan

kepada 3 orang siswa kelas VA sift 1 SDN 153/IX Suka Makmur dengan

kemampuan yang berbeda, yaitu: 1) 1 orang siswa yang berkemampuan tinggi; 2)

1 orang siswa yang berkemampuan sedang; serta 3) 1 orang siswa yang

berkemampuan rendah. Uji coba perorangan dilakukan dengan melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP uji coba yang telah dibuat kemudian memberikan

angket respon siswa. Selama kegiatan pembelajaran, di dalamnya terdapat kegiatan

melakukan tes essay ke 3 orang siswa dengan tujuan untuk mengetahui kepraktisan

produk dan sekaligus mengetahui keterampilan abad-21 siswa.

b. Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil pada penelitian pengembangan ini dilakukan

kepada 6 orang siswa kelas VA sift 2 SDN 153/IX Suka Makmur. Uji coba

kelompok kecil dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

uji coba yang telah dibuat kemudian memberikan angket respon siswa. Selama

kegiatan pembelajaran, di dalamnya terdapat kegiatan melakukan tes essay ke 6

orang siswa dengan tujuan untuk mengetahui kepraktisan produk dan sekaligus

mengetahui keterampilan abad-21 siswa.

4.1.1.5. Tahap Evaluation (Evaluasi)

58

Selama melakukan pengembangan, terdapat banyak saran dan kritik yang

didapat dari validator dan praktisi. Saran dan kritik yang diberikan tersebut,

dilakukan revisi pada setiap tahapnya guna perbaikan produk yang lebih baik lagi

sampai produk bahan ajar cetak leaflet dikatakan layak.

4.1.2. Validasi Bahan Ajar Cetak Leaflet

Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 yang dikembangkan

dapat dikatakan layak untuk di uji cobakan apabila memperoleh kategori valid oleh

para validator. Berikut merupakan hasil yang diperoleh oleh para validator untuk

mengetahui tingkat validitas produk yang telah dikembangakan.

4.1.2.1 Validasi Ahli Media

Peneliti melakukan validasi ahli media kepada validator sebanyak 3 kali

hingga produk yang dikembangkan dikatakan layak oleh validator untuk diuji

cobakan. Hasil validasi ahli media yang dilakukan terlihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli Media

No Deskriptor Hasil Validasi

Tahap I Tahap II Tahap III

1 Bahan ajar yang digunakan dapat digunakan

dengan jelas

3 4 5

2 Bahan ajar yang digunakan rapi dalam tata

letak

5 5 5

3 Penyajian bahan ajar menggunakan warna yang

menarik

3 4 5

4 Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan

karakteristik siswa

3 4 5

5 Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan saran

subjek pembelajaran

4 4 5

6 Bahan ajar leaflet relevan dengan topik yang

diajarkan

1 5 5

7 Bahan ajar leaflet sesuai dengan yang

diharapkan

1 4 5

8 Bahan ajar leaflet praktis dan luwes 5 5 5

9 Bahan ajar leaflet memiliki kualitas yang baik 3 4 5

10 Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan

karakteristik siswa

5 5 5

Jumlah 33 44 50

59

Skor Validitas 66% 88% 100%

Kategori Valid Sangat

valid

Sangat

valid

Berdasarkan Tabel 4.5 hasil validasi ahli media tahap 1 yang dilakukan pada

29 Oktober 2021, diperoleh nilai 33. Nilai 33 mendapatkan skor validitas sebesar

66% yang berada dalam kategori valid. Validator memberikan kesimpulan bahwa

bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan belum dapat digunakan dan harus

melakukan revisi dikarenakan masih terdapat beberapa bagian yang harus

diperbaiki. Saran yang didapat dari validator pada validasi tahap I yaitu: (1)

Petunjuk penggunaan media harus dibuat; (2) Media harus sesuai dengan

karakteristik siswa di sekolah dasar; (3) Kertas kurang tebal sehingga terawang; (4)

Harus sesuai dengan KD, indikator dan tujuan.

Gambar 4. 1 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap I

Sebagaimana saran yang didapat dari validator ahli media pada validasi tahap

I, kemudian dilakukan penelitian kembali oleh validator ahli media pada validasi

tahap II. Validasi tahap II yang dilakukan pada 4 November 2021, diperoleh nilai

yaitu 44. Nilai 44 mendapatkan skor validasi sebesar 88% yang berada dalam

kategori sangat valid. Meskipun sudah mendapatkan kategori sangat valid pada

validasi tahap II, validator tetap memberikan saran dan harus dilakukan revisi

terhadap bahan ajar cetak leaflet yang telah dikembangkan. saran yang didapat dari

60

validator pada validasi tahap II yaitu: (1) Gunakan kertas tebal yang tidak terlalu

tipis; dan (2) Petunjuk penggunaan harus dibuat.

Gambar 4. 2 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap II

Sebagaimana saran yang didapat dari validator ahli media pada validasi tahap

II, kemudian dilakukan penilaian kembali oleh validator ahli media pada tahap II.

Validasi tahap III yang dilakukan pada 5 November 2021, diperoleh nilai yaitu 50.

Nilai 50 mendapatkan skor validitas sebesar 100% yang berada dalam kategori

sangat valid. Berdasarkan nilai yang telah didapat pada validasi tahap III, bahan

ajar cetak leaflet yang dikembangkan sudah dapat digunakan dalam proses

pembelajaran sebagaimana saran dari validator yang tercantum pada lampiran 3.

Hasil keseluruhan penilaian dari validator ahli media yang diberikan oleh validator

pada tahap I sampai III terdapat pada gambar berikut.

Gambar 4. 3 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap III

Hasil yang telah diperoleh dari validator ahli media dari tahap I sampai tahap

III ditunjukkan pada gambar 4.2 diagram hasil validasi ahli media berikut.

61

Gambar 4.4 Diagram Hasil Validasi Ahli Media

Berikut revisi yang dilakukan selama melakukan validasi ahli media.

(a) Sebelum revisi (b) Sesudah revisi

Gambar 4.5 Revisi Lembar I pada Bahan Ajar Cetak Leaflet

(a) Sebelum revisi (b) Sesudah revisi

Gambar 4.6 Revisi Lembar II pada Bahan Ajar Cetak Leaflet

4.1.2.2 Validasi Ahli Pembelajaran

Peneliti melakukan validasi pembelajaran kepada validator sebanyak 2 kali

hingga produk yang dikembangkan dikatakan layak untuk diuji cobakan tanpa

revisi. Hasil yang diperoleh ketika melakukan validasi ahli pembelajaran terlihat

pada tabel 4.6 berikut.

Tahap I Tahap II Tahap III

Hasil Validasi AhliMedia

33 44 50

0102030405060

Sko

r va

lidas

i

Hasil Validasi Ahli Media

62

Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli Pembelajaran

No Deskriptor Hasil Validasi

Tahap 1 Tahap 2

1 Leaflet memuat judul mata pelajaran, berupa: tema/subtema,

muatan dan materi.

5 5

2 Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran 5 5

3 Materi yang disajikan sesuai dengan materi yang terkandung

dalam kompetensi dasar

5 5

4 Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat pendidikan di

sekolah dasar

5 5

5 Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai dengan kenyataan

dan efisien untuk meningkatkan pemahaman siswa

4 5

6 Leaflet yang disajikan dapat membangkitkan motivasi 3 5

7 Leaflet memiliki soal latihan yang mendorong siswa untuk

memiliki keterampilan berpikir kritis

3 5

8 Leaflet memiliki soal latihan yang mendorong siswa untuk

memiliki keterampilan kreatif

5 5

9 Leaflet memiliki soal latihan yang mendorong siswa untuk

memiliki keterampilan kerja sama

5 5

10 Leaflet memiliki soal latihan yang mendorong siswa untuk

memiliki keterampilan komunikasi

5 5

Jumlah 45 50

Skor Validasi 90% 100%

Kategori Sangat

valid

Sangat valid

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil validasi ahli pembelajaran tahap 1 yang

dilakukan pada 26 Oktober 2021, diperoleh nilai 45. Nilai 45 mendapatkan skor

validitas sebesar 90% yang berada dalam kategori sangat valid. Validator

memberikan kesimpulan bahwa bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan belum

dapat digunakan dan harus melakukan revisi dikarenakan masih terdapat beberapa

bagian yang harus diperbaiki. Saran yang didapat dari validator pada validasi tahap

I yaitu: (1) Disesuaikan dengan karakteristik siswa sekolah dasar; (2) Perhatikan

visualisasi sesuaikan dengan perkembangan anak sekolah dasar; dan (3) Diperbaiki

dan disesuaikan dengan picture dan indikator berpikir kritis.

63

Gambar 4. 7 Hasil Penilaian Validasi Ahli Pembelajaran Tahap I

Sebagaimana saran yang didapat dari validator ahli pembelajaran pada

validasi tahap I, kemudian dilakukan penelitian kembali oleh validator ahli

pembelajaran pada validasi tahap II. Validasi tahap II yang dilakukan pada 28

Oktober 50 2021, diperoleh nilai yaitu 50. Nilai 50 mendapatkan skor validasi

sebesar 100% yang berada dalam kategori sangat valid. Berdasarkan nilai yang

telah didapat pada validasi tahap II, bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan

sudah dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagaimana saran dari

validator yang tercantum pada lampiran 4. Hasil keseluruhan penilaian dari

validator ahli pembelajaran yang diberikan oleh validator pada tahap I sampai II

terdapat pada gambar berikut.

Gambar 4. 8 Hasil Penilaian Validasi Ahli Pembelajaran Tahap II

Hasil yang telah diperoleh dari validator ahli pembelajaran dari tahap I

sampai tahap II ditunjukkan pada gambar 4.5 diagram hasil validasi ahli

pembelajaran berikut.

64

Gambar 4.9 Diagram Hasil Validasi Ahli Pembelajaran

Berikut revisi yang dilakukan selama melakukan validasi ahli pembelajaran.

(b) Sebelum revisi (b) Sesudah revisi

Gambar 4.10 Revisi Lembar I pada Bahan Ajar Cetak Leaflet

(b) Sebelum revisi (b) Sesudah revisi

Gambar 4.11 Revisi Lembar II pada Bahan Ajar Cetak Leaflet

4.1.3. Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet

Kepraktisan bahan ajar cetak leaflet diketahui melalui respon guru dan

dilengkapi dengan uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil yang telah

dilakukan. Respon guru dilakukan pada tahap pengembangan pada tanggal 6

November 2021. Selanjutnya uji coba perorangan dilakukan pada tanggal 8

Tahap I Tahap II

Hasil Validasi AhliPembelajaran

45 50

42

44

46

48

50

52

Sko

r va

lidas

i

Hasil Validasi Ahli Pembelajaran

65

November 2021 kepada 3 orang siswa kelas VA sift 1 SDN 153/IX Suka Makmur

dengan 3 kemampuan yang sama rata dan dilanjutkan uji coba kelompok kecil yang

dilakukan pada 9 November 2021 kepada siswa sift 2 kelas VA SDN 153/IX Suka

Makmur sebanyak 6 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.

4.1.4.1 Uji Coba Perorangan

Uji coba perorangan dilakukan pada 8 November 2021 kepada siswa kelas

VA sift 1 SDN 153/IX Suka Makmur sebanyak 3 orang siswa dengan kemampuan

yang berbeda, yakni: 1) 1 orang siswa berkemampuan tinggi; 2) 1 orang siswa

berkemampuan sedang; dan 3) 1 orang siswa berkemampuan rendah. Peneliti

memberikan angket respon kepada siswa untuk mengetahui tingkat kepraktisan

bahan ajar cetak leaflet. Sebelum memberikan angket respon siswa, terlebih dahulu

melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP uji coba yang telah dipersiapkan

dengan menggunakan produk bahan ajar cetak leaflet, yang di dalam bahan ajar

cetak leaflet terdapat tes yang dilakukan peneliti terhadap siswa. Setelah selesai

melaksanakan uji coba perorangan, peneliti memberikan lembar angket respon

kepada 3 orang siswa untuk menetahui respon dari penggunaan bahan ajar cetak

leaflet. Selain itu, uji coba ini akan mengetahui keterbacaan, kesalahan penulisan

maupun petunjuk penggunaan bahan ajar cetak leaflet yang kurang jelas dan

keterampilan abad-21 siswa.

Uji coba perorangan dilakukan pada Tema 1 Organ Gerak Hewan Dan

Manusia Subtema 2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Siswa

Kelas V Sekolah Dasar. Muatan pembelajaran IPA dengan tujuan pembelajaran

yaitu:

1. Dengan mengamati , siswa mampu menemukan konsep rangka organ gerak

pada manusia dengan benar.

66

2. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai jenis tulang pada manusia dengan

benar.

3. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai nama tulang pada manusia dengan

benar.

4. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai fungsi tulang pada manusia dengan

benar.

5. Dengan melakukan demonstrasi, siswa mampu membuat gambar rangka

organ gerak pada manusia secara utuh dengan benar.

Berikut kegiatan yang dilakukan pada saat uji coba perorangan.

Gambar 4.12 Kegiatan “Keterampilan Berpikir Kritis” ketika Uji Coba Perorangan

Gambar 4.13 Kegiatan “Keterampilan Kreatif” ketika Uji Coba Kelompok Perorangan

67

Gambar 4.14 Kegiatan “Keterampilan Kolaboratif” ketika Uji Coba Perorangan

Gambar 4.15 Kegiatan “Keterampilan Komunikatif” ketika Uji Coba Perorangan

4.1.4.2 Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok Kecil dilakukan pada Tema 1 Organ Gerak Hewan Dan

Manusia Subtema 2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Siswa

Kelas V Sekolah Dasar. Muatan pembelajaran IPA dengan tujuan pembelajaran

yaitu:

1. Dengan mengamati, siswa mampu menemukan konsep rangka organ gerak

pada manusia dengan benar.

2. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai jenis tulang pada manusia dengan

benar.

68

3. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai nama tulang pada manusia dengan

benar.

4. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai fungsi tulang pada manusia dengan

benar.

5. Dengan melakukan demonstrasi, siswa mampu membuat gambar rangka

organ gerak pada manusia secara utuh dengan benar.

Berikut kegiatan yang dilakukan pada saat uji coba kelompok kecil.

Gambar 4.16 Kegiatan “Keterampilan Berpikir Kritis” ketika Uji Coba Kelompok Kecil

Gambar 4.17 Kegiatan “Keterampilan Kreatif” ketika Uji Coba Kelompok Kecil

69

Gambar 4.18 Kegiatan “Keterampilan Kolaboratif” ketika Uji Coba Kelompok Kecil

Gambar 4.19 Kegiatan “Keterampilan Komunikatif” ketika Uji Coba Kelompok Kecil

4.1.4.3 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet oleh Siswa

Kegiatan yang dilakukan setelah proses pembelajaran peneliti memberikan

angket respon bahan ajar cetak leaflet kepada siswa dan guru kelas dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat kepraktisan produk bahan ajar cetak leaflet berbasis

keterampilan abad-21. Respon siswa mengatakan bahan ajar cetak leaflet membuat

mereka tertarik untuk mendalami mengenai rangka organ tubuh manusia serta

mereka menyukai pembelajaran dengan tambahan bahan ajar seperti bahan ajar

cetak leaflet yang menggunakan gambar dan warna yang menarik. Hasil angket

siswa dapat dilihat pada lampiran 6 dan hasil tes siswa pada lampiran 8. Berikut ini

tabel 4.7 angket respon siswa terhadap bahan ajar cetak leaflet berbasis

keterampilan abad-21.

70

Tabel 4.7 Angket Respon Siswa Perorangan Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet

No Pernyataan Nama Siswa Total

AR CCTM AS

1. Bahan ajar leaflet praktis digunakan 4 5 5 93,3%

2. Bahan ajar leaflet menarik 5 5 5 100%

3. Kejelasan isi materi 5 5 4 93,3%

4. Materi yang disajikan membuat siswa mengetahui

tentang rangka organ gerak pada manusia yang

terdapat di bahan ajar leaflet

4 4 5 86,7%

5. Kejelasan tulisan dan gambar pada bahan ajar leaflet 5 5 4 93,3%

6. Bahasa pada bahan ajar leaflet mudah dipahami 5 5 5 100%

7. Panduan pengerjaan soal, mudah dimengerti 5 4 5 93,3%

8. Tampilan bahan ajar leaflet menarik perhatian

sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu

5 5 5 100%

9. Gambar pada bahan ajar leaflet sesuai dengan

penjelasannya

5 5 4 93,3%

10. Gambar pada bahan ajar leaflet membantu

memperjelas materi pembelajaran

5 4 4 86,7%

Jumlah 48 47 46

Rata-Rata 96% 94% 92%

Skor Kepraktisan 94%

Kategori Sangat Praktis

Tabel 4.8 Angket Respon Siswa Kelompok Kecil Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet

No Pernyataan Nama Siswa Total

MI LH NKW ZF SNS NPA

1. Bahan ajar leaflet praktis

digunakan 4 5 4 5 5 5

93,3%

2. Bahan ajar leaflet menarik 5 5 5 5 5 5 100%

3. Kejelasan isi materi 5 4 4 5 5 4 90%

4. Materi yang disajikan membuat

siswa mengetahui tentang rangka

organ gerak pada manusia yang

terdapat di bahan ajar leaflet

4 4 5 4 5 5

90%

5. Kejelasan tulisan dan gambar

pada bahan ajar leaflet 5 5 5 5 5 5

100%

6. Bahasa pada bahan ajar leaflet

mudah dipahami 5 5 5 5 5 5

100%

7. Panduan pengerjaan soal, mudah

dimengerti 5 5 5 5 4 5

96,7%

8. Tampilan bahan ajar leaflet

menarik perhatian sehingga

menumbuhkan rasa ingin tahu

5 5 5 5 5 5

100%

9. Gambar pada bahan ajar leaflet

sesuai dengan penjelasannya 5 5 4 5 5 4

93,3%

10. Gambar pada bahan ajar leaflet

membantu memperjelas materi

pembelajaran

5 5 5 5 5 5

100%

Jumlah 48 48 47 49 49 48

Rata-Rata 96% 96% 94% 98% 98% 96%

Skor Kepraktisan 96,3%

Kategori Sangat Praktis

71

Gambar 4.20 Diagram Angket Respon Uji Coba Perorangan dan Uji Coba Kelompok Kecil

Tabel 4.9 Hasil Tes Essay Uji Coba Perorangan Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet

NO NAMA SISWA Soal Total

1 2 3 4

1 Alin Rahmadani 5 40 10 15 70

2 Child Christian Timoty Manalu 5 40 40 15 100

3 Artha Litha Sri Tanjung 5 40 10 15 70

RATA-RATA 80%

Tabel 4.10 Hasil Tes Essay Uji Coba Kelompok Kecil Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet

NO NAMA SISWA Soal Total

1 2 3 4

1 M. Ilham 5 40 40 15 100

2 Likayla Haifa 5 40 40 15 100

3 Nachila Kusuma Wardani 5 40 40 15 100

4 Zidan Fabiansha 5 40 10 15 70

5 Sifa Nadia Salsabilla 5 40 30 15 90

6 Nadila Putri Agustin 5 40 15 15 75

RATA-RATA 89,2%

Gambar 4.21 Diagram Hasil Tes Essay Uji Coba Perorangan dan Uji Coba Kelompok Kecil

80.00%

90.00%

100.00%

110.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Perbandingan Angket Respon Siswa

Uji Coba Perorangan Uji Coba Kelompok Kecil

0%

50%

100%

150%

1 2 3 4

Perbandingan Hasil Tes

Uji Coba Perorangan Uji Coba Kelompok Kecil

72

Pada tebel 4.7 dan 4.8 hasil angket respon siswa terhadap bahan ajar cetak

leaflet berbasis keterampilan abad-21 diperoleh dengan jumlah nilai maksimal 48

untuk uji coba perorangan dan 49 untuk uji coba kelompok kecil. Dari 3 respon

siswa pada uji coba perorangan di peroleh nilai persentase kepraktisan Bahan Ajar

Cetak berbasis Keterampilan Abad-21 yaitu 94% berada pada kategori sangat

praktis. Dan untuk uji coba kelompok kecil di peroleh nilai persentase kepraktisan

Bahan Ajar Cetak berbasis Keterampilan Abad-21 yaitu 96,3% berada pada

kategori sangat praktis. Sehingga uji coba produk bahan ajar cetak leaflet berbasis

keterampilan abad-2 oleh siswa kelas VA memperoleh 95,15% berada pada

kategori “Sangat Praktis”.

Pada tabel 4.9 dan 4.10 hasil tes essay uji coba perorangan dan uji coba

kelompok kecil terhadap bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21

diperoleh nilai rata-rata 80% untuk uji coba perorangan dan 89,2%.uji coba

kelompok kecil. Sehingga hasil tes pada uji coba produk bahan ajar cetak leaflet

berbasis keterampilan abad-21 oleh siswa kelas VA memperoleh 84,6%.

4.1.4.4 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet oleh Guru Kelas

Peneliti memberikan satu buah bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan

abad-21 kepada guru kelas VA beserta angket kepraktisan produk pengembangan

untuk mengetahui tingkat kepraktisannya. Hasil angket respon guru terdapat pada

lampiran 5. Hasil yang diperoleh berdasarkan angket yang diberikan dapat dilihat

pada tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet oleh Guru Kelas

No Pernyataan Skor Nilai

1. Penggunaan bahan ajar leaflet praktis 5

2. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar leaflet 5

3. Kesesuaian antara kompetensi inti, kompetensi dasar dengan indikator dan

tujuam pembelajaran

5

73

4. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan paparan materi 5

5. Ukuran teks dan jenis huruf pada bahan ajar leaflet dapat terbaca 4

6. Kesesuaian gambar dengan materi dalam bahan ajar 5

7. Bahan ajar leaflet dapat mempermudah siswa dalam memahami materi 5

8. Kedalaman materi yag disajikan 4

9. Bahan ajar leaflet dapat meningkatkan motivasi dalam proses

pembelajaran

5

10. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan tingkat

perkembangan kognitif siswa

5

11. Materi tidak terdapat unsur SARA/pornografi 5

Jumlah 53

Skor Kepraktisan 96%

Kategori Sangat

Praktis

Gambar 4.22 Diagram Hasil Angket Respon Guru

Berdasarkan Tabel 4.11 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet berbasis

Keterampilan Abad-21 oleh guru kelas, diperoleh nilai yaitu 53 dengan jumlah

maksimal 55. Persentase kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet berbasis

Keterampilan Abad-21 dengan nilai 53 mendapatkan skor kepraktisan sebesar 96%

yang berasa dalam kategori “sangat praktis”.

0

2

4

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Hasil Angket Guru

Hasil Angket Guru

74

4.2. Pembahasan

4.2.1. Hasil Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet

Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada Tema 1 Organ

Gerak Hewan Dan Manusia Subtema 2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2

Muatan IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar yang telah dikembangkan menggunakan

prosedur model pengembangan ADDIE yaitu Analyze (Analisis), Design

(Rancangan), Development ( Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan

Evaluation (Evaluasi). Dipilihnya model ADDIE yang dilakukan dalam

pengembangan karena model tersebut menguraikan secara jelas perbaikan yang

dilakukan pada setiap tahapan sehingga akan menghasilkan produk pengembangan

yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Tegeh “Model ADDIE merupakan

model pengembangan yang memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi

pada setiap tahapannya sehingga akan meminimalisir tingkat kesalahan maupun

kekurangan suatu produk yang dikembangkan guna menghasilkan produk yang

berkualitas”(Tegeh,dkk.2014:44-45).

Bahan ajar cetak leaflet merupakan panduan bagi siswa untuk memahami

konsep materi dengan berbasis keterampilan abad-21. Bahan ajar cetak leaflet dapat

dikatakan baik apabila perangkat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran. Pada konsep model ini jelas dan mudah diterapkan serta model ini

sesuai dengan pengembangan media yang berupa bahan ajar cetak leaflet dimana

pada setiap tahapannya dilakukan revisi untuk menghasilkan produk yang baik dan

layak digunakan.

Hasil temuan di lapangan berdasarkan langkah-langkah prosedur

pengembangan yang dipilih. Diawali dari analisis kebutuhan peneliti tidak

75

menemukan bahan ajar pendukung yang disediakan oleh guru kelas dalam

pembelajaran. Guru kelas hanya menggunakan buku guru dan buku siswa yang

telah didistribusikan oleh pemerintah. Apalagi pada masa pandemi Covid-19

seorang guru sebaiknya juga menyiapkan sendiri bahan ajar pendukung dalam

proses pembelajaran, karena seorang guru yang lebih mengetahui bagaimana

kondisi lingkungan belajar agar siswa dapat lebih mudah mencapai kompetensi

yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Astuti bahwa “ bahan ajar

pendukung yang digunakan dalam proses pembelajaran mengacu pada kompetensi

inti dan kompetensi dasar yang menjadi tujuan pembelajaran harus dapat

dikembangkan sendiri oleh pendidik dengan memanfaatkan segala potensi yang

dimiliki” (Astuti,dkk.2017:146).

Analisis kompetensi bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar dan

keterampilan abad-21 yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum

2013. Dimana perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi. Hal ini didukung

dengan pernyataan Asrizal bahwa “Proses pembelajaran dengan menggunakan

bahan ajar dapat meningkatkan nilai pengetahuan, nilai keterampilan dan nilai sikap

siswa” (Asrizal,A, dkk: 2017).

Analisis karakter siswa, dilihat dari sisi guru. Sebelum menyediakan bahan

ajar pendukung yang akan dikembangkan sendiri dalam pembelajaran, seharusnya

melihat karakter siswa terlebih dahulu agar bahan ajar pendukung tersebut mudah

diterapkan dalam proses pembelajaran. Baik dari segi kognisi, sosial-emosional,

perkembangan bahasa dan fisik serta motorik siswa. Selaras dengan pendapat

Pamela bahwa “seorang guru harus mengetahui karakteristik siswa, agar

76

pembelajaran yang dirancang bisa dikuasai dengan mudah oleh siswa sesuai dengan

kemampuan yang telah dimilikinya” (Pamela,dkk. 2019:246).

Perencanaan pengembangan produk dengan membuat rancangan berupa

storyboard guna mempermudah dalam mendesain bahan ajar cetak leaflet serta

prototype. Perencanaan pembuatan bahan ajar cetak leaflet akan dibuat dengan

menggunakan aplikasi canva.

Pengembangan menghasilkan produk akhir bahan ajar cetak leaflet yang

dibuat dan melalui tahap revisi sesuai dengan masukan tim ahli. Tahap validasi

media dan pembelajaran oleh validator ahli guna mengetahui spesifikasi produk,

tahap validasi pembelajaran oleh validator ahli guna mengetahui kelayakan dari

produk yang dikembangkan. setelah bahan ajar cetak leaflet dikatakan valid oleh 2

tim validator, selanjutnya dilakukan penilaian oleh guru (pendidik) melalui lembar

angket untuk mengetahui kepraktisan produk.

Implementasi produk dengan melakukan uji coba produk untuk lebih

memperkuat tingkat kepraktisan produk dengan cara uji coba perorangan dan uji

coba kelompok kecil. Produk telah melalui beberapa tahap revisi sampai bahan ajar

cetak leaflet dikatakan layak digunakan.

Evaluasi dilakukan pada setiap tahap model penelitian ADDIE dengan

melakukan revisi sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Sehingga dapat

meminimalisir kesalahan dalam proses pengembangan suatu produk.

Variasi dalam pembelajaran membuat kegiatan belajar membawa pengaruh

positif berupa kesan yang tidak monoton dan membosankan. Bahan ajar cetak

leaflet membantu siswa dan guru dalam pembelajaran yang menarik dan memenuhi

kebutuhan sebagai penunjang bahan ajar agar tujuan pembelajaran tercapai.

77

4.2.2. Hasil Validasi Bahan Ajar Cetak Leaflet

Berdasarkan hasil validasi bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan

sebagaimana yang diperoleh dari para validator, yang meliputi validator ahli media

pada Tabel 4.5 hasil validasi ahli media dan Tabel 4.6 hasil validasi ahli

pembelajaran, yang telah dikonveksikan semua hasilnya berdasarkan Tabel 3.7

pedoman skor kriteria validasi produk, diperoleh hasil bahwa bahan ajar cetak

leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada Tema 1 Organ Gerak Hewan Dan

Manusia Subtema 2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Siswa

Kelas V Sekolah Dasar sudah “Sangat Valid” dan layak digunakan serta

berkualitas, sehingga dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya kerana telah memenuhi

syarat sesuai dengan pendapat Emzir bahwa “Validitas adalah proses atau

rancangan produk yang telah dikembangkan dengan memberikan penilaian

berdasarkan pemikiran rasional, tanpa melakukan uji coba pada subjek sasaran”

(Emzir,2011).

4.2.2.1. Hasil Validasi Ahli Media

Hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli media pada validasi tahap

akhir yaitu sebesar 100% yang berada dalam kategori “sangat valid”. Validasi ini

dilakukan berulang kali agar bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan dapat

membantu siswa untuk mempermudah mereka memahami konsep dan materi

pembelajaran, sehingga mereka memperoleh hasil belajar sebagaimana yang

diharapkan. Selaras dengan pernyataan Ahmad (2017: 19-20) menjelaskan “Leaflet

adalah bahan cetak yang tertulis berupa lembaran yang dapat dilipat namun tidak

dimatikan/dijahit. Leaflet didesain secara cermat dengan ilustrasi berupa gambar

dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami untuk

78

terlihat menarik. Leaflet dikatakan sebagai bahan ajar sehingga harus memuat

materi untuk menggiring peserta didik dalam menguasai satu atau lebih kompetensi

dasar”. Salah satu bagian yang direvisi sehingga menghasilkan validasi yakni ada

pada bagian ketebalan kertas. Dimana dari hasil revisi dan evaluasi, kertas yang

digunakan bukan 80 gsm tetapi 160 gr/m2.

4.2.2.2. Hasil Validasi Ahli Pembelajaran

Hasil yang diperoleh dari validator ahli pembelajaran pada validasi tahap

akhir ialah sebesar 100% yang berada dalam kategori sangat valid. Validasi ahli

pembelajaran dilakukan berulang kali sampai dikatakan valid oleh validator. Hal

ini bertujuan agar materi-materi yang terdapat pada bahan ajar cetak leaflet dengan

mudah dikuasai oleh siswa karena sesuai dengan karakter mereka dalam proses

pembelajaran, sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu

hal yang sangat diperhatikan adalah kesesuaian gambar yang dipilih serta kata yang

digunakan untuk menjadikan bahan ajar cetak leaflet ini berbasis keterampilan

abad-21. Hal itu senada dengan pernyataan Kustandi & Sutjipto (2013:33)

menjelaskan mengenai “Salah satu kelebihan bahan ajar leaflet adalah siswa dapat

belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran

dirancang sedemikian rupa agar mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik untuk

siswa yang membacanya dan memahami suatu materi cepat maupun yang lamban.

Yang mana pada akhirnya siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajarannya

tersebut”.

4.2.3. Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet

Kepraktisan produk dilihat setelah produk bahan ajar cetak leaflet berbasis

keterampilan abad-21 dikatakan valid. Hasil kepraktisan diperoleh dari nilai angket

79

respon pendidik (guru) dan siswa yang kemudian dianalisis. Tingkat kepraktisan

dilihat dari hasil analisis angket yang diperoleh. Bahan ajar cetak leaflet berbasis

keterampilan abad-21 diberikan kepada guru kelas untuk dinilai. Tingkat analisis

produk berupa bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 oleh guru

diperoleh nilai rata-rata 96%. dengan kategori “sangat praktis”. Hal ini berarti

bahan ajar cetak leaflet memudahkan pendidik dalam pembelajaran dengan

berpusat pada keterampilan abad-21. Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan

abad-21 juga memicu munculnya motivasi belajar siswa. Selaras dengan

pernyataan Jalil bahwa “kepraktisan dari sebuah produk pengembangan merukan

kategori mudah atau sulit produk tersebut digunakan dalam pembelajaran yang

terlihat dari penerapan produk tersebut” (Jalil, dkk. 2016).

Hasil angket siswa memperoleh nilai rata-rata 95,15% dengan kategori

“sangat praktis". Uji coba produk dalam kelompok kecil dan perorangan dilakukan

untuk memperoleh data hasil kepraktisan bahan ajar cetak leaflet berbasis

keterampilan abad-21. Untuk memperkuat ini semua agar produk yang dihasilkan

bernar-benar teruji maka dilakukanlah tes essay. Hasil yang diperoleh dari

dilaksanakannya tes baik secara perorangan maupun kelompok kecil adalah 84,6%.

81

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis

Keterampilan Abad-21 tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia

dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar yang telah

dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu:

1) Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-21

tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan

pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar dikembangkan

menggunakan model pengembangan ADDIE, yaitu: Analyze (Analisis,

meliputi analisis kebutuhan, analisis kompetensi dan analisis kerakter siswa),

Design (Rancangan, meliputi pembuatan spesifikasi produk, storyboard

produk, dan prototype), Development (Pengembangan, meliputi ahli media,

ahli pembelajaran, dan penilaian guru kelas melalui lembar angket respon),

Implementation (Implementasi, meliputi uji coba perorangan dan uji coba

kelompok kecil siswa kelas VA SD di lokasi penelitian), dan Evaluation

(Evaluasi, meliputi evaluasi formatif dan sumatif selama melakukan

pengembangan).

2) Produk pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-

21 tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan

pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar telah dinyatakan sangat

valid dengan perolehan skor yang didapat dari: a) validator ahli media sebesar

82

100% yang berada dalam kategori sangat valid; b) validator ahli pembelajaran

sebesar 100% yang berada dalam kategori sangat valid.

3) Produk pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-

21 tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan

pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar dinyatakan sangat praktis

dengan peroleh skor yang didapat dari: a) penilaian kepraktisan produk oleh

pendidik (guru) sebesar 96% yang berada dalam kategori sangat praktis; b)

penilaian kepraktisan produk oleh siswa sebesar 95,15% dengan kategori

“sangat praktis". Uji coba produk dalam kelompok kecil dan perorangan

dilakukan untuk memperoleh data hasil kepraktisan bahan ajar cetak leaflet

berbasis keterampilan abad-21. Untuk memperkuat ini semua agar produk yang

dihasilkan bernar-benar teruji maka dilakukanlah tes essay. Hasil yang

diperoleh dari dilaksanakannya tes baik secara perorangan maupun kelompok

kecil adalah 84,6%.

5.2 Implikasi

Implikasi dari penelitian dan pengembangan ini yaitu sebagai berikut:

1) Sebagai bahan ajar pendukung untuk memudahkan pendidik dalam mencapai

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), melalui

unsur-unsur yang terdapat keterampilan abad-21.

2) Memudahkan siswa dalam memahami materi-materi yang terdapat pada

pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-21 tema

1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan

pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar melalui keterampilan

berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.

83

3) Menjadi bekal bagi seorang pendidik yang profesional untuk dapat

mengembangkan sendiri bahan ajar pendukung yang melihat karakteristik

siswa serta lingkungan sekitar untuk mengintegrasikannya dalam proses

pembelajaran.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, maka saran yang diberikan

yakni sebagai berikut:

1) Diharapkan agar pendidik dapat menggunakan pengembangan Bahan Ajar

Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-21 tema 1 organ gerak hewan dan

manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas

V Sekolah Dasar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil

belajar siswa.

2) Diharapkan agar pendidik dapat mengembangkan Bahan Ajar Cetak Leaflet

Berbasis Keterampilan Abad-21 pada tema dan subtema yang lain agar lebih

memudahkan siswa dalam memahami konsep.

3) Diharapkan agar pihak sekolah dapat mendukung dan memfasilitasi pendidik

untuk mengembangkan bahan ajar pendukung dalam proses pembelajaran,

dengan berbagai hambatan yang akan dihadapi oleh pendidik dalam proses

pengembangan dan penerapannya.

84

DAFTAR RUJUKAN

Afifah, M N. (2019). Empat keterampilan abad 21 Dalam Pembelajaran

Matematika Berbasis Proyek. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel: Surabaya.

Ahmad, Marwah Maulana. (2017) . Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis

Leaflet Pada Materi Sistem Sirkulasi Kelas XI MAN I Makassar. Skripsi.

UIN Allaudin Makassar.

Aini, Q. (2011). Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Anderson, Ronald H. (1994). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk

Pembelajaran. (pentj. Yusufhadi Miarso, dkk). Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Arifin, Z. (2017). Mengembangkan Instrumen Pengukur Critical Thinking Skills

Siswa Pada Pembelajaran Matematika Abad 21. Jurnal Theorems, 1(2):

92100.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arofah, Rahmat Hari Cahyadi. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

ADDIE Model. Halaqa: Islamic Education Journal Vol. 3, Issue 1.

Asrizal, Amran, A., Ananda, A., & Festiyed. (2017). Effectiveness of Adaptif

Contextual Learning Model Of Integrated Science by Integrating Digital

Age Literacy On Grade VIII Students. Icomset, Vol.2.

Asrizal, Amran, A., Ananda, A.,& Festiyed. (2017). Effectiveness of Integrated

Science Instruktional Material On Pressure In Daily Life Theme to

Improve Digital Age Literacy of Students. Jurnal of Physics: conf. series.

Asrizal, Amran, Ananda, Festiyed, & Sumarmin. (2018). The Development

Of Integrated Science Instructional Materials To Improve Student's

Digital Lteracy in Scientific Approach. JPII 7.

85

Asrizal, A., dkk. (2017). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berorientasi

Pembelajaran Kontekstual Tema Pemanfaatan Tekanan Dalam Kehidupan

Untuk Meningkatkan Literasi Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pillar Of

Physics Education.

Astuti, dkk. (2017). Pengembangan LKS Untuk Melatih Kemampuan Berpikir

Kritis Dalam Mata Pelajaran Matematika Di Kelas VII SMP. Jurnal

Gantang, 2(2). 145-155.

Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:Gaung

Persada (GP) Press Jakarta.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Belawati, Tian., dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan

UT.

Budiono, H. & Ulins, R. (2016). Pengaruh Alat Peraga Katrol Sederhana Terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan

Dasar, 1(2), 348-368.

Danim, S. (2014). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.

Farida, Andriyani. dkk. (2013). Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet

Terhadap Hasil Belajara Siswa. Jurnal Bioterdidik Wahana Ekspresi

Ilmiah. 2(3).

Futriyah, Cinde, dkk. (2013). Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Aktivitas

Belajar Dan Penguasaan Materi Oleh Siswa. Jurnal Bioterdidik Wahana

Ekspresi Ilmiah. 1(7).

Foundation,T. (2018). Modul Praktik Baik Tanoto Foundation.

www.tanotofoundation.org

Gall, Meredith D.Gall Joyce P & Borg, Walter R. (2003) Education Research An

Introduction, seventh Edition. Boston: Pearson Education Inc.

Hidayah, R, dkk. (2017). Critical Thinking Skill: Konsep dan Indikator Penilaian.

Jurnal Taman Cendekia, 1(2): 1-7.

Jalil, dkk. (2016). Kelayakan Media Alat Peraga Air Mancur Sederhana Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Hukum Boyle.

Pendidikan Sains, 4(3). 1-7.

86

Kemendikbud. (2016). Permendikbud No. 24 Tentang Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2016). Permendikbud Nomor 20 Tentang Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Kustandi, Cecep & Sutjipto, Bambang. (2013). Media Pembelajaran Manual dan

Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Merta, T. (2012). Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Dengan

Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap

Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan. Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Muchlish, Mansur. (2016). Text Boox Writing (Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan

dan Pemakaian Buku Teks). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Notosiswoyo, Mulyono. (2014). Penggunaan VCD dan Leaflet untuk peningkatan

pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa dalam pencegahaan kecelakaan

sepeda motor. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(8): 373-379.

Nugroho, Wisnu Aji. (2016). Model Pembelajaran Dick And Carrey Dalam

Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia. Kajian Linguistik dan Sastra,

Vol. 1 No. 2, Desember 2016, 119-126.

Nurjaman, Asep. (2021). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Implementasi Desain

Pembelajaran “Assure”. Indramayu: Penerbid Adab.

Pamela, dkk. (2019). Penggunaan Media Big Book Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal

Gentala Pendidikan Dasar, 4(2). 245-263.

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif:

Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.

Yogyakarta: Diva Pers.

Pratiwi, IA, dkk. (2018). Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Model

Project based learning (PJBL) Berbantuan Metode Edutainment Pada

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Refleksi Edukatika, 8(2):

178-182.

87

Puspita, A. dkk. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Booklet Pada Materi

Sistem Imun Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAN 8

Pontianak.

Rajabi, Muhammad, dkk. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Instalasi Sistem Operasi dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek.

Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.

Riswinarni, dkk. (2016). Pengembangan leaflet sebagai Media Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Prosiding

seminar Nasional Reforming Pedagogy.

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sanjaya. (2012). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:

Kencana.

Setyono. (2005). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Rosda Karya.

Smaldino, Sharon E., dkk. (2011). Instructional Tecnology and Media For

Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. (pentj. Arif

Rahman). Jakarta: Kencana.

Solong, Najamudin P. (2014). Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam.

Yogyakarta: Teras.

Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Surya, AP, dkk. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Project based learning

(PjBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa Kelas III

SD Negeri Sidorejo Lor I Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1): 41-54.

Tama, HN. (2019). Pengaruh Model Project based learning (PjBL) Terhadap

Kemampuan Komunikasi Sains dan Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas

VII SMPN 22 Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Taniredja, T. Hidayanti, M. (2014). Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Tegeh, dkk. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tri, Endah, S., dkk. (2013). Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar

Siswa. Jurnal Bioterdidik Wahan Ekspresi Ilmiah, 2(4).

88

Triyanti, E, dkk. (2016). Meningkatkan Kemampuan Bekerjasama Melalui

Bermain Simbolik. Jurnal Ilmiah Potensia, 1(1): 28-35.

Wibowo, WS. (2014). Implementasi Model Project based learning (PJBL) Dalam

Pembelajaran Sains Untuk Membangun 4CS Skills Peserta Didik Sebagai

Bekal Dalam Menghadapi Tantangan Abad 21. Seminar Nasional IPA

V:275-286.

Widyastuti, Ana., dkk (2021). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Yayasan Kita

Menulis.

Wilhalminah, A, dkk. (2017). Pengaruh Keterampilan Komunikasi Terhadap

Perkembangan Moral Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA

SMA Muhammadiyah Limbung. Jurnal Biotek. 5(2): 37-52.

Winarso,Widodo & Dede Dewi Yuliyanti. (2017). Pengembangan Bahan Ajar

Matematika Berbentuk Leaflet Berbasis Kemampuan Kognitif Siswa

Berdasarkan Teori Bruner. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. 6(1).

Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad Ke- 21: Keterampilan Yang Diajarkan

Melalui Pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan: 1-17.

Zubaidah, S. (2018). Learning and Innovation Skills Untuk Menghadapi Era

Revolusi Industri 4.0. Seminar “2𝑛𝑑 Science Education National

Conference”: 1-18.

84

LAMPIRAN

89

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

90

Lampiran 2

STORY BOARD BAHAN AJAR CETAK LEAFLET

No Bagian Bahan Ajar Kerangka Bahan Ajar

1. Bagian sisi

pertama

Berisi judul

Kotak berwarna hijau akan

berisi nomor halaman pada

bagian lembar pertama. Dan

untuk nomor lembar

halaman pertama akan ada

pada kotak berwarna kuning

Kotak berwarna hijau akan

berisi identitas materi (tema,

subtema, pembelajaran,

muatan, materi, dan kelas).

Kotak berwarna biru berisi

gambar yang menjadi

ilustrasi dari materi yang

disajikan yang sebelumnya

terdapat beberapa peritah.

Untuk garis berwarna

merah, berfungsi sebagai

penjelasan singkat dari

gambar yang disajikan

dilanjutkan soal latihan.

Kotak berwarna biru ungu

berisikan petunjuk

penggunaan bahan ajar cetak

leaflet.

2. Bagian sisi kedua Terdapat judul yang

berfungsi menunjukkan

materi ditampilkan.

Kotak berwarna kuning

menunjukkan halaman

lembar kedua.

Kotak berwarna hijau berisi

no halaman pada lembar

kedua.

Judul

Judul

Judul

2.1.3.1.

Judul

Judul

91

Kotak berwarna biru berisi

gambar yang menjadi

ilustrasi dari materi yang

disajikan, sebelumnya

terdapat beberapa peritah di

yang terletak di atas gambar.

Untuk garis berwarna biru,

berfungsi sebagai penjelasan

singkat dari gambar yang

disajikan dilanjutkan soal

latihan.

Judul

92

Lampiran 3

ANGKET VALIDASI

(AHLI MEDIA)

Judul Penelitian:

Pengembangan Bahan Ajar Leaflet Berbasis Keterampilan Abad 21 Pada Tema 1

Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

Penyusun:

Ariesti Kumalasari (A1D118167)

Sehubungan dengan adanya pengembangan bahan ajar leaflet berbasis

keterampilan abad 21 pada tema 1 siswa kelas V Sekolah Dasar, maka melalui

instrumen ini Bapak/Ibu mohon untuk memberikan penilaian terhadap bahan ajar

yang telah dibuat. Penilaian dari Bapak/Ibu akan digunakan sebagai validasi dan

masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan ajar sehingga bisa

diketahui sesuai atau tidaknya bahan ajar yang dikembangkan. Aspek penilaian

bahan ajar ini diadabtasi dari Asyhar (2012).

Petunjuk Pengisian Angket

Bapak/Ibu kami mohon memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai

pada setiap butir penilaian dengan keterangan sebagai berikut:

Skor 4 : Sangat Sesuai

Skor 3 : Sesuai

Skor 2 : Kurang Sesuai

Skor 1 : Sangat Kurang Sesuai

Validator : Dr. Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd

93

Tabel Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media

Indikator Deskriptor No Item

Jelas dan rapi Bahan ajar yang digunakan dapat digunakan dengan jelas 1

Bahan ajar yang digunakan rapi dalam tata letak 2

Menarik Penyajian bahan ajar menggunakan warna yang menarik 3

Cocok dan

tepat sasaran

Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan karakteristik siswa 4

Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan saran subjek pembelajaran 5

Relevan

dengan topik

yang diajarkan

Bahan ajar leaflet relevan dengan topik yang diajarkan 6

Sesuai dengan

tujuan

pembelajaran

Bahan ajar leaflet sesuai dengan yang diharapkan 7

Praktis dan

luwes

Bahan ajar leaflet praktis dan luwes 8

Berkualitas

baik

Bahan ajar leaflet memiliki kualitas yang baik 9

Ukuran sesuai

dengan

lingkungan

belajar

Bahan ajar leaflet mudah disimpan 10

(Sumber: Asyhar (2012)

94

No Indikator Deskriptor Skor Nilai No Item

1 2 3 4 5

Jelas dan

rapi

Bahan ajar yang digunakan dapat

digunakan dengan jelas

1

Saran:

Bahan ajar yang digunakan rapi

dalam tata letak

2

Saran:

Menarik Penyajian bahan ajar

menggunakan warna yang

menarik

3

Saran:

Cocok dan

tepat

sasaran

Kesesuaian bahan ajar leaflet

dengan karakteristik siswa

4

Saran:

Kesesuaian bahan ajar leaflet

dengan saran subjek pembelajaran

5

Saran:

Relevan

dengan

topik yang

diajarkan

Bahan ajar leaflet relevan dengan

topik yang diajarkan

6

Saran:

Sesuai

dengan

tujuan

pembelajar

an

Bahan ajar leaflet sesuai dengan

yang diharapkan

7

Saran:

95

Praktis dan

luwes

Bahan ajar leaflet praktis dan

luwes

8

Saran:

Berkualitas

baik

Bahan ajar leaflet memiliki

kualitas yang baik

9

Saran:

Ukuran

sesuai

dengan

lingkungan

belajar

Bahan ajar leaflet mudah

disimpan

10

Saran:

Kesimpulan :

Media Sangat Sesuai

Media Sesuai dengan Sedikit Revisi

Media Tidak Sesuai

Jambi, …..…….…………….....2021

Validator

( )

96

97

98

99

100

101

102

103

Lampiran 4

ANGKET VALIDASI

(AHLI PEMBELAJARAN)

Judul Penelitian:

Pengembangan Bahan Ajar Leaflet Berbasis Keterampilan Abad 21 Pada Tema 1

Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

Penyusun:

Ariesti Kumalasari (A1D118167)

Sehubungan dengan adanya pengembangan bahan ajar leaflet berbasis

keterampilan abad 21 pada tema 1 siswa kelas V Sekolah Dasar, maka melalui

instrumen ini Bapak/Ibu mohon untuk memberikan penilaian terhadap

pembelajaran yang telah dibuat. Penilaian dari Bapak/Ibu akan digunakan sebagai

validasi dan masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran

sehingga bisa diketahui sesuai atau tidaknya pembelajaran yang dikembangkan.

Aspek penilaian pembelajaran ini diadabtasi dari Permendikbud (2016) Modul

Praktik Baik Tanoto Foundation (2018).

Petunjuk Pengisian Angket

Bapak/Ibu kami mohon memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai

pada setiap butir penilaian dengan keterangan sebagai berikut:

Skor 4 : Sangat Sesuai

Skor 3 : Sesuai

Skor 2 : Kurang Sesuai

Skor 1 : Sangat Kurang Sesuai

Validator : Suci Hayati, S.Pd., M.Pd

104

Tabel Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Pembelajaran

Variabel Indikator Deskriptor No Item

Pengembangan

Bahan Ajar

Leaflet Berbasis

Abad-21 Tema 1

siswa kelas V

Sekolah Dasar

Identitas mata

pelajaran

Leaflet memuat judul mata pelajaran,

berupa: tema/subtema, muatan dan materi.

1

Kompetensi

dasar

Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan

pembelajaran

2

Materi ajar Materi yang disajikan sesuai dengan materi

yang terkandung dalam kompetensi dasar

3

Kegiatan

pembelajaran

Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat

pendidikan di sekolah dasar

4

Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai

dengan kenyataan dan efisien untuk

meningkatkan pemahaman siswa

5

Leaflet yang disajikan dapat

membangkitkan motivasi

6

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan berpikir kritis

7

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan kreatif

8

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan kerja sama

9

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan komunikasi

10

Sumber: Permendikbud, 2016; Modul Praktik Baik Tanoto Foundation, 2018

No Indikator Deskriptor No Item

1 2 3 4 5

105

1 Identitas mata

pelajaran

Leaflet memuat judul mata pelajaran,

berupa: tema/subtema, muatan dan materi.

Saran:

2 Kompetensi

dasar

Materi yang disajikan sesuai dengan

tujuan pembelajaran

Saran:

3 Materi ajar

Materi yang disajikan sesuai dengan

materi yang terkandung dalam kompetensi

dasar

Saran:

4 Kegiatan

pembelajaran

Materi yang disajikan sesuai dengan

tingkat pendidikan di sekolah dasar

Saran:

5 Kegiatan

pembelajaran

Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai

dengan kenyataan dan efisien untuk

meningkatkan pemahaman siswa

Saran:

6 Kegiatan

pembelajaran

Leaflet yang disajikan dapat

membangkitkan motivasi

Saran:

7 Kegiatan

pembelajaran

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan berpikir kritis

Saran :

8 Kegiatan

pembelajaran

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan kreatif

Saran :

9 Kegiatan

pembelajaran

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan kerja sama

Saran :

106

10 Kegiatan

pembelajaran

Leaflet memiliki soal latihan yang

mendorong siswa untuk memiliki

keterampilan komunikasi

Saran :

Kesimpulan :

Media Sangat Sesuai

Media Sesuai dengan Sedikit Revisi

Media Tidak Sesuai

Jambi, …..…….…………….....2021

Validator

( )

107

108

109

110

111

112

Lampiran 5

ANGKET RESPON GURU

Tabel Kisi-Kisi Angket Respon Guru

No Pertanyaan/Pernyataan untuk Guru

1. Penggunaan bahan ajar leaflet praktis

2. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar leaflet

3. Kesesuaian antara kompetensi inti, kompetensi dasar dengan indikator dan tujuam pembelajaran

4. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan paparan materi

5. Ukuran teks dan jenis huruf pada bahan ajar leaflet dapat terbaca

6. Kesesuaian gambar dengan materi dalam bahan ajar

7. Bahan ajar leaflet dapat mempermudah siswa dalam memahami materi

8. Kedalaman materi yag disajikan

9. Bahan ajar leaflet dapat meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran

10. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif

siswa

11. Materi tidak terdapat unsur SARA/pornografi

113

ANGKET RESPON GURU

Nama :

Wali Kelas :

No Pertanyaan/Pernyataan untuk Guru Skor Nilai

1 2 3 4 5

1. Penggunaan bahan ajar leaflet praktis

2. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar leaflet

3. Kesesuaian antara kompetensi inti, kompetensi dasar dengan indikator

dan tujuam pembelajaran

4. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan paparan materi

5. Ukuran teks dan jenis huruf pada bahan ajar leaflet dapat terbaca

6. Kesesuaian gambar dengan materi dalam bahan ajar

7. Bahan ajar leaflet dapat mempermudah siswa dalam memahami

materi

8. Kedalaman materi yag disajikan

9. Bahan ajar leaflet dapat meningkatkan motivasi dalam proses

pembelajaran

10. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan

tingkat perkembangan kognitif siswa

11. Materi tidak terdapat unsur SARA/pornografi

Mengetahui Mengetahui

Guru Kelas VA Mahasiswa

( ) (Ariesti Kumalasari)

114

115

Lampiran 6

ANGKET RESPON SISWA

Tabel Kisi-Kisi Angket Respon Siswa

No Pertanyaan/Pernyataan untuk Siswa

1. Bahan ajar leaflet praktis digunakan

2. Bahan ajar leaflet menarik

3. Kejelasan isi materi

4. Materi yang disajikan membuat siswa mengetahui tentang rangka organ

gerak pada manusia yang terdapat di bahan ajar leaflet

5. Kejelasan tulisan dan gambar pada bahan ajar leaflet

6. Bahasa pada bahan ajar leaflet mudah dipahami

7. Panduan pengerjaan soal, mudah dimengerti

8. Tampilan bahan ajar leaflet menarik perhatian sehingga menumbuhkan rasa

ingin tahu

9. Gambar pada bahan ajar leaflet sesuai dengan penjelasannya

10. Gambar pada bahan ajar leaflet membantu memperjelas materi

pembelajaran

116

ANGKET RESPON SISWA

Nama :

Kelas :

No Pertanyaan/Pernyataan untuk Siswa Skor Nilai

1 2 3 4 5

1. Bahan ajar leaflet praktis digunakan

2. Bahan ajar leaflet menarik

3. Kejelasan isi materi

4. Materi yang disajikan membuat siswa

mengetahui tentang rangka organ gerak pada

manusia yang terdapat di bahan ajar leaflet

5. Kejelasan tulisan dan gambar pada bahan

ajar leaflet

6. Bahasa pada bahan ajar leaflet mudah

dipahami

7. Panduan pengerjaan soal, mudah dimengerti

8. Tampilan bahan ajar leaflet menarik

perhatian sehingga menumbuhkan rasa ingin

tahu

9. Gambar pada bahan ajar leaflet sesuai

dengan penjelasannya

10. Gambar pada bahan ajar leaflet membantu

memperjelas materi pembelajaran

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS Uji

COBA

Sekolah : SDN 153/IX Suka Makmur

Kelas / Semester : VA / 1 (satu)

Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia

Sub tema 2 : Manusia dan Lingkungan

Pembelajaran ke- : 2

Fokus Pembelajaran : IPA

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (3 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan

bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada

tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-

benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,

mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis

dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap

perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR

IPA

3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara

memelihara kesehatan alat gerak manusia

127

4.2 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.1.1 Mendemonstrasikan berbagai jenis, nama dan fungsi tulang pada manusia

4.1.1 Membuat gambar rangka organ gerak pada manusia secara utuh

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

6. Dengan mengamati , siswa mampu menemukan konsep rangka organ gerak

pada manusia dengan benar.

7. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai jenis tulang pada manusia dengan

benar.

8. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai nama tulang pada manusia dengan

benar.

9. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa

mampu mendemonstrasikan berbagai fungsi tulang pada manusia dengan

benar.

10. Dengan melakukan demonstrasi, siswa mampu membuat gambar rangka

organ gerak pada manusia secara utuh dengan benar.

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Rangka organ gerak pada manusia

F. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.

Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab,

penugasan, dan ceramah.

G. MEDIA/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar :1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 2: Organ Gerak

Hewan dan Manusia. Buku Tematik Terpadu Kurikulum

128

2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

2. Bahan Ajar leaflet

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi

Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru membuka kelas dengan salam, menanyakan kabar, dan

mengecek kehadiran siswa.

2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh ketua kelas.

3. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan

kebersihan kelas.

4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya.

Guru memberikan penguatan tentang pentingnya

menanamkan semangat kebangsaan.

5. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang

aktivitas-aktivitas manusia yang memanfaatkan organ

manusia.

6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan,

manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.

7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap

disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.

10 menit

Kegiatan Inti

1. Siswa diberikan bahan ajar leaflet yang berisikan

materi mengenai rangka organ gerak pada manusia.

2. Siswa mengamati dengan seksama materi rangka

organ gerak manusia pada bahan ajar leaflet.

3. Siswa menggaris bawahi informasi-informasi penting

yang ia temukan bahan ajar leaflet.

4. Guru dan siswa bertanya jawab tentang rangka-

rangka pada manusia beserta fungsinya.

85 menit

129

5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil

untuk melakukan diskusi bersama rekannya jenis-

jenis tulang, nama-nama tulang beserta fungsinya.

6. Guru memberikan waktu selama 20 menit untuk

melakukan diskusi bersama rekannya.

7. Guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok

untuk melakukan demostrasi mengenai jenis-jenis

tulang, nama-nama tulang beserta fungsinya.

8. Setiap kelompok menunjukkan pemahamannya

tentang rangka organ gerak pada manusia dengan

melakukan demonstrasi mengenai jenis-jenis tulang,

nama-nama tulang beserta fungsinya dengan

menggunakan tubuh rekannya.

9. Demonstrasi setiap kelompok dilakukan secara

bergantian.

10. Kelompok yang lain mencatat kritik, saran ataupun

sanggahan pada setiap kelompok yang tampil.

11. Setelah semua kelompok selesai melakukan

desmontrasi, guru mempersilahkan kelompok yang

lain untuk memberi tanggapan kepada setiap

kelompok yang tampil secara bergantian.

12. Guru mengatur jalannya diskusi dan kegiatan

demonstrasi agar tetap kondusif.

13. Setelah kegiatan diskusi antar kelompok selesai,

setiap kelompok membuat rangka organ gerak manusia

pada lembar kertas yang telah disediakan secara utuh.

14. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang terkait

dengan percobaan yang ia lakukan. Apa yang anda

ketahui mengenai rangka organ gerak pada manusia?

Sebutkan fungsi rangka manusia?

130

Penutup

1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas

pembelajaran yang telah berlangsung:

Apa saja yang telah

dipelajari dari kegiatan hari ini?

2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran

pada hari ini.

3. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga

kebersihan kelas.

4. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh ketua

kelas.

10 menit

I. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap

Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa

dalam sikap disiplin.

b. Penilaian Pengetahuan

Muatan Indikator

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instumen

IPA KD IPA 3.1 dan 4. 1 Tes

tertulis

Soal Essay

c. Unjuk Kerja

Muatan Indikator

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instumen

IPA 4.1.1 Membuat gambar rangka organ

gerak pada manusia secara utuh Hasil Rubrik penilaian

2. Bentuk Instrumen Penilaian

131

a. Jurnal Penilaian Sikap

No. Tanggal Nama Siswa Catatan

Perilaku

Butir Sikap Tindak Lanjut

1.

2.

3.

Melengkapi Tabel Informasi Hasil Pengamatan

Bentuk Penilaian : Tertulis

Instrumen Penilaian : Rubrik

KD IPA 3.1 dan 4.1

Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Proporsi Seluruh

anggota

tubuh dibuat

dengan

perbandingan

ukuran yang

tepat.

Hampir seluruh

anggota tubuh

dibuat dengan

perbandingan

ukuran yang

tepat.

Sebagian besar

anggota tubuh

dibuat dengan

perbandingan

ukuran yang

tepat.

Sebagian kecil

anggota tubuh

dibuat dengan

perbandingan

ukuran yang tepat.

Anatomi Seluruh

bentuk,

ukuran, dan

tata letak

setiap bagian

tubuh

dilakukan

dengan tepat.

Hampir seluruh

bentuk, ukuran,

dan tata letak

setiap bagian

tubuh dilakukan

dengan tepat.

Sebagian besar

bentuk, ukuran,

dan tata letak

setiap bagian

tubuh dilakukan

dengan tepat.

Sebagian kecil

bentuk, ukuran,

dan tata letak

setiap bagian

tubuh dilakukan

dengan tepat.

Hasil akhir Seluruh bagian

model

dikerjakan

dengan secara

detail dan rapi.

Hampir seluruh

bagian model

dikerjakan

dengan secara

detail dan rapi.

Sebagian besar

bagian model

dikerjakan

dengan secara

detail dan rapi.

Sebagian keecil

bagian model

dikerjakan dengan

secara detail dan

rapi.

132

Kesimpulan Siswa dapat

membuat

kesimpulan

dengan

menjawab

semua

pertanyaan

yang

berhubungan

dengan rangka

organ gerak

pada manusia

Siswa dapat

membuat

kesimpulan

dengan

menjawab

sebagian

besar

pertanyaan

yang

berhubungan

dengan rangka

organ gerak

pada manusia

Siswa dapat

membuat

kesimpulan

dengan

menjawab

sebagian

kecil

pertanyaan

yang

berhubungan

dengan rangka

organ gerak

pada manusia

Siswa dapat

membuat

kesimpulan

dengan

menjawab satu

pertanyaan

yang

berhubungan

dengan rangka

organ gerak pada

manusia

total nilai siswa

Penilaian (penskoran): × 10

total nilai maksimal

Refleksi Guru:

133

Lampiran 8

HASIL TES PERORANGAN

134

135

136

137

138

139

Lampiran 9

HASIL TES KELOMPOK KECIL

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

Lampiran 10

PEDOMAN SKOR PENILAIAN HASIL TES

No Skor Deskriptor

1 0 Apabila responden tidak menjawab (jawaban salah)

5 Apabila responden menjawab pertanyaan

2 0 Apabila responden tidak menjawab (jawaban salah)

20 Apabila responden hanya menggambar rangka secara lengkap

tetapi tidak menjawab tabel yang kosong atau tidak menggambar

rangka namun menjawab tabel yang kosong

40 Apabila responden mengambar rangka secara lengkap dan

menjawab semua tabel yang kosong

3 0 Apabila responden tidak menjawab (jawaban salah)

10 Apabila responden hanya menyebutkan sendir-sendi pada rangka

manusia tetapi tidak memberikan penjelasan

15 Apabila responden hanya menyebutkan sendi-sendi pada rangka

manusia dan hanya memberi 1 penjelasan

25 Apabila responden hanya menyebutkan sendi-sendi pada rangka

manusia dan hanya memberi 2 penjelasan

30 Apabila responden hanya menyebutkan sendi-sendi pada rangka

manusia dan hanya memberi 3 penjelasan

35 Apabila responden hanya menyebutkan sendi-sendi pada rangka

manusia dan hanya memberi 4 penjelasan

40 Apabila responden menyebutkan sendi-sendi pada rangka manusia

beserta seluruh penjelasan

4 0 Apabila responden tidak menjawab (jawaban salah)

15 Apabila responden menjawab pertanyaan

157

Lampiran 11

SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN

158

Lampiran 12

DOKUMENTASI PENELITIAN

159

160

161

Lampiran 13

LAMPIRAN PLAGIAT SKRIPSI

162

Lampiran 14

RIWAYAT HIDUP

Ariesti Kumalasari dilahirkan di Desa Bukit Subur pada 06 Mei

1999. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dari

pasangan Bapak Setyo Krisworo dan Ibu Soimah, S. Pd. Penulis

merupakan Warga Negara Indonesia yang bertempat tingga di

RT.05 Desa Bukit Subur, Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muaro Jambi,

Provinsi Jambi. Jenjang Pendidikan Formal pertama yang pernah ditempuh oleh

penulis adalah pada tahun 2005-2011 penulis menempuh pendidikan dasar di SDN

190/IX Bukit Subur. Selanjutnya pada tahun 2011-2014 penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 25 Muaro Jambi. Tahun 2014-2017 penulis tercatat

sebagai siswa SMA Negeri 4 Muaro Jambi. Pada tahun 2018 penulis melanjutkan

pendidikan ke tingkat Perguruan Tinggi. Di tahun yang sama penulis berhasil

menjadi Mahasiswi di Universitas Jambi dengan jurusan yang diambil adalah

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2018.