partai demokrat

25
STRUKTUR, FUNGSI DAN TUJUAN PARTAI DEMOKRAT DALAM SEBUAH IMPLEMENTASI MAKALAH Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Nilai Tugas Kelompok Mata Kuliah Sistem Politik Indonesia DISUSUN OLEH: KELOMPOK 7 AKBAR DESI OKTARINA DESI PERMATASARI HASRI WAHYUTI OVI IHSANDA RAHMAT RAFINZAR RUSDIANTO TOMMY LIM JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

Upload: independent

Post on 23-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STRUKTUR, FUNGSI DAN TUJUAN PARTAI DEMOKRAT

DALAM SEBUAH IMPLEMENTASI

MAKALAHMakalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Nilai Tugas Kelompok Mata Kuliah Sistem

Politik Indonesia

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

AKBARDESI OKTARINA

DESI PERMATASARIHASRI WAHYUTI

OVI IHSANDARAHMAT RAFINZAR

RUSDIANTOTOMMY LIM

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan

makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Adapun tujuan

penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah Sistem

Politik Indonesia yang dibimbing oleh Dr. Andries Lionardo, S.IP., M.Si. Semoga

makalah ini dapat diperguanakan sebagai acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi

mahasiswa Ilmu Administrasi Negara lainnya.

Adapun dalam penulisan makalah ini, saya tidak sedikit menghadapi

hambatan untuk mengkaji lebih jauh tentang fungsi dan tujuan partai politik,

terutama Partai Demokrat. Namun berkat dorongan yang kuat dari dosen

pembimbing hambatan dalam penyusunan materi ini dapat teratasi.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bari para mahasiswa disamping tujuan utama penyusunan makalah ini

ialah pemenuhan nilai tugas kelompok pertama tahun ajaran 2015/2016 mata

kuliah Sistem Politik Indonesia

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

saya miliki masih belum sempurna. Oleh karena itu saya harapkan kepada dosen

pembimbing untuk memaklumi hal tersebut dan member masukan – masukan

yang bersifat membangun agar lebih baik kedepannya.

Indralaya, 1 Februari 2016

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................1

1.3. Batasan Masalah..........................................................................................1

1.4. Tujuan dan Manfaat.....................................................................................2

BAB II ISI..........................................................................................................2

2.1. Profil Partai Demokrat.................................................................................2

2.2. Susunan Kepengurusan Partai Demokrat.....................................................7

2.3. Fungsi dan Tujuan Partai.............................................................................10

2.4. Implementasi Fungsi dan Tujuan Partai oleh Partai Demkrat.....................13

2.5. Kontroversi dan Konflik Partai Demokrat...................................................18

BAB III PENUTUP...........................................................................................21

3.1. Kesimpulan..................................................................................................21

3.2. Saran.............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia tak pernah lepas dari sebuah sistem yang memiliki peran

besar dalam pelaksanaan pemerintahan Negara Indonesia yaitu sistem politik.

Karena pasti sistem politik-lah yang mejadi tolok ukur kemajuan dalam suatu

negara. Pada negara maju dapat dikatakan bahwa sitem politik didalamnya sudah

tertata dengan baik dan sistematis. Sistem politik sendiri dapat diartikan sebagai

sebuah mekanisme dari seperangkat komponen, dimana setiap komponen tersebut

mempunyai fungsi masing-masing, dimana fungsi tadi melekat pada suatu

struktur-struktur politik dalam rangka pelaksanaan dan pembuatan kebijakan yang

ditujukan kepada masyarkat.

Dalam suatu sistem politik terdapat berbagai unsur, dan salah satu unsur

tersebut adalah partai politik. Seperti yang kita ketahui partai politik di Indonesia

sejak zaman orde lama sudah mulai menguak sampai sekarang terhitung 12 partai

yang masih mewarnai perpolitikan di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terlah di uraikan diatas, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah, yaitu :

1. Apakah fungsi dan tujuan partai secara umum ?

2. Apa fungsi dan tujuan Partai Demokrat ?

3. Bagaimana pelaksanaan fungsi dan tujuan partai oleh Partai Demokrat ?

4. Apa hambatan Partai Demokrat dalam mencapai tujuannya ?

1.3. Batasan Masalah

Sebagai upaya memfokuskan bahasan, pembahasan ini dibatasi pada lingkup

bahasan yang terkait dengan fungsi dan tujuan partai yang ada di Indonesia dan di

fokuskan kembali kepada Partai Demokrat, tidak membahas partai lain yang ada

di Indonesia.

1

1.4. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Ingin mengetahui fungsi dan tujuan partai.

b. Agar memahami fungsi dan tujuan Partai Demokrat.

c. Dapat mengetahui pelaksanaan fungsi dan tujuan Partai Demokrat.

d. Mengetahui hambatan Partai DEmokrat dalam menjalankan fugsinya.

2. Manfaat

a. Manfaat Akademik

Hasil pembahasan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para

generasi muda dan para mahasiswa tentang sistem politik yang ada di

Indoneisa terkhusus mengenai partai politik yang ada di Indonesia beserta

tugas, fungsi dan tujuannya.

b. Manfaat Praktis

Dapat terwujudnya masyarakat yang kompeten dan siap bersaing dalam

dunia politik dengan menjadikan partai politik sebagai wadah atau alat untuk

mendapatkan kekuasaan dengan cara yang sebaik-baiknya dan bertanggung

jawab.

2

BAB II

ISI

2.1. Profil Partai Demokrat

1. Sejarah Partai Demokrat

Partai Demokrat didirikan atas inisiatif saudara Susilo Bambang

Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahan terhormat saudara Susilo

Bambang Yudhoyono pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang

MPR tahun 2001.

Dari perolehan suara dalam pemilihan cawapres dan hasil pooling

public yang menunjukkan popularitas yang ada pada diri Susilo Bambang

Yudhoyo, beberapa orang terpanggil nuraninya untuk memikirkan bagaimana

sosok SBY bisa dibawa menjadi Pemimpin Bangsa dan bukan direncanakan

untuk menjadi Wakil Presiden RI tetapi menjadi Presiden RI untuk masa

mendatang. Hasilnya adalah beberapa orang diantaranya saudara Vence

Rumangkang menyatakan dukungannya untuk mengusung SBY ke kursi

Presiden, dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa terlaksana, jalan satu-satunya

adalah mendirikan partai politik. Perumusan konsep dasar dan platform partai

sebagaimana yang diinginkan SBY dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus

dan selanjutnya tehnis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin

oleh saudara Vence Rumangkang. Juga terdapat diskusi-diskusi tentang

perlunya berdiri sebuah partai untuk mempromosikan SBY menjadi Presiden,

antara lain : Pada tanggal 12 Agustus 2001 pukul 17.00 diadakan rapat yang

dipimpin langsung oleh SBY di apartemen Hilton. Rapat tersebut membentuk

tim pelaksana yang mengadakan pertemuan secara marathon setiap hari. Tim

itu terdiri dari : (1). Vence Rumangkang, (2). Drs. A. Yani Wahid (Alm), (3).

Achmad Kurnia, (4). Adhiyaksa Dault, SH, (5).Baharuddin Tonti, (6). Shirato

Syafei. Di lingkungan kantor Menkopolkampun diadakan diskusi-diskusi

untuk pendirian sebuah partai bagi kendaraan politik SBY dipimpin oleh Drs.

A. Yani Wachid (Almarhum). Pada tanggal 19 Agustus 2001, SBY

3

memimpin langsung pertemuan yang merupakan cikal bakal pendirian dari

Partai Demokrat. Dalam pertemuan tersebut, saudara Vence Rumangkang

menyatakan bahwa rencana pendirian partai akan tetap dilaksanakan dan

hasilnya akan dilaporkan kepada SBY.

Selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 2001, saudara Vence

Rumangkang yang dibantu oleh saudara Drs. Sutan Bhatoegana berupaya

mengumpulkan orang-orang untuk merealisasikan pembentukan sebuah partai

politik. Pada akhimya, terbentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10 (sepuluh)

orang yang bertugas untuk mematangkan konsep-konsep pendirian sebuah

partai politik yakni: (1) Vence Rumangkang; (2) Dr. Ahmad Mubarok, MA.;

(3) Drs. A. Yani Wachid (almarhum); (4) Prof. Dr. Subur Budhisantoso; (5)

Prof. Dr. Irzan Tanjung; (6) RMH. Heroe Syswanto Ns.; (7) Prof. Dr. RF.

Saragjh, SH., MH.; (8) Prof. Dardji Darmodihardjo; (9) Prof. Dr. Ir. Rizald

Max Rompas; dan (10) Prof. Dr. T Rusli Ramli, MS. Disamping nama-nama

tersebut, ada juga beberapa orang yang sekali atau dua kali ikut berdiskusi.

Diskusi Finalisasi konsep partai dipimpin oleh Bapak SBY.

Untuk menjadi sebuah Partai yang disahkan oleh Undang- Undang

Kepartaian dibutuhkan minimal 50 (limapuluh) orang sebagai pendirinya,

tetapi muncul pemikiran agar jangan hanya 50 orang saja, tetapi dilengkapi

saja menjadi 99 (sembilanpuluh sembilan) orang agar ada sambungan makna

dengan SBY sebagai penggagas, yakni SBY lahir tanggal 9 bulan 9. Pada

tanggal 9 September 2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI,

Jakarta Selatan dihadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang

menyatakan bersedia menjadi Pendiri Partai Demokrat dan hadir

menandatangani Akte Pendirian Partai Demokrat. 53 (lima puluh tiga) orang

selebihnya tidak hadir tetapi memberikan surat kuasa kepada saudara Vence

Rumangkang. Kepengurusanpun disusun dan disepakati bahwa Kriteria Calon

Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli, kelahiran Jawa dan beragama

Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah dari luar pulau jawa dan

beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian, maka saudara Vence

Rumangkang meminta saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso sebagai Pejabat

4

Ketua Umum dan saudara Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai Pejabat Sekretaris

Jenderal sementara Bendahara Umum dijabat oleh saudara Vence

Rumangkang.

Pada malam harinya pukul 20.30, saudara Vence Rumangkang

melaporkan segala sesuatu mengenai pembentukan Partai kepada SBY di

kediaman beliau yang saat itu sedang merayakan hari ulang tahun ke 52

selaku koordinator penggagas, pencetus dan Pendiri Partai Demokrat. Dalam

laporannya, saudara Vence melaporkan bahwa Partai Demokrat akan

didaftarkan kepada Departemen Kehakiman dan HAM pada esok hari yakni

pada tanggal 10 September 2001.

2. Pengesahan Partai Demokrat

Pada tanggal 10 September 2001 pukul 10.00 WIB Partai Demokrat

didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI oleh saudara Vence

Rumangkang, saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso, saudara Prof. Dr. Irsan

Tandjung, saudara Drs. Sutan Bhatogana MBA, saudara Prof. Dr. Rusli

Ramli dan saudara Prof. Dr. RF. Saragih, SH, MH dan diterima oleh Ka

SUBDIT Pendaftaran Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian pada

tanggal 25 September 2001 terbitlah Surat Keputusan Menkeh & HAM

Nomor M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai

Demokrat. Dengan Surat Keputusan tersebut Partai Demokrat telah resmi

menjadi salah satu partai politik di Indonesia dan pada tanggal 9 Oktober

2001 Departemen Kehakiman dan HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita

Negara Nomor : 81 Tahun 2001 Tentang Pengesahan. Partai Demokrat dan

Lambang Partai Demokrat. Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di

Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan

dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakemas) Pertama pada

tanggal 18-19 Oktober 2002 di Hotel Indonesia yang dihadiri Dewan

Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh

Indonesia.

5

Sejalan dengan deklarasi berdirinya Partai Demokrat, sebagai perangkat

organisasi dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

(AD/ART). Sebagai langkah awal maka pada tahun 2001 diterbitkan

AD/ART yang pertama sebagai peraturan sementara organisasi. Pada tahun.

2003 diadakan koreksi dan revisi sekaligus didaftarkan ke Departemen

Kehakiman dan HAM RI sebagai Persyaratan berdirinya Partai Demokrat.

Sejak pendaftaran tersebut, AD/ART Partai Demokrat sudah bersifat tetap

dan mengikat hingga ada perubahan oleh forum Kongres ini.

3. Visi dan Misi

VISI PARTAIPartai Demokrat bersama masyarakat luas berperan mewujudkan keinginan

luhur rakyat Indonesia agar mencapai pencerahan dalam kehidupan

kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur, menjunjung

tinggi semangat Nasionalisme, Humanisme dan Internasionalisme, atas dasar

ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa dalam tatanan dunia baru yang

damai, demokratis dan sejahtera.

MISI PARTAI

1. Memberikan garis yang jelas agar partai berfungsi secara optimal dengan

peranan yang signifikan di dalam seluruh proses pembangunan Indonesia

baru yang dijiwai oleh semangat reformasi serta pembaharuan dalam

semua bidang kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan

kedalam formasi semula sebagaimana telah diikrarkan oleh para pejuang,

pendiri pencetus Proklamasi kemerdekaan berdirinya Negara Kesatuan

Republik Indonesia dengan titik berat kepada upaya mewujudkan

perdamaian, demokrasi (Kedaulatan rakyat) dan kesejahteraaan.

2. Meneruskan perjuangan bangsa dengan semangat kebangsaan baru dalam

melanjutkan dan merevisi strategi pembangunan Nasional sebagai

tumpuan sejarah bahwa kehadiran partai Demokrat adalah melanjutkan

perjuangan generasi-generasi sebelumnya yang telah aktif sepanjang

6

sejarah perjuangan bangsa Indonesia, sejak melawan penjajah merebut

Kemerdekaan, merumuskan Pancasila dan UUD 1945, mengisi

kemerdekaan secara berkesinambungan hingga memasuki era reformasi.

3. Memperjuangkan tegaknya persamaan hak dan kewajiban Warganegara

tanpa membedakan ras, agama, suku dan golongan dalam rangka

menciptakan masyarakat sipil (civil society) yang kuat, otonomi daerah

yang luas serta terwujudnya representasi kedaulatan rakyat pada struktur

lebaga perwakilan dan permusyawaratan

2.2. Susunan Kepengurusan Partai Demokrat

Pengurus Partai terdiri dari :

1. Tingkat Pusat adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

2. Tingkat Provinsi adalah Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

3. Tingkat Kabupaten/Kota adalah Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

4. Tingkat Kecamatan/sejenisnya adalah Dewan Pimpinan Anak Cabang

(DPAC).

5. Tingkat Kelurahan/sejenisnya adalah Dewan Pimpinan Ranting (DPRt).

6. Tingkat Rukun Warga (RW)/sejenisnya adalah Pimpinan Anak Ranting

(PARt).

7. Dewan Pimpinan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) terdiri dari :

a. Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Biro-Biro.

b. Perwakilan Partai di Luar Negeri (DPLN) dibentuk disuatu Negara dan

atau gabungan dari beberapa Negara.

c. Komposisi Personalia dari Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN)

ditetapkan dalam Keputusan Dewan Pimpinan Pusat.

7

Ketua Umum Partai Demokrat 4 Periode Terakhir

No

.Ketua Umum Masa Jabatan Periode

1 Subur Budhisantoso10 September 2001-

23 Mei 20051

2 Hadi Utomo23 Mei 2005-

23 Mei 20102

3 Anas Urbaningrum23 Mei 2010-

23 Februari 20133

4 Susilo Bambang Yudhoyono

30 Maret 2013-

12 Mei 2015

12 Mei 2015-

12 Mei 2020

4

Susunan Lengkap Kepengurusan Partai Demokrat Periode 2015-2020

I. Majelis Tinggi Partai Demokrat

Ketua :     Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono

Wakil Ketua :     E. E. Mangindaan

Sekretaris :     Dr. Amir Syamsudin, SH., MH.

II. Dewan Pembina Partai Demokrat

Ketua :     E.E. Mangindaan

Wakil Ketua :     Ir. Agus Hermanto. MM

Sekretaris :     Dr. Adjeng Ratna Suminar, SH

III. Dewan Kehormatan Partai Demokrat

Ketua :     Dr. Amir Syamsudin, SH., MH.

Wakil Ketua :     Denny Kailimang, SH, MH

8

Sekretaris :     Yosef B Badeoda, SH, MH

Anggota :     H. Darizal Basi

IV. Komisi Pengawas Partai Demokrat

Ketua :     H. Ahmad Yahya, SE, MM

Wakil ketua :     HM Darmizal, MS

Sekretaris :     Drs. Deddy Suardy, MH

Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Masa Bakti

2015-2020

A. Pejabat utama Dewan Pimpinan Pusat

I. Ketua Umum :  Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono

II. Komisi Pemenangan Pemilu

Ketua :  Edhie Baskoro Yudhoyono, M.Sc.

III. Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan & Kaderisasi

Ketua :  Pramono Edhie Wibowo

IV. Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan

Ketua :  Muhammad Yasin, SH

B. Divisi - divisi

I. Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum

Ketua :  Palmer Situmorang, SH., MH.

II. Divisi Pengabdian Masyarakat dan Program Pro-Rakyat

Ketua :  Ir. E. Herman Khaeron, M.Si.

III. Divisi Tanggap Darurat dan Bantuan Kemanusiaan

Ketua         :  Drs. H. Umar Arsal

IV. Divisi Logistik dan Sumber Daya

Ketua          :  Gatot Suwondo

V. Divisi Pendidikan dan Pelatihan

Ketua           :  Gondo Radityo Gambiro

9

VI. Divisi Komunikasi Publik

Ketua            :  Imelda Sari

VII. Divisi Hubungan Luar Negeri

Ketua          : Iwan Djalal

VIII. Divisi Pengembangan dan Pengawasan Infrastruktur Partai

Ketua            :  Muslim, SHI, MM

IX. Divisi Pengembangan Kemitraan Masyarakat

Ketua :  Dede Yusuf Macan Efendi, ST

X. Divisi Keamanan Internal Partai

Ketua :  Ir. Rudolfus YB Kadarisman\

2.3. Fungsi Dan Tujuan Partai Politik

Fungsi Partai Politik

1. Sebagai Sarana Komunikasi Politik

Sebagai wahana menyampaikan pendapat dan aspirasi masyarakat serta

mengkomunikasikannya kepada pemerintah. Disamping itu partai politik

berfungsi memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana dan

kebijaksanaan pemerintah.

2. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

Proses seseorang untuk memperoleh sikap dan orientasi terhadap

fenomena politik yang umumnya berlaku dalam masyarakat. Sosialiasi politik

mencakup semua proses masyarakat dalam penyampaian norma-norma dan

nilai-nilai dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.

3. Sarana Rekuitmen Politik

Parpol berfungsi mencari dan mengajak orang berbakan untuk turut

aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai. Dengan demikian, Parpol

turut memperluas partisipasi politik masyarakat dan menarik golongan muda

untuk dididik menjadi kader yang akan datang.

10

4. Sarana Pengatur Konflik

Parpol sebagai wahana mengatasi masalah. Cara partai politik mangatur

konflik masyarakat adalah dengan membuat aturan permainan.

Fungsi Partai Politik menurut Undang-undang

Undang-undang  Nomor.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik (pasal 11)

menyatakan   Partai Politik berfungsi sebagai sarana :

1. Pendidikan Politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga

Negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

2. Penciptaan iklim yang kondusif  bagi persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat;

3. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik  masyarakat dalam

merumuskan dan menetapkan kebijakan Negara;

4. Partisipasi politik warga Negara Indonesia ; dan

5. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme

demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

Adapun yang menjadi fungsi dari partai politik menurut Simon, dalam Basri

(2011:120) adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Sosialisasi politik, ketika seseorang sudah mampu menilai keputusan

dan tindakannya.

2.  Fungsi Mobilisasi politik, adalah fungsi partai untuk membawa warga

Negara kedalam kehidupan publik. 

3. Fungsi Refresentasi politik adalah partai politik yang ikut pemilihan umum

dan memenangkan sejumlah suara akan menempatkan wakilnya dalam

parlemen.

11

4. Fungsi Partisipasi politik adalah dimana tugas partai politik untuk membawa

warga Negara agar aktif dalam kegiatan politik.

5. Fungsi Legitimasi sistem politik adalah mengacu pada kebijakan partai politik

mendukung dan mempercayai kebijakan pemerintah yang meliputi kebijakan

publik maupun eksistensi sistem politik.

6. Fungsi Aktivitas dalam sistem  politik adalah menjabarkan programnya dan

menyiapkan anggotanya untuk menjalankan program tersebut.

7. selain itu parpol juga dapat memberikan Pelayanan Publik kepada

masyarakat.

Tujuan Partai Politik

Dalam Undang-undang Nomor. 2  Tahun 2008 pasal 10 Ayat 1-3 tentang 

Partai Politik  yang menunjukkan  tujuan dari partai politik yakni tujuan partai

politik tersebut dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, adapun tujuan

umum partai politik adalah :

1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945;

2. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan

menjunjung  tinggi   kedaulatan  rakyat   dalam  Negara Kesatuan  Republik

Indonesia; dan

4.  Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Secara khusus tujuan dari partai politik adalah :

1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka

penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan;

2. Memperjuangkan cita-cita Partai Politik  dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara; dan

12

3.  Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

2.4. Implementasi Funsgi Partai Oleh Demokrat

1. Fungsi Rekruitmen Politik

Partai Demokrat menambah dua lagi posisi wakil ketua umum dalam

kepengurusan partai pada 2015 kemarin. Keputusan ini dibuat dalam rapat

tim formatur yang digelar di kantor Dewan Pimpinan Pusat Demokrat.

ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengemukakan bahwa

memang akan ada penyesuaian, dan penambahan wakil ketua umum.

Sebelumnya Demokrat sudah memiliki dua wakil ketua umum, yaitu

Max Sopacua dan Johny Allen Marbun. Nurhayati memastikan penambahan

dua wakil ketua umum tak akan menggeser kedudukan Max dan Johny di

Demokrat. Dalam penambahan kader dalam Partai Demokrat ini tidak ada

geser-menggeser sesama kader partai dan tetap mengutamakan azas

kebersamaan.

Setelah terpilih sebagai ketua umun dalam kongres luar biasa Demokrat

di Bali tahun lalu, Susilo Bambang Yudhoyono juga menunjuk tim formatur

yang akan membahas restrukturisasi partai. Tim ini diketuai oleh SBY dan

beranggotakan Syariefuddin Hasan, Jero Wacik, Nurhayati, dan Max

Sopacua.

Nurhayati menyatakan penambahan dua wakil ketua umum diharapkan

akan memudahkan dan membantu SBY dalam menjalankan partai. Apalagi,

sebelum setuju menjadi ketua umum, SBY mensyaratkan agar keterlibatannya

di partai tak mempengaruhi kerja di pemerintahannya saat itu.

Nurhayati membantah dugaan bahwa penambahan dua wakil ketua

umum ini untuk mengakomodasi dua kubu yang disebut-sebut menguat

menjelang KLB, yaitu kubu Marzuki Alie dan kubu mantan ketua umum

Anas Urbaningrum. Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan pada

13

saat itu sangat banyak sekali tugas SBY yang harus dirampungkan sebelum

masa jabatannya berakhir pada 2014 kemarin.

2. Melahirkan Pemimpin dan Penguasa

Arahan Ketua Umum Partai Demokrat Prof. Dr. Susilo Bambang

Yudhoyono agar seluruh elemen Partai Demokrat menghidupkan dan

menggerakkan mesin partai secara efektif dan efisien disikapi Sekretaris

Jenderal Partai Demokrat Dr. Hinca IP Pandjaitan XIII dengan

menyelenggarakan Rapat Kerja Tim Kesekjenan Tahun 2016-2017 bersama

seluruh Divisi di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (DPP-PD).

Rapat kerja tersebut dipimpin Hinca bersama para Wakil Sekretaris

Jenderal DPP-PD yakni Teuku Riefky Harsya, Andi Timo Pangerang, Putu

Supadma Rudana, Rifai Darus, Didi Irawadi Syamsudin, Ramadhan Pohan,

Mulyadi, serta Ikhsan Modjo. Hadir juga dalam rapat tersebut Direktur

Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno dan Wakil Direktur Eksekutif DPP-PD

Partoyo. Rapat digelar di Kantor Pusat Partai Demokrat, Graha Kramat VII,

Jalan Kramat Raya No. 146, Jakarta Pusat.

Dalam rapat tersebut Hinca menyampaikan apresiasi Ketua Umum

DPP-PD Susilo Bambang Yudhoyono kepada seluruh kader, khususnya

pengurus DPP-PD, atas kerja keras memenangkan sejumlah calon kepala

daerah, baik yang diusung ataupun yang didukung Partai Demokrat, dalam

Pilkada serentak 9 Desember 2015.

Pada bagian lain Hinca menegaskan, berpartai adalah berlatih

mengelola negara. Karenanya, jangan sampai ada kader yang membiarkan

250 juta rakyat Indonesia terlepas dari bendera Partai Demokrat.

3. Pendidikan Politik Bagi Anggota dan Masyarakat Luas Agar Menjadi

Warga Negara Indonesia Yang Sadar Akan Hak Dan Kewajibannya

Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara &

Rekrutmen Politik

14

DPD dan DPC-PD se-Indonesia menjalankan agenda-agenda besar

yakni melakukan peningkatan teknologi informasi, pembinaan, kaderisasi,

dan pelatihan kader untuk menuju pemenangan pemilu 2019.

Hal tersebut disampaikan Hinca Pandjaitan yang didampingi para Wakil

Sekjen DPP-PD di antaranya Andi Timo Pangerang; Ramadhan Pohan; M

Rifai Darus dan Direktur Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno saat menerima

audiensi DPD-PD Kalimantan Utara (Kaltara), FPD DPRD Kaltara; FPD

DPRD kabupaten/kota se-Kaltara dan DPC-PD se-Kaltara. Pertemuan

diadakan di ruang rapat, lantai ke-8, Kantor DPP-PD, Graha Kramat 7, Jalan

Kramat Raya 134, Jakarta Pusat.

Hinca Pandjaitan mengatakan, dalam pilkada serentak, sesuai amanah

Kongres IV, Partai Demokrat harus meraih 30 persen suara. Faktanya, hasil

yang diperoleh sangat menggembirakan karena Demokrat dapat melampui

target dengan meraih 41 persen suara. Capaian tersebut belum ditambah

pilkada serentak yang tertunda, dan segera digelar setelahnya. Bahkan ada

beberapa kader yang diusung dalam pilkada. Para kader itu diyakini mampu

memenangkan pilkada tertunda.

Sebelumnya, dalam audiensi tersebut, setiap Ketua DPC-PD se-Kaltara

melaporkan kondisi Demokrat di daerah masing masing. Mereka juga

melaporkan hasil pilkada serentak yang digelar di daerahnya.

Di akhir acara, Hinca Pandjaitan memberikan cinderamata kepada

DPD-PD Kaltara dan sebuah buku kecil. Cinderamata dan buku itu adalah

simbol bahwa kader Demokrat siap bertarung memenangkan pilkada serentak

mendatang dan Pemilu 2019.

4. Penciptaan Iklim Yang Kondusif  Bagi Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

Indonesia Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Partai Demokrat mengutuk keras aksi teror yang dilakukan di Jakarta,

kemarin, dan mengajak seluruh rakyat untuk bergandeng tangan menjaga

Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan Dewan Pimpinan Pusat Partai

15

Demokrat (DPP-PD) dalam konferensi pers di Kantor Pusat Partai Demokrat,

Graha Kramat VII, Jalan Kramat Raya 146, Jakarta Pusat, Jumat (15/1/2016).

Sebelum DPP-PD menyampaikan siaran pers, Sekretaris Jenderal DPP-

PD Hinca IP Pandjaitan XIII menyampaikan salam dari Ketua Umum Partai

Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang berhalangan hadir. Selanjutnya

Hinca Pandjaitan mengajak hadirin hening sejenak, mengenang dan

memanjatkan doa bagi para korban aksi teror. Hadir dalam konferesi pers itu

Wakil Ketua Umum DPP-PD Syarief Hasan, Wakil Sekjen DPP-PD Teuku

Riefky Harsya dan Ramadhan Pohan, Ketua Komisi IX dari FPD DPR-RI

Dede Yusuf, Direktur Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno, Wakil Direktur

Eksekutif DPP-PD Partoyo,  Wakil Bendahara Umum DPP-PD  Fariani

Sugiharto, Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP-PD Imelda Sari, Sekretaris

Divisi Komunikasi Publik DPP-PD Hilda Thawila, Ketua DPD-PD Kaltim

Syaharie Jaang dan para Pengurus Harian DPP-PD.

Hinca Pandjaitan kemudian membacakan sikap resmi Partai Demokrat

dalam siaran pers yang berjudul “Kami Mengutuk Teror. Mari Bergandeng

Tangan Jaga Indonesia”.

Ada delapan butir sikap resmi Partai Demokrat, yakni:

Pertama, Partai Demokrat mengutuk keras aksi teror yang dilakukan di

Jakarta apa pun bentuk dan motifnya karena telah menelan korban yang tak

berdosa.

Kedua, Partai Demokrat meminta pemerintah untuk tidak boleh takut

dan negara tidak boleh kalah terhadap teror serta  terus berupaya semaksimal

mungkin melindungi setiap  warganegara di mana pun berada dengan cara

yang terbaik dan juga mengoptimalkan kerjasama internasional untuk

menangkal teror.

Ketiga, Partai Demokrat berharap negara meningkatkan peran intelejen,

deteksi dini dan upaya pencegahan agar aksi teror tidak terjadi lagi di masa

depan. Kontribusi masyarakat luas juga penting, agar semua upaya

pencegahan yang dilaksanakan negara berhasil.

16

Keempat, Partai Demokrat mengajak bergandeng tangan semua elemen

bangsa memainkan peran maksimal, utamanya peran para  pemuka agama

dan tokoh masyarakat dan segenap pimpinan pemerintahan dari tingkat pusat

hingga daerah, untuk terus menerus dan secara intensif mengingatkan dan

mencegah setiap warga negara untuk tidak melakukan aksi-aksi kekerasan

atas nama agama sangat penting.

Kelima, Partai Demokrat mengajak masyarakat luas untuk tidak

menambah masalah yang ada,  misalnya dengan menyebarluaskan berita-

berita palsu. Cegah kepanikan dan ketakutan yang tidak perlu. Masyarakat

justru harus makin bersatu dan tidak terpancing oleh tindakan adu domba.

Media melakukan perannya yang membuat masyarakat tenang dan teduh

lewat tayangan yang sesuai dengan kaidah jurnalistik.

Keenam, Partai Demokrat mendukung penuh pihak kepolisian dan

aparatur negara lainnya, untuk terus bekerja keras mencegah dan menindak

tegas  setiap aksi teror di seluruh tanah air.

Ketujuh, Partai Demokrat mengajak masyarakat untuk tetap beraktifitas

normal agar iklim investasi dan pariwisata Indonesia tetap terjaga dan terus

tumbuh.

Kedelapan, Partai Demokrat menyampaikan belasungkawa yang  dalam

kepada para korban  jiwa yang meninggal dan meminta pemerintah dan

negara untuk menanggung semua pembiayaan  pengobatan yang korban dan

membiayai keluarga korban.

Usai Hinca menyampaikan sikap resmi Partai Demokrat terkait aksi

teror kemarin, Syarief Hasan memaparkan, teror yang dilakukan ISIS sangat

melukai hati rakyat karena menimbulkan korban dan menambah

permasalahan bangsa. Rakyat dan Partai Demokrat bersepakat apa pun bentuk

teror, kita harus bangkit dan melawannya.

Secara khusus, Syarief meminta Badan Intelijen Negara (BIN) agar

betul-betul pro-aktif. Merupakan tugas utama BIN mendeteksi segala

ancaman terhadap NKRI, termasuk di dalamnya gerakan teroris ISIS yang

tidak bisa ditolerir.

17

Syarief menggarisbawahi Partai Demokrat mendukung pemerintah

bersama instansi negara lainnya memerangi terorisme dalam segala bentuk.

Partai Demokrat berharap negara kita utuh dan rakyat makin sejahtera. Kita

harus berani melawan terorisme.

Saat ditanya wartawan terkait revisi UU No 15 tahun 2003 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Syarief yang juga Anggota Komisi

I DPR-RI menjelaskan, bagi Partai Demokrat poin paling pokok adalah

terorisme harus diberantas. Pemberantasan terorisme tentu harus bersandar

pada UU yang didukung rakyat sepenuhnya.

2.5. Kontroversi Dan Konflik Partai Demokrat

1. Kader Partai Demokrat Tersangka Kasus Korupsi

Guncangan partai ini mengemuka setelah Bendahara Umum Partai

Demokrat, Muhammad Nazaruddin dijadikan tersangka korupsi

pembangunan wisma Atlet di Palembang. Bahkan, M. Nazaruddin sempat

diburu interpol, kepolisian, dan KPK untuk mempertanggunjawabkan

perbuatannya menerima fee suap dari proyek SEA Games 2011, dan kini

memberikan banyak keterangan yang melibatkan beberapa anggota partai.

Tak ayal, Andi Malarangeng pun mengundurkan diri sebagai Menteri Pemuda

dan Olahraga pada 7 Desember 2012 karena ditetapkan sebagai tersangka

kasus Hambalang, sementara Anas Urbaningrum mengundurkan diri sebagai

Ketua Umum Partai Demokrat setelah menandatangani pakta integritas pada

14 Februari 2013 yang menyatakan siap mundur jika ditetapkan sebagai

tersangka korupsi, yang kemudian diikuti penetapan sebagai tersangka oleh

KPK pada tanggal 22 Februari 2013 untuk kasus gratifikasi mobil. Pada

tanggal 23 Februari 2013, Anas mundur sebagai ketua umum Partai

Demokrat, sehingga menimbulkan kekosongan kursi ketua umum. Namun, ia

menjelaskan bahwa tanpa pakta integritas pun, ia punya kesadaran untuk

mundur. Angelina Sondakh telah terlebih menjadi tersangka sejumlah kasus

korupsi.

18

2. Hujatan Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono

Pengesahan Undang-undang Pilkada, melalui mekanisme voting

diwarnai aksi walk out alias WO dari fraksi Demokrat. Inilah salah satu

penyebab UU tersebut disahkan. Pasalnya, Koalisi Merah Putih (KMP) di

DPR berhasil mengalahkan koalisi yang dibangun PDIP. Sehingga,

mekanisme pemilihan kepala daerah kembali ke DPRD.

Publik yang kecewa dengan pengesahan UU tersebut, mengarahkan

kesalahannya kepada Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat sebagai

Presiden RI pada saat itu. Melalui jejaring sosisal twitter para netizen

menggunakan #ShameOnYouSBY. Banyak kalangan masyarakt yang

menyerukan tagar ini di sosial media sehingga menjadi trending topic di

sosial media. Hal ini menunjukan kekecewaan masyarakat terhadap fraksi

Demokrat.

Tak hanya hujatan dari masyarakat, pernyataan juga muncul dalam dari

Pusat Kajian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI menyesalkan sikap

inkonsistensi SBY dalam menyikapi UU Pilkada oleh DPRD. Puskapol UI

menegaskan bahwa suara rakyat harus dikembalikan secar berdaulat.

3. Demokrat Dinilai Partai Terkorup

Lembaga Survei Nasional dalam surveinya menempatkan Partai

Demokrat sebagai partai paling korup dalam persepsi publik. Sebanyak 70,4

persen publik menilai Demokrat sebagai partai paling korup, disusul Partai

Golkal dan Partai Keadilan Sejahtera.

LSN mengadakan survei pada 26 Februari-15 Maret 2013 di 33

provinsi dengan jumlah responden sebanyak 1.230 orang. Survei dilakukan

dengan metode teknik pencuplikan rambang berjenjang dan proporsional

terhadap jumlah penduduk tiap provinsi.

"Persepsi Partai Demokrat sebagai partai terkorup semakin menguat,"

kata Direktur Eksekutif LSN, Umar S. Bakry, saat pemaparan hasil survei di

Jakarta, Ahad, 24 Maret 2013. Dia membantah apa yang disampaikan

Sekretaris Kabinet Dipo Alam bahwa Partai Golkar sebagai partai terkorup. 

19

Simpangan kesalahan survei sebesar 2,8 persen dengan tingkat

kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap

muka dengan berpedoman pada kuesioner. Survei ini dilengkapi dengan

wawancara mendalam dan analisis media. Dipo sebelumnya menunjukkan

angka statistik banyaknya kepala daerah dari Golkar yang ditetapkan sebagai

tersangka korupsi. Menurut Umar, publik tidak mengikuti apa yang

disampaikan Dipo Alam. Selain itu, kata Umar, tidak semua masyarakat

mengikuti pemberitaan di media, termasuk yang disampaikan Dipo.

Umar menyatakan persepsi publik bahwa Partai Demokrat sebagai

partai korup terus menguat. Pada survei Oktober 2012, hanya 51,4 persen

publik yang menyatakan Demokrat sebagai partai korup. Kini, persepsi publik

terhadap partai pemerintah ini semakin anjlok.

Tak heran, tingkat elektabilitas Partai Demokrat, menurut survei LSN,

hanya sebesar 4,3 persen. Angka ini jauh dibandingkan tingkat elektabilitas

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar, yaitu sebesar 20,5

persen dan 19,2 persen.

20

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Partai politik merupakan unsur dari sitem politik Indonesia yang memiliki

fungus sebagai wadah formal bagi masyarakat yang ingin memasuki dunia

perpolitikan Indonesia. Partai politik juga memiliki fungsi sebagai sarana

koumukasi politik, sosialisasi politik dan rekrutmen politik. Bagi masyarakat

partai politik juga berperan penting dalam meningkatkan partisipasi politik

anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan

pemerintahan, memperjuangkan cita-cita Partai Politik  dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan membangun etika dan budaya

politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam pencapaian tujuannya partai politik juga dihadapi berbagai masalah

yang menimpa kader-kadernya. Konflik dan kontroversi menjadi tantangan

tersendiri dalm kemajuan partai politik.

3.2. Saran

Tugas yang telah kami susun sedemikian rupa ini membantu pembaca untuk

memahami salah satu unsur sistem politik Indonesia yaitu partai politik beserta

fungsi dan tujuannya ,mungkin dalam tugas kami masih ada kesalahan baik dalam

segi bahasa dan penulisan kami mohon saran dari pembaca untuk memberikan

kritik dan saran yang membangun sehingga kami kedepannya dapat lebih baik

lagi.

21

DAFTAR PUSTAKA

demokrat.or.id

22