manajemen pengolahan dodol nanas

24
TUGAS MANAJEMEN PENGOLAHAN HASIL PANGAN “MANAJEMEN PENGOLAHAN DODOL NANAS” DI SUSUN OLEH RANDIKA HERMAWAN D0B012019 – 2012 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

Upload: independent

Post on 22-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS MANAJEMEN PENGOLAHAN HASIL PANGAN

“MANAJEMEN PENGOLAHAN DODOL NANAS”

DI SUSUN OLEH

RANDIKA HERMAWAN D0B012019 – 2012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya yang selalu

menyertai kita sehingga kami bisa menyelesaikan proposal

ini. Proposal ini kami buat tujuannya adalah untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pengolahan Hasil

Pangan yang diberikan oleh dosen pengampuh. Selain itu

tujuan kami adalah untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang

kelayakan usaha di industri rumah tangga khususnya untuk

usaha dodol nenas.

Di dalam laporan ini memuat tentang manajemen pembuatan

dodol nanas . Dengan adanya laporan ini diharapkan para

pembaca mendapatkan informasi yang jelas dan bermanfaat.

Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

konstruktif dalam penyempurnaan penulisan proposal ini.

Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

bagi kita semua.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memenuhi komitmen ketahanan pangan yang berbasis pada

sumberdaya pangan, kelembagaan pangan dan budaya lokal,

pemerintah telah menetapkan UU No 25 tahun 2000 mengenai

program peningkatan pangan. Salah satu tujuan program

tersebut memuat tentang upaya meningkatkan keanekaragaman

produksi, ketersediaan konsumsi pangan yang bersumber dari

hortikultura dan produk olahannya dalam upaya menjamin

ketersediaan gizi masyarakat (Nainggolan, 2004). Dari

penjabaran Undang – Undang tersebut kebijakan

penganekargaman pangan dilakukan antara lain dengan

mengembangkan teknologi pengolahan dan produk pangan.

Berdasarkan hal tersebut pengembangan pangan tradisional

diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah produk pangan

tradisional serta frekwensi promosi.

Awal terciptanya bermacam olahan buah nanas ini

disebabkan melimpahnya hasil produksi nenas di Desa Tangkit

Baru yang tidak lagi tertampung oleh pasar sehingga banyak

nenas yang busuk dan terbuang percuma dan hanya menjadi

sampah di pinggir sepanjang jalan Desa Tangkit Baru dan

menimbulkan bau yang tidak sedap. Dari sinilah, beberapa

orang mencoba membuat olahan buah nenas seperti Dodol Nenas,

Salai Nanas, Selai Nenas Goreng dan beberapa variasi olahan

nenas lainnya, hingga pada tahun 1998 mulailah bermunculan

home-home industri yang memproduksi olahan buah nenas dan

jenis makanan lainnya. Hasil produksi Home Industri yang

berada di Desa Tangkit Baru kini sudah banyak di jumpai di

Swalayan-swalayan dan supermarket yang berada di Kota Jambi

dan sekitarnya dengan berbagai jenis olahan yang berbahan

dasar buah nenas.

Pengolahan produk nenas ini merupakan salah satu upaya

untuk menyelamatkan kehilangan hasil panen saat panen raya.

Dalam keadaan segar buah – buahan dengan kadar air yang

cukup tinggi tidak dapat bertahan bila disimpan lama.

Kandungan air yang tinggi akan mengundang mikrooraginsme

untuk tumbuh yang dapat menyebabkan terjadinya pembusukan.

Oleh karena itu untuk menghasilkan produk olahan nenas yang

berkualitas dimulai dari penanganan bahan baku yang baik

sesuai dengan tujuan penggunaan selanjutnya. Nenas yang akan

digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk olahan

harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Karena hal ini akan berpengaruh terhadap hasil akhir

nantinya (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2007). Disamping

itu juga pengananan bahn baku yang baik akan mengurang

kontaminasi sejak awal proses, sehingga pada tahap

selanjutnya kualitas bahan baku dapat dipertahankan.

Permintaan pasar dalam negeri (domestik) terhadap buah

nenas terutama untuk konsumsi buah segar mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan

jumlah penduduk dan makin tingginya kesadaran penduduk akan

nilai gizi dari buah-buahan serta permintaan bahan baku

industri pengolahan buah-buahan. Dilain pihak permintaan

pasar dunia terhadap buah nenas juga terus meningkat cukup

besar, hal ini dapat dilihat dari data BPS yang menyatakan

bahwa permintaan nenas menempati peringkat ke dua setelah

pisang, terutama dalam bentuk kalengan (canning) disamping

buah segar. Di Indonesia penyebaran tanaman nenas sudah

hampir merata di semua daerah, sehingga setiapmlapisan

masyarakat mengenal buah nenas. Hal ini disebabkan kondisi

agroklimatologis di wilayah Indonesia sangat cocok untuk

budidaya nenas. Terbukti di semua provinsi Indonesia sudah

mengembangkan tanaman nenas ini. Daerah produsen nenas

paliig luas adalah Propinsi Jawa Timur mencapai 124.027 ha,

kemudian disusul Sumatera Utara 19.480 ha, Riau 8.469 ha,

Sumatera Selatan 4.833 ha, Jawa Barat 3.465 ha. Sedangkan

propinsi lainnya di bawah 1.500 ha ( Pikiran Rakyat, 2 Mei

1992).

Desa Tangkit Baru, Kecamatan Kurnpeh Ulu, Kabupaten

Batang Hari, Propinsi Jambi adalah salah satu sentra

produksi nanas yang cukup besar, dimana luas lahan yang

ditanami nanas adalah sekitar 660 hektar, desa tersebut

merupakan daerah baru yang penduduknya sebagian besar

berasal dari Sulawesi Selatan (Bugis) dan mempakan

transmigrasi swakarsa mandiri yang cukup sukses dalam

peningkatan pendapatan petaninya melalui budidaya nanas,

sehingga dengan keberhasilannya desa tersebut di daerah

Jambi terkenal dengan desa "agribisnis". Sehubungan dengan

hal tersebut penulis tertarik untuk memilih judul tentang

usaha rumah tangga/agroindustri di Tangkit Baru, Jambi ini.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam proposal ini

adalah sebagai berikut:

- Mengenal tentang tata cara pembuatan dodol

- Upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan oleh pengusaha

agar produksinya meningkat?

- Tata cara apa saja untuk menjalankan usaha dengan

menerapkan fungi manajemen?

1.3 Tujuan dan Manfaat

- Menngetahui tentang asal-usul dodol

- Menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam usaha pembuatan

dodol

- Mengetahui tentang cara pengolahan dodol yang baik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dodol

Dodol merupakan salah satu produk olahan hasil

pertanian yang termasuk dalam jenis makanan yang mempunyai

sifat agak basah sehingga dapat langsung dimakan tanpa

dibasahi terlebih dahulu (rehidrasi) dan cukup kering

sehingga dapat stabil dalam penyimpanan. Dodol termasuk

jenis makanan setengah basah (Intermediate Moisture Food) yang

mempunyai kadar air 10-40 %; Aw 0,70-0,85; tekstur lunak;

mempunyai sifat elastis, dapat langsung dimakan, tidak

memerlukan pendinginan dan tahan lama selama penyimpanan.

(Astawan dan Wahyuni, 1991)

Buah-buahan kadang juga ditambahkan untuk memberikan

rasa yang diinginkan. Dodol yang berkualitas baik adalah

dodol dengan tekstur yang tidak terlalu lembek, bagian luar

mengkilap akibat adanya pelapisan gula atau glazing, rasa yang

khas dan jika mengandung minyak tidak terasa tengik.

Beberapa jenis dodol yang berlemak menjadi tengik akibat

adanya kerja enzim lipase yang tahan panas dan adanya reaksi

oksidasi (Setiawihardja, 1994).

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat dodol terdiri

dari santan kelapa, tepung beras ketan, gula pasir dan

garam. Tepung beras ketan memiliki kadar amilopektin yang

tinggi sehingga memberi sifat elastis pada produk dodol.

Santan yang mengandung lemak memberi efek rasa yang lezat

dan tekstur akan lebih kalis. Sedangkan jenis gula yang

digunakan bisa gula pasir ataupun gula merah. Dalam hal ini

gula akan memberi efek rasa manis, aroma dan warna coklat.

Selain itu gula juga berperan sebagai pengawet dan membantu

dalam pembentukan tekstur.

2.2 Definisi dan Klarifikai Nanas

Nanas merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

banyak disukai masyarakat, karena rasa buahnya yang manis,

lezat dan aroma yang harum dengan warna dan bentuk yang

menarik. Nanas mengandung vitamin C yang tinggi disamping

vitamin A dan Vitamin B serta mineral lainnya. Nilai gizi

nanas yang tinggi berpotensi untuk dikembangkan menjadi

bahan baku industri makanan dan minuman.

Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki

nama ilmiah Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda)

dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggris disebut pineapple

dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina. Nanas berasal dari

Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di domestikasi disana

sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa

nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke

Indonesia pada abad ke-15, (1599). Tanaman ini kini

dipelihara di daerah tropik dan sub tropik. Klasifikasi

tanaman nanas adalah:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)

Ordo : Farinosae (Bromeliales)

Famili : Bromiliaceae

Genus : Ananas

Species : Ananas comosus (L) Merr.

Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan

buah dikenal 4 jenis golongan nanas, yaitu : Cayenne (daun

halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek

berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish

(daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat

dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar,

buah silindris atau seperti piramida). Varietas cultivar

nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan

Cayenne dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di

kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia.

Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini

ragam varietas/cultivar nanas yang dikategorikan unggul

adalah nanas Subang, Bogor dan Palembang (Kementrian Riset

dan Teknologi, 2000). Buah nanas yang sudah masak biasanya

mengeluarkan bau (ganda) nanas. Tanda-tanda lain adalah

jarak mata-mata sudah melebar, tepinya agak membundar dan

agak mendatar (ceper) bentuknya. Untuk jenis-jenis nanas

yang termasuk golongan yang menguning buahnya, kalau masak

dapat juga dipergunakan warna dari buah itu. Untuk jenis-

jenis nanas yang termasuk golongan yang tidak menguning

kulit buahnya dengan sendirinya perubahan warna kulit tidak

dapat diginakan sebagai tanda tentang kemasakan buah Buah

nanas yang telah matang tidak tahan lama, 4-5 hari setelah

panen sudah mulai membusuk. Bagian yang dapat dimakan buah

nanas mengandung air sebanyak 85%, protein 0,4%, gula 14%,

lemak 0,1%, serat 0,5%, serta banyak mengandung vitamin A

dan B.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan Usaha

3.1.1 Perencanaan Jenis Usaha

Jenis usaha yang dijalankan adalah bersifat home

industry dengan kondisi lingkungan yang digunakan adalah

berupa rumah kecil yang dilengkapi dengan dapur untuk

memasak dan ruko kecil untuk menampung tempat usaha

pembuatan dodol nanas. Usaha yang dikerjakan adalah berupa

makanan khas betawi yaitu dodol, namun yang berbeda adalah

dodol dengan bahan baku nanas yang mempunyai cita rasa yang

berbeda antara rasa manis dan rasa asam dari nanas muda itu

sendiri. Dengan dibuatnya dodol dengan cita rasa yang

berbeda ini akan menambah makanan khas dar:i Indonesia yang

nanantinya akan menjadi makanan oleh-oleh bagi para

wisatawan yang berkunjung ke Kota Jambi.

3.1.2 Perencanaan Tempat Usaha

Usaha dodol nanas ini rencananya akan dikerjakan

didaerah Desa Tangkit Baru ysng mempunyai sumber daya nanas

yang melimpah. Nanas didaerah Desa Tangkit Baru ini

terkadang tidak terjual habis akibat panen yang berlebihan

dan tidak dapat lagi tertampung oleh pasar. Maka dari itu

saya ingin membangun usaha didaerah Desa Tangkit Baru.

Selain itu usaha dodol nanas ini didaerah Desa Tangkit Baru

tidak banyak memiliki pesaing.

3.1.3 Perencanaan Modal Usaha

Modal awal usaha tahun pertama dalam menjalankan

usahanya adalah Rp 2000.000. usaha yang dijalankan pertama

kali masih merupakan usaha kecil yanng hanya bisa memasarkan

kewarung sekitar rumah karena dodol nanas ini belum bisa

bertahan lama. Dengan beberapa tahun percobaan maka mulai

didapatkan formulasi dodol yang dapat bertahan lama. Modal

yang didapatkan adalah dari hasil tabungan sendiri dan bukan

didapat dari bantuan pemerintah maupun bank.

Pada tahun ke2 usaha pembuatan dodol nanas ini menjadi

meningkat sehingga diperlukan alat-alat yang canggih yang

dapat membuat dodol secara efektif dan efisisen sehingga

dibuatlah pembuatan pengadukan dodol menggunakan gardan

mobil.

Setelah tahun ke 5 mulai membangun usaha yang besar

dengan menyiapkan gedung, alat-alat pemasaran dan pengolahan

dodol nanas. Total keseluruhan modal yang dikeluarkan untuk

pembangunan ini sebesar Rp 100.000.000 dana yang didapat

merupakan tabungan dari beberapa hasil jualan selama

beberapa tahun bisa juga didapatkan dari bantuan pemerintah

maupun Bank.

3.1.4 Perencanaan Pemasaran

Jumlah bahan baku yang direncanakan dalam satu kali

produksi adalah 70 kg dengan menghasilkan 35 kg dodol nanas.

Rencana pemasara ini akan dilakukan ke kota Besar seperti

pusat kota Jambi,Pekanbaru dan Batam.

Pemasaran pertamakali usaha yaitu melalui penitipan

dodol nanas diwarung-warung sekitar rumah. Pada tahun

pertama mulai berproduksi skala besar dengan menjual hasil

olahan dodol nanas kekota dan ruko-ruko besar. Pada tahun

kelima mulai memasarkan dodol nanasnya ke Pekanbaru dengan

menggunakan label penjualan yang ada di Pekanbaru. Perlunya

memiliki mitra kerja dengan hanya memberikan bahan olahan

yang telah jadi kepada pengusah yang ada di Pekanbaru tanpa

memasarkan secara langsung. Hal ini dilakukan untuk

memudahkan pemasaran dengan cara memakai label yang telah

dikenal oleh masyarakat yang ada di Pekanbaru. Pada akhir

tahun ini rencana pemasaran dodol nanas akan mulai

ditingkatkan dengan carta menjual dodol nanas ke daerah

Batam dengan metode yang sama seperti penjualan ke

Pekanbaru.

3.2 Pengorganisasian

3.2.1 Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Alam ( SDA ) untuk proses pengolahan dodol

nanas didapatkan dari sekitar lingkungan Desa Tangkit Baru

dan dari lahan pribadi yang dimiliki. Untuk sumber daya

manusia ( SDM ) didapatkan dari Desa Tangkit Baru dan dari

keluarga . Pada awalnya SDM ini perlu dilatih untuk

mendapatkan hasil kerja yang baik yang sesuai dengan standar

yang ditetapkan oleh perusahaan. SDM yang digunakan sebagian

besar adalah wanita yang masih muda yang memiliki semangat

kerja yang tinggi. SDM terlebih dahulu harus dilatih untuk

membuat dodol yang baik.

Aspek Organisasi/Manajemen

Struktur usaha ini sangat sederhana yaitu terdiri

pemilik usaha/pemodal , manajer dan 3 pekerja. Dan pemilihan

bentuk organisasi yang dilili pun adalag organisasi garis

atau lini. Adapun struktur organisasinya adalah sebagai

berikut :

Untuk skala home industry saya menyusun organisasi dengan

menggunakan 4 susunan pekerja dan saya sendiri sebagai

pimpian perusahaan. Pekerja yang digunakn untuk pengolahan

bahan baku berjumlah 2 orang, 1 orang pengemasan dan 1 orang

PEMILIK USAHAMANAJER/

administrasiPengolahan Bahan

bakupengemasa

npemasara

n

sebagai pemasaran. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban

pekerja agar tidak memiliki kerja ganda dan mulai

berkonsentrasi pad tugas masing-masing agar usaha yang

dijalankan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

3.3 Pelaksanaan (Actuacting)

3.3.1 Pengolahan Bahan Baku

Dodol atau jenang adalah makanan ringan yang disukai

banyak kalangan. Karena kandungan airnya relatif rendah,

tingkat keawetannya makin tinggi.

Lamanya daya simpan dodol ini juga banyak dipengaruhi oleh

komposisi bahan penyusunnya, aktivitas mikrobia, teknologi

pengolahan dengan sanitasinya, sistem pengemasan yang

digunakan dan penggunaan bahan pengawet. 

Dalam pengolahannya, makanan semi basah merupakan suatu 

jenis makanan dengan menggunakan bahan pencampur yaitu

tepung beras ketan. Tepung beras ketan ini digunakan sebagai

bahan campuran dan bahan pengikat agar diperoleh tekstur

yang dikehendaki.

Alat

Mesin pengaduk

Alat penggiling

Pisau

Tungku pembakaran

Cetakan/ baki

Timbangan

Bahan

Nanas 70 kg

Tepung 7 kg

Garan ¼ ons

Mentega 2 ons

Gula 20 kg

Cara pembuatan

1. Kupas kulit Nanas dan hilangkan matanya kemudian dicuci

dan dipotong kecil agar mudah dilakukan penggilingan/

penghancuran.

2. Daging nanas dihancurkan dengan cara diparut atau

diblender. Campurkan nanas yang sudah dihancurkan, dengan

tepung beras dan garam.

3. Setelah adonan mulai mengental , dan kadar airnya habis,

masukkan gula putih. Tunggu hingga gulanya benar larut. 

4. Aduk adonan menggunakan adonan mesin selama 8 jam secara

terus menerus

5. Angkat dan masukkan dalam cetakan.Diamkan hingga 24 jam

Bila sudah dingin, dipotong-potong dengan ukuran menurut

permintaan pasar, kemudian dikemas dengan plastik.

Untuk dodol nanas dari 70 kg nanas yang di olah, akan

menghasilkan dodol yang telah jadi sebanyak 35 kg

perharinya,

Setelah dilakukan pengolahan dodol kemudian dilakukan

pengemasan oleh satu orang sesuai organisasi yang dibuat.

Setelah dilakukan pengemasan menjadi beberapa jenis dan

bentuk kemudian dodol dipasarkan ketempat-tempat yang telah

ditentukan seperti ruko-ruko yang berada dikota untuk wisata

oleh-oleh kemudian menyiapkan kemasan yang nantinya akan

dipasarkan kekota-kota besar diluar kota Jambi .

3.4 Pengawasan (Controling)

3.4.1 Masalah yang Dihadapi Dalam Usaha Dodol Nanas

Untuk proses pengolahan dodol nanas tidak banyak

masalah yang dihadapai. Masalah yang hadir dalam proses

produksi adalah bahan baku untuk pembuatan dodol yaitu

sulitnya mendapatkan nanas yang baik dan matang secara

fisiologis. Masalah lain yaitu dalam pengemasan, pengemasan

yang dilakukan oleh masih bersifat manual sehingga dalam

pengemasan sering kali terlambat dari permintaan pasar.

Kemudian resiko yang ada pada usaha ini adalah perbedaan

harga disektor kemasan antara plastik dan kemasan kertas.

Masalahnya masih dicoba untuk diatasi oleh bapak Basolintang

dengan cara menaikkan harga kemasan kertas yang dinilai

lebih banyak memakan biaya produksi.

Untuk itulah dalam pengawasan ini harus mengetahui masalh

yang dihadapi agar dapat mengurangi resiko dan masalah yang

dihadapi.

3.4.2Analisis S.W.O.T

a. Strength ( Kekuatan )

Kekuatan yang dimiliki saya nantinya berupa pengalaman

yang banyak dari hasil belajarnya secara otodidak maupun

dari hasil studi bandingnya yang dikirim oleh Dinas Jambi

untuk mengikuti pelatihan pembuatan dodol di Garut Jawa

Tengah. Kekuatan lain yang dimiliki berupa jaringan yang

kuat dan mempunyai banyak teman dan kenalan sehingga

memudahkan dalam pemasaran produk dodol nanas hingga keluar

kota.

b. Weaknees ( Kelemahan )

Kelemahan yang ada pada produk dodol nanas ini terdapat

pada lamanya proses produksi yang sebagian besar masih

mengandalkan tenaga manual dalam pengemasan.

c. Opportunity ( Peluang )

peluang yang ada dalam usaha pembuatan dodol nanas ini

masih besar jika dilihat dari permintaan. Permintaan akan

dodol nanas ini masih sangat besar namun pengusaha untuk

pembuatan dodol nanas ini masih minim

d. Threats ( Ancaman )

Ancaman terletak pada saat krisisnya buah nanas pada

musim trek buah nanas yang terjadi penurunan penjualan.

3.4.3 Pengawasan Terhadap Karyawan

Dalam melakukan usaha dodol nanas ini kita harus selalu

mengontrol hasil kerja setiap waktu seperti pengawasan

pengolahan bahan baku, modal masuk dan modal keluar kemudian

tujuan pemasaran. Untuk karyawan sendiri untuk meningkatkan

kinerjanya diperlukan dorongan semangat. Untuk dorongan

semangat ini saya akan memberikan reward kepada para

karyawan dan pemberian dodol nanas setiap minggunya kepada

pegawai agar pegawai selalu semangat dalam bekerja.

3.4.4 Pengawasan Aspek Finansial atau KeuanganModal untuk usaha dodol dan selai nenas ini plus biaya

operasi selama 1 bulan pertama adalah Rp 100.000.000 dengan

laba bersih 9 juta per bulannya. Sehingga usaha akan

BEP( Break Event Point) pada bulan ke 12 (10 jta x 10 = 100

jt). Kurun waktu untuk pulang pokok adalah 10 bulan atau

bisa dikatakan bahwa PP adalah kurang dari 1 tahun,

sedangkan nilai ekonomis dari peralatan adalah 5 tahun.

Dapat disimpulkan bahwa PP lebih kecil dari umur investasi

sehingga usaha ini dinilai dari PP-nya adalah baik.

- Perhitungan keuntungan bersih per bulan= omset –

biaya operasi

= Rp 33.000.000 – Rp

23.000.000

= Rp 10.000.000

Dan keuntungan bersih per tahun adalah 10.000.000 x 12 = Rp

120.000.000

Membandingkan dengan rate on return , Rata-rata EAT=

100.000.000

Rata-rata investasi = Rp 90.000.000/2

= Rp 45.000.000

ARR = 100.0000 / 45.000.000

= 22 %

Diketahui bahwa total PV = Rp 200.000.000, sehingga dapat

dihitung NPV = PV – Investasi

= 200.000.000 – 90.000.000

= Rp 110.000.000

Dengan demikian usaha yang dilakukan dikatakan layak karena

hasil NPV adalah positif yaitu Rp. 110.000.000,-.

BAB VI

PENUTUP

Memenuhi komitmen ketahanan pangan yang berbasis pada

sumberdaya pangan, kelembagaan pangan dan budaya lokal,

pemerintah telah menetapkan UU No 25 tahun 2000 mengenai

program peningkatan pangan. Tangkit Baru merupakan kawasan

sentra Home Industri khususnya untuk olahan buah nenas, yang

masih termasuk daerah Kec. Sungai Gelam, Kab. Muaro Jambi,

Prov. Jambi. lebih kurang 15 km dari pusat kota Jambi. Awal

terciptanya bermacam olahan buah nanas ini disebabkan

melimpahnya hasil produksi nenas di Desa Tangkit Baru yang

tidak lagi tertampung oleh pasar sehingga banyak nenas yang

busuk dan terbuang percuma dan hanya menjadi sampah di

pinggir sepanjang jalan Desa Tangkit Baru dan menimbulkan

bau yang tidak sedap. Dari sinilah, beberapa orang mencoba

membuat olahan buah nenas seperti Dodol Nenas, Salai Nanas,

Selai Nenas Goreng dan beberapa variasi olahan nenas

lainnya, hingga pada tahun 1998 mulailah bermunculan home-

home industri yang memproduksi olahan buah nenas dan jenis

makanan lainnya.

Berdasarkan analisis usaha study kelayakan yang sudah

dibuat bahwa usaha dodol nenas milik H. Baso Lintang layak

untuk dilakukan dan dikembangkan karena memberikan NPV yang

positif.