0
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK LEAFLET BERBASIS
KETERAMPILAN ABAD 21 PADA TEMA 1 KELAS V SEKOLAH
DASAR
SKRIPSI
OLEH
ARIESTI KUMALASARI
NIM A1D118167
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI 2022
0
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK LEAFLET BERBASIS
KETERAMPILAN ABAD 21 PADA TEMA 1 KELAS V SEKOLAH
DASAR
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH
Ariesti Kumalasari
NIM A1D118167
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI 2022
0
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis
Keterampilan Abad-21 Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar”. Skripsi Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang disusun oleh Ariesti Kumalasari,
Nomor Induk Mahasiswa A1D118167 telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Jambi, Desember 2021
Pembimbing I
Drs. Andi Suhandi, S.Pd., M.Pd.I
NIP.195708121985031007
Jambi, Desember 2021
Pembimbing II
Issaura Sherly Pamela, S.Pd., M.Pd
NIP. 201409052007
0
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis
Keterampilan Abad-21 Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang disusun oleh Ariesti Kumalasari,
Nomor Induk Mahasiswa A1D118167 telah dipertahankan di depan penguji hari
Selasa, 04 Januari 2022.
Tim Penguji
1. Drs. Andi Suhandi, S.Pd., M.Pd.I Ketua ……………………..
NIP.195708121985031007
2. Issaura Sherly Pamela, S.Pd., M.Pd Sekretaris ...................................
NIP. 201409052007
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
Dr. Dra. Destrinelli, M.Pd
NIP. 196509011997022001
0
MOTTO
“Jangan pernah berhenti bermimpi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Berproses selama masih ada udara yang bisa terhirup. Karena dengan bermimpi
akan terukir suatu keinginan untuk terus melangkah maju. Dan janganlah ragu atas
kekurangan yang ada, dengan kekurangan itulah menjadi awal kesuksesan.
Mintalah restu kedua orang tua sebagai modal dari ridho Allah SWT”.
Kupersembahkan skripsi ini untuk ibu ku tercinta yang dengan perjuangannya dapat
mengantar aku pada tahap ini. Kupersembahkan skripsi ini untuk kakak yang selalu
memberi motivasi terhadap diriku, agar dapat selalu melangkah tanpa memandang
apa yang pernah terjadi. Semoga aku bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Kasih sayang tulus serta doa selalu menjadi semangat bagiku dalam segala hal. Tak
akan cukup apapun untuk aku dapat membalas jasa dan jerih payahmu. Semoga
surga diberikan kepadamu dari Allah SWT.
i
ABSTRAK
Kumalasari, Ariesti. 2022. Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis
Keterampilan Abad 21 Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Anak
Usia Dini Dan Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Jambi. Dosen Pembimbing (I) Drs. Andi Suhandi, S.Pd.,
M.Pd.I., (II) Issaura Sherly Pamela, S.Pd., M.Pd
Kata Kunci: Bahan Ajar Cetak, Leaflet, Keterampilan Abad-21.
Penelitian ini bertujuan (I) untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan bahan
ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan
dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa
kelas V Sekolah Dasar, (2) untuk mendeskripsikan tingkat validasi bahan ajar
leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia
subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V
Sekolah Dasar, (3) untuk mendeskripsikan tingkat kepraktisan bahan ajar leaflet
berbasis keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia
subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA terhadap guru dan
siswa kelas V Sekolah Dasar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian
pengembangan bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad 21 pada tema 1
kelas V sekolah dasar. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu model pengembangan ADDIE (ADDIE (Analyze, Desaign, Develop,
Imploment, Evaluate). Penelitian ini dilakukan di SDN 153/IX Suka Makmur. Data
penelitian ini diperoleh dari validasi materi dan validasi media. Selain itu, data juga
diperoleh dari angket respon guru serta tanggapan siswa untuk melihat kepraktisan
bahan ajar leaflet.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji coba validasi dari penilaian ahli
media sebesar 100% yang berada dalam kategori Sangat Valid, penilaian ahli
pembelajaran sebesar 100% yang berada dalam kategori Sangat Valid. Penilaian
dari respon guru sebesar 96% yang berada dalam kategori Sangat Praktis dan
penilaian kepraktisan produk oleh siswa sebesar 95,15% dengan kategori Sangat
Praktis. Uji coba produk dalam kelompok kecil dan perorangan dilakukan untuk
memperoleh data hasil kepraktisan bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan
abad-21. Untuk memperkuat ini semua agar produk yang dihasilkan bernar-benar
teruji maka dilakukanlah tes essay. Hasil yang diperoleh dari dilaksanakannya tes
baik secara perorangan maupun kelompok kecil adalah 84,6%. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar cerak leaflet
berbasis keterampilan abad-21 pada tema 1 kelas V sekolah dasar secara
keseluruhan dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “ Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-21
Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk bisa
mengikuti ujian sidang skripsi pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan,
bimbingan, bantuan serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini.
terutama terima kasih kepada ibunda Soimah, S.Pd, kakak Diana Sari, S.Pd, kakak
ipar Dwi fitnandi, S.E, dan rekan hidupku Annur Rohim serta kedua ponaan
Muhammad Fariz Abbiyu dan Khairil Asyauqi Veda yang telah memberikan
dorongan dan pengorbanan baik baik moril maupun materil selama penyelesaian
skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Andi Suhandi, S.Pd.,
M.Pd.I. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Issaura Sherly Pamela, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen pembimbing II yang dengan kesabaran, dan keikhlasan, telah
membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Soga Tuhan tetap memberikan yang terbaik untuk beliau.
Selain itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. M.
Rusdi., S.Pd., M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi, Bapak Dr. Ahmad Hariandi,S.Pd., M.Ag selaku Dosen
Pembimbing Akademik, Bapak Dr. Yantoro, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan
Anak Usia Dini dan Dasar Universitas Jambi, Ibu Dr. Dra. Destrinellin, M.Pd
selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi, serta terima kasih kepada Bapak dan Ibu
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi yang senantiasa memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat kepada penulis.
Jambi, Januari 2022
Ariesti Kumalasari
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3. Tujuan Pengembangan ............................................................................... 5
1.4. Spesifikasi Pengembangan ......................................................................... 6
1.5. Pentingnya Pengembangan ........................................................................ 7
1.6. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................................. 8
1.7. Definisi Istilah ............................................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORITIK
2.1. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Relevan .............................................. 10
2.2. Kerangka Berpikir .................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Model Pengembangan .............................................................................. 35
3.2. Prosedur Pengembangan .......................................................................... 36
3.3. Subjek Uji Coba ....................................................................................... 40
3.4. Jenis Data dan Sumber Data .................................................................... 40
3.5. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................. 41
3.6. Teknik Analisi Data ................................................................................. 44
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengembangan ................................................................................ 47
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 74
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................................. 81
5.2 Implikasi .................................................................................................. 82
5.3 Saran ........................................................................................................ 83
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Analisis Kompetensi ........................................................................................ 37
3.2 Komponen Produk ........................................................................................... 38
3.3 Kisi-Kisi instrumen Ahli Media ....................................................................... 42
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Pembelajaran ........................................................... 43
3.5 Angket Respon Guru ........................................................................................ 43
3.6 Angket Respon Siswa ...................................................................................... 44
3.7 Pedoman Skor Kriteria Validitas Produk ......................................................... 45
3.8 Pedoman Skor Kriteria Kepraktisan Produk .................................................... 46
4.1 Analisis Kompetensi ........................................................................................ 50
4.2 Komponen Produk ........................................................................................... 52
4.3 Storyboard Bahan Ajar Cetak Berbasis Keterampilan Abad-21 Pada Produk
Pengembangan ................................................................................................... 52
4.4 Prototype Bahan Ajar Cetak Berbasis Keterampilan Abad-21 Pada Produk
Pengembangan ................................................................................................... 54
4.5 Hasil Validasi Ahli Media ................................................................................ 58
4.6 Hasil Validasi Ahli Pembelajaran .................................................................... 62
4.7 Angket Respon Siswa Perorangan Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet ......... 70
4.8 Angket Respon Siswa Kelompok Kecil Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet . 70
4.9 Hasil Tes Essay Uji Coba Perorangan Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet ... 71
4.10 Hasil Tes Essay Uji Coba Kelompok Kecil Terhadap Bahan Ajar Cetak
Leaflet 71
4.11 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet Oleh Guru Kelas ..................... 72
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Pengembangan Model Cick & Carey ................................................... 27
2.2 Bagan Model Pengembangan Born & Gall (1989) .......................................... 28
2.3 Bagan Pengembangan Model ADDIE ............................................................. 29
2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 34
3.1 Langkah Model ADDIE ................................................................................... 35
4.1 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap I .................................................. 59
4.2 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap II ................................................. 60
4.3 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap III ................................................ 60
4.4 Diagram Hasil Validasi Ahli Media ................................................................. 61
4.5 Revisi Lembar I Pada Bahan Ajar Cetak Leaflet ............................................. 61
4.6 Revisi Lembar II Pada Bahan Ajar Cetak Leaflet ............................................ 61
4.7 Hasil Penilaian Validasi Ahli Pembelajaran Tahap I ....................................... 63
4.8 Hasil Penilaian Validasi Ahli Pembelajaran Tahap II...................................... 63
4.9 Diagram Hasil Validasi Ahli Pembelajaran ..................................................... 64
4.10 Revisi Lembar I Pada Bahan Ajar Cetak Leaflet ........................................... 64
4.11 Revisi Lembar II Pada Bahan Ajar Cetak Leaflet .......................................... 64
4.12 Kegiatan “Keterampilan Berpikir Kritis” Ketika Uji Coba Perorangan ........ 66
4.13 Kegiatan “Keterampilan Kreatif” Ketika Uji Coba Perorangan .................... 66
4.14 Kegiatan “Keterampilan Kolaboratif” Ketika Uji Coba Perorangan ............. 67
4.15 Kegiatan “Keterampilan Komunikatif” Ketika Uji Coba Perorangan ........... 67
4.16 Kegiatan “Keterampilan Berpikir Kritis” Ketika Uji Coba Kelompok
Kecil ................................................................................................................. 68
4.17 Kegiatan “Keterampilan Kreatif” Ketika Uji Coba Kelompok Kecil ............ 68
4.18 Kegiatan “Keterampilan Kolaboratif” Ketika Uji Coba Kelompok Kecil ..... 69
4.19 Kegiatan “Keterampilan Komunikatif” Ketika Uji Coba Kelompok Kecil ... 69
4.20 Diagram Angket Respon Uji Coba Perorangan Dan Uji Coba Kelompok
Kecil .................................................................................................................. 71
4.21 Diagram Hasil Tes Essay Uji Coba Perorangan Dan Uji Kelompok
Kecil .................................................................................................................. 71
4.22 Diagram Hasil Angket Respon Guru ............................................................. 73
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................................... 89
2. Story Board Bahan Ajar Cetak Leaflet .............................................................. 90
3. Angket Validasi (Ahli Media) ............................................................................ 92
4. Angket Validasi (Ahli Pembelajaran) .............................................................. 103
5. Angket Respon Guru ........................................................................................ 112
6. Angket Respon Siswa ...................................................................................... 115
7. RPP Kelas Uji Coba ......................................................................................... 126
8. Hasil Tes Perorangan ....................................................................................... 133
9. Hasil Tes Kelompok Kecil ............................................................................... 139
10. Pedoman Skor Penilaian Hasil Tes ................................................................ 156
11. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................................... 157
12. Dokumentasi Penelitian ................................................................................ 158
13. Lampiran Plagiat Skripsi ................................................................................ 161
14. Riwayat Hidup ............................................................................................... 162
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Abad-21 merupakan saat segala informasi dari seluruh negara di penjuru
dunia bisa diperoleh tanpa batasan waktu dan ruang. Terlihat dari IPTEK (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi) berkembang begitu pesat, yang memicu munculnya
tantangan dan persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, salah satunya
Indonesia. Keadaan ini memicu dibutuhkannya SDM (Sumber Daya Manusia) yang
siap dan berkualitas untuk menghadapi tantangan global. Setiap individu
diharuskan untuk memiliki kecakapan atau keterampilan baik hard skill maupun
soft skill yang mumpuni untuk mampu bersaing dan berkompetensi dengan dunia
luar.
Merujuk pada penjelasan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan
bahwa “Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi
pada tiga dimensi, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan”. Adapun dimensi
keterampilan dalam hal ini khususnya pada jenjang pendidikan dasar mengangkut
hal sebagai berikut: 1) kreatif; 2) produktif; 3) kritis; 4) mandiri; 5) kolaboratif; dan
6) komunikatif. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan empat keterampilan
abad-21. Keterampilan yang dimaksud itu adalah 4C yang merupakan singkatan
dari Critical thingking (Berpikir kritis), Creativity (Kreativitas), Collaboration
(Kerja sama) dan Communication (Komunikasi).
Empat aspek tersebut merupakan aspek keterampilan yang paling penting
untuk dikuasai oleh siswa pada pendidikan dasar sampai menengah. Di abad-21
2
memerlukan keterampilan tersebut agar dapat membentuk SDM (Sumber Daya
Manusia) yang berkompeten untuk mampu bersaing dan siap dalam menghadapi
segala tantangan global. Hal ini menyebabkan dunia pendidikan ditantang untuk
dapat mencetak penerus bangsa dengan memiliki keempat keterampilan abad-21
melalui proses pembelajaran.
Keterampilan abad-21 dapat dikuasai melalui pembelajaran. Pembelajaran
yang dimaksud dipastikan memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
yaitu dengan menggunakan suatu bahan ajar. Dalam kurikulum 2013 terdapat
beberapa jenis bahan ajar yang memungkinkan dapat membentuk keterampilan
abad-21 pada siswa. Salah satu bahan ajar ialah bahan ajar cetak seperti Leaflet.
Ahmad (2017:19-20) mengungkapkan bahwa “Leaflet adalah suatu bahan
cetak yang ditulis dalam lembaran yang dapat dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.
Untuk terlihat menarik rata-rata leaflet didesain dengan cermat, dilengkapi ilustrasi
dan memakai bahasa yang singkat, sederhana, dan mudah dipahami. Leaflet sebagai
suatu bahan ajar wajib berisikan materi pembelajaran yang bisa membawa siswa
menguasai satu bahkan lebih kompetensi dasar”. Sehingga dapat dipahami bahwa
bahan ajar yakni Leaflet ialah sejumlah bahan yang disajikan dalam kertas yang
berfungsi untuk kepentingan pembelajaran yang berbentuk selembar kertas dengan
dilengkapi gambar serta tulisan dikedua sisi kertas sehingga dapat dilipat dalam
ukuran kecil dan praktis yang berisikan materi maupun soal latihan sehingga
membantu siswa untuk menguasai kompetensi dasar tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru kelas VA SDN 153/IX Suka
Makmur, bahwasannya sekolah dan pihak guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013
pada masa pandemi Covid-19 sudah mengusahakan dengan sebaik mungkin.
3
Namun secara nyata terdapat penurunan pada keterampilan abad-21. Pandemi
Covid-19 menimbulkan perubahan sistem pembelajaran yang sering berubah-ubah
yakni secara normal dilakukan pembelajaran tatap muka sekarang dilakukan
pembelajaran jarak jauh maupun sistem sift. Sehingga dituntutlah pihak siswa untuk
memiliki hand phone yang mampu menunjang pembelajaran jarak jauh. Namun
dikarenkan tingkat kemampuan wali murid yang berbeda-beda seperti ekonomi
maupun pendidikan dan ketidak stabillan jaringan internet. Oleh sebab itu guru
memiliki peran besar dalam menyiapkan siswa untuk menguasai empat
keterampilan abad-21 agar siswa mampu menghadapi tantangan global tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas VA menyampaikan
keluhannya tentang pembelajan daring yang sering kali terhambat oleh waktu dan
keadaan jaringan dari para siswa. Penghambatan itu sendiri berakibatkan pada
ketidak tercapaiannya siswa dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan
abad-21. Proses pembelajaran dalam keadaan new normal ini sendiri seharusnya
guru dituntut untuk mampu mengembangkan bahan ajar yang menarik dan efektif
dalam proses pembelajaran. Namun dilapangan sendiri terlihat guru masih berfokus
pada materi dan belum mampu dalam mengembangkan bahan ajar yang baik.
Sehingga keterbutuhan pembelajaran yang mengharuskan untuk dapat
mengembangkan bahan ajar adalah salah satu faktor dari ketidak tercapaian
kemampuan abad-21 siswa pada masa pandemi.
Terkhusus untuk materi pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia
subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA guru menyatakan
bahwa ketidak tercapainya keberhasilan pembelajaran pada siswa kelas VA. Guru
menyatakan bahwasannya dari 30 siswa Kelas VA hanya sekitar 2 siswa yang
4
berhasil menguasai materi mengenai rangka organ manusia. Ini dibuktikan dengan
adanya kegiatan evalusai yang dilakukan secara luring dengan sistem sift serta
menerapkan protokol kesehatan.
Keterbatasan guru dalam mengembangkan bahan ajar ini sendiri berdampak
pada pengetahuan dan keterampilan Abad-21 siswa. Menurut Farida Andriyani,
dkk. (2014) mengatakan bahwa “pentingnya pengembangan bahan ajar untuk
meningkatkan kemampuan Abad-21 bagi peserta didik”. Penelitian ini sendiri
bergerak pada pengembangan bahan ajar Leaflet dimana hasil dari penelitian ini
sendiri menunjukan adanya kenaikan pengetahuan pada siswa dalam proses
pembelajaran. Bahan ajar Leaflet sendiri memiliki keunggulan yaitu:
penggunaannya yang mudah, bahan pembuatannya yang mudah didapat, mudah
dimengerti siswa, dan memiliki efektifitas waktu yang sangat baik. Maka dari itu
bahan ajar Leaflet sendiri dapat menjadi solusi bagi guru dalam proses
pembelajaran Daring maupun Laring.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka Peneliti tertarik
melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet
Berbasis Keterampilan Abad-21 Pada Tema 1 Kelas V Sekolah Dasar”.
1.2 Rumusan Masalah
Pengembangan bahan ajar leaflet pada tema 1 subtema 2 pembelajaran 2
muatan IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan keterampilan abad-21. Sehingga dirumuskan masalah seperti:
5
1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar leaflet berbasis keterampilan
abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan
lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V Sekolah Dasar?
2. Bagaimana tingkat validasi bahan ajar leaflet berbasis keterampilan abad-21
pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan
lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V Sekolah Dasar?
3. Bagaimana tingkat kepraktisan bahan ajar leaflet berbasis keterampilan abad-
21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan
lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA terhadap guru dan siswa kelas V
Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan bahan ajar leaflet berbasis
keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2
manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V Sekolah
Dasar.
2. Untuk mendeskripsikan tingkat validasi bahan ajar leaflet berbasis
keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2
manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V Sekolah
Dasar.
3. Untuk mendeskripsikan tingkat kepraktisan bahan ajar leaflet berbasis
keterampilan abad-21 pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2
6
manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA terhadap guru dan siswa
kelas V Sekolah Dasar.
1.4 Spesifikasi Pengembangan
Spesifikasi produk yang diharapkan dari pengembangan bahan ajar leaflet
adalah:
1. Leaflet dirancang sesuai Tema 1 Organ Gerak Hewan Dan Manusia Subtema
2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Kelas V Sekolah
Dasar.
2. Leaflet dirancang pada selembaran kertas yang ditampilkan dalam bentuk dua
kolom, berisi tulisan yang dilengkapi gambar di kedua belah sisi kertas
kemudian dilipat tiga. Leaflet sangat praktis dan berukuran kecil. sehingga
dapat dengan mudah dibawa kemanapun.
3. Leaflet dibuat agar dapat digunakan saat keadaan normal yang dilakukan secara
tatap muka, pembelajaran jarak jauh maupun sistem sift dimasa pandemi
Covid-19.
4. Leaflet berisi materi tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia
dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar. Leaflet
dalam menjelaskan materi tersebut menggunakan gambar sebagai ilustrasi dan
dilengkapi penjelasan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami,
sederhana, dan singkat agar terlihat menarik dan dicerna siswa.
5. Pengembangan leaflet berisi materi yang disesuaikan dengan KI dan KD yang
berlaku saat ini.
7
6. Leaflet berbentuk: (a) Ukuran leaflet 21 cm x 29,7 cm; (b) berbentuk selembar
kertas berisi tulisan yang dilengkapi gambar di kedua belah sisi kertas; (c)
Berbentuk 2 kolom dan dapat dilipat menjadi 3; (d) Menggunakan kertas A4
80 gsm; (e) Leaflet menggunakan kertas A4; (f) Jenis dan ukuran huruf
menyesuaikan; (h) Didesain semenarik mungkin.
1.5 Pentingnya Pengembangan
Peneliti memilih mengembangkan bahan ajar leaflet karena praktis dan
berukuran kecil, berisi materi yang dilengkapi gambar sebagai ilustrasi,
menggunakan bahasa yang sederhana serta mudah dipahami. Sehingga materi yang
ingin disampaikan dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Leaflet
menjadi salah satu bahan ajar yang berbasis keterampilan abad-21 pada selembar
kertas tersebut. Sehingga bahan ajar leaflet diperlukan untuk menjadi jembatan saat
pembelajaran dari guru kepada siswa di tengah pandemi Covid-19.
Pengembangan bahan ajar leaflet dinilai cocok untuk materi tema 1 organ
gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2
muatan IPA kelas V Sekolah Dasar, karena disekolah dasar pada materi ini hanya
mengunakan buku sebagai bahan ajar yakni buku siswa. Pengembangan ini
bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menguasai keterampilan abad-21 yaitu
berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolabotatif pada materi tema 1 organ gerak
hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA
kelas V Sekolah Dasar.
8
1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi pengembangan bahan ajar leaflet ini dilakukan untuk mempermudah
guru menyampaikan materi tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2
manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar
ditengah pembelajaran masa pandemi Covid-19 kepada siswa, agar siswa mampu
menguasai keterampilan abad-21. Bahan ajar leaflet berbentuk selembar kertas
yang terdiri dari 2 kolom dan dapat dilipat menjadi 3 yang berisikan gambaran
sebagai ilustrasi dengan dilengkapi penjelasan menggunakan bahasa yang
sederhana dan jelas serta terdapat penugasan didalamnya. Sehingga siswa dapat
memahami materi materi yang abstrak menjadi lebih terilustrasikan terutama pada
tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan
pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar.
Bahan ajar leaflet memiliki keterbatasan. Keterbatasan bahan ajar leaflet
terletak pada bahannya yang mana tidak tahan lama atau mudah rusak, proses
pencetakan akan mahal jika menampilkan gambar yang berwarna, dan harus
dirancang sedemikian rupa agar tidak terlalu panjang yang akan membuat bosan
siswa. Penelitian pengembangan bahan ajar cetak leaflet terbatas hanya untuk
mengetahui prosedur pengembangan, tingkat validasi, dan tingkat kepraktisan
bahan ajar cetak leaflet. Dalam penggunaan bahan ajar cetak leaflet tetap
disandingkan dengan buku tema, dalam hal ini menggunakan tema 1 organ gerak
hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA
kelas V Sekolah Dasar.
9
1.7 Definisi Istilah
Definisi istilah digunakan untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka
peneliti mendefinisikan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini, definisi operasional ini yakni:
1. Bahan ajar adalah semua bentuk bahan digunakan dalam membantu guru
maupun instruktur ketika melaksanakan proses kegiatan pembelajaran di kelas.
Bahan tersebut berupa bahan tertulis ataupun bahan takter tulis. Bahan ajar juga
ialah seperangkat materi tersusun dengan sistematis, baik tertulis maupun
tidak, sehingga dihasilkan lingkungan maupun susunan yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar (Andi Prastowo menurut National Center for
Competency Based Training (2011:16-17)).
2. Leaflet adalah bahan cetak yang tertulis berupa lembaran yang dapat dilipat
namun tidak dimatikan/dijahit. Leaflet didesain secara cermat dengan ilustrasi
berupa gambar dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah
dipahami untuk terlihat menarik (Ahmad (2017: 19-20)).
10
BAB II
KAJIAN TEORETIK
2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian Relevan
2.1.1. Bahan Ajar Cetak Leaflet
2.1.1.1. Pengertian Bahan Ajar Cetak Leaflet
Andi Prastowo menurut National Center for Competency Based Training
(2011:16-17) “Bahan ajar adalah semua bentuk bahan digunakan dalam
membantu guru maupun instruktur ketika melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran di kelas. Bahan tersebut berupa bahan tertulis ataupun bahan tidak
tertulis. Bahan ajar juga ialah seperangkat materi tersusun dengan sistematis,
baik tertulis maupun tidak, sehingga dihasilkan lingkungan maupun susunan
yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Ada yang berpendapat
bahwasannya bahan ajar ialah informasi, alat serta teks untuk keperluan guru
maupun instruktur dalam perencanaan serta penelaahan pelaksanaan
pembelajaran. Pandangan tersebut dilengkapi oleh Pannen yang mana bahan ajar
adalah beberapa bahan maupun materi pembelajaran tersusun secara sistematis,
digunakan oleh guru dan siswa (peserta didik) saat proses pembelajaran”.
Proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar dapat
meningkatkan nilai pengetahuan, nilai keterampilan dan nilai sikap siswa
(Asrizal,A, dkk: 2017). Selain itu, bahan ajar memiliki peran, baik bagi guru
maupun bagi siswa yaitu:
1. Bagi guru berperan menghemat waktu ketika mengajar, peran guru tidak lagi
sebagai seorang pengajar melainkan sebagai seorang fasilitator, dan
pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
11
2. Bagi siswa dapat belajar tidak harus ada guru ataupun teman, siswa dapat
belajar kapanpun dan dimanapun, siswa belajar sesuai dengan kecepatannya
sendiri, siswa dapat memilih urutannya sendiri saat belajar, dan membantu
siswa menjadi pelajar yang mandiri (Tian Belawati, 2003: 1.4-1.9)
Berdasarkan uraian pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwasannya bahan ajar ialah segala bahan baik alat, teks, maupun informasi
yang tersusun sistematis menampilkan bagian utuh dari suatu kompetensi yang
akan dikuasai oleh siswa dan digunakan saat proses pembelajaran dengan tujuan
untuk perencanaan serta penelaah implementasi pembelajaran. Seperti LKS,
modul, buku pelajaran, dan bahan ajar audio maupun interaktif,.
Bahan ajar dapat dipahami bahwasannya memiliki jenis dan bentuk yang
beraneka ragam. Para ahli telah membuat penggolongan untuk berbagai macam
bahan ajar tersebut. Walaupun sebenarnya tidak ada yang mampu membuat
kategori yang benar-benar sahih, sehingga tanpa menyisakan kelemahan. Pada
umumnya kriteria yang dapat menjadi acuan dalam pengelompokan atau
pengklasifikasian bahan ajar terdiri dari tiga macam yaitu: dari Segi bentuk
(bahan cetak (printed), bahan ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar
(audiovisual), dan bahan ajar interaktif), sedangkan untuk segi cara kerjanya
(bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar
audio, bahan ajar video, bahan (media) komputer) (Andi Prastowo, 2011: 40-
43). Sedangkan berdasarkan sifatnya, yaitu: a) bahan ajar yang berbasis cetak;
b) bahan ajar yang berbasis teknologi; c) bahan ajar yang digunakan untuk
praktik atau proyek; dan d) bahan ajar yang digunakan untuk interaksi manusia
(Andi Prastowo, 2011: 40-43).
12
Penjelasan mengenai pengklasifikasian bahan ajar, disimpulkan
bahwasannya dalam melakukan perencanaan maupun proses pembelajaran perlu
dilakukan pemilihan bahan ajar. Dikarenakan dari ketiga macam klasifikasi
tersebut memiliki berbagai perbedaan. Baik dari segi sasaran penggunaan bahan
ajar, materi, fasilitas di sekolah, dan sarana prasarana pendukung di lingkungan
sekolah.
Solong (2014: 50) “Bahan ajar cetak adalah beberapa bahan yang
dipersiapkan di kertas, berfungsi dalam hal pembelajaran ataupun penyampaian
informasi”. Sehingga bahan ajar cetak dapat diketahui bahwa bahan ajar cetak
menggunakan bahan dasar berupa kertas atau kain yang memiliki unsur-unsur
utama berupa tulisan (teks), gambar visualisasi, maupun keduanya. Dalam
penyampaian informasi atau keperluan pembelajaran terdapat bahan ajar cetak
seperti poster, leaflet, brosur, gambar, kartun, maupun komik.
Ahmad (2017: 19-20) menjelaskan “Leaflet adalah bahan cetak yang
tertulis berupa lembaran yang dapat dilipat namun tidak dimatikan/dijahit.
Leaflet didesain secara cermat dengan ilustrasi berupa gambar dan menggunakan
bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami untuk terlihat menarik.
Leaflet dikatakan sebagai bahan ajar sehingga harus memuat materi untuk
menggiring peserta didik dalam menguasai satu atau lebih kompetensi dasar”.
Berdasarkan pemaparan para ahli, Leaflet adalah suatu bahan cetak yang
tertulis dalam bentuk lembaran dibentuk secara sistematis serta menggunakan
bahasa yang mudah dipahami. Hal ini untuk menarik minat baca dan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Bahan ajar leaflet berbentuk selembaran
kertas yang ditampilkan dalam bentuk dua kolom kemudian dilipat tiga
13
dilengkapi dengan ilustrasi, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti atau
dipahami, sederhana, dan singkat agar terlihat menarik. Leaflet menjadi salah
satu bahan ajar cetak yang berisi materi untuk menggiring siswa menguasai satu
bahkan lebih kompetensi dasar menggunakan bahasa yang singkat dan
sederhana sehingga dapat mudah dicerna oleh siswa. Leaflet memiliki fungsi
dalam pembelajaran yang berbentuk selembar kertas berisikan tulisan yang
dilengkapi gambar di kedua belah sisi kertas sehingga dapat dilipat . Leaflet
sangat praktis dan berukuran kecil sehingga dapat dengan mudah dibawa
kemanapun, berisikan materi maupun soal latihan sehingga membantu siswa
untuk menguasai kompetensi dasar tersebut.
2.1.1.2. Struktur Bahan Ajar Cetak Leaflet
Struktur bahan ajar leaflet terdiri atas empat komponen seperti halnya
brosur, yaitu judul, materi pokok atau kompetensi dasar, informasi yang
mendukung dan penilaian (Prastowo, 2011: 66). Paling tidak bahan ajar leaflet
memuat :
a. Judul yang diturunkan dari kompetensi dasar
b. Materi pokok
c. Informasinya jelas, padat dan menarik
d. Tugas
e. Penilaian dari tugas yang diberikan
f. Bersumber dari buku, majalah dan internet (Setyono, 2005).
Berdasarkan penjelasan para ahli mengenai struktur bahan ajar cetak
leaflet. Disimpulkan bahwasannya dalam leaflet terdapat lima kompenen dalam
bahan ajar leaflet, yakni:
14
1. Judul yang ditunkan dari KD
2. Memuat Materi pokok yang hendak dicapai
3. Informasi pendukung yang jelas, padat dan menarik
4. Tugas
5. Penilaian
2.1.1.3. Karakteristik Bahan Ajar Cetak Leaflet
Karakteristik bahan ajar cetak leaflet berdasarkan bentuk, ukuran, sumber,
dan unsur-unsurnya yaitu:
1. Memiliki bentuk yang dilipat 3 namun tidak dimatikan/dijahit serta
kertasnya tidak terlalu tebal.
2. Ukurannya sebesar kertas A4
3. Bersumber dari buku ataupun internet
4. Terdapat beberapa unsur di dalamnya:
a. Judul, diturunkan dari KD.
b. Materi pokok yang akan dicapai.
c. Informasi yang jelas, padat, dan menarik.
d. Tugas berupa membaca buku tertentu untuk dibuat resumenya dan
diberikan secara individu maupun kelompok.
e. Penilaian (Riswinarni, 2016).
2.1.1.4. Keunggulan dan Kelemahan Bahan Ajar Cetak Leaflet
Kustandi & Sutjipto (2013:33) menjelaskan bahwa kelebihan bahan ajar
seperti leaflet adalah sebagai berikut:
a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa agar mampu memenuhi
15
kebutuhan siswa, baik untuk siswa yang membacanya dan memahami suatu
materi cepat maupun yang lamban. Yang mana pada akhirnya siswa
diharapkan dapat menguasai materi pelajarannya tersebut.
b. Siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis
c. Adanya perpaduan teks dengan gambar dalam bahan ajar yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menambah daya tarik dan memperlancar
pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format sekaligus yaitu verbal
dan visual.
d. Khususnya pada teks terprogram, siswa akan berpartisipasi atau berinteraksi
dengan aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan
yang disusun, siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya benar atau
salah.
e. walaupun isi informasi harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan
perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu, namun materi
tersebut dapat diproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan
mudah.
Smaldino, dkk. (2011:289) menjelaskan kelebihan bahan ajar cetak leaflet
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan
2. Fleksibilitas yaitu diadaptasikan dengan berbagai tujuan dan dapat digunakan
di lingkungan dengan cahaya yang cukup.
3. Portabilitas yaitu mudah dibawa dan tidak memerlukan perlengkapan atau
kelistrikan apapun.
16
4. Ramah bagi pengguna yaitu dirancang dengan tepat sehingga mudah
digunakan dan tidak membutuhkan keahlian khusus menjalankannya.
5. Ekonomis yaitu leaflet relative tidak mahal untuk dibuat ataupun dibeli serta
dapat digunakan kembali.
Selain itu bahan ajar leaflet memiliki kekurangan, seperti yang dijelaskan
oleh Anderson (1994: 170) bahan ajar cetak memiliki kelemahan atau kekurangan
diantaranya seperti:
a. Akan sulit menampilkan gerak bahan ajar leaflet.
b. Memorisasi artinya beberapa guru mengharuskan siswa mengingat banyak
definisi dan fakta.
c. Biaya pencetakan akan mahal jika ingin menampilkan ilustrasi berupa
gambar atau foto yang berwarna-warni.
d. Proses pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari sampai
berbulan-bulan, tergantung kepada peralatan pencetakan dan rumitan
informasi pada halaman cetakan.
e. Pembagian unit dalam media cetak harus dirancang sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu panjang dan membosankan siswa
f. Pada umumnya media cetakan dapat membawa hasil yang baik jika tujuan
pelajaran tentang fakta dan keterampilan.
g. Jika tidak dirawat dengan baik, media cetakan cepat rusak atau hilang.
2.1.2. Keterampilan Abad-21 (4C)
Semakin pesatnya kemajuan IPTEK pada abad-21 akan memberikan dampak
yang besar, yaitu terdapat tantangan yang jauh berbeda dari apa yang pernah
dialami atau dihadapi oleh individu sebelumnya. Dalam abad-21 ini, dunia
17
pendidikan tentunya mendapat tantangan agar dapat menemukan cara agar peserta
didik memiliki keterampilan dalam menghadapi tantangan tersebut.
Merujuk pada penjelasan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa
“Setiap lulusan dalam satuan pendidikan dasar maupun menengah memiliki
kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Adapun
dimensi keterampilan dalam hal ini khususnya pada jenjang pendidikan dasar
mengangkut hal sebagai berikut: 1) kreatif; 2)produktif; 3) kritis; 4) mandiri; 5)
kolaboratif; dan 6) komunikatif”. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan empat
keterampilan abad 21. Keterampilan yang dimaksud itu adalah 4C, singkatan dari
Critical Thinking (Berpikir Kritis), Creativity (Kreativitas), Collaboration (Kerja
Sama) dan Communication (Komunikasi).
2.1.2.1. Berpikir Kritis (Critical Thinking)
Dunia pendidikan saat ini, kemampuan berpikir kritis merupakan salah
satu keahlian yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan berpikir kritis ialah
suatu keterampilan berpikir pada tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills/HOTS). Glaser dalam Hidayat (2017: 2) “Keterampilan berpikir sebagai
cara pikir seseorang untuk mendalami masalah-masalah dan hal yang berada
dalam jangkauan seseorang dengan menggunakan penalaran yang logis”.
Menurut Sumaryanta dalam Asep Nurjaman (2021:501) mengemukakan
“Berpikir kritis atau critical thinking merupakan salah satu proses berpikir
tingkat tinggi atau yang dikenal dengan sebutan HOTS (Higher Other Thingking
Skill). Berpikir kritis digunakan untuk membentuk sistem konseptual peserta
18
didik melalui kegiatan mental untuk memecahkan suatu permasalahan melalui
proses yang terarah, lugas, dan jelas”.
Berdasarkan penjelasan para ahli mengenai berpikir kritis, dapat ditarik
kesimpulan bahwasannya berpikir kritis adalah salah satu aspek keterampilan
yang penting untuk dikuasai oleh siswa pada pendidikan dasar maupun
menengah. Pada abad-21 ini, diperlukan keterampilan yaitu berpikir kritis untuk
membentuk SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkompeten dimana mampu
bersaing dan siap dalam menghadapi segala tantangan global. Hal ini
menyebabkan dunia pendidikan ditantang untuk dapat mencetak generasi
penerus bangsa yang memiliki salah satu keterampilan abad-21 yaitu berpikir
kritis melalui proses pembelajaran. Keterampilan berpikir kritis merupakan
suatu proses berpikir tingkat tinggi yang dibentuk melalui suatu masalah yang
harus dipecahkan secara jelas, terarah dan lugas.
Keterampilan berpikir kritis melatih siswa untuk berhati-hati dalam
melakukan tindakan sampai pada suatu keputusan. Seperti yang telah diutarakan
Thomson & Cromton dalam Afifah (2019: 12) bahwa “Berpikir kritis adalah
kemampuan untuk berhati-hati dalam mengevaluasi dan berpikir mengenai
informasi yang disajikan”. US-based Partnership for 21st Century Skills (P21)
dalam Zubaidah (2016: 3) menjelaskan bahwa “Keterampilan berpikir kritis
mencakup kemampuan mengakses, menganalisis, memadukan informasi yang
dapat dibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai”.
Mengenai proses pembelajaran, keterampilan berpikir kritis hendaknya
membuat siswa mampu menghubungkan pembelajaran dengan masalah-
masalah konkret yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut akan
19
membuat siswa menyadari akan pentingnya pembelajaran tersebut sehingga
siswa akan menggunakan kemampuan yang ia peroleh dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis akan
berusaha mencari kebenaran informasi yang ia peroleh meskipun informasi itu
ia dapatkan dari guru. Siswa tidak lagi melihat guru sebagai satu-satunya sumber
informasi. Siswa belajar menjadi sangat kritis dari apa yang ia lihat, ia dengar,
dan ia rasakan.
Keterampilan berpikir kritis atau Critical Thingking merupakan berpikir
dengan cara reflektif dan beralasan yang menekankan pada pembuatan suatu
keputuasn mengenai hal apa yang harus dipercaya ataupun dilakukan. Sehingga,
indikator keterampilan berpikir kritis yang diturunkan berdasarkan aktivitas
kritis yaitu mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan, mengungkap fakta
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah, memilih argumen logis,
relevan dan akurat, mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang
berbeda, dan menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai
suatu keputusan (Langrehr dalam Arifin, 2017: 96).
Ennis juga mengutarakan beberapa indikator keterampilan berpikir kritis
dalam Afifah (2019: 12-14) yang terbagi dalam lima jenis, yaitu:
“1) Klarifikasi dasar; 2) Dukungan dasar; 3) Menyimpulkan; 4) Klarifikasi lanjut;
dan 5) Strategi dan taktik”. Mengingat pentingnya keterampilan berpikir kritis
bagi siswa sebagai suatu kemampuan yang harus dimiliki dan merupakan tujuan
dari pembelajaran, maka guru sangat berperan penting dalam membangun
keterampilan berpikir kritis pada siswa. Dengan membiasakan siswa berpikir kritis
akan melatih siswa untuk berhati-hati dalam menerima informasi, mampu
menyaring informasi yang diperoleh karena akan dibuktikan kebenarannya dengan
sumber-sumber yang kuat dan berdasarkan hal yang logis”.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai indikator keterampilan berpikir
kritis, untuk indikator yang pertama yang di rumuskan oleh Langrehr dalam
20
Arifin adalah merumuskan pokok-pokok permasalahan sedangkan menurut
Ennis dalam Afifah adalah klarifikasi dasar (merumuskan pertanyaan), keduanya
memiliki kesamaan sehingga peneliti menyimpulkan untuk indikator yang
pertama adalah merumuskan pokok-pokok persoalan. Indikator kedua menurut
langrehr dalam Arifin ialah dapat mengungkap suatu fakta yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan masalah, dan menurut Ennis dalam Afifah adalah
dukungan dasar (Memberikan alasan untuk suatu keputusan), keduanya
memiliki kesamaan sehingga peneliti menyimpulkan untuk indikator yang kedua
adalah mengungkap fakta dengan memakai sumber yang bisa dipercaya.
Indikator ketiga diungkapkan oleh Langrehr dalam Arifin adalah memilih
argument yang logis, relevan dan akurat, dan menurut Ennis dalam Afifah adalah
kegiatan menyimpulkan. keduanya memiliki kesamaan yaitu menyampaikan
pendapat. Sehingga peneliti menyimpulkan untuk indikator yang ketiga adalah
menyimpulkan kegiatan yang dilakukan.
Indikator keempat dirumuskan oleh langrehr dalam Arifin ialah
terdeteksinya bias berdasarkan sudut pandang yang tidak sama, kemudian
menurut Ennis dalam Afifah adalah klarifikasi lanjut (mengidentifikasi istilah).
Keduanya memiliki kesamaan yakni mengidentifikasi definisi istilah dari sudut
pandang tidak sama. Sehingga peneliti menyimpulkan indikator keempat adalah
mengidentifikasi definisi istilah dari sudut pandang berbeda. Dan pada indikator
kelima dirumuskan oleh langrehr dalam Arifin ialah dapat menentukan akibat
dari pernyataan yang diambil sebagai keputusan, sedangkan menurut Ennis
dalam Afifah adalah strategi dan taktik. Keduanya juga memiliki kesamaan
yakni, cara yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah.
21
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa indikator
individu tersebut dikatakan berpikir kritis yaitu:
1. Merumuskan pokok-pokok permasalahan;
2. Mengungkap fakta dengan mamakai sumber yang bisa dipercaya
3. Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan;
4. Mengidentifikasi definisi istilah dari sudut pandang berbeda;
5. Cara yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah.
2.1.2.2. Kreativitas (Creativity)
Kreativitas merupakan pandangan, gagasan atau ide baru mengenai
bentuk permasalahan yang dihasilkan dari aktivitas kognitif dan tidak dibatasi
pada hasil yang pragmatis. Menurut Rusman (2014: 324) “Berpikir kreatif
merupakan kemampuan dalam memahami masalah dan menemukan
penyelesaian dengan berbagai strategi dan metode”. Selanjutnya Slameto dalam
Surya (2018: 43) menjelaskan bahwa “kreativitas merupakan kemampuan untuk
membuat sesuatu yang berbeda dan tidak dapat dibuat dan belum pernah dibuat
oleh orang lain, yang tentunya suatu hal atau benda ini memiliki daya guna”.
Ditambahkan oleh Kristin dalam Surya (2018: 43-44) bahwasannya “Kreativitas
merupakan suatu proses yang mengarah kepada kemampuan berfikir orisinal
dibandingkan dengan orang lain”.
Keterampilan berpikir kreatif dapat menciptakan sesuatu yang baru.
Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menjadi fasilitator yang dapat
menciptakan kondisi bagi siswa untuk berkreasi dan berinovasi. Guru dapat
memancing siswa dengan hal-hal yang menantang sehingga siswa akan mencari
cara untuk menyelesaikan tantangan tersebut.
22
Terdapat empat indikator keterampilan berpikir kreatif menurut
Munandar dalam Tama (2019: 23-24) yang menjadi indikasi adanya
keterampilan berpikir kreatif dalam diri seseorang, yaitu: a) Mampu
mencetuskan banyak ide dan gagasan; b) Mampu memberikan gagasan
penyelesaian masalah yang bervariasi; c) Mampu memberikan gagasan yang lain
dari yang sudah biasa dalam menjawab suatu pertanyaan; d) Mampu
memerincikan gagasan orang lain.
Munandar dalam Danim, (2014: 136) berpendapat bahwa indikator
kreativitas sebagai berikut:
“1) senang mencari pengalaman yang baru; 2) senang dalam mengerjakan tugas-
tugas yang sulit; 3) memiliki inisiatif; 4) memiliki ketekunan yang tinggi; 5)
cenderung kritis terhadap orang lain; 6) berani menyampaikan pendapat; 7)
selalu ingin tahu; 8) peka atau perasa; 9) enerjik dan ulet; 10) menyukai
tugastugas yang majemuk; 11) percaya diri; 12) memiliki rasa humor; 13)
memiliki rasa keindahan; dan 14) memiliki wawasan dan penuh imajinasi”.
Pemikiran indikator kreativitas didasari oleh permasalahan yang terjadi di
sekolah. Guru dapat menumbuhkan kreativitas siswa dengan memberikan
kesempatan pada siswa untuk dapat beraktifitas melalui kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang sifatnya proyek yang memungkinkan munculnya ide-ide
kreatif siswa.
Berdasarkan uraian mengenai indikator kreativitas, peneliti
menyimpulkan menjadi beberapa indikator yang peneliti anggap sesuai dengan
kemampuan siswa, yaitu: 1) Selalu ingin bertanya; 2) Tekun dalam mengerjakan
tugas; 3) Mampu mencetuskan banyak ide dan gagasan; 4) Mampu memberikan
masukan/gagasan terhadap persoalan; 5) Mampu membuat suasana menjadi
tidak tegang.
23
2.1.2.3. Kerja Sama (Collaboration)
Kemampuan kerjasama sangat penting bagi siswa dalam pembelajaran
dikelas karena dapat menambah pengetahuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan bekerja sama siswa belajar untuk membagi tugas dengan
adil, saling memotivasi untuk bertanggungjawab dengan tugasnya, dan saling
berbagi informasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Santosa dalam Triyanti
(2016: 29) bahwa “Kerjasama merupakan suatu bentuk interaksi sosial
dalammentransformasi suatu pengetahuan, berdiskusi dengan teman atau
anggota kelompok yang memiliki tujuan yang sama, sehingga setiap individu
atau kelompok dapat mencapai tujuan bersama”.
Apriono dalam Pratiwi (2018: 178) menjelaskan bahwa “Kemampuan
kerjasama merupakan kemampuan yang dilakukan oleh beberapa siswa untuk
saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama”. Sejak dini
siswa harus dimotivasi untuk melakukan kegiatan dengan cara bekerja sama
guna menghindari sikap egois dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran guru
berperan sebagai fasilitator serta motivator hendaknya merancang kegiatan
sedemikian rupa dimana siswa dapat bekerja sama secara berkelompok dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga siswa akan belajar untuk saling menghargai,
menerima pendapat temannya, saling mengkoreksi dan menyadari kesalahan
masing-masing, serta memiliki rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya. Hal-hal semacam ini sangat penting untuk menjadi bekal siswa
dikemudian hari.
Partnership for 21st Century Skills (P21) dalam Wibowo (2014: 280)
mendefinisikan indikator kerja sama siswa sebagai berikut: “1) Mampu bekerja
24
dengan efektif dalam kelompok; 2) Bertanggung jawab dalam kelompok; 3)
Saling berkontribusi untuk kelompok; 4) Kemauan untuk membantu membuat
keputusan dalam kelompok; 5) Dapat menyelesaikan masalah dalam kelompok”.
Berdasarkan pendapat ahli mengenai keterampilan kerjasama, terdapat
beberapa indikator yang hampir sama, seperti: 1) mampu bekerja dengan efektif
dalam kelompok dan indikator berpartisipasi dalam mengerjakan tugas,
indikator tersebut dapat peneliti simpulkan menjadi mampu menyelesaikan tugas
yang diberikan. 2) bertanggung jawab dalam kelompok dan indikator
mendukung keputusan kelompok, peneliti menyimpulkan indikator tersebut
menjadi saling mendukung dan bertanggung jawab atas keputusan dalam
kelompok; 3) saling berkontribusi untuk kelompok dan indikator saling bertukar
gagasan atau ide. Dapat peneliti simpulkan yaitu, saling gagasan atau ide dalam
kelompok. 4) kemauan untuk membantu membuat suatu keputusan di dalam
kelompok dan indikator saling memberi informasi/masukan dalam anggota
kelompok. Peneliti tersebut dapat saling membantu apabila terdapat hal yang
sulit dalam pemecahan masalah. 5) dapat menyelesaikan masalah dalam
kelompok dan indikator dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam
kelompok, indikator tersebut dapat peneliti simpulkan menjadi saling menjaga
kekompakkan/memiliki rasa humor yang tinggi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, disimpulkan beberapa indikator
keterampilan kerjasama yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai
berikut: 1) mampu menyelesaikan tugas yang diberikan; 2) saling mendukung
dan bertanggung jawab atas keputusan dalam kelompok; 3) saling bertukar
25
gagasan atau ide dalam kelompok; 4) saling membantu ketika ada hal sulit dalam
memecahan masalah; 5) saling menjaga kekompakkan.
2.1.2.4. Komunikasi (Communication)
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu cum artinya
dengan atau bersama dengan, dan kata units termasuk kata bilangan yang berarti
satu. kedua kata itu membentuk suatu kata benda yaitu communion, yang berarti
kesamaan, persatuan, gabungan, atau hubungan. Karena melakukan
Communicate artinya memberitahukan sesuatu terhadap orang lain, bertukar
pikiran, bercakap-cakap, berhubungan, dan berteman berteman. Khalik dalam
Wilhalminah, A, dkk (2017: 42) menjelaskan bahwa “Komunikasi akan
berlangsung baik apabila terdapat keseragaman makna antara pemberi dan
penerima informasi”. Jadi komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan,
bertukar pikiran, percakapan, dan hubungan.
Keterampilan berkomunikasi menurut Arifin dalam Tama (2019: 14)
yaitu “Kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan/informasi kepada
penerima pesan dengan jelas dan mudah dipahami”. Senada dengan hal tersebut,
US-based Partnership for 21st Century Skills (P21) dalam Zubaidah (2016: 4)
mengutarakan bahwa keterampilan komunikasi mencakup beberapa aspek
yakni: Kemampuan dalam menyampaikan opini dan pikiran secara jelas dan
persuasif, perintah dengan jelas, dan mampu memotivasi seseorang melalui apa
yang telah disampaikan. Jadi, Keterampilan komunikasi merupakan suatu
kemampuan dalam mengungkapkan pikiran, gagasan, pengetahuan ataupun
informasi yang baru dimiliki baik secara verbal maupun non-verbal dalam proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi multi arah.
26
Dimana terjadinya interaksi timbal balik antara siswa dengan guru, guru dengan
siswa, maupun antara siswa dengan siswa itu sendiri sehingga tidak hanya guru
saja yang aktif berkomunikasi. Siswa seharusnya diberikan kesempatan dalam
mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik
dapat memahami apa yang ia pelajari melalui komunikasi dan pengalaman yang
ia alami.
Partnership for 21st Century Skills (P21) menguraikan beberapa indikator
keterampilan berkomunikasi, antara lain: 1) Mampu mengeluarkan ide dan
pemikiran dengan efektif; 2) Mampu mendengarkan dengan efektif; 3) Mampu
menyampaikan informasi dengan baik; 4) Menggunakan bahasa yang baik dan
efektif.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diketahui beberapa indikator
keterampilan berkomunikasi yang hampir sama, yaitu: 1) Mampu
menyampaikan informasi dengan baik dan indikator mampu menyampaikan
pendapat sehingga peneliti dapat menyimpulkan indikator tersebut menjadi
Mampu menyampaikan pendapat dengan baik; 2) Menggunakan bahasa yang
baik dan efektif dan indikator penggunaan tata bahasa yang baik, singkat dan
jelas, peneliti menyimpulkan indikator tersebut menjadi menggunakan bahasa
yang mudah di pahami ketika berbicara.
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh beberapa indikator yang
digunakan di penelitian ini yaitu: 1) Mampu menyampaikan pendapat dengan
baik; 2) Menggunakan bahasa yang mudah di pahami ketika berbicara; 3)
Mampu menyampaikan kembali informasi yang diterima dengan bahasa sendiri;
27
4) Menggunakan volume suara yang terdengar jelas; 5) Melihat lawan bicara
ketika berbicara/menyampaikan sesuatu.
2.1.3. Model Pengembangan Prosedural
Model pengembangan prosedural adalah model pengembangan deskriptif
yang menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang digunakan
sebagai acuan peneliti untuk menghasilkan sebuah produk. Terdapat beberapa jenis
model pengembangan prosedural, seperti:
2.1.3.1. Model Pengembangan Dick & Carey
Model Dick & Carey menggunakan pendekatan sistem (system approach)
dalam bentuk pengembangannya. Dick & Carey dalam Wisnu Nugroho Aji
(2016:121) menyebutkan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam
penelitian pengembangan berdasarkan model sistem pembelajaran :
Gambar 2.1 Bagan Pengembangan Model Cick & Carey
Kelebihan dari model pengembangan Dick & Carey:
1. Setiap langkah yang dilakukan jelas dan dapat diikuti
2. pelaksanaanya teratur
3. Terdapat revisi pada analisis pembelajaran
4. Memiliki komponen yang lengkap
28
Kelemahan dari model pengembangan Dick & Carey:
1. Pada tiap langkah penelitian telah ditentukan sehingga terkesan kaku
2. Langkah – langkah yang ada pada model pengembangan ini tidak dapat
mengembangkan semua prosedur kegiatan belajar mengajar.
3. Langkah uji coba tidak dideskripsikan dengan jelas
4. Revisi dilaksanakan setelah tes formatif
5. Terlalu banyak prosedur yang harus dilaksanakan pendidik
2.1.3.2. Model pengembangan Borg & Gall
Borg & Gall (2003) menyatakan bahwa dalam bidang pendidikan,
penelitian dan pengembangan merupakan model pengembangan yang hasil
penelitiannya akan diuji coba secara sistematis, dievaluasi dan disempurnakan
sehingga menjadi sebuah produk pembelajaran yang memenuhi standar.
Gambar 2.2 Bagan Model Pengembangan Borg & Gall (1989)
Kelebihan yang ada pada model ini yakni :
1. Dapat menghasilkan produk pengembangan yang memiliki tingkat validasi
tinggi,
2. Dapat memotivasi proses inovasi produk pembelajaran yang actual,
29
3. Dapat mengatasi kebutuhan pendidikan.
Kekurangan pada model pengembangan Borg & Gall ini yakni:
1. Memerlukan waktu yang cukup lama dalam melaksanakan penelitian
2. Memerlukan sumber dana yang cukup besar
3. Penelitian hanya diarahkan pada pemecahan masalah dan sampel
penelitian
4. Memerlukan sumber daya yang cukup besar
2.1.3.3. Model Pengembangan ADDIE
Model pengembangan ADDIE dapat dengan mudah digunakan pada
kurikulum yang mengajarkan 3 kompetensi seperti pengetahuan, keterampilan
dan sikap (Rahmat, 2019:35).
Gambar 2.3 Bagan Pengembangan Model ADDIE
Kelebihan Model pengembangan ADDIE adalah:
1. Model ini memiliki langkah-langkah penelitian yang mudah dan sederhana
2. Memiliki struktur yang sistematis
3. Model ini dapat digunakan pada berbagai macam produk pengembangan.
4. Dapat diterapkan pada kurikulum yang mengajarkan tiga kompetensi yakni
pengetahuan, keterampilan dan sikap
30
Kekurangan Model ADDIE ini yakni memerlukan waktu yang cukup
lama dalam melaksanakan langkah penelitian yang pertama yakni tahapan
analisis. Namun dengan adanya evaluasi disetiap langkah pada model
pengembangan ADDIE sehingga akan menghasilkan penelitian pengembangan
yang berkualitas.
2.1.4. Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini :
1. Riswinarni, dkk, (2016). Pengembangan leaflet sebagai media pembelajaran
ilmu pengetahuan alam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Bahan ajar yang
inovatif akan mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Pengembangan bahan ajar leaflet muatan IPA materi rangka
manusia, diharapkan mampu menumbuhkan motivasi pada siswa serta
siswa dapat memahami materi tentang rangka manusia dengan baik.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang berusaha
mengembangkan bahan ajar agar lebih kreatif. Subjeknya yaitu empat dosen
ahli, satu guru IPA SD, dan 10 siswa kelas IV SD Muhammadiyah
Wirobrajan II. Teknik pengumpulan datanya yaitu angket untuk
mendapatkan kualitas maupun kelayakan leaflet. Penelitian ini
menggunakan analisis data data kuantitatif dalam bentuk skor penilaian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa semua subyek memberikan penilaian
baik. Dengan demikian leaflet muatan IPA tentang rangka manusia ini layak
digunakan serta diterapkan dalam pembelajaran.
2. Widodo Winarso dan Dede Dewi Yuliyanti, (2017). Pengembangan Bahan
Ajar Matematika Berbentuk Leaflet Berbasis Kemampuan Kognitif Siswa
31
Berdasarkan Teori Bruner. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
dan pengembangan. Model penelitiannya yaitu pengembangan desain.
Aspek penilaiannya menggunakan penilaian produk oleh para ahli, tes
kemampuan kognitif, siswa berdasarkan teori Bruner dan lembar tanggapan
siswa. Penilaian produk terdiri atas konten layak, tampilan, bahasa, dan
kelengkapan komponen. Menggunakan sampel dari pilihan peneliti yaitu
kelas VIII D dari populasi kelas VIII. Sehingga diperoleh proporsi
kemampuan kognitif siswa untuk tahap enaktif 34%, tahap ikonik 33% dan
tahap simbolik 33%. Disimpulkan bahwa bahan ajar kubus dan balok dalam
bentuk leaflet berbasis kemampuan kognitif siswa berdasarkan teori Bruner
layak dan efektif dijadikan sebagai alternatif bahan ajar yang bisa digunakan
dalam pembelajaran kubus dan balok.
3. Cinde Futriyah, dkk. (2013). Penggunaan bahan ajar leaflet terhadap
aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa. Penelitian ini
menggunakan desain pretes-postes non ekuivalen. Dengan sampel
penelitiannya yaitu siswa kelas VIIA dan kelas VIIC, dipilih secara cluster
random sampling. Penelitian ini mengunakan data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif berupa data aktivitas belajar dan lembar kemenarikan bahan
ajar leaflet yang dianalisis dengan cara deskriptif. Data kuantitatif
didapatkan dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis
menggunakan uji-U. penelitian ini menunjukkan hasil berupa peningkatan
aktivitas belajar siswa dengan rata-rata 84,52% dengan kriteria tinggi.
Materi yang dikuasai oleh siswa juga meningkat dengan nilai rata-rata
pretest (63,23), postest (84,84), dan N-gain (59,28). Sebagian besar siswa
32
tertarik terhadap penggunaan bahan ajar leaflet. Disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan bahan ajar leaflet berpengaruh terhadap aktivitas
belajar dan penguasaan materi oleh siswa.
4. Farida Andriyani, dkk. (2013). Pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet
terhadap hasil belajar siswa. Penelitian menggunakan desain pretes-postes
kelompok non ekuivalen. Dengan sampel penelitiannya siswa kelas VIIID
dan VIIIF, dipilih dari populasi secara clusster random sampling. Penelitian
ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh
dari rata-rata nilai pretes, postes serta N-gain, selanjutnya dianalisis
menggunakan uji U. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa dan
tanggapan siswa yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitiannya
menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata
nilai N-gain 68,9. Hasil rata-rata aktivitas belajar siswa juga mengalami
peningkatan dengan kriteria baik (75,4). Selain itu hasil angket
menunjukkan sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap
penggunaan bahan ajar leaflet. Disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan bahan ajar leaflet berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar siswa dan aktivitas siswa siswa pada materi pokok sistem peredaran
darah manusia
5. Endah, dkk. (2013). Penggunaan bahan ajar leaflet terhadap hasil belajar
siswa. Desain penelitian ini ialah pretes-postes kelompok non ekuivalen.
Dengan sample siswa kelas VIIIE dan VIIID yang dipilih dari populasi
secara clusster random sampling. Datanya berupa data kualitatif yang
didapat dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain, selanjutnya dianalisis
33
menggunakan uji U, dan data kualitatif diambil dari aktivitas belajar serta
tanggapan siswa yang dianalisis dengan cara deskriptif. Terdapat hasil
penelitian yang menunjukkan nilai rata-rata N-gain (59,7) dan rata-rata
aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan kriteria cukup
(72,7). Terdapat tanggapan positif dari sebagian besar siswa terhadap
penggunaan bahan ajar leaflet. Dengan begitu, pembelajaran menggunakan
bahan ajar leaflet memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatan hasil
belajar siswa dan aktivitas siswa siswa materi pokok sistem gerak manusia
2.2 Kerangka Berpikir
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) Pendidikan Dasar dan Menengah menegaskan pentingnya keterampilan
abad 21 pada siswa. Keterampilan yang dimaksud itu adalah 4C yang merupakan
singkatan dari Critical thingking (Berpikir kritis), Creativity (Kreativitas),
Collaboration (Kerja sama) dan Communication (Komunikasi). Untuk mencapai
keterampilan abad 21 ini diperlukanlah bahan ajar yang menjembatani agar siswa
mampu menguasi keterampilan tersebut. Bahan ajar yang dimaksud adalah bahan
ajar cetak leaflet yang dikemas semenarik mungkin, yang bersifat praktis, singkat,
sederhana, dan mudah dipahami oleh siswa Sekolah Dasar.
34
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka berpikir penelitian ini ialah sebagai berikut:
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir
Masalah Hasil Proses Penyelesaian Masalah
Penurunan keterampilan abad 21 siswa
pada masa pandemi Covid-19
Perubahan sistem pembelajaran yang
sering berubah-ubah pada masa
pandemi Covid-19
Sarana dan prasarana baik dari sekolah,
lingkungan, maupun wali murid yang
tidak mendukung seperti, kebutuhan
pembelajaran yang mengharuskan
untuk dapat mengembangkan bahan
ajar, jaringan internet yang tidak stabil,
dan tingkat kemampuan wali murid
yang berbeda-beda baik ekonomi
maupun pendidikan
Bahan Ajar Cetak Leaflet Ahmad (2017: 19-20)
Bahan cetak yang tertulis berupa lembaran yang dapat
dilipat namun tidak dimatikan/dijahit
Didesain secara cermat dengan ilustrasi berupa gambar
dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta
mudah dipahami untuk terlihat menarik
Kelebihan Bahan Ajar Cetak Smaldino, dkk. (2011:289)
Ketersediaan
Protabilitas
Ekonomis
Ramah
Fleksibilitas
Model Pengembangan ADDIE Rahmat (2019:35)
Analisis, desain, pengembangan implementasi, dan evaluasi
Menghasilkan sebuah produk
berupa bahan ajar cetak
leaflet sehingga siswa mampu
menguasai keterampilan abad
21 secara optimal.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Reserc &
Development). Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE.
Model pengembangan ADDIE disusun dengan berurutan serta terprogram secara
sistematis, berupaya untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan bahan
ajar leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada siswa Sekolah Dasar sehingga
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Setiap langkahnya yang dilalui
selalu memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi dan revisi guna
menghasilkan produk yang lebih baik. Selain itu Model pengembangan ADDIE
memiliki kelebihan lainnya, yaitu model ini memiliki langkah-langkah
penelitian yang mudah dan sederhana, memiliki struktur yang sistematis, model
ini dapat digunakan pada berbagai macam produk pengembangan dan dapat
diterapkan pada kurikulum yang mengajarkan tiga kompetensi yakni
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Model ADDIE terdiri dari lima langkah, yaitu:
Gambar 3.1 Langkah Model ADDIE
Analyze
Desaign Evaluate
Develope
Implement
36
3.2. Prosedur Pengembangan
Penelitian pengembangan ini dilaksanakan berdasarkan prosedur model
ADDIE. Prosedur tersebut dimulai dengan analisis, desain produk, pengembangan
dan implementasi, dan evaluasi sehingga menghasilkan produk akhir.
3.2.1. Analisis (analyze)
Tahap analisis (Analyze) terdapat kegiatan yang dilakukan dalam penelitian
pengembangan ini, yaitu:
1. Analisis kebutuhan dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan
bahan ajar sebagai sumber utama dalam pembelajaran serta ketersediaan bahan
ajar bahan ajar yang mendukung terlaksananya suatu kegiatan evaluasi hasil
belajar siswa. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi awal
pada pembelajaran tematik di kelas dan wawancara terhadap guru kelas. Hasil
observasi dan wawancara pada tahap ini yang menjadi landasan ditentukannya
bahan ajar yang perlu dikembangkan untuk membantu meningkatkan
keterampilan abad 21 siswa.
2. Analisis kompetensi (Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi pokok tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan
lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar). Analisis
kompetensi dilakukan dengan menguraikan memahami karakteristik
kompetensi pada muatan IPA yang digunakan di sekolah. Ini dimulai dari
melihat kompetensi dasar pada muatan IPA kelas V tema 1. Kemudian
kompetensi dasar pada muatan IPA diuraikan menjadi indikator, sehingga
didapatkan tujuan dari pembelajaran muatan IPA kelas V tema 1. Yang
kemudian difokuskan ke subtema 2 pada pembelajaran 2. Selain itu
37
kompetensi yang harus dimiliki siswa ialah kompetensi berbasis abad-21, yaitu
berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.
Tabel 3.1 Analisis Kompetensi
Kompetensi
Dasar IPA
Indikator Materi
Pokok
Tujuan Pembelajaran
3.1 Menjelaskan
alat gerak dan
fungsinya pada
hewan dan
manusia serta
cara memelihara
kesehatan alat
gerak manusia
Mendemonst
rasikan
berbagai
jenis, nama
dan fungsi
tulang pada
manusia
Rangka
organ
gerak pada
manusia
1. Dengan mengamati, siswa mampu
menemukan konsep rangka organ gerak
pada manusia dengan benar.
2. Dengan mengamati gambar rangka
organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai
jenis tulang pada manusia dengan benar.
3. Dengan mengamati gambar rangka
organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai
nama tulang pada manusia dengan benar.
4. Dengan mengamati gambar rangka
organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai
fungsi tulang pada manusia dengan
benar.
5. Dengan melakukan demonstrasi, siswa
mampu membuat gambar rangka organ
gerak pada manusia secara utuh dengan
benar.
3. Analisis karakter siswa
Karakter siswa usia jenjang sekolah dasar terdapat pada tahap
operasional-konkret. Suatu pembelajaran dengan menggunakan alat atau
benda dengan pilihan warna pada gambar dan konkret atau nyata dapat
membantu dalam kegiatan berpikir rasional. Sehingga, diperlukan bahan ajar
yang dapat menghubungkan dengan kehidupan nyata.
Karakter siswa perlu diketahui pada fase perkembangannya yang dapat
dilihat dari beberapa aspek utama, yaitu kognisi, sosial-emosional,
perkembangan bahasa dan fisik serta motorik siswa. Pada perkembangan
kognisi erat kaitannya dengan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah
yang pada usia 7-11 tahun siswa berada pada tahap operasional konkret. Pada
perkembangan sosial-emosional siswa cenderung lebih suka bermain dan
38
berbicara tentang lingkungan sekitar. Pada tahap inilah intensitas hubungan
siswa dengan teman sebayanya meningkat. Pada perkembangan bahasa siswa
mengalami tahap yang begitu pesat dan mencapai kesempurnaan pada akhir
masa remaja. Pada perkembangan fisik dan motorik, ditahap ini siswa
mengalami perubahan yang berbeda antara siswa wanita dengan siswa laki-
laki. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang berbeda setiap individunya.
3.2.2. Desain (design)
Desain merupakan tahap untuk menentukan apa saja yang diperlukan dalam
kegiatan menentukan komponen produk, membuatan produk pengembangan dalam
bentuk storyboard dan pembuatan Prototype produk sebagaimana rancangan yang
telah dibuat. Produk bahan ajar cetak leaflet dikembangkan pada tema 1 organ
gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2
muatan IPA kelas V Sekolah Dasar berbasis keterampilan abad-21. Dimulai dari
aplikasi yang diperlukan, peralatan, bahan, ukuran, bentuk, maupun warna produk
yang akan dibuat.
Tabel 3.2 Komponen Produk
No Komponen Produk
1. Aplikasi Canva
2. Peralatan Laptob atau Smart Phone
3. Bahan Kertas A4 80 gsm
4. Ukuran 21 cm x 29,7 cm
5. Bentuk Selembar kertas berisi tulisan yang dilengkapi gambar
di kedua belah sisi kertas, berbentuk 2 kolom dan dilipat
menjadi 3
6. Warna Menyesuaikan
3.2.3. Pengembangan (develope)
Tahap ini merupakan kegiatan menerjemahkan semua hal yang ada pada
tahap desain ke dalam bentuk fisik. Untuk pengembangkan bahan ajar leaflet alat,
bahan dan aplikasi yang dibutuhkan berupa: laptob atau smart phone, printer, kertas
39
A4 ukuran 80 GSM, aplikasi canva. Setelah itu, selanjutnya menentukan gambar
kerangka manusia setiap bagian. Mulai dari bagian bagian rangka kepala, badan,
anggota gerak (rangka anggota gerak atas dan bawah) pada manusia untuk
membuat bahan ajar leaflet. Selanjutnya gambar yang sudah dipilih tersebut
didesain dengan menggunakan aplikasi Canva dengan menggunakan laptob
maupun smart phone. Setelah desain selesai dibuat maka tahap terakhir adalah
mencetaknya kedalam kertas A4 ukuran 800 gram.
Ketika produk yang dikembangkan jadi, langkah selanjutnya adalah validasi
oleh ahli media dan ahli pembelajaran yang selanjutnya dilakukan revisi produk
layak untuk diuji coba. Validasi dilakukan oleh satu orang ahli media dan satu
orang ahli pembelajaran. Untuk validasi media dilakukan oleh ahli pembelajaran
media yang berkualitas sarjana (S1) pendidikan. Validasi pembelajaran dilakukan
oleh ahli pembelajaran yang berkualifikasi pada bidang tersebut sarjana (S1)
pendidikan. Ketika produk sudah divalidasi, langkah yang harus dilakukan adalah
revisi produk yang dikembangkan sampai produk dikatakan valid. Jika produk
sudah dikatakan valid, maka akan lanjut ke tahap implementasi.
3.2.4. Implementasi (implementation)
Tahap implementasi atau uji coba produk dikembangkan pada situasi yang
nyata. Hasil pengembangan diterapkan pada pembelajaran dengan cara nyata untuk
mengetahui pengaruh produk terhadap kualitas pembelajaran. Penerapan bahan
ajar leaflet secara nyata kepada siswa dilakukan pada tahap implementasi. Kegiatan
implementasi atau uji coba produk dilakukan kepada perorangan dan kelompok
kecil di sekolah dasar yakni siswa kelas VA SDN 153/IX Suka Makmur dengan
jumlah siswa 3 orang siswa pada uji coba perorangan dengan 3 tingkat kemampuan
40
yang berbeda setiap siswa dan 6 orang siswa untuk uji coba kelompok kecil. Tahap
ini berfungsi untuk mengetahui kepraktisan penggunaan bahan ajar leaflet yang
dikembangkan.
3.2.5. Evaluasi
Evaluasi pada model pengembangan ini, dilakukan pada setiap tahapannya
agar menghasilkan produk yang benar-benar berkualitas. Setelah bahan ajar cetak
leaflet dilakukukan uji coba, maka akan terlihat adanya kekurangan pada bahan
ajar tersebut. Apapun yang terjadi pada setiap langkah, dijelaskan sebagai bentuk
perbaikan pengembangan produk.
3.3. Subjek Uji Coba
Penelitian pengembangan ini mengunakan subjek uji coba siswa kelas V
Sekolah Dasar. Dimana subjek uji coba terdiri dari perorangan dan kelompok kecil.
Uji coba perorangan terdiri dari 3 orang siswa kelas VA sift 1 SDN 153/IX Suka
Makmur dengan masing-masing memiliki tingkat kemampuan berbeda, yaitu
tingkat kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dan kemampuan rendah.
Sedangkan uji coba kelompok kecil berjumlah 6 siswa kelas VA sift 2 SDN 153/IX
Suka Makmur. Uji coba perorangan dan kelompok kecil dilakukan untuk
mengetahui kepraktisan bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21
yang telah dibuat.
3.4. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan oleh peneliti pada pengembangan bahan ajar
leaflet berbasis keterampilan abad-21 adalah data deskriptif kualitatif dan data
41
deskriptif kuantitatif. Data deskriptif kualitatif diperoleh dari analisis kompetensi
dasar, analisis siswa, saran dan komentar yang didapatkan dari ahli media dan ahli
pembelajaran, guru serta tanggapan siswa kelas VA SDN 153/IX Suka Makmur
dengan pemaparan secara deskriptif.
Data deskriptif kuantitatif berupa data persentase angka yang diperoleh dari
hasil perhitungan angket dan nilai tes yang diperoleh siswa. Data dari penelitian
pengembangan ini adalah ahli media dan ahli pembelajaran untuk mengetahui
tingkat validasi bahan ajar cetak leaflet. Selanjutnya guru dan siswa kelas VA SDN
153/IX Suka Makmur untuk mengetahui tingkat kepraktisan bahan ajar cetak
leaflet.
Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari partisipan, yaitu kepala
sekolah untuk mengetahui kompetensi yang digunakan pada subjek penelitian, guru
kelas untuk mengetahui kebutuhan pengembangan pada subjek penelitian serta
respon guru terhadap bahan ajar cetak leaflet yang telah dikembangkan, dan siswa
untuk mengetahui karakteristik dalam hal menyesuaikan pada bahan ajar cetak
leaflet yang akan dikembangkan dan mengenai kepraktisan bahan ajar cetak leaflet
yang telah dirancang.
3.5. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendapatkan
kelengkapan informasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen
pengumpulan data berupa angket, tes, wawancara dan dokumentasi. Angket yang
digunakan oleh peneliti ialah angket tertutup, yang bertujuan untuk membatasi
subjek menjawab angket. peneliti menggunakan dua angket untuk mendapatkan
42
data. Pertama, angket validitas produk yang diberikan kepada tim ahli media dan
pembelajaran. Kedua, angket penilaian kepraktisan bahan ajar cetak leaflet yang
diberikan kepada guru kelas dan siswa.
Tes dilakukan untuk mengukur keterampilan abad-21 siswa dan mengetahui
kepraktisan produk yang dirancang. Tes ini termasuk tes esay yang terdiri dari 4
soal berbasis keterampilan abad-21.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat
sebagai dasar pendeskripsian. Kegiatan ini dilakukan pada masa penelitian yang
termasuk ketika uji coba berlangsung. Wawancara ke siswa untuk mengetahui
kepraktisan bahan ajar cetak leaflet, guru kelas untuk mengetahui kebutuhan
pengembangan, dan kepala sekolah untuk mengetahui penerapan kompetensi pada
kurikulum di sekolah tersebut.
3.5.1. Instrumen Validasi
Instrumen validasi ini berupa lembar penilaian yang akan digunakan oleh
ahli media dan ahli pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui apakah produk
yang dikembangkan bisa dikatakan layak atau belum. Berikut ini adalah kisi-kisi
lembar instrumen validasi ahli media dan pembelajaran.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media
Indikator Deskriptor No Item
Jelas dan rapi Bahan ajar yang digunakan dapat digunakan dengan jelas 1
Bahan ajar yang digunakan rapi dalam tata letak 2
Menarik Penyajian bahan ajar menggunakan warna yang menarik 3
Cocok dan
tepat sasaran
Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan karakteristik siswa 4
Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan saran subjek pembelajaran 5
Relevan
dengan topik
yang diajarkan
Bahan ajar leaflet relevan dengan topik yang diajarkan 6
Sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
Bahan ajar leaflet sesuai dengan yang diharapkan 7
Praktis dan
luwes
Bahan ajar leaflet praktis dan luwes 8
43
Berkualitas
baik
Bahan ajar leaflet memiliki kualitas yang baik 9
Ukuran sesuai
dengan
lingkungan
belajar
Bahan ajar leaflet mudah disimpan 10
(Sumber: Asyhar (2012)
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Pembelajaran
Variabel Indikator Deskriptor No Item
Pengembangan
Bahan Ajar
Leaflet Berbasis
Abad-21 Tema 1
siswa kelas V
Sekolah Dasar
Identitas mata
pelajaran
Leaflet memuat judul mata pelajaran,
berupa: tema/subtema, muatan dan materi.
1
Kompetensi
dasar
Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2
Materi ajar Materi yang disajikan sesuai dengan materi
yang terkandung dalam kompetensi dasar
3
Kegiatan
pembelajaran
Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat
pendidikan di sekolah dasar
4
Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai
dengan kenyataan dan efisien untuk
meningkatkan pemahaman siswa
5
Leaflet yang disajikan dapat
membangkitkan motivasi
6
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan berpikir kritis
7
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan kreatif
8
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan kerja sama
9
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan komunikasi
10
(Sumber: Permendikbud, 2016; Modul Praktik Baik Tanoto Foundation, 2018)
3.5.2. Instrumen Kepraktisan
Kepraktisan bahan ajar leaflet dapat dilihat dengan menggunakan lembar
angket guru dan siswa. Lembar angket disusun untuk melihat kepraktisan dan
manfaat bahan ajar leaflet. Sehingga hasilnya akan diperoleh penilaian yang
menyatakan kepraktisan produk yang dikembangkan. Berikut ini terdapat angket
respon guru dan siswa:
Tabel 3.5 Angket Respon Guru
No Pertanyaan/Pernyataan untuk Guru
1. Penggunaan bahan ajar leaflet praktis
2. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar leaflet
44
3. Kesesuaian antara kompetensi inti, kompetensi dasar dengan indikator dan tujuam
pembelajaran
4. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan paparan materi
5. Ukuran teks dan jenis huruf pada bahan ajar leaflet dapat terbaca
6. Kesesuaian gambar dengan materi dalam bahan ajar
7. Bahan ajar leaflet dapat mempermudah siswa dalam memahami materi
8. Kedalaman materi yag disajikan
9. Bahan ajar leaflet dapat meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran
10. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif siswa
11. Materi tidak terdapat unsur SARA/pornografi
Tabel 3.6 Angket Respon Siswa
No Pertanyaan/Pernyataan untuk Siswa
1. Bahan ajar leaflet praktis digunakan
2. Bahan ajar leaflet menarik
3. Kejelasan isi materi
4. Materi yang disajikan membuat siswa mengetahui tentang rangka organ gerak pada
manusia yang terdapat di bahan ajar leaflet
5. Kejelasan tulisan dan gambar pada bahan ajar leaflet
6. Bahasa pada bahan ajar leaflet mudah dipahami
7. Panduan pengerjaan soal, mudah dimengerti
8. Tampilan bahan ajar leaflet menarik perhatian sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu
9. Gambar pada bahan ajar leaflet sesuai dengan penjelasannya
10. Gambar pada bahan ajar leaflet membantu memperjelas materi pembelajaran
3.6 Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah data terkumpul ialah melakukan analisis dan
mengelompokkan data sesuai instrumennya. Analisis data adalah suatu proses
untuk mencari dan menyusun dengan cara sistematis yang mana data tersebut
diperoleh dari hasil penelitian agar dapat dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Pada penelitian pengembangan ini menggunakan
teknik analisis data deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan
mengenai prosedur pembuatan bahan ajar leaflet berbasis keterampilan abad-21,
mengolah saran dan komentar dari ahli media, ahli pembelajaran, guru dan siswa
kelas VA. Data deskriptif kualitatif tersebut dikelompokkan kemudian dipakai
untuk memperbaiki produk pengembangan. Sedangkan analisis deskriptif
kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil validasi hasil dari ahli media, ahli
45
materi, penilaian guru dan siswa kelas VA serta hasil tes yang diperoleh siswa kelas
VA.
3.6.1 Analisis Data Angket Validitas
Data mengenai validitas produk diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh
validator ahli media dan validator ahli pembelajaran. Berikut ini merupakan
langkah analisis data validitas produk bahan ajar leaflet:
a. Data yang terkumpul dihitung skor rata-rata dengan rumus:
𝑆𝑉 =∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100% (Puspita, dkk. 2017)
b. Data hasil penilaian terhadap validitas produk bahan ajar leaflet dianalisis
secara deskriptif. Kriteria tingkat validitas dan revisi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Pedoman Skor Kriteria Validitas Produk
Kategori Nilai Kriteria
30% ≤ SV ≤ 39% Tidak Valid
40% ≤ SV ≤ 55% Kurang Valid
56% ≤ SV ≤ 65% Cukup Valid
66% ≤ SV ≤ 79% Valid
80% ≤ SV ≤ 100% Sangat Valid
(Sumber: Puspita, dkk, 2017)
3.6.2 Analisis Data Kepraktisan
Data angket kepraktisan diperoleh dari penilaian yang dilakukan oleh guru
kelas VA dan siswa untuk hasil uji coba. Berikut ini adalah langkah analisis data
kepraktisan bahan ajar leaflet:
a. Data yang terkumpul dari angket dihitung skor rata-rata dengan rumus:
𝑆𝑉 =∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100% (Puspita,dkk. 2017)
b. Data yang terkumpul dari tes siswa dihitung skor rata-rata dengan rumus:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
46
c. Data hasil penilaian terhadap kepraktisan produk pengembangan bahan ajar
leaflet dianalisis secara deskriptif. Kriteria tingkat kepraktisan dan revisi
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Pedoman Skor Kriteria Kepraktisan Produk
Kategori Nilai Kriteria
30% ≤ SV ≤ 39% Tidak Praktis
40% ≤ SV ≤ 55% Kurang Praktis
56% ≤ SV ≤ 65% Cukup Praktis
66% ≤ SV ≤ 79% Praktis
80% ≤ SV ≤ 100% Sangat Praktis
(Sumber: Puspita, dkk, 2017)
47
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengembangan
Hasil Penelitian dan pengembangan ini adalah produk bahan ajar berupa
bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad 21 pada tema 1 organ gerak
hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA
siswa kelas V Sekolah Dasar yang valid dan praktis dengan menggunakan prosedur
model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation
and Evaluation). Tingkat validitas bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan
dilihat dari penilaian validator ahli media dan ahli pembelajaran. Tingkat
kepraktisan bahan ajar cetak leaflet dilihat dari penilaian praktisi oleh guru
(pendidik) dan peserta didik setelah melakukan uji coba kelompok kecil.
4.1.1. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet
Produk bahan ajar cetak leaflet tema 1 organ gerak hewan dan manusia
subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA siswa kelas V
Sekolah Dasar yang dikembangan pada dalam penelitian ini menggunakan prosedur
model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation
and Evaluation). Tahap yang dilakukan dalam pengembangan produk dijelaskan
sebagai berikut.
4.1.1.1. Tahap Analyze (Analisis)
Tahap awal pada prosedur model pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi 3 kegiatan analisis, yaitu:
48
1. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pendidik (guru) kelas VA SDN
153/IX Suka Makmur, yakni ibu Kasma Juniati melalui wawancara, diperoleh
informasi bahwa SDN 153/IX Suka Makmur dalam pelaksanaan kurikulum 2013
pada masa pandemi Covid-19 sudah mengusahakan dengan sebaik mungkin.
Namun secara nyata terdapat penurunan pada keterampilan abad-21. Pandemi
Covid-19 menimbulkan perubahan sistem pembelajaran yang sering berubah-ubah
yakni secara normal dilakukan pembelajaran tatap muka sekarang dilakukan
pembelajaran jarak jauh maupun sistem sift. Sehingga dituntutlah pihak siswa untuk
memiliki hand phone yang mampu menunjang pembelajaran jarak jauh. Namun
dikarenkan tingkat kemampuan wali murid yang berbeda-beda seperti ekonomi
maupun pendidikan dan ketidak stabillan jaringan internet. Oleh sebab itu guru
memiliki peran besar dalam menyiapkan siswa untuk menguasai empat
keterampilan abad-21 agar siswa mampu menghadapi tantangan global tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas VA menyampaikan
keluhannya tentang pembelaran daring yang sering kali terhambat oleh waktu dan
keadaan jaringan dari para siswa. Penghambatan itu sendiri berakibatkan pada
ketidak tercapaiannya siswa dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan
abad 21. Proses pembelajaran dalam keadaan new normal ini sendiri seharusnya
guru dituntut untuk mampu mengembangkan bahan ajar yang menarik dan efektif
dalam proses pembelajaran. Namun dilapangan sendiri terlihat guru masih berfokus
pada materi dan belum mampu dalam mengembangkan bahan ajar yang baik.
Terkhusus untuk materi pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia
subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA guru menyatakan
49
bahwa ketidak tercapainya keberhasilan pembelajaran pada siswa kelas VA. Guru
menyatakan bahwasannya dari 30 siswa kelas VA hanya sekitar 2 siswa yang
berhasil menguasai materi mengenai rangka organ manusia. Ini dibuktikan dengan
adanya kegiatan evalusai yang dilakukan secara luring dengan sistem sift serta
menerapkan protokol kesehatan.
Keterbatasan guru dalam mengembangkan bahan ajar ini sendiri berdampak
pada pengetahuan dan keterampilan abad-21 siswa. Sehingga dibutuhkan bahan
ajar yang mampu menjembatani permasalahan yang terjadi. Salah satu bahan ajar
yang dapat mengatasi kebutuhan di SD N 153/IX Suka Makmur ialah bahan ajar
cetak leaflet.
2. Analisis Kompetensi
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari kepala sekolah SD N 153/IX
Suka makmur yaitu Bapak Sukisno, S.Pd melalui wawancara, diperoleh informasi
bawa pelaksanaan kurikulum 2013 di SD N 153/IX Suka Makmur terkhusus kelas
V hanya menggunakan buku guru dan buku siswa yang didistribusikan oleh
pemerintah sebagai sumber belajar. Yang mana kompetensi yang digunakan ialah
kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Sebagaimana Permendikbud No 24 Tahun 2016,
ada pada muatan IPA kelas V Tema 1.
Analisis kompetensi dilakukan dengan menguraikan karakteristik
kompetensi pada muatan IPA dan keterampilan abad-21 yang digunakan di
sekolah. Ini dimulai dari melihat kompetensi dasar pada muatan IPA kelas V tema
1. Kemudian kompetensi dasar pada muatan IPA diuraikan menjadi indikator,
sehingga didapatkan tujuan dari pembelajaran muatan IPA kelas V tema 1. Yang
kemudian difokuskan ke subtema 2 pada pembelajaran 2. Untuk keterampilan
50
abad-21 yang harus dimiliki siswa ialah berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan
komunikatif. Sehingga alanisis kompetensi ini terlihat jelas pada RPP, yang mana
sebagai pedoman guru dalam merancang pembelajaran.
Tabel 4.1 Analisis Kompetensi
Kompetensi
Dasar IPA
Indikator Materi
Pokok
Tujuan Pembelajaran
3.1 Menjelaskan
alat gerak dan
fungsinya pada
hewan dan
manusia serta
cara memelihara
kesehatan alat
gerak manusia
Mendemonst
rasikan
berbagai
jenis, nama
dan fungsi
tulang pada
manusia
Rangka
organ
gerak pada
manusia
6. Dengan mengamati, siswa mampu
menemukan konsep rangka organ gerak
pada manusia dengan benar.
7. Dengan mengamati gambar rangka
organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai
jenis tulang pada manusia dengan benar.
8. Dengan mengamati gambar rangka
organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai
nama tulang pada manusia dengan benar.
9. Dengan mengamati gambar rangka
organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai
fungsi tulang pada manusia dengan
benar.
10. Dengan melakukan demonstrasi, siswa
mampu membuat gambar rangka organ
gerak pada manusia secara utuh dengan
benar.
3. Analisis Karakter Siswa
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka melihat bagaimana karakteristik siswa
di kelas V sekolah dasar untuk menyesuaikan pada pengembangan bahan ajar cetak
leaflet berbasis keterampilan abad-21 yang akan dirancang. Berdasarkan observasi
uang dilakukan, terlihat bahwa siswa di kelas V SD N 153/IX Suka Makmur sangat
antusias ketika pembelajaran luring. Dalam hal ini mereka bisa melakukan kegiatan
yang benar-benar mereka alami secara nyata. Baik berdiskusi, menghasilkan suatu
karya, mengungkapkan ide dan bertanya mengenai materi. Selain ituk karakter
siswa usia jenjang sekolah dasar terdapat pada tahap operasional-konkret. Suatu
pembelajaran dengan menggunakan alat atau benda dengan pilihan warna pada
gambar dan konkret atau nyata dapat membantu dalam kegiatan berpikir rasional.
51
Sehingga, diperlukan bahan ajar yang dapat menghubungkan dengan kehidupan
nyata.
Karakter siswa perlu diketahui pada fase perkembangannya yang dapat
dilihat dari beberapa aspek utama, yaitu kognisi, sosial-emosional, perkembangan
bahasa dan fisik serta motorik siswa. Pada perkembangan kognisi erat kaitannya
dengan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah yang pada usia 7-11 tahun
siswa berada pada tahap operasional konkret. Pada perkembangan sosial-emosional
siswa cenderung lebih suka bermain dan berbicara tentang lingkungan sekitar,
dalam artian berinteraksi langsung. Pada tahap inilah intensitas hubungan siswa
dengan teman sebayanya meningkat. Pada perkembangan bahasa siswa mengalami
tahap yang begitu pesat dan mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja. Pada
perkembangan fisik dan motorik, ditahap ini siswa mengalami perubahan yang
berbeda antara siswa wanita dengan siswa laki-laki. Hal ini dipengaruhi oleh
aktivitas fisik yang berbeda setiap individunya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dikemukakan bersamaan disesuaikan
dengan tahapan karakter siswa, peneliti merancang pengembangan bahan ajar
pendukung berupa bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad 21.
Pengembangan bahan ajar cetak leaflet di desain dengan menggunakan gambar
sebagai ilustrasi dari materi serta warna yang menarik dalam proses pembelajaran.
Pengembangan produk ini dirancang untuk memunculkan keterampilan abad-21
pada siswa. Percobaan ini dilakukan pada muatan IPA tema 1 subtema 2
pembelajaran 2 kelas V. Kegiatan ini dirancang agar dapat memancing antusias
siswa dalam pembelajaran dan memudahkan mereka dalam memahami suatu
materi.
52
4.1.1.2. Tahap Design (Desain)
Langkah kedua pada model pengembangan yang dipilih, yakni terdapat tiga
bagian yang meliputi : 1) Menentukan komponen produk; 2) Pembuatan storyboard
produk pengembangan, dan 3) Pembuatan Prototype produk pengembangan.
1. Membentuk Komponen Produk
Tahap ini merupakan kegiatan menentukan atau membentuk komponen dari
produk. Dimulai dari aplikasi yang diperlukan, peralatan, bahan, ukuran, bentuk,
maupun warna produk yang akan dibuat.
Tabel 4.2 Komponen Produk
No Komponen Produk
1. Aplikasi Canva
2. Peralatan Laptob atau Smart Phone
3. Bahan Kertas A4 80 gsm
4. Ukuran 21 cm x 29,7 cm
5. Bentuk Selembar kertas berisi tulisan yang dilengkapi gambar
di kedua belah sisi kertas, berbentuk 2 kolom dan dilipat
menjadi 3
6. Warna Menyesuaikan
2. Storyboard Produk Pengembangan
Tahap ini berisi kegiatan pembuatan rancangan atau biasa disebut sketsa
yang akan dibuat dalam bentuk storyboard. Pembuatan storyboard dilakukan yakni
sebagai pedoman bagi peneliti untuk menyajikan bagian-bagian pada bahan ajar
cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada Tema 1 Organ Gerak Hewan dan
Manusia Subtema 2 Manusia dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Kelas
V Sekolah Dasar.
Tabel 4.3 Storyboard Bahan Ajar Cetak Berbasis Abad-21 pada Produk Pengembangan
No Bagian Bahan Ajar Kerangka Bahan Ajar
1. Bagian sisi
pertama
Berisi judul Judul
53
Kotak berwarna hijau akan
berisi nomor halaman pada
bagian lembar pertama. Dan
untuk nomor lembar
halaman pertama akan ada
pada kotak berwarna kuning
Kotak berwarna hijau akan
berisi identitas materi (tema,
subtema, pembelajaran,
muatan, materi, dan kelas).
Kotak berwarna biru berisi
gambar yang menjadi
ilustrasi dari materi yang
disajikan yang sebelumnya
terdapat beberapa peritah.
Untuk garis berwarna
merah, berfungsi sebagai
penjelasan singkat dari
gambar yang disajikan
dilanjutkan soal latihan.
Kotak berwarna biru ungu
berisikan petunjuk
penggunaan bahan ajar cetak
leaflet.
2. Bagian sisi kedua Terdapat judul yang
berfungsi menunjukkan
materi ditampilkan.
Kotak berwarna kuning
menunjukkan halaman
lembar kedua.
Kotak berwarna hijau berisi
no halaman pada lembar
kedua.
Kotak berwarna biru berisi
gambar yang menjadi
ilustrasi dari materi yang
disajikan, sebelumnya
terdapat beberapa peritah di
yang terletak di atas gambar.
Untuk garis berwarna
merah, berfungsi sebagai
penjelasan singkat dari
gambar yang disajikan
dilanjutkan soal latihan.
Judul
Judul
1.
Judul
Judul
Judul
54
3. Prototype Produk Pengembangan
Tahap ini peneliti membuat prototype produk yang dikembangkan
sebagaimana pada rancangan pada tahap sebelumnya. Bahan ajar cetak leaflet
berbasis keterampilan abad-21 akan dibuat semenarik mungkin dengan
menggunakan warna-warna yang menarik serta gambar sebagai ilustrasi yang
disesuai dengan materi. Bahan ajar leaflet menggunakan kerta A4 dan
menggunakan aplikasi Canva yang bisa digunakan di smart phone maupun laptob.
Prototype produk yang dibuat dalam penelitian dan pengembangan ini
disajikan pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Prototype Bahan Ajar Cetak Leaflet berbasis Keterampilan Abad-21 pada Produk
Pengembangan
No Bagian Bahan Ajar Kerangka Bahan Ajar
1. Bagian sisi
pertama
Berisi judul
Kotak berwarna hijau
akan berisi identitas
materi (tema, subtema,
pembelajaran, muatan,
materi, dan kelas).
Kotak berwarna biru
berisi gambar yang
menjadi ilustrasi dari
materi yang disajikan
yang sebelumnya
terdapat beberapa
peritah.
Untuk garis berwarna
merah, berfungsi
sebagai penjelasan
singkat dari gambar
yang disajikan
dilanjutkan soal latihan.
Kotak berwarna biru
ungu berisikan petunjuk
penggunaan bahan ajar
cetak leaflet.
55
2. Bagian sisi
kedua
Terdapat judul yang
berfungsi menunjukkan
materi ditampilkan.
Kotak berwarna kuning
menunjukkan halaman
lembar kedua.
Kotak berwarna hijau
berisi no halaman pada
lembar kedua.
Kotak berwarna biru
berisi gambar yang
menjadi ilustrasi dari
materi yang disajikan,
sebelumnya terdapat
beberapa peritah di
yang terletak di atas
gambar.
Untuk garis berwarna
merah, berfungsi
sebagai penjelasan
singkat dari gambar
yang disajikan
dilanjutkan soal latihan.
4.1.1.3. Tahap Development (Pengembangan)
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan kepraktisan produk.
1. Validitas Produk
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas produk, yang
terdiri dari beberapa kegiatan, seperti:
a. Validasi Ahli Media
Tahap validasi ahli media pada produk pengembangan ini dilakukan oleh
bapak Dr. Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Universitas Jambi sebagai dosen yang telah berpengalaman
melakukan penelitian dan pengembangan sesuai dengan keahliannya dalam
mengembangkan suatu media. Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-
56
21 yang telah dikembangkan dilakukan validasi sebanyak 3 kali hingga produk
yang dikembangkan dikatakan layak atau valid untuk diuji cobakan tanpa revisi
oleh Validator ahli media.
b. Validasi Ahli pembelajaran
Tahap validasi ahli pembelajaran pada produk pengembangan ini dilakukan
oleh Ibu Suci Hayati, S.Pd.,M.Pd selaku Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Jambi sebagai dosen yang telah berpengalaman melakukan
penelitian dan pengembangan sesuai dengan keahliannya dalam mengembangkan
suatu produk. Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 yang telah
dikembangkan dilakukan validasi sebanyak 2 kali hingga produk yang
dikembangkan dikatakan layak atau valid untuk diuji cobakan tanpa revisi oleh
Validator ahli pembelajaran.
2. Kepraktisan Produk
Produk yang telah dikembangkan dinyatakan valid oleh para validator,
langkah selanjutnya ialah melihat kepraktisan produk pengembangan. Kegiatan
yang dilakukan untuk melihat tingkat kepraktisan produk tersebut adalah dengan
memberikan satu buah bahan ajar cetak leaflet berbasis abad-21 kepada guru kelas
VA SDN 153/IX Suka Makmur beserta angket kepraktisan produk pengembangan
untuk mengetahui tingkat kepraktisannya. Jika hasil angket yang didapat dari guru
kelas VA belum berada pada kategori yang praktis, maka bahan ajar cetak leaflet
yang dikembangkan harus dilakukan revisi sesuai masukan yang didapat dari guru
kelas VA hingga bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan berada pada kategori
yang praktis.
4.1.1.4. Tahap Implementation (Implementasi)
57
Tahap implementasi ini dilaksanakan untuk melihat tingkat kepraktisan
bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 yang telah dikembangkan.
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini yaitu melakukan uji coba perorangan dan
uji coba kelompok kecil.
a. Uji Coba Perorangan
Uji coba perorangan pada penelitian dan pengembangan ini dilakukan
kepada 3 orang siswa kelas VA sift 1 SDN 153/IX Suka Makmur dengan
kemampuan yang berbeda, yaitu: 1) 1 orang siswa yang berkemampuan tinggi; 2)
1 orang siswa yang berkemampuan sedang; serta 3) 1 orang siswa yang
berkemampuan rendah. Uji coba perorangan dilakukan dengan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP uji coba yang telah dibuat kemudian memberikan
angket respon siswa. Selama kegiatan pembelajaran, di dalamnya terdapat kegiatan
melakukan tes essay ke 3 orang siswa dengan tujuan untuk mengetahui kepraktisan
produk dan sekaligus mengetahui keterampilan abad-21 siswa.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil pada penelitian pengembangan ini dilakukan
kepada 6 orang siswa kelas VA sift 2 SDN 153/IX Suka Makmur. Uji coba
kelompok kecil dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
uji coba yang telah dibuat kemudian memberikan angket respon siswa. Selama
kegiatan pembelajaran, di dalamnya terdapat kegiatan melakukan tes essay ke 6
orang siswa dengan tujuan untuk mengetahui kepraktisan produk dan sekaligus
mengetahui keterampilan abad-21 siswa.
4.1.1.5. Tahap Evaluation (Evaluasi)
58
Selama melakukan pengembangan, terdapat banyak saran dan kritik yang
didapat dari validator dan praktisi. Saran dan kritik yang diberikan tersebut,
dilakukan revisi pada setiap tahapnya guna perbaikan produk yang lebih baik lagi
sampai produk bahan ajar cetak leaflet dikatakan layak.
4.1.2. Validasi Bahan Ajar Cetak Leaflet
Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 yang dikembangkan
dapat dikatakan layak untuk di uji cobakan apabila memperoleh kategori valid oleh
para validator. Berikut merupakan hasil yang diperoleh oleh para validator untuk
mengetahui tingkat validitas produk yang telah dikembangakan.
4.1.2.1 Validasi Ahli Media
Peneliti melakukan validasi ahli media kepada validator sebanyak 3 kali
hingga produk yang dikembangkan dikatakan layak oleh validator untuk diuji
cobakan. Hasil validasi ahli media yang dilakukan terlihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli Media
No Deskriptor Hasil Validasi
Tahap I Tahap II Tahap III
1 Bahan ajar yang digunakan dapat digunakan
dengan jelas
3 4 5
2 Bahan ajar yang digunakan rapi dalam tata
letak
5 5 5
3 Penyajian bahan ajar menggunakan warna yang
menarik
3 4 5
4 Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan
karakteristik siswa
3 4 5
5 Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan saran
subjek pembelajaran
4 4 5
6 Bahan ajar leaflet relevan dengan topik yang
diajarkan
1 5 5
7 Bahan ajar leaflet sesuai dengan yang
diharapkan
1 4 5
8 Bahan ajar leaflet praktis dan luwes 5 5 5
9 Bahan ajar leaflet memiliki kualitas yang baik 3 4 5
10 Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan
karakteristik siswa
5 5 5
Jumlah 33 44 50
59
Skor Validitas 66% 88% 100%
Kategori Valid Sangat
valid
Sangat
valid
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil validasi ahli media tahap 1 yang dilakukan pada
29 Oktober 2021, diperoleh nilai 33. Nilai 33 mendapatkan skor validitas sebesar
66% yang berada dalam kategori valid. Validator memberikan kesimpulan bahwa
bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan belum dapat digunakan dan harus
melakukan revisi dikarenakan masih terdapat beberapa bagian yang harus
diperbaiki. Saran yang didapat dari validator pada validasi tahap I yaitu: (1)
Petunjuk penggunaan media harus dibuat; (2) Media harus sesuai dengan
karakteristik siswa di sekolah dasar; (3) Kertas kurang tebal sehingga terawang; (4)
Harus sesuai dengan KD, indikator dan tujuan.
Gambar 4. 1 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap I
Sebagaimana saran yang didapat dari validator ahli media pada validasi tahap
I, kemudian dilakukan penelitian kembali oleh validator ahli media pada validasi
tahap II. Validasi tahap II yang dilakukan pada 4 November 2021, diperoleh nilai
yaitu 44. Nilai 44 mendapatkan skor validasi sebesar 88% yang berada dalam
kategori sangat valid. Meskipun sudah mendapatkan kategori sangat valid pada
validasi tahap II, validator tetap memberikan saran dan harus dilakukan revisi
terhadap bahan ajar cetak leaflet yang telah dikembangkan. saran yang didapat dari
60
validator pada validasi tahap II yaitu: (1) Gunakan kertas tebal yang tidak terlalu
tipis; dan (2) Petunjuk penggunaan harus dibuat.
Gambar 4. 2 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap II
Sebagaimana saran yang didapat dari validator ahli media pada validasi tahap
II, kemudian dilakukan penilaian kembali oleh validator ahli media pada tahap II.
Validasi tahap III yang dilakukan pada 5 November 2021, diperoleh nilai yaitu 50.
Nilai 50 mendapatkan skor validitas sebesar 100% yang berada dalam kategori
sangat valid. Berdasarkan nilai yang telah didapat pada validasi tahap III, bahan
ajar cetak leaflet yang dikembangkan sudah dapat digunakan dalam proses
pembelajaran sebagaimana saran dari validator yang tercantum pada lampiran 3.
Hasil keseluruhan penilaian dari validator ahli media yang diberikan oleh validator
pada tahap I sampai III terdapat pada gambar berikut.
Gambar 4. 3 Hasil Penilaian Validasi Ahli Media Tahap III
Hasil yang telah diperoleh dari validator ahli media dari tahap I sampai tahap
III ditunjukkan pada gambar 4.2 diagram hasil validasi ahli media berikut.
61
Gambar 4.4 Diagram Hasil Validasi Ahli Media
Berikut revisi yang dilakukan selama melakukan validasi ahli media.
(a) Sebelum revisi (b) Sesudah revisi
Gambar 4.5 Revisi Lembar I pada Bahan Ajar Cetak Leaflet
(a) Sebelum revisi (b) Sesudah revisi
Gambar 4.6 Revisi Lembar II pada Bahan Ajar Cetak Leaflet
4.1.2.2 Validasi Ahli Pembelajaran
Peneliti melakukan validasi pembelajaran kepada validator sebanyak 2 kali
hingga produk yang dikembangkan dikatakan layak untuk diuji cobakan tanpa
revisi. Hasil yang diperoleh ketika melakukan validasi ahli pembelajaran terlihat
pada tabel 4.6 berikut.
Tahap I Tahap II Tahap III
Hasil Validasi AhliMedia
33 44 50
0102030405060
Sko
r va
lidas
i
Hasil Validasi Ahli Media
62
Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli Pembelajaran
No Deskriptor Hasil Validasi
Tahap 1 Tahap 2
1 Leaflet memuat judul mata pelajaran, berupa: tema/subtema,
muatan dan materi.
5 5
2 Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran 5 5
3 Materi yang disajikan sesuai dengan materi yang terkandung
dalam kompetensi dasar
5 5
4 Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat pendidikan di
sekolah dasar
5 5
5 Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai dengan kenyataan
dan efisien untuk meningkatkan pemahaman siswa
4 5
6 Leaflet yang disajikan dapat membangkitkan motivasi 3 5
7 Leaflet memiliki soal latihan yang mendorong siswa untuk
memiliki keterampilan berpikir kritis
3 5
8 Leaflet memiliki soal latihan yang mendorong siswa untuk
memiliki keterampilan kreatif
5 5
9 Leaflet memiliki soal latihan yang mendorong siswa untuk
memiliki keterampilan kerja sama
5 5
10 Leaflet memiliki soal latihan yang mendorong siswa untuk
memiliki keterampilan komunikasi
5 5
Jumlah 45 50
Skor Validasi 90% 100%
Kategori Sangat
valid
Sangat valid
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil validasi ahli pembelajaran tahap 1 yang
dilakukan pada 26 Oktober 2021, diperoleh nilai 45. Nilai 45 mendapatkan skor
validitas sebesar 90% yang berada dalam kategori sangat valid. Validator
memberikan kesimpulan bahwa bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan belum
dapat digunakan dan harus melakukan revisi dikarenakan masih terdapat beberapa
bagian yang harus diperbaiki. Saran yang didapat dari validator pada validasi tahap
I yaitu: (1) Disesuaikan dengan karakteristik siswa sekolah dasar; (2) Perhatikan
visualisasi sesuaikan dengan perkembangan anak sekolah dasar; dan (3) Diperbaiki
dan disesuaikan dengan picture dan indikator berpikir kritis.
63
Gambar 4. 7 Hasil Penilaian Validasi Ahli Pembelajaran Tahap I
Sebagaimana saran yang didapat dari validator ahli pembelajaran pada
validasi tahap I, kemudian dilakukan penelitian kembali oleh validator ahli
pembelajaran pada validasi tahap II. Validasi tahap II yang dilakukan pada 28
Oktober 50 2021, diperoleh nilai yaitu 50. Nilai 50 mendapatkan skor validasi
sebesar 100% yang berada dalam kategori sangat valid. Berdasarkan nilai yang
telah didapat pada validasi tahap II, bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan
sudah dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagaimana saran dari
validator yang tercantum pada lampiran 4. Hasil keseluruhan penilaian dari
validator ahli pembelajaran yang diberikan oleh validator pada tahap I sampai II
terdapat pada gambar berikut.
Gambar 4. 8 Hasil Penilaian Validasi Ahli Pembelajaran Tahap II
Hasil yang telah diperoleh dari validator ahli pembelajaran dari tahap I
sampai tahap II ditunjukkan pada gambar 4.5 diagram hasil validasi ahli
pembelajaran berikut.
64
Gambar 4.9 Diagram Hasil Validasi Ahli Pembelajaran
Berikut revisi yang dilakukan selama melakukan validasi ahli pembelajaran.
(b) Sebelum revisi (b) Sesudah revisi
Gambar 4.10 Revisi Lembar I pada Bahan Ajar Cetak Leaflet
(b) Sebelum revisi (b) Sesudah revisi
Gambar 4.11 Revisi Lembar II pada Bahan Ajar Cetak Leaflet
4.1.3. Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet
Kepraktisan bahan ajar cetak leaflet diketahui melalui respon guru dan
dilengkapi dengan uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil yang telah
dilakukan. Respon guru dilakukan pada tahap pengembangan pada tanggal 6
November 2021. Selanjutnya uji coba perorangan dilakukan pada tanggal 8
Tahap I Tahap II
Hasil Validasi AhliPembelajaran
45 50
42
44
46
48
50
52
Sko
r va
lidas
i
Hasil Validasi Ahli Pembelajaran
65
November 2021 kepada 3 orang siswa kelas VA sift 1 SDN 153/IX Suka Makmur
dengan 3 kemampuan yang sama rata dan dilanjutkan uji coba kelompok kecil yang
dilakukan pada 9 November 2021 kepada siswa sift 2 kelas VA SDN 153/IX Suka
Makmur sebanyak 6 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.
4.1.4.1 Uji Coba Perorangan
Uji coba perorangan dilakukan pada 8 November 2021 kepada siswa kelas
VA sift 1 SDN 153/IX Suka Makmur sebanyak 3 orang siswa dengan kemampuan
yang berbeda, yakni: 1) 1 orang siswa berkemampuan tinggi; 2) 1 orang siswa
berkemampuan sedang; dan 3) 1 orang siswa berkemampuan rendah. Peneliti
memberikan angket respon kepada siswa untuk mengetahui tingkat kepraktisan
bahan ajar cetak leaflet. Sebelum memberikan angket respon siswa, terlebih dahulu
melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP uji coba yang telah dipersiapkan
dengan menggunakan produk bahan ajar cetak leaflet, yang di dalam bahan ajar
cetak leaflet terdapat tes yang dilakukan peneliti terhadap siswa. Setelah selesai
melaksanakan uji coba perorangan, peneliti memberikan lembar angket respon
kepada 3 orang siswa untuk menetahui respon dari penggunaan bahan ajar cetak
leaflet. Selain itu, uji coba ini akan mengetahui keterbacaan, kesalahan penulisan
maupun petunjuk penggunaan bahan ajar cetak leaflet yang kurang jelas dan
keterampilan abad-21 siswa.
Uji coba perorangan dilakukan pada Tema 1 Organ Gerak Hewan Dan
Manusia Subtema 2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Siswa
Kelas V Sekolah Dasar. Muatan pembelajaran IPA dengan tujuan pembelajaran
yaitu:
1. Dengan mengamati , siswa mampu menemukan konsep rangka organ gerak
pada manusia dengan benar.
66
2. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai jenis tulang pada manusia dengan
benar.
3. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai nama tulang pada manusia dengan
benar.
4. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai fungsi tulang pada manusia dengan
benar.
5. Dengan melakukan demonstrasi, siswa mampu membuat gambar rangka
organ gerak pada manusia secara utuh dengan benar.
Berikut kegiatan yang dilakukan pada saat uji coba perorangan.
Gambar 4.12 Kegiatan “Keterampilan Berpikir Kritis” ketika Uji Coba Perorangan
Gambar 4.13 Kegiatan “Keterampilan Kreatif” ketika Uji Coba Kelompok Perorangan
67
Gambar 4.14 Kegiatan “Keterampilan Kolaboratif” ketika Uji Coba Perorangan
Gambar 4.15 Kegiatan “Keterampilan Komunikatif” ketika Uji Coba Perorangan
4.1.4.2 Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok Kecil dilakukan pada Tema 1 Organ Gerak Hewan Dan
Manusia Subtema 2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Siswa
Kelas V Sekolah Dasar. Muatan pembelajaran IPA dengan tujuan pembelajaran
yaitu:
1. Dengan mengamati, siswa mampu menemukan konsep rangka organ gerak
pada manusia dengan benar.
2. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai jenis tulang pada manusia dengan
benar.
68
3. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai nama tulang pada manusia dengan
benar.
4. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai fungsi tulang pada manusia dengan
benar.
5. Dengan melakukan demonstrasi, siswa mampu membuat gambar rangka
organ gerak pada manusia secara utuh dengan benar.
Berikut kegiatan yang dilakukan pada saat uji coba kelompok kecil.
Gambar 4.16 Kegiatan “Keterampilan Berpikir Kritis” ketika Uji Coba Kelompok Kecil
Gambar 4.17 Kegiatan “Keterampilan Kreatif” ketika Uji Coba Kelompok Kecil
69
Gambar 4.18 Kegiatan “Keterampilan Kolaboratif” ketika Uji Coba Kelompok Kecil
Gambar 4.19 Kegiatan “Keterampilan Komunikatif” ketika Uji Coba Kelompok Kecil
4.1.4.3 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet oleh Siswa
Kegiatan yang dilakukan setelah proses pembelajaran peneliti memberikan
angket respon bahan ajar cetak leaflet kepada siswa dan guru kelas dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat kepraktisan produk bahan ajar cetak leaflet berbasis
keterampilan abad-21. Respon siswa mengatakan bahan ajar cetak leaflet membuat
mereka tertarik untuk mendalami mengenai rangka organ tubuh manusia serta
mereka menyukai pembelajaran dengan tambahan bahan ajar seperti bahan ajar
cetak leaflet yang menggunakan gambar dan warna yang menarik. Hasil angket
siswa dapat dilihat pada lampiran 6 dan hasil tes siswa pada lampiran 8. Berikut ini
tabel 4.7 angket respon siswa terhadap bahan ajar cetak leaflet berbasis
keterampilan abad-21.
70
Tabel 4.7 Angket Respon Siswa Perorangan Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet
No Pernyataan Nama Siswa Total
AR CCTM AS
1. Bahan ajar leaflet praktis digunakan 4 5 5 93,3%
2. Bahan ajar leaflet menarik 5 5 5 100%
3. Kejelasan isi materi 5 5 4 93,3%
4. Materi yang disajikan membuat siswa mengetahui
tentang rangka organ gerak pada manusia yang
terdapat di bahan ajar leaflet
4 4 5 86,7%
5. Kejelasan tulisan dan gambar pada bahan ajar leaflet 5 5 4 93,3%
6. Bahasa pada bahan ajar leaflet mudah dipahami 5 5 5 100%
7. Panduan pengerjaan soal, mudah dimengerti 5 4 5 93,3%
8. Tampilan bahan ajar leaflet menarik perhatian
sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu
5 5 5 100%
9. Gambar pada bahan ajar leaflet sesuai dengan
penjelasannya
5 5 4 93,3%
10. Gambar pada bahan ajar leaflet membantu
memperjelas materi pembelajaran
5 4 4 86,7%
Jumlah 48 47 46
Rata-Rata 96% 94% 92%
Skor Kepraktisan 94%
Kategori Sangat Praktis
Tabel 4.8 Angket Respon Siswa Kelompok Kecil Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet
No Pernyataan Nama Siswa Total
MI LH NKW ZF SNS NPA
1. Bahan ajar leaflet praktis
digunakan 4 5 4 5 5 5
93,3%
2. Bahan ajar leaflet menarik 5 5 5 5 5 5 100%
3. Kejelasan isi materi 5 4 4 5 5 4 90%
4. Materi yang disajikan membuat
siswa mengetahui tentang rangka
organ gerak pada manusia yang
terdapat di bahan ajar leaflet
4 4 5 4 5 5
90%
5. Kejelasan tulisan dan gambar
pada bahan ajar leaflet 5 5 5 5 5 5
100%
6. Bahasa pada bahan ajar leaflet
mudah dipahami 5 5 5 5 5 5
100%
7. Panduan pengerjaan soal, mudah
dimengerti 5 5 5 5 4 5
96,7%
8. Tampilan bahan ajar leaflet
menarik perhatian sehingga
menumbuhkan rasa ingin tahu
5 5 5 5 5 5
100%
9. Gambar pada bahan ajar leaflet
sesuai dengan penjelasannya 5 5 4 5 5 4
93,3%
10. Gambar pada bahan ajar leaflet
membantu memperjelas materi
pembelajaran
5 5 5 5 5 5
100%
Jumlah 48 48 47 49 49 48
Rata-Rata 96% 96% 94% 98% 98% 96%
Skor Kepraktisan 96,3%
Kategori Sangat Praktis
71
Gambar 4.20 Diagram Angket Respon Uji Coba Perorangan dan Uji Coba Kelompok Kecil
Tabel 4.9 Hasil Tes Essay Uji Coba Perorangan Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet
NO NAMA SISWA Soal Total
1 2 3 4
1 Alin Rahmadani 5 40 10 15 70
2 Child Christian Timoty Manalu 5 40 40 15 100
3 Artha Litha Sri Tanjung 5 40 10 15 70
RATA-RATA 80%
Tabel 4.10 Hasil Tes Essay Uji Coba Kelompok Kecil Terhadap Bahan Ajar Cetak Leaflet
NO NAMA SISWA Soal Total
1 2 3 4
1 M. Ilham 5 40 40 15 100
2 Likayla Haifa 5 40 40 15 100
3 Nachila Kusuma Wardani 5 40 40 15 100
4 Zidan Fabiansha 5 40 10 15 70
5 Sifa Nadia Salsabilla 5 40 30 15 90
6 Nadila Putri Agustin 5 40 15 15 75
RATA-RATA 89,2%
Gambar 4.21 Diagram Hasil Tes Essay Uji Coba Perorangan dan Uji Coba Kelompok Kecil
80.00%
90.00%
100.00%
110.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perbandingan Angket Respon Siswa
Uji Coba Perorangan Uji Coba Kelompok Kecil
0%
50%
100%
150%
1 2 3 4
Perbandingan Hasil Tes
Uji Coba Perorangan Uji Coba Kelompok Kecil
72
Pada tebel 4.7 dan 4.8 hasil angket respon siswa terhadap bahan ajar cetak
leaflet berbasis keterampilan abad-21 diperoleh dengan jumlah nilai maksimal 48
untuk uji coba perorangan dan 49 untuk uji coba kelompok kecil. Dari 3 respon
siswa pada uji coba perorangan di peroleh nilai persentase kepraktisan Bahan Ajar
Cetak berbasis Keterampilan Abad-21 yaitu 94% berada pada kategori sangat
praktis. Dan untuk uji coba kelompok kecil di peroleh nilai persentase kepraktisan
Bahan Ajar Cetak berbasis Keterampilan Abad-21 yaitu 96,3% berada pada
kategori sangat praktis. Sehingga uji coba produk bahan ajar cetak leaflet berbasis
keterampilan abad-2 oleh siswa kelas VA memperoleh 95,15% berada pada
kategori “Sangat Praktis”.
Pada tabel 4.9 dan 4.10 hasil tes essay uji coba perorangan dan uji coba
kelompok kecil terhadap bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21
diperoleh nilai rata-rata 80% untuk uji coba perorangan dan 89,2%.uji coba
kelompok kecil. Sehingga hasil tes pada uji coba produk bahan ajar cetak leaflet
berbasis keterampilan abad-21 oleh siswa kelas VA memperoleh 84,6%.
4.1.4.4 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet oleh Guru Kelas
Peneliti memberikan satu buah bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan
abad-21 kepada guru kelas VA beserta angket kepraktisan produk pengembangan
untuk mengetahui tingkat kepraktisannya. Hasil angket respon guru terdapat pada
lampiran 5. Hasil yang diperoleh berdasarkan angket yang diberikan dapat dilihat
pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet oleh Guru Kelas
No Pernyataan Skor Nilai
1. Penggunaan bahan ajar leaflet praktis 5
2. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar leaflet 5
3. Kesesuaian antara kompetensi inti, kompetensi dasar dengan indikator dan
tujuam pembelajaran
5
73
4. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan paparan materi 5
5. Ukuran teks dan jenis huruf pada bahan ajar leaflet dapat terbaca 4
6. Kesesuaian gambar dengan materi dalam bahan ajar 5
7. Bahan ajar leaflet dapat mempermudah siswa dalam memahami materi 5
8. Kedalaman materi yag disajikan 4
9. Bahan ajar leaflet dapat meningkatkan motivasi dalam proses
pembelajaran
5
10. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif siswa
5
11. Materi tidak terdapat unsur SARA/pornografi 5
Jumlah 53
Skor Kepraktisan 96%
Kategori Sangat
Praktis
Gambar 4.22 Diagram Hasil Angket Respon Guru
Berdasarkan Tabel 4.11 Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet berbasis
Keterampilan Abad-21 oleh guru kelas, diperoleh nilai yaitu 53 dengan jumlah
maksimal 55. Persentase kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet berbasis
Keterampilan Abad-21 dengan nilai 53 mendapatkan skor kepraktisan sebesar 96%
yang berasa dalam kategori “sangat praktis”.
0
2
4
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Hasil Angket Guru
Hasil Angket Guru
74
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hasil Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet
Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada Tema 1 Organ
Gerak Hewan Dan Manusia Subtema 2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2
Muatan IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar yang telah dikembangkan menggunakan
prosedur model pengembangan ADDIE yaitu Analyze (Analisis), Design
(Rancangan), Development ( Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan
Evaluation (Evaluasi). Dipilihnya model ADDIE yang dilakukan dalam
pengembangan karena model tersebut menguraikan secara jelas perbaikan yang
dilakukan pada setiap tahapan sehingga akan menghasilkan produk pengembangan
yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Tegeh “Model ADDIE merupakan
model pengembangan yang memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi
pada setiap tahapannya sehingga akan meminimalisir tingkat kesalahan maupun
kekurangan suatu produk yang dikembangkan guna menghasilkan produk yang
berkualitas”(Tegeh,dkk.2014:44-45).
Bahan ajar cetak leaflet merupakan panduan bagi siswa untuk memahami
konsep materi dengan berbasis keterampilan abad-21. Bahan ajar cetak leaflet dapat
dikatakan baik apabila perangkat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran. Pada konsep model ini jelas dan mudah diterapkan serta model ini
sesuai dengan pengembangan media yang berupa bahan ajar cetak leaflet dimana
pada setiap tahapannya dilakukan revisi untuk menghasilkan produk yang baik dan
layak digunakan.
Hasil temuan di lapangan berdasarkan langkah-langkah prosedur
pengembangan yang dipilih. Diawali dari analisis kebutuhan peneliti tidak
75
menemukan bahan ajar pendukung yang disediakan oleh guru kelas dalam
pembelajaran. Guru kelas hanya menggunakan buku guru dan buku siswa yang
telah didistribusikan oleh pemerintah. Apalagi pada masa pandemi Covid-19
seorang guru sebaiknya juga menyiapkan sendiri bahan ajar pendukung dalam
proses pembelajaran, karena seorang guru yang lebih mengetahui bagaimana
kondisi lingkungan belajar agar siswa dapat lebih mudah mencapai kompetensi
yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Astuti bahwa “ bahan ajar
pendukung yang digunakan dalam proses pembelajaran mengacu pada kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang menjadi tujuan pembelajaran harus dapat
dikembangkan sendiri oleh pendidik dengan memanfaatkan segala potensi yang
dimiliki” (Astuti,dkk.2017:146).
Analisis kompetensi bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar dan
keterampilan abad-21 yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum
2013. Dimana perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi. Hal ini didukung
dengan pernyataan Asrizal bahwa “Proses pembelajaran dengan menggunakan
bahan ajar dapat meningkatkan nilai pengetahuan, nilai keterampilan dan nilai sikap
siswa” (Asrizal,A, dkk: 2017).
Analisis karakter siswa, dilihat dari sisi guru. Sebelum menyediakan bahan
ajar pendukung yang akan dikembangkan sendiri dalam pembelajaran, seharusnya
melihat karakter siswa terlebih dahulu agar bahan ajar pendukung tersebut mudah
diterapkan dalam proses pembelajaran. Baik dari segi kognisi, sosial-emosional,
perkembangan bahasa dan fisik serta motorik siswa. Selaras dengan pendapat
Pamela bahwa “seorang guru harus mengetahui karakteristik siswa, agar
76
pembelajaran yang dirancang bisa dikuasai dengan mudah oleh siswa sesuai dengan
kemampuan yang telah dimilikinya” (Pamela,dkk. 2019:246).
Perencanaan pengembangan produk dengan membuat rancangan berupa
storyboard guna mempermudah dalam mendesain bahan ajar cetak leaflet serta
prototype. Perencanaan pembuatan bahan ajar cetak leaflet akan dibuat dengan
menggunakan aplikasi canva.
Pengembangan menghasilkan produk akhir bahan ajar cetak leaflet yang
dibuat dan melalui tahap revisi sesuai dengan masukan tim ahli. Tahap validasi
media dan pembelajaran oleh validator ahli guna mengetahui spesifikasi produk,
tahap validasi pembelajaran oleh validator ahli guna mengetahui kelayakan dari
produk yang dikembangkan. setelah bahan ajar cetak leaflet dikatakan valid oleh 2
tim validator, selanjutnya dilakukan penilaian oleh guru (pendidik) melalui lembar
angket untuk mengetahui kepraktisan produk.
Implementasi produk dengan melakukan uji coba produk untuk lebih
memperkuat tingkat kepraktisan produk dengan cara uji coba perorangan dan uji
coba kelompok kecil. Produk telah melalui beberapa tahap revisi sampai bahan ajar
cetak leaflet dikatakan layak digunakan.
Evaluasi dilakukan pada setiap tahap model penelitian ADDIE dengan
melakukan revisi sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dalam proses pengembangan suatu produk.
Variasi dalam pembelajaran membuat kegiatan belajar membawa pengaruh
positif berupa kesan yang tidak monoton dan membosankan. Bahan ajar cetak
leaflet membantu siswa dan guru dalam pembelajaran yang menarik dan memenuhi
kebutuhan sebagai penunjang bahan ajar agar tujuan pembelajaran tercapai.
77
4.2.2. Hasil Validasi Bahan Ajar Cetak Leaflet
Berdasarkan hasil validasi bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan
sebagaimana yang diperoleh dari para validator, yang meliputi validator ahli media
pada Tabel 4.5 hasil validasi ahli media dan Tabel 4.6 hasil validasi ahli
pembelajaran, yang telah dikonveksikan semua hasilnya berdasarkan Tabel 3.7
pedoman skor kriteria validasi produk, diperoleh hasil bahwa bahan ajar cetak
leaflet berbasis keterampilan abad-21 pada Tema 1 Organ Gerak Hewan Dan
Manusia Subtema 2 Manusia Dan Lingkungan Pembelajaran 2 Muatan IPA Siswa
Kelas V Sekolah Dasar sudah “Sangat Valid” dan layak digunakan serta
berkualitas, sehingga dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya kerana telah memenuhi
syarat sesuai dengan pendapat Emzir bahwa “Validitas adalah proses atau
rancangan produk yang telah dikembangkan dengan memberikan penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, tanpa melakukan uji coba pada subjek sasaran”
(Emzir,2011).
4.2.2.1. Hasil Validasi Ahli Media
Hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli media pada validasi tahap
akhir yaitu sebesar 100% yang berada dalam kategori “sangat valid”. Validasi ini
dilakukan berulang kali agar bahan ajar cetak leaflet yang dikembangkan dapat
membantu siswa untuk mempermudah mereka memahami konsep dan materi
pembelajaran, sehingga mereka memperoleh hasil belajar sebagaimana yang
diharapkan. Selaras dengan pernyataan Ahmad (2017: 19-20) menjelaskan “Leaflet
adalah bahan cetak yang tertulis berupa lembaran yang dapat dilipat namun tidak
dimatikan/dijahit. Leaflet didesain secara cermat dengan ilustrasi berupa gambar
dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami untuk
78
terlihat menarik. Leaflet dikatakan sebagai bahan ajar sehingga harus memuat
materi untuk menggiring peserta didik dalam menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar”. Salah satu bagian yang direvisi sehingga menghasilkan validasi yakni ada
pada bagian ketebalan kertas. Dimana dari hasil revisi dan evaluasi, kertas yang
digunakan bukan 80 gsm tetapi 160 gr/m2.
4.2.2.2. Hasil Validasi Ahli Pembelajaran
Hasil yang diperoleh dari validator ahli pembelajaran pada validasi tahap
akhir ialah sebesar 100% yang berada dalam kategori sangat valid. Validasi ahli
pembelajaran dilakukan berulang kali sampai dikatakan valid oleh validator. Hal
ini bertujuan agar materi-materi yang terdapat pada bahan ajar cetak leaflet dengan
mudah dikuasai oleh siswa karena sesuai dengan karakter mereka dalam proses
pembelajaran, sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu
hal yang sangat diperhatikan adalah kesesuaian gambar yang dipilih serta kata yang
digunakan untuk menjadikan bahan ajar cetak leaflet ini berbasis keterampilan
abad-21. Hal itu senada dengan pernyataan Kustandi & Sutjipto (2013:33)
menjelaskan mengenai “Salah satu kelebihan bahan ajar leaflet adalah siswa dapat
belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran
dirancang sedemikian rupa agar mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik untuk
siswa yang membacanya dan memahami suatu materi cepat maupun yang lamban.
Yang mana pada akhirnya siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajarannya
tersebut”.
4.2.3. Hasil Kepraktisan Bahan Ajar Cetak Leaflet
Kepraktisan produk dilihat setelah produk bahan ajar cetak leaflet berbasis
keterampilan abad-21 dikatakan valid. Hasil kepraktisan diperoleh dari nilai angket
79
respon pendidik (guru) dan siswa yang kemudian dianalisis. Tingkat kepraktisan
dilihat dari hasil analisis angket yang diperoleh. Bahan ajar cetak leaflet berbasis
keterampilan abad-21 diberikan kepada guru kelas untuk dinilai. Tingkat analisis
produk berupa bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan abad-21 oleh guru
diperoleh nilai rata-rata 96%. dengan kategori “sangat praktis”. Hal ini berarti
bahan ajar cetak leaflet memudahkan pendidik dalam pembelajaran dengan
berpusat pada keterampilan abad-21. Bahan ajar cetak leaflet berbasis keterampilan
abad-21 juga memicu munculnya motivasi belajar siswa. Selaras dengan
pernyataan Jalil bahwa “kepraktisan dari sebuah produk pengembangan merukan
kategori mudah atau sulit produk tersebut digunakan dalam pembelajaran yang
terlihat dari penerapan produk tersebut” (Jalil, dkk. 2016).
Hasil angket siswa memperoleh nilai rata-rata 95,15% dengan kategori
“sangat praktis". Uji coba produk dalam kelompok kecil dan perorangan dilakukan
untuk memperoleh data hasil kepraktisan bahan ajar cetak leaflet berbasis
keterampilan abad-21. Untuk memperkuat ini semua agar produk yang dihasilkan
bernar-benar teruji maka dilakukanlah tes essay. Hasil yang diperoleh dari
dilaksanakannya tes baik secara perorangan maupun kelompok kecil adalah 84,6%.
81
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis
Keterampilan Abad-21 tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia
dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar yang telah
dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu:
1) Pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-21
tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan
pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar dikembangkan
menggunakan model pengembangan ADDIE, yaitu: Analyze (Analisis,
meliputi analisis kebutuhan, analisis kompetensi dan analisis kerakter siswa),
Design (Rancangan, meliputi pembuatan spesifikasi produk, storyboard
produk, dan prototype), Development (Pengembangan, meliputi ahli media,
ahli pembelajaran, dan penilaian guru kelas melalui lembar angket respon),
Implementation (Implementasi, meliputi uji coba perorangan dan uji coba
kelompok kecil siswa kelas VA SD di lokasi penelitian), dan Evaluation
(Evaluasi, meliputi evaluasi formatif dan sumatif selama melakukan
pengembangan).
2) Produk pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-
21 tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan
pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar telah dinyatakan sangat
valid dengan perolehan skor yang didapat dari: a) validator ahli media sebesar
82
100% yang berada dalam kategori sangat valid; b) validator ahli pembelajaran
sebesar 100% yang berada dalam kategori sangat valid.
3) Produk pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-
21 tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan
pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar dinyatakan sangat praktis
dengan peroleh skor yang didapat dari: a) penilaian kepraktisan produk oleh
pendidik (guru) sebesar 96% yang berada dalam kategori sangat praktis; b)
penilaian kepraktisan produk oleh siswa sebesar 95,15% dengan kategori
“sangat praktis". Uji coba produk dalam kelompok kecil dan perorangan
dilakukan untuk memperoleh data hasil kepraktisan bahan ajar cetak leaflet
berbasis keterampilan abad-21. Untuk memperkuat ini semua agar produk yang
dihasilkan bernar-benar teruji maka dilakukanlah tes essay. Hasil yang
diperoleh dari dilaksanakannya tes baik secara perorangan maupun kelompok
kecil adalah 84,6%.
5.2 Implikasi
Implikasi dari penelitian dan pengembangan ini yaitu sebagai berikut:
1) Sebagai bahan ajar pendukung untuk memudahkan pendidik dalam mencapai
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), melalui
unsur-unsur yang terdapat keterampilan abad-21.
2) Memudahkan siswa dalam memahami materi-materi yang terdapat pada
pengembangan Bahan Ajar Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-21 tema
1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan lingkungan
pembelajaran 2 muatan IPA kelas V Sekolah Dasar melalui keterampilan
berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.
83
3) Menjadi bekal bagi seorang pendidik yang profesional untuk dapat
mengembangkan sendiri bahan ajar pendukung yang melihat karakteristik
siswa serta lingkungan sekitar untuk mengintegrasikannya dalam proses
pembelajaran.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, maka saran yang diberikan
yakni sebagai berikut:
1) Diharapkan agar pendidik dapat menggunakan pengembangan Bahan Ajar
Cetak Leaflet Berbasis Keterampilan Abad-21 tema 1 organ gerak hewan dan
manusia subtema 2 manusia dan lingkungan pembelajaran 2 muatan IPA kelas
V Sekolah Dasar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
2) Diharapkan agar pendidik dapat mengembangkan Bahan Ajar Cetak Leaflet
Berbasis Keterampilan Abad-21 pada tema dan subtema yang lain agar lebih
memudahkan siswa dalam memahami konsep.
3) Diharapkan agar pihak sekolah dapat mendukung dan memfasilitasi pendidik
untuk mengembangkan bahan ajar pendukung dalam proses pembelajaran,
dengan berbagai hambatan yang akan dihadapi oleh pendidik dalam proses
pengembangan dan penerapannya.
84
DAFTAR RUJUKAN
Afifah, M N. (2019). Empat keterampilan abad 21 Dalam Pembelajaran
Matematika Berbasis Proyek. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel: Surabaya.
Ahmad, Marwah Maulana. (2017) . Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Leaflet Pada Materi Sistem Sirkulasi Kelas XI MAN I Makassar. Skripsi.
UIN Allaudin Makassar.
Aini, Q. (2011). Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Anderson, Ronald H. (1994). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk
Pembelajaran. (pentj. Yusufhadi Miarso, dkk). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Arifin, Z. (2017). Mengembangkan Instrumen Pengukur Critical Thinking Skills
Siswa Pada Pembelajaran Matematika Abad 21. Jurnal Theorems, 1(2):
92100.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arofah, Rahmat Hari Cahyadi. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
ADDIE Model. Halaqa: Islamic Education Journal Vol. 3, Issue 1.
Asrizal, Amran, A., Ananda, A., & Festiyed. (2017). Effectiveness of Adaptif
Contextual Learning Model Of Integrated Science by Integrating Digital
Age Literacy On Grade VIII Students. Icomset, Vol.2.
Asrizal, Amran, A., Ananda, A.,& Festiyed. (2017). Effectiveness of Integrated
Science Instruktional Material On Pressure In Daily Life Theme to
Improve Digital Age Literacy of Students. Jurnal of Physics: conf. series.
Asrizal, Amran, Ananda, Festiyed, & Sumarmin. (2018). The Development
Of Integrated Science Instructional Materials To Improve Student's
Digital Lteracy in Scientific Approach. JPII 7.
85
Asrizal, A., dkk. (2017). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berorientasi
Pembelajaran Kontekstual Tema Pemanfaatan Tekanan Dalam Kehidupan
Untuk Meningkatkan Literasi Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pillar Of
Physics Education.
Astuti, dkk. (2017). Pengembangan LKS Untuk Melatih Kemampuan Berpikir
Kritis Dalam Mata Pelajaran Matematika Di Kelas VII SMP. Jurnal
Gantang, 2(2). 145-155.
Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:Gaung
Persada (GP) Press Jakarta.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Belawati, Tian., dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan
UT.
Budiono, H. & Ulins, R. (2016). Pengaruh Alat Peraga Katrol Sederhana Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar, 1(2), 348-368.
Danim, S. (2014). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.
Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.
Farida, Andriyani. dkk. (2013). Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet
Terhadap Hasil Belajara Siswa. Jurnal Bioterdidik Wahana Ekspresi
Ilmiah. 2(3).
Futriyah, Cinde, dkk. (2013). Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Aktivitas
Belajar Dan Penguasaan Materi Oleh Siswa. Jurnal Bioterdidik Wahana
Ekspresi Ilmiah. 1(7).
Foundation,T. (2018). Modul Praktik Baik Tanoto Foundation.
www.tanotofoundation.org
Gall, Meredith D.Gall Joyce P & Borg, Walter R. (2003) Education Research An
Introduction, seventh Edition. Boston: Pearson Education Inc.
Hidayah, R, dkk. (2017). Critical Thinking Skill: Konsep dan Indikator Penilaian.
Jurnal Taman Cendekia, 1(2): 1-7.
Jalil, dkk. (2016). Kelayakan Media Alat Peraga Air Mancur Sederhana Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Hukum Boyle.
Pendidikan Sains, 4(3). 1-7.
86
Kemendikbud. (2016). Permendikbud No. 24 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. (2016). Permendikbud Nomor 20 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kustandi, Cecep & Sutjipto, Bambang. (2013). Media Pembelajaran Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Merta, T. (2012). Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Dengan
Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap
Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan. Bandar
Lampung: Universitas Lampung.
Muchlish, Mansur. (2016). Text Boox Writing (Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan
dan Pemakaian Buku Teks). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Notosiswoyo, Mulyono. (2014). Penggunaan VCD dan Leaflet untuk peningkatan
pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa dalam pencegahaan kecelakaan
sepeda motor. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(8): 373-379.
Nugroho, Wisnu Aji. (2016). Model Pembelajaran Dick And Carrey Dalam
Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia. Kajian Linguistik dan Sastra,
Vol. 1 No. 2, Desember 2016, 119-126.
Nurjaman, Asep. (2021). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Implementasi Desain
Pembelajaran “Assure”. Indramayu: Penerbid Adab.
Pamela, dkk. (2019). Penggunaan Media Big Book Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal
Gentala Pendidikan Dasar, 4(2). 245-263.
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif:
Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.
Yogyakarta: Diva Pers.
Pratiwi, IA, dkk. (2018). Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Model
Project based learning (PJBL) Berbantuan Metode Edutainment Pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Refleksi Edukatika, 8(2):
178-182.
87
Puspita, A. dkk. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Booklet Pada Materi
Sistem Imun Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAN 8
Pontianak.
Rajabi, Muhammad, dkk. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Instalasi Sistem Operasi dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.
Riswinarni, dkk. (2016). Pengembangan leaflet sebagai Media Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Prosiding
seminar Nasional Reforming Pedagogy.
Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sanjaya. (2012). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:
Kencana.
Setyono. (2005). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Rosda Karya.
Smaldino, Sharon E., dkk. (2011). Instructional Tecnology and Media For
Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. (pentj. Arif
Rahman). Jakarta: Kencana.
Solong, Najamudin P. (2014). Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam.
Yogyakarta: Teras.
Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Surya, AP, dkk. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Project based learning
(PjBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa Kelas III
SD Negeri Sidorejo Lor I Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1): 41-54.
Tama, HN. (2019). Pengaruh Model Project based learning (PjBL) Terhadap
Kemampuan Komunikasi Sains dan Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas
VII SMPN 22 Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Taniredja, T. Hidayanti, M. (2014). Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Tegeh, dkk. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tri, Endah, S., dkk. (2013). Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Bioterdidik Wahan Ekspresi Ilmiah, 2(4).
88
Triyanti, E, dkk. (2016). Meningkatkan Kemampuan Bekerjasama Melalui
Bermain Simbolik. Jurnal Ilmiah Potensia, 1(1): 28-35.
Wibowo, WS. (2014). Implementasi Model Project based learning (PJBL) Dalam
Pembelajaran Sains Untuk Membangun 4CS Skills Peserta Didik Sebagai
Bekal Dalam Menghadapi Tantangan Abad 21. Seminar Nasional IPA
V:275-286.
Widyastuti, Ana., dkk (2021). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Yayasan Kita
Menulis.
Wilhalminah, A, dkk. (2017). Pengaruh Keterampilan Komunikasi Terhadap
Perkembangan Moral Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA
SMA Muhammadiyah Limbung. Jurnal Biotek. 5(2): 37-52.
Winarso,Widodo & Dede Dewi Yuliyanti. (2017). Pengembangan Bahan Ajar
Matematika Berbentuk Leaflet Berbasis Kemampuan Kognitif Siswa
Berdasarkan Teori Bruner. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. 6(1).
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad Ke- 21: Keterampilan Yang Diajarkan
Melalui Pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan: 1-17.
Zubaidah, S. (2018). Learning and Innovation Skills Untuk Menghadapi Era
Revolusi Industri 4.0. Seminar “2𝑛𝑑 Science Education National
Conference”: 1-18.
90
Lampiran 2
STORY BOARD BAHAN AJAR CETAK LEAFLET
No Bagian Bahan Ajar Kerangka Bahan Ajar
1. Bagian sisi
pertama
Berisi judul
Kotak berwarna hijau akan
berisi nomor halaman pada
bagian lembar pertama. Dan
untuk nomor lembar
halaman pertama akan ada
pada kotak berwarna kuning
Kotak berwarna hijau akan
berisi identitas materi (tema,
subtema, pembelajaran,
muatan, materi, dan kelas).
Kotak berwarna biru berisi
gambar yang menjadi
ilustrasi dari materi yang
disajikan yang sebelumnya
terdapat beberapa peritah.
Untuk garis berwarna
merah, berfungsi sebagai
penjelasan singkat dari
gambar yang disajikan
dilanjutkan soal latihan.
Kotak berwarna biru ungu
berisikan petunjuk
penggunaan bahan ajar cetak
leaflet.
2. Bagian sisi kedua Terdapat judul yang
berfungsi menunjukkan
materi ditampilkan.
Kotak berwarna kuning
menunjukkan halaman
lembar kedua.
Kotak berwarna hijau berisi
no halaman pada lembar
kedua.
Judul
Judul
Judul
2.1.3.1.
Judul
Judul
91
Kotak berwarna biru berisi
gambar yang menjadi
ilustrasi dari materi yang
disajikan, sebelumnya
terdapat beberapa peritah di
yang terletak di atas gambar.
Untuk garis berwarna biru,
berfungsi sebagai penjelasan
singkat dari gambar yang
disajikan dilanjutkan soal
latihan.
Judul
92
Lampiran 3
ANGKET VALIDASI
(AHLI MEDIA)
Judul Penelitian:
Pengembangan Bahan Ajar Leaflet Berbasis Keterampilan Abad 21 Pada Tema 1
Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Penyusun:
Ariesti Kumalasari (A1D118167)
Sehubungan dengan adanya pengembangan bahan ajar leaflet berbasis
keterampilan abad 21 pada tema 1 siswa kelas V Sekolah Dasar, maka melalui
instrumen ini Bapak/Ibu mohon untuk memberikan penilaian terhadap bahan ajar
yang telah dibuat. Penilaian dari Bapak/Ibu akan digunakan sebagai validasi dan
masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan ajar sehingga bisa
diketahui sesuai atau tidaknya bahan ajar yang dikembangkan. Aspek penilaian
bahan ajar ini diadabtasi dari Asyhar (2012).
Petunjuk Pengisian Angket
Bapak/Ibu kami mohon memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai
pada setiap butir penilaian dengan keterangan sebagai berikut:
Skor 4 : Sangat Sesuai
Skor 3 : Sesuai
Skor 2 : Kurang Sesuai
Skor 1 : Sangat Kurang Sesuai
Validator : Dr. Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd
93
Tabel Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media
Indikator Deskriptor No Item
Jelas dan rapi Bahan ajar yang digunakan dapat digunakan dengan jelas 1
Bahan ajar yang digunakan rapi dalam tata letak 2
Menarik Penyajian bahan ajar menggunakan warna yang menarik 3
Cocok dan
tepat sasaran
Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan karakteristik siswa 4
Kesesuaian bahan ajar leaflet dengan saran subjek pembelajaran 5
Relevan
dengan topik
yang diajarkan
Bahan ajar leaflet relevan dengan topik yang diajarkan 6
Sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
Bahan ajar leaflet sesuai dengan yang diharapkan 7
Praktis dan
luwes
Bahan ajar leaflet praktis dan luwes 8
Berkualitas
baik
Bahan ajar leaflet memiliki kualitas yang baik 9
Ukuran sesuai
dengan
lingkungan
belajar
Bahan ajar leaflet mudah disimpan 10
(Sumber: Asyhar (2012)
94
No Indikator Deskriptor Skor Nilai No Item
1 2 3 4 5
Jelas dan
rapi
Bahan ajar yang digunakan dapat
digunakan dengan jelas
1
Saran:
Bahan ajar yang digunakan rapi
dalam tata letak
2
Saran:
Menarik Penyajian bahan ajar
menggunakan warna yang
menarik
3
Saran:
Cocok dan
tepat
sasaran
Kesesuaian bahan ajar leaflet
dengan karakteristik siswa
4
Saran:
Kesesuaian bahan ajar leaflet
dengan saran subjek pembelajaran
5
Saran:
Relevan
dengan
topik yang
diajarkan
Bahan ajar leaflet relevan dengan
topik yang diajarkan
6
Saran:
Sesuai
dengan
tujuan
pembelajar
an
Bahan ajar leaflet sesuai dengan
yang diharapkan
7
Saran:
95
Praktis dan
luwes
Bahan ajar leaflet praktis dan
luwes
8
Saran:
Berkualitas
baik
Bahan ajar leaflet memiliki
kualitas yang baik
9
Saran:
Ukuran
sesuai
dengan
lingkungan
belajar
Bahan ajar leaflet mudah
disimpan
10
Saran:
Kesimpulan :
Media Sangat Sesuai
Media Sesuai dengan Sedikit Revisi
Media Tidak Sesuai
Jambi, …..…….…………….....2021
Validator
( )
103
Lampiran 4
ANGKET VALIDASI
(AHLI PEMBELAJARAN)
Judul Penelitian:
Pengembangan Bahan Ajar Leaflet Berbasis Keterampilan Abad 21 Pada Tema 1
Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Penyusun:
Ariesti Kumalasari (A1D118167)
Sehubungan dengan adanya pengembangan bahan ajar leaflet berbasis
keterampilan abad 21 pada tema 1 siswa kelas V Sekolah Dasar, maka melalui
instrumen ini Bapak/Ibu mohon untuk memberikan penilaian terhadap
pembelajaran yang telah dibuat. Penilaian dari Bapak/Ibu akan digunakan sebagai
validasi dan masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
sehingga bisa diketahui sesuai atau tidaknya pembelajaran yang dikembangkan.
Aspek penilaian pembelajaran ini diadabtasi dari Permendikbud (2016) Modul
Praktik Baik Tanoto Foundation (2018).
Petunjuk Pengisian Angket
Bapak/Ibu kami mohon memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai
pada setiap butir penilaian dengan keterangan sebagai berikut:
Skor 4 : Sangat Sesuai
Skor 3 : Sesuai
Skor 2 : Kurang Sesuai
Skor 1 : Sangat Kurang Sesuai
Validator : Suci Hayati, S.Pd., M.Pd
104
Tabel Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Pembelajaran
Variabel Indikator Deskriptor No Item
Pengembangan
Bahan Ajar
Leaflet Berbasis
Abad-21 Tema 1
siswa kelas V
Sekolah Dasar
Identitas mata
pelajaran
Leaflet memuat judul mata pelajaran,
berupa: tema/subtema, muatan dan materi.
1
Kompetensi
dasar
Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2
Materi ajar Materi yang disajikan sesuai dengan materi
yang terkandung dalam kompetensi dasar
3
Kegiatan
pembelajaran
Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat
pendidikan di sekolah dasar
4
Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai
dengan kenyataan dan efisien untuk
meningkatkan pemahaman siswa
5
Leaflet yang disajikan dapat
membangkitkan motivasi
6
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan berpikir kritis
7
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan kreatif
8
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan kerja sama
9
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan komunikasi
10
Sumber: Permendikbud, 2016; Modul Praktik Baik Tanoto Foundation, 2018
No Indikator Deskriptor No Item
1 2 3 4 5
105
1 Identitas mata
pelajaran
Leaflet memuat judul mata pelajaran,
berupa: tema/subtema, muatan dan materi.
Saran:
2 Kompetensi
dasar
Materi yang disajikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran
Saran:
3 Materi ajar
Materi yang disajikan sesuai dengan
materi yang terkandung dalam kompetensi
dasar
Saran:
4 Kegiatan
pembelajaran
Materi yang disajikan sesuai dengan
tingkat pendidikan di sekolah dasar
Saran:
5 Kegiatan
pembelajaran
Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai
dengan kenyataan dan efisien untuk
meningkatkan pemahaman siswa
Saran:
6 Kegiatan
pembelajaran
Leaflet yang disajikan dapat
membangkitkan motivasi
Saran:
7 Kegiatan
pembelajaran
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan berpikir kritis
Saran :
8 Kegiatan
pembelajaran
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan kreatif
Saran :
9 Kegiatan
pembelajaran
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan kerja sama
Saran :
106
10 Kegiatan
pembelajaran
Leaflet memiliki soal latihan yang
mendorong siswa untuk memiliki
keterampilan komunikasi
Saran :
Kesimpulan :
Media Sangat Sesuai
Media Sesuai dengan Sedikit Revisi
Media Tidak Sesuai
Jambi, …..…….…………….....2021
Validator
( )
112
Lampiran 5
ANGKET RESPON GURU
Tabel Kisi-Kisi Angket Respon Guru
No Pertanyaan/Pernyataan untuk Guru
1. Penggunaan bahan ajar leaflet praktis
2. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar leaflet
3. Kesesuaian antara kompetensi inti, kompetensi dasar dengan indikator dan tujuam pembelajaran
4. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan paparan materi
5. Ukuran teks dan jenis huruf pada bahan ajar leaflet dapat terbaca
6. Kesesuaian gambar dengan materi dalam bahan ajar
7. Bahan ajar leaflet dapat mempermudah siswa dalam memahami materi
8. Kedalaman materi yag disajikan
9. Bahan ajar leaflet dapat meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran
10. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif
siswa
11. Materi tidak terdapat unsur SARA/pornografi
113
ANGKET RESPON GURU
Nama :
Wali Kelas :
No Pertanyaan/Pernyataan untuk Guru Skor Nilai
1 2 3 4 5
1. Penggunaan bahan ajar leaflet praktis
2. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar leaflet
3. Kesesuaian antara kompetensi inti, kompetensi dasar dengan indikator
dan tujuam pembelajaran
4. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan paparan materi
5. Ukuran teks dan jenis huruf pada bahan ajar leaflet dapat terbaca
6. Kesesuaian gambar dengan materi dalam bahan ajar
7. Bahan ajar leaflet dapat mempermudah siswa dalam memahami
materi
8. Kedalaman materi yag disajikan
9. Bahan ajar leaflet dapat meningkatkan motivasi dalam proses
pembelajaran
10. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan
tingkat perkembangan kognitif siswa
11. Materi tidak terdapat unsur SARA/pornografi
Mengetahui Mengetahui
Guru Kelas VA Mahasiswa
( ) (Ariesti Kumalasari)
115
Lampiran 6
ANGKET RESPON SISWA
Tabel Kisi-Kisi Angket Respon Siswa
No Pertanyaan/Pernyataan untuk Siswa
1. Bahan ajar leaflet praktis digunakan
2. Bahan ajar leaflet menarik
3. Kejelasan isi materi
4. Materi yang disajikan membuat siswa mengetahui tentang rangka organ
gerak pada manusia yang terdapat di bahan ajar leaflet
5. Kejelasan tulisan dan gambar pada bahan ajar leaflet
6. Bahasa pada bahan ajar leaflet mudah dipahami
7. Panduan pengerjaan soal, mudah dimengerti
8. Tampilan bahan ajar leaflet menarik perhatian sehingga menumbuhkan rasa
ingin tahu
9. Gambar pada bahan ajar leaflet sesuai dengan penjelasannya
10. Gambar pada bahan ajar leaflet membantu memperjelas materi
pembelajaran
116
ANGKET RESPON SISWA
Nama :
Kelas :
No Pertanyaan/Pernyataan untuk Siswa Skor Nilai
1 2 3 4 5
1. Bahan ajar leaflet praktis digunakan
2. Bahan ajar leaflet menarik
3. Kejelasan isi materi
4. Materi yang disajikan membuat siswa
mengetahui tentang rangka organ gerak pada
manusia yang terdapat di bahan ajar leaflet
5. Kejelasan tulisan dan gambar pada bahan
ajar leaflet
6. Bahasa pada bahan ajar leaflet mudah
dipahami
7. Panduan pengerjaan soal, mudah dimengerti
8. Tampilan bahan ajar leaflet menarik
perhatian sehingga menumbuhkan rasa ingin
tahu
9. Gambar pada bahan ajar leaflet sesuai
dengan penjelasannya
10. Gambar pada bahan ajar leaflet membantu
memperjelas materi pembelajaran
126
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS Uji
COBA
Sekolah : SDN 153/IX Suka Makmur
Kelas / Semester : VA / 1 (satu)
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Sub tema 2 : Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran ke- : 2
Fokus Pembelajaran : IPA
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (3 JP)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis
dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR
IPA
3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara
memelihara kesehatan alat gerak manusia
127
4.2 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.1.1 Mendemonstrasikan berbagai jenis, nama dan fungsi tulang pada manusia
4.1.1 Membuat gambar rangka organ gerak pada manusia secara utuh
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
6. Dengan mengamati , siswa mampu menemukan konsep rangka organ gerak
pada manusia dengan benar.
7. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai jenis tulang pada manusia dengan
benar.
8. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai nama tulang pada manusia dengan
benar.
9. Dengan mengamati gambar rangka organ gerak manusia pada leaflet, siswa
mampu mendemonstrasikan berbagai fungsi tulang pada manusia dengan
benar.
10. Dengan melakukan demonstrasi, siswa mampu membuat gambar rangka
organ gerak pada manusia secara utuh dengan benar.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Rangka organ gerak pada manusia
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab,
penugasan, dan ceramah.
G. MEDIA/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar :1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 2: Organ Gerak
Hewan dan Manusia. Buku Tematik Terpadu Kurikulum
128
2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Bahan Ajar leaflet
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru membuka kelas dengan salam, menanyakan kabar, dan
mengecek kehadiran siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh ketua kelas.
3. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan
kebersihan kelas.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat kebangsaan.
5. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang
aktivitas-aktivitas manusia yang memanfaatkan organ
manusia.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan,
manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap
disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.
10 menit
Kegiatan Inti
1. Siswa diberikan bahan ajar leaflet yang berisikan
materi mengenai rangka organ gerak pada manusia.
2. Siswa mengamati dengan seksama materi rangka
organ gerak manusia pada bahan ajar leaflet.
3. Siswa menggaris bawahi informasi-informasi penting
yang ia temukan bahan ajar leaflet.
4. Guru dan siswa bertanya jawab tentang rangka-
rangka pada manusia beserta fungsinya.
85 menit
129
5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil
untuk melakukan diskusi bersama rekannya jenis-
jenis tulang, nama-nama tulang beserta fungsinya.
6. Guru memberikan waktu selama 20 menit untuk
melakukan diskusi bersama rekannya.
7. Guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok
untuk melakukan demostrasi mengenai jenis-jenis
tulang, nama-nama tulang beserta fungsinya.
8. Setiap kelompok menunjukkan pemahamannya
tentang rangka organ gerak pada manusia dengan
melakukan demonstrasi mengenai jenis-jenis tulang,
nama-nama tulang beserta fungsinya dengan
menggunakan tubuh rekannya.
9. Demonstrasi setiap kelompok dilakukan secara
bergantian.
10. Kelompok yang lain mencatat kritik, saran ataupun
sanggahan pada setiap kelompok yang tampil.
11. Setelah semua kelompok selesai melakukan
desmontrasi, guru mempersilahkan kelompok yang
lain untuk memberi tanggapan kepada setiap
kelompok yang tampil secara bergantian.
12. Guru mengatur jalannya diskusi dan kegiatan
demonstrasi agar tetap kondusif.
13. Setelah kegiatan diskusi antar kelompok selesai,
setiap kelompok membuat rangka organ gerak manusia
pada lembar kertas yang telah disediakan secara utuh.
14. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang terkait
dengan percobaan yang ia lakukan. Apa yang anda
ketahui mengenai rangka organ gerak pada manusia?
Sebutkan fungsi rangka manusia?
130
Penutup
1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas
pembelajaran yang telah berlangsung:
Apa saja yang telah
dipelajari dari kegiatan hari ini?
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
3. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
4. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh ketua
kelas.
10 menit
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa
dalam sikap disiplin.
b. Penilaian Pengetahuan
Muatan Indikator
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instumen
IPA KD IPA 3.1 dan 4. 1 Tes
tertulis
Soal Essay
c. Unjuk Kerja
Muatan Indikator
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instumen
IPA 4.1.1 Membuat gambar rangka organ
gerak pada manusia secara utuh Hasil Rubrik penilaian
2. Bentuk Instrumen Penilaian
131
a. Jurnal Penilaian Sikap
No. Tanggal Nama Siswa Catatan
Perilaku
Butir Sikap Tindak Lanjut
1.
2.
3.
Melengkapi Tabel Informasi Hasil Pengamatan
Bentuk Penilaian : Tertulis
Instrumen Penilaian : Rubrik
KD IPA 3.1 dan 4.1
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Proporsi Seluruh
anggota
tubuh dibuat
dengan
perbandingan
ukuran yang
tepat.
Hampir seluruh
anggota tubuh
dibuat dengan
perbandingan
ukuran yang
tepat.
Sebagian besar
anggota tubuh
dibuat dengan
perbandingan
ukuran yang
tepat.
Sebagian kecil
anggota tubuh
dibuat dengan
perbandingan
ukuran yang tepat.
Anatomi Seluruh
bentuk,
ukuran, dan
tata letak
setiap bagian
tubuh
dilakukan
dengan tepat.
Hampir seluruh
bentuk, ukuran,
dan tata letak
setiap bagian
tubuh dilakukan
dengan tepat.
Sebagian besar
bentuk, ukuran,
dan tata letak
setiap bagian
tubuh dilakukan
dengan tepat.
Sebagian kecil
bentuk, ukuran,
dan tata letak
setiap bagian
tubuh dilakukan
dengan tepat.
Hasil akhir Seluruh bagian
model
dikerjakan
dengan secara
detail dan rapi.
Hampir seluruh
bagian model
dikerjakan
dengan secara
detail dan rapi.
Sebagian besar
bagian model
dikerjakan
dengan secara
detail dan rapi.
Sebagian keecil
bagian model
dikerjakan dengan
secara detail dan
rapi.
132
Kesimpulan Siswa dapat
membuat
kesimpulan
dengan
menjawab
semua
pertanyaan
yang
berhubungan
dengan rangka
organ gerak
pada manusia
Siswa dapat
membuat
kesimpulan
dengan
menjawab
sebagian
besar
pertanyaan
yang
berhubungan
dengan rangka
organ gerak
pada manusia
Siswa dapat
membuat
kesimpulan
dengan
menjawab
sebagian
kecil
pertanyaan
yang
berhubungan
dengan rangka
organ gerak
pada manusia
Siswa dapat
membuat
kesimpulan
dengan
menjawab satu
pertanyaan
yang
berhubungan
dengan rangka
organ gerak pada
manusia
total nilai siswa
Penilaian (penskoran): × 10
total nilai maksimal
Refleksi Guru:
156
Lampiran 10
PEDOMAN SKOR PENILAIAN HASIL TES
No Skor Deskriptor
1 0 Apabila responden tidak menjawab (jawaban salah)
5 Apabila responden menjawab pertanyaan
2 0 Apabila responden tidak menjawab (jawaban salah)
20 Apabila responden hanya menggambar rangka secara lengkap
tetapi tidak menjawab tabel yang kosong atau tidak menggambar
rangka namun menjawab tabel yang kosong
40 Apabila responden mengambar rangka secara lengkap dan
menjawab semua tabel yang kosong
3 0 Apabila responden tidak menjawab (jawaban salah)
10 Apabila responden hanya menyebutkan sendir-sendi pada rangka
manusia tetapi tidak memberikan penjelasan
15 Apabila responden hanya menyebutkan sendi-sendi pada rangka
manusia dan hanya memberi 1 penjelasan
25 Apabila responden hanya menyebutkan sendi-sendi pada rangka
manusia dan hanya memberi 2 penjelasan
30 Apabila responden hanya menyebutkan sendi-sendi pada rangka
manusia dan hanya memberi 3 penjelasan
35 Apabila responden hanya menyebutkan sendi-sendi pada rangka
manusia dan hanya memberi 4 penjelasan
40 Apabila responden menyebutkan sendi-sendi pada rangka manusia
beserta seluruh penjelasan
4 0 Apabila responden tidak menjawab (jawaban salah)
15 Apabila responden menjawab pertanyaan
162
Lampiran 14
RIWAYAT HIDUP
Ariesti Kumalasari dilahirkan di Desa Bukit Subur pada 06 Mei
1999. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dari
pasangan Bapak Setyo Krisworo dan Ibu Soimah, S. Pd. Penulis
merupakan Warga Negara Indonesia yang bertempat tingga di
RT.05 Desa Bukit Subur, Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muaro Jambi,
Provinsi Jambi. Jenjang Pendidikan Formal pertama yang pernah ditempuh oleh
penulis adalah pada tahun 2005-2011 penulis menempuh pendidikan dasar di SDN
190/IX Bukit Subur. Selanjutnya pada tahun 2011-2014 penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 25 Muaro Jambi. Tahun 2014-2017 penulis tercatat
sebagai siswa SMA Negeri 4 Muaro Jambi. Pada tahun 2018 penulis melanjutkan
pendidikan ke tingkat Perguruan Tinggi. Di tahun yang sama penulis berhasil
menjadi Mahasiswi di Universitas Jambi dengan jurusan yang diambil adalah
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2018.