metodelogi penelitian komunikasi (analisis isi, wacana , semiotika framing, kebijakan redaksional,...

23
METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL) Analisis Isi Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian untuk membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, makna komuniaksi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi. Sebenarnya analisis isi komunikasi amat tua umurnya, setua umur manusia. Namun, panggunaan teknik ini diintoduksikan di bawah nama analisis isi (content analysis) dalam metode penelitian tidak setua umur penggunaan istilah tersebut. Tuanya umur penggunaan analisis isi dalam praktik kehiudupan menusia terjadi karena sejak ada manusia di dunia, manusia saling menganalisis makna komunikasi yang dilakukan antara satu dengan lainnya. Gagasan untuk menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian justru muncul dari orang seperti Bernard Berelson (1959). Ia telah menaruh banyak perhatian pada analisis isi. Berelson mendefinisikan analisis isi dengan: content anlysis is a research technique for the objective, systematic, and quantitative description of the manifest content of communication. Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam komunikasi. Kendatipun banyak kritik yang dapat kita sampaikan pada definisi Berlson sehubungan perkembangan analisis isi sampai hari ini, namun catatan mengenai objektif dan sistematik dalam

Upload: uin-jkt

Post on 05-Feb-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

Analisis Isi

Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitianuntuk membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru(replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isikomunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiapkomunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu,baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, maknakomuniaksi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwakomunikasi.

Sebenarnya analisis isi komunikasi amat tua umurnya, setuaumur manusia. Namun, panggunaan teknik ini diintoduksikan dibawah nama analisis isi (content analysis) dalam metodepenelitian tidak setua umur penggunaan istilah tersebut.Tuanya umur penggunaan analisis isi dalam praktik kehiudupanmenusia terjadi karena sejak ada manusia di dunia, manusiasaling menganalisis makna komunikasi yang dilakukan antarasatu dengan lainnya. Gagasan untuk menjadikan analisis isisebagai teknik penelitian justru muncul dari orang sepertiBernard Berelson (1959). Ia telah menaruh banyak perhatianpada analisis isi.

 

Berelson mendefinisikan analisis isi dengan: content anlysisis a research technique for the objective, systematic, andquantitative description of the manifest content ofcommunication. Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isisebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dandeskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam komunikasi.Kendatipun banyak kritik yang dapat kita sampaikan padadefinisi Berlson sehubungan perkembangan analisis isi sampaihari ini, namun catatan mengenai objektif dan sistematik dalam

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

menganalisis isi komunikasi yang tampak dalam komunikasi,menjadi amat penting utnuk dibicarakan saat ini.

 

Analisis isi dapat di pergunakan pada teknik kuantitatifmaupun kualitatif, tergantung pada sisi mana penelitimemanfaatkannya. Dalam penelitian kualitatif, Analisis Isiditekankan pada bagaimana peneliti melihat keajekan isikomunikasi secara kualitatif, pada bagaimana penelitimemaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakanisi interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi.

 

Karya-karya besar dalam penelitian kualitatif tentangpenggunaan analisis isi seperti yang dilakukan oleh Max Weberdalam bukunya The proestant ethic dan the spirit ofcapitalism. Dalam karya ini Max Weber berusaha menentukan apayang di maknakan dengan “Spirit of capitalism” terutapa dariapa yang di tulis oleh Benyamin Franklik. Namun, Weber lebihbanyak bertitik tolak dari kasus-kasus konkret yang bertujuanuntuk menciptakan tipe-tipe ideal (ideal types) dari sekadarmenghasilkan suatu deskripsi objektif dan sistematis daritulisan Franklin. Jadi, dalam menyifatkan “Protestan ethic danspirit of capitalism”, maka Weber mengkaji isi tulisanFranklin secara ideal. Hal ini dilakukan dengan sengaja karenaWeber tidak percaya bahwa realitas historis adalah sepertiyang dideskripsikan dalam tipe-tipe ideal yang diciptakan,seperti ascetism, rational organization of labour, danlainnya.

 

Selain itu penggunaan analisis isi tidak berbeda denganpenelitian kualitatif lainnya. Hanya saja, karena teknik inidapat digunakan pada pendekatan yang berbeda (baik kuantitatif

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

maupun kualitatif), maka penggunaan analisis isi tergantungpada kedua pendekatan itu. Penggunaan analisis isi untukpenelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan pendekatanlainnya. Awal mula harus ada fenomena komunikasi yang dapatdiamati, dalam arti bahwa peneliti harus lebih dulu dapatmerumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan semuatindkan harus didasarkan pada tujuan tersebut.

 

Langkah berikutnya adalah memilih unit analisis yang akan diuji, memilih objek penelitian yang menjadi sasaran analisis.Kalau objek penelitan berhubungan dengan data-data verbal (halini umumnya ditemukan dalam analisis isi), maka perludisebutkan tempat, tanggal, dan alat komunikasi yangbersangkutan. Namun, kalau objek penelitian berhubungan denganpesan-pesan dalam suatu media, perlu di lakukan identifikasiterhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan itu.

 

Penggunaan analisis isi dapat dilakukan sebagaimana pualW.Missing melakukan studi tentang “The Voice of America”.Analisis isi didahului dengan melakukan coding terhadapistilah-istilah atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan,yang paling banyak muncul dalam media komunikasi. Dalam halpemberian coding, perlu juga di catat konteks mana istilah itumuncul. Kemudian, dilakukan klasifikasi terhadap coding yangtelah dilakukan. Klasifikasi dilakukan dengan melihat sejauhmana satauan makna berbungan dengan tujuan penelitian.Klasifikasi ini dimaksudkan untuk membangun kategori darisetiap klasifikasi. Kemudian, satuan makna dan kategoridianalisis dan di cari hubungan satu dengan lainnya untukmenemukan makna, arti, dan tujuan isi komunikasi itu. Hasilanalisis ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk draf laporanpenelitian sebagaimana umumnya laporan penelitian.

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

 

Beberapa Bentuk Klasifikasi

 

Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi. Janismenjelaskan klasifikasi sebagai berikut:

 

Analisis isi pragmatis, dimana klasifikasi dilakukan terhadaptanda menurut sebab akibatnya yang mungkin. Misalnya, berapakali suatu kata diucapkan yang dapat mengakibatkan munculnyasikap suka terhadap produk sikat gigi A.

Analisis isi semantik, di lakukan untuk mengklasifikasikan:tanda menurut maknanya. Analisis ini terdiri dari tiga jenissebagai berikut:

Analisis penunjukan (designation), menggambarkan frekuensiseberapa sering objek tertentu (orang, benda, kelompok, ataukonsep) dirujuk.

Analisis penyifatan (attributions), menggambarkan frekuensiseberapa sering karakterisasi dirujuk (misalnya referensikepada ketidakjujuran, kenakalan, penipuan, dan sebagainya).

Analisis pernyataan (assertions), menggambarkan frekuensiseberapa sering objek tertentu dikarakteristikkan secarakhusus. Analisis ini secara kasar di sebut analisis tematik.Contohnya, referensi terhadap perilaku nyontek di kalanganmahasiswa sebagai maling, pembohong dan sebagainya

Analisis sarana tanda (sign-vechile), dilakukan untukmengklasifikasi isi pesan melalui sifat psikofisik dari tanda,misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata seks muncul.

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

Dalam penelitian kualitatif, penggunaan analisis isi lebihbanyak ditekankan pada bagaimana simbol-simbol yang ada padakomunikasi itu terbaca dalam interaksi sosial, dan bagimanasimbol-simbol itu terbaca dan dianalisis oleh peneliti. Dansebagaimana penelitian kualitatif lainnya, kredebilitaspeneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukanpeneliti yang mampu menggunakan ketajaman analisisnya untukmerajut fenomena isi komunikasi menjadi fenomena sosial yangterbaca oleh orang pada umumnya.

 

Dapat dipahami bahwa makna simbol dan interaksi amat majemuksehingga penafsiran ganda terhadap objek simbol tunggalumumnya menjadi fenomena umum dalam penelitian sosial. Olehkarena itu , analisis isi menjadi tantangan sangat besar bagipeneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemahaman dasarterhadap kultur dimana komunikasi itu terjadi amat penting.Kultur ini menjadi muara yang luas terhadap berbagai macambentuk komunikasi di masyarakat.

 

Pada penelitian kualitatif, terutama dalam strategi verifikasikualiatif, teknik analisis data ini diangap sebagai teknikanalisis data yang sering digunakan. Namun selain itu pula,teknik analisis ini dipandang sebagai teknik analisis datayang paling umum. Artinya, teknik ini adalah yang palingabstrak untuk menganalisis data-data kualitatif. Contentanalysis berangkat dari anggapan dasar dari ilmu-ilmu sosialbahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasardari studi-studi ilmu sosial. Deskripsi yang diberikan paraahli sejak janis (1949), Berelson (1952) sampai Lindzey danAronso (1968) tentang Content Anlysis, selalu menampilkan tigasyarat, yaitu: objektivitas, pendekatan sistematis, dangeneralisasi.

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

 

Analisis isi sering digunakan dalam analisis-analisisverifikasi. Cara kerja atau logika analisis data inisesungguhnya sama dengan kebanyakan analisis data kuantitatif.Peneliti memulai analisisnya dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasikan data tersebut dengankriteria-kriteria tertentu serta melakukan prediksi denganteknik analisis yang tertentu pula. Secara lebih jelas, aluranalisis dengan menggunakan Teknik Content Analysis.

 

 

 

 

 

 

 

Analisis Wacana

 

Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifatkualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif untukmelengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isikuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh parapeneliti. Jika pada analisis kuantitatif, pertanyaan lebihditekankan untuk menjawab “apa” (what) dari pesan atau tekskomunikasi, pada analisis wacana lebih difokuskan untukmelihat pada “bagaimana” (how), yaitu bagaimana isi teksberita dan juga bagaimana pesan itu disampaikan.

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

 

Analisis wacana merupakan suatu kajian yang digunakan secarailmiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Penggunaanbahasa secara alamiah ini berarti penggunaan bahasa sepertidalam komunikasi sehari-hari. Stubbs menjelaskan bahwaanalisis wacana menekankan kajian penggunaan bahasa dalamkonteks sosial, khususnya dalam interaksi antar penutur.Senada dengan itu, cocok dalam hal ini menyatakan bahwaanalisis wacana itu merupakan kajian yang membahas tentangwacana, sedangkan wacana itu adalah bahasa yang digunakanuntuk berkomunikasi. Menurut Stubbs (Arifin,2000:8).

 

Analisis wacana dalam Sobur ( 2006:48) adalah studi tentangstruktur pesan pada dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi,telaah mengenai aneka fungsi (prakmatik) bahasa. Kajiantentang pembahasaan realitas dalam sebuah pesan tidak hanyaapa yang tampak dalam teks atau tuklisan, situasi dan kondisi(konteks) seperti apa bahasa tersebut diujarkan akanmembedakan makna subyektif atau makna dalam perspektif mereka.

 

Crigler (1996) dalam Sobur (2006 : 72) mengemukakan bahwaanalisis wacana termasuk dalam pendekatan konstruktionis. Adadua karakteristik penting dari pendekatan konstruksionis yaitu:

 

Pendekatan konstruksionis menekankan pada politik pemaknaandan proses bagaimana seseorang membuat gambaran tentangrealitas politik.

Pendekatan konstruksionis memandang kegiatan komunikasisebagai suatu proses yang terus menerus dan dinamis. Dari sisi

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

sumber (komunikator), pendekatan konstruksionis memeriksapembentukan bagaimana pesan ditampilkan, dan dari sisipenerima ia memeriksa bagaimana konstruksi individu ketikamenerima pesan.

Kembali pada anilsa wacana yang sesungguhnya berusaha memahamibagaimana realitas dibingkai, direproduksi dan didistribusikanke khalayak. Analisis ini bekerja menggali praktek-praktekbahasa di balik teks untuk menemukan posisi ideologis darinarasi dan menghubungkannya dengan struktur yang lebih luas.Dengan demikian analisis wacana merupakan salah satu modelanalisa kritis yang memperkaya pandangan khalayak bahwa adaketerkaitan antara produk media, ekonomi dan politik.Keterkaitan ini dapat dimunculkan pada saat analisis wacanabergerak menuju pertanyaan bagaimana bahasa bekerja dalamsebuah konteks dan mengapa bahasa digunakan dalam sebuahkonteks dan bukan untuk konteks yang lain.

 

Pada dasarnya ada beberapa perbedaan mendasar antara analisiswacana dengan analisis isi yang bersifat kuantitatif adalahsebagai berikut. Analisis wacana lebih bersifat kualitatifdaripada yang umum dilakukan dalam analisis isi kuantitatifkarena analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teksdaripada penjumlahan unit kategori, seperti dalam analisisisi. Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah muatanteks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), sedangkananalisis wacana justru memfokuskan pada pesan yang bersifatlatent (tersembunyi).

 

Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apayang dikatakan” (what), tetapi tidak dapat menyelidikibagaimana ia dikatakan (how). Analisis wacana tidak

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

berpretensi melakukan generalisasi, sedangkan analisis isikuantitatif memang diarahkan untuk membuat generalisasi.

 

 

Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)

 

Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yangmempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,seluruh kebudayaan sebagai tanda. Menurut Eco, semiotiksebagai “ilmu tanda” (sign) dan segala yang berhubungandengannya cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain,pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yangmempergunakannya. Menurut Eco, ada sembilan belas bidang yangbisa dipertimbangkan sebagai bahan kajian untuk semiotik,yaitu semiotik binatang, semiotik tanda-tanda bauan,komunikasi rabaan, kode-kode cecapan, paralinguistik, semiotikmedis, kinesik dan proksemik, kode-kode musik, bahasa yangdiformalkan, bahasa tertulis, alfabet tak dikenal, koderahasia, bahasa alam, komunikasi visual, sistem objek, dansebagainya Semiotika di bidang komunikasi pun juga tidakterbatas, misalnya saja bisa mengambil objek penelitian,seperti pemberitaan di media massa, komunikasi periklanan,tanda-tanda nonverbal, film, komik kartun, dan sastra sampaikepada musik.

 

Berkenaan dengan hal tersebut, analisis semiotik merupakanupaya untuk mempelajari linguistik-bahasa dan lebih luas darihal tersebut adalah semua perilaku manusia yang membawa maknaatau fungsi sebagai tanda. Bahasa merupakan bagian linguistik,dan linguistik merupakan bagian dari obyek yang dikaji dalamsemiologi. Selain bahasa yang merupakan representasi terhadap

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

obyek tertentu, pemikiran tertentu atau makna tertentu, obyeksemiotika juga mempelajari pada masalah-masalah nonlinguistik.

 

Salah seorang sarjana yang secara konservatif menjabarkanteori De de Saussure ialah RolandBarthes (1915 – 1980). Iamenerapkan model Ferdinand De Saussure dalam penelitiannyatentang karya -karya sastra dan gejala-gejala kebudayaan,seperti mode pakaian. Bagi Barthes komponen – komponen tandapenanda – petanda terdapat juga pada tanda -tanda bukan bahasaantara lainterdapat pada bentuk mite yakni keseluruhan si stemcitra dan kepercayaan yang dibentukmasyarakat untuk memp-ertahankan dan menonjolkan identitasnya (de Saussure,1988).

 

Selanjutnya Barthes (1957 dalam de Saussure) menggunakan teorisignifiant - signifie yang dikembangkan menjadi teori tentangmetabaha sa dan konotasi. Istilah signifiant menjadi ekspresi(E) dan signifie menjadi isi (C). Namun Barthes mengatakanbahwa antara E dan C harus ada relasi (R) ter-tentu, sehinggamembentuk tanda ( sign, Sn). Konsep relasi ini membuat teoritentang tanda lebih mungkin berkembang karena relasiditetapkan oleh pemakai tanda.

 

Menurut Barthes, ekspresi dapat berkembang dan membentuk tandabaru, sehingga ada lebih dari satu dengan isi yang sama.Pengem-bangan ini disebut sebagai gejala meta -bahasa danmembentuk apa yang disebut kesinoniman (synonymy). Setiaptanda selalu memperoleh pemaknaan awal yang dikenal dengandengan istilah denotasi dan oleh Barthes disebut sistemprimer. Kemudian pengembangan -nya disebut sistem sekunder.Sistem sekunder ke arah ekspresi dise but metabahasa. Sistem

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

sekunder ke arah isi disebut konotasi yaitu pengembangan isisebuah ekspresi. Konsep konotasi ini tentunya didasari tidakhanya oleh paham kognisi, melainkan juga oleh paham pragmatikyakni pemakai tanda dan situasi pemahamannya.

 

 

Macam-macam Semiotik

 

 

Hingga saat ini, sekurang-kurangnya terdapat sembilan macamsemiotik yang kita kenal sekarang (Pateda, dalam Sobur, 2004).Jenis -jenis semiotik ini antara lain semiotik analitik,diskriptif, faunal zoosemiotic, kultural, naratif, natural,normatif, sosial, struktural.

 

Semiotik analitik merupakan semiotik yang menganalisis sistemtanda. Peirce mengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda danmenganalisisnya menjadi ide, obyek dan makna. Ide dapatdikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yangterdapat dalam lambang yang mengacu pada obyek tertentu.

Semiotik deskriptif adalah semiotik yang memperhatikan sistemtanda yang dapat kita alami sekarang meskipun ada tanda yangsejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.

Semiotik faunal zoosemiotic merupakan semiotik yang khususmemper hatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan.Semiotik kultural merupakan semiotik yang khusus menelaahsystem tanda yang ada dalam kebudayaan masyarakat.

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

Semiotik naratif adalah semiotik yang membahas sistem tandadalam narasi yang berwujud mitos dan c erita lisan (folklore).

Semiotik natural atau semiotik yang khusus menelaah sistemtanda yang dihasilkan oleh alam. Semiotik normative merupakansemiotik yang khusus membahas sistem tanda yang dibuat olehmanusia yang berwujud norma-norma.

Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus menelaah sistemtanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baiklambang kata maupun lambing rangkaian kata berupa kalimat.Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaahsystem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

Analisis Framing

 

Analisa Framing adalah analisis yang digunakan untukmengetahui bagaimana realitas (aktor, kelompok, atau apa saja)dikonstruksi oleh media (Eriyanto, 2005, p.3). Analisa framingmemiliki dua konsep yakni konsep pskiologis dan sosiologis.Konsep psikologis lebih menekankan pada bagaimana seseorangmemproses informasi pada dirinya sedangkan konsep sosiologislebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas.  Analisis Framing sendiri juga merupakan bagian dari analisisisi yang melakukan penilaian tentang wacana persaingan antarkelompok yang muncul atau tampak di media.

 

Analisis Framing juga dikenal sebagai konsep bingkai, yaitugagasan sentral yang terorganisasi, dan dapat dianalisismelalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing device danreasoning device. Framing device menunjuk pada penyebutanistilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana,sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di dalamnya terdapat beberapa ‘turunan’, yaitu

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

metafora, perumpamaan atau pengandaian. Catchphrases merupakanslogan-slogan yang harus dikerjakan. Exemplar mengaitkanbingkai dengan contoh, teori atau pengalaman masa silam.Depiction adalah “musuh yang harus dilawan bersama”, danvisual image adalah gambar-gambar yang mendukung bingkaisecara keseluruhan. Pada instrumen penalaran, Rootsmemperlihatkan analisis sebab-akibat, Appeals to principlesmerupakan premis atau klaim moral, dan Consequences merupakankesimpulan logika penalaran.

 

Teknik Framing Dan Konsep Model Zhondhang Pan Dan Gerald MKosicki

 

Menurut Etnman, framing berita dapat dilakukan dengan empatteknik, yakni pertama, problem identifications yaitu peristiwadilihat sebagai apa dan nilai positif atau negatif apa, causalinterpretations yaitu identifikasi penyebab masalah siapa yangdianggap penyebab masalah, treatmen rekomnedations yaitumenawarkan suatu cara penanggulangan masalah dan kadangmemprediksikan penanggulannya, moral evaluations yaituevaluasi moral penilaian atas penyebab masalah.

 

Ada dua konsep framing yang saling berkaitan, yaitu konseppsikologis dan konsep sosiologis yaitu :

 

Dalam konsep psikologis, framing dilihat sebagai penempataninformasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan elementertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalamkognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi itu menjadi

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan seseorang saatmembuat keputusan tentang realitas.

Sedangkan konsep sosiologis framing dipahami sebagai prosesbagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, danmenafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya danrealitas diluar dirinya Dalam Zhondhang Pan Dan Gerald MKosicki, kedua konsep tersebut diintegrasikan.

Secara umkum konsepsi psikologis melihat frame sebagaipersoalan internal pikiran seseorang, dan konsepsi sosiologismelihat frame dari sisi lingkungan sosial yang dikontruksiseseorang.  Dalam model ini, perangkat framing yang digunakandibagi dalam empat struktur besar, yaitu sintaksis (penyusunanperistiwa dalam bentuk susunan umum berita), struktur skrip(bagaimana wartawan menceritakan peristiwa ke dalam berita),struktur tematik (bagaimana wartawan mengungkapkanpandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atauantar hubungan hubungan kalimat yang memberntuk teks secarakeseluruhan), dan struktur retoris (bagaimana menekankan artitententu dalam berita)

 

Analisa Kebijakan Redaktur

 

Kebijakan sendiri merujuk pada tiga hal yakni sudut pandang(point of view); rangkaian tindakan (series of actions) danperaturan (regulations). Ketiga hal tersebut menjadi pedomanbagi para pengambil keputusan untuk menjalankan sebuahkebijakan. Dan seorang Redaktur merupakan suatu pimpinansekaligus penanggung jawab dalam suatu media. Oleh karenanyaAnalisa Kebijakan Redaktur merupakan suatu proses analisamengenai kebijakan redaktur dalam proses penerbitan suatumedia.

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

 

Dalam proses analisa kebijakan, terdapat dua pendekatan yaitu:

 

Analisis proses kebijakan (analysis of policy process), dimanadalam pendekatan ini, analisis dilakukan atas prosesperumusan, penentuan agenda, pengambilan keputusan, adopsi,implementasi dan evaluasi dalam proses kebijakan. Jika dilihatdari item analisisnya, pendekatan ini lebih melihat kandungan(content) sebuah proses kebijakan.

Analisis dalam dan untuk proses kebijakan (analysis in and forpolicy process), dimana dalam pendekatan ini, analisisdilakukan atas teknik analisis, riset, advokasi dalam sebuahproses kebijakan. Nampaknya, pendekatan ini cenderung melihatprosedur proses kebijakan. Hasil analisis kebijakan adalahinformasi yang relevan bagi pihak-pihak yang akan melaksanakankebijakan. Analisis bisa dilakukan pada semua tahap proseskebijakan Analisis pada tahap selanjutnya mencakupinterpretasi dan sosialisasi kebijakan, merencanakan sertamenyusun kegiatan implementasi kebijakan. Hasil analisis padatahap ini adalah aksi kebijakan (policy action).

Analisis berikutnya adalah evaluasi implementasi kebijakandengan memperhatikan tingkat kinerja dan dampak sebuahimplementasi kebijakan. Hasil analisisnya berupa informasikinerja yang akan menjadi dasar tindakan apakah kebijakantersebut akan diteruskan atau sebaliknya.

Tipe Analisis Kebijakan

 

Tipe analisis kebijakan dikategorikan menjadi dua tipe yaitu:

 

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

Tipe analisis akademis. Tipe analisis ini berfokus padahubungan antara faktor determinan utama dengan isi kebijakandan berusaha untuk menjelaskan hakikat, karakteristik danprofil kebijakan dan bersifat komparatif baik dari segi waktumaupun segi subtansi.

Tipe analisis terapan. Tipe analisis ini lebih memfokuskandiri pada hubungan isi kebijakan dengan dampak kebijakan sertalebih berorientasi pada evaluasi kebijakan dan bertujuan untukmenemukan alternatif lebih baik dan bisa menggantikankebijakan yang sedang dianalisis.

Elemen dalam Kebijakan yang Menjadi target analisis

 

Terdapat tiga elemen dalam kebijakan yang menjadi targetanalisis, yakni:

 

faktor determinan utama;

isi kebijakan; dan

dampak kebijakan baik yang diharapkan maupun yang tidakdiharapkan.

 

Analisa Korelasional

 

Analisa Korelasional adalah analisa yang bertujuan untukmengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisakorelasional/hubungan/assosiasi dapat dikatakan merupakanpengembangan dari analisa deskriptif (untuk selanjutnya baca :deskriptif-kuantitatif), kalau dalam penelitia deskriptif kita

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, menyusunya dengansistematis, kita analisa dengan cermat dan yang dideskripsikandalam analisis penelitian adalah variabel-variabel penelitian,situasi dan kondisi yang melingkupinya. Penelitiankorelasional bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubunganantar gejala (variabel), hubungan tersebut positif ataunegatif dan seberapa erat hubungan antar gejala tersebut.

 

Misalnya pengusaha ingin mengetahui hubungan antara muataninformasi (kecukupan/kekurangan informasi) dan kebutuhan akaninformasi, Divisi Humas ingin mengetahui hubungan antarakualitas media (daya tarik untuk dibaca, sesuai dengankebutuhan, terpercaya, mudah dipahami, lengkap dan jelas dsb)dan motif pengunaan media, dosen ingin mengetahui hubunganantara pemberian tugas dengan prestasi mahasiswa dsb.

 

Terdapat beberapa perbedaan yang membedakan AnalisaKorelasional dan Analisa Deskriptif yaitu bahwa dalam analisadeskriptif tidak membahas tentang hubungan antar variabel,sedangkan kalau kita lihat dari jenis datanya sama, yangmembedakan adalah sifat-sifat analisanya, analisa deskripsimendeskripsikan variabel dan karakteristik responden,sedangkan analisa korelasional meneliti bagaimana untukmemperoleh kejelasan ada tidaknya hubungan antar variabel dankarakteristik responden seperti apa dalam konteks penelitiantersebut. Statistik deskripsi tidak berupaya adanyageneralisasi data sampel terhadap populasi, sedangkan analisiskorelasional selain mendesripsikan data sampel, peneli inginmemperoleh kesimpulan apakah korelasi (yang sebenarnya datasampel) tersebut juga berlaku pada populasi (dengan ujisignifikansi).

 

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

Perbedaan tersebut dapat terlihat dari analisa deskriptif kitamengumpulkan data sebanyak-banyaknya, menyusunya dengansistematis, kita analisa dengan cermat dan yang dideskripsikandalam analisis penelitian adalah variabel-variabel penelitian,situasi dan kondisi yang melingkupinya. Analisa korelasionalbertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar gejala(variabel), hubungan tersebut positif atau negatif danseberapa erat hubungan antar gejala tersebut.  Misalnyapengusaha ingin mengetahui hubungan antara muatan informasi(kecukupan/kekurangan informasi) dan kebutuhan akan informasi,Divisi Humas ingin mengetahui hubungan antara kualitas media(daya tarik untuk dibaca, sesuai dengan kebutuhan, terpercaya,mudah dipahami, lengkap dan jelas dsb) dan motif pengunaanmedia, dosen ingin mengetahui hubungan antara pemberian tugasdengan prestasi mahasiswa dsb.

 

Statistik deskripsi tidak berupaya adanya generalisasi datasampel terhadap populasi, sedangkan analisis korelasionalselain mendesripsikan data sampel, peneli ingin memperolehkesimpulan apakah korelasi (yang sebenarnya data sampel)tersebut juga berlaku pada populasi (dengan uji signifikansi).Penelitian korelasi (secara statistik) menunjukkan adanya ko-variasi (sebaran data yang sama) antar variabel, apakahvariasi-variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi padafaktor yang lain, yang mana hubungan tersebut kemungkinanmerupakan :

 

1. “ ko-variasi antar variabel dari penyebab (dependen) yangsama”

 

2. “ko-variasi antar variabel akibat (independent)” , atau

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

 

3. atau mungkin korelasi tersebut sifatnya “hanya kebetulansaja”.  Untuk memperoleh informasi yang akurat tentang dugaanhubungan antar variabel tersebut dapat perpedoman pada teori(konsep dan proposisi), model, atau melakukan penelitiansecara intensif dan mendalam.

 

Penelitian asosiasi atau korelasi sering dikaburkan denganpenelitian/analisis causal (sebab-akibat), korelasi yang kuatdianggap adanya hubungan sebab-akibat. Hubungan kausal dapatdiinterpretasikan pasti “ada hubungan” yang sifatnyakausalitas, tetapi kalau “ada hubungan” belum tentu adanyakausalitas. Kita sering terjebak dengan proses berfikir yangnampaknya logis atau cara berfikir linier, hal inilah yangperlu dicermati, khususnya dalam perumusan masalah. Jika adakesalahan dalam membuat perumusan masalah, alih-alihpertanyaan yang salah tentang obyek yang kita teliti tidakakan menghasilkan jawaban yang benar.

 

Sebagai Contoh, pernyataan :

 

Pengaruh “kemampuan membaca” terhadap “lamanya belajarMahasiswa”

Hubungan antara “kemampuan membaca”dengan “lamanya belajarMahasiswa”

Pengaruh “kemampuan membaca” dan “lamanya belajar Mahasiswa”terhadap “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa tentang MetodePenelitian Komunikasi”.

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

Adanya hubungan antara “kemampuan membaca” dan “lamanyabelajar” jangan diinterpretasikan bahwa “lamanya belajar”disebabkan oleh “kemampuan membaca”. Atau “Lamanya Belajar”diakibatkan oleh “ Kemampuan membaca”. Mahasiswa yang “lamabelajar” belum tentu atau bukan karena “kemampuan membacanyayang kurang”, tetapi (diduga) karena akan mengikuti UTS,karena ingin bisa, lagi tertarik dsb. Bandingkan dengan;Pengaruh “kemampuan membaca” dan “ lamanya belajar” terhadap“Tingkat Pengetahuan Mahasiswa tentang Metode PenelitianKomunikasi”.

 

Jika kita perhatikan dengan seksama, dari ketiga pernyataantersebut yang secara logika mana yang lebih dapat diterima danbenar. Dengan demikian tipe hubungan antar variabel dalampenelitian korelasional adalah hubungan simetri, adalah jenishubungan antar variabel yang mana suatu variabel yang satutidak disebabkan oleh variabel yang lain atau tidakdipengaruhi oleh variabel yang lain.

 

Hal ini dapat terjadi apabila :

 

Kedua variabel tersebut merupakan dimensi/indikator untukkonsep yang sama, misalnya : Hubungan antara frekuensipenggunaan media, durasi (lama), pilihan jenis media dan jenisisi sebagai indikator dari pola penggunaan media dsb.

Sebagai akibat dari faktor yang sama, Misalnya; Penguasaanmateri, lulus mata kuliah, IP bagus sebagai akibat yang samakarena rajin membaca/belajar dsb.

Berkaitan secara fungsional, apabila keberadaan sesuatu haldiikuti oleh keberadaan yang lainnya atau sebaliknya. Misalnya

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

: ada mahasiswa ada dosen, ada asap – ada api, ada pekerja –ada majikan, ada pimpinan – ada bawahan, dsb.

Hubungan yang sifatnya kebetulan saja. Misalnya; hubunganmimpi buruk dengan kehilangan HP, hubungan berkokok-nya ayamdengan terbitnya matahari, dsb.

Analisis Data dalam Analisa Korelasional

 

Dalam melakukan analisis data yang perlu diperhatikan adalah :

 

Masalah dan Tujuan penelitian;

Hubungan antar variabel (hipotesis penelitian) yang dalamanalisa statistik sebagai hipotesis statistik (Ho dan H1);

Jenis informasi dan jenis data; apakah data yang kita perolehsebagai data nominal, ordinal, interval atau rasio;

Kesesuaian antara jenis data dengan jenis analisa statistikyang digunakan;

Taraf signifikansi (α) atau tingkat kepercayaan (1- α);

Berbagai variasi analisis data berdasarkan kebutuhan dsb. Alatanalisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan dua ataulebih variabel. Korelasi antar dua variabel disebut korelasisederhana, dan korelasi lebih dari dua variabel disebutkorelasi berganda (multiple Correlation). Sehingga alat anlisaada rumus untuk menghitung korelasi sederhana dan berganda.

Berbagai variasi alat analisa korelasi tergantung darihubungan antar variabel dan jenis data, apakah nominal,ordinal atau interval dan tujuan penelitian kita.

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

 

Daftar Pustaka:

 

Al Rasyid, Harun, 2000, Hand out Statistik Sosial, PPS UNPAD,Bandung.

 

Alex Sobur, Analis is Teks Media…..hal 172

 

Bungin, Burhan, 2008, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencanaprenada media group, hlm. 155 – 156.

 

Bungin, Burhan, 2008, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencanaprenada media group, hlm. 156 – 159.

 

Dajan, Anto, 1996, Pengantar Statistik Jilid I, LP3ES,Jakarta.

 

Dajan, Anto,1996, Pengantar Statistik Jilid II, LP3ES, Jakarta.

 

Kriyantono, Rachmat, 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi,Jakarta: Kencana prenada media group, hlm.247-251

 

METODELOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (ANALISIS ISI, WACANA , SEMIOTIKA FRAMING, KEBIJAKAN REDAKSIONAL, DAN ANALISIS KORELASIONAL)

Rakhmat ,Jalaludin, 1999, Metode Penelitian Komunikasi,Rosdakarya, Bandung .

 

Sudradjat M,2002, Metode Penarikan Sampel dan PenyusunanSkala, UNPAD Bandung.

 

Wimmer D. Roger, 1987, Mass Media Research, WadsworthPublisher Company, Belmont, California .

 

Online :

 

Perpustakan online Uniersitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

 

Perpustakan online Universitas  Kristen Petra

 

Perpustakan online Universitas Mercu Buana

 

Like this: