penerapan model pembelajaran tipe stad terhadap - jurnal

11

Upload: khangminh22

Post on 26-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

penerapan ModelPembelajaran Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika

{223

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS IV MIN 5 KOTA

BANDA ACEH

Nurmalawati

Guru MIN 5 Banda Aceh, E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tipe STAD terhadap hasil belajar matematika di kelas IV MIN 5 Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan metode deskriptif. Subjek penelitian berjumlah 39 orang siswa terdiri dari 19 laki-laki dan 20 perempuan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh rata-rata nilai post tes 77.78, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV MIN 5 Kota Banda Aceh. Proses belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik karena siswa lebih mudah menentukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dengan mendiskusikan bersama temannya. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi dan terjadi interaksi dengan siswa lain dengan saling berbagi gagasan serta memberi kesempatan pada siswa lain untuk mengungkapkan pendapatnya. Kata kunci: Penerapan Model, Pembelajaran Tipe STAD, Hasil Belajar. A. PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Salah satu upaya untuk

mewujudkan tujuan pembangunan nasional yaitu melalui pendidikan

Vol. 7, No. 2, Juli 2019

224}

yang dapat ditempuh di mana saja, kapan saja, dan bagi siapa saja

yang ingin menuntut ilmu untuk meningkatkan pengetahuan baik

dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Secara konseptual

tujuan pendidikan yang hendak dicapai adalah membentuk manusia

Indonesia seutuhnya, seperti dinyatakan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-

Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU

sisdiknas) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat (Undang-Undang No 20 Tahun 2003).

Guru adalah seorang fasilitator, pengajar dan pendidik yang

harus mampu mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan,

menilai dan mengevaluasi setiap peserta didik ke arah yang lebih

positif. Guna menjadi insan yang berakhlak mulia, memiliki ilmu

pengetahuan yang luas serta bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa.

Di samping itu, model pembelajaran yang digunakan oleh

guru yang dapat menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa

sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain, proses

belajar mengajar merupakan proses interaksi edukatif antara guru

yang menciptakan suasana belajar dengan siswa yang belajar. Maka,

cara mengajar yang baik adalah model yang dapat menumbuhkan

kegiatan belajar bagi siswa, dan upaya guru dalam memilih model

cara yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu pengajaran.

Pembelajaran Model STAD merupakan “model pembelajaran

dengan menggunakan sistem pengelompokan, yaitu “antara empat

penerapan ModelPembelajaran Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika

{225

sampai enam orang yang mempunyai latar belakang, kemampuan

akademis, jenis kelamin, ras atau suku bangsa yang berbeda (Wina

Sanjaya: 2009, 194). Model pembelajaran diyakini dapat memberikan

peluang peserta didik untuk terlibat maupun pada saat proses belajar

mengajar berlangsung. Dengan demikian, perlunya dibenahi pada

menerapkan model pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas

peserta didik, terutama aspek berfikir kreatif.

Rendahnya kemampuan guru dalam menjelaskan pelajaran

dan kurangnya terampil dalam menggunakan model, metode,

ataupun media pembelajaran dapat mengakibatkan kurangnya

motivasi siswa dalam belajar, dan siswa tidak mampu menerima

pelajaran dengan baik dan sempurna.

Fakta di sekolah bahwa pelajaran matematika di sekolah masih

sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, pelajaran yang

paling tidak disenangi dan ditakuti oleh sebagian besar siswa.

Sehingga banyak siswa yang kurang memperhatikan ketika guru

memberikan materi pelajaran serta banyak siswa yang tidak

mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.

Ini menandakan bahwa keaktifan serta motivasi siswa dalam belajar

masih kurang, sehingga prestasi belajar juga rendah.

Berdasarkan observasi di MIN 5 Kota Banda Aceh bahwa

kendala kemampuan guru dalam mengembangkan model-model

belajar dan rendahnya daya serap belajar siswa. Sehingga dampak

yang dirasakan dalam mewujudkan pendidikan yang ingin dicapai

oleh sekolah tidak tercapai, siswa merasa jenuh dan bosan dalam

belajar, nilai yang didapatkan dalam hasil belajar murid rendah, wali

murid merasakan kekecewaan yang mendalam dengan hasil yang

didapatkan oleh siswa.

Vol. 7, No. 2, Juli 2019

226}

Adapun alasan penulis melakukan penelitian ini, karena

mengingat begitu pentingnya menerapkan model STAD dalam

pembelajaran pada kelas IV MIN 5 Kota Banda Aceh, karena dengan

adanya menerapkan model STAD, maka hasil belajar yang baik pun

pasti akan dimiliki oleh siswa dan membangkitkan motivasi siswa

agar lebih aktif.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, ini perlu dibahas

secara terperinci dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Tipe

STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika di Kelas IV MIN 5 Kota

Banda Aceh”.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah suatu

penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-

induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para

ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya,

kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan yang

diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) atau penolakan

dalam bentuk dokumen data empiris lapangan. (Ahmad Tanzeh: 2009, 99)

Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori,

membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel,

memberikan deskripsi statistic, menaksir dan meramalkan hasilnya.

Desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif harus

terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin

sebelumnya. Desain bersifat spesifik dan detail karena desain

merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan

sebenarnya. (Ahmad Tanzeh: 2009, 10)

penerapan ModelPembelajaran Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika

{227

Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling sederhana,

dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain karena dalam

penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau

wilayah yang diteliti. Ini artinya bahwa dalam penelitian, peneliti

tidak mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap

objek atau wilayah penelitian. Dan jenis dari penelitian deskriptif yang

peneliti gunakan adalah penelitian korelasi sebab akibat dimana

peneliti bermaksud untuk mengetahui implementasi metode yang

digunakan.

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MIN 5 Kota Banda Aceh.

Madrasah ini terletak Jalan Mesjid Tuha No. 2 Ie Masen Ulee Kareng

Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, dengan waktu penelitian dilakukan

pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Lokasi ini peneliti pilih

karena mudah dijangkau oleh peneliti.

Untuk memperoleh data dalam penyusunan proposal ini,

penulis menggunakan meto1de fieldresearch (penelitian lapangan)

yaitu penelitian dilakukan untuk mendapatkan data yang objektif di

lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan

adalah sebagai berikut: Observasi dan Tes.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Data Siswa

Data siswa kelas IV MIN 5 Kota Banda Aceh dapat dilihat dalam

tabel berikut ini:

Tabel 3. 1 Rekapitulasi Hasil Belajar

No Kegiatan Nilai Kategori Jumlah Siswa Ket

1. Pre Test 60 Belum tuntas 5

Vol. 7, No. 2, Juli 2019

228}

2. Post Test 75 Tuntas 34

Dari tabel rekapitulasi hasil belajar di atas dapat dijelaskan

bahwa nilai pre test siswa yang belum tuntas 5 orang dengan rata-rata

mendapatkan nilai 60, sedangkan nilai post test siswa yang sudah

tuntas dengan jumlah 34 orang siswa dengan nilai 75.

Berdasarkan rekapitulasi hasil belajar di atas, hasil pre-test dan

post test dapat digambarkan dalam histogram sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Histogram distribusi frekuensi hasil pre-test

Histogram di atas menunjukkan, frekuensi yang paling tinggi

ada nilai post test dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa, dan

siswa yang menjawab pre test sebanyak 5 orang siswa dengan

kategori belum tuntas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil

belajar siswa meningkat setelah penerapan model pembelajaran

STAD, hasilnya dapat dilihat dari nilai rata-rata post-test siswa yaitu

sebesar 77.87. nilai tersebut dikategorikan pada nilai baik (71-85).

Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini

dapat diterima dan teruji kebenarannya.

Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD), yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Model

534

02040

Pre Test Post Test

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIN 5 Kota

Banda Aceh

penerapan ModelPembelajaran Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika

{229

pembelajaran ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok

heterogen yang dapat menimbulkan motivasi siswa untuk berprestasi

meningkat karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab dalam

kelompoknya dan membuat hasil kelompoknya lebih baik dari

kelompok lain.

Dari paparan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar matematika. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

sangat dinanti siswa karena dengan model tersebut siswa dapat

mengembangkan kreativitas pada dirinya untuk terlibat penuh dari

awal hingga akhir proses pembelajaran. Selain itu juga menghilangkan

kebosanan dalam kegiatan belajar karena guru menggunakan varian

baru dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya menggunakan metode

ceramah. Hal ini terjadi karena model pembelajaran kooperatif tipe

STAD yang disajikan secara menarik dengan langkah-langkah

pembelajaran mulai dari penyajian materi, kerja kelompok,presentasi

kelompok, kuis individu dan penghargaan kelompok sangat

menariksiswa. Pada kegiatan pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan kondusif karena siswa tidak hanya mendengar

tetapi dapat melihat, materi yang kongkrit dapat menjadi abstrak

karena menggunakan media powerpoint, siswa dapat terlibat dalam

pembelajaran, siswa belajar menemukan sendiri, siswa berlomba

lomba agar kelompoknya memperoleh kategori tim Super, sehingga

semua siswa berusaha memahami materi yang dipelajari dan

memperoleh nilai yangmemuaskan. Selain itu model pembelajaran

kooperatif tipe STAD juga menumbuhkan dan memupuk keberanian

siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru saat berada

Vol. 7, No. 2, Juli 2019

230}

dalam proses belajar di kelas, yang dulunya tidak mau atau malu

menjawab pertanyaan guru menjadi mau menjawab tanpa rasa malu.

Semua siswa terlibat dalam diskusi kelompok dan mampu

mengungkapkan pendapatnya. Mereka juga percaya diri saat

menyampaikan pertanyaan dan mempresentasikan hasil kerja

kelompok, siswa tidak takut atau ragu-ragu dalam membuktikan

jawabannya.

Proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD lebih baik karena siswa lebih mudah

menentukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dengan

mendiskusikan bersama temannya. Melalui diskusi akan terjalin

komunikasi dan terjadi interaksi dengan siswa lain dengan saling

berbagi gagasan serta memberi kesempatan pada siswa lain untuk

mengungkapkan pendapatnya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Winkel (1984: 102) Proses belajar yang dialami oleh peserta didik

menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Adanya perubahan itu

tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh peserta didik

terhadap pertanyaan/persoalan/tugas yang diberikan guru.

D. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh rata-

rata nilai post tes 77.78, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan

model tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV

MIN 5 Kota Banda Aceh. Proses belajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik karena siswa lebih

mudah menentukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dengan

penerapan ModelPembelajaran Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika

{231

mendiskusikan bersama temannya. Melalui diskusi akan terjalin

komunikasi dan terjadi interaksi dengan siswa lain dengan saling

berbagi gagasan serta memberi kesempatan pada siswa lain untuk

mengungkapkan pendapatnya.

2. Saran-Saran

Dalam rangka meningkatkan keberhasilan pembelajaran pada

mata pelajaran matematika, peneliti memberikan saran-saran sebagai

berikut:

a. Guru kelas hendaknya menggunakan sarana belajar mengajar

dengan baik, dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam

belajar, serta mengembangkan potensinya dengan cara kerja

sama yang sinergis dengan guru-guru bidang lainnya.

b. Dalam pembelajaran hendaknya guru lebih kreatif dalam

memanfaatkan media ataupun metode yang dikuasai

sesederhana apapun itu untuk menarik minat siswa dalam

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tanzeh. 2009. Pengantar Metode penelitian. Yogyakarta: Teras.

Bakar, A., & Anwar, A. (2015). Learning Materials in Character Education. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(3), 405-416.

Idris, S., & Tabrani ZA. (2017). Realitas Konsep Pendidikan Humanisme dalam Konteks Pendidikan Islam. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 96–113. https://doi.org/10.22373/je.v3i1.1420

Idris, S., Tabrani ZA, & Sulaiman, F. (2018). Critical Education Paradigm in the Perspective of Islamic Education. Advanced Science Letters, 24(11), 8226–8230. https://doi.org/10.1166/asl.2018.12529

Vol. 7, No. 2, Juli 2019

232}

Nana Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Patimah, S., & Tabrani ZA. (2018). Counting Methodology on Educational Return Investment. Advanced Science Letters, 24(10), 7087–7089. https://doi.org/10.1166/asl.2018.12414

Robert. E Slavin. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Safrina, S., & Saminan, S. (2015). The Effect of Model Problem Based Learning (PBL). Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(2), 311-322.

Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:

Rineka Cipta.

Sulaiman, S. (2015). Classroom Management and the Implications to Quality of Learning. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(3), 431-440.

Tabrani ZA. (2012). Future Life of Islamic Education in Indonesia. International Journal of Democracy, 18(2), 271–284.

Tabrani ZA. (2013). Modernisasi Pengembangan Pendidikan Islam (Suatu Telaah Epistemologi Pendidikan). Serambi Tarbawi, 1(1), 65-84.

Walidin, W., Idris, S., & Tabrani ZA. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded Theory. Banda Aceh: FTK Ar-Raniry Press.