manajemen pengolahan dodol nanas
TRANSCRIPT
TUGAS MANAJEMEN PENGOLAHAN HASIL PANGAN
“MANAJEMEN PENGOLAHAN DODOL NANAS”
DI SUSUN OLEH
RANDIKA HERMAWAN D0B012019 – 2012
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya yang selalu
menyertai kita sehingga kami bisa menyelesaikan proposal
ini. Proposal ini kami buat tujuannya adalah untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pengolahan Hasil
Pangan yang diberikan oleh dosen pengampuh. Selain itu
tujuan kami adalah untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang
kelayakan usaha di industri rumah tangga khususnya untuk
usaha dodol nenas.
Di dalam laporan ini memuat tentang manajemen pembuatan
dodol nanas . Dengan adanya laporan ini diharapkan para
pembaca mendapatkan informasi yang jelas dan bermanfaat.
Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
konstruktif dalam penyempurnaan penulisan proposal ini.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memenuhi komitmen ketahanan pangan yang berbasis pada
sumberdaya pangan, kelembagaan pangan dan budaya lokal,
pemerintah telah menetapkan UU No 25 tahun 2000 mengenai
program peningkatan pangan. Salah satu tujuan program
tersebut memuat tentang upaya meningkatkan keanekaragaman
produksi, ketersediaan konsumsi pangan yang bersumber dari
hortikultura dan produk olahannya dalam upaya menjamin
ketersediaan gizi masyarakat (Nainggolan, 2004). Dari
penjabaran Undang – Undang tersebut kebijakan
penganekargaman pangan dilakukan antara lain dengan
mengembangkan teknologi pengolahan dan produk pangan.
Berdasarkan hal tersebut pengembangan pangan tradisional
diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah produk pangan
tradisional serta frekwensi promosi.
Awal terciptanya bermacam olahan buah nanas ini
disebabkan melimpahnya hasil produksi nenas di Desa Tangkit
Baru yang tidak lagi tertampung oleh pasar sehingga banyak
nenas yang busuk dan terbuang percuma dan hanya menjadi
sampah di pinggir sepanjang jalan Desa Tangkit Baru dan
menimbulkan bau yang tidak sedap. Dari sinilah, beberapa
orang mencoba membuat olahan buah nenas seperti Dodol Nenas,
Salai Nanas, Selai Nenas Goreng dan beberapa variasi olahan
nenas lainnya, hingga pada tahun 1998 mulailah bermunculan
home-home industri yang memproduksi olahan buah nenas dan
jenis makanan lainnya. Hasil produksi Home Industri yang
berada di Desa Tangkit Baru kini sudah banyak di jumpai di
Swalayan-swalayan dan supermarket yang berada di Kota Jambi
dan sekitarnya dengan berbagai jenis olahan yang berbahan
dasar buah nenas.
Pengolahan produk nenas ini merupakan salah satu upaya
untuk menyelamatkan kehilangan hasil panen saat panen raya.
Dalam keadaan segar buah – buahan dengan kadar air yang
cukup tinggi tidak dapat bertahan bila disimpan lama.
Kandungan air yang tinggi akan mengundang mikrooraginsme
untuk tumbuh yang dapat menyebabkan terjadinya pembusukan.
Oleh karena itu untuk menghasilkan produk olahan nenas yang
berkualitas dimulai dari penanganan bahan baku yang baik
sesuai dengan tujuan penggunaan selanjutnya. Nenas yang akan
digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk olahan
harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Karena hal ini akan berpengaruh terhadap hasil akhir
nantinya (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2007). Disamping
itu juga pengananan bahn baku yang baik akan mengurang
kontaminasi sejak awal proses, sehingga pada tahap
selanjutnya kualitas bahan baku dapat dipertahankan.
Permintaan pasar dalam negeri (domestik) terhadap buah
nenas terutama untuk konsumsi buah segar mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk dan makin tingginya kesadaran penduduk akan
nilai gizi dari buah-buahan serta permintaan bahan baku
industri pengolahan buah-buahan. Dilain pihak permintaan
pasar dunia terhadap buah nenas juga terus meningkat cukup
besar, hal ini dapat dilihat dari data BPS yang menyatakan
bahwa permintaan nenas menempati peringkat ke dua setelah
pisang, terutama dalam bentuk kalengan (canning) disamping
buah segar. Di Indonesia penyebaran tanaman nenas sudah
hampir merata di semua daerah, sehingga setiapmlapisan
masyarakat mengenal buah nenas. Hal ini disebabkan kondisi
agroklimatologis di wilayah Indonesia sangat cocok untuk
budidaya nenas. Terbukti di semua provinsi Indonesia sudah
mengembangkan tanaman nenas ini. Daerah produsen nenas
paliig luas adalah Propinsi Jawa Timur mencapai 124.027 ha,
kemudian disusul Sumatera Utara 19.480 ha, Riau 8.469 ha,
Sumatera Selatan 4.833 ha, Jawa Barat 3.465 ha. Sedangkan
propinsi lainnya di bawah 1.500 ha ( Pikiran Rakyat, 2 Mei
1992).
Desa Tangkit Baru, Kecamatan Kurnpeh Ulu, Kabupaten
Batang Hari, Propinsi Jambi adalah salah satu sentra
produksi nanas yang cukup besar, dimana luas lahan yang
ditanami nanas adalah sekitar 660 hektar, desa tersebut
merupakan daerah baru yang penduduknya sebagian besar
berasal dari Sulawesi Selatan (Bugis) dan mempakan
transmigrasi swakarsa mandiri yang cukup sukses dalam
peningkatan pendapatan petaninya melalui budidaya nanas,
sehingga dengan keberhasilannya desa tersebut di daerah
Jambi terkenal dengan desa "agribisnis". Sehubungan dengan
hal tersebut penulis tertarik untuk memilih judul tentang
usaha rumah tangga/agroindustri di Tangkit Baru, Jambi ini.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam proposal ini
adalah sebagai berikut:
- Mengenal tentang tata cara pembuatan dodol
- Upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan oleh pengusaha
agar produksinya meningkat?
- Tata cara apa saja untuk menjalankan usaha dengan
menerapkan fungi manajemen?
1.3 Tujuan dan Manfaat
- Menngetahui tentang asal-usul dodol
- Menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam usaha pembuatan
dodol
- Mengetahui tentang cara pengolahan dodol yang baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Dodol
Dodol merupakan salah satu produk olahan hasil
pertanian yang termasuk dalam jenis makanan yang mempunyai
sifat agak basah sehingga dapat langsung dimakan tanpa
dibasahi terlebih dahulu (rehidrasi) dan cukup kering
sehingga dapat stabil dalam penyimpanan. Dodol termasuk
jenis makanan setengah basah (Intermediate Moisture Food) yang
mempunyai kadar air 10-40 %; Aw 0,70-0,85; tekstur lunak;
mempunyai sifat elastis, dapat langsung dimakan, tidak
memerlukan pendinginan dan tahan lama selama penyimpanan.
(Astawan dan Wahyuni, 1991)
Buah-buahan kadang juga ditambahkan untuk memberikan
rasa yang diinginkan. Dodol yang berkualitas baik adalah
dodol dengan tekstur yang tidak terlalu lembek, bagian luar
mengkilap akibat adanya pelapisan gula atau glazing, rasa yang
khas dan jika mengandung minyak tidak terasa tengik.
Beberapa jenis dodol yang berlemak menjadi tengik akibat
adanya kerja enzim lipase yang tahan panas dan adanya reaksi
oksidasi (Setiawihardja, 1994).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat dodol terdiri
dari santan kelapa, tepung beras ketan, gula pasir dan
garam. Tepung beras ketan memiliki kadar amilopektin yang
tinggi sehingga memberi sifat elastis pada produk dodol.
Santan yang mengandung lemak memberi efek rasa yang lezat
dan tekstur akan lebih kalis. Sedangkan jenis gula yang
digunakan bisa gula pasir ataupun gula merah. Dalam hal ini
gula akan memberi efek rasa manis, aroma dan warna coklat.
Selain itu gula juga berperan sebagai pengawet dan membantu
dalam pembentukan tekstur.
2.2 Definisi dan Klarifikai Nanas
Nanas merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
banyak disukai masyarakat, karena rasa buahnya yang manis,
lezat dan aroma yang harum dengan warna dan bentuk yang
menarik. Nanas mengandung vitamin C yang tinggi disamping
vitamin A dan Vitamin B serta mineral lainnya. Nilai gizi
nanas yang tinggi berpotensi untuk dikembangkan menjadi
bahan baku industri makanan dan minuman.
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki
nama ilmiah Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda)
dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggris disebut pineapple
dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina. Nanas berasal dari
Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di domestikasi disana
sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa
nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke
Indonesia pada abad ke-15, (1599). Tanaman ini kini
dipelihara di daerah tropik dan sub tropik. Klasifikasi
tanaman nanas adalah:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L) Merr.
Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan
buah dikenal 4 jenis golongan nanas, yaitu : Cayenne (daun
halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek
berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish
(daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat
dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar,
buah silindris atau seperti piramida). Varietas cultivar
nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan
Cayenne dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di
kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia.
Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini
ragam varietas/cultivar nanas yang dikategorikan unggul
adalah nanas Subang, Bogor dan Palembang (Kementrian Riset
dan Teknologi, 2000). Buah nanas yang sudah masak biasanya
mengeluarkan bau (ganda) nanas. Tanda-tanda lain adalah
jarak mata-mata sudah melebar, tepinya agak membundar dan
agak mendatar (ceper) bentuknya. Untuk jenis-jenis nanas
yang termasuk golongan yang menguning buahnya, kalau masak
dapat juga dipergunakan warna dari buah itu. Untuk jenis-
jenis nanas yang termasuk golongan yang tidak menguning
kulit buahnya dengan sendirinya perubahan warna kulit tidak
dapat diginakan sebagai tanda tentang kemasakan buah Buah
nanas yang telah matang tidak tahan lama, 4-5 hari setelah
panen sudah mulai membusuk. Bagian yang dapat dimakan buah
nanas mengandung air sebanyak 85%, protein 0,4%, gula 14%,
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Perencanaan Usaha
3.1.1 Perencanaan Jenis Usaha
Jenis usaha yang dijalankan adalah bersifat home
industry dengan kondisi lingkungan yang digunakan adalah
berupa rumah kecil yang dilengkapi dengan dapur untuk
memasak dan ruko kecil untuk menampung tempat usaha
pembuatan dodol nanas. Usaha yang dikerjakan adalah berupa
makanan khas betawi yaitu dodol, namun yang berbeda adalah
dodol dengan bahan baku nanas yang mempunyai cita rasa yang
berbeda antara rasa manis dan rasa asam dari nanas muda itu
sendiri. Dengan dibuatnya dodol dengan cita rasa yang
berbeda ini akan menambah makanan khas dar:i Indonesia yang
nanantinya akan menjadi makanan oleh-oleh bagi para
wisatawan yang berkunjung ke Kota Jambi.
3.1.2 Perencanaan Tempat Usaha
Usaha dodol nanas ini rencananya akan dikerjakan
didaerah Desa Tangkit Baru ysng mempunyai sumber daya nanas
yang melimpah. Nanas didaerah Desa Tangkit Baru ini
terkadang tidak terjual habis akibat panen yang berlebihan
dan tidak dapat lagi tertampung oleh pasar. Maka dari itu
saya ingin membangun usaha didaerah Desa Tangkit Baru.
Selain itu usaha dodol nanas ini didaerah Desa Tangkit Baru
tidak banyak memiliki pesaing.
3.1.3 Perencanaan Modal Usaha
Modal awal usaha tahun pertama dalam menjalankan
usahanya adalah Rp 2000.000. usaha yang dijalankan pertama
kali masih merupakan usaha kecil yanng hanya bisa memasarkan
kewarung sekitar rumah karena dodol nanas ini belum bisa
bertahan lama. Dengan beberapa tahun percobaan maka mulai
didapatkan formulasi dodol yang dapat bertahan lama. Modal
yang didapatkan adalah dari hasil tabungan sendiri dan bukan
didapat dari bantuan pemerintah maupun bank.
Pada tahun ke2 usaha pembuatan dodol nanas ini menjadi
meningkat sehingga diperlukan alat-alat yang canggih yang
dapat membuat dodol secara efektif dan efisisen sehingga
dibuatlah pembuatan pengadukan dodol menggunakan gardan
mobil.
Setelah tahun ke 5 mulai membangun usaha yang besar
dengan menyiapkan gedung, alat-alat pemasaran dan pengolahan
dodol nanas. Total keseluruhan modal yang dikeluarkan untuk
pembangunan ini sebesar Rp 100.000.000 dana yang didapat
merupakan tabungan dari beberapa hasil jualan selama
beberapa tahun bisa juga didapatkan dari bantuan pemerintah
maupun Bank.
3.1.4 Perencanaan Pemasaran
Jumlah bahan baku yang direncanakan dalam satu kali
produksi adalah 70 kg dengan menghasilkan 35 kg dodol nanas.
Rencana pemasara ini akan dilakukan ke kota Besar seperti
pusat kota Jambi,Pekanbaru dan Batam.
Pemasaran pertamakali usaha yaitu melalui penitipan
dodol nanas diwarung-warung sekitar rumah. Pada tahun
pertama mulai berproduksi skala besar dengan menjual hasil
olahan dodol nanas kekota dan ruko-ruko besar. Pada tahun
kelima mulai memasarkan dodol nanasnya ke Pekanbaru dengan
menggunakan label penjualan yang ada di Pekanbaru. Perlunya
memiliki mitra kerja dengan hanya memberikan bahan olahan
yang telah jadi kepada pengusah yang ada di Pekanbaru tanpa
memasarkan secara langsung. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan pemasaran dengan cara memakai label yang telah
dikenal oleh masyarakat yang ada di Pekanbaru. Pada akhir
tahun ini rencana pemasaran dodol nanas akan mulai
ditingkatkan dengan carta menjual dodol nanas ke daerah
Batam dengan metode yang sama seperti penjualan ke
Pekanbaru.
3.2 Pengorganisasian
3.2.1 Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Alam ( SDA ) untuk proses pengolahan dodol
nanas didapatkan dari sekitar lingkungan Desa Tangkit Baru
dan dari lahan pribadi yang dimiliki. Untuk sumber daya
manusia ( SDM ) didapatkan dari Desa Tangkit Baru dan dari
keluarga . Pada awalnya SDM ini perlu dilatih untuk
mendapatkan hasil kerja yang baik yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh perusahaan. SDM yang digunakan sebagian
besar adalah wanita yang masih muda yang memiliki semangat
kerja yang tinggi. SDM terlebih dahulu harus dilatih untuk
membuat dodol yang baik.
Aspek Organisasi/Manajemen
Struktur usaha ini sangat sederhana yaitu terdiri
pemilik usaha/pemodal , manajer dan 3 pekerja. Dan pemilihan
bentuk organisasi yang dilili pun adalag organisasi garis
atau lini. Adapun struktur organisasinya adalah sebagai
berikut :
Untuk skala home industry saya menyusun organisasi dengan
menggunakan 4 susunan pekerja dan saya sendiri sebagai
pimpian perusahaan. Pekerja yang digunakn untuk pengolahan
bahan baku berjumlah 2 orang, 1 orang pengemasan dan 1 orang
PEMILIK USAHAMANAJER/
administrasiPengolahan Bahan
bakupengemasa
npemasara
n
sebagai pemasaran. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban
pekerja agar tidak memiliki kerja ganda dan mulai
berkonsentrasi pad tugas masing-masing agar usaha yang
dijalankan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
3.3 Pelaksanaan (Actuacting)
3.3.1 Pengolahan Bahan Baku
Dodol atau jenang adalah makanan ringan yang disukai
banyak kalangan. Karena kandungan airnya relatif rendah,
tingkat keawetannya makin tinggi.
Lamanya daya simpan dodol ini juga banyak dipengaruhi oleh
komposisi bahan penyusunnya, aktivitas mikrobia, teknologi
pengolahan dengan sanitasinya, sistem pengemasan yang
digunakan dan penggunaan bahan pengawet.
Dalam pengolahannya, makanan semi basah merupakan suatu
jenis makanan dengan menggunakan bahan pencampur yaitu
tepung beras ketan. Tepung beras ketan ini digunakan sebagai
bahan campuran dan bahan pengikat agar diperoleh tekstur
yang dikehendaki.
Alat
Mesin pengaduk
Alat penggiling
Pisau
Tungku pembakaran
Cetakan/ baki
Timbangan
Bahan
Nanas 70 kg
Tepung 7 kg
Garan ¼ ons
Mentega 2 ons
Gula 20 kg
Cara pembuatan
1. Kupas kulit Nanas dan hilangkan matanya kemudian dicuci
dan dipotong kecil agar mudah dilakukan penggilingan/
penghancuran.
2. Daging nanas dihancurkan dengan cara diparut atau
diblender. Campurkan nanas yang sudah dihancurkan, dengan
tepung beras dan garam.
3. Setelah adonan mulai mengental , dan kadar airnya habis,
masukkan gula putih. Tunggu hingga gulanya benar larut.
4. Aduk adonan menggunakan adonan mesin selama 8 jam secara
terus menerus
5. Angkat dan masukkan dalam cetakan.Diamkan hingga 24 jam
Bila sudah dingin, dipotong-potong dengan ukuran menurut
permintaan pasar, kemudian dikemas dengan plastik.
Untuk dodol nanas dari 70 kg nanas yang di olah, akan
menghasilkan dodol yang telah jadi sebanyak 35 kg
perharinya,
Setelah dilakukan pengolahan dodol kemudian dilakukan
pengemasan oleh satu orang sesuai organisasi yang dibuat.
Setelah dilakukan pengemasan menjadi beberapa jenis dan
bentuk kemudian dodol dipasarkan ketempat-tempat yang telah
ditentukan seperti ruko-ruko yang berada dikota untuk wisata
oleh-oleh kemudian menyiapkan kemasan yang nantinya akan
dipasarkan kekota-kota besar diluar kota Jambi .
3.4 Pengawasan (Controling)
3.4.1 Masalah yang Dihadapi Dalam Usaha Dodol Nanas
Untuk proses pengolahan dodol nanas tidak banyak
masalah yang dihadapai. Masalah yang hadir dalam proses
produksi adalah bahan baku untuk pembuatan dodol yaitu
sulitnya mendapatkan nanas yang baik dan matang secara
fisiologis. Masalah lain yaitu dalam pengemasan, pengemasan
yang dilakukan oleh masih bersifat manual sehingga dalam
pengemasan sering kali terlambat dari permintaan pasar.
Kemudian resiko yang ada pada usaha ini adalah perbedaan
harga disektor kemasan antara plastik dan kemasan kertas.
Masalahnya masih dicoba untuk diatasi oleh bapak Basolintang
dengan cara menaikkan harga kemasan kertas yang dinilai
lebih banyak memakan biaya produksi.
Untuk itulah dalam pengawasan ini harus mengetahui masalh
yang dihadapi agar dapat mengurangi resiko dan masalah yang
dihadapi.
3.4.2Analisis S.W.O.T
a. Strength ( Kekuatan )
Kekuatan yang dimiliki saya nantinya berupa pengalaman
yang banyak dari hasil belajarnya secara otodidak maupun
dari hasil studi bandingnya yang dikirim oleh Dinas Jambi
untuk mengikuti pelatihan pembuatan dodol di Garut Jawa
Tengah. Kekuatan lain yang dimiliki berupa jaringan yang
kuat dan mempunyai banyak teman dan kenalan sehingga
memudahkan dalam pemasaran produk dodol nanas hingga keluar
kota.
b. Weaknees ( Kelemahan )
Kelemahan yang ada pada produk dodol nanas ini terdapat
pada lamanya proses produksi yang sebagian besar masih
mengandalkan tenaga manual dalam pengemasan.
c. Opportunity ( Peluang )
peluang yang ada dalam usaha pembuatan dodol nanas ini
masih besar jika dilihat dari permintaan. Permintaan akan
dodol nanas ini masih sangat besar namun pengusaha untuk
pembuatan dodol nanas ini masih minim
d. Threats ( Ancaman )
Ancaman terletak pada saat krisisnya buah nanas pada
musim trek buah nanas yang terjadi penurunan penjualan.
3.4.3 Pengawasan Terhadap Karyawan
Dalam melakukan usaha dodol nanas ini kita harus selalu
mengontrol hasil kerja setiap waktu seperti pengawasan
pengolahan bahan baku, modal masuk dan modal keluar kemudian
tujuan pemasaran. Untuk karyawan sendiri untuk meningkatkan
kinerjanya diperlukan dorongan semangat. Untuk dorongan
semangat ini saya akan memberikan reward kepada para
karyawan dan pemberian dodol nanas setiap minggunya kepada
pegawai agar pegawai selalu semangat dalam bekerja.
3.4.4 Pengawasan Aspek Finansial atau KeuanganModal untuk usaha dodol dan selai nenas ini plus biaya
operasi selama 1 bulan pertama adalah Rp 100.000.000 dengan
laba bersih 9 juta per bulannya. Sehingga usaha akan
BEP( Break Event Point) pada bulan ke 12 (10 jta x 10 = 100
jt). Kurun waktu untuk pulang pokok adalah 10 bulan atau
bisa dikatakan bahwa PP adalah kurang dari 1 tahun,
sedangkan nilai ekonomis dari peralatan adalah 5 tahun.
Dapat disimpulkan bahwa PP lebih kecil dari umur investasi
sehingga usaha ini dinilai dari PP-nya adalah baik.
- Perhitungan keuntungan bersih per bulan= omset –
biaya operasi
= Rp 33.000.000 – Rp
23.000.000
= Rp 10.000.000
Dan keuntungan bersih per tahun adalah 10.000.000 x 12 = Rp
120.000.000
Membandingkan dengan rate on return , Rata-rata EAT=
100.000.000
Rata-rata investasi = Rp 90.000.000/2
= Rp 45.000.000
ARR = 100.0000 / 45.000.000
= 22 %
Diketahui bahwa total PV = Rp 200.000.000, sehingga dapat
dihitung NPV = PV – Investasi
= 200.000.000 – 90.000.000
= Rp 110.000.000
Dengan demikian usaha yang dilakukan dikatakan layak karena
hasil NPV adalah positif yaitu Rp. 110.000.000,-.
BAB VI
PENUTUP
Memenuhi komitmen ketahanan pangan yang berbasis pada
sumberdaya pangan, kelembagaan pangan dan budaya lokal,
pemerintah telah menetapkan UU No 25 tahun 2000 mengenai
program peningkatan pangan. Tangkit Baru merupakan kawasan
sentra Home Industri khususnya untuk olahan buah nenas, yang
masih termasuk daerah Kec. Sungai Gelam, Kab. Muaro Jambi,
Prov. Jambi. lebih kurang 15 km dari pusat kota Jambi. Awal
terciptanya bermacam olahan buah nanas ini disebabkan
melimpahnya hasil produksi nenas di Desa Tangkit Baru yang
tidak lagi tertampung oleh pasar sehingga banyak nenas yang
busuk dan terbuang percuma dan hanya menjadi sampah di
pinggir sepanjang jalan Desa Tangkit Baru dan menimbulkan
bau yang tidak sedap. Dari sinilah, beberapa orang mencoba
membuat olahan buah nenas seperti Dodol Nenas, Salai Nanas,
Selai Nenas Goreng dan beberapa variasi olahan nenas
lainnya, hingga pada tahun 1998 mulailah bermunculan home-
home industri yang memproduksi olahan buah nenas dan jenis
makanan lainnya.
Berdasarkan analisis usaha study kelayakan yang sudah
dibuat bahwa usaha dodol nenas milik H. Baso Lintang layak
untuk dilakukan dan dikembangkan karena memberikan NPV yang
positif.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Dodol
http://jonipertaniaan2012.wordpress.com/2012/12/23/nanas/
http://farhan24.blogspot.com/2011/11/pengertian-
manajemen.html
http://shymphonyatnight.blogspot.com/2009/12/definisi-
manajemen-umum.html
http://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/07/03/manajemen-
finansial/