pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian produk paket wisata domestik di beberapa...
TRANSCRIPT
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Paket Wisata Domestik di Beberapa Biro
Perjalanan Wisata (BPW) Kota Bandung
(Studi Pada BPW cakra tiga)
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini persaingan merupakan kata kunci
yang tidak dapat lepas dari kehidupan berusaha.
Seluruh upaya dilakukan untuk dapat memenangkan
persaingan. Hal tersebut diperparah lagi dengan
kondisi produk yang ditawarkan hampir tidak dapat
dibedakan. Dalam arti bahwa produk yang ditawarkan
kepada konsumen tidak dapat dibedakan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain. Terlebih
dalam sektor jasa. Dikarenakan kondisi lingkungan
dan paradigma pada saat ini telah berubah, sektor
jasa memegang peranan yang sangat penting di dalam
perekonomian dunia. Hampir dua pertiga perekonomian
dunia dikuasai oleh sektor jasa (Rambat, 2001).
Di jelaskan lebih jauh oleh Rambat bahwa di
Eropa misalnya, sektor ini telah menyumbangkan 60%
PDB (Produk Domestik Bruto) dan di Indonesia telah
mencapai 30% dari total PDB.
Sektor pariwisata sebagai bagian dari industri
jasa, pada saat ini diharapkan mampu memberikan
peranan yang sangat strategis di dalam perekonomian
negara. Terlebih di negara-negara berkembang seperti
Asia, Amerika Latin dan Afrika serta sebagian negara
di Lautan Pasifik (www.unwto.org).
Lebih jauh UNWTO melaporkan bahwa “Tourism 2020Vision forecasts that international arrivals are expected to reach nearly1.6 billion by the year 2020. Of these worldwide arrivals in 2020, 1.2billion will be intraregional and 378 million will be long-haul travellers.The total tourist arrivals by region shows that by 2020 the top threereceiving regions will be Europe (717 million tourists), East Asia andthe Pacific (397 million) and the Americas (282 million), followed byAfrica, the Middle East and South Asia”.
Dari pernyataan UNWTO di atas terlihat bahwa
sejatinya pariwisata mampu memberikan kontribusi
positif terhadap perekonomian dunia. Inilah yang
menjadi triger di dalam penataan kembali
kepariwisataan sebagai generator of economy sebuah
negara.
Perkembangan pariwisata global telah mampu
memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan
pariwisata nasional. Terlebih terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan
meningkatnya kontribusi sektor pariwisata terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional, yang ditandai dengan
meningkatnya Product Domestic Bruto (PDB) dari 4,80%
pada Tahun 2010 dan diharapkan menjadi 5,25% pada
Tahun 2014, meningkatnya kontribusi pariwisata
terhadap lapangan kerja nasional dari 7,7 juta orang
pada tahun 2010 dan diprediksi akan mengalami
peningkatan sebesar 9,2 juta orang pada tahun 2014,
dan meningkatnya nilai investasi sektor pariwisata
terhadap investasi nasional dari 5,19% pada tahun
2010 menjadi 6,43% pada tahun 2014. Kondisi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara yang ditandai dengan peningkatan jumlah
wisatawan mancanegara dari 6.700.000 orang pada
tahun 2010 menjadi 8.600.000 orang pada tahun 2014.
(Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2011).
Pertumbuhan tersebut berimbas pada jumlah
kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung.
Tabel 1 di bawah ini dapat dilihat perkembangan
kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung:
Tabel 1Jumlah wisatawan ke Kota Bandung
Tahun Wisatawan
Mancanegara
Wisatawan
Domestik
2008 175.511 4.320.634
2009 185.076 4.748.14
2010 228.449 4.951.439
2011 225.585 6.487.239
Sumber: BPS Kota Bandung, 2012
Dengan meningkatnya wisatawan yang datang ke
Kota Bandung, memberikan kesempatan bagi pengusaha
jasa, khususnya biro perjalanan wisata (BPW) untuk
dapat menawarkan produk mereka kepada wisatawan.
Produk paket wisata, khususnya paket wisata
domestik, memberikan kontribusi yang tidak sedikit
bagi beberapa BPW di dalam penjualan mereka. Hal ini
dikarenakan produk paket wisata domestik dikemas
sedemikian rupa sehingga beberapa fasilitas
perjalanan seperti, transportasi, akomodasi dan jasa
rumah makan sudah termasuk di dalamnya. Dengan kata
lain satu produk di dalamnya terdapat beberapa
produk lain yang siap di “konsumsi” oleh wisatawan.
Ini yang dikenal dengan istilah produk amalgam.
Melihat kondisi tersebut wajar apabila paket wisata
ini dipergunakan sebagai daya ungkit (leveraging) bagi
pendapatan (revenue) BPW.
Dari sisi lain produk paket wisata akan
membentuk rantai pasok (supply chain) yang tidak akan
habis sepanjang manusia masih membutuhkan kegiatan
Transportasi Akomodasi Rumah makanDaya tarik wisataKerajinan tangan
wisata. Rantai pasok dimaksud seperti tergambar pada
penjelasan di bawah ini:
Gambar 1Rantai Pasok Paket wisata
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa paket
wisata dapat memberikan kontribusi terhadap
keuntungan BPW. Maka tidak mengherankan apabila
banyak BPW yang berusaha menjual paket wisata
sebagai produknya.
Akan tetapi permasalahan mengemuka ketika para
BPW tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya
sebagai penyedia jasa (service provider). Sejatinya
mereka menyadari bahwa fungsi penyedia jasa,
memberikan layanan terbaik bagi konsumen, sehingga
Manajemen dan Pemasaran
Marjin
Keuntungan
Sumber: Diadaptasi dari Porter
konsumen ataupun calon konsumen merasa nyaman ketika
menjalani proses transaksi jasa dimulai.
Konsumen sebagai end user dari produk jasa
mempunyai peranan besar didalam menentukan pilihan
produk yang akan dikonsumsinya. Terlebih ketika
produk paket wisata sejenis banyak pilihanya. Ini
yang membuat posisi tawar (bargaining position) dari
konsumen menjadi tinggi. Kondisi ini tidak disadari
oleh beberapa BPW sehingga dalam penyampaian ataupun
proses transaski jasa banyak gap terjadi.
Keluhan yang disampaikan oleh konsumen biasanya
berkenaan dengan pelayanan yang tidak ramah,
keluhahan yang tidak di tanggapi dan performance dari
karyawan. Masih banyak keluhan konsumen tentang
rendahnya kualitas jasa yang mereka terima baik yang
dimuat di media cetak maupun media lain. Dan bahkan
terjadi, mereka tidak menyampaikan keluhanya melalui
media apapun akan tetapi menyampaikan kepada teman
bahkan kerabat yang akan membeli paket wisata (word
of mouth). Kondisi ini harus diantisipasi oleh BPW
sehingga keberlangsungan usaha dapat terjaga.
Kualitas layanan jasa mempunyai peranan yang
penting di dalam keberlangsungan usaha. Hal ini
sejalan dengan pemikiran Kotler (1996), konsumen
yang terpuaskan akan:
1. Melakukan pembelian ulang,
2. Mangatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan
kepada orang lain,
3. Kurang memperhatikan merek ataupun iklan produk
pesaing,
4. Membeli produk yang lain dari perusahaan- yang
sama.
Melihat kondisi tersebut maka penulis bermaksud untuk
meneliti hubungan antara kualitas pelayanan dengan
keputusan membeli yang dilakukan oleh wisatawan di
beberapa BPW, khususnya BPW cakra tiga di Kota Bandung,
dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Paket Wisata Domestik di
Beberapa Biro Perjalanan Wisata (BPW) Kota Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi di
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kualitas pelayanan biro perjalanan
wisata yang berada di Kota Bandung?
2. Bagaimana keputusan membeli produk paket wisata
domestik di biro perjalanan wisata Kota Bandung ?
3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap
pembelian produk paket wisata domestik pada biro
perjalanan wisata Kota Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
data guna menjawab masalah penelitian yang
dirumuskan di atas. Adapun tujuan penelitian ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran pelayanan biro
perjalanan wisata yang berada di Kota Bandung?
2. Untuk mengetahui bagaimana keputusan membeli
produk paket wisata domestik di biro perjalanan
wisata Kota Bandung
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas
pelayanan terhadap pembelian produk paket wisata
domestik pada biro perjalanan wisata Kota Bandung
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat penelitian bagi yang
membutuhkannya..Manfaat penelitian ini dapat berguna
bagi peneliti, maupun perusahaan yang diteliti dalam
hal ini adalah beberapa BPW cakra tiga Kota Bandung.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti dapat mengetahui dan
memahami kegiatan sebuah organisasi
pariwisata yang berkaitan dengan masalah
kualitas produk paket wisata dan keputusan
pembelian.
2. Bagi asosiasi, dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan atau masukan untuk
pengambilan keputusan dimasa yang akan
datang khususnya berkaitan dengan kualitas
produk paket wisata.
3. Bagi masyarakat umumnya dapat dijadikan
sebagai sumber referensi dalam pembuatan
laporan akademis terutama yang berhubungan
dengan kualitas produk paket wisata.
E. Kerangka Pemikiran
Parasuraman et. al, (1988) dalam Setyawan dan Ihwan
(2004:30) mengkonstatir bahwa terdapat 5 (lima)
kriteria yang digunakan konsumen dalam menilai
kualitas pelayanan. Kelima pelayanan tersebut
yaitu:
1. Bukti Fisik (Tangible)
Berkenaan dengan fasilitas fisik, peralatan, dan
penampulan dari karyawan.
2. Reliabilitas (Reliability)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
pelayanan yang di janjikan secara akurat dan
terpercaya.
3. Daya Tanggap (Responsiveness)
Berkenaan dengan kesediaan untuk membantu
konsumen dan menyediakan layanan yang dijanjikan.
4. Jaminan (Assurance)
Berkenaan dengan pengetahuan dan perilaku
karyawan serta kemampuan untuk menginspirasikan
kepercayaan dan keyakinan.
5. Empati (Empathy)
Berkenaan dengan rasa yang timbul dari service
provider dalam memposisikan dirinya sebagai
konsumen.
Menurut Fandy Tjiptono (2005; 119), sikap dan
cara dalam melayani konsumen secara memuaskan,
berperan besar dalam menciptakan keunggulan layanan
(service excellent). Keunggulan seperti ini dibentuk
melalui pengintegrasian empat pilar yang saling
berkaitan erat yaitu, kecepatan, ketepatan,
keramahan, dan kenyamanan layanan. Dengan
keberhasilan mencapai tingkat excellent, maka suatu
perusahaan akan mudah meraih manfaat besar, terutama
berupa kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Zeithaml dan Bitner dalam bukunya Services
Marketing, yang telah diterjemahkan oleh Iskandar
(2000; 123), menjelaskan bahwa kepuasan konsumen
dapat dipandang sebagai konsep yang lebih luas dimana
terdapat banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen seperti service quality, product quality,
price, situational factors, dan personal factors.
Keputusan pembelian merupakan suatu rangkaian
atas stimulasi yang timbul dari diri konsumen yang
diakibatan oleh pemenuhan kebutuhanya atas produk,
barang dan jasa yang harus dipenuhi. Keputusan
pembelian membutuhkan proses. Deskripsi proses
keputusan pembelian dijelaskan oleh Kotler (2000)
mulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku
setelah pembelian.
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi
oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia,
pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan
menentukan proses pengambilan keputusan dalam
melakukan pembelian. Menurut Kotler (1997) ada
beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk
melakukan pembelian
Pengertian keputusan pembelian, menurut
Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam
proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen
benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan
suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang
ditawarkan.
F. Model Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pikir atas permasalahan yang akan
diteliti dapat digambarkan seperti berikut ini:
G. Hipotesis
Berdasarkan paparan di atas maka penulis menarik
sebuah hipotesis yaitu “ kualitas pelayanan akan
berpengaruh terhadap keputusan membeli produk”.
I. Lokasi & Rencana Waktu Penelitian
Dimensi kualitas jasa:
1. Tangibles (bukti nyata)
2. Reliability (keandalan)
3. Responsiveness (ketanggapan)
4. Assurance (jaminan)5. Empathy (empati)
Keputusan Membeli
a. Kemantapan pada sebuah produk
b. Kebiasan dalam membeli produk
c. Memberikan rekomendasi pada orang lain
1. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakuakan di beberapa BPW cakra
tiga di Kota Bandung, selama tiga bulan. Mulai dari
Bulan Maret sampai Mei 2012.
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Metode yang digunakan
Metode penelitian dapat diartikan secara ilmiah
yang digunakan untuk mendapatkan data obyektif,
valid dan reliable. Setelah ditemukan dan
diteliti, data tersebut dapat diembangkan
menjadi suatu pengetahuan yang dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan dan mengatasi
masalah.
Metode penelitian yang digunakan dalam
penyusunan skripsi ini adalah deskripsi
analisis. Menurut Sugiyono (2004:37) disebutkan
bahwa penelitian ini berusaha untuk memaparkan
pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan
data, kemudian menyajikan data, menganalisis dan
menginterpretasikanya.
2. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, data dikelompokan ke dalam
dua kelompok, yaitu:
a. Jenis Data
Data primer
Data yang berkenaan dengan variabel independen
(kompetensi) dan variabel dependen (kinerja),
berupa daftar pertanyaan yang disebar kepada
konsumen, wawancara, teori para pakar dan
observasi lapangan di perusahaan yang menjadi
obyek penelitian.
a. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data kedua yang penulis
dapatkan. Adapun data ini penulis peroleh
melalui literatur dalam bentuk wacana, tabel,
dan gambar. Untuk kemudian disesuaikan dengan
kondisi penelitian.
2. Sumber Data
a. Sumber data intern
Data yang diperoleh di obyek penelitian, dimana
data ini didapatkan melalui pramuwisata di HPI
(sejarah perusahaan, bagan organisasi dan urai
tugas masing masing bagian).
b. Sumber data ekstern
Diperoleh melalui literatur, buku, penelitian
sejenis, majalah dan koran serta internet yang
berhubungan dengan variabel yang diteliti.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian di HPI adalah sebagai berikut:
1. Peneltian Lapangan (Field Research)
Adalah teknik pengumpulan data dengan cara
menyebarkan secara langsung kepada konsumen
daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
mereka untuk berikutnya di analisis. Teknik
ini dilakukan dalam rangka mendapatkan data
primer. Adapun penelitian lapangan ini
dilakukan dalam bentuk:
a.Observasi
Teknik ini digunakan bila objek penelitian
bersifat perilaku manusia, Proses keja,
gejala alam dan sumber daya manusia yang
ada. Observasi dilakukan di beberapa BPW
Kota Bandung.
b.Wawancara
Wawancara atau interview merupakan teknik
pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh peneliti
kepada pihak yang berwenang. Wawancara ini
dilakukan untuk menambah data yang
diperlukan sesuai dengan masalah yang
diteliti.
c.Daftar Pertanyaan
Penyebaran chek list/ kuestioner,
disampaikan kepada responden berupa
pertanyaan. Dalam hal ini yang dijadikan
sebagai sumber data adalah para konsumen
BPW cakra tiga Kota Bandung.
Adapun pertanyaan yang diberikan kepada
responden diberi skala. Adapun penilaian
skala yang digunakan adalah LIKERT dimana
dalam skala tersebut berjenjang lima (5).
Setiap instrumen diberi nilai sebagai
berikut:
5 : Sangat setuju (SP)
4 : Setuju (P)
3 : Sedang (SD)
2 : Tidak setuju (TP)
1 : Sangat Tidak Setuju (STP)
2. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
studi kepustakaan dengan cara mempelajari,
meneliti, mengkaji, serta menelaah beberapa
literatur berupa buku, jurnal, majalah surat
kabar ataupun sumber lain di internet yang
relevan dengan masalah yang diteliti. Hal
ini dilakukan sesungguhnya agar didapatkan
dasar teori yang diharapkan dalam menunjang
kerangka pemikiran pengolahan data dan
pembahasan hasil penelitian.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen BPW cakra tiga di Kota Bandung yang
menjadi klien.
3.2.4.2 Sampel
Sampel yang diambil dalam suatu
penelitian harus benar-benar mewakili
karena kesimpulan yang diambil dari
mempelajari suatu sampel akan berlaku
untuk populasi secara keseluruhan.
Keterangan selanjutnya mengenai jumlah
dan unit sampel yang digunakan dalam
21 eNNn
penelitian ini dapat diketahui melalui
penjelasan selanjutnya.
Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan
rumus Slovin, adalah sebagai berikut:
Keterangan:
n = Ukuran sampel yang dibutuhkan.
N = Ukuran populasinya
e = Menyatakan margin error yang
diperkenankan. Dalam ilmu sosial- ekonomi,
margin error yang diperkenan berkisar antara 5 –
10 persen. Dalam hal ini, margin error yang
digunakan adalah 10 persen atau 0,1
Berdasarkan rumus tersebut maka sampel dalam
penelitian ini sebanyak 100 orang dengan
penghitungan berikut ini:
n=500
1+500(0,1)2
n=5006
n=83 dibulatkan menjadi 100
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Accidental Sampling, yaitu
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja nasabah yang mengambil menabung
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dan dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai
sumber data. (Sugiyono, 2001:60).
D. Operasionalisasi Variabel
Supaya penelitian ini lebih jelas dan terarah
maka perlu ditentukan variabel penelitiannya.
Dikarenakan peneliti menggunakan metode
penelitian deskriptif analisis yang hanya
menggambarkan keadaan dalam satu perusahaan
saja, maka variabel yang dimaksud adalah :
1. Variabel Bebas (Independent variable)
Variabel bebas sering disebut sebagai
variabel yang menerangkan. Variabel bebas
yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
lain yang tidak berdiri sendiri. Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah
kompetensi, dimana:
Kualitas pelayanan merupakan variabel yang
akan diteliti di dalam penelitian ini. Adapun kelima
dimensi kualitas pelayana tersebut adalah:
1.Tangibles (produk-produk fisik)
Tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana
komunikasi serta yang lainnya yang dapat dan harus ada
dalam proses jasa.
Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah
(Parasuraman , 2005 ):
a. Peralatan dan perlengkapan
b. Kenyamanan ruangan
c. Kerapian petugas bank
d. Fisik bangunan
e. Dekorasi atau tata ruang bank
2.Emphaty (empati)
Meliputi sikap kontak personel maupun perusahan untuk
memahami kebutuhan maupun kesulitan konsumen,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan
dalam melakukan komunikasi atau hubungan. Atribut-
atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman
, 2005):
a. Pembinaan dan penyuluhan
b. Antisipasi produk
c. Perhatian khusus pada nasabah
3.Responsiveness (daya tanggap)
Yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk
membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen.
Membiarkan konsumen menunggu, terutama tanpa alas an
yang jelas, akan menimbulkan kesan negative yang tidak
seharusnya terjadi. Kecuali jika kesalahan ini
ditanggapi dengan cepat, maka bisa menjadi suatu yang
berkesan dan menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah
(Parasuraman , 2005):
a. Kejelasan informasi yang di dapat
b. Pemberian pelayanan yang tidak membeda-bedakan
konsumen
c. Ketepatan dan kecepatan dalam menyelesaikan masalah
d. Daya tanggap dalam menghadapi pertanyaan konsumen
4.Reliability ( kehandalan)
Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk
dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara
tepat waktu (ontime), dengan cara yang sama sesuai
dengan jadual yang telah dijanjikan dan tanpa
melakukan kesalahan setiap kali. Adapun atribut-
atribut yang berada dalam dimensi ini antara lain
adalah (Parasuraman , 2005):
a. Kemauan dan kejujuran pegawai
b. Pelayanan pada saat mendaftar
c. Penetapan janji atau ketepatan waktu pelayanan
d. Prosedur pengurusan transaksi cepat dan tepat
5.Assurance (jaminan)
Meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, sopan, dan
sifat dapat dipercaya dari kontak personel untuk
menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan merasa
terbebas dari bahaya dan resiko. Atribut-atribut yang
ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman , 2005):
a. Mampu berkomunikasi
b. Informasi yang akurat
c. Ketrampilan petugas
d. Wawasan dan sopan santun
e. Keramahan pegawai
f. Keamanan
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Yaitu sejumlah gejala dengan berbagai unsur /
faktor di dalamnya yang ada dipengaruhi oleh adanya
variabel lain. Dalam penelitian ini adalah
keputusan membeli konsumen
a. Kemantapan pada sebuah produk
b. Kebiasan dalam membeli produk
c. Memberikan rekomendasi pada orang lain
d. Pembelian ulang
Untuk memperjelas variabel – variabel yang akan
diteliti, maka peneliti menjelaskan penelitian
tersebut dalam sebuah tabel seperti berikut ini:
Tabel
Operasionalisasi Variabel kaitannya dengan instrumen
Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator/ Skala
instrumen Ukur
KualitasPelayana
n(X)
Kualitaspelayanan
menurut Wyckofdalam Tjiptono
(2001:59)adalah tingkatkeunggulan
yangdiharapkan danpengendalianatas tingkatkeunggulan
tersebut untukmemenuhikeinginanpelanggan/konsumen
X1 = Tangible a.Peralatan danperlengkapan
Ordinal
b.Kenyamananruangan
Ordinal
c.Kerapianpetugas bank
Ordinal
d. Fisik bangunan Ordinal
e. Dekorasi atautata ruang bank
Ordinal
X2 = Reliability a. Kemauan dan kejujuran pegawai
Ordinal
b.Pelayanan padasaat mendaftar
Ordinal
c.Penetapan janjiatau ketepatan waktu pelayanan
Ordinal
d.Prosedur pengurusan transaksi cepat dan tepat
Ordinal
X3 =
Responsiveness
a.Kejelasaninformasi yang didapat
Ordinal
b.Pemberianpelayanan yangtidak membeda-bedakan konsumen
Ordinal
c.Ketepatan dankecepatan dalammenyelesaikanmasalah
Ordinal
d.Daya tanggapdalam menghadapipertanyaankonsumen
Ordinal
X4 =
Assurance
a. Mampu berkomunikasi
Ordinal
b. Informasi yangakurat
Ordinal
c. Ketrampilan petugas
Ordinal
d. Wawasan dan sopan santun
Ordinal
e. Keramahan pegawai
Ordinal
f. Keamanan Ordinal
X5 = Emphaty a.Pembinaan danpenyuluhan
Ordinal
b. Antisipasiproduk
Ordinal
c.Perhatian khususpada nasabah
Ordinal
b.Kepuasan akanproduk yangditawarkan
Ordinal
c.Penyediaaninformasi padasaat diminta
Ordinal
d.Kontak dengannasabah sangattinggi
Ordinal
e.Pertimbangankualitaspelayanan
Ordinal
OPERASIONALISASI VARIABEL (Y) KEPUTUSAN PEMBELIAN
Variabel KonsepVariabel Indikator Ukuran Skala
KeputusanPembelianSumber : Faustino Cardoso (2003)
E. Uji Kualitas Data
1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2001) uji validitas (uji
kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur sah / valid tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. Untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel dalam penelitian ini
telah benar-benar mengukur apa yang ingin
diukur, maka menggunakan korelasi product
moment (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi,
1995:137).
Selanjutnya untuk menghitung nilai korelasi
antara data pada masing – masing pertanyaan
dengan skor total, maka dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi Pearson Product
Moment Sugiyono (2005:212)
rxy=n∑xy−(∑x)(∑y)
√{n∑x2−(∑x ¿¿¿2 }{n∑y2−¿¿¿
Dimana : X = skor tiap pertanyaan
Y = Skor total
n = banyaknya sampel
rxy = koefisien validitas butir
pertanyaan yang dianalisis
xy = total variabel x dan variabel ∑
y
x∑ 2 = total skor kuesioner x
y∑ 2 = total skor kuesioner y
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
valid. Valid berarti intrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang akan
diukur.
Pengambilan keputusannya bahwa setiap
indikator valid apabila nilai r hitung lebih
besar atau sama dengan r tabel. Untuk
menentukan nilai r hitung, dibantu dengan
program SPSS yang dinyatakan dengan nilai
Corrected Item Total Correlation.
2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Ghozali (2001:41)
adalah alat ukur untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel konstruk. Cara menghitung tingkat
reliabilitas suatu data yaitu dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun rumus
penghitungannya adalah sebagai berikut :
∝=k.r
1+(r−1)k
Dimana :
α = koefisien reliabilitas
k = jumlah item per-variabel x
r = mean korelasi antar item
Hasil pengujian dikatakan reliabel apabila
nilai r Cronbach alpha > 0,60 (Nunnaly (1967)
dalam Ghozali (2001:42), dimana pada
pengujian reliabilitas ini menggunakan
bantuan komputer program SPSS.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Koefisien Korelasi Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah
suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh
dua variabel bebas atau lebih terhadap
variabel terikat untuk membuktikan ada atau
tidaknya hubungan fungsi atau hubungan
kausal antara dua variabel bebas atau lebih
dengan satu variabel terikat. (Riduwan,
2004:152). Untuk mempermudah dan menghemat
waktu maka dalam penelitian ini dibantu
dengan program SPSS dalam proses
penghitungannya
Rumus :
Ȳ=a+b1x1+b2x2………+b5x5
Dimana:
Ŷ = Keputusan membeli
X1 = Tangible
X2 = Empathy
X3 = Responsiveness
X4 = Reliability
X5 = Assurance
b1 = Koefisien regresi variabel antara x1 dan
y
b2 = Koefisien regresi variabel antara x2 dan
y
b3 = Koefisien regresi variabel antara x3 dan
y
b4 = Koefisien regresi variabel antara x4 dan
y
b5 = Koefisien regresi variabel antara x5 dan
y
a = konstanta
2.Menggambarkan keeratan hubungan secara
simultan antara X1, X2, ..... X5 dengan Y
dengan menafsirkan nilai Ry, X1, X2, ......X5
berdasarkan tafsiran Sugiyono sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Umum Koefisen
Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi
(2004:149)
3.Menghitung nilai koefisien determinasi
multiple (berganda) R2 Y....X yang
menggambarkan besranya variasi variabel Y
yang dapat diterangkan dalam hubungannya
dengn X1, X2, .....X5.
4. Rancangan Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Hipotesis statistik :
H0 : β1 =β2= .....β5 = 0, menunjukkan bahwa
variabel bebas (X1) sampai dengan variabel
X5 tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat (Y) kinerja.
H1 : β1 ≠ 0, minimal ada satu dari
variabel bebas (X) yang diuji mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat (Y).
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel – variabel bebas X secara
simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel tergantung (dependen).
Uji F membuktikan apakah terdapat minimal
satu variabel Y. Uji F tersebut dirumuskan
dengan :
Rhitung=R2/k
(1−R2)/(n−k−1)
Keterangan :
k = banyaknya variabel
n = Jumlah sampel
R2 = Koefisien determinasi
Pada tingkat keyakinan 95% atau pada taraf
nyata sebesar 5% dilakukan uji hipotesis
variasi regresi secara simultan dengan
menggunakan analisis variasi atau Uji F
melalui prosedur sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui signifikansi analisis
variasi regresi, dilakukan perbandingan
antara nilai Fhitung regresi dengan Ftabel.
b. Apabila Fhitung > Ftabel 5%, berarti bahwa
secara simultan variabel – variabel
bebas X berpengaruh terhadap variabel
dependen Y.
c. Apabila Fhitung< Ftabel 5%, berarati bahwa
secara simultan variabel – variabel
bebas X tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen Y.
5. Uji Hipotesi Parsial (Uji t)
Hipotesis statistik
a. H0 : β1 ≤ 0 : artinya aspek Tangible tidak
berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja konsumen.
H1 : β1 > 0 : artinya aspek Tangible
berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja konsumen.
b. H0 : β2 ≤ 0 : artinya aspek empathy tidak
berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja konsumen.
H1 : β2 > 0 : artinya aspek empathy
berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja konsumen.
c. H0 : β3 ≤ 0 : artinya aspek Responsiveness
tidak berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja konsumen.
H1 : β3 > 0 : artinya aspek Responsiveness
berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja konsumen.
d. H0 : β4 ≤ 0 : artinya aspek reliability
tidak berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja konsumen.
H1 : β4 > 0 : artinya aspek reliability
berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja konsumen.
e. H0 : β5 ≤ 0 : artinya aspek assurance
tidak berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja konsumen.
H1 : β5 > 0 : artinya aspek assurance
berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja konsumen.
Uji t dilaksanakan untuk mengetahui
variabel bebas X yang mana berpengaruh
terhadap variabel dependen Y.
Uji t menguji signifikansi pengaruh
variabel bebas (X) secara parsial
terhadap variabel terikat (Y) yang
dapat dihitung dengan rumus :
thitung=β1
Sβ1
Keterangan :
β1 = koefisien regresi
Sβ1 = simpangan baku β1
Pada tingkat keyakinan 95% atau pada
taraf nyata sebesar 5% uji terhadap β1.
Uji terhadap hipotesis tersebut di atas
dilakukan dengan membandingkan nilai
thitung dengan ttabel.
a. Apabila thitung> ttabel 5%, berarti bahwa
secara parsial variabel bebas (Xi)
mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen (Y).
b. Apabila thitung > ttabel 5%, berarti
bahwa secara parsial variabel bebas
(Xi) tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (Y).