pengaruh penggunaan metafora dalam iklan cetak terhadap sikap atas iklan
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN METAFORA DALAM IKLAN
CETAK TERHADAP SIKAP ATAS IKLAN DENGAN
GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
DIAJUKAN OLEH
GARDITA M UTOMO
NIM. 040419091
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2010
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun dengan tujuan memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Ec. H. Karjadi Mintaroem, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Airlangga.
2. Bapak Drs. Ec. H. Suherman Rosyidi, MCom., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
3. Bapak Sri Gunawan, DBA selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
4. Bapak Dr. Djoni Budiardjo, SE., M.Si, selaku Ketua Prodi S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
5. Ibu Dr. Sri Wahyuni Astuti, SE., M.S, selaku dosen pembimbing terdahulu.
Terima kasih atas kesabarannya selama proses pembimbingan.
6. Bapak Gancar Candra Premananto, SE.,MSi., selaku dosen pembimbing yang
telah mengantar penulis sampai pada tahap akhir penyusunan skripsi. Terima
iii
kasih tak terhingga atas bimbingan, kesabaran, saran-saran dan masukan yang
amat berguna, serta arahan yang senantiasa menempatkan penulis pada jalur
yang benar.
7. Putera Sampoerna Foundation, yayasan yang telah memberi penulis beasiswa
kuliah penuh selama empat tahun, membuat pendidikan tinggi menjadi
mungkin bagi penulis.
8. Dosen-dosen Manajemen konsentrasi Pemasaran, terima kasih telah
mengajarkan ilmu Manajemen Pemasaran yang amat berguna bagi penulis.
9. Mbak Rini dan seluruh staf Akademik di Departemen Manajemen, semua staf
Ruang Baca Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR. Terima kasih banyak atas
semua dukungan semangat yang diberikan selama ini.
10. Keluarga tercinta: Ayah, Bunda, Dito, dan Om Indra, terima kasih tak terhingga
atas dukungan semangat dan semua doa serta usaha yang telah dipanjatkan
untuk penulis.
11. Seluruh mahasiswa S1 Manajemen Unair yang telah direpotkan dengan menjadi
partisipan penelitian ini, terima kasih banyak. Dan seluruh pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi.
Akhir kata penulis berharap agar karya ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa.
Surabaya, 23 Agustus 2010
iv
Penulis
ABSTRAKSI
Metafora dalam iklan cetak telah banyak digunakan dalam dunia pemasaran secara umum, namun masih jarang digunakan di Indonesia. Penggunaan metafora dapat menghasilkan sikap konsumen atas iklan, sikap atas merek, dan niat untuk membeli yang lebih positif dibandingkan dengan iklan yang tidak menggunakan metafora.
Penelitian ini mengangkat permasalahan apakah penggunaan metafora dalam iklan cetak menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan yang tidak menggunakan metafora. Metafora dimanipulasi dalam dua bentuk: headline dan gambar, serta kombinasi keduanya. Selain itu, juga diteliti apakah gender memoderasi hubungan antara metafora dalam iklan cetak dengan sikap atas iklan, yaitu apakah terdapat perbedaan sikap atas iklan metafora di antara laki-laki dan perempuan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metafora dalam iklan cetak, sikap atas iklan, dan gender.
Pendekatan kuantitatif jenis eksperimen kausalitas digunakan dalam penelitian ini. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari 180 orang partisipan. Sampel/partisipan yang digunakan adalah mahasiswa Prodi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair. Sedangkan teknik analisisnya menggunakan uji beda yang diolah dengan program komputer Microsoft Excel 2003. Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah semua iklan metafora, yaitu metafora headline, metafora gambar, dan kombinasi metafora menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan nonmetafora. Sedangkan gender tidak memoderasi hubungan antara metafora dalam iklan cetak, yang berarti tidak ada perbedaan sikap atas iklan yang signifikan di antara laki-laki dan perempuan. Kata kunci : eksperimen, iklan cetak, metafora, sikap atas iklan, gender.
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….………….. iii
ABSTRAK ………………………………………………………………….….... v
DAFTAR ISI …………………………………………………….…………….... vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………….....………… x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. xii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah …………………………………...…………... 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………...………..... 7
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………...………...... 8
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………...……….... 8
1.5. Sistematika Skripsi ...…………………………………...…………….... 9
vi
BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Landasan Teori …………………………………………………..…...... 10
2.1.1. Manajemen Pemasaran …………………………………………. 10
2.1.2. Iklan ......................................................................................... 12
2.1.2.1. Iklan Cetak ...................................................................... 13
2.1.2.2. Metafora ………………………………………….. ....... 15
2.1.3. Gender …………………. ……….................………………… 17
2.1.4. Sikap atas Iklan …………………....…………………….…... 19
2.1.5.Hubungan Antarvariabel Penelitian ........................................... 22
2.1.5.1. Hubungan antara Metafora dalam Iklan Cetak dengan Sikap atas
Iklan .............................................................................. 22
2.1.5.2. Hubungan antara Gender dengan Metafora dalam Iklan Cetak,
Sikap atas Iklan, dan Sikap atas Merek ......................... 23
2.2. Penelitian Sebelumnya …………………………………………….. 24
2.2.1. Putrevu (2004) .................................................................... 24
2.2.2. Ang dan Lim (2006) ........................................................... 25
2.3. Model Analisis dan Hipotesis……………………………………… 25
2.3.1. Hipotesis .................................................................................. 25
2.3.2. Model Analisis ... ..................................................................... 26
2.4. Kerangka Berpikir ............................................................................. 26
vii
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian ………………………………………………....... 30
3.1.1. Desain Eksperimental ................................................................... 30
3.2. Identifikasi Variabel ………………………………………………….... 33
3.3. Definisi Operasional Variabel ………………………………………..... 33
3.3.1. Variabel Bebas (X) ………………………….………………….... 33
3.3.2. Variabel Moderasi (Z) …………………….………………….... 34
3.3.3. Variabel Terikat (Y) …………………………….……………...... 34
3.4. Jenis dan Sumber Data ……………………………………………….... 35
3.5. Seleksi Partisipan ................ .............................................................. 35
3.6. Randomisasi ................ …………………………...……………....... 36
3.7. Cek Manipulasi ……………………………......................................... 37
3.8. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………………. 38
3.9. Teknik Analisis ……………………………………………………… 38
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………………….….….. 40
4.1.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ……................................................. 40
4.1.1.1. Uji Validitas ………………………………………………. 40
4.1.1.2. Uji Reliabilitas ……………………………………………. 42
4.1.2. Deskripsi Responden …………......…………………………....... 44
viii
4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian .........……………………………. 43
4.2. Uji Beda ………………… ……….………………………………… 48
4.3. Pembahasan ............................................................................................. 51
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ................................................................................................. 54
5.2. Saran ....................................................................................................... 55
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Desain Faktorial Eksperimen ………………………………….. 31
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner ……………................................... 41
Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Tergantung ................. 42
Tabel 4.3. Deskripsi Jenis Kelamin dan Kelompok Eksperimental ............... 43
Tabel 4.4. Kategori Nilai Rata-rata ................................. ....................... 44
Tabel 4.5. Sikap atas Iklan dengan Gambar Nonmetafora ....................... 44
Tabel 4.6. Sikap atas Iklan dengan Gambar Metafora ................................. 45
Tabel 4.7. Sikap atas Iklan dengan Headline Nonmetafora ............................ 45
Tabel 4.8. Sikap atas Iklan dengan Headline Metafora ................................... 46
Tabel 4.9. Sikap atas Iklan dengan Kombinasi Nonmetafora ……………. 47
Tabel 4.10. Sikap atas Iklan dengan Kombinasi Metafora ............................... 47
Tabel 4.11. Hasil Uji Beda Kelompok Eksperimental ..................................... 48
Tabel 4.12. Hasil Uji Beda berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 57
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Iklan Majalah Reader’s Digest Indonesia .......................... 4
Gambar 2.1. Model Analisis Penelitian Putrevu (2004) ......................... 26
Gambar 2.2. Model Analisis Penelitian Ang dan Lim (2006) ................ 27
Gambar 2.3. Model Analisis Penelitian .................................................. 28
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Data Hasil Penelitian
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Hasil Uji Beda
Lampiran 5 Instrumen Penelitian
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terhitung semenjak tahun 2007, jumlah iklan yang beredar di Indonesia
mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Lembaga riset AC Nielsen melaporkan,
anggaran belanja iklan Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun: Rp 35 triliun
di tahun 2007, Rp 41,7 triliun di tahun 2008, dan Rp 48,5 triliun di tahun 2009
(kompas.com; studentmagz.com). Hal ini menunjukkan bahwa dunia periklanan
Indonesia memang terus mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun.
Dalam kehidupan sehari-hari, iklan-iklan tersebut hadir dalam banyak bentuk dan
cara, antara lain melalui media iklan modern, yaitu internet, media iklan tradisional,
yaitu televisi, media cetak, dan radio serta beragam ajang promosi (promotional
event) lainnya.
Iklan adalah salah satu alat utama yang digunakan untuk mempromosikan
suatu produk dan merek. Menurut Shimp (2007: 240), definisi iklan (advertising)
adalah suatu bentuk komunikasi yang dimediasi dan dibayar oleh suatu sumber yang
dapat diidentifikasi (seperti produsen suatu produk dan merek), dirancang untuk
mempersuasi penerima iklan (konsumen) untuk melakukan suatu tindakan tertentu
(seperti membeli produk yang diiklankan) hari ini atau kemudian hari. Iklan dapat
menjadi cara yang efektif untuk menyebarkan pesan, baik untuk membangun
preferensi merek maupun untuk mendidik (educate) konsumen, dan jika dirancang
1
2
serta dieksekusikan dengan baik, iklan dapat meningkatkan ekuitas merek serta
mempengaruhi penjualan dan laba (Kotler, 2006: 526, 529).
Seperti yang telah diungkapkan di atas, terdapat beberapa macam media yang
dapat digunakan untuk memuat iklan, salah satunya adalah media cetak. Majalah
merupakan salah satu bentuk media cetak yang secara umum dikenal sebagai media
iklan paling kuat dan memiliki jumlah konsumen yang besar. Hal ini disebabkan oleh
adanya banyak jenis majalah dengan tema yang spesifik (seperti majalah ekonomi,
perkebunan, otomotif, dan lain-lain) untuk setiap pembaca yang memiliki minat
tersendiri yang berbeda dengan yang lain. Keberagaman majalah ini menawarkan
pilihan yang luas bagi para pengiklan untuk mempromosikan produk mereka. Selain
itu, kemampuan untuk menarik kelompok pembaca yang spesifik adalah kelebihan
utama majalah yang membedakannya dengan media iklan lainnya (Shimp, 2007: 411,
414).
Tujuan utama penciptaan iklan cetak dalam majalah adalah untuk menarik
perhatian pembaca, mendorong mereka untuk memikirkan merek yang diiklankan,
dan secara keseluruhan membuat pembaca terlibat dalam iklan tersebut. Ada dua hal
utama yang dapat menghalangi pencapaian tujuan ini. Pertama, jumlah iklan yang
ditayangkan di majalah semakin besar. Kedua, perhatian pembaca dapat tersita oleh
isi majalah itu sendiri hingga pembaca melewatkan iklan agar tidak mengganggu
kegiatan membaca mereka (Shimp, 2007: 415). Hal ini dapat menyebabkan merek
yang diiklankan terabaikan dan membuat konsumen dengan mudah mengacuhkan
bahkan melupakan iklan tersebut (Kotler, 2006: 529).
3
Fenomena ini menunjukkan perlunya perhatian yang lebih besar pada strategi
kreatif (creative strategy) penciptaan iklan cetak. Strategi kreatif adalah bagaimana
para pemasar menerjemahkan pesan-pesan sebuah iklan ke dalam bentuk komunikasi
yang tepat. Keberhasilan suatu iklan tergantung pada bagaimana pesan sebuah iklan
diekspresikan (Kotler, 2006: 504). Tantangan dalam penciptaan iklan cetak terletak
pada pemilihan strategi kreatif yang tepat bagi produk atau merek yang diiklankan.
Salah satu strategi kreatif yang dapat digunakan dalam pembuatan iklan cetak dalam
majalah adalah metafora.
Metafora adalah suatu bentuk bahasa figuratif yang mengasosiasikan suatu hal
(frase, konsep, objek) dengan hal yang lain, di mana kedua hal ini tidak biasanya
diasosiasikan satu dengan lainnya. Metafora telah banyak digunakan dalam iklan
cetak. Majalah merupakan media yang baik untuk menampilkan iklan dengan
metafora karena majalah hadir secara fisik di lingkungan pembaca, dan seringkali
disimpan dalam waktu yang lama. Hal ini memungkinkan pembaca untuk membuka
lagi majalah tersebut dan melihat iklan yang terdapat di dalamnya kapan saja.
Metafora yang terdapat dalam iklan majalah dapat hadir berupa headline (kata-kata),
gambar, dan kombinasi keduanya (Shimp, 2007: 88, 414; Ang dan Lim, 2006).
Di Indonesia, penggunaan metafora dalam iklan cetak sudah tidak asing lagi.
Salah satu produk yang menggunakan strategi ini adalah majalah Reader’s Digest
Indonesia. Berikut adalah cuplikan iklan cetak majalah Reader’s Digest Indonesia
yang terdapat dalam sebuah majalah lokal:
4
Gambar 1.1 Iklan Cetak Majalah Reader’s Digest Indonesia
Iklan cetak majalah Reader’s Digest Indonesia (RDI) di atas merupakan
contoh penggunaan metafora yang baik. Kedua bentuk metafora, yaitu kata-kata dan
gambar hadir secara bersamaan dalam satu iklan dan keduanya saling mendukung dan
menjelaskan arti metafora yang terkandung di dalamnya. Metafora berbentuk gambar
dapat dilihat pada gambar kotak susu dengan sampul majalah RDI, yang
mengumpamakan RDI sebagai minuman susu, dan sebagaimana yang kita tahu, susu
adalah minuman yang bergizi tinggi. Maka, metafora berbentuk kata-kata dapat
dilihat dari headline yang berbunyi “Bacaan dengan gizi sempurna”. Dalam iklan ini,
kedua bentuk metafora yang ada mengisyaratkan pesan bahwa RDI adalah majalah
yang memberi gizi bagi otak pembacanya. Dengan kata lain, RDI adalah majalah
dengan isi yang berbobot, kaya informasi dan berkualitas baik.
5
Iklan cetak yang menggunakan metafora merupakan salah satu bentuk usaha
komunikasi pemasaran yang dibuat oleh para pelaku pemasaran yang terdapat dalam
lingkungan konsumen (Ang dan Lim, 2006). Peter dan Olson (2003) menyatakan,
konsumen akan merespon berbagai macam stimuli yang terdapat dalam lingkungan
mereka, termasuk iklan sebagai suatu stimuli pemasaran. Para pembuat iklan tentunya
akan berusaha menciptakan iklan yang disukai konsumen. Hal ini berkesesuaian
dengan pernyataan Belch dan Belch (2009: 125) bahwa iklan dibuat untuk agar
konsumen memiliki sikap yang menguntungkan (favorable) terhadap iklan itu sendiri.
Ang dan Lim (2006) memperkuat pernyataan tersebut dalam penelitiannya yang
menunjukkan iklan dengan metafora menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif
atau menguntungkan dibandingkan dengan iklan serupa yang tidak menggunakan
metafora.
Ada begitu banyak aspek dari konsumen yang mempengaruhi keputusan
pembuatan suatu iklan, salah satunya adalah gender. Gender merupakan salah satu
dasar segmentasi produk yang telah lama dipakai dalam dunia pemasaran, apakah
suatu produk diperuntukkan khusus laki-laki, perempuan, atau netral gender.
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan turut mempengaruhi pembuatan iklan
karena penelitian telah menunjukkan terdapat perbedaan pemrosesan dan
pengevaluasian usaha-usaha komunikasi pemasaran (seperti iklan) di antara
keduanya: perempuan memiliki keterampilan berbahasa/verbal yang lebih unggul
dibanding laki-laki, dan laki-laki memiliki keterampilan matematikal dan spasial
yang lebih baik dibanding perempuan. Hal tersebut mengimplikasikan kemungkinan
6
perempuan akan memiliki respon yang lebih positif terhadap iklan yang didominasi
oleh kata-kata, dan laki-laki akan memiliki respon yang lebih positif terhadap iklan
yang didominasi oleh elemen visual (gambar) (Barletta, 2003; Schiffman et al., 2003;
Putrevu, 2004).
Walaupun tren belanja iklan Indonesia cenderung meningkat tiap tahunnya
dan penggunaan metafora sudah tak asing lagi di dunia periklanan Indonesia, namun
jumlahnya tidak begitu banyak. Hal ini disayangkan karena menurut Ang dan Lim
(2006) penggunaan metafora dalam iklan cetak dapat meningkatkan sikap konsumen
atas iklan. Terlebih lagi, penelitian yang membahas perbedaan respon laki-laki dan
perempuan terhadap iklan cetak yang menggunakan metafora masih belum ada.
Menimbang hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh
penggunaan metafora dalam iklan cetak terhadap sikap konsumen atas iklan. Bentuk
metafora yang akan diteliti adalah metafora dalam bentuk headline, gambar, dan
kombinasi keduanya. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui apakah gender
memoderasi hubungan antara metafora dalam iklan cetak dengan sikap konsumen,
yaitu apakah terdapat perbedaan sikap atas iklan metafora di antara laki-laki dan
perempuan.
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan jenis eksperimen
laboratorium. Eksperimen laboratorium adalah sebuah bentuk eksperimen di mana
peneliti mengkonstruksi sebuah kondisi yang diinginkan untuk penelitiannya
(Malhotra, 1999: 223). Penelitian ini akan menggunakan iklan cetak majalah fiktif
bernama Dunia Manajemen, majalah bertopik manajemen dengan target konsumen
7
akademisi, praktisi, dan mahasiswa jurusan Manajemen, sebagai objek penelitian.
Metafora yang terdapat dalam iklan cetak Reader’s Digest Indonesia digunakan
sebagai acuan, dan dimanipulasi dengan menggunakan program komputer Corel
Draw dan Photoshop untuk memberikan perlakuan (treatment) pada partisipan
penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primer,
yang kemudian diolah secara kuantitatif dengan alat statistik yang sesuai.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah iklan cetak yang menggunakan metafora menghasilkan sikap atas
iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan cetak nonmetafora?
1a. Apakah iklan cetak dengan headline metafora menghasilkan sikap atas
iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan cetak dengan headline
nonmetafora?
1b. Apakah iklan cetak dengan gambar metafora menghasilkan sikap atas
iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan cetak dengan gambar
nonmetafora?
1c. Apakah iklan cetak dengan kombinasi headline dan gambar metafora
menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan
iklan cetak dengan kombinasi headline dan gambar nonmetafora?
2. Apakah gender memoderasi hubungan metafora dalam iklan cetak dengan
sikap atas iklan?
8
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui apakah iklan cetak yang menggunakan metafora menghasilkan
sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan cetak
nonmetafora.
1a. Mengetahui apakah iklan cetak dengan headline metafora menghasilkan
sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan cetak
dengan headline nonmetafora.
1b. Mengetahui apakah iklan cetak dengan gambar metafora menghasilkan
sikap atas iklan yang lebih postif dibandingkan dengan iklan cetak dengan
gambar nonmetafora.
1c. Mengetahui apakah iklan cetak dengan kombinasi headline dan gambar
metafora menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan
dengan iklan cetak dengan kombinasi headline dan gambar nonmetafora.
2. Mengetahui apakah gender memoderasi hubungan metafora dalam iklan cetak
dengan sikap atas iklan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan kontribusi akademis kepada civitas akademika FEB Unair
berupa informasi mengenai pengaruh penggunaan metafora pada iklan cetak
9
dalam bentuk headline dan gambar terhadap sikap atas iklan pada umumnya,
dengan gender sebagai variabel moderasi dan majalah sebagai produk yang
diiklankan pada khususnya.
2. Memberikan kontribusi kepada masyarakat luas pada umumnya dan juga para
pelaku dunia periklanan pada khususnya berupa informasi mengenai pengaruh
penggunaan metafora pada iklan cetak dalam bentuk headline dan gambar
terhadap sikap atas iklan dengan gender sebagai variabel moderasi.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Di bawah ini merupakan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan
beserta sistematika penulisan skripsi ini:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat yang diperoleh dari penelitian
yang dilakukan, serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Di dalam bab ini dijabarkan landasan teori yang digunakan dalam
penelitian sebagai dasar pemecahan masalah, yaitu teori mengenai
iklan, metafora, gender, serta sikap konsumen atas iklan. Selain itu,
terdapat pula penjelasan mengenai hubungan antar variabel, penelitian
10
sebelumnya, model analisis serta hipotesis yang diajukan beserta
kerangka berpikir penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian,
seperti pendekatan penelitian, identifikasi variabel, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, seleksi partisipan,
randomisasi, cek manipulasi, serta teknik analisis.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjabaran hasil penelitian yang didapat, hasil analisis
serta pembahasan mengenai data yang diperoleh dari eksperimen
penelitian ini.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi uraian kesimpulan yang dibuat dengan membandingkan
hasil penelitian dengan teori-teori yang berkaitan serta saran untuk
penelitian selanjutnya bagi pihak yang terkait.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Manajemen Pemasaran
Kotler dan Keller (2006 : 6) mendefinisikan pemasaran sebagai fungsi dari
sebuah organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan,
dan menyampaikan nilai (value) kepada konsumen, dan untuk mengelola hubungan
dengan pelanggan untuk memberikan keuntungan bagi organisasi dan para
stakeholder. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2003). Kotler (2003) memandang
manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta
mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui
penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.
Tujuan dari pemasaran menurut Kotler (2003) adalah mengetahui dan
memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa tersebut sesuai dengan
pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran
hendaknya mengetahui dan mengenali seorang pelanggan yang siap untuk membeli,
dan selanjutnya menyediakan produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan tersebut. Kotler dan Armstrong (2001: 4) juga menjelaskan
11
12
bahwa pemasaran memiliki dua tujuan utama, yaitu (1) menarik konsumen baru
dengan menjanjikan nilai yang unggul dan, (2) mempertahankan konsumen yang ada
dengan memenuhi kepuasan konsumen. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa pemasar harus lebih berfokus terhadap penciptaan nilai yang berujung pada
kepuasan konsumen untuk dapat menarik konsumen yang baru dan mempertahankan
konsumen yang ada (Kotler dan Armstrong, 2001: 7).
Untuk menyampaikan nilai kepada konsumen, pemasar harus terlebih dahulu
menciptakannya. Hal ini dilakukan pemasar dengan menyusun program-program
pemasaran secara menyeluruh dan terpadu. Dalam program pemasaran, terdapat
banyak aktivitas pemasaran. Aktivitas-aktivitas pemasaran ini dapat diklasifikasikan
ke dalam bauran pemasaran yang disebut dengan istilah the four Ps (empat P), yang
terdiri dari product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).
Pemasar akan membuat keputusan dan menyusun strategi untuk masing-masing
komponen bauran pemasaran tersebut, disesuaikan dengan konsumen yang menjadi
target penyampaian nilai (Kotler dan Keller, 2009: 62 – 63).
2.1.2. Iklan
Iklan memainkan peranan penting untuk kegiatan promosi yang terdapat
dalam bauran pemasaran. Dalam ilmu komunikasi pemasaran, iklan adalah salah satu
cara yang paling umum digunakan untuk memberitahu konsumen tentang keberadaan
suatu produk dan merek dan apa saja yang ditawarkan produk dan merek tersebut
(Shimp, 2007: 5). Menurut Shimp (2007: 240), definisi iklan (advertising) adalah
13
suatu bentuk komunikasi yang dimediasi dan dibayar oleh suatu sumber yang dapat
diidentifikasi (seperti produsen suatu produk dan merek), dirancang untuk
mempersuasi penerima iklan (konsumen) untuk melakukan suatu tindakan tertentu
(seperti membeli produk yang diiklankan) hari ini atau kemudian hari. Iklan dapat
menjadi cara yang efektif untuk menyebarkan pesan, baik untuk membangun
preferensi merek maupun untuk mendidik (educate) konsumen, dan jika dirancang
serta dieksekusikan dengan baik, iklan dapat meningkatkan ekuitas merek serta
mempengaruhi penjualan dan laba (Kotler, 2006: 526, 529).
Bagi konsumen, iklan berfungsi untuk memberi tahu, mengingatkan, dan
mempersuasi mereka untuk membeli suatu produk dan merek tertentu (Peter dan
Olson, 2003: 25). Iklan yang memuat informasi mengenai suatu produk dapat
mendorong timbulnya perasaan dan penilaian konsumen akan merek, baik maupun
buruk (Keller, 2003: 286). Iklan secara garis besar memiliki dua macam media, yaitu
media modern (internet) dan media tradisional, seperti televisi, radio, dan media cetak
(koran dan majalah) (Shimp, 2003: 4). Bagian ini hanya akan membahas mengenai
iklan yang dimuat di media cetak (iklan cetak).
2.1.2.1. Iklan Cetak
Iklan cetak adalah iklan yang ditemui di dalam koran, majalah, atau media
cetak lainnya. Iklan cetak memiliki tiga komponen utama, yaitu headline, body copy,
dan visual atau ilustrasi. Headline adalah kata-kata yang memimpin suatu iklan, kata-
kata yang akan dibaca paling pertama, atau yang diposisikan untuk menarik perhatian
pembaca. Kebanyakan para pengiklan berpendapat bahwa headline adalah bagian
14
paling penting dari iklan cetak. Body copy atau biasanya disebut copy saja, adalah
bagian teks utama dari sebuah iklan cetak. Copy digunakan untuk menyampaikan
pesan atau isi dari iklan itu sendiri, seperti informasi mengenai fitur-fitur produk.
Elemen visual atau ilustrasi adalah bagian yang seringkali mendominasi iklan cetak.
Elemen visual yang terdapat dalam iklan cetak biasanya berupa gambar dari produk
yang diiklankan (Belch dan Belch, 2009: 299 – 301).
Iklan cetak dalam majalah secara umum dikenal sebagai salah satu bentuk
iklan cetak yang paling kuat dan memiliki jumlah konsumen yang besar. Hal ini
disebabkan oleh adanya banyak jenis majalah dengan tema yang spesifik (seperti
majalah ekonomi, perkebunan, otomotif, dan lain-lain) untuk setiap pembaca yang
memiliki minat tersendiri yang berbeda dengan yang lain. Keberagaman majalah ini
menawarkan pilihan yang luas bagi para pengiklan untuk mempromosikan produk
mereka. Selain itu, kemampuan untuk menarik kelompok pembaca yang spesifik
adalah kelebihan utama majalah yang membedakannya dengan media iklan lainnya.
Hal ini memungkinkan pengiklan untuk mencapai pengiklanan yang efektif dan biaya
iklan yang efisien (Shimp, 2007: 411, 414).
Tujuan utama penciptaan iklan cetak dalam majalah adalah untuk menarik
perhatian pembaca, mendorong mereka untuk memikirkan merek yang diiklankan,
dan secara keseluruhan membuat pembaca terlibat dalam iklan tersebut. Ada dua hal
utama yang dapat menghalangi pencapaian tujuan ini. Pertama, jumlah iklan yang
ditayangkan di majalah semakin besar. Kedua, perhatian pembaca dapat tersita oleh
isi majalah itu sendiri hingga pembaca melewatkan iklan agar tidak mengganggu
15
kegiatan membaca mereka (Shimp, 2007: 415). Hal ini dapat menyebabkan merek
yang diiklankan terabaikan dan membuat konsumen dengan mudah mengacuhkan
bahkan melupakan iklan tersebut. Kedua hal ini, tanpa memperdulikan besarnya
biaya pembuatannya, menyebabkan berkurangnya keefektifan sebuah iklan (Kotler,
2006: 529).
Fenomena ini menunjukkan perlunya perhatian yang lebih besar pada strategi
kreatif (creative strategy) penciptaan iklan cetak. Strategi kreatif adalah bagaimana
para pemasar menerjemahkan pesan-pesan sebuah iklan ke dalam bentuk komunikasi
yang tepat. Keberhasilan suatu iklan tergantung pada bagaimana pesan sebuah iklan
diekspresikan (Kotler, 2006: 504). Tantangan dalam penciptaan iklan cetak dalam
majalah terletak pada pemilihan strategi kreatif yang tepat bagi produk atau merek
yang diiklankan, sehingga iklan yang dihasilkan efektif. Menurut Shimp (2007: 265-
66), iklan yang efektif seringkali bersifat kreatif, yaitu memiliki keaslian (originality)
dan kesesuaian (appropriateness) dengan produk yang diiklankan. Ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk menghasilkan iklan yang kreatif, salah satunya adalah
dengan menggunakan metafora.
2.1.2.2. Metafora
Metafora adalah suatu bentuk bahasa figuratif yang mengasosiasikan suatu hal
(frase, konsep, objek) dengan hal yang lain, di mana kedua hal ini tidak biasanya
diasosiasikan satu dengan lainnya. Sebagai contoh, suatu merek cairan pelembut
pakaian menyatakan bahwa produknya dapat melembutkan pakaian “selembut kasih
ibu”. Contoh lain adalah suatu merek kondom menampilkan gambar payung dalam
16
iklannya sebagai representasi dari produk kondom itu sendiri. Metafora banyak
digunakan dalam iklan. Dasar yang menjadi landasan penggunaan metafora dalam
iklan sebagai strategi kreatif untuk menarik perhatian konsumen adalah fakta bahwa
komunikasi manusia melibatkan elemen-elemen nonverbal (gambar, adegan, musik),
dan bahwa pikiran serta perasaan manusia hadir secara nonverbal dalam bentuk citra
(images). Metafora adalah mekanisme kunci untuk menerjemahkan pikiran dan
perasaan tersebut ke dalam bentuk konkret yang bisa diamati, seperti iklan (Shimp,
2003: 88; Shimp, 2007: 337).
Salah satu bentuk iklan yang menampilkan metafora adalah iklan cetak yang
terdapat dalam majalah. Majalah merupakan media yang baik untuk menampilkan
metafora karena majalah hadir secara fisik di lingkungan pembaca, dan seringkali
disimpan dalam waktu yang lama. Hal ini memungkinkan pembaca untuk membuka
lagi majalah tersebut dan melihat iklan yang terdapat di dalamnya kapan saja (Shimp,
2007: 414). Metafora yang terdapat dalam iklan cetak di majalah dapat hadir berupa
headline, gambar, dan kombinasi keduanya. Hal ini membangkitkan imajinasi
konsumen dan mendorong mereka untuk berpikir dan memahami makna yang tersirat
dalam metafora tersebut. Proses berpikir dan memahami ini mendorong konsumen
untuk menghabiskan sedikit lebih banyak waktu untuk memperhatikan iklan tersebut.
Hal ini dapat meningkatkan rasa tertarik konsumen terhadap iklan tersebut dan
mendorong timbulnya sikap yang menguntungkan (favorable attitude) terhadap iklan
maupun merek yang diiklankan (Ang dan Lim, 2006).
17
2.1.3. Gender
Gender yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis kelamin yang
membedakan manusia menjadi dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan. Selain
itu, akan dibahas pula hal-hal yang berkaitan dengan gender, seperti konteks sosial
dan budaya di antara keduanya, perbedaan proses mengevaluasi usaha-usaha
pemasaran, serta implikasinya bagi para pembuat iklan.
Bahwa laki-laki dan perempuan adalah berbeda merupakan fakta yang
diterima oleh masyarakat di banyak tempat. Perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dapat ditinjau, antara lain, dari sudut pandang biologi dan sosial. Dari
sudut pandang biologi, perbedaan antara laki-laki dan perempuan terletak pada
tingkat yang amat mendasar, yaitu kromosom. Perempuan memiliki sepasang
kromosom X yang membentuk gen perempuan, XX, sedangkan laki-laki memiliki
satu kromosom X dan satu kromosom Y yang membentuk gen laki-laki, XY. Selain
itu, dominasi hormon pada laki-laki dan perempuan juga berbeda. Laki-laki
didominasi oleh hormon testosteron dan perempuan didominasi oleh hormon
estrogen, progesteron, dan oksitosin (Putrevu, 2004; Barletta, 2003: 23 – 25).
Dari sudut pandang sosial dan budaya, masyarakat seringkali berpendapat
bahwa laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda dalam kehidupan
sehari-hari. Laki-laki seringkali dianggap sebagai pencari nafkah dan kepala keluarga,
sedangkan perempuan sebagai penjaga dan pengasuh anak serta pengatur kehidupan
rumah tangga. Akhir-akhir ini, di beberapa negara, batasan peran tradisional antara
laki-laki dan perempuan ini semakin mengabur. Banyak perempuan selain menjadi
18
ibu rumah tangga juga bekerja untuk menafkahi keluarganya. Laki-laki juga ada yang
mengerjakan pekerjaan rumah dan menjadi bapak rumah tangga (Schiffman et al.,
2003: 39, 41; Putrevu, 2004; Brunel dan Nelson, 2000).
Dalam dunia pemasaran, gender telah lama menjadi salah satu dasar
segmentasi produk. Banyak produk dan jasa membedakan konsumennya menjadi
laki-laki dan perempuan atas dasar perbedaan kebutuhan dan/atau peran sosial
mereka. Perempuan secara tradisional telah diketahui sebagai pengguna dari produk-
produk ‘feminim’, seperti kosmetik, peralatan memasak, dan lain-lain. Laki-laki juga
telah lama diketahui mengkonsumsi produk-produk ‘maskulin’ seperti pisau cukur
dan peralatan bertukang. Namun, seiring dengan mengaburnya peran laki-laki dan
perempuan dalam kehidupan sosial, gender bukan lagi merupakan dasar segmentasi
produk yang akurat. Produk kosmetik untuk pria banyak bermunculan dalam
beberapa tahun belakangan dan terdapat banyak perempuan yang membeli pisau
cukur dan minyak pelumas mesin untuk sepeda motornya (Schiffman et al., 2003:
39).
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan mendorong timbulnya pertanyaan
apakah juga terdapat perbedaan dalam hal memproses dan mengevaluasi usaha-usaha
komunikasi pemasaran (seperti iklan) antara laki-laki dan perempuan. Banyak
penelitian telah menegaskan bahwa perempuan memiliki keterampilan berbahasa
(verbal skills) yang lebih baik dari laki-laki, dan laki-laki memiliki keterampilan
matematikal dan spasial yang lebih baik dari perempuan. Hal ini mengimplikasikan
kemungkinan bahwa perempuan akan menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap
19
iklan cetak yang didominasi oleh kata-kata, dan laki-laki akan menunjukkan sikap
yang lebih positif terhadap iklan yang didominasi oleh gambar (Putrevu, 2004;
Barletta, 2003: 30 – 32).
Hampir senada dengan Brunel dan Nelson (2000), walaupun Hupfer (2002)
menyatakan bahwa dalam dunia periklanan, batas-batas preferensi iklan di antara
laki-laki dan perempuan semakin mengabur, namun pernyataan tersebut masih
diperdebatkan oleh para pembuat iklan. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan sikap atas iklan di antara konsumen laki-laki
dan perempuan.
2.1.4. Sikap atas Iklan
Sikap telah menjadi sebuah konsep yang penting dalam ilmu psikologi dan
pemasaran lebih dari satu abad terakhir ini. Ada lebih dari 100 definisi sikap dan 500
studi tentang sikap telah dilakukan oleh para peneliti. Definisi sikap konsumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah definisi dari Schiffman dan Kanuk (2007: 232)
yang menyatakan bahwa sikap adalah kecenderungan yang dipelajari (learned
predisposition) untuk berperilaku dalam cara yang secara konsisten menguntungkan
(favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable) atas sebuah objek.
Terdapat kesepakatan umum di antara praktisi pemasaran bahwa sikap didapat
dari pembelajaran, dengan kata lain, dipelajari (learned). Hal ini berarti sikap
terbentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung dengan suatu produk, informasi
dari mulut ke mulut yang didapat dari sosialisasi, atau dari pemaparan (exposure)
20
iklan di media massa, seperti iklan yang terdapat dalam media cetak. Sebagai
kecenderungan yang dipelajari, sikap memiliki kualitas motivasional, yaitu, sikap
mungkin dapat mendorong konsumen untuk melakukan suatu tindakan tertentu atau
menjauhi suatu tindakan tertentu. Selain itu, sikap merupakan rangkuman evaluasi
atas sebuah objek. Sikap merefleksikan evaluasi yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan atas sebuah objek sikap (Schiffman dan Kanuk, 2007: 232).
Terdapat banyak dan berbagai macam objek sikap (attitude object). Berkaitan
dengan definisi sikap yang dikemukakan di atas dan juga lingkup penelitian ini, objek
sikap yang perlu diperhatikan di sini adalah objek sikap yang berhubungan dengan
konsumen dan konsep pemasaran, seperti produk, jasa, harga, toko ritel, iklan, dan
merek. Dalam melakukan penelitian sikap, objek yang diteliti cenderung spesifik.
Sebagai contoh, suatu penelitian ingin mengetahui sikap konsumen atas iklan cetak
suatu majalah, maka objek penelitian tersebut adalah satu atau lebih merek majalah
tertentu yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian (Schiffman dan Kanuk, 2007:
232).
Dalam perkembangannya, muncul teori mengenai komponen penyusun sikap,
salah satunya teori yang menyatakan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen
(tricomponent attitude model), yaitu: (1) komponen kognitif (pikiran), (2) komponen
afektif (perasaan), dan (3) komponen konatif (niat berperilaku) (Peter dan Olson,
2005: 135). Bagian ini hanya akan menjelaskan dua komponen pertama.
Kognisi adalah persepsi dan pengetahuan yang dihasilkan oleh kombinasi
pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi yang diterima dari berbagai
21
sumber. Hasil pengetahuan dan persepsi ini seringkali hadir dalam bentuk beliefs,
yaitu konsumen percaya bahwa objek sikap memiliki atribut-atribut tertentu yang
bervariasi. Komponen afektif adalah emosi atau perasaan konsumen mengenai suatu
objek sikap, seperti iklan atau merek tertentu. Emosi dan perasaan konsumen tersebut
bersifat evaluatif bagi para pemasar, yaitu mereka merangkum penilaian (assessment)
menyeluruh seorang konsumen atas suatu objek sikap, di mana konsumen meranking
objek sikap tersebut sebagai ”baik” (favorable) atau ”buruk” (unfavorable)
(Schiffman dan Kanuk, 2007: 236).
Perbedaan sikap yang terjadi di antara konsumen merupakan hasil dari adanya
kombinasi atas kepercayaan, evaluasi, serta nilai yang dianut yang oleh masing-
masing konsumen (De Mooij, 2004: 113). Hal ini yang menimbulkan perbedaan
sikap antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain terhadap satu produk
yang sama. Pernyataan ini yang akan menjelaskan perbedaan sikap konsumen atas
iklan terhadap penggunaan metafora dalam iklan suatu produk.
Tujuan dari penelitian tentang sikap adalah untuk mengetahui apa yang
mendorong timbulnya perilaku konsumen, dan memahami hubungan antara sikap dan
perilaku mereka. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
mengkonstruksi model sikap (attitude model). Schiffman dan Kanuk (2007: 235)
mengemukakan terdapat beberapa model sikap yang penting, antara lain attitude-
attitude-toward-the-ad model.
Sesuai dengan namanya, attitude-toward-the-ad model (model sikap atas
iklan) adalah model sikap yang dikembangkan untuk memahami dampak dari iklan
22
atau alat promosi lainnya terhadap sikap konsumen atas suatu produk atau merek
tertentu. Model sikap ini menyatakan bahwa konsumen akan membentuk perasaan
(afektif) dan judgment (penilaian; kognitif) tertentu sebagai hasil dari pemaparan
sebuah iklan. Paduan dari aspek afektif (perasaan) dan aspek kognitif
(judgment/penilaian) ini akan membentuk dan mempengaruhi sikap konsumen atas
iklan (Schiffman dan Kanuk, 2007: 241).
Sikap konsumen atas iklan penting bagi pemasar karena dapat merangkum
evaluasi menyeluruh seorang konsumen terhadap iklan tersebut dan mewakili
perasaan positif atau negatif serta kecenderungan berperilaku konsumen tersebut.
Lebih dari itu, sikap konsumen penting bagi para pemasar karena telah ada banyak
penelitian menunjukkan bahwa sikap memiliki pengaruh atas perilaku pembelian
konsumen. Penggunaan metafora dalam iklan adalah salah satu strategi pemasaran
yang dibuat untuk menciptakan sikap yang menguntungkan (favorable) atas produk
yang diiklankan dan iklan itu sendiri (Belch dan Belch, 2009: 125; Putrevu, 2004;
Ang dan Lim, 2006).
2.1.5. Hubungan Antarvariabel Penelitian
2.1.5.1. Hubungan antara Metafora dalam Iklan Cetak dengan Sikap atas Iklan
Iklan sebagai alat promosi utama dalam dunia pemasaran memiliki
kompleksitas tersendiri, seperti media apa yang digunakan untuk memuat iklan, dan
strategi kreatif apa yang digunakan untuk mengekspresikan pesan iklan tersebut.
Salah satu media yang digunakan untuk memuat suatu iklan adalah media cetak,
23
seperti majalah, dan salah satu bentuk strategi kreatif iklan adalah metafora.
Penggunaan metafora dalam iklan cetak telah lama dilakukan oleh para pembuat
iklan, baik yang berupa kata-kata, gambar, atau kombinasi keduanya (Shimp, 2007).
Iklan cetak yang menggunakan metafora merupakan salah satu bentuk usaha
komunikasi pemasaran yang dibuat oleh para pelaku pemasaran yang terdapat dalam
lingkungan konsumen (Ang dan Lim, 2006). Peter dan Olson (2003) menyatakan,
konsumen akan merespon berbagai macam stimuli yang terdapat dalam lingkungan
mereka, termasuk iklan sebagai suatu stimuli pemasaran. Respon konsumen atas
stimuli pemasaran dapat dibagi menjadi, antara lain, respon kognitif (pikiran) dan
respon afektif (perasaan). Respon kognitif yang dimiliki konsumen terhadap iklan
akan menghasilkan respon afektif, dan bersama-sama keduanya membentuk sikap
konsumen atas iklan tersebut (Schiffman dan Kanuk, 2007: 241).
Para pembuat iklan tentunya akan berusaha menciptakan iklan yang disukai
konsumen. Hal ini berkesesuaian dengan pernyataan Belch dan Belch (2009: 125)
bahwa iklan dibuat agar konsumen memiliki sikap yang menguntungkan (favorable)
terhadap iklan itu sendiri, serta produk dan merek yang diiklankan.
Hal yang sama berlaku juga untuk iklan cetak. Penciptaan iklan cetak
membutuhkan strategi kreatif yang tepat agar iklan tersebut disukai konsumen
(Kotler, 2006: 504). Salah satu strategi kreatif penciptaan iklan cetak adalah
menggunakan metafora. Oleh karena itu, penggunaan metafora dalam iklan cetak
dapat mempengaruhi sikap konsumen atas iklan tersebut. Ang dan Lim (2006)
memperkuat pernyataan tersebut dalam penelitiannya yang menunjukkan bahwa iklan
24
cetak yang menggunakan metafora menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif
dibandingkan iklan serupa yang tidak menggunakan metafora. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa metafora dalam iklan cetak memiliki pengaruh terhadap
sikap konsumen atas iklan dan merek.
2.1.5.2. Hubungan antara Metafora dalam Iklan Cetak dan Sikap atas Iklan
dengan Gender
Sebagaimana halnya iklan, konsumen sebagai target penerima iklan juga
memiliki kompleksitas tersendiri. Ada begitu banyak aspek dari konsumen yang
mempengaruhi keputusan pembuatan suatu iklan, salah satunya adalah gender.
Gender merupakan salah satu dasar segmentasi produk yang telah lama dipakai dalam
dunia pemasaran, apakah suatu produk diperuntukkan khusus laki-laki, perempuan,
atau netral gender. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan turut mempengaruhi
pembuatan iklan karena penelitian telah menunjukkan terdapat perbedaan pemrosesan
dan pengevaluasian usaha-usaha komunikasi pemasaran (seperti iklan) di antara
keduanya: perempuan memiliki keterampilan berbahasa/verbal yang lebih unggul
dibanding laki-laki, dan laki-laki memiliki keterampilan matematikal dan spasial
yang lebih baik dibanding perempuan (Barletta, 2003; Schiffman et al., 2003;
Putrevu, 2004).
Hal tersebut mengimplikasikan kemungkinan perempuan akan memiliki respon
yang lebih positif terhadap iklan yang didominasi oleh kata-kata, dan laki-laki akan
memiliki respon yang lebih positif terhadap iklan yang didominasi oleh elemen visual
(gambar). Oleh karena itu, pembuat iklan harus mempertimbangkan hal ini dalam
25
menciptakan iklan agar iklan tersebut disukai oleh konsumen yang menjadi target,
baik laki-laki dan/atau perempuan.
Penggunaan metafora dalam iklan cetak dapat mengakomodasi kedua hal
tersebut, karena metafora dapat hadir dalam bentuk kata-kata maupun gambar.
Respon konsumen, baik laki-laki maupun perempuan, terhadap iklan cetak yang
menggunakan metafora dapat diamati melalui sikap yang mereka tunjukkan atas iklan
itu sendiri, dan sikap mereka atas merek yang diiklankan. Karena itu, menggunakan
metafora dalam iklan cetak dapat mempengaruhi sikap konsumen laki-laki dan
perempuan atas iklan tersebut.
Putrevu (2004) memperkuat pernyataan tersebut dalam penelitiannya yang
menunjukkan terdapat perbedaan sikap atas iklan cetak antara laki-laki dan
perempuan, yaitu perempuan lebih menyukai iklan cetak yang didominasi oleh kata-
kata dan laki-laki lebih menyukai iklan cetak yang simpel dan mengandung unsur
visual. (Ang dan Lim, 2006; Peter dan Olson, 2003; Shimp, 2007; Schiffman et al.,
2003; Belch dan Belch, 2009). Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa
gender memoderasi hubungan penggunaan metafora dalam iklan cetak terhadap sikap
konsumen atas iklan dan merek.
2.2. Penelitian Sebelumnya
2.2.1. Putrevu (2004)
Penelitian yang berjudul ”Communicating with the sexes male and female
responses to print advertisements” ini mempelajari bagaimana laki-laki dan
26
perempuan merespon beberapa tipe iklan cetak yang berbeda. Iklan cetak yang
digunakan dalam penelitian berjumlah delapan dengan kategori produk yang beragam
dan dipilih serta diambil dari majalah-majalah. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perempuan memiliki sikap atas iklan dan sikap atas merek serta niat untuk
membeli yang superior terhadap iklan yang verbal, harmonis, kompleks, dan
berorientasi pada kategori produk, sedangkan laki-laki memiliki sikap atas iklan dan
sikap atas merek serta niat membeli yang superior terhadap iklan yang simpel,
komparatif, dan berorientasi pada atribut produk.
Berikut adalah model analisis penelitian Putrevu (2004):
Iklan Cetak (X) Sikap atas Iklan (Y1)
Gender (Z) Niat Membeli (Y3)
Sikap atas Merek (Y2)
Gambar 2.1. Model Analisis Penelitian Putrevu (2004)
2.2.2. Ang dan Lim (2006)
Penelitian yang berjudul “The influence of metaphors and product type on
brand personality perceptions and attitudes” ini menyelidiki apakah penggunaan
metafora dalam iklan cetak memiliki pengaruh terhadap persepsi atas kepribadian
merek dari produk utiliter (utilitarian product) dan produk simbolis (symbolic
27
product). Dampak dari penggunaan headline dan gambar yang metaforis juga diteliti
dan dibandingkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metafora dalam
iklan cetak memiliki pengaruh yang positif terhadap sikap atas iklan, sikap atas
merek, dan niat untuk membeli. Hasil penelitian ini juga menyarankan bahwa
metafora dapat digunakan secara strategis untuk mempengaruhi persepsi atas
kepribadian merek, terutama untuk produk utiliter.
Berikut adalah model analisis dari penelitian Ang dan Lim (2006):
Kepribadian merek (Z) dari:
a. Produk utiliter b. Produk simbolis
Niat Membeli (Y3)
Sikap atas Iklan (Y1)
Sikap atas Merek (Y2)
Metafora dalam iklan cetak (X)
berupa: a. Headline b. Gambar
Gambar 2.2. Model Analisis Penelitian Ang dan Lim (2006)
2.3. Hipotesis dan Model Analisis
2.3.1. Hipotesis
H1: Iklan cetak metafora menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif
dibandingkan dengan iklan cetak nonmetafora
28
H1a: Iklan cetak dengan headline metafora menghasilkan sikap atas iklan yang
lebih positif dibandingkan dengan iklan cetak dengan headline
nonmetafora
H1b: Iklan cetak dengan gambar metafora menghasilkan sikap atas iklan yang
lebih positif dibandingkan dengan iklan cetak dengan gambar nonmetafora
H1c: Iklan cetak dengan kombinasi headline dan gambar metafora
menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan
iklan cetak dengan kombinasi headline dan gambar nonmetafora
H2: Gender memoderasi hubungan antara metafora dalam iklan cetak dengan sikap
atas iklan
2.3.2. Model Analisis
Metafora dalam iklan cetak (X)
berupa: a. Headline b. Gambar c. Kombinasi
Sikap atas Iklan (Y)
Gender (Z)
H1a
H2
H1b
H1c
H1
Gambar 2.3. Model Analisis Penelitian
2.4. Kerangka Berpikir
29
Penggunaan metafora sebagai strategi kreatif peciptaan iklan telah banyak
dipakai dalam dunia periklanan secara umum, namun masih jarang ditemui di
Indonesia. Hal ini disayangkan karena menurut penelitian-penelitian terdahulu, di
antaranya adalah Ang dan Lim (2006), penggunaan metafora dalam iklan, khususnya
iklan cetak, dapat menghasilkan sikap konsumen atas iklan yang superior
dibandingkan dengan iklan serupa yang tidak menggunakan metafora. Menimbang
hal tersebut, penelitian ini ingin mengetahui apakah iklan cetak yang menggunakan
metafora memang lebih unggul dibandingkan dengan iklan cetak yang tidak
menggunakan metafora dalam hal menghasilkan sikap konsumen atas iklan yang
lebih positif.
Iklan cetak yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan cetak suatu
majalah fiktif yang bertopik ilmu Manajemen bernama “Dunia Manajemen”. Iklan
cetak “Dunia Manajemen” didasarkan pada iklan cetak majalah Reader’s Digest
Indonesia (RDI) yang dimuat dalam majalah lokal. Metafora yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah bahasa figuratif yang mengasosiasikan “Dunia Manajemen”
sebagai suatu majalah dengan susu sebagai suatu jenis minuman. Metafora tersebut
hadir dalam bentuk kata (“Bacaan dengan gizi sempurna”), dalam bentuk gambar
(“Dunia Manajemen” diilustrasikan sebagai susu dengan kemasan kotak), dan
kombinasi keduanya.
Seperti yang telah dijelaskan, iklan cetak yang menggunakan metafora
maupun yang tidak, akan menghasilkan respon dari konsumen berupa sikap atas
iklan. Sikap atas iklan dalam penelitian ini merupakan penilaian partisipan atas iklan
30
cetak majalah “Dunia Manajemen”. Sikap partisipan tersebut terdiri dari aspek
kognitif dan afektif.
Gender dalam penelitian ini adalah jenis kelamin yang membagi manusia
menjadi dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan. Definisi gender tersebut
diadaptasi dari penelitian Putrevu (2004). Selain jarangnya penelitian mengenai
metafora dalam iklan cetak, penelitian mengenai perbedaan sikap atas iklan metafora
di antara laki-laki dan perempuan juga masih jarang ditemui. Menimbang hal
tersebut, penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan sikap atas iklan
metafora di antara partisipan laki-laki dan perempuan.
Penelitian ini mengacu pada dua penelitian terdahulu, yaitu penelitian Ang
dan Lim (2006) dan penelitian Putrevu (2004). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian Ang dan Lim (2006) adalah penelitian ini berfokus pada produk utiliter
saja, yaitu majalah fiktif Dunia Manajemen. Landasan dalam memilih produk utiliter
sebagai objek penelitian adalah hasil penelitian Ang dan Lim (2006) yang
menyatakan bahwa metafora dapat menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif
dibandingkan dengan iklan nonmetafora, khususnya pada produk utiliter. Selain itu,
penelitian ini meneliti gender, sedangkan Ang dan Lim (2006) tidak.
Ang dan Lim (2006) meneliti pengaruh metafora dalam iklan cetak terhadap
sikap atas iklan, sikap atas merek, dan niat untuk membeli. Penelitian ini hanya
meneliti pengaruh metafora dalam iklan cetak terhadap sikap atas iklan.
Pertimbangan untuk hal ini adalah majalah Dunia Manajemen yang digunakan
sebagai objek penelitian merupakan majalah fiktif, yang berarti partisipan penelitian
31
tidak mengetahui dan belum pernah membacanya sehingga tidak bisa mengetahui
apakah majalah tersebut baik atau buruk (sikap atas merek), dan karena itu partisipan
tidak dapat memiliki niat untuk membelinya (niat untuk membeli). Iklan cetak dalam
penelitian ini menggunakan metafora dalam bentuk headline dan gambar seperti Ang
dan Lim (2006), dan juga kombinasi keduanya, sedangkan Ang dan Lim (2006) tidak.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Putrevu (2004) adalah sama-sama
meneliti perbedaan sikap atas iklan di antara laki-laki dan perempuan. Perbedaannya
adalah, Putrevu (2004) meneliti juga sikap atas merek dan niat untuk membeli,
sedangkan penelitian ini tidak. Penelitian ini meneliti metafora dalam iklan cetak,
sedangkan Putrevu (2004) tidak.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
konklusif dengan jenis studi kausalitas eksperimen. Penjabaran mengenai desain
eksperimental penelitian ini dibahas di bagian selanjutnya. Penelitian konklusif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan secara
empiris. Sebagai bagian dari penelitian konklusif, studi kausalitas secara spesifik
bertujuan untuk meneliti apakah keberadaan suatu atau beberapa variabel
menyebabkan timbulnya variabel lain. Dengan kata lain, studi kausalitas bertujuan
memperoleh bukti dari hubungan sebab dan akibat (kausal) variabel-variabel yang
diteliti (Malhotra, 1999: 85, 94 – 95).
Sesuai dengan karakteristik studi kausalitas, penelitian ini menggunakan data
primer yang dikumpulkan secara formal dan terstruktur, yaitu melalui penyebaran
kuesioner kepada sampel dari populasi yang telah ditentukan. Data yang telah
dikumpulkan kemudian dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan alat statistik
yang relevan dengan hipotesis yang diajukan (Malhotra, 1999: 84).
3.1.1. Desain Eksperimental
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yang merupakan metode
utama dalam penelitian kausalitas. Eksperimen adalah suatu proses memanipulasi
satu atau lebih variabel bebas yang mempengaruhi respon unit tes. Unit tes adalah
31
32
individu, organisasi, atau entitas lainnya yang diteliti responnya terhadap variabel
bebas. Unit tes dalam penelitian eksperimental disebut partisipan. Desain
eksperimental adalah serangkaian prosedur yang meliputi pemilihan unit tes, variabel
bebas yang dimanipulasi, variabel terikat yang diukur, serta bagaimana variabel
pengganggu dikendalikan (Malhotra, 1999: 217).
Penelitian ini menggunakan eksperimen laboratorium, yaitu eksperimen yang
menggunakan setting artifisial di mana sang peneliti mengkonstruksi kondisi yang
diinginkan. Selain itu, pengumpulan data penelitian ini menggunakan desain within-
subject dan between-subject. Desain within-subject, yaitu satu partisipan diminta
untuk mengamati dua buah iklan cetak (nonmetafora dan metafora) yang terdapat
dalam satu kelompok perlakuan (headline, gambar, kombinasi) dengan urutan yang
acak. Desain between-subject, yaitu dalam penghitungan statistik data penelitian,
hasil olah data ketiga kelompok perlakuan iklan akan dibandingkan satu sama lain
(Malhotra, 1999: 223).
Desain faktorial eksperimental penelitian ini adalah 2x2x2x2, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Faktorial Eksperimen (2x2x2x2)
Iklan cetak
Headline Gambar Kombinasi Headline dan
Gambar Metafora Nonmetafora Metafora Nonmetafora Metafora Nonmetafora Laki-laki Perempuan
33
Variabel bebas yang dimanipulasi dalam penelitian ini adalah penggunaan
metafora dalam iklan cetak. Metafora yang digunakan dalam iklan cetak dimanipulasi
dalam tiga bentuk, yaitu headline, gambar, dan kombinasi keduanya. Untuk masing-
masing bentuk manipulasi metafora, akan dibandingkan dengan iklan serupa yang
tidak menggunakan metafora. Terdapat enam buah iklan cetak yang dikelompokkan
menjadi tiga kelompok perlakuan (treatments) yang diberikan pada partisipan selama
proses eksperimen berlangsung, yaitu (1) iklan cetak dengan headline
metafora/nonmetafora, (2) iklan cetak dengan gambar metafora/nonmetafora, dan (3)
iklan cetak dengan kombinasi headline dan gambar metafora/nonmetafora.
Iklan cetak yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan cetak suatu
majalah fiktif bernama Dunia Manajemen. Dunia Manajemen adalah majalah
bertopik ilmu Manajemen dan prakteknya dengan target konsumen akademisi,
praktisi, dan mahasiswa jurusan Manajemen. Pemilihan majalah sebagai produk yang
diiklankan didasarkan pada hasil pengamatan iklan cetak majalah Reader’s Digest
Indonesia yang terdapat dalam sejumlah majalah yang beredar di Surabaya.
Sedangkan penggunaan headline dan gambar metafora dalam iklan cetak didasarkan
pada penelitian Ang dan Lim (2006).
Manipulasi metafora dalam iklan cetak dalam penelitian ini dirancang dan
dibuat dengan menggunakan program komputer Corel Draw dan Photoshop.
Partisipan penelitian akan dibagi menjadi tiga kelompok dan tiap kelompok diminta
untuk melihat dua iklan cetak dari satu kelompok perlakuan secara acak untuk
menghindari bias. Hal ini sesuai dengan desain within-subjects yang digunakan dalam
34
penelitian ini, yaitu desain eksperimental di mana setiap kelompok partisipan diberi
perlakuan yang berbeda dengan kelompok partisipan lainnya.
Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, sangat mungkin akan timbul
sejumlah variabel pengganggu (extraneous variables) yang dapat mengancam
validitas penelitian. Untuk menghindari variabel pengganggu yang mungkin muncul,
sejumlah tindakan pengendalian akan dilakukan selama penelitian eksperimen
berlangsung. Tindakan pengendalian dalam penelitian ini adalah membuat satu set
saja iklan cetak yang digunakan sebagai perlakuan (treatments) terhadap tiap
kelompok partisipan. Iklan cetak nonmetafora yang digunakan sebagai pembanding
akan dibuat identik dengan iklan cetak metafora, kecuali bagian headline/gambarnya.
Tindakan pengendalian lain adalah alokasi waktu pengamatan iklan cetak yaitu satu
menit untuk setiap iklan cetak. Selain itu, partisipan akan diminta untuk mengamati
iklan cetak secara acak, tanpa urutan tertentu.
3.2. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel bebas (X), yaitu metafora dalam iklan cetak
2. Variabel moderasi (Z), yaitu gender
3. Variabel terikat (Y), yaitu sikap atas iklan
3.3. Definisi Operasional Variabel
3.3.1. Variabel Bebas (X)
35
Variabel bebas penelitian ini adalah metafora dalam iklan cetak. Definisi
metafora dalam penelitian ini adalah bentuk bahasa figuratif yang mengasosiasikan
majalah Dunia Manajemen sebagai suatu jenis bacaan dengan susu sebagai suatu
jenis minuman, dan metafora antara majalah Dunia Manajemen dengan susu ini hadir
dalam bentuk kata-kata (“Majalah Manajemen dengan gizi yang sempurna”) dan
gambar (majalah Dunia Manajemen ditampilkan sebagai susu kemasan karton/kotak).
Variabel bebas penelitian ini adalah variabel eksperimen yang tidak dapat diukur
secara kuantitatif dan hanya dapat diamati.
3.3.2. Variabel Moderasi (Z)
Variabel moderasi penelitian ini adalah gender. Gender yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah jenis kelamin yang mengklasifikasikan manusia menjadi
dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Variabel gender dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan skala nominal kategorikal, yaitu “laki-laki” dan
“perempuan”. Penelitian ini akan meneliti perbedaan respon partisipan laki-laki dan
perempuan terhadap variabel bebas (metafora dalam iklan cetak) yang dapat dilihat
dari sikap mereka (variabel terikat).
3.3.3. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat pertama penelitian ini (Y) adalah sikap atas iklan. Definisi
sikap atas iklan (Y) dalam penelitian ini adalah penilaian baik atau buruk, menarik
atau tidak menarik, memiliki daya tarik atau tidak, dan perasaan suka atau tidak suka
yang dimiliki partisipan atas iklan cetak majalah Dunia Manajemen.
36
Variabel sikap atas iklan (Y) diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas
pernyataan yang dikemukakan. Pengukuran tingkat kesetujuan tersebut menggunakan
skala interval jenis semantik diferensial 7 poin, dengan pernyataan buruk/baik, tidak
menarik/menarik, tidak memiliki daya tarik/memiliki daya tarik, dan tidak suka/suka
Pengukuran variabel terikat penelitian ini didasarkan pada landasan teori dan
pengukuran variabel terikat dalam penelitian Ang dan Lim (2006) dengan beberapa
penyesuaian.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk menguji serta menganalisa hipotesa dan
model analisis penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat secara
langsung dari sumber asli informasi yang dicari (Siagian dan Sugiarto, 2000: 256).
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang
diberikan kepada partisipan.
3.5 Seleksi Partisipan
Dalam penelitian kausalitas, lazimnya terdapat sampling, yaitu pemilihan
sampel penelitian. Namun lain halnya dengan penelitian kausalitas eksperimen.
Penelitian eksperimen bukan bertujuan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian di
dalam suatu kelompok yang mewakili masyarakat, melainkan untuk mengetahui
bagaimana hasil penelitian di dalam kelompok-kelompok tertentu yang memiliki
37
karakteristik homogen (Malhotra, 1999). Maka dari itu, penelitian ini tidak
melakukan sampling, dan hanya memilih populasi penelitian.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa jurusan S1 Manajemen yang
berkuliah di perguruan tinggi di kota Surabaya. Pemilihan populasi didasarkan pada
objek penelitian, yaitu majalah Dunia Manajemen yang ditampilkan dalam variabel
bebas penelitian ini.
Hair dkk. (1999: 605) menyatakan bahwa untuk mendapatkan pengukuran
yang dianggap baik, maka jumlah sampel adalah sebesar antara 100 hingga 200, dan
untuk uji beda, jumlah sampel adalah 30 untuk tiap bentuk manipulasi. Terdapat tiga
bentuk manipulasi metafora dalam penelitian ini yang masing-masing dipasangkan
dengan bentuk nonmetaforanya, karena itu sampel/partisipan berjumlah 180 orang.
Partisipan yang berjumlah 180 orang ini terbagi menjadi 90 orang laki-laki dan 90
orang perempuan. Terdapat 30 orang partisipan laki-laki dan 30 orang partisipan
perempuan yang akan diminta untuk mengamati tiap iklan cetak yang terdapat dalam
satu kelompok perlakuan. Data yang akan terkumpul nantinya berjumlah 360, satu
orang partisipan mengisi kuesioner dua kali, satu untuk iklan nonmetafora, dan satu
untuk iklan metafora.
Untuk kemudahan akses, sampel/partisipan yang dipilih untuk penelitian ini
adalah mahasiswa program studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga Surabaya. Partisipan akan dijaring dengan pendekatan personal
menurut kriteria populasi, dan dimasukkan ke dalam satu kelompok perlakuan secara
acak.
38
3.6. Randomisasi
Dalam penelitian eksperimen, untuk menghindari bias, penugasan partisipan
ke dalam kelompok-kelompok eksperimental dilakukan secara acak (random
assignment). Sesuai dengan desain faktorial eksperimen dan metode within-subjects
yang digunakan penelitian ini, partisipan akan ditugaskan secara acak ke dalam salah
satu kelompok eksperimental (iklan headline atau gambar atau kombinasi) dan
diminta untuk mengamati dua buah iklan cetak (nonmetafora dan metafora).
Partisipan yang telah ditugaskan ke dalam satu kelompok eksperimental dan
mengamati dua buah iklan cetak tidak akan ditugaskan kembali ke dalam kelompok
eksperimental lainnya.
3.7. Cek Manipulasi
Cek manipulasi dilakukan untuk memeriksa apakah iklan cetak majalah Dunia
Manajemen yang digunakan dalam penelitian ini dipercaya keberadaannya oleh
partisipan. Dengan kata lain, cek manipulasi dilakukan untuk mengetahui apakah
dengan mengamati iklan cetaknya, partisipan percaya bahwa majalah yang bernama
Dunia Manajemen benar-benar ada. Selain itu, cek dilakukan untuk mengetahui
apakah manipulasi yang dilakukan penelitian ini memberikan kesan nyata/riil
terhadap majalah yang diiklankan dan mampu ‘mengelabui’ serta meyakinkan
partisipan.
39
Penelitian ini telah melakukan cek manipulasi dengan dua cara, yaitu
konsultasi dengan dosen pembimbing dan menanyakan langsung pada partisipan
sebelum partisipan diminta untuk mengisi kuesioner. Cara pertama, yaitu konsultasi
dengan dosen pembimbing, perancangan dan pembuatan iklan cetak terus diawasi dan
bentuk akhir iklan cetak yang digunakan sebagai perlakuan telah disetujui oleh dosen
pembimbing. Cara kedua, yaitu mengatakan pada partisipan bahwa iklan ini diambil
dari majalah lokal kemudian diperbesar ukurannya, kemudian bertanya pada mereka,
dan respon positif telah didapatkan dari partisipan setelah iklan cetak ditunjukkan
pada mereka.
3.8. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dimulai dengan mendekati seorang mahasiswa
yang akan dijadikan partisipan, kemudian menanyakan kesediaan mahasiswa tersebut
untuk menjadi partisipan penelitian ini. Setelah mahasiswa tersebut menyatakan
setuju untuk menjadi partisipan, ia diberi satu iklan cetak (nonmetafora/metafora) dari
satu kelompok perlakuan dan diminta untuk mengamatinya dalam waktu paling lama
satu menit. Sesudah partisipan selesai mengamati iklan cetak tersebut, ia diberi
kuesioner dan diminta untuk mengisi kuesioner tersebut. Setelah selesai mengisi
kuesioner, partisipan kemudian diminta untuk mengamati satu lagi iklan cetak
(nonmetafora/metafora) dan mengisi kuesioner untuk iklan tersebut. Prosedur ini
dilakukan sampai jumlah partisipan yang dibutuhkan tercapai.
40
3.9. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda. Uji beda
dilakukan untuk memeriksa signifikansi perbedaan yang terdapat dalam kelompok-
kelompok perlakuan (treatments) atau kelompok-kelompok variabel bebas. Uji beda
dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah iklan metafora dalam
masing-masing bentuk manipulasi (headline, gambar, kombinasi) dianggap berbeda
dengan iklan nonmetafora tandingannya lain oleh partisipan.
Uji beda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
komputer Microsoft Excel 2003. Sesuai dengan hipotesis penelitian ini yang
menyatakan bahwa akan ada satu kelompok yang memiliki nilai variabel terikat yang
lebih positif dibandingkan dengan kelompok lainnya, hasil uji beda dilihat dari nilai P
satu arah arah (one-tail). Jika nilai P satu arah < dari alpha (α), maka hipotesa nol
(H 0 ) ditolak atau hipotesa alternatif (H ) diterima, yang artinya secara statistik kedua
kelompok yang diuji beda memiliki perbedaan yang signifikan, dan terdapat satu
kelompok yang memiliki nilai variabel terikat yang lebih positif signifikan.
Sebaliknya, jika nilai P satu arah > nilai alpha, maka H diterima atau H ditolak,
yang artinya secara statistik kedua kelompok yang diuji tidak memiliki perbedaan
yang signifikan, dan tidak terdapat kelompok yang memiliki nilai variabel terikat
yang lebih positif signifikan (Ghozali, 2006: 55 – 58).
a
0 a
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
konklusif dengan jenis studi kausalitas eksperimen. Penjabaran mengenai desain
eksperimental penelitian ini dibahas di bagian selanjutnya. Penelitian konklusif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan secara
empiris. Sebagai bagian dari penelitian konklusif, studi kausalitas secara spesifik
bertujuan untuk meneliti apakah keberadaan suatu atau beberapa variabel
menyebabkan timbulnya variabel lain. Dengan kata lain, studi kausalitas bertujuan
memperoleh bukti dari hubungan sebab dan akibat (kausal) variabel-variabel yang
diteliti (Malhotra, 1999: 85, 94 – 95).
Sesuai dengan karakteristik studi kausalitas, penelitian ini menggunakan data
primer yang dikumpulkan secara formal dan terstruktur, yaitu melalui penyebaran
kuesioner kepada sampel dari populasi yang telah ditentukan. Data yang telah
dikumpulkan kemudian dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan alat statistik
yang relevan dengan hipotesis yang diajukan (Malhotra, 1999: 84).
3.1.1. Desain Eksperimental
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yang merupakan metode
utama dalam penelitian kausalitas. Eksperimen adalah suatu proses memanipulasi
satu atau lebih variabel bebas yang mempengaruhi respon unit tes. Unit tes adalah
31
32
individu, organisasi, atau entitas lainnya yang diteliti responnya terhadap variabel
bebas. Unit tes dalam penelitian eksperimental disebut partisipan. Desain
eksperimental adalah serangkaian prosedur yang meliputi pemilihan unit tes, variabel
bebas yang dimanipulasi, variabel terikat yang diukur, serta bagaimana variabel
pengganggu dikendalikan (Malhotra, 1999: 217).
Penelitian ini menggunakan eksperimen laboratorium, yaitu eksperimen yang
menggunakan setting artifisial di mana sang peneliti mengkonstruksi kondisi yang
diinginkan. Selain itu, pengumpulan data penelitian ini menggunakan desain within-
subject dan between-subject. Desain within-subject, yaitu satu partisipan diminta
untuk mengamati dua buah iklan cetak (nonmetafora dan metafora) yang terdapat
dalam satu kelompok perlakuan (headline, gambar, kombinasi) dengan urutan yang
acak. Desain between-subject, yaitu dalam penghitungan statistik data penelitian,
hasil olah data ketiga kelompok perlakuan iklan akan dibandingkan satu sama lain
(Malhotra, 1999: 223).
Desain faktorial eksperimental penelitian ini adalah 2x2x2x2, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Faktorial Eksperimen (2x2x2x2)
Iklan cetak
Headline Gambar Kombinasi Headline dan
Gambar Metafora Nonmetafora Metafora Nonmetafora Metafora Nonmetafora Laki-laki Perempuan
33
Variabel bebas yang dimanipulasi dalam penelitian ini adalah penggunaan
metafora dalam iklan cetak. Metafora yang digunakan dalam iklan cetak dimanipulasi
dalam tiga bentuk, yaitu headline, gambar, dan kombinasi keduanya. Untuk masing-
masing bentuk manipulasi metafora, akan dibandingkan dengan iklan serupa yang
tidak menggunakan metafora. Terdapat enam buah iklan cetak yang dikelompokkan
menjadi tiga kelompok perlakuan (treatments) yang diberikan pada partisipan selama
proses eksperimen berlangsung, yaitu (1) iklan cetak dengan headline
metafora/nonmetafora, (2) iklan cetak dengan gambar metafora/nonmetafora, dan (3)
iklan cetak dengan kombinasi headline dan gambar metafora/nonmetafora.
Iklan cetak yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan cetak suatu
majalah fiktif bernama Dunia Manajemen. Dunia Manajemen adalah majalah
bertopik ilmu Manajemen dan prakteknya dengan target konsumen akademisi,
praktisi, dan mahasiswa jurusan Manajemen. Pemilihan majalah sebagai produk yang
diiklankan didasarkan pada hasil pengamatan iklan cetak majalah Reader’s Digest
Indonesia yang terdapat dalam sejumlah majalah yang beredar di Surabaya.
Sedangkan penggunaan headline dan gambar metafora dalam iklan cetak didasarkan
pada penelitian Ang dan Lim (2006).
Manipulasi metafora dalam iklan cetak dalam penelitian ini dirancang dan
dibuat dengan menggunakan program komputer Corel Draw dan Photoshop.
Partisipan penelitian akan dibagi menjadi tiga kelompok dan tiap kelompok diminta
untuk melihat dua iklan cetak dari satu kelompok perlakuan secara acak untuk
menghindari bias. Hal ini sesuai dengan desain within-subjects yang digunakan dalam
34
penelitian ini, yaitu desain eksperimental di mana setiap kelompok partisipan diberi
perlakuan yang berbeda dengan kelompok partisipan lainnya.
Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, sangat mungkin akan timbul
sejumlah variabel pengganggu (extraneous variables) yang dapat mengancam
validitas penelitian. Untuk menghindari variabel pengganggu yang mungkin muncul,
sejumlah tindakan pengendalian akan dilakukan selama penelitian eksperimen
berlangsung. Tindakan pengendalian dalam penelitian ini adalah membuat satu set
saja iklan cetak yang digunakan sebagai perlakuan (treatments) terhadap tiap
kelompok partisipan. Iklan cetak nonmetafora yang digunakan sebagai pembanding
akan dibuat identik dengan iklan cetak metafora, kecuali bagian headline/gambarnya.
Tindakan pengendalian lain adalah alokasi waktu pengamatan iklan cetak yaitu satu
menit untuk setiap iklan cetak. Selain itu, partisipan akan diminta untuk mengamati
iklan cetak secara acak, tanpa urutan tertentu.
3.2. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel bebas (X), yaitu metafora dalam iklan cetak
2. Variabel moderasi (Z), yaitu gender
3. Variabel terikat (Y), yaitu sikap atas iklan
3.3. Definisi Operasional Variabel
3.3.1. Variabel Bebas (X)
35
Variabel bebas penelitian ini adalah metafora dalam iklan cetak. Definisi
metafora dalam penelitian ini adalah bentuk bahasa figuratif yang mengasosiasikan
majalah Dunia Manajemen sebagai suatu jenis bacaan dengan susu sebagai suatu
jenis minuman, dan metafora antara majalah Dunia Manajemen dengan susu ini hadir
dalam bentuk kata-kata (“Majalah Manajemen dengan gizi yang sempurna”) dan
gambar (majalah Dunia Manajemen ditampilkan sebagai susu kemasan karton/kotak).
Variabel bebas penelitian ini adalah variabel eksperimen yang tidak dapat diukur
secara kuantitatif dan hanya dapat diamati.
3.3.2. Variabel Moderasi (Z)
Variabel moderasi penelitian ini adalah gender. Gender yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah jenis kelamin yang mengklasifikasikan manusia menjadi
dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Variabel gender dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan skala nominal kategorikal, yaitu “laki-laki” dan
“perempuan”. Penelitian ini akan meneliti perbedaan respon partisipan laki-laki dan
perempuan terhadap variabel bebas (metafora dalam iklan cetak) yang dapat dilihat
dari sikap mereka (variabel terikat).
3.3.3. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat pertama penelitian ini (Y) adalah sikap atas iklan. Definisi
sikap atas iklan (Y) dalam penelitian ini adalah penilaian baik atau buruk, menarik
atau tidak menarik, memiliki daya tarik atau tidak, dan perasaan suka atau tidak suka
yang dimiliki partisipan atas iklan cetak majalah Dunia Manajemen.
36
Variabel sikap atas iklan (Y) diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas
pernyataan yang dikemukakan. Pengukuran tingkat kesetujuan tersebut menggunakan
skala interval jenis semantik diferensial 7 poin, dengan pernyataan buruk/baik, tidak
menarik/menarik, tidak memiliki daya tarik/memiliki daya tarik, dan tidak suka/suka
Pengukuran variabel terikat penelitian ini didasarkan pada landasan teori dan
pengukuran variabel terikat dalam penelitian Ang dan Lim (2006) dengan beberapa
penyesuaian.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk menguji serta menganalisa hipotesa dan
model analisis penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat secara
langsung dari sumber asli informasi yang dicari (Siagian dan Sugiarto, 2000: 256).
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang
diberikan kepada partisipan.
3.5 Seleksi Partisipan
Dalam penelitian kausalitas, lazimnya terdapat sampling, yaitu pemilihan
sampel penelitian. Namun lain halnya dengan penelitian kausalitas eksperimen.
Penelitian eksperimen bukan bertujuan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian di
dalam suatu kelompok yang mewakili masyarakat, melainkan untuk mengetahui
bagaimana hasil penelitian di dalam kelompok-kelompok tertentu yang memiliki
37
karakteristik homogen (Malhotra, 1999). Maka dari itu, penelitian ini tidak
melakukan sampling, dan hanya memilih populasi penelitian.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa jurusan S1 Manajemen yang
berkuliah di perguruan tinggi di kota Surabaya. Pemilihan populasi didasarkan pada
objek penelitian, yaitu majalah Dunia Manajemen yang ditampilkan dalam variabel
bebas penelitian ini.
Hair dkk. (1999: 605) menyatakan bahwa untuk mendapatkan pengukuran
yang dianggap baik, maka jumlah sampel adalah sebesar antara 100 hingga 200, dan
untuk uji beda, jumlah sampel adalah 30 untuk tiap bentuk manipulasi. Terdapat tiga
bentuk manipulasi metafora dalam penelitian ini yang masing-masing dipasangkan
dengan bentuk nonmetaforanya, karena itu sampel/partisipan berjumlah 180 orang.
Partisipan yang berjumlah 180 orang ini terbagi menjadi 90 orang laki-laki dan 90
orang perempuan. Terdapat 30 orang partisipan laki-laki dan 30 orang partisipan
perempuan yang akan diminta untuk mengamati tiap iklan cetak yang terdapat dalam
satu kelompok perlakuan. Data yang akan terkumpul nantinya berjumlah 360, satu
orang partisipan mengisi kuesioner dua kali, satu untuk iklan nonmetafora, dan satu
untuk iklan metafora.
Untuk kemudahan akses, sampel/partisipan yang dipilih untuk penelitian ini
adalah mahasiswa program studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga Surabaya. Partisipan akan dijaring dengan pendekatan personal
menurut kriteria populasi, dan dimasukkan ke dalam satu kelompok perlakuan secara
acak.
38
3.6. Randomisasi
Dalam penelitian eksperimen, untuk menghindari bias, penugasan partisipan
ke dalam kelompok-kelompok eksperimental dilakukan secara acak (random
assignment). Sesuai dengan desain faktorial eksperimen dan metode within-subjects
yang digunakan penelitian ini, partisipan akan ditugaskan secara acak ke dalam salah
satu kelompok eksperimental (iklan headline atau gambar atau kombinasi) dan
diminta untuk mengamati dua buah iklan cetak (nonmetafora dan metafora).
Partisipan yang telah ditugaskan ke dalam satu kelompok eksperimental dan
mengamati dua buah iklan cetak tidak akan ditugaskan kembali ke dalam kelompok
eksperimental lainnya.
3.7. Cek Manipulasi
Cek manipulasi dilakukan untuk memeriksa apakah iklan cetak majalah Dunia
Manajemen yang digunakan dalam penelitian ini dipercaya keberadaannya oleh
partisipan. Dengan kata lain, cek manipulasi dilakukan untuk mengetahui apakah
dengan mengamati iklan cetaknya, partisipan percaya bahwa majalah yang bernama
Dunia Manajemen benar-benar ada. Selain itu, cek dilakukan untuk mengetahui
apakah manipulasi yang dilakukan penelitian ini memberikan kesan nyata/riil
terhadap majalah yang diiklankan dan mampu ‘mengelabui’ serta meyakinkan
partisipan.
39
Penelitian ini telah melakukan cek manipulasi dengan dua cara, yaitu
konsultasi dengan dosen pembimbing dan menanyakan langsung pada partisipan
sebelum partisipan diminta untuk mengisi kuesioner. Cara pertama, yaitu konsultasi
dengan dosen pembimbing, perancangan dan pembuatan iklan cetak terus diawasi dan
bentuk akhir iklan cetak yang digunakan sebagai perlakuan telah disetujui oleh dosen
pembimbing. Cara kedua, yaitu mengatakan pada partisipan bahwa iklan ini diambil
dari majalah lokal kemudian diperbesar ukurannya, kemudian bertanya pada mereka,
dan respon positif telah didapatkan dari partisipan setelah iklan cetak ditunjukkan
pada mereka.
3.8. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dimulai dengan mendekati seorang mahasiswa
yang akan dijadikan partisipan, kemudian menanyakan kesediaan mahasiswa tersebut
untuk menjadi partisipan penelitian ini. Setelah mahasiswa tersebut menyatakan
setuju untuk menjadi partisipan, ia diberi satu iklan cetak (nonmetafora/metafora) dari
satu kelompok perlakuan dan diminta untuk mengamatinya dalam waktu paling lama
satu menit. Sesudah partisipan selesai mengamati iklan cetak tersebut, ia diberi
kuesioner dan diminta untuk mengisi kuesioner tersebut. Setelah selesai mengisi
kuesioner, partisipan kemudian diminta untuk mengamati satu lagi iklan cetak
(nonmetafora/metafora) dan mengisi kuesioner untuk iklan tersebut. Prosedur ini
dilakukan sampai jumlah partisipan yang dibutuhkan tercapai.
40
3.9. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda. Uji beda
dilakukan untuk memeriksa signifikansi perbedaan yang terdapat dalam kelompok-
kelompok perlakuan (treatments) atau kelompok-kelompok variabel bebas. Uji beda
dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah iklan metafora dalam
masing-masing bentuk manipulasi (headline, gambar, kombinasi) dianggap berbeda
dengan iklan nonmetafora tandingannya lain oleh partisipan.
Uji beda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
komputer Microsoft Excel 2003. Sesuai dengan hipotesis penelitian ini yang
menyatakan bahwa akan ada satu kelompok yang memiliki nilai variabel terikat yang
lebih positif dibandingkan dengan kelompok lainnya, hasil uji beda dilihat dari nilai P
satu arah arah (one-tail). Jika nilai P satu arah < dari alpha (α), maka hipotesa nol
(H 0 ) ditolak atau hipotesa alternatif (H ) diterima, yang artinya secara statistik kedua
kelompok yang diuji beda memiliki perbedaan yang signifikan, dan terdapat satu
kelompok yang memiliki nilai variabel terikat yang lebih positif signifikan.
Sebaliknya, jika nilai P satu arah > nilai alpha, maka H diterima atau H ditolak,
yang artinya secara statistik kedua kelompok yang diuji tidak memiliki perbedaan
yang signifikan, dan tidak terdapat kelompok yang memiliki nilai variabel terikat
yang lebih positif signifikan (Ghozali, 2006: 55 – 58).
a
0 a
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan, digunakan, dan diolah dari
sampel penelitian berjumlah 360. Deskripsi hasil penelitian akan dimulai dengan
mengidentifikasi responden (mahasiswa Prodi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Airlangga) berdasarkan klasifikasi jenis kelamin dan kelompok
eksperimentalnya, kemudian menampilkan deskripsi hasil penelitian untuk setiap
variabel penelitian. Akan tetapi sebelum menampilkan deskripsi dan analisis data,
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas alat ukur lebih dahulu.
4.1.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
4.1.1.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji butir–butir pernyataan pada kuesioner
dengan jalan menghitung koefisien korelasi pearson dari tiap–tiap pernyataan dengan
skor total yang diperoleh. Kriterianya adalah jika r hitung > 0,3 maka valid dan jika r
hitung < 0,3 maka tidak valid (Hair, 1999). Validitas pada masing-masing variabel
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
41
42
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner
Variabel Koefisien Korelasi Titik Kritis Keterangan Pearson
Sikap atas Iklan (Y1) si1 0.899 0.3 Valid si2 0.925 0.3 Valid si3 0.893 0.3 Valid si4 0.900 0.3 Valid
Keterangan:
• si1: indikator variabel sikap atas iklan yang menyatakan iklan tersebut
buruk/bagus
• si2: indikator variabel sikap atas iklan yang menyatakan iklan tersebut
tidak menarik/menarik (interesting)
• si3: indikator variabel sikap atas iklan yang menyatakan iklan tersebut
tidak memiliki/memiliki daya tarik (appealing)
• si4: indikator variabel sikap atas iklan yang menyatakan partisipan tidak
suka/suka iklan tersebut
Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji korelasi ternyata
seluruh item pernyataan dalam mengukur variabel ini adalah valid dimana koefisien
korelasi dari seluruh pernyataan mempunyai r hitung lebih dari 0,3. Untuk variabel
metafora dalam iklan cetak (X) dan gender (Z) tidak dilakukan pengujian validitas
karena variabel tersebut bersifat kualitatif.
43
4.1.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih, atau
dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsisten suatu alat ukur dalam mengukur
gejala yang sama. Dalam penelitian ini reliabilitas kuesioner diukur melalui teknik
pengukuran reliabilitas konsistensi internal dengan menghitung cronbach alpha (α).
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan membandingkan alpha dengan nilai 0,6. Di
mana jika cronbach alpha (α) lebih besar dari 0,6 maka butir–butir pernyataan dalam
kuesioner adalah reliabel (Hair, 1999). Reliabel atau tidaknya pernyataan pada
kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Terikat
Variabel Cronbach's
Alpha Nilai Kritis Keterangan Sikap atas Iklan (Y) 0.924 0.6 Reliabel
Setelah dilakukan pengujian, ternyata seluruh pernyataan pada variabel diatas
adalah reliabel, dimana nilai cronbach alpha (α) untuk variabel sikap atas iklan (Y)
lebih besar dari 0,6. Untuk variabel metafora dalam iklan cetak (X) dan gender (Z)
tidak dilakukan pengujian reliabilitas karena variabel tersebut bersifat kualitatif.
4.1.2. Deskripsi Responden
Dalam penelitian ini deskripsi responden dilakukan berdasarkan klasifikasi
jenis kelamin dan kelompok eksperimental yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
44
Tabel 4.3 Deskripsi Jenis Kelamin dan Kelompok Eksperimental Partisipan
Jenis Kelamin Kelompok Eksperimental Total
Iklan - Gambar Iklan - Headline Iklan -
Kombinasi Laki-laki 30 30 30 90
Perempuan 30 30 30 90 Total 60 60 60 180
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, jumlah partisipan berdasarkan jenis kelaminnya
terdiri dari 90 orang laki-laki dan 90 orang perempuan. Kesembilan puluh laki-laki
dan perempuan ini dibagi dalam tiga kelompok eksperimental iklan, yaitu 30 orang
laki-laki dan 30 orang perempuan untuk masing-masing kelompok eksperimental
iklan gambar, iklan headline, dan iklan kombinasi (gambar dan headline). Total
jumlah partisipan adalah 180 orang.
4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian
Butir-butir pernyataan kuesioner yang dijawab oleh partisipan dalam
penelitian ini adalah untuk mengukur variabel, yaitu sikap atas iklan (Y). Variabel
terikat tersebut diukur dengan menggunakan skala semantik diferensial 7 poin, di
mana poin 1 menyatakan penilaian paling rendah dan poin 7 menyatakan penilaian
paling tinggi. Penilaian partisipan atas variabel-variabel terikat dapat dilihat dari nilai
rata-rata indikator-indikatornya. Untuk memudahkan intepretasi penilaian partisipan,
dibuatlah kategori penilaian, yang intervalnya ditentukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Interval Kelas = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 7 – 1 = 0,86 Jumlah Kelas 7
45
Tabel 4.4 Kategori Nilai Rata-rata
Interval Nilai Rata-rata Kategori Nilai 6,16 ≤ a < 7,00 Amat sangat tinggi 7 5,30 ≤ a < 6,16 Sangat tinggi 6 4,44 ≤ a < 5,30 Tinggi 5 3,58 ≤ a < 4,44 Cukup 4 2,72 ≤ a < 3,58 Rendah 3 1,86 ≤ a < 2,72 Sangat rendah 2 1,00 ≤ a < 1,86 Amat sangat rendah 1
Berikut ini adalah Tabel 4.5 sampai Tabel 4.10, yaitu penilaian partisipan atas
butir-butir pernyataan kuesioner untuk variabel sikap atas iklan (Y) berdasarkan
kelompok eksperimental:
Tabel 4.5 Sikap Partisipan atas Iklan dengan Gambar Nonmetafora
Indikator Skor Y1 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean si1 2 3% 2 3% 13 22% 12 20% 16 27% 12 20% 3 5% 266 4.43 si2 6 10% 6 10% 8 13% 18 30% 6 10% 12 20% 4 7% 244 4.43 si3 2 3% 8 13% 8 13% 18 30% 12 20% 10 17% 2 3% 248 4.45 si4 8 13% 4 7% 6 10% 10 17% 16 27% 10 17% 6 10% 256 4.20 Total 18 7% 20 8% 35 15% 58 24% 50 21% 44 18% 15 6% 1014 4.38
Tabel di atas menunjukkan sikap partisipan atas iklan dengan gambar
nonmetafora. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 27% partisipan dengan nilai rata-
rata 4,43 setuju bahwa iklan dengan gambar nonmetafora adalah iklan yang baik.
Sebanyak 30% partisipan dengan nilai rata-rata 4,43 menilai iklan dengan gambar
nonmetafora cukup menarik. Kemudian sebanyak 30% partisipan dengan nilai rata-
rata 4,45 menilai iklan dengan gambar nonmetafora memiliki daya tarik yang cukup.
46
Yang terakhir, sebanyak 27% partisipan dengan nilai rata-rata 4,20 menyukai iklan
dengan gambar nonmetafora.
Tabel 4.6 Sikap Partisipan atas Iklan dengan Gambar Metafora
Indikator Skor Y1 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean si1 1 2% 3 5% 7 12% 8 13% 20 33% 15 25% 6 10% 292 4.87 si2 2 3% 1 2% 7 12% 10 17% 17 28% 13 22% 10 17% 298 4.97 si3 0 0% 0 0% 9 15% 13 22% 16 27% 14 23% 8 13% 299 4.98 si4 2 3% 2 3% 10 17% 11 18% 14 23% 13 22% 8 13% 284 4.73 Total 5 2% 6 3% 33 14% 42 17% 67 28% 55 23% 32 13% 1173 4.89
Tabel di atas menunjukkan sikap partisipan atas iklan dengan gambar
metafora. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 33% partisipan dengan nilai rata-rata
4,87 setuju bahwa iklan dengan gambar metafora adalah iklan yang baik. Sebanyak
28% partisipan dengan nilai rata-rata 4,97 setuju bahwa iklan dengan gambar
metafora adalah iklan yang menarik. Kemudian sebanyak 27% partisipan dengan
nilai rata-rata 4,98 setuju bahwa iklan dengan gambar metafora memiliki daya tarik.
Yang terakhir, sebanyak 23% partisipan dengan nilai rata-rata 4,73 menyukai iklan
dengan gambar metafora.
Tabel 4.7 Sikap Partisipan atas Iklan dengan Headline Nonmetafora
Indikator Skor Y1 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean si1 5 8% 9 15% 18 30% 15 25% 10 17% 3 5% 0 0% 205 3.42 si2 5 8% 10 17% 16 27% 15 25% 11 18% 3 5% 0 0% 206 3.43 si3 6 10% 8 13% 16 27% 20 33% 9 15% 1 2% 0 0% 201 3.35 si8 13 22% 10 17% 9 15% 18 30% 7 12% 3 5% 0 0% 185 3.08 Total 29 12% 37 15% 59 25% 68 28% 37 15% 10 4% 0 0% 797 3.39
47
Tabel di atas menunjukkan sikap partisipan atas iklan dengan headline
nonmetafora. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 30% partisipan dengan nilai rata-
rata 3,42 setuju bahwa iklan dengan headline nonmetafora adalah iklan yang buruk.
Sebanyak 27% partisipan dengan nilai rata-rata 3,43 setuju bahwa iklan dengan
headline nonmetafora tidak menarik. Kemudian sebanyak 33% partisipan dengan
nilai rata-rata 3,35 menilai iklan dengan headline nonmetafora memiliki daya tarik
yang cukup. Yang terakhir, sebanyak 30% partisipan dengan nilai rata-rata 3,08
memiliki perasaan cukup suka pada iklan dengan gambar metafora.
Tabel 4.8 Sikap Partisipan atas Iklan dengan Headline Metafora
Indikator Skor Y1 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean si1 2 3% 5 8% 14 23% 19 32% 11 18% 8 13% 1 2% 240 4.00 si2 1 2% 11 18% 14 23% 14 23% 14 23% 6 10% 0 0% 227 3.78 si3 2 3% 10 17% 17 28% 16 27% 13 22% 2 3% 0 0% 214 3.57 si4 7 12% 8 13% 11 18% 12 20% 14 23% 7 12% 1 2% 223 3.72 Total 12 5% 34 14% 56 23% 61 25% 52 22% 23 10% 2 1% 904 3.77
Tabel di atas menunjukkan sikap partisipan atas iklan dengan headline
metafora. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 32% partisipan dengan nilai rata-rata
4,00 menilai iklan dengan headline metafora adalah iklan yang cukup baik. Sebanyak
23% partisipan dengan nilai rata-rata 3,78 setuju bahwa iklan dengan headline
metafora adalah iklan yang tidak menarik. Hal ini didukung dengan sebanyak 28%
partisipan dengan nilai rata-rata 3,57 setuju bahwa iklan dengan headline metafora
tidak memiliki daya tarik. Yang terakhir, sebanyak 23% partisipan dengan nilai rata-
rata 3,72 menyukai iklan dengan headline metafora.
48
Tabel 4.9 SikapPartisipan atas Iklan Kombinasi Nonmetafora
Indikator Skor Y1 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean si1 1 2% 1 2% 16 27% 21 35% 12 20% 6 10% 3 5% 252 4.20 si2 3 5% 6 10% 13 22% 11 18% 19 32% 6 10% 2 3% 243 4.05 si3 1 2% 7 12% 10 17% 16 27% 14 23% 10 17% 2 3% 253 4.22 si4 7 12% 7 12% 13 22% 11 18% 13 22% 7 12% 2 3% 225 3.75 Total 12 5% 21 9% 52 22% 59 25% 58 24% 29 12% 9 4% 973 4.02
Tabel 4.9 di atas menunjukkan sikap partisipan atas iklan dengan kombinasi
nonmetafora. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 35% partisipan dengan nilai rata-
rata 4,20 menilai iklan dengan kombinasi nonmetafora adalah iklan yang cukup baik.
Sebanyak 32% partisipan dengan nilai rata-rata 4,05 setuju bahwa iklan dengan
kombinasi nonmetafora adalah iklan yang menarik. Sebanyak 27% partisipan dengan
nilai rata-rata 4,22 menilai iklan dengan kombinasi nonmetafora cukup memiliki daya
tarik. Yang terakhir, sebanyak 22% partisipan dengan nilai rata-rata 3,75 tidak
menyukai iklan dengan kombinasi nonmetafora.
Tabel 4.10 Sikap Partisipan atas Iklan Kombinasi Metafora
Indikator Skor Y1 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean si1 2 3% 6 10% 11 18% 9 15% 16 27% 11 18% 5 8% 264 4.40 si2 1 2% 6 10% 10 17% 6 10% 20 33% 11 18% 6 10% 275 4.58 si3 0 0% 8 13% 10 17% 6 10% 15 25% 18 30% 3 5% 274 4.57 si4 5 8% 9 15% 11 18% 6 10% 10 17% 11 18% 8 13% 252 4.20 Total 8 3% 29 12% 42 17% 27 11% 61 25% 51 21% 22 9% 1065 4.23
Tabel 4.9 di atas menunjukkan sikap partisipan atas iklan dengan kombinasi
metafora. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 27% partisipan dengan nilai rata-rata
4,40 setuju bahwa iklan dengan kombinasi metafora adalah iklan yang baik.
49
Sebanyak 33% partisipan dengan nilai rata-rata 4,58 setuju bahwa iklan dengan
kombinasi metafora adalah iklan yang menarik. Sebanyak 30% partisipan dengan
nilai rata-rata 4,57 setuju bahwa iklan dengan kombinasi metafora sangat memiliki
daya tarik. Yang terakhir, sebanyak 18% partisipan dengan nilai rata-rata 4,20 tidak
menyukai iklan dengan kombinasi nonmetafora.
4.3. Uji Beda
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program komputer
Microsoft Excel, berikut adalah hasil uji beda untuk menguji hipotesa 1, 2, dan 3:
Tabel 4.11 Hasil Uji Beda berdasarkan Kelompok Eksperimental
Variabel Nilai Iklan Headline Iklan Gambar Iklan Kombinasi Nonmetafora Metafora Nonmetafora Metafora Nonmetafora Metafora Rata-rata 3.32 3.77 4.38 4.89 4.05 4.44
Y P satu arah 0.03 0.01 0.06 Keterangan Berbeda signifikan* Berbeda signifikan* Berbeda signifikan*
*Berbeda signifikan pada alpha 0.10
Uji beda dalam penelitian ini menggunakan alpha (α) sebesar 0,10 (derajat
keyakinan 90%) dan nilai P satu arah (one-tail). Hal ini disesuaikan dengan hipotesa
penelitian yang menyatakan bahwa akan terdapat satu kelompok iklan saja
(nonmetafora atau metafora) yang akan memiliki nilai variabel tergantung ebih besar
dari yang lain.
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, untuk iklan headline, terdapat perbedaan
sikap atas iklan (Y) yang signifikan antara iklan dengan headline nonmetafora dan
metafora yang dilihat dari nilai P satu arah yang lebih kecil dari nilai alpha
50
(0,03<0,10). Selain itu, sikap atas iklan (Y) memiliki nilai rata-rata 3,32 untuk
headline nonmetafora dan 3,77 untuk headline metafora. Dengan demikian, hipotesis
1a (H1a) penelitian ini secara statistik terdukung.
Untuk iklan gambar, terdapat perbedaan sikap atas iklan (Y) yang signifikan
antara iklan dengan gambar nonmetafora dan metafora yang dilihat dari nilai P satu
arah yang lebih kecil dari nilai alpha (0,01<0,10). Selain itu, sikap atas iklan (Y)
memiliki nilai rata-rata 4,38 untuk gambar nonmetafora dan 4,89 untuk gambar
metafora. Dengan demikian, hipotesis 1b (H1b) penelitian ini secara statistik
terdukung.
Untuk iklan kombinasi, terdapat perbedaan sikap atas iklan (Y) yang
signifikan antara iklan dengan gambar nonmetafora dan metafora yang dilihat dari
nilai P satu arah yang lebih kecil dari nilai alpha (0,06<0,10). Selain itu, sikap atas
iklan (Y) memiliki nilai rata-rata 4,05 untuk gambar nonmetafora dan 4,44 untuk
gambar metafora. Dengan demikian, hipotesis 1c (H1c) penelitian ini secara statistik
terdukung, dan secara keseluruhan hipotesis pertama (H1) juga terdukung secara
statistik.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program komputer
Microsoft Excel, berikut adalah hasil uji beda untuk menguji hipotesa kedua (H2):
Tabel 4.12 Hasil Uji Beda Iklan Metafora berdasarkan Jenis Kelamin
Variabel Nilai Iklan Headline Iklan Gambar Iklan Kombinasi Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Rata-rata 3.82 3.72 4.83 4.94 4.26 4.62
Y P satu arah 0.39 0.37 0.18 Keterangan Tidak berbeda signifikan Tidak berbeda signifikan Tidak berbeda signifikan
51
Sesuai dengan H2 penelitian ini, kelompok iklan yang diuji beda adalah iklan
metafora saja, dengan jenis kelamin partisipan sebagai faktor pembeda. Berdasarkan
tabel 4.12 di atas, untuk iklan headline, sikap atas iklan (Y) memiliki nilai P satu arah
0,39 dengan nilai rata-rata 3,82 untuk laki-laki dan 3,72 untuk perempuan. Hal ini
mengindikasikan partisipan laki-laki memiliki sikap atas iklan dengan headline
metafora yang lebih positif dibandingkan dengan perempuan, namun perbedaan sikap
di antara keduanya tidak signifikan.
Untuk iklan gambar, sikap atas iklan (Y) memiliki nilai P satu arah 0,37
dengan nilai rata-rata 4,83 untuk laki-laki dan 4,94 untuk perempuan. Hal ini
mengindikasikan partisipan perempuan memiliki sikap atas iklan dengan gambar
metafora yang lebih positif dibandingkan dengan laki-laki, namun perbedaan sikap di
antara keduanya tidak signifikan.
Untuk iklan kombinasi, sikap atas iklan (Y) memiliki nilai P satu arah 0,18
dengan nilai rata-rata 4,26 untuk laki-laki dan 4,62 untuk perempuan. Hal ini
mengindikasikan partisipan perempuan memiliki sikap atas iklan dengan kombinasi
metafora yang lebih positif dibandingkan dengan laki-laki, namun perbedaan sikap di
antara keduanya tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) penelitian
ini secara statistik tidak terdukung.
52
4.4. Pembahasan
Pada pengujian H1a, diketahui iklan dengan headline metafora menghasilkan
sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan dengan headline
nonmetafora, dan secara statistik terdukung. Senada dengan Ang dan Lim (2006)
yang menyatakan bahwa ketika gambarnya nonmetafora, iklan dengan headline
metafora akan menghasilkan sikap atas iklan yang lebih menguntungkan (favourable)
atau positif dibandingkan dengan iklan dengan headline nonmetafora.
Pada pengujian H1b, diketahui iklan dengan gambar metafora menghasilkan
sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan dengan gambar
nonmetafora, dan secara statistik terdukung. Hal ini sesuai dengan pendapat Ang dan
Lim (2006) yang menyatakan bahwa iklan metafora akan menghasilkan sikap atas
iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan nonmetafora
Pada pengujian H1c, diketahui bahwa iklan dengan kombinasi metafora
menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan dengan
kombinasi nonmetafora, dan secara statistik terdukung. Hal ini senada dengan
pernyataan Ang dan Lim (2006) yang menyatakan iklan metafora akan menghasilkan
sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan nonmetafora.
Pada pengujian hipotesis kedua (H2), diketahui bahwa partisipan perempuan
memiliki sikap atas iklan dengan gambar metafora dan kombinasi metafora yang
lebih positif dibandingkan dengan partisipan laki-laki; partisipan laki-laki memiliki
53
sikap atas iklan dengan headline metafora dan sikap atas merek yang lebih positif
dibandingkan dengan partisipan perempuan. Perbedaan sikap antara partisipan laki-
laki dan perempuan ini secara statistik tidak terdukung.
Diakui bahwa hubungan antara gender dengan metafora dalam iklan cetak
tidak kuat. Hal ini dapat dikarenakan objek penelitian ini, majalah fiktif Dunia
Manajemen, adalah majalah tidak gender spesifik, yaitu tidak diperuntukkan untuk
satu gender tertentu, laki-laki atau perempuan. Dengan kata lain, Majalah Dunia
Manajemen yang diiklankan bersifat netral gender. Selain itu, majalah Dunia
Manajemen adalah majalah bertema keilmuan yang diperuntukkan bagi mahasiswa
jurusan Manajemen secara umum. Dengan demikian, tidak ada preferensi khusus
terhadap majalah ini di antara pembaca laki-laki maupun perempuan. Kedua
kelompok gender pembaca memiliki keterlibatan yang sama dengan produk yang
diiklankan. Maka dari itu, tidak terdapat perbedaan sikap yang signifikan di antara
partisipan laki-laki dan perempuan terhadap iklan metafora dan nonmetafora dalam
penelitian ini. Hal ini didukung oleh pernyataan Hupfer (2002) yang menyatakan
bahwa dalam dunia periklanan, batas-batas preferensi iklan di antara laki-laki dan
perempuan semakin mengabur.
Walaupun H2 penelitian ini secara statistik tidak terdukung, hasil pengolahan
data tidak menyalahi pernyataan Putrevu (2004) yang menyatakan bahwa
dibandingkan perempuan, laki-laki memiliki sikap atas iklan dan merek yang lebih
positif terhadap iklan yang simpel, yaitu iklan yang terdiri dari deskripsi verbal
54
singkat tentang satu atau beberapa atribut kunci produk dan didukung dengan unsur
nonverbal (gambar, grafik, dan lain-lain). Iklan dengan headline metafora maupun
nonmetafora yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi kriteria iklan simpel
menurut Putrevu (2004) tersebut, dan dapat menjelaskan mengapa partisipan laki-laki
memiliki sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan partisipan
perempuan.
Selain itu, Putrevu (2004) juga menyatakan bahwa dibandingkan laki-laki,
perempuan memiliki sikap atas iklan yang lebih positif terhadap iklan yang
kompleks, yaitu iklan yang memuat informasi verbal dan visual secara bersamaan.
Iklan dengan gambar metafora dan kombinasi metafora yang digunakan dalam
penelitian ini memenuhi kriteria iklan kompleks menurut Putrevu (2004) tersebut,
dan dapat menjelaskan mengapa partisipan perempuan memiliki sikap atas iklan dan
merek yang lebih positif dibandingkan dengan partisipan laki-laki.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan tujuan penelitian, hipotesis, dan kerangka berpikir, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan, iklan metafora menghasilkan sikap atas iklan yang lebih
positif dibandingkan dengan iklan nonmetafora.
2. Iklan dengan headline metafora menghasilkan sikap atas iklan yang lebih
positif dibandingkan dengan iklan dengan headline nonmetafora. Perbedaan
sikap atas iklan tersebut secara statistik terdukung.
3. Iklan dengan gambar metafora menghasilkan sikap atas iklan yang lebih
positif dibandingkan dengan iklan dengan gambar nonmetafora, dan
perbedaan sikap atas iklan tersebut secara statistik terdukung.
4. Iklan dengan kombinasi metafora menghasilkan sikap atas iklan dan merek
yang lebih positif dibandingkan dengan iklan dengan kombinasi nonmetafora,
dan perbedaan sikap atas iklan tersebut secara statistik terdukung.
5. Tidak terdapat perbedaan sikap atas iklan metafora yang signifikan di antara
partisipan laki-laki dan perempuan.
55
56
5.2. Saran
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan; masih banyak aspek yang
belum diperhatikan, diteliti dan dikupas berkaitan dengan iklan cetak, metafora,
gender, dan sikap atas iklan. Oleh karena itu saran yang diberikan baik untuk praktisi
maupun akademisi untuk penelitian lebih lanjut adalah:
1. Metafora masih jarang digunakan dalam iklan cetak maupun bentuk iklan
lainnya. Oleh karena itu, metafora dapat dijadikan strategi kreatif dan
diferensiasi penciptaan iklan, karena dalam penelitian ini metafora terbukti
menghasilkan sikap atas iklan yang lebih positif dibandingkan dengan iklan
serupa yang nonmetafora.
2. Gender dalam penelitian ini terbatas pada jenis kelamin manusia dan
perbedaan proses mengevaluasi usaha-usaha pemasaran yang mengikutinya.
Untuk penelitian selanjutnya, dapat dieksplorasi aspek-aspek dari gender
yang lebih mendalam, sebagai contoh, perbedaan psikologis antara laki-laki
dan perempuan dan implikasinya pada penciptaan iklan (Prakash dan Flores,
1985), penggambaran peran gender dalam iklan (Coughlin dan O’Connor,
1985), atau sikap laki-laki dan perempuan yang androgini iklan (Kahle dan
Homer, 1985).
3. Objek penelitian ini adalah majalah fiktif yang bertopik ilmu Manajemen.
Untuk penelitian selanjutnya, produk yang menjadi objek penelitian dapat
diperluas berdasarkan tipenya, seperti produk utiliter dan/atau produk
57
simbolis. Selain itu, dapat pula digunakan produk nyata yang ada dalam
pasaran.
4. Produk yang menjadi objek penelitian dapat dispesifikkan preferensi
gendernya, seperti apakah produk tersebut secara khusus diperuntukkan
untuk konsumen laki-laki atau perempuan.
Daftar Kepustakaan Ang, Swee Hoon dan Ai Ching Lim, 2006. The influence of metaphors and product
type on brand personality perceptions and attitudes. Journal of Advertising, Vol. 35, No. 2: 39 – 53.
Assael, Henry. 1998. Consumer Behavior and Marketing Action Sixth Edition. South-
Western College Publishing. Barletta, Martha. 2003. Marketing to Women How to Understand, Reach, and
Increase Your Share of the World’s Largest Market Segment. Dearborn Trade Publishing.
Belch dan Belch, 2009. Advertising and Promotion An Integrated Marketing
Communication Perspective Eighth Edition. McGraw-Hill Irwin. Brunel, Frederich F., dan Michelle R.Nelson, 2000. Explaining gendered responses to
‘Help-Self’ and ‘Help-Others’ charity ad appeals: the mediating role of world-views. Journal of Advertising, Vol. 29: 15 – 28
Coughlin, Maureen dan P.J. O’Connor, 1985. Gender portrayals in advertising: and
individual differences analysis. Advances in Consumer Research, Volume XII.
Ghozali, I., 2006. Desain Penelitian Eksperimental. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Undip. http://www.kompas.com/ http://studentmagz.com/ Hupfer, Maureen. 2002. Communicating with the agentic woman and communal
man: are stereotypic advertising appeals still relevant? Academy of Marketing Science Review, dapat diakses di www.amsreview.org/articles/hupfer03-2002.pdf
Kahle, Lynn R. and Pamela Homer, 1985. Androgyny and midday mastication: do
real men eat quiche? Advances in Consumer Research, Volume XII.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2001. Principles of Marketing. Prentice Hall. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2006. Marketing Management 12e. Pearson
Education Inc. -------------------------------------------------, 2009. Marketing Management 13th Edition.
Pearson Prentice Hall. Malhotra, Naresh K., 1999. Marketing Research: An Applied Orientation Third
Edition. Prentice Hall. Peter J.P. dan J.C. Olson, 2003. Consumer Behavior and Marketing Strategy Sixth
Edition. McGraw-Hill/Irwin. --------------------, 2005. Consumer Behavior and Marketing Strategy Seventh Edition.
McGraw-Hill/Irwin. Putrevu, Sanjay. 2004. Communicating with the sexes male and female responses to
print advertisements. Journal of Advertising, Vol. 33, No. 3: 51 – 62. Prakash, Ved dan R. Caeli Flores, 1985. A study of psychological gender differences:
applications for advertising format. Advances in Consumer Research, Volume XII.
Schiffman et al., 2003. Consumer Behaviour Edition 3. Pearson Education Australia
– Prentice Hall Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk, 2007. Consumer Behavior 9th edition.
Pearson-Prentice Hall. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business 4th edition. Salemba Empat Shimp, Terence A., 2003. Advertising, Promotion, and Supplemental Aspects of
Integrated Marketing Communication 6th Edition. Thomson-South Western. ----------------------, 2007. Advertising, Promotion, and Supplemental Aspects of
Integrated Marketing Communication 7th Edition. Thomson-South Western. Siagian, D. dan Sugiarto. 2000. Metode Statistik untuk Bisnis dan dan Ekonomi. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
1
KUESIONER
• Kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenarnya dan
dengan lengkap.
• Kuesioner ini bertujuan semata-mata untuk meneliti iklan cetak secara umum dan
tidak secara spesifik pada Anda sebagai responden. Segala bentuk informasi yang
Anda berikan kami jamin kerahasiaannya.
• Terima kasih banyak atas perhatian dan partisipasi Anda.
I. Identifikasi Responden
1. Usia Anda saat ini : _________ tahun.
2. Jenis kelamin Anda : laki-laki / perempuan (lingkari salah satu)
3. Anda berkuliah di
Perguruan Tinggi : _________________________________
Jurusan/Strata : ____________________________
II. Pertanyaan Kuesioner
Anda diminta untuk mengamati dua buah iklan cetak secara bergiliran. Setelah Anda
selesai mengamati sebuah iklan cetak, berilah tanda cawang ( ) pada bagian ( __ )
yang Anda anggap paling sesuai di setiap pernyataan yang terdapat di dalam halaman
2.
Contoh:
Menurut Anda, akhir-akhir ini:
(a) Cuacanya buruk ___: _ _: ___: ___: ___: ___: ___ Cuacanya baik
(berarti menurut Anda cuaca relatif buruk)
(b) Cuacanya buruk ___: ___: ___: ___: ___: _ _: ___ Cuacanya baik
(berarti menurut Anda cuaca relatif baik)
2
Setelah mengamati iklan ini, menurut Anda:
Sikap atas iklan:
1. Iklan ini buruk ___: ___: ___: ___: ___: ___: ___ Iklan ini bagus
2. Iklan ini tidak menarik ___: ___: ___: ___: ___: ___: ___ Iklan ini menarik
3. Iklan ini tidak memiliki daya tarik ___: ___: ___: ___: ___: ___: ___ Iklan ini memiliki daya tarik
4. Saya tidak suka iklan ini ___: ___: ___: ___: ___: ___: ___ Saya suka iklan ini
DATA PERLAKUAN IKLAN GAMBAR NONMETAFORA
Partisipan Usia Perguruan
Tinggi Jurusan Strata Jenis Sikap atas Iklan (Y) Nilai Nomor Kelamin 1 2 3 4 Rata-rata
1 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 5 6 5.752 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 6 5 3 4.753 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 5 54 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 3 3 2 35 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 4 4 4.56 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 6 6 5 5.257 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 2 3 2 2.758 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 5 6 5.759 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 5 6 4 5.2510 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 6 5.2511 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 4 3 3.512 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 5 4 4.513 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 6 5 5 5.2514 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 4 3 3.2515 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 3 3 3.2516 24 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 7 7 7 717 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 5 6 5.7518 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 5 5 4.7519 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 5 4 4.520 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 6 6 621 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 4 4 3.522 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 1 1 2 1 1.2523 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 3 4 424 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 6 6 625 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 5 6 5 5.526 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 3 5 5 4.2527 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 1 2 1 1.7528 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 6 4 6 5.25
29 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 4 2 3.2530 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 2 1 1.7531 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 6 6 632 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 5 5 5.2533 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 5 5 5.2534 25 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 5 4 4.535 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 5 4 4.2536 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 4 5 5 4.7537 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 6 5 5.7538 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 4 5 4.7539 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 2 2.7540 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 5 5 3 441 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 6 2 4.2542 24 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 7 7 6 643 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 4 444 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 4 4.7545 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 3 3.7546 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 5 4.2547 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 4 4 4 4.2548 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 7 7 6 6 6.549 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 1 1 1 1 150 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 4 7 5.7551 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 2 3 5 3.2552 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 5 553 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 5 554 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 4 4 5 4.555 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 7 6 6 7 6.556 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 4 4 4 3.7557 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 3 358 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 4 4 3 3.559 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 3 360 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 2 2 2 2
DATA PERLAKUAN IKLAN GAMBAR METAFORA
Partisipan Usia Perguruan
Tinggi Jurusan Strata Jenis Sikap atas Iklan (Y) Nilai Nomor Kelamin 1 2 3 4 Rata-rata
1 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 6 5 5 5.252 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 6 6 63 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 6 7 6.254 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 5 55 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 4 4.756 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 5 57 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 7 7 5 6.58 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 3 4 3 3.59 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 7 7 7 710 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 7 7 5 6.2511 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 7 6 7 6.2512 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 3 3 2.513 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 4 3 3.7514 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 4 4.7515 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 4 5 4.7516 24 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 4 4.7517 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 3 3 318 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 6 7 6 6.519 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 3 4 4 3.7520 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 4 4.7521 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 1 3 2 222 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 4 4 3.523 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 4 6 5.524 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 7 7 7 725 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 6 6 6 5.7526 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 5 6 6 5.7527 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 3 3 328 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 3 2 2.75
29 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 4 3 4.2530 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 6 6 5.2531 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 7 7 6 6.532 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 5 5 5.2533 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 4 4 5 4.534 25 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 7 7 7 6.7535 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 4 4.7536 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 6 6 7 637 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 7 7 7 7 738 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 5 6 5.539 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 6 5 5.2540 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 6 5 4 4.2541 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 4 3 3 3.2542 24 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 4 3 1 2.7543 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 4 6 4 4.2544 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 6 5 5.7545 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 5 546 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 5 4.2547 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 6 5 5.7548 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 3 4 3 3.549 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 4 4 4 4.2550 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 6 6 6 5.7551 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 7 7 6 6 6.552 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 4 4 4.2553 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 3 4.554 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 3 3 3.555 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 5 6 5.556 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 4 5 5.2557 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 1 1 3 1 1.558 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 5 6 5.7559 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 5 6 4.7560 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 7 6 7 6.5
DATA PERLAKUAN IKLAN HEADLINE NONMETAFORA
Partisipan Usia Perguruan
Tinggi Jurusan Strata Jenis Sikap atas Iklan (Y) Nilai Nomor Kelamin 1 2 3 4 Rata-rata
1 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 5 4 6 5.252 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 6 5 53 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 5 4 4.54 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 2 3 2 2.55 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 4 3 3.256 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 4 3 3.257 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 1 1 1 1 18 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 2 2 2 39 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 4 4 3.7510 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 2 3 2.2511 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 6 4 3 412 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 3 1 2.513 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 3 4 4 3.7514 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 3 1 215 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 3 2 2.7516 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 4 4 417 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 4 3 4 3.2518 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 2 1 1.7519 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 5 3 4.2520 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 4 4 3.7521 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 3 3 322 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 4 3 3.7523 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 1 1 1 1 124 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 2 1 5 2.7525 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 3 3 4 3.526 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 4 4.7527 24 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 1 1 1 1 128 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 3 5 3.75
29 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 2 2 3.2530 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 4 5 4.2531 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 4 4 3.532 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 4 433 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 4 4 4.2534 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 4 4 4.535 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 4 4 1 336 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 3 3 1 2.2537 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 3 1 338 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 4 439 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 2 1 2.2540 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 4 441 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 3 342 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 4 2 343 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 2 2.7544 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 4 445 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 2 2 1 1.7546 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 4 5 4.7547 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 6 5.2548 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 5 6 5.7549 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 2 3 2 2.2550 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 3 3 4 3.551 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 1 1 1 1 152 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 2 2 2 253 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 5 3 4.2554 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 6 5 4 555 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 3 3 4 3.7556 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 5 557 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 5 558 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 2 2 2 259 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 2 2.7560 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 1 1 1 1 1
DATA PERLAKUAN IKLAN HEADLINE METAFORA
Partisipan Usia Perguruan
Tinggi Jurusan Strata Jenis Sikap atas Iklan (Y) Nilai Nomor Kelamin 1 2 3 4 Rata-rata
1 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 2 4 32 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 6 4 5 4.53 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 3 4 4 3.754 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 3 3 2 2.55 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 5 5 4.56 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 4 5 4.757 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 5 58 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 3 3 39 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 2 2 210 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 6 5 511 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 4 3 3.7512 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 5 5 4.7513 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 1 1 1 1 114 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 3 4 2 3.2515 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 3 2 3.2516 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 5 6 5.7517 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 2 3 6 3.518 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 4 5 4.519 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 4 5 5.2520 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 4 3 421 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 3 3 4 3.522 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 3 4 423 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 1 2 2 4 2.2524 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 5 6 5.7525 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 3 4 3.7526 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 3 6 4.527 24 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 5 3 4.2528 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 2 1 1.75
29 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 2 1 1 230 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 5 6 6 5.7531 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 2 2 4 332 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 5 5 5.533 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 3 4 4 3.7534 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 5 5 5.2535 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 2 1 2.2536 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 2 1 2.2537 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 2 3 1 2.538 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 5 4.2539 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 2 3 2 2.540 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 3 3 2 341 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 2 3 2.7542 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 2 3 3 2.7543 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 2 2.7544 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 4 4.7545 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 3 346 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 2 2 2 247 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 2 2 1 1.7548 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 3 3 3.549 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 5 550 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 4 4 3 3.551 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 3 4 3.7552 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 4 4 4.553 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 6 5.2554 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 4 4 3 3.555 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 7 4 4 7 5.556 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 4 4 4.557 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 3 358 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 5 5 5.559 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 4 4 6 4.7560 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 5 5 5.25
DATA PERLAKUAN IKLAN KOMBINASI NONMETAFORA
Partisipan Usia Perguruan
Tinggi Jurusan Strata Jenis Sikap atas Iklan (Y) Nilai Nomor Kelamin 1 2 3 4 Rata-rata
1 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 5 4 4.252 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 4 5 4.753 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 4 5 4.54 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 3 3 3.755 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 3 2 1 36 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 6 6 5 5.57 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 4 4 4.258 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 6 5 5.759 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 2 2 3 2.7510 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 2 3 3 2.7511 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 6 6 5 5.2512 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 4 4 4 4.513 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 3 2 2.7514 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 5 4 3.7515 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 5 4 4.2516 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 6 4 4.7517 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 1 5 1 2.7518 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 2 2 2 2.519 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 5 3 4.2520 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 4 3 2 3.2521 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 2 2 1 222 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 6 6 5 5.2523 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 4 4 4.524 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 6 4 525 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 2 5 3 3.2526 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 6 5 5.2527 24 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 5 7 7 6.528 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 4 4 3.5
29 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 5 5 4.2530 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 4 4 4.2531 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 4 4 6 4.7532 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 5 6 533 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 4 6 4.7534 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 6 5.2535 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 2 1 2.2536 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 2 3 1 2.537 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 2 1 2.2538 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 5 4 3.7539 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 3 340 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 1 2 2 1.7541 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 7 7 7 6 6.7542 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 6 6 643 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 7 7 6 7 6.7544 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 2 3.545 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 3 4 3 3.546 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 4 4 5 4.547 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 4 5 4.7548 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 5 6 5.7549 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 1 1 1 3 1.550 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 5 5 5.2551 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 5 3 4.2552 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 6 5 5.2553 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 4 5 2 3.554 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 5 4 3 3.7555 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 3 3 3.556 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 1 2.557 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 3 358 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 4 5 4.7559 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 3 3 2 360 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 4 3 3.25
DATA PERLAKUAN IKLAN KOMBINASI METAFORA
Partisipan Usia Perguruan
Tinggi Jurusan Strata Jenis Sikap atas Iklan (Y) Nilai Nomor Kelamin 1 2 3 4 Rata-rata
1 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 6 7 5.752 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 6 7 6 6.53 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 7 6 6 6.254 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 5 55 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 1 1 2 1 1.256 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 7 7 1 4.257 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 3 3 3.258 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 6 6 69 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 2 2 210 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 4 4 4.2511 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 6 6 6 6 612 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 1 2 6 3 313 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 5 514 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 5 515 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 5 5 516 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 2 2 2.517 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 6 1 3.518 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 2 2 219 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 5 5 7 620 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 5 6 6 621 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 6 6 6 5.522 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 2 1 2.2523 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 2 2 3 2 2.2524 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 7 7 6 7 6.7525 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 2 2 1 226 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 4 3 2 327 24 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 4 5 5 3 4.2528 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 5 6 3 4.75
29 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 5 4 6 3 4.530 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Laki-laki 3 3 4 6 431 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 6 6 5.532 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 3 333 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 5 5 4.7534 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 6 6 635 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 6 5 5.536 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 4 4.7537 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 7 6 7 6.538 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 3 3 3 3.539 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 3 340 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 4 5 4.541 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 6 4 4 4.7542 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 5 3 4.2543 23 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 7 5 7 6.2544 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 6 6 6 5.7545 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 6 5 5.7546 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 3 3 2 2.547 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 2 4 3.7548 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 2 2 3 2.549 22 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 3 3 3 3.2550 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 4 4 4 451 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 3 3 3 2 2.7552 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 6 5 5.553 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 4 5 5 2 454 19 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 2 3 3 2 2.555 18 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 6 4 4 4.7556 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 5 5 5 5.2557 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 7 7 7 7 758 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 6 6 5 6 5.7559 21 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 6 5 7 5.7560 20 Univ. Airlangga Manajemen S1 Perempuan 5 5 5 7 5.5
Correlations: Uji Validitas
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
si1 4.2194 1.44506 360
si2 4.2083 1.52178 360
si3 4.1889 1.43295 360
si4 3.9472 1.70857 360
rtsi 4.1410 1.38099 360
Correlations
si1 si2 si3 si4 rtsi
Pearson Correlation 1 .787** .714** .761** .899**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
si1
N 360 360 360 360 360
Pearson Correlation .787** 1 .819** .749** .925**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
si2
N 360 360 360 360 360
Pearson Correlation .714** .819** 1 .714** .893**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
si3
N 360 360 360 360 360
Pearson Correlation .761** .749** .714** 1 .900**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
si4
N 360 360 360 360 360
Pearson Correlation .899** .925** .893** .900** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 rtsi
N 360 360 360 360 360
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability (Uji Reliabilitas) Scale: Sikap atas Iklan (Y)
Case Processing Summary
N %
Valid 360 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 360 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.924 .926 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
si1 4.2194 1.44506 360
si2 4.2083 1.52178 360
si3 4.1889 1.43295 360
si4 3.9472 1.70857 360
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 4.141 3.947 4.219 .272 1.069 .017 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
si1 12.3444 18.249 .824 .689 .901
si2 12.3556 17.272 .864 .764 .887
si3 12.3750 18.436 .815 .696 .904
si4 12.6167 16.449 .804 .653 .911
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
16.5639 30.514 5.52395 4
Regression: Uji Normalitas
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 si4, si3, si1, si2a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: rtsi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 1.000a 1.000 1.000 .00000
a. Predictors: (Constant), si4, si3, si1, si2
b. Dependent Variable: rtsi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 684.658 4 171.165 . .a
Residual .000 355 .000 1
Total 684.658 359
a. Predictors: (Constant), si4, si3, si1, si2
b. Dependent Variable: rtsi
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model
B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -1.889E-15 .000 .000 1.000
si1 .250 .000 .262 1.006E8 .000
si2 .250 .000 .275 9.237E7 .000
si3 .250 .000 .259 9.866E7 .000
1
si4 .250 .000 .309 1.258E8 .000
a. Dependent Variable: rtsi
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 1.0000 7.0000 4.1410 1.38099 360
Residual .00000 .00000 .00000 .00000 360
Std. Predicted Value -2.274 2.070 .000 1.000 360
Std. Residual .000 .000 .000 .000 360
a. Dependent Variable: rtsi
HASIL UJI BEDA VARIABEL TERIKAT BERDASARKAN KELOMPOK PERLAKUAN
t-Test: Paired Two Sample for Means sikap atas iklan - headline
nonmeta meta Mean 3.32 3.77Variance 1.421804 1.461582Observations 60 60Pearson Correlation -0.05007 Hypothesized Mean Difference 0 df 59 t Stat -1.98467 P(T<=t) one-tail 0.03 * t Critical one-tail 1.671093 P(T<=t) two-tail 0.05 t Critical two-tail 2.000995
t-Test: Paired Two Sample for Means sikap atas iklan - gambar
nonmeta meta Mean 4.38 4.89Variance 1.774347 1.725477Observations 60 60Pearson Correlation 0.110761 Hypothesized Mean Difference 0 df 59 t Stat -2.23197 P(T<=t) one-tail 0.01 * t Critical one-tail 1.671093 P(T<=t) two-tail 0.03 t Critical two-tail 2.000995
t-Test: Paired Two Sample for Means sikap atas iklan - kombi
nonmeta meta Mean 4.05 4.44Variance 1.548923 2.124206Observations 60 60Pearson Correlation 0.050954 Hypothesized Mean Difference 0 df 59 t Stat -1.58982 P(T<=t) one-tail 0.06 * t Critical one-tail 1.671093 P(T<=t) two-tail 0.12 t Critical two-tail 2.000995
*signifikan pada alpha (α) 0,1
HASIL UJI BEDA VARIABEL TERIKAT BERDASARKAN GENDER t-Test: Paired Two Sample for Means sikap atas iklan - headline
laki perempuan Mean 3.82 3.72Variance 1.555747 1.412643678Observations 30 30Pearson Correlation -0.17726 Hypothesized Mean Difference 0 df 29 t Stat 0.293023 P(T<=t) one-tail 0.39 t Critical one-tail 1.699127 P(T<=t) two-tail 0.771591 t Critical two-tail 2.04523
t-Test: Paired Two Sample for Means sikap atas iklan - gambar
laki perempuan Mean 4.83 4.94Variance 1.91954 1.584841954Observations 30 30Pearson Correlation 0.05478 Hypothesized Mean Difference 0 df 29 t Stat -0.32598 P(T<=t) one-tail 0.37 t Critical one-tail 1.699127 P(T<=t) two-tail 0.746779 t Critical two-tail 2.04523
t-Test: Paired Two Sample for Means sikap atas iklan - kombinasi
laki perempuan Mean 4.26 4.62Variance 2.549497 1.705747126Observations 30 30Pearson Correlation -0.05319 Hypothesized Mean Difference 0 df 29 t Stat -0.92758 P(T<=t) one-tail 0.18 t Critical one-tail 1.699127 P(T<=t) two-tail 0.361283 t Critical two-tail 2.04523